sepsis

July 18, 2017 | Author: Novi Dwi Jayanthi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

sepsis...

Description

MAKALAH PENANGANAN GAWAT DARURAT SEPSIS

OLEH : Agus Sutiawan

(1008505034)

Ni Kadek Novi Dwi Jayanthi

(1008505035)

Devita Kusdianingrum

(1008505038)

A. A. Ria Asmara

(1008505039)

Ketut Sri Puspitasari

(1008505041)

Made Wijaya Marta Gunadi

(1008505064)

JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sepsis merupakan penyebab utama kematian di sebagian besar Negara maju, bahkan mencapai proporsi epidemik di banyak Negara yang sedang berkembang dan Negara industri baru. Sampai saat ini, sepsis masih merupakan salah satu penyakit infeksi yang mortalitas dan morbiditasnya tinggi. Di Indonesia tingkat penyebaran dari penyakit sepsis diperoleh di rumah sakit Sutomo adalah penderita yang jatuh dalam keadaan sepsis berat sebesar 27,08%, syok septik sebesar 14,58%, sedangkan 58,33% sisanya hanya jatuh dalam keadaan sepsis (Irawan dkk, 2012). Septikaemia atau sepsis (keracunan pada darah) adalah kondisi klinis akut dan serius yang muncul sebagai hasil dari adanya mikroorganisme patogen atau toksinnya dalam aliran darah (Weston, 2008). Sepsis parah didefinisikan sebagai sepsis dengan disfungsi organ, hipoperfusi atau hipotensi. Syok septik adalah sepsis yang menginduksi hipotensi, tetap melakukan resusitasi cairan yang memadai, bersamaan dengan menifestasi dari hipoperfusi (Saene et al, 2005). Sepsis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri gram negatif 70% (Pseudomonas auriginosa, Klebsiella, enterobakter, E.

coli,

Proteus,

Neiseria).

Infeksi

bakteri

gram

positif

20-40%

(Staphylococcus aureus, Streptococcus, Pneumococcus), infeksi jamur dan virus 2-3% (dengue hemorrhagic fever, herpes viruses), protozoa (malaria falciparum) (Japradi, 2002). Demam dan menggigil merupakan gejala nonspesifik yang sering ditemui. namun pasien dengan sepsis berat mungkin tidak mengalami kenaikan suhu tubuh, ini menandakan prognosis yang buruk (Davey, 2002). Secara global, tercatat 18 juta jiwa meninggal setiap tahunnya akibat sepsis. Terdapat kesulitan dalam membedakan definisi dari sepsis, yang sering dikatakan sebagai septik aemia dan syok septik (Weston, 2008). Dengan demikian, sepsis kini merupakan masalah glogal. Sehingga perlu diketahui

lebih lanjut penyebab terjadinya, prevalensi, gejala klinik, prognosis dan rekomendasi terapi yang diberikan untuk mengobati serta terapi untuk mencegah terjadinya sepsis untuk dapat meminimalkan mortalitas yang terjadi akibat sepsis.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa yang menyebabkan terjadinya sepsis? 1.2.2 Bagaimana prevalensi terjadinya sepsis? 1.2.3 Bagaimana gejala klinik terjadinya sepsis? 1.2.4 Bagaimana prognosis pada sepsis? 1.2.5 Rekomendasi terapi apa yang diberikan untuk mengobati sepsis? 1.2.6 Bagaimana cara mencegah terjadinya sepsis?

1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui penyebab terjadinya sepsis. 1.3.2 Untuk mengetahui prevalensi terjadinya sepsis. 1.3.3 Untuk mengetahui gejala klinik terjadinya sepsis. 1.3.4 Untuk mengetahui prognosis sepsis. 1.3.5 Untuk mengetahui rekomendasi terapi yang diberikan untuk mengobati sepsis. 1.3.6 Untuk megetahui cara mencegah terjadinya sepsis.

1.4 Manfaat 1.4.1. Untuk Masyarakat Dengan adanya pengetahuan tentang sepsis ini maka masyarakat akan lebih mengetahui tentang penyakit sepsis ini dari segi penyebabnya, prevalensinya,gejala klinik, prognosis, rekomendasi, dan mengetahui cara mencegahnya sehingga akan meningkatkan mutu kesehatan masyarakat.

1.4.2. Untuk Peneliti Untuk menambah wawasan mengenai penyakit sepsis secara mendalam

dan mendetail mengenai penyakit sepsis sehingga akan

membantu dalam memberikan pencegahan untuk masyarakat dan pengobatan yang tepat untuk pasien yang menderita sepsis ini, dengan mempertimbangkan pengobatan yang rasional untuk pasien.

BAB II ISI

2.1 Batasan Septikaemia (keracunan pada darah) adalah kondisi klinis akut dan serius yang muncul sebagai hasil dari adanya mikroorganisme patogen atau toksinnya dalam aliran darah. Beberapa mikrorganisme kemungkinan bertanggung jawab baik tunggal atau berkelompok, dan berasal dari adanya infeksi yang terpusat (contoh: appendicitis, cellulitis, cholecystitis, infeksi pada saluran cerna, atau saluran genito-urinary, pelvic inflammantory disease, pneumonia atau decubitus ulceration). Individu yang lebih berisiko pengembangan septik aemia antara lain geriatric, malnutrisi, orang yang minum minuman beralkohol, dan yang menderita luka bakar (Weston, 2008). Pembagian derajat sepsis didasarkan atas kriteria the American College of Chest Physician and the Society of Critical Care Medicine, yaitu: 1. Systemic Inflammatory R esponse Syndrome (SIRS) Hipotermia (suhu < 36°C/97°F) atau demam (> 38°C/100°F), takikardi (>100 x/mnt) takipneu (>20 x/mnt) atau hipokapnea (PaCO2 < 32 mmHg), lekositosis (>12.000/mm3) atau lekopenia (90 beats/minute 3. Tachipne RR >20 kali/menit 4. White cell count > 12000 per mm3 atau 70% ScO2 >65%

>65 dan /=70% vena sentral (ScvO2) dan >/=65% vena campuran (SVO2)

Tidak

Agen Vasoaktif

ScvO2
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF