Sig a Laporan Minggu 4 Ridho Ilahi 41782

March 6, 2018 | Author: ridho | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

praktikum sig...

Description

Laporan 4

LAPORAN PRAKTIKUM SIG “Konversi Data Geospasial Sebagai Input Data Dalam SIG”

Disusun Oleh: Kelas A

Ridho Ilahi (14/363764/TK/41782)

Departemen Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2016

1. Mata Acara Praktikum “Konversi Data Geospasial Sebagai Input Data Dalam SIG” 2. Tujuan Praktikum Membuat koneksi direktori kerja untuk menyimpan hasil proyek SIG dan melakukan proses konversi peta digital dari format CAD (DWG) ke Format Shapefile (SHP) pada perangkat lunak ArcGIS. 3. Landasan Teori Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografidan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi. Dalam pengelolahan data untuk GIS memerlukan aplikasi- aplikasi pendukung pengelolahan data tersebut seperti autocad, quantum GIS, dan ArcGIS. Setiap aplikasi tersebut tidak ada yang sempurna, masing – masing memiliki kelemahan dan keuntungan. Untuk mendapatkan hasil pengelolahan yang maksimal tidak hanya digunakan satu aplikasi untuk pengelolahan SIG, pekerjaan pengelolahan data geospasial (DG) dapat dilakukan dengan kombinasi pemakaian aplikasi – aplikasi diatas. Namun dikarenakan format hasil pengelolahan mempunyai perbedaan format, maka harus dilakukan konversi antar data. Seperti autoCAD dan ArcGIS. AutoCAD adalah perangkat lunak komputer CAD untuk menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan olehAutodesk. Keluarga produk AutoCAD, secara keseluruhan, adalah software CAD yang paling banyak digunakan di dunia.Format data asli AutoCAD, DWG, dan yang lebih tidak populer, Format data yang bisa dipertukarkan (interchange file format) DXF, secara de facto menjadi standard data CAD. Akhir-akhir ini AutoCAD sudah mendukung DWF, sebuah format yang diterbitkan dan dipromosikan oleh Autodesk untuk mempublikasikan data CAD. arcGIS lebih diperuntukkan untuk menggambar 2 dimensi. Dan format data asli arcGIS adalah shapefile (.SHP)

4. Waktu dan tempat Praktikum SIG kali ini dilakukan di Lab Komputasi lantai 2 Departemen Teknik Geodesi UGM Yogyakarta, yang dilakukan pada hari selasa, 8 Maret 2016 pada pukul 13.00 hingga pukul 15.30 WIB.

5. Langkah Kerja a. Buka Arc Map b. Add data .dwg yang ingin di proses

c. lakukan konversi layer. Arc toolbox > analysis tools > > extract > select.

d. Masukan

Input

Features,

lakukan

pencarian

(browse)

dan

pilih

file

PETA_CAD.dwgyang sebelumnya sudah dipersiapkan. e. Selanjutnya pilih yang PETA_CAD. dwg Polyline (dari file PETA_CAD.DWG) untuk tema-tema peta yang sudah dipersiapkan sebelumnya dengan feature (polygon dan Polyline), sedangkan untuk titik ikat (grid) dipilih Point

f. Pada pilihan luaran (output) Features Class, tentukan lokasi penyimpanan dan nama file keluaran hasil konversi (sesuai detail yang akan dibuat, misalnya: jalan, kontur, dlsb.).

g. Pada opsi Expression (optional) tentukan detil apa yang akan dibuat hasil konversinya (misalnya: jalan, kontur, dst.) melalui jendela Query Builder dengan meng-klik

. Klik Ok. Bila sudahLayer yang dikonversi menjadi *.shp akan

terbentuk (contoh: jalan.shp).Lakukan pada semua layer yang ada (jalan, kontur, dlsb.). h. Sebelum bangunan dan RTH dilakukan konversi ke polygon, pastikan bahwa kedua layer tersebut berbentuk polygon, sehingga perlu dilakukan koreksi terlebih dahulu. Caranya start editing > line dan mulai lakukan pengeditan. i. Lakukan juga pengecekan ada kontur, apakah ada kontur yang bertabrakan atau tidak, jika ada lakukan pemotongan dengan menu split tidak ada kontur yang putus dan saling berpotongan.

pada editing sehingga

 Untuk Menggabungkan obyek, lakukan langkah : o Pilih objek yang akan di merge (dalam layer yang sama). o Pada dropdown toolbar Editor  pilih merge.  Untuk memotong polygon / feature menjadi 2 bagian, lakukan langkah : o Klik polygon yang akan di potong o Pada toolbar editor  Task, pilih Cut Polygon Feature o Klik Sketch Tool ( gambar pensil ) o Buat garis pemotong, klik kanan, tekan F2 untuk mengakhiri (finish) o Kemudian polygon akan terbagi menjadi dua bagian.  Memotong polygon dengan polygon lain, lakukan langkah : o Pilih objek yang akan memotong objek lainnya o Pada toolbar Editor pilih CLIPT o Chek Discard the area that intersects Ok  Memotong garis dengan batas garis, lakukan langkah : o Pada toolbar editor Task, pilih Extend/Trim Feature o Pilih garis yang akan dipotong o Klik Skecth Tool pada toolbar Editor o Buat batas garis pemotong, tekan F2  Menambah panjang garis ( Extend ), lakukan langkah : o Pada toolbar editor Task, pilih Extend/Trim Feature o Pilih garis yang akan diperpajang o Klik Skecth Tool pada toolbar Editor 

Buat batas garis batas, tekan F2

j. Konversi poliline ke polygon. Misalnya bangunan dan RTH yang seharusnya polygon masih berbentuk poliline. Sehingga harus dilakukan konversi . caranya adalah ArcToolboxData Management ToolsFeatureFeature To Polygon.

k. Lakukan konversi pada layer yang lain sehingga bersesuaian dengan kenyataannya. Misalnya RTH atau Ruang terbuka hijau memiliki feature polygon bukan poliline. l. Jika konversi selesai, lakukan penyimpanan. m. Tahap selanjutnya melakukan pendefinisian sistem koordinat dengan menu spatial adjustment 

Mengaktifkan

menu

spatial

adjustment

dengan

cara

klik

ViewToolbars Spatial Adjustment. 

Mulai proses Spatial Adjustment dengan memulai Start Editing terlebih dahulu,

lalu klik

(View Link Table). Akan muncul jendela

LinkTable sebagai berikut:



Klik

(New Displacement Link), untuk memulai proses memasukan

koordinat pada layer yang telah dibuat tadi. Munculkan juga tabel dengan menu



Masukan x destination dan y destination sesuai dengan koordinat yang sesuai.



Cek rms



Klik Spatial AdjustmentSet Adjust Data hingga muncul jendela Choose Input For Adjustment. Pilih All features in these layers untuk memilih layerlayer yang akan disesuaikan koordinatnya



Klik adjust, dan tunggu proses. Setelah di adjust, terjadi perbedaan dengan peta cad pada awalnya.



Setelah itu, proses penefinisian koordinat selesai dilakukan

6. Hasil dan Pembahasan a. Hasil input data Dwg

b. Hasil konversi data dari format dwg ke format shp

c. Hasil editing dan pendefinisian sistem koordinat

d. Hasil akhir pengolahan data

7. KESIMPULAN Dari hasil praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pengolahan data geospasial mengandung data dari berbagai sumber sehingga sering dijumpai data dengan format yang berbeda, maka dari itu perlu dilakukan konversi data. Kemudian dilakukan georeferensi agar suatu data yang telah menjadi bentuk peta memiliki referensi spasial yang jelas.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF