Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustula)
2. Tujuan
Agar terdapat persamaan prosedur penatalaksanaan Impetigo.
3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sei Pancur,tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Nomor :
01 /C.VII/PNC/SK/01/
2017 4. Referensi
1. PMK No. 5 tentang Panduan Praktek Klinis Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer tahun 2014. 2. Permenkes No.75 Tahun 2015 tentang Puskesmas. 3. PMK No.71 Tahun 2017 tentang pelayanan Era UKM.
5. Alat dan 1. bahan 2.
1. Alat : a) Tensi meter.
3.
b) Stetoskop.
4.
c) Alat tulis.
5. 6.
2. Bahan : a) Masker. b) Handscoon.
6. Prosedur /
1. Petugas melakukan Anamnesa :
Langkah-
Pasien datang mengeluh adanya koreng atau luka di kulit
langkah
a. Awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi cairan atau nanah dengan dasar dan pinggiran sekitarny kemerahan. Keluhan ini dapat meluas menjadi bengkak disertai dengan rasa nyeri. b. Bintil kemudian pecah dan menjadi keropeng/koreng yang mengering,keras dan sangat lengket. 2. Petugas melakukan pemeriksaan Vital sign. 3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, ditemukan lesi kulit : Folikulitis adalah peradangan folikel rambut yang ditandai dengan papul eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih. Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya
1
berupa papul, vesikel atau pustule eperifolikuler dengan eritema di sekitarnya dan disertai rasa nyeri. Furunkulosis adalah beberapa furunkel yang tersebar. Karbunkel adalah kumpulan dari beberapa furunkel, ditandai dengan beberapa
furunkel
yang
berkonfluensi
membentuk
nodus
bersupurasi di beberapa puncak. Impetigo krustosa (impetigo contagiosa) adalah peradangan yang memberikan gambaran vesikel yang dengan cepat berubah menjadi pustule dan pecah sehingga menjadi krusta kering kekuningan seperti madu. Predileksi spesifik lesi terdapat disekitar lubang hidung, mulut, telinga atau anus. Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan gambaran vesiko bulosa dengan lesi bula hipopion (bula berisi pus). Ektima adalah peradangan yang menimbulkan kehilangan jaringan dermis bagian atas (ulkus dangkal). 4. Petugas
mendiagnosa
pasien
berdasarkan
Anamnesis
dan
pemeriksaan fisik 5. Petugas memberikan penatalaksanaan: a. Terapi suportif dengan menjaga hygiene, nutrisi TKTP dan stamina tubuh. b. Farmakoterapi dilakukan dengan: 1. Topikal: • Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan Kalium permangat (PK) 1/5.000 dan 1/10.000. • Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari. 2. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di bawah ini: •
Penisilin
yang
resisten
terhadap
penisilinase,
seperti:
oksasilin,kloksasilin, dikloksasilin dan flukloksasilin. a) Dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari, selama 5-7 hari. b) Dosis anak: 50 mg/kg BB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama 5-7 hari. • Amoksisilin dengan asam klavulanat. a) Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg b) Dosis anak: 25 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-7 hari • Sefalosporin dengan dosis 10-25 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-7 hari • Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 202
50mg/kg BB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari. 3. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk membersihkan eksudat dan jaringan nekrotik. 6. Petugas memberikan edukasi: Edukasi pasien dan keluarga bahwa pasien perlu menjaga kebersihan diri dan stamina tubuh. 7. Bagan Alir
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.