Sejarah Tari Melayu
February 1, 2017 | Author: LatifatulAnggraini | Category: N/A
Short Description
Download Sejarah Tari Melayu...
Description
SEJARAH TARI MELAYU RIAU Tari Zapin Melayu dari riau Tarian Zapin merupakan salah satu dari beberapa jenis tarian Melayu yang masih eksis sampai sekarang. Tarian ini diinspirasikan oleh keturunan Arab yang berasal dari Yaman. Menurut sejarah, tarian Zapin pada mulanya merupakan tarian hiburan di kalangan raja-raja di istana setelah dibawa dari Yaman oleh para pedagang-pedagang di awal abad ke-16. Masyarakat Melayu termasuk seniman dan budayawannya memiliki daya kreasi yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan kreasi tari Zapin yang identik dengan budaya Melayu maupun dalam hal berpantun. Seniman dan budayawannya mampu membuat seni tradisinya, tidak mandek tapi penuh dinamika yang selalu dapat diterima dalam setiap keadaan. Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan. SENI Tari adalah gerak indah dan berirama yang mengandung dua unsur penting: gerak dan irama. Gerak merupakan gejala primer dan juga bentuk spontan dari kehendak yang terdapat di dalam jiwa; sementara irama adalah bunyi teratur yang mengiringi gerak tersebut. Gerak tarian biasanya diinspirasikan dari pengalaman hidup sehari-hari. Satu tari tradisional Melayu yang sangat mengakar dan populer adalah Tarian Zapin. Tari ini merupakan satu dari beberapa jenis tarian Melayu yang masih eksis sampai sekarang. Tarian ini diinspirasikan oleh keturunan Arab yang berasal dari Yaman. Menurut sejarah, tarian Zapin pada mulanya merupakan tarian hiburan di kalangan raja-raja di istana setelah dibawa dari Yaman oleh para pedagang-pedagang di awal abad ke-16. Masyarakat Melayu termasuk seniman dan budayawannya memiliki daya kreasi yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan kreasi tari Zapin yang identik dengan budaya Melayu maupun dalam hal berpantun. Seniman dan budayawannya mampu membuat seni tradisinya, tidak mandek tapi penuh dinamika yang selalu dapat diterima dalam setiap keadaan. Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan. Sebutan zapin umumnya dijumpai di Sumatera Utara dan Riau, sedangkan di Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu menyebutnya dana. Julukan bedana terdapat di Lampung, sedangkan di Jawa umumnya menyebut zafin. Masyarakat Kalimantan cenderung memberi nama jepin, di Sulawesi disebut jippeng, dan di Maluku lebih akrab mengenal dengan nama jepen. Sementara di Nusatenggara dikenal dengan julukan dana-dani.
Zapin adalah khazanah tarian rumpun Melayu yang menghibur sekaligus sarat pesan agama dan pendidikan. Tari ini memiliki kaidah dan aturan yang tidak boleh diubah namun dari masa ke masa namun keindahannya tak lekang begitu saja. Nikmati dendang musik dan syairnya yang legit bak sajian megah langit biru dan jernihnya laut di Kepulauan Riau. Tari zapin dikembangkan berdasarkan unsur sosial masyarakat dengan ungkapan ekspresi dan wajah batiniahnya. Tarian ini lahir di lingkungan masyarakat Melayu Riau yang sarat dengan berbagai tata nilai. Tarian indah dengan kekayaan ragam gerak ini awalnya lahir dari bentuk
permainan menggunakan kaki yang dimainkan laki-laki bangsa Arab dan Persia. Dalam bahasa Arab, zapin disebut sebagai al raqh wal zafn. Tari Zapin berkembang di Nusantara bersamaan dengan penyebaran agama Islam yang dibawa pedagang Arab dari Hadramaut. Tari zapin tertua di Indonesia tercatat ada di Flores, Nusa Tenggara Timur, Ternate dan Ambon, serta rupanya juga berkembang di Pontianak, Kalimantan dengan sebutan Japin. Di Indonesia bagian Barat, tari zapin awalnya dikenal di Jambi baru kemudian tumbuh di Riau dan kepulauan sekitarnya. Di Riau tari zapin awalnya hanya dilakukan penari lelaki dapat mengangkat status sosialnya di masyarakat. Saat itu penarinya akan menjadi incaran para orang tua untuk dijodohkan kepada anak perempuannya. Zapin mempertontonkan gerak kaki cepat mengikuti hentakan pukulan pada gendang kecil yang disebut marwas. Harmoni ritmik instrumennya semakin merdu dengan alat musik petik gambus. Karena mendapat pengaruh dari Arab, tarian ini memang terasa bersifat edukatif tanpa menghilangkan sisi hiburan. Ada sisipan pesan agama dalam syair lagunya. Biasanya dalam tariannya dikisahkan keseharian hidup masyarakat melayu seperti gerak meniti batang, pinang kotai, pusar belanak dan lainnya. Anda akan melihat gerak pembuka tariannya berupa gerak membentuk huruf alif (huruf bahasa Arab) yang melambangkan keagungan Tuhan. Awalnya tari zapin hanya ditarikan penari lelaki tetapi namun penari perempuan juga ditampilkan. Kadang juga tampil penari campuran laki-laki dengan perempuan. Dahulu tari zapin ditarikan di atas tikar madani dan tikar tersebut tidak boleh bergoyang atau bergeser sedikitpun sewaktu menarikan tari zapin tersebut. Gerak dan ritme tari zapin merupakan media utama untuk mengungkapkan ekspresi penarinya. Darinya Anda dapat meresapi pengalaman kehidupan, peristiwa sejarah, dan keadaan alam yang menjadi sumber gerak dalam tari zapin. Kostum dan tata rias para penari zapin lelaki mengenakan baju kurung cekak musang dan seluar, songket, plekat, kopiah, dan bros. Sementara untuk penari perempuan berupa baju kurung labuh, kain songket, kain samping, selendang tudung manto, anting-anting, kembang goyang, kalung, serta riasan sanggul lipat pandan dan conget.
5 TARIAN KHAS RIAU Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia dengan Tanjung Pinang sebagai ibukotanya. Kepulauan Riau mempunyai kekayaan budaya yang beraneka ragam dari mulai sastra, musik, dan tari dengan banyak pengaruh dari budaya Melayu dan Arab. Di bawah ini Anda akan temukan 5 tarian tradisional khas daerah ini. 1. Tari Melemang Tari melemang diperkirakan sudah ada sejak abad 12 dan awalnya dikenal sebagai tarian istana Kerajaan Bentan. Tarian yang memadukan unsur tari, musik, dan menyanyi ini mengisahkan tentang kehidupan kerajaan dan dipentaskan oleh 14 orang yang masingmasing memainkan peran. Kata melemang sendiri berarti berdiri sambil membongkokkan badan ke belakang dan hal ini memang tampak pada kecakapan serta kegesitan para penari dalam mengambil sesuatu, misalnya uang receh atau sapu tangan. Kini, tari Melemang sudah menjadi pertunjukan hiburan rakyat dengan durasi sekitar satu jam. 2. Tari Makyong Tarian ini adalah jenis dramatari yang sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu. Makyong diperkirakan telah ada di Riau hampir seabad yang lalu dan sering kali dipentaskan di pematang sawah selepas memanen padi. Tarian tersebut dipentaskan oleh penari-penari topeng dan diiringi alat musik seperti rebab, gendang, dan tetawak. 3. Tari Zapin Tari zapin telah lama berkembang di banyak daerah di Indonesia dan salah satunya di Kepulauan Riau. Tari ini banyak dipengaruhi oleh budaya Arab dan sarat kandungan agama dan tata nilai. Tarian ini mempertontonkan gerakan kaki cepat mengikuti pukulan gendang (marwas). Zapin awalnya hanya dilakukan penari lelaki namun kini penari perempuan juga ditampilkan. 4. Tari Joged Lambak Tari Joged Lambak adalah tarian yang kental dengan budaya Melayu. Gerak tariannya cenderung lemah gemulai sementara lagu-lagu yang ditarikan adalah lagu atau irama joget seperti Serampang Laut, Tanjung Katung, dan Anak Kala. Alat musik yang digunakan antara lain gendang, gong atau tetawak. 5. Tari Tandak Tari tandak dikenal sebagai tari pergaulan yang digemari masyarakat setempat dan menjadi media silaturahmi tempat bertemunya antara pemuda dan pemudi antar kampung. Tarian ini adalah gabungan antara seni tari dan sastra dan dipentaskan oleh laki-laki dan perempuan pada malam hari.
a. Tari Tandak, merupakan tari pergaulan yang sangat digemari di daerah Riau.
b. Tari Joged Lambak, adalah tari pergaulan muda-mudi yang sangat populer dan disenangi. c. Tari Tandak Sebati, merupakan jenis tari pergaulan yang digarap dengan memanfaatkan perbendaharaan unsur-unsur gerak tari Melayu kepulauan. Rentak musik melayu yang mengiringinya membuat joged yang dinamis ini bersuara gembira. d. Tari Makan Sirih, biasanya disebut tari persembahan yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu atau pembukaan acara-acara tertentu. Tarian ini menggambarkan bahwa orang melayu Riau menghargai hubungan persahabatan dan kekerabatan.
e. Tari Zapin, merupakan makna adab sopan santuan, sikap hormat dan memuliakan orang lain. Tari Zapin juga bermakna penutup atau penyudah dari sebuah persembahan yang disampaikan pada setiap orang yang melihatnya.
4 Alat Musik Tradisional Dari Riau 4 Alat Musik Tradisional Dari Riau - Riau merupakan salah satu provinsi yang ada di Sumatera. Selain menyimpan kekayaan alam dan keindahan panorama alamnya, provinsi yang memiliki banyak objek wisata ini juga menyimpan kebudayaan yang beraneka ragam, tidak terkecuali alat musik tradisional. Kali ini kita akan berjalan-jalan dan mengenal beberapa alat musik yang tumbuh, berkembang dan menjadi salah satu hiburan masyarakat di Riau yang kami rangkum dalam artikel 4 alat musik tradisional dari Riau ini.
1. GAMBUS Gambus adalah salah satu alat musik tradisional dari Riau yang bentuknya mirip dengan gitar, namun memiliki bentuk yang mirip dengan buah labu dibagi dua. Alat musik Gambus merupakan jenis alat musik petik yang memilik jumlah senar antara 3- 12 buah. Alat musik petik dari Riau ini dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu melayu atau timur tengah. Sebuah grup musik dengan alat musik gambus sebagai alat musik utama sering dinamakan sebagai orkes gambus.Cara memakai alat musik gambus yaitu dengan dipetik dan sama cara memakainya dengan alat musik gitar. Orkes gambus mengiringi tari Zapin yang seluruhnya dibawakan pria untuk tari pergaulan. Lagu yang dibawakan berirama Timur Tengah. Sedangkan tema liriknya adalah keagamaan.
2. REBANA Rebana adalah sebuah alat musik pukul yang terbuat dari kayu dengan salah satu sisinya ditutup menggunakan kulit kayu. Alat musik tradisional asal Riau ini umumnya berbentuk bulat pipih dengan berbagai ukuran dari yang besar sampai kecil. Rebana biasa digunakan untuk mengiringi nyanyian dan tarian rakyat. Alat musik rebana ini sangat terkenal sejak zaman kerajaan Melayu Kuno yang sering digunakan saat upacara pernikahan.
3. NAFIRI
Nafiri adalah alat musik tiup yang berasal dari Provinsi Riau. Alat musik tiup yang mirip dengan terompet ini memiliki fungsi sebagai berikut : Pengiring tarian tradisional, tari Inai, tari Jinugroho dan tari Olang.
Sebagai alat musik yang utama di dalam musik robat yang merupakan musik yang dimainkan di lingkungan masyarakat.
Sebagai melodi yang digunakan untuk menentukan gerakan-gerakan silat.
Untuk penobatan raja-raja ketika Riau masih berbentuk kerajaan-kerajaan serta bangsawan.
Tanda terhadap terjadinya peperangan, bencana, dan kematian.
Alat yang digunakan sebagai penanda spiritual untuk memanggil dewa, roh, atau arwah nenek moyang.
Selain diperguankan sebagai alat musik tradisional, nafiri juga dipergunakan sebagai alat komunikasi masyarakat melayu, terutama untuk memberitahukan tentang adanya bencana, dan berita tentang kematian. Pada jaman kerajaan dahulu, bahkan nafiri mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu dipakai pada acara penobatan raja. Terbuat dari kayu yang berukuran 25 sampai 45 centimeter. Antara batang dengan dan tempat tiupnya diberi batas yang terbuat dari tempurung kelapa. Nafiri menggunakan semacam lidah yang terbelah dua terbuat dari daun kelapa yang muda atau ruas bambu yang sudah kering. Lidah tersebutlah yang disebut dengan vibrator yang akan mengeluarkan suara atau bunyi-bunyian. Lubang jari ada tiga buah yang besarnya kira-kira sebesar biji jagung untuk mengatur tinggi rendahnya nada. Pada bagian pangkalnya diberi sambungan berbentuk seperti bujur telur yang terpotong dan berongga untuk membuat volume yang dikeluarkan lebih besar. Musik yang dikeluarkan terdengar seperti meronta-ronta daripada melodi yang jelas untuk didengar.
4. MARWAS DAN GENDANG Gendang dan Marwas adalah instrumen musik dari Riau yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu. Ada berbagai jenis Gendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut gendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama gendang gedhe biasa disebut gendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran, ladrang irama tanggung. Sedangkan marwas sendiri merupakan alat musik tradisional yang lebih kecil dari gendang. Terbuat dari kulit kembing, kayu cempedak atau kayu nangka dan rotan sebagai pengikat. Marwas merupakan salah satu alat musik tradisional untuk mengiringi tarian Zapin.
Demikian 4 alat musik tradisional dari Riau. Walaupun di masyarakat Riau juga banyak dikenal alat-alat musik tradisional lainya seperti gong, kompang dan kordeon, namun alat musik tradisional tersebut dapat dicari dalam artikel alat musik tradisional dari provinsi lainnya.
JENIS MUSIK MELAYU RIAU Musik tradisional Nusantara dibagi menjadi beberapa jenis,anntara lain sebagai berikut : A. Musik Tradisional Aceh Musik tradisional Aceh mendapat pengaruh dari agama islam.Alat musik yang di pergunakan dalam musik Aceh,antara lain rebana, canangtring, suling(bangsai), gambus, gensang, marwas, dan hareu. B. Musik Tradisional Sumatra Utara(Batak) Musik di daerah Batak mendapat pengaruh dari musik gereja. Jenis musiknya di sebut dengan gondang atau tataganing. Alat musik yang di pengaruhi adalah sebagai berikut : 1) Seruling dengan nama seperti salonat, salodop, sordam, tarafat. 2) Gerantung(gambang). 3) Gendang yang di namakan tataganing atau gondang. 4) Tanggetong atau nungneng, yaitu alat musik yang cara memainkannya dengan memukul pada benda. Sumber bunyinya di hasilkan dari tali atau dawai. 5) Hasapi, kulcapi, arbab,dan hapetan yang dapat di laras ataupun dapat distem. C. Musik Tradisional Nias Musik tradisional Nias, pada umumnya untuk mengiringi suatu cerita yang mendatangkan roh-roh dari alam gaib. Alat musik yang di pergunakanya, antara lain sebagai berikut: 1) Gendang dengan panjang hingga tiga meter dengan 2 kuli. Alat musik ini disebut juga sebagai gendera, todrahi, tamburu, taburana, dan cucu. 2) Ada dua macam gong. Gong kecil yang di namakan sairama atau faritia dan gong besar yang di namakan gong. 3) Suling bisa di sebut dengan nama sigu mbawa, suruni mbawa.
4) 5) 6)
Druridana, yaitu garpu tala bambu. Kecapi yang di namakan dengan sebutan koko. Rebab yang di sebut lagiya.
D. Musik Tradisional Sumatra Barat(Minangkabau) Musik tradisional dari Sumatra Barat yang terkenal , yaitu talempong.Musik talempong menggunakan alat musik campuran , yaitu alat musik daerah setempat dan alat musik Barat. Alat-alat musik tersebut adalah sebagai berikut : 1) Alat Musik Daerah : a) Alat musik perkusi, seperti gendang besar(gendang dol), gendang sedang, rebana, talempong, katipung, dan gong(canang). b) Alat musik tiup, seperti suling, saluang, bansai, puput batak padi, puput tanduk, dan bansi. 2) Alat Musik Barat Contoh alat musik Barat, antara lain gitar, terompet, dan biola E. Alat Musik Tradisional Riau Riau memiliki dua musik tradisional yang terdiri atas musik gambus, dan orkes Melayu. 1) Musik Gambus Musik gambus mendapat pengaruh dari agama islam. Musik ini mempunyai nama cinta dan Islam. Pemain musik gambus merangkap sebagai penyanyi atau vokalis. Alat musik yang di gunakan, antara lain gambus, rebana, dan biola. 2) Orkes Melayu Orkes Melayu merupakan musik yang membawa lagu-lagu Melayu asli.Alat musik yang di gunakan, antara lain akordeon, empat buah gendang melayu dan gong kecil. Orkes ini dalam perkembangannya merupakan musik Melayu atau yang pada saat ini di kenal dengan musik dangdut. F. Musik Tradisional Jakarta(Betawi) Musik tradisional dari Jakarta(Betawi), antara lain gambang kromong dan tanjidor. 1) Gambang Kromong Gambang kromong merupakan perpaduan antara musik gamelan dengan alat musik Barat.Pada umumnya,musik gambang kromong dimainkan oleh sekelompok masyarakat asli dan masyarakat Tionghoa.Dengan demikian,tangga nada yang di pergunakan adalah nada pentatonis Cina.Alat musik yang di gunakan,antara lain gong,gendang,bonang,krecek,rebab,biola,gambang,dan suling. 2) Tanjidor Tanjidor merupakan musik tradisional yang memiliki ciri yang khas,yaitu menggunakan dan dilengkapi dengan bas drum(gederang).Para pemain musiknya bermusik sambil berdiri. G. Musik Tradisional Jawa Barat Jawa barat memiliki keanekaragaman jenis musik tradisional,antara lain sebagai berikut ini : 1) Gamelan Degung Degung merupakan seperangkat gamelan yang memiliki ciri khas tertentu.Alat musik yang di pergunakan,yaitu bonang,saron,rincik,rebab,gendang,kecapi,suling,peking,gong,dan jenglong.Gamelan degung di kenal sejak zaman kerajaan Pajajaran.Gamelan degung dalam kehidupan sehari-hari berfungsi untuk mengiringi berbagai upacara keagamaan dan mengiringi sendra tari(sebagai hiburan).
2) Angklung Angklung merupakan alat musik yang terbuat dari bambu yang dimainkan dengan cara dikocok(digoyang).Musik angklung menggunakan tangga nada diatonis. 3) Calung Calung merupakan alat musik yang terbuat dari bambu .Calung merupakan seperangkat alat musik yang cara memainkkannya dengan cara di pukul.Tangga nada yang dipergunakannya adalah pentatonis berlanras pelog dan selendro.Calung terdiri atas calung gamelan,calung gambang,dan calung jingjing. 4) Tarling Tarling merupakan singkatan dari gitar dan suling.Musik tarling berasal dari Cirebon.Pada awalnya,alat tarling berasal dari gamelan bambu.kemudian,berkembang pada gamelan yang terbuat dari perunggu atau besi dan menggunakan alat musik kecapi.Setelah mendapat pengaruh dari musik Barat,kecapi diganti oleh alat musik gitar. 5) Calempungan Calempungan adalah musik tradisional yang mengutamakn vokal atau nyanyian.alat musik yang dippergunakan,yaitu calempung(bambu besar yang di beri dawai),rebab,kecapi,gendang,dan gong. 6) Arumba Arumba merupakan singkatan dari alunan rumbun bambu.Pada dasarnya arumba memiliki kemiripan dengan musik angklung. 7) Kliningan atau Klenengan Klenengan adalah suatu permainan musik gamelan yang menggunakan vokal atau nyanyian.Didalam mengiringi nyanyian ,musik keliningan di lengkapi dengan gendang yang berfungsi mengiringi suat tarian. 8) Gending Cianjuran Gending Cianjuran merupakan jenis musik tradisional yang mengutamakan vokal/nyanyian.Didalam mengiringi vokal,alat musik yang di pergunakan adalah suling,kecapi,dan rebab. H. Musik Tradisional Jawa Musik tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan Jwa Timur,yaitu gamelan.Musi gamelan menggunakan tangga nada pentatonis yang belaras pelog dan salendro.Gamelan di Jawa memiliki nama-nama seperti gamelan gede,gamelan munggang,gamelan sekatem,dan gamelan kodok ngorek.Fungsi musik gamelan,antara lain untuk mengiringi upacara adat(seperti pernikahan dan khitanan),hiburan,dan mengiringi pertunjukan(wayang orang atau wayang kulit). I. Musik Tradisional Kalimantan Musik tradisional Kalimantan memiliki ciri khas musik suku Dayak dengan alat musik berikut. 1) Kacapi atau sampek merupakan alat musik semacam lute yang di mainkan dengan cara di petik. 2) Sulit di sebut koledi atau keruri atau kedire. 3) Gong yang disebut sebagai tawak.
4) Gendang besar dan gendang kecil. Selain itu,daerah Banjarmasin terdapat orkes karawitan khas daerah banjar dengan alat musiknya,yaitu rebab,suling,gambang,dan gender. J. Musik Tradisional Sulawesi Utara Sulawesi Utara memiliki jenis musik berikut ini. 1) Musik Daerah Minahasa Musik daerah Minahasa yang terkenal adalah kolintang.Kolintang merupakan alat musik yang terbuat dari bilahan kayu.Musik kolintang menggunakan tangga nada diatonis.Cara memainkannya di pukul dengan alat. 2) Musik Daerah Sanggihe-Talaud Musik di daerah ini mendapat pengaruh dari agama Kristen.Alat-alat musik yang digunakan,yaitu garpu tala dari bambu,suling bambu(bansi),tegonggong(gendang kulit),salude(semacam siter yang memiliki dua dawai),serta arababu(seperti siter). K. Musik Tradisioanl Sulawesi Selatan(Makassar) Sulawasi Selatan memiliki dua jenis musik tradisional,yaitu musik daerah Makassar dan musik daerah Bugis. 1) Musik Daerah Makassar Musik daerah Makassar disebut sebagai musik genrang bulo.Musik ini semacam gendang tanpa kulit.Cara memainkannya dengan car di pukul pada suatu benda. 2) Musik Daerah Bugis Musik daerah Bugis dinamakan idiokordo.Pada jenis musik tradisional daerah Makassar dan Bugis sama-sama menggunakan alat musik sebagai berikut. a) Gendang(genderang dan terbang atau rebana). b) Keso merupakan alat musik semacam rebab dengan dua dawai. c) Kecapi (Makassar) atau Kacaping(Bugis). d) Alat musik tiup terdiri atas puwi-puwi (hobo),basing-basing(klarinet),basing Bugis (suling kembang). e) Papandi atau talindo merupakan alat musik dengan satu dawai. L. Musik Tradisional Bali Musik tradisional Bali memiliki kemiripan dengan musik tradisional Jawa yaitu musik gamelan.Perbedaannya terletak pada resonator an bentuk dari gamelan(instrumen gamelan). 1) Gamelan Bali,resonatornya lebih tinggi daripada gamelan Jawa. 2) Instrumen gamelan Bali lebih kecil dari gamelan Jawa 3) Gamelan Bali cara memainkan iramanya lebih cepat atau dinamis di bandingkan gamelan Jawa. M. Musik Tradisional Nusa Tengara Barat Musik tradisional Nusa Tenggara Barat terdiri atas musik daerah Bima dan musik daerah Sumba. 1) Musik Daerah Bima Musik daerah Bima mendapat pengaruh dari musik Jawa sehingga memiliki jenis alat musik yang beranekaragam .Alat musiknya,seperti gaputala,bambu,silu(hobo),saroni(sejenis suling bambu menggunakan ban),idiokordo empat dawai,muri(klarinet dari daun),dan genggong(jeuharp) 2) Musik Daerah Sumba Jenis musik daerah Sumba lebih mengutamakan pada vokalis atau penyanyi.Ciri khasnya adalah nyanyian para wanita.Alat musik yang di gunakan antara lain jungga(merupakan musik tiup),siuling hidung,katala(sejenis gong),dan lamba(gendang satu kulit). N. Musik Tradisional Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur memiliki alat musik yang
khas,yaitu sebagai berikut. 1) Sasando merupakan alat musik siter yang terbuat dari bambu yang terdiri atas 36 dawai yang di buat dari logam,sedangkan resonatornya di buat dari daun palem yang di susun atau di rangkai dalam bentuk mangkok yang meliputi siter.Sasando merupakan alat musik yang berasal dari P.Rote Nusa Tenggara Timur.Cara memainkannya dengan di petik.Alat musik ini hampir sama dengan gitar. 2) Dadako merupakan alat musik yang sumber bunyinya dari tali.Dadako dimainkan dengan cara di pukul pada suatu benda. 3) Alat musik yang lain seperti,bobi atai foe/semaku(sejenis suling),gong kecil,bibiliku pihar(gendang satu kulit),puwi-puwi atau hilu/kabarung(sejenis suling yang menggunakan ban). O. Musik Tradisional Maluku Maluku memiliki alat musik tradisional yang hampir sama di setiap daerahnya,yaitu sebagai berikut. 1) Tifa (semacam gendang). 2) Idiokordo yang dinamakan tatabuhan. 3) Gong. 4) Arababu (rebab dengan resonatornya dan tempurung). 5) Korno,yaitu alat musik tiup yang di buat dari siput dan di namakan fuk-fuk. P. Musik Tradisional Papua Musik tradisional Papua mendapat pengaruh dari Maluku karena letaknya berdekatan.Alat musiknya yang unik dan khas dari papua,yaitu genderang dengan hiasan pahatan,pewarnaan yang artistik,dan kulitnya dari kulit biawak yang di sebut tifa.Alat musik yang lain yaitu sekakas merupakan alat musik yang di gunakan untuk perburuan ikan hiu di laut.alat-alat musik yang lain pada umumnya sama seperti daerah maluku,yaitu rebab,gong,dan rebana.
Bidang Budaya BIDANG BUDAYA DISPORABUDSATA KABUPATEN INDRAGIRI HULU
TARIAN RENTAK BULIAN Tari yang dilakukan pada kegiatan upacara Bulean salah satu acara pengobatan tradisional yang sakral dimasyarakat Talang Mamak. Pengobatan dipimpin oleh seorang dukun besar disebut Kumantan. Musik bunyi-bunyian Ketabung, Tetawak dan Gendang mengiringi gading-gading (anak gadis) menari merentak dan kumantan kemasukan. Fungsi acara Bulean adalah sebagai sarana pengobatan, tolak bala, betimbang adat (melanggar adat), membuang sumbang, mematikan tanah, mengamankan binatang buas yang mengamuk, mengangkat kumantan yang baru atau pimpinan yang baru dan membuang pantang secara masal bagi masyarakat talang mamak. Demam nak beruras Paneng nak bepopok Sakit nak berobat Bulean mike kite mulekan
Tema: Tari Rentak Bulian Kategori: Seni Tari Asal: Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau Rentak Bulian merupakan ritual pengobatan, dimana diambil dari Kata Rentak dan Bulian. Rentak yang maksudnya merentak atau melangkah, dan Bulian adalah tempat singgah mahluk
bunian atau mahluk halus dalam bahasa daerah Indragiri Hulu. Tarian Rentak Bulian ini sangat kental dengan suasana dan unsur magis, dan sebelum ritual tari dilakukan dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama oleh penari. Ritual tersebut diantaranya sebagai berikut : Penari adalah terdiri dari delapan orang muda yaitu 7 ( tujuh ) perawan dara yang cantik dan molek tidak sedang kotor (bersih dari haid), serta 1 ( satu ) orang pemuda gagah perkasa yang baligh Hapal benar gerak dan laku tari Setiap penari tak ada yang berdekatan bertalian darah Seluruh penari mendapat izin tetua adat kampung Sebelum menari, penari sudah diasapi dengan gaharu Alat musik harus di keramati Mayang pinang terpilih mudanya serta perapian tak boleh di mantera Acara ritual tari ini dilakukan sebelum pertunjukan tari. Apabila ritual tari ini diindahkan, biasanya akan mendapat celaka yang tak di inginkan. Dalam jalannya tari, tubuh para penari biasanya akan dalam keadaan siap menari dengan catatan sehat dan juga akan menjadi media penolak bala oleh para mahluk gaib. Biasanya pula penari pria akan dalam keadaan setengah sadar pada akhir puncak tari. Pada waktu itulah pula penari pria tersebut akan memecahkan mayang pinang sebagai media pengobatan dengan merentak mengelilingi penari perempuan lainnya. PERLENGKAPAN TARI Bulian : Sejenis rumah rumahan atau pondok untuk tempat ritual Perapian : Tempat untuk membakar sesaji Kapur Sirih : Alat untuk membuat balak atau tanda silang Mayang Pinang : Pohon pinang dan diukir motif melayu Baju Adat : Untuk dipakai para penari dan pemusik Alat Musik : Untuk pengiring tari ALAT MUSIK PENGIRING TARI Gong (alat dari besi logam sebagai pengiring ritme langkah kaki penari) Seruling (alat tiup dari buluh bambu pilihan berlubang tujuh sampai duabelas sebagai tangga nada) Ketok-ketok (dari sebongkah batang kelapa tua yang berdiameter 30-45 cm, di lubangi menyerupai kentongan pada daerah jawa) Tambur (gendang besar sebagai bass) Kerincing pada kaki penari Gendang
JALANNYA TARI Tari diawali dengan musik yang bertalu dengan langkah rentak bulian khas irama daerah setempat. Para penari berturut – turut dari seorang penari laki-laki yang berada di tengah apitan dua orang penari perempuan yang membawa mayang pinang dan perapian, serta lima penari perempuan lainnya berjejer berurut di belakang penari laki – laki masuk ke tengah arena tari di mana telah terletak sebuah bulian. Lahkah kaki mereka kaku dan tangan menyilang kedada depan. Penari laki – laki yang bertelanjang dada dan bersayap putih adalah pemimpin gerak dengan tatap mata yang tajam di sebut batin. Dua penari perempuan dikanan dan kiri batin adalah pengawal yang bertugas membawa kelengkapan upacara yaitu perapian di sebelah kiri, dan mayang pinang di sebelah kanan. Semua penari bergerak dipimpin batin sampai ke bulian. Dalam pada itu, sesempai di bulian batin melakukan upacara dibantu dua orang pengawal. Dari mengapikan perapian sampai dengan mengasapi mayang pinang serta membalak tubuh atau membuat tanda silang pada tubuh penari laki – laki. Lima penari lain nya bergerak mengikiti ritme musik dalam posisi duduk dan mengambil sikap menyembah batin. Setelah batin selesai upacaranya maka ia akan mentilik para penari perempuan di sekitar bulian. Para penari perempuan termasuk pengawal akan mengantisipasi apabila secara tiba – tiba batin dalam keadaan setengah sadar. Ketika batin dalam keadaan setengah sadar, ia akan memecahkan mayang pinang sebagai simbolik pengobatan, kemudian kembali ia mengitari penari perempuan untuk menghilangkan bala. Sang pengawal mengambil sikap menjaga para penari lainnya dari bahaya ketidaksadaran sang batin. Pengawal akan merebut mayang dan batin kembali terjaga dari keadaan setengah sadar. nya. Berikutnya , para penari akan mengitari bulian dan mengambil sikap pause atau berhenti sejenak dalam tari lalu kembali bergerak meninggalkan area tari. Dan tarian selesai
SINOPSIS BUDAYA INDRAGIRI HULU 1. MUSIK CELEMPONG Musik tradisional yang dimiliki dan tetap lestari turun temurun pada masyrakat pedalaman Talang Mamak. Celempong dimainkan dalam berarak pengantin pada acara Gawai dan acara Rebung Berbunga (gotong royong) menugal ladang. 2. MUSIK GAMBUS Musik Gambus Talang Mamak punya keunikan lain dari Gambus Melayu, bentuk badannya kecil ramping bertali nilon. Gambus dimainkan oleh anak-anak, bujang dan gadis juga orang tuatua sepulang dari ladang dan kala istirahat dimalam hari. 3. TARI BERINGIN SONSANG DAN BALAI PANJANG Tari Beringin adalah tari memuja beringin. Masyarakat pedalaman Talang Mamak Kebatinan Siambul dan Ranting Cawan percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari putra putri nan tujuh turun dari khayangan membawa Baringin, pucuk nya dibawah dan akarnya si atas. Tumbuhlah Beringin yang sinsang dan dianggap keramat dinegeri Talang Mamak Siambul. Tari Balai Panjang adalah tari persembahan kepada putra putrid nan tujuh dan juga persembahan untuk para tamu yang datang ke negeri Talang Mamak Kebatinan Siambul dan Ranting Cawan 4. PEKABARAN Salah satu bentuk teater mula yang masih hidup dikalangan pedalaman Talang Mamak. Pekabaran ini menuturkan riwayat, sejarah kehidupan Suku Talang Mamak dari negeri asal sampai tinggal menetap di Indragiri. 5. GENGGONG
Adalah alat musik terbuat dari pelepah enau. Biasanya Genggong dipergunakan saat- saat istirahat menghibur diri sendiri. Dan bagi jejaka genggong digunakan saat berdendang pada malam hari memanggil gadis untuk turun ke tanah. 6. MUSIK KELENTONG Musik Kelentong terbuat dari kayu yang ada di sekitar pemukiman Suku Talang Mamak, kayu dipotong lima dipukul untuk menghibur diri saat-saat menjaga padi.
7. MUSIK GENDANG SERAMA Terdiri dari dua buah Gendang dan Tetawak, digunakan saat mengadu ayam dan musik akan berhenti apabila salah satu ayam sudah kalah/ menang.
DESKRIPSI KAIN SINDEI Kain Sindei adalah kain pusaka yang dibuat oleh putri khayangan (Istri Datuk Patih) selama dia hamil dan selesai menjelang dan melahirkan anaknya (lebih kurang selama 9 bulan) menurut cerita pemegang Kain Sindei tersebut. Kain Sindei ini digunakan Putri tersebut sebagai Ambin (Kain gendong), selimut dan buaian anaknya. Setelah anaknya pandai berjalan, Datuk dengan istrinya sering terjadi pertengkaran dan perselisihan dan menyebabkan Datuk Patih selalu keluar rumah untuk menghindari pertengkaran dengan istrinya. Dan kesempatan ini dipergunakan oleh istrinya untuk mencari selendang terbangnya. Lama kelamaan selendang terbangnya ditemukan diatas alang. Sewaktu anaknya tidur, diselimutinya dengan Kain Sindei, sedangkan Datuk Patih tidak dirumah. Saudara-saudaranya turun dari khayangan untuk melihat Putri yang menikah dengan Datuk Patih tersebut, sebelumnya mereka sudah mengetahui bahwa Putri tersebut sudah tidak ada kecocokan dan selalu rebut dengan suaminya. Maka pada kesempatan tersebut diajaklah saudaranya itu untuk kembali ke khayangan. Dengan perasaan sedih Putri khayangan tersebut meninggalkan anaknya yang lagi tidur dengan meninggalkan Kain Sindei yang diselimutkan pada anaknya. Sewaktu Tuan Putri terbang
dan membumbung ke angkasa Datuk Patih pulang ke rumah, akan tetapi sudah terlambat, istrinya telah menghilang. Karena anaknya belum diberi nama, maka diberikanlah nama pada anaknya nama Pembumbung untuk mengingatkan pada istrinya yang telah membumbung. Setelah anaknya dewasa, Datuk Patih melanjutkan perjalanan dan Kain Sindei buatan istrinya diserahkan kepada anaknya yang diangkat menjadi Batin/ Penghulu di Pulau Sicaram yang sekarang bernama Aur Cina. Sampai sekarang Kain tersebut masih ada disimpan di rumah Pak Zinuddin di Desa Aur Cina, Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu. Dan sudah dipegang oleh 10 keturunan sejak dari Pembumbung. 10 Keturunan tersebut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pembumbung Pantai Pembumbung Rabung Pembumbung Misit Pembumbung Tando Pembumbung Musim Pembumbung Rimbo Pembumbung Samil Pembumbung Bahudin Pembumbung Zainuddin (Yang sekarang)
KRONOLOGIS UPACARA BALAI PANJANG Balai Panjang adalah upacara pengobatan dan tolak bala yang dilakukan oleh masyarakat pedalaman Talang Mamak khususnya daerah Siambul dan sekitarnya. 1.
Pelaksanaan Upacara : a.
Persiapan
Mengadakan malam kecil : Dukun meninjau pembuatan peralatan, menyapu obat, menghadap sanggaran tujuh (memohon kepada putri tujuh) untuk mengadakan Upacara Balai Panjang. b. Pelaksanaan
Balai Panjang dilaksanakan : mulai jam 08.00 malam (20.00) dan berakhir jam 04.00 pagi (semalam suntuk) atau tergantung pada banyaknya masyarakat yang berobat dan banyaknya permainan/ kesenian yang diturunkan oleh dukun. Pada pagi harinya masyarakat yang berobat diberikan oleh dukun jenis obat sesuai dengan jenis penyakit.
2.
Yang Terlibat Dalam Upacara : a.
Dalam upacara, Batin (kepala suku) bertindak sebagai penanggung jawab.
b. Dukun (laki-laki, boleh satu atau dua) adalah pemimpin pelaksana Balai Panjang. c.
Kebayu (laki-laki 2 orang) adalah pembantu dukun dalam kegiatan pengobatan dan
permainan. d. Penginang (perempuan 2 orang) adalah pembantu dukun dalam menyiapkan ramuan, asapan, membantu memakaikan pakaian yang akan digunakan dukun dan bertugas sebagai penandung (nyanyian). Jika salah satu peronil tidak ada maka upacara tidak dapat dilaksanakan.
3.
Pantangan/ Tabu : a.
Tidak boleh mmanggil nama dukun.
b. Tidak boleh membuat kericuhan/ perbuatan amoral. Pada upacara tersebut tidak ada pantangan makan-makanan tertentu.
4.
Peralatan dan Bahan Balai Panjang : a.
Sanggaran tujuh bahan bambu dan sesajen.
b. Berbagai jenis Ancak bahan pelepah dan daun/ pucuk enau c.
Berbagai jenis Pesilih, lancing bahan pelepah dan daun/ pucuk enau.
d.
Daun-daunan : daun pisang, pucuk enau, daun beringin, upih pinang bambu dan daun
bambu.
BEGAWAI TIANG GELANGGANG Begawai adalah kegiatan budaya, merayakan atau meramaikan upacara adat perkawinan, bebulian (pengobatan) dan juga bila mendapatkan keberuntungan atau malapetaka bagi
masyarakat Suku Talang Mamak yang mendiami pedalaman hutan atau daerah penyanggah Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) di Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau. Bagi masyarakat Talang Mamak yang berkemampuan dalam merayakan perkawinan putra putrinya, mereka akan mengadakan “ Begawai Tiang Gelanggang”, Begawai Besar selama 7 hari 7 malam dengan menggelarkan upacara perkawinan, Prosesi Pancung Telutuk (Sunatan), Tindik Dabung (memasang anting-anting di telinga anak perempuan), bersilat, Gendang Serama, Menyabubg ayam dan kegiatan adat yang bernuansa sakral. Pergelaran “Begawai Tiang Gelanggang” mempersembahkan ragam budaya masyarakat pedalaman Talang Mamak yang dibungkus dengan cerita petualangan pemuda Melayu dari kota yang ingin mengetahui lebih jauh tentang adat istiadat dan kehidupan masyarakat pedalaman Talang Mamak, cintanya tersangkut dengan gadis Talang Mamak yang kelanjutannya ke jenjang perkawinan yang dilaksanakan dengan adat budaya “ Gawai Tiang Gelanggang”. Pergelaran “ Begawai Tiang Gelanggang” dimeriahkan dengan : Prosesi dan demonstrasi “ Memutar Makam Tiang Tunggal”. Sendratari menumbuk padi lesung gelagaran. Lakon betandang. Arakan pengantin di Tiang Gelanggang Upacara tegak tiang gelanggang, Ditingkah musik dan lagu Melayu, sastra lisan. Tari Kreasi Rentak Bulian.
Sejarah Asal Usul Tari Rantak Kudo Berasal Dari Masyarakat Kabupaten Kerinci Jambi Yang Perlu Di Lestarikan
Sahabat KisahKamu.Info,, Anda pasti sudah tidak asing lagi mendengar Kota Jambi. Ternyata kota ini memiliki keindahan seni yang menarik dan perlu di lestarikan. Nah, pada kesempatan hari ini kami akan membahas tentang Sejarah Asal Usul Tari Rantak Kudo. Tarian ini merupakan tari tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Kabupaten Kerinci, Jambi. Anda pasti penasaran dengan tarian ini kan?? Tari Rantak Kudo merupakan tarian yang di tarikan dengan gerakan-gerakan yang menghentak sperti layaknya seekor kuda. Tarian ini akan terasa walaupun dalam jarak jauh. Tarian ini sangat sakral. Biasanya tari Rantak ini di pentaskan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci. Selain itu, tarian ini juga di pentaskan untuk tujuan untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat, rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim subur maupun kemarau untuk memohon berkah hujan. Tarian ini di tarikan oleh para penari laki-laki dan perempuan. Mereka menari dengan gerakangeran silat yang di padukan dengan tari. Sehingga terlihat lebih menarik. Tari Rantak Kudo biasanya diriningi dengan musik gendang dan lagu yang berisi pantun-pantun. Pada saat pemmentasan, biasanya juga ada pembakaran kemenyan yang bertujuan agar penari lebih fokus dengan gerakan. Selain itu, kadang penari juga mengalami kesurupan.
Sejarah Asal Usul Tari Rantak Kudo Berasal Dari Masyarakat Kabupaten Kerinci Jambi Yang Perlu Di Lestarikan
Awalnya tari rantak ini memang di penataskan hanya untuk acara panen padi. Namun sekarang sudah banyak di pentasakan untuk acara-acara adat seperti pesta pernikahan adat Kerinci. Nah, kini Anda sudah athu kan tentang tari rantak kudo. Jadi tidak penasaran lagi. Tapi Anda juga perlu membaca Sejarah Asal Usul Tari Monong. Dengan begitu,pengetahuan Anda tentang tari tradisional Indonesia semakin bertambah.
TARI RANTAK DINAMIS DENGAN GERAKAN PENCAK SILAT
Tari rantak adalah tarian Minangkabau yang sangat dinamis, gerakan-gerakannya penuh gerakan yang terinspirasi dari pencak silat.
Tari Rantak Dari Sumatera Barat Dinamis dengan Gerakan Pencak Siapa yang tak kenal pencak silat? Seni bela diri ini tertanam sangat kuat dalam tradisi rakyat Minangkabau Sumatera Barat hinga mengilhami salah satu gerakan seni tarian yang disebut tari rantak. Semua tarian rakyat Minangkabau sangat dinamis, namun tari
rantak luar biasa dinamis dan unik untuk dilihat karena menampilkan gerakan-gerakan dinamis yang terinspirasi dari pencak silat. Malah, tarian ini lebih ‘ramai’ karena selain musik, sesekali ada suara keras saat para penari menghentakkan kaki di lantai. Tarian rantak ini biasanya dibawakan oleh beberapa orang pria dan wanita yang mengenakan pakaian berwarna merah serta emas. Dengan kombinasi pakaian yang warnanya cerah, musik yang dinamis dan gerakan-gerakan yang kuat dan tajam plus hentakan kaki, tari rantak merupakan pemandangan yang mengagumkan untuk dilihat.
Gerakan Penuh Filosofi Tari rantak yang dikenal orang Minangkabau saat ini ada dua macam, yaitu Rantak Kudo Pesisir Selatan yang agak lebih kuno dan tarian ciptaan Gusmati Sud yang bernama sama. Keunikan tari rantak ciptaan Gusmiati Sud ini adalah adanya jenis-jenis teknik yang menekankan pada berbagai teknik gerakan silat lengkap dengan filosofinya, yaitu: Tagak-tagak (‘berdiri tegak’) yang juga melambangkan konsep merenung sebelum melakukan segala sesuatu.
Ukua Jo Jangko (gerakan seperti mengukur) yang bermakna melakukan segala sesuatu harus sesuai dengan kemampuan yang diukur dengan baik.
Pandang Kutiko (memandang) yang bermakna kemampuan untuk menafsirkan suatu peristiwa atau pelajaran dengan arif, tidak berat sebelah.
Garak-garik (bergerak) yang bermakna inisiatif untuk melakukan sesuatu yang baik, penuh kepekaan dan kewaspadaan.
Raso Pareso, yaitu tahap terakhir dimana hal ini melambangkan pikiran yang sudah menyatu dengan hati nurani.
Semua gerakan ini dimaksudkan untuk melestarikan seni pencak (aspek seni dari silat) sekaligus menunjukkan filosofi sebenarnya dari gerakan-gerakan seni pencak dan tari
rantak itu sendiri dalam kesatuan gerak yang harmonis. Lepas dari itu, tarian ini adalah tarian yang dinamis dan menarik mata serta enak disimak. Tarian ini pun menjadi salah satu tarian Minangkabau Sumatera Barat paling atraktif.
View more...
Comments