Sifat Isolasi Padat Dan Proses ya
January 30, 2019 | Author: Ndeyex One | Category: N/A
Short Description
Download Sifat Isolasi Padat Dan Proses ya...
Description
SISTEM ISOLASI
SIFAT ISOLASI DAN PROSES KEGAGALAN BAHAN ISOLASI PADAT
Oleh :
M. Anas Wirawan
: D400030067
Aji Purnomo
:D400080021
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010
SIFAT ISOLASI
Salah satu tujuan dari pengujian tegangan tinggi adalah untuk meneliti sifat-sifat elektris dielektrik bahan yang telah dipakai sebagai bahan isolasi peralatan listrik maupun yang masih dalam tahap penelitian. Adapun sifat-sifat elektrik bahan dielektrik adalah : 1. Kekuatan Dielektrik 2. Konduktansi 3. Rugi-rugi Dielektrik 4. Tahanan Isolasi, dan 5. Peluahan Parsial Suatu bahan dielektrik tidak mempunyai elektron bebas, tetapi mempunyai elektronelektron yang terikat pada inti atom unsur yang membentuk dielektrik tersebut. Pada Gambar 2.1 diperlihatkan suatu bahan dielektrik yang ditempatkan di antara dua elektroda piring sejajar. Bila elektroda diberi tegangan searah, maka timbul medan elektrik (E) di dalam dielektrik. Medan elektrik ini memberi gaya kepada elektron-elektron agar terlepas dari ikatannya dan menjadi elektron bebas. Dengan kata lain, medan elektrik merupakan suatu beban bagi dielektrik yang menekan dielektrik agar berubah menjadi konduktor. Beban yang dipikul dielektrik ini disebut juga terpaan medan elektrik (Volt/cm). Setiap dielektrik mempunyai batas kekuatan untuk memikul terpaan elektrik.
+ Elektroda
V
E
Dielektrik Elektroda
-
Gambar 2.1 Terpaan Elektrik Dalam Dielektrik
Jika terpaan elektrik yang dipikulnya melebihi batas yang diizinkan dan berlangsung cukup lama, maka dielektrik akan menghantarkan arus atau gagal melaksanakan fungsinya sebagai isolator. Dalam hal ini dielektrik dikatakan tembus listrik atau "breakdown". Terpaan elektrik tertinggi yang dapat dipikul suatu dielektrik tanpa menimbulkan dielektrik tembus listrik disebut kekuatan dielektrik. Kegagalan Bahan Isolasi Padat
Mempelajari kegagalan yang terjadi pada benda padat adalah sangat penting. Pada benda padat, apabila terjadi kegagalan, maka ia adalah kegagalan permanen, karena ia termasuk bahan yang non-self restoring. Sebaliknya untuk benda cair dan gas, bila terjadi kegagalan maka kegagalan ini adalah kegagalan yang sementara. Sesudah beberapa lama maka kekuatannya akan kembali lagi. Bahan ini termasuk bahan yang self restoring. Beberapa kegagalan pada benda padat dapat digolongkan seperti berikut : a. Kegagalan Intrinsik (asasi) dan elektro mekanik b. Kegagalan streamer c. Kegagalan termal d. Kegagalan erosi
Mekanisme kegagalan bahan isolasi padat terdiri dari beberapa jenis sesuai fungsi waktu penerapan tegangannya. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 4.1 Grafik Kegagalan Isolasi
Kegagalan asasi (intrinsik)
Kegagalan asasi (intrinsik) adalah kegagalan yang disebabkan oleh jenis dan suhu bahan ( dengan menghilangkan pengaruh luar seperti tekanan, bahan elektroda, ketidakmurnian, kantong kantong udara. Kegagalan ini terjadi jika tegangan yang dikenakan pada bahan dinaikkan sehingga tekanan listriknya mencapai nilai tertentu yaitu 106 volt/cm dalam waktu yang sangat singkat yaitu 10-8 detik. Kegagalan intrinsik terjadi jika diterapkan tegangan tinggi pada lapisan dielektrik yang tipis. Hal ini terjadi pada waktu yang singkat dan disebabkan karena medan listrik yang tinggi
V/cm dimana elektron mendapatkan energi dari tegangan luar sehingga
melintasi celah yang terlarang ( forbidden energy gap) sampai kelapisan konduksi. Adapun sifat dari kegagalan ini adalah: a.
Terjadi pada suhu yang rendah, suhu kamar atau lebih rendah. Kekuatan
kegagalan tidak bergantung pada bentuk gelombang dari tegangan yang diterapkan dan terjadi pada waktu yang singkat. b.
Kegagalan tergantung pada bentuk, besar dan spesimen dan bentuk dari
kegagalan.
Kegagalan elektromekanik
Kegagalan elektromekanik adalah kegagalan yang disebabkan oleh adanya perbedaan polaritas antara elektroda yang mengapit zat isolasi padat sehingga timbul tekanan listrik pada bahan tersebut. Tekanan listrik yang terjadi menimbulkan tekanan mekanik yang menyebabkan timbulnya tarik menarik antara kedua elektroda tersebut. Pada tegangan 106 volt/cm menimbulkan tekanan mekanik 2 s.d 6 kg/cm2. Tekanan atau tarikan mekanis ini berupa gaya
yang bekerja pada zat padat berhubungan dengan Modulus Young
Dengan rumus Stark dan Garton
Jika kekuatan asasi (intrinsik) tidak tercapai pada bila tegangan V dinaikkan lagi. Jadi kekuatan listrik maksimumnya
adalah
Dimana :
maka zat isolasi akan gagal
F
:gaya yang bekerja pada zat padat
DL
: pertambahan panjang zat padat
L
:panjang zat padat
A
:pertambahan zat yang dikenai gaya
d0
:tebal zat padat sebelum dikenai tegangan V
d
:tebal setelah dikenai tegangan V dan e 0e r:permitivitas
Kegagalan streamer
Kegagalan streamer adalah kegagalan yang terjadi sesudah suatu banjiran (avalance). Sebuah elektron yang memasuki band conduction di katoda akan bergerak menuju anoda dibawah pengaruh medan memperoleh energi antara benturan dan kehilangan energi pada waktu membentur. Jika lintasan bebas cukup panjang maka tambahan energi yang diperoleh melebihi pengionisasi latis (latice). Akibatnya dihasilkan tambahan elektron pada saat terjadi benturan. Jika suatu tegangan V dikenakan terhadap elektroda bola, maka pada media yang berdekatan (gas atau udara) timbul tegangan. Karena gas mempunyai permitivitas lebih rendah dari zat padat sehingga gas akan mengalami tekanan listrik yang besar. Akibatnya gas tersebut akan mengalami kegagalan sebelum zat padat mencapai kekuatan asasinya. Karean kegagalan tersebut maka akan jatuh sebuah muatan pada permukaan zat padat sehingga medan yang tadinya seragam akan terganggu. Bentuk muatan pada ujung pelepasan ini dalam keadaan tertentu dapat menimbulkan medan lokal yang cukup tinggi (sekitar 10 MV/cm). Karena medan ini melebihi kekuatan intrinsik maka akan terjadi kegagalan pada zat padat. Proses kegagalan ini terjadi sedikit demi sedikit yang dapat menyebabkan kegagalan total. Kegagalan termal
Kegagalan termal, adalah kegagalan yang terjadi jika kecepatan pembangkitan panas di suatu titik dalam bahan melebihi laju kecepatan pembuangan panas keluar. Akibatnya terjadi keadaan tidak stabil sehingga pada suatu saat bahan mengalami kegagalan. Gambar kegagalan ini ditunjukkan seperti
Gambar 4.2 Kegagalan Termal
Dalam hukum konversi energi : U0 = U1+U2, dimana U0
:panas yang dibangkitkan
U1
:panas yang disalurkan keluar
U2
:panas yang menaikkan suhu bahan atau dimana :
Cv : panas spesifik k : konduktivitas termal d : konduktivitas listrik E: tekanan listrik. Pada arus bolak balik terdapat hubungan langsung antara konduktivitas dengan dengan frekuensi dan permitivitas yaitu : s = w 1e 0 e r dan e r = e r' + j e r dimana e 0 : konstanta dielektrik dan e r permitivitas relatif. Karena adanya faktor ini, maka rugi rugi pada medan arus bolak balik lebih besar dari arus searah. Akibatnya kuat gagal termal pada tegangfan AC lebih kecil daripda kuat gagal termal medan arus DC. Kuat gagal termal untuk medan bolak balik juga menurun dengan naiknya frekuensi tegangan.
Kegagalan Erosi
Pada pembuatan suatu isolasi dari kabel bawah tanah dan alat lainnya kadang-kadang tidak sempurna, sehingga sering terdapat rongga dalam isolasi. Rongga ini berisi udara atau
benda lain, yang mempunyai kekuatan medan atau kekuatan dielektrik yang berbeda dengan kekuatan dielektrik dari bahan isolasi. Bila rongga berisi udara maka akan terdapat konsentrasi medan listrik. Karena itu, pada nilai tegangan normal kekuatan medan pada rongga dapat bernilai melebihi kekuatan kegagalan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kegagalan. Kekuatan medan dalam reongga ditentukan oleh perbandingan dari permitivitas dan bentuk rongga. Pada setiap pelepasan muatan terjadilah panas, dan lama kelamaan muka dari rongga akan terjadi karbonisasi dan dapat merusak susunan kimia isolasi dan terjadinya erosi Kegagalan Erosi, adalah kegagalan yang disebabkan zat isolasi pada tidak sempurna, karena adanya lubang lubang atau rongga dalam bahan isolasi padat tersebut. Lubang/rongga akan terisi oleh gas atau cairan yang kekuatan gagalnya lebih kecil dari kekuatan zat padat. Gambar kegagalan isolasi dan rangkaian ekivalennya ditunjukkan oleh gambar dibawah ini:
Gambar 4.3 Kegagalan erosi dan rangkaian
Gambar 4.4 Bentuk Gelombang rongga isolasi ekivalen padat
Untuk t
View more...
Comments