SNI 03-1972-1990, “Metoda Pengujian Slump Beton” TUJUAN UMUM
Dapat menentukan nilai kekentalan atau kelecakan beton dengan cara mengukur penurunan beton setelah dipadatkan dengan alat slump. III. TUJUAN KHUSUS 1. Mampu memahami aplikasi penentuan nilai kelecakan beton dengan alat slump pada pelaksanaan pembetonan. 2. Mampu melaksanakan pengujian penentuan kelecakan beton dengan alat slump dalam suatu kasus perancangan beton. 3. IV.
Mampu menggunakan peralatan sesuai prosedur standar pengujian. DASAR TEORI Alat slump adalah suatu alat yang paling sering digunakan untuk menguji atau menentukan konsistensi atau kekentalan adukan beton. Nilai slump ditentukan oleh besarnya penurunan adukan beton dalam slump setelah alat slump diangkat. Nilai penurunan slump akan dibandingkan dengan nilai slump rencana. Jika nilai slump lebih besar dari nilai slump rencana maka adukan encer dan nilai workability akan semakin tinggi dan sebaliknya jika nilai slump lebih kecil dari nilai slump rencana maka adukan kental dan nilai workability akan semakin rendah. Nilai Slump untuk berbagai jenis pekerjaan ditentukan nilai maksimum dan nilai minimum, supaya hasil yang didapat sesuai dengan yang dikerjakan. Tabel 1. Nilai slump yang direkomendasikan untuk berbagai jenis konstruksi
Jenis Pekerjaan a. Dinding, plat pondasi dan pondasi telapak bertulang b. Pondasi telapak tidak bertulang, kaosin, dan konstruksi di bawah tanah c. Pelat, balok, kolom dan dinding. d. Pengerasan jalan e Beton massa (tebal)
Slump (mm) Maks. Min. 125
50
90
25
150 75 75
75 50 25
LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGRI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
Beton segar (yang diambil segera setelah selesai pengadukan).
2.
Admixture ( Conplast SP 430) atau Superplastizer HRWR
3/6
ROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. 2.
Bersihkan peralatan slump dengan alat bantunya, kemudian basahi dengan lap lembab. Letakan alat slump pada tempat yang kokoh serta posisi datar/ rata.
3.
Isikan beton yang di uji ke dalam alat, sebanyak 3 lapis, tiap lapis dipadatkan dengan batang pemadat sebanyak 25 kali. Penusukan dilakukan secara merata (memutar) dan penusukan sampai lapisan bagian bawah untuk tiap lapisannya, pada bagian sisi alat posisi tongkat penusuk juga dimiringkan.
4.
Segera setelah selesai penusukan, ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan ruskam.
5.
Biarkan selama 30 detik.
6.
Angkat cetakan perlahan – lahan dengan memperhatikan posisi cetakan ketika diangkat harus dijaga agar tetap vertikal.
LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGRI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
Untuk pengukuran dari penurunan adukan beton harus memperhatikan pengukuran dilakukan pada minimal 3 titik yang kemudian diambil nilai slump rata – rata.
HASIL PENGAMATAN Tabel Hasil Pengamatan Nilai Slump ( mm )
Pengadukan I II
Rata-Rata
S1
S2
S3
( mm )
0
0
145
48.33
0
5
55
20 Σ = 34.16 mm
VIII. KESIMPULAN Nilai kelecakan pada percobaan yang pertama dapat dikatakan tidak mencapai persyaratan yang diinginkan dikarenakan nilai slumpnya tidak memenuhi nilai slump rencana yaitu < 75 mm dan tidak menggunakan mesin penggetar. Hal ini disebabkan karena banyaknya kadar air yang terkandung didalam adukan ataupun admixture yang digunakan. Dalam
LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGRI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.