Sop Percetakan 4
February 28, 2019 | Author: Denpasar Voice | Category: N/A
Short Description
sop percetakan 4...
Description
Standar Warna di Percetakan - Perbedaan antara ISO 2846 dan ISO 12647 Oleh: Herman Pratomo Di sebuah percetakan terjadi perdebatan antara manajer produksi dengan manajer mutu tentang nilai CIEL*a*b* dari tinta yang dipakai, nilai CIEL*a*b* tersebut mengacu pada 2 standar ISO yang berbeda, yaitu ISO 2846 dan ISO 12647; Karena masing-masing bersikukuh pada pendapatnya, maka saya mencoba memberikan penjelasan berupa tulisan di bawah ini.
ISO 2846
ISO 2846 adalah standar internasional untuk warna dan nilai transparensi tinta proses, saat ini sudah dirilis bagian ISO 2846 seperti tertera di bawah ini:
ISO
Judul Teknologi Grafika
ISO 28461:2006
Warna dan Transparansi dari tinta cetak proses empat warna – Bagian – Bagian 1: Cetak Datar Offset (Lithography) Lembaran dan Cetak Datar Offset(Lithography) Gulungan Sistem Heat-set
ISO 28462:2007
Teknologi Grafika Warna dan Transparansi dari tinta cetak proses empat warna – Bagian – Bagian 2: Cetak Datar Offset Sistem Coldset
ISO 28463:2002
Teknologi Grafika Warna dan Transparansi dari tinta cetak proses empat warna – Bagian – Bagian 3: Cetak Dalam (Rotogravure) untuk Penerbitan
ISO 28464:2000
Teknologi Grafika Warna dan Transparansi dari tinta cetak proses empat warna – Bagian – Bagian 4: Cetak Saring (Screen)
ISO 28465:2005
Teknologi Grafika Warna dan Transparansi dari tinta cetak proses empat warna – Bagian – Bagian 5: Cetak Flexography
ISO 2846-1 mendefinisikan warna (L*a*b*), nilai transparansi ( T ) serta ketebalan tinta pada saat pencetakan yang diharuskan untuk tinta proses CMYK yang biasa dipergunakan pada pencetakan dengan metode cetak offset datar (lithography) lembaran dan cetak offset datar gulungan dengan sistem heat-set, sedangkan ISO 2846-2 hal yang sama untuk tinta proses CMYK yang biasa dipergunakan pada pencetakan koran. Nilai colorimetric sesuai dengan ISO 2846-1 adalah:
Tinta
Nilai CIELAB
Transparensi
L*
a*
b*
Toleransi ΔEab*
T
Yellow
91
-5
95
4
0,12
Magenta
50
76
-3
5
0,08
Cyan
57
-39
-46
3
0,20
Black
18
1
-1
-
-
Kondisi Pengukuran warna adalah: iluminant D50, 2° observer, 0°/45° geometry Toleransi untuk Tinta Black: Δa* ±1,5; Δb* ±3,0; L*≤18,0
ISO 12647
ISO 12647 adalah standar internasional untuk warna hasil proses cetak dan saat ini sudah dirilis bagian ISO 12647 seperti tertera di bawah ini:
ISO
Judul Teknologi Grafika
ISO 126471:2004
Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak – Bagian 1: Parameter dan Metode Pengukuran Teknologi Grafika
ISO 126472:2004
Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak – Bagian 2: Proses Cetak Datar Offset (Offset lithography processes)
ISO 126472:2004/ Amd 1:2007
Teknologi Grafika Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak – Bagian 2: Proses Cetak Datar Offset PERUBAHAN 1 Teknologi Grafika
ISO 126473:2005
Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak – Bagian 3: Proses Cetak Datar Offset diatas kertas koran sistem dingin (Coldset offset lithography on newsprint) Teknologi Grafika
ISO 126474:2005
Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak – Bagian 4: Proses Cetak Dalam untuk Penerbitan (Publication gravure printing)
Teknologi Grafika ISO 126475:2001
Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak – Bagian 5: Proses Cetak Saring Teknologi Grafika
ISO 126476:2006
Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak – Bagian 6: Proses Cetak Flexografi Teknologi Grafika
ISO 126477:2007
Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak – Bagian 7: Proses Uji Cetak Langsung dari Data Digital
ISO 12647 mempunyai 7 bagian, bagian pertama yaitu ISO 12647-1 memuat parameter pencetakan dan metode pengukuran yang diterapkan dalam pem buatan ISO 12647 tersebut; Sedang 6 bagian lainnya merupakan target warna cetak proses CMYK untuk berbagai teknik cetak dan aplikasi tertentu, seperti cetak datar offset lembaran, cetak datar offset gulungan untuk cetak Koran, cetak dalam rotogravure untuk aplikasi penerbitan, cetak saring, cetak flexografi dan uji cetak langsung dari data digital. Pada bagian kedua yaitu ISO 12647-2 mendefinisikan target warna yang dihasilkan dengan metode cetak datar offset lembaran atau cetak datar offset gulungan dengan system heat-set. Untuk cetak lembaran dipergunakan 3 macam kertas, masing-masing kertas berlapis me ngkilap (glossy coated paper), kertas berlapis tidak mengkilap (matt coated paper) dan kertas tidak berlapis (uncoated paper) putih dan agak kuning, sedangkan untuk cetak datar offset gulungan system heat-set menggunakan kertas berlapis mengkilap ringan (Glossy LWC) yang s ering dijumpai pada majalahmajalah luar negeri. Parameter kertas yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut:
No 1
Jenis Kertas Kertas Bersalut Mengkilap glossy coated wood-free paper
L*
a*
b*
Gloss %
Gramatur g/m2
93
0
-3
65
115
92
0
-3
38
115
87
-1
3
55
65
Kertas Bersalut Tidak Mengkilap 2 matt coated wood-free paper Kertas Bersalut Mengkilap Ringan 3 glossy LWC paper 4
Kertas Tak Bersalut uncoated white paper
92
0
-3
6
115
5
Kertas Tak Bersalut Agak Kekuningan
88
0
6
6
115
uncoated slightly yellowish paper Toleransi:
3
2
2
5
Kondisi Pengukuran warna adalah: iluminant D50, 2° observer, 0°/45° geometry, black backing; pengukuran sesuai dengan ISO 8254-1:2003 metode TAPPI Dan target warna hasil cetak sesuai dengan ISO 12647 -2/Amd1 adalah:
Jenis Kertas Warna
No 1 & No. 2
No 3
No 4
No 5
L*
a*
b*
L*
a*
b*
L*
a*
b*
L*
a*
b*
16
0
0
20
0
0
31
1
1
31
1
2
54
-36
-49
55
-36
-44
58
-25
-43
59
-27
-36
46
72
-5
46
70
-3
54
58
-2
52
57
2
87
-6
90
84
-5
88
86
-4
75
86
-3
77
46
67
47
45
62
39
52
53
25
51
55
34
49
-68
24
47
-60
25
53
-42
13
49
-44
16
24
16
-45
24
18
-41
37
8
-30
33
12
-29
Black K Cyan C Magenta M Yellow Y Merah M+Y Hijau C+Y Biru C+M
Kondisi Pengukuran warna adalah:iluminant D50, 2° observer, 0°/45° geometry, black backing Black
Cyan
Magenta Yellow
Toleransi Deviasi
5
5
5
5
Toleransi Variasi
4
4*
4*
5*
*) kontribusi perbedaan warna (ΔH) harus dibawah 2,5 Posisi ISO 2846 dan ISO 12647
Sekarang sudah jelas bahwa nilai L*a*b* yang tertera di ISO 2846-1 adalah standar warna tinta cetak yang diatas materi kertas khusus untuk pengetesan, jadi hanya ada satu nilai L*a*b*; sedangkan ISO 12647-2 adalah standar warna hasil cetakan pada proses cetak dan materi cetak yang spesifikasinya sudah ditentukan, jadi untuk bagian 2 dari ISO 12647 saja sedikitnya ada 4 macam nilai L*a*b* untuk berbagai kertas yang dispesifikasikan, yaitu jenis glossy coated wood -free, matt coated wood-free, glossy LWC dan uncoated white.
Coba kita perhatikan satu contoh: Tinta warna Yellow yang mempunyai nilai 91/-5/95 sesuai dengan ISO 2846-1 setelah dicetak warnanya akan menjadi berbagai tampilan warna Yellow yang berbeda sesuai dengan metode dan kertas cetaknya, seperti: 88/-6/90; 84/-4/88; 86/-4/75 dan 86/-3/77. Sesuai dengan standardisasi, secara otomatis penggunaan tinta cetak yang sudah sesuai dengan ISO 2846-1 akan menghasilkan hasil cetakan yang sesuai dengan ISO 12647 -2 apabila parameter cetak lainnya memenuhi standar yang disyaratkan; demikian perlakuan yang sama terhadap ISO 2846 -2 dengan ISO 12647-3. Konklusi
Kedua standar ISO 2846 dan ISO 12647 memang berkaitan, namun penggunaan dan peruntukannya berbeda. Standard ISO 2846 dipergunakan dalam industri manufatur tinta cetak dan atau yang belum lazim dipergunakan pada bagian penerimaan tinta cetak di percetakan (yang perlu diperhatikan pengukuran hanya dapat dilakukan setelah 24 jam tinta diuji-cetak). Standard ISO 12647 dipergunakan dalam proses produksi pencetakan, ini meliputi antara lain: kurva reproduksi film separasi, plate cetak, penambahan nilai titik raster dan reproduksi warna dengan tinta proses CMYK (dalam menerapkan ISO 12647 sebaiknya tinta proses yang dipergunakan sudah memenuhi ISO 2846 terlebih dahulu, sehingga pengontrolan parameter cetak lainnya leb ih mudah diatasi) Mengacu pada penerapan standar tersebut oleh fabrikan-fabrikan tinta cetak internasional maupun percetakan-percetakan besar, sebagai pekerja grafika di Indonesia, saya menganjurkan agar kedua ISO tersebut dapat benar-benar diterapkan di Indonesia. Penerapan standar internasional semacam ISO akan bermanfaat bagi percetakan sendiri, karena secara tidak langsung kompetensi operator cetak lebih baik da n nilai-nilai yang ada dalam standar tersebut dapat kita gunakan sebagai bagian dari ko ntrol produksi kita. Tambahan Analogis perbandingan antara ISO 2846-2 dengan ISO 12647-3:
ISO 2846-2 Tinta
Nilai CIELAB
ISO 12647-3 Transparansi
Nilai CIELAB
L*
a*
b*
ΔEab*
T
L*
a*
b*
ΔEab*
Black
40
2
-4
-
-
36
1
4
4
Cyan
59
-25
-27
3
0,3
57
-23
-27
5
Magenta
55
50
0
5
0,2
54
44
-2
5
Yellow
81
-3
62
4
0,1
78
-3
58
5
Merah(M+Y)
52
41
25
Hijau(C+Y)
53
-34
17
Biru (C+M)
41
7
-22
Kondisi Pengukuran warna adalah: iluminant D50, 2° observer, 0°/45° geometry, black backing Toleransi untuk Tinta Black: Δa* ±1,0; Δb* ±2,0; L*≤40,0 Kolom ΔEab* pada ISO 12647 mengidentifikasikan nilai Toleransi pada Variasi Cetak Diagram dibawah ini merupakan Perbandingan nilai chroma (a *dan b*) hasil cetak sesuai dengan ISO 12647-2 dan 12647-3
View more...
Comments