sgd lbm 4 jiwa
March 17, 2019 | Author: shovie | Category: N/A
Short Description
Nej...
Description
LBM 4 Step 1 1. Anorexia : keinginan tidsak mau makan menyebabkan turunnya berat badan. Gangguan emosional yang berkaitan dengan berat badan 2. Insomnia : gangguan pola tidur. Kualitas dan kuantitas tidur tidak efektif atau kurang. Ada 3: early (susah memulai tidur), middle (sering terbangun dari tidur & masih bisa kembali tidur), late (tidur larut, bangun lebih pagi) 3. Kejang : peningkatan eksitasi di ssp yang menyebabkan peningkatan aktivitas motorik. Gangguan dimana GABA tidak bisa membuka sehingga kanal ion Cl tidak bisa masuk dari presinap ke postsinaps. Bisa dipicu oleh suhu yang terlalu tinggi. Gejala : motorik, rigiditas Kata kunci : alkoholisme, NAPZA, Masalah : -
keinginan kuat untuk selalu mengkonsumsi alkohol,
-
Merasa mual, anorexia, keringat meningkat, cemas, i nsomnia, sindrom ketergantungan fisik & psikis
-
Gejala mereda dengan minum alkohol
-
Gangguan mental organik
Step 2 1. Bagaimana Asuhan keperawatan pada kasus di skenario? 2. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan GMO ? Aktivitas perawat yang dilakukan pada pasien tersebut? 3. Mengapa pasien merasa mual, anorexia, keringat meningkat, cemas, insomnia? Hubungannya dengan terjadinya GMO? 4. Bagaimana diagnosis multiaksial dari pasien di skenario? 5. Apa saja saja diagnosis bandingnya? 6. Apa saja kemungkinan etiologi pada kasus di skneario? 7. Apa efek alkohol bagi fisiologis tubuh? Bagaimana intoksikasinya? 8. Apa saja terapi farmakologi & psikoterapi bagi pasien? pasien? 9. Apa faktor risiko timbulnya GMO? 10. Apa definisi gangguan mental organik? 11. Mengapa pasien mengalami kejang setelah minum alkohol? 12. Sebutkan klasifikasi GMO! 13. Apa komplikasi pada tubuh akibat GMO? 14. Apa definisi dari NAPZA dan penggolongannya? 15. Apa perbedaan intoksikasi akut dengan sindrom putus zat? 16. Apa tanda gejala GMO akibat alkohol dan zat psikotik? STEP 3 1. Bagaimana Asuhan keperawatan pada kasus di skenario?
Pengkajian : pasien merasa mual, anorexia, keringat meningkat, cemas, insomnia. Riwayat sering bertengkar dan bolos sekolah Pengkajian fisik : tensi 135/85mmhg; 37,5 c; RR 26x/menit, nadi 84x/menit Diagnosa : 1.anxietas berhubung dengan penyalahgunaan zat 2.insomnia berhubung dg konsumsi alkohol 3.Coping maladaptif dg meminum alkohol Terapi 1.teknik relaxasi, hipnotis, kontrol marah 2. insomnia berhubung dg konsumsi alkohol : teknik relaxasi, terapi musik 3. SP1: memotivasi & mengontrol diri sendiri. (cara menghindar penggunaan zat) Jika sudah selesai, baru pindah ke SP2. SP2: menyelesaikan masalah sendiri (berpikir logis) & gaya hidup sehat (makanan, menghindari alkohol) Implementasi: Senin, 19 pukul 9. DS: merasa mual, anrexia, cemas, keringat meningkat, insomnia. DO: pengkajian fisik : tensi 135/85mmhg; 37,5 c; RR 26x/menit, nadi 84x/menit. Diagnosa : anxietas berhubung dengan penyalahgunaan zat; insomnia berhubung dg konsumsi alkohol. Terapi RTL st2 anxietas teknik hipnotis & konsul ke dokter. Evaluasi didapat SOAP S: pasien mengatakan tidak cemas, tidak insomnia lagi O : klien mampu melakukan teknik relaxasi dan cemas berkurang A : anxietas & insomnia berkurang P: melakukan teknik relaxasi pada jam ... atau saat klien cemas. 2. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan GMO ? Aktivitas perawat yang dilakukan pada pasien tersebut?
Bantuan kontrol marah
Bimbingan artisipasif
Peningkatan koping
Terapi keluarga
Pendidikan kesehatan
Latihan kontrol impuls
Peningkatan kesadaran diri
3. Mengapa pasien merasa mual, anorexia, keringat meningkat, cemas, insomnia? Hubungannya dengan terjadinya GMO?
4. Bagaimana diagnosis multiaksial dari pasien di skenario?
Aksis I F10.3 Gangguan mental dan perilaku akibat keadaan putus alkohol Aksis II Z03.2 Tidak ada Diagnosis ( Gambaran Kepribadian Dissosial ) Aksis III Tidak ada ( None ) Aksis IV Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial Aksis V 11 ( Mutakhir )
5. Apa saja diagnosis bandingnya? F10.2 sindrom ketergantungan karena alkohol
6. Apa saja kemungkinan etiologi pada kasus di skneario? Gg mental : -organik : kerusakan di otak. Ada Demensia, delirium akibat stoke, trauma kepala,alzheimer. Post stroke kepribadian berubah. Akibat obat2 yang memmpengaruhi SSP (ex:alkohol, NAPZA). -non organik : lebih ke biokimiawi Alkohol : lebih ke kepribadian antisosial. Teori psikodinamik : Ada 5 fase kepribadian: -Oral : umur 0-1 tahun. Lebih memuaskan diri di mulut (ngisap asi). Jika tidak puas saat dewasa melampiaskan ke alkohol -anal : 2-3th. Puas melalui anal. Harus diajarkan toilet training. Jika terlalu galak saat diajarkan OCD. Jika terlalu lembek melampiaskan ke alkohol -Falik : pengenalan gender. Elektra sindrom (wanita), pria(Odipal). Pria : fase odipal (mencintai ibu) berebut dg ayah untuk mencintai ibunya. Elektra sindrom : pas kecil, si cewek ingin jadi ayah kesal dengan ibunya melampiaskan dengan miripin diri dg ibu -fase laten : 5th – remaja. Menyimpan ego seksual untuk arahin ke hal2 lain (hobi) -fase genital : mengarahkan ego seksual ke lawan jenis.
•
Delirium peny. SSP (epilepsi), sistemik (gagal jantung), intoksikasi antikolinergik, putus
zat. NT : asetikolin. Neuroanatomis : formatio retikularis (yang atur perhatian dan kesadaran) •
Demensia tipe alzheimer
NT : asetilkolin, NE hipoaktif kelainan dalam pengaturan metabolisme fosfolipid membran membran yang kurang cairan jadi kaku •
Demensia vaskuler
gg pembuluh darah serebral kecil mengalami infark dan menghasilkan lesi parenkim multipel yang menyebar pada daerah otak yang luas
7. Apa efek alkohol bagi fisiologis tubuh? Bagaimana intoksikasinya? Alkohol masuk ke tubuh di metabolisme oleh 3 enzim : CYP2e1, ADH asetil dehid jadi toxic di tubuh menjadi ATP dan Fatty acid lemak menumpuk jadi kolestrol. Dieksresi oleh enzim asetil koa. Jika di paru jadi CO2, jika keluar ginjal jadi h20. 2 enzim: -alkohol dehidrogenase -aldehid dehidrogenase asam asetat h2o, co2 Efek lainnya : -absorbsi : diabsorbsi ke seluruh aliran darah semua jaringan tubuh tergantung kandungan air. Makin banyak kanduang air, makin banyak alkohol -otak : meningkatkan ach nikotinik, serotonin, GABAa. Dan inhibisi glutamat, kanal Ca voltage gate -tidur : menurunkan tidur REM & tidur dalam -efek perilaku : tergantung persenan di darah : 0,05% : ganggu isi pikir, daya nilai, pengendalian longgar 0,1% : gerak motorik terganggu 0,2% : fungsi seluruh motorik otak terganggu 0,3% : gaduh gelisah, stupor `
0,4%- 0,5% : koma >0,5% : kematian dengan cara pusat yang atur nafas & denyut jantung terganggu. Efek toleransi. Harus meningkatkan kadar & jumlah yang diminum, untuk mendapat efek
yang sama. -
SSP. Alkohol ada metanol akan berpengaruh ke eksitatori : Agonis thd GABA (inhibitorik meningkat) Reseptor opioid ssp meningkat NT dopamin, serotonin inhibitorik meningkat Antagonis thd glutamat inhibitorik Alkohol bersifat depresi SSP tergantung organ mana. Cortex serebrum penurunan kesadaran, fx kognisi, memori Amygdala emosi eforia Limbik perilaku & eprsepsi halusinasi
Cerebellum hilang keseimbangan Alkohol berkali2 sensitifitas thd reseptor gaba & opioid berkurang jadi rasa ingin tambah kadar & jumlah alkohol. Otak ada memori jika minum alkoohol, menurunkan fungsi otak Karena putus alkohol, homeostasis meningkat kejang, insomnia 8. Apa saja terapi farmakologi & psikoterapi bagi pasien? -
Pasien datang kejang : obati gejalanya (kejang, cemas benzodiazepin; mood sedih antidepresan)
-
Tunggu 24 jam pulih, stabil disulfiram hambat perubahan asetaldehid ke asetat
-
Kasih alkohol sedikit disertai disulfiram 250mg selama 2 minggu .Agar pasien jera tidak minum alkohol. Karena disulfiram hanya dengan alkohol sedikit, sudah ada efeknya.
-
sembari dikasih multivitamin karena komplikasinya sindrom wernick.
-
KI disulfiram : sirosis, insufisiensi hepar, epilepsi, hamil.
-
praktik meditasi menimbulkan perubahan aktivitas gelombang otak dan bersifat
meningkatkan kondisi relaksasi meningkatkan neurotransmiter yang memengaruhi kondisi emosi positif seperti melatonin, serotonin. -
Vit b1 proteksi saraf agar tidak rusak selama 3bl-1tahun.
-
Psikoterapi : minum kenapa bantu selesaikan masalah keluarga. Ubah pola pikir pasien bahwa alkohol bukan jalan keluar Cara mengatasi saat kumal relaxasi & cara mekanisme koping yang benar
-pasien kejang diazepam gol benzodiazepin secara IV atau rektal. - Ketika sudah tenang, dilakukan detoksifikasi (pmbersihan alkohol dalam tubuh menggunakan disulfiram peroral). Menghambat metabolisme alkohol di tubuh muntah. - Diberi noltrexon (antagonis opioid) sehingga saatt pasien minum alkohol lagi tidak merasakan efek euforia. Diberi secara IM. Waktu paruh 1 bulan. Efek : tidak ingin mengkonsumsi alkohol. Psikoterapi : -hipnoterapi -konseling -rehabilitasi Monitoring. 9. Apa faktor risiko timbulnya GMO? Konflik keluarga sangat mempengaruhi perkembangan psikopatologis anak. Konflik dalam keluarga juga akan mempengaruhi sikap atau didikan orangtua terhadap anak, dan sikap orangtua sangat berpengaruh terhadap pola asuh kepada anak. Pola pengasuhan orangtua mempengaruhi perkembangan perilaku sosial anak.
GMO : Hiperlipidemi, hipertensi, Alkohol : kelas sosioekonomi tinggi alkohol -
Latar belakang pendidikan : semakin tinggi alkohol
-
Gender : pria
10. Apa definisi gangguan mental organik? Gangguan mental yang disebabkan karena ada penyakit di otak atau gangguan di luar sistemik tubuh (zat2 NAPZA). Ada 3 gejajla utama: -
Gangguan kognitif : mudah lupa
-
Gg. Sensorium : gg kesadaran
-
Gg lain yang menonjol : gg persepsi (halusinasi/ilusi), gg isi pikir (waham),
Gg mental non organik : di sel, atau neurotransmitter nya. Bisa disebabkan karena trauma, stoke, dsb. GMO : gangguan dalam fx berpikir, perilaku akibat NAPZA. Mengalami perubahan: -perilaku : ingin berkelahi -fisiologis : cara berjalan sempoyongan -psikologis : mudah marah, tersinggung 11. Mengapa pasien mengalami kejang setelah minum alkohol? Minum alkohol kesadaran turun, td turun, otak ada memori pada jam yg sama, yang menurun tadi akan ditingkatkan karena tahu akan diberi alkohol lagi untuk menurunkan semuanya. Sindrom putus alkohol.
12. Sebutkan klasifikasi GMO! Dementia : suatu keadaan yang menunjukan pada suatu sindroma klinik yang dimanifestasikan dengan kerusakan pada : memori, kognisi, dan perubahan perilaku Delirium Sindroma amnestik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak Menurut Maramis, klasifikasi gangguan mental organik adalah sebagai berikut:
Demensia dan Delirium
Sindrom otak organik karena rudapaksa kepala.
Aterosklerosis otak
Demensia senilis
13. Apa komplikasi pada tubuh akibat GMO? penyalahgunaan alkohol Meningkatkan terjadinya penyakit otak atau metabolisme Itu pertukaran dapat memprovokasi kejang (seperti stroke, cedera otak traumatis, demensia dan hiponatremia akut). Di sisi lain, toksisitas neurotransmitter etanol jalur pertukaran-memodifikasi ambang epilepsi. Risiko kejang yang berhubungan dengan alkohol tergantung pada jumlah gol asupan alkohol setiap hari.
14. Apa definisi dari NAPZA dan penggolongannya? Jenis-jenis Narkoba
Narkotika (Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya ra sa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibedakan kedalam golongan-golongan : a. Narkotika Golongan I Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak
ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan. (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja). b. Narkotika Golongan II Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat
digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. (Contoh : morfin, petidin). c. Narkotika Golongan III Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. (Contoh : kodein). Narkotika yang sering disalahgunakan adalah narkotika golongan I (Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu dan lain - lain. Ganja atau kanabis, marijuana, hashis-Kokain yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun
koka).
•
Psikotropika (Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika) adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan dalam golongan - golongan sebagai berikut : a. Psikotropika golongan I Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensiamat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD). b. Psikotropika golongan II Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. ( Contoh : amfetamin, metilfenidat atau ritalin) c.
Psikotropika golongan III Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam).
d. Psikotropika golongan IV Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. (Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG). Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain : a) Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu b) Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur): MG, BK, DUM, Pil koplo dan lain•
lain c) Halusinogenika : Iysergic acid dyethylamide (LSD), mushroom.
Zat adiktif lain yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebutNarkotika dan Psikotropika, meliputi : a. Minuman berakohol mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bag ian dari kehidupan manusia sehari - hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia.
Ada 3 golongan minuman berakohol, yaitu : 1. Golongan A : kadar etanol 1 - 5%, (Bir) 2. Golongan B : kadar etanol 5 - 20%, (Berbagai jenis minuman anggur) 3. Golongan C : kadar etanol 20 - 45 %, (whiskey, vodca, TKW, manson house, johny walker, kamput.) b. Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalah gunakan, antara lain : Lem, thinner, penghapus cat kuku, bensin. c. Tembakau : Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Pada upaya penanggulangan narkoba di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol
terutamapada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan narkoba lain yang lebih berbahaya. Bahan atau obat serta zat yang disalahgunakan dapat juga diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Sama sekali dilarang : narkotika golongan I dan psikotropika Golongan I. 2. Penggunaan dengan resep dokter : amfetamin, sedatif, dan hipnotika. 3. Diperjual belikan secara bebas : lem, thinner dan lain-lain. 4. Ada batas umur dalam penggunannya : alkohol, rokok.
15. Apa perbedaan intoksikasi akut dengan sindrom putus zat?
Putus obat : perilaku utnuk meminum zat yg dia inginkan 16. Apa tanda gejala GMO akibat alkohol dan zat psikotik?
Tanda-tanda mental pada penyalahgunaan alkohol antara lain:
mudah tersinggung dan marah
gelisah
menghindar dari kegiatan yang tidak memberikan kesempatan untuk minum
kesulitan dalam membuat keputusan Pshysical signs:
Alcohol odor on the breath
Careless grooming and hygine
Sign of intoxication (ataxia, slurred speech)
Multiple traumas
Hepatomegaly
Certain facial features:
Rhynophyma and persistent eritema with or without telangiektasis
(later) sign of chronic liver disease:
Jaundice
Ascites
Palmar erythema
Spider angiomata
Purpura
Abdominal varices
Testicular athropy
gynecomastia
View more...
Comments