skripsi Keperawatan (KMB)

August 13, 2018 | Author: Umar Khatab | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download skripsi Keperawatan (KMB)...

Description

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BELAKANG Suhu Suhu tubuh tubuh dipenga dipengaruh ruhii oleh oleh bebera beberapa pa faktor faktor,, yaitu: yaitu: kecepat kecepatan an metabo metabolis lisme me  basal, rangsangan saraf simpatis, hormon pertumbuhan, hormon tiroid, hormon kelamin, demam (peradangan), status gizi, aktivitas, variasi diurnal (  Ritme Sirkadian), Sirkadian), gangguan organ, lingkungan (radiasi, (radiasi, konduksi, konduksi, evaporasi), evaporasi), usia, stress. stress. Dikatakan Dikatakan demam jika temperatur temperatur tubuh meninggi meninggi sampai sampai 380C atau lebih, yang biasanya menunjukkan bahwa tubuh sedang melawan infeksi (Tony Smith & Sue Davidson, 2009). Berb Berbag agai ai peny penyaki akitt mema memang ng dimu dimula laii denga dengan n mani manife fest stas asii demam demam,, teru teruta tama ma   penya penyakit kit infeks infeksii pada umumny umumnya, a, juga juga dehidra dehidrasi, si, ganggua gangguan n pusat pusat pengatu pengaturr panas, panas, keracunan termasuk oleh obat, proses imun, dan sebagainya. Sebanyak 10-15% anak  yang dibawa ke dokter adalah karena demam. Demam pada umumnya tidak berbahaya tetapi demam tinggi dapat membahayakan anak (Purwoko, Djauhar Ismail, Soetaryo, 2003). Pada anak, peningkat suhu tubuh sangat berbahaya. Hal ini dikarenakan luas  permukaan  permukaan tubuh yang lebih besar dari pada berat badan anak mempercepat mempercepat kehilangan kehilangan suhu tubuh anak, sehingga anak dapat berada pada kondisi dehidrasi lebih cepat dan dapat berujung pada komplikasi terjadinya kejang (Suriadi, 2010). Salah satu faktor yang mempengaruhi seringnya anak mengalami sakit adalah wilayah tropis, dimana wilayah tropis seperti Indonesia memang baik bagi kuman untuk   berkembangbiak contohnya flu, malaria, demam berdarah, dan diare (Tri Tuti Damayati, 2008). 2008). Anak Anak dengan dengan diare, diare, sangat sangat beresi beresiko ko mengal mengalami ami kehila kehilanga ngan n cairan cairan sehing sehingga ga

2

mengarahkan anak pada kondisi dehidrasi. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa anak yang berada pada kondisi dehidrasi lebih cepat dan dapat berujung pada komplikasi terj terjad adin inya ya keja kejang ng (Sur (Suria iadi di,, 2010 2010). ). Hal Hal ini ini tent tentu u saja saja menj menjad adii pent pentin ing g untu untuk  k  dipertimbangkan. Di RSUP NTB, Diare merupakan kasus penyakit anak tertinggi. Dari data yang diambil pada 12 November 2010 di bangsal Dahlia RSUP NTB, didapatkan data pasien anak yang dirawat inap dengan diare 2008-2010 sebagai berikut: Tabel 1.1 : Jumlah Pasien Rawat inap Bangsal Dahlia Dengan kasus Gastroenteritis 2008- 12 November 2010. Jumlah Pasien Perbulan Tahun

Total

Jan

Feb.

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Ags.

Sept.

Okt .

Nov.

Des.

2008

68

32

31

54

54

35

35

34

32

97

63

40

575

2009

28

14

44

46

53

60

54

42

39

68

82

46

576

.2010

54

75

48

84

58

32

40

23

34

43

22*

-

513*

Sumber: Buku Ekspedisi Pasien Rawat Inap Bangsal Dahlia RSUP NTB

Keterangan Tabel: 22* 22*

: Jum Jumla lah h pas pasie ien n dar darii tan tangg ggal al 1 – 12 Nove Novemb mber er 2010 2010..

513* 513*

: Total Total jumlah jumlah pasien pasien per 1 Janua Januari ri 2010 2010-- 12 Novemb November er 2010 2010..

Pengend Pengendali alian an suhu suhu tubuh tubuh juga juga telah telah diakui diakui sebagai sebagai kompone komponen n pentin penting g dari dari  perawatan di Britania Raya (Johnston et al, 2003.). Tindakan-tindakan dalam mengatasi demam menurut Mueser (2007) antara lain, kompres dengan air hangat dan pemberian obat antipireti antipiretik. k. Namu Namun, n, sela selama ma ini ini komp kompre res s ding dingin in atau atau es menj menjad adii

kebiasa kebiasaan an yang diterap diterapkan kan para ibu saat saat anaknya anaknya demam. Selain itu, kompre kompres s alkoh alkohol ol juga juga dikena dikenall ibu sebaga sebagaii bahan bahan untuk untuk mengo mengomp mpres res..

3

Namun Namun kompres kompres mengunakan mengunakan es sudah sudah tidak tidak dianjurk dianjurkan an karena karena pada kenyataannya demam tidak turun bahkan naik dan dapat menyebabkan anak menangis, menggigil dan kebiruan ( Tri Tuti Damayati, 2008). Kenyataan lain lain yang yang ditemu ditemukan kan dilapa dilapangan ngan,, pelaks pelaksana anaan an kompre kompress sebaga sebagaii salah salah satu satu tindak tindakan an mand mandir irii untu untuk k mena menang ngan anii dema demam m masi masih h juga juga seri sering ng dilu dilupa paka kan, n, dan dan kala kalaup upun un  (frontal ). dilaksanakan, kompres kebanyakan dilakukan di daerah dahi  frontal  ). Hal ini sesuai dari hasil studi studi pendahuluan pendahuluan yang peneliti peneliti lakukan lakukan pada tanggal 12 November November 2010 pada orang tua dengan anak yang menderita diare didapatkan bahwa 5 dari 6 orang tua pasien melakukan kompres hangat pada daerah dahi. Jika dlihat dari sisi anatomis, sebenarnya kompres yang dilakukan pada daerah aksila lebih efektif dibandingkan kompres didaerah dahi. Hal ini dikarenakan dikarenakan pada daerah daerah aksila aksila banyak banyak terdapat terdapat pembuluh darah besar dan   juga juga banyak banyak terdapa terdapatt kelenj kelenjar ar kering keringat at apokri apokrin n (Eliza (Elizabet beth h J. Crowin Crowin,, 2002). 2002). Sesua Sesuaii dengan teori radiasi, vasodilatasi perifer juga meningkatkan aliran darah ke kulit untuk  memperluas penyebaran suhu tubuh yang meningkat ke luar. Dengan kompres hangat  pada daerah yang mempunyai vaskular yang banyak, maka akan memperluas daerah yang meng mengal alam amii vaso vasodi dila lata tasi si.. Vaso Vasodi dila lata tasi si yang yang kuat kuat pada pada kulit kulit,, akan akan memu memung ngki kink nkan an  percepatan perpindahan panas dari tubuh ke kulit, hingga delapan kali lipat lebih banyak  (Anas Tamsuri, 2006). Dengan hal ini diharapkan, proses penyesuaian suhu tubuh dengan lingkungan akan berlangsung lebih cepat. Namun, sebagai seorang perawat pemberian interv intervens ensii keperaw keperawata atan n lebih lebih diteka ditekankan nkan pada pember pemberian ian tindak tindakan an mandir mandiri, i, diluar  diluar    penanganan kolaborasi farmakologi. Hal ini dapat dilihat dari intervensi keperawatan  pada diagnosa keperawatan hipertermia (Anas Tamsuri, 2006).

4

Dengan Dengan memper mempertim timbang bangkan kan pentin pentingny gnyaa penanga penanganan nan demam demam dan eksist eksistens ensii tindakan mandiri dalam intervensi keperawatan, peneliti tertarik melakukan penelitian mengen mengenai ai perban perbandin dingan gan efekti efektifit fitas as pember pemberian ian kompre kompress pada pada daerah daerah aksil aksilaa dan dahi dengan dengan harapan harapan,, adanya adanya bahan bahan acuan acuan untuk untuk memil memilih ih daerah daerah yang yang lebih lebih baik baik dalam dalam melakukan melakukan kompres kompres guna menurunkan resiko mengarahnya mengarahnya demam pada komplikasi komplikasi lebih lanjut yang lebih berbahaya. 1.2 RUMUSAN RUMUSAN MASALAH MASALAH Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Aksila dan Frontal Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam Dengan Gastroenteritis di Bangsal Dahlia RSUP NTB. 1.3 TUJUAN TUJUAN PENELIT PENELITIAN IAN 1.3.1 3.1

Tujuan Umum Mengetahui efektifitas antara pemberian kompres hangat pada daerah aksila dan frontal terhadap penurunan suhu tubuh pada anak demam dengan gastroenteritis.

1.3.2 3.2

Tujuan Khus Khusu us

1. Mengidentif Mengidentifikasi ikasi suhu suhu tubuh pada pada anak demam demam dengan gastroen gastroenteri teritis tis sebelum sebelum  pemberian kompres. 2. Mengidentif Mengidentifikasi ikasi suhu suhu tubuh pada pada anak demam demam dengan gastroen gastroenteri teritis tis setelah setelah  pemberian kompres hangat aksila pada kelompok I.

5

3. Mengidentif Mengidentifikasi ikasi suhu suhu tubuh pada pada anak demam demam dengan gastroen gastroenteri teritis tis setelah setelah  pemberian kompres hangat frontal pada kelompok II. 4. Menganalisa Menganalisa efektif efektifitas itas antara antara penggunaan penggunaan kompres kompres hangat hangat pada daerah daerah frontal frontal dan aksila 1.4 MANFAAT MANFAAT PENELITI PENELITIAN AN 1 . 4 .1

Teoritis Penelitian ini sebagai media pembuktian teori yang sudah ada, sehingga dapat dijadikan pertimbangan secara rasional dalam pemilihan tindakan keperawatan.

1 . 4 .2

Praktisi 1. Dengan peneli penelitian tian ini, ini, memberikan memberikan masukan masukan orang orang tua mengenai mengenai pentingnya pentingnya  penanganan demam pada anak. 2. Hasil penelitian penelitian diharapk diharapkan an dapat meyaki meyakinkan nkan penggunaan penggunaan kompres kompres sebagai sebagai tindakan pertolongan pertama dalam menangani demam di rumah. 3. Hasil penelitin penelitin ini ini diharapka diharapkan n dapat digunakan digunakan sebagai sebagai data data acuan acuan pada  penelitian selanjunya.

6

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 KONSEP KONSEP SUHU SUHU 2 . 1 .1

DEFINISI Suhu yang dimaksud adalah “panas” atau “dingin” suatu substansi. Suhu tubuh

adalah perbedaan antara jumlah panas yang diprodukssi oleh proses tubuh dan jumlah  panas yang hilang ke lingkungan luar. (Potter & Perry, 2005). 2.1.2 1.2

SUMBER SUHU Adapun suhu tubuh dihasilkan dari:  Basal Metanolic Rate, BMR) BMR) disemua sel tubuh. 1. Laju metabolisme basal ( Basal

7

2. Laju Laju cadan cadanga gan n meta metabo boli lism smee yang yang dise disebab babka kan n akti aktivi vita tass otot otot (ter (terma masu suk  k  kontraksi otot akibat menggigil). 3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin (dan sebagian

kecil hormone lain, misalnya; hormon pertumbuhan (  growth hormone dan testosteron)). 4. Metabol Metabolism ismee tambaha tambahan n akibat akibat pengaruh pengaruh ephine ephinefri frin, n, norephi norephinef nefrin rin,, dan rangsangan simpatis pada sel. 5. Metabolism Metabolismee tambahan tambahan akibat peningk peningkatan atan aktivit aktivitas as kimiawi kimiawi di dalam dalam sel itu sendiri, terutama bila temperatur meningkat.

2.1. 2.1.3 3

SIST SISTEM EM PEN PENGA GATU TURA RAN N SUHU SUHU 1. Kont Kontro roll Neur Neural al dan dan Vask Vaskul ular  ar  Suhu Suhu tubuh tubuh manu manusi siaa cende cenderu rung ng berf berflu lukt ktuas uasii seti setiap ap saat saat.. Untu Untuk  k  mempertahankan suhu tubuh manusia agar tetap konstan diperlukan regulasi sistem tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik  (  feed feed back  back ) yang yang dipera diperanka nkan n oleh oleh pusat pusat pengatu pengaturan ran suhu suhu di hipotl hipotlamu amuss. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu

8

  panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan  balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk  mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (Seat (Seat Point ). ). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada suhu 370C. Apabila suhu meni meningk ngkat at lebi lebih h dari dari titi titik k teta tetap, p, hipo hipota tala lamu muss akan akan tera terangs ngsan ang g untu untuk  k  melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menuru menurunka nkan n produk produksi si panas panas dan mening meningkat katkan kan pengel pengeluar uaran an panas panas lewat lewat keringat dan vasodilatasi pembuluh darah, sehingga suhu kembali pada suhu tetap. Sebalikanya, jika suhu inti berada dibawah suhu tetap (dibawah 370C ), tubuh akan melakukan mekanisme untuk meningkatkan produksi panas dan menurunkan laju penurunan panas tubuh oleh lingkungan.

2. Produ roduks ksii Pan Panas as Panas Panas diprod diproduksi uksi oleh oleh tubuh tubuh melalu melaluii metabo metabolis lism, m, yang yang merupak merupakan an reaksi reaksi kimia pada semua sel tubuh. Makanan merupakan sumber bahan bakar yang utama utama bagi metabo metabolis lism. m. Termor Termoregul egulasi asi membut membutuhk uhkan an fungsi fungsi normal normal dari dari   prose prosess produks produksii panas. panas. Reaksi Reaksi kimia kimia selule selulerr membut membutuhk uhkan an energy energy untuk  untuk  membentuk membentuk adenosine adenosine trifosfat trifosfat (ATP). Jumlah energy yang digunakan digunakan untuk  metabolism metabolism adalah laju metabolic. Aktivitas Aktivitas memerlukan memerlukan tambahan reaksi kimia kimia mening meningkat katkan kan laju laju metabol metabolic. ic. Bila Bila metabo metabolis lism m mening meningkat kat,, panas panas tamb tambaha ahan n akan akan dipr diprod oduk uksi si.. Keti Ketika ka meta metabo boli lism sm menu menuru run, n, pana panass yang yang

9

diproduksi lebihh sedikit. Produksi panas terjadi selama istrahat, gerakan otot  polos, getaran otot dan termogenesis tanpa menggigil. a. Meta Metabo boli lism sm basa basall

meng mengha hasi silk lkan an pana panass yang yang dipr diprod oduk uksi si tubuh tubuh saat saat

istrahat. istrahat. Jumlah rata-rata rata-rata laju metabolic metabolic basal (BMR) bergantung bergantung pada luas permukaan tubuh. Hormone tiroid juga mempengaruhi BMR. Dengan cara meningkatkan pemecahan glukosa dan lemak tubuh, hormone tiroid meni mening ngkat katkan kan laju laju reak reaksi si kimi kimiaa pada pada hamp hamper er semu semuaa sel sel tubuh tubuh.. Bila Bila hormone tiroid disekresikan dalam jumlah besar, BMR dapat meningkat 100% 100% diatas diatas normal normal.. Tidak Tidak adanya adanya hormon hormonee tiroi tiroid d dapat dapat mengur mengurang angii setengah setengah jumlah jumlah BMR, yang menyebabkan menyebabkan penurunan produksi panas. Stimu Stimulas lasii syste system m saraf saraf simpat simpatis is oleh oleh epinep epineprin rin dan norepi norepinepr neprin in juga juga dapat meningkatkan laju metabolic jaringan tubuh. Mediator kimia ini meny menyeb ebab abka kan n

gluk glukos osaa

dara darah h

turu turun, n, yang yang akan akan mens mensti timu mula lasi si sel sel

menghasilka menghasilkan n glukosa. glukosa. Hormone Hormone seks pria, testosterone testosterone meningkatkan meningkatkan BMR. Pria memiliki BMR lebih tinggi daripada wanita.   b. b. Gera Gerakan kan volu volunt nter er seper seperti ti akti aktivi vita tass otot otot sela selama ma lati latihan han,, memb membut utuh uhka kan n tambah tambahan an energy energy.. Laju Laju metabol metabolic ic dapat dapat mening meningkat kat di atas atas 2000 kali kali normal. Produksi panas dapat meningkat di atas 50 kali normal. c. Menggigil merupaka respon tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda

dalam tubuh. Gerakan otot skelet selama menggigil membutuhkan energy yang signifikan. Menggigil dapat meningkatkan produksi panas 4 sampai

10

5 kali lebih besar dari normal. Panas diproduksi untuk mempertahankan suhu tubuh (Potter & Perry, 2005). 3. Peng Pengel elua uara ran n Pan Panas as Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara simultan. Struktur kulit dan  paparan terhadap lingkungan secara konstan, pengeluaran panas secara normal melalui radiasi, konduksi, konveksi dan evap orasi. a.

Radiasi Radiasi Radiasi adalah adalah perpindah perpindahan an panas dari permukaa permukaan n suatu suatu objek

ke

 permukaan objek lain tanpa keduanya bersentuhan (Thibodeau dan Patton, 1993). Panas berpindah melalui gelombang elektromagnetik. Aliran darah dari organ internal inti membawa panas ke kulit dan ke pembuluh darah   permu permukaan kaan.. Jumlah Jumlah panas panas yang yang dibawa dibawa ke permuk permukaan aan tegant tegantung ung dari dari tingkat vasokontriksi dan vasodilatasi yang diatur oleh hipotalamus. Panas menyebar dari kulit ke setiap objek yang lebih dingin di sekelilingnya. Penyebaran meningkat bila perbedaan suhu antara objek juga meningkat. Vasodi Vasodilat latasi asi perif perifer er juga juga mening meningkat katkan kan aliran aliran darah darah ke kulit kulit untuk  untuk  mempe emperl rlua uass

peny penyeb ebar aran an

yang ang

ke

luar. uar.

Vaso Vasoko kont ntrriksi iksi

peri perife fer  r 

meminimalkan kehilangan panas ke luar. Sampai 85% area permukaan tubu tubuh h manu manusi siaa

meny menyeb ebar arka kan n

pana panass ke ling lingku kung ngan an..

Namu Namun, n, bila bila

lingkungan lingkungan lebih hangat dari kulit, kulit, tubuh mengabsorbsi mengabsorbsi panas melalui melalui radiasi.

11

Pada kasus demam, perawat meningkatkan kehilangan panas melalui radia adiasi si

deng dengan an

mel melepas epaska kan n

paka pakaiian

atau atau

sel selimut imut..

Pos Posisi isi

kli klien

meningkatkan kehilangan panas melalui radiasi (mis. Berdiri memajankan area area permuk permukaan aan radias radiasii lebii lebiih h besar besar dan berbar berbaring ing pada pada posisi posisi janin, janin, meminimalkan radiasi panas). Menutup tubuh dengan pakaian gelap dan rajutan rajutan juga mengurangi jumlah kehilangan kehilangan panas melalui radiasi (Potter  (Potter  & Perry, 2005).

b.

Konduksi Konduks Konduksii adalah adalah perpin perpindah dahan an panas panas dari dari satu satu objek objek ke objek objek lain lain

dengan kontak langsung. Ketika kulit hangat menyentuh objek yang lebih dingin , panas hilang. Ketika suhu kedua objek sama, kehilangan panas konduktif terhenti. Panas berkonduksi melalui benda padat, gas dan cair. Konduks Konduksii normal normalnya nya menyeb menyebabk abkan an sediki sedikitt kehila kehilanga ngan n panas. panas. Perawa Perawatt meningkatkan kehilangan panas konduktif ketika memberika kompres es atau memandikan klien dengan air dingin. Memberikan beberapa lapis   pakai pakaian an mengur mengurangi angi kehila kehilangan ngan kondikt kondiktif if.. Tubuh Tubuh menamb menambah ah panas panas dengan dengan kondukt konduktif if ketika ketika kontak kontak dilakuk dilakukan an dengan dengan materi material al yang yang lebih lebih hangat dari suhu kulit.

12

c.

Konveksi Konveks Konveksii adalah adalah perpin perpindah dahan an panas panas karena karena gerakan gerakan udara. udara. Panas Panas

dikonduksikan pertama kali pada molekul udara secara langsung dalam kont kontak ak deng dengan an kuli kulit. t. Arus Arus udar udaraa memb membaw awaa udara udara hanga hangat. t. Pada Pada saat saat kecepatan arus udara meningkat, kehilangan panas konveksi meningkat. Kipas Kipas angin angin listr listrik ik mening meningkat katkan kan kehila kehilangan ngan panas panas melalu melaluii konveks konveksi. i. Kehilangan panas konveksi meningkat ketika kulit lembab dan kontak  dengan udara yang bergerak be rgerak ringan (Potter & Perry, 2005). d.

Evaporasi Evapor Evaporasi asi adalah adalah perpin perpindah dahan an energi energi panas panas ketika ketika cairan cairan berubah berubah

menjadi gas. Selama evaporasi, kira-kira 0,6 kalori panas hilang untuk  setiap gram air yang menguap (Guyton, 1991). Tubuh secara continue kehilangan panas melalui evaporasi. Kira-kira 600 sampai 900 ml sehari menguap dari kulit dan paru, yang mengakibatkan kehilangan air dan  panas. Kehilangan normal ini dipertimbangkan kehilangan air tidak kasat mata dan tidak memainkan peran utama dalam pengaturan suhu. Dengan mengatur perspirasi perspirasi atau berkeringat berkeringat,, tubuh meningkatka meningkatkan n kehilangan kehilangan panas evaporative evaporative tambahan. tambahan. Berjuta-jut Berjuta-jutaa kelenjar kelenjar keringat keringat yang terletak dalam dermis kulit menyekresikan keringat melalui duktus kecil pada permukaan kulit. Ketika suhu tubuh meningkat, hipotalamus anteri anterior or member member sinyal sinyal kelenj kelenjar ar kering keringat at untuk untuk melepas melepaskan kan kering keringat. at. Selama latihan dan stress emosi atau mental, berkeringat adalah salah satu

13

cara untuk menghilangkan kelebihan panas tubuh yang diproduksi dari   peningkatan peningkatan laju metabolik. metabolik. Evaporasi Evaporasi berlebihan berlebihan dapat menyebabkan menyebabkan kulit gatal dan bersisik, serta hidung dan faring kering. Diafor Diaforesi esiss adalah adalah pespir pespirasi asi visual visual dahi dahi dan thorak thorakss atas. atas. kelenj kelenjar  ar  keringat berada dibawah dermis kulit. Kelenjar menyekresikan keringat, laruta larutan n berair berair yang yang mengan mengandung dung natriu natrium m dan clorid clorida, a, yang yang melewat melewatii duktus duktus kecil kecil di permuk permukaan aan kuli. kuli. Kelenj Kelenjar ar dikont dikontrol rol oleh oleh system system saraf  saraf  simpat simpatis. is. Bila Bila suhu suhu tubuh tubuh mening meningkat kat,, kelenj kelenjar ar kering keringat at mengel mengeluar uarkan kan keringat, yang menguap dari kulit untuk meningkatkan kehilangan panas. Suhu Suhu tubuh tubuh rendah, rendah, mengha menghanbat nbat sekres sekresii kering keringat. at. Diapho Diaphores resis is kurang kurang efisien bila gerakan udara minimal atau bila kelembaban udara tinggi. Individu yang tidak memiliki kelenjar keringat congenital atau memiliki penyaki akit

kulit

yang

seriua

yang ang

merusak

dia diaphore oresis

tidak 

dapamenoleransi suuhhu hangat karena mereka tidak dapat mendinginkan diri mereka sendiri secara adekuat (Potter & Perry, 2005).

2.1.4 2.1.4

KONS KONSEP EP ANAT ANATOM OMII FISI FISIOL OLOGI OGI KUL KULIT IT 1) Struk Struktur tur dan fungsi fungsi kulit kulit Kulit terdiri dari tiga lapisan, yang masing-masing terdirir dari berbagai  jenis sel dan memiliki fungsi yang bermacam-macam. Ketiga lapisan tersebut adalah epidermis, dermis dan subkutis (Elizabeth J. Corwin, 2002).

14

a) Epid pidermis Epider Epidermis mis adalah adalah lapisa lapisan n kulit kulit terlua terluar. r. Sel-se Sel-sell epider epidermis mis terus terus mener menerus us meng mengal alam amii mito mitosi sis, s, dan diga digant ntii yang yang baru baru seki sekita tarr 30 hari hari.. Epidermis mengandung reseptor-reseptor sensoris untuk sentuhan, suhu, getaran, dan nyeri. Komp Kompon onen en

utam utamaa

epid epider ermi miss

adal adalah ah

prot protei ein n

kera kerati tin, n,

yang yang

dihasilkan oleh sel-sel yang disebut keratinosit. Keratin adalah bahan yang kuat dan memiliki daya tahan tinggi serta tidak larut dalam air. Keratin mencegah hilangnya air tubuh dan melindungi epidermis dari iritan atau mikroo mikroorga rganis nisme me penyeb penyebab ab infeks infeksi. i. Kerati Keratin n adalah adalah kompone komponen n utama utama apendiks kulit : rambut dan kuku. Mela Melanos nosit it (sel (sel pigm pigmen) en) terd terdapa apatt di bagi bagian an dasa dasarr epid epider ermi mis. s. Melanosit mensintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respon terhadap rangsangan rangsangan hormone hormone hipofisis hipofisis anterior, anterior, hprmon hprmon perangsang perangsang melanosit melanosit melanocyte stimulatin stimulating g hormone, hormone, MSH). Melanin adalah pigmen hitam (melanocyte yang menyebar diseluruh permukaan epidermis untuk melindungi sel dari radiasi ultraviolet. Sel-se Sel-sell imun, imun, yang yang disebut disebut sel langer langerhan hans, s, terdap terdapat at diselu diseluruh ruh epidermis. epidermis. Sel langerhans bertanggungjawab bertanggungjawab terhadap terhadap pengenalan pengenalan dan   penyi penyingk ngkira iran n serangan imun. b) Dermis

sel-se sel-sell

kulit kulit diplas diplastik tik/ne /neopl oplast astik ik dan memban membangkit gkitkan kan

15

Dermis Dermis terletak terletak tepat dibawah epidermis. epidermis. Jaringan ini dianggap  jaringan ikat longgar dan terdiri dari sel-sel fibroblast yang mengeluarkan   prote protein, in, kolage kolagen n dan elasti elastin. n. SeratSerat-ser serat at kolage kolagen n dan elasti elastin n tersus tersusun un secara acak, dan menyebabkan dermis teregang dan memiliki daya tahan. Diseluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensori dan simpatis,  pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit (sebasea). Sel mast, yang mengeluarkan histamine selama cedera atau peradangan, dan makrofag makrofag yang memfagositosis memfagositosis sel-sel mati dan mikro-organ mikro-organisme, isme,  juga terdapat di dermis. Pembuluh darah di dermis menyuplai makanan dan oksigen dermis dan epidermis, dan membuang produk-produk sisa. Aliran darah dermis memungkinkan tubuh mengontrol temperaturnya. Pada penurunan suhu tubuh, saraf-saraf simpatis ke pembuluh darah meningkatkan pelepasan nore norepi pinef nefri rin. n.

Pele Pelepas pasan an

noref norefin inef efri rin n

meny menyeb ebab abka kan n

vaso vasokon kontr trik iksi si

 pembuluh  pembuluh darah sehingga sehingga panas tubuh dipetahankan. dipetahankan. Apabila suhu tubuh terlalu terlalu tinggi, tinggi, maka rangsangan simpatis simpatis terhadap terhadap pembuluh darah akan  berkurang sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah dan panas tubuh akan dipindahkan ke lingkungan. Hubungan arteriovena (AV), yang disebbut anastomosis, dijumpai pada sebagian pembuluh darah. Anastomosis AV memmpermudah pengaturan suhu tubuh oleh kulit dengan memungkinkan darah melewati bagian atas dermis pada keadaan yang sangat dingin. Saraf  simpatis ke dermis juga mempersarafi kelenjar keringat, kelenjar minyak  dan folikel rambut.

16

c) Subkutis Lapisan subkutis kulit terletak di bawah dermis. Lapisan ini terdiri dari lema lemak k dan jari jaring ngan an ikat ikat dan dan berf berfung ungsi si seba sebaga gaii pere perend ndam am keju kejutt dan insulator panas. Lapisan subkutis adalah tempat penyimpanan kalori. d) Ramb Rambut ut dan dan kuk kuku u Kuku adalah lempeng berkreatinin yang tumbuh di jari tangan dan kaki. Kuku melindungi bagian ujung jari, dan mungkin berevolusi dari maksud semula yaitu sebagai pertahanan diri. Rambut adalah keratin yang mengeras yang tumbuh dengan kecepatan berbeda-beda di bagian tubuh yang yang berl berlai ain. n. Rambut Rambut tumb tumbuh uh seba sebaga gaii suat suatu u foli folike kell ramb rambut ut sali saling ng  berhubungan dalam saluran tersebut dengan sebuah kelenjar sebasea dan sera seratt otot otot polo polos, s, yang yang dise disebu butt otot otot erec erecto torr pili pili.. Apabi Apabila la sel sel otot otot ini ini terangsang oleh saraf simpatis, maka rambut akan berdiri tegak. Rambut di kepala mungkin berfungsi sebagai proteksi untuk menghindari kulit kepala terbakar sinar matahari (Elizabeth J. Corwin, 2002). e) Kele Kelenj njar ar seba sebase seaa Kele Kelenj njar ar

seba sebase seaa

meny menyer erta taii

foli folike kell

ramb rambut ut..

Kele Kelenj njar ar

ini ini

menge mengelu luar arka kan n baha bahan n berm bermin inya yak k yang yang dise disebut but sebu sebum m ke salu salura ran n di sekitarnya. Kelenjar sebasea terdapat diseluruh tubuh, terutama di wajah, dada dan punggung. Testosterone meningkatkan ukuran kelenjar sebasea dan pembentukan sebum. Kadar testosterone meningkat pada pria dan wanita selama pubertas (Elizabeth J. Corwin, 2002).

17

f) Kele Kelenj njar ar keri kering ngat at Terdapat Terdapat dua jenis kelenjar kelenjar keringat keringat : ekrin dan apokrin. apokrin. Kelenjar  Kelenjar  keri kering ngat at ekri ekrin n bermu bermuar araa lang langsu sung ng keper kepermu muka kaan an kuli kulitt dan dan ters terseb ebar  ar  diselu diseluruh ruh permuk permukaan aan tubuh. tubuh. Kelenj Kelenjar ar ekrin ekrin berfun berfungsi gsi teruta terutama ma untuk  untuk  mendinginka mendinginkan n kulit melalui evaporasi evaporasi panas. Kelenjar-kel Kelenjar-kelenjar enjar tersebut tersebut terutama terkonsentrasi di tangan, kaki, dan dahi. Klenjar apokrin terutama terletak pada ketiak (aksilla), di daerah pubis dan anus. Kelenjar apokrin meng mengel elua uark rkan an

keri kering ngat at

keda kedala lam m

salu salura ran n

foli folike kell

ramb rambut ut..

Apab Apabil ilaa

dipengaruhi oleh bakteri maka sekresi kelenjar apokrin akan menimbulkan  bau keringat yang khas (Elizabeth J. Corwin, 2002). 2) Kuli Kulitt Pada Pada Regu Regula lasi si Suh Suhu u Peran Peran kulit kulit dalam dalam regula regulasi si suhu suhu melipu meliputt insula insulasi si (isola (isolasi) si) tubuh, tubuh, vaso vasokon kontr trik iksi si,, dan dan sens sensas asii suhu suhu.. Kuli Kulit, t, jari jaring ngan an subk subkut utan an dan dan lema lemak  k  menyimpan panas di dalam tubuh. Ketika aliran darah antara lapisan kulit   berku berkuran rang, g, kulit kulit itu sendir sendirii adalah adalah insula insulator tor paling paling baik. baik. Indivi Individu du dengan dengan lemak lemak tubuh tubuh lebih lebih banyak banyak mempun mempunyai yai insula insulasi si alamia alamiah h lebih lebih banyak banyak dari dari individu yang kurus dan berotot. Pada tubuh manusia manusia , organ internal internal menghasilkan menghasilkan panas, dan selama selama latihan atau stimulasi simpatis, jumlah panas yang dihasilkan lebih tinggi dari suhu inti normal. Pada area tubuh yang terpajan, darah dapt mengalir secara langsung dari arteri ke vena. Aliran darah melalui area kulit yang lebih banyak    pembu pembuluh luh darah dapat bervari bervariasi asi

dari dari aliran aliran minimal minimal sampai sampai sebany sebanyakak-

18

 banyaknya 30% darah yang diejeksikan dari jantung (Guyton, 1991). Panas   berpindah dan hilang ke lingkungan melalui mekanisme kehilangan panas. Kulit Kulit disupl disuplai ai baik baik oleh oleh resept reseptor or panas panas dan dingin dingin.. Pada Pada hari hari panas panas dan lembab, pembuluh darah di tangan akan berdilatasi dan mudah dilihat dan  juka suhu terlalu terlalu rendah, hipotalamus hipotalamus menimbulkan menimbulkan vasokontriksi vasokontriksi dan aliran aliran darah darah ke kulit kulit berkur berkurang, ang, sehing sehingga ga panas panas tubuh tubuh dihema dihematt (Potte (Potterr & Perry Perry,, 2005).

2.1.5 2.1.5

FAKTOR FAKTOR YANG YANG MEMP MEMPENG ENGARU ARUHI HI SUHU SUHU TUBU TUBUH H 1. Kece Kecepa pata tan n metab metabol olis ism m basal basal 2. Rang Rangsa sang ngan an sara saraff simp simpat atis is 3. Horm Hormon onee pert pertum umbu buha han n 4. Hor Hormone mone ti tiroid oid 5. Horm Hormon onee kela kelami min n 6. Dema Demam m (per (perad adan anga gan) n) 7. Status gi gizi 8. Aktivitas Sirkadian) 9. Variasi diurnal ( Ritme Sirkadian) 10. Ganggua Gangguan n organ

19

11. Lingkungan Lingkungan (Radiasi, (Radiasi, konduksi, konduksi, Evaporasi) Evaporasi) 12. 12. Usia Usia 13. 13. stre stress 2.1.6 2.1.6

GANG GANGGU GUAN AN PENGA PENGATU TURA RAN N SUHU SUHU 1. Demam 2.  Heat Stroke 3.  Forst Bite

2.2 KONSEP KONSEP DEMAM DEMAM 2 . 2 .1

Definisi Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh normal (Anas Tamsuri, 2006). Demam adalah temperature tubuh meninggi sampai 380C atau lebih, biasanya menu menunj njuk ukkan kan bahwa bahwa tubuh tubuh seda sedang ng mela melawa wan n infe infeks ksii (Tony (Tony Smit Smith h & Sue Sue Davidson, 2009).

2.2. 2.2.2 2

Meka Mekani nism smee Dem Demam am Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Pada Pada mekani mekanisme sme ini, ini, bakter bakterii atau atau pecahan pecahan jaring jaringan an akan akan difago difagosit sitosi osiss oleh oleh leukosit leukosit darah, makrofag jaringan, jaringan, dan limfosit limfosit pembunuh bergranular bergranular besar.

20

Selu Seluru ruh h sel sel ini ini sela selanj njut utny nyaa akan akan menc mencer erna na hasi hasill peme pemecah cahan an bakt bakter erii dan melepaskan zat interleukin-1 ke dalam cairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit atau pirogen endogen. Interleukin-1 ini ketika sampai dihipotalamus akan menimbulkan demam dengna cara meningkatksan temperature tubuh dalam waktu 8-10 menit. Interleukin-1 juga menginduksi pembentukan prostaglandin, terutama  prostaglandin E2, atau zat yang mirip dengna zat ini, yang selanjutnya bekerja di hipota hipotalam lamus us untuk untuk membang membangkit kitkan kan reaksi reaksi demam. demam. Pada Pada saat saat demam, demam, gejala gejala timbul berfariasi sesuai dengan fase demam. Pada Pada mekani mekanisme sme tubuh tubuh alamia alamiah, h, demam demam yang yang terjad terjadii dalam dalam diri diri manusi manusiaa  bermanfaat sebagai proses imun. Pada proses ini terjadi pelepasan interleukin-1 yang yang akan akan menga engakt ktiifkan kan

sel sel

T. suhu suhu ting tinggi gi (dem (demam am))

juga juga ber berfung fungsi si

meningnkatkan keaktifan kerja sel T dan B terhadap organism pathogen. Namun, konsekuensi demam secara umum tmbul segera setelah pembangkitan demam (penin (peningka gkatan tan suhu). suhu). Perubah Perubahan an anatom anatomis is kulit kulit dan metabol metabolism ism menim menimbul bulkan kan konse konseku kuens ensii

beru berupa pa

gang ganggua guan n

kesei keseimb mbang angna na

cair cairan an

tubu tubuh, h,

penin peningk gkat atan an

metabolism, juga peningkatan pemecahan zat energy, dan penignkatan kadar sisa metabol metabolism ism.. Selain Selain itu, itu, pada pada keadaan keadaan terten tertentu tu demamn demamn dapat dapat mengak mengaktif tifkan kan kejang. 2.2.3 2.2.3

Mekan Mekanis isme me Tubu Tubuh h Terh Terhad adap ap Dem Demam am 1. Vaso Vasodi dila lattasi asi Vasodilatas Vasodilatasii pembuluh pembuluh darah perifer, hampir dilakukan dilakukan diseluruh diseluruh area tubuh. tubuh. Vasodi Vasodilat latasi asi ini disebab disebabkan kankan kan oleh oleh hambat hambatan an dari dari pusat pusat simpat simpatif  if 

21

hipotalamus hipotalamus posterior posterior yang menyebabkan menyebabkan vasokonstri vasokonstriksi, ksi, sehingga sehingga terjadi terjadi vaso vasodi dila lata tasi si yang yang

kuat kuat pada pada kuli kulit, t, yang yang memu memung ngki kink nkan an

perc percep epat atan an

 perpindahan panas dari tubuh ke kulit, hingga delapan kali lipat lebih banyak. 2. Berkeri eringa ngat Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang yang mening meningkat kat melewa melewati ti batas batas kritis kritis,, yaitu yaitu 370C. Pengel Pengeluar uaran an kering keringat at menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 10C akan menyebabkan menyebabkan pengeluaran pengeluaran keringat keringat yang cukup   bany banyak ak,, sehi sehing ngga ga mamp mampu u memb membua uang ng panas panas tubu tubuh h yang yang diha dihasi silk lkan an dari dari meta metabo boli lism smee

basa basall

sepu sepulu luh h

kali kali lebi lebih h

bany banyak ak.. Peng Pengel elua uara ran n

keri kering ngat at

merupakan salah satu mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat diatas ambang kritis. Pengeluaran Pengeluaran keringat keringat dirangsang dirangsang oleh pengeluaran pengeluaran impalas impalas diarea  preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis keseluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsang pada saraf  polinergick  kelenjar  keringat keringat yang merangsang produksi keringat. keringat. Kelenjar Kelenjar keringat keringat juga dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norepinefrin. Cair Cairan an keri kering ngat at meru merupa paka kan n

sekr sekres esii sel sel epit epitel el pada pada dasa dasarr (yan (yang g

menggulung) menggulung) untuk selanjutnya selanjutnya disalurkan disalurkan keluar melalui duktus kelenjar. kelenjar. Cairan Cairan yang dihasilkan dihasilkan oleh sel epitel epitel (sekresi (sekresi primer/pr primer/prekurs ekursor) or) memiliki memiliki kompos komposisi isi yamng yamng mirip mirip dengan dengan plasma plasma,, tetapi tetapi tidak tidak mengan mengandung dung protei protein n   plasm plasma. a. Konsen Konsentra trasi si natri natrium um sekita sekitarr 142 mEq/L mEq/L dan klori klorida da 104 mEq/L mEq/L ditamb ditambah ah konsen konsentr trasi asi zat terlar terlarut ut lain lain dalam dalam plasma plasma.. Selanj Selanjutn utnya, ya, cairan cairan

22

 precursor  akan dialirkan melalui duktus dan selama fase ini terjadi proses reabso reabsorps rpsi. i. Apabila Apabila sekres sekresii sediki sedikit, t, aliran aliran menjad menjadii lambat lambat menyeb menyebabka abkan n   prose prosess reabsor reabsorpsi psi maksi maksimal mal,, sehin sehingga gga konsent konsentras rasii yang yang melewa melewati ti duktus duktus hampir tidak mengandung natrium dan klorida. Hal ini menyebabkan tekanan osmotic

berk berkur uran ang g

sehi sehing ngga ga seba sebagi gian an

cair cairan an ikut ikut dire direar arbs bsor orbs bsii

dan dan

meny menyeb ebabk abkan an pemeka pemekata tan n kandu kandunga ngan n unsu unsurr lain lain.. Oleh Oleh kare karena na itu, itu, pada pada kecepatan berkeringat yang rendah kandungan urea, asam laktat, dan kalium menjadi sangat tinggi. 3. Penur Penurun unan an Pemb Pemben entu tuka kan n Panas Panas Beberapa mekanisme pembentukan panas seperti termogenesis kimia dan menggigil dihambat dengan kuat. 2 . 2 .4

FASE DE DEMAM 1. Fase Fase I: I: Awal Awal (Me (Meng nggi gigi gil) l) 2. Fase Fase II: II: Pro Prose sess Dem Demam am  Defervescence) 3. Fase III: Pemulihan ( Defervescence)

2.2.5 2.2.5

GEJA GEJALA LA KLI KLINI NIS S DEMA DEMAM M SESU SESUAI AI FAS FASE E 1. Fase Fase I: I: Awal Awal (Meng (Menggi gigi gil) l) a.

Peningkatan denyut jantung

 b.  b.

Peni eningka ngkattan laju aju dan dan keda kedallaman aman pern pernap apas asan an..

23

c.

Meng Menggi gigi gill aki akiba batt teg tegan anga gan n dan dan kont kontra raks ksii oto otott.

d.

Kuli Kulitt puc pucat at dan dan di dingin ngin kare karena na vaso vasoko kons nsttriks iksi.

e.

Merasakan sensasi dingin.

f.

Dasa Dasarr kuku kuku meng mengal alam amii sian sianos osis is kare karena na vaso vasoko kons nstr trik iksi si..

g.

Rambut kulit berdiri.

h.

pengeluaran ke keringat be berlebih.

i.

Peningkatan suhu tubuh.

2. Fase Fase II: II: Pro Prose sess Dem Demam am a.

Proses menggigil lenyap.

b.

Kulit te terasa ha hangat/panas.

c.

Merasa ti tidak pa panas at atau di dingin

d.

Penin ningkat katan laj laju u pe pernapasan da dan na nadi.

e.

Peningkatan rasa haus.

f.

Dehidrasi ri ringan hi hingga be berat.

g.

Meng Mengan antu tuk, k, del delir iriu ium, m, ata atau u keja kejang ng aki akiba batt iri irita tasi si sel sel sar saraf af..

h.

Lesi mulut herpetik.

i.

Kehi Kehillanga angan n naf nafsu su maka makan n (j (jika dem demam meman emanja jang ng). ).

24

j.

Kelemahan,

keletihan,

dan

nyeri ringan pada otot akibat

metabolisme protein.  Defervescence) 3. Fase III: Pemulihan ( Defervescence)

2 .2 .5

a.

Kulit ta tampak me merah da dan ha hangat.

b.

Berkeringat.

c.

Menggigil ringan.

d.

Kemungkin kinan mengalami dehid hidrasi.

MM

2.3 KONSEP KONSEP KOMPRES KOMPRES HANGAT HANGAT 2 .3 .1

Definisi

Member Memberika ikan n

rasa rasa hangat hangat pada klien dengan mengguna menggunakan kan cairan cairan atau atau alat alat yang yang

menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukannya (Eni Kusyati, 2006). 2 .3 .2

Tujuan

1)

Memperlancar sirkulasi darah

2)

Mengurangi ra rasa ny nyeri

3)

Merangsang peristaltik usus

4)

Memperl erlanca ncar pengel geluaran eksudat

25

5)

Memberi rasa nyaman

6)

Menu Menuru runk nkan an suhu suhu tubu tubuh h (En (Enii Kus Kusya yati ti,, 200 2006 6 & Mues Mueser er,, 200 2007) 7)..

2 .3 .3

Efek te terapeutik pem pemberian ko kompres ha hangat

Stim Stimul ulas asii pana panass dapa dapatt memb member erik ikan an resp respon on fisi fisiol ologi ogiss yang yang berb berbed eda. a. Efek  Efek  terapeutik pemberian kompres hangat adalah : 1)

Permeabil bilitas kapil piler meningkat

Ini akan meningkatkan pergerakan zat sisa dan nutrisi. 2)

Vasodilatasi

Peningkatan aliran darah ke bagian tubuh yang cidera ; pengiriman nutrisi dan  pembuangan zat sisa ; menurunkan kongesti vena pada jaringan yang cedera. 3)

Viskositas darah menurun

Ini akan meningkatkan pengiriman leukosit dan antibodi ke daerah nyeri. 4)

Ketegangan ot otot menurun

Ini akan meningkatkan relaksasi otot dan menurunkan nyeri akibat spasme. 5)

Metabolisme meningkat

Meningkatkan aliran darah ; rasa hangat lokal 2 .3 .4 1)

Faktor yan yang g me mempeng engaruhi to toleransi nsi pa panas Durasi terapi

26

Individu lebih mampu mentoleransi suhu ekstrim dalam jangka waktu singkat. 2)

Bagian tubuh

Ada area tertentu yang sensitiv terhadap variasi suhu. 3)

Kerusakaan pe permukaan tu tubuh

Lapisan kulit yang terbuka akan lebih sensitiv terhadap variasi suhu. 4)

Suhu ku kulit se sebelumnya

Tubuh akan dapat berespon dengan baik terhadap penyesuaian suhu tubuh yang rendah. 5)

Area permukaan tubuh

Seorang individu memiliki toleransi yang rendah terhadap perubahan suhu yang mengenai area tubuh yang luas. 6) 2 .3 .5

Usia dan kondisi fisik   Kompres ha hanga ngat da dan pe penurunan su suhu tubu ubuh

Apabi Apabila la terj terjad adii penin peningka gkata tan n suhu suhu inti inti,, ini ini akan akan mens mensti timu mula lasi si hipot hipotal alam amus us (thermostat  tubuh) sehingga memicu vasodilatasi yang mengakibatkan peningkatan aliran darah dan panas ke kulit. Hal ini meningkatkan suhu kulit sehingga memicu   pengel pengeluar uaran an kering keringat at dan pengel pengeluar uaran an panas panas melalu melaluii radias radiasii (John (John R. Camero Cameron, n, 2006). Pemberian kompres hangat juga dapat menyebabkan vasodilatasi dan dengan   pembe pemberia rian n kompre kompress hangat hangat otak otak akan menyan menyangka gka bahwa bahwa suhu suhu luar luar tubuh tubuh panas, panas,

27

sehingga otakpun akan segera memproduksi dingin atau menurunkan produksi panas dan terjadilah penurunan suhu tubuh. Mengompres hangat juga dapat menyebabkan terjadinya proses penguapan dan dalam proses menguapannya ini akan menarik panas dari badan klien sehingga suhupun turun (Gunawan, 2009). 2 .3 .6

Prosedur pe pemberian ko kompres ha hangat

1) Pers Persia iapan pan ala alatt dan bah bahan an a) Alat 1. Kom tutup

2. Bak Bak ins insttrume rument nt 3. Hand Handuk/ uk/ka kain in/p /plas lasti tik  k  4. Hand Handuk uk peng penger erin ing g 5. Wa Wasl slap ap// kain kain kom kompr pres es 2 bua buah h 6. Perl Perlak ak peng pengal alas as 7. Saru Sarung ng tang tangan an bersi bersih h 8. Baskom 9. Baki Baki dan dan alas alasny nyaa b) Bahan 1. Air Air han hangat gat (40º (40º-4 -46º 6ºC) C)

28

2. Cai Cairan ran li lisol sol 3% 3% 3. Ker Kertas tas & pen pensi sill 2) Persia Persiapan pan perawat perawat dan pasien pasien a. Identi Identifi fikas kasii kemamp kemampuan uan perawa perawatt  b. Perken Perkenalk alkan an diri diri dan tuju tujuan an pelaks pelaksana anaan an c. Mint Mintaa perse persetu tuju juan an pada pada kli klien en d. Jelask Jelaskan an prosed prosedur ur pelaks pelaksana anaan an e. Siap Siapka kan n lin lingk gkun unga gan n 3) Pros Prosed edur ur pel pelak aksa sana naan an 1

Beri Beri penjela penjelasan san kepad kepadaa klien klien tentang tentang perasa perasatt yang akan akan dilak dilakuka ukan n

2

Bawa Bawa ala alatt-al alat at ke ke deka dekatt klie klien n

3

Pasa Pasang ng sam sampi pira ran, n, jik jikaa perl perlu u

4

Bantu Bantu klien klien pada pada posisi posisi yang yang nyama nyaman n dan dan tepat tepat

5

Cuci tangan

6

Pasang Pasang perl perlak ak pengal pengalas as di bawah bawah area area yang yang akan akan di kompre kompress

7

Pakai akai sarun arung g tan tanga gan n

8

Ukur Ukur suhu uhu tub tubuh uh pas pasien ien

29

9

Basahi Basahi kain kain pengom pengompre press dengan dengan air hanga hangatt dalam dalam wadahny wadahnya, a, lalu lalu peras peras

hingga tidak terlalu basah 10 Letakkan Letakkan kain pada daerah daerah yang akan dikompres dikompres seperti seperti dahi, dahi, ketik, ketik, dan lipat paha 11 Tutup kain kain kompres kompres dengan dengan handuk handuk atau kain kain plastic plastic 12 Lakukan Lakukan pengompresan pengompresan 15-30 menit menit dan dan ganti ganti kain kain kompres kompres setiap setiap 5 menit 13 Jika kain kain kompres relati relative ve menjadi dingin, dingin, ganti ganti kain kompres kompres dan masukan kembali ke cairan kompres. Lakukan secara berulang hingga efek  yang diharapkan tercapai. 14 Evaluasi Evaluasi hasil hasil dengan mengukur mengukur suhu tubuh tubuh klien setelah setelah 15 menit 15 Setelah Setelah selesai, selesai, keringkan keringkan dengan dengan handuk kering kering di daerah daerah yang di kompres/basah 16 Rapi Rapika kan n alat alat 17 Lepask Lepaskan an saru sarung ng tanag tanagn n 18 Atur Atur posisi posisi klien klien nyama nyaman n 19 Cuci Cuci tang tangan an 20 Dokumentasi Dokumentasikan kan (Eni Kusyati, Kusyati, 2006 & Anas Tamsuri, Tamsuri, 2006) 2006) 2.4 KONSEP KONSEP GASTROENTERITI GASTROENTERITIS S

30

2 .4 .1

Definisi

Menurut Hipocrates, gastroenteritis adalah pengeluaran tinja yang abnormal dan cair  (Bagian ilmu kesehatan anak FKUI, 2007). Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer  dan cair (Suriadi, 2010). 2 .4 .2

Etiologi

1) Fakt Faktor or infe infeks ksii coli, Salmonella, Salmonella, Shigella, Shigella, Yersinia a. Bakteri : Enteropathogenic  Escherichia coli, enterocolitica. enterocolitica.  b. Virus : Enterovi Enterovirus rus echoviru echoviruses, ses, adenovir adenovirus, us, human human retrovir retrovirua ua c. Jamur : Candida enteritis

clamblia, Cryptosporidium d. Parasit : Giardia clamblia, e. Protozoa 2) Fakt Faktor or nonnon-in infe feks ksii a. Aler Alergi gi mak makana anan n ; susu susu,, prot protei ein n celiac, cystic  fibrosis pada b. Gangguan metabolik atau malabsorbsi ; penyakit celiac,  pankreas c. Iritas Iritasii langsun langsung g saluran saluran pencer pencernaa naan n oleh makana makanan n

31

d. Obat Obat-o -obat batan an : ant antib ibio ioti tik  k  disease, enterocolitis e. Penyakit usus : crohn disease, f. Emos Emosio iona nall dan dan stre stress ss g. Obst Obstru ruks ksii usus usus 2 .4 .3

Patofisiologi

Terj Terjad adin inya ya irit iritas asii oleh oleh suat suatu u patog patogen en memp mempeng engar aruhi uhi lapi lapisa san n mukos mukosaa usus usus sehingga terjadi peningkatan produk-produk sekretorik, termasuk mukus. Iritasi oleh mikroba mikroba juga mempengaruhi mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi terjadi peningkatan peningkatan motilitas. motilitas. Peningkatan motilitas menyebabkan banyaknya cairan dan elektrolit terbuang karena waktu yang tersedia untuk penyerapan di kolon berkurang. Selain itu peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam usus besar, menyebabkan unsur-unsur plasma yang   pen penti ting ng terb terbua uang ng dala dalam m

juml jumlah ah besa besarr

sehi sehing ngga ga indi indivi vidu du yang yang meng mengal alam amii

gastroenteritis berat dapat meninggal akibat syok hipovolemik (Elizabeth J. Corwin, 2002). Adapun tahapan dehidrasi menurut menurut Ashwill and Droske (1997) adalah sebagai  berikut : Dehidrasi si ringan ringan : Berat Berat badan badan menuru menurun n 3%-5%, 3%-5%, denga denga volume volume cairan cairan yang yang 1) Dehidra kurang dari 50ml/kg 2) Dehidrasi sedang : Berat badan menurun 6%-9%, dengan volume cairan yang

hilang 50-90ml/kg 3) Dehidrasi berat : Berat badan menurun lebih dari 10%, dengan volume cairan

yang hilang sama denan atau lebiih dari 100ml/kg

32

Menurunnya pemesukan atau hilangnya cairan yang adekuat akibat : Muntah, diare, demam, hiperventilasi

Cairan ekstraseluler secara tiba-tiba cepat hilang

Ketidak seimbangan elektrolit

Hilangnya cairan dalam intraseluler 

Disfungsi seluler 

Syok hipovolemik 

Kematian

33

Gambar 2.1 : Patofisiologi Gastroenteritis: sumber dar Aswhill and Droske (1997).   Nursin Nursing g Care Care of Child Child Princi Principle pless and Practi Practice. ce. Phila Philadel delphi phia; a; W.B. W.B. Saunders Company (Suriadi, Rita Yulianni, 2010).

2 .4 .4

Manifestasi klinis

1) Sering Sering buang air air besar dengan konsist konsistensi ensi tinja tinja cair cair atau atau encer  2) Terdapat Terdapat tanda-tanda tanda-tanda dehirdras dehirdrasii ; turgor kulit kulit jelek, jelek, ubun-ubun ubun-ubun dan mata cekung, cekung, membrane mukosa kering. 3) Kera Keram m abdo abdomi mina nall 4) Demam 5) Mual Mual-m -mun unttah 6) Ano Anorexia xia 7) Lemah 8) Pucat 9) Perubahan Perubahan tanda-tan tanda-tanda da vital vital ; nadi nadi dan pernafasan pernafasan cepat cepat 10) Menurun atau tidak ada pengeluaran urine (Suriadi, (Suriadi, Rita Yulianni, 2010). 2 .4 .5

Pemeriksaan di diagnostic

1) Pemeriksaa Pemeriksaan n tinja ; makroskopik, makroskopik, mikroskopi mikroskopik, k, PH, glukosa, glukosa, pemeriksaan pemeriksaan biakan biakan dan uji resistensi

34

2) Pemeriksaa Pemeriksaan n elektroli elektrolit, t, BUN, BUN, kreatini kreatinin n dan glukosa glukosa 3) Pemeri Pemeriksa ksaan an intuba intubasi si duodenum duodenum untuk menila menilaii kuantit kuantitati atiff dan kualita kualitati tiff parasi parasitt teruta terutama ma pada pender penderita ita gastr gastroent oenteri eriti tiss kronik kronik (Bagia (Bagian n ilmu ilmu kesehat kesehatan an anak  FKUI, 2007). 2 .4 .6

Komplikasi

1) Deh Dehidrasi 2) Hipo Hipoka kallemia emia 3) Hipo Hipoka kals lsem emia ia 4) Hipo Hipogl glik ikem emia ia 5) Syok Syok hip hipov ovol olem emii 6) Asi Asidosis 7) Kejang 8) Hipo Hipona natr trem emia ia 9) Malnutrisi Malnutrisi (Bagian (Bagian ilmu ilmu kesehatan kesehatan anak FKUI, FKUI, 2007 dan dan Suriadi, Suriadi, 2010) 2010) 2 .4 .7

Penatalaksanaan medis

1) Penanga Penanganan nan fokus fokus pada pada penyeb penyebab ab 2) Pemberian Pemberian cairan cairan dan elektroli elektrolitt per oral oral dan dan parenteral parenteral 3) Dietet Dietetic ic (pem (pember berian ian makana makanan) n)

35

4) Obat Obat-o -obt btan an 5) Pada bayi, bayi, pemberian pemberian ASI diteruska diteruskan n jika penyebab penyebab bukan dari ASI ASI (Suriadi, (Suriadi, Rita Rita Yulianni, 2010).

36

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Kerangka Konsept Konseptual ual Mekanisme feedback: a.

Vasodilatasi

b.

Berkeringat

c.

Penurunan

pembentukan

Demam

Kompres hangat

Vasodilatasi pembuluh darah

Percepatan perpindahan panas (secara konduksi dan radiasi)

Perubahan suhu tubuh Keterangan: : : : :

Gambar 3.1 : Kerangka Konseptual Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Aksila dan Frontal Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam Deng Dengan an Gas Gastroe troent nter erit itiis di Bang Bangsa sall Dahl Dahliia RSUP RSUP NTB NTB Deng Dengan an Menggunakan Menggunakan Konsep Pengaturan Pengaturan Termo-Hipot Termo-Hipotalamu alamuss (Anas Tamsuri, Tamsuri, 2006).

37

3.2 Hipotesis Hipotesis Peneliti Penelitian an H1 : Kompres Hangat Pada Daerah Aksila Lebih Efektifitas Terhadap Penurunan Suhu

Tubuh Pada Anak Demam Dengan Gastroenteritis di Bangsal Dahlia RSUP NTB. H0 : Kompres Kompres Hangat Pada Daerah Frontal Frontal Lebih Efektifitas Efektifitas Terhadap Penurunan Suhu

Tubuh Pada Anak Demam Dengan Gastroenteritis di Bangsal Dahlia RSUP NTB.

38

BAB 4 DESAIN PENELITIAN 4.1 Desain Desain Penelit Penelitian ian Desain penelitian penelitian yang digunakan digunakan dalam penelitian penelitian ini adalah Quasi Experiment  dengan dengan rancan rancangan gan Cont Control rol Time Time Serie Seriess De Desi sign gn.. Dalam Dalam peneli penelitia tian n ini, ini, kelomp kelompok  ok  eksperiment dan kelompok control sama-sama dilakukan Pre-tes, dan dipostes setelah diberikan perlakuan. Berikut gambar rancangan penelitian ini: Pretes Kel. Eksperimen Kel. kontrol

Perlakuan

Postes

01 02 03 04

x

05 06 07 08

01 02 03 04

x

05 06 07 08

Gambar 4.1: Bentuk Rancangan Control Time Series Design Pada Desain Penelitian Quasi Experiment (Soekidjo Experiment (Soekidjo Notoatmojo, 2005).

39

4.2 Kerang Kerangka ka kerja Populasi: Pasien GE

Sampel yang memenuhi kriteria inkulsi

Observasi awal suhu kelompok  eksperimen dan kelompok kontrol.

Pemberian kompres

Kelompok Kontrol: Kompres frontal

Kelompok eksperimen: Kompres aksila

Observasi akhir suhu kelompok  eksperimen dan kelompok kontrol.

Analisa data: Uji T Berpasangan

Penyajian hasil

Kesimpulan dan desiminasi hasil

40

Gambar 4.2 : Kerangka Operasional Penelitian Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Aksila dan Frontal Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam Dengan Gastroenteritis di Bangsal Dahlia RSUP NTB.

4.3 Populasi, Populasi, Sampel, Sampel, Sampling Sampling 4 . 3 .1

Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita gastroenteritis yang dirawat inap di bangsal Dahlia RSUP NTB yang sesuai dengna kriteria inkulasi. Besar   populasi dalam penelitian ini yaitu 33 orang yang didapat dari perhitungan ratarata rata pasien pasien rawat rawat inap inap gastro gastroent enteri eriti tiss di Bangsa Bangsall Dahlia Dahlia RSUP NTB 3 bulan bulan terakhir pada tahun 2010.

4 . 3 .2

Sampel Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari suatu populasi (Muhamad Zainusin, 2000). 1) Krit Kriter eria ia inku inkuls lsii a) Penderita gastroenteritis yang mengalami demam (Suhu tubuh di atas

37,50C).  b) Belum Belum diman dimandik dikan an (dilap (dilap badan badannya nya)) c) Bers Bersed edia ia menj menjad adii respon responde den n d) Belum mengkons mengkonsumsi umsi obat obat anti pireti piretik k atau telah telah mengkonsumsi mengkonsumsi obat obat 4  jam sebelum diberikan perlakuan.

41

2) Krit Kriter eria ia eksk eksklu lusi si a) Berada Berada dalam dalam waktu waktu paru paruh h obat obat  b) Respond Responden en baru baru selesa selesaii makan makan c) Respond Responden en menggunak menggunakan an pakaian pakaian tebal/ tebal/sel selimu imut. t. d) Responden Responden mengalami mengalami penyakit penyakit infeksi infeksi lain lain selain selain gastroent gastroenteriti eritiss (pneumonia, varisella, dll.). 4.3.3 3.3

Besar sam samp pel Besar Besar sampel sampel adalah adalah banyakn banyaknya ya anggota anggota yang yang akan dijadi dijadikan kan sampel sampel (Notoatmojo, 2002). Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah yang memenuhi criteria inklusi. Besar sampel diambil dengan menggunakan rumus sebagai berikut :  N n= 1+N (d2)

Keterangan : n

= Jumlah sampel

N

= Populasi

d

= Tingkat signifikan (0,05)

42

Jadi Jadi dari dari hasil hasil perhit perhitunga ungan n didapa didapatka tkan n besar besar sampel sampel,, yaitu yaitu : 30. Dari Dari  jumlah ini akan dipecah menjadi 15 sampel untuk kelompok eksperimen dan 15 sampel untuk kelompok kontrol. 4 . 3 .4

Sampling Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewa mewaki kili li popul populas asii (Nur (Nursa sala lam, m, 2008 2008). ). Penel Penelit itia ian n ini ini meng menggun gunak akan an Quota Sampling . Tehnik sampling Quota Sampling merupakan Sampling merupakan tehnik penentuan sampel, dimana setelah besar sampel ditetapkan, maka, jumlah itu dijadikan dasar untuk  mengam mengambil bil unit unit sampel sampel yang yang diperl diperluka ukan n sesuai sesuai dengan dengan criter criteria ia sampel sampel yang yang dibutuhkan.

4.4 Identifika Identifikasi si variabel variabel 4.4. 4.4.1 1

Vari Variab abel el inde indepe pend nden en Variabel independen adalah suatu stimulasi aktivitas oleh peneliti untuk mencapai suatu dampak pada dependen variabel. Dalam ilmu keperawatan, variabel bebas  biasanya merupakan stimulus atau intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien klien untuk untuk mempeng mempengaru aruhi hi tingka tingkah h laku laku (Nursa (Nursalam lam & Parian Pariani, i, 2001). 2001). Yang Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah kompres hangat aksila dan kompres hangat frontal.

4.4. 4.4.2 2

Var Variabel abel depe depend nden en

43

Variabel Variabel dependen adalah adalah variabel variabel respon atau output. output. Variabel Variabel ini akan muncul sebagai akibat dari manipulasi suatu variable-va variable-variabe riabell independen independen (Nursalam (Nursalam,, 2008). Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah suhu tubuh.

4.5 Definisi Definisi Operasi Operasional onal Tabel 4.1 : Definisi Operasional Variabel Penelitian Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Aksila dan Frontal Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak  Demam Dengan Gastroenteritis di Bangsal Dahlia RSUP NTB. Variabel

Independen:

Kompres Hangat

Dependen: Suhu tubuh

Definisi operasinal

Parameter

Nilai

Kompres Kompres Hangat Hangat aksila. merupakan salah satu cara Kompres hangat frontal. untuk  menurunkan Dilakukan suhu tubuh  pengompresan yang selama 15-30 meningkat, menit dan ganti dengan menggunakan kain kompres kain yang setiap 5 menit. telah dibasahi dengan air  hangat yang  bisa dilakukan di daerah dahi atau di lipatan ketiak.

Evaluasi hasil dengan mengukur  suhu tubuh klien setelah 15 menit dengan menggunakan thermometer.

Suhu tubuh merupakan  panas atau dinginnya tubuh yang dipengaruhi oleh proses tubuh dan

Penurunan suhu tubuh diukur  dengan menggunakan thermometer.

Hipotermi: < 36,5 0C  Normal: 36,5 0C - 37,5 0C

Skala data

-

Nominal: Efektif = Penurunan suhu lebih besar. Tidak efektif =  penurunan suhu lebih

44

 jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.

Hipertermi:

kecil.

> 37,5 0C Hiperpireksia: ≥ 41 0C (Anas Tamsuri, 2006)

Demam/ Febris

Seseorang yang mengalami  peningkatan suhu tubuh yang diukur  dengan alat  pengukur  suhu tubuh yang disebut thermometer .

Afebris: orang yang tidak  mengalami demam

Subfebril: orang yang mengalami  peningkatan suhu cukup ringan (37,50C -38 0C)

-

-

-

-

Sumber: Anas Tamsuri (2006) Gastroenteri tis

Suatu keadaan dimana seseorang  buang air   besar lebih dari 4 kali, dengan kondisi encer.

4.6 Prosedur Prosedur Pelaksan Pelaksanaan aan 4.6. 4.6.1 1

Pers Persia iapa pan n alat alat dan dan bah bahan an 1) Alat a)

Kom tutup

-

45

b)

Bak instrument

c)

Handuk/kain/plastik  

d)

Handuk pengering

e)

Waslap/ kain kompres 2 buah

f)

Perlak pengalas

g)

Sarung tangan bersih

h)

Baskom

i)

Baki dan alasnya

2) Bahan

4.6.2 4.6.2

a)

Air hangat (40º-46ºC)

b)

Cairan lisol 3%

c)

Kertas & pensil

Peri Periap apan an pera perawa wat/ t/pa pasi sien en 1. Identi Identifik fikasi asi kemamp kemampuan uan perawa perawatt 2. Perken Perkenalk alkan an diri diri dan dan tujuan tujuan pelak pelaksan sanaan aan 3. Mint Mintaa perse persetu tuju juan an pada pada klie klien n 4. Jelask Jelaskan an prosed prosedur ur pelaks pelaksanaa anaan n

46

5. Siap Siapka kan n ling lingku kung ngan an 4.6.3 6.3

Pelaksanaan aan 1

Beri Beri penjela penjelasan san kepad kepadaa klien klien tentang tentang perasa perasatt yang akan akan dilak dilakuka ukan n

2

Bawa Bawa ala alatt-al alat at ke ke deka dekatt klie klien n

3

Pasa Pasang ng sam sampi pira ran, n, jik jikaa perl perlu u

4

Bantu Bantu klien klien pada pada posisi posisi yang yang nyama nyaman n dan dan tepat tepat

5

Cuci tangan

6

Pasang Pasang perl perlak ak pengal pengalas as di bawah bawah area area yang yang akan akan di kompre kompress

7

Pakai akai sarun arung g tan tanga gan n

8

Ukur Ukur suhu uhu tub tubuh uh pas pasien ien

9

Basahi Basahi kain kain pengom pengompre press dengan dengan air hanga hangatt dalam dalam wadahny wadahnya, a, lalu lalu peras peras

hingga tidak terlalu basah 10 Letakkan Letakkan kain pada daerah daerah yang akan dikompres dikompres seperti seperti dahi, dahi, ketik, ketik, dan lipat paha 11 Tutup kain kain kompres kompres dengan dengan handuk handuk atau kain kain plastic plastic 12 Lakukan Lakukan pengompresan pengompresan 15-30 menit menit dan dan ganti ganti kain kain kompres kompres setiap setiap 5 menit

47

13 Jika kain kain kompres relati relative ve menjadi dingin, dingin, ganti ganti kain kompres kompres dan masukan kembali ke cairan kompres. Lakukan secara berulang hingga efek  yang diharapkan tercapai. 14 Evaluasi Evaluasi hasil hasil dengan mengukur mengukur suhu tubuh tubuh klien setelah setelah 15 menit 15 Setelah Setelah selesai, selesai, keringkan keringkan dengan dengan handuk kering kering di daerah daerah yang di kompres/basah 16 Rapi Rapika kan n alat alat 17 Lepask Lepaskan an saru sarung ng tanag tanagn n 18 Atur Atur posisi posisi klien klien nyama nyaman n 19 Cuci Cuci tang tangan an 20 Dokumentasi Dokumentasikan kan (Eni Kusyati, Kusyati, 2006 & Anas Tamsuri, Tamsuri, 2006) 2006) 4.7 Pengumpulan Pengumpulan Dan Analisa Analisa Data 4 . 7 .1

Instrumen Instrimen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah lemb lembar ar obse observ rvas asii untuk untuk peni penila laia ian n suhu suhu dan dan kuesi kuesion oner er untuk untuk menen menentu tukan kan  pemenuhan ktiteria inkulsi sampel.

4.7.2 4.7.2

Lokas Lokasii dan dan Wa Wakt ktu u Pene Peneli liti tian an 1) Lokasi Penelitian dilaksanakan di Bangsal Dahlia RSUP NTB.

48

2) Wa Wakt ktu u Penel Penelit itia ian n Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret 2010 sampai dengan Mei 2010.

4 . 7 .3

Prosedur  Setelah mendapatkan ijin penelitian, peneliti melapor pada kepala Bangsal Dahlia. Setelah mendapatkan ijin, peneliti akan mencari sampel yang dibutuhkan. Pada sampel tersebut tersebut peneliti peneliti akan

memperkenal memperkenalkan kan identitas identitas (diri dan institusi institusi), ),

maksud dan tujuan, kemudian meminta persetujuan dari pasien untuk diteliti. Setelah mendapatkan persetujuan, maka peneliti akan melakukan observasi awal, kemudian diberikan perlakuan sesuai pembagian kategori kelompok penelitian (kel (kelom ompok pok eksp eksper erim imen en atau atau kont kontro rol) l),, dan dan kemu kemudi dian an diob diobse serv rvas asii kembal kembali. i. Penilaian Penilaian keefektifa keefektifan n dinilai dinilai dari perbandingan perbandingan jumlah jumlah penurunan penurunan suhu tubuh  pasien. 4.7.4 7.4

Ana Analisa Da Data Berdasarkan hasil observasi, selanjutnya akan dilakukan tabulasi data dan analisa data dengan menggunakan uji statistk “Uji T Berpasangan”. 1) Editing 2) Coding 3) Anal Analis isaa stat statis isk  k 

49

Hasil observasi akan di scoring scoring kemudian kemudian dibandingkan dibandingkan efektifitas efektifitas antara kompre kompress hangat hangat aksila aksila dan kompre kompress hangat hangat fronta frontal. l. Deraja Derajatt kemakna kemaknaan an ditentukan P ≥ 0,05. 4.8 Etik Penelitia Penelitian n 4.8.1 4.8.1

Lembar Lembar perset persetuju ujuan an menjad menjadii respon responden den

4 . 8 .2

Tanpa na nama

4.8.3 8.3

Ker Kerahasiaan aan

4.9 Keterbatasa Keterbatasan n Penelitian Penelitian

50

DAFTAR PUSTAKA

Johnston NJ, Raja AT, Protheroe R, Childs C. (2006). Suhu tubuh manajemen setelah cedera otak traumatik yang parah: Metode dan protokol yang digunakan di Britania Raya dan  Irlandia.  Irlandia. 262 Resuscitation. 2006; 70 :254 [PubMed [PubMed ] McCarthy PL. Fever in children. In: Mackowiak PA. Ed. Fever mechanisms and management.  New York: Raven Press. 1991 :219-3 1 Smith, Tony, Davidson Sue. (2009). Dokter (2009). Dokter Di Rumah Anda. Dian Rakyat: Jakarta Syaifudin. (2006). Anatomi (2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. EGC: Jakarta Tamsuri Anas. (2006). Tanda-Tanda Vital: Suhu Tubuh. EGC: Jakarta Purwoko, etall. (2002).   Demam pada anak: perabaan kulit, pemahaman dan tindakan ibu. Berkala Ilmu Kedokteran Vol. 35, No. 2, 2003 (online). Bagian llrnu Kesehatan Anak  Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada RS Dr. Sardjito Yogyakarta. Diakses  pada: Tanggal, 5 November 2010, pukul 19.30 WITA. Tri Tuti Damayati. (2008). SKRIPSI: SKRIPSI: Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam   Dengan Dengan Perilak Perilaku u Kompres Kompres di Ruang Ruang Rawat Rawat Inap RSUD dr. Moewar Moewardi di Surakart Surakarta a. (Onl (Onlin ine) e).. Faku Fakult ltas as Ilmu Ilmu Kese Keseha hata tan n Univ Univer ersi sita tass Muha Muhamm mmad adiy iyah ah Surak urakar arta ta.. http://etd.eprints.ums.ac.id/1879/1/J210040011.pdf . Diakses pada, Tanggal 5  November 2010, Pukul 19.11 WITA.

51

Kusyati Eni. (2006). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar . EGC : Jakarta Wasis. (2008). Pedoman (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat . EGC : Jakarta Corwin Elizabeth J. (2002). Buku Saku Patofisiologi. EGC : Jakarta Fundamental Keperawatan Keperawatan Vol. 1, Patricia A. Potter & Anne Grivin, Perry. (2005). Buku (2005).  Buku Ajar Fundamental  Ed. 4. 4. EGC : Jakarta Manusia. EGC : Jakarta Cameron J. John. (2006). Editor : Chaerunnisa. Fisika Chaerunnisa. Fisika Tubuh Manusia. Guyton, Athur C. & Hall, Jhon E. (1997).   Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall . EGC : Jakarta Mueser Mueser,, A. M. (2007) (2007)..   Pandua Panduan n Lengkap Lengkap Perawat Perawatan an Bayi Bayi dan Anak  Anak  . Digl Diglos ossi siaa Medi Mediaa : Yogjakarta

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF