Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil

October 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil...

Description

 

MAKALAH PRINSIP DALAM SKRINING ANTENATAL

OLEH KELOMPOK II NOFIATI DELWATI LINDA NORA IHDA RAHMI RUKSUNARTI RENI HAYATI LUBIS

INSTITUT PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI 2019

 

  KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatNya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini  bisa selesai pada waktunya. Terima kasih kami ucapkan pada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.  Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bukittinggi 01 September 2019

Penulis

 

  SKRINING ANTENATAL PADA IBU HAMIL

I. PENDAHULUAN Kehamilan dan persalinan merupakan proses alami, tetapi bukannya tanpa resiko dan merupakan beban tersendiri bagi setiap wanita. Selama kehamilan, persalinan, dan nifas membutuhkan perhatian yang sama untuk melakukan pencegahan dan pengenalan dini terjadinya komplikasi persalinan. Selanjutnya apabila memang terjadi komplikasi segera ditangani dan diberikan penanganan pertama sebagai persiapan rujukan ke tempat dimana pertolongan diberikan secara adekuat dan komprehensif yaitu puskesmas PONED dan Rumah sakit. II. PEMBAHASAN Skrining saat hamil adalah seperangkat prosedur yang dilakukan selama kehamilan untuk menentukan apakah bayi cenderung memiliki kelainan atau cacat lahir tertentu. Tes skrining saat hamil hanya bisa memberitahu resiko atau kemungkinan adanya kondisi tertentu pada janin. PELAYANAN ANTENATAL Semua ibu hamil diharapkan dapat dideteksi sedini mungkin factor resiko yang dilakukan  pada skrining antenatal, untuk itu periksa kehamilan paling sedikit 4X selama kehamilan, Yaitu 1X pada trimester I (K1) 1X pada trimester II 2X pada trimester III (K4)

TUJUAN PERAWATAN ANTENATAL 1.  Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik dan mental 2.  Bayi dilahirkan sehat baik fisik maupun mental 3.  Ibu sanggup merawat dan memberi ASI pada bayinya 4.  Suami istri sudah ada persiapan untuk ikut KB

SKRINING ANTENATAL Adalah upaya proaktif dan dini pada saat hamil muda. Pelatihan diberikan pada ibu PKK, Bidan Desa, dukun, atau tenaga kesehatan lainnya untuk melakukan deteksi, menemukan, dan mengenal adanya tanda bahaya, masalah, factor resiko  pada ibu hamil dengan melakukan tes skrining yang menjadi prosedur rutin untu untuk k ibu hamil.

 

JENIS-JENIS SKRINING PADA IBU HAMIL

  Tes skrining saat hamil trimester I  ( Sequential screen ) 



Tes skrining trimester pertama bisa dimulai sejak kehamilan 10 minggu dengan ultrasonografi (USG) dan tes darah ibu. Sequential screen adalah screening tes yang mengombinasikan 3 informasi yang didapat dari 2 masa kehamilan yang berbeda untuk mengetahui apakah si janin memiliki risiko mengidap Down syndrome, trisomy 18, dan open neural tube defect   (contohnya spina bifida). Sequential screen pertama dilakukan di masa trimester pertama, sekitar 10-13 minggu usia kehamilan Bila hasil menunjukkan risiko yang cukup tinggi dan membuat Anda tidak nyaman, Anda mungkin langsung ditawarkan untuk menjalani genetic diagnostic test untuk memberikan  jawaban yang pasti. Akan tetapi, bila Anda tidak memilih untuk melakukan genetic diagnostic test setelah hasil pertama keluar, maka Anda akan kembali menjalani sequential screen di masa trimester kedua, biasanya sekitar 16-18 minggu usia kehamilan. Namun, kali ini Anda hanya menjalani ambil darah saja. Nantinya, informasi darah ibu ini dan hasil ultrasound dari trimester pertama digabungkan, dan hasil final dari tes ini akan keluar seminggu kemudian. Dengan hasil akhir ini, Anda akan mengetahui kemungkinan anak Anda mengidap Down syndrome, trisomi 18, dan open neural tube defects seperti defects  seperti spina bifida. Dari hasil ini, Anda dapat memutuskan apakah Anda akan menjalani tes lebih lanjut atau tidak.

  Tes skrining saat hamil trimester II ( Maternal serum quad screen )  



Tes skrining trimester kedua mencakup beberapa tes darah untuk mengetahui adanya resiko cacat lahir atau kelainan genetic pada bayi.dilakukan pada minggu ke 16 sampai 18 minggu kehamilan. Maternal serum quad screen, atau biasanya disingkat quad screen, adalah jenis screening test yang melihat kadar protein tertentu yang muncul selama kehamilan, yang terdapat pada darah ibu di saat trimester kedua. Quad screening hanya membutuhkan sampel darah ibu, yang  biasanya diambil di saat 15-21 minggu usia kehamilan. Dari hasil yang didapat, Anda dapat memutuskan apakah Anda akan melakukan tes lebih lanjut atau tidak. Quad screening tidak memberikan hasil seakurat sequential screen. Biasanya, quad screening ditawarkan kepada ibu hamil yang belum menjalani sequential screen di trimester trimes ter pertama kehamilan mereka.

  Tes skrining saat hamil trimester III ( 20-week ultrasound ) 



Tes ini dilakukan dengan mengusap vagina dan rectum ibu hamil pada usia kehamilan 35 sampai 37 minggu. 20-week ultrasound adalah USG yang dijalankan di saat trimester kedua, biasanya 18-22 minggu usia kehamilan. Perlu diketahui bahwa USG ini berbeda dengan ultrasound yang dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin. Ultrasound ini dilakukan untuk mengetahui

 

apakah si janin memiliki risiko terlahir cacat. Lewat ultrasound, akan terlihat keberadaan struktur-struktur tanda-tanda anak Anda akan terlahir cacat, misalnya jantung yang tidak normal, masalah ginjal, tungkai atau lengan yang abnormal, dan cara yang tidak normal saat otak mulai terbentuk. Selain dapat melihat tanda-tanda yang sudah disebutkan, ultrasound ini  bisa juga berfungsi sebagai screening test untuk melihat beberapa kelainan genetik seperti Down syndrome. Kalau ditemukan ada kelainan, maka dokter atau  genetic counsellor   akan mendiskusikan hasil ini dengan Anda untuk membantu Anda mengerti tentang risiko pada kehamilan Anda berdasarkan hasil tes ini, dan berbicara dengan Anda tentang kemungkinan tes lebih lanjut dengan amniocentesis (salah satu jenis genetic diagnostic test). Untuk kedepannya ibu dapat mengenal masalah hamil sendiri, suami, dan keluarga. Dan mendapatkan pelayanan kebidanan yang berkualitas melalui rujukan bila dibutuhkan, yaitu rujukan puskesmas, rawatan PONED dan Neonatal Essensial/Emergency.

Pelayanan Emergency adalah: Pelayanan bagi ibu dengan gawat darurat obstetric, yaitu pendarahan antepartum, PEB (eklamsi) dan komplikasi persalinan dini.

a. Perubahan Fisik Ibu Hamil  

Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita mengalami  perubahan yang mendasar, sehingga dapat menunjang perkembangan dan  pertumbuhan janin j anin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, esterogen, dan progesteron yang menyebabkan  perubahan (Prawirohardjo, 2009) pada pada : 1)  Uterus Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 100 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertropi menjadi lebih  besar, lunak, dan dapat mengikuti mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin. Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas / kelenturan uterus. Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus : 2)  Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh esterogen,

sehingga

tampak

makin

merah

dan

kebiru-biruan.

Terjadi

 

hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick). 3)  Ovarium (Indung Telur) Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu. 4)  Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu esterogen, progesteron, dan somatomammotropin. Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial

payudara.

Hormon

laktogenik

plasenta

(diantaranya

somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus  payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol. 5)  Sirkulasi Darah Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya, meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter, dan pengaruh hormon esterogen dan  progesteron makin meningkat. Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa  perubahan peredaran darah yaitu : a)  Volume darah Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Volume darah  bertambah sebesar 25 sampai 30 % sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.  b)  Sel darah

 

Sel darah merah makin meningkat jumlahnya sekitar 20% untuk dapat meningkatkan pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah, sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal. 6)  Sistem Respirasi Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan  bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% dari biasanya. 7)  Sistem Pencernaan Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan : a)  Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi).  b)  Daerah lambung terasa panas. c)  Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari (morning sickness). sickness) . d)  Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum. e)  Muntah berlebih, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari (hiperemesis gravidarum). f)  Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi. 8)  Perubahan Pada Kulit Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena  pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan  pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (chloasma

gravidarum).

Setelah

persalinan

hiperpigmentasi

ini

akan

menghilang. 9)  Metabolisme Dengan terjadi kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar.

 

Pemeriksaan fisik ibu hamil

         

    

TTV ( TD, Suhu, Nadi, Pernapasan) Berat badan dan Tinggi badan Lingkar lengan atas Muka : apakah ada terlihat pucat TFU (dengan metlin jika UK >20 mnggu



  DJJ

Pemeriksaan laboratorium

                 

        

Kadar HB Golongan darah Resus Tes HIV Rapid tes Protein urin trimester II dan III HB trimester III BTA Tes sifilis

  Gula darah puasa



View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF