Skrining Edinburgh Postnatal Depression Scale (Epds) Pada Post Partum Blues-harry Kurniawan Gondo

December 3, 2018 | Author: endang | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

post partum blues...

Description

 SKRINING  SKRININ G EDINBURGH EDINBURGH POSTNA POSTNATAL DEPRES DEPRESSION SION SCALE  SCALE 

(EPDS) PADA POST PARTUM PARTUM BLUES  Harry Kurniawan Gondo Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Abstrak : Kelaina Kela inan n psik psikiatr iatrii umu umum m terj terjadi adi pad padaa wan wanita ita ham hamil il dan pas pasca ca ber bersali salin, n, nam namun un seri sering ng tid tidak ak terd terdiag iagnos nosis is dan da n ter tertan tanga gani ni.. Se Seki kita tarr sat satu u da dari ri em empa patt wa wani nita ta ha hami mill da dan n pa pasca sca be bers rsali alin n mu mung ngki kin n me meng ngala alami mi ga gang nggu guan an  psikiatri namun mayoritas pasien tersebut tidak mendapatkan penanganan adekuat sebagai bagian dari  pelayanan obstetri. Kelainan depresi umum terjadi pada kehamilan, mempengaruhi 9-23% masa anterpartum, dan 12-16% masa postpartum. Dari kejadian tersebut 3-11% mengalami bentuk paling  berat dari depresi, kelainan depresi mayor mayor.. Kata Ka ta Ku Kunc ncii : Po Post st Pa Part rtum um Bl Blue ues, s, ni nilai lai EP EPDS DS Abstract :  Psychiatry disorders happened at pregnant woman and postpartum, yet it is often] not be diagnosed  and tr treat eated. ed. One fr from om fou fourr pr pregn egnant ant wom woman an and pos postpa tpartu rtum m pos possib sible le exp experie erience nce of psy psychi chiatr atryy tr troub ouble le butt th bu thee pa pati tien entt ma majo jorit rityy no nott ge gett ha hand ndli ling ng of ad adeq equa uatt as pa part rt of ser servic vicee of ob obst stetr etri. i. Ps Psych ychia iatry try di diso sorrde ders rs most happed, depresi at pregnancy, influencing 9-23% a period of/to anterpartum, and 12-16% a  period postpartum. Of the occurence 3-1 3-11% 1% experiencing of heaviest form of depresi, disparity of   major depr depresi. esi.  Keyword : Post Partum Blues, EPDS 

PENDAHULUAN

menjadi peringkat yang terendah dan tertinggi.

Ada 3 bentuk kelainan psikiatri pasca

Psikosis pasca persalinan sudah dikenal sejak 

 persalinan: 1.  Postpartum blues, 2. Depresi

 jaman Hipokrates, kejadian ini relatif jarang.

 pasca persalinan, 3. Psikosis pasca persalinan.

Meskipun angka kejadiannya 1 – 4 per 1000

Pelapo Pel aporan ran pre preval valens ensii kej kejadi adian an pos postpa tpartu rtum m

kelahiran, kelahi ran, psiko psikosis sis pasca persali persalinan nan merupa merupakan kan

 blues bervariasi diseluruh dunia. Prevalensi

salah sala h satu kas kasus us keg kegawa awatda tdarur ruratan atan dib dibida idang ng

 postpartum blues di Tanzania sebanyak 80%

obstetr obs tetrii (St (Stone one dan Men Menken ken,, 20 2008) 08)..

sementara di Jepang 8%. Hal ini disebabkan oleh ol eh ku kuran rangn gnya ya kri kriter teria ia di diagn agnos osis is dan meto me todo dolo logi gi pe pene nelit litian ian ya yang ng be berb rbeda eda pa pada da

DEFINISI

masing-masing penelitian. Di Di Asia, prevalensi

Defini Def inisi si dep depresi resi pas pasca ca per persali salinan nan (DP (DPP) P)

terjadi ter jadinya nya dep depresi resi pas pasca ca per persali salinan nan ant antara ara 3,5 3,5% %

terd te rdap apat at da dala lam m 2 si sist stem em di diag agno nosi siss ya yang ng

hingga 63,3% dimana Malaysia dan Pakistan

tersed ter sedia, ia, yai yaitu tu  Diagnost  Diagnostic ic and Statist Statistical  ical 

 Manual of Mental Disorders (DSM IVTR;

transien dari peningkatan reaktifitas emosional

APA, 2000) dan  International Statistical 

yang dialami oleh separuh dari wanita dalam

Classification of Diseases and Related Health

 jangka waktu satu minggu pasca persalinan.

 Problems (ICD-10; WHO, 2007). The DSM IV-

Gejala klinis jelas terlihat dari hari ke 3 hingga

TR mengategorikan DPP sebagai suatu

hari ke 5, kemudian menghilang dalam

kelainan depresi mayor akibat pasca bersalin

 beberapa jam hingga beberapa hari kemudian.

dan terdapat tanda-tanda bahwa gejala depresi

Depresi pasca persalinan

timbul dalam jangka waktu 1 minggu pasca

Untuk mencapai Kriteria depresi pasca

 persalinan. Menurut ICD-10, DPP ialah

 persalinan, harus ditemukan gejala klasik 

kelainan ringan dari mental dan yang timbul

depresi setidaknya selama 2 minggu. Sebagai

dalam waktu 6 minggu pasca persalinan.

tambahan, gejala gangguan tidur, gangguan

 Namun beberapa penelitian mendapatkan

nafsu makan, kehilangan tenaga, perasaan tidak 

kejadian DPP pasca persalinan lebih dari 1

 berharga atau perasaan bersalah, kehilangan

 bulan.  Marcé Society, suatu organisasi

konsentrasi, dan pikirantentang bunuh diri.

internasional yang mendedikasikan diri untuk 

Psikosis pasca persalinan

melakukan penelitian mengenai kelainan

Psikosis pasca persalinan merupakan

 psikiatri pasca persalinan, mendefinisikan

 bentuk terburuk dari kelainan psikiatri pasca

 penyakit psikiatri pasca persalinan sebagai

 persalinan. Onset

suatu episode yang terjadi dalam satu tahun

hingga 4 pasca persalinan. Psikosis. Gejala

setelah kelahiran bayi. (Cunningham dan

klinis psikosis postpartum terdiri dari

Lenovo, 2010; O'Hara dan Segre, 2008)

kebingungan, mood swing, delusi, halusinasi,

terjadi pada minggu ke 2

 paranoid, perilaku tidak terorganisir, gangguan KLASIFIKASI

 penilaian, dan gangguan fungsi. Psikosis pasca

Depresi pasca persalinan dibagi

 pe rsalina n pada umu mn ya me rup akan

menjadi 3, yaitu : 1.  Postpartum blues, 2.

gangguan bipolar namun bisa merupakan

Depresi pasca persalinan, 3. Psikosis pasca

 perburukan dari gangguan depresi mayor.

 persalinan. Karena ketiga-nya memiliki gejala yang saling tumpang tindih, belum jelas apakah

ETIOLOGI

kelainan tersebut merupakan kelainan yang

Etiologi depresi pasca persalinan belum

terpisah, lebih mudah dipahami seandainya

diketahui secara pasti. Beberapa teori

ketiganya dianggap sebagai suatu kejadian

menawarkan etiologi depresi pasca persalinan

yang berkesinambungan. (Pearlstein, 2009;

 berasal dari perspektif biologi maupun

Stone dan Menken, 2008;Wisner dkk, 2002)

 psikologi. Sudut pandang biologi memandang  perubahan fisiologis selama kehamilan/ pasca

Postpartum Blues

 Po st part um bl ue s ialah keadaan

 persalinan dan menduga bahwa gangguan depresi berasal dari; defisiensi nutrisi dan/atau

gangguan keseimbangan metabolisme, anemia

yang meningkat saat kehamilan dan mencapai

defisiensi besi, sensitifitas terhadap fluktuasi

kadar maksimal saat menjelang aterm juga

dan penurunan kadar hormon estrogen dan

mengalami penurunan saat persalinan. Kadar 

 progesteron, termasuk fluktuasi dari hormone

estrogen yang tinggi selama kehamilan

gonad dan kadar hormon steroid neuroaktif 

merangsang produksi dari thyroid hormone-

lainnya yang mengalami fluktuasi setelah

 b i n d i n g

 persalinan, perubahan kadar sitokin, dan

(triiodothyronine) dan T4 (thyroxine),

hypothalamus-pituitary-adrenal  (HPA) axis

sehingga kadar T3 dan T4 bebas menurun.

dan perubahan kadar asam lemak, oksitosin,

Sebagai konsekuensinya, thyroid-stimulating

dan arginin-vasopressin. Keterlibatan system

h o r m on e ( T SH ) m e ni n gk a t u n t u k  

serotonin didasari oleh laporan adanya

mengkompensasi rendahnya kadar hormon

 perubahan dari platelet serotonin transporter 

tiroid bebas, sehingga kadar T3 dan T4 bebas

 binding dan penurunan postsynaptic serotonin-

tetap normal. Dengan menurunnya kadar 

1Areceptor binding pada cingulate anterior dan

thyroid hormone-binding globulin setelah

kortikal mesiotemporal. Penurunan kadar 

 persalinan, kadar total T3 dan T4 menurun,

 progesteron pada awal pasca persalinan

sedangkan kadar T3 dan T4 bebas relatif 

mengakibatkan terjadinya insomnia. Pada

konstan. (Yim dkk, 2009; Bloch dkk, 2006)

globulin,

mengikat

T3

 bulan pertama masa nifas, penurunan kualitas

Estradiol dan estriol merupakan bentuk 

tidur dan peningkatan gelombang pendek tidur 

aktif dari estrogen yang dibentuk oleh plasenta,

dilaporkan. Perubahan hormon dan pola tidur 

dan meningkat selama kehamilan 100 dan 1000

dapat berperan dalam terjadinya dan sebagai

kali lipat. Akibat sintesis estradiol berasal dari

faktor dari depresi pasca persalinan. (Beck,

aktifitas metabolism hati janin, konsentrasi saat

1999; Stone SD, Menken AE, 2008; AJOG,

kehamilan sangat tinggi. Berdasarkan

Postpartum depression, 2009)

 percobaan pada hewan, estradiol menguatkan fungsi neurotransmitter melalui peningkatan

Hubungan perubahan hormonal pada masa

sintesis dan mengurangi pemecahan serotonin,

nifas dengan depresi pasca persalinan

sehingga secara teoritis penurunan kadar 

Selama kehamilan, kadar estrogen

estradiol akibat persalinan berperan dalam

(estradiol,estriol, dan estron) dan progesteron

menyebabkan depresi pasca persalinan. Namun

m en in gk at a ki ba t d ar i p la se nt a y an g

suatu penelitian menyatakan bahwa tidak ada

memproduksi hormon tersebut. Akibat dari

 perbedaan berarti dari perubahan estradiol atau

kelahiran plasenta saat persalinan, kadar 

free estriol saat kehamilan tua dan nifas pada

estrogen dan progesteron menurun tajam,

wanita depresi dan tidak depresi.

mencapai kadar sebelum kehamilan pada hari

Kadar prolaktin meningkat selama

ke 5. Kadar dari beta-endorfin, human

k e ha m il a n, m e nc a pa i p un c ak n ya s a at

chorionic gonadotropin (HCG), dan kortisol

 persalinan, dan pada wanita yang tidak 

menyusui kembali seperti keadaan sebelum

Yamashita dkk, 2000)

hamil dalam 3 minggu pasca persalinan.

Protein pengikat untuk CRH terdapat

Dengan pelepasan oksitosin, hormon yang

 pada sirkulasi manusia, dan diproduksi di

merangsang sel lactotropik di hipofisis anterior,

 plasenta, fetal membran dan desidua. Kadar 

 pember ia n ASI me mper ta ha nkan ka da r 

 protein pengikat pada sirkulasi maternal selama

 prolaktin tetap tinggi. Namun pada wanita

kehamilan tidak berbeda dengan saat tidak 

menyusui sekalipun, kadar prolaktin tetap akan

hamil, sedikit meningkat pada usia kehamilan

kembali seperti sebelum hamil. Prolaktin

35 minggu dan menurun drastic hingga aterm..

diduga memiliki peran dalam terjadinya

Placental CRH dan maternal CRH merangsang

 perasaan cemas, depresi, dan sifat kasar pada

hipofisis anterior untuk meningkatkan ACTH,

wanita tidak hamil dengan hiperprolaktinemia.

sehingga merangsang sekresi maternal kortisol dari korteks adrenal. Maternal plasma CRH

Peran axis HPA dalam terjadinya depresi

 berbanding lurus dengan kadar ACTH dan

pasca persalinan

kortisol, yang juga berkorelasi dengan CRH,

Perubahan dramatis pada axis HPA terjadi

sehingga terjadi hipercorticolisme pada

selama kehamilan sebagai akibat perubahan

kehamilan.

d ar i k ad ar p ro ge st e ro n d an e st r og en .

P e n i ng k a t an g l u k ok o r t i ko i d

Corticotrophin releasing homone (CRH)

menginisiasikan umpan balik negative pada

diproduksi oleh trofoblas, fetal membran dan

axis HPA, menghambat pelepasan maternal

desidua, di regulasi oleh steroid, berkurang

CRH, namun kortisol yang dilepaskan oleh

kadarnya karena pengaruh progesteron, dan

korteks adrenal memiliki efek umpan balik 

 be rl aw an an de ngan um pa n ba li k pa da

 positif dengan CRH plasenta, sehingga

hipotalamus, kadar CRH plasenta meningkat

merangsang sekresi hipofisis ACTH dan

karena pengaruh glukokortikoid. CRH plasenta

kortisol. Kadar kortisol mencapai puncaknya

selanjutnya diregulasi (seperti di hipotalamus)

 pada usia kehamilan 34-36 minggu, dan

oleh vasopressin, norepinefrin, angiotensin II,

 berhubungan dengan maturasi paru janin akibat

 prostaglandin, neuropeptida Y, dan oksitosin.

hipertrofi korteks adrenal. Pasca persalinan,

Pelepasan CRH dirangsang oleh activin dan

kadar kortisol kembali normal pada hari ke 4-5.

interleukin, dan dihambat oleh inhibin dan nitrit

Sistem CRH sangat berperan dalam terjadinya

oksida. Peningkatan progresif kadar CRH

depresi. Distribusi saraf CRH yang sangat luas.

maternal selama kehamilan akibat sekresi CRH

Ia menjadi regulasi utama dalam sistem

intrauterin kedalam sirkulasi maternal. Kadar 

otonom, endokrin, imunitas, dan respon

tertinggi ditemukan selama persalinan. Kadar 

 perilaku terhadap stressor. Peningkatan kadar 

CRH maternal meningkat selama kehamilan

CRH dapat menyebabkan terjadinya depresi.

dalam keadaan stress, preeclampsia, dan

(Cohen dan Nonacs,2005)

 persalinan preterm. (Beck, 2002; Dennis, 2005;

Akibat pelepasan plasenta pada persalinan,

kadar progesteron, estrogen dan CRH

 pernikahan, paritas, tingkat pendidikan, dan

 berkurang drastis, mencapai kadar seperti

status sosial ekonomi. Beberapa penelitian

sebelum hamil pada hari ke 5 pasca persalinan.

m e ny a ta k an h ub un ga n a n ta r a f a kt o r  

Kadar kortisol juga berkurang drastis pasca

demografis tersebut dengan depresi pasca

 persalinan, namun korteks adrenal yang

 persalinan sangat lemah, namun suatu review

mengalami hipertrofi kembali seperti sebelum

 penelitian faktor demografi sebagai risiko

hamil pada hari ke 5 pasca persalinan. Diduga

terjadinya depresi pasca persalinan di asia

terdapat sensitifitas yang berbeda pada setiap

menunjukkan hubungan yang kuat. Faktor 

wanita sehingga perubahan hormon yang

ekonomi, tradisi lokal, jenis kelamin bayi

terjadi pada saat kehamilan dan pasca

menjadi faktor risiko utama. (Bloch dkk, 2005;

 persalinan menyebabkan terjadinya depresi

Cohen dan Nonacs, 2005; Elvira 2006; Klainin

 pasca persalinan.Serotonin (5HT, 5-hidroxy-

dan Arthur, 2009; Muhdi, 2009; O'Hara dkk,

tryptofan) berasal dari asam amino triptofan,

1991)

yang bisa didapatkan dari makanan. Oleh enzim triptofan hidroksilase, ia diubah menjadi

Faktor psikososial

5 HT. Serotonin berperan dalam menghambat

K e ga g al a n d a l am p e r ni k a ha n ,

sekresi CRH. Saat neuro-transmitter serotonin

dukungan keluarga yang kurang menjadi faktor 

terganggu, maka kadar CRH meningkat

yang konstan. Hubungan dengan yang buruk 

sehingga menyebabkan terjadinya depresi

dengan suami dan mertua, kekerasan dalam rumah. Di beberapa Negara di Asia dimana

FAKTOR RISIKO

laki-laki lebih dominan dalam keluarga, mertua

Lebih dari 70 faktor risiko dilaporkan sebagai

yang mengatur rumah tangga, pembatasan

 penyebab depresi pasca persalinan. Faktor 

aktifitas pasca persalinan, pertolongan

risiko ini dikelompokan menjadi beberapa

 persalinan menggunakan tenaga tradisional,

cluster, yaitu : (Wisner dkk, 2002)

m e n in g ka t k a n k e j ad i a n .d e p re s i p a s c a

1. Faktor demografi

 persalinan. (Cohen dan Nonacs, 2005; Dennis,

2. Faktor psikososial

2005; Klainin dan Arthur, 2009; Stone dan

3. Riwayat gangguan afektif 

Menken, 2008; Yamashita dkk, 2000).

4. Gejala depresi saat kehamilan 5. Perubahan hormon

Riwayat gangguanafektif 

Ada hubungan yang sangat kuat antara Faktordemografi

riwayat gangguan afektif dengan kejadian

Beberapa kelompok telah melakukan

depresi pasca persalinan. Beberapa penelitian

 penelitian tentang beberapa variabel

menunjukan menstruasi bahwa riwayat depresi

demografis yang berhubungan dengan kejadian

 pasca persalinan pada kehamilan sebelumnya,

depresi pasca persalinan yaitu: usia, status

gangguan mood saat menstruasi, gangguan

afektif dalam keluarga, gangguan depresi

serius,

komplikasi yang ditimbulkan bisa

mayor sebelumnya merupakan faktor risiko

terjadi dari usia dini hingga dewasa. Beberapa

tinggi untuk terjadinya depresi pasca

 penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung

 persalinan. Di Asia riwayat gangguan afektif 

koroner, hiperkolesterolemia, gangguan

menempati urutan pertama sebagai faktor 

keseimbangan glukosa, dan non insulin

risiko. (Klainin danArthur, 2009)

dependent diabetes mellitus (NIDDM)

Gejala depresi saatkehamilan

merupakan penyakit yang diduga timbul akibat

Depresi antenatal terjadi sebelum

gangguan saat masa fetal. Salah satu penyebab

konsepsi atau saat kehamilan, yang ditandai

timbulnya penyakit dewasa yang berasal dari

oleh anhedonia dan gejala depresi berupa rasa

fetal (fetal origin of adult disorder; teori

 bersalah, gangguan nafsu makan, gangguan

Barker) ialah keturunan dari ibu yang

tidur, gangguan konsentrasi dan keinginan

mengalami depresi

untuk bunuh diri, yang menetap setidaknya 2

 pasca persalinan. Keturunan dari ibu yang

minggu. Beberapa literatur dan penelitian

mengalami depresi pasca persalinan juga

menunjukkan bahwa depresi saat kehamilan

 berpotensi untuk mengalami kelainan psikiatri

dapat berkembang menjadi depresi pasca

 jangka panjang.

 persalinan.( Linda dan Melville, 2007) Perubahan hormon

baik antenatal maupun

Efek untuk ibu yang mengalami depresi  p a s c a p e r s a l i n a n b e r v a r i a s i . D a l a m

Perubahan hormon saat kehamilan dan

 perjalanannya depresi pasca persalinan dapat

 pasca persalinan diduga menjadi penyebab

membaik, namun dapat mengalami perburukan

t e r ja d i ny a d e pr e s i p a s ca p e rs a l in a n.

menjadi kelainan depresi mayor. Walaupun

Pengukuran kadar CRH-BP pada pertengahan

 jarang terjadi depresi pasca persalinan dapat

kehamilan menjadi salah satu prediktor depresi

 berkembang menjadi psikosis pasca persalinan

 pasc a pe rs al in an. Sa tu peneli ti an juga

yang terburuk dari komplikasi ini ialah bunuh

menyatakan bahwa perubahan sensitifitas yang

diri dan pembunuhan atas anak sendiri.

 berbeda pada masing-masing orang terhadap

(Pearlstein, 2009 danWisner dkk, 2002).

 peru ba ha n horm onal ya ng te rj ad i sa at kehamilan dan persalinan menyebabkan

PENATALAKSANAAN DEPRESI PASCA

terjadinya depresi pasca persalinan. (Bloch

PERSALINAN

dkk,2006)

S e m u a p a s i e n d e p r es i h a r u s mendapatkan terapi berupa psikoterapi,

EFEK DEPRESI PASCA PERSALINAN

farmakoterapi dan beberapa memerlukan terapi

TERHADAPIBU DANANAK 

fisik. jenis terapi bergantung dari diagnosis,

Depresi pasca persalinan memiliki efek 

 berat penyakit, dan respon terhadap terapi

 jangka pendek dan efek jangka panjang bagi

sebelumnya. (Beck, 1999 dan Stone SD,

anak. Jika tidak mendapatkan penanganan

MenkenAE, 2008).

samping pada bayi. Psikoterapi

Terapi lain

Psikoterapi interpersonal, suatu terapi jangka

Terapi elektrokonvulsive (ECT) merupakan

 pendek, merupakan terapi dengan sasaran

metode penatalaksanaan wanita dengan depresi

masalah interpersonal seperti perubahan peran

m ay or

dalam rumah tangga, memperbaiki hubungan

m e m be r i ka n r e s po n t e r ha d a p t e r ap i

dalam pernikahan, dukungan sosial dan stres

farmakologi, walaupun efek terapi dari ECT

kehidupan. Bentuk dari psikoterapi ini berupa

78% efektif, namun efek samping ECT

konseling baik kelompok maupun individu

terhadap ibu dan janin tidak bisa dibilang.

yang dipimpin oleh profesional dibidang

Pemberian estradiol merupakan salah satu

kesehatan jiwa. Bagi wanita yang menyusui

metode penanganan depresi pasca persalinan.

dapat memilih terapi ini dibandingkan terapi

Walaupun beberapa penelitian menunjukan

medikamentosa dalam penanganan depresi

manfaat estrogen, pemberiannya

 pasca persalinan yang ringan. Hambatan dari

tanpa risiko. Pemberian estrogen pada pasca

terapi ini ialah kesan mendapatkan cap negatif 

 persalinan berhubungan dengan penurunan

akibat melakukan konseling, kurangnya terapis

 produksi ASI dan peningkatan kejadian

yang terlatih untuk memberikan psikoterapi,

tromboemboli.

pa sc a p e rs al ina n y a ng t ida k  

bukannya

mengatur waktu terapi, dan biaya. T E K NI K S K R IN I N G E D I NB U R GH Antidepresi

POSTNATALDEPRESSION SCALE

Depresi pasca persalinan yang berat merupakan

Edinburgh postnatal depression scale

indikasi untuk pemberian antidepresi. SSRI

(EPDS) ialah salah satu metode untuk 

merupakan regimen obat pilihan yang dapat

m e nd e te k si d e pr e si p a sc a p e rs a li na n .

mulai diberikan. Dalam pemberian obat

Walaupun tidak umum, EPDS dapat dengan

antidepresi, pemantauan dilakukan bersama

mudah digunakan selama 6 minggu

ahli psikiatri. Jika gejala depresi mulai

 persalinan.EDPS berupa kuisioner yang terdiri

membaik selama 6 minggu pemberian,

dari dari 10 pertanyaan mengenai bagaimana

 pengobatan sebaiknya diteruskan paling sedikit

 perasaan pasien dalam satu minggu terakhir.

selama 6 bulan untuk mencegah relaps,

(Perfetti J, Clark L dan Fillmore CM, 2005;

dilakukan tapering off dan penghentian obat

Bloch dkk, 2005; Cohen dan Nonacs, 2005;

dalam jangka waktu 2-4 minggu setelah

Elvira 2006; Klainin dan Arthur, 2009; Muhdi,

 pemberian full course. Harus dipertimbangkan

2009; O'Hara dkk, 1991).

pasca

keuntungan dan kerugian dalam pemberian obat antidepresi karena obat anti depressi

Carapenilaian EPDS

dalam hal ini SRSI, diekskresi sebagian kecil

1.Pertanyaan1, 2, dan 4

melalui ASI, dan dapat mememberikan efek 

Mendapatkan nilai 0, 1, 2, atau 3 dengan kotak 

 paling atas mendapatkan nilai 0 dan kotak   paling bawah mendapatkan nilai 3 2.Pertanyaan 3,5 sampai dengan 10 Merupakan penilaian terbalik, dengan kotak   paling atas mendapatkan nilai 3 dan kotak   paling bawah mendapatkan nilai 0 3.Pertanyaan 10 merupakan pertanyaan yang

Kekurangan EPDS

1.Tidak bisa mendiagnosis depresi pasca  persalinan 2.Tidak bisa mengetahui penyebab dari depresi  pasca persalinan 3.Belum divalidasi di Indonesia

menunjukkan keinginan bunuh diri. 4.Nilai maksimal : 30

Para ibu yang memiliki skor diatas 10

5.Kemungkinan depresi: nilai 10 ataulebih

sepertinya menderita suatu depresi dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Skala ini

Carapengisian EPDS

menunjukan perasaan sang ibu dalam 1 minggu

1.Para ibu diharap untuk memberikan jawaban

terakhir Khusus untuk nomor 10, jawaban: ya,

tentang perasaan yang terdekat dengan

cukup sering, merupakan suatu tanda dimana

 pertanyaan yang tersedia dalam 7 hari

dibutuhkan keterlibatan segera dari perawatan

terakhir.

 psikiatri. Wanita yang mengalami gangguan

2. Semua pertanyaan kuisioner harus dijawab

fungsi (dibuktikan dengan penghindaran dari

3.Jawaban kuisioner harus berasal dari ibu

keluarga dan teman, ketidakmampuan

s e n di r i . H i nd a r i k e mu n gk i n an i b u

menjalankan kebersihan diri, ketidakmampuan

mendiskusikan

merawat bayi) juga merupakan keadaan yang

pertanyaan dengan orang

lain.

membutuhkan penanganan psikiatri segera.

4.Ibu harus menyelesaikan kuisioner ini

Wanita yang memiliki skor antara 5 dan 9 tanpa

sendiri, kecuali ia mengalami kesulitan

adanya pikiran untuk bunuh diri sebaiknya

dalam

dilakukan evaluasi ulang setelah 2 minggu

memahami bahasa atau tidak bisa

membaca.

untuk menentukan apakah episode depresi mengalami perburukan atau membaik. EPDS

Keuntungan EPDS

yang dilakukan pada minggu pertama pada

1.Mudah dihitung (oleh perawat, bidan,

wanita yang tidak menunjukkan gejala depresi

 petugas kesehatan lain)

dapat memprediksi kemungkinan terjadinya

2. Sederhana

depresi pasca persalinan pada minggu ke 4 dan

3. Cepat dikerjakan ( membutuhkan waktu 5-10

8. EPDS tidak dapat mendeteksi kelainan

menit bagi ibu untuk menyelesaikan EPDS)

neurosis, phobia, kecemasan, atau kepribadian,

4.Mendeteksi dini terhadap adanya depresi

namun dapat dilakukan sebagai alat untuk 

 pasca persalinan

mendeteksi adanya kemungkinan depresi

5. Lebih diterima oleh pasien

antepartum. Sensitifitas dan spesifisitas EPDS

6. Tidak memerlukan biaya

sangat baik. Dengan menggunakan cut of point

DAFTAR PUSTAKA

Diagnosis dan Tatalaksana. BP FKUI .

Abou-Saleh MT, Ghubash M, Karim L,

2005:1-85

Khrymski M, Bhai I. Hormonal Aspect of  P os t pa r tu m

Andajani-sutjahjo, Manderson L, Astbury J.

D e pr e ss i on .

Complex emotions, Complex Problems:

Psychoneuroendocrinology, Vol. 23, 1998;

Understanding the Experiences of Perinatal

5: 465–75

Depression Among New Mothers in Urban

American Psychiatric Association: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders,

I nd on es i a. C ul t ur e , M e di c in e a n d Psychiatry. 2007; 31 (1): 101–122

4th Edition, Text Revision. Washington.

Appleby L. Suicide During Pregnancy and in

DC. American Psychiatric Association,

the First Postnatal Year. British Medical

2000

Journal. 1991; 302: 137-40

Amir Nurmiati. Depresi: Aspek Neurobiologi

Beck CT. Revision of the Postpartum

Depression Predictors Inventory. JOGNN.

Interventions For Prevention of Postnatal

2002; 31: 394-402

Depression: systematic review. British

Bloch M, Rotenberg N, koren D, Klein E. Risk 

Medical journal. 2005; 331: 1-8

FactorsAssociated With the Development of 

Edwards GD, Shinfuku N, Gittelman M, et

Postpartum Mood Disorder. Journal of 

al.Postnatal depression in Surabaya,

Affective Disorders 2005; 88: 9-18

Indonesia.International Journal of Mental

Bloch M, Rotenberg N, koren D, Klein E. Risk  Factors For Early Postpartum Depressive Symptoms. General Hospital Psychiatry. 2006; 28: 3-8

Health 2006; 35 (1): 62–74 Elvira SD. Depresi Pasca Persalinan. Balai  penerbit FKUI. 2006; 1-43 Gavin NI, Gaynes BN, Lohr KN, Meltzer-

Bloch M, Schmidt PJ, Danaceau M, Murphy J,

Brody S, Gartlehner G, Swinson T.

 Nieman L, Rubinow DR. Effects of Gonadal

Perinatal Depression: a Systematic Review

Steroids in Women With a History of 

of Prevalence and Incidence. Obstet

Postpartum Depression. Am J Psychiatry,

Gynecol, 2005;106:1071-83

2000; 157: 924-30

Gonidakis F, Rabavilas AD, Varsou E, Kreatsas

Cliffe S, Black D, Bryant J, Sullivan E.

G, Christodoulou GN. Maternity blues in

Maternal Deaths in New South Wales,

Athens, Greece: A study during the first 3

Australia: a data linkage project. Aust N Z J

days after delivery. Journal of Affective

Obstet Gynaecol 2008; 48:255-60

Disorders, 2007; 99: 107–115

Cohen LS, Nonacs RM.

Postpartum Mood

Halbreich U. The Association Between

Disorder. In Mood and Anxiety Disorder 

Pregnancy Processes, Preterm Delivery,

During Pregnancy and Postpartum. Review

Low Birth weight, and Postpartum

of Psychiatry Vol. 24, Arlington: American

depressions-The Need For Interdisciplinary

Psychiatric Publishing, 2005:77-96

Integration.AJOG. 2005; 193: 1312-22

Cox, J.L., Holden, J.M., and Sagovsky, R.

Hendrick V, Altshuler LL, Suri R. Hormonal

D e te c t io n o f p os t na t a l d e pr e s si o n:

Changes in the Postpartum and Implication

Development of the 10-item Edinburgh

for Postpartum Depression. The Academy

Postnatal Depression Scale. British Journal

of Psychosomatic medicine: 1998; 39: 93-

of Psychiatry 1987; 150:782-786

101

Dennis CL, Can We Identify Mothers at Risk 

Johanson R, Chapman G, Murray D, Johnson I,

F or P os tp ar tu m D ep re ss io n i n t he

and Cox J. The North Staffordshire

Immediate Postpartum Period Using the

Maternity Hospital prospective study of 

Edinburgh Postnatal Depression Scale?

 pregnancy-associated depression. Journal

Journal of Affective Disorders. 2004; 78:

o f P s yc h o s om a ti c O b s t e t r ic s &

163-169

Gynecology, 2000; 21(2): 93-7

Dennis CL. Psychosocial and Psychological

Josefsson A, Berg G, Nordin C, and Sydsjo G.

Prevalence of depressive symptoms in late

of Pregnancy and the Postpartum Period. In

 p r e g na n c y a n d po s t p a r t um . Ac t a

: Danforth's Obstetrics and Gynecology

Obstetricia et Gynecologica Scandinavica,

10th ed. Lippincott Williams & Wilkins,

2002; 80(3): 251-55

2008: 504-16

Klainin P, Arthur DG. Postpartum depression in

Paulden M, Et al. Screening for Postnatal

Asian cultures: A literature review.

D ep re ss io n i n P ri ma ry C ar e: C os t

International Journal of Nursing Studies,

Effectiveness analysis. BMJ online. 2010;

2009: 1355-73

340: b5203: 1-8

Kusumadewi I, Irawari R, Elvira SD, Wibisono

Pearlstein T, Howard M, Salisbury A, Zlotnick 

S. Validation Study of the Edinburgh

C.

P os t na t al D e pr e ss i on S ca l e. J i wa ,

www.AJOG.org, 2009; April:357-64

Indonesian Psychiatric Quarterly, 1998; 31(2): 99-110 Leigh B, Milgrom J. Risk Factor For  Postpartum Derpression, Antenatal Depression, and Parenting Stress. BMC Psychiatry. Vol 8. 2008; 24: 1-11 Linda LM, Melville JL. Psychiatric Problems

P os tpa rt um

De pre ss ion.

Perfetti J, Clark L, Fillmore CM. Postpartum depression: Identification, Screening, and Treatment. Wisconsin Medical Journal. 2004; 103(6): 56-63 Sarah Leitch. Postpartum depression: A Review of the Literature. Elgin St Thomas. 2002: 1-17

During Pregnancy and the Puerperium. In:

Spinelli MG. Maternal Infanticide Associated

Clinical Obstetrics The Fetus & Mother. 3rd

With Mental Iillness: Prevention and the

ed. Massachusetts: Blackwell Publishing,

Promise of Saved Lives. Am J Psychiatry

2007:1022-34

2004; 161: 1548-57

Milgrom J, Gemmill AW, Bilszta JL, et al.

Stone SD, Menken AE. Perinatal Mood

Antenatal Risk Factors For Postnatal

Disorder: an Introduction. In Perinatal and

Depression: a Large Prospective Study. J

Postpartum mood disorder: Perspectives

Affect Disord, 2008; 108: 147-573

and Treatment guide for Health Care

Moses-Kolko EL, Wisner KL, Price JC, et al. Serotonin 1A Receptor Reductions in

Practicioner. Springer Publishing Company, 2008

Postpartum Depression: a Positron

Wisner KL, Parry BL, Piontek CM. Postpartum

Emission Tomography Study. Fertil Steril

Depression. New England Journal Of 

2008; 89: 685-92

Medicine. Vol 347.2002; 2: 194-99

 Neurologic and Psyciathric Disorder. In:

Yamashita H, Yoshida K, Nakano K, Tashiro K.

Cunningham FG, Lenovo KJ, eds. Williams

Postnatal depression in Japanese Women

Obstetrics. 23rd ed. McGraw-Hill Co,

Detecting the early onset of postnatal

2010:

depression by closely Monitoring the

O'Hara MW, Segre LS. Psychologic Disorders

Postpartum Mood. In: Journal of Affective

Disorders 2000; 58:145-54 Yamashita H, Yoshida K, Nakano H, Tashiro N. Postnatal Depression in Japanese Women Detecting the Early Onset of Postnatal Depression by Closely Monitoring the Postpartum Mood. Journal of Affective Disorders 2000; 58: 145-54 Yim IS, et al. Risk of Postpartum Depressive Symptoms With Elevated CorticotropinReleasing Hormone in Human Pregnancy. Arch Gen Psychiatry. 2009; 66(2): 162-169

 Reviewer  Prof. Dr. dr. Ketut Suwiyoga, Sp. OG.(K)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF