Skarifikasi Dan Perkecambahan Benih
March 31, 2019 | Author: Hafipa Lubis | Category: N/A
Short Description
h...
Description
Skarifikasi dan Perkecambahan Benih Benih merupakan komponen penting teknologi kimiawi-biologis yang pada setiap musim tanam untuk komoditas tanaman pangan masih menjadi masalah karena produksi benih bermutu masih belum bisa mencukupi mencukupi permintaan pengguna atau petani bahkan peternak. Mendapatkan benih yang bermutu bermutu bukanlah pekerjaan yang mudah. mudah. Terlebih lagi benih hijauan makanan ternak (legum) kebanyakan mempunyai mempunyai kulit yang keras, sehingga untuk membantu proses perkecambahan perlu dilakukan scarifikasi sehingga dapat mengubah kulit yang tidak permeabel menjadi permeabel terhadap gas dan air. Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman.
Pengertian Scar Scar i fika fi kasi si Scarifikasi merupakan cara untuk memecahkan dormansi biji yang bertujuan untuk mengubah kulit benih yang tidak permeable tidak permeable menjadi menjadi permeable permeable terhadap terhadap gas-gas dan air (Sutopo, 1988). Scarifikasi dapat dilakukan dengan cara mekanik seperti mengikir atau menggosok kulit benih dengan amplas, dengan cara kimia yaitu dengan menggunakan asam kuat seperti asam sulfat dan asam nitrat dengan konsentrasi pekat serta perlakuan cara fisik dengan merendam dengan air yang dipanaskan sampai 60oC (Harjadi, 1996). Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perawatan awal pada benih, yang ditujukan untuk mematahkan dormansi, serta mempercepat terjadinya perkecambahan biji yang seragam (Schmidt, 2000). Upaya Upaya ini dapat berupa pemberian perlakuan secara fisis, mekanis, maupun chemis. mengklasifikasikan dormansi atas dasar penyebab dan metode yang dibutuhkan untuk mematahkannya (Hartman, et. al., 1997). al., 1997). A. Scarifikasi Mekanik Perlakuan mekanik umumnya digunakan untuk memecah dormansi benih akibat impermeabilitas kulit, baik terhadap air maupun gas, resistan mekanisme kulit perkecambahan yang terdapat pada kulit benih. benih. Cara-cara mekanisme yang dilakukan adalah mengikir atau menggosok kulit benih yaitu dengan pisa u atau amplas, sedangkan seda ngkan perlakuan impaction (goncangan) impaction (goncangan) dilakukan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus (Sutopo, 1988). Scarifikasi secara Scarifikasi secara mekanik (pengamplasan) bertujuan untuk melunakkan kulit biji yang keras, sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas (Kamil, 1982). B. Skarifikasi Fisik Jenis benih terkadang diberi perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih. Perlakuan fisik dengan perendaman air panas dilakukan dengan dengan cara merendam benih selama 10 menit. Hal ini ditujukan ditujukan agar benih menjadi lebih lunak sehingga memudahkan terjadinya proses perkecambahan (Sutopo, 1988). Perkecambahan merupakan serangkaian peristiwa penting yang terjadi sejak benih dorman sampai ke bibit yang telah tumbuh (Harjadi, 1996).
Fungsi air pada perkecambahan adalah untuk melunakkan benih yang menyebabkan pecahnya atau robeknya kulit benih, mengencerkan protoplasma sehingga dapat aktif, memberi fasilitas masuknya oksigen dan sebagai alat transport makanan dari endosperm ke titik tumbuh (Harjadi, 1996). Scarifikasi fisik dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kurangnya cahaya, dan suhu berpengaruh terhadap perkecambahan dalam penyerapan air, hidrolisa makanan cadangan, mobilisasi makanan, asimilasi, respirasi dan pertumbuhan bibit. Proses perkecambahan benih membutuhkan energi yang diperoleh dari proses oksidasi yaitu pernapasan dan fermentasi (Kamil, 1982). C. Skarifikasi Kimia Perlakuan secara kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia dengan tujuan agar kulit benih lebih bersifat permeabel terhadap air pada proses imbibisi. Bahan kimia yang sering digunakan adalah asam sulfat (H 2SO4) pekat yaitu merendam biji ke dalamnya selama 5-20 menit (Kamil, 1982). Scarifikasi secara kimia adalah suat u perlakuan untuk mempercepat massa dormansi benih dengan menggunakan bahan kimia. Scarifikasi kimia dapat dilakukan dengan merendam cara benih dengan larutan H2SO4 pekat selama 7-10 menit dan mencuci benih dengan air mengalir (Sadjad, 1994). Tujuan perlakuan itu adalah agar kulit biji lunak sehingga lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi (Sutopo, 1988). Kulit biji yang keras dan impermeabel terhadap air dapat dibuat permeable dengan pemrosesan untuk periode pendek dengan larutan H2SO4 pekat (Kamil, 1983). D. Benih Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman. Pengertian benih secara botanis atau tepatnya secara embriologis adalah biji yang berasal dari ovule (Kamil, 1982). Struktur biji yaitu suatu ovule atau bakal biji yang masak dan mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel-sel generatif (gamet) di dalam embrio serta cadangan makanan yang mengelilingi embrio (Sutopo, 1988). Perkembangan dengan biji merupakan salah satu cara yang umum dalam mengembangbiakkan tanaman baik penyerbukan sendiri maupun silang dalam penyimpanan makanan dalam waktu yang lama (Harjadi, 1996). Buah polong kalopo lurus dan kadangkadang sedikit membengkok, ukuran polongnya kira-kira sebesar lidi dengan permukaan berbulu rapat. Kulit polong yang pecah bentuknya seperti spiral (Kartasapoetra, 1989).
View more...
Comments