Sinopsis Film the Godfather I
October 10, 2017 | Author: Meutia Azzahra | Category: N/A
Short Description
Bedah film...
Description
KOMUNIKASI BISNIS Bedah Film “The Godfather I (1972)”
DISUSUN OLEH : Meutia Azzahra (01031281419075) Isni Nadia (010311814190) Mardiah (01031181419002) Dina Anggraini (01031181419006) Marini Putri Ramadhani (01031281419124) Sri Rizky Wahyuni (01031181419040)
Dosen Pengampu : DRA. SUHARTINI KARIM, MM
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016
Sinopsis Film The Godfather I (1972) Film The Godfather dirilis pada tahun 1972 berdasarkan buah dari novel Mario Puzzo. Cerita film ini mengupas sisi kehidupan dari keluarga mafia dari daerah Corleone, sebuah lokasi di Sisilia, Italia. Digarap dengan sangat rapi, alur cerita yang padat, akting dari bintang-bintang hebat yang sangat berkarakter membuat film The Godfather menjadi box office sepanjang masa.
The Godfather Part I. Film ini diawali dengan serangkaian permintaan tolong dari client-client sang big bos mafia Don Vito yang memohonkan bantuan darinya untuk membereskan masalah-masalah di pekerjaan maupun urusan pribadi mereka. Mulai dari pengusaha yang anak gadisnya dipukul kekasihnya sampai aktor yang disingkirkan dari perannya meminta bantuan Don Vito Corleone. Sang Godfather berhasil menumbuhkan loyalitas kepada client, teman dan anak buahnya ternyata bukan dengan kekerasan, tapi justru dengan persahabatan dan kekeluargaan. Tetapi ketika menghadapi musuh, dia tidak segansegan melakukan aksi terornya. Perseteruan mulai terjadi ketika Don Vito Corleone ditawari kerjasama oleh kepala gangster lainnya untuk menggeluti bisnis narkoba. Si kepala gangster bernama Sollozzo menawarkan keuntungan yang sangat menggiurkan kepada Don Vito oleh karena kedekatannya dengan politikus dan polisi. Tetapi Don Vito punya prinsip tidak ingin terjebak di dalam bisnis narkoba, baginya bisnis narkoba bisa merusak negara dan pada akhirnya keluarganyalah yang akan menemui kesulitan. Para loyalis seperti Tom Hagen (orang Irlandia, pengacara), Clamente (algojo sang big boss) dan anaknya yang bernama Sonny (Santiano Corleone) awalnya sangat tertarik akhirnya mengurungkan niatnya. Melihat para loyalis yang tertarik, tetapi tidak dikabulkan oleh Don Vito, si Sollozzo kemudian melakukan praktek adu domba dan penculikan serta rencana pembunuhan terhadap Don Vito (Marlon Brando). Salah satu loyalis dikirim ke Sollozzo untuk mengetahui
konspirasi yang dirancang terhadap dirinya, tetapi naas, si loyalis dibunuh dengan keji. Kemudian pengacara keluarga yang setia Tom Hargen diculik, dan Don Vito sendiri ditembak ketika sedang berbelanja. Para pengawalnya ditembak mati, dan si big boss sendiri ditembak berkali-kali, dan dirawat di Rumah Sakit. Tapi nyawanya masih tertolong. Keluarga Don Vito yang sempat tercerai berai sementara dan diteror oleh peristiwa ini bersyukur mempunyai loyalis-loyalis yang siap mati. Ketika tidak ada kepemimpinan di keluarga, muncul kisah heroik dari Michael Corleone yang justru anak paling bungsu. Diawali dengan keberaniannya seorang diri menjenguk ayahnya ke rumah sakit, si Michael yang diperankan oleh Al Pacino berhasil menyelamatkan nyawa ayahnya dari tangan musuh yang berkomplot dengan kepala polisi yang korup. Seandainya Michael tidak datang saat itu, rumah sakit yang tampaknya sengaja dikosongkan penjagaannya, mungkin nyawa ayahnya sudah dibunuh oleh musuh. Kemudian setelah itu, Michael yang tidak pernah bergelut di dunia hitam ini mengajukan diri menjadi negosiator mewakili ayahnya bertemu dengan musuh ayahnya yang tidak berhasil membunuh yaitu si Sollozzo yang didampingi kepala polisi korup. Di balik pertemuan yang disepakati dilakukan di restoran, ternyata keluarga mafia Corleone telah mempersiapkan balas dendam. Pistol telah disiapkan di toilet oleh loyalis untuk membunuh Sollozzo dan kepala polisi. Alhasil, restoran tempat pertemuan menjadi tempat pembantaian berdarah dingin oleh Michael Corleone. Michael yang menjadi pelaku pembunuhan akhirnya diselundupkan pulang ke sebuah desa kecil di Sisilia, Italia. Di sana diceritakan kisah romantis kehidupannya bersama seorang gadis cantik kembang desa yang akhirnya dinikahinya. Tetapi perjalanan cinta di Italia tersebut tidak berjalan lama, ternyata musuh keluarga Corleone sudah menyuap salah satu bodyanguardnya yang menempatkan bom di mobil yang dikendarai oleh istrinya yang cantik tersebut. Alhasil, istri Michael mati, terpaksa Michael kembali dipulangkan ke New York. Kebetulan peperangan terbuka sudah terjadi antara keluarga Vito Corleone dan kepala mafia lainnya,
berujung
pada
matinya
Sonny
Corleone,
anak
tertua
Don
Vito.
Sonny dibunuh karena hendak membalaskan dendam kepada adik iparnya yang kerap melakukan KDRT kepada adik mereka Connie yang diperankan oleh Thalia Shire yang juga berperan sebagai istri Silvester Stallone (the Rocky).
Ternyata para pembunuh sudah bersiap di pintu gerbang perumahan yang menuju rumah Connie. Di gerbang itulah Sonny dan ajudannya dihabisi dengan berondongan puluhan kali peluru. Dari peristiwa ke peristiwa perseteruan antar gang, Don Vito akhirnya memutuskan untuk menginisiasi gencatan senjata. Rapat para kepala mafia pun diadakan. Hadir juga keluarga Sollozzo yang saudaranya dibantai Al Pacino. Don Vito yang tidak mau lagi kehilangan anggota keluarga lain membuka pintu damai dengan semua keluarga mafia lainnya. Dia dengan lapang dada tidak akan balas dendam atas kematian Sonny anak sulungnya. Dan dia pun bersedia untuk kerjasama dengan keluarga mafia lainnya, bahkan dia tidak sanggup menolak mengelola bisnis narkoba dengan persyaratan tidak diedarkan di sekolah dan diedarkan kepada kaum negro di seputaran kota New York. Setelah itu, Don Vito yang sudah tidak sehat dan merasa sudah tua menyerahkan tampuk pimpinannya kepada anak tersayangnya Michael Corleone. Setelah ayahnya meninggal dunia, Michael yang sudah diperingatkan oleh ayahnya akan kelicikan kepala mafia Barzini yang merupakan mastermind dari semua peristiwa rencana pembunuhan dirinya dan pembunuhan Sonny, mengambil langkah cepat. Menunggu waktu yang tepat dengan menyusun alibi, pada hari di mana anak Connie dibaptis dan Michael menjadi ayah baptis (tradisi gereja Katolik) , anak-anak buah keluarga Corleone membunuh satu per satu musuh
keluarga.
Barzini pun menjadi salah satu korban. Selain itu, Michael juga menghabisi pengusaha kasino di Las Vegas yang menghalangi dirinya untuk membeli saham mayoritas bisnisnya. FYI, Michael memang ingin melebarkan bisnis ke Las Vegas karena kota New York sudah tidak kondusif. Perang terhadap mafia memang mulai dicanangkan oleh pemerintah federal. Selain balas dendam kepada musuh keluarga, Michael pun membersihkan anggota keluarga dan loyalis yang dianggap dan diyakininya menjadi musuh dalam selimut. Adik iparnya Carlo yang sering ringan tangan terhadap adiknya diyakini sebagai org yang terlibat pembunuhan Sonny. Melalui interogasi penuh tipu muslihat Michael, Carlo yang dijanjikan akan diampuni jika mengakui dosanya, akhirnya dieksekusi oleh Clamente di mobil. Michael di ending cerita The Godfather I ini diceritakan menjadi sangat kuat dan ditakuti oleh kawan maupun lawan. Tangan besinya ternyata sangat ampuh untuk membentuk wibawanya menjadi bos mafia. Sutradara: Francis Ford Coppola
Penulis: Mario Puzo (screenplay), Francis Ford Coppola (screenplay)
Profil Para Pemain Film The Godfather Marlon Brando
Peran: Don Vito Corleone
Nama Lain/Nama Panggilan: Mr. Mumbles Profesi: Aktor, sutradara, aktivis Tanggal Lahir: 3 April 1924 Tempat Lahir: Omaha, Nebraska, Amerika Serikat Zodiak: Aries Film Terpopuler: The Godfather (1972), Apocalypse Now (1979), Superman (1978), On the Waterfront (1954)
Al Pacino
Peran: Michael Corleone
Nama Lain/Nama Panggilan: Sonny Profesi: Aktor, sutradara, produser Tanggal Lahir: 25 April 1940 Tempat Lahir: New York City, New York, Amerika Serikat Zodiak: Taurus Film Terpopuler: The Godfather (1972), Scarface (1983), Heat (1995), The Godfather: Part II (1974)
James Caan Nama Lain/Nama Panggilan: Jimmy Caan, Jimmy Profesi: Aktor Tanggal Lahir: 26 Maret 1940 Tempat Lahir: The Bronx, New York, Amerika Serikat Zodiak: Aries Peran: Sonny Corleone
Film Terpopuler: The Godfather (1972),
Robert S. Duvall
Peran: Tom Hagen Diane Keaton
Nama Lain/Nama Panggilan: Bob Profesi: Aktor, produser Tanggal Lahir: 5 Januari 1931 Tempat Lahir: San Diego, California, Amerika Serikat Zodiak: Capricorn Film Terpopuler: The Godfather: Part II (1974), The Godfather (1972)
Profesi: Sutradara, produser Tanggal Lahir: 5 Januari 1946 Tempat Lahir: Los Angeles, California, Amerika Serikat Zodiak: Capricorn
Peran: Kay Adams Nama Lain/Nama Panggilan: Diane Hall, Annie
Film Terpopuler: The Godfather: Part II (1974), The Godfather (1972), The Godfather: Part III
Richard S. Castellano
Peran: Peter Clemenza John Cazale
Nama Lain/Nama Panggilan: Richie Profesi: Aktor Tanggal Lahir: 4 September 1933 Tempat Lahir: The Bronx, New York City, New York, Amerika Serikat Zodiak: Virgo Film Terpopuler: The Godfather (1972), Lovers and Other Strangers (1970), Joe and Sons (1975), Night of the Juggler (1980)
Peran: Fredo
Nama Lain/Nama Panggilan: – Profesi: Aktor Tanggal Lahir: 12 August 1935 Tempat Lahir: Boston, Massachusetts, Amerika Serikat Zodiak: Leo Film Terpopuler: The Godfather: Part II (1974), The Deer Hunter (1978), The Godfather (1972), Dog Day Afternoon (1975)
Talia Shire
Peran: Connie Nama Lain/Nama Panggilan: Tally, Talia Coppola, Tally Coppola, Talia Shire Schwartzman, Tallia Shire Profesi: Aktris, produser Tanggal Lahir: 25 April 1946
Tempat Lahir: Lake Success, Long Island, New York, Amerika Serikat Zodiak: Taurus
Film Terpopuler: Rocky (1976), The Godfather: Part II (1974), The Godfather (1972), The Godfather: Part III (1990)
Gianni Russo
Peran: Carlo
Abe Vigoda
Nama Lain/Nama Panggilan: Louis Russo Profesi: Aktor Tanggal Lahir: 12 Desember 1943 Tempat Lahir: New York City, New York, Amerika Serikat Zodiak: Sagitarius Film Terpopuler: The Godfather (1972), The Godfather: Part II (1974), Any Given Sunday (1999), Rush Hour 2 (2001)
Peran: Tessio
Nama Lain/Nama Panggilan: Vigoda Profesi: Aktor Tanggal Lahir: 24 Februari 1921 Tempat Lahir: New York City, New York, Amerika Serikat Zodiak: Pisces Film Terpopuler: The Godfather (1972), The Godfather: Part II (1974), Barney Miller (1974), Look Who’s Talking (1989)
Richard Conte
Peran: Barzini
Nama Lain/Nama Panggilan: Nicholas Conte, Nick Profesi: Aktor Tanggal Lahir: 24 Maret 1910 Tempat Lahir: Jersey City, New Jersey, Amerika Serikat Zodiak: Aries Film Terpopuler: The Godfather (1972), Call Northside 777 (1948), Ocean’s 11 (1960), A Walk in the Sun (1945)
Al Lettieri
Peran: Virgil Sollozzo
Nama Lain/Nama Panggilan: Al Lettier, Anthony Lettier, Alfredo Lettieri, Anthony Lettieri, Dediacato ad Al Lettieri Profesi: Aktor Tanggal Lahir: 24 Februari 1928 Tempat Lahir: New York City, New York, Amerika Serikat Zodiak: Pisces Film Terpopuler: The Godfather (1972), The Getaway (1972), Mr. Majestyk (1974), McQ (1974
Film the god father merupakan salah satu film, bercerita tentang keluarga Don Vito Corleone, pria pemurah yang tak kenal ampun dalam meraih dan mempertahankan kekuasaan. Film ini memperlihatkan pentingnya negosiasi pada lembaga, organisasiyang merupakan langkah awal dalam mencapai suatu tujuan. Negosiasi dapat menjadi kekuatan utama bagi suatu lembaga atau perusahaan jika negosiasi didukung dan disempurnakan dengan kemampuan analisis dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Seperti yang digambarkan dalam film ini, negosiasi yang terjadi merupakan negosiasi bisnis. Jika kita berbicara negosiasi dalam konteks bisnis maka kita juga harus berbicara mengenai pola pikir lawan bisnis, strategi, hingga framing atau pengklasifikasian kondisi dan situasi apa yang sedang dihadapi saat ini. Seperti yang digambarkan dalam film ini, negosiasi bisnis mafia ilegal ini dapat membahayakan orang-orang, bahkan orang-orang yang sama sekali tidak mengerti dan memahami situasi dan kondisi apa yang sedang terjadi. Di dalam kehidupan nyata, terdapat dua sisi yang berbeda di setiap bagiannya dan biasanya kedua sisi tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena pada dasarnya kedua sisi tersebut memang saling membutuhkan dan saling berketaitan. Begitu pula dalam dunia bisnis terdapat kelompok penguasa dan kelompok yang tidak berkuasa. Di dalam negosiasi terdapat dua karakteristik negosiator, yakni 1) Pressure group (golongan yang senang bersaing dan ingin menang dalam segala hal). Golongan ini memandang negosiasi sebagai ajang kompetisi, mencari keuntungan dengan penguasaan, cenderung menggeretak, menipu dan melakukan dengan cara yang licik, bahkan dengan cara kekerasan, menginginkan sesuatu dengan cuma-cuma, lebih dari itu pada golongan ini biasanya pelaku negosiasi akan melakukan aggressive action. 2) Cooperative group (golongan yang senang bekerjasama dan ingin mencapai persetujuan yang terbaik bagi semua pihak). Golongan ini memandang negosiasi sebagai suatu hubungan untuk mencapai tujuan jangka panjang, mencari keberhasilan dengan kerjasama, hanya akan melakukan sesuatu dengan sesuatu yang lain.1
1 Priyatna, Soeganda. Ardianto, Elvinaro. Tujuh pilar strategi komunikasi bisnis, Komunikasi Binis. Widya Padjadjaran. 2008 : 126-128.
Dalam film ini jelas terlihat bahwa Don Vito Corleone termasuk kedalam Pressure group. Bisnis Vito Corleone ini sebenarnya lebih ke bisnis negosiasi dan Vito selalu bisa membuat tawaran yang tidak pernah bisa ditolak oleh semua orang. Tanpa belas kasih, Ia akan selalu mendapatkan apa yang Ia inginkan walaupun itu hanyalah permintaan tolong dari klien-klien yang mengajukan persahabatan dan mengakuinya sebagai godfather. Dalam film godfather, negosiasi berperan sebagai langkah awal bisnis maupun penyelesaian suatu masalah dan si Negosiator Corleone selalu menang dalam proses negosiasi tersebut (WinLose Solution) hal tersebut terlihat dari cara Corleone yang selalu memberikan ancaman dan teror apabila ketika proses negosiasi pihak lawan tidak menyetujui tawarannya, sampai tawaran itu diterima. Salah pengertian dalam proses negosiasi akan berakibat sangat fatal, terlebih jika berbicara mengenai negosiasi tingkat tinggi seperti yang digambarkan dalam film ini, maka kesalahan bernegosiasi dapat mengakibatkan hilangnya nyawa orang yang di ajak bernegosiasi. Oleh karena itu seorang negosiator bisnis pada umumnya dan negosiator politik pada khususnya harus dapat membaca gerak-gerik lawan negosiasinya hingga membaca situasi apa yang sedang mempengaruhi proses negosiasi yang sedang berlangsung. Selain itu terdapat beberapa teknik yang dapat dijadikan pedoman ketika melakukan negosiasi, agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam strategi awal, yang juga sangat terlihat jelas dalam film godfather, yaitu :
Teknik mengenali pihak lawan Teknik yang dilakukan, dimana negosiator mencari tahu informasi mengenai kelebihan dan kelemahan pihak lawan, mencari tahu kehendak dan tujuan lawan. Kunci keberhasilan cara ini adalah pengetahuan akan sasaran yang akan dicapai dan aspek mana
yang akan dilepaskan. Teknik mengalah untuk menang (Win-lose) Dalam teknik ini, negosiator mengorbankan butir-butir masalah yang lemah dan mempertahankan yang kuat, pada akhirnya tujuan yang diharapkan dari teknik ini adalah
win-lose solution. Teknik mendukung (Piggiback) Piggiback artinya menyelesaikan satu butir masalah negosiasi untuk memenangkan butir-butir maslah berikutnya. Teknik ini biasanya dilakukan di pertengahkan proses negosiasi. Syarat utama dalam penerapan teknik ini adalah harus tahu persis mana butir masalah negosiasi yang penting.2
2 Priyatna, Soeganda. Ardianto, Elvinaro. Tujuh pilar strategi komunikasi bisnis, Komunikasi Binis. Widya Padjadjaran. 2008 : 126-127.
Negosiasi merupakan salah satu cara penyelesaian sengketa yang sudah lama dikenal dan banyak digunakan oleh berbagai pihak dalam menyelesaikan permasalahan ataupun sengketa
di
antara
dua
pihak
yang
berbeda.
Negosiasi
berasal
dari
bahasa
Inggris, negotiation yang artinya perundingan. Dalam bahasa sehari-hari negosiasi sepadan dengan istilah berunding, bermusyawarah atau bermufakat. Oleh karena itu negosiasi yang sehat adalah negosiasi yang dilakukan tanpa tekanan, dilakukan dalam situasi yang nyaman bagi kedua pihak yang melakukan negosiasi dan dilakukan dalam keadaan netral. Keadaan netral disini diartikan sebagai keadaan sehat, baik fisik maupun psikis, akan tetapi masingmasing pihak tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi selama proses negosiasi berlangsung. Dalam negosiasi bisnis, seperti dalam fim the Godfather ini, dapat kita lihat bahwa emosi dan mengemukan pendapat pribadi di luar konteka negosiasi dapat mengakibatkan negosiasi tidak efektif atau bahkan dapat mengakibatkan gagalnya negosiasi. Seperti yang diperlihatkan di dalam film The Godfather Santino (Sonny) memperlihatkan emosinya dan mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan rekan negosiasinya sehingga terjadi kesalahpahaman dengan pihak lawan, karena adanya perbedaan pendapat tersebut pihak lawan yaitu keluarga Tagthalia menangkap adanya peluang untuk membuat hasil negosiasi tersebut disetujui yaitu dengan menghasut Santino agar mau menyetujiu penawarannya namun dengan cara yang licik. Dalam negosiasi bisnis, jika dilakukan dengan mengikutsertakan emosi maka dapat dipastikan keputusan yang dihasilkan tidak akan maksimal bahkan dapat memperkeruh suasana negosiasi yang berlangsung saat ini, hingga resiko-resiko negative lain yang harus ditanggung oleh kedua belah pihak. Negosiasi merupakan bentuk penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dilakukan oleh para pihak yang bersengketa sendiri atau kuasanya, tanpa bantuan dari pihak lain, dengan cara bermusyawarah atau berunding untuk mencari pemecahan yang dianggap adil diantara para pihak. Hasil dari negosiasi berupa penyelesaian kompromi (compromise solution) yang tidak mengikat secara hukum. Untuk itu, sebelum melakukan negosiasi harus dilakukan persiapan yang matang dan terencana terlebih dahulu. 1. Tahapan perencanaan merupakan bagian terpenting yang harus dipersiapkan secara mendetail, karena tanpa adanya tahap perencanaan negosiasi akan berakhir dengan kegagalan. Tahapan yang dimaksud diawali dari tahap persiapan dari diri sendiri, salah satu yang harus disiapkan adalah kepercayaan diri yang penuh harus dimiliki oleh seorang negosiator sebelum ia melakukan negosiasi. 2. Melakukan analisis pribadi (SWOT Analysis). Strength (kekuatan) menilai dari mana segi positif yang dimiliki oleh negosiator. Dalam film ini Don Vito Corleone menyadari betul
kekuatan yang dimiliki oleh dirinya, kemampuan bernegosiasi yang dimiliki oleh Corleone memposisikan Corleone pada posisi kuat secara internal. Weekness (kelemahan) menilai kira-kira apa yang menjadi kelemahan yang dimiliki atau kemungkinan negative apa yang mungkin dapat tejadi dalam proses negosiasi. Jika kondisi negosiasi seperti apa yang dipertunjukan dalam film The Godfather, maka segala kemungkinan baik positf maupun negative dapat dengan cepat berganti. Oleh karena itu Corleone sebagai negosiator harus dengan cepat mengambil suatu keputusan jika keadaan berubah menjadi semakin memburuk, tentunya didukung dengan pemikiran cepat dan dengan pertimbangan yang tepat. Opportunity (peluang) menilai peluang apa saja yang dapat diperoleh dari lawan negosiasi. Setiap negosiasi yang dilakukan memiliki peluang sekecil atau sebesar apapun peluang tersebut. Threaths (ancaman) yakni menilai apa yang menjadi kekuatan adversary/lawan negosiasi, yang mungkin akan menghambat proses negosiasi. Untuk negosiasi yang dilakukan oleh Corleone dalam film the The Godfather kemampuan untuk menilai seseorang sudah menjadi suatu kemampuan wajib yang harus dimiliki. Kemampuan inilah yang berfungsi untuk mengklasifikasi secara umum siapa yang lawan dan siapa kawan. Corleone sebagai negosiator begitu cerdik dalam mengetahui apa yang akan dilakukan oleh lawannya selanjutnya dan begitu cekatan dalam mengantisipasi hal-hal buruk yang terjadi selama maupun sesudah negosiasi. 3. Kemampuan berkomunikasi yang efektif, dengan penguasaan materi negosiasi dan membuat urutan butir-butir masalah sesuai dengan skala prioritas. Seorang negosiator harus dapat menentukan skala prioritas dengan cepat. 4. Menentukan sasaran yang akan ditujukan 5. Mempersiapkan strategi negosiasi dengan menentukan negosiasi akan dilaksanakan, dimana negosiasi akan dilaksanakan, dan teknik negosiasi apa yang akan dilakukan, apakah win-lose, win-win, atau lose-win. Pada umumnya negosiasi digunakan dalam sengketa yang tidak terlalu pelik, di mana para pihak masih beriktikad baik dan bersedia untuk duduk bersama memecahkan masalah. Menurut pasal 6 ayat 2 Undang Undang nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, pada dasarnya para pihak berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa yang timbul di antara mereka. Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut selanjutnya harus dituangkan dalam bentuk tertulis yang disetujui oleh para pihak. Negosiasi yang baik dan efektif adalah negosiasi yang didasarkan pada data fakta yang akurat dan faktual, sehingga setiap argumen dan kehendaknya tidak terlepas dari fakta yang ada. Di samping itu juga harus ditopang dengan negosiator yang handal dan professional, yang memahami tujuan negosiasi dilakukan dan mempunyai daya kemampuan optimal dalam
menemukan solusi terhadap masalah yang dihadapi dan terhindar dari kemungkinan dead lock. Dalam film The Godfather, sangat jelas terlihat bahwa proses negosiasi tidak hanya sekedar berkomunikasi semata. Negosiasi yang efektif adalah negosiasi yang didalamnya tedapat pemahaman mengenai apa yang diinginkan negosiator dan begitu pula sebaliknya negosiator mengetahui apa yang diinginkan oleh lawan negosiasinya. Dalam proses negosiasi penggunaan bahasa nonverbal terkadang memiliki peranan yang lebih penting. Dalam film ini, Corleone mengetahui bahwa keluarga Tataghlia akan merencanakan sesuatu yang buruk dan tidak menerima hasil negosiasi tersebut, hal tersebut diketahui dari gerak tubuh dan gerakan mata pemimpin keluarga Tataghlia. Selain bahasa tutur dan bahasa nonverbal yang secara umum dimengerti oleh berbagai macam pihak, dalam proses negosiasi seperti dalam film The Godfather, proses negosiasi juga diisi dengan bahasa-bahasa isyarat yang hanya diketahui oleh sebagian pihak saja. Oleh karena itu seorang negisiator yang handal sebaiknya juga memiliki kemampuan menganalisis kondisi psikologis seseorang. Saat ini negosiasi sudah tidak dianggap sebelah mata, negosiasi telah menjadi fenomena. Didalamnya terdapat kemampuan berkomunikasi, kepentingan, kerjasama, dan lain sebagainya. Seperti di Indonesia, fenomena negosiasi terlihat sangat jelas dalam kasus bank century, kampanye partai politik, pemilihan jajaran menteri, hingga hubungan bilateral dan multilateral. Pada intinya negosiasi menjunjung prinsip win win solution, akan tetapi saat ini negosiasi mengalami pergeseran nilai. Pergesaran nilai ini merujuk pada salah satu pihak yang memenangkan objek yang dinegosiasikan, hanya dikarenakan kekuatan yang dimiliki pihak-pihak minoritas. Oleh karena itu negosiasi harus selalu diiringi dengan ingatan dan pengaplikasian secara nyata mengenai etika dan nilai-nilai kebaikan lainnya.
View more...
Comments