Sistem Sosial
June 19, 2019 | Author: melina_fajrin | Category: N/A
Short Description
Download Sistem Sosial...
Description
BAB 4 SISTEM SOSIAL
4.1.
Sistem Kemasyarakatan Kemasyarakatan Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan antara sesama warga dapat tercermin dalam hubungan keluarga, di mana anak-anak sangat patuh terhadap orang tuanya, karena pada masyarakat Betawi orang yang lebih tua sangat dihormati. Sebagai adat kebiasaan pada masyarakat Betawi, bila mereka saling bertemu dengan anggota warganya atau orang yang dikenalnya selalu saling menyapa. Begitu juga dalam hidup bertetangga, mereka masih memegang teguh adat tradisi dalam kebiasaan membei sedekah atau punjungan makanan kepada para tetangga pada waktu tertentu misalnya pada waktu hajatan perrkawinan atau sunatan. Selain golongan tua, masih ada lagi golongan yang disegani, karena dulu masyarakat Betawi masih mengenal konsep Jawara Betawi. Namun, konsep jawara atau organisasi
jago saat ini sudah mengalami perubahan. Organisasi jago yang muncul saat ini lebih banyak muncul karena kemiskinan dan kesenjangan ekonomi. Stratifikasi sosial masyarakat Betawi tidak begitu nyata, tetapi dalam pergaulan sehari-hari stratifikasi sosial biasanya tampak terutama dalam pertemuan-pertemuan. Kaum tua biasanya bergabung dengan seangkatannya, begitu juga dengan angkatan di bawahnya. Hampir tidak pernah terlibat adanya pengelompokkan yang melibatkan anak muda dengan kaum tua, kecuali apabila ada suatu masalah yang menyangkut kaum muda, maka kaum tua berhak untuk ikut campur tangan. Hubungan dalam stratifikasi sosial ini juga berlaku pada birokrasi kepemimpinan kampung. Seorang RT yang masih muda tidak akan pernah didatangi oleh tamu yang lebih tua. Dalam urusan kampung, si pejabat RT itu harus datang ke rumah orang yang lebih tua. 4.2.
Sifat dan Perilaku Kebanyakan dari orang yang bersuku Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Sebenarnya, ada hal yang positif dari Betawi. Mereka mampu berdagang. Tetapi, kebanyakan dari mereka tidak melakukan cara berdagang yang benar. Misalnya mereka
selalu menjual properti berupa tanah. Padahal, seandainya properti berupa tanah itu dimanfaatkan dengan cara lain pastinya Betawi banyak yang berhasil dalam bidang ekonomi. Karena mereka terlalu percaya diri dalam segala hal, dan melakukan segalanya tanpa perhitungan yang matang dan tidak berdasarkan data yang akurat, inilah yang membuat mereka menjadi penduduk level rendah. Dari segi sifat mereka yang gampang marah, gampang terprovokasi, tidak punya kemampuan dalam berpikir, intelejensi rendah, dan minimnya pengetahuan membuat mereka kalah dalam persaingan. Kebanyakan dari Betawi itu hanyalah menjadi buruh kasar, buruh harian bahkan Betawi ini menyumbang angka terbesar dalam statistik orang tidak berpendidikan. Mereka juga selalu menjadi contoh yang tidak bagus bagi lingkungan sekitar mereka. Baik dalam segi agama, pendidikan, budaya dan ekonomi. Sifat Betawi yang tidak mau kalah dalam hal apapun, ingin terlihat kaya, ingin terlihat elite tapi tidak ada kemampuan ekonomi yang mendukung. Inilah yang menyebabkan mereka selalu merasa iri kalau ada tetangga atau orang lain yang lebih mampu dibidang ekonomi dibanding mereka. 4.3.
Ciri Khas Masyarakat Betawi
Masyarakat Betawi adalah penduduk “asli” kota Jakarta. Secara sepintas masyarakat Betawi yang sudah modern, seperti yang kita lihat di Jakarta sekarang ini, sulit dibedakan dari masyarakat suku lainnya. Mereka mengalami kemajuan mengikuti perkembangan zaman. Namun demikian, bila kita amati lebih cermat masih dapat kita lihat beberapa hal yang dapat mencerminkan keaslian budaya mereka, misalnya cara hidup yang sederhana, dialek bicara yang medok, dan gaya bicara yang spontan. Ciri masyarakat Betawi yang paling menonjol adalah terbuka dan mudah bergaul, serta kerukunan masyarakatnya yang pada umumnya bernafaskan Islam. Masyarakat Betawi kebanyakan adalah pemeluk agama Islam yang taat. Oleh karena itu, tidak heranlah bila tata cara kehidupan mereka sehari-hari pun bernafaskan Islam. Beberapa contoh bagaimana agam Islam menyatu dalam kehidupan mereka sehari-hari, antara lain :
Apapun yang sedang mereka lakukan, bila waktu sholat tiba, mereka akan menghentikan kegiatan dan segera sholat;
Bila ada anggota keluarga atau kerabat yang meninggal dunia, diusahakan dikubur hari itu juga;
Bagi anak keluarga yang memliki anak gadis yang sudah cukup dewasa harus segera dinikahkan;
Tuan rumah akan memberi suguhan kepada tamu sesuai dengan kemampuan;
Mereka selalu mendahului dalam memberi salam;
Dalam bersalaman, mereka lebih dahulu mengulurkan tangan dan paling akhir menariknya. Ciri khas masyarakat Betawi asli dapat kita lihat pada masyarakat yang tinggal di
pesisir utara, mulai dari pesisir Bekasi sampai Teluk Naga Tangerang, di bagian selatan Condet, Pasar Minggu, dan perbatasan Kabupaten Bogor. Selain wilayah-wilayah yang sudah disebutkan di atas, masyarakat ini juga ada yang berdiam di sekitar Tanah Abang, Kebon Jeruk, Kebayoran Lama, dan Cileduk Tangerang.
4.4.
Klasifikasi Masyarakat
Adapun keberadaan kelompok-kelompok Betawi ini sendiri bukanlah hal yang baru. Masalahnya amat sedikit pengamat yang menyadarinya, dan lebih sedikit lagi dari mereka yang mempedulikannya. Salah satu penyebabnya adalah bahwa para pengamat ini menganggap bahwa kelompok satu adalah tipikal Betawi sedangkan kelompok lainnya bukan Betawi.
Orang Betawi yang hidup di daerah kota dipanggil “Betawi Kota”, mereka menyebut dirinya sebagai penduduk asli kota Jakarta. Orang Betawi yang ada di pinggiran kota Jakarta
dinamakan „Betawi Ora‟. Dalam sudut pandang saya, orang “Betawi Ora” adalah yang seharusnya “sebagai penduduk asli kota Jakarta karena mereka yang secara ketat dan konsisten menyandang tradisi Betawi, sementara orang Betawi Kota amat dipengaruhi oleh
tradisi di luar ke Betawian sehingga cara hidup mereka berbeda dari “Betawi Ora”. Peta berikut mencoba memberikan lokasi persebaran kelompok-kelompok Betawi di Jakarta dan sekitarnya. Kalaupun di sini dibuat penggolongan-penggolongan pada orang Betawi bukanlah berarti Betawi dipecah-pecah ataupun dibeda-bedakan maupun mengingkari adanya Betawi sebagai satu kesatuan. Penggolongan ini sekedar dimaksudkan untuk memperjelas masalah bila berbicara tentang Betawi sehingga tidak terbawa pada kesimpulan yang tidak representatif. Pengelompokkan ini disebabkan karena mereka mempunyai gaya hidup ataupun kebudayaan yang berbeda-beda sehingga pengelompokkan ini akan sangat membantu dalam mengerti suku-bangsa yang bersangkutan 4.3.1. Betawi Tengah
Populasi penduduk asli Betawi yang bermukim di daerah kota saat ini sedikit sekali. Kebanyakan dari mereka tinggal secara berkelompok dari satu keturunan atau kerabat. Saat ini mereka masih terlihat di daerah Sawah Besar, sebagian kecil di Taman Sari, Gang Ketapang, Kebon Jeruk, Krukut dan daerah Pekojan. Sebagian dari mereka masih menganut beberapa gaya hidup tempo dulu. Hal ini dapat kita lihat pada acara-acara perkawinan, lebaran, khitanan, maupun didalam kehidupan mereka bermasyarakat. Walaupun ada pergeseran budaya pada generasi muda Betawi, baik itu pria maupun wanita namun dalam soal agama mereka tetap memegang teguh, seperti mengaji bagi anak-
anak usia belasan tahun, majlis ta‟lim bagi kaum ibu dan tadarusan bagi kaum pria. Bahasa yang
seringkali
digunakan
oleh
mereka
adalah
dialek
Betawi
Tengah.
Mereka yang termasuk Betawi Tengah adalah mereka yang dalam sejarah perkembangan orang Betawi berawal menetap dibagian kota Jakarta yang dulu dinamakan keresidenan Batavia dan sekarang termasuk Jakarta Pusat. Lokasi ini merupakan bagian dari kota Jakarta yang paling urban sifatnya. Bagian inilah yang dalam tahap-tahap permulaan kota Jakarta dilanda arus urbanisasi dan modernisasi yang paling tinggi. Salah satu akibatnya adalah orang Betawi yang tinggal di daerah ini adalah orang yang paling tinggi tingkat kawin campurnya bila dibandingkan dengan orang-orang Betawi yang tinggal di bagian pinggir kota Jakarta ataupun suku-suku lainnya di Jakarta. Berdasarkan tingkat ekonomi mereka, orang Betawi yang tinggal di tengah-tengah kota Jakarta bisa dibedakan, orang gedong ataupun sebagai orang kampung. Pemberian istilah ini tampaknya berdasarkan tempat tinggal mereka. Dalam arti keBetawian maka keberadaan orang gedong disadari ataupun tidak akan kurang diakui oleh orang kampung. Tetapi tidaklah demikian halnya orang kampung, dikarenakan gaya hidupnya menyebabkan kehadiran mereka sebagai suku Betawi cukup dirasakan sebagai bagian dari tradisi Akibat lain dari proses modernisasi dan urbanisasi di bagian pusat kota Jakarta, maka banyak orang Betawi kota yang menjual tempat tinggalnya dan pindah ke bagian yang lebih pinggir
dari
kota
Jakarta
yang
masih
mempunyai
harga
tanah
yang
murah.
Daerah ini sebenarnya adalah domisili orang Betawi Pinggir. Oleh karena itu kini banyak orang Betawi Tengah yang terdapat di daerah Betawi Pinggir. Bahkan ada juga dari mereka yang pindah ke daerah Betawi Udik. Banyak dari orang Betawi Pinggir dan orang Betawi Udik tersebut tidak mengetahui bahwa tetangga baru mereka adalah orang Betawi juga tetapi karena mereka menyandang pola dan gaya hidup yang berbeda, orang Betawi udik
menganggap Betawi pendatang sebagai kebudayaan Betawi yang kontras dengan image yang ada mengenai orang Betawi, maka orang Betawi Tengah (orang gedong) berpendidikan tinggi. Dan Mereka yang tergolong sebagai Betawi Udik menurut hemat kami adalah penduduk asli di sekitar Jakarta termasuk Bo-ta-bek. Dahulu daerah ini termasuk daerah administrasi Batavia, tetapi kini mereka termasuk daerah administrasi Jawa Barat (Iihat bagian terang pada Peta Batavia) . Oleh karena itu secara kultural mereka adalah orang Betawi tetapi karena perubahan batas administratif maka kini termasuk orang yang tinggal di daerah administratif Jawa Barat 4.3.2
Betawi Udik
Ada dua tipe Betawi Udik, yaitu mereka yang tinggal di daerah bagian Utara Jakarta dan bagian Barat Jakarta maupun Tangerang, mereka sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Cina. Dan lainnya adalah mereka Yang ditinggal di sebelah timur maupun di Selatan Jakarta, Bekasi
dan
Bogor
Yang
sangat
dipengaruhi
oleh
kebudayaan
Sunda.
Mereka umumnya berasal dari kelas ekonomi bawah Yang pada umumnya lebih bertumpu pada bidang pertanian. Taraf pendidikan mereka sangatlah rendah bila dibandingkan dengan tahap pendidikan yang dicapai oleh orang Betawi Tengah dan Betawi Pinggir. Peran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari orang Betawi Udik berbeda dengan peran agama Islam di antara orang Betawi Tengah dan Betawi Pinggir di mana pada kedua kelompok Betawi terakhir tersebut agama Islam memegang peran yang amat sangat penting dan
menentukan
dalam
tingkah
laku
pola
kehidupan
mereka
sehari-hari.
Perlu dicatat bahwa kini telah terjadi perubahan dalam pekerjaan dan pendidikan di antara orang Betawi Udik di mana secara perlahan-lahan tingkat dan pola pekerjaan mereka mendekati pola pekerjaan dan pola pendidikan orang Betawi Tengah dan Betawi Pinggir. 4.3.3
Betawi Pinggir
Sementara orang Betawi Tengah adalah lebih superior dalam arti latar belakang sosial ekonomi clibandingkan dengan kelompok Betawi lainnya, orang Betawi Pinggir lebih superior dalam arti pendidikan agama. Sejak dulu, orang Betawi Tengah cenderung menyekolahkan anaknya ke sekolah umum sebagai pendidikan formal mereka, maka orang Betawi Pinggir menyekolahkan anak-anaknya ke pesantren sebagai pendidikan formal mereka. Itu sebabnya orang Betawi menolak bila mereka dianggap tertinggal dalam arti pendidikan bila dibandingkan dengan kelompok lainnya di Indonesia, yang benar adalah mereka
mempunyai
bentuk
pendidikan
yang
berbeda
dengan
suku
lainnya.
Walaupun orang Betawi Tengah menempuh pendidikan formal di Sekolah Umum,
pendidikan agama menurut mereka merupakan bagian yang sangat penting didalam kehidupan mereka. Proses bermasyarakat orang Betawi Tengah ini tidak dapat dipisahkan dari pola kehidupan beragama. Proses sosialisasi ini telah membentuk kehidupan ber agama sebagai bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Jadi meskipun orang Betawi Pinggir memberi perhatian besar pada pendidikan agama bila dibandingkan dengan Betawi Tengah, pendidikan agama tetap merupakan amatlah penting dalam kehidupan orang Betawi Tengah. Perbedaan persepsi antara orang non-Betawi dengan persepsi orang Betawi mengenai Betawi disebabkan karena pengetahuan orang non-Betawi adalah gambaran mengenai orang Betawl yang hidup dipinggiran kota Jakarta dan umumnya berasal dari lapisan sosial
ekonomi bawah.
View more...
Comments