Sistim Pneumatik Dan Hidrolik
April 7, 2017 | Author: Nik Fatimah Rashah | Category: N/A
Short Description
Download Sistim Pneumatik Dan Hidrolik...
Description
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1 Pengantar Kata pneumatik diturunkan dari kata bahasa Yunani Pnema yang berarti udara. Lebih jauh, pneumatik didefenisikan sebagai suatu ilmu mengenai sistim-sistim udara bertekanan. Sebelum era 1950-an, sistim-sistim pneumatik telah dipergunakan dalam proses-proses mekanis sederhana. Sekarang ini, sistim-sistim pneumatik memainkan peranan yang sangat penting didalam bidang otomatisasi, hal ini ditunjang pula oleh perkembangan teknologi di bidang sensor, prosesor dan actuator. Secara umum, pneumatik berarti suatu aplikasi udara bertekanan sebagai media kerja dan media kendali pada aplikasi-aplikasi industri. Silinder pneumatik merupakan jenis actuator yang umum digunakan sebagai actuator gerakan lurus, hal ini disebabkan karena silinder tersebut memiliki harga yang murah, mudah dipasang, konstruksi yang kuat dan tersedia dalam berbagai ukuran langkah kerja.
Gambar 1. Alat Pengangkat Beban dengan Menggunkan Tenaga Pneumatik
Gambar 1 menunjukan suatu contoh sistim pneumatik yang digunakan untuk mengangkat/memindahkan beban (W). Sumber tenaga utama adalah kompresor, yang mengisap udara dari atmosfir dan menaikan tekanannya. Udara bertekanan tinggi ini selanjutnya disimpan didalam tangki penampung. Udara bertekanan terlebih dahulu disaring dan didinginkan sebelum disimpan pada tangki penampung. Kompresor digerakan dengan menggunakan motor listrik, sumber tenaga listrik untuk motor listrik penggerak kompresor dikendalikan dengan menggunakan saklar tekanan. Jika tekanan udara pada tangki penampung telah mencapai yang diinginkan maka saklar tekanan akan memutuskan sambungan daya listrik ke kompresor.
Sebaliknya jika tekanan pada tangki penampung turun dari nilai yang telah ditentukan, maka saklar tekanan akan menyambungkan daya listrik ke kompresor. Dengan demikian, tekanan udara di dalam tangki penampung dapat dijaga pada suatu tekanan yang relatif konstan. Selanjutnya udara bertekanan dialirkan melalui peralatan-peralatan pneumatik untuk dipakai mengangkat beban (W). Pada saat udara bertekanan mengalir melalui saluran masuk A, silinder pneumatik akan memanjang keatas, sehingga beban terangkat. Sebaliknya jika udara bertekanan dialirkan melalui saluran masuk B, maka silinder pneumatik akan memendek dan beban (W) dibawa turun. Saluran buang berguna untuk melepaskan udara bertekanan ke atmosfir setelah digunakan didalam silinder pneumatik.
Gambar 2. Contoh Aplikasi Sistim Pneumatik untuk Penyimpanan Benda Kerja
Gambar 2 menunjukkan contoh aplikasi sistim pneumatik di industri, dimana sebuah silinder pneumatik dipakai untuk mendorong/mengeluarkan benda kerja dari tempat penyimpanan benda kerja.
Sistim Pengumpan Benda Kerja
Gambar 3. Contoh Aplikasi Sistim Pneumatik untuk transport benda kerja Aplikasi lain sistim pneumatik diperlihatkan juga pada Gambar 3. Disini sistim pneumatik digunakan pada sistim pengumpan berputar untuk benda kerja berupa lembaran-lembaran. Benda kerja yang berupa lembaran diambil dari tempat penyusunannya (8) oleh pengisap-pengisap (1) yang ditempatkan pada piringan yang dapat berputar (4), kemudian ditempatkan pada konveyor belt (2) untuk diproses lebih lanjut pada mesin (3). Alat pemutar (5) berfungsi untuk memutar pengisap-pengisap, sedangkan alat pengangkat (6) berfungsi untuk menggerakan alat transport naik - turun. Alat pengangkat elektromekanik (7) digerakan oleh penggerak (6) untuk bergerak naik – turun. Benda kerja yang berupa lembaran-lembaran disusun diatas dudukan pengangkat (10) Pembagian Sistim Pneumatik Berdasarkan Tekanan yang Digunakan:
Sistim pneumatik tekanan rendah: 0 - 150 kPa (0 - 1.5 bar or 0 -21.78 psi) Sistim pneumatik tekanan normal: 150 - 1000 kPa (1.5 - 16 bar or 21.75 -232 psi) Sistim Pneumatik tekanan tinggi: 1600 kPa (16 bar or 232 psi)
Karakteristik umum silinder pneumatik:
Diameter: 6 - 320 mm Panjang langkah (stroke): 1 - 2000 mm Tenaga: 2 – 50 kN Kecepatan torak: 0.02 – 1 m/s
Elemen Sistim Pneumatik
Gambar 4. Diagram Blok Komponen-komponen Sistim Pneumatik
Komponen-komponen dasar dari suatu sistim pneumatik dan susunan koneksi tiap elemen diperlihatkan pada Gambar 4. Bagian paling bawah dari susunan koneksi terdapat elemen sumber tenaga atau sumber energi, yang tentu saja berupa udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor. Sumber tenaga angin dihubungkan kepada elemen penerima sinyal input (dalam hal udara bertekanan) dan selanjutnya melanjutkan udara bertekanan tersebut kepada elemen pemroses. Berikutnya, elemen pemroses menggerakan elemen output atau actuator untuk melakukan kerja (dalam hal ini melakukan gerakan).
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 2 Elemen Sistim Pneumatik (lanjutan kuliah-1)
Detail yang lebih diperluas dari Gambar 4 ditunjukkan pada Gambar 5, pada mana gambaran yang lebih lengkap dari elemen-elemen penyusun suatu sistim pneumatik diperlihatkan, disertai dengan contoh gambar dan simbolsimbol masing-masing.
Gambar 5. Simbol Elemen-elemen Sistim Pneumatik
Gambar 6. Diagram Aliran Sinyal dan Susunan Hardware Sistim Pneumatik
Produksi dan Distribusi Udara Bertekanan Sumber energi atau sumber udara bertekanan yang digunakan untuk menggerakan sistim pneumatik terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
Kompresor Tangki udara Pengatur tekanan udara Saluran distribusi udara bertekanan
Gambar 7. Instalasi Penyedia Udara Bertekanan
Pada Gambar 7, ditunjukkan layout perpipaan dari saluran distribusi udara bertekanan dengan gardien kemiringan sebesar 1 – 2 % yang bertujuan untuk menangkap air agar dapat mengalir keluar ke saluran pembuangan. Jika terjadi tingkat kondensasi yang tinggi pada udara bertekanan yang dihasilkan maka diperlukan untuk menggunakan alat pengering udara agar tingkat kelembaban dari udara yang dihasilkan dapat diatur sesuai kebutuhan. Kelembaban yang tinggi akan pada dari udara bertekanan dapat merusak suatu sistim pneumatik. Udara dikompresi sehingga berkurang kerapatannya sebesar 1/7 dari ukuran semula. Kegagalan-kegagalan pada sistim pneumatik dapat dikurangi melalui penyiapan udara bertekanan untuk menggerakan sistim dengan benar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat menghasilkan udara bertekanan yang bermutu tinggi adalah hal-hal sebagai berikut:
Tersedianya jumlah udara yang cukup untuk seluruh keperluan pemakaian. Tipe kompresor yang digunakan harus sesuai dengan yang diperlukan oleh sistim. Kapasitas tangki penyimpanan udara dengan volume yang sesuai untuk menyimpan udara bertekanan. Udara yang diisap masuk oleh kompresor harus benar-benar bersih. Pengawasan terhadap kandungan uap air dari udara yang dikompresi untuk mencegah korosi dan kelembaban pada instalasi pneumatik. Gunakan minyak pelumas jika diperlukan. Hindari benturan-benturan yang dapat berasal dari tekanan udara dan dari hal-hal lainnya. Hal ini mirip dengan menghindari fluktuasi tegangan didalam sitim kelistrikan. Persyaratan tekanan udara untuk operasi yang diminta harus dipenuhi. Saluran-saluran buang udara harus tersedia dengan baik. Rancangan sistim distribusi udara harus sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan.
Komponen-komponen sistim pneumatik dirancang untuk beroperasi pada tekanan udara 8 – 10 bar maksimum. Dalam prakteknya, untuk alas an-alasan ekonomi dan keselamatan, maka komponen-komponen pneumatik dianjurkan untuk digunakan pada daerah tekanan udara antara 4 –6 bar atau 400 – 600 kPa. Untuk keperluan ini, kompresor harus dirancang untuk menghasilkan tekanan udara antara 4.5 – 6.5 bar untuk mengantisipasi kerugian-kerugian pada saluran distribusi yang terjadi. Suatu tangki penampun diperlukan untuk mengurangi efek fluktuasi tekanan udara. Tangki penampung difungsikan sebagai reservoir untuk jangka pendek, sehingga mengurangi siklus on-off dari kompresor. Saringan Udara (Filter) Saringan berfungsi untuk memisahkan materi-materi yang tidak diinginkan dari udara bertekanan yang dihasilkan, sebelum didistribusikan ke peralatan penumatik. Saringan juga berfungsi untuk memisahkan air yang berasal dari kondensasi uap air di dalam udara bertekanan yang dihasilkan. Hasil penyaringan dari partikel-partikel yang tidak diinginkan dan air ditampung
pada bagian dasar dari unit filter. Air dan partikel yang tertampung harus sering dibuang melalui saluran pembuangan untuk mencegahnya masuk ke dalam komponen-komponen pneumatik melalui udara bertekanan yang didistribusikan. Pengatur Tekanan Udara Alat ini digunakan untuk mengatur besar-kecilnya tekanan udara sekunder dari udara bertekanan yang dikirim ke komponen pneumatik. Pengaturan tekanan dicapai melalui pengaturan sekrup pengatur yang terdapat pada bagian atas dari pengatur tekanan. Unit Pelumasan Alat ini digunakan untuk mencampur dan mendistribusikan minyak pelumas dalam bentuk uap ke komponen-komponen sitim pneumatik. Minyak pelumas digunakan untuk melumasi bagian dalam dari komponen pneumatik untuk mengurangi gesekan dan mencegah korosi.
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 3 Diagram Sistim Pneumatik Penentuan Label Komponen Terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai suatu komponen didalam diagram sistim pneumatik. 1. Penentuan label dengan menggunakan angka 2. Penentuan label dengan menggunakan huruf
Penggolongan Grup Grup 0: diberikan kepada semua elemen-elemen sumber energi Grup 1, 2, 3, … dialokasikan untuk rangakain kendali tunggal misalnya silinder.
Gambar 8. Contoh Diagram Sistim Pneumatik Penentuan Label Komponen Terdapat dua jenis penentuan label kompoenen untuk menandai suatu komponen didalam diagram sistim pneumatik. 1. Penentuan label dengan menggunakan angka 2. Penentuan label dengan menggunakan huruf
Penggolongan Grup Grup 0: diberikan kepada semua elemen-elemen sumber energi Grup 1, 2, 3, … dialokasikan untuk rangakain kendali tunggal misalnya silinder. Label dengan Menggunakan Nomor
0Z1, 0Z2, dst
Unit sumber tenaga udara bertekanan
1A, 2A, dst
Komponen tenaga/daya
1V1, 1V2, dst
Elemen kendali
1S1, 1S2, dst
Elemen-elemen masukan (katup yang diaktifkan secara mekanis atau secara manual)
Label dengan Menggunakan Huruf
1A, 2A, dst
Komponen tenaga/daya
1S1, 2S1, dst
Saklar pembatas yang diaktifkan pada gerakan mundur silinder 1A, 2A (ditempatkan di bagian awal jarak langkah silinder)
1S2, 2S2, dst
Saklar pembatas yang diaktifkan pada gerakan maju silinder 1A, 2A (ditempatkan di akhir jarak langkah silinder)
Gambar 8 menunjukkan pemberian angka-angka untuk pelabelan didalam suatu diagram pneumatik. Bagian bawah dari Gambar 8 menunjukan susunan untuk elemen pemasok tenaga udara bertekanan dengan nomor 0.1. Selanjutnya dua elemen input (tombol tekan) diberi label 1.2 dan 1.4. Komponen dengan label 1.3 adalah saklar roller yang dimanfaatkan sebagai sensor untuk mengindera keberadaan poros piston pada silider pneumatik. Komponen dengan label 1.6 bekerja sebagai pengolah sinyal (signal processor) Hasil pengolahan sinyal dikirmkan melalui komponen dengan label 1.1 ke actuator (silinder pneumatik) dengan label 1.0. Komponen dengan label 1.1 merupakan elemen kendali akhir yang berupa katup kendali arah dengan 5 saluran (ports) masukan dan memiliki dua arah gerak. Sinyal hasil olahan pengolah sinyal diterima oleh komponen dengan label 1.0 dan sebagai hasilnya poros silinder pneumatik bergerak ke arah posisi sensor dengan label 1.3.
Gambar 9. Simbol-Simbol untuk Komponen Transmisi Udara Bertekanan
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 4 Katup Pneumatik Katup pneumatik merupakan salah satu komponen penting di dalam peralatan pneumatik. Fungsi utama dari katup-katup didalam suatu sistim pneumatik adalah untuk mengubah, membangkitkan atau menghentikan sinyal untuk keperluan keperluan penginderaan, pemrosesan, dan pengendalian. Katup dibagi-bagi menjadi beberapa golongan berdasarkan fungsinya didalam rangkaian penumatik. Katup juga dapat dibagi-bagi berdasarkan jenis sinyal yang diterima, metode pengaktifan, metode kembali ke posisi semula dan konstruksinya. Katup yang dioperasikan sebagai element sinyal akan menghasilkan sinyal jika diaktifkan (mis. katup tuas dan katup roler) dan katup jenis ini akan menghasilkan sinyal yang berguna untuk memberikan informasi mengenai posisi dari poros suatu silinder pneumatik.
Tipe katup pneumatik dapat dikenal melalui,
Jumlah saluran (ports) yang dimilikinya. Misalnya katup dengan tipe 2,3,4,5 port. Jumlah posisi kerja, misalnya katup dengan 2, 3 posisi kerja Metode pengaktifan, misalnya secara manual, dengan tekanan udara, atau dengan solenoid (listrik). Metode pengembalian ke posisi awal, misalnya dengan tenaga pegas, tenaga udara bertekanan atau dengan tenaga listrik (solenoid). Fungsi operasi khusus, misalnya melalui fungsi pengambil alihan secara manual.
Banyaknya terminal input-outpu atau port dari suatu katup ditunjukkan melalui jumlah garis lurus yang digambar pada bagian luar dari kotak. Contohnya ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10. Prinsip dasar posisi katup pneumatik
Katup Pneumatik Saklar Tekan Katup dengan tipe saklar tekan dengan 3 port dan 2 posisi atau lebih sering disebut sebagai katup 3/2 ditunjukkan simbolnya pada Gambar 13. Disebut katup 3/2 karena memiliki 3 port atau terminal dan 2 posisi kerja yakni posisi kiri dan kanan. Katup jenis ini diaktifkan dengan menekannya seperti halnya saklar tekan pada sistim listrik. Gambar 11 (A) menunjukkan posisi atau keadaan katup sebelum ditekan atau diaktifkan, sedangkan Gambar 11 (B) menunjukkan posisi atau keadaan setelah katup diaktifkan/diaktifkan (bergeser ke kanan). Jika tidak ditekan katup akan kembali ke posisi normal (bergeser ke kiri) akibat daya dorong oleh pegas.
Gambar 11. Saklar Tekan (push-button) Pneumatik
Pada posisi awal dimana katup belum diaktifkan, udara bertekanan tertahan pada port no.1. Bila katup diaktifkan, maka ruangan (kotak) sebelah kiri akan bergeser ke kanan sehingga port no. 1 dan no. 2 akan terhubung. Dengan demikian udara akan mengalir dari port no. 1 ke port no. 2 dan selanjutnya keluar dari katup. Keterangan: 1(P) = Masuk (Input) 2(A) = keluar (Output) 3(R) = Saluran Buang (exhaust)
Penggunaan Katup Saklar Tekan 3/2
Gambar 12. Contoh Aplikasi Saklar Tekan Pneumatik
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 5 Katup Pneumatik Saklar Tekan (lanjutan kuliah 4)
Gambar 13. Adalah diagram rangkaian pneumatik yang menunjukan penggunaan saklar tekan pneumatik yang secara langsung (direct) menggerakan aktuator atau elemen daya (silinder pneumatik).
Gambar 13. Contoh Aplikasi Saklar Tekan Pneumatik (Simbolik) – Direct Drive
Gambar 14. Simbol untuk Metode Aktivasi Katup-katup Pneumatik Catatan:
General manual operation: katup untuk operasi umum secara manual Pushbutton: katup yang dioperasikan dengan menekan tombol Detent lever operation: katup dengan tombol yang dapat terkunci Foot pedal operation: katup pedal dioperasikan dengan kaki Spring return: kembali ke posisi awal dengan gaya tekan pegas Spring centered: berada pada posisi tengah dengan gaya tekan pegas Roller operated: dioperasikan dengan menggunakan roller
Idle return roller: roller yang bekerja hanya dalam satu arah (arah maju roller bekerja – arah mundur tidak)
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 6 Simbol untuk Katup-katup Pneumatik
Gambar 15. Simbol untuk Katup-katup Pneumatik
Penampang Melintang Silinder Pneumatik
Gambar 16. Penampang Melintang Silinder Pneumatik dalam Keadaan Memanjang (A) dan keadaan Memendek (B)
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 7 Katup Pengendali Arah
Katup pengendali arah berfungsi untuk mengatur aliran sinyal udara bertekanan. Penamaan standar untuk katup jenis terdiri dari dua digit angka yang dipisah oleh tanda garis miring (/). Contoh penamaan diberikan pada keterangan dibawah ini, Sebagai contoh suatu katup yang diberi kode 3/2 berarti memiliki 3 port (saluran udara) dan dua posisi kerja. Katup pengendali arah dibagi menjadi tiga bagian, yakni
power elements (Elemen Daya), signaling elements (Elemen persinyalan) dan processing elements (Elemen Pemrosesan). Simbol Katup-katup Pengendali Arah
Gambar 17. Simbol Katup-katup Pengendali Arah
Keterangan:
Gambar A: Katup 3/2 aktifasi dengan udara – single piloted (NC), kembali ke posisi awal dengan tekanan udara Gambar B: Katup 3/2 aktifasi dengan udara – doubble piloted (NC), kembali ke posisi awal dengan udara bertekanan
Gambar C: Katup 5/2 aktifasi dengan solenoid (NC), kembali ke posisi awal dengan tekanan pegas Gambar D: Katup 5/2 aktifasi dengan udara bertekanan ganda – doubble piloted (NC), kembali ke posisi awal dengan udara bertekanan
Katup Pengendali Arah sebagai Elemen Daya Katup pengendali arah yang difungsikan sebagai elemen daya mengatus aliran udara bertekanan ke silinder pneumatic yang akan dikerjakan. Untuk keperluan ini, katup berfungsi sebagai elemen pengatur gerak maju-mundur dari silinder yang dihubungkan dengan katup tersebut. Contoh aplikasi dari katup pengendali arah dengan fungsi ketenagaan diperlihatkan pada Gambar 18. Pengaturan gerakan majumundur dari silinder diatur dengan memberikan sinyal komando yang sesuai pada port 12 untuk gerakan mundur dan port 14 untuk gerakan maju. Sinyak komando dengan tekana udara yang rendah sebesar 6 bar digunakan untuk mengatur kerja maju-mundur dari silinder pneumatik yang memiliki tekan udara kerja yang lebih besar yakni sebesar 100 bar.
Gambar 18. Aplikasi Katup 5/2 aktifasi dengan udara(A) dan Bentuk Fisik Blok Katup 5/2 Doubble Piloted (B)
Gambar 19. Penampang Melintang Katup 5/2 Doubble Piloted
Keterangan:
Gambar 20 (atas) – Katup diaktifkan melalui port 12 Gambar 20 (bawah) – Katup diaktifkan melalui port 14
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 8 Sensor Mekanis / Katup Roller
Gambar 20. Katup Diaktifkan dengan Roller Keterangan:
Gambar 20 (a) Katup normal roller Gambar 20 (b) Katup idle return roller
Gambar 21. Aplikasi Katup Push-button3/2 dan katup 3/2 air piloted – spring return untuk menggerakan silinder pneumatic (indirect drive) Keterangan : Gambar 21 (atas) push-button belum diaktifkan, (bawah) push-button diaktifkan. Gambar 21 menunjukan cara pengendalian gerakan silinder pneumatic secara tidak langsung (indirect dirive) dimana elemen 1.1 katup 3/2 spring return berfungsi sebagai elemen kendali arah bagi gerakan maju mundur silinder sebagai akibat komando yang diberikan dari penekanan katup push-button.
Gambar 22. Rangkaian Pneumatik Logika AND (atas) dan Logika OR (bawah) Catatan:
Katup 1.6 pada Gambar 22 (A) adalah Katup Logika AND Katup 1.6 pada Gambar 22 (B) adalah Katup Logika OR
Tabel Logika Input X
Input Y
Output A (AND)
1
0
0
0
1
0
1
1
1
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 9 Rantai Kendali Sistim Pneumatik
Gambar 23. Contoh Rantai Kendali Sistim Pneumatik Catatan:
Power component (1A): komponen penggerak Control element (1V2): elemen kendali Processing element (1V1): elemen pemrosesan Input element (1S1, 1S2, 1S3): elemen-elemen masukan Supply element (0Z, 0S): elemen-elemen pemasok udara bertekanan
Gambar 24. Perbandingan Aliran Informasi antara Sistim Pneumatik dengan Sistim Elektronik
Gambar 25. Standar garis sinyal pada diagram D-S
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 10
Diagram Displacement-Step (D-S) Sistim 2 Silinder
Gambar 26. Diagram Displacement-Step (D-S)
Urut-urutan Gerakan Silinder Langkah 1: 1S1 dan 2S1 diaktifkan Silinder 1A maju Langkah 2: 1S3 diaktifkan Silinder 2A maju Langkah 3: 2S2 diaktifkan Silinder 1A mundur Langkah 4: 1S2 diaktifkan Silinder 2A mundur Langkah 5: 2S1 diaktifkan Kembali ke Posisi Awal (Langkah 1)
Gambar 27. Urut-urutan kerja sistim 2 silinder
Gambar 28. Aplikasi sistim dengan 2 silinder pneumatik
Gambar 29. Diagram Rangkaian– Posisi Awal
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 11 Diagram Displacement-Step (D-S) Sistim 2 Silinder (lanjutan)
Gambar 30. Diagram Rangkaian - Langkah 1 (atas) & Langkah 2 (bawah)
Gambar 31. Diagram Rangkaian - Langkah 4 (atas) & Langkah 5 (bawah)
Gambar 32. Diagram Rangkaian - Langkah 5 (selesai)
Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 12 Contoh Soal UAS:
Problem I. Jika tombol start push button diaktifkan solenoid Y1 energized kemudian menghubungkan port 1 dan 4 dari katup solenoid 5/2 solenoid. Hasilnya, silinder pneumatic melakukan gerakan maju. Pada saat silinder mencapai maskimum, sensor A1 aktif, selnajutnya relay K1 energized. Pada relay K1 energize, kontak K1 bertukar dari posisi NO ke posisi NC dan solenoid Y2 energized. Pada saat solenoid Y2 energize, port 1 dihubungkan ke port 2 pada katup solenoid 5/2. koneksi antara port 1 ke port 2 memundurkan silinder ke posisi awalnya. Contoh soal yang mirip akan diberikan dalam UAS dimana suatu diagram lengkap tanpa label komponen akan diberikan. Selanjutnya, peserta ujian diminta untuk memberikan label yang benar pada komponen-komponen dan menjelaskan kerja sistim secara lengkap dengan menggunakan standar label komponen yang telah dibuat.
Gambar 1. Sistim silinder tunggal
Problem II.Jika tombol push button Set diaktifkan relay K2 energize dan lampu menyala (Perhatikan bahwa tombol push buton Reset digunakan dengan konfigurasi koneksi Normal Closed (NO)). Setelah relay K2 energize, kontak K2 terhubung dan solenoid Y3 energize. Selanjutnya, port 1 terhubung ke port 2 pada katup solenoid 3/2 solenoid dengan spring returns. Hasilnya, silinder bergerak maju hingga posisi maksimumnya. Silinder ditahan pada posisi memanjang hingga tombol [ush button Reset diaktifkan. Rangkaian ini menggunakan prinsip dasar rangkaian latching dimana kondisi Set dikunci hingga sinyal Reset diberikan. Problem ini dapat menjadi salah satu soal UAS, dimana peserta diminta untuk menggambarkan rangkaian lengkap, baik untuk bagian pneumatik maupun the elektro-pneumatik. Selanjutnya, diminta juga untuk memberikan label yang sesuai untuk semua komponen dan menjelaskan dengan lengkap urutan operasi dari sistim.
Gambar 34. Rangkaian Set dan Reset dengan Single Acting Cylinder
si Sistem Pneumatik dan Hidrolik Halo agan-agan semua, jumpa lagi kali ini dalam postingan AutoBorneo yang lebih ke arah pendidikan ..
yap, tentu sudah banyak orang yang mengetahui tentang suatu sistem pneumatik maupun hidrolik. Aplikasi kedua sistem tersebut bahkan sudah mulai merambah berbagai bidang tidak hanya dunia teknik mesin. Sistem pneumatik dan hidrolik pun menjadi salah satu mata kuliah wajib untuk mahasiswa teknik mesin. Namun untuk membeli sebuah paket sistem tersebut, ambil contoh pneumatik, membutuhkan biaya yang sangat tinggi mengingat alat-alat yang mendukung sistem ini kebanyakan adalah produk impor.
Berbagai metode yang diajarkan untuk memahami sistem ini tentu belum dirasa cukup bagi peserta didik untuk mengetahui secara lebih rinci. Di sini, hadir sebuah solusi cerdas untuk mengatasi solusi tersebut, yakni sebuah simulasi. Simulasi tersebut hadir dalam format software. Ada berbagi macam sofware yang ditawarkan, namun sebagian besar mengharuskan kita untuk membelinya. Salah satu software simulasi yang bisa digunakan dalam versi demo yakni dari Lab Volt,
Softare ini cukup mumpuni untuk digunakan sebagai media pembelajaran pneumatik. Cukup banyak variasi rangkaian yang dapat „dibuat‟ menggunakan software ini. Yuk, daripada berlama-lama, langsung saja kita ke Download Area. Untuk menginstal pada versi trial, cukup ketikkan kata “DEMO” pada kolom serial number.
View more...
Comments