SOP.pengendalian Dan Pembuangan Limbah Beracun

February 24, 2017 | Author: AsepToniHermawan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download SOP.pengendalian Dan Pembuangan Limbah Beracun...

Description

PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BAHAYA

UPTD Puskesmas Cigasong Standart Operasional Prosedur

No Dokumen : ksr No Revisi :000 Halaman :1/1 032.1/WPN/11/518/2014 Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh : Kepala UPTD Puskesmas Cigasong OO TAOPIK.SKM.,M.M NIP.198011072008011004

Pengertian

Tujuan

Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya baik secara lanhsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. 1. Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah bahan beracun dan berbahaya 2. Agar dapat dilakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali

Kebijakan Prosedur

1. Pemilahan Limbah Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limabh farmasi, sitotoksiss, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah container bertekanan dan dengan kandungan logam berat yang tinggi. Kategori limbah beracun dan berbahaya berdasarkan criteria sebagai berikut:  Mudah meledak  Mudah terbakat  Bersifat reaktif  Beracun  Menyebabkan infeksi  Bersifat korosif

2. Pengumpulan Limbah Medis  Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan troli khusus yang tertutup  Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 48 jam. 3. Persyaratan Pewadahan Limbah Medis  Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.  Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan yang terpisah dengan limbah non-medis  Kantong plastic diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3 bagian telah terisi limbah  Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus (safety box) sperti botol atau karton yang aman  Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung kontak dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan desinfektan apabila akan dipergunakan kembali, sedangkan untuk kantong plastic yang telah dipakai dan kontak langsung dengan limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi  Tempat limbah memiliki minimal 2 macam tempat limbah, satu untuk limbah medis (warna kuning atau merah) dan satunya lagi untuk non medis (warna hitam)  Semua limbah dari ruang peraway=tan dan unit gawat darurat (UGD) dianggap sebagai limbah medis  Semua limbah dari kantor biasanya berupa alat-alat tulis dianggap sebagai limbah non medis  Tempat pewadahan limbah non medis sebagai berikut: a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya misalnyya fiberglass b. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan c. Terdapat minimal 1 buah untuk setiap ruangan atau sesuai dengan ebutuhan



Limbah tidak boeh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3x24 jam atau apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi limbah maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan vector penyakut atau binatang pengganggu. 4. Tempat Penampungan Sementara  Jika terdapat insenerator maka limbah harus dibakar selambat-lambatnya 24 jam  Jika tidak mempunyai insenerator, limbah medis harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan Puskesmas atau pihak lain yang memiliki insenerator untuk dilakukan pemusnahan selambatlambatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang. 5. Transportasi  Pengangkutan limbah ke luar Puskesmas menggunakan kendaraan khusus  Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut harus diletakkan dalam container yang kuat dan tertutup  Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang  Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat pelindung diri yang terdiri dari topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron untuk industry, pelindung kaki/sepatu boot dan sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves) 6. Pengolahan 6.1 Lokasi pengolahan Pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah atau di luar penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:  Daerah bebas banjir  Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter  Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 meter  Jarak dengan wilayah terlindungi seperti cagar alam, hutan lindung minimum 300 meter. 6.2 Fasilitas pengolahan Fasilitas pengolahan harus menerapkan system operasi meliputi:  System keamanan fasilitas  System pencegahan terhadap kebakaran

 System penanggulangan keadaan darurat  System pengujian peralatan  Pelatihan karyawan 6.3 Pengolahan limbah Proses insenerasi dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus insenerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya jika suatu materi limbah bahan beracun dan berbahaya ingin dibakar dengan berat 100 kg maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr. Unit Terkait Sumber

http://www.diskes.baliprov.go.id/id/PENGELOLAAN-LIMBAHMEDIShttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/prosedurpengelolaan-limbah-medis.html?fdx_switcher+true http://limbahb3-limbahb3.blogspot.com/2010/05/limbah-b3.html? m=1

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF