Sop Malaria
September 17, 2017 | Author: Agustina Singaraja | Category: N/A
Short Description
SOP...
Description
PENANGANAN MALARIA UPTD Puskesmas Buleleng II
No. Dokumen
SOP
Ditetapkan Oleh Kepala UPTD Puskesmas Buleleng II
No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman
1. Pengertian
:
: 1/15
Penanganan malaria adalah langkah-langkah yang dilakukan petugas dalam melakukan penatalaksanaan kasus malaria Malaria adalah penyakit infeksi akut maupun kronis yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam,
2. Tujuan
menggigil, anemia, dan pembesaran limpa. Sebagai acuan bagi petugas di dalam penatalaksaan kasus malaria di UPTD Puskesmas Girimulyo I.
3. Kebijakan 4. Referensi
a. PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer b. Prosedur Penanganan Malaria oleh Subdit Malaria-Dit PPBB Ditjen
5. Prosedur/La
PP&PL, 2010 a. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien
ngkah-
Pada anamnesa sangat penting diperhatikan :
langkah
1) Keluhan utama : demam, mengigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala,
mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-
pegal. 2) Riwayat berkunjung dan bermalam 1 – 4 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria. 3) Riwayat tinggal di daerah endemik malaria. 4) Riwayat sakit malaria. 5) Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir. 6) Riwayat mendapat transfusi darah. 7) Gejala klinis pada anak dapat tidak khas.
Untuk penderita tersangka malaria berat disertai : 1) Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat 2) Kelemahan umum 3) Kejang-kejang
PENANGANAN MALARIA UPTD Puskesmas Buleleng II
No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 2 / 14
SOP
4) Panas sangat tinggi 5) Mata atau tubuh kuning 6) Perdarahan hidung, gusi, atau saluran pencernaan 7) Nafas cepat dan atau sesak nafas 8) Muntah terus-menerus 9) Tidak dapat makan minum 10) Warna air seni seperti teh tua sampai kehitaman 11) Jumlah air seni kurang (oliguria) sampai tidak ada (anuria) 12) Telapak tangan sangat pucat b. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana Pemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis 1) Pada periode demam a) Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh meningkat dapat sampai 40⁰C dan kulit kering b) Pucat c) Nadi cepat d) Pernafasan cepat (takipnea) 2) Pada periode dingin dan berkeringat: a) Kulit teraba dingin dan berkeringat b) Nadi teraba cepat dan lemah c) Kondisi tertentu ditemukan penurunan kesadaran 3) Kepala : konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan pada malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk. 4) Toraks : terlihat pernafasan cepat 5) Abdomen : teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga asites 6) Ginjal : ditemukan urin berwarna coklat kehitaman, oliguria atau anuria 7) Ekstremitas : akral dingin (tanda-tanda syok)
PENANGANAN MALARIA UPTD Puskesmas Buleleng II
SOP
No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 3 / 14
Pada tersangka malaria berat dapat ditemukan : 1)
Temperatur aksila ≥ 40 ºC
2)
Tekanan darah sistolik < 70 mmHg pada orang dewasa dan anak-anak < 50 mgHg
3)
Nadi cepat dan lemah/kecil
4)
Frekuensi nafas > 35 kali per menit pada orang dewasa atau > 40 kali per menit pada balita. Anak di bawah 1 tahun > 50 kali per menit.
5)
Penurunan derajat kesadaran
6)
Manifestasi perdarahan (petekie, purpura, hematom)
7)
Tanda dehidrasi (mata cekung, turgor, dan elastisitas kulit berkurang, bibir kering, produksi air seni berkurang)
8)
Tanda-tanda anemia berat (konjungtiva pucat, telapak tangan pucat, lidah pucat)
9)
Terlihat mata kuning (ikterik)
10) Adanya ronki pada kedua paru 11) Pembesaran limfa dan atau hepar 12) Gagal ginjal ditandai dengan oliguria sampai anuria 13) Gejala neurologi (kaku kuduk, reflek patologik) Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan apusan darah tebal dan tipis ditemukan parasit plasmodium, atau 2) Menggunakan Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT) c. Petugas menegakkan diagnosa klinis Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa (Trias Malaria: panas, menggigil, berkeringat), pemeriksaan fisik, dan ditemukannya parasit plasmodium pada pemeriksaan mikroskopis apusan darah tebal / tipis.
PENANGANAN MALARIA UPTD Puskesmas Buleleng II
No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 4 / 14
SOP
Klasifikasi: 1) Malaria falsiparum, ditemukan Plasmodium falsiparum 2) Malaria vivaks ditemukan Plasmodium vivax 3) Malaria ovale ditemukan Plasmodium ovale 4) Malaria malariae ditemukan Plasmodium malariae 5) Malaria knowlesi ditemukan Plasmodium knowlesi Diagnosa Banding: 1) Demam Dengue 2) Demam Tifoid 3) Leptospirosis 4) Infeksi virus akut lainnya d. Petugas memberikan terapi Penatalaksanaan: Penanganan dibagi menjadi 2 yaitu : a. Malaria tanpa komplikasi b. Malaria berat ( dengan komplikasi ). Pendekatan terbaru penanganan malaria : a. Berdasarkan diagnosis pasti b. Terapi kombinasi c.
Pengobatan radikal Dosis obat oral berdasarkan berat badan
Dihydroartemisinin (DH) : 2-4 mg (2,2mg) / kg BB / hari (1 tablet = 40 mg) Piperakuin phosphate (P): 16-32mg (18mg/kgBB/hari) (1 tablet = 320 mg) Primakuin:
0.75 mg / kg BB / hari untuk hari I pada Pf,
0.25mg/kgBB/hari untuk hari 1-14 untuk Pv. Artesunate : 4 mg/kgBB/hari Amodiakuin basa : 10 mg/kgBB/hari Kina : 10 mg/kgBB/kali à 3 x sehari
PENANGANAN MALARIA UPTD Puskesmas Buleleng II
No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 5 / 14
SOP
Doksisiklin : 3.5 mg/kgBB/hari untuk usia ≥ 15 th, 2.2 mg/kgBB/hari untuk usia 8-14 th.à dibagi 2 dosis Tetrasiklin : 4 mg/kgBB/kali à 4 x sehari
Pengobatan Malaria Falsiparum Pengobatan Malaria Falsiparum Lini I Dihydroartemisinin+ Piperaquin + Primakuin Atau Artesunate+ Amodiakuin + Primakuin Lini II Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin
Pengobatan dengan Dihydroartemisinin-Piperakuin (DH-P) untuk Pf Jumlah tablet perhari menurut Berat adan 6-10 11183141> 60
15
> 15
bulan bulan tahun tahun
-14
tahun
tahun
tahun 2 2
3 2
4 3
1/4 -
1/2 -
1 3/4
1½ 1½
Atau Pengobatan dengan Artesunate-Amodiakuin untuk Pv Ha ri
Jenis Obat
60 kg
17
30 kg
40
49
59
kg
PENANGANAN MALARIA UPTD Puskesmas Buleleng II
No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 6 / 14
SOP
0 -1
2-11
kg 1 -4
5 -9
kg 10-
kg > 15
kg > 15
> 15
bula
bula
tahu
tahu
14
tahu
tahu
tahu
n
n
n
n
tahu
n
n
n
n Arte 1-3 1
sunat Amodiak uin Primakui
1/4
1/2
1
1½
2
3
4
4
1/4
1/2
1
1½
2
3
4
4
-
-
3/4
1½
2
2
2
3
n
Pengobatan lini II Pengobatan lini II malaria falsiparum diberikan jika pengobatan lini I tidak efektif dimana ditemukan gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudensi). Pengobatan lini II alternatif Kombinasi Kina + Doksisiklin / Tetrasiklin + Primakuin ( bila gagal pengobatan lini I )
kg >
kg >
bula
11
tah
tah
14
14
15
15
15
n
bul
un
un
tah
tah
tah
tah
tah
un
un
un
un
un
3x2
3x2
½
½
2
3
an 17 1
Ses Kina
uai BB
Primak uin
>
-
3x1 /2 3/4
3x1
1½
3x1
3x1
½
½
2
2
3x2
2
3x3
3
PENANGANAN MALARIA UPTD Puskesmas Buleleng II
No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 7 / 14
SOP
Jumlah tablet perhari menurut Berat Badan
Har
Jenis
60
i
Obat
kg 0 -1
19kg 1-8
29kg
44kg
59kg
kg
bula
tahu
>8
10-14
> 15
> 15
n
n
tahun
tahun
tahun
tahun
-
-
2x25m
2x50m
2x75m
2x100
g
g
g
mg
1-7
Doksisikli n
15
> 15
> 15
bul
11
tah
tahu
14
tahu
tahun
tahun
an
bul
un
n
tahu
n
Ses
n 4x1
4x1
uai
25
25
4x250
4x250
BB
mg
mg
mg
mg
Jenis Obat
Jumlah tablet perhari menurut Berat Badan 611- 18-30 314150-59 > 60
an 17
Tetrasi klin
-
-
-
Pengobatan Malaria Vivax & Ovale Pengobatan Malaria Vivax & Ovale Lini I Dihydroartemisinin+ Piperaquin + Primakuin Atau Artesunate+ Amodiakuin + Primakuin Lini II Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin Catatan : Primakuin selama 14 hari
PENANGANAN MALARIA UPTD Puskesmas Buleleng II
No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 8 / 14
SOP
Khusus untuk penderita defisiensi enzim G6PD yang dicurigai melalui anamnesis adakeluhan atau riwayat warna urin coklat kehitaman setelah minum obat (gol.sulfa, primakuin, kina, klorokuin dan lain-lain) maka pengobatan diberikan secara mingguan selama 8-12 minggu dengan dosis mingguan 0,75 mg/kgBB. Pengobatan malaria pada penderita dengan defisiensi G6PD segera rujuk ke RS dan dikonsultasikan kepada dokter ahli. Pengobatan dengan Dihydroartemisinin-Piperakuin (DH-P) untuk Pv
60
kg
kg
17 kg
30 kg
40 kg
59
kg
0 -1
2 -11
1-4
5-9
10
kg > 15
> 15
bula
bula
tahu
tahu
-14
tahu
tahun
n
n
n
n
tahu
n 3
4
1
1
Jenis Obat
1-3 1-
DHP Primakui
14
n
1/4
1/2
1
1½
n 2
-
-
1/4
1/2
3/4
Atau Pengobatan dengan Artesunate-Amodiakuin untuk Pv Jumlah tablet perhari menurut Berat Badan 6-10 11- 1831- 41- 50- > 60 kg 17 30 kg 40 49 59 kg Ha kg kg kg kg Jenis Obat ri 0 -1 2-11 1 -4 5 -9 10- > 15 > 15 > 15 bula bula tahu tahu 14 tahu tahu tahu n n n n tahu n n n n Arte 1/4 1/2 1 1½ 2 3 4 4 sunat 1-3 Amodiak 1/4 1/2 1 1½ 2 3 4 4 uin 1Prima 1/4 1/2 3/4 1 1 1 14 kuin 37.5C. Parasitemia H2 > H0. Parasitemia H3 >= 25% H0.
PENANGANAN MALARIA UPTD Puskesmas Buleleng II
No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 10 / 14
SOP
Kegagalan Pengobatan Kasep ( LCF = Late Clinical [& Parasitological] Failure ).
( LPF = Late Parasitological Failure ) Respon Klinis & Parasitologis Adekuat ( ACPR = Adequate Clinical and Parasitological Response)
Berkembangnya tanda bahaya malaria berat setelah H3 dan parasitemia ( jenis parasit = H0) Parasitemia dan temp. aksiler >37.5C pada H4 - H28 Parasitemia H7, H14, H21, dan H28 ( Parasit = H0)
Tidak ada parasitemia sampai H28 dengan abaikan temp. aksiler, tidak sesuai dengan kriteria ETF/ LCF/LPF.
Malaria Dengan Komplikasi (Malaria Berat) Malaria berat adalah ditemukannya plasmodium Falciparum stadium aseksual dengan satu atau beberapa manifestasi klinis di bawah ini (WHO 2010): a) Gangguan kesadaran ringan (GCS < 15). b) Kelemahan otot (tidak bisa duduk / berjalan) tanpa kelainan neurologic. c) Tidak bisa makan dan minum. d) Kejang berulang lebih dari dua episode dalam 24 jam setelah pendinginan pada hipertermia. e) Edema paru atau Acute Respiratory Distress Syndrome (termasuk gambaran radiologi). f) Gagal sirulasi atau syok, tekanan sistolik < 70 mmHg (pada anak < 50 mmHg) disertai eringat dingin. g) Ikterus (kadar biliruin darah > 3 mg%),disertai disfungsi organ vital. h) Hemogloinuria. i) Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan / atau disertai
kelainan
laboratorik
adanya
gangguan
koagulasi
PENANGANAN MALARIA UPTD Puskesmas Buleleng II
SOP
No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 11 / 14
intravaskuler. Gambaran Laboratorium : a) Hipoglikemia : gula darah < 40 mg%. b) Asidemia (pH < 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15 mmol/L). c) Anemia berat (Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15%) pada keadaan hitung parasit > 10.000/uL, apabila anemianya hipokromik mikrositik harus dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia / hemoglobinopati lainnya. d) Hiperparasitemia ≥ 2%. e) Hiperlaktemia (asam laktat > 5 ugr/L). f) Maroskopik hemoglobinuri oleh karena infesi malaria akut (bukan karena oat anti malaria pada seorang dengan defisiensi G6PD). g) Gagal ginjal akut (urin < 400ml/24 jam pada orang dewasa atau , 1 ml/kgBB/jam pada anak setelah dilakuan rehidrasi, dengan kreatinin darah > 3 mg%). Penatalaksanaan : a) Pasien malaria berat harus segera dirujuk ke RS yang mempunyai fasilitas yang lengkap. b) Artesunate
atau
Artemeter
ataupun
Kina
Hidroklorida
intramuskular sebagai dosis awal sebelum dirujuk ke RS. Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgBB per i.v dan diulang setelah 12 jam dengan dosis yang sama.Larutan artesunat juga dapat diberikan per i.m (intramuscular) dengan dosis yang sama. Artemeter intramuscular tersedia dalam ampil yang berisi 80 mg artemeter dalam larutan minyak. Artemeter diberikan dengan dosis 1,6 mg/kgBB secara i.m dan diulang setelah 12 jam. Kina perinfus masih merupakan obat alternatif untuk malaria berat pada daerah yang tidak tersedia derivat artemisin parenteral dan ibu hamil trimester pertama.Obat ini dikemas dalam bentuk ampul kina
PENANGANAN MALARIA UPTD Puskesmas Buleleng II
SOP
No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 12 / 14
dihidroklorida 25%. 1 Ampul berisi 500 mg/2 ml.
Pengobatan Malaria pada Kehamilan 1) Pakai obat yang efektif 2) Pertimbangkan keamanan obat untuk kehamilan 3) PENTING : a) Beratnya penyakit Malaria b) Pola resitensi pengobatan c) Apa obat yang aman 4) Trimester pertama diberikan kina tablet 3x10 mg/kgBB + klindamycin 10mg/kgBB selama 7 hari 5) Trimester kedua dan ketiga diberikan DHP tablet selama 3 hari 6) Pencegahan / profilaksis digunakan Doksisiklin 1 kapsul 100 mg/ hari diminum 2 hari sebelum pergi hingga 4 minggu setelah keluar/pulang dari daerah endemis
Pengobatan Bumil Tanpa komplikasi 1) Plasmodium Falsiparum : 1. ACT ( Ars + Amo), tanpa Primakuin, Trimester 2 -3 2. Kina 3 x (2-3) tablet, tanpa Primakuin, Trimester 1 atau gagal ACT (Kina + Clindamycin 2 x 10 mg/kg BB) / 7 hari Pemantauan Pengobatan Dilakukan pada hari ke-4, 14 dan 28 secara klinis dan mikroskopis
Hari ke
Hasil Pengobatan Klinis Parasit
Kriteria
Keterangan
PENANGANAN MALARIA UPTD Puskesmas Buleleng II
No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 13 / 14
SOP
4
-
-
sembuh
4
-
>>
Pengobatan
4
memburuk
>
Malaria berat
14
-
-
sembuh
14
-
>>
Pengobatan
14
memburuk
>
Malaria berat
28
-
-
sembuh
28
-
>>
Pengobatan
Tetap atau
Pindah Lini II
Malaria berat
>>>
Rujuk RS
Pindah Lini II
Pengobatan
Tetap atau
Rujuk RS
Rujuk RS
e. Petugas memberikan konseling dan edukasi pada pasien atau keluarga pasien 1) Pada
kasus
malaria
berat
disampaikan
kepada
keluarga
mengenai prognosis penyakitnya 2) Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan : a) Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau repellen b) Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari c) Mengobati
pasien
hingga
sembuh
misalnya
dengan
pengawasan minum obat 6. Pelayanan terkait
f. Petugas mencatat hasil pemeriksaan dan terapi dalam rekam medis. a. Pelayanan KIA-KB b. Pustu
PENANGANAN MALARIA UPTD Puskesmas Buleleng II
SOP
No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 14 / 14
View more...
Comments