Sensory

May 7, 2017 | Author: Elya Hidayati | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

a...

Description

Nama Nim Kelompok Kelas

: Elya Hidayati : 135080301111003 :2 : T03 Uji Segitiga

1. Judul jurnal : Analisa Asam Lemak Tidak Jenuh pada Tepung Sorghum (Sorghum bicolor L.) Termodifikasi dan Aplikasinya Sebagai Pangan Fungsional Flakes 2. Defenisi Uji segitiga (Triangle test) adalah yang digunakan untuk mengetahui perbedaan dari sampel dan menentukan sampel mana yang paling disukai panelis, Pengujian ini lebih peka dibanding uji pasangan (Puspitaningsih et al., 2013). 3. Metode Pengujian Biji sorghum hasil fermentasi dikeringkan dalam drying cabinet, dihaluskan dan diayak lalu dilalukan uji hedonic kepada setiap panelis ini dilakukan pada produk flakes terhadap 25 panelis. Uji ini dilakukan dengan 3 sampel yang diberi kode 5874, 8926, dan 6178. Ketiga sampel ini akan diberikan kepada panelis dimana panelis diberitahu bahwa ada 2 sampel yang sama dan 1 sampel yang berbeda. 25 panelis mengisi formulir jawaban triangle test (Puspitaningsih., 2013).

Dari 3 sampel yang disediakan dengan kode masing-masing dimana ada 2 sampel yang sama dan 1 sampel yang berbeda, hasil dilihat dari Tabel 3 bahwa tidak terdapat perbedaan antara flakes tepung sorghum termodifikasi dengan flakes tepung terigu (Puspitaningsih., 2013). Uji Hedonik 1. Judul jurnal Analisa Asam Lemak Tidak Jenuh pada Tepung Sorghum (Sorghum bicolor L.) Termodifikasi dan Aplikasinya Sebagai Pangan Fungsional Flakes 2. Defenisi

Pengujian Hedonik adalah bertujuan untuk mengetahui tanggapan panelis terhadap tingkat kesuakaan dari tiap produk. Parameter yang digunakan dalam uji hedonic adalah aroma, rasa, warna, kenampakan, dan tekstur (Machmud et al.,2012) 3. Metode Pengujian Biji sorghum hasil fermentasi dikeringkan dalam drying cabinet, dihaluskan dan diayak lalu dilalukan uji hedonic kepada setiap panelis dilakukan terhadap 25 panelis. Uji ini digunakan untuk mengetahui kesukaan dari ketiga panelis sampel. Uji ini dilakukan dengan 3 sampel dengan kode 5874, 8926, dan 6178. Panelis diminta menilai tiga variable, berdasarkan kerenyahan, warna, dan rasa dengan score yang ada. Score 1 untuk menyatakan sangat suka, score 2 untuk menyatakan suka, score 3 untuk menyatakan netral, score 4 untuk menyatakan tidak suka, dan score 5 untuk menyatakan sangat tidak suka (Puspitaningsih et al., 2013).

Uji Skoring 1. Judul Jurnal Pengaruh Ekstrak Lengkuas pada Perendaman Ikan Bandeng terhadap Jumlah Bakteri 2. Defenisi Uji Scoring merupakan uji yang menggunakan panelis terlatih dan benarbenar tahu mengenai atribut yang dinilai. Pengujian skoring sering digunakan untuk menilai mutu bahan dan intensitas sifat tertentu misalnya kemanisan, kekerasan, dan warna (Florensia et al., 2012). 3. Metode Pengujian Sebanyak 27 ekor ikan bandeng diambil dengan bobot yang sama, dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing terdiri dari 9 ekor, 3 kelompok berturut-turut direndam dengan ekstrak lengkuas lalu diuji organoleptik berdasarkan uji scoring terhadap setiap panelis. Tingkat penerimaan konsumen diukur secara organoleptik

pada perubahan parameter kenampakan mata, warna insang, bau dan tekstur daging ikan (uji skoring) oleh 15 panelis semi terlatih. Panelis semi terlatih adalah panelis yang mengetahui sifat sensorik dari sampel karena mendapat penjelasan atau pelatihan singkat. Penilaian yang diterapkan adalah uji skoring yaitu menggunakan skala angka 1 sebagai nilai terendah dan 9 untuk nilai tertinggi. Batas penolakan untuk produk adalah 5 artinya bila produk yang diuji memperoleh nilai sama atau lebih kecil dari 5 maka produk tersebut bermutu rendah dan tidak layak dikonsumsi . Hasil skor yang telah didapatkan kemudian dissssssanalisis secara kuantitatif dengan tes Friedman (Florensia et al., 2012).

Uji Duo Trio 1. Judul Jurnal Analisis Mutu Garam Tradisional di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo 2. Defenisi Uji duo trio adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya perbedaan yang kecil antara dua contoh. Biasanya Uji Duo-trio digunakan untuk melihat perlakuan baru terhadap mutu produk ataupun menilai keseragaman mutu bahan (pakay et al., 2016). 3. Metode Pengujian Pada penelitian ini khsususnya uji duo trio, setiap panelis dihadapkan 4 contoh. Tiga dari 4 contoh tersebut berasal dari jenis garam yang sama yang berasal dari petani sedangkan 1 contoh yang lain berbeda, yaitu garam yang beredar dipasar. Contoh garam yang sama dengan contoh baku selanjutnya diuji secara kimiawi. Cara penyajiannya, keempat contoh tersebut diberikan secara bersamaan atau contoh bakunya diberikan terlebih dahulu untuk dinilai. Pada pengujian ini, yang diuji adalah tiga sampel garam dengan umur panen yang berbeda yaitu umur panen 3, 5, 7 hari dan disertai dengan pembanding yaitu

sampel garam konsumsi di pasar. Terdapat 28 panelis dalam uji duo trio dan dilihat hasil dari segi bau, rasa, dan warna (pakay et al., 2016).

Uji Multiple Comparison 1. Judul Jurnal Penentuan Umur Simpan Seasoning Menggunakan Metode Accelerated Shelf-Life Testing (ASLT) dengan Pendekatan Kadar Air Kritis 2. Defenisi Uji pembanding jamak digunakan 3 atau Iebih contoh pembanding. Uji organoleptik didasarkan pada kegiatan penguji-penguji rasa (panelis) yang pekerjaannya mengamati, menguji, dan menilai secara organoleptik. Dua atau lebih contoh disajikan secara bersamaan untuk kemudian diperbandingkan dengan contoh baku (Budijanto et al., 2010). 3. Metode Pengujian Larutan garam jenuh yang digunakan yaitu larutan garam jenuh NaCl, dengan nilai RH 75,3% pada suhu 25°C. Panelis yang digunakan untuk penetapan kadar air kritis seasoning ini adalah panelis terlatih. Pada uji perbandingan jamak jumlah panelis yang dipergunakan 5–15 orang panelis terlatih dan 15–20 orang untuk panelis agak terlatih. Hasil penilaian dari panelis terhadap produk dikonversikan dalam bentuk skor. Selanjutnya data dari setiap parameter tersebut diuji dengan menggunakan sidik ragam atau analisis sebaran.(Budijanto et al., 2010).

Uji Cicip Dasar 1. Judul Jurnal Proses Penyiapan Mahasiswa Sebagai Panelis Terlatih dalam Pengembangan Lexicon (Bahasa Sensori) Susu Skim UHT dan Susu Kaya Lemak UHT 2. Defenisi Uji cicip dasar adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui letak pencicip dasar berdasarkan kepekaannya (manis, asin, asam, pahit, dan gurih ) pada lidah panelis (Rahmadhani dan Fibrianto, 2016). 3. Metode Pengujian Dalam metode ini dilakukan pada Mahasiswa Brawijaya Fakultas Teknologi Pertanian dengan melakukan uji sensori terhadap tidak alergi terhadap susu, mau mengkonsumsi susu plain lalu panelis mengisi kuisioner dan mengikuti tahapan uji yang diuji dari pengenalan aroma dan nilai angka 1 jawaban benar namun deskriptipsi salah dan nilai 0 untuk jawaban dan deskripsi yang salah. Dan pengenalan pada rasa dimana nilai 2 diberikan untuk jawaban dan deskripsi benar, nilai angka 1 untuk jawaban benar namun deskripsi salah dan nilai 0 untuk jawaban dan deskripsi yang salah. Selanjutnya dilakukan uji ambang mutlak dan uji deskripsi (Rahmadhani dan Fibrianto, 2016).

Uji Berpasangan Sederhana 1. Judul Jurnal Sifat Fisik Daging Sapi Dark Firm Dry (DFD) Hasil Fermentasi Bakteri Asam Laktat Lactobacillus plantarum 2. Defenisi

Uji Perbandingan Berpasangan adalah pengujian pembedaan yang dapat digunakan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan sifat sensori dari 2 sempel yang berbeda (Suryati dan Maheswari, 2006). 3. Metode Pengujian Hasil data pengujian pembedaan berpasangan dianalisis menggunakan tabel jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata pada uji pasangan dengan hipotesis berekor dua, untuk jumlah panelis 30 orang, jumlah minimal yang menyatakan beda adalah 21 orang pada tingkat 5%, 23 orang pada tingkat 1% dan 25 orang pada tingkat 0,1%. Uji pembedaan pasangan ini dilakukan untuk menyatakan produk mana yang memiliki kriteria lebih terhadap produk lainnya (Suryati dan Maheswari, 2006).

Uji Ranking 1. Judul Jurnal Formulasi Selai dari Pasta Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.) 2. Defenisi uji ranking adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui kualitas produk terbaik dan untuk mengetahui produk yang paling disukai panelis (Untari, 2008). 3. Metode Pengujian Uji penjenjangan bertujuan mengetahui produk terbaik dan produk yang paling disukai panelis terhadap selai buah merah. Pada uji ini digunakan 25 orang penelis semi terlatih. Syarat panelis pada uji penjenjangan adalah kepekaan indera peraba baik dan tidak dalam keadaan sakit. Mutu selai buah merah yang diuji yaitu tekstur, di mana penilaian untuk tiap sifat terdiri dari sangat halus sampai sangat tidak halus. Skala penilaian yang digunakan pada uji penjenjangan untuk parameter mutu tekstur selai buah merah adalah: sangat halus (5), halus (4), netral

(3), tidak halus (2), sangat tidak halus (1), sedangkan atribut mutu daya oles yang dinilai dari sangat lengket sampai sangat tidak lengket dengan menggunakan skor (5) sangat lenget, (4) lengket, (3) netral, (2) tidak lengket, (1) sangat tidak lengket (Untari, 2008).

Uji Treshold 1. Judul Jurnal Preferensi dan Ambang Deteksi Rasa Manis dan Pahit: Pendekatan Multikultural dan Gender 2. Defenisi Uji threshold adalah uji menyatakan ada atau tidak ada sifat inderawi tertentu yang diujikan.Sejumlah sampel disajikan dan dinyatakan ada atau tidak ada respons dari masing-masing contoh (Hasanah et al., 2014). 3. Metodologi Pada pengujian Treshold menggunakan alat Cup Kecil untuk tempat sampel, nampan besar penyajian sampel (Hasanah et al., 2014). Pada pengujian Treshold menggunakan bahan air sebagai mencuci mulut setelah dilakukan pencicipan untuk penetralan (Hasanah et al., 2014). Pengujian dilakukan dengan menggunakan 3 sampel yaitu, sukrosa, kafein dan NaCl. dan panelis harus memberikan jawaban dengan memilih satu dari tiga sampel tersebut. Sampel disajikan dalam satu nampan besar, tersusun dari set konsentrasi rendah (paling dekat dengan panelis) ke set konsentrasi tinggi (paling jauh dari panelis). Sebanyak 10 ml sampel disajikan dalam disposable cup kecil. Pengujian sampel dalam satu set dilakukan secara berurutan dari kiri ke kanan. Panelis diminta untuk menetralkan indera perasa dengan berkumur, kemudian mulai mencicip dengan meminum sampel. t mengulang pencicipan antar set yang berbeda. Penyajian sampel dilakukan dengan tiga cara, yaitu Blanko-Blanko-

Sampel, Blanko-Sampel-Blanko, dan Sampel-Blanko-Blanko. Urutan penyajian diacak antarpanelis untuk menghindari bias (Hasanah et al., 2014).

DAFTAR PUSTAKA Budijanto, S., Sitanggang, A.B., Silalahi, B.E., Wita, M. 2010. Penentuan Umur Simpan Seasoning Menggunakan Metode Accelerated Shelf-Life Testing (ASLT) dengan Pendekatan Kadar Air Kritis. Jurnal Teknolofi Pertanian. Vol 11 (2) : 71-77 Florensia, S., Pramesti, D., Nur, R.U. 2012. Pengaruh Ekstrak Lengkuas pada Perendaman Ikan Bandeng terhadap Jumlah Bakteri. Unnes Journal of Life Science. Vol 1 (2). Hasanah, U., Dede, R. A., Budi N. 2014. Preferensi dan Ambang Deteksi Rasa Manis dan Pahit: Pendekatan Multikultural dan Gender. Jurnal Mutu Pangan. Vol 1(1) : 1-8. Machmud, N. F.,Nia, K., Kiki, H. 2012. Analisa Asam Lemak Tidak Jenuh pada Tepung Sorghum (Sorghum bicolor L.) Termodifikasi dan Aplikasinya Sebagai Pangan Fungsional Flakes. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vo 3 (3) : 183-191. Pakaya, K.N., Sulistijowati, R. Dali, A. F. 2016. Analisis Mutu Garam Tradisional di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Puspitaningsih, V., Hartini, S., Martono, Y. 2013. Analisa Asam Lemak Tidak Jenuh pada Tepung Sorghum (Sorghum bicolor L.) Termodifikasi dan Aplikasinya Sebagai Pangan Fungsional Flakes. Vol 4 (1). Rahmadhani, R., Kiki, F. 2016. Proses Penyiapan Mahasiswa Sebagai Panelis Terlatih dalam Pengembangan Lexicon (Bahasa Sensori) Susu Skim UHT dan Susu Kaya Lemak UHT. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol 4 (1). Suryati, A, T., Maheswari, R.R.A.., 2006. Sifat Fisik Daging Sapi Dark Firm Dry (DFD) Hasil Fermentasi Bakteri Asam Laktat Lactobacillus plantarum. Media Peternakan. Vol 29 (3) : 76-82.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF