Sensor Oksigen
July 17, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Sensor Oksigen...
Description
Cara Kerja Oksigen Sensor Mengontrol Emisi Gas Buang Mobil Fungsi Oksigen Sensor Walaupun oksigen sensor sudah lebih dari dua puluh tahun digunakan pada dunia otomotif namun masih banyak pemilik mobil yang tidak mengetahui apakah mobil mereka dilengkapi dengan komponen ini dan apa sebenarnya fungsi dari oksigen sensor ?.
Oksigen Sensor
Banyak orang baru mengetahui bahwa mobil mereka dilengkapi dengan oksigen sensor saat lampu cek engine mereka menyala dan menimbulkan kode DTC yang mengarah kepada komponen tersebut, atau saat kendaraan mereka tidak lolos dari uji emisi gas buang dikarenakan O2 sensor yang rusak. Jika mesin tidak bekerja dengan baik atau mengkonsumsi bahan bakar terlalu boros beberapa orang akan mengatakan bahwa mereka membutuhkan Oksigen sensor yang baru. Tapi dalam beberapa kasus , mereka tidak mempunyai petunjuk tentang bagaiman cara menganalisa atau memeriksa komponen kecil yang sedikit misterius tersebut, sehingga sering kali langsung menyalahkan komponen oksigen sensor saat terjadi gangguan pada kerja mesin dan emisi gas buang. Oksigen sensor berfungsi untuk memonitor campuran bahan bakar agar ECU dapat mengatur perbandingan bahan bakar dan udara pada tingkat yang seefisien mungkin dan emisi gas buang yang serendah mungkin. Oksigen sensor melakukan hal tersebut dengan cara mendeteksi kandungan oksigen yang tidak terbakar pada gas buang. Oksigen sensor menghasilkan tegangan listrik yang bervariasi tergantung seberapa banyak oksigen yang terdapat pada gas buang. Tegangan listrik yang dihasilkan sangat kecil ( biasanya dibawah 1 volt ).
Jika campuran bahan bakar terlalu gemuk, tegangan yang dihasilkan oksigen sensor akan meningkat sampai 0.9 Volt. Jika campuran bahan bakar terlalu kurus tegangan yang dihasilkan akan rendah sampai ) 0.1 Volt. Oksigen sensor bekerja seperti switch yang secara konstan akan memberikan sinyal setiap ada perubahan campuran bahan bakar. ECU akan menjaga campuran bahan bakar mendekati campuran ideal dengan melakukan kebalikan dari apa yang dilaporkan oleh oksigen sensor. Jika oksigen sensor memberikan sinyal bahwa campuran bahan bakar terlalu gemuk, maka ECU akan memperpendek waktu kerja injektor untuk mengurangi jumlah bahan bakar yang disemprotkan, agar campuran menjadi lebih kurus. Saat oksigen sensor mendeteksi bahwa campuran bahan bakar terlalu kurus ECU akan memperpanjang waktu kerja injektor untuk menambah jumlah bahan bakar yang disemprotkan, pengaturan terus menerus seperti ini akan menjaga mesin bekerja dengan campuran bahan bakar mendekati campuran ideal. Sistem kontrol seperti ini disebut Fuel Feed back control loop yang memungkinkan mobil – mobil modern saat ini menjaga emisi gas buang yang sangat rendah, oksigen sensor merupakan salah satu komponen vital pada sistem kontrol ini. Selain pembacaan dari oksigen sensor, ECU juga menggunakan input dari sensor – sensor lainnya seperti coolant temperature sensor, manifold absolute pressure sensor dan air flow meter, throttle position sensor untuk mengatur perbandingan campuran bahan bakar dan udara sesuai dengan beban kerja mesin. Namun oksigen sensor memberikan input utama yang menentukan, supaya ECU dapat mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang ideal. Jika oksigen sensor tidak dapat memberikan sinyal dengan benar maka hal itu akan mengacaukan kerja dari sistem kontrol tersebut. Biasanya, oksigen sensor yang sudah dikatakan rusak akan memberikan pembacaan sinyal tegangan pada posisi rendah terus ( Campuran terlalu kurus ), yang kemudian direspon oleh ECU dengan menambahkan suplai bahan bakar sehingga akhirnya menyebabkan mesin akan bekerja dengan campuran kaya terus sehingga konsumsi bahan bakar akan lebih boros dan meningkatkan emisi gas buang, pembacaan oksigen sensor yang menunjukkan tegangan rendah terus menerus biasanya disebabkan oleh beberapa hal berikut ini : umur oksigen sensor sudah lama, koneksi wiring yang jelek atau masalah pada sistem pengapian dan kompresi mesin
Oksigen sensor yang sudah lama.
Saat oksigen sensor sudah lama dipakai, maka responnya akan sangat lambat dibandingkan saat masih baru. Umur oksigen sensor yang sudah panjang akan membuat kerja oksigen sensor melambat sehingga mencegah mesin bekerja dengan campuran udara dan bahan bakar yang ideal. Jika ada oli mesin yang ikut terbakar diruang bakar, atau terdapat kebocoran air pendingin pada ruang bakar maka akan dapat mengkontaminasi elemen sensor dari oksigen sensor yang akan menyebabkan oksigen sensor tidak dapat melakukan pembacaan dengan sempurna. Kembali ke era dimana bensin dengan timbal masih digunakan, penggunaan bensin dengan timbal dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan kerusakan pada oksigen sensor. Hal inilah alasan utama yang membuat pemerintah akhirnya melarang penggunaan bensin dengan timbal.
Karena oksigen sensor hanya bereaksi pada kandungan oksigen ( bukan bahan bakar ) pada gas buang, maka setiap masalah mesin yang menyebabkan oksigen yang tidak terbakar dapat mengalir ke exhaust, akan membuat oksigen sensor membaca campuran terlalu kurus. Misfire pada busi, kebocoran pada katup buang, kebocoran pada gasket exhaust manifold akan menyebabkan kandungan oksigen di dalam exhaust akan terlalu banyak dan akan mengacaukan pembacaan oksigen sensor, hal ini memang tidak akan merusak oksigen sensor namun akan membuat mesin bekerja dengan campuran yang terlalu kaya yang akan menaikkan emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar meningkat.
Oksigen sensor harus bekerja pada temperatur panas Satu hal lagi yang perlu diketahui bahwa oksigen sensor harus mencapai temperatur yang cukup panas sekitar 300 O C agar dapat menghasilkan tegangan listrik. Agar mencapai panas tersebut oksigen sensor membutuhkan waktu beberapa menit sampai mesin memanaskan ekshaust, sehingga oksigen sensor pada mobil terbaru dilengkapi dengan electrical heater circuit agar oksigen sensor dapat mencapai temperatur kerja secepat mungkin. Sensor dengan pemanas ini biasanya menggunakan 3 atau 4 kabel. Jika ada sensor dengan 1 atau 2 kabel, berarti sensor itu tanpa pemanas. Jika terjadi kerusakan pada sirkuit pemanas, hal tersebut tidak akan mempengaruhi kerja dari oksigen sensor karena oksigen sensor akan dipanaskan oleh gas buang, namun membutuhkan waktu sedikit lebih lama sampai ECU dapat masuk ke mode closed loop yang dapat mengakibatkan kendaraan gagal dalam uji emisi.
Melakukan pemeriksaan oksigen sensor Pemeriksaan oksigen sensor dapat dilakukan dengan beberapa cara yang membutuhkan beberapa peralatan khusus. Kita membutuhkan scan tool atau code reader untuk megeluarkan kode DTC
untuk kendaraan tahun 1996 keatas, untuk kendaraan dibawah tahun 1996 masih disediakan pemeriksaan kode DTC secara manual menggunakan kedipan lampu check engine atau lampu Led. Jika dicurigai kerusakan terjadi pada oksigen sensor, maka dapat diperiksa tegangan dan respose yang dikeluarkan oleh oksigen sensor menggunakan scantool, Volt meter atau oscilloscope. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa oksigen sensor mati atau responnya lambat maka mengganti oksigen sensor merupakan satu – satunya pilihan. Pembersihan atau peremajaan oksigen sensor tidak akan mengatasi masalah tersebut. Note: Saat mengganti oksigen sensor harus dipastikan bahwa komponennya mempunyai tipe yang sama dengan aslinya ( heated atau unheated ), kemampuan kerja dan nilai tahanan pemanasnya juga harus sama. Penggunaan oksigen sensor yang tidak sama dapat mempengaruhi kerja mesin dan merusak sirkuit kontrol pemanas yang terdapat di dalam ECU. Jadi pastikan oksigen sensor yang digunakan sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Jangan hanya memperhatikan tampilan luar oksigen sensor. Beberapa oksigen sensor pengganti mempunyai wiring konektor yang sama dengan pabrikan, sehingga tidak memerlukan perubahan atau modifikasi pada saat pemasangan. Sedangkan beberapa tipe oksigen sensor lainnya, khususnya universal oksigen sensor membutuhkan perubahan kabel sensornya, agar sesuai dengan konektor original pada kendaraan.
Kapan oksigen sensor perlu diganti ?? Untuk menjaga performa maksimal dari oksigen sensor, maka sangat disarankan penggantian dilakukan sebelum oksigen sensor benar – benar rusak. Beberapa ahli atau pabrikan menganjurkan oksigen sensor diganti secara berkala pada kilo meter tertentu sebagai bagian langkah perawatan berkala. Rekomendasi yang dianjurkan untuk interval penggantian oksigen sensor tipe unheated yang menggunakan 1 atau 2 kabel produksi tahun 1976 sampai akhir 90-an sekitar 50.000 sampai 80.000 km. Sedangkan oksigen sensor dengan pemanas yang menggunakan 3 atau 4 kabel keluaran tahun 1980 – pertengahan 90-an dianjurkan diganti secara berkala setiap 100.000 km. untuk kendaraan terbaru yang sudah menggunakan OBD II dianjurkan untuk diganti setiap 160.000 km.
Ketahui tipe oksigen sensor yang digunakan Oksigen sensor yang paling umum digunakan adalah tipe zirconia, namun selain tipe tersebut ada juga oksigen sensor titania dan Wide band oksigen sensor.
Oksigen sensor zirconia tanpa pemanas merupakan sensor yang pertama kali digunakan, sensor ini hanya mempunyai 1 atau 2 kabel dan butuh waktu yang lama sebelum sensor ini bisa menghasilkan tegangan listrik karena sensor ini hanya bergantung panas dari gas buang untuk mencapai temperatur kerjanya sekitar 300 0 c. Konsekuensinya oksigen sensor tanpa pemanas ini akan kembali dingin pada saat idle dan akan berhenti bekerja menghasilkan tegangan listrik sehingga ECU akan kembali bekerja pada mode open loop dan tidak ada kontrol pengaturan campuran bahan bakar. Pada tahun 1982 diperkenalkan oksigen sensor zirconia dengan pemanas yang mempunyai elemen pemanas sendiri di dalam sensor, sehingga temperatur kerja akan tercapai lebih cepat ( 30 sampai 60 detik ), hal ini akan mengakibatkan ECU dapat masuk kedalam mode closed loop lebih cepat, yang akan mengurangi emisi gas buang pada saat start posisi dingin. Elemen pemanas ini juga berfungsi untuk mencegah sensor kembali dingin pada saat idle. Elemen pemanas membutuhkan sirkuit kelistrikan yang terpisah untuk menyuplai tegangan listrik ke elemen pemanasnya, sehingga sensor ini biasanya mempunyai 3 sampai 4 kabel. Oksigen sensor tipe Titania mempunyai elemen sensor yang bebeda, dan menghasilkan sinyal yang berbeda pula dari oksigen sensor tipe zirconia. Sensor ini tidak menghasilkan teganga listrik yang berubah – rubah sesuai dengan campuran bahan bakar, namun oksigen sensor tipe titania ini bekerja dengan merubah tahanan dari rendah ( sekitar 1000 ohm ) saat campura bahan bakar gemuk, dan tinggi ( sekitar 2000 ohm ) saat campuran bahan bakar kurus. Switching poinnya berlangsung tepat pada nilai campuran ideal 14.7 : 1. ECU menyuplai tegangan referensi ( sekitar 1 sampai 5 volt, tergantung aplikasinya ) , dan kemudian ECU akan membaca tegangan kembali ( voltage drop ) sesuai dengan perubahan tahan sensor. Oksigen sensor tipe titana hanya diaplikasikan pada sedikit kendaraan, diantaranya Nissan yang diproduksi antara tahun 80-an sampai akhir 90-an. , jeep cherokee produksi 1987 – 1990 dan wrangler. Pada tahun 1997 , beberapa pabrikan otomotif mulai menggunakan oksigen sensor tipe yang baru, yaitu Heated planar O2 sensor yang mempunyai elemen ceramic zirconia dengan bentuk flat, bukan berbentuk thimble seperti tipe yang awal. Elektroda sensor, conductive layer ceramic, insulation dan heater di susun berlapis – lapis dan disatukan sebagai single strip. Oksigen sensor dengan desain yang baru ini mempunyai prinsip kerja yang sama dengan tipe sebelumnya, namun kontruksinya lebih kecil, ringan dan lebih tahan terhadap kontaminasi. Elemen sensornya juga membutuhkan tegangan listrik yang lebih rendah dan proses pemanasannya berlangsung lebih cepat sekitar 10 detik. Beberapa mobil terbaru juga menggunakan Wide band 02 sensor yang mempunyai desain yang
sama dengan planar sensor , namun sensor ini menghasilkan tegangan listrik yang lebih besar sesuai dengan perubahan campuran bahan bakar ( bukan switching maju dan mundur seperti tipe oksigen sensor yang lain ). Hal ini memungkinkan ECU dapat menggunakan seluruh strategi operasi yang berbeda – beda untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara. Pada tipe sensor ini ECU tidak mengatur perbandingan bahan bakar dan udara dengan cara maju dan mundur untuk menghasilkan rata rata campuran yang seimbang. Namun ECU secara sederhana akan menambahkan atau mengurangi bahan bakar sesuai dengan keperluan untuk menjaga rasio campuran bahan bakar selalu tetap pada angka 14.7 :1.
Jenis - jenis Oksigen Sensor Yang Digunakan Pada Otomotif Tipe Oksigen sensor Oksigen sensor yang digunakan pada dunia otomotif terdiri dari berbagai jenis, dengan memahami tiap jenis dan karakteristik oksigen sensor tersebut akan mempermudah untuk melakukan analisa jika terjadi kerusakan pada oksigen sensor.
Unheated oxygen sensor
Unheated oxygen sensor dengan satu atau dua kabel merupakan jenis oksigen sensor yang paling sederhana dan pertama kali digunakan Unheated oksigen sensor tidak mempunyai elemen pemanas didalamnya, tipe ini yang pertama kali digunakan pada otomotif. Karena oksigen sensor hanya dapat bekerja ketika suhunya telah mencapai 400 derajat celcius, maka sensor tipe ini membutuhkan panas dari luar sehingga harus diletakkan sedekat mugkin ke lubang exhaust mesin, walaupun sebenarnya lokasi ini sangat tidak ideal untuk melakukan pengukuran A/F ratio. Satu lagi kekurangan sensor type ini adalah membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai temperature kerja. Sensor tipe ini ada yang hanya menggunakan dengan 1 kabel untuk kabel sinyal, sedangkan groundnya menggunakan casing sensor, dan ada sensor yang menggunakan 2 kabel, 1 kabel sebagai kabel sinyal, sedangkan 1 kabel lagi sebagai kabel ground.
Heated oxygen sensor
Heated Oxygen sensor, yang dilengkapi dengan elemen pemanas didalamnya. Heated oxygen sensor merupakan Oxygen sensor yang mempunyai elemen pemanas didalamnya sehingga oxygen sensor akan lebih cepat mencapai temperatur kerja. Oxygen sensor type ini biasanya menggunakan 3 atau 4 kabel . Elemen pemanas di dalam sensor berupa internal resistor yang akan panas saat dialiri arus listrik Heated oxygen sensor dapat dipasang lebih jauh dari mesin dan dapat berada dalam temperature yang tepat dalam waktu yang lebih lama dibandingkan unheated oxygen sensor. Semua oxygen sensor yang modern menggunakan pemanas, namun jenis dan waktu pemanasannya dapat berbeda – beda. Saat ini semua oksigen sensor yang digunakan di otomotif telah dilengkapi dengan elemen pemanas, sehingga sensor dapat diletakkan lebih jauh dari mesin dan memberikan beberapa keuntungan diantaranya : 1. Oxygen sensor tidak terkena panas yang tinggi. 2. Dapat mencapai temperature kerja lebih cepat. Sehingga dapat mempersingkat periode dimana O2 sensor tidak aktif. 3. Mencegah pendinginan yang berlebihan pada saat idling, dimana temperature gas buang tidak terlalu tinggi. 4. Heated oxygen sensor dapat bereaksi lebih cepat yang akan memberikan dampak positif pada pengaturan putaran mesin.
Fast Light Off dan Utra – Fast Light Off sensor
Oxygen Sensor tipe ini dapat mencapai temepratur kerja dalam waktu kurang dari 20 detik Fast Light Off dan Utra – Fast Light Off sensor menggunakan low resistance , high watt density heater untuk mempercepat proses pemanasan. Sensor tipe ini dapat mencapai temperature kerja dalam waktu kurang dari 20 detik. Emisi gas buang kendaraan lebih berbahaya pada saat temperature dingin Sensor FLO dan UFLO mampu membantu mengurangi polusi yang tidak mampu dilakukan sensor jenis lainnya.
Oksigen Sensor type Planar
Oxygen Sensor type planar Oxygen sensor type Planar menggunakan bahan lapisan Zirconia dan alumina yang dijadikan satu, dengan teknologi ini memungkinkan waktu pemanasan sensor berlangsung lebih cepat karena massa yang dipanaskan lebih rendah dan pemanas terhubung langsung dengan bagian yang di sensor.
Waktu pemanasan oxygen sensor type planar ini berkisar antara 5 sampai 30 detik.
Oxygen Sensor type Titania
Oxygen Sensor type Titania Titania sensor menggunakan bahan dari titanium oxide ( bukan zirconia ). Tidak seperti sensor zirconia , tipe ini membutuhkan tegangan referensi untuk dapat bekerja dan akan merubah tahanan saat A/F ratio berubah. Sensor titania banyak digunakan kendaraan Nissan pada pertengahan 80- an sampai 90 - an dan pada beberapa kendaraan eropa, saat ini sudah tidak digunakan lagi pada kendaraan terbaru.
Pengukuran berdasarkan resistance. Jenis Oxygen Sensor ini menggunakan elemen keramik yang terbuat dari bahan titania dioxide dengan teknologi multi-layer-thick-film. Titanium dioxide mempunyai karakteristik yang akan berubah nilai tahanannya sesuai dengan kandungan oksigen di dalam gas buang. Jika kandungan oksigen tinggi ( campuran kurus λ > 1 ) maka konduktivitasnya akan berkurang. Jika kandungan oksigen rendah ( campuran kaya λ < 1 ) maka konduktivitasnya akan bertambah. Sensor ini tidak membutuhkan udara referensi, tapi harus diberi tegangan suplai sebesar 5 V. sinyal yang dikirimkan ke ECU merupakan voltage drop pada sensor.
Wide band Oxygen Sensor
Wide band Oxygen Sensor
Five wire wide band sensor diperkenalkan pada tahun 1994yang bersama dengan four wire air fuel ratio sensor merupakan representasi dari kemajuan teknologi sensor. Sensor tipe ini menghilangkan Lean Rich Cycling yang melekat pada narrow – bad sensor dan memungkinkan ECU untuk menyetel injeksi bahan bakar dan timing pengapian mesin lebih akurat dan cepat.
Cara kerja wide band oxygen sensor Cara kerja wide band oxygen sensor Oksigen sensor menunjukkan keadaan campuran kaya atau kurus λ = 1. Broadband oksigen sensor memberikan kemungkinan pengukuran campuran yang tepat : Campuran kurus λ > 1Campuran kaya λ < 1
Sensor ini memberikan sinyal elektrikal yang tepat dan dapat mengatur berbagai nilai – nilai referensi seperti mesin diesel, mesin bensin dengan konsep campuran kurus, mesin gas, dan heated boiler gas. Sebagai tambahan sensor ini memiliki sel elektrokimia tambahan : Pump Cell. Gas buang mengalir melalui lubang kecil yang terdapat pada Pump Cell menuju area pengukuran yaitu diffusion gap. Untuk menyetel perbandingan udara, disini kandungan oksigen gas buang dibandingkan dengan oksigen dari udara luar. Tegangan diberikan ke pump cell dengan tujuan untuk memperoleh sinyal yang dapat di baca oleh ECU. Dengan menggunakan tegangan ini, oksigen dapat di pompa keluar dari gas buang menuju atau keluar dari diffusion gap. ECU mengatur pump voltage sedemikian rupa sehingga komposisi gas buang di dalam diffusion gap selalu konstan λ = 1. Jika campuran terlalu kurus, maka oksigen di pompa keluar melalui pump cell.sehingga menghasilkan Positive pump current. Jika campuran terlalu gemuk oksigen dari udara luar di pompa masuk. Sehingga menghasilkan negative pump current. Jika λ = 1 tidak ada oksigen yang dipindahkan di diffusion gap, sehingga pumping current adalah Nol. Pumping current ini dievaluasi oleh ECU, sehingga memberikan informasi tentang perbandingan udara dan sekaligus informasi tentang campuarn udara dan bahan bakar.
Pilih mana Oxygen sensor type UNIVERSAL atau DIRECT FIT
Oxygen sensor type UNIVERSAL atau DIRECT FIT Oxygen Sensor type Universal merupakan sensor yang dapat diaplikasikan pada berbagai merk mobil. Sensor tipe ini dijual tanpa menggunakan soket, jadi ketika akan dipasang harus menggunakan soket dari sensor yang lama atau disambung langsung dengan wiring harness pada mobil. Oxygen Sensor type direct fit sesuai dengan namanya merupakan sensor yang dibuat secara khusus untuk tiap - tiap merk mobil, sehingga konektornya pasti sesuai dengan konektor yang ada pada mobil. Oxygen Sensor direct fit merupakan pilihan utama para mekanik karena lebih mudah untuk dipasang, bentuk konektor yang sesuai juga mempermudah dalam pemilihan part yang tepat.
OEM vs. Aftermarket Oxygen Sensor OEM merupakan sensor original yang dipasang pada kendaraan di pabrik perakitan, dan biasanya pabrikan menggunakan sensor dari beberapa supplier yang berbedabeda. After market sensor banyak menjadi pilihan orang karena menawarkan barang dengan kwalitas yang sama namun harganya jauh lebih murah.
Apakah fungsi oksigen sensor pada mobil...?? Tujuan Penggunaan Oksigengen Sensor Oksigen sensor merupakan komponen yang berfungsi untuk memeriksa emisi gas buang kendaraan dengan cara mengukur kandungan oksigen di dalam gas buang dan dapat menentukan apakah mobil bekerja dengan campuran bahan bakar terlalu kurus atau terlalu gemuk. Oksigen sensor pertama kali dikembangkan oleh Robert Bosch dan pertama kali digunakan pada mobil VOLVO diakhir tahun 70 – an . Pada mulanya, oksigen sensor yang digunakan di dunia otomotif hanya mempunyai satu atau dua kabel dan banyak terbuat dari bahan Zirconia dalam bentuk thimble ( kudung ).
Unheated oxygen sensor dengan 1 atau 2 kabel merupakan jenis oksigen sensor yang paling sederhana dan pertama kali digunakan
Oksigen sensor akan mulai bekerja jika suhunya sudah mencapai sekitar 400 derajat celcius, sehingga oksigen sensor belum bekerja saat suhu mesin masih dingin. Oksigen sensor generasi pertama ini sangat tergantung dari panas yang dihasilkan oleh mesin agar dapat mencapai suhu yang dibutuhkan oleh oksigen sensor untuk dapat bekerja dengan maksimal. Masalah yang muncul sehubungan dengan penerapan konsep ini adalah dibutuhkan waktu yang agak lama bagi sensor untuk berpindah dari kondisi Non Operational ( ECU dalam kondisi Open Loop ) ke kondisi Operational ( kondisi yang penting untuk Closed loop Mode ).
Agar oksigen sensor dapat mencapai suhu kerja lebih cepat, beberapa pabrikan mobil sengaja memundurkan timing pengapian untuk mempercepat pemanasan saluran exhaust, sehingga oksigen sensor lebih cepat mencapai temperatur kerja. Salah satu cara lain untuk mempercepat pemanasan oksigen sensor adalah dengan meletakkan sensor tersebut sedekat mungkin dengan mesin, namun akibatnya hasil pemeriksaan gas buang menjadi kurang akurat. Pada awal tahun 80 – an, pabrikan oksigen sensor menambahkan sebuah batang pemanas kecil di dalam thimble untuk memanaskan ceramic thimble sehingga temperature kerjanya dapat tercapai lebih cepat. Dengan menggunakan oksigen sensor yang mempunyai elemen pemanas didalamnya memungkinkan sensor dapat dipasang lebih kebawah mendekati catalityc converter ( lokasi yang lebih tepat dimana gas buang dalam bentuk yang lebih homogen dan potensi terjadinya over heat pada sensor dapat diturunkan secara drastis ). Perkembangan Oksigen Sensor Versi sensor pertama yang digunakan menggunakan 3 buah kabel yang menggunakan casing sensor sebagai ground. Aplikasi yang berikutnya menggunakan 4 buah kabel, yang salah satunya merupakan kabel ground. Pada awal 90 –an negara bagian California mulai menerapkan penggunaan OBD II yang mengatur emisi kendaraan lebih ketat, kemudian kebijakan ini selanjutnya diikuti 49 negara bagian di amerika pada tahun 1996 dan mengakibatkan penggunaan oksigen sensor di mobil untuk mengontrol emisi kendaraan meningkat secara drastis. Seiring semakin ketatnya peraturan emisi gas buang maka teknologi yang diterapkan pada oksigen sensor semakin canggih dan oksigen sensor dipasang pada lokasi yang lebih banyak untuk meningkatkan feedback ke ECU. Oksigen sensor type current narrow band sensor yang hanya mampu membaca campuran “ kurus “ atau “ kaya “ kemudian digantikan oleh sensor generasi baru wide band sensor yang menggunakan 4 sampai 5 buah kabel yang banyak diterapkan pada kendaraan. Oksigen sensor tipe ini dapat melakukan pengukuran campuran udara dan bahan bakar dengan lebih akurat, sehingga dapat mengontrol emisi gas buang yang lebih baik. Jumlah oksigen sensor yang digunakan tiap mobil juga semakin banyak, jika dahulu lazimnya hanya menggunakan 1 buah sensor, sekarang ini dapat ditemukan mobil yang menggunakan oxygen sensor mencapai 8 buah.
View more...
Comments