Sop Tentang TB Semua
September 13, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Sop Tentang TB Semua...
Description
PENCATATAN DAN PELAPORAN
PASIEN TB
SOP
No. Dokumen No. Revisi TanggalTerbit Halaman
: : : :
PUSKESMAS AMPENAN
Dr. HjWiwinNurhasid HjWiwinNurhasidaa
NIP.197002132001122001 NIP.19700213200112 2001 1. Pengertian
2. Tujuan
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk pencatatan dan pelaporan pasien TB yang disusun dan disajikan disajikan untuk memantau ssecara ecara kohort Perk Perkembangan embangan Pengobatan Pasien Pasien TB yang dilakukan pada setiap unit Pelayanan Keseha Kesehatan tan sampai ke Kementerian Kesehatan. 1. Memastikan petugas melakukan pencatatan dan pelaporan Pasien TB sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. 2. Memantau secara kohort Perkembangan Pengobatan Pasien TB.
3. Kebijakan
Surat KeputusanKepa KeputusanKepalaPuskesma laPuskesmasAmpenan sAmpenan No.
4. Referensi
1. Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 2. Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik Program Pengendalian Pengendalia n Tuberkulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehata Penyehatan n Lingkunga Lingkungan n
5. Prosedur/langkah -langkah
A. Pelaksana : Perawat B. Persiapan alat Formulir LPLPO, LPLPO, TB.01, kartu stok, kartu stock induk, S SBBK, BBK, daftar aset. Formulir TB.13. Formulir Aset. C. Persiapan pasien D. Pelaksanaan 1) Pencatatan dan Pelaporan pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan. 2) Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Kab/Kota. 3) Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Provinsi. 4) Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Pusat.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Dipastikanidentitassertapermintaanjenispemeriksaanterisidenganbenar.
7. Unit Terkait
PoliKonsultasi
8. Dokumen Terkait 9. RekamanHistori s perubahan
Rekammedispasien No.
Yang diubah
Isi perubahan
Tanggalmulaidiberla kukan
PROSEDUR PENGGUNAAN LOGISTIK TB
No. Dokumen No. Revisi TanggalTerbit Halaman
SOP
: : : :
PUSKESMAS AMPENAN
Dr. HjWiwinNurhasid HjWiwinNurhasidaa
NIP.197002132001122001 NIP.19700213200112 2001 1. Pengertian
Penggunaan logistik merupakan pemanfaatan barang sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Logistik program TB digunakan di semua jenjang untuk mendukung operasional program dimulai dari Unit Pelayanan Kesehatan sampai ke Kementerian Kesehatan.
2. Tujuan
Memastika Memastikan n penggunaa penggunaan n logistik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
3. Kebijakan
Surat KeputusanKepa KeputusanKepalaPuskesma laPuskesmasAmpenan sAmpenan No.
4. Referensi
A. Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan B. Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik
5. Prosedur/langkah -langkah
Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta : PenerbitBuk PenerbitBukuKementerian uKementerian RI DirektoratJendralPengendalian DirektoratJendralPengendalianPenyakit Penyakit Dan PenyehatanL PenyehatanLingkungan ingkungan A. Pelaksana : Dokter/Perawat B. Persiapanalat 1) Surat PerjanjianPemakaianBarang 2) Surat Penyerahanba Penyerahanbarangrusak/kada rangrusak/kadaluarsa luarsa 3) Berita Acara penghapusanda penghapusandanpemusnaanBa npemusnaanBarang rang C. Persiapanpasien D. Pelaksanaan 1) Perawatmembuatsuratpemakaianbarang yang meliputipemakaiandansisaobat yang digunakanuntukperencanaa digunakanuntukpe rencanaankebutuhan nkebutuhan OAT 2) Mencatatda Mencatatdalamkartustok lamkartustokdankartustokinduk dankartustokinduksetiapobat setiapobat yang dikeluarkan 3) Mencatatjumlah, tanggalkadaluwarsadantanggalpenerimaanmasingmasing OAT kedalamkartustokdankartustok kedalamkartustokdankartustokinduk. induk.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan 7. Unit Terkait
Dipastikanidentitassertapermintaanjenispemeriksaanterisidenganbenar.
PoliKonsultasi Apotek
8. Dokumen Terkait 9. RekamanHistori s perubahan
Rekammedispasien No.
Yang diubah
Isi perubahan
Tanggalmulaidiberla kukan
SKRINING TB PARU
SOP
No. Dokumen No. Revisi TanggalTerbit Halaman
: : : :
PUSKESMAS AMPENAN
Dr. HjWiwinNurhasid HjWiwinNurhasidaa NIP.197002132001122001 NIP.19700213200112 2001
1. Pengertian
Cara / metode menemuka menemukan n secara cepat dan tepat kasus TB Paru dengan serangkaian serangkaia n kegiatan terdiri dari penjaringan suspek, diagnosa, penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien.
2. Tujuan
Mendapatkan/menemukan Mendapatkan/ menemukan kasus TB melalui serangkaian kegiatan sehingga segera dapat dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak menularkan penyakit kepada kepada orang la lain. in.
3. Kebijakan
Surat KeputusanKepa KeputusanKepalaPuskesma laPuskesmasAmpenan sAmpenan No.
4. Referensi
1. Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementeria Kementerian n RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 2. Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta
1. Prosedur/langka h-langkah
A. Pelaksana : Dokter/Perawat B. Persiapan alat
Ruang Pengelola.
Pengelola P2 TB.
Meja, kursi dan kipas angin.
ATK dan buku register.
Buku penderita TB.05 dan TB.06
Pot dahak C. Persiapan pasien Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan cara pengobatan pasien
D. Pelaksanaan
1) Penemuan pasien TB secara pasif, dengan penyuluhan aktif dengan melibatkan semua layanan dengan maksud untuk mempercepa mempercepatt penemuan dan dan mengurang mengurangii keterlamba keterlambatan tan pengobata pengobatan. n. 2) Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap : a) Kelompok khusus tang rentan atau resiko tinggi sakit TB seperti pasien dengan dengan HIV AIDS. b) Kelompok yang rentan tertular TB (rumah ( rumah tahanan), daerah kumuh, keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka yang dengan TB BTA positif. c) Pemeriksaan anak < 5 tahun pada keluarga TB untuk menentukan tindak lanjut apakah perlu pengobatan TB / pengobatan pencegahan. d) Kontak dengan pasien TB resistan obat. 3) Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka yang memiliki gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan
yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. 4) Pengelola melalukan anamese dan mencatat mengenai o Berapa lama batuk ? Berdahak/tidak k? o Berdahak/tida o Dahak bercampur darah/tidak ?
Sesak nafas /tidak ? o Nyeri dada / tidak ? o Kurang nafsu makan/tidak ? o Berat badan menurun / tidak ? o Riwayat kontak dengan penderita TBC ?... dan o Apakah pernah minum obat paru-paru selama kurang dari 1 bulan
o
5) 6)
7) 8)
atau lebih dari 1 bulan ? Mengisi buku daftar suspek form. TB.06 Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan dahak dan cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental dan purulen. Memberikan pot dahak sewaktu kunjungan pertama dan pengambilan dilakukan disamping Puskesmas. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik
untuk pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-hijauan (mukopurulen), kental, dengan volume 3-5ml. Bila volumennya kurang, pengelola harus meminta agar penderita batuk lagi sampai volumenya mencukupi.Jika tidak ada dahak keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan harusdimusnahk harusdimusnahkan an untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi kuman TBC. 9) Memberikan label label pada dinding pot yang memuat nomor identitas sediaan dahak sesuai dengan TB.06 10) Memberikan pot dahak pagi yang sudah diberi label untuk diisi di rumah penderita dan disuruh datang besok pagi membawa dahak paginya dan kemudian pe petugas tugas me mengambil ngambil dahak ssewaktu ewaktu kunjung kunjungan an kedua. 11) Mengisi form. TB.05, mengirim sediaan ke laboratorium. 12) Menerima jawaban dengan form TB 05, kemudian mem memasukkan asukkan hasil pemeriksaan ke TB 06. 13) Bila hasil pemeriksaan BTA positif, memberika memberikan n pengobatan sesuai protap pengobatan pengobatan TB. 14) Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan dahak ulang, bila hasilnya hasilnya tetap ne negative gative dibe diberikan rikan pengoba pengobatan tan dengan aantibiotic ntibiotic selama dua minggu. 15) Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax. 16) Bila hasil positif diobati sesuai dengan protap TB. 17) Pasien mendaftar di loket pendaftaran. 18) Buku rawat jalan pasien dibawa ke ruang r uang BP berdasarkan nomor urutpendaftaran. 19) Pasien disilahkan duduk sambil menunggu namanya di d i panggil. 20) Penderita masuk di ruang BP. 2. Hal-hal
yang Dipastikanidentitassertapermintaanjenispemeriksaanterisidenganbenar.
perlu diperhatikan
3. Unit Terkait
1) PoliKonsultasi 2) PoliUmum
4. Dokumen Terkait 5. Rekaman
Rekammedispasien
Historis perubahan
No.
Yang diubah
Isi
Tanggalmulaidiberla
perubahan
kukan
PENGOBATAN TB PARU
SOP
No. Dokumen No. Revisi TanggalTerbit Halaman
: : : :
PUSKESMAS AMPENAN
Dr. HjWiwinNurhasid HjWiwinNurhasidaa NIP.197002132001122001 NIP.19700213200112 2001
1. Pengertian
Tata cara memberikan pengobatan penderita TB Paru sesuai tata laksana pengobatan TB Nasional.
2. Tujuan
Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan kekambuhan,, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
3. Kebijakan
Surat KeputusanKepa KeputusanKepalaPuskesma laPuskesmasAmpenan sAmpenan No.
4. Referensi
KementerianKesehatan KementerianKesehatan RI (2012). PenemuandanPengobatanP Penemuanda nPengobatanPasienTubeck asienTubeckulosis ulosis . Jakarta : PenerbitBukuKementerian PenerbitBuk uKementerian RI DirektoratJendralP DirektoratJendralPengendalia engendalianPenyakit nPenyakit Dan PenyehatanLingkungan
5. Prosedur/langka h-langkah
A. Pelaksana alat : Dokter/Perawat B. Persiapan Register rawat jalan 1) Register TB 05 2) Register TB 06 3) FORM TB 01 4) Form TB 02 5) Form TB 03 6) Obat OAT C. Persiapan pasien Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilaksanakan pada pasien D. Pelaksanaan Pasien yang telah diperiksa dahaknya dipersilahkan masuk ke ruang BP. Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak di TB 05. Untuk pasien dengan hasil BTA positif diberikan pengobatan dengan OAT kategori I, dan untuk pasien de dengan ngan BTA negative negative dan rongsent mendukung diberikan pengobatan dengan kategori III sesuai berat badan pasien. pasien. Dengan dosis pemberian sesuai tabel sebagai berikut: Tabel 01. pemberian ob obat at TB paru sesua sesuaii BB pasien Berat Badan
30-37 kg 38-54 kg 55-70 kg >71 kg
Tahap intensif tiap hari selama 56 hari RHZE (150/75/400/275) 2 tablet 4 KDT 3 tablet 4 KDT 4 tablet 4 KDT 5 tablet 4 KDT
Tahap Lanjutan 3 kali seminggu selama 16 minggu RH (150 /150) 2 tablet 2 KDT 3 tablet 2 KDT 4 tablet 2 KDT 5 tablet 2 KDT
Setelah pengobatan tahap intensif akhir bulan ke II, dilakukan pemeriksaan BTA, bila hasil negative dilanjutkan tahap lanjutan, dan bila hasil pemeriksaa pemeriksaan n BTA positif diberikan sisipan dengan dosis sesuai berat badan pasien.Dengan dosis sesuai tabel sebagai berikut : Tabel 02. Pemberian obat sisipan sesuai BB Berat Badan 30-37 kg 38-54 kg 55-70 kg >71 kg
Tahap intensif (150/75/400/275) 2 tablet 4 KDT 3 tablet 4 KDT 4 tablet 4 KDT 5 tablet 4 KDT
Dan bila hasil pemeriksaan pada akhir tahap intensif negative dilanjutkan tahap lanjutan, kemudian diperiksa dahak ulang pada akhir bulan ke V, bila hasil negative dilanjutkan pengobatannya, dan dilakukan pemeriksaan ulang pada akhir bulan ke VI atau akhir pengobatan. Bila hasil pemeriksaan pada bulan ke VI negative dan pada awal pengobatan positif positif pasien d dinyatakan inyatakan se sembuh. mbuh. Dan bila pada akhir pengobatan hasil negative dan pada awal pengobatan negative dengan rongsent positif pasien dikatakan pengobatan lengkap. lengkap.
E. Hal-hal yang Dipastikanidentitassertapermintaanjenispemeriksaanterisidenganbenar. perlu diperhatikan F. Unit Terkait PoliKonsultasi
Laboratorium G. Dokumen Terkait H. Rekaman Historis perubahan
Rekammedispasien No.
Yang diubah
Isi perubahan
Tanggalmulaidiberla kukan
MELAKUKAN INJEKSI PADA PASIEN
TB
SOP
No. Dokumen No. Revisi TanggalTerbit Halaman
: : : :
PUSKESMAS AMPENAN
Dr. HjWiwinNurhasid HjWiwinNurhasidaa NIP.197002132001122001 NIP.19700213200112 2001
1. Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanak dilaksanakan an untuk melakuka melakukan n injeksi / suntik yang merupakan tindakan memasukkan memasukkan obat kedalam tubuh pasien lewat alat suntik yang dimasukkan kedalam tubuhsedalam otot (im)
2. Tujuan
Untuk mengetahui kemampua kemampuan n perawat akan melaksan melaksanakan akan praktek klinik dalam memasukkan memasukkan obat ke dalam tubuh pasien dengan menggunakan suntik
3. Kebijakan
Surat KeputusanKepa KeputusanKepalaPuskesma laPuskesmasAmpenan sAmpenan No.
4. Referensi
A. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, praktik, Alih b bahasa, ahasa, Ya Yasmin smin Asih, Edis Edisii 1, Jakart Jakartaa : penerbit Buku Kedokteran, EGC B. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI. C. Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.
5. Prosedur/langka h-langkah
A. Pelaksana : Perawat B. Persiapan alat 1) Spuit injeksi sesuai dengan pengguaan 2) Kapas alkohol 3) Obat injeksi sesuai perintah dokter 4) Torniquet 5) Bantal pengalas 6) Bak injeksi C. Persiapan pasien Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dilakukan tindakan tersebut dilakukan 1) Injeksi im a) Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan b) Permukaan kulit di disinfeksi dengan menggunakan kapas alkohol c) Permukaan kulit sedikit direnggangk direnggangkan an d) Masukkan jarum tegak lurus dengan sudut 90 derajat dipermukaan kulit e) Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat ada darah atau tidak f) Bila ada darah obat jangan di masukkan g) Bila tidak ada darah obat di masukkan perlahan lahan h) Setelah obat masuk semua, spuit ditarik dengan cepat dan bekas suntikan ditarik dan ditekan dengan kapas alcohol
6. Hal-hal yang Dipastikanidentitassertapermintaanjenispemeriksaanterisidenganbenar. perlu diperhatikan 7. Unit Terkait PoliKonsultasi 8. Dokumen Terkait 9. Rekaman Historis perubahan
Rekammedispasien No.
Yang diubah
Isi
Tanggalmulaidiberla
perubahan
kukan
PEMAKAIAN MASKER YANG BENAR
SOP
No. Dokumen No. Revisi TanggalTerbit Halaman
: : : :
PUSKESMAS AMPENAN
Dr. HjWiwinNurhasid HjWiwinNurhasidaa NIP.197002132001122001 NIP.19700213200112 2001
1. Pengertian
Masker adalah suatu alat pelindung pernapasan yang di desain menutupi mulut dan hidung untuk menyaring partikel di udara termasuk mikroorganisme
2. Tujuan
Sebagai bahan acuan bagi petugas dalam menerapkan langkah-langka langkah-langkah h menggunakan menggunaka n masker
3. Kebijakan
Surat KeputusanKepa KeputusanKepalaPuskesma laPuskesmasAmpenan sAmpenan No.
4. Referensi
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian Kesehatan RI
5. Prosedur/langka h-langkah
1. Perlu diingat pemakaian masker hanya sekali pakai dan harus mengganti dengan yang baru. Masker efektif digunakan 3-4 jam atau max 1 hari. 2. Langkah-langk Langkah-langkah ah penggunaan masker N95 : a. Sebelum menyentuh masker, masker, cuci tangan dengan air dan sabun b. Ambil masker dan pastikan tidak ada noda, kotoran atau lubang pada masker N95 c. Genggam respirator dengan satu tangan, posisikan sisi depan bagian hidung pada ujung – ujung ujung jari, biarkan tali pengikat menjuntai bebas dibawah tangan anda d. Posisikan respirator dibawah dagu dan sisi untung hidung berada diatas e. Tariklah tali pengikat respirator yang diatas dan posisikan tali agak tinggi dibelakang kepala diatas telinga, tarik tali pengikat respirator yang bawah dan posisikan tali dibawah telinga. f. Letakkan jari – jari kedua tangan anda diatas bagian hidung yang terbuat dari logam . teakan sisi logam tersebut (gunakan dua jari dari masing – masing masing tangan) mengikuti bentuk hidung. Jangan menekan respirator dengan satu tangan karena dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif. g. Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan dan hati – hati agar posisi respirator tidak berubah.
6. Unit Terkait
PoliKonsultasi
7. Dokumen Terkait 8. RekamanHistori sperubahan
Rekam medis pasien No.
Yang diubah
Isi perubahan
Tanggalmulaidiberla kukan
View more...
Comments