Sop Asuhan Keperawatan Cetak
February 23, 2017 | Author: gusmargono | Category: N/A
Short Description
Download Sop Asuhan Keperawatan Cetak...
Description
SOP ASUHAN KEPERAWATAN
RS BAPTIS BATU 2008
DAFTAR ISI
Halaman Judul Daftar Isi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Memasang Sarung Tangan Mengukur Suhu Badan Menghitung Nadi Dan Pernafasan Mengukur Tekanan Darah Memandikan Pasien Ditempat Tidur Membantu Pasien Mandi Sendiri Di Kamar Mandi Membantu Pasien Mandi Ke Kamar Mandi Dengan Kursi Roda
8. Membersihkan Mulut Pada Pasien Tidak Sadar 9. Membantu Pasien Membersihkan Mulut. 10. Cara Melakukan Masage Punggung 11. Membantu Memotong Kuku Pasien 12. Mencuci Rambut 13. Menyisir Rambut 14. Memasang Kap Kuku( Pediculus Cap) 15. Mengganti Alat Tenun Kotor Pada Tempat Tidur Tanpa Memindahkan Pasien. 16. Menyiapkan Tempat Tidur Kosong 17. Memberikan Oxygen 18. Melakukan Tindakan Hisap Lendir Dengan Menggunakan Mesin Suction. 19. Melakukan Percusi Dada (Clapping) Dan Vibrasi. 20. Memasang Infus 21. Memberikan Tranfusi Darah 22. Mengukur Cairan Yang Masuk Dan Keluar 23. Memberikan Kompres Dingin 24. Memasang NGT 25. Memberikan Makan Lewat NGT 26. Mengganti Balutan Luka 27. Merendam Luka 28. Mengompres Luka 29. Melakukan Irigasi Luka 30. Mengganti Balutan Luka Dengan Terpasang Drain 31. Melakukan Perawatan Tarik Drain 32. Mengangkat Jahitan Luka
33. Meyiapkan Tindakan Parasenteses 34. Menyiapkan Tindakan Fungsi Lumbal 35. Melakukan Pengkajian Neurologi(GCS) 36. Cara Melakukan Irigasi Vagina 37. Memberikan Obat Melalui Mata 38. Memberikan Obat Melalui Vagina 39. Memberikan Obat Melalui Rectum 40. Memberikan Obat Melalui Telinga 41. Memberikan Obat Melalui Hidung 42. Memberi Obat Melalui Mulut 43. Memberikan Obat Melalui Suntikan Intra Muscular 44. Memberikan Obat Melalui Suntikan Intra Cutan 45. Cara Meberikan Obat Intra Subcutan 46. Menolong Pasien Bak 47. Memasang Katheter Menetap 48. Memasang Katheter Kondom 49. Merawat Katheter Menetap 50. Melakukan Irigasi Kandung Kemih Kontinyu 51. Melakukan Irigasi Threeway Yang Buntu 52. Melepas Katheter Menetap 53. Merawat Katheter Supra Pubic 54. Menolong Pasien Bab 55. Memberi Huknah Rendah 56. Memberi Huknah Tinggi 57. Mengeluarkan Faeces Dengan Jari 58. Melakukan Perawatan Colostomy 59. Menyuapi Pasien 60. Melakukan Irigasi Telinga 61. Memasang Tampon Hidung 62. Melakukan Irigasi Mata 63. Melakukan Pemeriksaan EKG12 Lead 64. Melakukan Resusitasi Jantung Paru 65. Menyiapkan Urine Untuk Pemeriksaan Laboratorium 66. Menyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan Radio Diagnostik 67. Menyiapkan Darah Untuk Pemeriksaan Laboratorium 68. Melaukan Bilasan Lambung 69. Melaksanakan Ambulasi Dini Turun Dari Tempat Tidur 70. Merawat Luka Bakar
BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENCUCI TANGAN No. Dokumen 72.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
PROSEDUR TETAP
PENERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari kotoran maupun mikroorganisme dengan menggunakan sabun / sabun anti septik dan air mengalir. 1. Mencegah dan mengendalikan infeksi silang. 2. Menghilangkan sebagian besar mikroorganisme transien dari kulit Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan mencuci tangan. Dilakukan pada : 1. Sebelum memeriksa (kontak langsung) dengan pasien. 2. Sebelum memakai sarung tangan steril atau yang telah didesinfeksi tingkat tinggi ketika akan melakukan tindakan. 3. Setelah melakukan sesuatu yang memungkinkan tangan terkontaminasi, seperti memegang alat-alat dan bahan-bahan bekas pakai, menyentuh membran mukosa, darah dan cairan tubuh. 4. Setelah melepas sarung tangan.
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
1. Tarik ke atas lengan baju (bila seragam berlengan panjang), lepaskan perhiasan dan jam tangan. 2. Buka kran dan alirkan air. 3. Hindari percikan air ke baju. 4. Atur aliran air supaya tidak terlalu besar/ kecil. 5. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh di bawah air mengalir. 6. Berilah sabun pada telapak tangan dan gosokklah tangan sesuai prosedur pelaksanaan. a. Telapak tangan dengan talapak tangan. b. Telapak tangan diatas punggung tangan kiri,telapak tangan kiri diatas punggung tangan kanan. c. Telapak tangan dengan talapak tangan dengan jari saling terkait. d. Letakkan punggung jari dengan telapak tangan satunya dengan jari saling mengunci dan sebaliknya. e. Jempol kiri digosok memutar olek telapak tangan kanan dan sebalikkya. f. Jari kiri menguncup gosok memutar kekanan dan kekiri pada telapak tangan kanan dan sebalikkya. g. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri digerakkan memutar dan sebaliknya. MENCUCI TANGAN No. Dokumen 72.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM 7. Bilas tangan dengan air mengalir sampai bersih lalu tangan diarahkan kebawah sehingga air mengalir ke ujung jari tangan 8. Hentikan aliran air. 9. Keringkan tangan dengan handuk kering. 10. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan pada pasien
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IKO, IGD, ICU
MELAKSANAKAN AMBULASI DINI TURUN DARI TEMPAT TIDUR No. Dokumen No. Revisi Halaman 57.05.25 0 1/1 Tanggal terbit Ditetapkan oleh, 01 Maret 2008 Direktur R.S. Baptis Batu
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam melaksanakan latihan mobilisasi secara bertahap Agar pasien dapat melakukan latihan mobilisasi secara bertahap sehingga pasien merasa nyaman . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan ambulasi dini turun dari tempat tidur 1. Persiapan alat Alat bantu kursi/kursi roda 2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung
3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Alat bantu didekatkan kepasien c. Perawat berdiri disisi tempat tidur d. Membantu pasien menggeser kakinya kesamping tempat tidur e. Membantu pasien duduk dan menurunkan kaki secara perlahan dari tempat tidur f. Membantu pasien turun dari tempat tidur/berdiri g. Membantu pasien duduk dikursi/kursi roda h. Mencuci tangan i. Memperhatikan respon pasien dan mencatat dalam catatan perawat Instalasi rawat inap
MEMBERI PELAYANAN MENTAL SPIRITUAL KEPADA PASIEN YANG MENGHADAPI SAKRATUL MAUT
No. 1 Batu
No. Dokumen 91.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Memberikan pelayanan khusus mental spiritual kepada pasien yang menghadapi sakratul maut 1. Memberi ras senang dan puas kepada pasien dan keluarganya 2. Memberi ketenangan dan kesan baik kepada pasien disekitarnya . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memberi pelayanan mental spiritual kepada pasien yang menghadapi sakratul maut 1. Persiapan alat a. Sketsel/korden b. Kursi untuk keluarga pasien 2. Persiapan lingkungan Menyiapakan lingkungan yang tenang 3. Persiapan pasien/keluarga Menjelaskan pada pasien/keluarga tentang kondisi pasien 4. Persiapan petugas Menghubungi rohaniawan 5. Pelaksanaan a. Memasang sketsel/korden b. Membantu pasien untuk berdoa c. Memberi kesempatan keluarga untuk mendampingi pasien d. Mempersilahkan keluarga dan rohaniawan untuk berdoa e. Perawat menunjukkan sikap empati dan berada didekat pasien f. Mengamati tanda-tanda vital dan respon pasien setiap 15 menit g. Mencatat setiap perubahan kondisi pasien Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKSANAKAN PROGRAM ORIENTASI KEPADA PASIEN No. Dokumen No. Revisi Halaman 0 1/1 304.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Melaksanakan program orientasi kepada pasien Agar pasien dan keluarga mengetahui denah ruang perawatan, fasilitas yang tersedia, peraturan /tata tertib rumah sakit . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan untuk melaksanakan program orientasi kepada pasien 1. Persiapan alat a. Denah ruang perawatan b. Peraturan/tata tertib tertulis
PROSEDUR
2. Pelaksanaan a. Perawat memberitahu tentang letak kamar mandi/WC, ruang perawat, dll b. Perawat memberitahu tentang fasilitas yang tersedia di rumah sakit dan cara penggunaanya c. Perawat memberitahu tentang jadual kegiatan rutin diruangan antara lain, waktu mandi, waktu makan, waktu kujungan dokter dan waktu kunjungan tamu atau keluarga
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Instalasi rawat inap
MELAKSANAKAN KOMUNIKASI LANGSUNG/LISAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 0 1/1 305.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Melaksanakan komunikasi secara langsung atau lisan kepada pasien atau keluarga Agar diantara pasien, keluarga dan perawat bisa terbina hubungan saling percaya sehingga dapat tercipta komunikasi terapeutik . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan untuk melaksanakan komunikasi langsung/lisan
PROSEDUR 1. Persiapan lingkungan Menciptakan situasi lingkungan yang nyaman 2. Pelaksanaan a. Perawat menampilkan sikap yang ramah dan sopan b. Memperkenalkan diri c. Menyapa pasien dengan ramah d. Menyampaikan informasi secara lengkap dan jelas dengan bahasa yang mudah dimengerti
pasien e. Mengamati respon pasien f. Mencatat hasil komunikasi
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IKO, IGD, ICU
MEMASANG SARUNG TANGAN No. Dokumen 74.05.25
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
No. Revisi Halaman 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Suatu usaha untuk memberikan perlindungan antara tangan perawat dan obyek yang disentuhnya dan perawat dapat dengan bebas menyentuh objek dalam area steril tanpa memikirkan kontaminasi. 1. Melindungi perawat dari penularan penyakit. 2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memasang sarung tangan.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
1. Persiapan alat a. Sarung tangan dengan ukuran yang sesuai. b. Talk steril 2. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b. Memberi talk pada kedua telapak tangan c. Membuka pembungkus kemasan bagian luar dengan hati-hati menyibakkan ke samping. d. Mengidentifikasi kaos tangan kanan dan kiri setiap kaos tangan memiliki manset ± 5 cm. e. Memasang sarung tangan Dengan ibu jari dan dua jari lainnya, pegang tepi manset kaos tangan. Dengan hati-hati tarik kaos tangan pada tangan anda, pastikan manset kaos tangan tidak menggulung pada pergelangan tangan dan jari-jari pada posisi yang tepat. Dengan tangan yang telah menggunakan kaos tangan, masukkan jari-jari anda di bawah manset sarung tangan kedua. Dengan hati-hati tarik sarung tangan kedua pada tangan yang lain, jangan biarkan jari-jari dan ibu jari sarung tangan menyentuh bagian tangan yang terbuka, pertahankan ibu jari tangan abduksi ke belakang dan rapikan.
Instalasi Rawat ICU,IGD,IKO.
Jalan,
Instalasi
rawat
inap,
MENGUKUR SUHU BADAN No. Dokumen 110.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Mengukur suhu badan pasien mempergunakan thermometer suhu.
dengan
TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
Mengetahui suhu badan pasien untuk membantu : 1. Menentukan diagnosa. 2. Menentukan langkah – langkah perawatan. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan mengukur suhu badan 1. Persiapan alat a. Thermometer bersih dan tempatnya. b. Bengkok. c. Potongan tissue. d. Vaselin dalam tempatnya. e. Buku catatan. 2. Persiapan pasien Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan 3. Pelaksanaan a. Pengukuran suhu pada ketiak a) Mencuci tangan b) Alat – alat dibawa ke dekat pasien. c) Bila perlu lengan baju pasien dibuka, ketiak diseka (menggunakan tissue dengan gerakan menepuk) dan dikeringkan. d) Ambil thermometer dari tempat penyimpanannya, sapu dengan tissue e) Periksa dan turunkan air raksa pada posisi terendah. f) Pasang tepat pada reserviornya, jepitkan di tengah – tengah ketiak dan lengan pasien diletakkan didada g) Setelah 8-10 menit thermometer diangkat dan baca angka pada thermometer dengan posisi sejajar mata, dan hasilnya dicatat pada buku h) Thermometer dibersihkan dengan kapas alcohol dan dikeringkan dengan tissue
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGUKUR SUHU BADAN No. Dokumen 110.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM i) Air raksa diturunkan kembali dan thermometer dimasukkan ke dalam tempatnya j)Mencuci tangan b. Pengukuran suhu pada mulut Pasien harus mempunyai thermometer sendiri. Mencuci tangan Alat – alat diletakkan di meja pasien. Pasien disuruh membuka mulutnya, thermometer dicek kembali, lalu ujungnya sampai batas reservoirnya diletakkan di bawah lidah pasien Mulut dikatubkan 5 menit dan bernafas melalui hidung. Selama thermometer dipasang pasien tidak boleh bicara. Selama 3 – 5 menit thermometer diangkat, dilap dengan tissue lalu dibaca dan dicatat. Alat – alat dibersihkan dengan air mengalir kemudian dilap dengan kapas alcohol, dikeringkan dengan tissue, dan dikembalikan pada tempatnya Mencuci tangan c. Pengukuran suhu pada rectal a) Mencuci tangan b) Alat – alat diletakkan di meja pasien. c) Setelah pasien diberitahu, pasien dimiringkan (sikap SIM). d) Pakaian pasien diturunkan sampai di bawah bokong. e) Thermometer diperiksa, ujungnya dioles dengan vaselin, lalu dimasukkan melalui anus, sampai batas reservoir air raksa. f) Thermometer tetap dipegang.
g) Setelah 3 – 5 menit thermometer dikeluarkan, dilap dengan tissue, dibaca dan hasilnya dicatat. h) Thermometer dibersihakan dengan air mengalir kemudian dilap dengan kapas alcohol, dikeringkan dengan tissue, dan dikembalikan pada tempatnya i) Mencuci tangan
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Instalasi Rawat ICU,IGD,IKO.
Jalan,
Instalasi
rawat
inap,
MENGHITUNG NADI DAN PERNAFASAN No. Dokumen 108.05.25 Tanggal terbit 01 Maret 2008
No. Revisi Halaman 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Menghitung nadi dan jumlah pernafasan (inspirasi diikuti ekspirasi) dalam satu menit. 1. Untuk mengetahui jumlah pernafasan dalam 1 menit. 2. Untuk mengetahui pekerjaan jantung 3. Untuk mengetahui keadaan umum pasien. 4. Untuk menentukan diagnosa. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menghitung nadi dan pernafasan 1. Persiapan alat a. Arloji tangan dengan petunjuk detik. b. Buku catatan nadi dan pernafasan pasien. 2. Persiapan pasien Pasien diberitahu supaya tenang dan rileks, boleh sambil berbaring atau duduk.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung
3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Menghitung denyut nadi selama satu menit pada arteri radialis. c. Observasi frekuensi, irama, dan volume d. Menghitung pernafasan selama satu menit. e. Mencatat hasil tindakan dan respon pasien f. Mencuci tangan Instalasi Rawat ICU,IGD,IKO.
Jalan,
Instalasi
rawat
inap,
MENGUKUR TEKANAN DARAH No. Dokumen 111.05.25
No. Revisi 0
Halaman ½
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu No. 1 Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Mengukur tekanan darah pada dinding arteri. 1. Untuk mengetahui pekerjaan jantung. 2. Untuk menentukan diagnosa. 3. Untuk menentukan langkah – langkah keperawatan. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langlah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan dalam mengukur tekanan darah
PROSEDUR 1. Persiapan alat a. Tensimeter. b. Stetoskop. c. Buku catatan. 2. Persiapan pasien Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan dan mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Lengan baju dibuka / digulung ke atas. c. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada di sisi luar lengan. Manset dipasang tidak terlalu kencang atau terlalu longgar. d. Pompa tensimeter dipasang. e. Denyut arteri branchialis diraba, lalu stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut. f. Skrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka Selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik. g. Skrup balon dibuka perlahan-lahan sehingga air raksa turun perlahan – lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa dengarkan bunyi denyutan pertama/sistole, dengarkan terus sampai denyutan
terakhir/diastole
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGUKUR TEKANAN DARAH No. Dokumen 111.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP
. h Mencatat hasil pengukuran dan respon pasien i. Pasien dan alat dirapikan j. Mencuci tangan UNIT TERKAIT
Instalasi Rawat ICU,IGD,IKO.
Jalan,
Instalasi
rawat
inap,
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN KOMPRES DINGIN No. Dokumen 72.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Memberikan kompres dingin pada pasien untuk membantu menurunkan suhu tubuh dan memberikan kenyamanan 1. Membantu menurunkan suhu tubuh 2. Memberi kenyamanan pada pasien . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langlah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan dalam memberikan kompres dingin 1. Persiapan alat a. Waslap b. Perlak kecil dan alasnya c. Waskom berisi air dingin/es atau kirbat es
PROSEDUR
2. Persiapan pasien Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan dan posisi diatur sesuaikebutuhan 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Membawa peralatan kepasien c. Perlak dan alas dipasang pada tempat yang akan dikompres d. Waslap dibasahi air dingin/es secukupnya dan diletakkan ditempat yang akan dikompres e. Observasi respon pasien f. Mencuci tangan g. Mencatat respon pasien dan hasil tindakan
UNIT TERKAIT
Instalasi Rawat ICU,IGD,IKO.
Jalan,
Instalasi
rawat
inap,
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENERIMA PASIEN BARU No. Dokumen 56.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
Menerima pasien yang baru masuk ke Rumah Sakit untuk dirawat sesuai dengan peraturan – peraturan yang berlaku.
TUJUAN
Agar pasien memperoleh pelayanan perawatan dan pengobatan sesuai dengan kebutuhannya.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langlah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk menerima pasien baru 1. Menerima pasien 2. Mengukur tanda-tanda vital,anamnese dan melakukan pengkajian serta mencatat dalam status pasien 3. Mendampingi dokter memeriksa pasien di Poliklinik / UGD, 4. Bila ada advice dokter, pasien perlu dirawat.Memberitahukan kepada pasien maupun keluarga pasien bahwa pasien perlu rawat inap. 5. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang prosedur pendaftaran rawat inap. a. Perawat menyerahkan kepada keluarga pasien surat pengantar rawat inap ( harus dilengkapi dengan No. Rekam Medis, nama pasien tanggal lahir/ jenis kelamin, alamat, dokter, diagnosis serta sarana prasarana yang diperlukan pasien, misal : sandaran, oksigen, kelambu, dll), untuk mendaftarkan rawat inap ke rekam medik b. Khusus jam kerja pukul 16.00 – 07.00
pendaftaran langsung dilayani oleh perawat IGD. 6. Melengkapi dan mengerjakan pesan – pesan dokter pada lyst Rekam Medis antara lain : a. Cek hasil pemeriksaan laboratorium, EKG, pemeriksaan darah, urine, kotoran, X-Ray, dll. b. Melengkapi dan membuatkan permintaan laboratorium sesuai dengan advice dokter. c. Melengkapi surat pernyataan persetujuan tindakan medis / operasi / anesthesia (bila pasien perlu dilakukan pembedahan). d. Mempersiapkan pasien sebelum ke ruang rawat inap.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENERIMA PASIEN BARU No. Dokumen 56.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
7.
Perawat ruangan telepon ulang ke IGD / Poliklinik tempat siap. 8. Perawat Poliklinik / IGD mengantar pasien dan keluarga ke bangsal dimana pasien akan dirawat. 9. Pasien dan keluarga pasien diterima perawat ruangan 10. Perawat menjelaskan : 1) Kepada pasien pasien dilarang membawa uang / barang – barang berharga / perhiasan. Pasien dilarang membawa bantal / guling / selimut. Pasien membawa peralatan mandi sendiri antara lain : Sabun dan tempatnya. Tapal gigi. Sikat gigi.
PROSEDUR
2) Kepada keluarga a. Keluarga diorientasikan ruangan, misal kamar mandi, WC, tempat pot dan urinal, dll. (Demikian juga dengan pasien bila keadaannya memungkinkan). b. Menjelaskan peraturan / ketentuan yang wajib ditaati waktu opname. 3) Penunggu pasien a. Pasien dijinkan dijaga 1 orang kecuali VIP,penunggu pasien harus dekat dengan pasien. b. Penunggu pasien tidak diperbolehkan mengubah atau memindahkan alat – alat perawatan yang ada, termasuk kursi – kursi yang di luar ruangan. c. Penunggu pasien tidak diperbolehkan membawa alat – alat tempat tidur. d. Penunggu pasien tidak diperbolehkan duduk atau tidur di tempat tidur pasien yang ditunggunya / yang kosong / di lantai. e. Kamar kecil / WC boleh dipergunakan dan harap menjaga kebersihan. f. Penunggu pasien harap memberi tahu kepada petugas, apabila ada keperluan yang harus meninggalkan pasien yang ditunggu.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENERIMA PASIEN BARU No. Dokumen 56.05.25
No. Revisi Halaman 0 3/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM g. Penunggu pasien tidak diperbolehkan merokok di dalam atau di luar kamar pasien (di lingkungan Rumah Sakit). h. Wastafel di kamar pasien hanya diperbolehkan untuk sikat gigi dan cuci tangan. i. Setiap penunggu pasien diwajibkan memiliki Kartu Tanda Penunggu pasien dan memakai Tanda Penunggu tersebut. Pengunjung pasien a. Jam kunjungan : Pagi : Pukul 10.30 – 12.00 Wib. Sore : Pukul 16.30 – 18.00 Wib. b. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan membawa makanan untuk pasien kecuali atas izin dokter. c. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan merokok di dalam / di luar ruangan. d. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan duduk di tempat tidur pasien tempat tidur kosong 11. Perawat mengerjakan lyst pasien dan pendokumentasien Asuhan Keperawatan 12. Perawat melaksanakan tindakan Asuhan Keperawatan.
UNIT TERKAIT
IGD, ICU, Instalasi rawat jalan, Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR KOSONG No. Dokumen 104.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Menyiapkan TT yang lengkap keperluannya untuk pasien
dengan
segala
1. Menyiapkan TT untuk pasien baru. 2. Memperoleh kenikmatan dan kesejahteraan bagi pasien Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menyiapkan tempat tidur kosong
1. Persiapan alat a. TT, kasur dan bantal. b. Sprei besar. c. Sprei kasur. d. Sarung bantal. e. Perlak. f. Selimut. g. Kain lap basah/ kering. h. Lisol 10%.
PROSEDUR
2. Pelaksanaan a. Mencuci tangan dengan benar. b. Menyiapkan alat-alat dengan lengkap. c. Meja dilap, lalu taruhlah linen di atas meja (diberi alas kertas). d. Tempat tidur disemprot dengan lisol encer (10%). e. Membersihkan TT dari debu dengan lap basah dan lap kering bagian atas, lalu lap ditaruh di kaki TT. f. Mencuci tangan. g. Membalik kasur, lalu susunlah dengan rapi kain bersih (linen) di atas kaki TT. h. Memasang sprei besar sebelah kanan. i. Garis tengah lipatan harus tepat ditengahtengah kasur bagian atas. j. Sprei, dimasukkan rata, dibawah kasur sedalam ± 30 cm, demikian juga sprei pada bagian kaki setelah ditarik setegang mungkin, pada ujung sisi-sisi sudut 90º lalu diseluruh tepi sprei besar dimasukkan ke bawah kasur dengan rapi dan tegang
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR KOSONG No. Dokumen 104.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
. k. Membuat sudut 90º pada sprei besar kanan bawah. l. Memasang selimut (dilipat 4 secara terbalik, dipasang pada bawah kaki, bagian memasang perlak sebelah kanan ± 30 cm dari sisi TT bagian kepala. m. Memasang sprei kecil rata di atas perlak ± 10 cm di atas perlak dada yang terbalik, bagian atas dimasukkan ke bawah, ujung-ujung sisi dimasukkan ke bawah kasur. n. Bantal dipasangkan sarungnya, sudutsudut bantal dimasukkan benar-benar ke dalam sudut-sudut sarungnya, letakkan pada TT bagian kepala dan bagian sarung bantal yang terbuka jangan menghadap ke arah pintu masuk. o. Merapikan sprei besar sebelah kiri bawah dan membuat sudut 90º. p. Membuat sudut selimut 90º pada sebelah kiri bawah. q. Merapikan perlak dan sprei kecil pada sebelah kiri. r. Merapikan sprei besar sebelah kiri atas dan membuat sudut 90º. s. Membersihkan TT bagian bawah. t. Membersihkan meja dan kursi. u. Membereskan alat. Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGGANTI ALAT TENUN KOTOR PADA TEMPAT TIDUR TANPA MEMINDAHKAN PASIEN No. Dokumen No. Revisi Halaman 102.05.25 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Mengganti alat-alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien. 1. Memberikan perasaan nyaman bagi pasien
TUJUAN
KEBIJAKAN
2. Mencegah terjadinya dekubitus. 3. Memelihara kebersihan dan kerapihan. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
1. Persiapan alat a. Alat tenun tempat tidur yang bersih dalam tempatnya diatas trolly (Sprei besar/laken, sprei kecil/steak laken, selimut, sarung bantal, perlak). b. Tempat kain kotor bertutup c. Ember berisi larutan desinfektan. d. Lap kerja basah dan kering. 2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilaksanakan. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b. Peralatan dibawa ke tempat pasien. c. Perawat berdiri disisi kiri dan kanan tempat tidur d. Selimut dan bantal yang tidak perlu diletakkan diatas kursi atau bangku e. Pasien. dimiringkan pada salah satu sisi tempat tidur (bila perlu pasien.diganjal bantal supaya tidak jatuh). f. Lepaskan alat tenun yang kotor lalu digulung satu persatu sampai dibawah punggung pasien g. Sprei kecil/steak laken dan perlak digulung ke tengah tempat tidur sejauh mungkin. h. Perlak dibersihkan dengan larutan desinfektan lalu dikeringkan digulung ketengah sejauh mungkin. i. Laken yang bersih digulung setengah bagian, kemudian gulungannya diletakkan dibawah punggung pasien dan setengah bagian lagi diratakan serta dipasang pada kasur MENGGANTI ALAT TENUN KOTOR PADA TEMPAT TIDUR TANPA MEMINDAHKAN PASIEN No. Dokumen No. Revisi Halaman 102.05.25 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM j. Perlak yang digulung tadi diratakan kembali k. Steak laken yang bersih digulung setengah
bagian, kemudian gulungannya diletakkan dipunggung pasien dan setengah bagian lagi diratakan diatas perlak serta dipasangkan pada kasur l. Pasien dimiringkan kebagian yang bersih m. Lepaskan alat tenun yang kotor dan dimasukan kedalam tempat bertutup m. Ratakan laken yang bersih dengan steak laken dan perlak, pasangkan pada kasur n. Mengganti sarung bantal yang kotor o. Bantal disusun , pasien dibaringkan pada posisi yang nyaman. p. Selimut kotor diganti dengan yang bersih q. Peralatan dibersihkan, dibereskan, dan dikembalikan ketempat semula r. Mencuci tangan UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Instalasi rawat inap
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR No. Dokumen 94.05.25 Tanggal terbit 01 Maret 2008
No. Revisi 0
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air dan sabun. 1.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU
Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan. 2. Memberikan perasaan segar. 3. Merangsang peredaran darah. 4. Sebagai pengobatan. 5. Mencegah infeksi kulit. 6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memandikan pasien di tempat tidur 1. Persiapan alat a. Seperangkat alat-alat mandi : Sabun mandi. Pasta gigi. Gelas kumur. Sisir. Talk. b. Satu stel pakaian bersih. c. Waskom mandi berisi air hangat. d. Handuk bersih e. Tempat bertutup untuk pakaian kotor f. Sketsel/korden g. Waslap mandi 2 buah. 2. Persiapan pasien Pasien diberitahukan tentang tindakan yang akan dilaksanakan. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Membawa peralatan kepasien c. Memasang sketsel/korden d. Menanyakan pada pasien apakah pasien mau BAB atau BAK terlebih dahulu e. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur, bila masih dibutuhkan bantal digunakan f. Perawat berdiri disisi kiri atau kanan pasien g. Pakaian bagian atas dibuka kemudian ditutup dengan selimut mandi atau kain penutup Pasien dimandikan dengan urutan sebagai berikut :
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
94.05.25
Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu PROSEDUR TETAP PROSEDUR
0
2/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM - Mencuci muka. Handuk dibentangkan di bawah kepala, muka, telinga dan leher dibersihkan dengan waslap lembab, lalu keringkan dengan handuk Tanyakan apakah pasien biasa pakai sabun atau tidak. - Mencuci tangan. Selimut mandi atau kain penutup diturunkan kedua tangan di keataskan letakkan handuk diatas dada dan lebarkan ke samping kiri dan kanan sehingga kedua lengan dapat diletakkan di atas handuk. Kedua tangan dibasahi dan disabun mulai dari lengan yang jauh dari perawat, kemudian yang lebih dekat lalu dibilas sampai bersih, lalu dikeringkan dengan handuk Masukkan kedua telapak tangan ke dalam waskom lalu keringkan. - Mencuci dada dan perut Pakaian pasien bagian bawah dibuka dan selimut atau kain penutup diturunkan sampai perut bagian bawah Kedua tangan pasien dikeataskan, handuk diangkat dan dibentangkan pada sisi pasien Ketiak, dada dan perut dibasahi dan disabun, dibilas sampai bersih dan dikeringkan dengan handuk. Bersihkan pusar dengan kapas lidi dan kenakan baju yang bersih atau ditutup kain penutup/handuk. - Mencuci punggung
Pasien dimiringkan ke kiri Handuk dibentangkan di bawah punggung sampai bokong Punggung sampai bokong dibasahi, disabuni, dibilas dan selanjutnya dikeringkan dengan handuk Pasien dimiringkan ke kanan dan handuk dibentangkan dibawah punggung kemudian punggung dicuci seperti pada punggung kiri
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR No. Dokumen 94.05.25
No. Revisi Halaman 0 3/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP
Beri talk secukupnya lalu dilakukan gosok punggung, kemudian pasien ditelentangkan dan memasang pakaian dengan rapi
- Mencuci kaki Kaki pasien yang terjauh dari perawat dikeluarkan dari bawah kain penutup atau handuk Handuk dibentangkan dibawahnya dan lutut ditekuk
Kaki dibasahi, disabun dan dibilas sampai bersih kemudian dikeringkan dengan handuk, demikian juga kaki yang satu lagi Masukkan kedua telapak kaki ke dalam waskom lalu dikeringkan. Air dalam waskom yang kotor diganti dengan air bersih.
PROSEDUR
h. i. j. k. l.
- Mencuci lipat paha dan genetalia Handuk dibentangkan di bawah bokong dan bagian bawah perut Daerah lipatan paha dan genetalia dibasahi, disabun lalu dibilas dan dikeringkan. Pakaian bagian bawah dikenakan kembali, kain penutup atau handuk diangkat, selimut pasien dipasangkan kembali Merapikan/ mengganti alat tenun yang kotor dengan yang bersih. Menyisir rambut. Membersihkan lingkungan pasien. Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan dirapikan dan dibawa ketempatnya Obsservasi respon pasien dan kelainan pada
tubuhnya m. Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu pada pasien dan tetap menjaga kesopana n. Mencuci tangan. UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBANTU PASIEN MANDI SENDIRI DI KAMAR MANDI No. Dokumen No. Revisi Halaman 72.05.25 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Membantu pasien mandi sendiri di kamar mandi 1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan. 2. Memberikan perasaan segar. 3. Merangsang peredaran darah. 4. Sebagai pengobatan. 5. Mencegah infeksi kulit. 6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan membantu pasien mandi sendiri di kamar mandi 1. Persiapan alat a. satu stel pakaian bersih b. Handuk bersih c. Waslap d. Sabun pada tempatnya e. Sediakan bel 2. Persiapan pasien Menanyakan pada pasien mau mandi dikamar mandi atau di tempat tidur 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Membawa peralatan ke kamar mandi pasien c.Menyiapakan air di kamar mandi d. Membantu pasien di kamar mandi e. Menganjurkan pada pasien agar menggunakan bel bila perlu bantuan f. Perawat menunggu diluar kamar mandi sampai pasien selesai mandi g. Membantu pasien kembali ke tempat tidur h. Membersihkan kamar
mandi i. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Instalasi rawat inap
MEMBANTU PASIEN MANDI KE KAMAR MANDI DENGAN KURSI RODA No. Dokumen No. Revisi Halaman 72.05.25 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Membantu pasien mandi ke kamar mandi dengan kursi roda 1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan. 2. Memberikan perasaan segar. 3. Merangsang peredaran darah. 4. Sebagai pengobatan. 5. Mencegah infeksi kulit. 6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan membantu pasien mandi ke kamar mandi dengan kursi roda
PROSEDUR
1. Persiapan alat a. satu stel pakaian bersih b. Handuk bersih c. Waslap d. Sabun pada tempatnya e. Sediakan bel 2. Persiapan pasien Menanyakan pada pasien apakah pasien mau mandi di kamar mandi atau di tempat tidur 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Membawa peralatan ke kamar mandi pasien c. Menyiapkan air di kamar mandi d. Membantu pasien pindah dari kursi roda ke bangku/kursi mand e. Meletakkan alat mandi didekat pasien f. Membantu pasien membuka baju g. Membantu pasien untuk mandi h. Membantu pasien memakai baju i. Membantu pasien ke kursi roda j. Mendorong kursi roda pasien ke tempat tidur k. Membersihkan dan merapikan kamar mandi l. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
CARA MELAKUKAN MASAGE PUNGGUNG No. Dokumen 58.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Masage punggung merupakan suatu menggosok / mengusap punggung klien.
tindakan
1. Meningkatkan relaksasi. 2. Meningkatkan sirkulasi pada area yang dimasage. 3. Mengkaji kondisi kulit. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan massage punggung
PROSEDUR
1. Persiapan alat a. Handuk. b. Alkohol. c. Talk. 2. Persiapan pasien Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Membawa peralatan ke pasien c. Mengatur posisi pasien dengan posisi prone bila bila tidak dapat posisi SIM. d. Meletakkan sebuah bantal tipis di bawah perut klien untuk menjaga posisi yang tepat. e. Meletakkan handuk di sisi punggung / badan pasien. f. Menuangkan alkohol sedikit di tangan, lalu usap dengan kedua tangan di punggung pasien sampai rata. g. Melakukan masage punggung, masage dilakukan dengan menggunakan telapak tangan dan jari – jari, gunakan tekanan halus yang bersambungan. Perhatian : 1. Hindari untuk melakukan masage pada area kemerah – merahan, kecuali bila kemerahan tersebut hilang sewaktu dimasage. 2. Masage punggung dapat merupakan kontra indikasi pada pasien imobilitas tertentu. 3. Masage punggung dikerjakan selama 5 s/d 10 menit.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBANTU MEMOTONG KUKU PASIEN No. Dokumen 96.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Menolong memotong kuku klien yang panjang, karena tidak dapat melakukannya sendiri. 1. Menjaga kebersihan. 2. Mencegah timbulnya luka. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan membantu memotong kuku pasien 1. Persiapan alat a. Gunting/ pemotong kuku. b. Handuk. c. Bengkok. d. Waskom berisi air hangat. e. Sabun. f. Sikat kuku. g. Aceton (bila perlu). h. Kapas. i. Sarung tangan. 2. Persiapan pasien a. Diberitahukan tindakan yang akan dilaksanakan. b. Mengatur posisi pasien. 3. Memotong kuku pada jari - jari tangan : a. Mencuci tangan. b. Memakai sarung tangan. c. Merendam tangan dengan air hangat dalam waskom selama 1 – 2 menit untuk melunakkan kuku. Bila kuku sangat kotor disikat dengan sikat kuku dan sabun lalu di bilas dengan air d. hangat, dikeringkan dengan handuk. e. Tangan ditaruh di atas bengkok supaya potongan kuku tidak berserakan. f. Memotong kuku pada jari tangan sesuai dengan lengkungan kuku.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBANTU MEMOTONG KUKU PASIEN No. Dokumen 96.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
4. Memotong kuku pada jari – jari kaki : a. Mencuci tangan. b. Memakai sarung tangan. c. Merendam kaki dengan air hangat dalam waskom selama 2 – 3 menit untuk melunakkan kuku.Bila kuku sangat kotor disikat dengan sikat kuku dan sabun lalu dibilas dengan air hangat, dikeringkan dengan handuk. d. Kaki di taruh di atas bengkok supaya potongan kuku tidak berserakan. Perhatian : 1. Pasien diharapkan selalu memakai alas kaki yang tepat untuk menghindari dari infeksi. 2. Memakai sepatu jangan terlalu pas dan memotong kuku secara rutin. 3. Memotong kuku jangan terlalu ke dalam karena dapat menimbulkan luka.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENYISIR RAMBUT No. Dokumen 106.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
I. AN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTI II. Mengatur rambut menggunakan sisir.
TUJUAN
KEBIJAKAN
serapi
mungkin
dengan
1. Memberikan rasa senang dan nyaman. 2. Agar rambut dapat terpelihara dengan baik dan kelihatan rapih. 3. Merangsang sirkulasi darah. 4. Mencegah bersarangnya kutu kepala / kotoran yang lain. 5. Melihat kelainan kulit kepala. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan membantu pasien menyisir rambut
PROSEDUR
UNIT TERKAIT RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
1. Persiapan alat a. Sisir b. Kain pengalas / handuk c. Karet gelang untuk pasien yang berambut panjang. d. Minyak rambut / air (bila perlu). e. Bengkok berisi larutan desinfektan khusus untuk pasien yang berkutu/kelainan kulit. f. Kertas untuk membungkus kotoran/rambut 2. Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Mengatur posisi pasien (bila bisa duduk diberi posisi duduk, bila tidak bisa dilakukan dengan posisi berbaring). c. Memasang kain pengalas/handuk yang diletakkan pada bahu atau di bawah kepala sampai tulang belikat. d. Rambut yang panjang dan kusut diberi minyak/air dan dibelah dua, kemudian disisir secara bertahap dimulai dari bagian bawah (ujung rambut) ke pangkal, setelah rapi rambut dijalin. Bila rambut pendek disisir dari pangkal keujun e. Rambut yang rontok dikumpulkan dan dibungkus dengan kertas, kemudian dibuang ditempat sampah, rambut berkutu/dengan kelainan kulit dimasukkan kedalam larutan desinfektan pada bengkok f. Alat dibersihkan, dirapikan dan dikembalikan ketempat semula g. Mencuci tangan. h. Observasi dan catat respon pasien dan kelainan yang ditemukan Instalasi rawat inap MENCUCI RAMBUT No. Dokumen 101.05.25 Tanggal terbit 01 Maret 2008
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
Menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala, menggunakan shampo kemudian dibilas dengan air. 1. Membersihkan kulit kepala dan rambut dari kotoran. 2. Menghilangkan bau dan memberi rasa segar. 3. Merangsang sirkulasi darah. 4. Membasmi kutu / ketombe. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan membantu pasien mencuci rambut 1. Persiapan alat a. 2 handuk. b. Perlak panjang untuk alas. c. Waskom berisi air hangat dan gayung. d. Shampo. e. Sisir. f. Gauze, kapas. g. Mangkok. h. Ember kosong. i. Bengkok. j. Celemek. k. Schutsel. l. Memakai sarung tangan. 2. Persiapan pasien a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan. b. Mengatur posisi pasien dengan kepala di pinggir tempat tidur. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Memakai sarung tangan dan celemek. c. Ember diletakkan di bawah tempat tidur bagian kepala. d. Memasang perlak di bawah kepala, sisi kanan dan kiri digulung sedikit ke dalam dan ujungnya berada dalam ember. e. Telinga pasien disumbat dengan kapas, mata ditutup dengan gauze. f. Menutupi pasien dengan handuk sampai ke leher. g. Rambut disisir kemudian disiram dengan air hangat. h. Rambut dicuci dengan shampo digosok merata.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENCUCI RAMBUT No. Dokumen 101.05.25
Tanggal terbit 01 Maret 2008
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP i. Membilas rambut beberapa kali dengan air hangat sampai bersih sambil memijit – mijit kepala. j. Kepala diangkat dan diletakkan di atas handuk. k. Sumbat telinga dan tutup mata diangkat, diletakkan di dalam bengkok / dibungkus dengan kertas dan dibuang. l. Mengangkat perlak dan diletakkan di dalam ember. m. Mengeringkan rambut dengan handuk. n. Menyisir sampai rapih dan kepala pasien diletakkan di atas bantal yang telah dialasi dengan handuk yang kering. o.Membersihkan dan mengembalikan alat – alat pada tempatnya. p. Mencuci tangan . UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMASANG KAP KUTU (PEDICULUS CAP) No. Dokumen 95.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
Membungkus rambut yang sudah diberi pembasmi kutu.
TUJUAN
Membasmi kutu dan telornya serta mencegah kutu supaya tidak berjatuhan.
KEBIJAKAN
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memasang kap kuku
PROSEDUR
1. Persiapan alat a. Obat kutu (Peditox). b. Kap kutu khusus / kain segitiga. c. Gauze. d. Pengalas dan perlak. e. Peniti. f. Sisir kutu dan sisir biasa. g. Kertas koran. h. Bengkok berisi larutan desinfektan. i. Celemek. j. Mangkok. k. Penutup kepala. l. Sarung tangan. 2. Persiapan pasien a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan. b. Mengatur posisi pasien. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Memakai celemek tutup kepala dan sarung tangan. c. Memasang pengalas pada bahu pasien dan untuk fiksasi diberi peniti. d. Menyisir rambut dengan sisir biasa kemudian dengan sisir kutu kemudian masukkan ke dalam bengkok yang berisi larutan desinfektan. e. Di sekeliling kulit kepala diolesi dengan gauze vaselin.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
CARA MEMASANG KAP KUTU (PEDICULUS CAP) No. Dokumen No. Revisi Halaman 95.05.25 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
f. Menuang obat kutu / Peditox ke dalam mangkok. g. Membungkus kepala dengan kap kutu khusus / kain segitiga, diujungnya disimpulkan di atas dahi dan diberi peniti (telingan jangan sampai tertutup) dibiarkan selama 12 – 18 jam baru rambut dicuci. h. Mengatur kembali posisi pasien. i. Mendesinfeksi semua alat dan dikembalikan di tempatnya. j. Mencuci tangan .
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERI PENYULUHAN KESEHATAN SECARA INDIVIDU No. Dokumen No. Revisi Halaman 306.05.25 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Memberikan penyuluhan kesehatan secara individu Menanamkan pendidikan dan menambah pengetahuan kesehatan bagi individu . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan untuk member penyuluhan kesehatan secara individu 1. Persiapan alat a. Materi/satuan pelajaran(satpel) b. Alat peraga bila diperlukan 2. Persiapan pasien Pasien diberi penjelasan
PROSEDUR
3. Persiapan lingkungan Tempat/lingkungan yang nyaman 4. Pelaksanaan a. Memberi penyuluhan pasien dengan cara diskusi, tanya jawab, demonstrasi b. Menggunakan alat peraga bila diperlukan c. Mengadakan evaluasi d. Memberikan umpan balik e. Mencatat hasil penyuluhan
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGUKUR CAIRAN YANG MASUK DAN KELUAR No. Dokumen No. Revisi Halaman 0 1/1 307.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
Mengukur cairan yang masuk dan yang keluar
TUJUAN
1. Untuk mengetahui balance cairan pasien 2. Untuk mengetahui kebutuhan cairan pasien . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk mengukur cairan yang masuk dan keluar 1.Persiapan alat a. Formulir observasi pemasukkan dan pengeluaran cairan b. Gelas ukuran c. Bahan yang akan diukur
KEBIJAKAN
PROSEDUR
2. Persiapan pasien Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Menghitung cairan yang masuk baik enteral maupun parenteral c. Mengukur cairan yang keluar d. Mencatat hasil tindakan e. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Instalasi rawat inap, ICU.
MEMBANTU PASIEN MEMBERSIHKAN MULUT Halam No. Dokumen No. Revisi an 105.05.25 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
Membersihkan makanan
mulut
dari
kotoran
/
sisa
1. Supaya mulut tetap sehat, bersih dan tidak berbau. 2. Mencegah terjadinya infeksi / stomatitis Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk membantu pasien membersihkan mulut
1. Persiapan alat
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
a. Handuk dan kain pengalas. b. Gelas kumur berisi air bersih. c. Bengkok/nierbekken. d. Sikat dan pasta gigi e. Vaselin bibir 2. Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Meletakkan alat-alat ke tempat yang mudah dijangkau pasien c. Membantu pasien dengan posisi setengah duduk atau miringkan kepala pasien d. Memasang handuk diatas dada pasien e. Memberi air untuk kumur-kumur f. Basahi sikat gigi dan olekan pasta gigi g. Membantu pasien untuk sikat gigi h. Memberikan air untuk kumur-kumur sampai bersih dan dikeringkan dengan handuk i. Mengoles bibir dengan vaselin bibir dan membersihkan sikat gigi j. Merapikan alat-alat k. Mencuci tangan Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERSIHKAN MULUT PADA PASIEN TIDAK SADAR No. Dokumen No. Revisi Halaman 100.05.25 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran / sisa makanan dengan mempergunakan gauze / kapas yang dibasahi dengan air bersih. Untuk mengobati dan membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk membersihkan mulut pada pasien yang tidak sadar. 1. Persiapan alat a. Baki. b. Handuk dan kain pengalas. c. Gelas kumur berisi air bersih/ NaCl d. Sudip lidah (Tong Spatel) yang telah dibungkus kasa e. Kapas lidi. f. Kain kasa. g. Bengkok/nierbekken. h. Pinset i. Borax glicerin j. Sarung tangan bersih. 2. Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Membawa peralatan ke pasien c. Meletakkan handuk / pengalas di bawah dagu dan pipi pasien. d. Ujung pinset dibungkus dengan kasa dan dibasahi air yang telah disediakan e. Membuka mulut dengan sudip lidah /tong spatel f. Membersihkan rongga mulut mulai dari dinding, gusi, gigi, lidah dan terakhir bibir dengan kasa yang telah dibasahi.
g. Kain kasa yang kotor dibuang pada bengkok.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERSIHKAN MULUT PADA PASIEN TIDAK SADAR No. Dokumen No. Revisi Halaman 100.05.25 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP
h. Diulangi sampai bersih. i. Mengolesi bibir dengan Borax Glycerin j. Mengobservasi respon pasien k. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan l. Mencuci tangan. m. Mencatat kelainan pada gigi dan mulut pada catatan perawat. . UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
CARA MELAKUKAN IRIGASI VAGINA No. Dokumen 03.05.57
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
Membersihkan vagina dengan cairan obat yang dialirkan atau disemprotkan ke dalamnya.
TUJUAN
Untuk mengobati dan membersihkan vagina.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan irigasi vagina 1. Persiapan alat a. Irigator dengan slangnya. b. Kanula vagina steril dalam tempatnya. c. Sarung tangan. d. Standar infus, bila perlu. e. Obat cairan yang diperlukan, dalam tempatnya. f. Bengkok (nierbekken). g. Pispot. h. Alas bokong. i. Selimut. j. Kapas sublimat/ desinfektan. k. Klem. l. Sampiran (scherm). 2. Persiapan Pasien a. Menjelaskan kepada klien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan. b. Pasien diatur dalam posisi dorsal recumbent. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Sampiran (scherm) dipasang, bila perlu. c. Obat atau cairan dihangatkan dan dimasukkan ke dalam
irigator dengan slang diklem terlebih dahulu. d. Irigator diangkat setinggi sekurangkurangnya 30 cm dari permukaan tempat tidur. Kanula dipasang pada ujung slang, dan cairan dialirkan, lalu slang diklem dan kanula diletakkan pada tempat yang steril. e. Pakaian pasien bagian bawah dibuka, lalu daerah tersebut
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
CARA MELAKUKAN IRIGASI VAGINA No. Dokumen 03.05.57
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
ditutup dengan selimut. f.
Alas bokong dan pispot
PROSEDUR
dipasang. g. Vulva dibersihkan dengan kapas sublimat. Ibu jari dan telunjuk kiri petugas dibalut dengan kapas sublimat, selanjutnya kapas dibuka dan dengan tangan kanannya petugas memasukkan kanula ke dalam vagina klien. h. Klem dibuka, kanula diputar, cairan dialirkan perlahan-lahan sampai habis. i. Kanula dikeluarkan dan dilepas dari slang, lalu dimasukkan ke dalam bengkok yang berisi cairan desinfektan. j. Pispot diangkat setelah cairan tidak mengalir lagi dari vagina. k. Setelah selesai, pasien dirapikan kembali. l. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, IGD
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERI OBAT MELALUI MULUT No. Dokumen 155.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Menyiapkan dan memberikan obat-obat untuk klien yang dapat diberikan melalui mulut dan ditelan. Memberikan obat kepada pasien melaui mulut secara tepat dan benar, sesuai dengan program pengobatan. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan atau cara pemberian obat melalui mulut 1. Persiapan alat dan obat a. Baki b. Gelas obat/ gelas ukur. c. Kartu obat yang lengkap dengan tulisan : Nama pasien. Kamar dan bed pasien. Jenis obat/ nama obat. Dosis obat. Waktu/ jam pemberian. Tanggal dipesan dan tanda tangan yang mengerjakan. d. Lap yang telah dibasahi (untuk membagi obat cair). e. Air minum / pisang (untuk minum obat). f. Obat yang diperlukan 2. Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Kira-kira setengah jam sebelum obat diberikan, ambil kartu obat dari kotak obat. c. Cocokkan kartu obat dengan lyst pasien, pesan-pesan dokter dan catatan perawat menurut tanggal. Kalau tidak cocok kembalikan ke pesan-pesan dokter. d. Menyiapkan obat menurut cara yang dipesan. e. Siapkan alat-alat yang diperlukan. f. Jangan berbicara dengan siapapun waktu menyediakan obat.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERI OBAT MELALUI MULUT No. Dokumen 155.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM g. Dengan kartu obat mengecek etiket untuk nama dosis obat yang ada dalam botol waktu mengambil dari lemari.Sebelum menuangkan obat yang diperlukan, membaca etiket lagi untuk nama obat dan dosis obat. h. Letakkan gelas-gelas obat di atas kartu obat pada baki. i. Obat dibawa kepada pasien oleh perawat yang menyiapkan obat tersebut. j. Tentukan pasien, baca nama pasien dan panggil namapasien. k. Berikan obat langsung kepada pasien dan tunggu sampai obat benar-benar diminum/ ditelan bila perlu pasien dibantu dengan memperhatikan 5 prinsip benar. l. Balik kartu obat pasien. m. Kembalikan alat-alat ke kamar kerja, cuci alatalat dan simpan pada tempatnya. n. Bawa kartu obat ke lyst pasien secepatnya dan cek pada kolom obat dan catat juga respon pasien terhadap pemberian obat. Dengan mengecek dan tanda tangan perawat
o. p. q. r.
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
membuktikan sudah memberi obat dengan ukuran yang benar menurut jam dan tanggal. Coretan tersebut menjadi resmi apabila ada coretan paraf di atasnya. Tulisan / paraf hanya dibuat oleh perawat yang sudah menyiapkan dan memberikan obat tersebut. Kalau pasien tidak mau minum obat/ ditunda karena puasa untuk pemeriksaan, lingkari jam obat dan tulis paraf. Sesudah dicek, kartu obat dikembalikan ke kotak obat, sesuai jam pemberian obat berikutnya Mencuci tangan
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA No. Dokumen 146.05.25
Tanggal terbit 1 Maret 2008
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
Pemberian obat-obat/ cairan tertentu ke dalam mata dengan cara meneteskan/ mengoleskan pada mata. 1. Melaksanakan tindakan pengobatan mata, sesuai dengan program terapi. 2. Mempercepat proses penyembuhan pada mata yang sakit. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat mata
PROSEDUR
1. Persiapan alat dan obat a. Salep mata/ tetes mata. b. Kapas steril/ gauze. c. Gunting dan plester (prn). d. Pinset steril/sarung tangan. e. Kom steril. f. Bengkok. 2. Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Mencocokkan kartu obat dengan lyst pasien. b. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan. c. Mencuci tangan. d. Menyiapkan obat yang diperlukan. e. Mengatur posisi pasien sesuai keperluan. f. Memakai sarung tangan. g. Membersihkan mata dengan kapas steril. h. Ujung tube diusap dengan kapas steril kemudian salep dituang sedikit pada kapas tadi. i. Membuka conjungtiva kelopak mata bawah dengan ibu jari/ dua jari dengan melakukan tekanan ke arah bawah terhadap bagian pipi yang bertulang menonjol dan pasien dianjurkan untuk melihat ke atas. j. Mengoleskan sepanjang sisi dalam dari kelopak mata bawah, pada conjungtiva bagian bawah dan menganjurkan pasien untuk menutup dan mengedipkan kelopak mata.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA No. Dokumen 146.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM k. Membersihkan sisa obat salep/ tetes yang ada di sekitar mata dengan kapas. l. Bila perlu mata ditutup dengan kasa steril dan diplester. m. Melepas sarung tangan. n. Membereskan alat-alat, dan mencuci tangan o. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst pasien. Perhatian : 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan obat. 2. Membaca etiket sebelum memberikan untuk mencegah kekeliruan.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN OBAT MELALUI VAGINA No. Dokumen 77.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2006 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
Pemberian obat-obat melalui vagina dengan cara dioleskan, suppositorium, irigasi.
TUJUAN
Untuk mengobati dan membersihkan vagina.
KEBIJAKAN
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui vagina
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
1. Persiapan alat dan obat Baki berisi : a. Obat sesuai dengan pesanan dokter. b. Kaos tangan steril. 2. Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Cocokkan kartu obat kuning pada pesanan dokter. b. Mencuci tangan c. Siapkan obat sesuai dengan pesanan dokter. d. Siapkan alat-alat pada baki dan bawa ke samping temapt tidur pasien (obat sudah dibuka dan dimasukkan ke gauze steril). e. Atur posisi pasien dorsa recumbent. f. Masukkan obat perlahan-lahan dengan memakai kaos tangan dan suruh pasien nafas panjang. g. Kembalikan klien pada posisi yang menyenangkan. h. Bereskan alat-alat. i. Mencuci tangan dan cek pada lyst pasien
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
MEMBERIKAN OBAT MELALUI RECTUM No. Dokumen 76.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2006 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
Pemberian obat-obat tertentu melalui rectum dengan cara dioleskan, memasukkan obat supositori, mengalirkan cairan obat misalnya clysma dan lain-lain.
TUJUAN
Untuk mengobati dan membersihkan rectum.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkahlangkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui rectum 1. Persiapan alat dan obat a. Baki obat. b. Obat sesuai pesanan dokter. c. Kaos tangan. d. Jelly. 2. Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Mencocokan obat dengan pesanan dokter. b. Mencuci tangan. c. Menyiapkan obat dan memasukkan ke dalam gauze steril. d. Bawa obat ke samping tempat tidur pasien dan membaca nama pasien pada kartu tempat tidur. e. Siapkan pasien dalam posisi SIM. f. Pakai kaos tangan, ambil obat dan beri sedikit parafin, masukkan obat perlahan-lahan sedalam jari telunjuk dengan memberitahu pasien untuk nafas dalam. g. Bereskan alat-alat. h. Kembalikan pasien ke posisi semula. i. Cuci tangan dan cek pada lyst pasien. .
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN OBAT MELALUI TELINGA No. Dokumen 75.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2006
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Pemberian obat ke dalam rongga bagian luar dengan cara meneteskan atau irigasi. Membersihkan rongga telinga dari nanah, kotoran telinga atau benda asing. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui telinga 1. Persiapan alat a. Alat irigasi telinga. b. Air hangat pada tempatnya. c. Bengkok. d. Perlak dan alasnya. e. Handuk. f. Pinset telinga/ pinset bengkok. g. Kapas lidi. 2. Persiapan pasien a. Pasien disiapkan sikap duduk. b. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Perlak dan alasnya dipasang di atas bahu. c. Pasien dianjurkan untuk memegang bengkok di bawah telinga yang akan dibersihkan. d. Dengan tangan kiri daun telinga ditarik ke atas dan sedikit ke belakang f. Ujung alat irigasi diletakkan di muka liang telinga jangan sampai menutupi rongga telinga. g. Penyemprotan dilakukan dengan hati-hati tapi agak kuat pada sisi atas liang telinga. h. Cairan yang keluar ditampung dengan bengkok.
i. Penyemprotan diulang beberapa kali sampai bersih. j. Setelah bersih, lubang telinga dibersihkan dengan kapas lidi, sekitarnya dibersihkan dengan handuk. k. Bila perlu ditetesi obat. l. Alat-alat dibereskan dan pasien dirapikan. m. Mencuci tangan dan mencatat tindakan dalam status pasien UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN OBAT MELALUI HIDUNG No. Dokumen 68.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2006 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Suatu tindakan pemberian obat kepada pasien melalui pernafasan. 1. Melegakan pernafasan. 2. Mengurangi pembengkakan selaput saluran nafas. 3. Mengobati peradangan. 4. Mengencerkan dan memudahkan keluarnya lendir. 5. Mengurangi batuk. 6. Mencegah kekeringan selaput lendir. 7. Dilakukan pada pasien : a. Sesak nafas. b. Asma bronchiale. c. Pasca tracheostomi. d. Saluran nafas bagian atas tersumbat lendir Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui hidung 1. Persiapan alat dan obat a. Tissue
b. Bengkok c. Obat yang diperlukan 2. Persiapan pasien Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan 3. Pelaksanaan a. Mencocokkan kartu obat dengan status pasien b. Mencuci tangan c. Menyiapkan obat d. Membawa obat kepasien e. Meneteskan obat-obat tertentu ke dalam lubang hidung. f. Merapikan pasien dan membereskan peralatan g. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU. MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA MUSCULAR No. Dokumen No. Revisi Halaman 80.05.25 0 1/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Penyuntikan obat ke dalam jaringan otot. 1. Untuk memberikan obat-obatan yang merangsang yang tidak mudah dihisap/ dapat menyebabkan rasa sakit bila diberikan di bawah kulit. 2. Untuk memberikan obat-obat yang pengaruhnya kita harapkan lebih cepat terlihat daripada kita berikan di bawah kulit. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui suntikan intra muscular
PROSEDUR
1. Persiapan alat a. Baki. b. Kartu obat. c. Obat yang akan diberikan d. Spuit disposible sesuai kebutuhan e. Kikir ampul f. Jarum steril. g. Kapas alkohol 70%. 2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan c. Memperhatikan tehnik aseptik d. Cocokkan kartu obat kuning pada pesanan dokter dan catatan perawat. e. Siapkan obat sesuai dengan pesanan dokter. f. Ambil spuit disposible sesuai dengan jumlah obat yang akan diberikan, sobek ujung plastik yang bertanda, ambil spuit dari dalam plastik. g. Membaca etiket dan dosis obat dan memasukkan obat kedalam spuit, kemudian udara dalam spuit dikeluarkan A. Pada ampul a) Pastikan obat berada di bawah ampul. b) Gergajilah pada leher ampul yang bertanda / tidak. c) Ampul dipegang dengan satu tangan dan tangkai ampul
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA MUSCULAR No. Dokumen No. Revisi Halaman 80.05.25 0 2/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
dipegang dengan tangan kanan yang dialasi untuk mematahkannya. d) Untuk mengambil obat di dalam ampul : masukkan jarum suntik ke ampul dan tarik larutan, hati-hati jangan samapi menyentuh sisi gelas dengan jarum suntik, untuk mencegah kontaminasi. B. Pada vial a. Masukkan udara sejumlah larutan yang akan diambil dan sebelumnya karet luar vial dibersihkan dengan zat anti septik (kapas alkohol). b. Bawa obat ke pasien. c. Atur posisi pasien. d. Menentukan daerah yang akan disuntik C. Bila suntikan pada bokong : a. Pada musculus glutus, atur pasien tengkurap dengan badan lemas berbaring menelungkup dan selimuti pasien, pilihlah tempat untuk suntikan ditengah quadran atas luar. b. Mendesinfeksi kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol dengan gerakan melingkar dari dalam keluar c. Memasukkan jarum dengan cepat ke dalam otot tegak lurus (sudut 90º), pegang jaringannya dengan kuat ketika memasukkan jarum dengan tangan kiri. d. Melakukan aspirasi dengan menarik stamper spuit sedikit dan bila tidak terdapat darah masuk ke dalam spuit, memasukkan cairan obat perlahanlahan. Bila terdapat darah, tariklah jarum keluar, kemudian ganti dengan jarum yang
e. f. g. h. i.
baru, lalu pilihlah tempat lain untuk menyuntik kembali. Memperhatikan respon pasien Mencabut jarum dengan perlahan-lahan Mendesinfeksi kulit dengan kapas alkohol 70% Mencuci tangan Mencatat respon pasien dan pemberian obat
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA MUSCULAR No. Dokumen No. Revisi Halaman 80.05.25 0 3/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Perhatian : 1. Tempat suntikan harus betul-betul tepat bila salah akan berbahaya, karena dapat mengenai syaraf ischiadeous. 2. Lokasi penyuntikan intra muscular : Otot bokong yang tepat adalah 1/3 bagian dari spina illiaka anterior superior, (area dorso-gluteal/ pinggang bagian belakang). Area dorso gluteal yang terletak di pinggang mempunyai area injeksi IM yang sering digunakan. Injeksi dilakukan antara 5 – 7,5 cm di bawah puncak illium di perempat atas bagian luar dari pinggul. Metode lain untuk menentukan titik suntik pada pinggul dapat dengan menarik garis dari tulang illium posterior superior ke pangkal tulang paha sebelah luar. Otot paha bagian luar yaitu 1/3 tengah paha sebelah luar (area otot vestus lateris). Bagian pertengahan ketiga, bila diukur ke atas dari ujung atas lutut, dan ke bawah dari ujung bawah pangkal, di sini sebagai area suntik. Otot pangkal lengan/ otot deltoid da pasterior triceb (bahu dan lengan atas). Otot ini juga dapat digunakan untuk injeksi IM, otot ini jarang digunakan untuk keperluan injeksi, karena klien merasa lebih nyeri dan pegal di bagian otot, ketika injeksi posisi pasien dapat berbaring / duduk. Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
CARA MEMBERIKAN OBAT MELAUI SUNTIKAN INTRA CUTAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 79.05.25 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Penyuntikan obat ke dalam jaringan kulit. 1. Untuk melakukan uji coba kulit/ skin test dari obat-obat tertentu, misal : antibiotik, ATS, dll. 2. Untuk obat-obat tertentu yang pemberiannya khusus cara ini, misal : BCG. 3. Untuk observasi penyakit TBC (Tuberculin test/ PPD test). Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian intra cutan
PROSEDUR
UNIT TERKAIT . BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
1. Persiapan alat a. Baki. b. Kartu obat. c. Obat yang akan diberikan d. Spuit disposible sesuai kebutuhan e. Kikir ampul f. Jarum steril. g. Kapas alkohol 70%. 2. Persiapan pasien Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan 3. Pelaksanaan a. Cocokkan kartu obat pada pesanan dokter dan catatan perawat/ baca pesan dokter pada lyst pasien. b. Cuci tangan. c. Siapkan alat-alat dan obat d. Kulit didesinfeksi, lalu ditegangkan/ diregangkan/ diregang dengan tangan kiri. e. Jarum ditusukkan dengan lubang jarum menghadap ke atas dan membuat sudut 15º - 20º dengan permukaan kulit, lalu obat disemprotkan samapi terjadi gelembung pada tempat tersebut. f. Kemudian jarum ditarik dengan cepat, tidak dihapus dengan kapas alkohol dan tidak boleh dilakukan massase. g. Reaksinya dilihat/ dicatat setelah jangka waktu tertentu : 15’. Khusus untuk obat tertentu pemberiannya pada musculus deltoideus lengan kanan atas adalah BCG yang khusus di berikan pada bayi sebagai imunisasi dan tidak dilakukan desinfeksi. h. Mencuci tangan. Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU. CARA MEMBERIKAN OBAT INTRA SUB CUTAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 81.05.25 0 1/1
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
Menyuntikan obat dibawah kulit, penyuntikan insulin pada klien D.M.
TUJUAN
Untuk mengobati pasien.
KEBIJAKAN PROSEDUR
misal
:
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat intra sub cutan 1. Persiapan alat Sama dengan suntik IM. 2. Persiapan pasien Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan 3. Pelaksanaan a. Cocokkan kartu obat pada pesanan dokter dan catatan perawat/ baca pesan dokter pada lyst pasien. b. Cuci tangan. c. Siapkan alat-alat sesuai dengan pesanan dokter. d. Bawa obat kepasien sambil membaca kartu TT. e. Tempat penyuntikan didesinfeksi yang sudah dipastikan pengukurannya. f. Tempat suntikan diangkat sedikit dengan tangan kiri. g. Dengan lubang jarum menghadap ke atas, jarum ditusukkan membentuk sudut 45º dengan permukaan kulit. h. Stamper ditarik sedikit bila ada darah obat jangan dimasukkan, bila tidak ada darah, obat dimasukkan pelanpelan. i. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik keluar dengan cepat, bekas tusukan ditahan dengan kapas alkohol dan dilakukan massase. j. Membereskan peralatan
k. Mencuci tangan dan mencatat tindakan dalam status pasien
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU No. Dokumen 169.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/4
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Resusitasi Jantung Paru adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengaktifkan jantung kembali dengan cara mengembalikan segera proses pengiriman O2 kejaringan dan membunag CO2 . Memperbaiki jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi pada pasien yang mengalami gangguan fungsi paru dan jantung. Sebagai acuan bagi perawat dalam pelaksanaan penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan dalam menjalankan tindakan resusitasi jantung paru
PROSEDUR
1. Persiapan alat a. Emergency trolley berisi a) Laringoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa) b) Magil forceps c) Pipa trakea berbagai ukuran d) Trakea tube berbagai ukuran e) Gudel berbagai ukuran f) CVP set g) Infus set/Blood set h) Papan resusitasi i) Gunting verban j) Ambubag Lengkap k) Spuit 10cc dan jarum LD No.1 b. Set therapi oksigen lengkap dan siap pakai c. Set penghisap sekresi lengkap (suction) dan siap pakai d. EKG record e. EKG monitor bila memungkinkan f. DC shock lengkap 2. Persiapan pasien a. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan b. Posisi pasien diatur terlentang datar c. Baju bagian atas pasien dibuka 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Tentukan kesadaran pasien dengan cara a) Memanggil nama pasien b) Menanyakan keadaannya c) Menggoncangkan tubuhnya / memberi rangsang nyeri
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU No. Dokumen 169.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/4
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP c. d.
e.
Bila pasien sadar pertahankan jalan nafas tetap terbuka . Mengecek henti nafas Melihat pergerakan dada atu perut Mendengar suara keluar/masuk udar dari hidung Merasakan adanya udara dari mulut/hidung dengan pipi atau punggung tangan Bila pasien tak sadar, segera panggil bantuan dan bebaskan jalan nafas dengan cara: a) Membersihkan sumbatan jalan nafas dengan jalan menghisap sekresi b) Triple manuver 1. Head tilt (ekstensi kepala) : Dengan satu telapak tangan menopang leher bagian belakang sedangkan tangan yang lain menahan dahi, kemudian putar kepala kebelakang sehingga posisi kepala tengadah. 2. Chin lift ( Mempertahankan posisi rahang bawah/Tengadahkan dahi – angkat dagu ) : Dengan satu tangan menahan kepala, sedang tangan yang lain dengan menggunakan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) menahan dagu dan mengangkat atau mendorong keatas sehingga kepala tengadah. 3. Jaw thrust (Manuver rahang) :Raih sudut rahang bawah pasien dan dengan kedua tangan mengangkat mandibula keatas (pegang pada kedua angulus mandibula) 4. Bila tersedia, pasang jalan nafas oral
(airway). f. Bila pasien masih bernafas cari suara nafas tambahan: a) Snoring : pangkal lidah, benda padat. b) Gargling : cairan ( muntah, darah ) c) Crowing : edema laring / spasme plica vocalis. g. Bila pasien tidak bernafas beri nafas buatan , dengan cara : a) Mouth to mouth : Dewasa : pencet hidung korban dan tutup mulut korban dengan mulut anda. Tiupkan 2 nafas penuh ke dalam mulut korban (tiap nafas harus berlangsung 1,5 – 2,0 detik). Biarkan korban menghembuskan nafas antara pernafasan, lanjutkan 10 – 12 x/menit. RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU No. Dokumen 169.05.25
No. Revisi 0
Halaman 3/4
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
h.
i.
j.
Anak – anak : tempatkan mulut anda di atas hidung dan mulut anak. Berikan 2 nafas perlahan selama 1 – 1,5 detik dengan perhentian diantaranya. Lanjutkan sampai 20 x/menit. Ambu (bagging) : Dewasa dan anak – anak : untuk ambu gunakan masker yang tepat dan pasang di bawah dagu, menutupi mulut dan hidung korban. Menilai denyut jantung pasien/memeriksa sirkulasi dengan cara meraba denyut nadi carotis.
Bila nadi teraba lanjutkan nafas buatan dan periksa sirkulasi tiap menit. k. Bila nadi tidak teraba segera lakukan RJP ABC kombinasi Dengan cara : 1. Baringkan pasien pada permukaan yang keras dengan alas papan kompres. 2. Penolong harus pada posisi yang benar. 3. Penolong dua orang : satu orang menghadap korban, berlutut sejajar pada kepala korban. Orang kedua pindah ke sisi yang berlawanan dan menghadap korban, berlutut sejajar pada sternum korban. 4. Tentukan posisi tangan yang benar a) Dewasa : tempatkan tangan 1 – 2 cm di atas prosesus xifoideus. Pertahankan tangan sejajar dada dan jari di atas dada. Jari – jari saling mengunci. Luruskan lengan dan kunci siku – siku. Pertahankan lengan lurus dan bahu tepat di atas sternum korban. b) Anak – anak : letakkan punggung satu tangan 1 – 2 cm di atas prosesus xipoid (px). c) Bayi : letakkan jari telunjuk dan jari tengah satu tangan di atas sternum di atas prosesus xipoid (px). Jari harus 1 cm di bawah garis puting. 5. Tekan sternum sampai kedalaman yang sesuai dari bahu. Jangan mengguncang, namun pindahkan berat badan secara vertikal dan kemudian lepaskan. a) Dewasa dan remaja : 4 - 5 cm. b) Anak besar : 3 - 4 cm. c) Usia bermain dan pra
sekolah d) Bayi
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
: 2 - 4 cm. : 1- 2 cm.
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU No. Dokumen 169.05.25
No. Revisi Halaman 0 4/4 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM PROSEDUR TETAP PROSEDUR
6.
Pertahankan ketepatan frekuensi kompresi. Dewasa dan remaja : 80 x/menit Anak lebih besar : 100 x/menit. Bayi dan usia bermain : 100 – 200
x/menit. 7. Lanjutkan ventilasi mouth to mouth/ Ambu Dewasa dan remaja : tiap 5 detik (12/menit). Anak lebih besar : tiap 4 detik (15/menit). Bayi dan usia bermain : tiap 3 detik (20/menit). 8. Bila pasien belum terpasang intubasi rasio pijat jantung dan nafas buatan 30 : 2 ( 2 atau 1 penolong tidak dibedakan ). 9. Bila pasien sudah ter-intubasi pijat jantung 100 kali/menit, nafas buatan 8 – 10 kali/menit ( tidak perlu sinkronisasi ). 10. Lanjutkan RJP sampai teratasi atau sampai korban teraba kembali nadinya dan bernafas spontan. 11. RJP dihentikan bila selama 1 jam korban tidak ada reaksi / respon (nadi tidak teraba, dan tidak ada nafas). 12. Mencuci tangan UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN OXYGEN No. Dokumen 88.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/4
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Memasukkan zat asam/O2 ke dalam paru-paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus. 1. Mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat 2. Mengobati hypoxia/ hipoksemia. 3. Mengurangi respon kompensasi : Menurunkan kerja nafas. Menurunkan kerja jantung. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan untuk membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan oksigen. 1. Persiapan alat a. Tabung oksigen dengan manometernya. b. Flow meter/ pengukur aliran. c. Humidifier (botol pelembab) yang sudah diisi dengan air steril/ aquades sampai batasnya untuk melembabkan udara. d. Selang (pipa saluran) zat asam/O2. e. Kedok zat asam (masker)/ kanula hidung ganda (binasal kanule)/ nasal catheter. f. Jelly / gause. g. Plester dan gunting. 2. Persiapan pasien a. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan. b. Mengatur posisi pasien dengan posisi semi fowler agar pasien nyaman. 3. Pelaksanaan a. Cek instruksi pemberian)
dokter
(dosis
dan
cara
b. c. d. e. f. RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Beri tanda dengan tulisan Mencuci tangan. Membawa peralatan kedekat pasien. Mengatur posisi pasien Memeriksa isi tabung.
MEMBERIKAN OXYGEN No. Dokumen 88.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/4
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM g. Mengisi humidifier aquades sampai batas yang ditentukan. h. Membuka flow meter dan menentukan dosis yang diinginkan i. Memasang slang oksigen dengan kedok zat asam (masker)/ kanula hidung ganda/ nasal catheter. → diplester (kalau perlu) : 1. Masker Set/ atur aliran oksigen : 5 – 8 liter/ menit. Estimasi/ perkiraan FiO2 : 5 liter : 40% 6 liter : 45% - 50% 8 liter : 55% - 60% Aliran tidak boleh kurang dari 5 liter/ menit (untuk mendorong CO2 keluar dari masker). Bila kurang dari 5 liter/ menit udara expirasi yang banyak mengandung CO2 bisa terhirup kembali. Pelaksanaan : a. Tempelkan botol pelembab pada pengaturan aliran. b. Letakkan masker pada aliran zat asam pada kecepatan yang
telah ditentukan dokter/ sesuai keperluan. c. Pasang masker menutupi hidung dan mulut. d. Beritahu pasien untuk bernafas melalui hidung. 2. Canula Hidung Ganda (Nasal Prong) Set aliran oksigen sesuai yang dikehendaki. Estimasi FiO2 : 1 Liter : 24% 2 liter : 28% 3 liter : 32% 4 liter : 36%
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN OXYGEN No. Dokumen 88.05.25
No. Revisi 0
Halaman ¾
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Berikan aliran oksigen tidak lebih dari 5 liter (bila diberikan lebih dari 5 liter dapat mengakibatkan iritasi mukosa hidung dan menelan udara/ kembung). Mempergunakan kanula hidung ganda, ujung kanula dimasukkan ke dalam lubang hidung, tali diikatkan di belakang kepala. 4. Bag dan Mask (Resusitator) Aliran oksigen : 12 – 15 liter. FiO2 : bila masker ketat atau lewat endotracheal tube/ tracheostomi bisa mencapai FiO2 100%. Bila diberikan melalui jalan nafas buatan : EET/ Tracheostomi humidifier
5.
harus hangat (karena fungsi hidung sebagai pelembab, penghangat, penyaring). Ventilator Terapi oksigen menggunakan ventilator diberikan kepada pasien yang memerlukan bantuan nafas dalam jangka panjang. FiO2 bisa diatur sesuai yang diinginkan mulai dari 21% - 100%. Perlunya pengawasan analisa gas darah secara kontinue.
6. Inkubator Digunakan untuk bayi. Aliran oksigen : 3 – 8 liter/ menit dengan konsentrasi FiO2 ± 40%.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN OXYGEN No. Dokumen 88.05.25
No. Revisi 0
Halaman 4/4
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
7. Nasal Kateter 1.) Bila mempergunakan nasal catheter Ukuran nasal catheter untuk wanita 10 – 12 Fr dan laki-laki 12 – 14 Fr. Menentukan seberapa dalam catheter masuk dengan mengukur jarak hidung dengan lubang telinga, lalu ditandai plester. Lumasi ujung catheter dengan jelly pada gauze dan putar langsung diujung catheter. Masukkan catheter perlahan-lahan melalui satu lubang hidung sampai ujung catheter masuk orofaring (jarak yang ditandai). Plester catheter di wajah pasien disisi hidung, biarkan selang kendur. Nasal catheter dibersihkan sekurangkurangnya sekali dalam 8 jam dan dipasang pada lubang hidung bergantian. 2.) Flow meter dibuka dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan/ advis dokter (2lt – 3lt/ menit). Estimasi FiO 2 : 24% - 44%. 3.) Menganjurkan pasien bernafas melalui hidung. Menanyakan kepada pasien apakah sesaknya berkurang. 4.) Merapikan pasien. 5.) Membersihkan dan mengembalikan alat-alat sesuai tempatnya. 6.) Mencuci tangan. 7.) Mencatat prosedur tindakan dalam catatan perawat. j. Memperhatikan reaksi pasien, dan pernafasan k. Mencatat tindakan dalam lembar catatan perawat. l. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, IKO, ICU, IGD.
RS. BAPTIS BATU
PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
167.05.25
Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR
0
½ Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Analisa gas darah dilakukan untuk menilai tingkat keseimbangan asam basa, mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler dan menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh. Sampel darah untuk prosedur ini diambil dari arteri. Untuk menilai dan mengetahui tindakan yang akan dilakukan. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pengambilan sample darah untuk pemeriksaan analisa gas darah 1. Persiapan alat a. Spuit : dewasa spuit 3 cc, anak – anak : wing nedle. b. Heparin. c. Penutup jarum (gabus/ karet). d. Gauze steril. e. Alkohol 70%, bethadine 10%. f. Sarung tangan. g. Anethesi lokal : xylocain 2% (prn). h. Formulir laboratorium untuk analisa gas darah. 2. Persiapan pasien a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan. b. Memasang tabir di sekeliling tempat tidur. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan, memasang tabir/korden, membawa peralatan ke pasien. b. Mengukur suhu dan jumlah pernafasan pasien. c. Mencatat jumlah oksigen yang diberikan. d. Memakai sarung tangan. e. Spuit diberi heparin dengan menghisap
f. g. h.
spuit lalu dengan posisi spuit tegak lurus, semprotkan semua heparin dan udara keluar. Meraba arteri radialis, branchialis atau femoralis dan fiksasi. Mendesinfeksi lokasi pungsi dengan bethadine 10%, alkohol 70%. Jarum disuntikkan ke arteri radialis dengan sudut antara 45 - 90.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH No. Dokumen No. Revisi Halaman 167.05.25 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP i.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Bila jarum masuk ke dalam arteri, darah akan keluar tanpa spuit diisap dan warna darah yang keluar merah terang. j. Setelah darah terhisap (kira – kira 3 cc) tarik spuit dan tekan bekas tusukan arteri 5 – 10 menit dengan gauze steril. Bila pasien mendapat heparin tekan selama 15 menit. k. Menusukkan jarum spuit pada gabus / karet. Observasi adanya hematoma. l. Memberi etiket pada spuit. m. Mencatat set ventilator, jumlah oksigen, yang didapat pada saat darah arteri diambil. n. Membereskan alat dan mengembalikan pada tempatnya. o. Mencuci tangan. p. Mengirim segera bahan pemeriksaan dan formulir ke laboratorium.
ICU
MELAKUKAN TINDAKAN FISIOTERAPI DADA RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
No. Dokumen 168.05.25
No. Revisi Halaman 0 ½ Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Suatu tindakan untuk pembersihan sekret jalan nafas segmen bronchus dengan pengaruh gravitasi. 1. Membersihkan jalan nafas. 2. Mengalirkan sekret. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan fisio terapi dada
PROSEDUR 1. Persiapan alat a. Pasang sandaran tempat tidur otomatis. b. 2 – 3 bantal.( posisi semi fowler ) c. Sputum pot berisi cairan desinfeksi. d. Tissue. e. Segelas air minum. 2. Persiapan pasien a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai prosedur yang akan dilakukan. b. Memasang tabir di sekeliling tempat tidur. 3. Pelaksanaan a. Perawat mencuci tangan. b. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan : Untuk membersihkan paru kanan pasien miring kiri. Untuk membersihkan paru kiri pasien miring kanan. Untuk membersihkan lobus tengah kanan pasien miring ke kiri dan tubuh bagian belakang disokong dengan
d. e. f. g. h.
prosedur sebelumnya). Melakukan vibrasi (lihat prosedur sebelumnya). Bila rangsang batuk sudah ada, lendir dibatukkan dan ditampung ke dalam sputum pot. Postural drainage dilakukan 10 - 15 menit tiap posisi. Pasien istirahat sebentar bila perlu. Minta pasien untuk minum air.
MELAKUKAN TINDAKAN FISIOTERAPI DADA RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
No. Dokumen 168.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP i.
PROSEDUR
Melakukan observasi warna kulit muka dan nadi selama prosedur j. Merapikan pasien dan lingkungannya. k. Membersihkan dan mengembalikan peralatan pada tempatnya. l. Perawat mencuci tangan. m. Mendokumentasikan tindakan ke dalam lyst pasien. Perhatian : 1. Beri terapi bronchodilator / nebulizer selama 20 menit sebelum postural drainage. 2. Setiap tindakan tidak boleh lebih dari 30 – 60 menit. 3. Hati – hati dan teliti dalam bekerja.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN PERKUSI DADA (CLAPPING) DAN VIBRASI No. Dokumen No. Revisi Halaman 166.05.25 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Perkusi dan vibrasi adalah tehnik yang dilakukan secara manual untuk melepaskan lendir dan meningkatkan pengaliran mukus serta sekret dari paru – paru pasien. Clapping : Pergerakan yang ditimbulkan melalui ketukan pada dinding dada dalam irama yang teratur dengan menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkok. Vibrasi : Tehnik kompresi manual dan getaran pada dinding dada selama fase ekspirasi 1. Melepaskan mukus / lendir dari bronkiolus dan bronkus. 2. Mengalirkan sekret. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan clapping dan vibrasi 1. Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan. 2. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b. Mengatur posisi drainage pada pasien. c. Melakukan perkusi dada pada dinding rongga dada selama 1 – 2 menit . d. Menganjurkan pasien menarik nafas dalam perlahan – lahan, lalu lakukan vibrasi sambil pasien mengeluarkan nafas perlahan – lahan dengan bibir dirapatkan. e. Meletakkan 1 tangan pada area yang ingin divibrasi dan letakkan tangan yang lain di atasnya. f. Menegangkan otot- otot tangan dan lengan sambil melakukan tekanan
g.
h. i. j. k.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
sedang dan vibrasi tangan dan lengan. Mengangkat tekanan pada dada ketika pasien menarik nafas. Menganjurkan pasien batuk dengan menggunakan otot abdominalis setelah 3 – 4 vibrasi. Memberi pasien istirahat beberapa menit. Mengauskultasi adanya perubahan pada bunyi nafas. Mengulangi clapping dan vibrasi secara bergantian sesuai kondisi pasien, biasanya 15 – 20 menit. Mendokumentasikan prosedur dan respon pasien dalam lyst pasien.
MELAKUKAN PERKUSI DADA (CLAPPING) DAN VIBRASI No. Dokumen No. Revisi Halaman 166.05.25 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
Perhatian : 1. Jangan melakukan clapping di atas tulang belakang, ginjal, hepar, limpa dan scapula atau sternum. 2. Siapkan sputum pot berisi cairan desinfeksi. 3. Hati – hati dan teliti dalam bekerja.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SUCTION No. Dokumen No. Revisi Halaman 0 1/5 163.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Suctioning adalah tindakan membersihkan jalan nafas melalui jalan nafas buatan dengan mempergunakan kateter suction dan alat penghisap. 1. Mempertahankan jalan nafas tetap bebas. 2. Memperbaiki oksigenasi dan mencegah hipoksia. 3. Memudahkan ventilasi pernafasan. 4. Mengambil sekret untuk pemeriksaan diagnostik. 5. Mencegah infeksi yang disebabkan akumulasi sekret. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan hisap lendir (Suction)
PROSEDUR
1. Persiapan alat a. Alat penghisap lengkap dengan regulator, pipa / slang penyambung, botol penampung. b. Oksigen dengan perlengkapannya (O2 sentral / O2 tabung). c. Bag and mask / ambubag dan slang. d. Kateter suction steril. e. Sarung tangan steril / pincet steril. f. Gauze steril. g. Aqua steril / air bersih dalam wadah tertutup. h. NaCl 0,9% dalam wadah steril dan tertutup. i. Alkohol 70%. j. Stetoscope. 2. Persiapan pasien a. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. b. Memasang tabir di sekitar tempat tidur. 3. Pelaksanaan a. Perawat mencuci tangan. b. Membantu pasien dalam posisi telentang dengan kepala miring ke arah perawat. c. Auskultasi suara nafas untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan penghisapan dan mengetahui lokasi penumpukan sekret.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SUCTION No. Dokumen No. Revisi Halaman 0 2/5 163.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM d.
e. f.
Atur regulator dengan Kaji / observasi irama jantung pada monitor EKG, nadi, frekuensi nafas, saturasi oksigen sebelum, selama dan sesudah dilakukan suctioning Perawat memakai sarung tangan steril / sarung tangan bersih Metode suctioning dengan ventilator : 1) Oksigenasi dengan O2 100% selama 1 – 2menit. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan bag and mask atau pasien tetap menggunakan ventilator. 2) Lepaskan Ett / tracheostomi kanul dari bag and mask atau klien tetap menggunakan ventilator. 3) Lakukan penghisapan sekret dengan tehnik aseptik menggunakan sarung tangan / pincet steril dan kateter suction steril yang mempunyai diameter 1/3 dari diameter lumen ETT atau tracheostomi kanul. 4) Tutup lubang pangkal kateter suction untuk menghindari O2 dalam trachea terhisap. 5) Masukkan kateter suction ke dalam ETT atau tracheostomi kanul secara perlahan – lahan sampai dalam ( terasa ada hambatan) lalu tarik 1 cm, kemudian keluarkan kateter sambil diputar. 6) Pada saat masuk kateter suction dalam keadaan tidak menghisap. 7) Lakukan penghisapan dengan waktu tidak boleh lebih dari 10 – 15 detik setiap 3 menit, untuk mencegah
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
hipoksia. 8) Kateter diusap dengan kasa alkohol 70% lalu dibilas dengan NaCl 0,9% steril. 9) Sebelum melakukan penghisapan berikutnya, lakukan oksigenasi lagi dengan O2 100%. 10) Penghisapan dilakukan berulang – ulang sampai bersih, bila sekret kental lakukan bronchial washing dengan normal saline (NaCl 0,9%). MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SUCTION No. Dokumen No. Revisi Halaman 163.05.25 0 3/5 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
11) Kembalikan Penghisapan nasopharingeal maupun eropharingeal dilakukan setelah penghisapan ETT / tracheostomi selesai. 12) Bilas kateter suction yang telah digunakan untuk nasopharingeal maupun eropharingeal dengan air bersih. 13) pernafasan pasien pada ventilator atur prosentase oksigen (FiO2) sesuai yang diberikan dilakukan suctioning. 14) Auskultasi suara nafas untuk mengkaji keefektifan atau keberhasilan tindakan suctioning. g. Bila perlu check foto thorak dan analisa gas darahMetode suctioning tanpa ventilator : 1) Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. 2) Mengatur posisi sesuai kondisi pasien. Mengauskultasi suara nafas.v 3) Memberikan O2 8 liter/menit selama 15 – 20 menit.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
4) Melakukan fisioterapi nafas (latihan nafas dalam, batuk efektif, clapping, vibrasi dan postural drainage). 5) Perawat memakai sarung tangan steril. 6) Menghubungkan kateter suction dengan selang penghisap. 7) Menghisap lendir dengan cara : Menghidupkan mesin. Memasukkan kateter suction ke dalam kom berisi aquades/ NaCl 9,0% untuk mengontrol apakah mesin suction bekerja dengan baik. Memasukkan ujung kateter dengan tangan kanan ke dalam mulut/ hidung sampai trachea. 8) Bila pasien dengan tracheostomi, masukkan ujung kateter suction ke dalam lubang kanul sejauh mungkin sampai terasa ada hambatan. 9) Melepas kateter suction dengan menarik perlahan – lahan dengan arah berputar. MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SUCTION No. Dokumen No. Revisi Halaman 163.05.25 0 4/5 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
10)Mengulangi prosedur di atas sampai jalan nafas bebas dari lendir/ bersih. 11)Mematikan mesin dan melepas kateter suction dari selang penghisap. Kemudian dimasukkan ke dalam kom berisi air bersih/ NaCl 0,9%. 12)Merapikan pasien dan lingkungannya. 13)Membersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya. 14)Melepas sarung tangan. 15)Perawat cuci tangan. 16)Menulis pada catatan perawat tentang : Prosedur yang telah dilakukan. Reaksi pasien. Jumlah, warna dan konsistensi lendir. Bila perlu melaporkan ke dokter.
PROSEDUR
Catatan : Pada pasien yang nafas dan batuknya adekuat dan pada pasien yang tidak sadar berkala bagging harus tetap dilakukan mengembalikan alveoli supaya tidak atelektasis.
belum secara untuk terjadi
1. Lakukan penghisapan dengan tehnik aseptik (caranya sama dengan pasien yang masih menggunakan ventilator). 2. Sebelum melakukan penghisapan berikutnya berikan oksigen lagi dan biarkan pasien bernafas selama 1 – 2 menit (minimal 8 – 10 kali pernafasan). 3. Lakukan penghisapan secara berulang – ulang sampai bersih. 4. Monitor tanda – tanda vital seperti : nadi, tensi, frekuensi nafas, irama jantung (EKG) dan saturasi oksigen sebelum, selama dan sesudah dilakukan penghisapan. 5. Mengauskultasi suara nafas untuk mengkaji keefektifan atau keberhasilan tindakan penghisapan sekret (suctioning) bila perlu check foto thorax atau analisa gas darah.
RS. BAPTIS
MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
No. Dokumen 163.05.25
No. Revisi Halaman 0 5/5 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Perhatian : 1. Lakukan penghisapan (suctioning) sebelum pemberian gavage untuk mencegah terjadinya aspirasi. 2. Perhatikan humidifikasi : a. Pada pasien yang menggunakan ventilator. Perhatikan aqua pada humidifier jangan sampai kehabisan. b. Pada pasien yang sudah tidak pakai ventilator. Pemberian oksigen maintenance tetap harus melalui humidifier. 3. Diameter Kateter Suction, harus kurang dari setengahnya diameter pipa Endo Tracheal. Karena jika terlalu besar, maka udara banyak terhisap. Hal ini berbahaya, karena pasien bisa mengalami hipoksia dan atau paru – paru kolaps. 4. Lama penghisapan kurang dari 10 – 15 detik sekali hisap waktu baru memasukkan, kateter tidak boleh dalam keadaan menghisap. Setelah sampai didalam, baru lakukan penghisapan, diputar 1 – 2 kali, baru kateter ditarik keluar. Jika lendir masih ada, tunggu dulu 2 – 3 menit sambil memberi nafas buatan / O2 seratus persen, baru diulang. 5. Saturasi O2 dalam darah normal 97% dengan hisapan suction yang benar, dapat mengalami penurunan menjadi kurang lebih 85%. Apalagi jika penghisapan yang dilakukan tidak benar. Jika saturasi O2 turun sampai 80% kebawah pasien dapat terjadi cyanosis.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMASANG INFUS No. Dokumen 137.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Memasukkan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan waktu yang lama, dengan menggunakan infus set. 1. Sebagai pengobatan. 2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit. 3. Memberikan zat makanan pada pasien yang tidak dapat / tidak boleh makan melalui mulut Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk menyiapkan dan memberikan infuse
PROSEDUR
1. Persiapan alat a. Standart infus b. Cairan infus c. Infus set d. Kapas e. Alkohol 70% f. Kasa steril g. Gunting h. Plester i. Pengalas dan perlak j. Bengkok k. Sarung tangan 2. Persiapan pasien Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Membawa peralatan kepasien c. Mengatur posisi pasien dengan posisi supine( terlentang) d. Menyiapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan dengan cara : - Lepaskan penutup botol cairan lalu didesinfeksi dengan kapas alkohol dan tusukkan pipa saluran udara dan saluran infus. Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai ½ penuh.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMASANG INFUS No. Dokumen 137.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar sehingga udara tidak ada pada selang infus, lalu klem ke posisi off, pastikan slang bersih dari udara dan gelembung udara, ujung slang ditutup kembali. e. Memakai sarung tangan f. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan. g. Menyiapkan area yang akan dipasang infus. h. Memasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan yang akan dipasang infuse i. Melakukan fixasi j. Menetukan vena yang akan ditusuk. k. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 - 19 cm melingkar dari arah dalam keluar. l. Menusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah ditentukan m. Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa steril dan plester n. Menulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada plester bagian luar. o. Menghitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan. p. Memperhatikan reaksi pasien. q. Pasien dirapikan. r. Peralatan dirapikan dan dikembalikan pada tempatnya. s. Cuci tangan t. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan di status pasien.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD,IKO, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMASANG INFUS No. Dokumen 137.05.25
No. Revisi Halaman 0 3/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGHITUNGAN TETESAN DAN JUMLAH CAIRAN INFUSION TABEL
ORDER INFUS
DOSIS CC/JAM
TETES SETIAP MENIT BLOOD SET
INFUSET
MICROSET
500 cc/12 jam
42 cc/jam
7 tetes/menit
10 tetes/menit
42 tetes/menit
500 cc/24 jam
21 cc/jam
4 tetes/menit
5 tetes/menit
21 tetes/menit
1000 cc/12 jam
83 cc/jam
14 tetes/menit
21 tetes/menit
83 tetes/menit
1000 cc/24 jam
42 cc/jam
7 tetes/menit
10 tetes/menit
42 tetes/menit
2000 cc/12 jam
167 cc/jam
28 tetes/menit
42 tetes/menit
166 tetes/menit
2000 cc/24 jam
83 cc/jam
14 tetes/menit
21 tetes/menit
83 tetes/menit
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGUKUR TEKANAN VENA SENTRAL (CVP) No. Dokumen 130.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Tekanan Vena Sentral (CVP) adalah tekanan di dalam atrium kanan atauvena – vena besar dalam rongga thoraks. Pemantauan tekanan vena sentral merupakan pedoman untuk pengkajian fungsi jantung kanan dan dapat mencerminkan fungsi jantung kiri apabila tidak terdapat penyakit kardiopulmonal. 1. Sebagai pedoman untuk penggantian cairan pada pasien dengan kondisi penyakit yang serius. 2. Memperkirakan kekurangan volume darah. 3. Menentukan tekanan dalam atrium kanan dan vena sentral. 4. Mengevaluasi kegagalan sirkulasi. Sebagai acuan bagi perawat dalam menjalankan penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pengukuran tekanan vena sentral (CVP) 1. Persiapan alat a. Set tekanan vena. b. Set vena seksi. c. Set infus dan cairan yang akan dipakai. d. Stop cock 3 -4 buah. e. Standar infus. f. Manometer. g. Plester. h. Monitor EKG. i. Garisan karpenter (waterpass). 2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dan prosedur pengukuran tekanan vena sentral. 3. Pelaksanaan
a. b. c.
d.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Perawat mencuci tangan dan memasang tabir/korden. Menempatkan pasien pada posisi datar yang diinginkan untuk mendapatkan titik nol. Menentukan titik nol manometer sesuai dengan tinggi atrium kanan yang diperkirakan (pada intercostals II-III setinggi mid axilary line). Memutar stop cock sehingga cairan infus mengalir ke dalam manometer sampai batas 20 – 25 cm H2O.
MENGUKUR TEKANAN VENA SENTRAL (CVP) No. Dokumen No. Revisi Halaman 0 2/2 130.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM . e.
f.
g. h. i.
j. k. l.
Memutar stop cock sehingga cairan yang terdapat dalam manometer mengalir ke arah / ke dalam pembuluh darah pasien Mengamati fluktuasi cairan yang terdapat dalam manometer dan catat pada angka dimana cairan bergerak stabil. Ini adalah tekanan vena sentral. Mengembalikan pasien ke posisi semula. Memutar stop cock ke arah semula agar cairan infus mengalir dari botol ke pembuluh darah vena pasien. Mencatat nilai tekanan vena sentral dan posisi pasien pada saat pengukuran. Tekanan normal berkisar 8 – 15 cm H2O. Menilai kondisi klinik pasien setelah pengambilan tekanan vena sentral. Mengobservasi tanda – tanda komplikasi. Mempertahankan kesterilan lokasi insisi.
m.
Mendokumentasikan prosedur dan respon pasien pada lyst pasien.
Perhatian : 1. Komplikasi dapat terjadi saat pengukuran CVP diantaranya adalah : pneumothoraks, hematothoraks, hematoma, emboli udara. 2. Hati – hati dalam bekerja dan jaga kesterilan. UNIT TERKAIT
ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
MENOLONG PASIEN B.A.K No. Dokumen 49.05.25 Tanggal terbit 01 Maret 2008
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Memasang bed pan/ urinal pada pasien yang tidak dapat melakukan sendiri. 1. Menampung air kemih. 2. Menjaga kebersihan. 3. Mengetahui kelaianan pada urine. 4. Mengurangi gerakan pasien. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan untuk membantu pasien dalam menolong pasien BAK 1. Persiapan alat a. Bed pan / urinal. b. Botol berisi air cebok. c. Bengkok. d. Selimut. e. Pengalas. f. Tissue. g. Kaos tangan. 2. Persiapan Pasien Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Membawa peralatan kedekat pasien. b. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan c. Memasang sketsel/menutup korden d. Memasang perlak dan pengalas dibawah pantat pasien a.) Pada pasien laki-laki : Bila pasien tidak dapat melakukan sendiri, perawat membantu membuka pakaian bawah pasien. Memasukkan penis ke dalam mulut urinal dengan tangan kiri yang diberi alas selimut pasien. Menganjurkan pasien untuk berkemih. b.) Pada pasien wanita : Menanggalkan pakaian bawah dan dipasang selimut.
Memberi posisi semi fowler dengan meninggikan kepala 30º dan menekuk kedua lutut dan meletakkan kedua telapak tangan di sisi samping dan menekuk siku untuk menyangga tubuh
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENOLONG PASIEN B.A.K No. Dokumen 49.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Menganjurkan pasien untuk mengangkat pantat / memiringkan badannya ke salah satu sisi membelakangi perawat (khusus pasien imobilisasi), kemudian memasang bed pan tepat di bawah pantat yang sudah diberi alas. Menganjurkan pasien untuk berkemih
e.
Membersihkan : Apabila pasien sudah selesai, kaki pasien diregangkan, selimut dibuka sendikit, vulva dibuka dan dibersihkan, bila pasien menginginkan cebok sendiri, perawat membantu menyiram dan bila telah selesai tangan pasien disiram dicuci dengan sabun sampai bersih. Mengeringkan kemaluan dengan pengalas. f. Merapikan pasien. g. Membuka korden/ sketsel. h. Membersihkan alas dan mengembalikan ke tempatnya. i. Mencuci tangan j. Mencatat Warna. Banyaknya. Bau. Keluhan lainnya.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, IGD, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP
MERAWAT KATHETER CVP No. Dokumen 132.05.25 Tanggal terbit 1 Maret 2008
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
CVP harus dirawat dengan baik dan diganti tiap 24 – 48 jam.
TUJUAN
Untuk mencegah terjadinya infeksi.
KEBIJAKAN
Sebagai acuan bagi perawat dalam menjalankan penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan catheter
1. Persiapan alat a. Bethadine cair. b. Kapas. c. Gause steril. d. Gunting. e. Plester. f. Bengkok. 2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien tentang prosedur perawatan katheter CVP agar tidak terjadi infeksi.
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan dan memasang tabir/korden. b. Mengatur posisi pasien dan mendekatkan peralatan pada pasien. c. Melepas plester dan gauze. d. Mengobservasi tempat masuknya kateter apakah ada tanda infeksi: kemerahan, pus, odema, hangat, nyeri tekan. Membersihkan/ mendesinfeksi daerah luka dengan bethadine cair. e. Menutup dengan gauze steril. f. Memfiksasi dengan plester / hipafix. g. Menulis tanggal penggantian pada plester. h. Merapikan alat – alat. i. Mencuci tangan. j. Mendokumentasikan tindakan perawatan di lyst pasien
MERAWAT KATHETER CVP No. Dokumen 132.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Perhatian : 1. Jaga kesterilan alat dan tindakan. 2. Pada waktu melepas gauze, hati – hati jangan sampai katheter CVP lepas. 3. Observasi kondisi klinis pasien. UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMASANG KATHETER MENETAP No. Dokumen 180.05.25
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
No. Revisi 0
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Memasukkan slang karet melalui uretra ke dalam kandung kemih. 1. Mengosongkan kandung kemih. 2. Mengambil air kemih steril untuk bahan pemeriksaan. 3. Untuk mengukur sisa air kemih. 4. Mengurangi tegangan kandung kemih. 5. Mengosongkan kandung kemih sebelum diadakan pembedahan. 6. Untuk mencegah dekubitus pada penderita yang terus ngompol, koma. 7. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medula spinalis, gangguan neuromusculer, atau inkompenten kandung kemih, serta pasca operasi besar. Sebagai acuan bagi perawat dalam menjalankan penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemasangan katheter menetap
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
1. Persiapan alat a. Baki katheter/ katheter tray berisi : Pinset 1 buah. Handuk steril 2 buah. Kapas bola 3 buah. b. Folley katheter sesuai ukuran. c. Sepasang sarung tangan steril. d. Aquades. e. Spuit 10 cc. f. Urine bag. g. Gunting + plester. h. Bethadine cair. i. Perlak + pengalas. j. Bengkok + plastik. k. Jelly. l. Besi penggantung urine bag.
MEMASANG KATHETER MENETAP No. Dokumen 180.05.25
Halaman 2/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
No. Revisi 0
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
2. Persiapan pasien a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan. b. Menyiapkan posisi pasien Wanita dorsal recumbent. Laki-laki supinasi. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Memasang sketsel/ menutup korden. c. Memasang perlak dan pengalas di bawah pantat pasien. d. Membuka alat-alat steril. Pinset, spuit, catheter.
Katheter tray dibuka, beri bethadine cair pada kapas bola. Menyiapkan plester sesuai kebutuhan. Memakai kaos tangan steril. Meletakkan handuk steril dan katheter dengan spuit (bila perlu). Mengisi spuit dengan aquadest sesuai keperluan. Pada wanita : Membuka labia mayora dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri, lalu sedikit ditarik ke atas. Membersihkan daerah labia dengan pinset steril dari atas ke bawah terakhir bagian meatus. Kapas hanya sekali pakai. Menentukan urefisium urethra. Melumasi ujung katheter dengan jelly kemudian masukkan perlahan-lahan sepanjang 5 – 7,5 cm dan pasien dianjurkan untuk nafas panjang. Pada pria : Tangan kiri memegamg penis pasien di bawah glands penis dengan ibu jari dan jari telunjuk serta preputium ke bawah. Dengan pinset dibersihkan dengan arah melingkar dari sebelah dalam keluar minimal 3x. Melumasi ujung kateter dengan jelly sekitar 15 – 18 cm. Memasukkan kateter sepanjang 18 – 23 cm dengan menegakkan penis 90º, pasien dianjurkan nafas panjang.
e. f. g. h. i.
j.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMASANG KATHETER MENETAP No. Dokumen 180.05.25
No. Revisi 0
Halaman 3/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
k.
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Jika pada waktu memasukkan katheter terasa ada tahanan sebaiknya dihentikan sebentar, lalu dilanjutkan lagi. Mengisi balon katheter perlahan-lahan
sampai adanya tahanan balon ± 15 – 20 cm. l. Menghubungkan katheter dengan urine bag. m. Memfiksasi katheter dengan plester. n. Merapikan dan mengatur kembali posisi pasien yang nyaman. o. Membersihkan dan mengembalikan alat-alat di tempatnya semula. p. Mencuci tangan. q. Mencatat pada catatan perawat tentang prosedur yang telah dilaksanakan, kondisi perineum, jumlah, warna/ bau urine dan reaksi pasien. Perhatian : 1. Menjaga sterilisasi alat-alat. 2. Pada wanita katheter jangan salah masuk vagina. 3. Ukuran katheter harus disesuaikan dengan keadaan pasien. 4. Hasil penyadapan urine diukur. 5. Perhatikan warna dan keadaan urine. 6. Pada pasien laki-laki jika katheter tertahan waktu memasukkan berhenti sebentar lalu dilanjutkan lagi. 7. Menjelaskan kepada pasien untuk mempertahankan urine bag lebih rendah dari ketinggian kandung kemih untuk mengurangi resiko infeksi saluran kemih akibat aliran balik urine dari urine bag ke dalam kandung kemih. 8. Bila pasien pulang dengan katheter menjelaskan pentingnya perawatan katheter. UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENOLONG PASIEN B.A.B No. Dokumen 48.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Memberi pertolongan kepada pasien yang hendak buang air besar, karena pasien masih harus berbaring di tempat tidur dan tidak dapat melakukannya sendiri 1. Mengurangi pergerakan pasien 2. Menolong pasien yang tidak dapat atau tidak boleh jalan ke WC 3. Mengetahui kelainan faeces secara langsung . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menolong pasien BAB
1. Pesiapan alat a. Pispot b. Perlak dan pengalas c. Botol berisi cairan cebok d. Kertas closet/tissue. e. Alat memanggil/bell f. Selimut g. Sketsel h. Sarung tangan
PROSEDUR
2. Persiapan Pasien. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Cuci tangan b. Membawa peralatan kepasien c. Sketsel/korden dipasang d. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan dan bagian yang terbuka ditutup dengan selimut. e. Pasien dianjurkan menekuk lutut dan mengangkat pantat. f. Pasang perlak dan pengalas g. Pispot ditekkan dibawah pantat pasien. h. Bila telah selesai, anus dan daerah genetical dibersihkan dengan air dan kertas toilet/tissue, diulang beberapa kali sampai bersih.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENOLONG PASIEN B.A.B No. Dokumen 48.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM i. Pispot diangkat dan faeces diamati, jika ada kelainan segera dilaporkan dokter dan dicatat. j. Pantat pasien dikeringkan dengan pengalas. k. Pasien dirapikan. l. Peralatan dikembalikan ketempatnya semula. m. Cuci tangan n. Mencatat tindakan dalam lembar catatan perawat. Instalasi rawat inap,ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMASANG KATHETER KONDOM No. Dokumen 179.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Mengalirkan urine dari kandung kemih dengan menggunakan katheter kondom pada pasien yang masih mempunyai fungsi pengosong inkontenensia koma/ isi kandung kemih utuh. 1. Mempertahankan higiene perineal pasien inkontenensia. 2. Mempertahankan eliminasi perkemihan. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemasangan katheter kondom.
1. Persiapan alat
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Kaos tangan steril. Hemostat steril. Cangkir kapas steril. Kondom katheter. Urine bag. Gantungan katheter. Bengkok/ plastik. Perlak/ pengalas. Gunting/ plester. Bethadine cair.
2. Persiapan pasien a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien. b. Menyiapkan posisi pasien supinasi. PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan dengan benar dan memasang tabir/korden. b. Memasang pengalas di bawah pantat pasien. c. Menyiapkan cangkir kapas yang dibasahi bethadine cair dengan memperhatikan kesterilan. d. Memakai kaos tangan, lalu bersihkan genetalia. e. Memasang kondom katheter pada penis pasien dengan memberi jarak 2,5 – 5 cm, antara kondom dan meatus. f. Menghubungkan kondom dengan urine bag. g. Memfiksasi dengan plester rapat tetapi tidak mengikat di atas kondom tidak menyentuh kulit. h. Merapikan dan mengatur posisi pasien yang nyaman. MEMASANG KATHETER KONDOM No. Dokumen 179.05.25
Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
i.
Membersihkan dan mengembalikan alat-alat di tempat semula. j. Mencuci tangan. k. Mencatat pada catatan perawat, prosedur yang telah dilaksanakan
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Perhatian : 1. Plester adesif jangan pernah digunakan untuk memplester kondom katheter, karena dapat menyebabkan konstriksi dan reduksi aliran darah ke penis. 2. Gunakan plester velcro atau elastik karena dapat mengembang sesuai ukuran penis dan tidak mengurangi aliran darah. 3. Lepaskan kondom katheter selama 30 menit setiap 24 jam untuk perawatan kulit perianal. 4. Lihat glands tiap 4 jam untuk menentukan bahwa sirkulasi pada penis adekuat. 5. Instruksikan pasien dan keluarga dalam perawatan perineal, penggunaan katheter, dan penggunaan close system. Instalasi rawat inap, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
MERAWAT KATHETER MENETAP No. Dokumen 182.05.25 Tanggal terbit 1 Maret 2008
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Suatu tindakan dalam perawatan terhadap katheter menetap. 7. Menjaga kesterilan. 8. Menjaga privacy pasien 9. Mencegah terjadinya komplikasi Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan katheter menetap.
1. Persiapan alat d. Kaos tangan steril. e. Kapas steril. f. Bethadine cair. g. Bengkok / plastik. h. Perlak / pengalas.
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
2. Persiapan pasien a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan. b. Mengatur posisi pasien wanita : dorsal recumbent, laki – laki : supinasi. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Memasang sketsel/ menutup korden. c. Memasang perlak / pengalas di bawah pantat pasien. d. Menyiapkan dan membuka alat-alat steril. e. Mengatur posisi pasien. f. Memakai kaos tangan steril. g. Membersihkan genetalia. Pada wanita : Buka labia dengan jari telunjuk dan ibu tangan kiri, lalu sedikit di tarik ke atas. Bersihkan daerah labia luar dan dalam dari atas ke bawah terakhir bagian meatus (kapas dipergunakan hanya satu kali pakai). Bersihkan ujung katheter dekat meatus sepanjang 10 cm dengan arah melingkar ke kanan.
MERAWAT KATHETER MENETAP No. Dokumen 182.05.25
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
No. Revisi 0
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Pada pria : Pegang daerah bawah gland penis dengan ibu jari dan jari telunjuk, preputium ditarik
ke bawah. Bersihkan dengan arah melingkar dari sebelah dalam keluar minimal 3x. Bersihkan ujung katheter dekat meatus sepanjang 10 cm dengan arah melingkar keluar. h. Mengatur posisi dan merapikan pasien. i. Membersihkan dan mengembalikan alat – alat ditempatnya. j. Mencuci tangan. k. Mencatat kondisi meatus dan keluhan – keluhan pasien. UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH KONTINYU No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 1/3 176.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Irigasi kandung kemih kontinyu dilakukan untuk mempertahankan patensi kateter uretra. Irigasi ini dipertahankan dengan cara sistem irigasi tertutup. Sistem tertutup menjamin sterilitas irigan dan sistem irigasi. Irigasi kandung kemih kontinyu secara umum digunakan pada pasien setelah pembedahan genitourinaria. Pasien ini beresiko mengalami bekuan darah kecil dan fragmen mukus yang menghambat keteter urine. 1. Mempertahankan fungsi kandung kemih dan kateter dengan mengeluarkan atau meminimalkan obstruksi bekuan darah dan mukus dalam kandung kemih. 2. Mencegah dan mengatasi inflamasi atau infeksi kandung kemih Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan irigasi kandung kemih kontinyu.
PROSEDUR
1. Persiapan alat a Baki. b Alas. c Bengkok. d Plester dan gunting. e Larutan irigasi steril (Normal Saline atau sesuai pesanan dokter). f Selang irigasi (Set IV). g Kapas alkohol 70%. h Kantung drainase urine tertutup (closed System) / urine bag. i Sarung tangan steril. j Ember/ timba. 2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur irigasi kandung kemih kontinyu. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan dengan benar. b. Menyiapkan peralatan dengan lengkap.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP
MELAKUKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH KONTINYU No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 2/3 176.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
c.
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur pemasangan irigasi kandung kemih kontinyu. d. Menutup pintu atau memasang sketsel disamping pasien. e. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin dengan posisi terlentang. f. Mengobservasi abdomen bawah terhadap distensi blader. g. Menutup klem selang, dengan tehnik aseptik masukkan ujung selang irigasi steril ke dalam kantung infus (irigan). h. Menggantung larutan pada tiang, membuka klem dan membiarkan cairan mengalir melalui selang, mempertahankan kesterilan selang, dan menutup klem. i. Memakai sarung tangan steril. j. Mengusap port irigasi dari kateter berlumen tripel dengan kapas alkohol 70% lalu menghubungkan ke selang irigasi. k. Memastikan kantung drainase (closed system) terhubung dengan kuat ke port kateter. Penutup pembuangan urine bag dibuka, cairan yang keluar ditampung dengan ember. l. Untuk drainase intermitten, klem selang irigasi, buka dan alirkan sejumlah cairan yang diharuskan masuk ke blader (normalnya 100 cc untuk orang dewasa). Buka dan tutup secara bergantian. m. Untuk irigasi kontinyu, hitung kecepatan tetesan, irigasi tetesan di pembuangan harus lebih cepat. n. Membuang alat yang terkontaminasi, melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan. o. Mencatat jumlah larutan yang digunakan sebagai irigan, jumlah yang keluar sebagai drainase dan konsistensi drainase pada catatan perawat dan lembar intake output. p. Melaporkan pada dokter bila terjadi sumbatan pada kateter, perdarahan tiba – tiba, infeksi atau nyeri. Perhatian : 1. Bila irigasi terlalu dingin dapat terjadi spasme kandung kemih, dan dapat menyebabkan peningkatan nyeri. 2. Bila terdapat darah dan bekuan darah, perawat harus mendapat instruksi untuk meningkatkan aliran kecepatan tetesan. Tujuan intervensi ini adalah mempertahankan patensi kateter. Bekuan
darah mempunyai potensi untuk menyumbat kateter.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH KONTINYU No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 3/3 176.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP 3.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Kantong drainase urine (closed system) harus lebih rendah ketinggiannya dari kandung kemih untuk menurunkan resiko infeksi saluran kemih akibat aliran balik dari penampung ke kandung kemih. 4. Selang katheter harus difiksasi di bagian atas paha atau abdomen bawah dengan penis mengarah ke dada. Karena tahanan yang kuat meminimalkan trauma pada uretra dan meatus, fiksasi di atas meminimalkan iritasi pada sudut penis dan skrotum. 5. Pasien harus diinstruksikan untuk mengobservasi drainase urine terhadap tanda – tanda darah atau mukus, perubahan warna, konsistensi, peningkatan frekuensi durasi atau intensitas spasme kandung kemih dan atau nyeri.Pasien harus minum peroral minimal 2 liter per hari (kecuali dikontraindikasikan) untuk mengencerkan urine dan mengalirkan aliran urine. 6. Kantung penampung tidak boleh diletakkan di atas lantai. Instalasi rawat inap, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN IRIGASI THREEWAY YANG BUNTU No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 1/2 177.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Irigasi katheter yang buntu adalah tindakan untuk mengatasi irigasi kandung kemih kontinyu yang mengalami sumbatan baik karena bekuan darah atau fragmen khusus. 1. Mengatasi irigasi kateter kontinyu yang buntu. 2. Mencegah distensi blader. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan irigasi threeway yang buntu
1. Persiapan alat
a. b. c. d. e. f. Kapas alkohol 70%. g. h.
Baki. Alas. Bengkok. Kateter tip steril. Cairan normal saline. Kaos tangan steril. Tutup kateter atau
konektor steril. i. Gauze steril.
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b. Menjelaskan prosedur irigasi kontinyu yang buntu kepada pasien dan keluarga. c. Menutup pintu atau pasang sketsel pada samping tempat tidur. d. Menghentikan irigator. e. Memakai sarung tangan steril. f. Membuka sambungan katheter dengan kantung urine, memegang ujung kateter dengan tangan kiri, menutup ujung kantung drainase (closed system) dengan tutup kateter atau konektor steril. g. Menyedot urine dengan katheter tip, mengobservasi bekuan darah / mukus yang keluar, membuang ke dalam bengkok.
MELAKUKAN IRIGASI THREEWAY YANG BUNTU No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 2/2 177.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
h.
i. j. k. l. PROSEDUR
Memasukkan NS 50 cc ke dalam kandung kemih melalui katheter lalu melepaskan, mengobservasi adanya pengeluaran bekuan darah / mukus, ulangi sampai tidak ada lagi bekuan darah / mukus. Menyambungkan kembali selang kantung urine dengan kateter. Membuka kembali irigator. Mengobservasi kelancaran aliran urine. Mendokumentasikan tindakan dan toleransi pasien .
Perhatian : 1. Hentikan irigasi bila setelah 2x memasukkan cairan (100 cc), urine tetap tidak keluar, segera laporkan pada dokter. 2. Katheter tip dimasukkan melalui lumen yang berhubungan dengan kantung drainase (closed system), bukan pada selang irigator. 3. Bila terjadi pembutuan katheter dengan kandung kemih penuh (distensi), jangan memasukkan cairan apapun ke dalam kandung kemih. UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU..
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELEPAS KATHETER MENETAP No. Dokumen 178.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Suatu tindakan untuk melepas katheter melalui uretra kedalam kandung kemih. 1. Pasien yang telah mengakhiri terapi pemasangan katheter menetap. 2. Pasien yang masih memerlukan terapi menetap dan dilakukan penggantian tiap 2 minggu sekali. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan melepas katheter menetap
1. Persiapan alat a. Bengkok. b. Kantong plastik. c. Spuit on steril. d. Kapas on steril. e. Kapas alkohol. f. Aceton. g. Perlak dan pengalas. 2. Persiapan pasien a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan. b. Menyiapkan posisi pasien Wanita dorsal recumbent. Laki-laki supinasi.
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP
3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Memasang sketsel/ menutup korden. c. Memasang perlak dan pengalas di bawah pantat pasien. d. Meletakkan bengkok di antara kedua kaki pasien. e. Menghisap balon kateter dengan spuit sampai habis. f. Meletakkan bengkok di bawah kateter, tarik katheter keluar sambil diputar perlahanlahan. g. Menganjurkan pasien nafas panjang. h. Memasukkan katheter ke dalam bengkok. i. Melepas katheter dari urine bag dan mengalirkan urine sisa ke dalam urine bag. j. Membersihkan bekas plester yang ada di kulit pasien.
MELEPAS KATHETER MENETAP No. Dokumen 178.05.25 Tanggal terbit 1 Maret 2008
No. Revisi 0
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
k.
PROSEDUR
Mengatur posisi pasien dan merapikan pasien l. Membersihkan dan mengembalikan alat di tempatnya serta mengukur urine. m. Mencuci tangan. n. Mencatat jumlah urine ke dalam out put dan catatan perawat. Perhatian : Menjaga privacy pasien.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT KATHETER SUPRA PUBIC No. Dokumen 183.05.25
No. Revisi 0
Halaman ½
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Suatu tindakan yang dilakukan untuk merawat katheter supra pubic. 1. Mencegah infeksi akibat pemasangan katheter pada kandung kemih. 2. Memberi rasa nyaman. 3. Menjaga kelancaran pengeluaran produk urine. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan katheter supra pubic
1. Persiapan alat
a. Baki. b. Alas (perlak). c. Bengkok. d. Kaos tangan on steril. e. Kom kapas steril. f. Pinset anatomi. g. Hemostat. h. Sarung tangan steril. i. Bethadine / H2O2. j. Kasa / gauze gunting. k. Plester + gunting. l. Alkohol + kapas on steril.
2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien prosedur perawatan katheter supra pubic. 3. Pelaksanaan a. Memberitahu pasien terhadap prosedur perawatan katheter supra pubic. Mencuci tangan dan menyiapkan alat secara lengkap. b. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien c. Memasang sketsel / tirai di samping tempat tidur pasien. d. Mengatur posisi pasien dan memasang perlak di bawah badan pasien.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
MERAWAT KATHETER SUPRA PUBIC No. Dokumen 183.05.25 Tanggal terbit 1 Maret 2008
No. Revisi 0
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM e.
Menggunakan sarung tangan on steril melepas verban di sekitar
f. g.
h. i. j.
UNIT TERKAIT
katheter supra pubic dan membuang ke bengkok. Mendesinfeksi tempat pemasangan katheter supra pubic dengan bethadine. Menutup tempat pemasangan katheter supra pubic dengan gauze gunting steril dan plester kasa.Bersihkan sekitar verban dari kotoran atau bekas plester dengan kapas alkohol. Rapikan pasien dan alat – alat. Mencuci tangan. Mendokumentasikan tindakan keperawatan pada lyst pasien.
Instalasi rawat inap, ICU..
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN HUKNAH RENDAH No. Dokumen 158.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Memasukkan cairan hangat ke dalam calon desendens dengan menggunakan kanula recti melalui anus.v 1. Merangsang peristaltik usus sehingga dapat buang air besar karena kesulitan untuk defikasi (pada pasien sembelit). 2. Membersihkan usus pada persiapan suatu tindakan operasi. 3. Untuk pengobatan. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk menyiapkan dan memberikan huknah rendah
1. Persiapan alat
a.
b. c. d. e. f. g.
PROSEDUR
h. i. j. k. l.
Selimut
mandi
atau
kain penutup. Perlak dan pengalas. Dua bengkok berisi cairan desinfektan. Bed pan (pispot) Gelas ukuran. Tabung irigator dan slang rectal sesuai ukuran pasien. Air hangat sebanyak 1000 cc, suhu 40,5ºC sampai dengan 43ºC (105ºF sampai dengan 109ºF). Air biasa Air sabun 1 – 1 ½ % NaCl 0,9%. Jelly/ pelumas. Tiang infus (bila diperlukan). Kaos tangan. Tissue. Korden/ sketsel.
2. Persiapan pasien a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan. b. Mengatur posisi pasien tidur miring ke kiri (sikap SIM). 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan dengan benar.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN HUKNAH RENDAH No. Dokumen 158.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM b.
Menyiapkan larutan dengan benar, macam larutan dan suhu larutan.
c.
Membawa
peralatan
kepasien d.
Memasang
sketsel/
korden. e.
Memasang perlak dan alas di bawah bokong pasien. f. Memasang selimut mandi dan pakaian pasien bagian bawah dibuka. g. Membuka bungkus irigator dan mengisi dengan cairan hangat sebanyak 750 – 1000cc. h. Memakai sarung tangan. i. Rectum kanula dipasang pada ujung slang dan diolesi jelly/pelicin j. Mengeluarkan udara dari slang rectal dan slang dijepit/diklem k. Memasukkan rectum kanula secara perlahan ke dalam rectum kearah kolon desendens pasien 5 – 7,5 cm, tarik slang dengan segera bila menemui obstruksi, pasien diminta untuk tarik nafas panjang. l. Tangan kiri memegang irigator setinggi 50 cm dari kasur, sedangkan tangan kanan memasukkan kanula ±15cm kedalam rectum sambil pasien disuruh menarik nafas panjang m. membuka klem/ jepitan dan biarkan larutan masuk perlahanlahan ± 15-20 menit (merendahkan irigator bila pasien mengeluh kram/ cairan keluar dari anus sekitar slang). n. Bila cairan sudah habis slang diklem, kanula dicabut o. Kanula dilepas dan dimasukkan ke dalam bengkok yang berisi cairan desinfektan p. Pasien tetap dalam posisi miring dan diberitahu untuk menahan sebentar kemudian pispot dipasang serta pasien diminta dalam posisi terlentang. q. Setelah selesai pasien dibersihkan dan dirapikan r. Observasi respon pasien s. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat semula t. Mencuci tangan u. Mencatat tiindakan
dalam lembar catatan perawat UNIT TERKAIT RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan. MEMBERIKAN HUKNAH TINGGI No. Dokumen 159.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Memasukkan cairan hangat melalui anus rectum ke dalam calon desendens dengan menggunakan kanula anus. 1. Membersihkan anus untuk suatu tindakan. 2. Untuk pengobatan. 3. Membantu menegakkan diagnosa. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk menyiapkan dan meberikan huknah tinggi 1. Persiapan alat a. Selimut mandi atau kain penutup. b. Perlak dan pengalas. c. Dua bengkok. d. Bed pan (pispot) e. Gelas ukuran. f. Tabung irigator dan slang rectal sesuai ukuran pasien. g. Cairan hangat sebanyak 700 cc – 1000 cc, suhu 40,5ºC sampai dengan 43ºC (105ºF sampai dengan 109ºF). Air biasa Air sabun 1 – 1 ½ % NaCl 0,9%. h. Jelly/ pelumas. i. Tiang infus (bila
j. k. l.
diperlukan). Sarung tangan. Tissue. Korden/ sketsel.
2. Persiapan pasien a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan. b. Mengatur posisi pasien tidur miring ke kanan (sikap SIM). 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan dengan benar. b. Menyiapkan larutan dengan benar, macam larutan dan suhu larutan. c. Memasang sketsel/ korden
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN HUKNAH TINGGI No. Dokumen 159.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
d.
Memasang perlak dan alas di bawah bokong pasien. e. Memasang selimut mandi dan pakaian pasien bagian bawah dibuka. f. Membuka bungkus irigator dan mengisi dengan cairan hangat sebanyak 750 – 1000cc. g. Memakai sarung tangan. h. Rectum kanula dipasang pada ujung slang dan diolesi jelly/pelicin i. Mengeluarkan udara dari slang rectal dan slang dijepit/diklem j. Memasukkan rectum kanula secara perlahan ke dalam rectum kearah kolon desendens pasien 5 – 7,5 cm, tarik slang dengan segera bila menemui obstruksi, pasien diminta untuk tarik nafas panjang. k. Tangan kiri memegang irigator setinggi 50 cm dari kasur, sedangkan tangan kanan memasukkan kanula ±15cm kedalam rectum sambil pasien disuruh menarik nafas panjang l. membuka klem/ jepitan dan biarkan larutan masuk perlahanlahan ± 15-20 menit (merendahkan irigator bila pasien mengeluh kram/ cairan keluar dari anus sekitar slang). m. Bila cairan sudah habis slang diklem, kanula dicabut n. Kanula dilepas dan dimasukkan ke dalam bengkok yang berisi cairan desinfektan o. Pasien tetap dalam posisi miring dan diberitahu untuk menahan sebentar kemudian pispot dipasang serta pasien diminta dalam posisi terlentang. p. Setelah selesai pasien dibersihkan dan dirapikan q. Observasi respon pasien r. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat semula s. Mencuci tangan t. Mencatat tiindakan dalam lembar catatan perawat
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGELUARKAN FAECES DENGAN JARI No. Dokumen 157.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Tindakan memasukkan jari perawat ke dalam rectum klien untuk mengambil, menghancurkan massa feses dan mengeluarkannya dalam bentuk yang telah hancur. Mengeluarkan faeces yang keras. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk mengeluarkan faeces dengan jari 1. Persiapan alat a. Sarung tangan on steril. b. Jelly / parafin / pelumas. c. Bed pan. d. Waslap, handuk, sabun. e. Waskom berisi air. 2. Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Membawa alat – alat ke dekat pasien. b. Memasang tabir / korden. c. Mengatur posisi pasien telentang dengan lutut flexi. d. Menarik pakaian bawah klien. e. Menutup dengan selimut. f. Meletakkan pispot / bed pen di bawah bokong klien. g. Mencuci tangan. h. Memakai sarung tangan. i. Memberi pelumas pada jari telunjuk. j. Menganjurkan pasien nafas
panjang. k.
Memasukkan jari ke dalam rectum klien dan mendorong perlahan sepanjang dinding rectal ke arah umbilicus. l. Secara perlahan lunakkan massa fekal, arahkan jari pada inti yang mengeras. m. Korek feses ke bawah ke arah anus dan keluarkan feses. n. Perhatikan reaksi pasien dan beri interval istirahat. o. Teruskan membersihkan rectum dari feses. p. Ambil pispot dari bokong pasien, lepas sarung tangan q. Bersihkan bokong dengan waslap dan sabun, lalu keringkan dengan handuk. RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGELUARKAN FAECES DENGAN JARI No. Dokumen 157.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP r. s. PROSEDUR
UNIT TERKAIT
t. u.
Memberitahu pasien bahwa prosedur telah selesai. Membereskan alat – alat dan merapikan pasien. Cuci tangan. Dokumentasi pada lyst pasien.
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN PERAWATAN COLOSTOMY No. Dokumen 162.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Merawat luka operasi pembuatan anus buatan sementara (colostomy) dan mengganti kantong colostomy. 1. Mengganti kantong – kantong colostomy. 2. Mencegah infeksi. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan colostomy
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
1. Persiapan alat a. Kaos tangan on steril. b. Hemostat steril. c. Pinset anatomi steril. d. Mangkok kapas steril. e. Perlak. f. Alas. g. Gunting plester. h. H2O2. i. Bengkok. j. Colostomy bag. 2. Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan dengan benar. b. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien c. Memasang tabir / menutup korden. d. Mengatur posisi pasien sesuai dengan lokasi luka. e. Memasang alas di bawah luka dengan benar. f. Menyiapkan mangkok kapas yang dibasahi H2O2 dengan memperhatikan kesterilan. g. Membuang kantong colostomy dengan tehnik steril. h. Membuang pada plastik. i. Memperhatikan keadaan luka / kotoran yang keluar. j. Membersihkan luka colostomy dengan prinsip yang benar. k. Menyiapkan mangkok kapas yang dibasahi H2O2 dengan memperhatikan kesterilan. Membuang kantong colostomy dengan tehnik steril.
MELAKUKAN PERAWATAN COLOSTOMY No. Dokumen 162.05.25 Tanggal terbit 1 Maret 2008
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM PROSEDUR TETAP l.
Membuang
pada
plastik. m. n. o. PROSEDUR
p. q. r. s. t.
UNIT TERKAIT
Memperhatikan keadaan luka / kotoran yang keluar. Membersihkan luka colostomy dengan prinsip yang benar. Membuka kantong colostomy yang baru. Menyesuaikan besar lubang colostomy dengan benar. Mengambil alas di bawah luka. Membereskan alat – alat. Mencuci tangan. Mencatat prosedur yang telah dilakukan dalam list pasien
Instalasi rawat inap, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN IRIGASI TELINGA No. Dokumen 222.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Membersihkan rongga telinga bagian luar dengan cairan yang dialirkan atau disemprotkan ke dalam kanalis auditorius untuk menghilangkan serumen atau benda asing. 1. Membersihkan rongga telinga dari nanah,dan serumen telinga 2. Mengeluarkan benda asing. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan irigasi telinga
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
1. Persiapan alat a. Spuit balon (spuit khusus). b. Kom steril. c. Bengkok. d. Pinset bengkok. e. Cangkir kapas. f. Handuk. g. Perlak dan alas. h. Larutan irigasi (Normal saline) dengan volume 200-500cc dan suhu 370C i. Termometer mandi j. Cotton bud/ lidi kapas. 2. Persiapan pasien Mengadakan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan memberikan penjelasan tentang prosedur tindakan perawatan irigasi telinga 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b. Pasien diberitahu tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan kemudian pasien didudukkan dengan posisi kepala dimiringkan ke kiri / ke kanan sesuai kebutuhan (kea rah telinga yang sakit). c. Perlak, alas dan bengkok diletakkan di atas bahu, di bawah telinga yang akan dibersihkan. d. Spuit balon diisi dengan larutan cairan yang telah disiapkan. e. Meluruskan liang telinga untuk memasukkan larutan, dengan menggunakan tangan kiri perawat, daun telinga ditarik ke atas dan sedikit ke belakang, pasien dianjurkan memegang bengkok di atas bahu. MELAKUKAN IRIGASI TELINGA No. Dokumen 222.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
f.
PROSEDUR
Ujung spuit balon diletakkan di muka liang telinga dan lakukan penyemprotan dengan hati – hati pada sisi atas liang telinga. g. Cairan yang keluar dari liang telinga ditampung ke dalam bengkok h. Penyemprotan diulangi beberapa kali sampai bersih dan kaji respon pasien terhadap prosedur tindakan yang dilakukan i. Setelah bersih lubang telinga dibersihkan dengan kapas memakai pinset bengkok dan daerah sekitar telinga dikeringkan dengan handuk. j. Memposisikan pasien pada sisi telinga yang diirigasi selama ± 10 menit. k. Membersihkan, membereskan dan mengembalikan peralatan pada tempatnya. l. Mencuci tangan. m. Mencatat respon pasien terhadap tindakan irigasi dan mencatat tipe, volume dan karakter drainase. Perhatian : 1. Pengaliran cairan ke dalam liang telinga tidak boleh terlalu keras karena dapat merusak membrane timpani. 2. Pengaliran larutan diarahkan pada atap liang telinga sehingga serumen/benda asing tidak terdorong semakin ke dalam.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA No. Dokumen 174.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Pemberian obat ke dalam rongga bagian luar dengan cara meneteskan atau irigasi. 1. Mengatsi infeksi pada telinga bagian luar. 2. Mengencerkan serumen pada liang telinga. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memberikan obat tetes telinga
1.
a. b. c. d. e.
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU
Persiapan alat Bengkok. Perlak dan alasnya. Kapas bola. Obat sesuai advis dokter.
Kapas lidi/cotton bud. 2. Persiapan Pasien. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur tindakan pemberian obat tetes telinga. 3. Pelaksanaan a. Mencocokkan kartu obat dengan status lyst pasien b. Mencuci tangan. c. Menyiapkan peralatan dan obat dengan lengkap dan membawa kedekat pasien. d. Memberitahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan. e. Mengatur posisi pasien dengan memberi posisi miring/duduk denga kepala miring ke arah telinga yang sehat sehingga telinga yang akan ditetesi menghadap ke atas. f. Perlak dan alasnya dipasang di atas bahu. g. Membersihkan liang telinga dengan kapas lidi/cotton bud. h. .Dengan tangan kiri daun telinga ditarik ke atas dan sedikit ke belakang. i. Mengambil obat dengan tangan kanan dan meneteskan obat pada dinding saluran liang telinga sesuai advis dokter. j. Mempertahankan posisi kepala pasien selama 2-3 menit. k. Mengeringkan daun telinga dengan kapas bola. l. Merapikan pasien. m. Membereskan alat-alat dan mencuci tangan.
MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA No. Dokumen 222.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP n.
Menanda tangani waktu pemberian obat dalam catatan perawat berdasarkan kartu obat o. Meletakkan kartu obat pada kotak obat yang tersedia sesuai jam pemberian obat berikutnya. PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Perhatian. Perhatikan ketepatan pasien, obat, dosis, rute pemberian, dan waktu pemberian. Perhatikan reaksi pasien terhadap pemberian obat. Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN INDIKASI
MEMASANG TAMPON HIDUNG No. Dokumen 174.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Memasukkan tampon pada rongga hidung untuk menghantikan perdarahan dalam hidung. Menekan sumber perdarahan didalam rongga hidung sehingga perdaraha berhenti. Epistaksis yang disebabkan baik karena trauma maupun hal-hal lain seperti infeksi, hipertensi, kelainan darah, dll.
1. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Persiapan alat : Tampon hidung steril. Hemostate steril. Pick up steril. Spuit 2,5 cc steril. Gauze steril. Adrenalin 1/10.000 1 amp. Kaos tangan. Bengkok. Vaselin steril / salep antibiotika yang dianjurkan dokter. Gunting verban steril. Baki.
2.
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Persiapan pasien : Jelaskan kepada pasien tenteng manfaat dan prosedur yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Cuci tangan. b. Dekatkan peralatan ke ekat pasien. c. Posisi pasien setengah duduk dangan memberikan bantal setidaknya 3 buah bila klien memungkinkan dan posisi berbaring dengan meletakkan bantal dibawah punggung bila pasien lemah. d. Buka ampul adrenalin dan sedot kedalam spuit, tutup kembali jarum spuit kemudian letakkan kembali pada baki. e. Buka kemasan tampon hidung dan gauze. f. Pakai sarung tangan (tidak perlu steril hanya untuk melindungi diri). g. Ambil gauze steril, bersihkan hidung klien dari bekuan darah hingga bersih, Buang kedalam bengkok. MEMASANG TAMPON HIDUNG
No. Dokumen 173.05.25 Tanggal terbit 1 Maret 2008
No. Revisi 0
Halaman 2/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM PROSEDUR TETAP
h.
PROSEDUR
Ambil spuit yang sudah terisi adrenalin 1/10.000, kemudiandengan perlahan disemprotkan pada tampon hidung bagian ujung. i. Ambil hemostat steri untuk menjepit bagian tengah tampon hidung untuk memegang tampon. Pergunakan tangan kiri untuk memegang hemostat. j. Mengambil pick up hidung untuk memegang ujung tampon hidung dan mempergunakan tangan kanan. k. Dengan menggunakan pick up hidung, memasukkan tampon hidung ke dalam rongga hidung sedikit demi sedikit. Memutar haemostat pada tangan kiri mengikuti irama, tangan kanan yang memasukkan tampon hidung ke dalam rongga hidung. l. Memasukkan tampon hidung hingga penuh dan menekan sumber perdarahan dalam rongga hidung. Apabila rongga hidung sudah penuh sedangkan tampon hidung masih ada sisa, bisa digunting dengan gunting verband steril sehingga sisanya bisa dimanfaatkan lagi. m. Tampon ini dibiarkan 3 – 5 menit. n. Simpan lagi sisa tampon hidung, pick up dan haemostat sehingga tetap steril. o. Tampon hidung bisa dilepas dengan cara menarik secara perlahan – lahan dan membuang ke dalam bengkok. p. Apabila perdarahan berhenti :. Mengatur posisi pasien seperti semula atau senyaman mungkin bagi pasien. Menbereskan peralatan Mencuci tangan.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMASANG TAMPON HIDUNG No. Dokumen 222.05.25
No. Revisi 0
Halaman 3/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP q.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Apabila perdarahan masih berlangsung : Membuka tampon hidung lagi (bisa menggunakan sisa apabila masih cukup panjangnya). Mengolesi dengan vaselin / salep antibiotika pada bagian ujung tampon hidung (berguna untuk mencegah tampon melekat sehingga menghindari berulangnya perdarahan saat dicabut). Mengulangi langkah j s.d. l Tampon dapat dipertahankan selama 1 – 2 hari. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin. Membereskan semua peralatan Mencuci tangan. Mendokumentasikan prosedur tindakan ke dalam status lyst pasien.
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN PERAWATAN TRACHEOSTOMY No. Dokumen 175.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Memberikan perawatan khusus untuk mengatur selang tracheostomy dan stoma pada leher pasien. 1. Mencegah buntunya selang tracheostomy oleh akumulasi ledir. 2. Mencegah infeksi pada stoma. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan tracheostomy
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
1. Persiapan alat a. Haemostat steril. b. Gauze steril dan gauze gunting steril. c. H2O2. d. Cangkir kapas (kapas bola steril). e. NB salf / bethadine. f. Tali pengikat. g. Kaos tangan steril 2 buah. h. Bengkok. i. Handuk steril. j. 1 set alat suction. k. Sikat steril kecil. l. Kom steril. m. Lidi kapas steril. n. Normal saline. o. Plester dan gunting. 2. Persiapan pasien a. Menjelaskan prosedur tindakan perawatan tracheostomy pada pasien b. Membantu pasien ke posisi telentang atau semi fowler. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b. Meletakkan handuk steril di dada pasien. c. Membuka set steril. d. Menuang H2O2 ke dalam cangkir kapas dan normal saline ke dalam kom steril. e. Memakai kaos tangan. f. Melakukan penghisapan tracheostomy untuk membersihkan sekret sehingga tidak menghambat saat kanula dalam dilepas. MELAKUKAN PERAWATAN TRACHEOSTOMY No. Dokumen 175.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
g.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Kemudian melepas kanula dalam. Meletakkan ke dalam kom steril berisi larutan normal saline. h. Melakukan penghisapan kembali pada kanula luar sampai sekret bersih. i. Melepaskan balutan kotor tracheostomy dan membuang ke dalam bengkok, kemudian membuka sarung tangan. j. Mengambil cangkir kapas dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan memegang haemostat. Kemudian menjepit kapas bola + H 2O2, membersihkan kulit di sekitar tracheostomy dan permukaan kanula. Membersihkan dengan arah memutar keluar. k. Kemudian mengambil gauze steril dan membasahi dengan normal saline untuk membilas permukaan kanula dan kulit di sekitar tracheostomy dari H2O2. l. Lalu mengambil lidi kapas steril, mengolesi NB salf/ bethadine, kemudian diberikan pada kulit di sekitar tracheostomy. m. Menggunakan sarung tangan steril. n. Mengambil gauze gunting steril kemudian meletakkan mengelilingi lubang. o. Kemudian mengambil kanula dalam dari kom berisi normal saline, membersihkan dengan menggunakan sikat kecil baik bagian luar maupun dalam hingga bersih. p. Membilas kanula dalam dengan normal saline hingga bersih q. Mengeringkan kanula dalam menggunakan gauze steril yang kering. r. Memasukkan kanula dalam selang tracheostomy kemudian dikunci. s. Melepas tali pengikat tracheostomy dan mengganti dengan yang baru. t. Membuka sarung tangan. u. Memfiksasi dengan plester pada gauze / balutan tracheostomy. v. Merapikan pasien dan lingkungan pasien. w. Mengembalikan alat – alat pada tempatnya. x. Mencuci tangan. y. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan tracheostomy pada status lyst pasien. Instalasi rawat inap, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN KOMPRES DINGIN PADA MATA No. Dokumen 148.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
Kompres basah dan dingin yang dilakukan pada mata untuk membantu menghentikan perdarahan pada mata setelah trauma dan mengurangi edema dan gatal – gatal yang berat pada mata. 1. Membantu menghentikan perdarahan setelah terjadi trauma pada mata. 2. Mengurangi pembengkakan pada mata. 3. Mengurangi gatal – gatal yang berat pada mata karena iritasi / infeksi. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan kompres dingin pada mata 1. Persiapan alat a. Gauze steril secukupnya. b. Kaos tangan steril. c. Bengkok. d. Kom steril. e. Perlak dan alas. f. Bola kapas / tissue. g. Larutan NaCl dingin secukupnya. 2. Persiapan pasien Menjelaskan
pada
pasien
tentang
prosedur
tindakan perawatan kompres dingin pada mata. 3. Pelaksanaan a. b. c.
Mencuci tangan. Menjelaskan langkah prosedur pada pasien dan mengatur posisi tidur pasien Menuang NaCl dingin ke dalam kom steril kemudian bersama alat – alat yang lain
d. e. f. g.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
didekatkan pasien. Memasang perlak dan alas di bawah kepala pasien. Mengeluarkan kom steril yang berisi NaCl dingin dan didekatkan pada pasien. Membuka gauze steril secukupnya kemudian masukkan ke dalam kom steril dengan tehnik steril. Memakai sarung tangan steril.
MELAKUKAN KOMPRES DINGIN PADA MATA No. Dokumen 148.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM h.
Mengambil gauze dalam kom steril dan peras hingga tidak menetes, kemudian diletakkan pada mata yang perlu dikompres, biarkan beberapa saat. i. Kemudian mengambil gauze yang telah dikompreskan. j. Memasukkan lagi gauze dalam kom steril, diperas kemudian dikompreskan kembali pada mata. k. Mengulangi prosedur di atas hingga 10 – 20 menit, kemudian membuang gauze ke dalam bengkok. l. Setelah selesai, usap air yang mungkin menetes dari gauze yang dipakai untuk kompres dengan menggunakan bola kapas / tissue. m. Melepas perlak dan alas kemudian membereskan alat – alat. n. Mencuci tangan. o. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan kompres dingin pada mata pada status lyst pasien. Perhatian : 1. Bila tidak terdapat luka pada mata dan sekitarnya, maka kompres tidak perlu steril dapat ditambahkan pada larutan dengan es.
2. Pada saat memberi kompres jangan menekan bola mata. UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN KOMPRES BASAH HANGAT PADA MATA No. Dokumen No. Revisi Halaman 147.05.25 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
Pemberian kompres basah dan hangat yang dilakukan pada mata untuk mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan dan membersihkan mata. 1. Mengurangi nyeri 2. Mempercepat proses penyembuhan.. 3. Membersihkan mata. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan kompres basah hangat pada mata
1. Persiapan alat
a. b. c. d. e. f. g.
Gauze steril secukupnya. Kaos tangan steril. Bengkok. Kom steril. Perlak dan alas. Bola kapas / tissue. Larutan NaCl yang dihangatkan dengan suhu < 49 C.
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan perawatan kompres basah hangat pada mata. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien dan mengatur posisi tidur pasien. c. Menuang larutan NaCl yang sudah dihangatkan ke dalam kom steril kemudian bersama alat – alat yang lain didekatkan pasien. d. Memasang perlak dan alas di bawah kepala pasien. e. Mengeluarkan kom steril yang berisi larutan NaCl hangat dan didekatkan pada pasien. f. Membuka gauze steril secukupnya kemudian masukkan ke dalam kom steril dengan tehnik steril. g. Memakai sarung tangan steril. h. Mengambil gauze dalam kom steril dan peras hingga tidak menetes, kemudian diletakkan pada mata yang perlu dikompres, biarkan beberapa saat. i. Kemudian ambil gauze yang telah dikompreskan MELAKUKAN KOMPRES BASAH HANGAT PADA MATA No. Dokumen No. Revisi Halaman 147.05.25 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP
j.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Memasukkan lagi gauze ke dalam kom steril, diperas kemudian dikompreskan kembali pada mata. k. Mengulangi prosedur di atas hingga 10 – 20 menit, kemudian membuang gauze ke dalam bengkok. l. Setelah selesai, mengusap air yang mungkin menetes dari gauze yang dipakai untuk kompres dengan menggunakan bola kapas / tissue. m. Melepas perlak dan alas kemudian membereskan alat – alat. n. Mencuci tangan o. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan kompres basah hangat pada mata distatus lyst pasien. Perhatian : 1. Bila tidak terdapat luka pada mata dan sekitarnya, maka kompres tidak perlu steril. 2. Pada saat memberi kompres jangan menekan bola mata. 3. Suhu kompres tidak lebih dari 49 C (120 F). Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN IRIGASI MATA No. Dokumen 149.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Membersihkan mata dengan cara mengalirkan cairan ke dalam mata. Membersihkan mata yang kotor atau mengeluarkan benda asing dan melaksanakan tindakan pengobatan/ mata. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan membilas ( irigasi )mata
PROSEDUR
1. Persiapan alat a. Boorwater 3% atau obat lain yang steril, di dalam tempatnya. b. Spuit 20 cc atau spuit khusus mata steril. c. Kapas basah steril dalam tempatnya. d. Kain kasa steril. e. Perlak dan alasnya. f. Bengkok (nierbekken). g. Handuk. h. Sarung tangan. 2. Persiapan pasien a. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. b. Pasien diatur dalam posisi duduk dengan kepala miring ke arah mata yang akan dicuci. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan dan menjelaskan langkah prosedur pada pasien. b. Membawa peralatan ke dekat pasien. c. Memasang perlak dan alasnya di dada pasien sampai bahu dan mengatur posisi pasien duduk dengan kepala miring ke arah mata yang akan dicuci. d. Pasien dianjurkan agar memegang bengkok. e. Memakai sarung tangan. f. Mata yang akan dicuci dilap dengan kapas basah dari arah dalam ke luar. g. Spuit diisi cairan. h. Kelopak mata dibuka dengan kapas basah.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN IRIGASI MATA No. Dokumen 149.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM i. Cairan disemprotkan perlahan-lahan dari arah dalam ke luar j. Setelah bersih, kelopak mata dikeringkan dengan kapas lembab, muka dikeringkan dengan handuk. k. Obat mata diberikan (bila perlu) l. Setelah selesai, pasien dirapikan kembali. n. Membersihkan, membereskan, dan mengembalikan peralatan ke tempat semula. o. Mencuci tangan. p. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan irigasi mata pada status lyst pasien. Perhatian : 1. Perhatikan teknik septik dan aseptik. 2. Cairan tidak boleh disemprotkan terlalu keras. 3. Obat yang diberikan harus sesuai dengan program pengobatan
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT LENSA KONTAK No. Dokumen 150.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/5
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Membersihkan, melepas dan memasang serta menyimpan lensa kontak pasien yang umumnya memilih untuk merawat lensa mereka sendiri, namun saat sakit memerlukan bantuan perawat. 1. Mempertahankan ketajaman penglihatan pasien. 2. Mencegah iritasi kornea atau infeksi. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan lensa kontak 1. Persiapan alat a. Untuk melepas lensa. Wadah penyimpan lensa kontak. Larutan normal saline steril. Handuk mandi. b. Untuk membersihkan dan memasang. Lensa kontak dalam wadah penyimpan. Pembersih surfaktan. Larutan pembilas. Larutan desinfektan lensa. Larutan pembasah steril untuk lensa kaku. Lidi kapas. Handuk. Bengkok. Satu gelas air biasa.
2. Persiapan pasien a. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan perawatan lensa kontak. b. Mengatur posisi pasien untuk berbaring telentang atau duduk. 3. Pelaksanaan Melepas Lensa Lunak a. Mencuci tangan. b. Membawa peralatan ke dekat pasien. c. Menjelaskan langkah prosedur pada pasien. d. Meletakkan handuk di bawah wajah pasien untuk menahan lensa bila tak sengaja jatuh dari mata. RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT LENSA KONTAK No. Dokumen 150.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/5
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM e. Meneteskan beberapa tetes larutan normal saline steril ke mata pasien untuk mempermudah pelepasan lensa. f. Memberitahu pasien untuk meregangkan kelopak bawah. g. Dengan bantalan jari telunjuk geser lensa dari kornea ke bagian putih mata. h. Menarik perlahan kelopak mata atas ke arah bawah dengan ibu jari tangan yang lain dan tekan lensa secara ringan antara ibu jari dan jari telunjuk. i. Dengan lembut cubit lensa dan angkat. Usahakan tepi lensa tidak saling menempel. j. Bila tepi lensa saling menempel, tempatkan lensa di telapak tangan dan cuci dengan larutan NS steril kemudian perlahan gulung lensa dengan jari telunjuk dengan gerakan ke belakang dan seterusnya. k. Bila tetap tidak memisahkan tepinya,
rendam lensa dalam larutan steril. l. Menbersihkan dan mencuci lensa (lihat : membersihkan lensa kontak). m. Meletakkan lensa pada wajah yang tepat dengan label R untuk lensa kanan dan L untuk lensa kiri. n. Mengulangi langkah a – j untuk lensa lain. o. Merapikan dan mengatur posisi pasien p. Membereskan alat dan mencuci tangan. q. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst pasien. Melepas Lensa Kaku a. Mencuci tangan. b. Membawa peralatan ke dekat pasien. c. Menjelaskan langkah prosedur pada pasien. d. Menempatkan handuk di bawah wajah pasien. e. Memastikan lensa terletak tepat di atas kornea untuk memudahkan melepaskan lensa dari mata. f. Bila tidak, pejamkan kelopak mata, letakkan jari telunjuk dan jari tengah salah satu tangan di belakang lensa dan dengan perlahan masase lensa kembali ke tempatnya.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT LENSA KONTAK No. Dokumen 150.05.25
No. Revisi 0
Halaman 3/5
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM g.
Meletakkan jari telunjuk pada kornea luar mata pasien dan menarik kulit dengan perlahan menjauh dari mata. h. Memberitahu pasien untuk mengedip. Lakukan hingga lensa terlepas dan keluar. i. Bila lensa gagal keluar, dengan perlahan regangkan kelopak
mata di atas tepi lensa. j. Tekan kelopak mata bawah dengan perlahan terhadap tepi bawah lensa. k. Biarkan kedua kelopak menutup sedikit, pegang lensa saat mencuat dari mata. Menekan kelopak mata bawah dengan perlahan terhadap tepi bawah lensa. l. Membersihkan dan membilas lensa (lihat : membersihkan lensa kontak). m. Meletakkan lensa ke dalam wadah penyimpanan dengan label R untuk lensa kanan dan L untuk lensa kiri. n. Mengulangi langkah e – l untuk lensa lain. o. Merapikan dan mengatur posisi pasien. p. Membereskan alat dan mencuci tangan q. Mendokumentasikan prosedur tindakan pada status lyst pasien. Membersihkan Lensa Kontak a. Mencuci tangan. b. Membawa peralatan ke dekat pasien. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien. c. Menempatkan handuk di atas area kerja untuk mencegah kerusakan lensa. d. Membuka wadah lensa dengan hati – hati e. Setelah melepaskan lensa dari mata, memberikan 1 – 2 tetes pembersih surfaktan (pembersih yang dianjurkan oleh pembuat lensa) pada lensa di telapak tangan perawat f. Menggosok lensa perlahan dengan lidi kapas 20 – 30 detik. Hati – hati untuk tidak menggores lensa dengan kuku jari. g. Memegang lensa di atas bengkok, membilas dengan larutan yang dianjurkan (lensa lunak) atau air biasa (lensa kaku).
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT LENSA KONTAK No. Dokumen 150.05.25
No. Revisi 0
Halaman 4/5
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM h. Meletakkan lensa pada kotak penyimpanan dan mengisi dengan larutan penyimpan yang dianjurkan untuk mendesinfeksi, membersihkan residu, meningkatkan kelembaban lensa dan mencegah goresan. Memasang Lensa Lunak a. Mencuci tangan dan membawa peralatan ke dekat pasien. b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien. c. Meletakkan handuk di atas dada pasien. d. Mengambil lensa kanan dari kotak penyimpanan, membilas dengan larutan pencuci yang dianjurkan, inspeksi lensa terhadap material asing, goresan atau kerusakan lain dan memastikan lensa tidak terbalik. e. Menggunakan jari tengah dan telunjuk tangan yang satunya untuk meregangkan kelopak mata atas sampai iris terpajan. f. Menggunakan jari tengah / telunjuk yang memegang lensa untuk manarik kelopak mata ke bawah. g. Memberi tahu pasien untuk melihat lurus dan memasukkan lensa, dengan berlahan meletakkan lensa tetap pada kornea dan meletakkan lensa dengan perlahan. Menggunakan jari tengah / telunjuk yang memegang lensa untuk menarik kelopak mata kebawah. h. Memberitahu pasien untuk melihat lurus dan memasukkan lensa, dengan perlahan meletakkan lensa tepat pada kornea dan melepaskan lensa dengan perlahan. i. Bila lensa tidak tepat pada kornea, beritahu pasien untuk memejamkan mata dengan
perlahan dan memutar – mutar mata dalam keadaan terpejam sehingga lensa lunak dapat terbawa di atas kornea. j. Memberitahu pasien untuk berkedip beberapa kali untuk memastikan lensa di tengah dan nyaman. k. Memastikan lensa terletak tepat di tengah dengan menanyakan pasien apakah penglihatannya kabur. l. Bila penglihatan pasien kabur : Meregangkan kelopak mata. Menetapkan posisi lensa. Meminta pasien melihat ke arah yang berlawanan dengan lensa. Dengan jari telunjuk tekan tepi kelopak mata bawah dan meletakkan lensa di atas kornea.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT LENSA KONTAK No. Dokumen 150.05.25
No. Revisi 0
Halaman 5/5
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
Meminta pasien untuk melihat ke arah lensa secara perlahan. l. Merapikan dan mengatur posisi pasien. m. Membereskan dan mengembalikan peralatan pada tempatnya. n. Mencuci tangan. o. Mendokumentasikan prosedur tindakan perawatan distatus lyst pasien. Memasukkan Lensa Kaku a. Mencuci tangan dan membawa peralatan kedekat pasien. b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien. c. Meletakkan handuk di atas dada pasien. d. Mengambil lensa kanan dari kotak penyimpanan dengan hati – hati dan membilas dengan air biasa. e. Membasahi lensa dengan larutan pembasah yang sudah diresepkan untuk melicinkan lensa sehingga mudah disisipkan dan melekat pada kornea. f. Meletakkan sisi cembung lensa kanan pada ujung jari telunjuk tangan kanan. g. Menginstruksikan pasien untuk melihat lurus ke depan saat meregangkan kedua kelopak mata atas dan bawah, meletakkan lensa perlahan di tengah kornea. h. Meminta pasien memejamkan mata sebentar dan menghindari berkedip. i. Memastikan letak lensa sudah di tengah dengan menanyakan pasien apakah pandangan / penglihatan kabur. j. Mengulangi langkah d – i untuk mata satunya. k. Membereskan, membersihkan, dan mengembalikan peralatan pada tempatnya. l. Mencuci tangan. m. Mendokumentasikan prosedur tindakan pada status lyst pasien. Perhatian : Pasien dengan sakit kritis yang diterima di rumah sakit harus dikaji apakah memakai lensa kontak, karena bila tidak terdeteksi dapat
menyebabkan cidera kornea yang serius.
UNIT TERKAIT RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan MELAKUKAN TONOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN TONOMETER SCIOTZ No. Dokumen No. Revisi Halaman 281.05.25 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
Mengukur tekanan bola mata dengan menggunakan tonometer schiotz dengan cara dilakukan penekanan terhadap permukaan kornea.
TUJUAN
Mengetahui tekanan bola mata.
KEBIJAKAN PROSEDUR
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan tonometri dengan menggunakan tonometer schiotz. 1. Persiapan alat a. Tonometer Schiotz b. Pantocain tetes 0.5% c. Kom berisi air d. Bola kapas e. Bengkok f. Kapas alkohol 2. Persiapan pasien a. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan dan tujuan pemeriksaan. b. Pasien ditidurkan dengan posisi terlentang 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Menjelaskan langkah tindakan pada pasien. c. Membawa peralatan ke dekat pasien.
d. Mengambil kapas bola dan mencelupkan ke air dalam kom, kemudian membersihkan mata pasien. e. Mata pasien ditetesi dengan pantocain 0,5% sebanyak 2-3 tetes, dan tunggu 5 menit. f. Pasien diminta melihat 1 titik di atas atau bisa menggunakan ibu jari pasien dengan cara mengangkat tangan pasien. g. Membuka kelopak mata pasien dengan menggunakan tangan kiri dan tangan kanan memegang tonometer. h. Meletakkan pangkal tonometer pada tengah kornea. i. Melihat skala menunjukkan angka berapa kemudian melihat table atau skala. j. Bila tonometer menunjukkan angka 5 dengan beban 5,5 gram berarti tekanan 5/5,5 k. Bila jarum menunjukkan angka ≤ 3 ganti beban dengan 7,5 gram. RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN TONOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN TONOMETER SCIOTZ No. Dokumen No. Revisi Halaman 281.05.25 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP
j. Bila sudah selesai pangkal tonometer dibersihkan dengan kapas alkohol. k. Membereskan peralatan. l. Mencuci tangan. p. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst pasien.
TABEL TONOMETER SCHIOTZ. ANGKA SKALA 3,0 3,5 4,0 4,5
BOBOT BEBAN 5,5 gram 7,5 gram 10 gram 24,4 35,8 50,6 22,4 33,0 46,9 20,6 30,4 43,4 18,9 28,0 40,2
5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5 8,0 8,5 9,0 9,5 10,0 UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
25,8 23,8 21,9 20,1 18,5 17,0 15,6 14,3 13,1 12,0 10,9
37,2 34,4 31,8 29,4 27,2 25,1 23,1 21,3 19,6 18,0 16,5
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN No. Dokumen 134.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
17,3 15,9 14,6 13,4 12,2 11,2 10,2 9,4 8,5 7,8 7,1
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
Memberikan obat melalui injeksi dengan tujuan mengendalikan kadar gula darah akibat gangguan kerja insulin sel .
TUJUAN
Mengendalikan kadar gula darah.
KEBIJAKAN PROSEDUR
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemberian obat insulin 1. Persiapan alat a. Obat yang diperlukan : insulin. b. Spuit 1 ml/ spuit insulin. c. Kapas alkohol. d. Kartu obat.
e. Baki. f. Gauze steril 2. Persiapan pasien Menjelaskan kepada
pasien
tentang
prosedur tindakan yang akan dilkaukan. 3. Pelaksanaan a. Mencocockkan kartu obat dengan pesanan dokter dan catatan perawat. b. Mencuci tangan. c. Mencocokkan kartu obat dengan etiket obat (vial). d. Menentukan dosis obat dengan tepat. e. Mengambil obat ke dalam spuit. f. Membawa obat sampai ke pasien dengan membaca kartu TT dan memanggil nama pasien g. Memasang tabir / korden. h. Menentukan tempat penyuntikan : 1/3 lengan atas. i. Mendesinfeksi kulit / tempat penyuntikan. j. Mengeluarkan udara dari dalam spuit. k. Posisi memasukkan jarum 45 dari kulit pasien dengan tepat. l. Memasukkan obat. m.Melepas jarum dan memberi massase. RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN No. Dokumen 134.05.25 Tanggal terbit 1 Maret 2008
n.
No. Revisi 0
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Membalik kartu obat dan tetap dalam baki. Memberitahu pasien bahwa prosedur tindakan sudah selesai dan merapikan lingkungan Membereskan alat – alat dan mencuci tangan. o. Mendokumentasikan prosedur dalam lyst pasien.Meletakkan kartu
obat pada jam pemberian berikutnya. p. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan gula darah puasa dan gula darah 2 jam sesudah makan, untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan program terapi. Perhatian : 1. Pemberian injeksi insulin secara terus – menerus sebaiknya dilakukan di tempat yang berbeda untuk menghindari gangguan penyerapan. 2. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan gula darah secara rutin. UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERENDAM LUKA GANGGREN No. Dokumen 135.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Merawat luka dengan cara merendam pada larutan desinfektan tertentu. 1. Perawatan luka. 2. Membersihkan luka dari jaringan nekrotik. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan rendam luka ganggren 1. Persiapan alat a. Hemostat steril. b. Kapas steril. c.Gauze / ABD steril. d. Waskom rendam. e. Kaos tangan steril. f. Bengkok. g. Perlak dan alas. h. Gunting plester. i. Plester. j. Kaos tangan on steril. k. Kapas bola on steril. l. H2O2. m. Aceton. n. Larutan desinfektan sesuai advis dokter. o.Kapas alkohol. p. Normal saline. q. Air hangat. 2. Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan dengan benar. b. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien c. Menjelaskan langkah prosedur yang akan dilakukan.
d.
Memasang
tabir
/
menutup
korden. e.
Mengatur posisi pasien sesuai lokasi luka.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERENDAM LUKA GANGGREN No. Dokumen 135.05.25
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
No. Revisi 0
f.
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Memasang alas di bawah luka dengan benar. g. Menyiapkan mangkok kapas yang dibasahi H2O2 dengan memperhatikan kesterilan. h. Membuka gauze / ABD dengan tehnik steril Menyiapkan waskom rendam. i. Melepas plester dengan alkohol, membuka balutan dan membuang ke bengkok. j. Memperhatikan keadaan luka / kotoran yang keluar. k. Merendam luka 15 – 20 menit. l. Membersihkan luka dengan prinsip yang benar. m. Membersihkan luka dari jaringan nekrotik (nekrotomy). n. Menutup luka dengan gauze / ABD sesuai keperluan dengan prinsip steril. o. Memasang plester pada verband. p. Mengambil alas di bawah luka. q. Membersihkan alat – alat dan merapikan pasien r. Mencuci tangan.
s.
UNIT TERKAIT
Mencatat prosedur tindakan yang telah dilakukan dalam catatan perawat distatus lyst pasien Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENENTUKAN KEBUTUHAN KALORI TUBUH No. Dokumen 135.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Menentukan keseimbangan kebutuhan dan pengeluaran kalori tubuh, dengan menentukan diit yang tepat berdasarkan berat badan relatif. 1. Menentukan berat badan relatif 2. Menetukan jumlah kalori yang diperlukan. 3. Menentukan status gizi Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menentukan kebutuhan kalori tubuh pasien 1. Persiapan alat b. Pengukuran berat badan c. Pengukuran tinggi badan d. Alat penghitung e. Alat tulis 2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan dan tujuan 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b. Melakukan pengukuran Berat Badan dan mencatat. c. Melakukan pengukuran dan pencatatan Tinggi Badan pasien d. Melakukan penghitungan Berat Badan Relatif (BBR) dan penentuan kategori Berat Badan, dengan rumus : Berat badan( kg) BBR = Tinggi badan ( cm )−100 X 100 % e. Hasil penghitungan BBR (%) 90 – 110 < 90 > 110
KATEGORI Sedang Kurus Gemuk
f. Menentukan kebutuhan kalori tubuh berdasarkan hasil BBR BBR ( %) Kebutuhan kalori / kg BB 90 – 110 30 < 90 40 – 60 > 110 20
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENENTUKAN KEBUTUHAN KALORI TUBUH No. Dokumen 135.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP f. PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Berkolaborasi dengan Tim Gizi mengenai macam dan jenis diet berdasarkan hasil penghitungan kebutuhan kalori g. Menjelaskan kepada pasien h. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst pasien. Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENENTUKAN KADAR GLUKOSA URINE DENGAN METODA TEST STRIP No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 1/1 136.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
Memeriksakan kadar glukosa dalam urine dengan menggunakan kertas ”Test Strip Glukosa”.
TUJUAN
Menetukan kadar glukosa dalam urine.
KEBIJAKAN
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menentukan kadar glukosa urine dengan metoda test strip 1. Persiapan alat a. strip urine. b.
Kertas Glukosa test Tabung indikator /
parameter. 2.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b. Urine yang akan diperiksa ditempatkan pada suatu tempat. c. Memasukkan kertas Glukosa test strip urine ke dalam urine sampai batas petunjuk. d. Membiarkan 1 – 2 menit untuk menetukan hasil. e. Membaca hasil disesuaikan dengan parameter. f. Mencuci tangan. g. Mendokumentasikan hasil. Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP
MENENTUKAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN METODA TEST STRIP No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 1/2 136.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
Memeriksakan kadar glukosa dalam darah dengan menggunakan kertas ”Test Strip Glukosa”.
TUJUAN
Menentukan kadar glukosa dalam darah.
KEBIJAKAN
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan menentukan kadar glukosa darah dengan metoda test strip
PROSEDUR 1.
2.
Persiapan alat Glukosa Test Meter. Kertas Glukosa test strip urine.Jarum steril / lanset. c. Kapas alkohol. a. b.
Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b. Memberitahu langkah prosedur tindakan kepada pasien. c. Membawa peralatan ke dekat pasien. d. Mendesinfektan jari tengah pasien dengan kapas alkohol dan membiarkan beberapa saat supaya kering. e. Membuka pembungkus kertas Glukosa test strip (test strip jangan tersentuh tangan terlalu lama). Perhatikan cara strip jari jangan menyentuh f. memegang test Menusuk tengah dengan g.
jarum steril, dan memastikan darah cukup untuk pemeriksaan. Meneteskan darah yang keluar melalui ujung jari dan meletakkan pada
Glukosa test strip sesuai petunjuk tempatnya dan mendesinfektan jari pasien.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP
MENENTUKAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN METODA TEST STRIP No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 2/2 136.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
h. i. PROSEDUR
j. k. l.
Memasukkan glukosa test strip dengan posisi ke atas pada Glukosa test strip. Perhatikan cara memasukkannya harus tegak lurus dengan alat. Memberitahu pasien bahwa prosedur tindakan telah selesai. Mencuci tangan. Mendokumentasikan hasil.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMASANG NGT No. Dokumen 160.05.25
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
No. Revisi 0
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Memasang selang plastik lunak melalui nasofaring pasien ke dalam lambung dengan tujuan pembuangan sekret gastric, pemasukkan nutrisi dan cairan dan pemasukan larutan ke dalam lambung. 1. Pembuangan sekret gastrik / kumbah lambung. 2. Pemasukkan larutan ke dalam lambung untuk pemeriksaan diagnostik. 3. Pemasukkan nutrisi dan cairan. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pemasangan NGT.
1. Persiapan alat
a.
Selang lambung (ukuran disesuaikan usia). b. Jelly. c. Stetoscope. d. Spuit 10 cc/acepto. e. Bengkok. f. Handuk. g. Penutup pipa lambung. h. Plester dan gunting. i. Spatel. j. Tissue. PROSEDUR
2. Persiapan pasien a. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan.. b. Mengatur posisi tidur pasien(terlentang dengan bantal / posisi semi fowler). 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada pasien. c. Membawa peralatan ke dekat pasien. d. Meletakkan handuk di bawah kepala pasien e. Mengukur panjangnya selang lambung dari pangkal hidung ke telinga lalu ke prossesus xipoideus. f. Memberi batas panjang selang lambung yang telah diukur dengan plester.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMASANG NGT No. Dokumen 160.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP g.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Memberi jelly pada selang lambung sepanjang 7,5 – 10 cm. h. Memasukkan selang lambung ke salah satu lubang hidung : Posisi kepala ekstensi, bila selang sudah sampai oropharing, posisi kepala flexi. Bila pasien batuk – batuk berhenti memasukkan selang lambung dan pasien dianjurkan nafas dalam. Setelah relaks dilanjutkan memasukkan selang lambung. i. Mengecek apakah selang lambung sudah masuk lambung dengan menghisap cairan lambung/ masukkan udara 5 – 10 cc dan didengar dengan stetoscope pada perut kiri kwadran atas. j. Plester selang lambung ke ujung hidung. k. Menutup selang lambung/ menyambung selang lambung dengan plastik penampung. l. Merapikan pasien dan lingkungannya. m. Membereskan alat – alat dan mencuci tangan. n. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst pasien Jam pemasangan. Jumlah dan warna cairan lambung. Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN MAKAN LEWAT NGT No. Dokumen 160.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
Memberikan makan kepada pasien dengan menggunakan selang lambung/naso gastric tube (NGT)
TUJUAN
Memasukkan makanan ke dalam lambung.
KEBIJAKAN
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan memberi makan lewat selang lambung ( SL )
1.
Persiapan alat Cairan / makanan saring sesuai diet Gelas ukur dan sendok Asepto/Corong sonde/spuit 50 cc Air putih untuk membilas Alas/handuk Bengkok Tissue 2. Persiapan Pasien a. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan .. b. Mengatur posisi tidur pasien dengan posisi semi fowler. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Mencocokkan diet dengan daftar diet pasien c. Membawa peralatan ke dekat pasien. d. Meletakkan alas/ handuk di bawah kepala. e. Membuka penutup selang lambung. f. Menghisap sisa lambung dengan acepto/spuit. g. Membuang sisa lambung ke dalam bengkok dan mengukurnya. h. Membilas acepto / spuit dengan air pembilas. i. Memasukkan diet sesuai advis dokter dengan posisi acepto lebih tinggi. j. Mengalirkan cairan diet perlahan-lahan dan mencegah masuknya udara kedalam selang. k. Membilas slelang lambung dengan air putih. l. Menutup selang lambung. a. b. c. d. e. f. g.
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBERIKAN MAKAN LEWAT NGT No. Dokumen 160.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP m.
Merapikan alat-alat, mengatur posisi pasien semi fowler/ memiringkan kepala pasien dan mencuci tangan. n. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus lyst pasien : Jumlah sisa lambung dan warnanya. Jumlah intake/cairan yang masuk. UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU
MELAKUKAN BILASAN LAMBUNG
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
No. Dokumen 160.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Mencuci / membilas lambung 1. 2.
Mempertahankan patensi Mencegah obstruksi selang yang dapat mengakibatkan distensi abdomen dan kemungkinan muntah. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan dalam melakukan bilasan lambung
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
1. Persiapan alat dan obat. a. Slang penduga lambung (NGT) berbagai ukuran b. Spuit 50 cc atau acepto c. Bengkok besar d. Perlak dan alasnya e. Ember penampung f. Air hangat/dingin 1-2 liter/Normal saline 0,9% sesuai kebutuhan g. Kasa/tissue h. Gelas ukuran i. Celemek dari karet j. Gelas berisi air matang k. Pelicin/jelly l. Set therapy lengkap dan siap pakai m. Pinset anatomi n. Obat-obatan (Norit, sukralfat) o. Susu yang diperlukan dalam tempatnya p. Sarung tangan 2. Persiapan pasien a. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan. b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Membawa peralatan kepasien dan memakai sarung tangan c. Memasang perlak dan alasnya didada pasien d. Memasang bengkok di bawah dagu pasien e. Meletakkan ember didekat pasien f. Menentukan panjang slang penduga (NGT) yang masuk kedalam lambung
MELAKUKAN BILASAN LAMBUNG No. Dokumen 160.05.25 Tanggal terbit 1 Maret 2008
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
a. Memberi pelican/jelly pada ujung slang penduga lambung b. Menutup pangkal slang penduga lambung dengan cara menekuk/diklem c. Memasukkan slang penduga (NGT) pelan-pelan kedalam lambung melalui lubang hidung. Bagi pasien yang sadar dianjurkan menelan slang penduga (NGT) perlahan-lahan sambil menarik nafas dalam d. Meyakinkan slang penduga (NGT) masuk kedalam lambung dengan cara : - Masukan ujung penduga (NGT) sampai terendam dalam mangkok berisi air, dikeluarkan kembali e. Setelah yakin slang penduga masuk kelambung pasien, posisi diatur miring tanpa bantal dan letakkan kepala lebih rendah f. Memasang spuit 50cc/acepto pada ujung slang kemudian masukkan air/cairan. Selanjutnya ditunggu sampai air/cairan tersebut keluar dari lambung dan ditampung dalam ember g. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai air/cairan yang keluar dari lambung berwarna jernih/tidak berbau h. Mengobservasi tensi, nadi, pernafasan, dan respon pasien i. Mencuci tangan j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENYIAPKAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN RADIO DIAGNOSTIK. No. Dokumen No. Revisi Halaman 0 1/1 301.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radio diagnostik Agar pemeriksaan radio diagnostik dapat berjalan dengan lancar . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan dalam menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radio dagnostik 1. Persiapan alat a. Alas brankar dan selimut. b. Obat-obatan sesuai dengan program. c. Bengkok d. Tissue. 2. Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien / keluarga pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Sebelum pemeriksaan a) USG pasien puasa/ minum banyak sesuai dengan program pemeriksaan. b) Arteriografi. - Pasien puasa - Menandatangani surat ijin tindakan. - Daerah yang akan dilakukan tindakan diukur. c) Mengantar pasien keruan pemeriksaan d) Mendampngi pasien selama proses pemeriksaan. e) Observasi respon pasien. b. Setelah pemeriksaan. a) Membawa pasien kembali ke IGD b) Mengobservasi nadi,tensi dan pernafasan.
c) Mencatat hasil observasi.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN SKIN TEST No. Dokumen 72.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Melakukan penyuntikan/injeksi obat di bawah kulit dengan tujuan untuk mengetahui apakah pasien alergi atau tidak dengan pemberian obat yang diinjeksikan Mengetahui sensitivitas pasien terhadap pemberian obat . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan dalam melakukan skin test 1. Persiapan alat a. Spit 1 cc dan jarum steril. b. Obat yang diperlukan. c. Kapas alkohol. d. Gergaji ampul e. NaCL 0.9 % aquadest. f. Bengkok. 2. Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tetntang tindakan yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Cuci tanagn b. Mengisi spuit dengan obat yang akan ditest sejumlah 0.1 cc dilarutkan dengan NaC 0.9% aquadest menjadi 1 cc. c. Mendesifektasi kulit yang akan disuntik menggunakan kapas alkohol d. Menyuntikkan obat secara intracutan sampai kulit menggelembung. e. Menilai reaksi obat setelah 15 menit dari waktu penyuntikan
f. Hasil(+) jika terdapat tanda kemerahan pada daerah penusukan dengan diameter minimal 1cm. g. Mencatat hasil reaksi skin test. h. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU
MENYIAPKAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM No. Dokumen No. Revisi Halaman 72.05.25 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Menyiapkan darah untuk pemeriksaan laboratorium Agar penyiapan darah untuk pemeriksaan laboratorium dapat disiapkan sesuai dengan sample yang diharapkan . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan dalam menyiapkan darah untuk pemeriksaan laboratorium
PROSEDUR
UNIT TERKAIT RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
1. Persiapan alat. a. Botol kecil/tabung tempat specimen yang sudah diberi label. b. Spuit steril berbagai ukuran. c. Kapas alkohol dalam tempatnya d. Tourniquet e. Formulir pemeriksaan 2. Persiapan pasien a. Pasien/ keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan. b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan b. Menetukan pembuluh darah yang akan ditusuk untuk penggambialn darah. c. Mendesinfeksi permukaan kulit pembuluh darah yang akan ditusuk dengan menggunakan kapas alkohol. d. Memasang tourniquet. e. Mengambil darah pemeriksaan dengan cara menusukkan jarum pada pembuluh darah dengan jumlah sesuai kebutuhan. f. Memasukkan darah pada tempat yang sudah disediakan. g. Mencantumkan identitas pasien/nama, tanggal dan jam berapa pengambilan bahan pemeriksaan darah. h. Cuci tangan. i. Mengirim speciment darah dan meyerahkan formulir pemeriksaan ayang sudah diisi dan ditandatangani dokter ke laboratorium. Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO, ICU MENYIAPKAN URINE UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM No. Dokumen No. Revisi Halaman 72.05.25 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Menyiapkan sample urine untuk pemeriksaan laboratorium
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Agar penyiapan urin untuk pemeriksaan laboratorium dapat disiapkan sesuai dengan sample yang diharapkan . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan dalam menyiapkan urine untuk pemeriksaan laboratorium a. Persiapan alat. 1. Botol kecil / tabung tempat speciment yang sudah diberi label. 2. Set pemasangan kateter. 3. Formulir pemeriksaan 4. Pengalas untuk bokong. b. Persiapan pasien. 1. Pasien dan kelurga pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan. 2. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan. c. Pelaksanaan. 1. Cuci tangan. 2. Menyiapkan tempat urine. 3. Menampung urine dalam botol/tabung urine ± 100 cc. 4. Sisannya ditampung dalam bengkok. 5. Memasang label pada botol / tabung pemeriksaan dengan mencantumkan a) Nama pasien, b) Nomor rekam medik c) Tanggal dan jam pemeriksaan bahan pemeriksaan urine. 6. Cuci tangan 7. Mengirim urine dan menyertakan formulir pemeriksaan yang sudah diisi dan ditandatangani dokter.
IGD, ICU, Instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap.
MENYIAPKAN BAHAN PEMERIKSAAN JARINGAN UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM. No. Dokumen No. Revisi Halaman 72.05.25 0 1/1 Tanggal terbit Ditetapkan oleh, 01 Maret 2008 Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT RS. BAPTIS BATU
Menyiapkan bahan pemeriksaan jaringan untuk pemeriksaan laboratorium Agar penyiapan bahan pemeriksaan jaringan dapat disiapkan sesuai dengan sample yang diharapkan . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan dalam menyiapkan pemeriksaan jaringan untuk pemeriksaan laboratorium 1. Persiapan alat. a. Botol kecil/tabung tempat speciment l b. Larutan formalin c. Pinset anatomis steril. d. Formulir pemeriksaan 2. Persiapan pasien a. Pasien/ keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan. b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan 3. Pelaksanaan a. Cuci tangan b. Mengisi tabung/ botol tempat specimen pemeriksaan dengan larutan formalin c. Memeasukkan jaringan speciment menggunakan pinset steril kedalam tabung/botol. d. Memasang label pada tabung /botol speciment dengan mencantumkan ; nama pasien, nomor rekam medik, tanggal dan jam pengambilan speciment e. Cuci tangan f. Mengirim specimen jaringan dengan menyertakan formulir pemeriksaan yang sudah ditandatangani dokter ke laboratorium. IGD, IKO MENYIAPKAN PASIEN UNTUK TINDAKAN PEMBEDAHAN AKUT
Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
No. Dokumen 72.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Menyiapkan pasien untuk tindakan pembedahan akut Agar proses persiapan pasien untuk tindakan pembedahan dapat berjalan dengan lancar . Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan dalam menyiapkan pasien untuk tindakan pembedahan akut 1. Persiapan alat a. Alat pencukur rambut b. Bengkok c. Waslap d. Sabun e. Handuk f. Alat keshatan& obat sesuai advis dokter g. Mitella /penutup kepala h. Baju khusus i. Formulir yang mencantumkan ; ijin dokter, permintaan darah ke PMI, pemeriksaan penunjang 2. Persiapan pasien a. Pasien/ keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan. b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan 3. Pelaksanaan a. Cuci tangan b. Memandikan pasien c. Dipuasakan sesuai kebutuhan operasinya d. Membersihkan daerah yang akan dioperasi( jika tumbuh rambut harus dicukur dahulu) e. Memasang NGT , kateter sesuai dengan tindakan nyang akan dilakukan. f. Pasien dibimbing untuk berdoa. g. Mencuci tangan h. Mencatat semua kegiatan kedalam lembar catatn perawat
UNIT TERKAIT RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD MELEPAS NGT No. Dokumen 156.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Melepas selang plastik lunak yang telah dimasukkan ke dalam lambung melalui nasofaring. Melepas selang NGT karena sudah tidak diperlukan lagi / perlu diganti slang baru. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk melepas slang ngt
1.
Persiapan alat Sarung tangan
a.
on
steril. b. c. d. e. f.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT RS. BAPTIS
Kapas alkohol. Bensin. Kapas on steril. Bengkok. Tissue. 2. Persiapan pasien a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang dilakukan. b. Mengatur posisi pasien telentang. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b. Mencocokkan kartu dengan pesanan dokter dan catatan perawat. c. Membawa alat – alat dekat pasien dengan membaca kartu TT dan memanggil nama pasien. d. Memasang tabir / korden. e. Melepas plester slang dengan kapas alkohol. f. Memakai sarung tangan on steril. g. Menganjurkan p0asien untuk nafas dalam. h. Menarik slang lambung dengan perlahan dan membuang ke bengkok. i. Melepas kaos tangan. j. Membersihkan hidung dengan tissue. k. Membersihkan bekas plester dengan aceton. l. Memberitahu bahwa prosedur sudah selesai dan merapikan alat – alat, mencuci tangan. m. Mendokumentasikan prosedur dalam lyst pasien Instalasi rawat inap, ICU CARA MENGATUR POSISI PASIEN
BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
No. Dokumen 60.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
1. Penggantian posisi secara teratur dan sering merupakan salah satu tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi akibat berbaring. 2. Posisi klien sebaiknya dirubah tiap jam bila tidak ada kontra indikasi. 3. Bila hendak memindahkan klien mengalami cidera / nyeri bekerja harus hati – hati agar klien tidak gelisah. 4. Sebelum memindahkan klien perlu memeriksa peralatan yang akan dipakai, misal : kursi roda, brankart.
TUJUAN
1. Mencegah komplikasi akibat berbaring. 2. memberi kenyamanan kepada pasien.
KEBIJAKAN PROSEDUR
Perawat yang dinas wajib melaksanakan askep dan mendokumentasikan ke dalam rekam medik status pasien sesuai dengan standar prosedur operasional yang sudah ditetapkan Persiapan Umum yang Perlu Dalam Mengatur Posisi / Memindahkan Pasien : 1. Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan. 2. Memastikan cahaya ruangan cukup terang. 3. Mengangkat bantal dan barang – barang lain yang menyokong klien. 4. Mengatur ketinggian tempat tidur (bila dapat) untuk memudahkan bekerja. 5. Mengkaji kebutuhan klien. 6. Menjaga privacy klien. 7. Meminta bantuan pada perawat lain bila diperlukan. 8. Memberitahu klien tentang tindakan yang akan dilakukan. 9. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. 10. Mengatur posisi klien sesuai yang
diperlukan.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
CARA MENGATUR POSISI PASIEN No. Dokumen 60.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
Macam Pengaturan Posisi 1. Posisi Supinasi. a. Klien diatur berbaring lurus, tulang punggung dan kedua kaki lurus. b. Lengan di sisi dengan telapak tangan menghadap ke bawah. c. Sebuah bantal diletakkan di bawah kepala dan bahu untuk mencegah hiperektensi leher. d. Untuk menjaga kaki tetap pada posisi yang tepat, papan kaki dapat dipasang. 2. Posisi Fowler. a. Klien diatur posisi supinasi. Bagian kepala tempat tidur dinaikkan setinggi 45. b. Untuk semi fowler bagian kepala dinaikkan 30 dan untuk fowler tinggi dinaikkan 90. c. Untuk menjaga posisi kaki, sandaran kaki dapat dipasang beberapa bantal yaitu di bawah bahu, kepala, punggung bagian bawah dan paha untuk mencegah hiperektensi lutut. 3. Posisi Prone. a. Pasien diletakkan tengkurap dengan kepala menoleh ke satu sisi dan lengan di samping bahu. b. Untuk mencegah hiperektensi dan flexi leher dapat diletakkan sebuah bantal di bawah kepala. c. Untuk mencegah flexi telapak kaki, satu bantal dapat diletakkan di bawah sudut kaki. d. Untuk menambah rasa nyaman dan mencegah hiperektensi tulang belakang, dapat dipasang sebuah bantal di bawah perut. 4. Posisi berbaring ke samping. a. Pasien diatur berbaring ke samping kanan / kiri. b. Lengan yang bawah tubuh diatur flexi di depan kepala atau di atas bantal. c. Sebuah bantal dapat diletakkan di bawah kepala dan bahu.
RS. BAPTIS BATU
CARA MENGATUR POSISI PASIEN
Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
No. Dokumen 60.05.25
No. Revisi 0
Halaman 3/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 01 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM d. Untuk menyokong otot sternokleido mastoid dapat dipasang bantal di bawah lengan. e. Untuk mencegah lengan aduksi dan bahu berotasi ke dalam, sebuah bantal dapat diletakkan di bawahnya. f. Untuk mencegah paha aduksi dan rotasi ke dalam, taruh sebuah bantal di bawahnya. g. Untuk mencegah paha aduksi dan rotasi ke dalam, sebuah bantal diletakkan di bawah kaki atas, sambil kaki atas diatur sedikit menekuk ke depan. 5. Posisi SIM. a. Klien diatur posisi miring ke kiri / kanan dengan tangan yang bawah diletakkan di belakang punggung dan tangan yang atas diflexikan di depan bahu. b. Kaki atas sedikit flexi dan disokong sebuah bantal. c. 1 bantal diletakkan di bawah kepala untuk mencegah flexi dan hiperektensi leher. Perhatian : 1. Mengajarkan pada klien / keluarga bagaimana untuk mempertahankan kelurusan tubuh yang tepat saat menggerakkan klien di tempat tidur. 2. Mengajarkan pada klien dan keluarga tentang prinsip – prinsip tehnik pemindahan yang aman.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBATU PASIEN UNTUK MELAKUKAN ROM (RANGE OF MOTION) No. Dokumen 62.05.25
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Tanggal terbit 01 Maret 2008
No. Revisi Halaman 0 1/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
ROM (Range of motion) merupakan suatu lingkup gerak sendi. 1. Mempertahankan / memelihara kekuatan otot. 2. Memelihara mobilitas persendian. 3. Menstimulasi sirkulasi. Perawat yang dinas wajib melaksanakan askep dan mendokumentasikan ke dalam rekam medik status pasien sesuai dengan standar prosedur operasional yang sudah ditetapkan
PROSEDUR
1. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan. 2. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan. a. Atur posisi lengan menjauhi sisi tubuh dengan siku menekuk dengan lengan. b. Pegang tangan pasien dengan satu tangan yang lain memegang pergelangan tangan klien. c. Tekuk tangan pasien ke depan sejauh yang memungkinkan. 3. Fleksi dan Ekstensi Siku. a. Atur posisi lengan pasien menjauhi sisi tubuhnya dengan telapak tangan mengarah ke tubuh pasien. b. Letakkan tangan di atas siku klien dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lainnya. c. Tekuk siku klien sehingga tangan klien mendekat ke bahu. d. Kemudian ke posisi sebelumnya. 4. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah. a. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuhnya dengan siku menekuk. b. Letakkan satu tangan pada pergelangan dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lainnya. c. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak klien menjauhi pasien. d. Kembalikan ke posisi awal. e. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangan
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBATU PASIEN UNTUK MELAKUKAN ROM (RANGE OF MOTION) No. Dokumen 62.05.25 Tanggal terbit 01 Maret 2008
III. PROSEDUR TETAP
5. 6.
7.
8.
9.
No. Revisi Halaman 0 1/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
a. pasien menghadap ke arah pasien. Kembalikan ke posisi semula Fleksi Bahu. a. Atur posisi tangan pasien di sisi tubuhnya. b. Letakkan satu tangan di atas siku klien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya. c. Angkat lengan klien pada posisi awal. Abduksi dan Aduksi Bahu. a. Atur posisi lengan pasien di samping badannya. b. Letakkan satu tangan di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lainnya. c. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuh pasien n ke arah perawat. d. Kembalikan ke posisi semula. Rotasi Bahu. a. Atur posisi lengan pasien menjauh dari tubuh dengan siku menekuk. b. Letakkan satu tangan di lengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan klien dengan yang lain. c. Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke bawah. d. Kembalikan lengan ke posisi awal. e. Gerakkan lengan bawah pasien ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke atas, kembali ke posisi awal. Fleksi dan Ekstensi Jari – jari. a. Pegang jari – jari kaki klien dengan satu tangan sementara tangan yang lain memegang kaki erat – erat.
b. Bengkokkan jari – jari kaki ke bawah. c. Luruskan jari – jari kaki kemudian dorong ke belakang. d. Kembalikan ke posisi awal. 10. Infersi dan Efersi Kaki. a. Pegang separuh kaki bagian atas dengan jari dan pegang pergelangan kaki dengan satu tangan b. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki yang lain. RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBATU PASIEN UNTUK MELAKUKAN ROM (RANGE OF MOTION) No. Dokumen 62.05.25
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit 01 Maret 2008
No. Revisi Halaman 0 1/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
c. d.
UNIT TERKAIT
Kembalikan ke posisi semula. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain. e. Kembalikan ke posisi semula. 11. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Kaki. a. Letakkan siku tangan pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan rileks. b. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari – jari kaki ke arah dada pasien c. Kembali pada posisi awal. d. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien. 12. Fleksi dan Ekstensi Lutut. a. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lain. b. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha. c. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin. d. Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas. e. Kembali ke posisi semula. 13. Rotasi Pangkal Paha. a. Letakkan satu tangan pada pergelangan kaki dan satu tangan yang lain di atas lutut. b. Putar kaki menjauh dari anda. c. Putar kaki mengarah ke anda. d. Kembali ke posisi semula. 14. Abduksi dan aduksi Pangkal Paha. a. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki 8 cm dari tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien b. Gerakkan kaki mendekati badan pasien c. Gerakkan kaki menjauhi badan pasien d. Kembali ke posisi awal. Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG GIPS No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 1/2 153.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Gips adalah balutan kuat yang digunakan untuk mengimobilisasikan tubuh. Gips diberikan pada pasien oleh dokter orthopedi. 1. Mengimobilisasi tubuh / anggota tubuh. 2. Membantu proses penyembuhan. 3. Memberi rasa aman dan nyaman pada tubuh / anggota tubuh yang sakit. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan merawat pasien dengan terpasang gips
PROSEDUR
1 Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien prosedur perawatan gips. 2. Cara kerja a. Mengkaji neuromuskuler setelah pemasangan gips meliputi keluhan nyeri, panas, parestesia (kesemutan), kepucatan, nadi daerah distal gips, pembengkakan, spasme otot. b. Mengkaji tepi gips terhadap penekanan atau penjepitan yang menyebabkan kerusakan jaringan kulit maupun sumbatan pembuluh darah. Cepat laporkan ke dokter untuk membebaskan dari penjepitan / tekanan. c. Meninggikan bagian tubuh yang diberi gips lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi pembengkakan. d. Bila bagian tubuh dalam gips terasa gatal jangan memasukkan apapun ke dalam gips (bedak atau menggaruk dengan alat) untuk mengurangi gatal. Gatal dapat hilang dengan : Menaruh kantong es di sisi gips bila gips masih dalam tahap pengeringan (48 jam) atau di atas gips. Menggunakan kipas angin atau pengering rambut untuk memberikan aliran angin ke dalam gips. e. Melatih pasien untuk tetap menggerakkan jari – jari ekstremitas (fleksi dan ekstensi) beberapa kali sehari untuk mempertahankan fleksibelitas sendi. f. Memberikan reposisi pada bagian tubuh yang di gips tiap 2 jam selama 24 jam pertama, reposisi gunakan palmar daripada jari.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG GIPS No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 2/2 153.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM 2008
PROSEDUR TETAP g.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Mengkaji terhadap tanda – tanda sindrom kompartemen (os terasa kesakitan di bagian gips) bila ada segera laporkan pada dokter. h. Bila gips sudah dilepas, jangan menggaruk kulit tapi keringkan dengan waslap dan bersihkan kulit setiap hari dengan air hangat dan latihan untuk membantu pengembalian penampilan normal kulit Perhatian: a. Proses pengeringan gips berlangsung 48 jam, selama proses pengeringan hindari penekanan atau bahan berat agar gips tidak berubah bentuk. b. Jangan membasahi gips dengan apapun. c. Jangan memotong atau membuang bagian manapun dari gips (dilakukan oleh dokter untuk hal ini). d. Mengkaji gips terhadap perubahan bentuk maupun keutuhannya (retak / patah). Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG TRAKSI No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 ½ 154.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Traksi adalah penggunaan kekuatan penarikan pada bagian tubuh, hal ini dicapai dengan memberikan beban yang cukup untuk mengatasi penarikan otot. 1. Meminimalkan spasme otot. 2. Mengurangi dan mempertahankan kesejajaran tubuh. 3. Mengimobilisasi fraktur. 4. Mengurangi deformitas. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan merawat pasien dengan terpasang traksi
PROSEDUR
1.Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien tentang prosedur merawat pasien dengan terpasang traksi. 2. Cara kerja a. Mengkaji status neuromuskuler dari ekstremitas yang ditraksi setiap 2 jam selama 24 jam pertama dan setiap 4 jam kemudian meliputi : Nyeri pada lokasi pemasangan traksi. Pembengk akan. Spasme otot. Parestesia (penurunan sensasi). Kepucatan pada kulit daerah distal traksi. Nadi pada daerah distal. b. Mempertahanka n counter traksi pada pasien dengan cara: Memperta hankan pasien ditarik di tempat tidur sehingga telapak kaki tidak menyentuh kaki tempat tidur. Tempatkan ”shock block” di bawah kaki tempat tidur. c. Mempertahanka n tali bebas dari hambatan, jika pasien kedinginan gunakan selimut untuk menutupi tapi jangan menutupi tali traksi. d. Mempertahanka n ujung jari kaki ke arah langit – langit, anjurkan pasien latihan ekstensi dan fleksi pada ekstermitas yang sakit. Hal ini untuk menjamin korensi kesejajaran tubuh dan mencegah foot drop dan meningkatkan sirkulasi.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG TRAKSI No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 2/2 154.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP f.
PROSEDUR
Memberi matras pencegah dicubitus khusus di atas tempat tidur. g. Mengkaji kulit setiap 8 jam bila yang digunakan traksi kulit terhadap kemerahan atau iritasi. h. Mengkaji sisi pen setiap 8 jam terhadap tanda – tanda infeksi dan beri pelindung pada pen untuk mencegah traumatik dan sisi pen pada pasien dengan traksi rangka. i. Jangan menghentikan traksi apabila digunakan untuk imobilisasi fraktur, memindah pasien ke kamar operasi untuk dilakukan operasi, dilakukan dengan membawa pasien dengan tempat tidurnya. Perhatian: a. Beban traksi harus tergantung bebas, tidak boleh menyentuh lantai atau kaki tempat tidur. b. Tali traksi harus terjaga kerenggangannya dan tidak boleh tertutupi linen. c. Simpul ikatan harus bebas dari katrol. d. Linen tempat tidur tidak boleh mempengaruhi kekuatan traksi. e. Konter traksi harus dipertahankan dan jangan mengendorkan sendiri tanpa kolaboratif. f. Beban harus sesuai dengan pasien dan tujuan.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI DAN REHABILITASI No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 1/6 151.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Pemberian gerakan pada bagian tubuh / ekstremitas baik gerakan lokal atau keseluruhan. 1. Memberikan gerakan pada persendian. 2. Mencegah kontraktur sendi. 3. Mencegah atropi otot. 4. Mencegah dampak negatif dari imobilisasi (bronkopneumoni, decubitus, osteoporosis, deconditioning syndrome). 5. Mencegah hipotensi orthostatik. 6. Memberi relaksasi jaringan. 7. Mencegah kesulitan / memperlancar defekasi dan miksi. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan mobilisasi dan rehabilitasi.
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
A. STROKE a. Mobilisasi bertahap ada 2 macam : Stroke non haemorhage Dimulai setelah hari ketiga. Stroke haemorhage Dimulai setelah hari ke – 10. b. Tahap – tahap mobilisasi : Positioning 1. Positioning pasien Bagian yang lemah diposisikan lurus Bagian yang lemah tidak boleh tertindih.. 2. Positioning furniture Meja dan kebutuhan pasien lainnya (makan, minum, dll), penunggu pasien berada pada sisi yang lemah, agar pasien tidak melupakan sisi sisi yang lemah. 3. Mobilisasi aktif dan pasif Pergelangan tangan. Siku. Bahu. Ankle. Lutut. Panggul.
MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI DAN REHABILITASI No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 2/6 151.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Pinggang. Angkat pantat / Bridging Exercise. 4. Mobilisasi bertahap. Pasien miring ke sisi lemah. Kedua tungkai dikeluarkan dari sisi tempat tidur. Tangan yang sehat mendorong tempat
tidur, tangan yang lemah menyangga berat badan sampai ke posisi duduk. Dilanjutkan latihan keseimbangan duduk, posisi kedua tangan disamping kiri kanan. Latihan penguatan otot tungkai dengan duduk diayun – ayun. Latihan berdiri + keseimbangan, dipegangi pada sisi yang lemah / dengan alat bantu jalan. a. Walker : jika bisa menggenggam semua. b. Tripod : jika sisi yang lemah tidak bisa menggenggam. Dilanjutkan dengan latihan jalan yang benar.
B. POST OPERASI (Laparatomy / pada bagian perut) Tahap – tahap mobilisasi : a. Latihan nafas (Breathing Exercise), diikuti dengan latihan gerak aktif anggota gerak atas, 3 – 5 kali pengulangan sampai 3 kali. b. Latihan batuk (Huffing Exercise), 3 – 5 kali pengulangan sampai 3 kali. c. Latihan anggota gerak bawah. d. Miring ke sisi luar tempat tidur. e. Kaki / kedua tungkai dibawa keluar dari tempat tidur. f. Latihan duduk dengan tangan mendorong tempat tidur yang salah satu tangan menyangga berat badan latihan duduk dilakukan setelah post op. 24 jam. g. Observasi duduk, jika tidak ada keluhan / pusing dilanjutkan latihan berdiri kemudian berjalan dan dievaluasi kondisi umumnya.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI DAN REHABILITASI No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 3/6 151.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM C. POST OP. HAEMOROID (Mobilisasi dari tidur langsung berdiri). Tahap – tahap mobilisasi : a. Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post operasi (laparatomy / pada bagian perut).Posisi tengkurap. b. Klien geser ke tepi tempat tidur. c. Perawat / fisioterapis membantu dari belakang. d. Dilanjutkan latihan berdiri setelah operasi 24 jam. e. Observasi kondisi umum. f. Dilanjutkan dengan latihan jalan. g. Latihan dari berdiri ke tidur, sebaliknya klien mendekat ke sisi tempat tidur kemudian klien langsung posisi tidur tengkurap. D. POST OP. FRAKTUR SYMPHISIS PUBIS (dari tidur telentang langsung berdiri). Tahap – tahap mobilisasi : a. Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post operasi (laparatomy / pada bagian perut). b. Pada posisi telentang pasien bergeser ke sisi luar tempat tidur. c. Perawat / fisioterapis berhadapan dengan pasien, dilanjutkan dengan langsung latihan berdiri (dilakukan setelah operasi 24 jam) observasi k.u. latihan jalan. d. Latihan dari berdiri ke tidur, sebaliknya pasien mendekat ke sisi tempat tidur kemudian pasien langsung posisi tidur telentang. E. POST OP. FRAKTUR COSTAE Tahap – tahap mobilisasi : a. Jika fraktur satu sisi (unilateral) tidak boleh miring ke sisi yang sakit / fraktur. b. Transfer dari tidur ke duduk miring ke sisi sehatbernafas abdommo – thoracal d. yang Latihan
dilanjutkan purshed lip breathy 1x. e. Kedua tungkai dibawa ke luar tempat tidur. f. Tangan mendorong tempat tidur, satu tangan menyangga berat badan.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI DAN REHABILITASI No. Dokumen No. Revisi Halaman 151.05.25 0 4/6 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PROSEDUR g.
Dilanjutkan latihan duduk
observasi k.u. Catatan : Jika fraktur costae bilateral tidak boleh miring ke sisi kiri atau kanan. Mobilisasi : F. POST OP. FRAKTUR VERTEBRAE Tahap – tahap mobilisasi : a. Sama dengan tahap mobilisasi no. 1 s.d. 3 post operasi (laparatomy / pada bagian perut). b. Catatan : 1. Untuk anggota gerak atas latihan harus secara bersamaan digerakkan. 2. Untuk anggota gerak bawah tidak boleh flexi hip 90. c. Latihan duduk dipastikan sudah menggunakan body jacket gip corset lumbal. d. Pasien miring ke satu sisi secara log rolling. e. Kedua tungkai dibawa ke sisi luar. f. Latihan duduk satu tangan mendorong tempat tidur, yang lain menyangga berat badan. g. Observasi duduk dan penguatan otot tungkai jika tidak nyeri / kesakitan dilanjutkan latihan berdiri dan jalan. G. POST OP. FRAKTUR TUNGKAI Tahap – tahap mobilisasi : a. Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post operasi (laparatomy / pada bagian perut). b. Latihan aktif tungkai yang sakit sesuai toleransi, dimulai yang dari sendi distal dan proximal tulang yang fraktur sampai bisa mengangkat sendiri. c. Mobilisasi duduk, miring ke sisi yang sehat,
kedua tungkai dibawa keluar sisi tempat
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI DAN REHABILITASI No. Dokumen No. Revisi Halaman 151.05.25 0 5/6 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP d. e. f.
g. h.
Satu tangan mendorong tempat tidur, tangan yang lain menyangga berat badan. Dilanjutkan latihan duduk. Observasi k.u. latihan penguatan otot tungkai. Latihan berdiri, tungkai yang frkatur tidak boleh menapak (Non weight Bearing), dipegangi dan menggunakan alat bantu jalan (bilateral cruthes). Observasi k.u.pasien waktu berdiri. Jika keadaan umum baik dan tidak sakit dilanjutkan dengan latihan berjalan
Catatan : 1. Pengukuran kruk a. Panjang kruk : diukur dari axila sampai maleolus medialis, sisi yang sehat dengan posisi telentang tanpa memakai bantal. b. Pegangan kruk : diukur dari axila sampai os trochantor mayor. 2. Waktu berjalan yang menyangga kruk bukan pada axila, tetapi kekuatan tangan. H.POST OP AMPUTASI Tahap _ tahap mobilisasi: a Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post operasi (Laparatomy/ pada bagian perut). b Latihan pasif dan aktif tungkai yang sakit sampai bisa mengangkat sendiri c Latihan penguatan otot tungkai yang sehat. d Mobilisasi duduk, miring ke sisi yang sakit/
sehat tidak masalah, kedua tungkai dibawa keluar sisi tempat tidur. e Satu tangan mendorong tempat tidur, tangan yang lain menyangga berat badan. f Lanjutkan latihan duduk. (selama latihan perhatikan latihan penguatan otot tungkai dan k.u. pasien). g Latihan berdiri, sisi yang sehat menyangga berat badan dengan alt bantu jalan, perawat/fisioterapis di sisi yang diamputasi. h Lanjutkan latihan jalan. RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI DAN REHABILITASI No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 6/6 151.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM I .COMCER (trauma kepala) Mobilisasi duduk/ bertahap dimulai setelah 2 x 24 jam atau pada hari ke-3, karena tanda-tanda perdarahan otak akan nampak setelah waktu itu. Tahap-tahap mobilisasi : a.Breathing Exercise diikuti latihan anggota gerk atas. b.Aktif anggota gerak bawah. c.Latihan aktif leher. d.Latihan duduk, pasien miring ke sisi yang kiri/kanan, kedua tungkai dibawa kesisi luar tempat tidur, satu tangan mendorong tempat tidur, tangan yang lain menyangga berat badan. e. observasi latihan duduk dan keseimbangan. f. Jika tidak pusing dilanjutkan latihan berdiri dan keseimbangan. g. Observasi latihan berdiri, jika tidak pusing
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Instalasi rawat inap, ICU
MERAWAT PASIEN TRAUMA TULANG BELAKANG No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 1/2 172.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Memberikan tindakan keperawatan yang komprehensif pada pasien trauma tulang belakang (hiperektensi, hiperflexi, kompresi / rotasi). Memenuhi kebutuhan dasar pasien serta mencegah terjadinya komplikasi. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk perawatan pasien trauma tulang belakang
1.
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Persiapan alat a. Alat untuk mempertahankan jalan nafas (ambu bag, gudel, spatel lidah bila perlu). b. Alat untuk mempertahankan keseimbangan cairan (set infus, transfusi, set kateterisasi urine). 2. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b. Pada pemindahan pasien dari brankard ambulan ke meja pemeriksaan : Mempertahankan posisi leher. Mempertahankan jalan nafas. Mempertahankan posisi anatomis sumsum tulang belakang. c. Mengkaji pernafasan dan mempertahankan jalan nafas, mengkaji kekuatan batuk. d. Mengukur tanda – tanda vital. e. Mengevaluasi perubahan motorik dan sensorik secara terus – menerus : Menggenggam tangan pemeriksa. Menggerakkan jari tangan dan kaki. Melakukan tes sensasi dengan mencubit kulit mulai dari pundak ke ekstremitas. f. Melaporkan dengan segera bila ada penurunan fungsi neurologis : Melakukan pencatatan pengkajian neurologis. Mengobservasi gejala – gejala yang menunjukkan progresifitas dari sumsum tulang belakang, yaitu melihat sensasi, kemampuan menggerakkan ekstremitas.
MERAWAT PASIEN TRAUMA TULANG BELAKANG No. Dokumen No. Revisi Halaman 0 2/2 172.05.25 Tanggal terbit Ditetapkan oleh, 1 Maret 2008 Direktur R.S. Baptis Batu
PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM g.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Mengevaluasi tanda – tanda
syok spinal : Tekanan darah menurun. Paralis dan sensasi berkurang di bawah area yang sakit.Distensi kandung kemih. Distensi usus karena refleks peristaltik menurun. h. Mempertahankan kekuatan tubuh sampai syok teratasi dengan : Mempertahankan jalan nafas. Membantu sirkulasi dengan transfusi sesuai indikasi. Mencegah distensi kandung kemih (kateterisasi). Mempertahankan adanya pembesaran lambung dan ileus. Observasi adanya kembung. Melakukan penghisapan pada gaster untuk mengurangi distensi, mencegah muntah dan aspirasi. Memasang pipa rectum untuk mengeluarkan gas pada perut yang kembung. Mencegah terjadinya kelebihan pada pemberian cairan intravena. Membantu pasien untuk latihan defekasi. i. Mendokumentasikan prosedur dan respons pasien pada catatan pasien. Instalasi rawat inap, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT PASIEN TRAUMA KEPALA No. Dokumen 171.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR
Memberikan perawatan terhadap pasien dengan trauma kepala. Sebagai acuan langkah – langkah penerapan dalam memberikan pelayanan kepada pasien Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan untuk perawatan pasien trauma kepala 1. Persiapan alat a. Alat untuk menjaga kepatenan jalan nafas (gudel, spatel lidah jika perlu). a. Mencuci tangan. b. Mempertahankan jalan nafas dan ventiasi dengan menunjang fungsi pernafasan optimal dengan : Melakukan pemeriksaan analisa gas darah. Melakukan selang intubasi endotrakea atau trakeostomi. Meletakkan pasien pada posisi semi telungkup. Mengubah posisi pasien secara teratur untuk mencegah penumpukkan sekresi dan tekanan pada kulit. Jika pasien sadar, tinggikan kepala 30 untuk mengobservasi dan mempertahankan aliran balik darah. c. Mengobservasi, mengevaluasi dan mengkaji fisik secara periodik untuk melihat perkembangan / perubahan status pasien dengan : Membuat dokumentasi spesifik (misal : GCS). Memantau tanda – tanda peningkatan tekanan intrakranial. d. Memenuhi kebutuhan
cairan dan elektrolit secara adequat dengan : Mengukur masukan dan keluaran (intake – output cairan). Memperhatikan ketepatan volume cairan intravena untukmencegah edema cerebri.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT PASIEN TRAUMA KEPALA No. Dokumen 171.05.25
Halama n 2/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu No. Revisi 0
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Melakukan pemeriksaan darah dan urine untuk mengobservasi gangguan regulasi natrium dan kalium. Memasang selang nasogastrik pasien tidak bisa menelan. Memasang kateterisasi urine bila pasien tidak sadar atau tidak dapat berkemih spontan e. Memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan program pengobatan untuk mempertahankan tekanan intrakranial. f. Mengobservasi tanda – tanda vital. g. Mengobservasi kebocoran cairan sumsum tulang belakang melalui hidung atau telinga : Menempelkan kapas pada hidung atau telinga. Meninggikan kepala 20 - 30 untuk menurunkan tekanan intrakranial. Menjaga agar klien tidak melakukan manuver valsava (bensin, batuk dan mengejan). h. Menjaga keamanan dan keselamatan pasien selama gelisah : Tidak melakukan pengikatan bila tidak perlu, gunakan papan pagar tempat tidur. Mempertahankan lingkungan tenang. i. Menjaga mata terhadap iritasi dari kornea (menutup kelopak mata dengan kasa basah). j. Menjalankan tehnik rehabilitasi : Memberi posisi yang benar untuk mencegah kontraktur. Melakukan latihan rentang gerak. Mempertahankan kulit tetap kering,
bersih dan mencegah ulkus dicubitus. Meningkatkan aktifitas fisik dan mental. Perhatian : 1. Membangunkan pasien setiap (selama 8 jam berikutnya) dan periksa tingkat kesadaran serta orientasi. 2. Memberikan hanya cairan selama 8 jam pertama, kemudian lanjutkan pada diit reguler.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT PASIEN TRAUMA KEPALA No. Dokumen 171.05.25
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP
Halama n 3/3 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu No. Revisi 0
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
3.
k. UNIT TERKAIT
Memberikan analgesik untuk sakit kepala, bila obat yang lebih kuat diperlukan, hubungi dokter. 4. Memberitahu dokter bila ada hal berikut yangterjadi : Satu atau dua pupil dilatasi dan tidak reaktif. Tingkat kesadaran menurun. Terjadi konflusi atau peka rangsang. Tidak dapat menggunakan lengan atau kaki. Kejang atau muntah terus menerus.
Instalasi rawat inap, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT ULCUS DECUBITUS No. Dokumen 145.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Ulcus Dicubitus adalah luka pada bagian tubuh / kulit yang tertekan dalam waktu yang lama, penekanan jaringan ini mengakibatkan iskemia jaringan dan akhirnya terjadi nekrosis. 1.Untuk mencegah perluasan luka dekubitus (perluasan kerusakan jaringan kulit) 2.Untuk mempercepat proses kesembuhan.. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan ulcus decubitus
1. Persiapan alat a. Air hangat dan air dingin. b. Sabun. c. Handuk kecil. d. Alkohol. e. Bantal angin. f. Zalf (sesuai program) larutan eusol. g. Larutan garam fisiologis (Ns 0,9%). h. Kasur decubitus. i. Gauze steril. 2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang prosedur perawatan ulcus decubitus. PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
3. Pelaksanaan a. Tingkat I Kulit kemerah – merahan. Perawatan : Perhatikan daerah yang potensial terkena (terutama daerah yang tertekan dan menonjol). Kulit yang merah bersihkan dengan air hangat dan sabun. Gosokkan dengan minyak kelapa. Pasien dirubah posisi tidur selang – seling tiap 2 jam. Pasang bantal angin pada tempat yang tertekan / kasur decubitus.
MERAWAT ULCUS DECUBITUS No. Dokumen 145.05.25 Tanggal terbit 1 Maret 2008 a.
No. Revisi 0
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Tingkat II Kulit biru kehitaman. Perawatan : Gosok dengan air dingin pada daerah yang terkena. Kemudian diganti dengan uap panas atau
air panas untuk merangsang peredaran darah. b. Tingkat III Timbul lepuh – lepuh pada kulit. Lepuh berisi cairan kuning yang mudah terkelupas. Bila terkelupas terjadi luka. Perawatan : Sama dengan tingkat II. Jaga lepuh jangan sampai lengket. Bila perlu diberi zalp sesuai program dokter. c. Tingkat IV Terjadi necrosis jaringan. Timbul ulcus. Mudah timbul infeksi sekunder. Kuman mudah masuk. Perawatan : Jaga agar luka cukup mendapat udara. Jika memakai balutan jangan sampai terlalu tebal. Jika luka kotor, pus, nekrosis, dicuci dengan larutan garam fisiologis dikompres (normal salin). Jika diperlukan dapat dengan perawatan irigasi luka. Beri zalp sesuai dengan indikasi. UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERENDAM LUKA No. Dokumen 144.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
Perawatan luka dengan cara memasukkan ke dalam cairan tertentu guna mempercepat proses penyembuhan luka.
TUJUAN
1. Mempercepat penyembuhan luka. 2. Membantu pelepasan jaringan yang mati ataupun eksudat dari luka. 3. Memberikan rasa nyaman pada pasien 4. Memperlancar sirkulasi darah pada luka.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan rendam luka 1. Persiapan alat a. Alat on steril Baki + alas (perlak + alas). Bengkok. Waskom rendam. Gunting dan plester. Kaos tangan on steril. Larutan desinfektan sesuai advis dokter. Verban gulung (prn). H2O2 Aceton b. Alat steril Mangkok kapas steril. Hemostat steril. Pinset anatomis steril. Gunting
debridement.
Gauze
/ABD
/
kapas bola steril.
Kaos
tangan
steril. 2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang prosedur tindakan perawatan rendam luka. 3. Pelaksanaan a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan dengan pesanan dokter pada status lyst pasien. RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERENDAM LUKA No. Dokumen 144.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
b. c.
d. e. f. g. h. i.
Memberitahu pasien dan keluarga tentang prosedur tendakan rendam luka. Mencuci tangan dan menyiapkan peralatan rendam luka Membawa peralatan ke dekat pasien dan memasang tabir / korden di sisi tempat tidur pasien. Mengatur posisi pasien sesuai lokasi luka. Memasang alas di bawah luka. Menyiapkan dan membuka alat steril yang digunakan untuk rendam luka. Memakai sarung tangan on steril, membuka pembalut luka dan membuang ke dalam bengkok. Membersihkan luka dengan H2O2 ke satu arah dan buang kapas yang kotor ke dalam bengkok. Memakai sarung tangan steril, masukkan / rendam luka ke dalam larutan desinfektan selama 15 – 20 menit dan lakukan debridement pada luka yang kotor dan
buang jaringan – jaringan nekrose. j. Mengangkat luka dari larutan steril di atas perlak dan mengeringkan luka. k. Menutup luka dengan gauze / ABD steril. Bersihkan kulit sekitar luka dari bekas plester dengan aceton. l. Membalut luka dan memfiksasi dengan plester. m. Merapikan pasien dan memberi posisi istirahat yang nyaman. n. Merapikan alat – alat dan mencuci tangan. o. Mencatat prosedur tindakan rendam luka pada status lyst pasien (dalam catatan perawat). UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGOMPRES LUKA No. Dokumen 142.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Perawatan luka dengan cara memberikan kompres hangat pada luka dengan cairan desinfektan. 1. 2. 3. 4. 5.
Mempercepat proses penyembuhan luka. Sebagai pengobatan dan mencegah infeksi. Mengetahui perkembangan luka. Memberi relaksasi pada otot sekitar luka. Mempermudah pelepasan kotoran yang melekat pada luka. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan kompres luka 1. Persiapan alat a. Alat on steril Baki + alas (perlak + alas). Bengkok. H2O2 Phisohex. Gunting dan plester. Kaos tangan on steril. Aceton. b. Alat steril Larutan kompres Ns atau sesuai pemintaan dokter. Hemostat + alat buka jahit steril (prn). Handuk steril (prn). Kom steril. Kapas steril. Gauze /
ABD / lidi kapas steril (prn). 2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang prosedur tindakan perawatan kompres luka. 3. Pelaksanaan a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan dengan advis dokter pada status lyst pasien. b. Memberitahu pasien dan atau keluarga terhadap prosedur tindakan perawatan kompres luka. c. Mencuci tangan dan menyiapkan alat secara lengkap. RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGOMPRES LUKA No. Dokumen 142.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM d.
e. f. g.
h.
i.
j.
Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien dan memasang tabir/korden di sisi tempat tidur pasien Mengatur posisi pasien dan memasang alas dibagian bawah luka. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan. Menggunakan sarung tangan on steril, membuka pembalut luka dan mengobservasi kondisi luka, buang balutan luka ke dalam bengkok. Membersihkan luka dengan kapas yang sudah diberi H2O2, kemudian buang kapas yang kotor ke dalam bengkok. Memakai sarung tangan steril, memberikan kompres pada luka dengan gauze / ABD secara berulang – ulang selama 15 – 20 menit. Bila larutan
desinfektan kotor dapat diganti. k. Mengeringkan luka dan menutup luka dengan gauze / ABD steril. l. Membersihkan bekas plester pada kulit sekitar luka dengan aceton, memfiksasi balutan dengan plester. m. Merapikan pasien dan memberi posisi istirahat yang nyaman. n. Merapikan alat – alat dan mencuci tangan. o. Mendokumentasikan tindakan perawatan kompres luka pada status lyst pasien. UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGGANTI BALUTAN LUKA No. Dokumen 140.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Menganti balutan / penutup luka yang sudah kotor / lama dengan balutan / penutup yang baru secara aseptik. 1. Memberi perawatan luka dan mengobati luka. 2. Mempercepat proses penyembuhan luka. 3. Mencegah luka menjadi terinfeksi. 4. Mengobservasi perkembangan luka. 5. Memberi rasa nyaman pada luka. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan mengganti balutan luka 1. Persiapan alat a. Alat on steril Baki alas (perlak). Bengkok dan kantong plastik. Aceton. Kapas on steril. Kapas alkohol. Gunting. Plester / isolasi / verban gulung. Kaos tangan on steril. b. Alat steril Pinset anatomi. Pinset chirurgi Gunting lurus
Kapas steril. Kapas lidi Mangkok kecil
Gauze
/
ABD / gauze gunting.
Kaos tangan steril (bila diperlukan).
H2O2. 2. Persiapan pasien Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan perawatan yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan dengan benar. RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGGANTI BALUTAN LUKA No. Dokumen 140.05.25
No. Revisi Halaman 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM PROSEDUR TETAP PROSEDUR
b.
. Membawa
alat –
alat ke pasien. c. d. e. f. g. h. i.
Menutup pintu atau memasang sketsel/korden Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan/lokasi luka dan memasang perlak di bawahnya. Melepas fiksasi pada luka dengan kapas alkohol. Memakai sarung tangan on steril, membuka balutan dan membuang ke dalam bengkok. Membersihkan luka dengan kapas desinfektan (H2O2) dengan memakai pincet dari arah dalam keluar Membuang kapas yang kotor ke dalam tempatnya. Mengobservasi
keadaan luka j.
Menutup luka dengan gauze / ABD menggunakan pinset steril atau sarung tangan steril dan jaga agr serat kasa tidak melekat pada luka. k. Membersihkan bekas plester dengan kapas aceton. l. Memfiksasi balutan dengan plester / isolasi / verban gulung. m. Merapikan pasien dan membereskan alat – alat. n. Mencuci tangan dengan benar. o. Mendokumentasikan tindakan mengganti balutan luka, hasil observasi luka dan respon pasien pada catatan perawatan.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN IRIGASI LUKA No. Dokumen 141.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Menyemprotkan cairan tertentu (untuk perawatan luka) ke dalam luka yang dalam. 1. Mempermudah melepaskan kotoran yang melekat. 2. Untuk pengobatan dan mengurangi infeksi. 3. Untuk memperlancar peredaran darah setempat. 4. Untuk mengetahui perkembangan dari luka. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan irigasi luka 1. Persiapan alat a. Alat on steril Baki dan alas (perlak). Bengkok 2. Gunting + plester. Sarung tangan on steril. b. Alat steril Kom steril. Pincet anatomis. Hemostat Cangkir kapas.
Spuit/acepto. Phisohex Normal saline. Gauze / kasa. Sarung tangan steril. H2O2. 2. Persiapan Pasien Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang prosedur tindakan perawatan mengganti balutan luka dengan terpasang drain 3.Pelaksanaan a. Mencocokkan kartu tata cara dengan lyst pasien b. Memberitahu pasien tentang prosedur irigasi luka. c. Mencuci tangan dan menyiapkan alat secara lengkap. d. Membawa alat – alat ke samping tempat tidur pasien e. Memasang tabir / sketsel di samping tempat tidur pasien RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN IRIGASI LUKA No. Dokumen 141.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM f. Memasang perlak di bawah luka dan mengatur posisi pasien yang nyaman. g. Memakai sarung tangan on steril dan membuka verban luka dan membuang pada bengkok. h. Membersihkan luka dengan H2O2. i. Memakai sarung tangan dan menyemprotkan normal saline dalam luka secara perlahan – lahan, air buangan ditampung ke dalam bengkok. j. Mengirigasi luka 10 menit. k. Mengeringkan luka, menutup dengan kasa steril dan memfiksasi balutan luka dengan plester.
l.
Merapikan alat – alat dan mencuci tangan.
m.
UNIT TERKAIT
Mendokumentasikan tindakan ke dalam lyst pasien
Instalasi rawat inap, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGGANTI BALUTAN LUKA DENGAN TERPASANG DRAIN No. Dokumen No. Revisi Halaman 0 1/2 139.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Mengganti balutan / penutup luka yang ada drainasenya yang sudah kotor / lama dengan pembalut luka. 1. Mengobservasi luka dan produksi drain pada luka. 2. Memberi rasa nyaman pada pasien 3. Mempercepat proses penyembuhan luka. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan mengganti balutan luka dengan terpasang drain 1. Persiapan alat a. Alat on steril Baki dan alas (perlak). Bengkok. Gunting + plester. Kapas alkohol. Kapas on steril. H2O2 / obat yang diperlukan. Aceton Kaos tangan on steril.. b. Alat steril Hemostat steril. Pincet anatomis steril (kaos tangan steril). Kom steril. Gauze, gauze gunting, ABD steril.
Kapas bola/ cangkir kapas.
2. Persiapan pasien a. Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga terhadap prosedur tindakan perawatan penggantian pembalut luka yang terpasang drain. 3. Pelaksanaan a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan dengan status lyst pasien. b. Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga terhadap prosedur penggantian pembalut luka yang terpasang drain.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGGANTI BALUTAN LUKA DENGAN TERPASANG DRAIN No. Dokumen No. Revisi Halaman 139.05.25 0 2/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
c. d. e. f. g. h.
i.
Mencuci tangan dan menyiapkan alat – alat secara lengkap. Membawa peralatan ke dekat pasien dan memasang tabir / korden di sisi tempat tidur pasien Mengatur posisi pasien sesuai kondisi luka.Memasang perlak / alas di bawah luka. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan Menggunakan kaos tangan on steril, membuka balutan dan membuang ke dalam bengkok. Membersihkan luka dari arah dalam melingkar keluar dengan H2O2 dan buang kapas ke dalam bengkok. Memasang gauze gunting di sisi kanan kiri drain, di bawah
posisi pada drain. j.
Mengatur posisi drain ke bawah dan jangan sampai terlipat – lipat. k. Menutup luka dengan gauze. l. Membersihkan kulit sekitar luka dari bekas plester dengan kapasaceton. m. Memfiksasi luka dengan plester. n. Mengambil alas dari bawah kulit. o. Merapikan pasien dan memberi posisi istirahat yang nyaman. p. Merapikan alat – alat dan mencuci tangan. q. Mencatat tindakan penggantian balutan pada luka yang terpasang drain pada status lyst pasien. UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN PERAWATAN TARIK DRAIN No. Dokumen 139.05.25
No. Revisi 0
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Penarikan drainase luka operasi guna memperlancar pengeluaran sekresi dalam luka 1. Mengobservasi luka operasi 2. Mempertahankan kelancaran drainase 3. Mempercepat proses penyembuhan luka. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan tarik drain 1. Persiapan alat a. Alat on steril Baki + perlak / alas Kaos tangan on steril Bengkok Kapas alkohol Aceton + kapas bola on steril Plester + gunting H2O2 b. Alat steril Hemostat steril Pinset anatomis steril Cangkir kapas steril Kaos tangan steril Gauze, ABD, gauze gunting Alat angkat jahitan ( untuk pertama kali tarik drain) Peniti steril (prn) 2. Persiapan Pasien Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur tindakan perawatan tarik drain 3. Pelaksanaan a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan dengan advis dokter pada status lyst pasien.
b. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur tarik drain c. Mencuci tangan dengan benar dan menyiapkan peralatan dengan lengkap. RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN PERAWATAN TARIK DRAIN No. Dokumen 139.05.25
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
No. Revisi 0
a.
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Membawa peralatan kedekat pasien dan memasang tabir / korden disisi tempat tidur pasien. b. Mengatur posisi pasien sesuai dengan posisi luka Memasang perlak dan alas di bawah luka. c. Menyiapkan peralatan untuk digunakan tarik drain. d. Menggunakan sarung tangan on steril, membuka balutan luka dan membuang ke dalam bengkok. e. Membersihkan luka dengan kapas + H2O2 dari arah dalam keluar lalu membuang kapas kedalam bengkok. f. Bila baru pertama kali dilakukan tarik drain, gunakan alat angkat jahitan untuk melepas jahitan fiksasi pada drain. g. Menarik drain sesuai pesanan dokter. h. Menggguna kan kaos tangan steril dan melepas peniti pada drain dan memasang kembali tepat diatas luka ( ganti peniti steril bila diperlukan ) i. Memasang gauze gunting pada sisi kanan kiri drain bawah peniti atur posisi drain kebawah dan jangan sampai terlipat- lipat j. Menutup luka dengan gauze dan ADB. k. Membersihkan kulit sekitar luka dari bekas plester dengan menggunakan kapas aceton. l. Memfiksasi balutan dengan plester. m. Mengambil alas dari bawah luka. n. Merapikan pasien dan memberi posisi yang aman.
o. Merapikan alat-alat dan mencuci tangan. p. Mencatat prosedur tindakan tarik drain pada status lyst pasien.
UNIT TERKAIT
Instalasi rawat inap, ICU
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGANGKAT JAHITAN LUKA No. Dokumen 138.05.25
No. Revisi Halaman 0 1/2 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
Mengangkat atau membuka jahitan pada luka yang dijahit. 1. Mencegah timbulnya infeksi dari benang jahitan. 2. Mencegah tertinggalnya benang. 3. Membuka luka jahitan yang terinfeksi guna mempermudah perawatan. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan mengangkat jahitan pada luka. 1. Persiapan alat a. Alat on steril Baki dan alas (perlak). Bengkok. Gunting + plester / isolasi. Kapas alkohol. Kapas on steril +aceton. Senter. Sarung tangan on steril (bila diperlukan). b. Alat steril 1 arteri klem / hemostat. 1 gunting angkat jahitan. 1 pincet chirugi. Gauze (kasa steril). Desinfektan (H2O2). Cangkir kapas steril.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang prosedur tindakan mengangkat jahitan pada luka. 3. Pelaksanaan a. Mencocokkan kartu tindakan mengangkat jahitan luka dengan status lyst pasien.
b. Mencuci tangan dengan benar. c. Menyiapkan alat – alat dengan lengkap. d. Membawa peralatan ke samping tempat tidur pasien RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENGANGKAT JAHITAN LUKA No. Dokumen 138.05.25
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
No. Revisi 0
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
e. Mejelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur tindakan mengangkat jahitan pada luka. f. Menutup pintu atau memasang sketsel di samping tempat tidur pasien. g. Mengatur posisi pasien sesuai lokasi luka senyaman mungkin dan memasang alas di bawahnya. h. Membuka fiksasi balutan dengan kapas alkohol dan membuang balutan ke dalam bengkok. i. Membersihkan luka dengan kapas desinfektan dari atas ke bawah / satu arah dengan hemostat steril dan buang kapas desinfektan ke dalam bengkok. j. Menggunakan alat lepas jahitan (gunting dan pinset chirugi) untuk mengangkat jahitan. Memotong / menggunting benang pada bawah simpul lalu tarik perlahan – lahan dan letakkan ke dala gauze steril yang sudah diletakkan di samping luka. k. Mengangkat jahitan dimulai dari nomor 2 dan kelipatan genap dulu baru nomor 1 dan kelipatan ganjil daripada jahitan luka sampai lepas semua, kecuali pesanan dokter. l. Mengangkat jahitan selang – seling angkat dari nomor 2 dan kelipatan genap. m. Membersihkan luka dengan kapas desinfektan. n. Meneliti kembali dengan senter apakah benang sudah terangkat semua tidak ada yang tertinggal.
o. Memasang plester kertas (plester kupu – kupu) jika diperlukan. p. Menutup luka dengan kasa steril / gauze. q. Membersihkan bekas plester dengan kapas bensin. r. Memfiksasi balutan dengan plester / isolasi. s. Merapikan pasien dan membereskan alat – alat. t. Mencuci tangan dengan benar. u. Mendokumentasikan tindakan mengangkat jahitan luka pada catatan perawat. Perhatian : 1. Perhatikan tehnik aseptik dalam mengangkat jahitan luka. 2. Usahakan agar tidak menambah rasa sakit pada klien. 3. Mengangkat jahitan tergantung jenis jahitan pada luka. UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat inap MERAWAT LUKA BAKAR No. Dokumen 143.05.25
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
No. Revisi 0
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Merawat luka bakar merupakan suatu tindakan yang diberikan selama dan setelah pasien terkena luka bakar. 1. Memberi perasaan segar dan nyaman. 2. Menghilangkan krusta / membersihkan krusta atau jaringan yang mati. 3. Mempercepat penyembuhan. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan merawat luka bakar 1. Persiapan alat a. Alat on steril Baki dan alas (perlak). Bengkok.
Plastik tempat sampah. Handuk pasien. Sabun mandi, sikat gigi, shampoo. Tempat tidur/ kursi roda. Bak mandi lengkap dengan selang 2 x 1 m.(bath up hidroterapi) Air hangat. b. Alat steril Alat tenun Set ganti balutan (2 pincet anatomis, 2 pincet chirugi, 1 gunting nekrotomy). Spuit 10cc Verban sesuai ukuran Sarung tangan. Gauze (kasa steril), kapas bola steril. C. Obat-obatan Phisohex, Dermazin salp. Analgesik (PRN) 2. Persiapan Pasien Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur tindakan merawat luka bakar.. 3. Pelaksanaan 1) Sebelum tindakan a. Bak mandi dibersihkan dan didesinfeksi b. Bak mandi diisi air dengan suhu 37-43 derajat
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT LUKA BAKAR No. Dokumen 143.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
c. Masukkan desinfektan kedalam bak mandi dengan konsentrasi sesuai aturan 2) Selama tindakan a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan luka bakar dengan status lyst pasien. b. Mencuci tangan. c. Memberikan analgesik 15 menit sebelum merawat luka (sesuai program dokter). d.
PROSEDUR
Pasien dibawa ke bak mandi dengan tempat tudur/kursi roda. e. Pasien dipersiapkan dengan menanggalkan baju f. Perawat memandaikan pasien dengan merendam pasien kedalam bak mandi dan mengambil jaringan nekrotik (nekrotomy) bak mandi/bath up dan direndam 15-20 menit. g. Memindahkan pasien keatas tempat tidur yang sudah dialasi dengan perlak dan alt tenun steril h. Mengeringkan badan pasien dengan handuk steril kemudian pasien diberi salf sesuai program dokter i. Menutup pasien dengan alat tenun steril kemudian pasien diantar ketempat/keruang perawatan khusus j. Melakukan observasi terhadap - Tensi, nadi, suhu, dan pernafasan - Posisi jarum infus dan kelancaran tetesan infus - Reaksi pemberian infus dan reaksi pasien setelah dimandikan k. Mencuci tangan. l. Mencatat segala perkembangan dan hasil observasi 3) Memandikan pasien di ruang tindakan a. Cuci tangan b. Pasien dipersiapkan dan baju ditanggalkan c. Perawat membantu dokter pada saat memandikan pasien : a) Mencuci daerah luka bakar dengan cairanNaCL 0.9% yang sudah dicampur dengan desenfiktan. b) Membersihkan luka bakar dari segala kotoran yang menempel
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MERAWAT LUKA BAKAR No. Dokumen 143.05.25
No. Revisi 0
Halaman 3/3
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM c) Membuang jaringan nekrotik d) Memecahkan bulae dengan memakai spuit e) Membilas luka bakar dengan cairan steril tanpa desenfiktan d. Mengeringkan daerah luka bakar / bagian yang dicuci dengan kasa steril kemudian diberi salf sesuai dengan program pengobatan. e. Memindahkan pasien ke brankart yang sudah dialasi dengan alat tenun steril. f. Memindahkan pasien yang sudah dikenakan alat tenun steril keruang perawatan g. Mengobservasi kondisi pasien yang meliputi : a) Tensi,nadi, suhu dan pernafasan b) Posisi jarum infus, kelancaran tetesan c) Reaksi pasien setelah dimandikan. h. Memberikan suntikan analgetik sesuai advis dokter. i. Cuci tangan j. Mencatat semua kegiatan kedalam lembar catatn perawat k. Melapor kepada dokter bila terdapat perubahan kondisi Pasien Instalasi rawat inap, IGD, ICU.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENYIAPKAN TINDAKAN PARASENTESIS No. Dokumen 170.05.25
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
No. Revisi 0
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Parasentesis adalah mengeluarkan akumulasi cairan dengan menginsersikan jarum ke dalam rongga abdomen. Untuk mengeluarkan akumulasi cairan dalam rongga abdomen Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan parasentesis.
PROSEDUR 1. Persiapan alat. a. Bethadine/hibitine. b. Sarung tangan steril. c. Spuit 5cc untuk anastesi local. d. Lidocain/xilocain. e. Jarum LD no.16 f. Spuit 10cc. g. Set darah. h. Tube steril. i. Tempat penampung steril. j. Kasa steril. k. Plester dan gunting. 2. Persiapan pasien. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan pada pasien. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien dan memasang tabir/korden. c. Mengosongkan kandung kemih pasien d. Mengatur posisi pasien semi fowler. e. Mendesinfeksi daerah abdomen. a. Melakukan pemberian anastesi local (prn) b. Penusukan dengan jarum parasentesis dilakukan pada pasien dengan posisi supinasi, jarum dihubungkan pada spuit ketika jarum secara perlahan masuk ke dalam abdomen quadran 4.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MENYIAPKAN TINDAKAN PARASENTESIS No. Dokumen 170.05.25
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PROSEDUR
No. Revisi 0
i.
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Untuk mengeluarkan akumulasi cairan peritoneal, setelah insersi jarum besi dilepas dan meninggalkan jarum plastik di dalam kemudian jarum plastik dihubungkan dengan set darah dan secara perlahan mengalirkan cairan ke dalam penampung yang diletakkan di bawah pasien. j. Mengobservasi pasien dari tanda-tanda pucat, sianosis, sinkop, TTV, dan tanda-tanda syok selama prosedur tindakan dilakukan. k. Memasang kasa steril setelah jarum plastik dilepas dan memfiksasi dengan plester. l. Merapikan pasien, membersihkan peralatan, dan mengembalikan peralatan pada tempatnya.
m. n.
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
PROSEDUR TETAP
Mencuci tangan. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus pasien.
Instalasi rawat inap, IGD, ICU, Instalasi rawat jalan
MENYIAPKAN TINDAKAN PUNGSI LUMBAL No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 1/2 170.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1
Lumbal pungsi adalah insersi jarum ke dalam ruang subarakhnoid dalam region lumbal tulang belakang di bawah tingkat medulla spinalis (diantara lumbal 3 -4 atau 4 – 5). Selama prosedur perawat membantu klien untuk mempertahankan posisi tubuh melengkung. Prosedur pungsi dilakukan oleh dokter. Memperoleh cairan cerebrospinal untuk pemeriksaan diagnostik dan tindakan terapeutik. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pungsi lumbal. 1. Persiapan alat a. Troy/set lumbal pungsi: Jarum spinal dengan stylet (dewasa : LD No.20, pediatric : LD No. 22) b. Tube yang panjang. c. Manometer. d. Spuit 3cc. e. Jarum infiltrasi. f. Tabung specimen 3 buah. g. Cangkir antiseptic. h. Handuk steril. k. Kapas alkohol. l. Handyplas. m. Jarum spinal cadangan. n. Sarung tangan steril. 2. Persiapan pasien. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan. 3. Pelaksanaan a. Mencuci tangan. b.Membawa peralatan ke dekat pasien dan memasang tabir/korden. c. Mengukur tanda-tanda vital. d. Mengatur pasien dengan posisi miring dengan bantal di bawah kepala dan bantal diantara lutut.
MENYIAPKAN TINDAKAN PUNGSI LUMBAL No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 2/2 170.05.25
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Batu
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
Tanggal terbit 1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
e. Menganjurkan pasien untuk menarik lututnya ke arah abdomen dan embantu pasien dalam mempertahankan posisinyadengan menyangga pasien dari samping lutut dan lehernya. f. Jika pasien bisa duduk, dudukkan pasien pada tepi tempat tidur dan menelungkup di atas meja tempat tidur. g. Menganjurkan pasien untuk tetap tenang, dokter mendesinfektan kulit, menginjeksikan anastesi lokal, menusukkan jarum spinal. h. Membaca tekanan dengan manometer. i. Mengisi tiga tabung dengan cairan spinal masing-masing 2-3cc untuk dianalisa dan diberi kode I, II, III. j. Dokter melepas jarum spinal, lalu luka ditutup dengan handyplas. k. Pasien diberitahu bahwa prosedur tindakan sudah selesai dan mengatur posisi pasien dengan posisi terlentang. l. Membereskan peralatan dan mencuci tangan. m. Mendokumentasikan prosedur tindakan pada status lyst pasien. Instalasi rawat inap, IGD, ICU, Instalasi rawat jalan MELAKUKAN PENGKAJIAN NEUROLOGI (GCS ) No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 1/2 170.05.25 Tanggal Ditetapkan oleh, terbit Direktur R.S. Baptis Batu 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM Pengkajian yang dilakukan pada pasien untuk mengetahui kelainan neurologi.
TUJUAN
Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pasien yang datang dengan kelainan neurologis.
KEBIJAKAN
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan pengkajian neurologi (gcs ) 1.
PROSEDUR
Persiapan alat a. Pencatatan neurologis b. Penlight 2. Pelaksanaan a. Kaji potensi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi serta penghalangnya jika ada. b. Pemeriksaan Gaslow Scale 1) Observasi tingkat stimulus untuk membuka mata. - Pasien membuka mata secara spontan. - Pasien membuka mata saat mendengar suara : dimana paseien membuka mata saat ada stimulus verbal / perintah. - Pasien membuka mata saat ada stimulus nyeri. - Pasien tidak membuka mata meskipun ada stimulus apapun. 2) Observasi respon verbal. - Orinetasi bicara ( pasien dapat mengenal dengan jelas orang, tempat dan waktu. - Pembicaraan pasien membingungkan ( walaupun pasien dapat melakukan percakapan pasien tidak dapat memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaanpertanyaan yang diajukan. - Kata-kata yang tidak tepat , dimana pasien menyerukan kata-kata sederhanan (sering berupa kata-kata kotor atau nama-nama) tetapi tidak teratur,tetapi pasien tidak mempu menjawab pertanyaan. - Suara-suara pasien tidak jelas ( pasien menggumam). - Tidak ada respon verbal terhadap semua stimulus.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN PENGKAJIAN NEUROLOGI (GCS ) No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 2/2 170.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM 3) Pengkajian respon motorik: - Melakukan perintah, dimana pasien dapat melakukan perintah dengan tepat. - Menunjuk tempat nyeri , dimana pasien member respon yang bertujuan dalam usaha menghindari stimulus nyeri. - Semi porpose , dimana pasien dapat memberikan respon nyeri dengan menyeriangi atau bergerak,tetapi tidak mempu untuk menunjuk tau menghindari stimulus nyeri. - Fleksi abnormal, dimana pasien melakukan respon abnormal terhadap rasa nyeri,lengan pasien fleksi menjauhi bahu dan tangan mengepal kearah dalam. - Ekstensi abnormal memberikan respon ekstensi terhadap stimulus nyeri,siku pasien terangkat dan bahu terputar kea rah dalam. - Melakukan respon sedikit atau tidak melakukan respon terhadap stimulus nyeri. Instalasi rawat inap, IGD, ICU, Instalasi rawat jalan
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN INSERSI JALAN NAPAS ORAL No. No. Revisi Halaman Dokumen 0 1/2 170.05.25 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008
PROSEDUR TETAP PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Memberikan dan mempertahankan jalan nafas pasien melalui jalan nafas oral 1.Untuk mempertahankan jalan nafas pasien yang tidak sadar dengan cara menahan lidah manjauhi dinding pesterior dari faring. 2.Untuk digunakan sebagai penahan ( bila dipendekkan) bagi pasien dengan endotrakeal tube. Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah – langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan insersi jalan napas oral
1.
PROSEDUR
Pe
rsiapan alat c.Jalan nafas oral/ air way oral d. Penekan lidah. e.Plester 2. Persiapan pasien Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan 3. Pelaksanaan a. Cuci tangan. b. Pilihlah ukuran air way oral yang sesuai dengan pasien. c. Masukkan jalan nafas(airway) dengan cara : - Balik airway sehingga bagian atasnya menghadap kemuka, masukkan jalan nafas (airway) kemulut hingga mendekati dinding posterior faring dekat lidah belakang kemudian putar airway pada posisi yang tepat. - Pergunakan penekan lidah, gerakkan lidah keluar untuk menghindari terdorong ke belakang masuk faring posterior, kemudian masukkan airway oral ke dalam posisiyang tepat dengan bagian atas menghadap ke bawah. f. Jika reflek cegukan pasien terangsang,cabut airway dengan segera dan masukkan kembali. g. Untuk fiksasi gunakan plester yang dilekatkan di pipi dan melintasi bagian datar dari jalan nafas/airway pada bibir pasien.
RS. BAPTIS BATU Jl. Raya Tlekung No. 1 Batu
MELAKUKAN INSERSI JALAN NAPAS ORAL No. Dokumen 170.05.25
No. Revisi 0
Halaman 2/2
Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Baptis Batu Tanggal terbit 1 Maret 2008 dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Perhatian : 1. Periksa status neurologi pasien secara berkala.Airway dapat menyebabkan muntahmuntah pada pasien yang sensitive. 2. Periksa pasien dari penumpukan sekresi oral dan lakukan penghisapan jika terjadi penumpukan sekresi dari rongga mulut. 3. Jika keadaan pasien memerlukan pemakaian jangka panjang, airway dapat dilepaskan sementara untuk memberikan perawatan oral. IGD
View more...
Comments