Siklus Estrus Dan Apusan Vagina

November 24, 2017 | Author: Desi Bintari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Siklus Estrus Dan Apusan Vagina...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM TERATOLOGI SIKLUS ESTRUS DAN APUSAN VAGINA

OLEH :

NAMA

: Ni Wayan Desi Bintari

NIM

: 1008305021

Tanggal Praktikum : Selasa, 17 April 2012

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2012

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pada mamalia ditemukan dua siklus berbeda yang merupakan pola sekresi hormon dan berbagai peristiwa reproduktif. Manusia dan banyak primata lain mempunyai siklus menstruasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain mempunyai siklus estrus (estrus cycle). Estrus yang dalam bahasa latin disebut “oestrus” yang berarti “kegilaan” atau “gairah” adalah satu –satunya waktu dimana perubahan vagina memungkinkan terjadinya perkawinan. Lama siklus estrus pada mencit hanua 5 hari (Campbell dkk, 2004). Hewan yang mengalami siklus estrus, selama satu siklus hewan betina siap menerima hewan jantan untuk kawin hanya dalam waktu yang singkat, yaitu pada masa ovulasi. Selain itu, dinding saluran reproduksi pada akhir siklus tidak mengalami disintegrasi dan tidak luruh sehingga tidak ada pendarahan. Siklus estrus terdiri atas empat tahap/fase, yaitu tahap diestrus, proestrus, estrus, dan metestrus. Tahapan/fase estrus yang dialami hewan dapat dikenali dari gambaran sel yang diperoleh melalui apusan vagina (Isnaeni, 2006). Pada tikus dan mencit, perubahan –perubahan yang berlangsung pada vagina meliputi perubahan histology epitel yang tergambar pada saat dilakukan pengamatan apusan vagina. Teknik preparat apusan vagina sangat bermanfaat terutama pada spesies yang memiliki siklus estrus pendek (mencit dan tikus), karena pada spesies ini histologi dapat mencerminkan kejadian –kejadian pada ovarium dengan tepat (Nalbandov, 1990).

1.2. Tujuan 1. Menentukan tahap siklus estrus yang sedang dialami oleh mencit betina (Mus musculus). 2. Agar penyatuan hewan betina dengan hewan jantan dapat dilakukan pada saat yang tepat sehingga perkawinan berhasil (mencit berina hamil).

II.

MATERI DAN METODE

Pipet halus yang telah diisi dengan NaCl 0,9% dimasukkan ke dalam vagina mencit kemudian disemprot dan disedot beberapa kali sampai cairan di dalam pipet berubah keruh. Cairan yang telah keruh tersebut selanjutnya diteteskan pada kaca objek, kemudian ditambahkan pewarna gimsa beberapa tetes dan didiamkan selama 5 menit. Kelebihan zat warna dibuang atau diserap dengan menggunakan tissue dan dibilas dengan air steril. Setelah dibilas, ditutup dengan kaca penutup, dikeringkan dan diamati dibawah mikroskop. Gambaran sitologis apusan vagina dan siklus reproduksinya selanjutnya ditentukan melalui pengamatan. Setelah pengamatan, hewan jantan dan betina dipasangkan dalam satu kandang untuk melakukan perkawinan. Keberhasilan perkawinan ditandai dengan ada tidaknya sumbat vagina.

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil a. Gambar apusan vagina fase metestrus

1

Keterangan : 1. Leukosit

b. Gambar apusan vagina fase estrus (akhir)

1

Keterangan : 1. Sel epitel menanduk (cornified)

3.2 Pembahasan Pada setiap siklus yang terjadi pada tubuh mencit, terjadi perubahan – perubahan prilaku yag dipengaruhi oleh hormon yang berpengaruh di dalam tubuhnya. Siklus estrus pada mencit dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu diestrus (anestrus), proestrus, estrus dan metestrus (Adnan, 2010). Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh data bahwa mencit yang dilakukan apusan vaginanya sedang berada pada tahapan metestrus dan estrus. Mencit yang mengalami metestrus ditandai dengan adanya sel –sel leukosit dan sedikit sel epitel menanduk pada preparat. Pada tahap metestrus ini, birahi pada mencit mulai berhenti, aktifitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan. Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran paling kecil karena uterus menciut. Pada ovarium yang korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel –sel leukosit yang berfungsi menghancurkan dan memakan sel telur tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam (Yatim, 1994). Mencit yang mengalami fase estrus, pada preparat apusan vaginanya terlihat ada banyak sel –sel epitel yang mengalami kornifikasi (sel epitel menanduk). Pada tahap estrus, vagina mencit akan bengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel –sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap metestrus (Sagi, 1990). Dua fase lainnya pada siklus estrus adalah fase diestrus dan proestrus. Fase diestrus terjadi selama 2-2,5 hari dimana pada tahap ini terbentuk folikel –folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa mengalami pertumbuhan awal. Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak lendir (Yatim, 1994).

Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel de Graaf. Pada apusan vagina akan terlihat sel –sel epitel yang berinti yang telah mulai kehilangan inti (cornified) dan tidak ada lagi leukosit. Sel –sel cornified ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum terbentuk sempurna bahkan belum terbentuk inti. Fase ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase ini berakhir, selanjutnya fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan berulang (Yatim, 1994). Ciri- ciri dari siklus estrus itu sendiri pada mencit adalah pada fase diestrus, vagina terbuka kecil dan jaringan berwarna ungu kebiruan dan sangat lembut. Pada fase proestrus, jaringan vagina berwarna pink kemerahan dan lembut. Pada fase estrus, vagina mirip dengan pada saat fase proestrus, namun jaringannya berwarna pink lebih terang dan agak kasar. Pada fase metestrus 1, jaringan vagina kering dan pucat. Pada metestrus II, vagina mirip metestrus 1 namun bibir vagina edematous (Hill, 2006).

IV. KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang dilakukan, maka dapat disimpulkan : 

Tahap siklus estrus yang dialami oleh mencit (Mus musculus) yang diujikan dalam praktikum berada dalam tahap metestrus dan tahap estrus. Tahap metesrus ditandai adanya sel –sel leukosit dan sedikit sel epitel menanduk pada preparat. Tahap estrus ditandai dengan tidak adanya leukosit dan banyak terdapat sel –sel epitel menanduk.



Penyatuan mencit jantan dan betina dapat dilakukan karena salah satu mencit sedang mengalami tahap estrus, dimana pada tahap ini merupakan tahap yang tepat sehingga kemungkinan berhasil sangat besar.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan (Biologi FMIPA UNM). 2010. Siklus Reproduksi Available : http://www.scribd.com/doc/33600925/SIKLUS-REPRODUKSI (23-42012) Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2004. Biologi Edisi Kelima – Jilid 3. Jakarta : Erlangga Hill, M. 2006. Estrous Cycle. The University of New South Wales Available: http://www.lpp.uns.ac.id/web/moodle/moodledata/12/5/3Ooogonesis.pdf Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisus Nalbandov, A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas, Cetakan Pertama. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press) Sagi, M. 1990. Embriologi Perbandingan pada Vertebrata. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Yatim, W. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung : Tarsito

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF