Sensitisasi Perifer Dan Sentralll
March 24, 2019 | Author: Candra Yogiswara | Category: N/A
Short Description
Sensitisasi Perifer Dan Sentralll...
Description
Sensitisasi Perifer dan Sensitisasi Sentral
Pada nyeri patologis terjadi hipersensitivitas nyeri dalam bentuk penurunan ambang nyeri, sehingga rangsangan yang biasanya tidak menghasilkan nyeri kini menjadi nyeri (alodinia), dan peningkatan responsivitas nyeri, sehingga rangsangan yang biasanya menghasilkan nyeri ringan menjadi nyeri yang berlebihan dan berkepanjangan (hiperalgesia). Pada dasarnya hipersensitivitas nyeri saat cedera dapat membantu penyembuhan dengan meminimalkan kontak dengan jaringan yang terluka hingga perbaikan selesai (respons adaptif). Namun, hipersensitivitas nyeri dapat bertahan lama setelah cedera sembuh atau terjadi tanpa adanya cedera apapun. Dalam hal ini, rasa sakit yang muncul tidak bermanfaat, dan merupakan manifestasi dari perubahan patologis pada sistem saraf. Sensitisasi perifer dan sensistisasi central merupakan dua mekanisme yang terlibat dalam hal ini.
Sensitisasi Perifer
Sensitisasi perifer adalah penurunan ambang batas dan peningkatan respon nosiseptor ujung perifer. Cedera atau inflamasi jaringan akan menyebabkan munculnya perubahan lingkungan kimiawi pada akhir nosiseptor. Sel yang rusak akan melepaskan komponen intraselulernya seperti adenosine trifosfat, ion K +, pH menurun, sel inflamasi akan menghasilkan sitokin, chemokine, dan growth hormone. Beberapa komponen tersebut akan langsung merangsang nosiseptor (nociceptor activators) dan komponen lainnya akan menyebabkan nosiseptor menjadi lebih hipersensitif terhadap rangsangan berikutnya (nociceptor sensitizers). Komponen sensitisasi, misalnya prostaglandin E2 akan mereduksi ambang aktivasi nosiseptor dan meningkatkan kepekaan ujung saraf dengan cara berikatan pada reseptor spesifik di nosiseptor. High-t Hig h-thres hreshol hold d periph per iphera erall sensor sen soryy neu rons A! merupakan serabut yang menghantarkan input dari target perifer (kulit, otot, sendi, visceral) melalui saraf perifer ke CNS. Berbagai komponen yang menyebabkan sensitisasi akan muncul secara bersamaan, penghambatan hanya pada salah satu substansi kimia tersebut tidak akan menghilangkan sensitisasi perifer. Sensitisasi perifer berkontribusi terhadap hipersensitivitas nyeri pada lokasi kerusakan jaringan/inflamasi. Sebagai contoh misalnya, wajah yang mengalami perubahan
sensitivitas panas setelah terbakar sinar matahari, menyebabkan stimulus sinar matahari yang seharusnya pada wajah normal terasa hangat, berubah menjadi terasa seperti terbakar (hyperalgesia).
Sensitisasi Sentral
Sensitisasi sentral adalah peningkatan rangsangan neuron dalam sistem saraf pusat, sehingga masukan yang normal mulai menghasilkan respon abnormal. Peningkatan rangsangan ini biasanya dipicu oleh ledakan aktivitas di nosiseptor (seperti yang ditimbulkan oleh cedera), yang mengubah kekuatan koneksi sinaptik antara nosiseptor dan neuron dari sumsum tulang belakang yang disebut activity-dependent synaptic plasticity. Pada awalnya proses ini dipacu oleh input nosiseptor ke medulla spinalis (activity dependent), kemudian terjadilah perubahan molekuler neuron (transcription dependent) Low-threshold sensory fibres A" dirangsang oleh sentuhan yang sangat ringan misalnya pada kulit, akan mengaktifkan neuron di sumsum tulang belakang (input dari tubuh) atau di batang otak (input dari kepala) yang biasanya hanya menanggapi rangsangan berbahaya (noxious stimuli). Akibatnya, input yang biasanya merupakan sensasi yang tidak membahayakan menjadi stimulus yang menghasilkan rasa sakit (allodynia). Sensitisasi sentral bertanggung jawab terhadap terjadinya allodynia taktil (rasa sakit sebagai tanggapan terhadap rangsangan tekanan ringan) dan meluasnya hipersensitivitas nyeri di luar area kerusakan jaringan sehingga jaringan normal yang berdekatan dengan jaringan yang rusak juga mengalami nyeri tekan. Sensitisasi sentral juga dapat terjadi setelah operasi dengan munculnya nyeri pada gerakan atau sentuhan, serangan migrain dengan munculnya nyeri saat menyisir rambut dan pada beberapa pasien dengan kerusakan saraf di mana hanya dengan meniup kulit dapat menghasilkan nyeri terbakar yang menyiksa.
View more...
Comments