Skripsi Mas Ani PDF

February 23, 2023 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Skripsi Mas Ani PDF...

Description

 

“KYAI KHASAN BESARI : BIOGRAFI DAN

PERANANYA BAGI PONDOK PESANTREN GEBANG G EBANG TINATAR TEGALSARI PONOROGO (1797-1867 M)”  SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora

Oleh : Muhammad Sam’ani   216-13-017

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN, USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

 

ii

 

iii

 

iv

 

MOTTO

“Kebahagiaan, Kesempurnaan, dan Keselamatan dan Keselamatan adalah cita-cita dan tujuan hidup. Meskipun berat dan terjal jalan yang harus diusahakan dengan penuh kesadaran. Senang, gembira rasa hati, hidup sepanjang masa dialam keabadian yang abadi.”  abadi.”  

 Serat  Se rat Wed Wedho R ogo (R. Ng. Ronggowarsito)

v

 

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kami persembahkan untuk keluarga besar Bani Bonari dan Bani Boyaman serta, Keluarga Besar IAIN Salatiga, Salati ga, sebagai syarat tugas akhir  perkuliahan di IAIN Salatiga serta sebagai salah satu sumbangan pengetahuan pengetahuan  bagi para mahasiswa.

vi

 

ABSTRAK

Penelitian ini berusaha membahas tentang biografi Kyai Ageng Khasan Besari tahun 1797-1867 M. Penelitian ini juga berusaha mengangkat tentang  pengaruh Kyai Khasan Besari dan peranannya bagi masyarakat Tegalsari dan terhadap Keraton Surakarta Adiningrat. Dalam penelitian ini juga akan dipaparkan  bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Gebang Tinatar dan kondisinya sebelum dan sesudah Kyai Khasan Besari. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dan menggunakan empat tahapan metode sejarah

yaitu

heuristik,

verifikasi,

interpretasi dan

historiografi.

Berdasarkan metode tersebut penulis mengambil sebuah Kesimpulan bahwa (1) Kyai Khasan Besari adalah putra dari Kyai Muhammad Ilyas Besari dan merupakan Pengageng yang membawa Pondok Pesantren Gebang Tinatar kepada  puncak kejayaan. (2) Kyai Khasan Besari berperan aktif dalam mengasuh pondok dan memberikan pendidikan terhadap masyarakat Tegalsari. (3) Kyai Khasan Besari selain berpengaruh kepada masyarakat Tegalsari juga mempunyai  pengaruh terhadap Kasunanan Surakarta Adiningrat dan berhasil menikahi Putri Pakubuwono III yaitu Bra. Murtosiyah. Keyword : Kyai Khasan Besari, Pondok Pesantren Gebang Tinatar, Ponorogo, Sejarah.

vii

 

ABSTRACT

This research tries to discuss about Kyai Ageng Khasan Besari biography from 1797-1867 M. This research also try to raise about the influence of Kyai Khasan Besari and its role for Tegalsari community and to Surakarta Adiningrat Palace. In this research will also explain how the history of Pondok Pesantren Gebang Tinatar and its condition before and after Kyai Khasan Besari. This study is analytical descriptive and uses four stages of historical method of heuristics, verification, interpretation interpretat ion and historiography. Based on the method the author took a Conclusion that (1) Kyai Khasan Besari is the son of Kyai Muhammad Ilyas Besari and is Pengageng who brought Pondok Pesantren Gebang Tinatar to the top of glory. (2) Kyai Khasan Besari plays an active role in raising cottages and providing education to Tegalsari people. (3) Kyai Khasan Besari in addition to the influence to the public Tegalsari also have influence on Surakarta Adiningrat Sunanate and managed to marry Princess Pakubuwono III is Bra. Murtosiyah. Keyword: Kyai Khasan Besari, Pondok Pesantren Gebang Tinatar, Ponorogo, History.

viii

 

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini  berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987. A.  Konsonan Tunggal Huruf Arab

Nama

Huruf Latin

Nama

‫ا‬ 

Alif

Tidak dilambangkan

Tidak dilambangkan

‫ة‬   

 ba‟    ba‟

 b

 be

ta‟ ta‟  

t

te

‫ث‬ 

sa‟   sa‟

 

s

es (dengan titik di atas)

‫ج‬ 

 jim

 j

 je

h

ha (dengan titik di bawah)

‫ح‬  ‫خ‬ 

kha

kh

ka dan ha

‫د‬ 

dal

d

de

‫ذ‬ 

żal   żal

z| 

zet (dengan titik di atas)

‫ز‬  ‫ش‬ 

ra‟   ra‟

r

er

zai



zet

 

sin

s

es

 

syin

sy

es dan ye

‫ص‬ 

s ad

s

es (dengan titik di bawah)

‫ض‬ 

d ad

d

de (dengan titik di bawah)

‫ط‬ 

t

te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ 

z

zet (dengan titik di bawah)

ix

 

‫ع‬ 

„ain   „ain

„ 

koma terbalik

‫غ‬ 

gain

g

ge

‫ف‬ 

fa

f

ef

‫ق‬ 

qaf

q

qi

‫ك‬ 

kaf

k

ka

‫ل‬ 

lam

l

„el  „el 

‫و‬ 

mim

m

„em   „em

 

nun

n

„en   „en

 

waw

w

w

 

ha‟   ha‟

h

ha

hamzah

'

apostrof

ya

Y

ye

 

B.  Konsonan Rangkap Karena Sya  Syad ddah ditulis Rangkap

‫د‬‫ي‬ ‫ي‬   

ditulis

 Muta'addidah

ditulis 

„iddah 

C.  Ta’ marbutah di Akhir Kata ditulis h 

ً  

ditulis

‫ه‬ 

ditulis 

'illah 

‫ب‬‫ن‬‫ا‬ ‫ ا‬‫ساي‬ 

ditulis

 Karāmah al -auliyā'  

‫س‬‫ن‬‫ ان‬‫ب‬‫ش‬ 

ditulis 

 

 

 Zakāh al -

 

D.  Vokal Pendek  ___      __ 

‫م‬ 

 fathah

ditulis

 A

ditulis 

 fa'ala 

x

 

 

kasrah

 _____ 

ditulis

i

ditulis

 żukira    żukira

ditulis

u

ditulis  ditulis 

 yażhabu   yażhabu 

  

‫س‬‫ذ‬     

 ___   __ 

‫ت‬‫ر‬  E.  Vokal Panjang

Ditulis

 A

ditulis

 jāhiliyyah    jāhiliyyah

ditulis

ā 

‫ي‬‫س‬ ‫ت‬  

ditulis

tansā   tansā

Kasrah + ya‟ mati  mati  

ditulis

i

‫ن‬‫كك‬ 

ditulis

karim

ditulis

ū 

‫ة‬‫ىى‬‫ج‬ 

‫ض‬ ‫فف‬ 

ditulis 

F.  Vokal Rangkap

‫ن‬‫بب‬  ‫ل‬‫ق‬ 

ditulis

 Ai

ditulis

bainakum

ditulis

au

ditulis

qaul  

G.  Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof

َ‫ا ا‬ 

ditulis

a‟antum   a‟antum

xi

 

‫ا‬ ‫ا‬ 

ditulis

u‟iddat  

‫ى‬‫س‬ ‫ نئ‬ 

ditulis

la‟in syakartum 

 

H.  Kata Sandang Alif + Lam

Diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsiyyah Syamsiyyah ditulis  ditulis dengan menggun m enggunakan akan huruf "al".

‫سا‬‫ ان‬ 

ditulis

al-Qur‟ān alQur‟ān  

‫ب‬‫انن‬ 

ditulis

al-Qiyās alQiyās  

ً ‫ ان‬  ‫ب‬

ditulis

al-Samā‟  alSamā‟  

ً‫ ان‬ 

ditulis

al-Syam 

I.  Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

‫ض‬‫س‬‫ ان‬ ‫ذذ‬ 

ditulis

ُ‫م ان‬‫ا‬ 

ditulis

 

 

 żawi al ahl al-sunnah 

xii

 

KATA PENGANTAR

‫ي‬‫ح‬‫ر‬ ‫ن‬  ‫ل‬ ‫م‬‫ب‬  ‫د‬    ‫ا‬‫سيد‬ ‫ى‬‫ع‬ ‫ص‬ ‫هم‬ Alhamdulillahi Alham dulillahi robbil „alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat Alloh SWT atas segala ni‟mat dan rahmat-NYA rahmat -NYA yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

tiada suatu

halangan

apapun.

Sholawat serta salam

senantiasa

terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan syafaatnya di hari kiamat nanti. Sekripsi ini berjudul: “ KYAI KHASAN BESARI : BIOGRAFI, PERAN, D DAN AN PENGARUHNYA PENGARUHNYA BAGI  PONDOK PESANTREN PESANTREN GEBANG TINATAR TINATAR TEGALSARI PONOROGO PONOROGO (17971867 M)” M)”  Penulisan penelitian ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari  berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setinggitingginya kepada: 1.  Bapak Dr. Rahmat Hariadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga. 2.  Bapak Dr. Benni Ridwan, M. Hum. Selaku Dekan Fakultas Usuluddin Adab dan Humaniora IAIN Salatiga.

xiii

 

3.  Bapak Haryo Aji Nugroho, S. Sos., MA. Selaku Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam IAIN Salatiga. Serta yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini. 4.  Bapak Adif Fahrizal, MA. selaku pendengar setia segala keluh kesah  penulis selama menyusun skripsi ini dan membantu memberikan banyak masukan yang sangat berguna bagi penulis. 5.  Bapak dan ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada penutis. 6.  Seluruh Keluarga Besar Bani Bonari dan Bani Boyaman yang memberikan  bantuan do‟a untuk kesuksesan kesuksesan skripsi ini.  ini.  7.  Kepada Adinda Siti Fitriatul Laila yang selalu memberikan semangat dan doanya untuk penyelesaian skripsi ini. 8.  Untuk segenap teman-teman Sejarah Peradaban Islam yang memberikan do‟a dan dukungan untuk menyelesaikan menyelesaikan skripsi ini. 9.  Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu semoga semua amal bantuan dalam  bentuk apapun mendapat mendapat balasan yang sebaik-baiknya di sisi Alloh SWT. Kami menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna, make penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dan semoga hasil penelitian ini  bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya. umumnya. Salatiga, 27 Juni 2017 Penusun

Muhammad Sam‟ani  Sam‟ani 

xiv

 

DAFTAR ISI 

HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ………………………………….. …………………………………..ii HALAMAN NOTA DINAS ………………………………………………….. …………………………………………………..ii ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii ……………………………………………….. iii HALAMAN MOTTO ………………………………………………………… …………………………………………………………iv iv HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………… v  v  ABSTRAK ………………………………………………………………….... vi  vi   PEDOMAN TRANSLITERASI ……………………………………………... x  x  KATA PENGANTAR ……………………………………………………… ……………………………………………………….. xii DAFTAR ISI …………………………………………………………...… …………………………………………………………...….. xiv DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… …………………………………………………….. .. xvi BAB I : I : PENDAHULUAN PENDAHULUAN   A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………….…… ……………………………………………….…… 1  1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ………………………………………….… ………………………………………….….. 5 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………………………. ………………………………………….... ... 5 D. Kajian Pustaka ……………………………………………………………. …………………………………………………………….... ... 5 E. Kerangka Teori …………………………………………………….……..… 7  7  F. Metode Penelitian …………………………………………………..…… …………………………………………………..……..… 9 G. Sistematika Penulisan ………………………………………………..….…. ………………………………………………..….…. 17  17 BAB II : BIOGRAFI KHASAN BESARI BESARI ……………………………………….... .... 19 A.  Riwayat Hidup Khasan Besari ……………………………………… B.  Jenjang Pendidikan Khasan Besari …………………………………… …………………………………….. 23 C.  Pemikiran Khasan Besari …………………………………………..… …………………………………………..….. .. 27 BAB III: PERAN KHASAN BESARI A.  Bidang Sosial …………………………………………………….… 31  31  B.  Bidang Keagamaan ………………………………………………… 34  34  C.  Bidang Politik ……………………………………………………… 37  37  BAB IV : KONDISI PONDOK PESANTREN GEBANG TINATAR SEBELUM DAN SESUDAH KHASAN BESARI A.  Masuknya Islam di Ponorogo ……………………………………… ……………………………………….. 41 B.  Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Gebang Tinatar …………..… 45  45 

xv

 

C.  Sejarah Pondok Pesantren Gebang Tinatar Sebelum Kyai Khasan Besari ……………………………………………………………….. ……………………………………………………………….. 48  48 D.  Perkembangan Pondok Pesantren Gebang Tinatar Sesudah Khasan Besari ……………………………………………………………...... ……………………………………………………………...... 53  53 BAB V : PENUTUP A.  Kesimpulan ………………………………………………………… ………………………………………………………… 58  58 B.  Saran ……………………………………………………………… ………………………………………………………………... ... 60 DAFTAR PUSAKA ………………………………………………………… …………………………………………………………... ... 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xvi

 

DAFTAR LAMPIRAN

NO

Lampiran

Foto

1

LAMPIRAN 1

Makam Batoro Katong Setono Jenangan Ponorogo 

2

LAMPIRAN 2

3

LAMPIRAN 3

4

LAMPIRAN 4

Makam Kyai Ageng Muhammad Besari Tegalsari Jetis Ponorogo  Makam Kyai Ageng Khasan Besari Tegalsari Jetis Ponorogo    Ndalem Agung Tegalsari Tegalsari Te galsari Jetis Ponorogo  Tempat Tidur Kyai Khasan Besari Tegalsari Jetis

5

LAMPIRAN 5

6

LAMPIRAN 6

Masjid Tegalsari Tegalsari Jetis J etis Ponorogo 

7

LAMPIRAN 7

Makam Tegalsari Tegalsari Jetis Jeti s Ponorogo 

8

LAMPIRAN 8

Lukisan Kyai Ageng Muhammad Besari  

9

LAMPIRAN 9

Serat Babad Surakarta 

10

LAMPIRAN 10

Serat Ronggowarsito 

Ponorogo  

xvii

 

BAB I  PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Sejarah mencatat bahwa kepustakaan santri sudah dikenal sejak zaman ke XVI. Kitab-kitab berbahasa arab serta terjemahannya yang menjadi dasar dari kitab kuning telah ada pada masa itu. Hal ini terbukti dari naskah-naskah  paling awal yang masih ma sih ada hingga sekarang yang dibawa ke Eropa sekitar tahun 1600. Karya-karya tersebut beredar ketika islam mempunyai kekuatan yang sangat besar di Pulau Jawa. 1 

Dari kepustakaan dan karya-karya yang di bawa ke Eropa itu, banyak yang berpendapat bahwa peradaban santri pada saat itu sangat dominan, mengingat pada proses selanjutnya kepustakaan santri akan sangat mempengaruhi kepustakaan  –   kepustakaan di Keraton. Yang berarti sebuah legitimasi sebuah kekuasaan pada saat itu, harus berasal dari penguasa 2

keagamaan yang dalam hal ini berarti Kyai ataupun Pesantren . 3

Menurut R. Strohtman yang dikutip oleh Enjang Muhaemin , disamping merupakan sistem agama, yaitu sistem politik, sebagai contoh Nabi Muhammad SAW disamping Rasul juga menjadi seorang pemimpin sebuah 1

  Abdullah,taufik. & Lapian A.B. 2012.  Indonesia Dalam Arus Sejarah Dan Kedatangan  Peradaban Islam. (Jakarta Islam. (Jakarta : PT . Ichtiar I chtiar Baru van hoeve), hal. 181-182 2 Ibid. hal. 183 3

Enjang Muhaemin, 1994. “ Potret Ulama dalam Bingkai Politik ,”Pelita, ,”Pelita, No. 6373, Th. XXI (Jum‟at, 15 Juli), hlm. 4.

1

 

negara. Dari itu, tidak dapat dipungkiri bahwa ulama, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka telah memerankan peran ganda tersebut. Peran ini setidaknya dilakukan para ulama hingga dekade 80-an dengan adanya depolitisasi dan deideologisasi rezim Orde Baru. Selain itu, berdirinya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) turut mereduksi makna dan peran ulama dalam konteks keagamaan di Indonesia. Karena itu, jika dewasa ini disebut istilah “ulama” dikalangan Sunni, maka yang muncul dalam benak kita adalah sosok seorang ahli fikih yang pemahamannya sudah terlepas dari  persoalan-persoalan sosial, politik, dan ekonomi4.

Dalam kontek ini yang dinamakan Ulama‟ yaitu seorang kyai, Pada zaman dahulu orang jika mau belajar mengucap syahadat dan dapat belajar tentang agama islam harus pergi ke pengajian-pengajian dan rumah para guru 5

atau kyai.   Kyai berkedudukan sebagai tokoh sentral dalam tata kehidupan masyarakat dan pesantren, sekaligus sebagai pemimpin pesantren.

Sebagai tokoh sentral, maka nilai kepesantrenannya banyak tergantung  pada kepribadian Kyai sebagai suri teladan dan sekaligus pemegang kebijaksanaan mutlak dalam tata nilai pesantren. Dalam hal ini peran kyai sangat besar sekali dalam bidang penanganan iman, bimbingan amaliyah,  penyebaran dan pewarisan ilmu, pembinaan akhlak, pendidikan beramal, dan memimpin serta menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh santri dan 4

Afif Muhammad. 1997 “Ulama dan Umara,”Pikiran Umara, ”Pikiran Rakyat, No. 138, Th. XXXII (Kamis, 14 Agustus), hlm. 13 5

 Zamakhsyari. 1982. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Para Kyai. Kyai .

Jakarta;LP3ES.hal.18

2

 

masyarakat.6  Dan dalam hal pemikiran kyai lebih banyak berupa terbentuknya pola berpikir, sikap, jiwa, serta orientasi tertentu untuk memimpin sesuai dengan latar belakang kepribadian kyai. Dari uraian diatas Nampak nya peneliti merasa tertari untuk meneliti tentang sosok Kyai yang termasyhur dan memiliki peranan sentral dan mampu membuat perubahan-perubahan bagi sosial kemasyarakatan di lingkunganya. Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah sosok Kyai Khasan Besari dari Pondok Pesantren Gebang Tinatar di Tegalsari Jetis Ponorogo. Ponorogo. Salah satu sebab peneliti tertarik untuk meneliti Kyai Khasan Besari karena peneliti sendiri merupakan salah seorang dari putra daerah tersebut secara tidak langsung peneliti merasa terpanggil untuk mengetahui lebih dalam tentang sejarah lokal yang berkaitan dengan sosok kharismatik Kyai Khasan Besari tersebut. Kuntowijoyo mengatakan bahwa salah satu alasan  pemilihan topik karena kedekatan Emosional yang artinya peneliti berasal dari daerah yang sama dengan tempat atau tokoh yang akan diteliti dalam rangka berbakti pada tempat kelahiran. 7  Selain itu, menurut Ir. Soekarno dalam pidatonya pada HUT RI 17 Agustus 1966 mengatakan bahwa“bangsa bahwa“bangsa yang besar merupakan bangsa  yang menghargai jasa para pahlawannya” dan salah satu cara untuk menghargai jasa pahlawan adalah dengan mengetahui kesejarahan dan sepak 6

 M Habib Chirzin, Pondok Chirzin,  Pondok Pesantren : Sebagai Bentuk Masyarakat Belajar . Yogyaka Yogyakarta:Majlis rta:Majlis Luhur Persatuan Taman Siswa. Hal. 94. 7

 Kuntowijoyo. 2013. Pengantar 2013.  Pengantar Ilmu Sejarah. Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. Hal. 70

3

 

terjangnya. Imam Ghozali, juga mengatakan “Man „arofa Nafsahu Faqod „arofa Robbahu”  Robbahu”  dan menurut pemahaman peneliti, yang dimaksud „arofa nafsahu  bukan hanya sebatas mengetahui dirinya, akan tetapi juga mengetahui kesejarahannya serta mengetahui sejarah leluhurnya, karena dengan mengetahui itu semua, maka manusia akan menghargai dan menghormati diri sendiri sebagai manusia dan sebagai makhluk yang paling sempurna8. Selain itu, menurut peneliti dengan mengetahui sejarah para leluhur, merupakan sebuah batu loncatan sekaligus cermin masa lalu di mana kesejarahan yang jelek jangan sampai terulang di masa sekarang maupun mendatang, dan yang baik harapanya bisa mengulangnya di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. data ng. Alasan berikutnya yang membuat Peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap Kyai Khasan Besari ini yaitu adanya hubungan erat dengan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Dan salah seorang istri Kyai Khasan Besari merupakan Putri dari Pakubuwono III. Hubungan itulah yang ingin  peneliti ungkap lebih mendalam, dengan menggunakan metode ilmiah dan kajian sejarah, sehingga dapat menjadi suatu pengetahuan yang baru dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

8

 Afandi. Safuan, Ihya Safuan,  Ihya Ulumuddin Imam Al Gozali (terj.).(Solo: Gozali (terj.).(Solo: sendang ilmu).hal. 15-16

4

 

B.  Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk membatasi penelitian ini kami membatasinya pada Biografi, peranan, serta kondisi sebelum dan sesudah kepemimpinan Kyai Khasan Besari pada tahun 1797-1867 M. untuk rumusan Masalah sebagai Berikut : 1.  Bagaimana biografi Khasan Besari? 2.  Bagaimana peran Khasan Besari ? 3.  Bagaimana kondisi pondok pesantren sebelum s ebelum dan sesudah kepemimpinan Khasan Besari?

C. Tujuan penelitian penelitian dan kegunaan penelitian penelitian Adapun tujuan dan kegunaan dari penelitian ini yaitu :  

1. Untuk mengetahui biografi

Khasan Besari. 

2.  Untuk mengungkap peran Khasan Besari. 3.  Untuk mengetahui kondisi pondok pesantren sebelum dan sesudah kepemimpinan Khasan Besari.

D.

Kajian Pustaka

Dalam tinjauan pustaka ini kami akan menghadirkan beberapa  pustaka yang telah lebih dahulu pernah ditulis oleh seseorang dalam  beberapa tulisannya, t ulisannya, yang pertama yaitu buku H.J de Graaf, dalam bukunya bukunya Kemelut di Kartasura Abad XVI, yang diterjemahkan oleh Temprint Jakarta,  buku ini menjelaskan tentang keadaan keraton saat Geger Pecinan dan

5

 

 pelarian Pakubuwono II ke Tegalsari yang tidak lain adalah ke Pondok Pesantren Gebang Tinatar.

Dalam buku Babad Solo karangan RM Sajid, juga melakukan hal yang sama hanya sedikit menyinggung tentang Tegalsari. Dalam buku karya Harucokro, Khalifah Rosululloh di Jawa 1778-1855 yang diterbitkan Radya Pustaka Surakarta juga hanya memberikan gambaran pelarian Pakubuwono II ke Tegalsari secara singkat. Dalam buku Raden Ngabehi Ronggowarsito karangan Any Andjar yang diterbitkan Aneka Ilmu Semarang pada tahun 1980, juga menjelaskan sedikit tentang tenta ng belajarnya Raden Mas Bagus Burhan ke Pondok Pesantren Gebang Tinatar, tetapi juga tidak khusus membahas tentang sejarahnya. Yosodipuro I,  Babad Geger Pecinan, Pecinan, radya pustaka 9

(1729-1802) . Menjelaskan tentang Proses Runtuhnya Keraton Kartasura dan Pelarian Pakubuwono II dan Berguru Kepada Kyai Khasan Besari. Pustaka berikutnya dari Skripsi saudara As‟ari dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tentang Pemikiran Kh. Badri Mashduqi. Skripsi ini menjelaskan tentang pemikiran dan juga biografi Kh. Badri Masduqi.  Namun pemikiran dalam bidang politik yang dimaksud yaitu dalam kehidupan partai di Indonesia. Skripsi dari Tri Sundari berjudul Peran Politik Kyai Di Pedesaan (Studi Kasus Di Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas), merupakan Mahasiswi dari UNNES Semarang. Skripsinya juga mengulas

tentang

bagaimana

peran-peran

kyai

dalam

masyarakat.

Berikutnya juga Skripsi dari UIN Sunan Kalijaga milik Alina Nihaya 9

 Yosodipuro I, Babad I, Babad Geger Pecinan, Pecinan, Radya Pustaka (1729-1802).

6

 

Marzuqoh tentang (Peran Sosial Kiai Kampung Di Desa Salamrejo Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung) hampir keseluruhan skripsi itu sama, membahas tentang peranan Kyai. Sedangkan penelitian ini lebih menekankan kepada peran dalam kehidupan pondok pesantren dan keraton Surakarta di Daerah Ponorogo.

E.

Kerangka Teoritis

Sebelum tahun 1960-an pusat-pusat pendidikan pesantren di Jawa dan Madura lebih dikenal dengan nama pondok. Menurut Zamakhsyari Dhofier

10

, istilah pondok berasal dari pengertian asrama-asrama para santri,

 pondok atau tempat tinggal yang terbuat dari bambo berasal dari kata bahasa Arab fundug Arab  fundug yang berarti hotel atau asrama. Perkataan pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan  pe  pe di  di depan dan akhiran an, an, berarti tempat tinggal para santri. Profesor Johns berpendapat, bahwa istilah santri dari  bahasa Tamil, yang berarti guru ngaji 11, sedangkan C.C Berg berpendapat  bahwa istilah tersebut berasal dari  shastri  shastri yang  yang dalam bahasa India berarti orang-orang yang tahu buku-buku suci agama suci, atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu.12 

10 11

12

 Zamakhsyari. 1982. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Para Kyai. Kyai . hal.18 Ibid. hal.18   C.C Berg. 1932. “Indonesia” dalam H.A.R.Gibb (ed), Wither Islam? A Survey of modern

movement in the moslem world , London, hal 257

7

 

Dalam pesantren tidak bisa terlepas dari elemen-elemen khusus yaitu Pondok, masjid, santri dan kyai. Pondok atau asrama bagi para santri, merupakan ciri khas tradisi pesantren yang membedakannya dengan sistem  pendidikan tradisional di masjid-masjid yang berkembang di kebanyakan wilayah Islam di negara  –  negara   negara lain. Bahkan sistem asrama ini pula yang membedakan pesantren dengan sistem pendidikan surau di daerah Minangkabau.13  Masjid harus ada dikarenakan dalam tradisi Islam, masjid merupakan tempat ibadah umat Islam dan wajib adanya di dalam pesantren, karena seorang muslim tidak terlepas dari peribadahan yang harus dilakukan oleh umat muslim. Yang paling pokok dalam peranan pesantren yaitu tentang pemimpin di masyarakat atau pemimpin sebenarnya. Dan kyai mempunyai peranan itu. Seorang kyai memiliki kewibawaan politik serta peranan politik yang dibutuhkan masyarakat, mungkin bisa bersifat patrimonial, rasional, maupun kharismatik. Karena pemimpin seperti itulah akan membawa kemakmuran  bukan malah menimbulkan malapetaka malapetaka14.

Dalam

perkembangan

metodologi

sejarah,

peneliti

harus

mampu

menganalisis pristiwa yang akan diteliti dengan berbagai cabang ilmu. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan konsep-konsep tentang  peran pesantren dan juga Kyai dalam masyarakat yang dipandang relevan

13

 Zamakhsyari. 1982. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Para Kyai Kyai.. hal.45

14

Amrulloh Achmad. 1983. Dakwah  Dakwah Islam dan Perubahan Sosial , Yogyakarta : Prima Duta. Hal. 87-88.

8

 

untuk membantu mengungkap sejarah tentang peran Kyai Khasan Besari dan biografinya. Dalam tulisan ini, peneliti akan mencoba menghadirkan

 beberapa temuan t emuan baru yang akan di interpretasikan setelah memandang dari  beberapa sisi seperti, dari segi sejarah, politik dan juga pendekatan budaya. budaya. Sedangkan untuk mengetahui Kondisi Pondok Pesantren Gebang Tinatar dari masa ke masa peneliti akan menggunakan teorinya A. Mujib Dan Subhan M. dalam bukunya Intelektualisme Pesantren 15dan juga disana menjelaskan peranan Para Kyai. Peneliti sengaja menggunakan buku tentang  pesantren ini, mengingat Kyai dan Pesantren itu bagaikan Dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Untuk selanjutnya peneliti akan menganalisisnya dengan teori politik Kyai yang digunakan Zamakhsari Dhofier dalam bukunya Tradisi Pesantren.

F.

Metode Penelitian

Metode penelitian secara terminologi terdiri dari dua kata metode dan penelitian. Kata metode pada awalnya berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos   yang berarti cara atau jalan menuju, sedangkan penelitian yaitu methodos suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis siste matis guna untuk memperoleh suatu informasi untuk tujuan tertentu. Metode 16

 penelitian menurut Sugiyono Sugiyono   adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

15

Mujib A. M Subhan. 2004. 2004 . Intelektualisme Pesantren, Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka)

16

Sugiyono. 2009.  Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, R&D R&D   (Bandung: alfabeta)hal. 6

9

 

dibuktikan menjadi suatu pengetahuan tertentu sehingga dalam gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi

masalah. Menurut Gilbert J. Garragan, S.J. 17, metode penelitian sejarah yaitu seperangkat asa dan aturan yang sistematik yang di desain guna membantu secara efektif untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah, menilainya secara kritis, dan menyajikan sintesis hasil-hasil yang dicapainya, yang pada umumnya dalam bentuk tertulis. Metode penelitian itu terdiri dari empat tahap utama yang pertama, yaitu : pengumpulan data (Heuristik), kritik sumber (Verifikasi), analisa (Interpretasi), dan penulisan (Historiografi). 1. Pengumpulan Data 

Tahap pertama adalah heuristik atau pengumpulan sumber. Menurut Carrard, Heruristik adalah sebuah kegiatan mencari sumbersumber atau mendapatkan data-data, atau materi sejarah, atau evidensi sejarah.18 Sumber sejarah dapat berupa bukti yang ditinggalkan manusia yang menunjukkan segala aktifitasnya di masa lampau, baik berupa  peninggalan-peninggalan maupun catatan-catatan. catatan-catat an. Sumber ini dapat ditemukan di perpustakaan-perpustakan, dari internet, dan untuk arsip dapat diperoleh di kantor-kantor atau instansi-instansi tertentu. Dalam

17

 Gilbert J. Garragan, S.J. 1957.  A Guide tto o Historical Method . (New York.Fordham Univercity Press). Hal 33.

18

 Philippe carrard, 1992. Poetics 1992.  Poetics The New Ne w History. Frenchhistorical Discourse From Braud Braudel el To Chartier, (London : the johns Hopkins university Press, Chartier, (London Pr ess, Baltimore). Hal. 2-4

10

 

 penelitian ini, peneliti menggunakan sumber yang berupa buku-buku dan internet. Menurut Lucey19, sebuah sumber sejarah dapat berupa suatu  produk dari kegiatan-kegiatan manusia yang memuat informasi tentang kehidupan manusia, meskipun produk ini awalnya tidak dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada generasi kemudian, serta sert a dapat juga sumber itu direncanakan untuk memberikan informasi kepada generasi selanjutnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun kajian ini yakni:

a)

Penelitian Kepustakaan Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil

penelitian,

baik

yang

telah

maupun

yang

belum

dipublikasikan. Dalam kajian kepustakaan ini, peneliti akan mengadakan penelitian kepustakaan untuk mendapatkan informasiinformasi serta data-data yang berkaitan dengan peristiwa sejarah tersebut. Melalui penelitian kepustakaan ini, sumber-sumber buku dapat dijadikan sebagai referensi dalam Penelitian ini. sumber 19

 William Lucey, 1984. History 1984.  History : Method And Interpretation, Garland Publishing,Inc, Publishing,Inc, (new York and London:). Hal.27-43.

11

 

 perpustakaan yang akan dikaji adalah perpustakaan Daerah Ponorogo, Perpustakaan Radya Pustaka Surakarta, Perpustakaan Mangkunegaran Surakarta (Rekso Pustoko), Perpustakaan Keraton Surakarta (Sasono Pustoko).

 b)

Penelitian Lapangan Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan  peneliti dengan secara langsung ke lapangan untuk meneliti serta mencari data-data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, agar dapat dibahas berdasarkan informasi atau  bukti data-data yang ditemukan. Ada dua teknik yang digunakan  peneliti untuk mengumpulkan data-data dan informasi penelitian lapangan, yaitu: - 

Pengamatan (observasi)

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan peneliti untuk mengamati secara langsung jejak-jejak sejarah yang ditinggalkan oleh Kyai Khasan Besari.



Tradisi lisan / Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik yang dilakukan dalam  pengumpulan data dengan mencermati penuturan-penuturan informasi yang sifatnya turun-temurun dan dapat memberikan keterangan

terhadap

masalah

yang

akan

diteliti

untuk

12

 

membantu mengungkap bukti-bukti sejarah untuk di kemudian dijadikan fakta-fakta dalam rangka penyusunan penelitian ini, misalnya dengan mengadakan wawancara langsung dengan orang-orang yang mengetahui tentang hal-hal yang berkenaan sejarah Kyai Khasan Besari.

2.  Kritik sumber / Verifikasi 

Penulisan sejarah dikenal dua macam sumber yaitu sumber  primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah kesaksian dari seseorang dengan mata kepala sendiri atau saksi dengan panca indra yang lain atau dengan alat mekanis. Sumber skunder adalah merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan saksi mata, yakni dari orang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan. Kritik sumber merupakan verifikasi sumber yaitu pengujian kebenaran atau ketetapan dari sumber sejarah. Kritik sumber ada dua yaitu kritik ekstern untuk menguji otentitas suatu sumber dan kritik intern untuk menguji kredibilitas sumber. Di dalam penelitian ini kritik sumber digunakan untuk menguji otentitas sumber-sumber dan sejauh mana tingkst kredibilitas sumbersumber yang berkaitan tentang Kyai Khasan Besari dan juga Pondok Pesantren Gebang Tinatar di Ponorogo Jawa Timur.

13

 



Kritik eksternal 

Menurut Helius Sjamsuddin20  kritik eksternal ialah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah. Apakah fakta peninggalan atau dokumen itu merupakan yang sebenarnya, bukan palsu. Berbagai tes dapat dipergunakan untuk menguji keaslian tersebut, misalnya untuk menetapkan umum dokumen melibatkan tanda tangan, tulisan tangan, kertas, cat, bentuk huruf, penggunaan bahasa, dan lain-lain. Sejauh ini, yang peneliti gunakan untuk kritik eksternal ini meliputi kualitas suatu sumber dan bentuk serta kondisi suatu sumber secara kasat mata. Dan ada beberapa sumber yang peneliti kritik dengan mencocokkan dengan data-data arkeologis yang ada.



Kritik Internal 

Setelah memperoleh suatu dokumen diuji melalui kritik eksternal, berikutnya dilakukan kritik internal. Menurut Daliman, kritik internal adalah uji kebenaran informasi suatu dokumen 21. Walaupun dokumen itu asli, tetapi apakah mengukapkan gambaran yang benar, Bagaimana mengenai penulis dan penciptanya, apakah ia  jujur, adil dan benar-benar memahami faktanya, dan banyak lagi  pertanyaan yang bisa muncul seperti sepert i di atas. Seja Sejarawan rawan harus benar benar yakin bahwa datanya otentik dan akurat, jika datanya otentik 20

 Helius Sjamsuddin. 2012. Metodologi Sejarah, (Yogyakarta : ombak ). Hal. 104

21

 A. Daliman. 2012. Metode Penelitian Sejarah, (Yogyakarta : ombak).. Hal. 73.

14

 

dan akurat, maka sejarawan bisa memandang data tersebut sebagai  bukti sejarah yang sangat berharga untuk ditelaah secara serius. Untuk kritik internal suatu dokumen ini, peneliti mengujinya dengan mempertimbangkan aspek isi dari semua sumber yang diperoleh dari lapangan tentang Kyai Khasan Besari dan Pondok Pesantren Gebang Tinatar.

3. Interpretasi

Tahap ketiga adalah interpretasi atau penafsiran sejarah. Menurut Daliman, interpretasi adalah menafsirkan menafsirkan atau memberi makna terhadap fakta-fakta ataupun bukti-bukti sejarah untuk kemudian dilanjutkan ke 22

 proses historiografi . Dalam tahap ini dilakukan analisis berdasarkan data-data yang diperoleh, yang akhirnya dihasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penulisan yang utuh, atau disebut dengan historiografi. Setelah penulis mengkomunikasikan hasil penelitiannya, maka disebut tulisan atau karya sejarah. Interpretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagai fakta yang ada, kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan, sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, selanjutnya untuk menghindari suatu penafsiran yang semenamena akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis,

22

Ibid. Hal. 81.

15

 

interpretasi

yang

bersifat

deskriptif

saja

belum

cukup.

Dalam

 perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang digunakan dan berusaha menganalisis  peristiwa tersebut. Agar menjadi sebuah penelitian yang menarik, menar ik,  peneliti harus menyajikannya dengan penelitian berbasis deskriptif analitis. Setelah peneliti mendapatkan sumber dan melakukan kritik, semua sumber yang dianggap relevan dengan penelitian tentang Kyai Khasan Besari ini, peneliti melakukan interpretasi dengan kaidah-kaidah yang sesuai dengan prosedur. Sebagai contoh setelah memperoleh babad ronggowarsito peneliti melakukan kritik baik internal maupun eksternal setelah itu melakukan penafsiran dengan berdasarkan prosedur yang  berlaku.

4. Historiografi 

Setelah melakukan proses interpretasi dan analisis, proses kerja mencapai tahap akhir yaitu historiografi atau penulisan sejarah. Proses  penulisan dilakukan agar fakta-fakta yang sebelumnya terlepas satu sama lain dapat disatukan, sehingga menjadi satu perpaduan yang logis dan

sistematis

dalam

bentuk  narasi  narasi kronologis.

Menulis

sejarah

merupakan suatu kegiatan intelektual dan ini suatu cara yang utama 23

untuk memahami sejarah .

23

 Paul Veyne, Writing History. 1984. Essay 1984.  Essay on Epistemology, terj. Bhs. Prancis ,mina moorerinvolucri, Middletown,connect,(  Wesleyan  Wesleyan Univercity Press). Hal. 121.

16

 

Historiografi adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dengan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk  penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap terhada p data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibaca orang lain. Oleh karena itu.  perlu

dipertimbangkan

struktur

dan

gaya

bahasa

penulisannya.

Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti  pokok-pokok  pokok-pok ok pemikiran yang diajukan. Proses terakhir yang peneliti lakukan yaitu menuliskan dari semua fakta-fakta tentang Khasan Besari dan menyusunnya supaya menjadi suatu karya ilmiah yang runtut dan mudah dipahami.

G.

Sistematika Sistematika Penulisan

Sistematika ini disusun sebagai penjabaran dari daftar isi atau outline. Dalam Bab I, peneliti akan menceritakan dan menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Kajian Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Itu semua merupakan proposal yang berisi gambaran dan penjabaran secara singkat tentang penelitian yang akan peneliti lakukan. Dalam BAB II kami akan menjelaskan bagaimana Biografi Kyai Khasan Besari, yang meliputi Riwayat Hidup Jenjang Pendidikan, dan juga Pemikiran-pemikirannya.

17

 

Dalam Bab III kami akan memaparkan Tentang Peranan Kyai Khasan Besari dalam Bidang Politik, Bidang Keagamaan, dan Bidang Sosial. Pada Bab IV berisi tentang Kondisi Sebelum dan Sesudah Kyai Khasan Besari. Yang meliputi sekilas Sejarah Pondok Pesantren Gebang Tinatar, Kondisi Sebelum Kyai Khasan Besari, dan Juga Perkembangan Setelah Kyai Khasan Besari. Pada Bab V berisi penutup yang memuat Kesimpulan dan Saran.

18

 

BAB II BIOGRAFI KHASAN BESARI D.

  Riwayat Hidup Khasan Besari Kyai Khasan Besari adalah seorang tokoh ulama terkemuka di abad ke 19 M.  beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren Pesantren Gebang Tinatar Kabupaten Ponorogo. Kyai Khasan Besari merupakan Putra dari Kyai Muhammad Ilyas Besari yang merupakan  putra dari Kyai Ageng Muhammad Besari. Kyai Ageng Muhammad Besari bersama  Nyai Ageng Mantup mempunyai sembilan orang putra yaitu Ny. Ag. Abdurrahman Tegalsari, Kyai Ag. Jakub, Kyai Ismangil, Ny. Buchori, Kyai Ageng Haji Iskhaq, Kyai Muhammad Iskhaq, Kyai Kholifah, Kyai Muhammad Ilyas, (yang nanti akan  berputrakan Kyai Khasan Besari), Ny. Banjarsari, dan Kh. Zaenal Abidin yang menjadi Sutan/ Raja di Slangor Malaysia.24  Kyai Khasan Besari Lahir pada tahun 1729 M. beliau merupakan putra kedua dari Kyai Muhammad Ilyas dari istri pertamanya. Khasan Besari memiliki nama lengkap Kanjeng Kyai Bagus Khasan Besari. Khasan Besari hidup dan dibesarkan di lingkungan pondok pesantren, sehingga membuatnya menjadi pribadi yang alim, 25

sosok penyabar, pandai, juga seorang ahli tirakat . Khasan Besari Juga seorang yang gagah punya wajah yang menarik dan postur tubuh yang tegap, sehingga putri dari Pakubuwono III yaitu Bra. Murtosyah tertarik dan meminta ayahandanya untuk melamarkan untuknya. Pernikahan itu ketika Khasan Besari berumur 36 tahun. Karena permintaan putri yang disayanginya, akhirnya pada tahun 1765 M Khasan Besari dan Bra. Murtosyah menikah dan dikaruniai 6 orang

24 25 Poernomo.

1985. Sejarah Kyai Ageng Muhammad Besari. Besari. Hal. 27  Haris, Daryono. 2006. Dari 2006.  Dari Majaopahit Menuju Pondok Pesantren Pesantren.. Hal 33.

19

 

 putra. R.M. Martopoero, R.A. Saribanon, R.A. Martorejo, R.M. Cokronegoro, R.M. Bawadi, R.A. Andawiyah.26  Dalam tradisi masyarakat Jawa ulama‟ atau kyai mempunyai posisi yang sangat tinggi dalam strata sosial masyarakat. Karena dalam masa pemerintahan kolonial para pemimpin kekuasaan seperti sultan dan raja lebih menaruh perhatiannya dalam politik, dan urusan agama diserahkan kepada para kyai. Sedangkan, urusan agama ini bukan hanya soal hukum saja tapi juga termasuk yang mengatur masalahmasalah sosial, sehingga kebanyakan kyai memiliki pengaruh yang sangat luas 27

dipemerintahan dan masyarakat.   Begitu Juga Kyai Khasan Besari sangat besar pengaruhnya pada masyarakat khususnya Tegalsari umumnya masyarakat Ponorogo dan Kasunanan Surakarta. Sampai saat ini pun namanya juga masih sangat dikenal akrab khususnya di masyarakat Ponorogo. Makamnya sampai kini masih sering dikunjungi peziarah baik dari daerah Ponorogo sendiri maupun dari luar Ponorogo. P onorogo. Sejak usia muda, Khasan Besari adalah trah langsung Kyai maksudnya, Khasan Besari adalah putra Kyai Ilyas dan Kyai Ilyas adalah Putra dari Kyai Ageng Muhammad Besari, berarti Khasan Besari merupakan cucu dari pendiri pondok  pesantren Gebang Tinatar yaitu Kyai Ageng Muhammad Besari. Tegalsari merupakan daerah yang sangat subur dan makmur, aman, sentosa, sehingga menjadi kiblat oleh desa-desa sekitarnya, rakyatnya rukun dan ta‟dzim ta‟dzim   kepada Khasan Besari28.

26

 Poernomo. 1985. Sejarah Kyai Ageng Muhammad Besari.hal. Besari.hal. 32

27 28 Zamakhsari.

1982. Tradisi Pesantren. Pesantren. hal.57.  Poernomo. 1985.Sejarah 1985.Sejarah Kyai Ageng Muhammad Besari. Besari . hal. 32.

20

 

Sebagai pemuka agama secara tradisional berasal dari keluarga yang  berpengaruh, Ulama dan Kyai merupakan faktor pemersatu dalam tatanan sosial 29

 pedesaan . Hirokosi Hiroko mengatakan: “Bahkan dewasa inipun, para penduduk desa mengatakan bahwa desa -desa tanpa ulama mungkin runtuh sendiri. Karena kesulitan untuk mempersatukan komunitas-komunitas komunitaskomunitas yang berbeda. Beberapa ulama‟   menerima tawaran keluarga-keluarga

kaya

untuk

pindah

ke

desa-desa

mereka

guna

30

mengembangkan dan mempraktikkan ilmu agamanya disana” .

 Nampaknya alasan inilah yang menyebabkan Sunan Pakubuwono IV dari Surakarta saat itu menetapkan Khasan Besari menjadi lurah yang mengatur tampu kepemimpinan di desa Tegalsari.31  Khasan Besari memiliki 9 istri dan mempunyai 16 Putra, di antaranya: Dari istri pertama yaitu Putri Kyai Ageng Tuban, yaitu: a)  Kyai Ag. Ilham Tegalsari  b)   Ny. Ag. Sarabi

Dari Istri Ke dua yaitu Putri Tumenggung Raden Bei Prawiropuro Ngelorok, yaitu: a)  R. Bei Imam Besari  b)  R. Bei Nada Besari

Dari Istri ke tiga yaitu Nyai Mas Ayu Pacitan Putri Demang, yaitu: a)  Ny. Ag. Khasanpuro Gontor Mlarak 29

 Manfred. Ziemek. Pesantren Ziemek.  Pesantren dalam perubahan sosial . (P3M;Jakarta)1986. Hal.136

30 31 Hiroko.

Horikosi. 1976. A 1976.  A Tradisional Leader in a time of change.hal. change.hal. 223-224. Haris, Daryono. 2006. Dari 2006.  Dari Majaopahit Menuju Pondok Pesantren. Pesantren. Hal.232.

21

 

Dari istri ke empat yaitu Nyai Rasinah Tegalsari, yaitu: a.  Kyai Ag. Tirto Besari Ngrukem

Dari istri ke lima yaitu RA. Murthosiyah/Cokrowinotonegoro Putri Sunan Paku Buwono III, yaitu: a.  R. Martopuro b.  R. Ayu Kasan Rifangi c.  R. Ayu Martoredjo d.  RM. Adipati Cokronegoro e.  RM. Bawadi f.  R. ayu Andawiyah (Salamah)

Dari istri ke enam Nyai Ageng Ajeng Demang mempuny mempunyai ai putra : a.  Kyai Kasan Kholifah b.  Kyai Wongsodipuro c.  Kyai Mertosari

Dari istri ke tujuh dan delapan yaitu jandanya Tumenggung Jogo Karyo dan Putri dari Yogyakarta tidak mempunyai putra. Dan dari istri kesembilan Yang berasl dari Nganjuk berputrakan. a.  Kyai Ageng Khasan Punijo.   32

Keseluruh putra Kyai Khasan Besarimenjadi orang-orang berpengaruh didaerahnya masing-masing dan khusus kepada Raden Mas Cokronegoro 32

 Purnomo. 1985. Sejarah Kyai Ageng Muhammad Besari. Besari . hal.8

22

 

merupakan Bupati Ponorogo tahun 1856-1882 M. Dan Ia pernah mendapat gelar Gouvernement Goud SterOrde Van Orange Nasau Koninklyke 33

 Nederlandche Leger  dari  dari Kraton Payung Emas Belanda . Dimasa tuanya Kyai Khasan Besari ditunggui oleh putra-putrinya dan di tangan beliaulah Pondok Pesantren Gebang Tinatar mencapai puncak kejayaannya dan mempunyai santri mencapai 16000 orang, dari berbagai wilayah di pulau Jawa. Khasan Besari menutup usianya pada tahun 1867 M dalam usia 138 tahun.

E.

  Jenjang Pendidikan Khasan Besari Salah satu komponen terpenting dalam dunia pesantren adalah Kyai, kyai mempunyai peranan penting dalam dunia pesantren maupun masyarakat karena seorang kyai adalah public adalah  public figure bagi golongan tersebut, hampir semua s emua perkataannya dianggap sebagai sabda yang harus ditaati dan dipercaya sepenuh hati. Kyai adalah seorang pemimpin pondok dan seorang seo rang muslim yang “alim”, berpendidikan maju, yang mampu membaca, menafsirkan, serta mengajarkan Al- Qur‟an dan juga memberikan ulasan-ulasan terpenting dari bahasa arab. 34  Untuk menjadi seorang Kyai, seorang pemula harus maju melangkah melalui  berbagai tingkatan. Pertama-tama biasanya merupakan kerabat dekat dari seorang kyai. Setelah merampungkan studinya di berbagai pesantren, kyai yang lebih tua melatihnya untuk membangun pesantrennya sendiri. 35  Hal ini sama dengan Kyai Khasan Besari pada awalnya Khasan Besari sebagai pengganti ayahnya yaitu Kyai

33

 Purwowijoyo. 1985. Babad 1985.  Babad Ponorogo Jilid IV ,dinas ,dinas pariwisata dan seni budaya;Ponorogo. Hal. 29. 34  Binder, I. 1960. Islamic “Tradition “Tradition And Politics The Kyaji And The Alim”.Comperative Alim ”.Comperative Studies In Society And History. January. Hal. 250.  Zamakhsari. 1982. Tradisi Pesantren. Pesantren. Hal. 72.

35

23

 

Khasan Ilyas, karena dianggap oleh Pakubuwono IV Kyai Khasan Ilyas hanya menyuruh

santri-santrinya memperkaya Sang

Kyai,

dan

para santri tidak

mendapatkan pendidikan tentang Agama Islam. Akhirnya Kyai Khasan Ilyas dipecat 36

oleh Pakubuwono IV dan digantikan oleh Kyai Khasan Besari.   Dalam serat Ronggowarsito diceritakan ketika Ronggowarsito bersama Ki Tanujoyo datang ke Tegalsari dan menyampaikan surat dari Kakeknya yaitu Mas Bagus Banjar atau sering disebut Raden Yosodipuro I. memang ketika Kanjeng Sinuwun Pakubuwono II lari ke Ponorogo, tak lama setelah itu ada beberapa orang ingin mengabdikan dirinya kepada Raja, dan menyusul ke Pondok Pesantren Gebang Tinatar.namun yang diterima hanya Raden Yosodipuro I, yaitu kakek dari R. Ng. Ronggowarsito. Dari situ penulis mengambil kesimpulan bahwa Kyai Khasan Besari dulu juga belajar Ilmu dari Kakeknya yaitu tentang agama, maupun tentang sastra dan  juga kejawen. Sebagai seorang Putra Kyai, Khasan Besari rupanya menyadari bahwa secara tidak langsung mempunyai tanggung jawab untuk meneruskan tradisi keluarga Kyai, yang berarti harus mempersiapkan diri melanjutkan estafet kepemimpinan. Sebagai seorang yang terlahir dari Keluarga Santri37, Khasan Besari telah terbiasa dengan kehidupan Pesantren yang serba sederhana bahkan bisa dibilang kurang. Tradisi yang lain dari sebuah pesantren yaitu tentang pendidikan sufisme. Dengan melakukan praktik-praktik ibadah seperti sholat-sholat sunah, dzikir, wirid  

dan rotib38. Juga dengan cara tirakat, puasa-puasa sunah dan lain-lain. Pendidikan yang seperti itu nampaknya sangat memberikan kesan mendalam

36

 Fokkens,F. 1877. De 1877.  De Priesterschool te Tegalsari, Batavia‟s Hage: Bruining. Hal.384  Hal.384  

37

 Santri adalah seseorang yang belajar kepada seorang kyai, menurut Noer Kholis Majid berasal dari kata Cantrik yang berarti seorang yang selalu mengikuti guru dengan maksud belajar. 38

-   Norcholis. M. Bilik-bilik Pesantren, Paradigma : Jakarta. 1997.  Bruinessen M. 1995. Kitab 1995.  Kitab Kuning,Pesantren dan Tarekat  Tarekat .Mizan .Mizan ; Bandung. hal.20.

24

 

 bagi Khasan Besari. Dikemudian hari pendidikan tersebut akan ditularkan kepada santri-santrinya salah satunya R. Ng. Ronggowarsito. Selain belajar di pondok, proses selanjutnya seorang santri adalah menjadi pengurus pondok dalam Buku  Pesantren Dalam Perubahan Sosial 39

Dr. Manfred Ziemek  . “ Dalam suatu Proses pendidikan pendidik an Simultan yang hampir organis, siswa  pesantren tingkat Lanjutan setelah beberapa tahun pendidikan dasar terus mengambil alih tugas mengajar santri yang lebih muda. Tahap karir yang khas dari Pesantren Pe santren yaitu mengambil alih tugas administrasi  sebagai Lurah Pondok. Menjadi ustadz Kyai Muda (dalam masyarakat lebih dikenal sebagai Gus), Badal Kyai, Kya i, dan Seterusnya.”  Seterusnya.”  Dalam tradisi orang-orang pesantren, naik haji merupakan hal penting dari sebuah pendidikan, selain sebagai syariat islam naik haji juga sebagai legalitas seorang santri untuk menyempurnakan ilmunya. Selain menunaikan ibadah, pergi ke mekkah m ekkah juga dimanfaatkan oleh para ulama‟ulama‟ -ulama‟ jawa untuk belajar tentang berbagai ilmu agama, karena mekkah dianggap sebagai  pusat peradaban intelektualisme islam. Pendidikan Kyai Khasan Besari lebih banyak dipelajari dari kakeknya dan para guru di pesantrennya. Dari guru-gurunya Khasan Besari banyak  belajar tentang tenta ng ilmu Fiqih, alat, tafsir, hadist, dan da n juga sastra. Sebagai seorang guru dari R. Ng. Ronggowarsito, tentunya Khasan Besari dalam bidang sastra mempunyai pengetahuan yang sangat mumpuni. Khususnya dalam sastra

39

 Manfred, Z. 1986.  Pesantren Dalam Perubahan Sosial . 133-134

25

 

Jawa. Mengingat R. Ng. Ronggowarsito adalah Pujangga Keraton Surakarta Hadiningrat yang sangat terkenal.

F. 

Pemikiran Kyai Khasan Besari

Dari serat Ronggowarsito karangan tim ronggowarsito tahun 1935 diceritakan bahwa: “ sareng sampun dumugi ing Ponorogo, Mas Ngabehi Ronggowarsito lajeng sowan kanjeng Kyahi Imam Besari, ngaturaken seratipun ingkang Romo Raden Tumenggung Sastronagoro, sasampunipun serat dipun tampi, lajeng sami dipun paringi pasugoto sawontenipun”  sawontenipun”  yang artinya setelah sampai di Ponorogo, mas Ngabehi Ronggowarsito menghadap dan memberikan surat dari ayahandanya Raden Tumenggung Sastronegoro, setelah surat diterima, lalu diberikan sambutan seadanya. Berdasarkan kalimat diatas penulis mengambil sebuah pendapat bahwa titik  pertama yang ditekankan Khasan Besari yaitu tentang bagaimana menjamu tamu. Ketika seorang tamu berkunjung ke Pondok Pesantren Gebang Tinatar, tamu tersebut disambut dengan jamuan seadanya. Hal tersebut masih terjaga sampai saat ini, umumnya di tengah masyarakat Ponorogo khususnya yang tinggal di Desa Tegalsari Te galsari Ponorogo. Pemikiran tentang menjamu tamu ini, sesuai dengan hadist Rosululloh SAW. )‫ن‬ ‫س‬‫و‬ ‫ا‬  ‫ر‬‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ر‬(  ‫م‬‫ف‬ ‫ف‬ ‫خ‬‫ا‬ ‫م‬‫ا‬ ‫ا‬  ‫ب‬ ‫ه‬  ‫ ه‬ 

26

 

“ Dan Barang Siapa beriman kepada Alloh dan Hari Akhir hendaknya memuliakan Tamunya. (H.R. Bukhori dan Muslim)” 40  Tidak dapat dipungkiri bahwa Khasan Besari selain juga sebagai seorang yang ahli dalam mengajarkan Al-qur‟an Al-qur‟an juga seorang ahli dalam Hadist di masanya. Sehingga tingkah laku yang diajarkan oleh Khasan Besari terhadap santri-santrinya selalu disandarkan dengan Al-Qur‟an Al-Qur‟an dan As-sunah. As-sunah. Pemikiran selanjutnya yaitu setiap santri baru maka dikenalkanlah kepada semua santri-santrinya yang lama. Berikut adalah cuplikan dari Serat Ronggowarsito yang menceritakan tentang serat tersebut. “adat ingkang sampun kalampahan saben kanjeng kyahi Imam Busyari anampeni

murid

enggal

sedoyo

muridipun

lami

sami

dipun

kelempaaken, perlu ditepangaken dhateng murid enggal ingkang nembe dateng wau sarto dipun semerepaken akrapaning babasan, dados tanduking babasanipun poro murid dhateng kancanipun, naming kantun anglampahi dhateng dawuhipun kanjeng kyahi Imam Busyari kemawon  sarto lajeng sami keparingan nedha sasarengan wonten ngarsanipun kanjeng kyahi, sabibaring nedha lajeng sami kedawuhan maos kitab utawi qur‟an miturut punopo kesagedanipun k esagedanipun piyambak -piyambak.” -piyambak.”  Dari data di atas dapat diketahui bahwa, Kyai Khasan Besari menanamkan suatu kebersamaan yang luar biasa dengan cara mengenalkan Santri baru kepada santri lama, dengan dilanjutkan makan bersama yang disaksikan langsung oleh Kyai Khasan Besari. Selain sebagai pengenalan,

40

 Aminah A.D. Hadist Arba‟in Nawawiyah(Bandung: PT. ALMA‟ARIF) HAL.39  HAL.39  

27

 

makan bersama ini juga akan membuat santri mudah akrab satu dengan yang lain baik yang lama, maupun santri baru. Bahkan tradisi ini masih sering digunakan di pondok-pondok pesantren di masa dewasa ini, maupun di Tegalsari sendiri. Acara makan bersama ini  biasanya dilakukan saat

bulan Robi‟ul Awwal yaitu dalam

rangka

memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW. Ketika ada acara-acara untuk memperingati hari besar Islam yang lain. Namun sedikit berbeda, jika dahulu dilakukan oleh para santri, namun saat ini dilakukan oleh para penduduk, karena pondok yang dulu pernah berjaya di tahun 1800 an itu kini tinggal namanya saja. Yang tertinggal hanya bangunan Masjid yang masih kokoh  berdiri batu bancik, dalem agung, dan beberapa situs lain. Serta sekarang ada yayasan MTs dan MA Ronggowarsito yang didirikan sekitar awal tahun 1990 an. Pemikiran yang lain yaitu Kyai Khasan Besari menerapkan Hukum Islam di Desa Tegalsari, sehingga pada akhirnya hal ini membuat iri Desadesa di sekitar Tegalsari dan banyak yang menirunya. Hal inilah yang membuat Sunan dari Surakarta menganggap bahwa ini adalah sebuah  penyelewengan dan akhirnya Khasan Besari ditangkap dan dibawa ke Surakarta. Selanjutnya, setelah sampai di Surakarta Kyai Khasan Besari ditempatkan di Masjid Agung Surakarta. Setelah beberapa saat, para santri Khasan Besari banyak berdatangan untuk menengok Kyainya, sesampainya di Surakarta para santri diajak untuk mengadakan Sholawatan, dengan suara

28

 

Indahnya Khasan Besari mampu memikat Putri Mustosiyah yang merupakan Putri dari Pakubuwono IV, dan terjadi pernikahan antara Khasan Besari dan Putri Murtosiyah yang menurunkan beberapa putra salah satunya Raden Cokronegoro yang menjadi Bupati Ponorogo, dan nanti menurunkan R. 41

H.O.S. Cokroaminoto.  

41 Purwowijoyo.  Purwowijoyo. Babad  Babad

hal. 29. hal.  29.

Ponorogo Jilid IV (Ponorogo : Dinas Pariwisata dan Seni Budaya, 1985)

29

 

BAB III PERAN KYAI KHASAN BESARI

A.  Bidang Sosial

Para Kyai khususnya di daerah Jawa merupakan sektor kepemimpinan Islam yang dianggap paling dominan dan selama berabad-abad telah memainkan peranan yang menentukan dalam proses perkembangan sosial, kultur, dan politik. Berkat pengaruhnya yang besar sekali di masyarakat, seorang Kyai mampu membawa masyarakatnya kemana ia kehendaki dengan demikian seorang Kyai mampu mengendalikan keadaan sosial masyarakat yang penuh dengan perkembangan dan perubahan itu. 42

Seperti yang dikatakan oleh Horikosi , bahwa “Kyai berperan kreatif dalam perubahan sosial. Bukan karena sang Kyai meredam akibat perubahan yang terjadi melainkan justru karena mempelopori perubahan sosial dengan cara sendiri. Kyai yang terkenal dengan memimpin yang tradisional ini ternyata mampu mengendalikan masyarakat akibat dari perubahan yang terjadi dengan memberikan solusi yang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah ajaran Islam. Ilmu-ilmu agama Islam digunakan secara kreatif untuk melakukan antisipasi terhadap kebutuhan akan perubahan, di samping sebagai alat penentu mana bagian yang esensi dari kehidupan yang tidak dapat ditawar-tawar ditawartawar lagi dan harus dipertahankan.”  dipertahankan.”  

42 Hiroko.

Horikosyi. 1976. A. 1976.  A. Traditional Leader in a Time of Change : Change : The Kijaji and Ulamah in West Java. Hal. 223-225.

30

 

Peranan Kyai dalam masyarakat seperti uraian diatas merupakan suatu hal pokok yang sangat mempengaruhi penyebaran Islam di daerah tersebut. Yang di maksud sosial di sini yaitu pergaulan serta hubungan manusia dan kelompok manusia, terutama kehidupan dalam masyarakat yang teratur. terat ur. Istilah 43

islam yang mengandung demikian ialah muamalat.   Bahkan dewasa ini pun, para penduduk desa mengatakan bahwa desadesa tanpa ulama mungkin runtuh sendiri. Karena kesulitan untuk mempersatukan

komunitas-komunitas

yang

berbeda.

Beberapa ulama‟

menerima tawaran keluarga-keluarga kaya untuk pindah ke desa-desa mereka guna mengembangkan dan mempraktikkan ilmu agamanya disana. 44  Berarti yang menjadi titik berat di sini yaitu peranan Kyai Khasan Besari dalam bidang sosial, yang berkaitan dengan hubungan Kyai dan masyarakat serta hubungan kyai dengan lingkungan lingkungan kehidupannya,

unit

terkecil dari sebuah masyarakat yaitu keluarga. Masyarakat sesungguhnya terdiri atas keluarga-keluarga. Peranan keluarga dalam masyarakat sangat  besar karena bagaimana kondisi keluarga pada saat itu maka begitu pulalah kondisi masyarakat pada saat itu. Hampir senada dengan Arifin Noor yang mengatakan bahwa masyarakat merupakan kumpulan dari penduduk, sedangkan penduduk merupakan sekumpulan manusia yang duduk dan menempati pada wilayah tertentu. Masyarakat mengendalikan kondisi sosial 45

di lingkungannya. lingkungannya.  

43

 Sidi Ghazalba. Islam Dan Perubahan Sosio Budaya. Jakarta:alhusna.1983. hal.63.

44 Horikosyi. 45

1976. A. Traditional Leader in a Time T ime of Change. Hal. 224.  Arifin Noor. Ilmu Noor. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Dasar. Bandung: Pustaka Setia. Hal. 45.

31

 

Semasa kehidupan Kyai Khasan Besari beliau sangat memperhatikan hubungan sosialnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan catatan yang ditulis F. Fokken yang menceritakan bagaimana santri itu banyak yang berasal dari  penduduk desa baik dari desa Tegalsari maupun Desa-desa di sekitaran Tegalsari. Di Tegalsari merupakan Desa yang tertata rapi karena rumah-rumah  penduduk telah tertata dan para penduduk memagari rumahnya rumahnya dengan dinding-dinding dari batu bata dan batu46. Dari ceritanya peneliti menganalisa  bahwa peranan Kyai Khasan Besari dalam masyarakat sangat besar. Karena dengan nyantrinya nyantrinya   para penduduk ke Gebang Tinatar, maka sikap para  penduduk mulai dari kesopanan, tingkah laku, dan sistem keilmuannya  pastilah akan dibimbing oleh kyainya, yang dalam hal ini adalah Kyai Khasan Besari. Hal

tersebut

dapat

pula

dilihat

dari

keterangan

dari

serat

Ronggowarsito: “ sareng sampun dumugi ing Ponorogo, Mas Ngabehi Ronggowarsito lajeng sowan kanjeng Kyahi Imam Besari, ngaturaken seratipun ingkang Romo Raden Tumenggung Sastronagoro, sasampunipun serat dipun tampi, lajeng sami dipun paringi pasugoto sawontenipun”47   yang artinya setelah sampai di Ponorogo, mas Ngabehi Ronggowarsito menghadap dan memberikan surat dari ayahandanya Raden Tumenggung Sastronegoro. Setelah surat diterima, lalu diberikan sambutan seadanya. Dari

46 Fokken.1887.  Fokken.1887. De  De 47

Priesterscool Te Tegalsari. Tegalsari. Hal.334 Serat R. Ng. Ronggowarsito koleksi Ronggowarsito  koleksi Museom Rekso Pustoko Mangkunegaran Surakarta.

32

 

uraian di atas kita dapat mengetahui tentang kesopanan yang diterapkan dan diajarkan oleh Khasan Besari yaitu tentang bagaimana memuliakan tamunya.

B.  Bidang Keagamaan

Dalam bidang keagamaan sudah barang tentu pondok pesantren menjadi sentra ilmu agama Islam baik dimasa lalu maupun dimasa sekarang, karena pondok pesantren merupakan sebuah lembaga untuk memperdalam ilmu keagamaan. Dalam dunia Islam peranan seorang kyai terhadap masyarakat dalam bidang keagamaan ini lebih dikenal dengan nama dakwah Islam. Kegiatan dakwah Islam ini merupakan proses yang dilakukan oleh seorang kyai dan masyarakat. Antara masyarakat dan kyai harus ada hubungan timbal balik yang seimbang mengingat suatu proses interaksi sosial dilakukan oleh dua orang atau lebih dan terjadi kesinambungan serta hubungan timbal 48

 balik.   Dari interaksi sosial itu, maka akan didapatkan sebuah analisa bahwa interaksi dalam masyarakat akan menimbulkan sebuah aksi baru atau bahkan  pengetahuan baru. Dalam hal ini sebagai sumber ilmu biasanya se seorang orang kyai seringkali dipahami sebagai seorang yang selalu memahami keagungan dari kekuasaan Tuhan sehingga tidak jarang mereka dianggap memiliki kedudukan yang tak terjangkau dimata masyarakat umum. Dari hal itu dapat diketahui  bahwa tugas Kyai tidak hanya mengajar di pesantren tetapi te tapi juga menanamkan nilai-nilai agama di masyarakat. Hal ini selaras dengan pendapat Abdur

48

 Amrulloh .1983. Dakwah .1983. Dakwah Islam dan Perubahan sosial . Hal. 122-125

33

 

Rahman Wahid “Kyai pengasuh utama pesantren pesantren tidak hanya menjadi bapak dalam pesantren, tetapi bapak dalam masyarakat lingkungannya.49  Dari penjabaran di atas ini sesuai apa yang dilakukan oleh para Pengageng Pondok Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari Ponorogo khususnya Kyai Khasan Besari, beliau belia u selain menjadi pengasuh atau lebih dikenal dengan Pengageng Pondok akan tetapi juga menjadi tokoh masyarakat yang dituakan di Desa Tegalsari dan sekitarnya. Hal ini dijelaskan oleh Purnomo, 50  bahwa Kyai Khasan Besari menerapkan hukum Islam di Tegalsari yang membuat desa tersebut menjadi aman dan tentram, sehingga membuat iri desa-desa sekitarnya dan akhirnya membuat hukum yang sama dan diterapkan di desadesa mereka. Ketika para sesepuh Desa-Desa sekitar Tegalsari menemui kesulitan dalam menentukan hokum baik hokum islam maupun hokum adat mereka berbondong-bondong ke Tegalsari dan mengadukan permasalahannya kepada Kyai Khasan Besari. Salah satu peninggalan yang sampai saat ini masih di lakukan di Tegalsari yaitu pembacaan sholawat Zamzanen. Sholawat ini merupakan sholawat yang dibaca ketika Kyai Khasan Besari berada di Keraton Surakarta dan dengan merdunya suara dari Kyai Khasan Besari mampu menarik hati dari Bra.Murtosiyah yang kemudian dinikahi dan di boyong ke Tegalsari.51   Namun sayang, sholawat ini merupakan ijazah qouli yang artinya sebuah sholawat yang boleh dihafalkan tapi tidak boleh ditulis. Sehingga, sampai saat ini tidak ada teks tertulis tentang sholawat Zamzanen ini. 49

Zamakhsari.Dlofir.1982. Tradisi Pesantren. Pesantren. Hal 55-56

50 Poernomo. 51

1985. Sejarah Kyai Ageng Mohammad Besari. Besari. Hal. 23. Haris. D. 2006. Dari Majapahit Menuju Pondok Pesantren. Hal. 232.

34

 

Menurut bapak Iman Widodo, salah satu pemerhati Sejarah di Ponorogo, sholawat zamzanen ini merupakan cikal bakal sholawat yang selalu dibacakan saat Grebeg Maulud di Keraton Surakarta Adiningrat. Mengingat  bahwa berdirinya Kasunanan Surakarta merupakan bantuan dari Pondok Pesantren Gebang Tinatar dan bahkan salah satu pusaka kerajaan juga berasal dari Ponorogo yaitu Keris Kyai Slamet dan juga Kebo Bule yang sekarang disebut Kebo Kyai Slamet.52  Pemikiran Kyai Khasan Besari lebih banyak dipengaruhi oleh madhab Syafi‟iyah, karena dalam lingkungan Pondok Tegalsari lebih dominan mempelajari kitab-kitab dari madzhab Syafi‟iyah. Syafi‟iyah. Dan pembelajaran ini secara tidak langsung mempengaruhi pemikiran tingkah dan pola hidup lingkungan  pesantren. Begitu juga termasuk Kyai Khasan Besari. Sempat dituturkan oleh 53

salah satu juru kunci makam tegalsari Mbah Sujak  , bahwa pembelajaran di Pesantren Tegalsari meliputi kitab-kitab Fiqih dan Hadist yang bermadzhab Syafi‟iyyah.   Syafi‟iyyah.

C.  Bidang Politik

Berwibawa tidaknya sebuah pondok pesantren tergantung pada sosok kyainya, hal ini merupakan sebuah asumsi yang umum di kalangan pesantren. Semakin berpengaruhnya sosok kyai dalam masyarakat maka semakin besar

52

Wawancara dengan Bapak Iman Widodo (Budayawan dan Pemerhati Sejarah Ponorogo), Klaten.03 Oktober 2014.08.30 WIB dan 25 November 2014. 14.30 WIB

53

 Wawancara dengan Mbah Sujak pada 7 November 2015. Di kediaman Mbah Sujak.

35

 

 pula pesantren tersebut. Sebagai salah satu contohnya Pondok Modern Modern Gontor. Sebagai salah satu masyarakat Ponorogo yang kebetulan bertempat tinggal tidak jauh dari Pondok Modern Gontor, penulis sering mengamati tentang  peranan dan da n kiprah Kyai dari Pondok Modern Gontor. Nampaknya, pimpinan Pondok Modern Gontor sangat berperan aktif dalam dunia pendidikan di Indonesia bahkan di dunia. Bahkan sering pimpinan Pondok Modern Gontor melakukan perjalanan ke luar negeri untuk menjalin hubungan dengan pihak asing seperti Al-azhar dan Universitas-universitas lainnya. Tak bisa dipungkiri jika peran kyai sangatlah penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu pesantren karena dengan peranan para kyai dalam bidang politiknya seolah mampu membius masyarakat dan memaksa masyarakat untuk tunduk kepada sang kyai. Tak  jarang masyarakat mengangg m enganggap ap sosok kyai merupakan sosok suci yang setiap  perkataannya merupakan petuah yang jika di langgar la nggar akan menimbulkan suatu  petaka.54  Yang paling mudah melihat peranan politik para kyai ini dapat dilihat dari

bagaimana

memimpin

pesantrennya.

Karena

banyak

dari

kyai

menganggap bahwa pesantren miliknya maupun pesantren yang mereka  pimpin merupakan sebuah kerajaan kecil yang pusat penentuan hukumnya hukumnya harus berasal dan bersumber darinya. Dan tidak ada seorangpun yang boleh dan mampu menghalangi semua keinginannya. keinginannya. Dan siapapun sia papun yang berkunjung atau berada di lingkungan pesantrennya harus mengikuti semua kebijakannya.

54

 Zamakhsari. D. 1982. Tradisi Pesantren. Pesantren. Hal. 56

36

 

Dan sering pada masa lampau seorang pemimpin pesantren juga sebagai  pemimpin daerahnya. Misalnya: desa, kademangan, maupun maupun kadipaten55. Di Tegalsari pun juga berlaku demikian Kyai Khasan Besari selain sebagai pengageng Pondok Pesantren Gebang Tinatar juga sebagai Lurah di Desa Tegalsari. Dan dari data yang terdapat di Ndalem Agung Tegalsari, Kyai Khasan Besari menerapkan hukum yang sesuai dengan hukum Islam. Sebuah keberhasilan Kyai Khasan Besari menerapkan hukum Islam di Desa Tegalsari membuat Desa Tegalsari menjadi kiblat desa-desa di sekitar Tegalsari. Sampai akhirnya kabar tentang pengaruh Kyai Khasan Besari terdengar oleh telinga  penguasa di Kasunan Surakarta. Merasa khawatir dengan kabar tersebut Kyai 56

Khasan Besari ditangkap dan dibawa ke Surakarta.   Setelah beberapa saat di Surakarta nampaknya Kyai Khasan Besari dapat menarik hati salah satu putri dari Pakubuwono IV dengan indah suaranya. Dan akhirnya dinikahkanlah Kyai Khasan Besari dengan RA. Murtosiah pada tahun 1939 M. Dengan menikahnya Kyai Khasan Besari dengan RA. Murtosiah maka hukuman yang di jalani Kyai Khasan Besari telah usai. Hal ini,57  sering dilakukan oleh para kyai untuk mendapatkan sebuah legitimasi kekuasaan dengan menikahi para putri dari sebuah pusat kekuasaan, seperti putri lurah, demang, kepala daerah tersebut bahkan juga seorang raja.

55

Ibid. Hal. 56 1985. Sejarah Kyai Ageng Muhammad Besari. Hal. 32  Haris D. 2006. Dari Majapahit Menuju Pondok Pesantren. Hal 232-240 232- 240

56 Purnomo, 57

37

 

Dengan menikahnya Kyai Khasan Besari dengan Putri Pakubuwono IV. Maka pengaruh serta perkembangan Pondok Pesantren Gebang Tinatar semakin terkenal banyak masyarakat dan para punggawa kerajaan yang memondokkan putranya ke Tegalsari. Sebagai contoh yaitu R. Ng. Ronggowarsito merupakan salah satu putra dari pujangga Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang menuntut Ilmu di Pondok Pesantren Gebang Tinatar. Dan terbukti dapat mengubah sosok Raden Bagus Burhan (nama kecil Ronggowarsito) yang bandel dan suka beradu ayam menjadi seorang pemuda yang tangguh dan pandai, baik dalam ilmu agama maupun ilmu sastra. 58 Salah satu karangannya yang disandarkan pada Kyai Khasan Besari yaitu Kitab Musarror yang menukil dari Serat Jongko Joyoboyo. Joyoboyo.

58

 Babad Ronggowarsito. Ronggowarsito. Arsip Rekso Pustoko Mangkunegaran.

38

 

BAB IV KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH KHASAN BESARI   A.  Sejarah Masuknya Islam di Ponorogo

Islam mulai masuk ke Indonesia dan mempengaruhi pola kehidupan masyarakat Jawa pada masa pertumbuhan dan perluasan Kerajaan Majapahit. Yang paling menonjol yaitu hubungan antara orang-orang Majapahit dengan  para pedagang dari dataran Asia Kecil (India) dalam bidang perdagangan sangat kuat sehingga pengaruh islampun juga dapat menyebar luas dengan sangat pesat. Bisa diartikan bahwa semakin kuat kerajaan Majapahit maka semakin luas pula Islam masuk dan berkembang 59. Asal mula nama ponorogo berasal dari dua kata yaitu  Pramono  Pramono   dan  Rogo.   Pramono yang berarti tahu dan Rogo artinya badan, jadi Ponorogo  Rogo. 60

adalah orang-orang yang tahu akan kerahasiaan dalam dirinya . Dari filosofi nama inilah nampaknya sangat mempengaruhi terhadap kehidupan masyarakat Ponorogo. Menurut pengamatan penulis masyarakat Ponorogo pada umumnya lebih senang belajar olah kebatinan dalam rangka untuk memperoleh sebuah tujuan dan melakukan tapa brata untuk mengetahui rahasia-rahasia dalam dirinya. Kesejarahan Ponorogo dimulai hilangnya kewibawaan Kerajaan Majapahit sebagai penguasa Pulau Jawa dan sekitarnya. Yaitu pada masa  pemerintahan Prabu Brawijaya V. Sang Prabu yang memperistri Putri dari

59Zamakhsari.D.1982. 60

Tradisi Pesantren.hal. Pesantren.hal. 8. Purwowijoyo,1985. Babad Purwowijoyo,1985.  Babad Ponorogo Jilid I. hal. I. hal. 63-65

39

 

Campa mendapat kritikan dari berbagai kalangan karena telah memperistri seorang muslim, yang  yang  notabenenya  notabenenya  merupakan hal yang tabu pada masa  pemerintahan saat itu. Sehingga banyak kerajaan-kerajaan kerajaan-kerajaa n kecil bawahan 61

Majapahit yang memisahkan diri.   Salah satunya adalah kademangan Kutu yang sekarang berada di desa Kutu Ponorogo Selatan. Disana ada seorang Demang yang merupakan salah satu Pujangga Majapahit yang sangat tangguh ia bernama Ki Demang Suryangalam. Pada saat itu ia merasa sakit hati karena pendapat-pendapat dan nasehat-nasehat yang dia ungkapkan sudah tidak didengar lagi oleh sang 62

Prabu.   Setelah itu ki demang Suryangalam ini tak mau lagi tunduk kepada Kerajaan, karena ia menganggap Majapahit sekarang hanya di kendalikan oleh seorang perempuan. Prabu Brawijaya V sudah beberapa kali memanggil Ki Demang akan tetapi ia tak mau menghadap. Akhirnya Prabu menyadari bahwa Ki

Demang

Suryangalam

ini

mulai

membelot,

dan

tak

mau

lagi

mengkiblatkan diri kepada Majapahit.63  Saat Demak Bintoro berdiri, maka Raden Patah mengutus Joko Piturun atau sering disebut Bathoro Katong untuk menyelidiki dan menyebarkan Islam di Tanah Wengker. Wengker yang berasal dari kata “Wewengkon “ Wewengkon Angker ” yang artinya tempat yang angker. Piturun adalah putra dari Prabu Brawijaya V dari Putri Bagelen, tepatnya berarti adik dari Raden Patah, Pada saat Joko

61

Wawancara dengan Iman Widodo pemerhati sejarah Ponorogo 10 Maret 2014 62Iman Widodo, 10 Maret 2014 63 Purwowijoyo. 1985. Babad 1985.  Babad Ponorogo Jilid I. Hal. 63-65.

40

 

Piturun atau Raden Katong bisa memasukkan Islam di Ponorogo Raden Katong mendirikan Kadipaten yang diberi nama Ponorogo. Selanjutnya keturunan Raden Katong yang mengganti menjadi Adipati di Ponorogo sebelum tahun 1800 an yang akhirnya nanti pemilihan Bupati Ponorogo 64

diambil alih oleh Belanda . Menurut Penulis, penugasan Batoro Katong ke Ponorogo juga merupakan taktik dari Raden Patah untuk mengamankan posisinya sebagai Penguasa di Demak Bintoro. Mengingat, bahwa Raden Batoro Katong adalah Putra Mahkota dari Kerajaan Majapahit yang diharapkan oleh Prabu Brawijaya V untuk menggantikannya di Majapahit. Hal ini, dapat dilihat dari ungkapan Purwowijoyo dalam  Babad Ponorogo yang menyatakan bahwa 65

Batoro Katong adalah putra mahkota dari dar i Prabu Brawijaya V.   Berdirinya Kabupaten Ponorogo bisa dilihat dari gambar yang terpahat  pada gapura III masuk makam Bathoro Katong atau lebih dikenal dengan Condro Sengkolomemet, dari gapura itu terdapat gambar : 1.  Orang sedang duduk bersila (Bersemedi) 2.  Gambar Pohon Beringin 3.  Burung mirip Burung Garuda 4.  Gajah

64Ibid. 65

Hal. 33-40. Purwowijoyo. 1985. Babad 1985.  Babad Ponorogo Jilid I. Hal. 34  34 

41

 

Dari gambar-gambar diatas bisa diartikan menunjukkan angka tahun yaitu 1408 tahun Saka, jika dibuat angka masehi berarti ditambah 78. Dan 66

hasilnya adalah 1486 M. Itulah berdirinya Kabupaten Ponorogo . Setelah Islam mampu berkuasa di suatu daerah dan membangun sebuah Institusi Pemerintahan maka perkembangan islam akan semakin cepat dan mudah. Menurut Haris Daryono67: “Pola atau model pengembangan Agama Agam a Islam di Nusantara ini melalui tiga strategi : 1.  Melalui pendirian Kesultanan, contoh Kesultanan Demak Bintoro. 2.  Melalui syiar pengembaraan (mengembara), sebagaimana yang dilakukan oleh para Aulia atau Wali. Pengembang islam yang tidak punya tahta kerajaan atau kesultanan. Tidak memiliki atau mewariskan bangunan pondok pesantren. 3.  Melalui Pondok Pesantren yaitu tempat atau wahana belajar atau kompleks diklat pembelajaran agama Islam. Dari ketiga pola di atas Islam mampu masuk dan berkembang dengan  pesat di Nusantara ini khususnya daerah Jawa. Khusus untuk pesantren merupakan pola yang menarik dan terstruktur te rstruktur mengenai pendidikanny pendidikannya. a.

66Ibid. 67

Hal. 65. Haris daryono.2006. Dari  Dari Majapahit Menuju Pondok Pesantren Pesantren.hal. .hal. 170-171

42

 

B.  Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari

Secara geografis Tegalsari berada di sebelah ujung utara wilayah kecamatan jetis dengan batas-batas wilayah : § Utara

: Desa Jabung dan Desa Gandu Kec. Mlarak

§ Selatan

: Desa Jetis dan Wonoketro kec. Jetis

§ Barat

: Desa Wnoketro Kec. Jetis

§ Timur

: Desa Mojorejo dan Karanggebang kec. Jetis.

Adapun luas desa tegalsari adalah 203 Ha dengan perincian 360 Ha sebagai lahan pemukiman umum, 140 Ha untuk sawah irigasi dan 11,46 Ha untuk ladang / tegalan. Sedangkan sisanya dipergunakan untuk bangunan seperti sekolahan, perkantoran, pasar, jalan dan pemakaman. Ketinggian tanah dari permukaan air laut 105 m, curah hujan 500 mm/th dan suhu udara ratarata : 23 C68. Dalam

serat-serat

maupun

Babad

yang

menerangkan

tentang

runtuhnya Kasunanan Kartasura dan Berdirinya Kasunanan Surakarta Adiningrat diceritakan bahwa setelah Geger Pecinan pada tahun 1740 yang didalangi oleh Raden Mas Garendi menyerbu keraton Kartasura dan berhasil menjarah dan menghancurkan Keraton Kartasura. Bukti penghancuran ini 69

dapat dilihat dari Tembok Benteng Srimanganti   yang merupakan tembok dalam keraton di sebelah utara. Peninggalan ini berada di dekat kampus IAIN

68

 http://desategalsarijetispo.blogspot.co.id/2012/05/sejarah-desa.html. Srimanganti adalah sebuah benteng yang mengitari kompleks kedaton, sedang diluar  benteng Srimanganti ada sebuah sebuah benteng lagi yang dinamakan Benteng Benteng Baluarti. 69Benteng

43

 

Kartasura. Tepatnya di desa Krapyak, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Akibat dari penyerbuan tersebut, terpaksa Susuhunan Pakubuwono II harus mengungsi ke Ponorogo dan tinggal beberapa saat di Pondok Pesantren Gebang Tinatar, disamping sebagai pelarian Pakubuwono juga memperdalam 70

Ilmu agama dan juga Ilmu kanuragannya .Cerita ini dapat ditemui dalam Babad Giyanti, Babad Pakepung, Babad Tanah Jawi, Maupun Babad Kartasura. Dari catatan diatas peneliti dapat mengambil sebuah analisa ketika  pada tahun 1742 seorang pembesar dari Kartasura telah menetap disana. Maka dari itu Pondok Pesantren Gebang Tinatar dapat dipastikan berdiri sebelum tahun 1742. Karena mustahil sebuah pondok pesantren akan muncul tiba-tiba tanpa ada proses pendiriannya. Menurut buku Sejarah Kyai Ageng Mohammad Besari, Pondok Pesantren Gebang Tinatar Berdiri pada tahun 71

1700 M . Pada awal berdirinya sebuah pesantren biasanya dimulai dari adanya seseorang yang dianggap mempunyai pengetahuan lebih tentang agama Islam, lalu warga sekitar berbondong-bondong mendatanginya dan belajar kepadanya tentang agama Islam. Biasanya orang yang dianggap mempunyai pengetahuan

70Yasadipuro. Babad  Babad 71

Giyanti.. (TERJ).Surakarta: N.V. Boedi Oetama. 1820 M. Giyanti Poernomo.1985. Babad Poernomo.1985.  Babad Kyai Ageng Muhammad Besari. Besari.hal. hal. 21.

44

 

lebih ini disebut Kyai. Kyai merupakan elemen paling esensial dari suatu  pesantren. Pertumbuhan suatu pesantren terletak pada kemampuan kyai kyai nya 72. Untuk para santri yang dari jauh biasanya membuat tempat tinggal non  permanen disekitar rumah kyai maupun masjid tempat para santri belajar. Begitu juga dengan Pondok Pesantren Gebang Tinatar, sebagai pondok  pertama di Indonesia Gebang Tinatar Juga mempunyai mempunyai pola yang sama dengan  pola di atas. Hal ini pernah diungkapkan oleh Martin Van Bruinessen. Pesantren Tegalsari, pesantren tertua yang masih berfungsi sampai beberapa tahun lalu. Tegalsari waktu itu memiliki sistem yang paling baik. Artinya sebuah pondok pesantren yang memiliki Masjid, Rumah Kyai, dan juga sistem 73

 pendidikan yang jelas . Kyai Ageng Muhammad Besari adalah Pendiri sekaligus pemimpin Pondok Pesantren Gebang Tinatar yang pertama. Kyai Ageng Muhammad Besari merupakan putra dari kiyai Ageng Abu Amil Anom Besari putra dari kiyai Ageng Abdul Mursad putra dari Demang II Ngadi Luwih putra dari Demang I Ngadi Luwih putra dari Demang Irawan Kediri yang merupakan  putra dari Bra. Retno Manik yang merupakan putri dari putri Prabu Brawijaya IV Majapahit. Kyai Ageng Muhammad Besari meninggal pada tahun 1747 M. setelah setela h wafatnya Kyai Ag. Muhammad Besari maka kepemimpinan Putranya

72Zamakhsari. 73

D. 1982. Tradisi Pesantren.hal. Pesantren.hal. 55. Bruinessen.MV.1995. Kitab Bruinessen.MV.1995.  Kitab Kuning .hal. .hal. 17

45

 

dilanjutkan oleh putra kyai Ag. Muh.Besari yaitu Kyai Khasan Ilyas yang memimpin dari 1747-1758 M74. C.  Pondok Pesantren Gebang Gebang Tinatar Sebelum Kyai Khasan Besari

Telah diketahui sebelumnya bahwa menurut kyai Purnomo salah satu keturunan dari Kyai Ageng Muhammad Besari. Bahwa berdirinya Pondok Pesantren Gebang Tinatar sekitar tahun 1700 M. dalam suatu pristiwa  pendirian suatu Institusi di masa lalu seringkali tidak ada sebuah  pendokumentasian secara tertulis maupun tercatat. Memang pada zaman dahulu pesantren merupakan suatu kekuasaan kecil dalam masyarakat dan mempunyai kedudukan tersendiri dalam hati masyarakat. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Zamakhsari Dlofir 75

dalam bukunya Tradisi Pesantren.   “  Kebanyakan Kyai di Jawa beranggapan bahwa suatu pesantren dapat di ibaratkan suatu kerajaan kecil dimana Kyai merupakan sumber mutlak, dari kekuasaan dan kewenangan (power and authority) dalam kehidupan dan lingkungan pesantren.” pesantren .” Dari sistem di atas dapat mempengaruhi sampai sistem pergantian  pemimpin pondok pesantrenpun juga berdasarkan garis keturunan keturunan (Nasab). Para kyai-kyai selalu memberikan perhatian khusus terhadap putra putranya untuk di kemudian hari diharapkan dapat menggantikannya menggantikannya di

74Haris 75

.D. 2006. Dari  Dari Majapahit Menuju Pondok Pesantren.Hal.228. Pesantren.Hal.228. Zamakhsari. D. 1982. Tradisi Pesantren. Pesantren. Hal. 55.

46

 

kemudian hari.76 Di pondok pesantren Gebang Tinatarpun juga berlaku sistem yang sama. Setelah Kyai Muhammad Besari meninggal maka putranya yang  bernama Kyai Khasan Ilyas lah yang menggantikannya menggantikannya sebagai Pemimpin  pondok. Dalam kepemimpinannya hanya tinggal meneruskan apa yang telah dirintis oleh ayahandanya. Kyai Khasan Ilyas yang menjadi pengasuh pondok  pesantren dan lurah perdikan tegalsari pada tahun 1747. Berdasarkan data yang ada, Kyai Ageng Ilyas dianggap kurang cakap dalam mengatasi pondok  pesantren tegalsari. Selain itu, masa kepemimpinannya kepemimpinannya juga tidak panjang hanya sekitar sebelas tahun ia menjadi pengageng dan lurah Tegalsari. Kasan Ilyas hanya sibuk dengan pekerjaannya dan melakukan pembangunan terhadap masjid dan pondok, tetapi melalaikan pendidikan agama para santri dan anak-anaknya. anak-anaknya. Tepatnya pada hari rabu legi tanggal 27 Dzulqo‟dah tahun 1170 hijriyah/ 1750 Masehi77. Kyai khasan iliyas memiliki tiga istri dengan sebelas putra dan  putrid, di antaranya: a.  Dari Istri Pertama Mempunyai Lima Orang Anak 1.  Kyai Khasan Yahya 2.  Kyai Bagus Khasan Besari 3.  Kyai Shoheb 4.   Nyai Askiram 76

Ibid. hal. 62 77 Seti Pramoedyo.1940. Silsilah Kyai Ageng Muhammad Besari.(Madiun:Yayasan Besari .(Madiun:Yayasan Kyai Ageng Muhammad Besari)

47

 

5.   Nyai Zaenal Arif

 b.  Dari istri kedua memiliki lima orang anak 1.  Kyai Mangat 2.  Kyai Shihab Budin 3.   Nyai Mukhibak 4.   Nyai Khatinul Khasan Tangkeb Tangkeb 5.  Kyai Sastroatmojo

c.  Dari istri ketiga mempunyai seorang putri 1.   Nyai Imam Sebaweh   78

Setelah meninggalnya Kyai Khasan Ilyas maka putra yang paling  berhak menggantinya adalah adal ah putra tertua dari istri pertama yaitu Kyai Kasan Yahya. Sama halnya dengan Kyai Kasan Ilyas, Kyai Kasan Yahya juga tidak memberikan hal yang membuat Pondok Tegalsari maju walaupun memimpin  pada 40 tahun memimpin Pondok. Pondok. Catatan F. Fokken dalam bukunya De Priesterschool Te Tegalsari79, menjelaskan tentang kepemimpinan dua kyai tersebut. Dan kyai Kasan Ilyaslah yang banyak melakukan pembangunan terhadap masjid dan pondok sehingga lupa mempersiapkan anaknya untuk menjadi penggantinya kelak. Fokken juga menjelaskan bahwa selama kepemimpinan Kyai Kasan Ilyas

79

78 Poernomo.1985. Poernomo.1985. Babad  Babad

Kyai Ageng Muhammad Besari Besari.Hal. .Hal. 2 Fokkens,F.1877. De Fokkens,F.1877.  De Priesterschool te Tegalsari, Batavia‟s Hage: Bruining.Hal. Bruining. Hal. 334.

48

 

Tegalsari diambang kemunduran. Karena pendidikan para santri tidak mendapat pendidikan agama lagi, dan hanya disibukkan memotong padi, menanam kedelai dan memperkaya kyainya. Sehingga pristiwa itu diketahui oleh Penguasa dari Soloyaitu Pakubuwono IV dan akhirnya turun surat  pemecatan terhadap Kyai Kasan Yahya. Untuk kemudian kekuasaan diserahkan kepada adiknya yaitu Kyai Ageng Khasan Besari. Lebih mendalam  pemecatan ini karena pada sebelum tahun 1963 Pengageng Pondok juga menjabat sebagai Lurah Tegalsari. Kyai Khasan Yahya sendiri mempunyai dua Istri dan 13 Putra dan Putri. Dari Istri pertama memilik 9 orang anak, yaitu: 1.  Kyai Modjo Tegalsari 2.  Kyai Setrodiwidjo 3.   Nyai Imam Tabri 4.  Kyai Kasan Rifangi

 

5. Kyai Ngabdulloh 6.  Kyai Abdul Rohman 7.  Kyai Kasan Redjo 8.  Kyai Aspari 9.  Kyai Askandar

Dan dari Istri keduanya mempunyai 4 orang anak : 1.  Kyai Kunakijat

49

 

2.   Nyai Makijo 3.   Nyai Saidin 4.   Nyai Tirto Muhammad. Ada sebuah sebuah data arkeologis berupa tulisan (data (data epigrafi) berwujud berwujud dua baris kalimat dengan huruf arab pegon dan berbahasa jawa karma. Pernah dibaca Drs. Kuntoro Wiryomartono dan dibantu oleh Drs. Humam seorang dosen fakultas Ilmu Budaya dari UGM Yogyakarta. Yang menunjukkan angka 1188 H atau 1774 M. Sementara kalimat kedua berisi “ Ingkang Yasa Kyai  Ageng ”. ”. Yang itu dinisbatkan kepada Kyai Kasan Ilyas mengingat pada saat itu masa kepemimpinan Kyai Kasan Ilyas.

D. Perkembangan Pondok Pesantren Gebang Tinatar Sesudah Khasan Besari

Setelah meninggalnya Kyai Khasan Besari nampaknya Pondok Pesantren Tegalsari kehilangan karismanya. Meskipun pondok masih tetap  berdiri tetapi lambat namun pasti pondok ini mulai berkurang santrinya sedikit demi sedikit. Tercatat dalam buku  De Priesterschool te Tegalsari80  bahwa setelah kyai Khasan Besari meninggal maka penggantinya tidak ada yang menyamainya dalam ilmu tentang keislaman maupun dalam ilmu tentang kanuragan.

80

F. Fokken.1877. De Fokken.1877. De Priesterschool te Tegalsari, Tegalsari, hal. 335.

50

 

Fenomena tentang seorang kyai yang dipandang mempunyai ilmu tinggi baik dalam ilmu nyata maupun ilmu kanuragan ini dibenarkan oleh Martin Van Bruinessen dalam bukunya Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat, Martin mengatakan bahwa : “Kharisma

Kyai

didasarkan

kepada

kemampuan

spiritual

dan

kemampuan memberi berkah berkah karena hub hubunganny ungannyaa dengan alam ghoib. Kuburannya pun dapat dipercayai memberikan berkah” memberikan berkah”   Bahkan

senada

dengan

Martin,

Zamakhsari

Dlofir

pun

juga

mengungkapkan hal yang sama, bahwa kharisma seorang kyai tidak terlepas dari pengetahuannya pengetahuannya tentang hal yang yang tidak nyata atau gaib.

Dengan

 pengetahuaanya yang serba bisa menjawab semua tantangan ini maka Kyai akan dianggap telah memenuhi syarat sebagai wakil dari Tuhan untuk menentukan sebuah hokum. Selain itu Dhofir juga memaparkan bahwa ketakdziman masyarakat terutama pedesaan kepada kyai nya merupakan ketakdziman mutlaq, artinya ketakdziman ini bukan hanya kepada sosok sang kyai saja melainkan juga kepada para keluarga dan kerabat-kerabat yang masih mempunyai hubungan dengan kyai. 81  Mungkin hal diataslah yang dirasakan para pengganti dari kyai Khasan Besari, suatu kenikmatan yang diberikan kepada keluarga dan para kerabat Kyai Khasan Besari membuat mereka lalai dan terbuai dalam keterlenaan. Sehingga, untuk melanjutkan sebuah pendidikan dan melakukan tirakat dengan jalan puasa dan lain sebagainya merasa tiak tertarik. Karena

81

Zamakhsari.D.1982. Tradisi Pesantren. Pesantren. hal 55-60

51

 

menganggap tanpa harus dengan begitu para kerabat kyai akan mendapat kehormatan yang cukup dari berbagai lapisan masyarakat. Ada beberapa orang kyai yang menggantikan Kyai Khasan Besari setelah meninggal, yang dicatat Fokken dan diceritakan ada dua orang yang menarik yaitu Kyai Khasan Rifangi yang merupakan putra dari Kasan Besari dari Istri ke V dan Kyai Kasan cholifah yang merupakan putra dari Kasan Besari dari Istri ke VI. Sedikit penjelasan dari Fokken tentang pemberian tanah kepada Kyai Khasan Rifangi di desa Karanggebang tepatnya disebelah timur Desa Tegalsari.Dan juga pemberian tanah Pohlimo yang masuk desa Karanggebang namun posisinya sedikit jauh yaitu di sebelah tenggara Desa 82

Tegalsari kira-kira 7-10 KM dari Desa Tegalsari . Pondok Pesantren Gebang Tinatar surut dan akhirnya mengalami keruntuhan diperkirakan sekitar tahun 1963. Perkiraan ini dibuktikan dengan  penghapusan tanah perdikan berdasarkan “PP NO. 13 Tahun 1946” yang  berisi tentang :

Pasal 1

Yang dianggap sebagai desa perdikan, ialah semua desa-desa yang dalam tata negara Belanda dinamakan "Vrije Desa" (Gouv.Besl.no. 25, tanggal 20-12-1912; Bijbl.No. 7847). Pasal 2

82

F. Fokken. 1877. De 1877. De Priesterschool te Tegalsari. Hal. 334.

52

 

Menteri Dalam Negeri menyelenggarakan usaha penghapusan desa-desa  perdikan, dengan mengingat kepada keadaan masing-masing masing -masing daerah dan mengingat kepentingan mereka yang langsung bersangkutan.” bersangkutan.”  

Dengan terbitnya UU tersebut maka istilah Pengageng Tegalsari menjadi dihapuskan tercatat Desa Tegalsari menjadi sebuah tanah perdikan dari tahun 1742 sampai 1946 sekitar 204 tahun. Menurut Haris Daryono Pondok Pesantren Gebang Tinatar runtuh tahun 1963 M. 83  Berikut adalah para Pengageng Tegalsari menurut Drs. Haris Daryono, S.H., M.M. : 1.  Kyai Ageng Mochammad Besari (1674-1747 M ) 2.  Kyai Kasan Ilyas (1747- 1758 M ) 3.  Kyai Kasan Yahya (1758-1797 M ) 4.  Kyai Ageng Bagus Khasan Besari (1797-1867 M) 5.  Kyai Kasan Anom I (1867-1877 M ) 6.  Kyai Kasan Cholifah (1877-1902M) 7.  Kyai Kasan Anom II (1902-1943M) 8.  Kyai Kasan Anom III (1943-1945M) 9.  Kyai Kasan Ismangil (1945-1949 M) 10.  Kyai Iksan Halim (1949-1954 M) 11. Kyai Ahmad Amin Adi Kusumo (1954- 1960 M) 12. Kyai Al-Yunani (1960-1962M)

83

Haris .D. 2006. Dari  Dari Majapahit Menuju Pondok Pesantren.hal. Pesantren.hal. 258

53

 

Walaupun telah runtuh namun keharuman nama Tegalsari Ponorogo masih bisa dirasakan sampai penelitian ini disusun. Walaupun kini pondok sudah tidak berdiri lagi, Masjid dan Dalem Agung Kyai Kasan Besari masih  berdiri kokoh. Dan beberapa situs makam dan peninggalan peninggalan masih terawat. Dan kini Tegalsari menjadi salah satu tujuan wisata religi di Kab. Ponorogo Jawa Timur. Dan setiap malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Romadhon, Tegalsari selalu ramai dikunjungi ribuan peziarah dan ribuan jamaah.guna berziarah ke makam tegalsari dan melakukan sholat sunnah untuk mencari berkah malam lailatul qodar.

54

 

BAB V PENUTUP

A.  KESIMPULAN

Kyai Khasan Besari dilahirkan di Tegalsari pada tahun 1729 M. Merupakan putra kedua dari Kyai Khasan Ilyas dengan istri pertamanya. Ketika muda Kyai Khasan Besari bernama  Bujang Lancur. Diusianya ke 36 tahun Kyai Khasan Besari menikah dengan Putri dari Pakubuwono III yaitu Bra.Murtosiyah. Kyai Khasan Besari ahli dalam bidang keagamaan dan sastra, hal ini, dapat dilihat dari karangan-karangan R. Ng. Ronggowarsito yang merupakan  bimbingan dari Kyai Khasan Besari.Kyai Khasan Besari mendapat pendidikan dari kakeknya yaitu Kyai Ageng Muhammad Besari. Kyai Khasan Besari merupakan penganut Madzhab Syafi‟iyah. Syafi‟iyah. Peninggalan budaya dari Kyai Khasan Besari, yaitu: 1.  Adab sopan santun yang diajarkan Kyai Khasan Besari kepada para santri dan masyarakat Tegalsari yaitu bagaimana menyambut dan menerima tamu. 2.  Budaya menyapa, ramah sopan santun kepada orang yang lebih tua. 3.  Memberikan hidangan kepada tamu yang datang dari jauh.

55

 

Peninggalan tradisi keagamaan dari kyai Khasan Besari yaitu: 1.  Sholat sunah berjamaah di malam ganjil sepuluh terakhir bulan romadhon. 2.  Sholawat maulud. 3.  Selamatan di masjid setelah sholat ied, ie d, baik idul fitri maupun iedul adha. Sejarah Pondok Pesantren Gebang Tinatar sendiri, berdiri pada tahun 1700 M. Dengan pendiri Kyai Ageng Muhammad Besari. Kyai Ageng Muhammad Besari merupakan murid dari Kyai Donopuro Setono yang diberi hadiah tanah perdikan di timur sungai setono sekarang sungai Tegalsari dan mendirikan pesantren disana yang diberi nama Pondok Pesantren Gebang Tinatar. Pakubuwono II menjadi murid dari Kyai Ageng Muhammad Besari dan memberikan tanah perdikan karena berhasil menyelamatkan Pakubuwono dari serbuan pasukan cina saat Geger Pecinan. Setelah wafat Kyai Ageng Muhammad Besari digantikan oleh Kyai Khasan Ilyas dan seterusnya digantikan oleh Kyai Khasan Yahya dan setelah tahun 1797 Kyai Khasan Yahya turun dan digantikan oleh Kyai Ageng Khasan Besari. Kyai Ageng Khasan Besari menjadi Pengageng Pondok Pesantren Gebang tinatar selama kurang lebih 70 tahun. Kyai Khasan Besari wafat pada tahun 1867 Masehi dan meninggalkan 7 istri dan 16 orang putra. Pondok Pesantren Gebang Tinatar Benar-benar runtuh sebagai pondok yang mandiri dan bebas pajak pada tahun 1963 dengan  peraturan pemerintah nomor 13 tahun 1946 tentang penghapusan tanah  perdikan.Dengan penghapusannya penghapusannya Tegalsari menjadi tanah perdikan maka

56

 

kekuasaan Tegalsari dan Pondok Pesantren Gebang Tinatar juga pelan-pelan menghilang dari peradaban.

B. SARAN

Setelah Penulis melakukan survey di lapangan, akhirnya Penulis  banyak menemui kesulitan-kesulitan yang dikarenakan kurangnya kurangnya perhatian terhadap

peninggalan-peninggalan

Sejarah

dari

Kyai

Ageng

Hasan

Besari.Sebagai saran untuk yayasan dan juga keluarga Ndalem Agung, untuk lebih memperhatikan kesejarahan-kesejarahan tentang para leluhurnya.Karena menurut Imam Ghazali  Man „arofa nafsahu faqod „arofa Rabbahu, Rabbahu, yang  berarti “Barang siapa yang mengetahui mengetahui tentang dirinya serta tentang sejarah  Leluhurnya atau lebih dikenal dengan Nasabnya, maka dia akan khusyu‟ dalam beribadah sampai dengan tingkatan tertinggi, yaitu mengetahui Tuhannya.”   Tuhannya.” Untuk membuka jalan Penulis sedikit menyinggung tentang beberapa  penelitian tentang Kyai Ageng Hasan Besari yaitu tentang Kyai Doropuro, tentang peran serta Kyai Noer Shodiq serta tentang Kyai Mu‟min.  Mu‟min.  

57

 

DAFTAR PUSTAKA

Amrulloh. Achmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Prima Duta. 1983. Hal. 87-88. A.Daliman. Metode A.Daliman.  Metode Penelitian Sejarah,Yogy Sejarah,Yogyakarta: akarta: Ombak. 2012. Hal. 73, 81. Afandi. Safuan,  Ihya Ulumuddin Imam Al Gozali Gozali   (terj.), Solo: sendang ilmu.hal.15-16  Babad R. Ng. Ronggowarsito Ronggowarsito ,Team  ,Team Ronggowarsitan, 1900. Berg, C.C.“Indonesia” dalam H.A.R.Gibb (ed),  (ed),   Wither Islam? A Survey of modern movement in the moslem world , London, 1932, hal 257 Carrard Philippe,  Poetics The New History History.. Frenchhistorical discourse from  braudel to chartier, Baltimore and London: London: the johns Hopkins university Press, 1992, Hal. 2-4. Fokkens,F., De  De Priesterschool te Tegalsari, Batavia‟s Hage: Bruining, 1877.  1877.  Gilbert J. Garragan, S.J,  A Guide to Historical Method , New York:Fordham Univercity Press, 1957 Hal 33. Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2013. Hal. 70

Lucey, William, history, method and interpretation, interpretation, New York and London: garland publishing,inc, 1984, Hal.27-43 Mujib A. M Subhan, Intelektualisme Subhan, Intelektualisme Pesantren, Pesantren , Jakarta: Diva Pustaka.2004 M. Dawam. Rahardjo,.  Pergulatan Dunia Pesantren Pesantren.. Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat, 1985, Hal 6-10. M Habib Chirzin,  Pondok Pesantren : Sebagai Bentuk Masyarakat Belajar. Belajar.   Yogyakarta:Majlis Luhur Persatuan Taman Siswa. Hal. 94. Sartono. Kartodirdjo,  Kartodirdjo,  The Peasant‟s Revolt in Banten in 1888, 1888 , Singapore Institute of Southeast Asian Studies: Oxford University Prees, 1932.

58

 

Sjamsuddin, Helius, Metodologi Helius, Metodologi Sejarah, Sejarah, Yogyakarta: Ombak , 2012, Hal. 104 Sugiyono, Metode  Metode Penelitian Pendidikan : Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, R&D Bandung: alfabeta, 2009, hal. 6 Veyne, Paul, Writing History, History, Essay on Epistemology, terj. Bhs. Prancis ,mina moore-rinvolucri, Middletown,connect, Wesleyan Univercity Press, 1984, Hal. 121. Yosodipuro I, Babad I, Babad Geger Pecinan, Pecinan, radya pustaka (1729-1802). Yosodipuro I, Babad  Babad Surakarta, Surakarta, radya pustaka (1729-1802). Zamakhsyari, Tradisi pesantren studi tentang pandangan hidup para kyai , Jakarta: LP3ES, 1982, hal.18,45. Sumber Media Lain Enjang Muhaemin, “Potret Ulama dalam Bingkai Politik,”Pelita, No. 6373, Th. XXI (Jum‟at, 15 Juli 1994), hlm. 4.  4.  Dr. H. Afif Muhammad, MA., “Ulama dan Umara,”Pikiran Rakyat, No. 138, Th. XXXII (Kamis, 14 Agustus 1997), hlm. 13. Wawancara.

Bapak Iman Widodo (Budayawan dan Pemerhati Sejarah Ponorogo), Klaten. 03 Oktober 2014. 08.30 WIB dan 25 November 2014. 14.30 WIB Mbah Sujak (Juru Kunci Makam Tegalsari), Tegalsari), Tegalsari Jetis Ponorogo. Ponorogo.

07

 November 2015. 11.30 WIB. Agus Setyo Wacono (Keturunan Kyai Khasan Ilyas). Tegalsari Jetis Ponorogo. 08 November 2015. 14.43 WIB.

59

 

Skripsi Skripsi dari As‟ari dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Y ogyakarta tentang Pemikiran Kh. Badri Mashduqi. Skripsi dari Tri Sundari berjudul Peran Politik Kyai Di Pedesaan (Studi Kasus Di Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas), merupakan Mahasiswi dari UNS Semarang. Skripsi dari UIN Sunan Kalijaga milik Alina Nihaya Marzuqoh tentang (Peran Sosial Kiai Kampung Di Desa Salamrejo Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung).

60

 

Lampiran-lampiran Lampiran 1

Makam Batoro Katong Setono Jenangan Ponorogo

 

 

Lampiran 2

Makam Kyai Ageng Muhammad Besari Tegalsari Jetis Ponorogo

 

 

Lampiran 3

Makam Kyai Ageng Khasan Besari Tegalsari Jetis Ponorogo

 

 

Lampiran 4

 Ndalem Agung Tegalsari Tegalsari Jetis Ponorogo

 

 

Lampiran 5

Tempat Tidur Kyai Khasan Besari Tegalsari Jetis Ponorogo

 

 

Lampiran 6

Masjid Tegalsari Tegalsari Jetis Ponorogo

 

 

Lampiran 7

Makam Tegalsari Tegalsari Jetis Ponorogo

 

 

Lampiran 8

Lukisan Kyai Ageng Muhammad Besari

 

 

Lampiran 9

Serat Babad Surakarta

 

 

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae I. Data Pribadi 1. Nama

:

Muhammad Sam‟ani  Sam‟ani 

2. Tempat dan Tanggal Tanggal Lahir

:

Ponorogo, 29 Juli 1994

3. Jenis Kelamin

:

Laki-Laki

4. Agama

:

Islam

5. Status Pernikahan

:

Belum Kawin

6. Warga Negara

:

Indonesia

7. Alamat KTP

:

RT: 02/RW: 02 Joresan II Mlarak Ponorogo  

8. Alamat Sekarang

:

Jl. Arwana. RT. 02/RW. 07 Grogol

9. Nomor Telepon / HP

:

Blotongan Sidorejo Salatiga 085736551459 085736551459

10. E-mail

:

[email protected]  [email protected]  [email protected]   [email protected]

11. Kode Pos

:

II. Pendidikan Formal

:

Periode

Sekolah / Institusi

63472

Alamat

Jenjang

(Tahun)

Pendidikan

1999

- 2001

RA Muslimat NU

Joresan Mlarak Ponorogo

TK

2001

- 2007

SD Joresan

Joresan Mlarak Ponorogo

SD

2007

- 2010

Mts. Al-Islam

Joresan Mlarak Ponorogo

SMP

2010

- 2013

MA Al-Islam

Joresan Mlarak Ponorogo

SMA

-

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya. sebenar -benarnya.

Salatiga,10 Agustus 2017

Muhammad Sam‟ani Sam‟ani  

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF