SNI Sumur Bor Pantau

July 26, 2018 | Author: zulkhaidarsyah3975 | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

SNI Sumur Bor Pantau...

Description

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 13-4687-1998 ICS 73.020

Spesifikasi Konstruksi Sumur Bor Pantau

BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN

Latar Belakang

Dalam rangka pengelolaan air bawah tanah, diperlukan data yang akurat tentang potensi air bawah tanah, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, terutama di daerah-daerah yang pemanfaatan airtanahnya intesif, yang menyebabkan perubahan-perubahan yang cepat pada kondisi air bawah tanahnya. Perubahan cadangan air bawah tanah suatu daerah pada umumnya dapat dilihat dari perubahan kedudukan muka air tanahnya, sedangkan  perubahan mutu air bawah tanah dapat diketahui dari hasil analisis contoh airnya. Sesuai tugas dan fungsinya, pengelolaan air bawah tanah merupakan tanggung  jawab Menteri Pertambangan dan Energi cq Direktur Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral. Pemantauan mutu dan muka airtanah dilaksanakan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan dan Kantor-Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi dengan membuat sumurbor-sumurbor pantau di wilayah kerjanya masing-masing. Disamping instansi pemerintah tersebut di atas, semua pihak yang mengambil airtanah melebihi batas tertentu wajib menyediakan sumurbor pantau, sesuai ketentuan yang berlaku. Mutu dan muka airtanah hanya dapat dipantau secara baik pada sumurbor  pantau yang khusus dibuat untuk keperluan pemantauan, yang menyadap satu lapisan tertentu yang mengandung air serta memenuhi sejumlah persyaratan lainnya. Oleh karenanya spesifikasi sumurbor pantau ini perlu ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia.

Daftar Acuan

1) SNI 03-2527-1991 (SK SNI M-102-1990-03) Metoda pengujian p engujian karakteristik akuifer tertekan dengan uji pemompaan Jacob I 2) SNI 03-3641-1994 (SK SNI M-15-1992-03) M-15-1992-03) Metoda pemboran airtanah dengan alat bor putar sistem sirkulasi langsung 3) SNI 0039-1987-A Mutu dan cara uji pipa baja lapis seng 4) Many design design criteria criteria for design and installation of monitoring well in aquifers, dalam International Ground Water Tec hnology, V.I. no. 1. 1995 5) Pipa Mas Water Well Screen, PT. Pipa Mas Putih

Daftar Isi

Halaman Daftar isi …………………………… ……………………………………………………… ………………………………….. ………..

i

1. Ketentuan Umum ………………………… …………………………………………………... ………………………...

1

1.1 1.1.1 1.1.2 1.2 1.3

Maksud dan tujuan ………………………… ……………………………………………... …………………... Maksud ………………………… ……………………………………………………… ………………………………. …. Tujuan ………………………… …………………………………………………… ………………………………... ……... Ruang lingkup ………………………… …………………………………………………... ………………………... Pengertian …………………………… ……………………………………………………….. …………………………..

1 1 1 1 1

2. Persyaratan umum …………………………………………………... …………………………………………………...

3

2.1 2.2 2.3

Lokasi, kedalaman, dan kedudukan saringan …………………… 3 Pelaksana pengeboran …………………………………………… …………………………………………… 3 Metoda pengeboran ………………………… ……………………………………………… …………………… 3

3. Persyaratan teknis ………………………… …………………………………………………… ………………………….. 4 3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5 3.1.6 3.1.7 3.2 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4 3.2.5

Spesifikasi konstruksi sumurbor pantau ………………………… ………………………….. Ukuran sumurbor pantau …………………………… ………………………………………… …………… Diameter lubangbor ………………………… ……………………………………………… …………………… Penempatan saringan …………………………… …………………………………………….. ……………….. Pembalut kerikil …………………………… ………………………………………………….. …………………….. Penyekat lempung …………………………… ………………………………………………... …………………... Penyekat semen ………………………… ………………………………………………….. ……………………….. Lantai beton semen ………………………… ……………………………………………… …………………… Spesifikasi bahan konstruksi sumurbor pantau ………………….. Pipa lindung ………………………… …………………………………………………… …………………………... ... Pipa saringan …………………………… …………………………………………………….. ……………………….. Kerikil ………………………… …………………………………………………… …………………………………. ………. Lumpur penyekat ………………………… ………………………………………………… ……………………… Bubur semen …………………………… ………………………………………………… ………………………... …...

4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 7 7 7

Spesifikasi konstruksi sumur bor pantau

1

Ketentuan umum

1.1 Maksud dan tujuan 1.1.1 Maksud

Spesifikasi konstruksi sumurbor pantau ini dimaksudkan sebagai acuan dan  pegangan dalam perencanaan dan pembuatan sumurbor pantau untuk  pemantauan muka dan mutu airtanah pada satu akuifer tertentu yang perlu dipantau.

1.1.2 Tujuan

Tujuan spesifikasi konstruksi sumurbor pantau ini adalah untuk menjelaskan  persyaratan umum dan persyaratan teknis yang harus dipenuhi dalam  pembuatan sumurbor pantau agar dapat dihasilkan sumurbor pantau yang memenuhi persyaratan untuk keperluan pemantauan muka airtanah dengan alat  perekam muka airtanah otomatis, serta untuk keperluan pemantauan kualitas airtanah dengan cara pengambilan dan pemeriksaan contoh airnya.

1.2 Ruang lingkup

Ruang lingkup spesifikasi sumurbor pantau ini meliputi ketentuan umum,  persyaratan umum danpersyaratan teknis yang

harus dipenuhi dalam

 pembuatan sumurbor pantau.

1.3 Pengertian

Beberapa pengertian yang berkaitan dengan spesifikasi konstruksi sumurbor  pantau ini : a) Air bawah tanah atau airtanah airtanah adalah semua air yang yang terdapat di dalam lapisan pengandung air di bawah permukaan tanah;

 b) Lapisan pengandung air atau akuifer adalah lapisan batuan di bawah  permukaan tanah yang dapat menyimpan dan meneruskan air dalam  jumlah yang memadai; c) Muka airtanah adalah permukaan airtanah di dalam sumurbor sumurbor dihitung dari muka tanah setempat atau titik acuan lain; d) Sumurbor pantau adalah sumurbor yang dibuat untuk memantau muka dan mutu airtanah pada akuifer tertentu; e) Konstruksi sumurbor adalah instalasi sumurbor yang yang terpasang setelah  proses pembuatan sumurbor selesai, yang terdiri atas pipa lindung, saringan, pembalut kerikil, penyekat lempung dan penyekat semen; 1) Pipa lindung adalah pipa yang dipasang di dalam lubangbor untuk menahan agar dinding lubangbor tidak runtuh serta untuk menampung airtanah; 2) Saringan adalah pipa yang berlubang-lubang di bagian dindingnya untuk memungkinkan masuknya airtanah ke dalam sumurbor; 3) Pembalut kerikil adalah pembalut yang terbentuk dari kerikil yang diisikan ke dalam ruang antara dinding lubangbor dan saringan sumurbor, yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan saringan dalam meluluskan air dan menahan butir-butir batuan lepas yang akan masuk kedalam sumurbor; 4) Penyekat lempung adalah penyekat yang terbentuk dari lumpur  penyekat yang diinjeksikan ke dalam ruang antara dinding lubangbor dan pipa lindung di atas dan di bawah pembalut kerikil. Penyekat lempung di atas pembalut kerikil setebal minimal 2 meter berfungsi untuk menahan agar bubur semen yang diinjeksikan di atasnya tidak turun masuk ke dalam pembalut kerikil. Penyekat lempung di bawah  pembalut kerikil setebal minimal 3 meter berfungsi untuk mencegah  perembesan air dari akuifer yang lebih dalam yang mungkin telah tertembus pengeboran;

5) Penyekat semen adalah penyekat yang terbentuk dari bubur semen yang diinjeksikan ke dalam ruang antara dinding lubangbor dan pipa lindung di atas penyekat lempung yang menutupi pembalut kerikil, guna mencegah tercemarnya airtanah, serta untuk menahan agar dinding lubangbor tidak runtuh; 6) Perusahaan Pengeboran Air Bawah Tanah adalah Badan Usaha yang sudah mendapat izin usaha dalam da lam bidang pengeboran air bawah tanah; tan ah; 7) Instansi Pengelola Air Bawah Tanah yaitu Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral dan Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi sesuai wilayah kerjanya.

2 Persyaratan umum 2.1 Lokasi, kedalaman dan kedudukan saringan sumubor pantau

Lokasi, kedalaman dan kedudukan saringan sumurbor pantau ditentukan oleh Instansi Pengelola Air Bawah Tanah.

2.2 Pelaksana pengeboran

Pembuatan sumurbor pantau hanya boleh dilaksanakan oleh Instansi Pengelola Air Bawah Tanah, Perusahaan Pengeboran Air Bawah Tanah dan instansi yang mendapat persetujuan dari Instansi Pengelola Air Bawah Tanah untuk melakukan penyelidikan, penelitian dan eksplorasi air bawah tanah.

2.3 Metoda pengeboran

Sumurbor pantau harus dibuat sesuai SNI 03-3641-1994 Metoda pengeboran airtanah dengan alat bor putar sistem sirkulasi langsung, atau metoda lain yang disetujui Instansi Pengelola Air Bawah Tanah.

3 Persyaratan teknis 3.1 Spesifikasi konstruksi sumurbor pantau 3.1.1 Ukuran sumurbor pantau

Sumurbor pantau dibuat dengan pipa lindung dan saringan berdiameter nominal minimal 150 milimeter (6 inci), dengan kedalaman minimal mencapai 3 meter di bawah dasar akuifer yang dipantau, ujung bawahnya ditutup dengan dop. Bibir sumur atau ujung atas pipa lindung terletak minimal 1 meter di atas muka tanah, seperti terlihat pada gambar 1 : Penampang tegak konstruksi sumurbor pantau.

3.1.2 Diameter lubangbor

Lubangbor harus tegak lurus berdiameter minimal 275 milimeter (11 inci) untuk seluruh kedalaman.

3.1.3 Penempatan saringan sumurbor pantau

Saringan sumurbor harus ditempatkan tepat pada kedudukan akuifer yang akan dipantau. Apabila akuifernya mempunyai ketebalan lebih dari 3 meter, maka  panjang minimal saringan yang dipasang harus 3 meter, ditempatkan di bagian tengah akuifer.

3.1.4 Pembalut kerikil

Ruang antara dinding lubangbor 275 milimeter (11 inci) dan pipa saringan 150 milimeter (6 inci) diisi dengan kerikil sehingga terbentuk pembalut kerikil di sekeliling pipa saringan.

3.1.5 Penyekat lempung

Ruang antara dinding lubangbor dan pipa lindung di atas dan di bawah  pembalut kerikil diinjeksi dengan lumpur penyekat, sehingga terbentuk

 penyekat-penyekat lempung setebal minimal 3 meter di bawah pembalut kerikil dan setebal minimal 2 meter di atas pembalut p embalut kerikil.

3.1.6 Penyekat semen

Ruang antara dinding lubangbor dan pipa lindung di atas pembalut kerikil mulai dari atas penyekat lempung hingga kedalaman 0,25 meter di bawah mukat tanah harus diinjeksi dengan bubur semen, sehingga terbentuk penyekat semen.

3.1.7 Lantai beton semen

Di sekeliling sumurbor pantau harus dibuat lantai beton semen dengan luas minimal 1 meter persegi berketebalan minimal 0,5 meter mulai 0,25 meter di  bawah muka tanah hingga 0,25 meter di atas muka tanah.

3.2 Spesifikasi bahan konstruksi sumurbor sumurbor pantau 3.2.1 Pipa lindung

Pipa lindung harus terbuat dari pipa baja lapis seng berketebalan medium yang memenuhi SNI 0039-1987-A Mutu dan cara uji pipa baja lapis seng.

3.2.2 Pipa Saringan

Pipa saringan harus dari jenis saringan bercelah menerus yang terbuat dari  bahan baja tahan karat berkualitas minimal SS 304 yang memenuhi Standard  Nasional Indonesia, atau standard lainnya yang diakui di tingkat internasional seperti Standar American Petroleoum Institute. Ukuran celah saringan ditentukan dengan melihat sebaran besar butir akuifer berdasarkan hasil analisa ayak. Untuk akuifer yang tersusun oleh pasir halus, yaitu yang berbutir mulai dari 0,062 - 0,125 milimeter, di pakai saringan bercelah maksimal 0,5 milimeter, sedangkan untuk akuifer a kuifer yang tersusun oleh pasir sedang

yang

 berbutir antara 0,25 - 0,5 milimeter dipakai saringan bercelah minimal 1 milimeter.

3.2.3

Kerikil

Kerikil untuk membentuk pembalut kerikil harus dipilih yang masih segar atau tidak lapuk, berbutir bundar, diutamakan yang mempunyai kandungan silika tinggi, dan seyogyanya tidak mengandung gamping, zat organik, lumpur dan kotoran lainnya. Pembalut kerikil kerikil untuk saringan bercelah 0,5 milimeter dibuat dengan mengisikan kerikil berukuran dari 1,5 milimeter sampai 3 milimeter, sedangkan untuk saringan bercelah, 1,5 milimeter dipakai kerikil berukuran dari 2,5 milimeter sampai 6 milimeter.

3.2.4

Lumpur penyekat

Untuk pembuatan penyekat lempung harus dipakai lumpur penyekat yang diproduksi untuk keperluan pengeboran air bawah tanah atau pengeboran minyak bumi, yang telah memenuhi SNI atau standard lainnya yang telah diakui di tingkat internasional, seperti Standard American Petroleoum Institute.

3.2.5

Bubur semen

Untuk penginjeksian semen harus dipakai bubur semen dengan komposisi 40 kilogram semen setiap 22 liter air. Semen yang digunakan harus memenuhi SNI 15-2049-1994 Mutu dan cara uji portland semen jenis I. I.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF