Sifat-Sifat Heat Cured Acrylic Sifat-sifat fisik basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas meliputi: 1. Pengerutan polimerisasi Ketika monomer metil metakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli (metil-metakrilat), kepadatan berubah dari 0,94 menjadi 1,19 g/cm. Perubahan menghasilkan pengerutan polimetrik sebesar 21%. Akibatnya, perubahan volumetrik yang ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi sekitar 6-7% sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium laboratorium dan klinis. 2. Perubahan dimensi Pemrosesan akrilik yang baik akan menghasilkan dimensi stabilitas yang bagus. Proses pengerutan akan diimbangi oleh ekspansi yang disebabkan oleh penyerapan air. Percobaan laboratorium menunjukkan bahwa ekspansi linier yang disebabkan oleh penyerapan air adalah hampir sama dengan pengerutan termal yang diakibatkan oleh penyerapan air.
3. Konduktivitas termal Konduktivitas termal merupakan pengukuran termofisika mengenai seberapa baik panas disalurkan melalui suatu bahan. Basis resin mempunyai konduktivitas termal yang rendah yaitu 0,0006 (0C/cm).
4. Solubilitas Meskipun basis gigitiruan gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah kecil monomer dilepaskan, basis resin umumnya tidak larut larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga rongga mulut.
5. Penyerapan air Bahan resin akrilik akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan dalam jangka waktu tertentu. Resin akrilik menyerap menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan pada lingkungan lingkungan basah. Namun, air yang terserap terser ap ini menimbulkan efek yang nyata pada sifat mekanik, fisik fi sik
dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air sebesar 0,69 mg/cm2. Umumnya mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah
difusi. Difusi adalah berpindahnya suatu substansi
melalui rongga yang menyebabkan ekspansi pada resin atau melalui substansi yang dapat mempengaruhi kekuatan rantai polimer. Umumnya, basis gigitiruan memerlukan periode 17 hari untuk menjadi jenuh dengan air. Dari Dari hasil klinikal menunjukkan bahwa penyerapan air yang berlebihan bisa menyebabkan diskolorasi.
6. Porositas Adanya gelembung permukaan dan di bawah permukaan dapat mempengaruhi sifat fisik, estetika dan kebersihan basis gigitiruan. Porositas Porositas cenderung terjadi pada gigitiruan yang yang lebih tebal. Porositas disebabkan oleh penguapan penguapan
bagian basis basis
monomer yang yang tidak
bereaksi dan berat molekul polimer yang rendah, disertai temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih bahan tersebut. Porositas juga dapat terjadi karena pengadukan yang yang tidak tepat antara komponen polimer dan diminimalkan
monomer. Timbulnya porositas dapat
dengan adonan resin akrilik yang homogen, penggunaan perbandingan
polimer dan monomer yang tepat, proses pengadukan yang terkontrol dengan baik, serta waktu pengisian bahan ke mould yang tepat. 7. Stabilitas Warna akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik. Yulin Lai dkk dkk (2003) (2003) mempelajari stabilitas warna dan ketahanan terhadap stain dari nilon, silikon serta dua jenis resin akrilik, dan menemukan bahwa resin akrilik
polimerisasi panas menunjukkan nilai
diskolorasi yang paling rendah setelah direndam dalam larutan kopi.
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.