SNI Suspensi Awal Produk Pangan.sni ISO 6887-4-2012.Mikrobiologi

October 23, 2017 | Author: Eva Pa'e O | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

mikrobiologi...

Description

SNI ISO 6887-4:2012

Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapan contoh uji, suspensi awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi – Bagian 4: Aturan khusus untuk penyiapan produk lain selain susu dan produk susu, daging dan produk daging, dan ikan serta produk perikanan (ISO 6887-4:2003, IDT)

ICS 07.100.30

Badan Standardisasi Nasional

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

Standar Nasional Indonesia

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: [email protected] www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

© BSN 2012

SNI ISO 6887-4:2012

Daftar isi ................................................................................................................................. i Prakata .................................................................................................................................. ii 1

Ruang lingkup .................................................................................................................. 1

2

Acuan normatif ................................................................................................................. 1

3

Istilah dan definisi ............................................................................................................ 2

4

Prinsip .............................................................................................................................. 2

5

Pengencer ....................................................................................................................... 3

6

Peralatan ......................................................................................................................... 4

7

Penyiapan contoh ............................................................................................................ 5

8

Prosedur umum ............................................................................................................... 5

9

Prosedur spesifik ............................................................................................................. 6

10

Pengenceran desimal lanjutan ..................................................................................... 13

Bibliografi ............................................................................................................................. 14

© BSN 2012

i

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

Daftar isi

SNI ISO 6887-4:2012

Standar Nasional Indonesia (SNI) ISO 6887-4:2012, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapan contoh uji, suspensi awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi - Bagian 4: Aturan khusus untuk produk selain susu dan produk susu, daging dan produk daging, ikan dan produk perikanan merupakan hasil adopsi identik dengan metode terjemahan dari ISO 6887-4:2003, Microbiology of food and animal feeding stuffs -Preparation of test samples, initial suspension and decimal dilutions for microbiological examination -- Part 4: Specific rules for the preparation of products other than milk and milk products, meat and meat products, and fish and fishery products dan ISO 6887-4:2003 (Corr.1:2004) Standar ini disusun oleh Panitia Teknis (PT) 67-04 Makanan dan Minuman. Standar ini telah dibahas dalam rapat teknis dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 8 Oktober 2011 di Jakarta. Untuk tujuan penggunaan standar ini, yang dimaksud dengan This International Standard adalah This National Standar (SNI) dan diterjemahkan menjadi Standar Nasional atau Standar ini. Apabila terdapat keraguan pada standar ini, maka mengacu pada standar aslinya. Standar ISO yang digunakan dalam acuan normatif telah diadopsi identik menjadi SNI, yaitu: 1.

ISO 6887-1:1999 Microbiology of food and animal feeding stuffs - Preparation of test samples, initial suspension and decimal dilutions for microbiological examination -- Part 1: General rules for the preparation of the initial suspension and decimal dilutions, dan diadopsi identik menjadi SNI ISO 6887-1:2012, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapan contoh uji, suspensi awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi - Bagian 1: Aturan umum untuk penyiapan suspensi awal dan pengenceran decimal.

2.

ISO 6887-2:2003, Microbiology of food and animal feeding stuffs -- Preparation of test samples, initial suspension and decimal dilutions for microbiological examination -- Part 2: Specific rules for the preparation of meat and meat products diadopsi identik menjadi SNI ISO 6887-2:2012, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapan contoh uji, suspensi awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi - Bagian 1: Aturan khusus untuk penyiapan dan produk daging.

3.

ISO 7218:2007 Microbiology of food and animal feeding stuffs -- General requirements and guidance for microbiological examinations, diadopsi secara identik menjadi SNI ISO 7218:2012, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Persyaratan umum dan pedoman untuk pengujian mikrobiologi.

ISO 6887 terdiri dari 5 bagian dengan judul secara umum, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapan contoh uji, suspensi awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi yang terdiri dari: - Bagian 1: Aturan umum untuk penyiapan suspensi awal dan pengenceran desimal - Bagian 2: Aturan khusus untuk penyiapan daging dan produk daging - Bagian 3: Aturan khusus untuk penyiapan ikan dan produk perikanan - Bagian 4: Aturan khusus untuk produk selain susu dan produk susu, daging dan produk daging, ikan dan produk perikanan - Bagian 5: Aturan khusus untuk penyiapan susu dan produk susu

© BSN 2012

ii

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

Prakata

SNI ISO 6887-4:2012

Perhatian - Penggunaan standar ini mungkin melibatkan bahan-bahan, kegiatan dan peralatan yang dapat menimbulkan bahaya. Pengguna standar ini mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan praktek keamanan dan kesehatan selama pengujian dan menetapkan batasan aturan yang dapat diterapkan sebelum penggunaannya.

1

Ruang lingkup

ISO 6887 bagian ini, mengkhususkan aturan untuk penyiapan contoh dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi produk pangan selain yang tercakup dalam ISO 6887. ISO 6887-1 mendefinisikan aturan umum untuk penyiapan suspensi awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi. ISO 6887 bagian ini hanya menjelaskan metode penyiapan yang berlaku untuk beberapa mikroba secara bersamaan. Metode ini tidak termasuk penyiapan yang hanya berlaku untuk deteksi dan/atau penghitungan dari mikroba tunggal dimana metode penyiapan dijelaskan dalam standar internasional terkait dengan mikroba itu. ISO 6887 bagian ini berlaku untuk produk berikut: - Kasus umum untuk produk yang bersifat asam (lihat 8.2); - Pangan berlemak tinggi, tidak termasuk margarin dan sejenisnya (lihat 8.3); - Tepung, biji sereal, produk sereal, pakan ternak dan pakan sapi (cattle cake) (lihat 9.1); - Produk berbahan keras, misalnya singkong (lihat 9.2); - Gelatin (lihat 9.3); - Margarin dan sejenisnya (lihat 9.4); - Produk kering dan produk-produk beku-kering (kecuali produk susu dan produk telur) (lihat 9.5); - Telur dan produk telur (lihat 9.6); - Produk fermentasi (produk yang mengandung mikroba hidup) (lihat 9.7); - Kue kering (pastries) dan kue (9.8). CATATAN

2

Susu dan produk susu dibahas dalam ISO 8261.

Acuan normatif

Dokumen berikut merupakan bagian tidak terpisahkan untuk penggunaan dokumen ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang diacu digunakan. Untuk acuan tidak bertanggal, edisi terakhir dari dokumen acuan (termasuk amandemen) digunakan ISO 6887-1:1999, Microbiology of food and animal feeding stuffs — Preparation of test samples, initial suspension and decimal dilutions for microbiological examination — Part 1: General rules for the preparation of the initial suspension and decimal dilutions.

© BSN 2012

1 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Penyiapan contoh uji, pengenceran awal dan pengenceran lanjutan untuk pengujian mikrobiologi –Bagian 4: Aturan khusus untuk penyiapan produk lain selain susu dan produk susu, daging dan produk daging, ikan dan produk perikanan

SNI ISO 6887-4:2012

ISO 7218, Microbiology of food and animal feeding stuffs — General rules for microbiological examinations.

3

Istilah dan definisi

Untuk penggunaan standar ini, digunakan istilah dan definisi sebagai berikut. 3.1 contoh laboratorium contoh yang disiapkan dan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan atau pengujian [ISO 7002] 3.2 porsi uji ukuran (volume atau massa) yang mewakili contoh yang diambil dari contoh laboratorium untuk digunakan dalam penyiapan suspensi awal 3.3 suspensi awal (pengenceran primer) suspensi, larutan atau emulsi yang diperoleh setelah sejumlah produk yang akan diuji, ditimbang atau diukur (atau contoh uji yang telah disiapkan dari produk) yang sudah dicampur secara normal dengan perbandingan 1:9 pelarut supaya homogen 3.4 pengeceran desimal lanjutan suspensi atau larutan yang diperoleh dari hasil pencampuran dengan suspensi awal (3.3) dengan perbandingan 1:9 terhadap volume pengencer dan dilakukan pengulangan sampai diperoleh seri pengenceran desimal yang sesuai untuk inokulasi pada media biakan 4

Prinsip

Pengenceran awal (3,3) merupakan penyiapan untuk menyeragamkan pendistribusian mikroba yang mungkin terkandung dalam contoh uji. Pra-pengayaan atau suspensi pengayaan disiapkan dengan cara yang sama, dengan menggunakan media yang direkomendasikan oleh metode analisis yang bersangkutan, kecuali dalam kasus tertentu seperti yang dimaksudkan dalam setiap bagian produk pada ISO 6887. Jika diperlukan, pengenceran desimal (3.4) disiapkan untuk mengurangi jumlah mikroba per satuan volume, setelah inkubasi, pengamatan terhadap adanya pertumbuhan (dalam kasus media cair) atau koloni (dalam kasus cawan agar atau tabung agar), sebagaimana yang dinyatakan dalam setiap standar spesifik. Untuk membatasi mikroba, jika diperlukan, kisaran perhitungan (enumerasi) diberikan diberikan dalam interval atau jika diduga jumlah mikroba tinggi, dimungkinkan hanya menginokulasikan pengenceran desimal yang diperlukan saja (paling sedikit dua pengenceran berurutan) untuk mencapai enumerasi berdasarkan perhitungan yang dijelaskan dalam ISO 7218. © BSN 2012

2 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

ISO 6887-2:2003, Microbiology of food and animal feeding stuffs — Preparation of test samples, initial suspension and decimal dilutions for microbiological examination — Part 2: Specific rules for the preparation of meat and meat products.

SNI ISO 6887-4:2012

Pengencer

5.1

Bahan dasar

Lihat ISO 6887-1. 5.2

Pengencer untuk penggunaan umum

5.2.1

Larutan garam pepton

Lihat ISO 6887-1:1999, 5.2.1. 5.2.2

Buffered peptone water (BPW)

Lihat ISO 6887-1:1999, 5.2.2. 5.3

Pengencer untuk tujuan khusus

5.3.1 5.3.1.1

Larutan garam pepton dengan Bromocresol purple Komposisi

Larutan garam pepton (5.2.1)

1 000 mL

Bromocresol purple (0,04 % larutan alkohol, misalnya larutan etanol)

0,1 mL

5.3.1.2

Penyiapan

Tambahkan 0,1 mL Bromocresol purple ke dalam 1 000 mL larutan garam pepton (5.2.1). 5.3.1.3

Penggunaan

Larutan ini boleh digunakan untuk analisis produk yang bersifat asam tertentu sehingga penyesuaian pH dapat dilakukan tanpa menggunakan probe pH steril (lihat 8.2). Bromocresol purple berwarna kuning pada pH asam dan berubah menjadi ungu pada pH diatas pH 6.8 5.3.2 5.3.2.1

Larutan Phosphate buffered Komposisi

Disodium hydrogen phosphate dodecahydrate (Na2HPO4.12 H2O)

9,0 g

Potassium dihydrogen phosphate (KH2PO4)

1,5 g

Air

1 000 mL

5.3.2.2

Penyiapan

Larutkan semua bahan ke dalam air, panaskan jika diperlukan.

© BSN 2012

3 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

5

SNI ISO 6887-4:2012

Tempatkan 180 mL bahan ke dalam setiap labu Sterilisasi pada otoklaf selama 15 menit pada suhu 121 °C. 5.3.2.3

Penggunaan

Larutan phosphate buffered digunakan sebagai pengencer gelatin (lihat 9.3) dan contoh yang lain. 5.4

Distribusi dan sterilisasi pengencer

Lihat ISO 6887-1:1999, 5.4. 6

Peralatan teknis

Peralatan yang biasa digunakan pada laboratorium mikrobiologi yang umum (lihat ISO 7218 and ISO 6887-1) dan khusus sebagai berikut. 6.1 6.1.1

Homogenizer Homogenizer putar (blender)

Lihat ISO 7218. Jika contoh uji besar digunakan, peralatan sebaiknya termasuk 1 liter mangkuk steril. 6.1.2

Homogenizer peristaltik

Lihat ISO 7218. 6.2

Parutan tipe domestik - steril

6.3

Palu

6.4 Penangas air, dapat mempertahankan suhu pada 45 °C ± 1 °C, atau 40 °C ± 1 °C, atau diantara 37 °C dan 42 °C. 6.5

Gunting, pisau, pisau bedah dan tang yang steril

6,6

Spatula, sendok atau sekop yang steril

6.7

Penusuk logam (Sterile corers/metallic probes), untuk mengambil contoh di bagian dalam

6.8

Alat Pengaduk, dengan gerakan maju-mundur

6.9

Labu berleher lebar (Wide-necked flasks) steril, kapasitas 500 mL

© BSN 2012

4 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

Jika diperlukan sesuaikan pH sehingga pH setelah sterilisasi adalah 7,0 ± 0,2 pada suhu 25 °C.

SNI ISO 6887-4:2012

7.1

Penyiapan contoh Produk beku

Pada pengambilan contoh untuk produk beku sebaiknya tetap disimpan pada suhu 18 °C sampai 27 °C (suhu laboratorium) selama 3 jam, atau 2 °C ± 2 °C selama 24 jam. Contoh sebaiknya diuji secepat mungkin setelah itu. Lihat ISO 6887-1:1999, 9.3. Jika produk masih beku ketika akan dibagi-bagi, beberapa pengencer pada temperatur laboratorium dapat digunakan untuk pencairan. Produk berbentuk serbuk sebaiknya dicampur merata (dikomposit) dalam wadah sebelum pengambilan contoh. 7.2

Produk keras dan kering (hard and dry products)

Untuk produk keras atau kering, homogenisasi dalam blender (6.1.1) tidak lebih dari 2,5 menit. Untuk produk bubuk dan padat, atau produk heterogen, jika perlu contoh dilumatkan atau digiling terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kenaikan suhu yang berlebihan. Pelumatan atau penggilingan tidak lebih dari 1 menit. 7.3

Produk cair dan tidak kental

Sebelum melakukan analisis, contoh uji sebaiknya diambil setelah contoh laboratorium dikocok dengan tangan (misalnya 25 kali kocokan setengah lingkaran dengan jarak 25 cm; lihat ISO 8261 untuk rincian) atau dengan peralatan mekanis untuk menjamin bahwa mikroba terdistribusi secara merata. 7.4

Produk heterogen

Untuk produk heterogen (yang mengandung potongan-potongan pangan yang berbeda), pengambilan contoh uji harus dilakukan dengan mengambil cuplikan yang mewakili bagianbagian pangan pada produk awal. Homogenisasi terhadap seluruh contoh memperoleh contoh yang lebih homogen.

laboratorium dapat

juga

dilakukan untuk

Pelumatkan atau penggilingan contoh laboratorium mungkin diperlukan untuk mencegah kenaikan suhu yang berlebihan. Dalam hal ini jangan melumat atau menggiling lebih dari 1 menit. 8 8.1

Prosedur umum Umum

Seluruh kegiatan persiapan dan perlakuan sebaiknya dilakukan dengan cara yang aseptis dan peralatan steril untuk menghindari terjadinya kontaminasi mikroba dari luar terhadap contoh. Lihat ISO 7218. Jika prosedur yang digunakan untuk analisis berbeda dari prosedur yang tercantum dalam dokumen ISO 6887 ini, nyatakan dalam laporan. © BSN 2012

5 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

7

SNI ISO 6887-4:2012

Kasus umum untuk produk yang bersifat asam

Jika menggunakan larutan suspensi produk yang bersifat asam, pastikan bahwa pH telah dikembalikan ke nilai pH netral. Penggunaan larutan pengencer yang ditambah indikator pH (5.3.1) dapat menghindari penggunaan dan sterilisasi probe pH. Tambahkan natrium hidroksida (NaOH) sampai indikator mulai berubah warnanya. Bila menggunakan larutan pengencer buffer, penambahan NaOH sering diperlukan untuk meningkatkan kemampuan buffer dari komponen alkalis. Konsentrasi dari NaOH yang ditambahkan tergantung pada keasaman produk. Konsentrasi yang paling cocok (misal 0.1 mL/L atau 1 mol/L) ialah konsentrasi yang masih berdekatan dengan perbandingan 1 + 9 dengan larutan pengencer 8.3 Pangan berlemak tinggi, tidak termasuk margarin dan bentuk oles (misalnya lebih dari 20 % total massa adalah lemak) Penggunaan pengencer yang ditambah monooleat sorbitan (Tween 80), antara 1 g/L dan 10 g/L sesuai dengan kadar lemak (misalnya kadar lemak 40 %, tambahkan 4 g/L) dapat dapat memperbaiki emulsifikasi selama suspensi. 9

Prosedur spesifik

9.1 Tepung, biji-bijian sereal, produk sereal, pakan ternak dan pakan sapi (cattle cake) 9.1.1

Umum

Ikuti rencana pengambilan contoh sesuai dengan ukuran setiap batch produk. 9.1.2

Penyiapan suspensi awal

Campurkan serbuk kering merata secara manual dalam wadah sebelum contoh uji di timbang. Campurkan 1 bagian contoh uji ke 9 bagian larutan garam pepton (5.2.1). Sebelum homogenisasi, diamkan selama 20 menit sampai 30 menit pada suhu 18 °C sampai 27 °C (suhu laboratorium). Jika viskositas suspensi meningkat sehingga menjadi terlalu tebal atau kental untuk dicampur secara merata atau dipipet, tambahkan volume yang sama larutan garam pepton untuk menghasilkan 1 dalam 20 suspensi awal. Campur sesuai produk dengan homogenizer peristaltik (6.1.2) selama 1 menit, atau di blender putar (6.1.1). Dalam perhitungan enumerasi, masukan semua data penambahan pengenceran yang telah dilakukan. Porsi uji sebanyak 50 g direkomendasikan ketika melakukan analisis sereal dan produk heterogen lainnya. Dalam kasus ini, suspensi pertama sebaiknya merupakan 1 dalam 5 suspensi. Homogenkan dan buat 1 dalam 2 pengenceran. © BSN 2012

6 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

8.2

SNI ISO 6887-4:2012

9.2

Produk sangat keras (misalnya singkong)

9.2.1

Penyiapan contoh uji

Ambil contoh uji lebih besar dari yang diperlukan untuk analisis parut secara aseptik (6.2) dengan menggunakan palu menjadi potongan kecil atau pecahkan sampai menjadi potongan kecil dalam kantong plastik steril (6.3). 9.2.2 Penyiapan larutan awal Tambahkan 1 bagian contoh uji ke 9 bagian larutan garam pepton(5.2.1) dan campur. Sebelum dihomogenisasi, diamkan selama 20 menit sampai 30 menit pada suhu 18 °C sampai 27 °C (suhu laboratorium). Haluskan dalam blender putar (6.1). 9.3

Gelatin (bentuk butiran atau lembaran)

9.3.1

Penyiapan contoh uji

Ambil 20 g contoh uji secara aseptik. 9.3.2

Penyiapan larutan awal

Pindahkan contoh uji ke labu steril 500 mL (6.9). Tambahkan 180 mL pengencer buffer fosfat (5.3.2) dan campurkan hingga bentuk granul terlarut dalam cairan. Biarkan gelatin menyerap pengencer selama 60 menit pada suhu kamar. Letakkan botol dalam penangas air (6.4) atur suhu 45 °C selama maksimal 30 menit dan campurkan hingga gelatin larut dan buat menjadi 1 + 9 larutan. 9.4

Margarin dan produk olesan

9.4.1 9.4.1.1

Pengambilan contoh Umum

Contoh dapat diambil dari produk curah (bulk) dan atau dari produk yang sudah terkemas siap dijual. 9.4.1.2

Produk curah atau produk sebelum dikemas dengan berat ≥ 1 kg

Dengan metode aseptik, gunakan spatula (6.6) atau pisau (6,5), iris setebal 3 mm sampai 5 mm dari permukaan terluar. Tusuk dengan menggunakan pasak steril (metallic corer) (6,7) secara diagonal ke dalam produk tanpa bagian lain terbawa. Putar alat untuk mengeluarkan contoh uji.

© BSN 2012

7 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

CATATAN Bahan keras (misalnya biji-bijian dan tepung tulang/bone meal) akan menyebabkan kantong tertusuk pada homogenizer peristaltik, untuk mencegahnya gunakan dua lapis kantong.

SNI ISO 6887-4:2012

Metode pengambilan contoh lain (misalnya ekstraksi yang beratnya minimal 500 g) diperbolehkan sepanjang produk ini dinyatakan homogen. Hal ini harus dinyatakan dalam laporan uji. Produk margarin sebelum dikemas ≤ 1 kg

9.4.1.3

Contoh laboratorium yang digunakan terdiri dari satu atau beberapa produk utuh sebelum dikemas, Ambil contoh secara aseptis. Untuk contoh yang beratnya lebih dari 500 gram pada produk curah ketika diuji, contoh harus diambil dengan kedalaman 5 mm dari lapisan terluar. 9.4.1.4

Produk yang dikemas

Untuk produk yang dikemas, buka bungkusan. Ambil contoh dengan menggunakan alat steril, setelah lapisan luar dibuka. Dapat digunakan pasak berbentuk silinder untuk mengambil contoh. Jika diminta, contoh juga dapat diambil dari permukaan produk dengan menggunakan alat steril. 9.4.2

Penyiapan contoh uji

9.4.2.1

Umum

Dalam tabung steril, timbang 40 g dari contoh laboratorium. 9.4.2.2

Penyiapan fase cair (pengenceran primer)

Kedalam wadah steril, tambahkan volume pengencer (5.2) setara dengan proporsi lemak yang diperkirakan dari contoh margarin atau bentuk lemak oles. CONTOH = 33 mL.

Untuk contoh 40 g margarin dengan kadar lemak 82 %, tambahkan pengencer 40 X 0,82

Tempatkan wadah di penangas air (6.4) atur pada suhu 45 °C sampai semua produk mencair. Waktu pencairan tidak boleh melebihi 20 menit. Kocok dengan menggunakan shaker dan alat pengaduk (6.8) sampai dihasilkan emulsi yang homogen. Waktu pengocokan bervariasi dari 2 menit sampai 5 menit tergantung pada jenis margarin / bentuk oles. Biarkan wadah pada suhu kamar sehingga terpisah dengan baik membentuk lemak di lapisan atas, dan cairan di lapisan bawah. Lakukan pengujian selanjutnya pada lapisan yang cair; 1 mL larutan ini sebanding dengan 1 g margarin. Contoh ini digunakan untuk penyiapan suspensi awal yang sesuai dengan ISO 6887-1.

© BSN 2012

8 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

Pindahkan contoh ke kantong plastik, dengan menggunakan spatula (6,6) atau pisau (6,5), pisahkan dari 25 mm bagian atas yang digunakan oleh pasak untuk membuat lubang. Ambil satu contoh atau lebih pada bagian tengah untuk mendapatkan contoh uji yang cukup untuk penggunaan laboratorium.

SNI ISO 6887-4:2012

Penyiapan suspensi pengayaan atau yang dikayakan

Lihat standar internasional yang relevan untuk mikroba yang akan dideteksi atau dienumerasi. Jika metode ini membutuhkan pengayaan atau dikayakan, ambil porsi utuh dari margarin. 9.5

Produk yang dikeringkan

9.5.1

Umum

Kategori produk yang dikeringkan termasuk: -

Daging dan sayuran yang dikeringkan; sup kering dan saus campuran

-

Minuman serbuk: teh, kakao dan produk berbahan dasar cokelat, kopi, sari buah yang dikeringkan (serbuk);

-

selulosa mentah, selulosa terlarut, dekstrin, sorbitol, gula, glukosa, glutamat;

-

Tanaman herbal, rempah-rempah, penyedap dan pewarna;

-

Polisakarida pembentuk gel, gums dan lain-lain;

-

Kelapa, ekstrak ragi (yeast extract), kembang gula cokelat (batangan atau manis), telur utuh kering dan putih telur kering.

Tidak termasuk produk dibawah ini Produk susu; -

Produk telur;

-

Mikroba hidup (misalnya ragi untuk roti).

9.5.2

Peralatan teknis

Kantung untuk homogenisasi peristaltik yang disisipkan tabung penyaring direkomendasikan untuk memudahkan pada waktu memipet produk dari suspensi yang tidak mudah larut. 9.5.3

Penyiapan contoh uji

Produk serbuk sebaiknya dicampur seluruhnya dalam wadah kemudian ditimbang langsung secara aseptis. Produk lain bila perlu diipecah atau dipotong-potong dengan alat steril menjadi potongan-potongan kecil sebelum digunakan. 9.5.4 9.5.4.1

Penyiapan suspensi awal Produk serbuk yang larut sempurna

Karena produk mudah larut, tidak selalu menggunakan homogenisasi mekanis. 9.5.4.2

Produk lain (non-serbuk)

Siapkan suspensi menggunakan blender putar (6.1.1) atau homogenizer peristaltik (6.1.2), seperti di atas.

© BSN 2012

9 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

9.4.2.3

SNI ISO 6887-4:2012

Produk yang mengembang di air

Untuk semua produk yang mengembang di dalam air (misalnya polisakarida dan gum pembentuk gel, peterseli kering atau daun bawang kering), dilakukan pengenceran lanjutan (1 dalam 20, 1 dalam 50 atau 1 dalam 100) untuk mendapatkan suspensi yang dapat digunakan. Jika dibuat pengenceran lebih besar, jumlah cawan yang diinokulasi harus ditambah supaya 0,1 g contoh uji terdistribusi ketika diduga jumlah penghitungannya rendah. Kelarutan beberapa bahan dapat dibantu dengan penambahan larutan enzim khusus ke buffered peptone water (BPW) (5.2.2) (contohnya enzim gamanase untuk produk berbasis carob dan guar, atau selulosa untuk carboxymethyl cellulosa). 9.5.4.4

Pengenceran tambahan untuk bahan pangan penghambat

Untuk bahan tambahan pangan yang mengandung zat penghambat (misalnya bubuk bawang merah, bawang putih, oregano, lada, teh dan kopi), untuk mengurangi aktivitas antimikroba Gunakan pengenceran yang lebih besar (misal 1 / 100 untuk kayu manis dan oregano; 1 / 1 000 untuk cengkeh), atau tambahkan K2SO3 ke dalam pepton /buffered peptone water (5.2.2) untuk mencapai konsentrasi akhir 0,5 %. 9.5.4.5

Cokelat dan kembang gula cokelat (batangan atau manis)

Panaskan sebelumnya pengencer pada suhu 40 °C. Tambahkan contoh uji yang telah ditimbang ke pengencer. Kocok secepatnya dengan tangan. Biarkan campuran pada suhu kamar selama 20 sampai 30 menit agar larut. Kemudian aduk dengan homogenizer putar (6.1.2). 9.5.5

Resusistasi

Secara umum, biarkan contoh selama 30 menit lebih kurang 5 menit pada suhu laboratorium. Jangan melebihi suhu 25 °C sebelum penyiapan pengenceran lanjutan. Pada kasus tertentu harus dipertimbangkan secara spesifik. 9.6

Produk telur

9.6.1 9.6.1.1

Telur utuh segar Umum

Telur yang digunakan untuk analisis mikrobiologi sebaiknya tidak terlihat retak. Telur dapat diperiksa sendiri-sendiri atau dalam setiap batch sesuai dengan tujuan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan atau tanpa pembersihan/sterilisasi cangkang telur. Untuk pemeriksaan isi telur, sterilkan telur sebelum dibuka. Untuk mendeteksi patogen yang ada diluar cangkang telur tidak diperlukan sterilisasi sesuai kesepakatan pihak-pihak yang terkait.

© BSN 2012

10 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

9.5.4.3

SNI ISO 6887-4:2012

Desinfeksi cangkang

Hilangkan semua debu atau kotoran dengan tisu, air dan kertas penyerap. Kenakan sarung tangan steril dan gunakan kasa atau penyeka/lap yang direndam dalam 70 % alkohol industri atau isopropanol, bersihkan seluruh permukaan kulit. Larutan Iodium bisa juga digunakan, dengan dilengkapi tindakan pencegahan untuk melindungi personel. Biarkan benar-benar kering tanpa kontaminasi. 9.6.2 9.6.2.1

Deteksi atau penghitungan flora cangkang Umum

Cangkang telur harus selalu ditangani menggunakan teknik aseptik. 9.6.2.2

Metode pencucian cangkang

Tanpa memecahkan telur, bilas beberapa kali, putar sekeliling telur, gunakan volume ukuran kecil atau sedang, untuk pengencer atau media yang digunakan dalam metode. Hasil cairan yang dikumpulkan dalam wadah merupakan suspensi awal. Telur utuh seluruhnya juga dapat ditempatkan dalam kantong homogenizer peristaltik yang berisi pengencer atau media biakan yang volumenya diketahui. Kemudian, bilas telur dengan cairan di dalam kantong, lalu telur dikeluarkan. 9.6.2.3

Metode gesekan

Gunakan kasa steril, atau kain / kertas setara lainnya yang direndam dalam pengencer atau media biakan, gosok seluruh cangkang telur. Tempatkan potongan kain kasa tersebut dalam sejumlah pengencer (5.2.1) atau media biakan yang dibutuhkan untuk analisis. 9.6.2.4

Metode perendaman

Pecahkan telur. Ambil cangkang dan tempatkan pada kantong homogenisasi dengan sejumlah pengencer atau media yang dibutuhkan. Remas cangkang dalam kantong dan gunakan suspensi yang dihasilkan. 9.6.3

Mendeteksi atau menghitung flora internal

Gunakan sarung tangan steril baru, telur dipecahkan buka secara aseptik. Jika kuning dan putih telur harus dianalis secara terpisah, pisahkan keduanya dan tempatkan masing-masing ke dalam wadah steril yang berbeda.

© BSN 2012

11 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

9.6.1.2

SNI ISO 6887-4:2012

Jika deteksi mikroba dilakukan pada seluruh isi telur, tempatkan isi telur langsung di wadah steril dengan 180 mL buffered peptonee water (5.2.2) atau ke dalam media pengayaan yang sesuai. 9.6.4

Isi telur utuh curah, cairan putih telur curah dan cairan kuning telur curah

Bahan ini dapat dipasteurisasi atau tidak. Untuk isi telur utuh curah, encerkan 1 + 9 dengan buffered peptone water (5.2.2) Untuk cairan putih telur, suspensi 1 dalam 40 buffered peptone water (5.2.2) direkomendasikan untuk mengatasi hambatan alami yang disebabkan oleh lysozyme. 9.6.5

Telur utuh kering dan putih telur kering

Perlakukan sebagai produk kering seperti di 9,5. 9.6.6

Menghitung semua flora (cangkang + kuning + putih)

Dengan menggunakan teknik aseptik, pecahkan telur, tempatkan cangkang dan isinya dalam wadah steril. Homogenkan dengan cara dikocok dengan tangan/dihancurkan. Ambil bagian yang dibutuhkan dari campuran untuk membuat suspensi awal dalam pengencer. 9.7 9.7.1

Produk yang difermentasikan (produk yang mengandung mikroba hidup) Umum

Pasal ini tidak termasuk produk probiotik. Tujuannya adalah untuk menguji produk yang terkontaminasi oleh mikroba selain mikroba yang digunakan dalam fermentasi 9.7.2

Pengencer

Gunakan larutan garam peptone dengan Bromocresol purple (5.3.1). Ketika suspensi menunjukkan perubahan warna indikator, tambahkan 40 g/L natrium hidroksida untuk mengembalikan ke pH netral terdekat (misalnya 7,0 ± 0,2 pada 25 °C). Dalam kasus ragi, agen anti-jamur (misalnya cycloheximide pada konsentrasi 50 mg/kg, atau nistatin pada 50 mg/kg, atau amfoterisin pada konsentrasi 10 mg / kg) harus ditambahkan ke dalam penghitungan media. Dalam kasus lain, penambahan antibiotik direkomendasikan untuk melawan flora yang terkandung dalam produk yang dianalisis. Antibiotik dan konsentrasinya harus disebutkan dalam laporan hasil uji. © BSN 2012

12 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

Tambahkan larutan garam pepton (5.2.1) untuk memberikan pengenceran 1 + 9 terhadap kuning telur dan 1 dalam 40 untuk putih telur untuk mengencerkan keberadaan penghambat lysozyme alami.

SNI ISO 6887-4:2012

Kue kering (pastries) dan kue

9.8.1

Umum

Kue kering (pastries) dan kue pada umumnya manis dan dibuat dari tepung, mentega, telur dan bahan-bahan lain seperti produk susu atau produk buah-buahan. 9.8.2

Penyiapan contoh uji

Untuk makanan yang dikemas sebelum dimasak (pre cook), Buka kemasan sesuai dengan ISO 6887-2:2003, 9.2. Ambil cuplikan masing-masing komponen, perhitungkan proporsinya Hal ini memungkinkan untuk menghomogenisasi contoh laboratorium seluruhnya untuk mendapatkan contoh uji yang homogen. Direkomendasikan untuk uji biskuit menggunakan cara yang sama dengan produk-produk kering (9.5). 10

Pengenceran desimal lanjutan

Lihat ISO 6887-1.

© BSN 2012

13 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

9.8

SNI ISO 6887-4:2012

[1]

ISO 7002, Agricultural food products — Layout for a standard method of sampling from a lot

[2]

ISO 8261, Milk and milk products — General guidance for the preparation of test samples, initial suspensions and decimal dilutions for microbiological examination

© BSN 2012

14 dari 14

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”

Bibliografi

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF