dr. NIP Fimosis adalah Kondisi dimana preputium tidak dapat diretraksi melewati glans penis. Fimosis dapat bersifat fisiologis ataupun patalogis. Umumnya fimosis fisiologis terdapat pada bayi dan anak-anak. Pada anak usia 3 tahun 90% preputium telah dapat diretraksi tetapi pada sebagian anak preputium tetap lengket pada glans penis sehingga ujung preputium mengalami penyempitan dan mengganggu proses berkemih. Fimosis patologis terjadi akibat peradangan atau cedera pada preputium yang menimbulkan
2.
Tujuan
parut kaku sehingga menghalangi retraksi Sebagai penerapan langkah langkah dalam melakukan diagnosis dan terapi kasus fimosis
3.
Kebijak an
4. Referensi
Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sukakarya Nomor 45 Tahun 2016 tentang Pelayanan Klinis KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015
5. Prosedur
1. Anamnesa 1.1 Menanyakan apakah ada keluhan nyeri saat buang air kecil 1.2 Menanyakan apakah ada keluhan mengejan saat buang air kecil 1.3 Menanyakan apakah pancaran urin mengecil 1.4 Menanyakan apakah ada benjolan lunak di ujung penis akibat penumpukan smegma 2
Pemeriksaan Klinis 2.1 Preputium tidak dapat diretraksi keproksimal hingga ke korona glandis 2.2 Pancaran urin mengecil 2.3 Menggelembungnya ujung preputium saat berkemih 4. Eritema dan udem pada preputium dan glans penis 2.4 Pada fimosis fisiologis, preputium tidak memiliki skar dan tampak sehat 2.5 Pada fimosis patalogis pada sekeliling preputium terdapat lingkaran fibrotik 2.6 Timbunan smegma pada sakus preputium
3
Pemeriksaan Penunjang 3.1 Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang
Terapi 6.1 Pemberian salep kortikosteroid (0,05% betametason) 2 kali perhari selama 2-8 minggu pada daerah preputium. suportif diberikan dengan menjaga cairan tubuh dan mengganti cairan yang hilang dari diare dan emesis. 6.2 Sirkumsisi 6.3 Konseling dan edukasi Pemberian penjelasan terhadap orang tua atau pasien agar tidak melakukan penarikan preputium secara berlebihan ketika membersihkan penis karena dapat menimbulkan parut. 6.4 Pasien di rujuk jika mengalami komplikasi berupa infeksi berulang karena penumpukan smegma
6.
Diagram
Pasien datang dengan gejala fimosis
Alir
1
2
Anamnesa Pemeriksaan fisik
Diagnosis fimosis
Diagnosis Lain 1. Parafimosis 2. Balanitis 3. Angiodema
tida k
ya Terapi 1. 2.
3.
Salep kortikosteroid Sirkumsisi Konseling dan Edukasi
Sembuh
Komplikasi Infeksi berulang karena penumpukan smegma
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.