SOP 2016_CPPRIMA_RO-1.pdf

December 10, 2018 | Author: Puput Lestari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download SOP 2016_CPPRIMA_RO-1.pdf...

Description

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

BAB I. PENDAHULUAN I.A. KLASIFIKASI UDANG VANNAMEI

Kingdom : Animalia Phylum : Anthropoda Subphylum : Crustacea Class : Malacostraca Malac ostraca Subclass : Eumalacostraca Eumalaco straca Super Order : Eucarida Order : Decapoda Suborder :Dendrobranchiata Super Family : Penaeoidea Family : Penaeidae Genus : Penaeus Species : Litopenaeus vannamei Old Name : Penaeus vannamei New Name : Litopenaeus vannamei (Dr. Isabel Perez, Dr Brian Kensley, 1997) 1997) I.B. SEJARAH BUDIDAYA UDANG VANNAMEI

Berikut adalah sejarah budidaya udang Litopenaeus Vannamei di Indonesia, dan di CP Prima. Litopenaeus vannamei  adalah species asli lautan Pasifik

1978 - 1979

: Budidaya dengan kepadatan rendah di Ekuador

1992

: Texas, mulai dikembangkan fry SPF

1997

: Taiwan, masuk induk SPF dari Hawai

1998

: China, Hainan, impor induk SPF dari Hawai

2001

: Masuk Indonesia (Jawa Timur), dan petambak profit tinggi.

2002

: CP group impor induk Hawaii

2005

: CP group akuisisi SIS (Shrimp Improvement System) Hawaii

I.C. CIRI - CIRI DAN SIFAT UDANG VANNAMEI

1. Warna bening kecoklatan atau kehitam-hitaman. 2. Kulit licin, lebih tipis dari udang windu. 3. Jika stress stress berwarna putih kapas. 4. Meloncat jika ada kejutan cahaya. 5. Kanibalisme rendah. 6. Tempat hidup di kolom kolom volume volume air. 7. Suka mengaduk dasar kolam (active detritivore) 11. Bersifat omnivora dan continous feeder

I.D. POLA BUDIDAYA VANNAMEI

1. 2. 3.

Metode budidaya Tertutup Tertutup (Closed System), air yang masuk selalu ditreatment. Size panen bisa mencapai: 25 ekor/kg Pola budidaya dan padat penebaran : Tradisional : < 10 ekor / m2 Trad. Plus

: 10 - 25 ekor / m2

Semi Intensif : 25 - 70 ekor / m2 1

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

Intensif 4. 5. 6. 7. 8. 9.

: >70ekor / m2

Penerapan panen parsial Pertumbuhan Pertumbuha n (ADG ) : 0,17  –  0,25  0,25 gram/hari Umur budidaya : 90 - 120 hari Pakan : IRAWAN Penerapan Probiotik dan feed additive Biaya produksi udang : Rp 40.000 - Rp 50.000 /kg

BAB II. PERSYARATAN BUDIDAYA II.A. BIOSECURITY

Definisi: Mencegah masuknya penyakit kedalam sistem budidaya udang dengan mencegah adanya carrier / pembawa penyakit serta mencegah penyebaran penyakit dari kolam yang sudah terinfeksi. CARRIER

Manusia

Burung

Kepiting

Alat

Air

Outbreak WSSV

PENANGANAN

a. Pencuci tangan dan pencuci sepatu sepatu tiap petak tambak dengan desinfectan/alkohol b. Membatasi tamu untuk untuk tidak melihat udang udang di anco c. Pemahaman terhadap konsep konsep biosecurity ke semua karyawan karyawan tambak Pemasangan senar senar diatas kolam (BSD), senar no 400-500 jarak antar senar 20 cm a. Pemasangan pagar plastik (CPD) (CPD) di sekeliling kolam setinggi setinggi 50 cm dan ditanam sedalam 15 cm b. Pemasangan screen / saringan 1000 mikron c. Sterilisasi tandon tandon dengan crustacide diawal persiapan persiapan sebanyak sebanyak 1 ppm a. Hindari penggunaan alat secara secara bersama, setiap petak mempunyai mempunyai peralatan kerja. b. Sterilisasi Jala / alat setelah dipakai (Kalium (Kalium Permanganat 100 ppm) c. Setiap kendaraan yang yang masuk lokasi tambak harus masuk masuk deep wheel Desinfectan.

a. Close system, system, penambahan air harus harus melalui sterilisasi sterilisasi terlebih dahulu dahulu di tandon. tandon. treatment b. DOC 1  –  panen  panen clorine 20 ppm (aktive) a. Udang 5 gr: Dua-tiga jam sebelum dipanen didesinfeksi didesinfeksi dengan potasium monopersulfat monopersulfat 1 ppm atau cl orine 10 ppm

II.B. KEBUTUHAN KINCIR UNTUK BUDIDAYA VANNAMEI

Syarat Oksigen Terlarut selama budidaya adalah > 4 ppm. Kebutuhan Kincir : 1. Sebelum budidaya menentukan jumlah kincir yang dibutuhkan. Satu unit kincir untuk mengcover : 200-250 m2 luas dasar tambak. 2. Selanjutnya menentukan menentukan jumlah benur yang dibutuhkan. Satu unit kincir untuk mengcover 25.000-30.000 ekor benur. 3. Pada saat proses budidaya. Satu Unit kincir untuk mengcover 300-350 kg biomass udang. Kincir rangkai:

Untuk kincir rangkai putaran minimal minimal adalah 70 rpm pada siang sian g hari dan 90 rpm pada malam hari. Satu lengan kincir rangkai (8-10 daun) : untuk mengcover 700  –  800  800 kg biomass udang

2

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

BAB III. PERSIAPAN TAMBAK DAN TEBAR BENUR III.A. PERSIAPAN LAHAN

Definisi: Merupakan tahap lanjutan setelah tambak selesai dilakukan pemanenan. Persiapan tambak dilakukan pada kolam budidaya dan tandon sebagai penyuplai kebutuhan air selama kegiatan budidaya berlangsung. Membutuhkan waktu lebih kurang 10 hari, terhitung dari selesai panen sampai menjelang masuk pengisian air ke tambak budidaya, tergantung tipe dasar kolam, ketersediaan tenaga dan cuaca. TIME TABLE 1 PERIOD CULTURE

POND PREPARATION

WATER INTAKE

WATER PREPARATION

CULTURE PERIOD HARVEST PERIOD

Day -45

Day -55

Day -14

DOC 1

DOC 110

Perlakuan Persiapan lahan untuk berbagai konstruksi tambak : Parameter

Dasar Dasar Dasar Tanah Semen Plastik 

Keterangan

Pengeringan lahan

Ya

Ya

Ya

kering retak (dasar tanah), plastik dan semen kering

Pengangkatan lumpur

Ya

Ya

Ya

semua lumpur terbuang sampai bersih

Cek Redoks Potensial

Ya

Tidak

Tidak

Pengapuran

Ya

Ya

Pembajakan / singkal

Ya

Tidak

Perbaikan lahan/Repair

Ya

Ya

Ya

tidak ada kebocoran/porositas lahan

Perbaikan BSD+CPD

Ya

Ya

Ya

sudah terpasang sebelum sterilisasi

Pembersihan & perbaikan

Ya

Ya

Ya

sebelum dan sesudah pengapuran (dasar tanah) nilai redok s minimal +50 mV

sesuai hasil pengecekan redoks. Untuk tambak semen Tidak pengapuran sebanyak 1 ton/ha Tidak melintang dan membujur sedalam 5-15 cm untuk dasar tanah

3

DOC 120

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

Form Check List Persiapan lahan:

PT. C entral Protei na Pr ima, TB K . Pemilik Tambak

:

Area/Sub area

:

No

Kontruksi Kolam

:

No. Kolam

 AKTIVITAS

:

TARGET /

Pengeringan dasar kolam

Lumpur k ering

2

Pembuangan lumpur

Dasar Bersih

3

Pembajakan tanah

Selesai

Pengecekan Redoks Potensial

Menentukan dosis

Nilai redoks:

Kapur 

5 -

Pengapuran:

TIDA K  

KETERANGAN

Selesai

Kapur Kaptan

Selesai

-

Kap ur D olomit

Selesai

6

Perataan dan pemadatan tanah

Selesai

7

Setting kincir :

-

Pemasangan kincir dikolam

-

P ema sa nga n ka bel d an kontra ktor

S esu ai keb utu ha n

8

Pemasangan meter air/w ater lev el

Selesai

9

Persiapan secchi disc

Selesai

Sesuai kebutuhan

10 Persiapan anco

Selesai

11 Pemasangan strimin filter inlet

Selesai

12 Pemasangan papan pintu Outlet

Selesai

13 Pemasangan senar BSD

Selesai

14 Pemasangan terpal CPD

Selesai

15 Pegisian air : - Kolam Tandon

Selesai, 120 cm

Kolam Budida ya

Selesai, 120 cm

Dilaporkan oleh : (

YA

:

Kapur Ga mping

-

-

:

Alamat Tambak TANGGAL

 STANDART 

1

4

Luas Kolam

Mengetahui : )

(

4

)

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

Form Check List Persiapan Air dan Tebar benur :

PT. C entral Protei na Pr ima, TB K . Pemil ik Tambak

:

Area/Sub area

:  AKTIVITAS

No

Kontruksi Kolam : No. Kolam :

Luas Kolam : Ala mat Tambak

TARGET /  STANDART 

TANGGAL

YA

:

TIDAK 

KETERANGAN

1 Pegisian air : -

Kolam Tandon

Selesai, 120 cm

- Kolam Budidaya

Selesai, 120 cm

2 Aplikasi Kuprisulfat

(tot Alk/100)+0,5ppm

3 Aplikasi Crustacide

1 ppm

4 Aplikasi Klorin

20 ppm

5 Aplikasi pupuk Fermentasi

2x seminggu

6 C ek k ual it as ai r dan pl ank to n

2 hari sebel um tebar 

7 Bioassay benur

7 hari setelah Crustacide

8 -

Benur datang Cek Visual variasi ukuran benur 

Rata / variasi

Cek Visual keaktivan benur

Aktiv / lemas

Hitung jumlah benur kantong sample

Jumlah benur 

Hitung jumlah bok dan jumlah karton

Sesuai SJ

9 Tebar Benur  - Aklimatisasi suhu dan salinitas

Sesuai ko lam

-

Selesai

Tebar Benur 

Dilaporkan oleh : (

Mengetahui : )

(

5

)

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

III.B. PERSIAPAN TANDON

Dalam satu set modul ada tandon dan tambak budidaya, tandon harus : 1.Bisa dioperasionalkan terpisah antara modul satu dengan modul yang lainnya dan bisa saling mensupplay melewati saluran inlet. 2.Tandon harus disediakan central drain / siphon untuk membuang lumpur central (flush out). 3.Tandon minimal 30% volume (minimal 2 unit tandon) tambak budidaya dan ganti air minimal 600% selama budidaya. 4.Cegah porositas seluruh tambak (tandon & budidaya), untuk efiensi biaya dan mengurangi goncangan air. III.C. PERSIAPAN TAMBAK KOLAM TANAH

1. Penjemuran kolam tidak tergenang air, sampai lumpur/tanah bisa diangkat 2. Pembersihan & perbaikan peralatan : kincir, kabel, saringan / strimin, paralon dll. 3. Perbaikan kebocoran & kelandaian kolam 4. Buang lumpur sampai bersih, sampai kelihatan tanah dasar, bagian yang tidak kering diberi clorine 100 ppm (aktif). 5. Cek potensial Redoks (standart minimal : +50 mV) 6. Pengapuran menggunakan kapur CaO sebanyak 50% dari dosis, bajak melintang, kapur CaO 50%, sisanya lalu dibajak membujur. 7. Ada jeda 5 hari setelah pengapuran sebelum isi air penuh 8. Dosis kapur CaO per Ha : a. apabila nilai redoks dibawah -110 mV (ex: -115 mV, -150 mV) maka dosis pengapuran berdasarkan rumus sbb: Rumus: ((50-(pengukuran mv))/10) x 375 kg b. Jika setelah pembuangan lumpur, redoks lahan tanah lebih dari -110 mV (ex: -50 mV, +20 mV, +100 mV) dosis CaO yang digunakan sebanyak 6 ton/ha. c. Pemasangan saringan pada inlet¢ral drain. c. Strimin ukuran 1.000 mikron (hijau, panjang 2 mtr) dipasang ujung pipa pompa laut yang masuk ke tandon. d. Strimin ukuran 300 mikron (warna putih) sepanjang 2 m dipasang di masing-masing pipa masuk ke kolam (inlet) atau talang air. 9. Jika sebelumnya ada riwayat terinfeksi WSSV / IMNV dilakukan perendaman dasar, ketinggian air 20 cm dengan clorine 100 ppm disiram-siramkan merata ke tanggul. 10. Pengisian air sampai 120 -130 cm, pada semua kolam tandon dan kolam budidaya.

III.D. PERSIAPAN AIR

Langkah-langkah persiapan air sebagai berikut: 1. Pengisian air (kolam budidaya dan tandon) Pengisian air sampai ketinggaian 120-130 cm 2. Sterilisasi air Definisi : Merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mensterilkan tambak dari bibit penyakit yang terdiri dari inang, carrier maupun predator dalam kolamdengan meggunakan bahan kimia. Sterilisasi dalam satu sistem (tambak budidaya, tandon dan outlet) sebaiknya dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan dimulai dari tempat yang lebih tinggi.

6

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

3. Tahap-tahap Sterilisasi air :

1) Aplikasi Kuprisulfat segera setelah setiap kolam penuh diisi air, dengan Dosis = (alkalinitas total/100)+0.5 ppm) untuk membunuh trisipan / tritip /molusca / l umut / BGA (per kolam budidaya) 2) Aplikasi Crustacide 1 ppm , hari ke 2 untuk membunuh udang liar & kepiting 3) Aplikasi Clorine 20 ppm (aktif)  pada hari ke 3 untuk desinfektan, Jika pH air lebih dari 8,0 maka perlu penurunan pH

4. Menumbuhkan Plankton Definisi :

Merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan plankton (zoo dan phyto) dengan jumlah tertentu serta menkondisikan kualitas air tambak agar memenuhi syarat-syarat teknis yang dibutuhkan sebelum dilakukan pe nebaran benur. Tindakan yang dilakukan adalah pemupukan dengan pupuk organik yang dibuat sendiri dengan cara fermentasi (peragian). Pemberian fermentasi dimulai hari ke-5 preparasi, setiap 2 hari sekali sampai tumbuh plankton dan terbentuk warna air. Setelah tebar benur fermentasi tetap dilakukan 2x seminggu sampai doc 2 minggu dari tebar. Bahan Fermentasi Per-Hektar

1) Dedak halus 10 kg, 2) Ragi roti 150 gr, direndam dalam air tawar 3) Peram selama 48 jam, tanpa aerasi. Untuk mempercepat tumbuh phytoplankton, aplikasi Super-NB mulai hari ke-4 setelah desinfeksi clorine dengan dosis 0,5 ppm 2x seminggu. 5. Bioassay Definisi : Merupakan suatu kegiatan untuk menguji apakah air tambak sudah netral dari residu bahan sterilisasi, dan siap untuk dilakukan penebaran benur. Cara Bioassay : Hari ke-10 setelah aplikasi crustacide, ambil sampel air setiap petak untuk dicek di laboratorium kualitas air, untuk di analisa kualitas airnya. Lalu dilakukan bioassay dengan cara sbb : Ambil air dalam timba dari masing-masing petak, masukan 25 ekor benur sehat kedalam air tersebut. Amati setelah 12 jam, air disebut aman ditebari jika SR 100% tanpa aerasi dan tanpa pakan. 6. Sipon sebelum penebaran benur Siphon dilakukan di semua petak yang akan ditebari benur , 2  –  3 hari sebelum tebar. Siphon ini untuk membersihkan dasar dari sisa-sisa bahan organik dan lumpur saat sterilisasi dan persiapan air.

III.E. SETTING POSISI KINCIR Tujuan setting posisi dan arah kincir :

1. Perataan sebaran DO, Suhu dan perlakuan 2. Centralisasi lumpur/ limbah 7

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

3. Efektifitas suplay DO Prinsip dasar setting kincir

1. Ditarik garis diagonal kolam. 2. Ring 1(central 8-10 m) menjadi acuan ring selanjutnya, ring terluar 5 mtr dari dasar tanggul.  jarak antar ring menyesuaikan luas kolam, luas kolam 2500-3500 m2 jarak antar ring 10-14 m. 3.Jarak antar kincir maksimal 25m. Arah Kincir diatur mengumpulkan lumpur di sentral dan meminimalisir dead zone III.E.1. POSISI SETTING KINCIR KOLAM BUJUR SANGKAR (luas 60 x 60 = 3.600 m2)

5m

8 - 10 m

60m

8 - 10 m

5m

5m

5m 60m

8

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

III.E.2. POSISI SETTING KINCIR KOLAM PERSEGI PAN JANG (luas 90 x 60 = 3.600 m2)

III.E.3. POSISI KINCIR TERLUAR 5 METER DARI DASAR TANGGUL

III.F. TEBAR BENUR VANNAMEI Definisi :

Proses memasukan benur dari hatchery ke kolam budidaya yang merupakan penanda diawalinya kegiatan budidaya (doc 1) Penebaran benur :

1. Pemasangan hapa (3x4m) dipasang 40-50 cm dari permukaan air. Pengecekan hapa dilakukan 10-12 jam dari penebaran. 2. Pengecekan kualitas air kantong benur (DO, suhu, pH, salinitas) 3. Penghitungan sampel benur dilakukan sebelum penebaran (minimal 2 kantong per kode secara acak) 4. Aklimatisasi Kantong yang datang dimasukkan kedalam kolam dalam kondisi masih terikat (agar oksigen tidak lepas), kantong disiram-siram sampai mengembun (suhu kantong = suhu air tambak), lalu ditebar. Jika perbedaan salinitas antara tambak dan hatchery tinggi (> 5 ppt), perlu aklimatisasi salinitas dengan Membuka kantong kemudian secara bertahap memasukkan air tambak ke dalam kantong. 5. Jika selisih salinitas antara kolam dengan hatchery lebih dari 10 ppt, maka penebaran dilakukan dengan konicle tank. 9

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

PT CENTRAL PROTEINA PRIMA, Tbk

STANDART KUALITAS AIR BUDIDAYA VANNAMEI 1. Kedalaman air

: :

isi air pertama, min 120 cm saat tebar, min 100 cm

2. Salinitas

: :

saat budidaya, 100- 130 cm optimal 15 - 25 ppt

3. Disolved Oxygen 4. pH

pagi

: :

> 4 ppm 7,5 - 8,0

sore

:

5. Alkalinitas

: :

8,0 - 8,4 range pagi-sore < 0.5 total 120 - 150 ppm bicarbonat > 80 ppm

6. Total hardness Ca Hardness

: :

> 4000 > 1200

ppm ppm

7. 8.

TAN Ammonia

: :

0.005 - 0.2 < 0,1

ppm ppm

9.

NO2

:

< 0,1

ppm

10. H2S 11. Total Organik (TOM)

: :

< 0.01 < 80

ppm ppm

12. PO4 13. Transparansi

: :

0.5 - 1 25 - 35 cm

ppm budidaya

14. Plankton

: :

< 60 cm saat tebar Clorophyta dan/ diatom 50 -90%

: :

Cyanophyta Dinoflagellata

15. Total Bakteri

: :

Zooplankton >10 x TVC

< 10 % cfu/ml

16. Total Vibrio

:

< 3 x 10 3 

cfu/ml

17. Total Vibrio Kuning

:

< 1 x 10 3 

cfu/ml

18. Total Vibrio Hijau

:

< 1 x 10 2 

cfu/ml

19. Total Vibrio luminescence

:

0

cfu/ml

< 10% 15 hari

Sebelum pakan dan setelah cek anco (sampai airnya bersih)

Note: Ukuran pipa sentral disesuaikan dengan luas kolam

11

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

IV.C.2. Siphon

1. Pemetaan Lumpur - Adalah kegiatan untuk memastikan posisi lumpur di dasar kolam. - Hasil dari pemetaan lumpur bisa digunakan untuk evaluasi tata letak kincir 2. Siphon - Adalah mengeluarkan endapan lumpur didasar kolam dengan suatu alat (selang penghisap) yang dibisa diarahkan dan digerakkan secara fleksibel, baik dengan tenaga mesin pompa atau gravitasi. - Waktu sipon dilakukan siang hari antara jam pakan pertama - kedua Jadwal siphon sbb: Umur

Frekuensi

Lama siphon

seminggu

(jam)

Keterangan

Sebelum tebar 

H -3

15 - 20

pemetaan lumpur 

21 - 30

2X

< 2 jam

31 - 60

3X

< 2 jam

61 - panen

4X

< 2 jam

 Frekuensi siphon kondisional

3. Aplikasi setelah Siphon - Setelah siphon aplikasi Super PS di area central 0,25 - 0,5 ppm dan zeolit/kaptan sebagai pengikat.

12

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

PROGRAM PROBIOTIK BUDIDAYA UDANG VANNAMEI CP PRIMA UNTUK LUAS Per 1 Ha

UMUR

JENIS PROBIOTIK (Liter, Kg) Fermentasi

Sp.NB

Persiapan

Fermentasi

10

Minggu 1

Fermentasi

10

Minggu 2

Fermentasi

10

Sp.PS

Bio Solution

Pond Plus

Pond Detox

Minggu 3

10

2,5

Minggu 4

10

2,5

0,5

Minggu 5

5

2,5

0,5

Minggu 6

5

2,5

0,8

Minggu 7

5

5

0,8

Minggu 8

5

5

0,8

Minggu 9

5

5

2,5

0,8

Minggu 10

5

5

2,5

0,8

Minggu 11

5

10

5

0,5

Minggu 12

5

10

5

0,5

Minggu 13

5

10

5

0,8

Minggu 14

5

10

5

0,8

Minggu 15

10

5

0,8

Minggu 16

10

5

0,8

Minggu 17

10

5

0,8

100

40

TOTAL

100

5

Note: - Dalam kondisi cuaca yang tidak kondusif atau plankton tidak stabil perlakuan Bio Solution bisa digantikan dengan perlakuan Super NB - Vitamin C dan Vetegrad 3-5 gr/kg pakan, sehari sekali , mulai umur 15 hari - Omega Protein dicampur pakan, 10 ml/kg pakan, sehari sekali, mulai umur 15 hari. - Biklin dicampur pakan, 10 ml/kg pakan, sehari sekali, mulai umur 20 hari. - Super lacto hasil peram dicampur pakan 100 ml/kg pakan

13

5

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

MATERIAL DAN EFEKNYA 1. MATERIAL

FUNGSI

EFEK SAMPING

Pengaruh terhadap Plankton

Bila terlalu banyak  akan merubah parameter kualitas air ( pH, Suhu, Salinitas,

Air

Media hidup organisme

dsb. ) terutama bila parameter kualitas air

Goncangan parameter kualitas air

budidaya. Pengenceran

sumber berbeda dengan air kolam. Bila

dapat menyebabkan plankton

plankton, probiotik dan

kualitas air sumber tidak baik , akan

drop/mati atau sebaliknya tergantung

biokimia air kolam.

menyebabkan terjadinya perubahan

kondisi parameter kualitas air sumber.

kondisi lingkungan parameter kualitas air kolam berubah.

Penebaran di kolom air dapat mengganggu proses fotosintesa plankton. Ca CO 3 (Kaptan)

Desinfeksi dasar kolam dan kolom air, Bufer pH

Bisa digunakan untuk meningkatkan Ca Hardness. M ematikan sebagian probiotik yang ada di kolom air dan di dasar (sehingga kebutuhan oksigen bisa turun). Mengcover dasar kolam yang kotor.

Ca CO3 dapat mengikat CO2 yang dibutuhkan untuk fotosintesa plankton, sehingga bila terlalu banyak akan menyebabkan plankton drop.Dan ukuran butiran yang halus akan lebih lama terapung sehingga menghalangi intensitas sinar matahari ke kolom air.

Penebaran di kolom air dapat mengganggu proses fotosintesa plankton. Bisa digunakan untuk meningkatkan Ca CaO ( Kapur Aktif )

Desinfeksi, menaikkan pH air / tanah

Hardness. M ematikan sebagian probiotik yang ada di kolom air dan di dasar (sehingga kebutuhan oksigen bisa turun). Mengcover dasar kolam yang kotor.

Sifatnya yang panas dan menaikkan pH dengan cepat akan menyebabkan plankton lebih cepat drop.

Menaikkan pH air kolam. Lebih keras dibanding kapur tohor dan kaptan.

Ca (OH) 2 ( Kapur Tohor/ Bangunan )

Desinfeksi, menaikkan pH air / Efek samping hampir sama dengan kapur tanah

aktif ( CaO ) hanya lebih lemah.

Bila berlebihan akan menyebabkan Ca Mg (CO 3)2 (

Desinfeksi, Bufer pH, Nutrisi

plankton drop. Kadar Mg nya akan

Dolomite )

micro untuk plankton

mensupport pertumbuhan green algae dan BGA.

14

Hampir s ama dengan CaO, hanya lebih lemah efeknya.

Dalam jumlah sedikit, akan mensupport pertumbuhan green algae termasuk BGA.

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

MATERIAL DAN EFEKNYA 2.

MATERIAL

Super NB

Super PS

Bakteri dekomposer ( biosolution, vanapro, pond plus)

Pond Dtox

FUNGSI

EFEK SAMPING

Pengaruh terhadap Plankton

Menguraikan bahan organik

Pemberian yang terlalu banyak akan

Dalam jumlah sedikit atau secukupnya

dan NH3 menjadi NO2 dan

meningkatkan kebutuhan oksigen,

akan mensupport pertumbuhan

NO3.

memacu pertumbuhan plankton

plankton.

Menguraikan H2S secara

Memanfaatkan CO2 dalam menguraikan

Mengendalikan pertumbuhan

fotosintetik 

H2S secara fotosintetik 

plankton

Menguraikan bahan organik, meningkatkan dominasi bakteri menguntungkan dan

Dalam kondisi anaerob akan menggunakan NO3 sebagai sumber energi

menekan v ibrio

Menguraikan H2S secara oksidatif

Dalam kondisi anaerob akan menggunakan NO3 sebagai sumber energi

Mengendalikan pertumbuhan plankton

Mengendalikan pertumbuhan plankton

Proses oksidasi Chlorin yang tidak Kaporit

Desinfektan

sempurna akan mematikan plankton dan

Menyebabkan plankton mati.

bakteri.

Crustacide

Desinfektan

Kuprisulfat

Desinfektan

Residu Crustacide yang tidak teroksidasi sempurna akan mematikan udang

Menyebabkan plankton mati.

Menyebabkan plankton mati.

15

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

KENDALA DAN PENANGANANNYA 1. PARAMETER

OPTIMAL

KENDALA

PENYEBAB

PENANGANAN TERHADAP KOLAM BUDIDAYA Mengutamakan pada kestabilan plankton

Cuaca mendung

Operasional kincir dimaksimalkan

AKIBAT

Operasional kincir dimaksimalkan dan Range < 0,2

Aktifitas fotosintesa rendah

Plankton lemah/akan drop

pemberian probiotik dekomposer (penyumbang nutrien )

Terlalu banyak probiotik 

Pengurangan probiotik dan material penunjang probiotik ( bahan organik, molase / tetes ), sipon

Plankton masih baru tumbuh

Normal untuk awal budidaya, Lanjutkan

dan lingkungan belum stabil

penumbuhan plankton.

Cuaca sangat panas

Operasional kincir dimaksimalkan Pengenceran, sipon, Kaptan, Biosol dan

Phytoplankton pekat

vanapro ( Bisa salah satu atau digunakan bersamaan disesuaikan dengan kepekatan plankton )

Range > 0,5

Aktifitas fotosintesa

Menggeser dominansi BGA dengan diatom

tinggi

dengan pemberian kaptan di pagi hari dan BGA

mensupport pertumbuhan diatom di sore hari dengan pupuk phosphat dan Nitrat dosis rendah setiap hari hingga dominansi berubah. Pemberian kaptan di setiap sore atau malam

7,5 - 8,5 (Range max 0,5 ), pH

Di chek

pH naik karena penggunaan kapur

pada wak tu pag-

yang tinggi saat persiapan

sore.

Aktifitas probiotik menurun

Dinoflagellata/Red Tide

hari untuk menurunkan Phosphat hingga

Jumlah bak ter i r endah

dominansi bergeser . Tr etment pr obiotik ditingkatk an

Plankton drop di usia awal

Kematian probiotik 

pH naik 

Sipon, Treatment super NB 1 ppm murni tidak boleh lebih dari 1 hari. Penumbuhan plankton kembali secepat mungkin dengan fermentasi katul + ragi Pemberian probiotik dekomposer secepatnya untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem Menggeser dominansi BGA dengan diatom dengan pemberian kaptan di pagi hari dan

Dominansi BGA Aktifitas fotosintesa

mensupport pertumbuhan diatom di sore hari dengan pupuk phosphat dan Nitrat dosis

tinggi

rendah setiap hari hingga dominansi berubah. Dominansi Dinoflagellata/Red Tide

Pelan : Aktifitas probiotik dekomposer normal. pH turun

Pemberian kaptan di setiap sore atau malam hari untuk menurunkan Phosphat hingga dominansi bergeser .

Semakin banyaknya limbah organik di dasar seiring

Perawatan dasar kolam dengan siphon dan

dengan bertambahnya usia

central drain untuk membuang lumpur.

budidaya.

Cepat (range < 0 ) : Bertambah banyaknya limbah Aktifitas probiotik

organik yang berlebihan

dekomposer yang

(ex.Drop plankton masal atau

berlebihan

terlambat sipon)

16

URGENT !!! Secepat mungkin di sipon dan tretment super PS, kemudian penumbuhan plankton segera bila karena plankton drop.

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

KENDALA DAN PENANGANANNYA 2.

PARAMETER

OPTIMAL

KENDALA

PENYEBAB

PENANGANAN TERHADAP KOLAM BUDIDAYA Mengutamakan pada kestabilan plankton

Kurang kincir

Partial Harv est

AKIBAT

Buang plankton mati yang telah mengendap Berkurangnya Suplai Oksigen

secepatnya, Cover dengan kaptan 5-10 ppm Plankton drop

kemudian tebar probiotik dekomposer Super NB 1 ppm murni, tambahkan operasional kincir, ev aluasi material treatment.

> 4 ppm DO

Jam 21.00-

< 4 ppm

23.00

Aktifitas dekomposer yang

Lakukan siphon secara r utin dan jaga kestabilan Tingginya bahan organik 

tidak tinggi, kurangi pemberian pakan

tinggi Redoks Tanah rendah Banyaknya mikroorganisme yang mengkonsumsi oksigen

plankton agar penambahan bahan organik

Kepadatan Plankton dan bakteri aerob Tingginya biomass udang

Pengapuran dasar   Pengenceran Partial Harv est Usahakan air tidak terlalu dalam,Usahakan plankton lebih pekat ( 25 cm ), bila plankton lemah tumbuhkan pada s aat yang tepat.

< 28 Suhu

Cuaca

Hujan terus menerus / Angin dingin

( Bediding )

28 - 32

Lakukan siphon untuk mengurangi penimbunan lumpur karena probiotik tidak bisa beker ja maksimal. Operasikan kincir maksimal. Evaluasi material yang digunakan agar plankton tidak semakin lemah.

> 32

Cuaca

Cuaca panas Nutr is i s edik it

> 35

Kepadatan plankton

Pemberian material

rendah

penghambat pertumbuhan

Operasikan kincir maksimal untuk menghindari pelapisan, waspadai perkembangan plankton. Pe mbe rian pr obiotik dek ompose r ( Super NB ) Koreksi terhadap manajemen treatment.

plankton

< 25

Kepadatan plankton

Nutrisi tinggi karena bahan

Kurangi pakan, siphon dan pengenceran (

tinggi

organik tinggi

pemberian probiotik super PS, BI OSOL ).

Suspensi

Kolam dasar tanah ber debu

Naikkan ketinggian air, Pengendapan suspensi dan sipon, Plankton ditumbuhkan. Buang plankton mati yang telah mengendap secepatnya, Cover dengan kaptan 5-10 ppm kemudian tebar probiotik dekomposer Super NB

DO rendah

1 ppm murni, tambahkan operasional kincir. Pemberian Super NB pali ng lambat 1 hari sejak plankton drop. Selanjutnya ev aluasi pemberian pakan, sipon lebih sering.

Tr anspar ans i

25 - 35

Buang plankton mati yang telah mengendap secepatnya, Cover dengan kaptan 5-10 ppm Naik 

Kepadatan plankton Plankton drop karena nutrisi berkurang

atau cuaca

17

kemudian tebar probiotik dekomposer Super NB 1 ppm murni, tambahkan operasional kincir. Pemberian Super NB pali ng lambat 1 hari sejak plankton drop.

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

KENDALA DAN PENANGANANNYA 3.

PARAMETER

OPTIMAL

KENDALA

AKIBAT

PENYEBAB

PENANGANAN TERHADAP KOLAM BUDIDAYA Mengutamakan pada kestabilan plankton Buang plankton mati yang telah mengendap secepatnya, Cover dengan kaptan 5-10 ppm kemudian tebar probiotik deko mposer Super NB

Sebagian plankton drop karena nutrisi atau cuaca Hijau muda Warna air 

/ Coklat muda

1 ppm murni, tambahkan operasional kincir. Pemberian NB paling lambat 1 hari sejak plankton berubah. Kontrol keseimbangan

Warna

Pergeseran

antara pemberian pakan, sipon dan

berubah

dominansi plankton

pengenceran. Buang plankton mati yang telah mengendap Sebagian plankton drop

secepatnya, Cover dengan kaptan 5-10 ppm

karena pemberian material

kemudian tebar probiotik deko mposer Super NB

penghambat pertumbuhan

1 ppm murni, tambahkan operasional kincir.

plankton

Korek si te rhadap manajemen k estabilan Lingkungan.Pemberian NB paling lambat 1 hari Buang plankton mati yang telah mengendap

> 0,2 **

TAN

Peningkatan limbah bahan secepatnya, Cover dengan kaptan 5-10 ppm Peningkatan aktifitas organik karena plankton drop kemudian tebar probiotik deko mposer Super NB probiotik 1 ppm murni, tambahkan operasional kincir  dekomposer  Peningkatan limbah bahan

0,005-0,2

organik karena over feeding

Siphon, kurangi pakan, pengenceran.

dan kotoran udang Aktifitas probiotik 0,1

super NB 1 ppm, vanapro 0,1 ppm., oxy O 1 ppm.

Rantai Nitrifikasi tidak sempurna.

Oksigen rendah

Oxy O 1 ppm, jaga kestabilan plankton, sipon.

Buang plankton mati yang telah mengendap secepatnya, Cover dengan kaptan 5-10 ppm kemudian tebar probiotik deko mposer Super NB Peningkatan TOM

< 80

> 80

Plankton mati / drop

1 ppm murni, tambahkan operasional kincir.

kandungan bahan

Korek si te rhadap manajemen k estabilan

organik

Lingkungan.Pemberian NB paling lambat 1 hari sejak plankton berubah. Over feeding, sipon tidak

Kurangi pakan, siphon ditingkatkan,

lancar, pergantian air kurang.

pengenceran ditingkatkan.

18

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

KENDALA DAN PENANGANANNYA 4. PARAMETER

OPTIMAL

KENDALA

AKIBAT

> 300 belum

Tingginya

ditemui ada kandungan alkali di masalah

sumber air .

PENYEBAB Sumber air banyak mengandung batu kapur.

PENANGANAN TERHADAP KOLAM BUDIDAYA Mengutamakan pada kestabilan plankton Air sumber ditampung dulu di dalam tandon atau kolam sebelum digunakan selama 1 minggu. Pemberian dolomite rutin dengan menjaga

Kekurangan bahan

Kekurangan kapur di awal

kestabilan plankton, 5 - 10 ppm perhari. Bila

persiapan lahan

plankton tipis / sedikit sebaiknya ditumbuhkan dulu hingga stabil.

penyusun alkali Alk alinitas

CO2 rendah

120 - 150

Pengeringan dan pengapuran yang cukup di

< 120

masa persiapan lahan.Di masa budidaya, Dasar tanah asam / gambut

kestabilan plankton, 5 - 10 ppm perhari.

yang tinggi

Tumbuhkan plankton dan bakteri hingga stabil.

tinggi

< 15

Salinitas terlalu rendah

> 45

Salinitas te rlalu tinggi

?

?

( Heterotroof )

4.000 -

Hardness

6.000

perlahan-lahan.

Hujan lebat, terlalu banyak air tawar 

Naikkan salinitas perlahan-lahan, dengan air laut.

Tidak ada air tawar dan

Turunkan salinitas sebisa mungkin, naikkan

penguapan tinggi

kedalaman air untuk mengurangi penguapan.

?

?

Kandungan Ca > 1200

< 1200

hardness terlalu

Terlalu banyak air tawar / bor

rendah yang dapat

dengan kadar Ca hardness

menyebabkan

rendah.

terjadinya Soft Cell. Mg Hardness

?

?

Vibrio Yellow

< 1.000

> 1.000

Vibrio Green

< 1-0

> 100

?

Peningkatan kandungan

meningkat.

Vibrio 0

?

Pemberian kaptan 5 - 10 ppm 2 hari sekali, pemakaian omega protein secara rutin, Natural micro mineral dan menaikkan Ca hardness dengan penambahan air laut. ? Buang plankton mati yang telah mengendap

Jumlah v ibrio

Luminescens

Kurangi pemakaian probiotik, pengenceran

15 - 25

Total

Ca Hardness

pemberian dolomite rutin dengan menjaga

Kandungan asam

Proses pengasaman yang

Salinitas

Tumbuhkan plankton hingga stabil, pemberian probiotik rutin.

>0

e

secepatnya, Cover dengan kaptan 5-10 ppm

kemudian tebar probiotik dekomposer Super NB bahan organik karena 1 ppm murni, tambahkan operasional kincir. plankton tidak stabil atau Pemberian NB paling lambat 1 hari sejak drop, timbunan lumpur yang plankton berubah. Tumbuhkan plankton tinggi, over feeding, DO kembali dan dijaga kestabilannya. Kontrol rendah. pakan dan pembersihan dasar kolam dengan sipon dan central drain.

TBC

< 20.000

Jumlah TBC rendah

Bakteri mati karena

Penambahan probiotik, peningkatan DO,

Goncangan cuaca, drop

penumbuhan plankton kembali dan dijaga

plankton atau DO rendah

kestabilannya.

Kekurangan pemberian probiotik  Up Date : 22-03-2016

19

Penambahan probiotik

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

BAB V. FEEDING MANAGEMENT

Definisi: merupakan rangkaian kegiatan pemberian pakan yang dilakukan secara sistematis

melalui mekanisme kontrol yang ketat dan tepat sesuai dengan SOP yang ada untuk mendukung kegiatan budidaya secara optimal dan berkesinambungan. Tujuan:

tujuan pengaturan pakan adalah: - membuat pertumbuhan udang optimal. - mempertahankan daya dukung lahan untuk periode selanjutnya. - menciptakan kondisi lingkungan perairan sekitar demi kegiatan budidaya agar dapat berkesinambungan V.A. MANAJEMEN PAKAN DALAM BUDIDAYA UDANG. V.A.1. Manajemen penyimpanan pakan.

- Gudang pakan harus bersih , kering, terpisah dengan penyimpanan bahan kimia - Terpisah dengan penyimpanan bahan katul, jagung - Tidak lembab, ventilasi baik (ada kasa) - Aman dari gangguan tikus, serangga, unggas - Terlindung dari sinar matahari langsung - Tidak bocor saat hujan - Disusun diatas pallet, staple maksimal 12 - Penerapan FIFO V.A.2. Metode pemberian pakan & anco

- Penggunaan nomor pakan sesuai DOC & MBW - Pakan no 01-02 dibasahi dengan air sebelum ditebar - Frekuensi pemberian pakan 4-5 kali - Cara menyebar pakan, merata di feeding area ( 1-2 m dari kaki tanggul) - Pakan ditimbang sesuai kebutuhan - Bentuk anco persegi ukuran 80x80x10 cm - Jumlah anco 4 buah, setiap sisi 1 anco - Pemberian pakan di anco, setelah selesai menebar pakan V.A.3. Manajemen pakan buta/blind feeding

- Standart blind feeding disesuaikan jumlah aktual benur - Untuk kondisi tertentu , kualitas air dan fasilitas terbatas program feeding disesuaikan. - Blind feeding dilaksanakan sampai 30 hari

V.A.4. Manajemen pasca blind feeding

Manajemen pakan pasca blind feeding berdasarkan sampling dan cek anco. - Sampling udang dilakukan mulai doc 33 hari, lakukan setiap 7 hari sekali. - Menentukan Target Pertumbuhan udang (ADG) tiap sampling, cross check simpangan pakan dengan pakan total, pakan mingguan dan harian.

20

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

PT CENTRAL PROTEINA PRIMA, Tbk  PROGRAM PAKAN TAMBAK UDANG VANNAMEI

PAKAN IRAWAN (681 - 684) Blind Feeding, mulai tebar s/d umur udang 30 hari : Umur Udang

Berat Udang

Panjang Udang

Kode

Kenaikan Pakan

Frekuensi

Est. SR

Awal

(hari)

(gram)

(cm)

Pakan

(gram/hari)

pakan/hari

(%)

pemberian (Kg)

1 - 10

PL 8 - 1,2

0,6 - 1,2

01 - 02

200

4

100

3 Kg per

11 - 20

1,2 - 2,5

1,2 - 2,0

02

400

4

99

100.000 ekor

21 - 30

2,5 - 3,5

2,0 - 3,5

03

800

4

98

benur

Frekuensi

(%)

Waktu Kontrol

Umur Udang 31 hari sampai panen : Umur Udang

Berat Udang

Panjang Udang

Kode

(hari)

(gram)

(cm)

Pakan

30 - 38

3,5 - 5,0

6,0 - 9,0

03 - 03SP

5,6 - 4,6

4

0,6

2,5

38 - 60

5,0 - 10,0

9,0 - 12,0

03SP

4,6 - 3,4

4

0,8

2

60 - 78

10,0 - 15,0

12,0 - 14,0

03SP - 04S

3,4 - 2,9

4

1,0

1,5

78 - 93

15,0 - 20,0

14,0 - 16,0

04S

2,9 - 2,5

5

1,2

1,5

93 - 105

20,0 - 25,0

16,0 - 17,0

04S - 04

2,5 - 2,2

5

1,4

1,0

105 - 115

25,0 - 30,0

17,0 - 18,0

04

2,2 - 2,0

5

1,6

1,0

> 115

> 30,0

>18,0

04

2,0

5

1,8

1,0

% Pakan (FR)

Note : - Dengan program Panen Parsial

Mbw (gr)

(%FR)

(jam)

- Update April 2016

Resume Doc

pakan/hari Ancho

F/d (Kg)

38

5

4,6

23

60

10

3,4

34

78

15

2,9

43

93

20

2,5

50

05

25

2,2

55

115

30

2,0

62

21

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

PT CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK

Feed

(Kg)

H1 :

Penambahan 2-10 :

FEEDING PROGRAM PAKAN IRAWAN CP PRIMA

Penambahan 11-20 : Penambahan 21-30 :

3 0,2 0,4 0,8

Fry Stocking :

100.000 pcs

Area :

1.000 m2

Densit y :

 

100 pcs/m2

Dengan Program Panen Parsial

1

MBW

adg per day

Size

adg kum

sr

population

biomass

f/d

acc feed

(gr)

(gr/day)

(e/kg)

(gr/day)

(%)

(pcs)

(kg)

(kg)

(kg)

1

0,001

0,097

1.000.000

0,00

2

0,10

0,097

10.226

0,05

300,00

100,0

100.000

0,1

3,0

3,0

30,00

01

30,00

100,0

100.000

10

3,2

6,2

0,63

01

3

0,19

0,097

5.139

0,06

28,67

100,0

100.000

19

3,4

9,6

0,49

01

4

0,29

0,097

5

0,39

0,097

3.432

0,07

27,33

100,0

100.000

29

3,6

13,2

0,45

01

2.576

0,08

26,00

100,0

100.000

39

3,8

17,0

0,44

6

0,48

01

0,097

2.062

0,08

24,67

100,0

100.000

48

4,0

21,0

0,43

7

01

0,58

0,097

1.719

0,08

23,33

100,0

100.000

58

4,2

25,2

0,43

01

8

0,68

0,097

1.474

0,08

22,00

100,0

100.000

68

4,4

29,6

0,44

01

9

0,78

0,097

1.290

0,09

20,67

100,0

100.000

78

4,6

34,2

0,44

01/02

10

0,87

0,097

1.147

0,09

19,33

100,0

100.000

87

4,8

39,0

0,45

01/02

11

0,97

0,104

1.032

0,09

18,00

100,0

100.000

97

5,2

44,2

0,46

01/02

12

1,07

0,111

938

0,09

16,67

100,0

100.000

107

5,6

49,8

0,47

01/02

13

1,16

0,118

860

0,09

15,33

100,0

100.000

116

6,0

55,8

0,48

01/02

14

1,26

0,124

794

0,09

14,00

100,0

100.000

126

6,4

62,2

0,49

02

15

1,36

0,131

737

0,09

12,67

100,0

100.000

136

6,8

69,0

0,51

02

16

1,45

0,138

688

0,09

11,33

100,0

100.000

145

7,2

76,2

0,52

02

17

1,55

0,145

645

0,09

10,00

100,0

100.000

155

7,6

83,8

0,54

02

18

1,65

0,152

607

0,09

8,67

100,0

100.000

165

8,0

91,8

0,56

02

19

1,74

0,159

574

0,09

7,33

100,0

100.000

174

8,4

100,2

0,57

02

20

1,84

0,166

543

0,09

6,00

100,0

100.000

184

8,8

109,0

0,59

02

21

2,01

0,167

499

0,10

5,96

100,0

100.000

201

9,6

118,6

0,59

02

22

2,17

0,169

460

0,10

5,92

100,0

100.000

217

10,4

129,0

0,59

02

23

2,34

0,170

428

0,10

5,88

100,0

100.000

234

11,2

140,2

0,60

02

24

2,50

0,172

399

0,10

5,84

100,0

100.000

250

12,0

152,2

0,61

02/03

25

2,67

0,173

375

0,11

5,80

100,0

100.000

267

12,8

165,0

0,62

02/03

26

2,84

0,174

353

0,11

5,76

100,0

100.000

284

13,6

178,6

0,63

02/03

27 28

3,00 3,17

0,176 0,177

333 316

0,11 0,11

5,72 5,68

100,0 100,0

100.000 100.000

300 317

14,4 15,2

193,0 208,2

0,64 0,66

02/03 02/03

doc

%FR

fcr

feed type

29

3,33

0,179

300

0,11

5,64

100,0

100.000

333

16,0

224,2

0,67

02/03

30

3,50

0,180

286

0,12

5,60

97,0

97.000

340

16,8

241,0

0,71

02/03

31

3,68

0,180

272

0,12

5,48

96,8

96.811

356

19,5

260,5

0,73

03

32

3,86

0,180

259

0,12

5,36

96,6

96.622

373

20,0

280,5

0,75

03

33

4,04

0,180

248

0,12

5,24

96,4

96.433

390

20,4

301,0

0,77

03

34

4,22

0,180

237

0,12

5,13

96,2

96.244

406

20,8

321,8

0,79

03

35

4,40

0,180

227

0,13

5,01

96,1

96.056

423

21,2

342,9

0,81

03

36

4,58

0,180

218

0,13

4,89

95,9

95.867

439

21,5

364,4

0,83

03

37

4,76

0,180

210

0,13

4,77

95,7

95.678

455

21,7

386,1

0,85

03

38

4,94

0,180

202

0,13

4,65

95,5

95.489

472

21,9

408,0

0,87

03

39

5,12

0,180

195

0,13

4,59

95,3

95.300

488

22,4

430,5

0,88

03

40

5,30

0,180

189

0,13

4,54

95,1

95.111

504

22,9

453,3

0,90

03

41

5,52

0,220

181

0,14

4,48

94,9

94.922

524

23,5

476,8

0,91

03/03SP

42

5,74

0,220

174

0,14

4,42

94,7

94.733

544

24,0

500,8

0,92

03/03SP

43

5,96

0,220

168

0,14

4,37

94,5

94.544

563

24,6

525,4

0,93

03/03SP

44

6,18

0,220

162

0,14

4,31

94,4

94.356

583

25,1

550,6

0,94

03/03SP

45

6,40

0,220

156

0,14

4,25

94,2

94.167

603

25,6

576,2

0,96

03/03SP

46

6,62

0,220

151

0,15

4,20

94,0

93.978

622

26,1

602,3

0,97

03SP

47

6,84

0,220

146

0,15

4,14

93,8

93.789

642

26,6

628,8

0,98

03SP

48

7,06

0,220

142

0,15

4,08

93,6

93.600

661

27,0

655,8

0,99

03SP

49

7,28

0,220

137

0,15

4,03

93,4

93.411

680

27,4

683,2

1,00

03SP

50

7,50

0,220

133

0,15

3,97

93,2

93.222

699

27,7

710,9

1,02

03SP

51

7,75

0,250

129

0,15

3,91

93,0

93.033

721

28,2

739,1

1,03

03SP

52

8,00

0,250

125

0,15

3,85

92,8

92.844

743

28,6

767,8

1,03

03SP

53

8,25

0,250

121

0,15

3,80

92,7

92.656

764

29,0

796,8

1,04

03SP

54

8,50

0,250

118

0,16

3,74

92,5

92.467

786

29,4

826,2

1,05

03SP

55

8,75

0,250

114

0,16

3,68

92,3

92.278

807

29,7

855,9

1,06

03SP

56

9,00

0,250

111

0,16

3,63

92,1

92.089

829

30,1

886,0

1,07

03SP

57

9,25

0,250

108

0,16

3,57

91,9

91.900

850

30,4

916,4

1,08

03SP

58

9,50

0,250

105

0,16

3,51

91,7

91.711

871

30,6

947,0

1,09

03SP

59

9,75

0,250

103

0,16

3,46

91,5

91.522

892

30,8

977,8

1,10

03SP

60

10,00

0,250

100

0,17

3,40

91,3

91.333

913

31,1

1.008,9

1,10

03SP

22

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

PT CENTRAL PROTEI NA PRIMA, TBK

Feed

(Kg)

H1 :

Penambahan 2-10 :

FEEDING PROGRAM PAKAN IRAWAN CP PRIMA

Penambahan 11-20 : Penambahan 21-30 :

3 0,2 0,4 0,8

Fry Stocking :

100.000 pcs

Area :

1.000 m2

Densit y :

 

100 pcs/m2

Dengan Program Panen Parsial

1

MBW

adg per day

Size

adg kum

sr

population

biomass

f/d

acc feed

(gr)

(gr/day)

(e/kg)

(gr/day)

(%)

(pcs)

(kg)

(kg)

(kg)

61

10,25

0,250

98

0,17

62

10,50

0,250

95

0,17

3,38

91,1

91.144

934

31,5

3,35

91,0

90.956

955

32,0

63

10,75

0,250

93

0,17

3,33

90,8

90.767

976

64

11,00

0,250

65

11,25

0,250

91

0,17

3,30

90,6

90.578

89

0,18

3,27

90,4

90.389

66

11,50

0,250

87

0,18

3,24

90,2

90.200

67

11,75

0,250

85

0,18

3,21

90,0

68

12,00

0,250

83

0,18

3,19

69

12,25

0,250

82

0,18

3,16

doc

%FR

fcr

feed type

1.040,4

1,11

03SP

1.072,4

1,12

03SP

32,4

1.104,8

1,13

03SP

996

32,9

1.137,7

1,14

03SP

1.017

33,3

1.171,0

1,15

03SP

1.037

33,6

1.204,6

1,16

03SP

90.011

1.058

34,0

1.238,6

1,17

03SP

89,8

89.822

1.078

34,3

1.273,0

1,18

03SP

89,6

89.633

1.098

34,7

1.307,6

1,19

03SP

70

12,50

0,250

80

0,16

3,13

89,4

89.444

1.118

35,0

1.342,6

1,20

03SP

71

12,80

0,300

78

0,17

3,10

89,3

89.256

1.142

35,4

1.378,0

1,21

03SP

72

13,10

0,300

76

0,17

3,07

89,1

89.067

1.167

35,8

1.413,9

1,21

03SP

73

13,40

0,300

75

0,17

3,04

88,9

88.878

1.191

36,2

1.450,1

1,22

03SP

74

13,70

0,300

73

0,17

3,01

88,7

88.689

1.215

36,6

1.486,7

1,22

03SP

75

14,00

0,300

71

0,17

2,99

88,5

88.500

1.239

37,0

1.523,7

1,23

03SP

76

14,30

0,300

70

0,17

2,96

88,3

88.311

1.263

37,3

1.561,1

1,24

03SP

77

14,60

0,300

68

0,17

2,93

88,1

88.122

1.287

37,7

1.598,7

1,24

03SP

78

14,90

0,300

67

0,18

2,90

87,9

87.933

1.310

38,0

1.636,7

1,25

03SP

79

15,20

0,300

66

0,18

2,87

87,7

87.744

1.334

38,3

1.675,0

1,26

03SP

80

15,50

0,300

65

0,19

2,85

87,6

87.556

1.357

38,6

1.713,7

1,26

03SP

81

15,80

0,300

63

0,20

2,82

87,4

87.367

1.380

38,9

1.752,6

1,27

03SP

82

16,10

0,300

62

0,20

2,79

87,2

87.178

1.404

39,2

1.791,7

1,28

03SP

83

16,40

0,300

61

0,20

2,76

87,0

86.989

1.427

39,4

1.831,2

1,28

03SP

84

16,70

0,300

60

0,20

2,74

86,8

86.800

1.450

39,7

1.870,8

1,29

03SP

85

17,00

0,300

59

0,20

2,71

86,6

86.611

1.472

39,9

1.910,7

1,30

04S

86

17,40

0,400

57

0,21

2,68

86,4

86.422

1.504

40,3

1.951,0

1,30

04S

87

17,80

0,400

56

0,21

2,65

86,2

86.233

1.535

40,7

1.991,8

1,30

04S

88

18,20

0,400

55

0,21

2,63

86,0

86.044

1.566

41,1

2.032,9

1,30

04S

89

18,60

0,400

54

0,21

2,60

85,9

85.856

1.597

41,5

2.074,4

1,30

04S

90

19,00

0,400

53

0,21

2,57

85,7

85.667

1.628

41,9

2.116,3

1,30

04S

91

19,40

0,400

52

0,22

2,54

85,5

85.478

1.658

42,2

2.158,5

1,30

04S

92

19,80

0,400

51

0,22

2,52

85,3

85.289

1.689

42,5

2.201,0

1,30

04S

93

20,20

0,400

50

0,22

2,49

85,1

85.100

1.719

42,8

2.243,8

1,31

04S

94

20,60

0,400

49

0,22

2,47

84,9

84.911

1.749

43,1

2.286,9

1,31

04S

95

21,00

0,400

48

0,22

2,44

84,7

84.722

1.779

43,4

2.330,3

1,31

04S

96

21,40

0,400

47

0,22

2,42

84,5

84.533

1.809

43,7

2.374,1

1,31

04S

97

21,80

0,400

46

0,23

2,39

84,3

84.344

1.839

44,0

2.418,1

1,32

04S

98

22,20

0,400

45

0,23

2,37

84,2

84.156

1.868

44,3

2.462,3

1,32

04S

99

22,60

0,400

44

0,23

2,35

84,0

83.967

1.898

44,5

2.506,8

1,32

04S

100

23,00

0,400

43

0,23

2,32

83,8

83.778

1.927

44,7

2.551,6

1,32

04S

101

23,40

0,400

43

0,23

2,30

83,6

83.589

1.956

44,9

2.596,5

1,33

04S

102

23,80

0,400

42

0,23

2,27

83,4

83.400

1.985

45,1

2.641,6

1,33

04S

103

24,20

0,400

41

0,24

2,25

83,2

83.211

2.014

45,3

2.686,9

1,33

04S

104

24,60

0,400

41

0,24

2,22

83,0

83.022

2.042

45,4

2.732,3

1,34

04S

105

25,00

0,400

40

0,24

2,20

82,8

82.833

2.071

45,6

2.777,9

1,34

04S

106

25,40

0,400

39

0,24

2,19

82,6

82.644

2.099

45,9

2.823,8

1,35

04S

107

25,80

0,400

39

0,24

2,17

82,5

82.456

2.127

46,2

2.870,0

1,35

04S

108

26,20

0,400

38

0,24

2,16

82,3

82.267

2.155

46,6

2.916,5

1,35

04S

109

26,60

0,400

38

0,25

2,15

82,1

82.078

2.183

46,9

2.963,4

1,36

04

110

27,00

0,400

37

0,25

2,13

81,9

81.889

2.211

47,2

3.010,6

1,36

04

111

27,40

0,400

36

0,25

2,12

81,7

81.700

2.239

47,5

3.058,0

1,37

04

112

27,80

0,400

36

0,25

2,11

81,5

81.511

2.266

47,7

3.105,8

1,37

04

113

28,20

0,400

35

0,25

2,09

81,3

81.322

2.293

48,0

3.153,8

1,38

04

114

28,60

0,400

35

0,25

2,08

81,1

81.133

2.320

48,3

3.202,0

1,38

04

115

29,00

0,400

34

0,26

2,07

80,9

80.944

2.347

48,5

3.250,6

1,38

04

116

29,40

0,400

34

0,26

2,05

80,8

80.756

2.374

48,8

3.299,3

1,39

04

117

29,80

0,400

34

0,26

2,04

80,6

80.567

2.401

49,0

3.348,3

1,39

04

118

30,20

0,400

33

0,26

2,03

80,4

80.378

2.427

49,2

3.397,5

1,40

04

119

30,60

0,400

33

0,26

2,01

80,2

80.189

2.454

49,4

3.446,9

1,40

04

120

31,00

0,400

32

0,26

2,00

80,0

80.000

2.480

49,6

3.496,5

1,41

04

Note: * Pa rsia l 1

* * Pa rsia l 2

* * Pa rsia l 3

23

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

IV.B. KONTROL ANCHO Penambahan dan pengurangan pakan berdasar cek Ancho:

1. Jika 4 Anco Habis, pakan besoknya dinaikkan 1% - 2% dari pakan hari ini. Diaplikasikan untuk jam pakan yang sama pada hari berikutnya. 2. Jika 3 Anco yang Habis, pakan tetap. 3. Jika 2 Anco Tidak Habis, Pakan dipotong 20-25%. 4. Jika 3 dan / 4 Anco tidak habis, pakan dipotong 40-50% Note : a. Jika dilakukan 5 kali pakan maka pakan jam terakhir (21.00  –  23.00), tidak lebih dari 30 % pakan normal di siang hari. b. Jika setelah pemotongan 40 - 50 % pakan habis maka pakan dikembalikan secara bertahap ke kondisi normal (dinaikkan 10% - 25 %) dan kontrol ancho seperti sediakala (poin 1 atau harus 4H). c. Jika terjadi kenaikan pakan diatas konsumsi SR 100 % (pakan naik terus) segera estimasi SR dari cara lain (pakan, jala dll) dan cek/pemetaan lumpur di dasar tambak.

BAB. V. PANEN V.A. PANEN PARSIAL

Definisi: Proses pengurangan biomas di kolam yang bertujuan untuk mempertahankan daya dukung lahan. Tujuan Parsial: 1. Menjaga kualitas air agar tetap mendukung budidaya 2. Koreksi kepadatan tebar 3. Mengurangi resiko kegagalan 4. Meningkatkan ADG Kapan untuk dilakukan parsial ? :

1. Bila DO 3,5- 4 ppm selama tiga hari berturut-turut 2. Bila "estimasi biomass" melebihi carrying capacity 3. Pada saat kondisi udang masih sehat 4. Parsial harus dilakukan sesuai pertimbangan teknis (mengesampingkan harga dan size) Jumlah yang di panen parsial:

1. Parsial I : 15-20% dari biomass 2. Parsial II : 15-20% dari biomass 3. Parsial III : 20-25% dari biomass

24

PT.CENTRAL PROTEINA PRIMA, TBK__________SOP BUDIDAYA VANNAMEI

V.B. PANEN AKHIR

1. Lakukan sampling dengan jala sehari sebelum panen Hitung estimasi biomas dan info ke pembeli untuk menyiapkan jumlah es dan tenaga yang cukup. 2. Panen akhir dilakukan dengan mempertimbangkan Kenaikan Pertumbuhan udang (ADG), kesehatan udang/ mortalitas dan prospek harga udang. 3. Sarana dan prasarana panen harus disiapkan sebaik-baiknya agar panen cepat, lancar dan udang tidak rusak.

--------********-----

25

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF