April 27, 2019 | Author: FarahDinakandi | Category: N/A
PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KUTABUMI Jl. Canna Raya No. 1 Perum Pondok Indah Kel. Kutabumi Kec. Pasar Kemis Telp. (021) 5928094 – email email :
[email protected]
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KUTABUMI Nomor :
/
/SK-UKP/PKM-KTB/2018 /SK-UKP/PKM-KTB/2018
TENTANG PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS KUTABUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA PUKESMAS KUTABUMI,
Menimbang
: a. bahwa untuk menjamin pelayanan kesehatan dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien dengan memperhatikan mutu dan keselamatan pasien; b. bahwa dalam memberikan pelayanan perlu acuan bagi tenaga kesehatan di PUSKESMAS KUTABUMI; c. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang bermutu dan aman; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c perlu menetapkan Surat Keputusan Kepala PUSKESMAS
KUTABUMI
tentang
PELAYANAN
KLINIS
PUSKESMAS KUTABUMI;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayana Publik; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 te ntang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307); 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/Menkes/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 671); 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1118); 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktek Tenaga Gizi; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian; 8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Rekam Medis; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1400); 1400); 10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer; 11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 906); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas; 13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas; 14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama; 15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan; 16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas; 17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien; 18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pengendalian Pencegahan Infeksi; 19. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Nomor 824 / 337 – Dinkes Dinkes tentang Pelayanan Yang Dilaksanakan Pada Unit Pelaksanan Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat;
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS KUTABUMI
Kesatu
: Kebijakan
pelayanan
sebagaimana
klinis
tercantum
dalam
di
Puskesmas
lampiran
surat
Kutabumi keputusan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini; Kedua
: Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di: Kutabumi
Pada tanggal: KEPALA PUSKESMAS KUTABUMI,
CH Handar Mujati
LAMPIRAN
KEPUTUSAN
KEPALA
PUSKESMAS KUTABUMI NOMOR :
/
/SK-UKP/PKM-KTB/2018 TENTANG:
PELAYANAN
KLINIS
PUSKESMAS KUTABUMI
PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS KUTABUMI
BAB I PENDAHULUAN
Puskesmas Kutabumi adalah penanggung jawab seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan pasar kemis. Dalam pelaksanaan teknisnya Puskesmas Kutabumi memberikan pelayanan klinis dengan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas Kutabumi yang dibedakan menurut kelompok yaitu dokter, perawat, bidan, farmasi, gizi, laboratorium kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya. TUJUAN : 1.
Sebagai acuan bagi semua tenaga kesehatan dalam memberikan pela yanan klinis,
2.
Berkewajiban menjaga mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien keselamatan dirinya sendiri dan orang lain dimana mutu pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh fasilitas kesehatan serta tenaga kesehatan yang berkualitas.
BAB II STANDAR PELAYANAN KLINIS Dalam penyusunan Standar Pelayanan Klinis Puskesmas Kutabumi harus memenuhi indikator antara lain : 1. Dasar hukum, sebagai landasan dasar untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat 2. Persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan 3. Langkah - langkah pelayanan pasien 4. Waktu dan Jam buka pelayanan 5. Jenis dan jadwal pelayanan yang akan diterima oleh pasien 6. Sarana dan prasarana yang disediakan baik untuk pasien maupun untuk petugas pelayanan dalam proses penyelesaian pelayanan termasuk fasilitas pelayanan bagi penyandang cacat/disabilitas 7. Kompetensi masing-masing petugas yang terlibat dalam proses pemberian / penyelesaian pelayanan 8. Pemantauan dan pengawasan internal 9. Penanganan pengaduan/ komplain, saran dan masukan 10. Pelayanan yang sesuai dengan standar prosedur mulai dari pendaftaran sampai pasien pulang
II.1 DASAR HUKUM a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayana Publik; b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307); d. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
2052/Menkes/PER/X/2011
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 671); e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
tentang
Penyelenggaraan
Laboratorium
Pusat
Kesehatan
Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1118); f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktek Tenaga Gizi; g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian; h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Rekam Medis; i.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1400);
j.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer;
k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 906); l.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas;
m. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas; n. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama; o. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
p. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas; q. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien; r. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pengendalian Pencegahan Infeksi; s. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Nomor 824 / 337
–
Dinkes tentang Pelayanan Yang Dilaksanakan Pada Unit
Pelaksanan Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat;
II.2 PERSYARATAN PELAYANAN
Pasien Baru; a. Pasien BPJS/jaminan Membawa kartu BPJS/KIS/Kartu Sehat - Kartu identitas (KTP, Kartu Keluarga) b. Pasien Umum -Kartu identitas (KTP, Kartu Keluarga) c. Pasien lansia/disabilitas - Kartu identitas (KTP, Kartu Keluarga) Pasien lama; a. Pasien BPJS/jaminan - Kartu tanda berobat - Kartu BPJS/KIS - Kartu Sehat b. Pasien Umum Kartu tanda berobat c. Pasien lansia/disabilitas - Kartu identitas (KTP, Kartu Keluarga)
II.3 LANGKAH - LANGKAH PELAYANAN PASIEN Menggunakan SOP dari setiap unit pelayanan dari Pendaftaran sampai Rujukan /Pemulangan Pasien.
II.4 WAKTU DAN JAM BUKA PELAYANAN
Waktu dan Jam Buka Pelayanan a. Loket Pendaftaran Senin- Kamis
: 08.00 s/d 13.00 WIB
Jumat
: 08.00 s/d 12.00 WIB
Sabtu
: 08.00 s/d 11.30 WIB
b. Pelayanan Rawat Jalan Senin- Kamis
: 08.00 s/d 14.00 WIB
Jumat
: 08.00 s/d 13.00 WIB
Sabtu
: 08.00 s/d 12.00 WIB
c. Pelayanan Laboratorium Senin -kamis
: 08.00 s/d 14.00 WIB
Jumaat
: 08.00 s/d 13.00 WIB
Sabtu
: 08.00 s/d 12.00 WIB
d. Pelayanan Persalinan & PONED
: 7 hari kerja 24 jam
e. Tim reaksi cepat bencana
: 7 hari kerja 24 jam
II. 5 JENIS DAN JADWAL PELAYANAN YANG DIBERIKAN II. 5.1 JENIS PELAYANAN a.Pelayanan Gawat Darurat b.Pelayanan Rawat Jalan :
Pelayanan Anak dan MTBS;
Pelayanan Immunisasi;
Pelayanan Umum;
Pelayanan Lansia
Pelayanan Gigi;
Pelayanan Kesehatan Ibu dan anak;
Pelayanan KB;
Pelayanan Gizi;
Pelayanan TB Paru;
Pelayanan Kefarmasian;
Pelayanan Laboratorium;
Pelayanan / Konsultasi :
Remaja;
IMS/HIV/IVA
c. Pelayanan Persalinan/PONED;
II.5.2 JADWAL PELAYANAN
Pelayanan Anak dan MTBS
: Setiap hari kerja
Pelayanan Immunisasi
: Senin dan Kamis
Pelayanan Umum
: Setiap hari kerja
Pelayanan Lansia
: Setiap hari kerja
Pelayanan Gigi
Pelayanan Kesehatan Ibu
: Setiap hari kerja
Pelayanan KB
: Setiap hari kerja
Pelayanan Gizi
: Setiap hari kerja
Pelayanan TB Paru
: Selasa dan Rabu
Pelayanan Kusta
: Selasa dan Rabu
Pelayanan Kefarmasian
: Setiap hari kerja
Pelayanan Laboratorium
: Setiap hari
Pelayanan / Konsultasi :
: Setiap hari kerja
Remaja
: Selasa- Jumaat
IMS/HIV-AIDS/IVA
: Kamis - Sabtu
c. Pelayanan Persalinan/PONED
II.6 SARANA DAN PRASARANA
: setiap hari kerja
Mengacu ke standarisasi sarana dan prasarana di Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas termasuk fasilitas pelayanan bagi penyandang cacat/disabilitas.
II.7 KOMPETENSI PETUGAS
No 1.
Jabatan Kepala Puskesmas
a. b. c.
d. e.
2.
Dr Puskesmas
3.
Dokter Gigi
4.
Perawat BP Umum
Standar Kompetensi Pangkat Golongan: Pembina/ IV a Pendidikan: S1 Kedokteran/kedokteran gigi Pelatihan-pelatihan: - Manejemen Puskesmas - Pengelolaan KB - Peningkatan Mutu Pelayanan Pengalaman Kerja: 1 tahun, Ketrampilan:
a. Pangkat Golongan: Penata Muda Tk I/ III/b. b. Pendidikan: S1 Kedokteran c. Pelatihan-pelatihan 1.PPGD Dokter 2.ATLS. 3.EKG 4. PONED 5. TB MDR d. Pengalaman Kerja: 1 tahun, e. Ketrampilan
a. b. c. d. e.
Pangkat Golongan: Penata Muda Tk I/ III/b. Pendidikan: S1 Kedokteran Gigi. Pelatihan-pelatihan Pengalaman Kerja: 1 tahun, Ketrampilan:
a. Pangkat Golongan Pengatur / IIc b. Pendidikan : D3 Kepeerawatan c. Pelatihan-pelatihan : 1. 2’
3. d. Pengalaman Kerja : 1 tahun
5.
Perawat Gigi
e. Ketrampilan Mampu melaksanakan pemeriksaan Umum, Pengobatan Dasar, a. Pangkat Golongan Pengatur / IIc b. Pendidikan : D3 c. Pelatihan-pelatihan : 1.TOT Kes Gigi d. Pengalaman Kerja : 1 tahun e. Ketrampilan 1.Menumpat gigi permanen/ susu satu bidang. 2.Pencabutan gigi susu dg topical & infiltrasi anestesi
6.
Bidan Puskesmas
a. b. c.
d. e.
3.Pencabutan gigi permanen satu akar 4.UKGS & UKGMD Pangkat Golongan: Pengatur II/ c Pendidikan: D3 Kebidanan. Pelatihan-pelatihan: 1) APN, 2) MTBS, 3) Pengelolaan KB, 4) Desa siaga Pengalaman Kerja: 1 tahun, Keterampilan: Penanganan Bumil, Bufas, dan balita.
7.
Bidan Desa
a. Pangkat Golongan : Pengatur / IIc b. Pendidikan : D3 Kebidanan c. Pelatihan-pelatihan: 1. APN 2. MTBS 3. Pengelolaan KB 4. Desa SIAGA 5. PONED d. Pengalaman Kerja :1 tahun e. Ketrampilan : Penangan Bumil, Bufas dan Balita.
8.
Pelaksana P2P
a. Pangkat Golongan: Pengatur / IIc b. Pendidikan : D3 Kep c. Pelatihan-pelatihan 1. TB MDR d. Pengalaman Kerja : 1 tahun e. Ketrampilan 1. Penyuluhan Penyakit Menular. 2. Screening. 3. Pemeriksaan kontak 4. Survey 5. Pemeriksaan dan pengobatan.
10.
Pelaksana Laboratorium
a. b. c. d. e. a. b. c. d. e.
Pangkat Golongan Pengatur / IIc Pendidikan : D3 Analis Pelatihan-pelatihan : Pengalaman Kerja : 1 tahun Ketrampilan Pangkat Golongan Pengatur / IIc Pendidikan : D3 Farmasi Pelatihan-pelatihan Pengalaman Kerja : 1 tahun Ketrampilan 1. Pengelolaan dan pelayanan kefarmasian.
11.
Asisten Apoteker
12.
Petugas Pendaftaran
a. b. c. 1. 2. d, e.
Pangkat Golongan : Pengatur / IIc Pendidikan : D3 Rekam Medik. Pelatihan-pelatihan: SIM PUS Rekam Medik Pengalaman Kerja : 1 tahun Ketrampilan:
13
Satpam
Pelatihan Keamanan Pelatihan Damkar
II.8 PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN INTERNAL II.8.1 PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN HARIAN Pemantauan dan pengawasan harian dilakukan terhadap: a.
Indikator Mutu Klinis
b.
Indikator Keselamatan Pasien
c.
Kebersihan unit pelayanan
d.
Pembuangan sampah medis/non medis
e.
Sterilisasi alat
f.
Jadwal kalibrasi (pemeliharaan)
g.
Perilaku petugas
h.
Penggunaan APD untuk pencegahan infeksi
i.
Reuse (peralatan yang tidak dipakai ulang)
II.8.2 PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN BULANAN Audit Klinis dilakukan untuk pemantauan dan pengawasan bulanan dengan prosedur dan jadwal yang telah ditetapkan. Pemantauan dan pengawasan terhadap a. Capaian Indikator Mutu Klinis b. Capaian Indikator Keselamatan Pasien c. Kepatuhan petugas terhadap Prosedur pelayanan d. Perilaku petugas e. Survey Kepuasan Pelanggan f. Ketersediaan Sarana dan Prasarana yang sesuai standar dalam memberi pelayanan.
II.9 PENANGANAN KELUHAN / PENGADUAN /KOMPLAIN, SASARAN DAN MASUKAN Penanganan keluhan pelanggan dilakukan melalui: 1.
Pengelolaan Survey Kepuasan Pelanggan
2.
Penggelolaan Komplain Pelanggan melalui kotak saran
Tujuan : a.
Sebagai pedoman bagi semua tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan klinis sesuai dengan standar prosedur untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,
b.
Berkewajiban menjaga mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien juga keselamatan dirinya sendiri dan orang lain dimana mutu pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh fasilitas kesehatan serta tenaga kesehatan yang berkualitas.
II.10 PELAYANAN YANG SESUAI STANDAR PROSEDUR MULAI DARI PENDAFTARAN SAMPAI PASIEN PULANG II.10.1 PENDAFTARAN PASIEN Pendaftaran pasien harus dipandu dengan langkah - langkah yang jelas dimana proses pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten dan pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien. Identitas pasien harus
dipastikan minimal dengan tiga (3) cara dari cara identifikasi variable sebagai berikut: nama pasien bin/binti, umur pasien, alamat/tempat tinggal. Pendaftaran pasien adalah suatu unit pelayanan di puskesmas yang melayani masyarakat atau pasien yang memerlukan pelayanan kesehatan dengan melengkapi persyaratan antara lain pasien online, pasien bpjs / umum, pasien usia < 5 thn dan pasien hamil dan gigi, lansia/disabilitas. Untuk memberikan pelayanan awal sebelum pasien mendapatkan tindakan medis dalam bentuk kartu status, rekam medis dan data pasien dalam bentuk Pcare.
Langkah – langkah Pendaftaran Pasien:
1. Pasien dateng mengambil nomor antrian loket pasien Umum / BPJS 2. Petugas memanggil pasien dengan cara memanggil nomor urut pendaftaran,
Pendaftaran Pasien baru tanpa jaminan a.
Petugas membuatkan data identitas pasien yang bersangkutan (nama pasien, umur, jenis kelamin, hubungan kekeluargaan, pasien umum/Askes/keluarga miskin dan nomor KTP/ASKES/Jamkesmas)
b.
Petugas membuatkan rekam medis dengan no rekam medis baru
c.
Pasien membayar tarif retribusi sesuai perda Rp 3.000
d.
Petugas memasukan no rekam medis kedalam buku register
Pendaftaran pasien baru dengan jaminan e.
Petugas membuatkan data identitas pasien yang bersangkutan (nama pasien, umur, jenis kelamin, hubungan kekeluargaan, pasien umum/Askes/keluarga miskin dan nomor KTP/ASKES/Jamkesmas)
f.
Petugas membuatkan rekam medis dengan no rekam medis baru
g.
Petugas memasukan no rekam medis kedalam buku register
Pendaftaran pasien lama tanpa jaminan a. Petugas mencarikan data sesuai nomor rekam medis b. Petugas mendaftarkan sesuai no rekam medis c. Pasien mebayar tarif retribusi susuai perda Rp 3.000 Pendaftaran pasien lama dengan jaminan
d. Petugas mencarikan data sesuai nomor rekam medis e. Petugas mendaftarkan sesuai no rekam medis
Pendaftaran pasien dengan kartu hilang tanpa jaminan a. Petugas menanyakan identitas pasien yang akan dicari datanya di SIMPUS b. Dibuatkan kartu baru dengan no rekam medis lama c. Petugas mencari sesuai family folder sesuai no rekam medis d. pasien mebayar retribusi sesuai perda Rp 3.000 Pendaftaran pasien dengan kartu tanpa jaminan a. Petugas menanyakan identitas pasien yang akan dicari datanya di SIMPUS b. Dibuatkan kartu baru dengan no rekam medis lama c. Petugas mencari sesuai family folder sesuai no rekam medis
3. petugas menyampaikan kepada pasien agar menunggu di poli yang dituju 4. Petugas menginput data sesuai rekam medis yang sudah didaftarkan ke dalam SIMPUS 5.
Petugas mengantar rekam medik pasien ke unit pelayanan dan jumlah Rekam
Medis yang diserahkan dicatat di buku ekspedisi.
II.10.2 IDENTIFIKASI PASIEN Identifikasi pasien adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti pasien sehingga kita dapat menetapkan dan menyamakan keterangan tersebut dengan pasien, dengan kata lain bahwa dengan identifikasi kita dapat mengetahui identitas pasien dan dengan identitas tersebut kita dapat membedakan pasien yang satu dengan pasien yang lain untuk menjamin keselamatan dan mencegah terjadinya kesalahan identifikasi.
Langkah-langkah Identifikasi Pasien : a.
Petugas menanyakan data pribadi pasien, dengan 3 identifikasi verbal yang berlaku untuk mengidentifikasi pasien di semua unit antara lain: Nama bin/binti, Umur, Alamat.
b. Petugas mengecek kesamaan data pribadi pasien dengan KTP, KK, Kartu BPJS, Kartu Berobat. c.
Petugas mengisi data identitas pasien pada rekam medis untuk pasien baru.
d. Petugas mencocokan data pasien dengan data yang ada direkam medis pada pasien lama.
II.10.3 PENYAMPAIAN INFORMASI DI LOKET PENDAFTARAN Penyampaian informasi
diloket pendaftaran antara lain memberikan
informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif pelayanan, jenis pelayanan, ketersediaan tempat tidur, dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan lain termasuk pemberian informasi tentang Hak dan Kewajiban Pasien. Langkah-langkah Penyampaian Informasi: 1.
Pasien datang ke bagian informasi di loket pendaftaran
2.
Petugas memberi salam pada pasien dengan ramah,
3.
Petugas menanyakan tentang kebutuhan informasi yang dibutuhkan pasien,
4.
Petugas menyampaikan informasi yang dibutuhkan pasien,
5.
Petugas memberitahukan informasi tentang ketersediaan informasi lainnya yg ada pada papan informasi,
6.
Petugas menyampaikan informasi tentang tarif pelayanan, jenis pelayanan dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan lain termasuk pemberian informasi tentang hak dan kewajiban pasien dan informasi lainnya dengan menggunakan brosur informasi Puskesmas kepada pasien baru sedangkan untuk pasien lama pemberian informasi sesuai kebutuhan pasien
7.
Petugas melanjutkan pelayanan pada pasien tersebut sesuai dengan kebutuhannya..
II.10.4 PENYAMPAIAN INFORMASI HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran sampai pemulangan pasien.
Hak Pasien adalah sesuatu yang diperoleh setelah pasien melaksanakan kewajiban sedangkan Kewajiban pasien adalah sesuatu yang harus dilakukan sebelum menerima haknya yang seharusnya diperoleh agar pasien mendapatkan haknya dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan. Hak-hak pasien berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan meliputi : a. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan; b. Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi; c. Memilih
tenaga
medis
sesuai
dengan
keinginannya
(bila
memungkinkan); d. Meminta konsultasi mengenai penyakit yang di derita kepada dokter lain baik di dalam maupun diluar Puskesmas; e. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita; f. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan/pengobatan yang akan dilakukan oleh tenaga medis; g. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan komplikasi; h. Mengajukan usul, saran dan perbaikan atas pelayanan puskesmas; i.
Mendapatkan keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan;
j.
Mendapatkan pendampingan oleh keluarga (dalam keadaan kritis);
k. Mendapatkan informasi tentang kandungan pada rekam medis.
Kewajiban pasien meliputi a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya; b. Mematuhi nasihat dan petunjuk petugas medis; c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana kesehatan Puskesmas Kutabumi
Langkah-langkah Penyampaian Informasi Hak dan Kewajiban Pasien a. Petugas memberi salam,senyum dan sapa
b. Petugas meminta pasien untuk membaca standing banner tentang hak dan kewajiban pasien yang tersedia di puskesmas (di depan Ruang loket pendaftaran) c. Bila pasien tidak bisa membaca (buta huruf ) petugas wajib menjelaskan hak dan kewajiban Pasien
II.10.5 KOORDINASI DAN KOMUNIKASI II.10.5. A UNIT PENDAFTARAN DENGAN UNIT PELAYANAN LAINNYA Suatu upaya pelayanan kesehatan yang berupa penyerahan rekam medis pasien setelah pasien mendaftar dari loket pendaftaran yang dilakukan oleh petugas pendaftaran kepada petugas unit-unit yang melakukan pelayanan pasien
Langkah – langkah Koordinasi dan Komunikasi unit pendaftaran dengan unit pelayanan lainnya: a. Petugas pendaftaran membawa rekam medis b. Petugas pendaftaran menyerahkan rekam medis ke
petugas
pelayanan c. Petugas pendaftaran menyampaikan kebutuhan pasien kepada petugas pelayanan d. Setelah selesai pelayanan petugas pendaftaran mengambil rekam medis kembali
II.10.5.B KOORDINASI KOMUNIKASI ANTAR UNIT PELAYANAN Koordinasi
adalah
kegiatan
mengarahkan,
mengintegrasikan,
dan
mensinkronisasikan unit – unit pelayanan dan antar praktisi klinis di Puskesmas dalam mencapai tujuan. Komunikasi adalah hubungan antara seorang dengan lainnya dimana keduanya mempunyai peranan dalam menciptakan saling mengerti. Koordinasi dan komunikasi antara unit pelayanann adalah proses pemberian layanan terpadu kepada masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas
Langkah-langkah koodinasi dan komunikasi antar unit pelayanan: 1.
Petugas memeriksa pasien
2.
Apabila diperlukan konsultasi dengan unit lain maka petugas mencatat di Rekam Medis pasien dan mengisi form rujukan internal/ form permintaan pemeriksaan laboratorium
3. 4.
Petugas mencatat buku konsul pelayanan Petugas mengantarkan rekam medis dan rujukan internal ke unit yang dituju, kecuali untuk pemeriksaan laboratorium hanya di berikan form permintaan pemeriksaan
5.
laboratorium saja tanpa Rekam Medis.
6.
Petugas unit yang menerima rujukan mencatat hasil pemeriksaan di Rekam Medis
7.
Petugas menandatangani buku konsul pelayanan dan meminta tanda tangan petugas yang menerima konsul
8.
Petugas laboratorium menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium ke unit pelayanan
9.
Perujuk sesuai ketentuan berlaku.
10. Petugas mencatat hasil pemeriksaan laboratorium di Rekam Medis.
II.10.7 ALUR PELAYANAN PASIEN Alur pelayanan pasien adalah proses urutan pelayanan pasien di Puskesmas Kutabumi mulai dari pendaftaran sampai pemulangan pasien sesuai kebutuhan pasien berdasarkan dengan ketentuan yang berlaku , agar pasien/keluarga memperoleh informasi dan paham terhadap tahapan dan prosedur pelayanan klinis Langkah-langkah prosedur Alur Pelayanan Pasien 1. Petugas memanggil nomor antrian 2. Petugas pendaftaran meminta pasien yang dating untuk mengambil nomor urut dan meminta pasien untuk menunggu di ruang tunggu, 3. Petugas pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor urut dan mendaftarkan pasien, 4. Petugas menyerahkan rekam medik pada unit pelayanan yang dituju, 5. Petugas pada unit pelayanan memeriksa pasien, 6. Petugas pada unit pelayanan merujuk pasien ke unit terkait sesuai dengan kebutuhan pasien jika memerlukan pemeriksaan penunjang, 7. Petugas tersebut menegakkan diagnosa dan membuat resep untuk pasien rawat jalan, dan memberikan inform consent untuk pasien rawat inap, setelah petugas dalam unit pelayanan tersebut menerima hasil pemeriksaan penunjang,
8. Petugas meminta pasien menyerahkan resep pada bagian obat / apotik, 9. Petugas pada bagian obat menerima resep dan menyiapkan obat, 10. Petugas
memberikan
obat
pada
pasien
dan
menjelaskan
prosedur
mengkonsumsinya jika pasien merupakan pasien rawat jalan,
II.10.8 PENGKAJIAN AWAL KLINIS (SCREENING) Pengkajian awal klinis adalah wawancara yang dilakukan terhadap pasien untuk mengumpulkan data mengenai keadaan pasien secara paripurna yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta kajian sosial pasien. Untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan dan harapan pasien dan keluarga pasien mencakup pelayanan medis, penunjang medis dan keperawatan. Kajian awal dilakukan secara paripurna dan dilakukan oleh tenaga yang kompeten yang melakukan pengkajian. Kajian awal mel iputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian oleh tenaga profesi kesehatan lainnya sesuai dengan kebutuhan pasien. Proses kajian dilakukan mengacu pada standar profesi dan standar asuhan. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang tidak perlu. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan. Pengkajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yang kompeten.
Langkah - langkah Pengkajian Awal Klinis: a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut. b. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis pasien. c. Apabila tidak cocok, petugas mengembalikan rekam medis ke pendaftaran. d. Apabila cocok, petugas mulai melakukan pengkajian awal klinis, diawali dengan menanyakan keluhan utama. e. Petugas menanyakan kebutuhan keluhan pasien. f. Petugas menanyakan keluhan tambahan. g. Petugas menanyakan riwayat penyakit terdahulu.
h. Petugas menanyakan riwayat penyakit dalam keluarga. i.
Petugas menanyakan riwayat alergi.
j.
Petugas menanyakan keadaan kehidupan sosial pasien.
k. Petugas memberitahukan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan fisik. l.
Petugas mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan fisik.
m. Petugas menjelaskan maksud dilakukan pemeriksaan fisik. n. Petugas melakukan pemeriksaan fisik lengkap dari kepala hingga kaki (head to toe) yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. o. Petugas menjelaskan kepada pasien hasil pemeriksaan. p. Petugas
memberitahukan
kepada
pasien
jika
diperlukan
pemeriksaan penunjang. q. Petugas merujuk ke laboratorium Puskesmas jika pemeriksaan penunjang yang diperlukan tersedia. r. Petugas merujuk fasilatas kesehatan yang ber PKS dengan Puskesmas jika pemeriksaan penunjang tidak tersedia di Puskesmas. s. Petugas menulis rujukan internal jika diperlukan. t.
Petugas menginformasikan semua hasil pemeriksaan kepada pasien antara lain hasil anamnesis, hasil pemeriksaan fisik pasien dan hasil pemeriksaan penunjang
u. Petugas mencatat hasil anamnesis, pemeriksaan fisik pasien dan pemeriksaan penunjang ke dalam rekam medis untuk mencegah pengulangan yang tidak perlu. v. Petugas mencuci tangan.
II.10.9. PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN MEDIS Pelayanan Medis adalah proses pemberian asuhan kepada pasien ses uai dengan masalah kesehatan yang dihadapi pasien. Petugas harus memberikan pelayanan optimal bagi setiap pasien sesuai standard pelayanan kesehatan di layanan primer sehingga
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien.
Penyusunan rencana layanan medis adalah kegiatan menyusun terapi atau pengobatan yang akan dilakukan untuk pasien sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi pasien.
Langkah – langkah Penyusunan Rencana Layanan Medis: 1.
Petugas menerima rekam medis pasien dari petugas pendaftaran,
2.
Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa,
3.
Petugas melakukan anamnesa,
4.
Petugas melakukan pemeriksaan fisik,
5.
Petugas merumusan diagnosa pasien,
6.
Petugas menyusun rencana asuhan pasien sesuai dengan masalah kesehatan pasien,
7.
Petugas berkolaborasi dengan tim kesehatan lain bila pasien membutuhkan penanganan tim kesehatan lain,
8.
Petugas melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana layanan yang telah di susun,
9.
Petugas mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan,
10. Petugas menyusun rencana tindak lanjut bila masalah kesehatan pasie nbelum teratasi 11. Petugas mendokumentasikan kegiatan dalam Rekam Medis
II.10.9 ASUHAN KEPERAWATAN Merupakan serangkaian proses yang terorganisir/terstruktur untuk mengidentifikasi keluhan, kebutuhan permasalahan pasien serta menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Sebagai acuan pelaksanaan dokter/dokter gigi , perawat dan bidan dalam melaksanakan pemberian pelayanan Puskesmas Kutabumi. Langkah - langkah : a. Dokter/Dokter Gigi, Perawat, Bidan mengucapkan salam pada pasien b. Dokter/Dokter Gigi, Perawat, Bidan melakukan urutan pemeriksaan sesuai prosedur pemeriksaan penyakit sesuai kebutuhan pasien
II.10.10 PENGKAJIAN MENCERMINKAN PENCEGAHAN PENGULANGAN YANG TIDAK PERLU Pengkajian, pencegahan pengulangan yang tidak perlu adalah proses tindakan pencegahan berulang yang sudah dilaksanakan,dengan cara memasukan / mencatat dalam dokumen rekam medis supaya tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu.
Pelaksana pelayanan dilaksanakan oleh semua petugas dan dilaksanakan setiap hari kerja didalam gedung.
Langkah-langkah prosedur pengkajian mencerminkan pencegahan pengulangan yang tidak perlu: 1.
Petugas pelayanan klinis menerima rekam medis dari petugas pendaftaran,
2.
Petugas memanggil pasien dan mempersilahkan pasien masuk,
3.
Petugas menganamnesa atau mengkaji keluhan pasien,
4.
Petugas mengukur tanda – tanda vital,
5.
Petugas menuliskan hasil anamnesa dan tanda – tanda vital pasien di dalam RM pasien,
6.
Petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien,
7.
Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan pasien,
8.
Petugas menjelaskan kepada pasien mengenai masalah kesehatan yang sedang dialami
9.
Pasien dan menjelaskan mengenai rencana terapi,
10. Petugas melakukan terapi sesuai dengan yang direncanakan, 11. Petugas membuatkan suratrujukan ke unit pelayanan lain jika memerlukan konsultasi unit lain, 12. Petugas menuliskan resep dan meminta pasien untuk menebus resep di pelayanan Farmasi Puskesmas, 13. Petugas mencatat semua hasil anamnesa dan tindakan di Rekam Medis pasien untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu
II.10.11 PENANGANAN KASUS SECARA TIM ANTAR PROFESI Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang membutuhkan penanganan oleh tim kesehatan antar profesi yang disusun dengan tujuan jelas dan terkoordinasi Langkah - langkah : a. Dokter atau petugas medis melakukan kajian terhadap
keluhan dan
kebutuhan pasien b. Rencana layanan ditetapkan
berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan
dalam bentuk diagnosa dalam menyusun rencana layanan dipandu oleh
kebijakan dan langkah - langkah yang jelas sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan c. Dokter atau petugas medis memberikan rujukan ke ruang pemeriksaan lain yang jika di dalam rencana layanan pasien memerlukan kolaborasi dangan tim kesehatan lain d. Penanganan pasien secara tim antar profesi meliputi : 1. Penanganan pasien HT 2. Penanganan pasien DM 3. Penanganan pasien TB 4. Penanganan pasien IMS 5. Penanganan pasien balita gizi buruk/kurang 6. Penanganan pasien BUMIL dengan keluhan medis 7. Penanganan pasien BUMIL dengan anemia 8. Penanganan pasien BUMIL dengan KEK 9. Penanganan pasien jiwa 10. Penanganan pasien secara tim antar profesi dan di integrasikan dengan penanganan kunjungan rumah ( home care). e. Penanganan yang dilakukan oleh setiap profesi dicatat di RM dan ditanda tangani oleh timantar profesi.
II.10.12 PENDELEGASIAN WEWENANG Pendelegasian wewenang adalah suatu proses penyerahan kewenangan tugas kepada petugas yang kompetensinya tidak sesuai dengan kewenangan tugas pemberi wewenang. Agar proses pelayanan terhadap pasien tidak terhambat meskipun petugas yang berwenang tidak bisa melaksanakan tupoksinya dan bisa dilaksanakan oleh petugas yang diberi wewenang.
Langkah – langkah Pendelegasian Wewenang: 1.
Dokter mengidentifikasi kebutuhan untuk pendelegasian wewenang
2.
Dokter menganalisa kompetensi petugas yang akan diserahi wewenang
3.
Dokter membuat daftar petugas yang sudah terlatihyang bisa diserahi wewenang
4.
Dokter merencanakan jenis kompetensi apa saja yang bisa didelegasikan kepada petugas
5.
Dokter membuat surat pernyataan pendelegasian wewenang yang didalamnya berisi juga mengenai nama petugas dan jenis kompetensi yang didelegasikan kepada petugas yang sudah terlatih.
6.
Dokter menandatangani surat pendelegasian wewenang
7.
Dokter menyerahkan surat pernyataan pendelegasian wewenang kepada kepala
8.
Puskesmas untuk diketahui KepalaPuskesmas, melalui koordinator UKP KepalaPuskesmas mensosialisasikan pendelegasian wewenang kepada petugas
yang diserahi wewenang 9.
Petugas yang diserahi wewenang menerima tugas yang diberikan
10. Petugas melaksanakan kompetensi sesuai yang didelegasikan 11. Petugas melaporkan via telepon biladokter yang memberi pendelegasian wewenang tidak ada di tempat 12. Petugas melaporkan secara lisan kepada dokter sebagai pemberi wewenang bila masih ada di tempat, 13. Jenis jenis pendelegasian a.
Dokter keperawat/bidan yang terlatih
b.
Analis Laboratorium kepada perawat, bidan
c.
Apoteker kepada perawat, bidan
d.
Dokter gigi kepada perawat gigi
II.10.13 PELIHARAAN PERALATAN Pemeliharaan alat adalah kegiatan melaksanakan pemeliharaan peralatan medis dengan cara membersihkan, mensterilkan serta menyimpannya. Langkah - langkah : a. Petugas mencatat semua alat kedalam buku inventaris barang b. Petugas membuat dan memasang cek list keadaan alat per ruangan c. Petugas membuat dan memasang kartu inventaris alat per ruangan d. Petugas membuat dan memasang kartu pemeliharaan barang e. Petugas membuat jadwal pemeliharaan f. Petugas membersihkan alat setiap kali habis digunakan g. Petugas mensterilkan alat dan menyimpan sesuai karakteristik alat h. Petugas menempatkan peralatan sesuai kebutuhan pada tiap unit
i. Petugas memantau dan mengecek secara berkala alat-alat yag perlu diperbaiki atau kalibrasi alat sesuai jadwal yang direncanakan j. Petugas melakukan pemantauan dan pencatatan alat-alat yang perlu dihapus dan perlu diusulkan pergantian alat k. Petugas membuat pengajuan usulan pengadaan barang, pemeliharaan dan perbaikan alat
II.10.14 STERILASI PERALATAN YANG PERLU DISTERILISASI
Sterilisasi peralatan adalah Suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran. Langka-langkah a. Petugas membereskan alat – alat medis setelah digunakan, b. Petugas memisahkan alat – alat medis sesuai dengan bahan dan perlu tidaknya disterilkan, c. Petugas merendam alat – alat medis di dalam klorin 0,5% selama 15 menit, d. Petugas mencuci alat – alat medis yang sudah direndam dalam air mengalir, e. Petugas mengeringkan alat
– alat
yang sudah dicuci hingga benar
– baenar
kering, f. Petugas menyimpan alat
– alat
yang tidak perlu disterilakn pada tempatnya
masing – masing g. Petugas mensterilkan alat
– alat
yang harus disterilkan ke dalam sterilisator
selama 60 menit, h. Petugas mengambil alat – alat yang sudah disterilkan dengan korentang yang direndam dalam alcohol 70% i.
Petugas meletakkan alat
– alat
yang sudah disterilkan dalam bak instrument
(set alat), j.
Petugas menyimpan alat dalam lemari yang sudah disiapkan,
k.
Petugas mendokumentasikan kegiatan.
II.10.15 PEMELIHARAAN SARANA/GEDUNG
Pemeliharaan sarana adalah kegiatan menjaga dan membersihkan gedung agar aman digunakan untuk pemberian pelayanan klinis kepada pasien.
Tujuanya pemeliharaan sarana/ gedung 1.
Agar sarana (gedung) tetap terpelihara dan tidak cepat rusak
2.
Untuk menjamin keamanan pasien, petugas dan fasilitas yang ada di dalam Puskesmas.
Langkah-langkah pemeliharaan gedung 1.
Petugas pemelihara sarana membuat perencanaan pemeliharaan gedung,
2.
Petugas menyampaikan rencana pemeliharaan gedung yang telah disusun kepada Kepala Puskesmas,
3.
Kepala Puskesmas menyetujui perencanaan yang telah disusun,
4.
Petugas pemelihara sarana mensosialisasikan pemeliharaan gedung kepada semua karyawan Pukesmas,
5.
Semua karyawan Puskesmas melaksanakan pemeliharaan gedung sesuai dengan rencana pemeliharaan,
6.
Petugas pemelihara sarana gedung melakukan pemantauan keamanan gedung setiap 6 bulan sekali,
7.
Karyawan Puskesmas melaporkan kepada petugas pemelihara sarana jika ad a kerusakan gedung,
8.
Petugas pemelihara sarana mencatat laporan kerusakan gedung yang disampaikan oleh tiap karyawan,
9.
Petugas pemelihara sarana melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang kerusakan gedung yang terjadi,
10. Kepala Puskesmas menindaklanjuti laporan dari petugas pemeliharaan sarana, 11. Kepala Puskesmas dan petugas pemelihara sarana mendiskusikan penanganan terhadap kerusakan yang terjadi.
II.10.16 PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN
Penyusunan rencana layanan medis adalah kegiatan menyusun terapi atau pengobatan yang akan dilakukan untuk pasien sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi pasien agar pasien menjapatkan pengobatan yang tepat dan maksimal Langkah-langkah 1.
Petugas menerima rekam medis pasien dari petugas pendaftaran,
2.
Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa,
3.
Petugas melakukan anamnesa,
4.
Petugas melakukanpemeriksaan fisik,
5.
Petugas merumuskan diagnose pasien,
6.
Petugas menyusun rencana asuhan pasien sesuai dengan masalah kesehatan pasien,
7.
Petugas berkolaborasi dengan tim kesehatan lain bila pasien membutuhkan penanganan tim kesehatan lain,
8.
Petugas melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana la yanan yang telah disusun,
9.
Petugas mengevaluasi segera (formatif) untuk tindakan yang sudah dilakukan,
10. Petugas menyusun rencana tindak lanjut bila masalah kesehatan pasien bel um teratasi, 11. Petugas mendokumentasikan kegiatan.
II.10.17
PENYUSUNAN
RENCANA
LAYANAN
TERPADU
JIKA
DIPERLUKAN PENANGANAN SECARA TIM Rencana layanan terpadu adalah rencana layanan kesehatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dengan melibatkan tim kesehatan secara komprehensif sehingga tercapai hasil yang diharapkan agar layanan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dilaksanakan secara paripurna untuk mencapai hasil yang diinginkan oleh tenaga kesehatan dan pasien/keluarga pasien Langkah - langkah a. Dokter atau petugas medis melakukan kajian terhadap keluhan dan kebutuhan pasien b. Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk diagnosa dalam menyusun rencana layanan dipandu oleh kebijakan dan langkah - langkah yang jelas sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai dengan setandar pelayanan yang ditetapkan
c. Dokter atau petugas medis memberikan rujukan ke pelayanan lain yang jika didalam rencana layanan pasien memerlukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain. II.10.18 Audit klinis Audit klinis adalah suatu proses penilaian pelaksanaan layanan klinis, dibandingkan dengan rencana terapi atau rencana asuhan yang sudah direncanakan. Langkah - langkah: a. Membentuk tim PMKP yang akan melaksanakan audit klinis b. Membuat rencana dan jadwal audit klinis stidaknya 2-4 unit tiap bulannya c. Menginformasikan rencana audit klinis pada unit yang akan diaudit d. Melaksanakan audit klinis sesuai jadwal dengan menggunakan metode audit atara lain: wawancara, observasi, periksa dokumen (sop), telusur rekam kegiatan, inspeksi kondisi fasilitas, meminta peragaan, mengukur(comlience rate) e. Auditor mengisi instrument audit klinis dari hasil pemantauan audit f. Membuat laporan hasil audit klinis g. Melaporkan hasil audit klinis kepada tim PMKP h. Ketua tim PMKP mengadakan pertemuan klinis untuk membahas hasil hasil audit i. Koordinator UKP bersama tim PMKP membuat rencana tindaklanjut perbaikan j. Melakukan monitoring terhadap tindak lanjut perbaikan k. Hasil tindaklanjut yang belum dilakukan perbaikan akan dijadikan area prioritas penilaian audit internal.
II.10.19 PENYAMPAIAN INFORMASI TENTANG EFEK SAMPING DAN RISIKO PENGOBATAN Pemberian informasi tentang efek samping dan resiko pengobatan adalah kegiatan memberikan penjelasan mengenai pengobatan yang akan dilakukan termasuk didalamnya penjelasan mengenai efek samping dan resiko dari
pengobatan yang akan dilakukan baik pada saat pengobatan berlangsung atau setelah pengobatan selesai. Tujuaanya adalah pasien memahami mengenai efek samping dan resiko dari pengobatan yang dilakukan sehingga pasien siap menerima kemungkinan resiko yang akan terjadi saat pengobatan berlangsung atau setelah selsai pengobatan. Langkah-langkah penyampaian informasi tentang efek samping dan resiko pengobatan a.
Petugas menerima rekam medis pasien dari petugas pendaftaran,
b.
Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa,
c.
Petugas melakukan anamnesa,
d.
Petugas melakukanpemeriksaan fisik,
e.
Petugas merumuskan diagnose pasien dan rencana asuhan pasien,
f.
Petugas memberitahukan pada pasien tentang penyakit dan pengobatan yang akan dilakukan,
g.
Petugas menjelaskan mengenai efek samping dan resiko pengobatan yang akan dilakukan,
h.
Petugas member kesempatan untuk bertanya mengenai pengobatan yang akan dilakukan,
i.
Petugas menyiapkan form informed consent,
j.
Petugas menjelaskan isi informed consent,
k.
Petugas memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengambil keputusan mengenai persetujuan terhadap pengobatan yang akan dilakukan,
l.
Petugas meminta pasien untuk menandatangani informed consent,
m. Petugas menandatangani informed consent yang telah ditandatangani pasien, n.
Petugas mendokumentasikan kegiatan
II.10.20 PENDIDIKAN/PENYULUHAN PASIEN Pendidikan atau Penyuluhan pasien adalah : Kegiatan untuk
menyampaikan
informasi atau pengetahuan secara luas kepada pasien guna menanamkan sikap dan perilaku sesuai dengan informasi yang diberikan
Tujuanya agar merubah dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan cara pandang pasien tentang kesehatan Langkah-langkah o. Petugas membuat satuan acara penyuluhan, p. Petugas mempersiapkan sarana dan prasarana, q. Petugas memberikan salam dan perkenalan, r. Petugas menyampaikan maksud dan tujuan penyuluhan, s. Petugas mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien terhadap materi penyuluhan, t. Petugas menyampaikan materi penyuluhan sesuai kebutuhan pasien, u. Petugas memberikan kesempatan kepada pasien untuk menanyakan materi yang kurang dipahami, v. Petugas mengadakan evaluasi terhadap materi yang diberikan, w. Petugas mendokumentasikan hasil kegiatan penyuluhan, x.
Petugas membereskan sarana dan prasarana
11.10.21 INFORMED CONCENT informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut Tujuan 1.
Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medic tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya.
2. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada setiap tindakan medic ada melekat suatu resiko Langkah-langkah a.
Petugas menyiapkan lembar inform consent,
b.
Petugas kesehatan menginformasikan mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan, tujuan, manfaat, dampak kalau tidak dilakukan dan resiko dari tindakan tersebut kepada pasien dan keluarga
c.
Petugas memastikan tingkat pemahaman pasien dan keluarga terhadap informasi yang diberikan,
d.
Petugas menjelaskan kembali mengenai informasi yang belum dimengerti pasien dan keluarga,
e.
Pasien diberi kesempatan untuk menerima atau menolak tindakan yang diberikan
f.
Petugas kesehatan memberikan form
inform consent kepada pasien atau
keluarga, g.
Pelanggan diberi kesempatan untuk membaca isi dari inform consent,
h.
Pelanggan menanda tangani form inform consent beserta saksi,
i.
Petugas kesehatan menandatangani form inform concent yang sudah ditanda tangani pasien dan saksi,
j.
Petugas menyimpan form inform consent yang telah ditanda tangani pasien atau keluarga di dalam rekam medis pasien,
k.
Petugas kesehatan mendokumentasikan kegiatan.
II.10.22 EVALUASI INFORMED CONCENT Evaluasi Informed consent adalah suatu kegiatan untuk menilai efektifitas dari inform consent yang diberikan kepada pasien. Tujuan Menilai efektifitas dari inform consent yang telah diberikan Langkah-langkah l.
Kepala Puskesmas dan Koordinator pelayanan klinis menentukan standar penilaian inform consent,
m. Koordinator pelayanan klinis membuat form penilaian evaluasi inform consent sesuai standart yang telah ditentukan, n.
Koordinator pelayanan klinis menentukan jadwal pelaksanaan evaluasi inform consent,
o.
Koordinator pelayanan klinis menyampaikan rencana evaluasi inform consent kepada seluruh petugas kesehatan,
p.
Koordinator pelayanan klinis melakukan penilaian/menganalisa inform consent sesuai dengan form penilaian,
q.
Koordinator pelayanan klinis mencatat hasil penilaian inform consent,
r.
Koordinator pelayanan klinis membuat laporan untuk Kepala Puskesmas,
s.
Kepala Puskesmas menerima laporan hasil evaluasi inform consent,
t.
Kepala Puskesmas dan koordinator pelayanan medis membuat rencana tindak lanjut,
u.
Koordinator pelayanan klinis beserta petugas kesehatan melaksanakan tindak lanjut,
v.
Koordinator pelayanan klinis mencatat hasil dari tindak lanjut yang dilakukan.
II.10.23 RUJUKAN Rujukan pasien adalah suatu proses pengiriman pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan penanganan yang tepat Tujuan Agar pasien yang tidak bisa ditangani di Puskesmas mendapatkan penangan dari fasilitas kesehatan yang lebih tinggi Langkah-langkah
a. Petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran, b. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa, c. Petugas melakukan anamnesa, d. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, e. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi pada pasien, f. Petugas memberikan informasi kepada pasien mengenai kondisi kesehatan yang dialami pasien, g. Petugas menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang dihadapi pasien tidak mampu ditangani di Puskesmas,
h. Petugas menjelaskan bahwa pasien harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi/ mampu mengatasi masalah pasien, i.
Petugas melengkapi inform consent,
j.
Petugas menyiapkan dan mengisi surat rujukan,
k.
Petugas mendokumentasikarsiapan pasien rujukan adalah langkah
– langkah
yang harus dilakukan sebelum pasien dikirim ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi a. Petugas menjelaskan alasan pasien dirujuk, b. Petugas menyiapkan lembar inform consent, c. Petugas menjelaskan isi inform consent kepada pasien dan keluarga, d. Petugas meyakinkan pasien dan keluarga bahwa setuju untuk dirujuk, e. Petugas meminta pasien atau keluarga untuk menandatangani inform consent, f. Petugas menandatangani inform consent yang telah ditandatangani pasien dan keluarga, g. Petugas menyiapkan surat rujukan, h. Petugas melengkapi surat rujukan berupa nomor, identitas pasien, diagnose, tanda tangan petugas dan stempel Puskesmas, i.
Petugas memastikan pasien dalam kondisi stabil,
j.
Petugas memastikan alat - alat kesehatan yang terpasang pada pasien dalam keadaan baik,
k. Petugas menyiapkan alat kesehatan dan obat
– obat
yang diperlukan dalam
proses rujukan l.
Petugas menyiapkan ambulance,
m. Petugas mengantarkan pasien . II.10.23 PELAYANAN KLINIS Pelayanan klinis adalah proses pemberian asuhan kepada pasien sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi pasien Langkah-langkah
1. Petugas menerima rekam medis dari petugas pe ndaftaran, 2. Petugas memanggil masuk pasien ke ruang pemeriksaan, 3. Petugas melakukan anamnesa kepada pasien, 4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, 5. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi pasien, 6. Petugas menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan standar atau evidence base terbaru, 7. Petugas menjelaskan mengenai rencana tindakan yang akan dilakukan kepada pasien, 8. Petugas memastikan bahwa pasien mengerti tentang penjelas an yang diberikan petugas, 9. Petugas melengkapi inform consent, 10. Petugas melakukan tindakan kepada pasien sesuai dengan rencana, 11. Petugas memperhatikan respon klien, 12. Petugas mengevaluasi tindakan yang diberikan, 13. Petugas mendokumentasikan kegiatan
II.10.24 PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT Penanganan pasien gawat darurat adalah suatu pertolongan yang cepat dan tepat pada psien untuk mencegah kematian maupun kecacatan Lanngkah-langkah 1. petugas menerima pasien datang 2. Petugas mencuci tangan 3. Petugas menggunakan alat perlindungan ( handscoon, masker, alas kaki) 4. Petugas menempatkan pasien pada tempat yang disediakan 5. Jika pasien lebih dari satu, petugas mengidetifikasi pasien berdasarkan prioritas penanganan ( pasien gawat tidak darurat, pasien darurat tidak gawat, pasien gawat darurat ) 6. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan pasien 7. Petugas mempersiapkan alat- alat yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan pasien 8. Petugas menilai kesadaran pasienGCS 9. Petugas mengecek airway dan melakukan tindakan bila terjadi sumbatan jalan nafas
10. Petugas
memastikan
bahwa
pernafasan
tidak
terganggu,
apabila
terganggu, petugas memberikan bantuan pernapasan 11. Petugas meperbaiki peredaran darah. Jika ada perdarahan petugas melakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan 12. Petugas memasang IV line jika terdapat tanda-tanda kekurangan cairan pada pasien 13. Petugas memberikan obat sesuai kebutuhan pasien 14. Petugas melakuka resusitasi jantung paru jika terjadi henti jantung 15. Petugas memastikan pasien bahwa pasien dalam kondisi stabil 16. Petugas melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu apabila diperlukan 17. Petugas mendokumentasi alat-alat yang telah digunakan dan habis pakai 18. Petugas mencuci alat-alat yang telah digunakan 19. Petugas mensterikan alat0alat yang telah digunakan 20. Petugas membuang bahan habis pakai pada temoat sampah medis 21. Petugas mencuci tangan 22. Petugas mendokumentasi kegiatan di dalam rekam medis.
DAFTAR KASUS GAWAT DARURAT YANG DITANGANI
1. Luka Bakar 2. Vulnus 3. Cidera kepala 4. Diare dengan dehidrasi berat 5. Syok Hipovolemi 6. Keracunan 7. Hiperemesis gravidarum 8. Pre eklamsi 9. Perdarahan Post Partum (Atonia, Retensio Plasenta) 10. Asfiksia Neonatus
II.10.25 PENANGANAN PASIEN BERESIKO TINGGI Penanganan pasien resiko tinggi adalah proses memberikan pelayanan klinis kepada pasien dengan penyakit yang bisa menimbulkan kematian ataupun
pasien dengan penyakit yang bisa menularkan penyakitnya baik pada petugas maupun pasien lainnya. Langkah - langkah : a. Petugas menerima status pasien dari petugas pendaftaran, b. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang pemeriksaan, c. Petugas melakukan anamnesa terhadap masalah yang dihadapi pasien, d. Petugas melaksanakan pemeriksaan fisik, e. Petugas mengidentifikasi masalah yang dihadapi pasien (diagnosa), f.
Petugas menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan pasien,
g. Petugas melakukan tindakan sesuai rencana, h. Petugas melakukan stabilisasi pada pasien, i.
Petugas memberikan informasi pada pasien dan keluarga mengenai kondisi kesalahan pasien,
j.
Petugas memberikan informasi pada pasien dan keluarga bahwa pasien harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi,
k. Petugas menyiapkan perlengkapan rujukan, l.
Petugas merujuk pasien ke fasilitas pela yanan kesehatan yang lebih mampu,
m. Petugas mendokumentasikan kegiatan ke rekam medis.
II.10 26 KEWASPADAAN UNIVERSAL Kewaspadaan universal adalah suatu cara untuk mencegah penularan penyakit dari cairan tubuh yang keluar dari tubuh pasien/penderita penyakit baik dari pasien ke petugas kesehatan ataupun dari pasien satu ke pasien lain. Untuk mencegah penularan penyakit infeksi baik dari pasien ke petugas ataupun dari pasien ke pasien lain melalui cairan tubuh pasien.
a.
Langkah – Langkah : Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut pada rekam medis pasien
b.
Petugas mengidentifikasi pasien dengan mencocokkan identitas pasien dengan yang tertulis di rekam medis
c.
Petugas menganamnesa pasien,menanyakan riwayat penyakitnya
d.
Petugas mencuci tangan dengan cara 6 langkah mencuci tangan
e.
Petugas mengenakan APD ( masker,sarung tangan steril)
f.
Petugas melakukan pemeriksaan fisik
g.
Petugas melakukan tindakan medis ke pasien dengan menggunakan alat-alat yang steril.
h.
Selesai melakukan pemeriksaan fisik dan tindakan medis,petugas mendekontaminasikan alat dan bahan habis pakai dengan menggunakan cairan chlorin 0,5 % selama 10 menit
i.
Petugas mencuci alat-alat yang sudah didekontaminasi dengan air mengalir
j.
Petugas mensterilkan alat yang sudah dicuci
k.
Petugas membuang alat dan bahan habis pakai pada tempat sampah medis
l.
Petugas mencuci tangan dengan cara 6 langkah mencuci tangan.
II.10.27 PEMBERIAN ANASTESI LOKAL DAN SEDASI DI PUSKESMAS Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri secara lokal tanpa disertai hlangnya kesadaran. Pemberian anestesi lokal dapat dengan tekhnik:
Anestesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal
diatas selaput mukosa seperti mata,hidung,faring.
Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal langsung
diarahkan disekitar tempat lesi,luka atau insisi.cara infiltrasi yang serng digunakan adalah blokade lingkar dan larutan obat disuntikan intradermal atau subcutan.
Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf utama atau
pleksus saraf.
Anestesi regional intravena adalah penyuntikan larutan analgetik lokal
intravena. Obat anestesi lokal/regional adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal.anestesi lokal idealnya adalah yang tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen,batas keamanan lebar,mula kerja singkat,masa kerja cukup lama,larut dalam air,stabil dalam larutan,dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan dan efeknya reversibel. Contoh obat anestesi lokal
Lidokain (liqnikaon,xylocain) adalah anestesi lokal kuat yang digunakan secara topikal dan suntikan.Efek anestesi lebih kuat,cepat,ekstensif dibanding prokain
Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja lambat dan masa kerja panjang.Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri secara lokal tanpa disertai hlangnya kesadaran. a.
Langkah-langkah
b.
Petugas mengidentifikasi pasien ,mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis.
c.
Petugas menganamnesa pasien
d.
Petugas mencatat anamnesa pasien ke rekam medis
e.
Petugas menidurkan pasien di ruang tindakan,memposisikan luka yang akan dilakukan anestesi terlihat kasat mata
f.
Petugas memberikan informed consent pada pasien dan keluarga tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan
g.
Pasien menandatangani lembar informed consent setelah diberi informed consent oleh petugas
h.
Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk melakukan tindakan anestesi
i.
Petugas mencuci tangan dengan 6 langkah mencuci tangan
j.
Petugas menggunakan sarung tangan steril
k.
Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan spuit dibantu dengan petugas lain yang membukakan obat anestesi
l.
Petugas memberikan informasi kalau akan segera dilakukan penyuntikan pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit
m. Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke lesi,luka dan sekitarnya secara blokade lingkar dan obat disuntikan intradermal atau subcutan n.
Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi dan pasien sudah tdak merasakan sakit pada luka dan sekitarnya
o.
Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan rangsangan nyeri pada sekitar luka apakah masih nyeri atau tidak dan sudah merasa baal/kesemutan pada kulit sekitar luka.
p.
Setelah pasien tidak merasa nyeri petugas membersihkan luka yang terkena kotoran dengan larutan NaCl 0,9 %
q.
Petugas melakukan tindakan
II.10.28 IDETIFIKASI PENANGANAN KELUHAN Identifikasi dan penanganan keluhan adalah proses pengumpulan keluhan dan cara mengatasi keluhan yang ada dari pasien di Puskesmas Kutabumi Langkah-langkah
a.
Pelaksana pelayanan klinis dan petugas pendaftaran menerima keluhan dari pasien, baik secara langsung, melalui sms, melalui kotak sar an ataupun melalui pengisian instrumen,
b. b. Petugas pelayanan klinis dan petugas pendaftaran mencatat keluhan dari pelanggan di dalam buku keluhan pelanggan, c.
Petugas pelayanan klinis dan petugas pendaftaran melaporkan keluhan dari pasien kepada coordinator pelayanan klinis,
d.
Koordinator pelayanan klinis menerima laporan dari pelaksana pelayanan klinis dan dari petugas pendaftaran,
e.
Koordinator pelayanan klinis mengidentifikasi keluhan pasien juga dari kotak saran yang dibuka tiap bulan,
f.
Koordinator pelayanan klinis melaporkan semua keluhan yang diperoleh kepada Kepala Puskesmas,
g.
Kepala Puskesmas menerima laporan dari koordinator pelayanan klinis,
h.
Kepala Puskesmas memberikan instruksi untuk melakukan pembahasan terhadap penanganan keluhan yang dilaporkan coordinator layanan klinis,
i.
Kepala Puskesmas, koordinator layanan klinis dan semua petugas membahas mengenai penanganan keluhan pasien
j.
Kepala Puskesmas, koordinator pelayanan klinis dan semua petugas membuat rencana penanganan terhadap keluhan pasien
k.
Koordinator pelayanan klinis mencatat hasil pembahasan penanganan keluhan pelanggan,
l.
Koordinator pelayanan klinis dan semua petugas melaksanakan hasil rencana penangan terhadap keluhan pelanggan,
m. Koordinator pelayanan klinis mengevaluasi pelaksanaaan keluhan pasien dengan mengidentifikasi keluhan kembali bulan depan. II.10.29 MENGHINDARI PENGULANGAN YANG TIDAK PERLU
Pengkajian, pencegahan pengulangan yang tidak perlu adalah proses tindakan pencegahan berulang yang sudah dilaksanakan,dengan cara memasukan / mencatat dalam dokumen rekam medis supaya tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu. Pelaksana pelayanan dilaksanakan olehsemua petugas.Dilaksanakan setiap h Langkah - langkah : n.
Petugas pelayanan klinis menerima rekam medis dari petugas pendaftaran,
o.
Petugas memanggil pasien dan mempersilahkan pasien masuk,
p.
Petugas menganamnesa atau mengkaji keluhan pasien,
q.
Petugas mengukur tanda – tanda vital,
r.
Petugas menuliskan hasil anamnesa dan tanda – tanda vital pasien di dalam RM pasien,
s.
Petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien,
t.
Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan pasien,
u.
Petugas menjelaskan kepada pasien mengenai masalah kesehatan yang sedang dialami pasien dan menjelaskan mengenai rencana terapi,
v.
Petugas melakukan terapi sesuai dengan yang direncanakan,
w. Petugas membuatkan surat rujukan ke ruang pemeriksaan lain jika memerlukan konsultasi unit lain, x.
Petugas menuliskan resep dan meminta pasien untuk menebus resep di apotek Puskesmas,
y.
Petugas
mencatat semua hasil anamnesa dan tindakan di RM pasien untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu
II.10.30
LAYANAN
KLINIS
YANG
MENJAMIN
KESINAMBUNGAN
LAYANAN Agar pelayanan klinis yang dilakukan untuk menangani masalah kesehatan pasien dapat dilakukan secara paripurna. Langkah - langkah a. Petugas menerima rekam medis pasien dari petugas pendaftaran, b. Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa, c. Petugas melakukan anamnesa,
d. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, e. Petugas merumuskan diagnosa pasien, f.
Petugas menyusun rencana asuhan pasien,
g. Petugas berkolaborasi dengan tim kesehatan lain sesuai masalah kesehatan pasien, h. Petugas memberitahukan pasien mengenai layanan yang akan diberikan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien, i.
Petugas meyakinkan bahwa pasien memahami penjelasan petugas,
j.
Petugas mengidentifikasi persetujuan atau penolakan pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan,
k. Petugas melakukan tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien sesuai rencana asuhan, l.
Petugas melakukan evaluasi formatif terhadap tindakan yang dilakukan,
m. Petugas menyusun rencana tindak lanjut bila masalah kesehatan pasien belum teratasi, n. Petugas memberi pesan pada pasien untuk melakukan kunjungan ulang (control) sesuai kriteria waktu yang ditentukan, o. Petugas mendokumentasikan hasil kegiatan di dalam rekam medis pasien.
II.10.31
HAK
PASIEN
MENOLAK
ATAU
TIDAK
MELANJUTKAN
PENGOBATAN Hak menolak atau tidak melanjutkan pengobatan adalah kegiatan menjelaskan kepada pasien mengenai haknya dalam memutuskan pengobatan yang akan dilakukan terhadap dirinya, pasien berhak memutuskan menerima atau menolak melakukan pengobatan serta berhak menghentikan pengobatan saat pengobatan berlangsung. Langkah – langkah hak penolakan pasien untuk tidak melanjutkan pengobatan : a.
Dokter memeriksa pasien
b.
Dokter merumuskan diagnosa pasien
c.
Dokter memberikan advis pada petugas
d.
Petugas menerima advis dokter tentang rencana asuhan
e.
Petugas memberitahu tentang penyakit pasien serta rencana asuhan yang akan dilaksanakan
f.
Petugas memberitahu bahwa pasien harus dirujuk bagi pasien yang tidak bisa ditangani di Puskesmas
g.
Petugas memberitahu pasien atau keluarga tentang hak untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan
h.
Petugas menyiapkan lembar persetujuan atau penolakan terhadap tindakan medis yang akan dilakukan (Form Persetujuan/Penolakan)
i.
Petugas menjelaskan isi Form Persetujuan/Penolakan
j.
Petugas menyakinkan bahwa pasien atau keluarga paham dengan penjelasan tersebut
k.
Petugas memberikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk mengambil keputusan berkenaan dengan kelanjutan pengobatan pasien
l.
Petugas memberitahukan pasien dan keluarga tentang konsekwensi atau hal yang terjadi
berkaitan
dengan
penolakan
tersebut
dan
Puskesmas
tidak
bertanggungjawab m. Petugas menganjurkan pasien untuk menandatanganin Form Penolakan n.
Petugas membubuhkan tanda tangan pada Form Penolakan yang telah di tandatangani pasien dan saksi
o.
Petugas memberikan informasi tentang pengobatan alternative lainnya
p.
Petugas mendokumentasikan hasil kegiatan
II.10.30
PEMBERIAN
EDUKASI
BILA
KELUARGA
MENYEDIAKAN
MAKANAN Pemberian Edukasi adalah merupakan pemberian materi- materi edukasi gizi kepada pasien dan atau keluarga berkaitan dengan kondisi kesehatan pasien dan penyediaan makanan pasien. Untuk memberikan informasi tentang hal- hal yang harus diperhatikan pasien dan atau keluarga terkait gizi berhubungan dengan kondisi kesehatan pasien. Sebagai pedoman dalam pemberian edukasi tentang gizi bila keluarga menyediakan makanan. Langkah – langkah : a. Pelajari masalah gizi pasien yang tertulis dalam rekam medic atau formulir hasil skrining gizi atau formulir konsul gizi sesuai permintaan wawancara dengan pasien dan atau keluarga
dan hasil
b. Tentukan diagnosa gizi pasien c. Tulis identitas pasien, diagnose gizi, rencana intervensi gizi dalam formulir asuhan gizi pasien rawat jalan, poned ataupun rawat inap d. Hitung dan susun kebutuhan gizinya terjemahkan dalam pembagian makanan dan tuliskan dalam leaflet diet e. Gunakan masker pada pasien yang dapat menularkan infeksi lewat udara f.
Jelaskan dan diskusikan pelaksanaan diet dengan pasien dan atau keluarga
g. Berikan penjelasan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan h. Buat evaluasi hasil konsultasi dengan memberikan pertanyaan kepada pasien dan atau keluarga. i.
Lakukan pencataan pemberian edukasi direkam medic yang ditanda tangani pasien.
II.10.32 ASUHAN GIZI Adalah
serangkaian
kegiatan
yang
terorganisir
/
terstruktur
yang
memungkinkan untuk mengindentifikasi penyediaan asuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien. Agar setiap pasi en dapat terpenuhi kebutuhan zat gizinya secara optimal. Langkah – langkah : a. Petugas gizi mempersilahkan pasien yang datang ke ruangan konseling gizi untuk masuk dan duduk di tempat yang telah disediakan b. Petugas gizi melakukan pengkajian status gizi pasien meli puti tinggi badan, berat badan, umur,kebiasaan makan, serta riwayat gizi, alergi makanan c. Petugas gizi menentukan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakit yang diderita pasien. d. Petugas gizi menentukan macam dan jenis diet sesuai dengan status gizi dan penyakitnya serta cara pemberian makanan kepada pasien. e. Petugas gizi melakukan konseling gizi kepada pasien dan keluarganya f.
Petugas gizi melakukan pemantauan, monitoring, evaluasi serta tindak lanjut terapi gizi dengan menyarankan kepada pasien untuk melakukan kunjungan ulang dan bila diperlukan petugas gizi melakukan kunjungan ke rumah pasien
II.10.33 PEMULANGAN PASIEN DAN TINDAK LANJUT PASIEN Pemulangan
pasien
dan
tindak
lanjut
pasien
adalah
kegiatan
mempersiapkan pasien pulang meliputi perawatan selama di tumah, informasi perubahan pola hidup, obat untuk diteruskan di rumah dan tindak lanjut pasien untuk periksa kembali ke Puskesmas atau perlunya pemeriksaan lain/ dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih tingg i
Langkah-langkah
1. Dokter menyatakan bahwa pasien sudah saatnya bisa meninggalkan puskesmas baik karena sembuh, harus dirujuk ataupun karena sudah meninggal, 2. Petugas memberikan informasi kepada pasien jika psien sadar bahwa pasien bisa meninggalkan puskesmas baik karena sembuh atau harus dirujuk, 3. Petugas memberikan informasi kepada keluarga bahwa pasien sudah bisa pulang karena sembuh, harus dirujuk ataupun memberikan informasi pada pasien dan atau keluarga tentang beberapa alternative tindakan/ penanganan setelah proses pemulangan, 4. Petugas membicarakan dengan keluarga tentang proses pemulangan termasuk transportasi, 5. Petugas mempersiapkan lembar informed consent untuk ditandatangani pasien atau keluarga, 6. Petugas mempersiapkan proses pemulangan, 7. Petugas membuat surat rujukan dan form umpan balik rujukan untuk pasien yang dirujuk, 8. Petugas mempersiapkan alat – alat yang perlu disertakan dalam proses pemulangan, 9. Petugas mempersiapkan transportasi yang akan digunakan, 10. Petugas menganjurkan pada pasien untuk control pada waktu yang sudah ditentukan bila perlu, 11.
Petugas menganjurkan pada pasien untuk menyerahkan surat umpan balik rujukan dari rumah sakit ke puskesmas pada pasien yang dirujuk.
12.
Petugas mendokumentasikan kegiatan di rekam medis pasien
II.10.34 TINDAK LANJUT TERHADAP UMPAN BALIK DARI FASILITAS RUJUK Umpan balik adalah upaya mengumpulkan informasi berupa komentar positif atau negatif dari pemberi pelayanan yang bertujuan menggali informasi inter nal atau eksternal untuk memperbaiki kinerja pemberi pelayanan. Langkah – langkah : a. Pasien datang ke petugas kesehatan dengan memberikan umpan balik yang diberikan dari sarana kesehatan rujukan. b. Petugas memeriksa umpan balik ;
Apabila pasien masih perlu dilakukan pengobatan, pemeriksaan atau tindakan lanjutan ke sarana kesehatan rujukan maka petugas memberikan kembali rujukan yang baru dengan diagnosa yang sesuai dengan umpan balik kepada pasien;
Apabila pasien cukup dilanjutkan pengobatan di Puskesmas, maka petugas melanjutkan pengobatan nya di Puskesmas;
II.10.35 ALTERNATIF PENANGANAN PASIEN YANG MEMERLUKAN RUJUKAN Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan. Alternatif penanganan yang diberikan digunakan dengan memperhatikan lingkaran dinamis proses keperawatan dan kemandirian pasien atau keluarga . Untuk menjamin
kesinambungan
pelayanan
pasien
dengan
menawarkan
alternatif
penanganan pada pasien yang memerlukan rujukan tapi tidak dapat dilakukan. Langkah-langkah : a. Petugas menerima rekammedis dari petugas pendaftaran b. Petugas memanggil pasien masuk kedalam ruang pemeriksaan c. Petugas melakukan anamnesa d. Petugas melakukan pemeriksaan fisik e. Petugas mengidentifikasi maslah kesehatan yang terjadi pada pasie n f.
Petugas memberikan informasi kepada pasien mengenai kondisi kesehatan yang dialami pasien
g. Petugas menjelaskan bahwa masalah kesehatan pasien tidak mampu ditangani di puskesmas h. Jika pasien menolak menandatangani surat penolakan rujukan i.
Petugas menjelaskan alternative penaganan yang diberikan jika rujukan tidak mungkin dilakukan dengan memperhatikan lingkaran dinamis proses keperawatan, dan kemandirian pasien/keluarga
j.
Petugas menjelaskan bahwa pasien harus dirujuk kefasilitas kesehatan yang lebih tinggi/mampu mengatasi masalah pasien
i. Petugas mendokumentasikan kegiatan dalam rekammedis
II.10.36 PEMULANGAN PASIEN DAN TINDAK LANJUT Pemulangan
pasien
dan
tindak
lanjut
pasien
adalah
kegiatan
mempersiapkan pasien pulang meliputi perawatan selama di rumah, informasi perubahan pola hidup, obat untuk diteruskan di rumah seperti cara minum obat, memandikan bayi, merawat tali pusat, memandikan bayi dan kapan control ulang ke puskesmas. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemulangan/rujukan pasien sesuai dengan kriteria pemulangan pasien.
Langkah - langkah : a. Petugas menyatakan bahwa pasien sudah saatnya bisa meninggalkan puskesmas sesuai dengan kriteria pemulangan pasien, b. Petugas memberikan informasi kepada pasien bahwa pasien bisa meninggalkan puskesmas c. Petugas memberikan informasi kepada keluarga bahwa pasien sudah bisa pulang karena sembuh, dan informasi perawatan yang harus dilakukan dirumah d. Petugas membicarakan dengan keluarga tentang proses pemulangan serta jadwal control ulang e. Petugas menyediakan Resume klinis/resume keluar dan form persetujuan untuk ditandatangani, f.
Petugas mempersiapkan proses pemulangan,
g. Petugas mendokumentasikan kegiatan di rekam medis pasien
II.10.37 EVALUASI TERHADAP PROSEDUR PENYAMPAIAN INFORMASI Evaluasi terhadap kejelasan informasi yang disampaikan petugas pelayanan klinis adalah penilaian terhadap kejelasan informasi petugas pelayanan klinis yang diterima oleh pasien selama pelayanan klinis Langkah-langkah a. Penanggung jawab pelayanan klinis menyiapkan instrumen evaluasi kejelasan informasi yang disampaikan, b. Penanggung jawab pelayanan klinis menentukan sasaran kegiatan, yaitu pasien yang diberikan pendidikan kesehatan, c. Penanggung jawab pelayanan klinis membagikan instrument evaluasi kepada petugas di tiap – tiap poli, d. Petugas memberikan informasi sesuai dengan rencana asuhan, e. Petugas member kesempatan kepada pasien untuk menanyakan informasi yang kurang dimengerti, f. Petugas meminta pasien yang diberi informasi mengulangi informasi yang diberikan, g. Petugas mengisi instrument evaluasi terhadap penyampaian informasi, h. Petugas mengakhiri penjelasan, i.
Petugas mendokumentasikan kegiatan,
j.
Petugas menyerahkan instrument yang telah diisi kepada penanggung jawab pelayanan klinis,
k. Penanggung jawab pelayanan klinis merekap hasil evaluasi, l.
Penanggung jawab layanan klinis melaporkan hasil kepada Puskesmas,
II.10.38
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
PASIEN
RUJUKAN, ANTARA LAIN TRANPORTASI RUJUKAN
SELAMA
PROSES