Sop HD
December 5, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Sop HD...
Description
1
PENJADWALAN HEMODIALISA No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1 dari 1
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
Suatu sistem yang mengatur penjadwalan hemodialisa
TUJUAN
1. Mengatur jadwal hemodialisa dengan baik. 2. Memberikan jadwal yang optimal. 3. Memanfaatkan sarana dan tenaga secara optimal.
KEBIJAKAN
1. Setiap pasien yang akan menjalani hemodialisa harus dijadwalkan. 2. Penjadwalan hemodialisa cito dapat dilakukan dengan seijin dokter penanggungjawab HD dan Kepala Unit Hemodialisa sehingga dapat dijadwalkan. 3. Pada keadaan darurat maka jadwal Hemodialisa dapat disesuaikan sesuai kemampuan mesin yang ada
PROSEDUR
1. Menerima rencana hemodialisa 2. Menulis di buku jadawal hemodialisa; nama, umur, kamar, nama dokter penanggung jawab, tanggal serta jam hemodialisa 3. menuliskan jadwal Hemodialisa harian di ‘white board; nama, umur, 4. Melakukan pengecekan kembali ke ruangan. 5. Menerima penjadwalan hemodialisa cito. 6. Menulis di kertas rencana hemodialisa 7. Menerima laporan pembatalan hemodialisa 8. Menanykan alasan pembatalan. 9. Melaporkan kepada dokter penanggung jawab hemodialisa 10. Menuliskan pembatalan hemodialisa di kertas rencana operasi dan di jadwal harian ‘white board’.
UNIT TERKAIT
-
Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Jalan UGD ICU/ICCU.
2 PENUNDAAN/ PERUBAHAN JADWAL HEMODIALISA No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
Suatu prosedur yang diambil pada saat terjadi penundaan atau perubahan jadwal Hemodialisa
TUJUAN
Agar semua pihak yang terlibat dalam jadwal hemodialisa yang mengalami penundaan atau perubahan tersebut dapat mengetahuinya.
KEBIJAKAN
Jadwal hemodialisa yang ada bila terjadi penundaan atau perubahan maka semua pihak yang terlibat untuk diberitahu dan membuat rencana untuk penjadwalan baru.
PROSEDUR
11. Menerima laporan penundaan hemodialisa. 12. Konfirmasi untuk penjadwalan baru dari ruangan perawatan atau dari dokter penangggung jawab HD 13. Menghubungi semua Unit yang terkait 14. Melakukan pencatatan, pemberitahuan pada dokter penanggung jawab HD dan perawat Hemodialisa
UNIT TERKAIT
-
Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Jalan Dokter Penyakit Dalam
3
PENERIMAAN PASIEN DI UNIT HEMODIALISA No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1 dari 1
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
Penerimaan pasien yang akan dilakukan tindakan Hemodialisa dari ruang rawat inap, rawat jalan atau dari luar Rumah Sakit Persiapan pasien dilakukan Hemodialisa mencakup biopsiko-sosial-spiritual dan kelengkapan administrasi termasuk inform concent dan persiapan lainnya agar proses tindakan Hemodialisa dapat berjalan dengan baik dan lancar.
KEBIJAKAN
Pasien yang akan dilakukan tindakan Hemodialisa perlu dilakukan serah terima dari perawat ruangan dan perawat Hemodialisa.
PROSEDUR
15. Periksa identitas pasien dengan menggunakan daftar cek pre Hemodialisa 16. Pastikan diagnosa pasien. 17. Memastikan lokasi dan teknik inisiasi Fistula 18. Serah terima antar perawat ruangan dan perawat Hemodialisa 19. Pindahkan pasien ke Bed Hemodialisa
UNIT TERKAIT
-
Unit Hemodialisa Emergency. Ruang perawatan.
4
PROTAP PEMELIHARAAN RUANGAN,MESIN RO DAN MESIN HEMODIALISA
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap TUJUAN
Agar semua fasilitas diruang HD dapat berfungsi dengan baik terutama fasilitas air RO dan mesin HD selalu siap pakai dan efektif dan adekuasi HD tercapai
RUANG LINGKUP
Unit Hemodialisa
URAIAN UMUM
Kegiatan dalam pemeliharaan mesin RO dan mesin HD secara rutin dan berkala
Prosedur 1.
Sterilisasi ruangan ( setiap bulan ) , dengan larutan Presept
2. Kebersihan ruangan dialysis ( setiap hari setelah dipakai pasien ) ; tempat tidur, kursi tunggu, nakhas ( meja samping ), meja tindakan ( overbed table ), trolley, mesin dialysis, TV dll. 3. Perawatan alat medis :
Kalibrasi mesin setelah 1500 jam tindakan
Kalibrasi timbangan berat badan dan tensi meter ( sebulan sekali ).
Trolley emergency ( dicek setiap hari )
Battery back up untuk alat defibrilator ( charge setiap hari )
Pengecekan tabung oksigen dan selangnya
5 ( setiap hari )
Pengecekan alat sterilisasi ( sebulan sekali )
4. Perawatan air RO secara berkala
Melakukan back wash multi media.
Melakukan back wash karbon filter.
Melakukan back wash softener ( pemberian garam 1 kg / hari ).
Pembersihan cartridge pada pre treatment dan sebelum membran RO.
Pengecekan kestabilan tegangan listrik dan bebas kejutan.
Pencatatan pump RO dan tekanan parameter.
Pengecekan bebas clorin sesudah back wash karbon filter dengan : test trip total klorin ( chloramines + free chlorine ).
Pengecekan kandungan Ca dan Mg sesudah back wash Softener dengan : test trip water hardness.
Setiap bulan : – Pemeriksaan air RO : terhadap bakteri dan Endotoxin. – Pemeriksaan air dialisat : terhadap bakteri, endotoxin, elektrolit. – Pembersihan tanki produk dengan ( larutan bayclin 1 : 100 ) .
Setiap 6 bulan : – Pemeriksaan air RO : sesuai parameter standard AAMI.
Penggantian peralatan sistem reverse osmosis : - Catridge filter setiap bulan (terutama bila terjadi perubahan warna pada filter). - Membran reverse osmosis 3 tahun sekali ( tergantung hasil parameter air RO ) , jika hasilnya melebihi angka normal dari parameter maka secepatnya harus diganti.
6
7
PERSIAPAN MESIN HEMODIALISIS
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap Mesin dan peralatan siap digunakan saat HD TUJUAN
Mengoptimalkan pasien dan peralatan selama proses hemodialisa, mengurangi kemungkinan terjadinya problem selama dialisis
RUANG LINGKUP
Unit Hemodialisa
URAIAN UMUM
Menyiapkan mesin dan peralatan yang akan digunakan saat dialysis sehingga pasien akan menerima tindakan dialysis yang aman dan efektif sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
Prosedur . 1. Persiapan mesin dan alat 1. Air yang telah melalui proses pembersihan dengan menggunakan Reverse Osmosis 2. Listrik 220 V (sebaiknya dilengkapi stabilizer atau yang lebih baik) 3. Alat-alat Hemodialisis : Dialiser AVBL Cairan Dialisat (Acetat/Bicarbonat) Heparin Infus Set / Transfusi Set NaCl 0,9% Alat Suntik 1 cc (20 cc jika menggunakan fungsi heparin pada mesin). Maatkan 2. Prosedur
8 1. 2.
Buka kran air. Hubungkan steker dari mesin ke stop kontak 3. Tekan Main Switch pada bagian belakang mesin 4. Tekan tombol ON/OFF pada panel mesin selama ± 5 detik untuk menyalakan mesin. 5. Tekan dan tahan tombol Rinse/Drain selama ± 5 detik, time akan menunjuk angka 0:10, biarkan hingga rinse/drain selesai. 6. Setelah rinse selesai (tombol Rinse/Drain akan berkedip), tekan tombol Rinse/Drain sekali untuk melakukan test fungsi. 7. Mesin akan melakukan Test Fungsi (Fch), biarkan hingga selesai. 8. Test fungsi selesai ditandai dengan menyalanya tombol Temp dan Cond. 9. a. Pindahkan suction tube Merah ke Acid dan suction tube Biru ke Bicarbonat, jika menggunakan bicarbonat 10. b. Pindahkan suction tube Biru ke Acetat, jika hanya menggunakan Acetat (tube suction Merah tetap pada tempatnya).
11. Mesin siap digunakan setelah Fluid Path menyala hijau (Temp dan Cond tercapai) 12. Lakukan Priming : Pasang AVBL set dan dialiser pada mesin. Sambung Dialiser Tube dengan Dialiser secara berlawanan Dialiser tube Merah ke Biru dialiser dan sebaliknya. Hubungkan infus set dengan NaCl 0,9% lalu sambungkan dengan infusion tube pada AVBL set. Hidupkan blood pump. Atur kecepatan blood pump sampai dengan ± 100 ml/min hingga bagian ekstrakorporeal terisi baik. Setelah Vena Drip chamber terisi aktifkan detektor udara dengan menekan tombol Air Detektor. Matikan blood pump, klem kedua ujung AVBL dan hubungkan dengan konektor untuk melakukan sirkulasi Buka kedua klem AVBL, hidupkan blood pump, kecepatan akan sama dengan sebelumnya (± 100 ml/min) tampak pada layar. Masukkan heparin dosis awal 1500 U (atau sesuai kebutuhan). Periksa kembali dialiser, bila ada gelembung udara keluarkan dengan cara menjepit intermitet dengan tajam
9
menggunakan tangan. Matikan blood pump, klem kedua ujung AVBL, dan infus set. Mesin Siap untuk tindakan hemodialisis
10
PROTAP INISIASI HD
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
03 04 03
Prosedur Tetap TUJUAN
Mengoptimalkan pasien dan peralatan untuk kelanjutan proses dialysis, agar proses hemodialisis berjalan dengan baik dan aman,pasien akan terbebas dari komplikasi akibat posedur inisiasi.
RUANG LINGKUP
Unit Hemodialisa
URAIAN UMUM
Adalah tindakan awal yang dilakukan mulai dari persiapan sampai saat proses hemodialisis mulai berlangsung
Prosedur
A. Prosedur 1. Pengkajian Cek kembali program medic seperti surat permintaan untuk tindakan HD Pastikan surat persetujuan tindakan sudah ada Kaji Hasil pemeriksaan lab yang ada seperti kreatinin,ureum, DPL, Elektrolit, Anti Hbs-Ag,HCV, HIV, AGD, MP3,PTT Kaji Kondisi pasien secara umum kesadaran dan keluhan Kaji TTV, status cairan, ( BB, Auskultasi paru, edema , turgor, membrane mukosa, intake output) Nilai Akses Vaskuler yang akan digunakan 2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan rasa nyaman bd prosedur Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit: lebih/kurang Kecemasan berhubungan dengan tindakan yang akan dilaksanakan 3. Perencanaan Persiapan Alat Mesin HD sudah siap pakai dalam posisi dialyzer prime Sirkuit darah sudah dipriming dan sudah
11 ditempatkan pada mesin HD Alat penunjang lain seperti suction dan oksigen Peralatan sesuai akses vaskuler yang tersedia : o AV fistula/abocath o Infuse set o Spuit : 50 cc, 5 cc, dll ; insulin o Heparin inj o Xylocain (anestesi local) o NaCl 0,90 % o Kain kasa/ Gaas steril o Duk steril o Sarung tangan steril o Bak kecil steril o Mangkuk kecil steril o Klem o Plester / hepafik o Desinfektan (alcohol + bethadine o Karet plastic o Gelas ukur Persiapan Pasien Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan. 4. Pelaksanaan a. Insersi / punksi fistula / cimino Membawa peralatan kedekat pasien Letakan pengalas karet/plastic pada daerah yang akan dilakukan insersi Pakai masker dan maskort/apron, cuci tangan,pakai sarung tangan Desinfeksi daerah fistula/cimino dengan bethadine sol dimulai dari titik tempat insersi/punksi kearah luar dengan radius 3-5 cm biarkan selama 3 menit lalu bersihkan dengan alcohol. Letakan duk steril secara melebar sebagai pengalas dan penutup Lakukan insersi/punksi outlet (pilih vena yang besar untukmemasukan darah kembali ke tubuh pasien )usahakan lengan yang sama dengan cimino, fiksasi dan tutup engan kain kasa ( Bila ada permintaan darah ambil untuk lab ) lalu bolus dengan heparin yang telah diaplus dengan NaCl 0,9 % 5 cc Lakukan insersi/punksi inlet ( minimal 3 cm dari anastomosis) fiksasi dan tutup dengan kasa, bila inlet dan outlet satu aliran minimal berjarak 5 cm, bagi pasien yang tidak tahan sakit dapat anastesi sebelun di insersi, seperti topical,spray, krim, salep. b. Insersi vena femoralis Bawa pralatan kedekat pasien Letakan pengalas karet/plastic pada daerah outlet atur posisi femoral yang akan di punksi jika perlu femoral diganjal dengan bantalkecil, tentukan area yang akan di
12
insersi Pakai maskort, masker, cuci tangan kemudian pakai sarung tangan Disinfeksi daerah vena( outlet) dan lipatan femoral (inlet) caranya sama insersi fistula /cimino Letakan duk steril sebagai pengalas dan penutup pada daerah inlet dan oulet Lakukan insersi outlet dan fiksasi tutup dengan kasa, berikan heparin dosis awal yang telah diaplus dengan NaCl 5 cc Berikan anestesi lokal pada insersi femoral Lakukan punksi femoral secara percutanneus sambil di aspirasi( usahakan dapat vena ) fiksasi dan tutupdengan kassa
c. Cath vena sub clavia ( double lumen ) Bawa peralatan kedekat pasien Letakan pengalas karet/plastik dibawah kateter kemudian buka balutan kateter Pakai masker Cuci tangan kemudian pakai sarung tangan Disinfeksi kedua kanula dengan betadine, biarkan selama 3 menit lalu bersihkan dengan alcohol Letakan duk steril sebagai pengalas Keluarkan heparin darikedua kanula 3 cc untuk mengeluarkan bekuan darah Periksa kelancaran aliran kateter, bila diperluhan ambil darah untuk sampel lab, lalu berikan heparin dosis awal yang telah diaplus Nacl 5 cc melalui outlet Bersihkan tutupkanula kateter dan rendam dalam kom steril berisi betadin dan simpan dalam bak steril Setiap HD lakukan perawatan exit site kateter, kecuali pada pemakaian pertama HD kateter baru dipasang Spuit 1 cc disimpan dalam bak steril karena masih digunakan pada proses pengakhiran HD. d. Mengalirkan darah kedalam sirkuit darah ektrakorporeal. Matikan blood pump, klem selang NaCl dan AVBL lalu sambungkan ABL dengan kanula inlet akses vaskuler Tempatkan ujung VBL ( masih pakai konektor) kedalam wadah pembuangan cairan /matkan pastikan tidak terkontaminasi Buka klem AVBL dan kanula inlet, hidupkan blood pump Alikan darah kedalam sirkuit darah denga kecepatan aliran Qb 100 ml/mnt, biarkan cairan priming terdorong keluar dan
13
ditampung di dalam matkan Biarkan Aliran darah mengalir sampai di buble trap out berwarna merah muda ,lalu matikan blood pump, klem VBL Lepaskan konektor VBL lalu sambung ujung VBL dengan kanula outlet, buka klem VBL dan kanula outlet Hidupkan blood pump denga kecepatan aliran Qb antara 100 – 150 ml/mnt Atur dan fiksasi kanula inlet dan outlet dan VBL agar tidak mengganggu pergerakan pasien Bula klem selang monitor tekanan arteri dan vena, akifkan semua detector ( udara dan kebocoran ) Siapkan heparin dosis selanjutnya, program dan hidupkan pompa heparin Cek kembali system alarm limit pada mesin seperti: arteri,vena temperature, TMP, Kencangkan semua sambungan, buble trap terisi 2/3 sampai ¾ bagian, dialiser dalam posisi tegak dengan inlet diatas ( pastikan bebas udara ) Naikan Qb sampai 200 ml/mnt atau lebih Program HD sesuai kebutuhan , lamanya HD, UFR Ukur vital sign lakukan pendokumentasian Rapikan pasien, dan peralatan Beritahu pasien bahwa inisiasi telah selesai Jelaskan kepada pasien apa yang boleh dilakukan selama HD brlangsung Pasien boleh di tunggu satu orang keluarga.
PROTAP MONITORING INTRADIALISIS
14 No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap TUJUAN
Proses dialysis berjalan lancer, masalah pasien segera teratasi, mencegah komplikasi berlanjut, pasienmerasa aman dan nyaman.
RUANG LINGKUP
Unit Hemodialisa
URAIAN UMUM
Pengamatan yang dilakukan selama proses dialiasis
Prosedur
B. Prosedur 5. Pasien Observasi TTV ( TD, Nadi, RR,Suhu) setiap jam atau sesuai kondisi pasien Nilai tingkat kesadaran Observasi vaskuler akses, dan pembuluh darah vena( rembesan darah, pembengkakan dan hematom ) Kaji keluhan pasien Observasi obat obatan yang diberiekan misalnya cairan parenteral, tranfusi darah sesuai dengan program medik
6. Mesin Sambungan AV fistula denga blood line dan sambungan blood line denga dialiser Sambungan tekanan arteri dan vena dengan mesin Jenis Konsentrasi yang digunakan Selama HD berlangsung semua klem terbuka, kecuali klem infuse harus tertutup Buble trap terisi ¾ bagian jangan sampai kosong. Jangan ada udara sepanjang sirkulasi darah dan dialiser Observasi Qb cocokan dengan efektifitas blood flow Observasi tekanan vena dan arteri ( apakah ada hambatan ) Observasi TMP
15
Observasi UFR Observasi time Observasi temperature mesin Standar konsentrat Pemakaian bikarbonat Dokementasikan dalam lembar observasi
16
PROTAP TERMINASI HEMODIALISIS
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
TUJUAN
Mengembalikan darah dari sirkuit ekstrakorporeal ke dalam tubuh pasien, mencegah komplikasi lebih lanjut akibat gangguan teknik.
RUANG LINGKUP
Unit Hemodialisa
URAIAN UMUM
Tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri/ men waktu mengghentikan proses dialysis sesuai dengan waktu yang telah diprogramkan atau pada keadaan kegawatan maupun gangguan teknik yang serius.
Prosedur
C. Mengakhiri HD 7. Persiapan Alat o Piala ginjal o Sarung tangan tidak steril o Kain kassa o Konektor steril o Verban gulung o Betadine sol o Nebacitin powder o Wadah specimen o Obat obatan jika ada o Gunting o Plester o Bantal pasir o Elastic verban o Tensimeter o Termometer o Stetoskop o Kom berisi Na Cl dan spuit 10 cc ( pada double lumen ) o Heparin injn spuit 3 cc d ( pada double lumen ) o Sarung tangan steril ( pada double lumen )
17 o Ember o Tempat sampah medis
8. Pelaksanaan 5 menit sebelum dialysis diakhiri, turunkan Qb menjadi 100 ml/mnt, UFR di kembalikan Beritahukan pada pasien bahwa HD akan berakhir, pengunjung/ penunggu pasien dipersilakan keluar. Mencuci tangan Memakai apron, masker Mengukur TTV Mengkaji keluhan pasien Matikan pompa darah, klem kanula inlet sebelum mencabutnya,selanjutnya lepas kanula dari selang inletdan sambungkan dengan infuse NaCl 0,9 % dengan menggunakan konektor Jalankan pompa 100 ml/mnt dengan memberikan sedikit tekanan pada AVBL Bila darah sudah masuk semua pompa darah dimatikan dan klem ujung kanula outlet Mencabut kanula outlet,selanjutnya beka tusukan ditekan dengan menggunakan kain kasa beberapa menit Untuk akses vaskuler denga femoral setelah perdarahan berhenti, luka ditutup dengan band aid atau kasa yang diberi betadin ditekan dengan bantal pasir 15 menit setelah itu di beri plester.hepafix Pada akses vaskuler double lumen kateter si spol denga NaCl masing masing 30 cc dan setelah dispoel diberi heparin 15000 unit, selanjutnya kateter ditutup dengan kain kasa dan dibalut dengan verban kemudian diplester Bila perdarahan sudah berbenti,luka ditutup dengan kasa yang diberi betadin, lokasi penusukan dibalut dengan verban secukupnya Semua perlengkapan HD dari mesin HD dilepas dan dimasukan dalam ember Kemudian mesin didesinfektan Mengobservasi TTV dan mengkaji keluhan pasien Mengukur intake dan output Menimbang berat badan Dokumentasi
18
PROTAP REUSE DIALIZER
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
03 04 03
Prosedur Tetap TUJUAN
Agar dialyzer dapt dipergunakan kembali beberapa kali oleh pasien yang sama
RUANG LINGKUP
Unit Hemodialisa
URAIAN UMUM
Melakukan proses ulang ( pembilasan sampai sterilisasi) pada dialyzer untuk dipakai ulang kembali
Prosedur
9. Persiapan Alat o Dializer o Selang untuk menyambung o Tutup dialyzer o Sarung tangan o Masker o Apron Gunting o Klem o Gelas Ukur o Label nama o Latutan formaln 2 – 8 % o H2 O2 4 % o Pompa formalin o Air RO o Spuit 50 cc o Tempat sampah o Kain lap 10. Pelaksanaan a. Pembilasan sederhana Darah dalam kompartemen darah dialyzer di dorong dengan NaCl Dializer di isi NaCl dibiarkan selama 5 menit Tempat dialyzer dengan Bi Kebawah Air RO disambungkan ke kompartemen darah bilas beberapa menit dengan tekanan 1,7 atm dengan kcepatan 3-4 l/mnt Bilas kompartemen dialisat dengan air Ro
19 dengan kecepatan dan tekanan yang sama Setelah bersih kedua kompartemen diisi formalin 2-8 %, tutup dialyzer dengan rapat dan kencang b. Pembilasan kompleks Darah didorong dengan NaCl Dializer diisi dengan NaCl Tempatkan dialyzer dengan Bi ke bawah Cairan dialisat disambung dengan kompartemen darah, bilas selama 5 menit dengan kecepatan 500 ml/mnt sambil udara dikeluarkan Air Ro dusambungkan dengan kompartemen dialisat bilas selama 5 menit kecepatan 500 ml/menit, tekanan 5 psi dengan mengklem slang air, dialisat kembali dialirkan ke kompartemen darah Setelah itu kedua slang dialisat di klem, kemudian lepaskan klem slang dialisat sehingga tekanan dikompartemen dialisat meningkat sampai 25 PSI, stop aliran ke kompartemen darah dengan cara mengklem Setelah 5 menit tekanan kompartemen darah dilepas dilepas bilas kompartemen darah dengan dialisat Setelah itu kompartemen darah dibilas dengan cairan dialisat dan kompartemen dialsat dengan RO Kedua kompartemen diisidengan formali 2 – 8 % Tutup dializer dengan rapat dan kencang Cuci tangan Dokumentasi c. Pembersihan Proses ini dilakukan apabila dalam dialiser masih terdapat bekuan darah. Masukan H2O2 4% dengan spuit 25 cc atau 50 cc kedalam kedua kompartemen dializer Biarkan selama 3 – 5 menit kemudian bilas dengan air RO Apabila belum bersih ulangi lagi dengan memasukan H2O2 dan bilas dengan air RO. Apabila sudah bersih kedua kompartemen di isi dengan dengan formalin Tutup dializer dengan rapat dan kencang d. Sterilisasi Setelah dialiszer dibersihkan segera di sterilkan, pada tahap ini digunakan formalin 2 – 8 %, formalin di isi di
20 kedua kompartemen tidak boleh ada udara, kemudian ditutup dengan rapat dan kencang Beri label nama, kode, tangal reuse, catat dibuku reuse e. Cara mengukur priming volume dializer Klem sisa blood line pada ujung inlet dan outlet Pegang dialiser dengan posisi vertical diatas gelas ukur Lepaskan sisa blood line dari dialiser, air/formalin akan keluar dengan gravitasi kedalam gelas ukur Setelah formalin abis, dorong kompartemen darah dengan udara menggunakan spuit 50 cc Hitung air yang ada di gelas ukur Bila air kurang dari 80 % volume priming dialiser baru, maka dialiser tidak bisa digunakan lagi f. Penyimpanan Formalin dalam dialiser minimal berada di dalam dialiser 24 jam agar betul betul steril Simpan dialiser dalam lemari tetutup Tidak boleh kena sinar matahari Letakan dialiser dengan posisi kompartemen dialisat kearah atas. Cuci Tangan
21
PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PADA DURANTE HEMODIALISIS
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap TUJUAN
Memberikan rasa nyaman dan aman selama HD berlangsung dengan menghilangkan mual dan muntah, dan menjamin hidrasi yang adekuat selama HD
RUANG LINGKUP
Unit Pelayanan Hemodialisa
URAIAN UMUM
Mual muntah berhubungan dengan hemodinamik dan hipotensi
Prosedur
3. Penatalaksanaan 1. Kaji keadaan umum pasien ( lemas, keringat dingin, mual dan muntah ) 2. Memberi posisi tidur tanpa, posisi kepala dimiringkan 3. Kaji mesin dan peralatan Qb, TMP, UFR 4. Kaji penggunaan obat anti hipertensi 5. Mengukur TTV 6. Memberi Oksigen bila diperlukan 7. Menurunkan Qb 8. Menimbang berat badab bila memungkinkan 9. Kolaborasi pemberian obat anti emetic 10. Dokumentasi
.
22
PENATALAKSANAAN HIPOTENSI PADA DURANTE HEMODIALISIS
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
03 04 03
Prosedur Tetap TUJUAN
Tekanan darah dalam ambang batas normal atau aman dalam pelaksanaan hemodialisis, memberikan rasa nyaman dan aman bagi pasien
RUANG LINGKUP
Unit Pelayanan Hemodialisa
URAIAN UMUM
Hipotensi berhubungan dengan penurunan yang cepat dari volume darah, pengisian volume jantung menurun, cardiac output menurun hingga hipotensi
Prosedur
4. Penatalaksanaan 11. Kaji tanda dan Gejala ( lemas, berkeringat dingin, pandangan berkunang-kunang, pusing, kadang mual, muntah ,sesak nafas, dan sakir dada ) 12. Atur posisi tidur horizontal /rata tanpa bantal 13. Monitor Qb, TMP/UFR 14. Atur Qb dan UF 15. Observasi tensi , nadi dan pernafasan. 16. Pemberian NaCl 0.9 % dan kolaborasi pemberian obat-obatan 17. Timbang berat badan bila tekanan darah/kondisi pasien memungkinkan 18. Kaji mesin dan peralatan yang digunakan( Dializer dan AVBL ) 19. Dokumentasi
.
23
PENATALAKSANAAN KRAM PADA DURANTE HEMODIALISIS
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap TUJUAN
Memberikan rasa nyaman dan aman , kram berkurang atau hilang. HD dapat dilanjutkan sesuai jadual
RUANG LINGKUP
Unit Pelayanan Hemodialisa
URAIAN UMUM
Kram berhubungan dengan hipotensi ,penurunan barat badan, UFR yang meningkat
Prosedur
5. Penatalaksanaan 20. Kaji tanda dan gejala nyeri otot 21. Anjurkan pasien untuk berdiri menginjak lantai untuk mengurangi nyeri bila memungkinkan 22. Turunkan Qb, TMP, UFR 23. Lakukan masase pada kaki 24. Pemberian Nacl dan kolaborasi 25. Observasi tanda –tanda vital 26. Timbang berat badan bila memungkinkan 27. Dokumentasi .
24
PENATALAKSANAAN EMBOLI UDARA
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap TUJUAN
Agar tindakan hemodialisis dapat dilanjutkan,pasien merasa aman dan nyaman
RUANG LINGKUP
Unit Hemodialisa
URAIAN UMUM
Masuknya udara kedalam tubuh dari sirkulasi ekstrakorporeal pada saat HD
Prosedur
6. Prosedur 1. Kaji mesin dan peralatan AVBL 2. Kaji keluhan dan tanda –tanda : Pasien dalam posisi duduk : Pasien biasanya berteriak dan memegang telinga Kejang Sesak, muka merah/biru Twitching otot Tidak sadar ( kadang-kadang ) Udara dari outlet ( Venus line) masuk kedalam tubuh pasien Pasien posisi terlentang :
3. 4. 5. 6. 7.
Pernafasan dalam, batuk, sianosis Pernafasan tertahanmegap megap Denyut nadi lemah Murmur jantung.
HD di stop/ dihentikan darah di sirkulasi Berikan Oksigen Atur posisi pasien,kaki lebih tinggi dari kepala Baringkan pasien ke sisi kiri badan Pertahanan jalan nafas
25 8. Mengukur tanda vital bila perlu obat-obatan dan cairan 9. Memberitahukan pasien bahwa emboli udara sudah teratasi 10. Menghilangkan/membebaskan udara dari sirkulasi ekstrakorporeal 11. Kontrol system detector udara 12. Bila keadaan pasien baik HD dapat dilanjutkan kembali 13. Program HD Kembali 14. Dokumentasi.
26
PENANGANAN DIALISZER BEKU/CLOT
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap TUJUAN
Agar tindakan hmodialisis dapat di lanjutkan dan pasien merasa nyaman dan ama, adekuasi HD tercapai
RUANG LINGKUP
Unit Hemodialisa
URAIAN UMUM
Tertutupnya lumen dialyzer dan membrane kapiler oleh bekuan darah
Prosedur
7. Persiapan alat dan bahan 28. Spuit 1 cc 29. Klem 2 buah 30. Heparin : 2000 unit 31. Kapas Alkohol 32. Na cl 0,9 % 1 kolf 33. Ember pakai tutup 8. Prosedur 15. Kaji dialyzer : hitam sebagian atau seluruhnya 16. Kaji warna darah pada dialyzer: berbeda (lebih gelap) disbanding dengan warna darah di AVBL 17. Kaji warna dialyzer sesudah dibilas tetap hitam 18. Kaji arterial pressure 19. Apabila dialyzer beku sebagian , beritahu pasien bahwa dialyzer yang digunakan beku/clot sebagian 20. Dekatkaa alat-alat disamping mesin/pasien 21. Berikan exstra heparin 2000 unit ( disuntikkan di injection port ABL ) 22. Qb dinaikan ≥ 200 cc/mnt 23. Dializer dibilas NaCl 24. Bila clot teratasi HD diteruskan tanpa mengganti dialyzer dan tetap diobservasi 25. HD di program kembali dengan QB lebih tinggi, memperhitungkan jumlah cai dan TMP ) 26. Bilas NaCL 0,9 % tiap jam 27. Memberitahu pasien bahwa masalah sudah teratasi 28. Mengukur tanda vital
27 29. Rapikan peralatan 30. Dokumentasi
28
PENANGANAN DIALISZER LEAK/BOCOR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap TUJUAN
Agar proses hemodilisis dapat berlangsung terus sesuai jam pemberian, pasien merasa aman dan nyaman
RUANG LINGKUP
Unit Hemodialisa
URAIAN UMUM
Dializer leak adalah kondisi sobeknya membrane kapiler dialisa sehingga darah keluar dari kompartemen darah dan masuk ke kompartemen dialisat.
Prosedur
9. Persiapan alat dan bahan 34. Dializer baru 1 buah 35. Klem 2 buah 36. Heparin : 2000 unit 37. Kapas Alkohol 38. Na cl 0,9 % 1 kolf 39. Ember pakai tutup 10. Prosedur 31. Kaji adanya alarm blood leak detector 32. Kaji warna dialisat pada kompartemen d 33. ialisat dan selang dialisat outlet 34. Memberitahu pasien bahwa dialyzer yang dipakai bocor dan agan segera diganti 35. Aliran dialisat di stop ( possisi by pass) pada mesin tertentu otomatis bypass 36. Dekatkaa alat-alat disamping mesin/pasien 37. Pompa darah dimatikan /stop 38. Klem kanula arteri ABL ( sebelum infuse set ) 39. Klem infuse dibuka, pompa darah dijalankan Qb 100 40. Darah di kembaikan ketubuh dengan NAcl sebagai pendorong/ pembilas sampai cairan bubble map VBL bening , lalu pompa darah dimatikan 41. Siapkan dialiser baru ( priming secara darurat ) 42. Klem AVBL yang dekat dialiser, dilepaskan kedua sisi dari lialiser kemudian dipasangkan dke dialiser baru, slang dialisat disambung ke dialisat dan dialiser yang bocor dimasukan dalam ember, 43. Darah dialirkan kembali kedalam sirkulasi
29 ekstrakorporeal dengan cara membuka klem kecuali klem infuse, posisi dialiser dalam keadaan terbalik Qb 100 c/mnt sambil mengontrol udara keluar dari sirkulasi ekstrakorporeal ( AVBL dan dialiser ) 44. Bila AVBL bebas udara posisi dialiser dikembalikan keposisi sebenarnya, 45. Berikan ekstra heparin 2000 unit disuntikan pada injection port ABL 46. HD deprogram kembali jumlah cairab NaCl yang masuk dalam tubuh dan waktu untuk melakukan tindakan diperhitungkan 47. Memberitahu pasien bahwa pergantian dialiser sudah selesai 48. Mengukur tanda vital dan monitor mesin 49. Rapikan alat 50. Dokumentasi.
30
DEKONTAMINASI ALAT KESEHATAN
No. Dokumen
Prosedur
No. Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Tetap TUJUAN
RUANG LINGKUP
Mencegah terjadinya penyebaran infeksi melalui alat kesehatan agar pelayanan aman , nyaman, efekti
UNIT HEMADIALISA
URAIAN UMUM
Proses untuk mencegah penyebaran infeksi melalui alat kesehatan, mempersiapkan alat untuk proses pencucian
Prosedur
11. Persiapan alat dan bahan 1. Larutan natrium hipoklorit ( klorin 5 %) atau larutan natrium hipoklorit 0,5 %. 2. Gelas ukur, wadah plastik atau wadah lain untuk menampung larutan hipoklorit dan mampu menampung alat kesehatan yang akan direndam 3. Sarana cuci tangan 4. Alat pelindung : sarung tangan, gaun pelindung/ celemek kedap air, kaca mata pelindung wajah. . 2. Prosedur 1. Kenakan sarung tangan, celemek kedap air atau pelindung wajah kalau perlu 2. Buat larutan natrium hipoklorit 0,5 % dengan menggunakan gelas ukur ( 100 ml klorin 5 % dalam 1 liter air ) 3. Rendam alat kesehatan kedalam larutan natrium klorit 0,5 %, pastikan alt terendam seluruhnya, rendam selama 10 menit ( jangan lebih karena dapat menyebabkan alat korosif ) 4. Setelah 10 menit angkat alat dari rendaman 5. Bilas dengan dengan air bersih hingga bersih dan lanjutkan dengan pembersihan 6. Rendam alat dalam dalam ember atau wadah plastic berisi air bersih apabila alat kesehatan tidak langsung di cuci.
31 7. Buka sarung tangan, masukan dalam wadah sementara menunggu dekontaminasi dan proses selanjutnya. 8. Cuci tangan
32
PENCUCIAN ALAT KESEHATAN BEKAS PAKAI
No. Dokumen
Prosedur
No. Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Tetap Pengertian
Pencucian adalah proses secara fisik menghilangkan segala kotoran yang kasat mata dari benda dan permukaan benda
Tujuan
1. Mencegah penyebaran infeksi melalui alat kesehatan 2. Mempersiapkan alat untuk proses sterilisasi berikutnya Proses pencucian merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial
Kebijakan
Prosedur
1.alat dan bahan 1. Alat kesehatan yang akan dicuci 2. Tempat pencucian dengan air mengalir atau baskom berisi air bersih 3. Diterjen 4. Sikat halus 5. Bengkok ( nierbekken ) 6. Lap kering / handuk kering . 2.Prosedur 1. Kenakan sarung tangan, celemek kedap air atau pelindung wajah kalau perlu 2. Siapkan peralatan kesehatan yang akan dicuci, pastikan bahwa sebelumnya sudah dilakukan proses dekontaminasi 3. Larutkan diterjen dengan air dalam wadah 4. Masukan peralatan yang akan dicuci dalam wadah yang berisi larutan diterjen 5. Peralatan disabuni satu persatu sambil dibersihkan dengan sikat sampai kotoran yang menempel pada alat hilang 6. Bersihkan peralatan dari kotoran dan sisa busa diterjen dengan cara membilas dengan air bersih atau air mengalir, lakukan berulang ulang sampai kotoran dan sisa busa diterjen hilang 7. Setelah peralatan bersih keringkan dengan lap kering satu persatu masukan peralatan kedalam bengkok,
33 peralatan siap untuk dilakukan proses sterilisasi 8. Rapikan peralatan dan bahan 9. Lepaskan sarung tangan 10. Cuci tangan.
34
PENYIMPANAN ALAT STERIL
No. Dokumen
Prosedur
No. Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Tetap
RUANG LINGKUP
Penyimpanan adalah tindakan menyimpan alat kesehatan alat yang sudah steril agar tetap steril dan siap digunakan
TUJUAN
4. Mencegah penyebaran infeksi melalui alat kesehatan 5. Mempersiapkan alat kesehatan agar siap pakai
URAIAN UMUM
RUANG RAWAT INAP
Prosedur
Persiapan alat dan bahan 1. Alat kesehatan yang sudah disterilkan dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup rapat 2. Lemari Penyimpanan khusus
. Prosedur 1. Perawat cuci tangan dan atau menggunakan sarung tangan steril 2. Periksa lemari penyimpanan dalam keadaan bersih bebas dari barang atau peralatan lain yang tidak steril atau kotor. 3. Pastikan alat yang akan disimpan sudah steril dengan melihat kertas indikator atau catatan bahwa peralatan telah selesai diterilkan. 4. Pastikan bahwa alat terbungkus rapat, apabila
35 dalam tromol pastikan tromol tertutup rapat 5. Pindahkan alat dari otoclav dan masukan dalam lemari tempatkan secara rapi, 6. Tutup kembali lemari secara rapat kalau perlu dikunci 7. Perawat Cuci Tangan .
36
STERILISASI FISIK UAP PANAS BERTEKANAN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap Agar pelayanan keperawatan, aman, efektif, efisien dan tepat TUJUAN
RUANG LINGKUP
RUANG HEMODIALISA
URAIAN UMUM
Sterilisasi fisik uap panas bertekanan adalah suatu proses untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme dari alat kesehatan termasuk endospora bakteri dengan menggunakan otoklaf. Agar pelayanan keperawatan, aman, efektif, efisien dan tepat
Prosedur
Persiapan alat dan bahan 1. Alat kesehatan yang sudah melalui proses dekontaminasi dan pencucian 2. Bahan pembungkus kertas perkaman atau kertas Koran, atau kain katun 3. Wadah atau tromol 4. 0toklaf 5. Kertas indikator sterilisasi . Prosedur 1. Siapkan alat kesehatan yang akan disterilkan pastikan bahwa alat tersebut sudah dilakukan proses dekontaminasi dan pencucian 2. Buka dan lepaskan semua alat kesehatan yang disatukan (misalnya hemostat dan gunting), pisahkan peralatan yang terdiri banyak bagian, dengan tujuan agar uap dapat mencapai seluruh bagian dari permukaan alat.
37 3. Atur letak alat kesehatan, jangan terlalu rapat karena akan menghalangi uap untuk mencapai seluruh permukaan , jangan membungkus sarung tangan dengan menggulung ketat. 4. Jika alat kesehatan dibungkus sebelum dilakukan sterilisasi, gunakan 2 lapisan kertas Koran atau kain katun( jangan menggunakanKanvas ) tempelkan indikator. 5. Jangan menggunakan wadah yang tertutup untuk alat kesehatan dan peralatan lainnya, jika digunakan tromol , harus diyakinkan bahwa lubang-lubang yang terdapat pada tromol dalam posisi terbuka 6. Atur semua pak, tromol, atau peralatan yang tidak terbungkus dalam ruangan otoklaf sedimikian rupa, sehingga uap panas bersirkulasi dengan bebas. 7. Lakukan sterilisasi 121 ‘C pada tekanan 106 kPa ( 1 atm atau 15 lb/in2, 1 kgf/cm2, 776 mmHg) selama 30 meit untuk alat yang dibungkus atau 20 menit untuk alat yang tidak dibungkus ( atau ikuti petunjuk pemakaian ). Lakukan pengukuran waktu dengan timer, jangan memulai waktu pengukuran waktu sebelum syarat temperature dan tekanan terpenuhi. 8. Jika dipakai otoklaf otomatis, temperature dan tekanan akan turun sendiri begiti siklus sterilisasi selesai. Jika yang dipakai otoklaf tidak otomatis, matikan api atau pindahkan otoklaf dari sumber panas selam 30 menit( jika peralatan dibungkus ) atau setelah 20 menit ( jika peralatan tidak dibungkus. 9. Tunggu sampai tekanan menjadi nol sebelum membuka otoklaf. Buka lubang udara atau tutup otoklaf dan biarkan sisa-sisa uap habis. Biarkan alat kesehatan tetap berada dalam otoklaf biarkan sisa uap habis, biarkan alat kesehatan berada dalam otoklaf sampai kering umumnya membutuhkan waktu 30 menit 10. Ambil alat kesehatan dengan menggunakan alat steril, tunggu sampai mecapai suhu kamar setelah itu alat dapat digunakan atau dilakukan penyimpanan apabila tidak dipakai langsung
38
PROTAP CATH VENA SUB CLAVIA ( DOUBLE LUMEN ) A. Persiapan Alat / bahan 1. Spuit 10 cc 2. Spuit 1 cc 3. Bak steril berisi 2 com, ( satu com untuk merendam/ menyimpan tutup kanula kateter dan com yang satu lagi untuk Na Cl 4. Kasa steril 5. Alkohol 6. Betadine 7. Alkohol 8. Pengalas karet// plastic 9. Handscon 10. Heparin 11. Masker 12. Plester/hepafik 13. Kain duk steril B. Prosedur Tindakan Inisiasi 1. Bawa peralatan kedekat pasien 2. Letakan pengalas karet/plastik dibawah kateter kemudian buka balutan kateter 3. Pakai masker 4. Cuci tangan kemudian pakai sarung tangan 5. Disinfeksi kedua kanula dengan betadine, biarkan selama 3 menit lalu bersihkan dengan alcohol 6. Letakan duk steril sebagai pengalas 7. Keluarkan heparin darikedua kanula 3 cc untuk mengeluarkan bekuan darah 8. Periksa kelancaran aliran kateter, bila diperluhan ambil darah untuk sampel lab, lalu berikan heparin dosis awal yang telah diaplus Nacl 5 cc melalui outlet 9. Bersihkan tutupkanula kateter dan rendam dalam kom steril berisi betadin dan simpan dalam bak steril 10. Setelah itu akses bisa dihubungkan kemesin untuk memulai sirkulasi mulai dari ABL ( merah ) keluarkan Nacl melalui VBL kedalam Matkan / ember 11. Setelah Nacl habis keluar sambungkan akses ke VBL 12. Atur mesin, QB, UF , proses hemodialisis di mulai C. Terminasi Hemodialisa 1. Matikan pompa, tutup klem ABL ,Lepas akses inlet ABL hubungkan dengan NACL masukan semua darah yang ada di sirkulasi dialiser kedalam tubuh 2. Setelah darah masuk semua lepas VBL klem kedua lumen kanula 3. Spoel kateter dengan NACL masing masing 30 cc 4. Beri heparin 15000 unit, selanjutnya kateter ditutup dengan kain kasa dibalut dengan verban dan di plester.
PEMELIHARAAN ALAT-ALAT HEMODIALISA
39 No.Dokumen
STANDAR
No.Revisi
Halaman
TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL PROSEDUR PENGERTIAN TUJUAN
Suatu proses tata cara dalam melaksanakan pemeliharaan alat-alat hemodialisa Sebagai acuan untuk memelihara alat-alat laboratorium di hemodialisa
Instalasi
KEBIJAKAN
Alat hemodialisa perlu dipelihara secara teratur untuk menjaga dan meningkatkan mutu hemodialisa
PROSEDUR
1. Sebelum menggunakan alat hemodialisa periksa dahulu, kabel harus dalam keadaaan terpasang pada saklar listrik. 2. Operasionalkan alat hemodialisa sesuai dengan prosedur operasional alat yang bersangkutan. 3. Setelah selesai melakukan hemodialisa, alat-alat harus dalam keadaan bersih, kemudian matikan alat dengan menekan saklar off pada alat dan saklar off pada stabiliser. 4. Setiap ada kerusakan, secepatnya perawat yang bersangkutan melapor kepada kepala unit hemodialisa, selanjutnya dilaporkan pada tehnisi mesin HD dan atau IPSRS dan Pemeliharaan. Bila Bagian Umum dan Pemeliharaan tidak dapat memperbaiki dilakukan perbaikan oleh teknisi alat dari perusahaan rekanan.
UNIT IPSRS RSUD Kotabaru TERKAIT
DOKUMEN TERKAIT
1. Kartu pemeliharaan alat. 2. Formulir permohonan perbaikan alat. 3. Standar operasional, pemeliharaan, pemecahan (troble shooting) alat hemodialisa 4. Prosedur perbaikan alat hemodialisa
40 PEMELIHARAAN SARANA/ALAT KESEHATAN DI RUANG HEMODIALISA
A. Sterilisasi ruangan ( setiap bulan ) , dengan larutan Presept atau Virkon. B. Kebersihan ruangan dialysis ( setiap hari setelah dipakai pasien ) ; tempat tidur, kursi tunggu, nakhas ( meja samping ), meja tindakan ( overbed table ), trolley, mesin dialysis, TV dll. Perawatan alat medis 1. Kalibrasi mesin setelah 1500 jam tindakan 2. Kalibrasi timbangan berat badan dan tensi meter ( sebulan sekali ). 3. Trolley emergency ( dicek setiap hari ). 4. Battery back up untuk alat defibrilator ( charge setiap hari ). 5. Pengecekan tabung oksigen dan selangnya ( setiap hari ). 6. Pengecekan alat sterilisasi ( sebulan sekali ). Perawatan air RO secara berkala 1. Setiap hari ( malam hari ) : A. Melakukan back wash multi media. B. Melakukan back wash karbon filter. C. Melakukan back wash softener ( pemberian garam 1 kg / hari ). D. Pembersihan cartridge pada pre treatment dan sebelum membran RO. E. Pengecekan kestabilan tegangan listrik dan bebas kejutan. F. Pencatatan pump RO dan tekanan parameter. G. Pengecekan bebas clorin sesudah back wash karbon filter dengan : test trip total klorin ( chloramines + free chlorine ). H. Pengecekan kandungan Ca dan Mg sesudah back wash Softener dengan : test trip water hardness. 2. Setiap bulan : – Pemeriksaan air RO : terhadap bakteri dan Endotoxin. – Pemeriksaan air dialisat : terhadap bakteri, endotoxin, elektrolit. – Pembersihan tanki produk dengan ( larutan bayclin 1 : 100 ) . 3. Setiap 6 bulan : – Pemeriksaan air RO : sesuai parameter standard AAMI. Penggantian peralatan sistem reverse osmosis : a. Catridge filter setiap bulan (terutama bila terjadi perubahan warna pada filter). b. Membran reverse osmosis 3 tahun sekali ( tergantung hasil parameter air RO ) , jika hasilnya melebihi angka normal dari parameter maka secepatnya harus diganti.
41
Menimbang Pasien Hemodialisa
No. Dokumen
Prosedur
No. Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Tetap Pengertian
Menimbang berat badan dengan mempergunakan timbangan badan.
Tujuan
1. Mengetahui berat badan, perkembangan berat badan pasien. 2. Membantu menentukan program hemodialisa, pengobatan, diet dan lain-lain.
Kebijakan
Memenuhi reaksi fisiologis Pelayanan pasien akurat.
Prosedur
1. Persiapan Alat : 1.1. Timbangan pasien dewasa 1.2. Catatan keperawatan 1.3. Bolpen 2. Langkah-langkah 2.1. TAHAP PRE INTERAKSI 2.1.1. Perawat mencuci tangan 2.1.2. Perawat melakukan verifikasi order 2.2. TAHAP ORIENTASI 2.2.1. Berikan salam, panggil nama klien 2.2.2. Memperkenalkan nama perawat 2.2.3. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan 2.3. TAHAP KERJA 2.3.1. Memulai tindakan dengan cara yang baik dan benar 2.3.2. Mengatur timbangan sehingga jarum menunjuk angka nol dan seimbang . 2.3.3. Untuk pasien dewasa : Menganjurkan pasien berdiri di atas timbangan tanpa sepatu / sandal dan tanpa jaket 2.3.4. Membaca berat badan. 2.3.5. Merapikan kembali baju pasien bayi 2.3.6. Membereskan alat-alat
42 2.4. TAHAP TERMINASI .4.1. 2.4.2. 2.4.3. 2.4.4. 2.4.5. 2.4.6.
Unit terkait
Evaluasi hasil yang dicapai Memberi reinforcement positif pada klien Kontrak untuk pertemuan selanjutnya Mengakhiri pertemuan dengan baik Perawat mencuci tangan Dokumentasi
43
Mencuci Tangan Aseptic No. Dokumen
Tujuan Kebijakan
Indikasi Mencuci Tangan
Proses membuang kotoran dan debris secara mekanis dari kulit kedua tangan dan mereduksi sejumlah mikroorganisme pasien. 1. Mencegah terjadinya infeksi silang 2. Menjaga kebersihan perorangan. 3. Mereduksi flora transien maupun residen. 1. Mencuci tangan dilakukan oleh semua tenaga medis, non medis sebagai tindakan pencegahan utama terjadinya penularan infeksi 2. Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir , menggunakan larutan antiseptik dengan menggunakan 7 langkah efektif mencuci tangan. 1. Mencuci tangan dilakukan sebelum dan setelah 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5.
Prosedur
Halaman
Tanggal terbit
Prosedur Tetap Pengertian
No. Revisi
Melaksanakan tugas Memeriksa dan kontak langsung dengan pasien Melakukan tindakan keperawatan Memakai sarung tangan 2. Situasi yang membuat tangan menjadi terkontaminasi : Memegang instrumen kotor atau barangt-barang lainnya Menyentuh menbran mukosa, darah tau cairan tubuh lain Melakukan kontak yang intensif dan lama dengan apsien Mengambil sampel darah Mengukur tekanan darah atau memeriksa tanda vital pasien. 1. Persiapan 1.1. Air bersih mengalir 1.2. Larutan antiseptic misal : Savlon, Hibitane, Hibis crub. 1.3. Sikat halus (bila perlu) 1.4. Handuk, paper towel. 2. Langkah kerja 2.1. Lepas jam tangan dan cincin ( Bila ada ) 2.2. Buka kran dengan siku (Bila memungkinkan ) 2.3. Basuhi tangan setinggi lengan bawah dengan air mengalir. Tangan mulai ujung jari sampai siku dibasahi dengan air mengalir. 2.4. Letakkan antiseptik / sabun di telapak tangan dan gosok kedua telapak tangan dan melakukan 7 langkah cuci tangan 2.5. Gosok kedua punggung tangan secara bergantian 2.6. Gosok sela-sela jari tangan 2.7. Gosok kedua buku-buku jari tangan bergantian 2.8. Gosok kedua ibu jari tangan bergantian 2.9. Gosok kedua ujung jari tangan bergantian 2.10. Gosok kedua pergelangan tangan bergantian.
44 2.11. Membilas tangan, pergelangan tangan di bawah air bersih yang mengalir 2.12. Mengeringkan tangan dengan menggunakan alkohol glycerin, paper towel, handuk sekali pakai (pilih yang memungkinkan ) 2.13. Menutup keran dengan siku / paper towel / handuk sekali pakai 2.14. Membuang / meletakkan paper towel, handuk sekali pakai pada tempat yang sudah disediakan. 1. Catatan
Unit Terkait
45
Mencuci Tangan Biasa No. Dokumen
Prosedur
No. Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Tetap Pengertian Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. 1. Menjaga kebersihan perorangan. 2. Mencegah terjadinya infeksi silang. 3. Secara khusus menghilangkan kotoran dan debris secara mekanis dari permukaan kulit 1. Cuci tangan dilakukan sebelum 1.1. Memeriksa (kontak langsung dengan) pasien. 1.2. Melakukan tindakan keperawatan. 2. Dilakukan setelah 2.1. Situasi tertentu dimana kedua tangan dapat terkontaminasi seperti : menyentuh selaput lendir, darah atau cairan tubuh lainnya. 2.2. Kontak yang lama dan intensif dengan pasien. 2.3. Melepaskan sarung tangan. Persiapan 1.1. Air bersih mengalir 1.2. Sabun 1.3. Sikat lunak (bila perlu) 1.4. Handuk atau kertas lap bersih dan kering. 2. Langkah kerja 2.1. Lepaskan arloji, cincin (bila memakai), periksa tangan apakah ada luka atu lecet 2.2. Berdiri menghadap sink (wastafel). Pakaian tidak boleh menyentuh wastafel 2.3. Buks kran air sesuai sistem pembuka yang digunakan 2.4. Kedua belah tangan sampai siku dibasahi. 2.5. Mempergunakan sabun biasa. 2.6. Menggosok dengan keras seluruh bidang permukaan tangan dan jari-jari sekurang-kurangnya 10 hingga 15 detik. 2.7. Perhatikan bidang dibawah kuku tangan dan diantara jari-jari. 2.8. Mencuci tangan seluruhnya dengan air bersih. 2.9. Mengeringkan tangan dengan handuk, kertas lap (paper towel) dan gunakan lap untuk mematikan kran.
46
MENYIAPKAN PASIEN PULANG No. Dokumen
DI UNIT No. HEMODIALISA Revisi
Halaman
Tanggal Terbit Prosedur Tetap
PENGERTIAN : Menyiapkan pasien pulang di unit hemodialisa adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan Perawat untuk menyiapkan dan membantu proses kepulangan Pasien yang dinyatakan boleh pulang oleh Dokter TUJUAN : 1. Membantu dan menyiapkan proses kepulangan Pasien dengan sebaik-baiknya 2. Memberikan kenyamanan pada Pasien 3. Menjaga keselamatan Pasien KEBIJAKAN : 1. Kepulangan Pasien harus dibantu dan disiapkan oleh Perawat 2. Perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga sebelum Pasien pulang PROSEDUR TETAP : 1. Perawat menerima instruksi bahwa Pasien sudah boleh pulang dari Dokter Penanggung Jawab hemodialisa atau dinyatakan hemodialisa reguler atau terjadwal rutin 2. Perawat memberi penjelasan kepada Pasien dan keluarga bahwa Pasien sudah boleh pulang. 3. Perawat memberi penjelasan bahwa perhitungan biaya akan segera diproses, segera setelah perhitungan biaya selesai pasien atau keluarga akan diberitahu di kamar perawatan. 4. Perawat menghitungkan rincian tindakan dan obat-obatan 5. Perawat menyiapkan obat-obatan dan hasil pemeriksaan yang akan dibawa Pasien pulang 6. Perawat menerima informasi bahwa perhitungan biaya sudah selesai dari kassa/bagian keuangan 7. Perawat memberitahu Pasien/keluarga bahwa perhitungan biaya sudah selesai. Perawat menganjurkan Pasien/keluarga untuk menyelesaikan biaya perawatan di kasir, untuk kemudian kembali ke ruang perawat untuk mengambil obat-obatan yang akan dibawa pulang 8. Perawat menerima copy kwitansi kuning dari Pasien atau keluarga 9. Perawat memberikan obat-obatan dan hasil pemeriksaan yang boleh dibawa pulang 10. Perawat memberikan penjelasan tentang aturan pakai obat, jadwal kontrol, dan pendidikan kesehatan tentang tata cara perawatan pasien post operasi di rumah. 11. Perawat menganjurkan Pasien untuk menelepon atau datang ke Unit hemodialisa bila sewaktu-waktu Pasien merasakan keluhan sesak napas, sakit kepaa , pusing berlebihan, atau tanda-tanda lain yang sangat mengganggu Pasien 12. Perawat memberikan kesempatan pada Pasien untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas 13. Perawat atau petugas mengantarkan Pasien pulang sampai pintu gerbang UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap dan Gawat Darurat 2. Unit penunjang lain
47
48
PERSIAPAN TINDAKAN HEMODIALISA
A. Serah terima pasien Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dilakukan tindakan hemodialisa antara perawat ruangan rawat inap dan perawat hemodialisa Tujuan : 1. Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan tindakan hemodialisa oleh perawat ruangan dan perawat ruang hemodialisa agar pelaksanaan hemodialisa bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan keselamatan pasien. 2. Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan hemodialisa Kebijakan : Perawat ruangan dan perawat hemodialisa hemodialisa
bertanggung jawab atas persiapan pasien
Prosedur : 1. Petugas ruangan mengetahui jadwal hemodialisa 2. Perawat ruangan rawat inap mempersiapkan area punksi vena khususnya femoral sesuai prosedur yang berlaku harus dilakukan pembersihan dari rambut. 3. Perawat ruangan rawat inap mempersiapkan dan mencek kelengkapan catatan medik pasien, pemeriksaan Lab dan penunjang lainnya termasuk surat persetujuan tindakan hemodialisa untuk dibawa bersama pasien ke ruang hemodialisa 4. Perawat ruangan rawat inap menyertakan perlengkapan penunjang hemodialisa misalnya : persediaan obat-obatan atau persediaan darah yang diperlukan saat hemdialisa dilakukan yang akan dibawa bersama pasien ke ruang hemodialisa 5.
Setengah jam sebelum jadwal hemodialisa atau setelah ada panggilan perawat hemodialisa pasien dibawa ke ruang hemodialisa dengan memakai tempat tidur yang dipakai di ruangan atau kursi roda sesuai kondisi pasien
6. Serah terima pasien pra hemodialisa dilakukan di ruang hemodialisa 7. Perawat ruangan rawat inap menyerahkan pasien dan petugas ruang hemodialisa mencatat dalam buku register ruang hemodialisa 8. Perawat hemodialisa memeriksa kelengkapan berkas , kelengkapan identitas, catatan medik pasien, keadaan umum pasien, surat izin tindakan dan kelengkapan penunjang lainnya seperti hasil laboratorium HbsAg ,anti HCV, HIV obat-obatan dan persediaan darah. 9. Kejadian khusus dan pengobatan selama hemodialisa berlangsung dicatat dalam buku laporan hemodialisa 10. Setelah hemodialisa selesai, perawat hemodialisa mencatat tindakan hemodialisa di rekam medic pada catatan keperawatan. Setelah semua selesai perawat hemodialisa menghubungi perawat rawat inap untuk menjemput pasien. 11. Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan perawat rawat inap ruangan.
49
12. Serah terima dilakukan di ruang hemodialisa , perawat hemodialisa menyerahkan pasien beserta semua kelengkapannya dan perawat HD memberitahukan tindakan keperawatan yang dilanjutkan dilanjutkan di ruang rawat inap atau jadwal HD selanjutnya apabila HD memang dilanjutkan A. Persiapan fisik 1. Pasien harus dalam kondisi aman untuk dilakukan hemodialisa yang Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan hasil pemeriksaan fisik oleh dokter ruangan dan atau dokter konsulan penanggung jawab HD menunjukkan kondisi dalam batas toleransi untuk dilakukan tindakan HD. 2. Dilakukan pemeriksaan penunjang yang lengkap, meliputi pemeriksaan laboratorium hematologi, kimia klinik, dan lainnya, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan EKG, dan pemeriksaan lain yang diperlukan dengan hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal atau dalam batas toleransi / aman 3.
Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit dalam dan atau dokter konsulan ginjal dan atau dokter konsulen lainnya menyatakan pasien dapat dilakukan hemodialisa
4. Bila diperlukan dilakukan persiapan terhadap pasien untuk menunjang kelancaran hemodialisa , seperti pemasangan infus, lavement, puasa, istirahat total, pemasangan Supportif seperti O2, Foley catheter, NGT , dll. 5.
Pasien dalam keadaan bersih, bila perlu sudah mandi, pakaian dari RS, bersih
B. Persiapan mental 1. Pasien harus memahami maksud dan tujuan hemodialisa serta resiko yang harus dihadapi dalam menjalani hemodialisa ini. Lakukan Informed Consent sesuai prosedur. 2.
Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar menghadapi tindakan hemodialisa yang akan dijalaninya. Pasien diminta untuk berdoa menurut keyakinannya masing-masing.
3.
Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung secara moril.
50
REKOMENDASI PASIEN HEMODIALISA
REKOMENDASI UMUM 1. Pasien baru atau pasien pindah ke / dating dari pusat HD lain harus dilakukan pemeriksaan HBsAg, anti HCV dan anti HIV. 2. Pasien dengan HbsAg dan anti HCV negative, pemeriksaan diulang kembali setiap 6 bulan. 3. Pemeriksaan HIV pada pasien HD lama hanya dilakukan bila ada kecurigaan menderita penyakit HIV. REKOMENDASI KHUSUS 4. Pasien dengan HBsAg negative, dilakukan vaksinasi untuk virus hepatitis B. 5. Pasien dengan HBsAg positif : - Ditempatkan di ruang isolasi - Harus memakai mesin hemodialisis yang dikhususkan. - Tidak diperkenankan memakai dializer ulang. - Pengobatan nucleoside ( Lamivudine ) selama satu tahun pada pasien dengan SGPT meningkat dan kadar darah HBV DNA ≥ 105 kopi/ml. 6. Pasien dengan anti HCV positif : - Tidak memerlukan ruang isolasi - Tidak perlu memakai mesin hemodialisa yang dikhususkan - Dapat memakai dializer proses ulang - Lakukan pemeriksaan HCV RNA - Pengobatan Interferron dapat diberikan bila HCV RNA Positif. 7. Pasien dengan tes HIV positif, dilanjutkan dengan pemeriksaan Western blot untuk menghindarkan hasil poritif palsu. 8. Pasien tes HIV dengan enzyme immunoassay ( EIA ) serta Western blot positif : - Tidak perlu memakai mesin khusus - Dapat memakai dializer proses ulang - Tidak memerlukan ruang isolasi - Pengobatan untuk HIV perlu diberikan. Rujukan : Transmisi hepatitis B pada pasien HD tinggi bila banyak pasien yang HBsAg positif atau kurang dari 50 % jumlah pasien HD tidak dilakukan imunisasi hepatitis B. Pasien HD yang mendapatkan imunisasi hepatitis B akan mendapatkan proteksi lebih dari 70 % disbanding yang tidak mendapat imunisasi. Pada infeksi akut hepatitis B. HBsAg akan terdeteksi pada minggu 1 – 10 . Seetelah pemulihan, HBsAg akan tidak terdeteksi dalam 4 – 6 bulan. Bila tetap ada setelah 6 bulan, pasoien dianggap mengidap hepatitis B kronik. Pasien HD dengan HBsAg negative sebaiknya dilakukan pengulangan pemeriksaan setiasp 6 bulan. Penyebaran VHB di ruang HD akan berkurang bila dilakukan isolasi ruangan tempat HD ( pasien dan mesin ) serta dilakukan standar pencegahan universal precaution yang ketat. VHB akan tetap ada pada permukaan benda yang terpercik darah dalam jumlah 10 – 10 virion infeksius ml. walaupun bercak darahnya sudah tidak terlihat. VHB tersebut relative stabil dan tetap infeksius selama 7 hari pada suhu kamar di permukaan . oleh karena isolasi mutlak dilakukan dan dianjurkan tidak menggunakan dializer proses ulang pada pasien infeksi dengan VHB. Pengobatan pasien VHB positif dengan pemberian analog nucleoside (Lamivudine) pada pasien HD dapat memberikan hasil yang memuaskan. Replikasi virus dapat ditekan dan kadar SGPT mennjadi normal pada 80 % pasien.
51 Penyaringan terhadap VHC pada pasien yang akan masuk atau sedang menjalani program HD dapat dilakukan dengan 3 cara : - Penyaringan biokimia, dengan memeriksa SGPT - Penyaringan serologi, dengan memeriksa anti HCV dengan ELISA - Penyaringan virology dengan pemeriksaan PCR ( HCV RNA ). Sammy Saab dkk melaporkan penelitian mereka secara kohort pada 5000 pasien HD dengan pemantauan selama 5 tahun berkesimpulan bahwa penyaringan serologi merupakan pendekatan yang terbaik dengan biaya lebih murah dan lebih efektif disbanding dengan penyaringan bviokimia. Penyaringan biokimia dilakukan dengan pemeriksaan SGPT setiap bulan, bila SGPT normal. Dengan penyaringan serologi, pemeriksaan anti HCV ELISA dilakukan setiap 6 bulan bagi mereka yang negative. Pasien anti HCV positif, untuk menyingkirkan kemungkinan positif palsu, dikonfirmasikan dengan pemeriksaan strip immunoblot assay (SIA). Hasil positif palsu pemeriksaan tes HIV lebih sering terjadi pada pasien dalam HD ( 4 % – 8,8 % ). Konfirmasi dengan tes Western blot perlu dilakukan bila tes HIV dengan ELA positif. Penelitian yang dilakukan oleh Nicola Froio dkk, pada 3 unit dialysis untuk mendeteksi peran lingkungan dan mesin HD dalam transmisi hepatitis B dan hepatitis C, mendapatkan 1 dari 64 sampel positif HBsAg diperoleh pada mesin yang dikhususkan untuk pasien HBsAg positif dan 1 dari 64 sampel yang positif HCV RNA diperoleh pada bagian luar konektor cairan dialisat dari mesin yang dipakai oleh pasien dengan anti HCV negative. Hal ini menunjukan bahwa hanya factor di luar mesin sebagai perantara transmisi kuman hepatitis C bukan oleh karena mesin yang dipakai oleh pasien anti HCV positif. Mereka menyimpulkan bahwa tidak ada alas an bagi pengidap hepatitis C harus memakai mesin yang khusus. Universal precaution yang ketat dapat mencegah transmisi hepatitis C di unit dialysis yang tidak memakai mesin yang dikhususkan dan tidak ada isolasi khusus untuk pasien dengan anti HCV positif. Hal ini terbukti dari hasil penelitian multisenter di Belgia dengan pemantauan 54 bulan meliputi 963 pasien dari 15 unit HD. Laporan dari Belgia, Portuguese Society of Nephrology dan Afrika Selatan menunjukan pemakaian dializer proses ulang pada pasien dengan anti HCV positif tidak menjadi sumber transmisi hepatitis C bila perlakuan proses ulang dilakukan pada ruang yang terpisah antara anti HCV positif dengan anti HCV negative. Angka kematian lebih tinggi pada pasien penyakit ginjal terminal dengan hepatitis C dibandingkan dengan yang tidak dengan hepatitis C. disarankan untuk memberikan pengobatan pada pasien penyakit ginjal terminal dengan hepatitis C. Sumber : Konsensus PERNEFRI 2006 PERNEFRI. 2006. Rekomendasi Pengendalian Infeksi Virus Hepatitis B, Virus Hepatitis C, dan HIV pada Unit Hemodialisis di Indonesia. Jakarta. Indonesia.
52
PROTAP MESIN GAMBRO
II.
Persiapan Mesin 1. Air yang telah melalui proses pembersihan dengan menggunakan Reverse Osmosis 2. Listrik 220 V (sebaiknya dilengkapi stabilizer atau yang lebih baik) 3. Alat-alat Hemodialisis : Dialiser AVBL Cairan Dialisat (Acetat/Bicarbonat) Heparin Infus Set / Transfusi Set NaCl 0,9% Alat Suntik 1 cc (20 cc jika menggunakan fungsi heparin pada mesin). Maatkan B. Cara Kerja 1. Buka kran air. 2. Hubungkan steker dari mesin ke stop kontak 3. Tekan Main Switch pada bagian belakang mesin 4. Tekan tombol ON/OFF pada panel mesin selama ± 5 detik untuk menyalakan mesin. 5. Tekan dan tahan tombol Rinse/Drain selama ± 5 detik, time akan menunjuk angka 0:10, biarkan hingga rinse/drain selesai. 6. Setelah rinse selesai (tombol Rinse/Drain akan berkedip), tekan tombol Rinse/Drain sekali untuk melakukan test fungsi. 7. Mesin akan melakukan Test Fungsi (Fch), biarkan hingga selesai. 8. Test fungsi selesai ditandai dengan menyalanya tombol Temp dan Cond. 9. a. Pindahkan suction tube Merah ke Acid dan suction tube Biru ke Bicarbonat, jika menggunakan bicarbonat b. Pindahkan suction tube Biru ke Acetat, jika hanya menggunakan Acetat (tube suction Merah tetap pada tempatnya). 10. Mesin siap digunakan setelah Fluid Path menyala hijau (Temp dan Cond tercapai) 11. Lakukan Priming : Pasang AVBL set dan dialiser pada mesin. Sambung Dialiser Tube dengan Dialiser secara berlawanan Dialiser tube Merah ke Biru dialiser dan sebaliknya. Hubungkan infus set dengan NaCl 0,9% lalu sambungkan dengan infusion tube pada AVBL set. Hidupkan blood pump. Atur kecepatan blood pump sampai dengan ± 100 ml/min hingga bagian ekstrakorporeal terisi baik. Setelah Vena Drip chamber terisi aktifkan detektor udara dengan menekan tombol Air Detektor. Matikan blood pump, klem kedua ujung AVBL dan hubungkan dengan konektor untuk melakukan sirkulasi Buka kedua klem AVBL, hidupkan blood pump, kecepatan akan sama dengan sebelumnya (± 100 ml/min) tampak pada layar. Masukkan heparin dosis awal 1500 U (atau sesuai kebutuhan). Periksa kembali dialiser, bila ada gelembung udara keluarkan dengan cara menjepit intermitet dengan tajam menggunakan tangan. Matikan blood pump, klem kedua ujung AVBL, dan infus set. Mesin Siap untuk tindakan hemodialisis. 12. Persiapkan Pasien.
53
III.
Memulai HD Lakukan pungsi pada pasien Sterilkan ujung ABL kemudian hubungkan dengan AVF inlet Buka kedua klem AVBL. Tempatkan ujung VBL pada penampungan (maatkan). Hidupkan blood pump. Atur kecepatan aliran darah sampai ± 100 ml/min, biarkan hingga mencapai optical detector. Setelah mencapai optikal detektor, blood path akan menyala. (bila ada alarm hilangkan dengan menekan tombol yang menyala). Sisakan NaCl 0,9% sesuai kebutuhan pasien dengan mematikan blood pump dan kemudian klem ujung VBL. Sterilkan ujung VBL kemudian hubungkan dengan AVF outlet. Hidupkan blood pump (kecepatan akan sama dengan sebelumnya ± 100 ml/min), kemudian atur kecepatan sesuai dengan keadaan pasien. Program : Time : secara otomatis akan menampilkan program pelaksanaan HD selama 4 jam (04:00). Jika ingin melakukan perubahan waktu tekan tombol Time, kemudian tekan Select () hingga Set Time berkedip, atur waktu yang diinginkan dengan memutar tombol Set.
UF Volume :
Tekan Tombol UF Volume,
kemudian tekan Select (), Set UF akan berkedip pada layar, masukkan jumlah penarikan berat badan pasien sesuai keadaan pasien dengan memutar tombol Set. Jika tidak ada penarikan hal tersebut tidak perlu dilakukan. UF Rate : akan dikalkulasi secara otomatis oleh mesin sesuai dengan UF Volume dan Waktu Dialisis untuk menampilkan penarikan per jam. Untuk menjalan program UF tekan tombol START UF STOP. Jika tidak ada penarikan tombol UF akan berkedip. Jika UF dihentikan sebelum UF Target tercapai maka setiap 10 menit akan terdengar bunyi alarm, tekan tombol alarm () untuk mematikan alarm.
IV.
Selama HD Berlangsung Lakukan observasi pasien sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Semua Informasi yang diperlukan dapat dilihat pada layar dengan menekan tombol yang diinginkan dan ditahan dengan menekan tombol Hold ().
V.
Mengakhiri HD Turunkan kecepatan Blood pump dengan memutar tombol kecepatan blood pump sampai ± 100 ml/min, kemudian matikan blood pump dengan menekan tombol blood pump. Lepaskan AVF Inlet dari pasien, hidupkan blood pump, hingga darah berada di ujung ABL lalu matikan Blood pump dan klem ABL. Lepaskan AVF dari ABL Hubungkan ABL dengan infus set dengan menggunakan konektor, buka klem ABL dan klem Infus. Hidupkan blood pump (blood pump akan berputar sesuai pengaturan kecepatan terakhir) ± 100 ml/min. Darah akan kembali ketubuh pasien dengan NaCl 0,9% sebagai pendorong dan pembilas.
54 Dalam pengembalian darah ke tubuh pasien lakukan pembilasan secara intermintent pada VBL dengan menggunakan klem/tangan untuk membantu mengurangi jumlah volume darah yang tertinggal pada dialiser. Setelah cairan NaCl 0,9% mencapai dialiser dan bubble trap vena, lepaskan infus set dari konektor. Biarkan udara mendorong NaCl 0,9% dan sisa darah sampai melewati bubble trap vena (perhatikan dengan seksama), kemudian matikan blood pump. Setelah NaCl 0,9% mencapai ujung VBL segera klem VBL dan AVF outlet. Lepaskan AVF dari tubuh pasien. Lepaskan semua disposiable yang telah digunakan dari mesin. Kembalikan Suction Tube Merah dan biru ke tempatnya Catatan : Jika HD diakhiri sebelum waktunya, Blood Path akan tetap menyala (merah), untuk mematikannya tekan tombol Time, lalu tekan Select () Set Time akan berkedip, putar tombol Set hingga time menunjukkan angka 0:00. VI.
Membersihkan Mesin : Chemical Disinfiction
Sediakan Citric Acid 50% (u/ setiap pergantian pasien dan HypoChl setiap hari sabtu di akhir HD) Tekan tombol Chem disinf (pada layar Hypochl akan berkedip, jika tidak tekan tombol select () untuk memilih Hypochl). Tekan sekali lagi tombol Chem disinf dan tahan selama ± 5 detik, hingga tombol chem disinf menyala. Tunggu hingga tombol attention alarm () menyala (Time menunjuk ± 0:48), kemudian pindahkan suction tube biru (acetat) ke botol Citric Acid 50% atau botol HypoChl. Biarkan hingga terdengar alarm (tombol attention alarm ()menyala), kemudian cabut suction tube biru dari botol Citric Acid atau botol Hypochl dan kembalikan ke posisinya semula (pada mesin). Tunggu hingga Time nenunjukkan angka 0:00, dan tombol rinse berkedip yang menandakan bahwa proses disinfection telah selesai. Matikan Mesin dengan menekan dan menahan tombol on/off ± 5 detik. Matikan main switch pada bagian belakang mesin.
Heat Disinfiction
Sediakan Citric Acid 20% setiap hari di akhir HD.
Tekan tombol Heat Disinf pilih Citric dengan menekan tombol select (). Tekan sekali lagi tombol Heat disinf dan tahan selama ± 5 detik, hingga tombol heat disinf menyala. Tunggu hingga tombol attention alarm () menyala, kemudian pindahkan suction tube biru (acetat) ke botol Citric Acid 20%. Biarkan hingga terdengar alarm (tombol attention alarm ()menyala), kemudian cabut suction tube biru dari botol Citric dan kembalikan ke posisinya semula (pada mesin). Tunggu hingga Time nenunjukkan angka 0:00, dan tombol rinse berkedip yang menandakan bahwa proses disinfection telah selesai. Matikan Mesin dengan menekan dan menahan tombol on/off ± 5 detik. Matikan main switch pada bagian belakang mesin.
Catatan :
55 Waktu Chem disinf/Heat Disinf sudah termasuk rinse/drain sehingga rinse tidak lagi dilakukan. Tombol on/off dapat ditekan selama proses Chem disinf/Heat Disinf berlangsung sehingga setelah proses chem disinf selesai mesin akan mati dengan sendirinya. Bagian Luar mesin cukup dibersihkan dengan menggunakan air bersih atau deterjen yang telah dilarutkan kemudian dilap dengan kain kering yang bersih.
STANDAR KEBUTUHAN PERALATAN DAN ALKES RUANG HEMODIALISA Kebutuhan Penunjang – Lemari obat ( obat inventaris atau obat emergency ). – Lemari untuk ( set steril HD rutin, set steril ganti balutan atau set steril CVP untuk pemasangan double lument ). – Lemari linen ( sprei, sarung bantal, selimut, dll ). – Lemari penyimpanan dializer (tertutup rapat tidak tembus matahari). – Lemari dapur. – Tempat linen kotor dan linen infeksi. – Tempat sampah medis dan non medis. – Tempat instrument bersih (piala ginjal, gelas ukur, urinal, pispot dll) – Tempat sampah blood lines dan dializer. – Tempat sampah untuk pasien. Kebutuhan Pokok : - Tempat tidur pasien - Tiang infus - Trolley emergency - Trolley punksi/tindakan - Trolley air / galon - Timbangan diri / duduk - Brankar - Lampu tindakan - Mesin cuci darah - k/p Stabilizer - Dispenser air - Kulkas obat - Kursi tunggu - Kursi perawat - Kursi roda - Meja samping ( nakhas ) - Meja tindakan / overbed table - meja perawat/nurse station - k/p alat sterilisasi. Kebutuhan disposable : - Dializer – Pembungkus termometer - AV – Fistula – Apron - Blood lines – Masker - Konsentrat – Sarung tangan steril - Set Infus – Sarung tangan non steril - Set darah – Plastik ukuran 1 Kg - Perban / kassa steril – Plastik sampah medis dan non medis - Tensoplas / band aid – Tissue untuk mulut - Micropore kecil , sedang – Tissue untuk lap tangan - Tissue toilet – Tissue alas makan - Pemotong ampul – waslap untuk mesin, tempat tidur - Selang oksigen – Selang suction - Jelly E C G – Kancing E C G - Kertas E C G – Test strip GDS (gula darah sewaktu) - Spuit 1 cc – swab alkohol - Spuit 3 cc – Transparan dressing - Spuit 5 cc – Under pad - Spuit 10 cc – Catheter suction
56 - Spuit 20 cc – Test strip residual renalin(peroxide) - Test strip residual formalin – Test strip residual clorin&cloramines - Test strip water Hardness – Catheter double lument Kebutuhan Obat ( disesuaikan dengan keinginan dokter setempat ): Infus / injeksi : Normal saline 0,9 % (25 cc,500 cc,1000 cc) Ringer lactate 500 cc Normal saline 3% (25cc) KCl ( 25 cc ) Dextrose 5 % ( 500 cc) Dextrose 40 % (25 cc ) Aquadest steril 500 cc Aqua pro injeksi 25 cc Bicnat 8,4 % ( 100 cc ) Primperan injeksi Tomit Avil Neurobion Deladryl Tilcotil Methycobalt Heparin Protamin Lidocain injeksi / ointment Tablet : – Analgetik – Antipiretik – Antidotum Desinfectan : - Alkohol 70 % - Bethadine solution 10 % - Sodium hypoclorit atau Virkon - Citric Acid bubuk - Formalin 4 % ( untuk reuse dializer ) - H2O2 3 % - Renalin ( untuk reuse dializer ) - Larutan cuci tangan - Larutan cuci piring - Larutan untuk lantai Kebutuhan tambahan : Bantalan pasir ukuran 1 Kg / 2 Kg º Gelas ukur plastik 2000 cc Gelas ukur 100 cc ( untuk reuse ) º Gunting perban Klem besar º Mangkok stainless bethadine) Piala ginjal º Mangkok stainless (NaCl) Senter º Stetoscope Spatel º Tensi meter dinding Mayo tube º Suction dinding Defibrilator º Oksigen dinding Lampu X – Ray º Torniquet Jam dinding º White board Tangga dua susun º Urinoir & pispot
57 Rak urinal º Tabung oksigen dorong kecil Perlak / alas tangan Alat tulis kantor : Pulpen , pinsil , penggaris, penghapus pinsil Spidol 70 , spidol 500, penghapus white board Perforator, streples, klip, isolasi Kertas HVS ukuran A4 dll , map untuk status pasien Buku registrasi , buku laporan, buku inventaris, buku Expedisi dll Kebutuhan linen : Sprei , sarung bantal Selimut tebal, selimut tipis, waslap Kebutuhan dan sarana penunjang disesuaikan dengan luas bangunan dan keadaan masing – masing sesuai kebutuhan ataupun prosedur tetap yang berlaku
STANDAR KEBUTUHAN RUANG HEMODIALISA . Tujuan : 1.1 Meningkatkan kualitas hidup penderita Gagal Ginjal Kronik agar tetap aktif dan produktif. 1.2 Memperoleh laba usaha sesuai dengan tujuan misi dan visi , minimal demi kelangsungan penyelenggara dialysis. 1.3 Usaha sosial dalam rangka meringankan beban penderita Gagal Ginjal Kronik. 2. Pengertian : Unit dialysis didirikan terutama untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup penderita Gagal Ginjal Kronik agar dapat aktif dan produktif ( dan tidak sekedar memperpanjang hidup ). 3. Persyaratan :
3.1 Lokasi ruang dialysis : a. Dekat dengan ruang ICU / UGD. b. Dekat parkir mobil ( jika dilantai dasar ). 3.2 Sumber air : Air pam ( dianjurkan ) 3.3 Kebutuhan air RO : – Reuse ( 1 x ) 20 liter / 1 dializer. – Desinfectan mesin 18 liter / tindakan. – Tindakan dialysis 180 liter / 6 jam. 3.4 Kebutuhan Listrik : a. 1 mesin = 11 amper = 2200 watt. b. Reverse Osmosis ( RO ) = 2200 watt. c. Lampu ruangan dialysis = (tergantung jumlah pemakaian ). d. Air Conditioner ( tergantung jumlah AC ). e. Dispenser air. f. Kulkas kecil untuk obat –obatan. g. Defibrilator. h. Sterilisator ( kalau perlu ).
58 i. Diesel / jenset / U P S . j. Stabilizer ( listrik yang tidak stabil ). 3.5 Pembuangan limbah dialysis :Terpisah. Limbah dialysis harus terpisah dengan pembuangan wastafel dan kamar mandi. Limbah dialysis dapat disatukan dengan air reuse dializer dengan septic tank tersendiri, terpisah dari septic tank pembuangan air besar (MCK ) . 3.6 S D M : a. Harus ada Dokter Nephrolog atau minimal Dokter Internist yang sudah berpengalaman dibidang dialysis. b. Jika diperlukan dokter umum, maka dokter tsb pernah mengikuti pelatihan dialysis minimal 3 bulan dengan standard yang diberikan oleh Pernefri. c. Perawat dialysis yang bersertifikat terakreditasi. ( 1 – 2 perawat untuk menangani 4 mesin dialysis ). d. Tenaga penunjang antara lain : ahli gizi, pekerja sosial, administrasi, pembantu perawat dan tehnisi . 3.7 Rujukan : Untuk klinik harus mempunyai rujukan ke rumah sakit terdekat atau rumah sakit yang mempunyai ruang ICU . 3.8 Pasien : Untuk klinik ;Tidak boleh melakukan dialysis pada pasien baru / pertama kali dinyatakan gagal ginjal ( first treatment dialysis ) dan hanya menerima dialysis untuk pasien yang sudah dilakukan secara rutin.
3.9 Kebutuhan ruangan( ukuran luas ) a. Tindakan dialysis ( 1 mesin + 1 tempat tidur ) 3 x 3 untuk : umum dan isolasi b. Konsultasi dokter / ahli gizi 4 x 4 c. Kepala perawat dialysis 3 x 3 d. Kerja pelaksana perawat ( nurse station ) 3 x 3 e. Reverse Osmosis ( pre treatment dan RO ) 4 x 4 f. Reuse ( otomatis atau manual ) 3 x 3 g. Service mesin 3 x 3 h. Gudang cairan ( konsentrat ) 3 x 3 i. Disposable lainnya 3 x 3 j. Ruang Tunggu pasien dan keluarga sesuai kebutuhan k. Administrasi 3 x 3 l. Ruang ganti pakaian perawat pria terpisah wanita terpisah3 x 3 m. Toilet pasien , perawat , dokter terpisah. 2 x 2 n. Wastafel ada 1 buah , minimal disetiap 4 mesin . o. Wastafel ada 1 buah didekat pintu masuk ruang dialysis. p. Dapur. q. Ruang makan. r. Perpustakaan atau ruang pertemuan . s. Disposal ( alat kotor ). 2 x 2 t. Ruang linen 2 x 2 4. Persiapan sebelum dimulai : 4.1 RO dan mesin. – Pemeriksaan air RO(standard AAMI) – Pengecekan mesin ( test mesin dan alibrasi ) – Pemeriksaan kualitas air terhadap :elektrolit (mesin) dan bakteri
59 – Pengecekan alat penunjang ( tensi, timbangan BB, ECG ) – Inventaris barang yang datang dan akan dipakai 4.2 Formulir : – Catatan keperawatan dialysis dll. – Penagihan dari ke instansi terkait . – Fasilitas penunjang : komputer , fax , printer. 4.3 Membuat standard operasional prosedur , disesuaikan dengan kebutuhan : - Tanggung jawab dokter, perawat, dll. - Alur kerja. 4.4 Membuat sistem pelaporan : - Emergency pasien . - Klinik …> membuat rujukan ke rumah sakit lain . - Jika ada komplain dari pelanggan.
View more...
Comments