Soal Sifat Koligatif Larutan Buku Esis
March 15, 2019 | Author: Annisa Ush Sholihah | Category: N/A
Short Description
Download Soal Sifat Koligatif Larutan Buku Esis...
Description
SOAL SIFAT KOLIGATIF LARUTAN BUKU ESIS UJI DIRI HAL 6 1.
Hitung kemolalan larutan HCl 15 %, fraksi mol pelarut, dan zat terlarutnya. ( Mr HCl = 36, 46) Penyelesaian Penyelesaian :
Mol HCl
Mol air
Kemolalan (m)
Fraksi mol pelarut
Fraksi mol zat terlarut
2.
Berapa kemolalan yang mengandung 0,85 g NH 3 yang dilarutkan kedalam 125 g air? Penyelesaian : Diketahui : massa NH3
= 0,85 g
WA
= 125 g
Mr NH3
= 17
Ditanya : kemolalan (m) Dijawab :
Mol NH3
Kemolalan (m)
UJI DIRI HAL 9
1.
Minyak C16H22O4 yang digunakan untuk melunakkan partikel plastik memiliki tekanan uap yang dapat diabaikan. Sebanyak 15 g minyak ini dilarutkan dalam 100 g oktana, C 8H18. Berapakah tekanan uap larutan pada suhu 20
o
C, jika P
o
C8H18 adalah 0,0138 atm ? Berapa pula penurunan tekanan uaap larutan? (Mr C16H22O4 = 278 dan Mr C 8H18 = 114) Penyelesaian : Diketahui : Massa C16H22O4
= 15 g
WA
= 1000 g
T
= 20 C
o
o
P C8H18
= 0,0138 atm
Mr C16H22O4
= 278
Mr C8H18
= 114
Ditanya : Plarutan dan ΔP…? Dijawab :
Mol C16H22O4
Mol C8H18
Plarutan
ΔP
UJI DIRI HAL 15
1.
Terdapat 1.000 g larutan gula C 12H22O11 30 %. Hitung nilai ATb larutan. Pada o
suhu berapa berapa larutan larutan akan mendidih? ( Mr C 12H22O11 = 342; Kb air = 0, 512 C o
kg/mol; titik didih air = 100 C) Catatan : 30 % C12H22O11 berarti terdapat 300 g C12H22O11 dalam 1.000 g larutan. 1.000 g larutan C 12H22O11 = 300 g zat terlarut C 12H22O11 + 700 g air. Penyelesaian :
Mol C12H22O11
Kemolalan (m)
Kenaikan titik didih (ΔTb)
Titik didih larutan (Tb)
o
Jadi, larutan akan mendidih pada suhu 100,642 C
2.
Kedalam suatu larutan yang mengandung 125 g benzena, dilarutkan 8,5 g zat yang mempunyai massa molekul relatif 246. Hitung titik beku larutan tersebut jika T f o
o
benzena adalah 5,45 C ( Kb benzena = 5, 10 C kg/mol) Penyelesaian :
Mol zat
Kemolalan (m)
Penurunan titik beku larutan (ΔTf )
Titik beku larutan (Tf )
UJI DIRI HAL 18
1.
Hitung tekanan osmosis dalam mmHg untuk 100 mL larutan yang mengandung 4 o
g urea (CH4ON2) pada suhu 20 C. (Mr CH4ON2= 60; 1 atm = 760 mmHg) Penyelesaian :
Mol urea
Kemolaran urea (M)
Tekanan osmosis (π)
UJI DIRI HAL 21
1.
Sebanyak 12,5 g zat dilarutkan dalam 170 g air. Titik didih larutan naik menjadi o
o
100,63 C. Hitung massa molekul relatif zat tersebut (K b air = 0,512 C kg/mol)\ Penyelesaian :
Diketahui : WB
= 12,5 g
WA
= 170 g
Tb
=100,63 C
ΔTb
=0,63 C
Kb air
=0,512 C kg/mol
o
o
o
Ditanya : Mr zat . . .? Dijawab :
2.
Sebanyak 1,250 g naftalen dilarutkan kedalam 52,8 g benzena. Titik beku larutan adalah 277,515 K. Berapakah massa molekul relatif naftalen? (K f benzena = 5,10 o
C kg/mol)
Penyelesaian : Diketahui : WB
= 1,25 g
WA
= 52,8 g
Tf larutan
= 277,515 K = 4, 515 C
Kf Benzena
= 5,10 C kg/mol
o
o
Ditanya : mr naftalena. . . ? Dijawab :
Penurunan titik beku (ΔTf )
3.
Suatu larutan sebanyak 200 mL mengandung 1,6 g gula tebu. Pada suhu 20
o
C,
tekanan osmosis larutan adaalah 0,562 atm. Hitung massa molekul relatif gula tebu. Penyelesaian : Diketahui : V
= 200 mL = 0,2 L
WB
= 1,6 g
T
= 20 C = 293 K
Π
= 0,562 atm
o
Ditanya : Mr gula tebu . . .? Dijawab :
UJI DIRI HAL 24
1.
Hitung fak tor van’t Hoff dan tekanan osmosis suatu larutan BaCl 2 pada suhu 15 0
C yang mengandung 0,25 g BaCl 2 dalam 60 mL larutan, jika α = 0,6 (Mr BaCl 2 =
208) Penyelesaian : Diketahui : o
T
= 15 C = 288 K
wB
= 0,25 g
V
= 60 mL = 0,06 L
α
= 0,6
Mr
= 208 g/mol
Ditanya : π dan i . . .? Dijawab :
Mol larutan BaCl2
Kemolaran (M) larutan BaCl 2
Tekanan osmosis larutan BaCl 2
Faktor van’t Hoff larutan BaCl2
SOAL PEMAHAMAN A. SOAL ESAI 1.
a. Apa yang dimaksud dengan sifat koligatif larutan? b. Sebutkan empat sifat koligatif larutan. Penyelesaian : a. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel dalam larutan, dan bukan pada sifat zat terlarut tersebut. b. – Penurunan tekanan uap (ΔP)
2.
-
Kenaikan titik didih (ΔTb)
-
Penurunan titik beku (ΔTf)
-
Tekanan osmosis (π)
Simak keempat larutan berikut. Sebutkan 2 larutan yang memiliki sifat koligatif sama.
(a)
( b)
(c)
( d)
Penyelesaian : Larutan yang memiliki sifat koligatif larutan yang sama ialah larutan (a) dan (c) karena kedua larutan ini tersusun atas jumlah partikel yang sama.
Satuan jumlah partikel : fraksi mol, kemolalan, dan komolaran
3.
Ada tiga satuan konsentrasi atau jumlah partikel dalam larutan yang digunakan dalam mempelajari sifat koligatif larutan, yakni fraksi mol, kemolalan, dan kemolaran. a. Jelaskan perbedaan ketiganya b. Mengapa satuan konsentrasi larutan penting dalam perhitungan sifat koligatif larutan?
Penyelesaian : a. Kriteria
Fraksi mol
Pengertian
Fraksi
Kemolalan mol
(X)
Kemolalan
Kemolaran (m)
Kemolaran
menyatakan perbandingan menyatakan
(M)
mol salah satu komponen
perbandingan jumlah
menyatakan
terhadap total mol semua
mol
komponen.
dengan
zat
terlarut jumlah mol massa
pelarut
zat
dalam
volum yang ditempatiny a
Rumusan
Satuan
-
mol/kg
mol/L
b. Karena dengan satuan konsentrasi larutan seperti fraksi mol, kemolalan dan kemolaran maka kita dapat mengetahui jumlah partikel dalam suatu larutan. Jika kita telah mengetahui jumlah partikel dari suatu larutan, maka kita dapat mengetahui sifat koligatif larutan. 4.
Dalam perhitungan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku digunakaan satuan kemolalan, bukan kemolaran. Mengapa demikian ? Penyelesaian : Karena dalam perhitungan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku, kita melibatkan faktor suhu, apabila kita menggunakan molaritas (M), maka akan melibatkan volum, dan volum berubah dengan suhu. Oleh karena itu kita gunakan molalitas yang melibatkan massa, karena massa ti dak berubah dengan suhu. Penurunan tekanan uap (ΔP)
5.
a.Jelaskan apa yang dimaksud dengan penurunan tekanan uap larutan.
b. Mengapa tekanan uap larutan lebih rendah dibandingkan tekanan uap pelarut murninya? Penyelesaian : a. Penurunan tekanan uap larutan adalah berkurangnya tekanan uap suatu larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murninya. b. Tekanan uap larutan lebih rendah dari pada tekanan uap pelarut murninya karena adanya tarik menarik antara molekul zat terlarut dan molekul pelarut. Tarik-menarik antara molekul zat terlarut dan pelarut ini akan menghalangi penguapan pelarut, akibatnya tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murninya. Untuk lebih jelasnya, dapat dijelaskan dengan skema berikut :
6.
a. Jika kita mengetahui tekanan uap pelarut murni dan jumlah zat terlarut dalam larutan, bagaimana kita dapat menghitung penurunan tekanan uap larutan? Jelaskan menggunakan Hukum Raoult. b. Jelaskan larutan seperti apa yang mematuhi hokum Roult.
Penyelesaian : a. Kita dapat menghitung tekanan uapnya dengan menggunakan Hukum Raoult. Raoult telah mempelajari hubungan antara tekanan uap dan konsentrasi zat terlarut, dan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa besarnya tekanan uap
larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut dan tekanan uap dari pelarut murninya. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Dengan demikian, ΔP dapat ditulis sebagai :
( ) ( ) b. Larutan yang mematuhi Hukum Raoult sepenuhnya disebut larutan ideal. Pada kenyataanya larutan non-ideal yang kita temui. Oleh karena itu, penerapan Hukum Raoult merupakan suatu pendekatan selama larutan tersebut encer dan zat terlarutnya tidak mudah menguap. Keenceran larutan penting agar jarak antar- partikel tidak terlalu dekat sehingga partikel dapat bergerak bebas. Sementara zat terlarut tidak mudah menguap dimaksudkan agar partikel zat terlarut tidak pergi ke fase gas dan memberi tambahan tekanan uap.
7.
Bagaimana tekanan uap larutan sukrosa X sukrosa= 0,05 dibandingkan larutan urea Xurea= 0,01? Penyelesaian : Tekanan uap larutan sukrosa X sukrosa= 0,05 lebih rendah dibandingkan larutan urea Xurea= 0,01. Misalkan pelarut murninya dianggap sama, Jika X sukrosa = 0,05, maka X
pelarut murninya=
Xpelarut
0,99. Hal ini dinyatakan pada Hukum Raoult bahwa besarnya
murninya=
1- 0,05 = =0,95. Sedangkan X urea= 0,01, maka
tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut dan tekanan uap dari pelarut murninya. Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa larutan urea yang mempunyai X pelarut murninya yang lebih tinggi, maka tekanan uapnya juga lebih tinggi.
Kenaikan titik didih (ΔT b ) dan penurunan titik beku (ΔT f )
8.
Bagaimana kenaikan titik didih ΔTb dan penurunan titik beku ΔTf dapat terjadi ? Jelaskan dengan diagram fase P - T .
Penyelesaian :
Kenaikan titik didih
Keterangan : Jika kita tarik garis horizontal pada P uap = 1 atm , maka diperoleh titik potong pada kurva cair-gas untuk pelarut murni (BD) dan larutannya (B’D’). Titik potong ini memberikan T b larutan yang lebih besar dibandingkan T b
pelarut.
Inilah
yang dinamakan kenaikan titik didih, ∆T b.
Penurunan titik beku
Keterangan : Jika kita tarik garis horizontal pada P uap = 1 atm, maka diperoleh titik potong pada kurva padat-cair untuk pelarut murni ( BC) dan larutannya (B’C’). Titik potong ini memberikan T f
larutan
yang lebih rendah dibandingkan T f
yang disebut dengan penurunan titik beku .
pelarut.
Inilah
9.
a. Tuliskan hubungan antara kenaikan titik didih ΔTb dan penurunan titik beku ΔTf dengan jumlah partikel. b. Bagaimana kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutaan sukrosa 0,01 m dibandingkan larutan urea 0,02 m? Penyelesaian : a.
a. Pada kondisi yang sama, kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutaan sukrosa 0,01 m lebih besar dibandingkan larutan urea 0,02 m. Karena kenaikan tidik didih dan penurunan titik beku berbanding lurus dengan kemolalan (m). Tekanan osmotis (π)
10.
a. Apa yang dimaksud dengan tekanan osmosis larutan? b. Bagaimana tekanan osmosis suatu larutan diukur? Penyelesaian : a. Tekanan osmosis larutan adalah tekanan hidrostatis yang terbentuk pada larutan untuk menghentikan proses osmosis pelarut kedalam larutan melalui selaput semi-permiabel. b. Tekanan osmosis larutan dapat diukur dengan menggunakan osmometer. Secara umum prosesnya : “larutan sampel ditempatkan pada wadah berpori yang bertindak sebagai selaput semi-permiabel yang hanya dapaat dilewati oleh pelarut tertentu (air). Wadah kemudian ditutup dengan stopper karet dan ditengahnya diberi kolom sehingga permukaan larutan sampel akan naik dalam kolom sampai suatu batas awal. Selanjutnya, wadah diletakkan dalam air murni, dimana terjadi net aliran pelarut air ke larutan sampel. Proses ini mengakibatkan terjadinya kenaikan permukaan larutan sampel dalam kolom
dan mencapai suatu batas maksimum dimana net aliran pelarut menjadi nol dan dikatakan proses osmosis terhenti. 11.
a. Bagaimana hubungan tekanan osmosis larutan dan jumlah partikel zat terlarut dijelaskan secara matematis. b. Bagaimana tekanan osmosis larutan urea 0,01 M dibandingkan larutan sukrosa 0,04 M? Penyelesaian : a. Nilai tekanan osmosis dari suatu larutan dapat dihitung menggunakan persamaan van’t Hoff, yang identic dengan Hukum Gas Ideal.
Dimana, π
= tekanan osmosis (atm atau Pa)
V
= volum larutan ( L atau m )
n
= mol zat terlarut (mol)
T
= suhu
R
= 0,082 L atm/mol K = 8,314 m Pa/mol K
3
3
b. Pada temperatur yang sama, tekanan osmosis larutan urea 0,01 M
lebih
rendah dibandingkan larutan sukrosa 0,04 M, karena tekanan osmosis berbanding lurus dengan kemolaran.
Sifat koligatif larutan
12.
Untuk konsentrasi yang sama, bagaimana sifat koligatif larutan elektrolit dibandingkan larutan non-elektrolit Penyelesaian : Untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non-elektrolit. Hal ini dikarenakan jumlah partikel dalam larutan elektrolit akan lebih banyak karena adanya proses disosiasi/ionisasi zat terlarut.
13.
a. Apa itu faktor van’t Hoff ? Tuliskan hubungan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku antara larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. b. Bagaimana hubungan fak tor van’t Hoff dengan derajat ionisasi/disosiasi larutan (α)? Penyelesaian : a. Faktor van’t Hoff digunakan untuk menghitung nilai sifat-sifat koligatif larutan elektrolit. Nilai faktor van’t Hoff merupakan perbandingan antara efek koligatif larutan elektrolit dengan larutan non-elektrolit pada konsentrasi yang sama.
Tabel hubungan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku antara larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
b. Apabila kemampuan elektrolit untuk terionisasi/terdisosiasi secara kuantitatif dinyatakan oleh derajat ionisasi/disosiasi α, maka faktor i dapat dirumuskan sebagai berikut :
Diperoleh,
Tanpa ionisasi/disosiasi, jumlah partikel adalah 1 mol
Dengan ionisasi/disosiasi, jumlah partikel adalah jumlah partikel elektrolit dan ion-ion dalam keadaan setimbang, yaitu ((1-α) + v α) mol.
Sehingga diperoleh :
Dengan v = total koefisien ion-ion dalam persamaan ionisasi/disosiasi. 14.
Tabel berikut merupakan data nilai faktor van’t Hoff (i) untuk beberapa larutan. a. Apa yang dapat kalian simpulkan tentang hubungan kemolalan dengan faktor van’t Hoff? b. Hitung persentase perubahan nilai i untuk larutan KCl dan larutan K 2SO4 dari 0,1 m ke 0,001 m. Apa pendapatmu. Larutan
Faktor van’t Hoff 0,1 m
0,01 m
0,001 m
Jika terdisosiasi 100 %
NaCl
1,87
1,94
1,97
2,00
KCl
1,85
1,94
1,98
2,00
K2SO4
2,32
2,70
2,84
3,00
MgSO4
1,21
1,53
1,82
2,00
Penyelesaian : a.
Semakin kecil kemolalan suatu larutan maka faktor van’t hoff nya semakin besar
b.
Persentase perubahan nilai i untuk larutan KCl dan larutan K 2SO4 dari 0,1 m ke 0,001 m.
x 100% = 7,027% x 100% = 22,4% Untuk K2SO4 = Untuk KCl:
Besarnya persentase perubahan nilai i untuk kedua larutan berbeda. Hal ini kemungkinan disebabkan perbedaan jumlah ion yang dihasilkan. KCl dapat menghasilkan 2 ion, sedangkan K 2SO4 dapat menghasilkan 3 ion.
15.
Larutan manakah yang mempunyai nilai sifat koligatif yang lebih tinggi ; 0,05 m NaCl atau 0,05 m Na 2CO3? Jelaskan . Penyelesaian : NaCl memiliki nilai sifat koligatif lebih tinggi dari pada Na 2CO3, karena NaCl adalah larutan elektrolit sedangkan Na 2CO3 non-elektrolit, untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non-elektrolit, yang ditunjukkan oleh faktor van’t Hoff (i)
B. Soal Pilihan ganda 1.
Dibawah ini yang bukan merupakan sifat koligatif larutan adalah . . . a. Kenaikan titik didih b. Tekanan osmosis c. Kekentalan larutan d. Penurunan tekanan uap e. Penurunan titik beku Jawaban : C
2.
Suatu larutan terdiri dari 60 gram urea dan 72 g air. Jika tekanan uap pelarut o
murni pada 20 C adalah 22,5 mmHg, maka tekanan uap larutan pada suhu tersebut adalah . . . (Mr urea = 60; Mr air = 18) a. 9 mmHg b. 18 mmHg c. 36 mmHg d. 38,5 mmHg e. 46,2 mmHg Jawaban : B Penyelesaian : Diketahui : wB
= 60 g
wA
= 72 g
T
= 20 C
P
o
o
= 22,5 mmHg
Ditanya : P lar. . . .? Dijawab :
3.
Terdapat 1.000 g larutan 25 % etilena glikol C 2H6O2. Pada suhu berapa larutan akan mendidih? o
o
(Mr C2H6O2 = 62 ; Kb air = 0,512 C kg/mol ; titik didih air = 100 C) a.
o
102,75 C o
b. 97, 25 C o
c. 102,06 C o
d. 97,94 C o
e. 124,77 C Jawaban : A Penyelesaian : Diketahui : WB = 250 g WA = 750 g Ditanya : TB larutan. . .? Dijawab :
4.
Seorang siswa melarutkan senyawa X ke dalam 14,2 mol kloroform yang o
o
mempunyai titik didih 61, 2 C. Jika titik didihnya naik menjadi 64,6 C, berapa mol senyawa X yang ditambahkan siswa tersebut? 0
(Kb kloroform = 3,63 C kg/mol ; Mr kloroform = 119,5) a. 0,94 mol b. 1,59 mol c. 6,27 mol d. 8,52 mol e. 14,2 mol Jawaban : B
Penyelesaian : Diketahui : Mol pelarut
= 14,2 mol
TB pelarut
= 61,2 C
TB larutan
= 64,6 C
o o
Ditanya : mol senyawa yang ditambahkan Dijawab :
5.
Berapakah titik beku dari larutan 0,35 m gliserol dengan pelarut etanol? o
o
(Kf etanol = 1,99 C kg/mol ; titik beku etanol = -114,6 C) o
a. -0,845 C o
b. -0,697 C o
c. -114,6 C o
d. -115,3 C o
e. -113,3 C Jawaban : D Penyelesaian :
6.
Data percobaan penurunan titik beku : Berdasarkan data percobaan diatas, maka besarnya penurunan titik beku larutan ditentukan oleh . . . . Larutan
o
Konsentrasi (molal)
Titik beku ( C)
0,10
-0,1860
0,01
-0,0186
0,10
-0.3720
0,01
-0,0372
0,10
-0,1860
0,01
-0,0186
Urea
Garam dapur
Gula a. Jenis zat terlarut b. Jumlah partikel zat terlarut c. Jenis larutan d. Jenis pelarut e. Perbedaan titik beku pelarut Jawaban : B Penyelesaian :
Besarnya penurunan titik beku larutan ditentukan oleh jumlah partikel dalam suatu larutan.
7.
0
Penurunan titik beku suatu larutan urea dalam air sebesar 0,375 C. bila Kf air = o
0
1,86 C kg/mold an K b air = 0,52 C kg/mol, maka kenaikan titik didih larutan tersebut adalah. . . . o
a. 1,340 C o
b. 0,692 C o
c. 0,471 C o
d. 0,268 C o
e. 0,104 C
Jawaban : E Penyelesaian :
8.
o
Tekanan osmosis rata-rata dalam darah adalah 7,7 atm pada 25 C. Berapakah konsentrasi glukosa (C 6H12O6) yang bersifat isotonik dengan darah? a. 0,31 M b. 0,59 M c. 1,65 M d. 3,18 M e. 3,75 M Jawaban : A Penyelesaian :
9.
Pada suhu yang sama, larutan urea 0,1 M (Mr = 60) akan mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan larutan gula (Mr = 180) . . . . a. 0,01 M b. 0,05 M c. 0,10 M d. 0,15 M e. 0,20 M Jawaban : C Keterangan :
Larutan urea dan larutan gula sama-sama bersifat nonelektrolit, maka untuk suhu yang sama, agar tekanan osmotik larutan gula dan larutan urea sama, konsentrasi kedua larutan juga harus sama yaitu 0,1 M. 10.
Larutan urea sebanyak 500 mL mempunyai tekanan osmosis sebesar 2,46 atm o
pada suhu 20 C. Jika Mr urea adaalah 60 dan R = 0,08206 L atm/mol K, berapakah konsentrasi larutan urea tersebut? a. 0,01 M b. 0,02 M c. 0,05 M d. 0,10 M e. 0,20 M Jawaban : D Penyelesaian :
SOAL MENGHITUNG 1.
Dalam suatu eksperimen terdapat 150 g larutan NaCl dengan konsentrasi 10 %. Jika seorang murid menambahkan 50 g pelarut kedalam larutan tersebut, hitung konsentrasi larutan yang baru (dalam % berat). Penyelesaian : Massa NaCl = 10% x 150 = 15 g Massa air = 150 – 15 = 135 g Massa air setelah ditambah = 135 + 50 = 185 g Persentase NaCl dalam larutan =
2.
x 100% = 8,11%
Berapa gram gliserol (Mr = 92) yang telah dilarutkan dalam 500 ml air murni jika terjadi penurunan tekanan uap lautan sebesar 0,001 atm? Diketahui P 0,10 atm. Asumsikan densitas air murni sebesar 1 g/mL. Penyelesaian : Diketahui : ΔP P
= 0,001 atm
o air murni
= 0,10 atm
Mr
= 92
V
= 500 mL
ρair
= 1 g/mL
Ditanya : massa gliserol (g) . . .? Dijawab :
Fraksi mol zat gliserol
Massa air murni
Massa gliserol (gram)
Misalkan massa gliserol = ϰ
o air murni
=
3.
Gliserol yang tidak mudah menguap dilarutkan kedalam 100 g air. Ternyata tekanan larutan turun menjadi 25 torr. Tekanan uap pelarut murni pada suhu yang sama adalah 31,8 torr. ( 1 atm = 760 torr) a. Hitung mol gliserol dalam larutan. b. Berapa jumlah air (pelarut) yang harus ditambahkan lagi kedalam larutan agar tekanan larutan naik menjadi 29,0 torr? Penyelesaian : Diketahui : wA
= 100 g
P larutan
= 25 torr
P
o
= 31,8 torr
Ditanya : a. Mol gliserol b. Gram pelarut yang ditambahkan untuk P = 29,0 torr Dijawab : a.
Misalkan mol gliserol = ϰ
b.
Misalkan mol pelarut = ϰ
Massa pelarut
Jadi
massa
pelarut
yang
harus
ditambahkan
adalah
sebanyak
4.
Titik didih dan tetapan kenaikan titik didih molal karbon tetraklorida adalah 76,8 o
C dan 5,02
o
C kg/mol. Jika 0,25 molal naftalen dilarutkan dalam karbon
tetraklorida, berapakah titik didih larutan? Penyelesaian :
5.
Berapa titik beku suatu larutan yang mengandung 5 g antrasen (Mr = 178) dalam 35 g benzene, jika titik beku benzene murni 5,5 kg/mol) Penyelesaian : Diketahui : wB
=5g
Mr
= 178 g/mol
wA
= 35 g
Tf pelarut
= 5,5 C
o
Ditanya : Tf larutan . . .? Dijawab :
o
o
C? (Kf benzene = 5,10 C
6.
Pada suhu berapa air radiator mobil akan mulai membeku jika mengandung 65% air dan 35 % etilen glikol (C 2H4(OH)2)?Umpama massa larutan 100 g. (Mr o
C2H4(OH)2 =62 ; Kf air = 1,86 C kg/mol) Penyelesaian : wB
= 35 g
Mr
= 62 g/mol
wA
= 65 g
Kf air
= 1,86 C kg/mol
o
Ditanya : Tf larutan . . .? Dijawab :
7.
o
Hitung tekanan osmosis larutan KCl 0,745 % pada suhu 27 C jika α = 86 % (Ar K= 39 ; Ar Cl = 35,5) Penyelesaian : Larutan KCl 0,745% = 0,745 g KCl dalam 100 mL larutan
8.
Hitung konsentrasi (dalam g/L) suatu larutan glukosa yang bersifat isotonic 0
dengan darah. Tekanan osmosis darah adalah 7,65 atm pada suhu 37 C dan Mr glukosa = 180. Penyelesaian :
9.
Sebanyak 1,065 g suatu zat organik dilarutkan dalam 30,14 g dietil eter sehingga o
o
terjadi kenaikan titik didih sebesar 0,296 C. Kb eter = 2,11 C kg/mol. Hitung massa molekul relatif zat tersebut. Penyelesaian : Diketahui : wB
= 1,065 g
wA
= 30,14 g
ΔTb
= 0,296 C
o
Ditanya : Mr zat . . .? Dijawab :
10.
Suatu larutan yang mengandung 7,5 g urea dalam 200 g air membeku pada suhu yang sama dengan larutan kedua yang mengandung 15 g suatu zat. Berapa massa molekul relatif zat dalam larutan kedua?(Mr urea = 60) Penyelesaian : Diketahui : wB
= 7,5 g
wA
= 200 g
wX
= 15 g
Ditanya : Mr zat kedua (Mr x) . . .? Dijawab :
11.
o
Naftalen membeku pada suhu 80,1 C. Jika suatu larutan yang mengandung 3,2 g belerang ditambahkan kedalam 100 g naftalen, maka larutan itu akan membeku o
o
pada suhu79,24 C. Apakah rumus molekul belerang tersebut? (K f naftalen = 6,89 C kg/mol dan Ar belerang = 32) Penyelesaian : Diketahui : o
Tf pel
= 80,1 C
wB
= 3,2 g
wA
= 100 g
Tf larutan
= 79,24 C
o
o
Kf
= 6,89 C kg/mol
Ditanya : Rumus molekul belerang…? Dijawab :
Jadi, rumus molekul senyawa yang terbentuk adalah S 8 12.
Suatu larutan yang mengandung zat terlarut dan 150 g air mempunyai titik beku – o
o
0,835 C. Kf air = 1,86 C kg/mol. a. Berapa kemolalan larutan? b. Berapa mol zat terlarut dalam 150 g air tersebut? c. Jika 1,2 g zat terlarut ditambahkan lagi kedalam larutan, titik beku larutan o
turun kembali menjadi – 1,045 C. Berapa total mol zat terlarut dalam larutan baru? d. Berapa massa zat terlarut dalam larutan pada mulanya?( sulit ) Penyelesaian : a.
∆Tf = Kf. m 0,835 = 1,86 . m m = 0,4489 molal
b.
=nx
m = n x 0,4489
n = 0,067 mol
1,86 x n x
∆Tf = Kf x n x
c.
1,045 =
n = 0,084 mol
13.
Pengukuran tekanan osmosis dari 3 mL larutan yang mengandung 0,09 g suatu protein
menghasilkan nilai 0,01 atm. Hitung nilai Mr protein tersebut jika 0
diketahui pengukuran 5 C. (R = 0,08206 L atm/ mol K) Penyelesaian :
14.
0
Terdapat 3,58 g NaCl dalam 120 mL larutan pada suhu 77 C. Jika derajat disosiasi NaCl adalah 80%, hitung faktor van’t hoff dan tekanan osmosis larutan tersebut. (Ar Na = 23; Cl = 35,5) Penyelesaian :
Faktor van’t hoff
= 1 + (2 – 1) 0,8 = 1,8
Tekanan osmosis
View more...
Comments