Skenario 2 Tutorial Blok 12 Laporan Fix

September 20, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Skenario 2 Tutorial Blok 12 Laporan Fix...

Description

 

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 2 BLOK 12 TUBERKULOSIS PARU

Tutor : dr. Anggelia Anggota :

Desi Natalia

G1A109022

Ri Rima ma Fe Fera rani nika ka Zusr usri

G1A1 G1A109 0902 024 4

Akbar Kurniawan

G1A109026

Eva Risma

G1A109088

Kiki Ratnawati

G1A109090

Susi Buana Tungga

G1A109091

Ika Handayani

G1A111031

Luvita Fi Fitri Ka Karina

G1A111032

Jo Jona nata tan n Mar Marul ulii Tua Tua S

G1A1 G1A111 1103 033 3

Roni Linson Girsang

G1A111034

 Nabilla Andami Aziz

G1A111035

Wahyu Fitriawati

G1A111076

Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi

 

Skenario 2 Pak Bonar 50 tahun datang ke IGD RS. Raden Mattaher dengan keluhan sesak nafas terasa sesak sejak satu hari ini, sesak lebih dirasakan bila beraktivitas. Tidak ada demam sebelumnya. Pak Bonar sudah 7 bulan ini menderita batuk yang tidak kunjung sembuh, batuk   berdahak dengan warna kuning kehijauan tapi tidak disertai darah, ia merasa nafsu nafs u makannya  berkurang dan berat badannya turun 12kg dalam 3 bulan ini. Dari anamnesa lebih lanjut didapatkan bahwa 2 tahun lalu Pak Bonar mendapatkan pengobatan rutin selama 6 bulan untuk unt uk penyak penyakit it batukn batuknya, ya, tapi tapi setela setelah h 3 bulan bulan ia mengeh mengehent entika ikan n pengob pengobatan atannya nya karena karena merasa sudah sembuh, Pak Bonar juga adalah perokok berat. Pak Bonar adalah seorang  buruh yang tinggal di rumah kontrakan kecil ukuran 3x4 m² bersama istri dan 1 orang anaknya yang berusia 1 tahun. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan TD : 130/90mmHg, nadi : 98x/menit, nafas : 30 30x/ x/me meni nit, t, su suhu hu : 37 37,8 ,8C, C, TB : 17 172c 2cm, m, BB : 50 Kg. Kg. Dari Dari pe peme meri riks ksaa aan n fisik fisik di dida daera erah h supraklavikula dekstra terdapat benjolan berjumlah 3 buah diameter masing-masing 1 cm, tidak nyeri dan mobile, pada thorax tampak gerakan dada kiri agak sedikit tertinggal dari kanan, fremitus kiri menurun, perkusi hemitoraks kiri pekak di bagian basal dan auskultasi suara sua ra nafas nafas kiri kiri atas terden terdengar  gar  amfo amforic ric sound  sound . Selanjutny Selanjutnyaa akan dilakukan pemeriksaan sputum SPS dan tes Rivalta pada Pak Bonar. Sputum SPS ++-. Pemeriksaan radiologi thorax didapatkan infiltrat di kedua lapangan  paru atas, fibrosis dan cavitas di apex paru kiri, tampak bayangan perselubungan homogen  pada 1/3 paruu kiri, dan sudut costophrenicus kiri tampak tumpul. Analisa cairan pleura dan rivalta tes terjadi kekeruhan. Kesan cairan eksudat dengan limfosit dominan. Pak Bonar bertanya-tanya, apakah penyakitnya sama dengan penyakitnya dahulu dan apakah  penyakitnya ini bisa menular pada istri dan anaknya? Apakah istri dan anaknya perlu mendapatkan pengobatan sama dengan dirinya? Keyword: batuk lama, amphoric sound, rantai penularan, alur diagnosis, dan tata laksana

 

KLARIFIKASI ISTILAH : 1. Demam : peningka peningkatan tan suhu suhu tubuh tubuh diatas diatas 36,2C 36,2C – 37,2C 37,2C 2. Sesak : sensasi sensasi subjektif subjektif yang yang dialami dialami individu individu dengan dengan perasaan perasaan tidak enak enak dan tidak  tidak  nyaman. 3. Fremit Fremitus us : getara getaran n yang yang terasa terasa pada pada saat palpa palpasi si 4. Amforic Amforic Sound : tiupan bunyi bunyi abnorm abnormal al resonan koson kosong g terdengar terdengar dengan dengan stetoskopdi stetoskopdi atas thorax, mengindikasikan adanya rongga r ongga di kavitas bronkus dan pneumothorax 5. Tes Tes Ri Riva valt ltaa : tes kimiaw kimiawii un untu tuk k meng menget etah ahui ui ad adan anya ya pr prot otei ein n da dala lam m caira cairan n un untu tuk  k  membedakan transudat dan eksudat. 6. Sput Sputum um SPS SPS : sp sput utum um ya yang ng diam diambi bill pa pada da Se Sewa wakt ktu u Pa Pagi gi Se Sewa wakt ktu u un untu tuk k meni menila laii keberadaan BTA IDENTIFIKASI MASALAH : 1. Penyakit Penyakit apa apa saja yang yang ditand ditandai ai dengan dengan batuk batuk dan sesak sesak nafas nafas ? 2. Mengapa Mengapa Pak Bonar Bonar mengeluh mengeluh sesak sesak nafas nafas dan sesak dirasakan dirasakan bila berakti beraktivitas vitas ? 3. Mengapa Mengapa batuk yang yang dialami dialami Pak Bonar Bonar tidak tidak kunjung kunjung sembuh sembuh dalam waktu waktu 7 bulan bulan terakhir dan disertai dengan dahak berwarna kuning kehijauan ? 4. Mengap Mengapaa Pak Bonar Bonar merasa merasa tidak nafsu nafsu makan makan dalam 3 bulan bulan terakahi terakahirr dan berat berat  badan nya turun drastis ? 5. Mengapa Mengapa Pak Bonar merasa sesak sesak berkurang berkurang bila tidur tidur miring miring ke kiri ? 6. Mengapa Mengapa Pak Bonar Bonar merasa merasa sudah sembuh sembuh setelah setelah pengob pengobatan atan selama selama 3 bulan? bulan? 7. Apa hubung hubungan an perokok perokok berat berat dengan dengan keluhan keluhan yang yang dialami dialami oleh Pak Pak Bonar Bonar ? 8. Apakah Apakah ada hubunga hubungan n pekerjaan pekerjaan seorang seorang buruh buruh dan tempat tempat tinggal tinggal dengan dengan keluhan keluhan Pak Bonar ? 9. Apakah Apakah penyakit penyakit Pak Pak Bonar Bonar bisa menular menular pada anak anak dan istrinya istrinya ? 10. Bagaimana proses penularan penyakit Pak Bonar ?

 

11. Bagaimana Bagaimana interpretasi interpretasi pemeriksaan pemeriksaan tanda vital ? 12. Bagaimana Bagaimana interpretasi interpretasi pemeriksaan pemeriksaan fisik ? 13. Apa tujuan dilakukan dilakukan pemeriksaan pemeriksaan sputum sputum SPS dan tes Rivalta Rivalta dan bagaimana bagaimana cara  pemeriksaannya ? 14. Bagaimana cara penegakan diagnosis terhadap Pak Bonar ? 15. Apa yang yang terjadi Pak Bonar Bonar ? 16. Bagaimana tatalaksana awal sebelum dilakukannya pemeriksaan penunjang ? 17. Bagaimana diagnosis dan dan tatalaksana istri dan anak Pak Bonar ? 18. Apa diagnosis banding dari penyakit penyakit Pak Bonar ? 19. Apa definisi dan etiologi dari penyak penyakit it Pak Bonar Bonar ? 20. Apa klasifikasi klasifikasi dari penyakit penyakit Pak Bonar Bonar ? 21. Apa epidemiologi dari penyakit Pak Pak Bonar ? 22. Apa patogenesis patogenesis dari dari penyakit penyakit Pak Bonar ? 23. Apa manifestasi klinis dari dari penyakit Pak Bonar ? 24. Apa faktor faktor resiko dari penyakit penyakit Pak Bonar Bonar ? 25. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit Pak Bonar ? 26. Apa komplikasi dari penyakit Pak Pak Bonar ? 27. Bagaimana pencegahan dari penyakit Pak Bonar Bonar ? 28. Bagaimana prognosis dari penyakit Pak Bonar ?

ANALISIS MASALAH 1. Penyakit Penyakit apa apa saja yang yang ditand ditandai ai dengan dengan batuk batuk dan sesak sesak nafas nafas ?

 

Penyakit pulmonal : Bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, PPOK, efusi  pleura. Penyak Pen yakit it kardio kardiovas vaskul kular ar : Angin Anginaa Pector Pectoris, is, gagal gagal jantun jantung, g, IMA (Infark (Infark Miokar Miokard d Akut). Penyakit metabolik : asidosis

2. Mengapa Mengapa Pak Bonar Bonar mengeluh mengeluh sesak sesak nafas nafas dan sesak dirasakan dirasakan bila berakti beraktivitas vitas ? Droplet → Terhisap oleh host → Menempel di saluran napas → Bila ukurannya < 5 mm masuk ke alveolar → Akan dihadapi oleh neutrofil dan makrofag (pengeluaran sekret dan mukus) → Akum Akumulasi ulasi sekret di jalan napas → Menghalang Menghalangii proses proses difusi difusi oksigen → Sesak napas.

3. Mengapa Mengapa batuk yang yang dialami dialami Pak Bonar Bonar tidak tidak kunjung kunjung sembuh sembuh dalam waktu waktu 7 bulan bulan terakhir dan disertai dengan dahak berwarna kuning kehijauan ? Mekanisme batuk ada 4 fase : a. fase fase Irit Iritas asii : ada ada bend bendaa as asin ing g yang yang meng mengir irit itas asii sa sara raff se sens nsor oris is ne nerv rvus us va vagu gus, s, membawa impuls ke MO (pusat nafas dan pusat muntah )  b. fase Inspirasi : kontraksi m. Abductor kartilagoaritenoid, glotis terbuka lebar, udara masuk lebih dari kapasitas residu paru c. fase Kompres Kompres : kontrak kontraksi si otot adducto adductorr aritenoid aritenoid menyebab menyebabkan kan tertutupny tertutupnyaa glotis, glotis, dibantu otot ekspirasi d. fase Ekspi Ekspirasi rasi : glotis glotis terbuk terbukaa akibat akibat tekanan tekanan udara udara di paru meni meningk ngkat, at, ekspir ekspirasi asi dibantu otot ekspirasi Dahak Dah ak berwar berwarna na ku kunin ning g kehija kehijauan uan karena karena telah telah terdap terdapat at infeks infeksii didala didalam m saluran saluran  pernafasan.

 

4. Mengap Mengapaa Pak Bonar Bonar merasa merasa tidak nafsu nafsu makan makan dalam 3 bulan bulan terakahi terakahirr dan berat berat  badan nya turun drastis ? M. Tuberkulosis – aktifitas makrofag, dll – merangsang pelepasan mediator inflamasi  – interleukin 1, histamin, prostaglandin, dll – efek serotonin dari M. Tubekulosis –  merangsang merang sang hipotalamus hipotalamus (pusat (pusat kenyang) kenyang) – sehingga sehingga menghambat menghambat rasa lapar dan menekan nafsu makan – anoreksia – berat badan menurun

5. Mengapa Mengapa Pak Bonar merasa sesak sesak berkurang berkurang bila tidur tidur miring miring ke kiri ? Karna pada paru-paru sebelah kiri telah terjadi efusi pleura. pleura. Pada saat miring ke kiri,  paru-paru sebelah kanan lebih dapat ekspansi dengan normal. Itulah sebabnya saat tidur miring ke kiri, Pak Bonar merasa sesak yang dirasakan nya berkurang.

6. Mengapa Mengapa Pak Bonar Bonar merasa merasa sudah sembuh sembuh setelah setelah pengob pengobatan atan selama selama 3 bulan? bulan? Karna pada waktu bulan ke-2 setelah pengobatan tuberkulosis, rata-rata basil sudah mati karena efek obat yang bersifat bakterisid, tapi sebenarnya basil tersebut masih ada tersisa tersisa didala didalam m tubuh, tubuh, baik baik dalam dalam keadaa keadaan n hiduip hiduip maupun maupun tidur. Jadi Jadi basil basil tersebut masih bisa aktif kembali jika terpapar dan jika imunitas menurun.   7. Apa hubung hubungan an perokok perokok berat berat dengan dengan keluhan keluhan yang yang dialami dialami oleh Pak Pak Bonar Bonar ? Rokok merupakan faktor pemberat dari keluhan penyakit Pak Bonar. Zat-zat nya mengen men gendap dap di organ organ paru paru dan sistem sistem imun imun melema melemah h sehing sehingga ga  Mycobacterium Tuberculosis sangat mudah untuk menginfeksi

8. Apakah Apakah ada hubunga hubungan n pekerjaan pekerjaan seorang seorang buruh buruh dan tempat tempat tinggal tinggal dengan dengan keluhan keluhan Pak Bonar ?

 

Pekerja Pek erjaan an sebaga sebagaii buruh buruh mempen mempengar garuhi uhi perila perilaku ku dalam dalam menjag menjagaa keseha kesehatan tan per  individu dan keluarga. Karena pendapatan mempengaruhi lingkungan tempat tinggal, sepert sep ertii ko kond ndis isii ru ruma mah h da dan n ba bahk hkan an ko kond ndisi isi pe pemu muki kima man n ya yang ng ak akan an di dite temp mpati ati,,  pendidikan dan pengetahuan dan juga asupan makanan. Ventil Ven tilasi asi rumah rumah yang yang buruk buruk menyeb menyebabk abkan an kelemb kelembaba aban n udara udara di dalam dalam ruanga ruangan n meningkat, kondisi ini menjadi media yang baik bagi perkembangan patogen (bakteri  penyebab penyakit).

9. Apakah Apakah penyakit penyakit Pak Pak Bonar Bonar bisa menular menular pada anak anak dan istrinya istrinya ? Bisa. Risiko tertular tergantung tergantung dari tingkat tingkat pajanan pajanan dengan dengan percikan percikan dahak. dahak. Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar  dari pasien TB paru dengan BTA negatif. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah daya tahan tubuh yang rendah dan status sosial ek ekon onom omii memp mempen enga garu ruhi hi ke kemu mung ngki kina nan n te terj rjan angk gkit itny nyaa TB pa pada da pa pasi sien en ka karen renaa  berhubungan dengan pengetahuan tentang kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, dan pence pencegah gahan an

penyak penyakit it

itu sendir sendiri. i. Lingku Lingkunga ngan n tempat tempat tinggal tinggalnya nya menja menjadi di

lingku lin gkunga ngan n yang yang baik baik bagi bagi perkem perkemban bangb gbiak iakan an ku kuman man TB, karena karena sifat sifat dari dari M. Tuberculosis sendiri lebih tahan pada udaha dingin dan lembab yang kurang sinar  mataha mat ahari ri serta serta burukn buruknya ya ventil ventilasi asi menyeb menyebabk abkan an kuman kuman mudah mudah bertah bertahan an dalam dalam lingkungan tersebut. Disebutkan juga bahwa rumah kontrakan pasien kecil dan dihuni oleh ole h 3 orang. orang. Kepada Kepadatan tan tempat tempat tingga tinggall dapat dapat mening meningkat katkan kan resiko resiko terjan terjangki gkitny tnyaa  penyakit.

10. Bagaimana proses penularan penyakit Pak Bonar ? Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk   percikan dahak  (drop (droplet let nuclei) nuclei). Sek Sekali ali batuk batuk dapat dapat mengha menghasilk silkan an sekitar sekitar 3000 3000  percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak   berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Daya penularan seorang

 

 pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. 11. Bagaimana Bagaimana interpretasi interpretasi pemeriksaan pemeriksaan tanda vital ? Hasil Pemeriksaan

Interpretasi

Normal

TD 130/90 mmHg

Pre-Hipertensi

Sistole opname).--> lampirkan tabel badan badan. • Foto toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak  • Semua anak dengan reaksi cepat BCG (reaksi lokal timbul < 7 hari setelah penyuntikan) harus dievaluasi dengan sistem skoring TB anak. • Anak didiagnosis TB jika jumlah skor > 6, (skor maksimal 13) • Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut. . Bila hasil evaluasi dengan dengan skoring sistem didapat skor < 5, kepada anak tersebut diberika diberikan n Isoniazid (INH) dengan dosis 5-10 mg/kg BB/hari selama 6 bulan. Bila anak  tersebut belum pernah mendapat imunisasi BCG, imunisasi BCG dilakukan setelah  pengobatan pencegahan selesai.

Tatalaksana pada istri Pak Bonar : Suspek TB Par aru u Pemeri eriksa ksaan dahak mikroskopis – Se Sewaktu, waktu, pagi, sewaktu sewaktu (S (SPS)

Hasil BTA +++ ++-

Hasil BTA +- -

Hasil BTA - --

Antibiotik Non-OAT

Perbaikan (+) Foto toraks toraks dan pertimbangan dokter

Perbaikan (-)

Pem. Dahak mikroskopi ikroskopis s

Hasil BTA +++ ++-

Hasil BTA - --

Foto toraks toraks dan pertimbangan dokter  TB B  T

Kemudian diberikan OAT kategori 1

Bukan TB

 

18. Apa diagnosis banding dari penyakit penyakit Pak Bonar ? Bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, PPOK, efusi pleura, Angina Pectoris, gagal jantung, IMA (Infark Miokard Akut), Asidosis.

19.  Apa definisi dan etiologi dari penyakit Pak Bonar ? Peny Penyak akit it menu menula larr lang langsu sung ng ya yang ng diseb disebab abka kan n ol oleh eh ku kuma man n TB (Mycobacterium Tuberculosis).. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai Tuberculosis) organ tubuh lainnya.

20. Apa klasifikasi klasifikasi dari penyakit penyakit Pak Bonar Bonar ? •

Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:

1. TB paru paru. TB paru paru adalah adalah TB yang yang menyer menyerang ang jaringa jaringan n (paren (parenkim kim)) paru. paru. Tidak  Tidak  termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus. 2. TB ekstra paru. TB yang menyerang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.



Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB Paru:

1. TB paru BTA positif  a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.  b. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada menunjukkan gambaran TB. c. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif.

 

d. 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada  pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah  pemberian antibiotika non OAT. 2. TB paru BTA negatif  Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA positif. Kriteria diagnost diagnostik ik TB  paru BTA negatif harus meliputi: a. Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negative  b. Foto toraks abnormal menunjukkan menunjukkan gambaran TB. c. Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT. d. Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi pengobatan. •

Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit.

1. TB pa paru ru BTA BTA ne nega gati tiff fo foto to torak torakss po posi siti tiff di diba bagi gi be berd rdasa asark rkan an ting tingka katt ke kepa parah rahan an  penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto toraks memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya proses “far advanced”), advanced”), dan atau keadaan umum pasien buruk. 2. TB ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu: a. TB ekstra paru ringan, misalnya: TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.  b. TB ekstra-paru berat, misalnya: meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kemih dan alat kelamin. Catatan: 

Bila seorang pasien TB paru juga mempunyai TB ekstra paru, maka untuk kepentingan

 pencatatan, pasien tersebut harus dicatat sebagai pasien TB paru. 

Bila seorang pasien dengan TB ekstra paru pada beberapa organ, maka dicatat sebagai

TB ekstra paru pada organ yang penyakitnya paling berat.



Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya

Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya dibagi menjadi beberapa tipe  pasien, yaitu: 1) Baru Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu). 2) Kambuh ( Relaps  Relaps))

 

Adal Ad alah ah pa pasie sien n TB ya yang ng se sebe belu lumn mnya ya pe pern rnah ah mend mendap apat at pe peng ngob obata atan n TB da dan n te tela lah h dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif  (apusan atau kultur). 3) Pengobatan setelah putus berobat ( Default ) Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA  positif. 4) Gagal ( Failure  Failure)) Adalah Ada lah pasien pasien yang yang hasil hasil pemeri pemeriksa ksaan an dahakn dahaknya ya tet tetap ap positi positiff atau kembal kembalii menjad menjadii  positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan. 5) Pindahan (Transfer (Transfer In) In) Adalah pasien yang dipindahkan dari sarana pelayanan kesehatan yang memiliki register  TB lain untuk melanjutkan pengobatannya. 6) Lain-lain: Adalah Ada lah semua semua kasus kasus yang yang tidak tidak memenu memenuhi hi ketent ketentuan uan diatas diatas.. Dalam Dalam kelomp kelompok ok ini termasuk Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai sele sai pengob pengobatan atan ulangan. ulangan. TB paru paru BTA negatif negatif dan TB ekstra ekstra paru, paru, dapat dapat juga juga mengal men galami ami kambuh kambuh,, gagal, gagal, defaul defaultt maupun maupun menjad menjadii kasus kasus kronik kronik.. Meskipu Meskipun n sangat sangat  jarang, harus dibuktikan secara patologik, bakteriologik (biakan), radiologik, dan  pertimbangan medis spesialistik.

21. Apa epidemiologi dari penyakit Pak Pak Bonar ? Hasil Ha sil Surv Survey ey Pr Prev eval alen ensi si TB di In Indo done nesi siaa ta tahu hun n 20 2004 04 menu menunj njuk ukka kan n ba bahw hwaa an angk gkaa  prevalensi TB BTA positif secara Nasional 110 per 100.000 penduduk. Secara Regional Insiden TB BTA positif di Indonesia dikelompokkan dalam 3 wilayah, yaitu: 1. Wilayah Sumatera angka insiden TB adalah 160 per 100.000 penduduk. penduduk. 2. Wilayah Jawa angka a ngka insiden TB adalah 107 per 100.000 penduduk. 3. Wilayah Indonesia Timur angka insiden TB adalah 210 per 100.000 penduduk. 4. Khusus untuk Provinsi DIY dan Bali angka insiden TB adalah 64 per 100.000  penduduk.

Berdasarkan hasil survey prevalensi Berdasarkan prevalensi tahun 2004, diperkirakan diperkirakan penurunan penurunan insiden TB Basil Tahan Asam (BTA) positif secara Nasional 2-3 % setiap tahunnya. Sampai tahun

 

2005, program Penanggulangan TB dengan Strategi DOTS menjangkau 98% Puskesmas, sementa seme ntara ra rumah rumah sakit sakit dan Balai Balai Besar Besar Kesehat Kesehatan an Paru Paru Masyarak Masyarakat at (BBKPM (BBKPM)/B )/Bala alaii Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM)/Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru/Rumah Sakit Paru (RSP) baru sekitar 30%

22. Apa patogenesis patogenesis dari dari penyakit penyakit Pak Bonar ? a. TB Primer  Kuman M. Tuberkulosis dibatukkan atau dibersinkan – keluar menjadi doplet  nuclei dalam udara sekitar – dapat menetap dalam udara bebas 1 atau 2 jam terga ter gant ntun ung g pa pada da ad adaa tida tidakn knya ya sinar sinar ul ultr trav avio iolet let,, ve vent ntil ilasi asi ya yang ng bu buru ruk k da dan n kelembaban. Bila partikel terhisap oleh orang sehat, menempel pada saluran napas atau jaringan paru. Kuman akan dihadapi dihadapi pertama kali oleh neutrofil neutrofil – makrofag makrofag – partikel partikel mati dan dibersihkan dibers ihkan oleh makrofag makrofag – keluar dari percabangan percabangan trakeobronkia trakeobronkiall bersama bersama gerakan silia dan sekretnya. Bi Bila la ku kuma man n mene meneta tap p di jarin jaringa gan n pa paru ru,, be berk rkem emba bang ng bi biak ak da dalam lam sito sitopl plasm asmaa makrifag – kuman bersarang di jaringan paru membentuk sarang tuberkulosis  pneumonia kecil atau sarang primer.

 b. TB Sekunder  Kuman yang dormant  dormant (dapat (dapat hidup pada udara kering dan dingin) pada TB primer   – TB dewasa (sekunder) – sarang dini yang terletak di regio atas paru – 3 sampai 10 minggu minggu menjadi menjadi tuberk tuberkel el (sel (sel histos histosit it dan Datia Langha Langhans) ns) – sarang sarang dini dini menjadi lua – menghancurkan jaringan ikat di sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis – kavitas. Kavitas : 1. Meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonia baru 2. Bila masuk ke arteri = TB Milier  3. Memadat dan membungkus diri menjadi tuberkuloma

 

23. Apa manifestasi klinis dari dari penyakit Pak Bonar ? 1. Geja Gejala la res respi pira rato tori ri a. Batu Batuk k ≥2 ≥2 min ming ggu  b. Batukdarah c. Sesaknafas d. Nyeri da dada 2. Geja Gejala la sis siste tem mik  a. Demam  b. Gejala sistemik lainnya adalah malaise, keringat malam, anoreksia, berat  badan turun

3. Geja Gejala la TB TB Eks Ekstr traa Par Paru u Gejala Geja la TB Ekst Ekstra ra Paru Paru terga tergant ntun ung g da dari ri or orga gan n ya yang ng te terli rliba bat, t, misal misalny nyaa pa pada da limfad lim fadenit enitis is TB akan akan terjadi terjadi pembesa pembesaran ran yang lambat lambat dan tidak tidak nyeri dari dari kelenjar getah bening. Pada meningitis TB akan terlihat gejala meningitis. Pada  pleuritis TB terdapat gejala sesak naps dan kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.

24. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit Pak Bonar ? Penatalaksanaan Non FarmakologiS •

 pemberian makanan dalam

jumlah porsi kecil diberikan 6 kali perhari lebih

diindikasikan menggsnti porsi biasa 3x sehari •

alcoho alc oholl harus harus dihind dihindari ari karena karena hanya hanya mengan mengandun dung g kalori kalori tinggi tinggi,, tidak tidak memili memiliki ki vitamin juga dapat memperberat fungsi hepar 



menjaga asupan cairan yang adekuat (minum minimal 6-8 gelas per hari).

Penatalaksanaan Farmakologis Pemberian OAT KDT kategori 2 berdasarkan berat badan pak bonar 50 kg maka : Berat Badan

Tahap Intensif tiap hari

Tahap

RHZE (150/75/400/275)+S (150/75/400/275)+S

3xseminggu

lanjutan

 

RH(150/50)+E(400)

50 kg

Selama 56 hari

Selama 28 hari

Selama 20 minggu

3 tab +750 mg S inj

3 tab

3 tab + 3 tab E

25. Apa komplikasi dari penyakit Pak Pak Bonar ? Komplikasi dini : pleurtis, efusi pleura, empiema, laringitis. Komp Ko mpli lika kasi si lanju lanjutt

: ob obstr struk uksi si jalan jalan na napa pass – SPOT SPOT (sin (sindr drom om ob obstr struk uksi si pa pasc scaa

tuberkulosis), kerusakan parenkim berat – fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal napas dewasa (ARDS), sering terjadi pada TB milier  dan kavitas TB.

26. Bagaimana pencegahan dari penyakit Pak Bonar Bonar ? a. Imunisasi Imunisasi BCG pada anak anak balita, balita, Vaksin Vaksin BCG sebaikn sebaiknya ya diberikan diberikan sejak sejak anak anak masih kecil agar terhindar dari penyakit tersebut.  b. Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera diobati sampai tuntas agar tidak menjadi penyakit yang lebih berat dan terjadi penularan. c. Jangan Jangan minu minum m susu susu sapi ment mentah ah dan haru haruss dimasak  dimasak  d. Bagi penderita penderita untuk untuk tidak membuang membuang ludah sembarangan sembarangan.. e. Pencegahan Pencegahan terhadap terhadap penyakit penyakit TBC TBC dapat dapat dilakukan dilakukan dengan dengan tidak tidak melakukan melakukan kontak  kontak  udara dengan penderita, penderita, minum minum obat pencegah pencegah dengan dengan dosis tinggi dan hidup hidup secara sehat. f. Teruta Terutama ma rumah rumah harus baik baik ventilas ventilasii udaranya udaranya dimana dimana sinar mataha matahari ri pagi masuk masuk ke dalam rumah. g. Tutup Tutup mulut dengan dengan sapu sapu tangan bila bila batuk serta serta tidak meludah meludah/meng /mengeluark eluarkan an dahak  di sembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi aktivitas kerja serta menenangkan  pikiran.

 

27. Bagaimana Prognosis dari penyakit Pak Bonar ? a. Jika Jika beroba berobatt teratu teraturr sembuh sembuh total total (95%) (95%)..  b. Jika dalam 2 tahun penyakit tidak aktif, hanya sekitar 1 % yang mungkin relaps

 

KERANGKA KONSEP

Anamnesis

Usia : 50 tahun Sesak napas saat beraktivi be raktivitas tas

Pengobatan farmakologi kategori 2

Batuk selama 7 bulan disertai dahak warna hijau kekuningan Anoreksia, bb turun 12 kg dalam 3 bulan

Pak  Bonar 

Treatment

2 th lalu menghentikan pengobatan 6 bulan,pada bulan ke-3 Pekerjaan buruh dan merokok  Rumah bersama kecil ukuran 4x3anak  m, tinggal istri &

Pemeriksaan Fisik 

TB Pulmo dan Ekstrapulmo (suspect) dengan Efusi Pleura

T : 37,8 oC ; TD : 130/90 mm/Hg  Nafas &Nadi : 30x/menit 30x/menit / 98x/menit TB / BB : 172 m / 50 kg Fremitus menurun,KGB membesar  Amforic sound (kiri), suara nafas kiri ↓

Pemeriksaan Penunjang

Fibrosis & cavitas di apex paru kiri, sudut costofremikus kiri tumpul Sputum SPS : ++ P. Thorak : infiltrat di 2 lap. Paru, fibrosis di apex kiri, Seperlubungan bayangan homogen di 1/3 paru kiri

 

SINTESIS DEFINISI

Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (M. tb). Kuman ini ditemukan pada tahun 1882 oleh Robert Koch. ETIOLOGI

Tub uber erk kulo ulosi siss

paru paru

adal adalah ah

peny enyak akit it

menu menula larr

ya yan ng

diseb isebab abka kan n

ole leh h

bas asil il

mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan  bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Darii sifat Dar sifat dorman dormantt ini kuman kuman dapat dapat bangki bangkitt kembal kembalii dan menjad menjadika ikan n tuberk tuberkulo ulosis sis akt aktif  if  ke kemb mbal ali. i. Si Sifa fatt lain lain ku kuma man n ad adal alah ah ae aero rob. b. Sifat Sifat in inii menu menunj njuk ukka kan n ba bahw hwaa ku kuma man n lebih lebih menyenangi menye nangi jaringan yang tingg tinggii kandungan kandungan oksigennya. oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis. Tuberkulo Tuber kulosis sis paru merupakan penyakit infeksi penting penting saluran pernapasan. pernapasan. Basil mikrob mik robakt akteriu erium m terseb tersebut ut masuk masuk kedala kedalam m jaringa jaringan n paru paru melalu melaluii salura saluran n napas napas (dropl (droplet et infect inf ection ion)) sampai sampai alveol alveoli, i, maka maka terjadi terjadilah lah infeks infeksii primer primer (ghon) (ghon) selanj selanjutn utnya ya menyeb menyebar  ar  kekelen kek elenjar jar getah getah bening bening setempa setempatt dan terbent terbentukl uklah ah primer primer komple kompleks ks (ranke (ranke). ). keduan keduanya ya dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami  penyembuhan. Tuberkulosis paru primer, peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium. Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan  pad usia 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut tuberkulosis post primer (reinfection) adalah  peradangan jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.

 

EPIDEMIOLOGI

Situasi TB didunia semakin memburuk, jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan, terutama pada negara yang dikelompokkan dalam 22 negara dengan masalah TB besar (high besar  (high burden countries). countries). Menyikapi hal tersebut, pada tahun 1993, WHO WH O menc mencan anan angk gkan an TB se seba baga gaii ke keda daru rura ratan tan du duni niaa (glob (global al emergency). emergency). Munculnya  pandemi HIV/AIDS di dunia menambah permasalahan TB. Koinfeksi dengan HIV akan meningkatkan risiko kejadian TB secara signifikan. Pada saat yang sama, kekebalan ganda kuman TB terhadap obat anti TB (Multi Drug Resistance = MDR) semakin menjadi 5 masalah akibat kasus yang tidak berhasil disembuhkan. Keadaan tersebut pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya epidemi TB yang sulit ditangani. Diperkirakan pada tahun 2004, setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang dengan Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110 per 100.000 penduduk. Pada tahun 1995, program nasional penanggulangan TB mulai menerapkan strategi DOTS dan dilaksanakan di Puskesmas secara bertahap. Sejak tahun 2000 strategi DOTS dilaksanaka dilak sanakan n secara nasional di seluruh seluruh sarana pelayanan kesehatan terutama Puskesmas yang di integrasikan dalam pelayanan kesehatan dasar. Fakta menunjukkan bahwa TB masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia, antara lain: • Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-3 di dunia setelah India dan Cina. Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 10% dari total jumlah pasien TB didunia. • Tahun 1995, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa penyakit TB merup merupaka akan n penyeb penyebab ab kematia kematian n nomor nomor tiga tiga (3) setelah setelah penyak penyakit it kardio kardiovas vaskul kuler er dan  penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia, dan nomor satu (1) dari golongan  penyakit infeksi. • Hasil Survey Prevalensi TB di Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa angka prevalensi TB BTA positif secara Nasional 110 per 100.000 penduduk. Secara Regional Insiden TB BTA positif di Indonesia dikelompokkan dalam 3 wilayah, yaitu: 1. Wilayah Sumatera angka insiden TB adalah 160 per 100.000 penduduk. 2. Wilayah Jawa angka insiden TB adalah 107 per 100.000 penduduk. 3. Wilayah Indonesia Timur angka insiden TB adalah 210 per 100.000 penduduk. penduduk.

 

4. Khusus untuk Provinsi DIY dan Bali angka insiden TB adalah 64 per 100.000 penduduk. Berdasarkan hasil survey prevalensi tahun 2004, diperkirakan penurunan insiden TB Basil Tahan Asam (BTA) positif secara Nasional 2-3 % setiap tahunnya. Sampai tahun 2005,  program Penanggulangan TB dengan dengan Strategi DOTS menjangkau 98% Puskesmas, sementara rumah sakit dan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)/Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM)/Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru/Rumah Sakit Paru (RSP) baru sekitar 30%.

PATOFISIOLOGI

Kebanyakan infeksi TBC melalui pintu saluran pernafasan. Mula-mula basil TBC yang dapat terbang dari penderita yang sedang berbicara, bersin atau bernmyanyi terhisap oleh orang lain. Kemudian basil – basil tersebut langsung masuk melalui jalan nafas dan menempel ada permukaan alveolar dari parenkim pada bagian bawah lobus atau bagian atas lobus bawah. Kemudian leukosit dari tubuh memakan bakteri tersebut, tetapi bakteri tersebut tidak mati dan infeksi menyebar melalui saluran getah bening, dan terbentuklah suatu infeksi Tuberk Tub erkulo ulosis sis primer primer yaitu yaitu suatu suatu perada peradanga ngan n yang yang terjadi terjadi sebelu sebelum m tubuh tubuh mempun mempunyai yai kekebalan spesifik terhadap basil mycobakteriun tuberculosa. Dalam perjalanan penyakit yang lebih lanjut, sebagian besar penderita TB paru primer (90%) akan sembuh sendiri dari 10% akan mengalami penyebaran eksogen yaitu karena infeksi baru dari luar dan proses ini disebutt TBC Paru Post Primer. TBC post Primer kerusakan jaringan disebu jaringan lebih cepat, karena sudah ada kekebalan terhadap infeksi basilTBC. Fokus infeksi jaringan paru yang disebut kavitas. Bila kavitas tersebut lama-lama diliputi oleh anyaman pembuluh bakteri, dan bila  pecah dapat mengakibatkan kematian, karena saluran nafas tersumbat oleh bekuan darah. Bila daya tahan tubuh melemah maka basil akan menyebar ke paru lain, bahkan menyebar  melalui aliran limfe dan darah ke organ lain. MANIFESTASI KLINIS

Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik: Gejala respiratorik, meliputi: a.

 Batuk  Gejala Gej ala batuk batuk timbul timbul paling paling dini dini dan merupa merupakan kan ganggu gangguan an yang yang paling paling sering sering dike dikelu luhk hkan an.. MulaMula-mu mula la be bersi rsifat fat no non n pr prod oduk ukti tiff ke kemu mudi dian an be berd rdah ahak ak ba bahk hkan an  bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.

 

b.

 Batuk darah Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau  bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat s angat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.

c.

Sesak napas Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada halhal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain

d.

 Nyeri dada  Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.

Gejala sistemik, meliputi:

a. Demam Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.  b. Gejala sistemik lain Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.Timb malais e.Timbulnya ulnya gejala gejala biasanya biasanya gradual gradual dalam beberapa beberapa minggu-bula minggu-bulan, n, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.

Gejala TB Ekstra Paru

Gejala TB Ekstra Paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada limfadenitis TB akan terjadi pembesaran yang lambat lambat dan tidak nyeri dari dari kelenjar getah bening. bening. Pada meningitis TB akan terlihat gejala meningitis. Pada pleuritis TB terdapat gejala sesak napas dan kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.

DIAGNOSIS

Diagnosis penyakit tuberculosis didasarkan pada:

 

1. Anamne Anamnesis sis dan pemeri pemeriksaa ksaan n fisi fisik  k  Pada anamnesis ditemukan gejala-gejala pokok yang menjadi keluhan asien dan pada  pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda: Tanda-tanda infiltrat (redup, bronchial, ronkhi basah). Tanda-tanda penarikan paru, diafragma, dan mediastinum. Secret di saluran nafas dan ronkhi. Suara nafas amforik karena adanya kavitas yang berhubungan langsung dengan  bronchus. 2. Laboratoriu Laboratorium m darah rutin (LED normal normal atau meningkat, meningkat, limfositosis) limfositosis) 3. Foto toraks toraks PA dan lateral. lateral. Gambaran Gambaran foto foto toraks yang yang menunjang menunjang diagno diagnosis sis TB yaitu: yaitu: Bayangan lesi terletak dilapangan atas paru atau segmen apical lobus bawah. Bayangan berawan (patchy) atau berbercak (nodular). Adanya kavitas, tunggal, atau ganda. Kelainan bilateral, terutama di lapangan atas paru. Adanya kalsifikasi. Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian. Bayangan milier. 4. Peme Pemeri riks ksaan aan Sput Sputum um BTA BTA Pemeriksaan Pemeri ksaan sputum sputum BTA memastikan memastikan diagnosis diagnosis TB paru, namun tida tidak k sensit sensitiv ivee ka kare rena na ha hany nyaa 30 30-7 -70% 0% pa pasi sien en TB ya yang ng

pemeriksaan pemeriksaan ini

tida tidak k da dapa patt di didi diag agno nosi siss

 berdasarkan pameriksaan ini. 5. Tes PAP PAP (pero (peroksi ksidas dasee anti anti peroks peroksida idase) se) Merupakan uji serologi Merupakan serologi imunoperok imunoperoksidase sidase memakai memakai alat histogen histogen imunopero imunoperoksidase ksidase staining untuk menentukan adanya IgG spesifik terhadap basil TB. 6. Tes Tes Mant Mantou oux/ x/Tu Tube berk rkul ulin in 7. Teknik Polymerase   Chain Reaction Deteksi DNA kuman secara spesifik melalui amplifikasi dalam berbagai tahap sehingga dapat dap at mendet mendeteksi eksi meskip meskipun un hanya hanya ada1 ada1 mikroo mikroorga rganis nisme me dalam dalam specim specimen. en. Selain Selain itu teknik PCR ini juga dapat mendeteksi adanya resistensi. 8.  Becton Dickinson Diagnostic Instrument System (BACTEC) 9.  Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) 10. MYCODO MYCODOT T

 

Diagnos Diag nosis is tuberc tuberculo ulosis sis cukup cukup mudah mudah ditega ditegakka kkan n mulai mulai dari dari keluha keluhan-k n-kelu eluhan han klinis klinis,, gejala-gejala kelainan fisis, kelainan radiologis sampai kelainan bakteriologis. Tetapi dalam prakteknya prakteknya tidak mudah menegakkan menegakkan diagnosisny diagnosisnyaa menurut menurut  American Thoracic  society

diag diagno nosi siss

past pastii

tube tuberc rcul ulos osis is

paru paru

ad adal alah ah

de deng ngan an

mene menemu muka kan n

ku kuma man n

 Mycobacterium tuberculosis dalam sputum atau cairan paru secara biakan.

PENATALAKSANAAN

Peng Pengob obat atan an TB be bertu rtuju juan an un untu tuk k meny menyem embu buhk hkan an pa pasi sien en,, menc menceg egah ah ke kema mati tian an,, men`1cegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap terhadap OAT. Dalam pengobatan pengobatan TB digunakan digunakan OAT dengan jenis, sifat dan dosis sebagaimana tabel :

Prinsip pengobatan

Pengobatan TB dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut: 

OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan

dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi). Pemakaian Pemak aian OAT-Komb OAT-Kombinasi inasi Dosis Tetap (OAT-KDT) (OAT-KDT) lebih menguntungka menguntungkan n dan sangat dianjurkan. 

Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT =

 Directly Observed Treatment ) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO). 

Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan lanjutan.

 

Tahap awal (intensif) 

Padaa tahap Pad tahap awal (intensif) (intensif) pasien pasien mendap mendapat at obat obat setiap setiap hari hari dan perlu diawas diawasii secara secara

langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. 

Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular 

menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. 

Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.

Tahap Lanjutan 

Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu

yang lebih lama 

Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman  persister  sehingga mencegah terjadinya

kekambuhan

Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan TB di Indonesia:

o Kategori 1 : 2HRZE/4(HR)3. o Kategori 2 : 2HRZES/(HRZE)/5(HR)3E3. 2HRZES/(HRZE)/5(HR)3E3. Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan OAT Sisipan : HRZE dan OAT Anak : 2HRZ/4HR 

• Padu Paduan an OAT OAT ka kate tego goriri-1 1 da dan n ka kate tego goriri-2 2 dised disedia iaka kan n da dala lam m be bent ntuk uk pa pake kett be beru rupa pa ob obat at Kombinasi Komb inasi Dosis Tetap (OAT-KDT), (OAT-KDT), sedangkan sedangkan kategori anak sementara sementara ini disediakan disediakan dalam bentuk OAT kombipak. Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu pasien.

• Paket Kombipak. Adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang mengalami efek samping OAT KDT. Paduan Obat Anti TB (OAT) disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai selesai. Satu (1) paket untuk  satu (1) pasien dalam satu (1) masa pengobatan.

 

Kombinasi Dosis Tetap (KDT) mempunyai beberapa keuntungan keuntungan dalam pengobatan TB:

1. Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga sehingga menjamin efektifitas obat dan mengurangi efek samping. 2. Mencegah penggunaan obat tunggal sehinga menurunkan resiko terjadinya resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan penulisan resep. 3. Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian obat menjadi sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien Paduan OAT dan peruntukannya. 1. Kategori-1

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru: • Pasien baru TB paru BTA positif. • Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif  • Pasien TB ekstra paru

 

2. Kategori -2

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya: • Pasien kambuh • Pasien gagal • Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default  ( default )

 

3.OAT Sisipan (HRZE)

Paduan OAT ini diberikan kepada pasien BTA positif yang pada akhir pengobatan intensif masih tetap BTA positif.

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudo Sudoyo yo,, Aru Aru W, Dkk. Dkk. 200 2006. 6. Buku  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV . Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UI. 2. Price Price Sylv Sylvia, ia, Anderso Anderson. n. 2005. 2005. Patofisiologi:  Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC. 3. Yunu Yunus, s, Fais Faisal al.. 20 2011 11.. Tuberkulosis Tuberkulosis.. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 4. Danus Danusan anto toso so,, Halim Halim.. 1998. 1998. Buku  Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Paru. Jakarta: EGC. 5. Raha Rahajo joe, e, Nast Nastit iti, i, dr dr,, SpA SpA (K). (K). 2008 2008..  Diagnosis & Tatalaksana Tuberkulosis Anak. Jakarta: Kelompok kerja TB Anak Depkes-IDAI 6. Keputu Keputusan san Menter Menterii Keseha Kesehatan tan Republ Republik ik Indone Indonesia sia Nomor Nomor 364/ME 364/MENKE NKES/S S/SK/V K/V/20 /2009 09 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF