Sejarah Dewi Kwan Im

October 29, 2018 | Author: A.ARIEF.MADROMI | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Jauh sebelum diperkenalkannya agama Buddha pada akhir Dinasti Han (tahun 25 - 228), Koan Im Pho Sat telah dikenal di Ti...

Description

www.scribd.com/madromi Sejarah-Dewi-Kwan-Im-Seribu-Tangan

Jauh sebelum diperkenalkannya agama Buddha pada akhir Dinasti Han (tahun 25 - 228), Koan Im Pho Sat telah dikenal di Tiongkok purba dengan sebutanPek Ie Tai Su yaitu Dewi berjubah putih yang welas asih. Kemudian Beliau diketahui sebagai perwujudan dari Buddha Avalokitesvara. Dalam perwujudannya sebagai pria, Beliau disebut Koan Sie Im Pho Sat. Didalam Sutra Suddharma Pundarika Sutra (Biauw Hoat Lien Hoa Keng) disebutkan ada 33 perwujudan atau penjelmaan Koan Im Pho Sat. Sedangkan dalam Maha Karuna Dharani (Tay Pi Ciu) ada 84 rupa yang berbeda sebagai pengejawantahan Koan Im Pho Sat sebagai Bodhisatva yang mempunyai kekuasaan besar. Altar utama di kuil Pho Jee Sie (Pho To San) di persembahkan kepada Koan Im Pho Sat dengan perwujudannya sebagai Buddha Vairocana, dan di sisi kiri/kanan berderet masing ke-16 perujudan Beliau lainnya. Dikenal secara luas sebagai Dewi Welas Asih, yang dipuja tidak hanya terbatas di kalangan Budhis saja, tetapi juga di kalangan Tao dan semua lapisan masyarakat awam di pelbagai negara terutama di benua Asia.

Perwujudan Beliau di altar utama Kim Tek Ie adalah sebagai King Cee Koan Im (Koan Im membawa Sutra memberi pelajaran Buddha Dharma kepada umat manusia). Disamping itu terdapat wujud Koan Im Pho Sat dalam Chien Chiu Koan Im (Koan Im Bertangan Seribu) sebagai perwujudan Beliau yang selalu bersedia mengabulkan permohonan perlindungan yang tulus dari umat-Nya. Memang pada awalnya pada tahun 1650, kelenteng ini didirikan oleh Luitnant Tiongkoa Kwee Hoen untuk Koan Im Pho Sat dengan nama Koan Im Teng (Paviliun Koan Im). Pendampingnya yang setia adalah Kim Tong (Jejaka Emas) dan Giok Li(Gadis Kumala), atau yang biasa disebut Sian Cay & Liong Nio. Sebutan kepada Beliau yang lengkap adalah Tay Cu Tay Pi, Kiu Kho Kiu Lan, Kong Tay Ling Kam, Koan Im Sie Im Pho Sat. Chien Chiu Koan Im (Koan Im Bertangan Seribu) atau kadang disebut juga Chien Shou Chien Yen Koan Im (Koan Im Bertangan Seribu & Bermata Seribu) merupakan salah satu bentuk Koan Im yang terkenal. Masing-masing tangan menggenggam benda pusaka keagamaan, antara lain bunga dan senjata penakluk iblis. Dalam legenda dikisahkan, pada waktu beliau sedang dalam meditasi dan merenungkan tugasnya untuk menyelamatkan umat manusia, kepalanya tiba-tiba terbelah menjadi seribu keping,

tepat pada saat beliau menyadari betapa berat dan besarnya hal yang dilakukan itu. Buddha Amitabha sebagai pembimbingnya cepat datang untuk menolong dan menghidupkan kembali Koan Im, serta memberikan kesaktian untuk berubah menjadi bentuk kepala seribu, mata seribu dan tangan seribu. Di Kelenteng Pu Ning Si, Cheng De, Tiongkok Utara, yang terletak di dalam komplek Istana Kekaisaran untuk persinggahan musim panas, terdapat sebuah pratima Koan Im bertangan seribu yang terbuat dari pahatan kayu, yang merupakan pratima kayu terbesar di dunia. Patung ini tingginya 22 meter dan dibuat pada tahun 1755.

Q14 : Bagaimanakah Guanyin membimbing umatNya menuju pencerahan?

Itu adalah pertanyaan yang sangat bagus. Kebanyakan orang menganggap Guanyin sebagai seorang penyelamat ketika mereka sedang dalam masalah. Beliau membantu mereka. Tetapi motivasi dasar-Nya adalah untuk membawa umat manusia menuju pencerahan-menyelamatkan mereka dari lingkaran kelahiran tiada akhir di dunia Saha, tempat yang . terbakar oleh khayalan, ketamakan, dan kemarahan. Salah satu jawaban terbaik untuk pertanyaanmu diberikan oleh Gandavyuha Sutra, buku ketiga dari Avatamsaka Sutra (Kitab Suci Ornamen Bunga) yang merupakan sutra utama sekolah Hua Yen yang disenangi oleh Kaisar Tang, Wu Zetian.” Kutipan berikut ini diambil dari terjemahan Inggris yang jelas oleh Thomas Cleary yang dipublikasikan oleh Shambala pada tahun 1987 : Avalokitesvara berkata (kepada Sudhana), "Baguslah Anda bercitacita untuk mencapai penerangan sempurna yang tertinggi. Saya tahu suatu cara latihan pencerahan yang dinamakan ”mempraktekkan belas kasih maha besar tanpa menunda', yang mulai menuntun semua makhluk secara 'netral dengan mengkomunikasikan pengetahuan kepada mereka melalui segala media.

Terbentuk dalam metode latihan pencerahan ini, mempraktekkan belas kasih maha besar tanpa menunda, saya muncul di tengahtengah aktivitas semua makhluk tanpa meninggalkan keberadaan semua Buddha, dan menjaga mereka. dengan kerendahan hati, ucapan ramah, perbuatan yang bermanfaat, dan kerja sama. Saya juga membangun para makhluk dengan muncul dalam berbagai bentuk: Saya membuat mereka bahagia dan membangun mereka dengan menggunakan kemurnian penglihatan bentuk-bentuk yang tidak dapat digambarkan dan memancarkan aura cahaya, dan saya menjaga mereka dan membangun mereka dengan berbicara kepada mereka ” ”sesuai dengan keadaan mentalnya, dan dengan menunjukkan perbuatan sesuai dengan kecenderungan mereka, dan dengan menghasilkan berbagai bentuk secara gaib, dan dengan mengajarkannya tentang doktrin-doktrin yang sesuai dengan kepentingan mereka yang beragam, dan dengan menginspirasi mereka untuk mulai mengumpulkan kualitas-kualitas baik, dengan menunjukkan proyeksi sesuai dengan keadaan mental mereka, dengan muncul sebagai anggota dari ras dan kondisi mereka yang beragam, dan dengan hidup bersama mereka.” Mari kita ambil satu ungkapan saja untuk didiskusikan-_. “dengan menunjukkan proyeksi sesuai dengan keadaan mental mereka.” Untuk melakukannya, saya ingin membagi suatu cerita dengan Anda yang saya pelajari dari Dr. Ang Beng Choo. *

Penyair terkenal, Su Shih sangat tertarik dengan Agama Buddha. Ketika dia dibuang dari ibu kota karena mencemarkan nama baik kaisar, dia menghabiskan banyak waktu bersama dengan seorang guru Zen. Su Shih adalah seorang pria Cerdas, dan walaupun dia mengakui biksu tersebut sebagai gurunya, mereka menganggap satu sama lain setara, dan berteman. Ketika mereka sedang tidak bermeditasi, mereka sering bersenda gurau. Suatu hari dia memutuskan untuk mengejek biksu tersebut. Dia bertanya ' kepada biksu tersebut apa yang muncul di dalam pikiran biksu tersebut ketika “dia membaca puisinya. Guru tersebut. mengatakan, “Seorang Buddha.” ”Bagus sekali, bagus sekali." Su Shih tersenyum. "Apakah Anda tahu apa yang saya lihat ketika saya melihat Anda? Seonggok tahi sapi! Ketika Anda duduk bermeditasi dengan pakaian jubahmu, bentuk kerucutmu kelihatan persis seperti itu.” Guru tersebut tak bisa menahan tawa. Shu Shih juga tertawa. Dia benar-benar menikmati momen tersebut: dia pikir dia telah menang. Malam itu, dia menceritakan insiden tersebut kepada saudara perempuannya. Saudara perempuannya itu menarik telinganya. ”Kamu orang bodoh! Kamulah yang kalah. Kamu; punya pikiran yang kotor. Penuh dengan tahi. Guru tersebut punya pikiran yang suci, beliau melihat potensialmu, potensial setiap orang-»Buddha yang baru lahir."

Lain kali Anda menyapa seseorang dengan namaste, ingat cerita ini. Maka Anda akan mengingat sifat dari Guanyin. Dan dari satu sisi Anda berlaku seperti Beliau, melihat kebaikan dari setiap orang walaupun mereka mungkin tidak setara denganmu.

13.Beberapa sutra yang menerangkan Avalokitesvara, seperti Surangama Sutra dan Karanda-vyuha Sutra mengatakan bahwa Bodhisatwa akan menggunakan bentuk apa pun sesuai dengan keadaan untuk menyelamatkan makhluk hidup. Di China, banyak orang telah mendengarkan Surangama Sutra tetapi yang telah diberitahukan Sutra Karanda-vyuha masih sedikit. Dalam Surangama Sutra, Avalokitesvara menjelaskan bahwa Beliau akan menggunakan salah satu dari tiga puluh tiga bentuk berbeda ketika menjalankan tugas-Nya. Surangama Sutra diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin oleh Paramiti di Wihara Chih Chlh di Kanton pada tahun 705. Beberapa pelajar percaya bahwa ini diciptakan di China dan bukan berasal dari terjemahan Sanskerta aslinya. Terlepas dari asalnya, ini adalah sutra penting dalam tradisi Chan (atau Zen). Kutipan yang diperlihatkan adalah terjemahan Inggris dari terjemahan Paramiti yang diterjemahkan oleh Lu Kuan Yu (Charles Luk) pada tahun 1966. Bodhisatwa Avalokitesvara mengatakan kepada Buddha Sakyamuni: “Yang Dimuliakan Dunia, jika ada Bodhisatwa yang mempraktekkan Samadhi untuk mencapai sesuatu yang berada di luar pengertian dan pengalaman manusia biasa (rata-rata), ketika ada kemungkinan bagi mereka untuk merealisasikan kebijaksanaan mutlak, saya akan muncul di hadapan mereka sebagai Buddha untuk mengajarkan Dharma kepada mereka

dengan

tujuan

membebaskan

mereka.”

Untuk pencari tunggal, Beliau akan muncul sebagai Pratyekabuddha, Beliau juga akan muncul sebagai (3) Sravaka (lebih tepatnya Arahat), (4) Brahma, (5) Sakra, (6) ' lsvaradeva, (7) Mahesvara, (8) pejuang hebat, (9) raja dewa, (10) anak dari raja dewa, (11) seorang raja, (12) petua yang dihormati, (13) pelajar, (14) hakim, (15) Brahmin, (16) biksu, (17) biksuni.. (18) upasaka, (19) upasika, (20) ratu, putri atau wanita terhormat, (21) anak muda yang selibat, (22) gadis, (23) dewa, (24) naga, (25) yaksha, (26) gandharva, (27) asura, (28) garuda, (29) kinnara, (30) mahoraga, (31) manusia biasa, (32) bukan manusia, baik berbentuk maupun tidak berbentuk, berpikiran atau pun tidak. Bentuk asli-Nya terhitung sebagai nomor 33. * Dalam kata lain, ketika Avalokitesvara ingin menyelesaikan sesuatu, tiada identitas, status atau pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan kebesaran-Nya. Seseorang mestinya tidak memandang rendah orang lain. Terdapat banyak cerita umat Buddha fanatik yang mengabaikan, mengejek, atau bahkan mengkritik Bodhisatwa yang mereka puja ketika Bodhisatwa-Bodhisatwa ini muncul di hadapan mereka dalam bentuk yang tidak biasa. Sumngama Sutra juga mengajarkan u seseorang untuk mengambil sisi pandang yang lebih luas terhadap agama," melihat sisi baik dari agama-agama lain, menghormati guru-guru lain, dan belajar dari mereka.

'Jika Beliau berbicara dengan seorang pendengar1 modern;, pasti tanpa _,ragu-ragu Avalokitesvara akan menambahkan berbagai nama ke dalam daftar manifestasinya yang sekarang hanya meliputi beberapa dewa Hindu.

Q12 : Telong beritahu saya mengenai Saddharma Pundarika Sutra (Sutra Teratai). Sutra Teratai adalah suatu sutra yang sangat tidak biasa yang dibangun di sekitar konsep sikap. Sutra ini menjelaskan kehidupan abadi dari Tathagata. Dharma adalah abadi. Ajaran Buddha kelihatan seperti relatif dalam umurnya tetapi ia menjelaskan kebenaran abadi. Sakyamuni dan Buddha kuno, Prabhutaratana menggunakan ruang yang sama dalam stupa kosmik. Sutra Teratai menjelaskan prinsip dari upaya di mana Bodhisatwa menggunakan cara bijak untuk mendorong pengikutnya dan memimpin mereka dalam jalur menuju pencerahan. Ini diajarkan melalui media berbagai perumpamaan. Ia mengenalkan pendengar pada lambang lapisan makna: setiap orang mengerti atau menghargai suatu pernyataan sesuai dengan tingkat kecerdasannya dan tingkat pencapaian spiritualnya. Jangan menghina siapa pun. Setiap orang memiliki potensi untuk menjadi seorang Buddha, dan itulah yang harus diperjuangkan. Bahkan seorang yang paling jahat (Devadatta) akan melihat cahaya suatu hari dan berjalan di jalan Arya Berunsur Delapan.

Sutra tersebut menggalakkan ketaatan, praktek yang penuh ketenangan, dan kegembiraan,, serta pembelajaran, latihan dan penyebaran ajaran Teratai. Ketika Anda dalam bahaya, pusatkan pemikiran Anda pada: Avalokitesvara bertangan empat, Sina-Tibetan. Dinasti Qing (16441905)… Lihat bahwa Buddha Amitabha di mahkotanya sebagian tersembunyi di belakang mahkota. Belas Kasih Universal, Avalokitesvara, dan penderitaanmu akan hilang. Jika Anda mempelajari dan mempraktekkan Sutra Teratai, kebajikan Anda akan menjadi pelindung tetap Anda. Dalam gaya epik, Sutra Teratai memberitahukan bahwa Avalokitesvara akan datang untuk menolong siapa pun yang memanggil nama-Nya dalam saat-saat bahaya. Ada delapan bahaya yang dimaksud, yakni api, air, binatang buas, monster laut, setan, bandit, penganiayaan, dan nafsu. Selanjutnya, Bodhisatwa akan memberikan karunia anak sesuai dengan keinginan mereka. Beliau akan menggunakan bentuk yang tepat untuk mengajarkan Sutra Teratai kepada mereka, apakah sebagai seorang dewa, makhluk halus yang ramah atau menakutkan, seorang pemimpin, atau sebagai seorang biksuni, seorang umat Buddha wanita, seorang istri, atau seorang gadis muda.

SUTRA, STOTRA, DAN SADHANA (Ceramah, Nyanyian Pujian, dan Pedoman untuk Visualisasi) Q11 : Saya pikir bahwa pemujaan terhadap Guanyin melibatkan beberapa sutra. Dapatkah Anda memberitahukan sutra-sutra tersebut kepada saya? Terdapat ratusan sutra yang menyebutkan nama Avalokitesvara. Terdapat sebuah diskusi utama tentang karakter dan peran-Nya di dalam lima sutra utama yang menjadi dasar dari pemujaan-Nya yang begitu luas. Ada, Saddharma Pundarika Sutra (Sutra Teratai), Sukhavati-vyuha Sutra Teks Panjang, Avatamsaka Surangama Sutra, dan Karanda-vyuha Sutra.

Sutra;

Selain itu, terdapat banyak dharanisutra yang menjelaskan Avalokitesvara dalam bentuk lain. Selama Dinasti Tang (618-907), beberapa guru tantra yang bertindak sebagai Pembimbing Kaisar menggunakan sutraSutra tersebut untuk meningkatkan pemujaan terhadap Avalokitesvara, seperti Amoghapasa Avalokitesvara; Cintamani-cakra Avalokitesvara, Avalokitesvara Seribu Sutra, Stotra, dan Sadhana Tangan, Seribu Mata, dan Avalokitesvara Sebelas Kepala atau Ekadasamukha Avalokitesvara.

Q10 : Dapatkah Anda jelaskan kenapa Guanyin kadangkadang disebut sebagai Kwan Im Hud Co atau Kwan Im Ma dan bukan sebagai Guanyin Pusa?

Hud Co diterjemahkan sebagai Buddha wanita dalam dialek Fujian, … dan Ma adalah cara yang penuh hormat untuk memanggil seorang wanita terhormat. Adalah kebiasaan umum bagi orang China untuk memanggil seniornya dengadn sebutan seperti "kakak, paman, kakek, bibi, dan nenek Jadi kata-kata Hud Co dan Ma ini melekat pada nama Guanyin hanya untuk menunjukkan penghormatan dan kesopanan Walaupun demikian, seorang umat Buddha China pada umumnya akan menggunakan istilah Pusa (atau Pho Sat dalam dialek Fujian), kecuali dia sedang menghadapi sekumpulan orang China yang bukan beragama Buddha, maka istilah lain bisa digunakan. Vihara Guanyin yang sangat terkenal di Jalan Waterloo, Singapura dinamakan Wihara Kwan Im Thong Hood Cho.

Banyak orang yang menganggap Guanyin sebagai Dewi Belas Kasih tetapi teman saya yang beragama Buddha mengatakan bahwa Beliau adalah Bodhisatwa Belas Kasih. Apakah ada perbedaan di antara kedua gelar tersebut? Istilah Dewi Belas Kasih hanya muncul dalam teks bahasa inggris. Tiada kata yang sama dalam bahasa Mandarin. Akan tetapi, beberapa penganut Tao, Konghucu, atau orang biasa yang tidak mempunyai minat atau apresiasi terhadap ajaran Agama Buddha bisa menghormati Guanyin sebagai dewi Belas Kasih yang luar biasa, maka kadang-kadang Beliau dipanggil sebagai Dewi Guanyin (Guanyin Niang Niang). Beliau adalah kekuatan tempat mereka meminta bantuan ketika mereka sedang membutuhkan. Dewi yang luar biasa ini tidak akan mengecewakan mereka.Orang-orang yang tidak percaya kepadaNya, biasanya para pria dalam rumah, bersikap toleransi terhadap kepercayaan ini karena kepercayaan ini mengijinkan mereka untuk berperilaku semau mereka. Mereka tidak menganut agama apa pun dan karena itu, mereka tidak perlu mengikuti peraturannya. Walaupun demikian, mereka mencari bantuan dewi ketika mereka sedang membutuhkan, atau menunjukkan keyakinan "yang dalam' mulai dari sekarang dan selanjutnya, jika kebutuhan itu muncul. Karena dasar ini, maka Guanyin dianggap sebagai dewi atau bodhisatwa bagi orang China, dan mungkin atas dasar ini Avalokitesvara dipuja oleh lebih dari setengah Asia pada saat yang sama.

Ajaran Konghucu yang mengatur keluarga dalam rumah, kelenteng Taois, serta Wihara dan kelenteng Buddhis berdiri berdampingan, sering mendapatkan dukungan dari penganut yang sarna. Tetapi hanya umat Buddha yang mengerti yang ke Wihara dan menghargai Guanyin sebagai seorang bodhisatwa. Dalam masa yang lama, banyak raja di India dan Asia Tenggara yang beragama Hindu tetapi istrinya beragama Buddha. Seorang dewi adalah seorang wanita agung yang hidup di dalam Surga Keindraan. Di sini terdapat peraturan. peraturan, tingkatan, kebanggaan, kemarahan, keinginan, dan lain-lain, jadi dewa dan dewi mungkin lebih disiplin dibanding manusia tetapi mereka belum membebaskan _diri mereka dari kelemahan manusia. Itulah salah satu alasan bahwa beberapa dari mereka perlu dipuji dan disenangi, dan orang-orang melakukan segala bentuk persembahan kepada Dewi Guanyin. Surga keindraan tersebut datang dari dalam dunia penderitaan, Samsara, Dunia Saha (Jagat Keinginan). Guanyin dapat menggunakan bentuk dewi sebagai cara untuk menolong yang lain. Tetapi sebenarnya dia jauh, jauh lebih dari itu.

Q8 : Mengapakah Guanyin begitu dipuja luas?

Karena Guanyin melambangkan belas kasih, kasih sayang, kebaikan, dan kebulatan tekad untuk menolong semua makhluk. Beliau menggunakan kekuatan-Nya untuk menyelamatkan makhluk-makhluk dan kemudian Beliau membuat mereka sadar akan kehidupan suci, jalan menuju pencerahan. Beliau tidak memaksa. Beliau tidak pernah menghukum. Beliau tidak gusar. Tidak ada kemarahan dalam diri-Nya. Karakteristik-karakteristik Buddha dan Bodhisatwa ini diilustrasikan dengan indahnya dalam Ta Chwang Yan King Lun yang dikarang oleh Asvagosha (kira-kira tahun 70) dan diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin oleh Kumarajiva di antara tahun 402 dan 411. Hasil karya ini kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Inggris oleh Samuel Beal pada tahun 1879 (Buddhist Literature in China) dalam suatu usaha untuk memperkenalkan Agama Buddha kepada publik Inggris dan untuk menunjukkan bahwa Mahayana yang muncul pada saat yang sama dengan Agama Kristen memiliki banyak persamaan ide dengan Agama Kristen". (Reverend Beal kelewatan suatu hal bahwa konsep Mahayana hidup dalam bentuk seminal lima ratus tahun sebelumnya, dalam

ajaran asli Buddha seperti yang tercatat dalam literatur Pali. Mahayana hanya memindahkan penekanannya dan mengambil ide tersebut ke dalam kesimpulan logis mereka. Dalam hal Yesus, ajarannya adalah revolusioner bagi budayanya dan dia menghadapi masalah besar dengan pandangan konservatif. Penekanan Asvagosha pada tanpa kekerasan dapat diterima dengan baik dalam Pax Kushana baru yang berlangsung dari abad kesatu sampai ketiga. Arena orang Roma adalah masalah lain). Saya telah menyederhanakan penjelasannya dan melakukan sedikit perubahan terhadap puisinya untuk kepentingan kemudahan dalam membaca. Dahulu kala," ada seorang umat Buddha biasa (seorang upasakq) yang melakukan perjalanan ke Mathura dengan didampingi oleh beberapa pedagang. Karena menemukan sebuah stupa Buddha di dalam kota, dia pun pergi ke stupa tersebut untuk memberikan penghormatan setiap paginya. Tidak berapa lama, perjalanan yang ia lakukan tiap hari diketahui oleh sekumpulan penduduk kaya yang berbaring di taman dan mandi di sepanjang jalan utama. Karena kelakuannya yang sangat berbeda dengan mereka, mereka mulai menertawakan dan mengejeknya. Suatu hari, ketika upasaka tersebut pulang dari stupa, seorang Mathura berkedudukan tinggi memanggil dan memintanya untuk mendekat. "Kemarilah dan silakan duduk. Saya penasaran. Saya

ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepadamu. Apakah Anda tidak mengenal dewa-dewa agung yang kami puja di negara ini? Anda harus memuja mereka, bukan memuja Buddha.” Sementara itu, kerumunan orang mulai berkumpul. Upasaka tersebut menjawab bahwa dia tahu tentang beberapa kualitas yang mengagumkan dari Buddha, tetapi dia belum mengetahui kebaikan dari dewa mereka. Jawaban . ini menimbulkan teriakan ketidaksetujuan. Dengan satu suara, penduduk terhormat menyampaikan suatu syair yang menunjukkan kekuatan dari dewa utama mereka:

”Dinding kota dari Asura Menara tinggi jalur tiga lipat; Karena itu tergantung, kota tersebut tergantung di dalam ruang: Penuh dengan penduduk ( anak-anak muda dan wanita). Dewa kita, membengkokkan busur ' Dari jauh, ditembak dari dalam dinding kota, Dapat membakarnya dan menghancurkannya dalam sekejap, Seperti rumput kering terbakar oleh api. " Upasaka tersebut tidak dapat menahan tawanya. ”]ika begini caranya Anda menjelaskan dewamu, tidak heran jika saya tidak dapat menghormatinya. Perkenankan saya menanyaimu: ”Kehidupan adalah seperti setetes embun di atas sekuntum bunga '

Nasib terakhir dari semua yang hidup adalah kematian. Beritahu aku, kebijaksanaan apa yang ada di sana Membawa kematian bersama dengan busur dan anak panah?" Para penduduk memarahinya atas penghinaan terhadap. kebesaran dan kekuatan dewa mereka. Selama perdebatan yang berkelanjutan, upasaka tersebut mengemukakan argumen berikut ini dalam suatu syair yang panjang: ”Dewa yang Anda hormati dan puja, Dengan tidak berperikemanusiaan, dan jahat suka menghancurkan. Tetapi tentu saja, jika Anda berkorban untuk dewa-dewa ini, “Dewa yang Anda hormati dan puja, Dengan tidak berpenkamanusiaan dan jahat suka menghancurkan. Tetapi tentu saja, jika Anda berkorban untuk dewa-daun ini, Menggangap mereka pantas untuk menerima layanan seperti itu Kemudian anda harus melakukan penghormatan terhadap singa, harimau, dan serigala,yang ketika tersinggung dan marah, menghancurkan kehidupan, Setan jahat, sama halnya, dan Raksha, Orang bodoh, dikarenakan ketakutan, Memuja tanpa pertimbangan. Tetapi bagi mereka semua yang mempunyai kebijaksanaan Harus mempertimbangkan dan “memikirkannya baik-baik ]ika menghadapi mereka yang tidak mencelakakan (tidak menyebabkan kesakitan) , Kita secara alami terdorong untuk menghormati

Kemudian bagi mereka yang benar-benar baik Yang tidak mencelakakan, _ (Kita abaikan) Sementara mereka yang melakukan kejahatan Tidak bisa tidak mencelakakan orang lain (dan mereka sendiri adalah jahat). jika kita tidak dapat mengenal yang baik, ]uga tidak dapat membedakan antara yang baik dan tidak baik, jika kebaikan bisa mengandung suatu hati yang jahat dan ketidakbaikan dengan pikiran yang baik, Maka pembunuh dan kriminal Bisa sangat dipuja oleh orang bodoh, Dan kebaikan dan kebajikan, Di sisi lain, kurang dihargai. Kemudian dunia ini jadi terbalik; Kita tidak dapat memberitahukan apa yang harus dipuja Tetapi bagi mereka yang terlahir di Gandhara “ Tahu benar bagaimana membedakan antara yang baik dan buruk Karena itu, kami'percaya pada Tathagata Dan tidak menganggap para pemusnah. " Warga Mathura kalah dalam debat tetapi mereka menolak untuk mengakuinya. ”Anda orang Gandhara, kebaikan religius apa yang dimiliki oleh Buddha?” Jawaban syair lain dilantunkan: ' "Terlahir sebagai seorang pangeran Sakya, Semuanya bijaksana. Kebajikannya terkumandang ke segala arah Membubarkan kejahatan seperti awan Setiap makhluk yang terlahir Diberkahi Oleh-Nya sejak dari awal sekali Diperkenalkan dengan sifat dari segala kebenaran, Tercerahkan secara sempurna,

Bhagavat ini, Kita sebut Buddha." Orang Mathura menanyakan kepada upasaka tersebut' ”Anda mengatakan bahwa Buddha adalah seorang bhagavat: seorang yogi hebat. Di negara kami, para yogi hebat dapat menciptakan mantra yang menghancurkan seluruh negara: Sanggupkah Buddha melakukannya? " Mereka tertawa dan terkikih kikih Upasaka tersebut memberitahukan kepada mereka untuk tidak memfitnah para bhagavat. "Anda ingin membicarakan mengenai pesona? Biar saya memberitahumu tentang pesona-Nya: "Dikarenakan nafsu, kemarahan, dan ketidaktahuan, Guna-guna jahat digunakan. Dan ketika kata-kata yang menyakitkan seperti itu terangkai jiwa jahat menangkap kata-katanya Dan menggunakannya untuk menyakiti dunia Dan melakukan perbuatan jahatdi mana-mana. . Buddha telah menghancurremukkan nafsu, ketidaktahuan, dan kemarahan; Cinta kasih-Nya membawakan keuntungan dan kelimpahan; Mencapai akar dari segala pesona Beliau menunjukkan segala perbuatan bajik Dan karena itu, Buddha, Raja Dunia Tidak menggunakan guna-guna untuk memadamkan kejahatan, Tetapi melalui kekuatan dari kebajikannya yang hebat Beliau menyelamatkan kita dari sengsara yang tak berakhir. Lalu

bagaimana Anda mengatakan bahwa Buddha tidak memiliki kekuatan yang besar?" Orang-orang Mathura tersebut mulai menghargai logika dari jawabannya. Ketika mereka meneruskan pertanyaan tentang Buddha kepada upasaka, mereka menanyakannya tanpa ada kemarahan atau penyesalan. Upasaka tersebut mengambil kesempatan ini untuk memberikan ceramah kepada mereka: ”Maha Belas Kasih, yang mengasihi segalanya, Berkeinginan hanya untuk menyelamatkan dunia dari kesakitan; Melihat mereka yang menderita, Beliau tahu Kejahatan mereka terhadap diri mereka sendiri telah membawakan kesakitan; Tetapi jangan katakan bahwa Beliau telah menggunakan gunaguna kejahatan dan membawa kejahatan ke dunia. Tubuh bagi semua yang hidup adalah menderita adanya dalam bentuk kelahiran, penyakit, umur tua, dan kematian, Seperti keperihan akibat dari abu api yang masih membara. Bagaimanakah dia bisa terpikir untuk. menambah kesengsaraan? Sebaliknya, dengan Hukum-Nya yang murni dan menyejukkan Beliau membuat sakit yang berapi-api ini tersembuhkan.” Mendengar demikian, orang-orang Mathura tersebut akhirnya mengakui bahwa kata-kata orang Gandhara tersebut masuk akal. "Gandha berarti memegang. Anda orang Gandhara menganut prinsip yang tidak umum. Tetapi Anda memegang prinsip yang

bagus dan melepaskan prinsip yang tidak bagus. Jadi Anda memang tepat dinamakan demikian, ' terpujilah teman termasyhur!" ”Maha Belas Kasih, yang mengasihi segalanya, Berkeinginan hanya untuk menyelamatkan dunia dari kesakitan; Melihat mereka yang menderita, Beliau tahu Kejahatan mereka terhadap diri mereka sendiri telah membawakan kesakitan; Tetapi jangan katakan bahwa Beliau telah menggunakan gunaguna kejahatan dan membawa kejahatan ke dunia. Tubuh bagi semua yang hidup adalah menderita adanya Dalam bentuk kelahiran, penyakit, umur tua, dan kematian, Seperti keperihan akibat dari abu api yang masih membara. Bagaimanakah dia bisa terpikir untuk. menambah kesengsaraan? Sebaliknya, dengan Hukum-Nya yang murni dan menyejukkan Beliau membuat sakit yang berapi-api ini tersembuhkan.” Mendengar demikian, orang-orang Mathura tersebut akhirnya mengakui bahwa kata-kata orang Gandhara tersebut masuk akal. "Gandha berarti memegang. Anda orang Gandhara menganut prinsip yang tidak umum. Tetapi Anda memegang prinsip yang bagus dan melepaskan prinsip yang tidak bagus. Jadi Anda memang tepat dinamakan demikian, ' terpujilah teman termasyhur!"

Senang dengan kejadian pagi tersebut, upasaka tersebut meninggalkan mereka dengan melantunkan suatu syair perpisahan: "Pertimbangkan dengan baik-baik kebajikan dari Buddha, Sempurna dan lengkap dalam setiap aspek. Dalam mengkaji hukum moralitas, dalam ketenangan dan kebijaksanaan, Beliau tiada duanya, Sumeru adalah yang tertinggi di antara gunung-gunung Samudra adalah pemimpin dari air-air Di antara dewa dan manusia, Tiada yang seperti Buddha. Demi semua yang hidup, Beliau menanggung setiap jenis penderitaan Sehingga Beliau bisa mencapai tujuan Dan tidak membiarkan kematian dalam bentuk apa pun Setiap orang yang mencari perlindungan dari Buddha Telah mendapatkan keuntungan Dan mendapatkan kebebasan. Mereka yang mengikuti ajaran Buddha Telah bebas dari kesengsaraan mereka. Buddha dengan kekuatan yang menakjubkan Telah mengatasi semua orang berpandangan salah. Nama-Nya termasyhur Di seluruh alam semesta, dalam seluruh sepuluh penjuru. Dengan

Suara Singa-Nya, Buddha Menyatakan khayalan Samsara, Bicara tanpa setengah-setengah, Tetapi mengikuti jalan Tengah. Manusia dan dewa Mengulang-ulang: ”Semoga demikian" ( Sadha) Mereka yang tidak mampu melihat kebenaran Masih terikat dalam lingkaran Samsara Setelah Parinirvana-Nya Tathagata Tiap negara mendirikan stupa-stupa, Yang didekorasi secara meriah dengan menggunakan permata Seperti bintang-bintang yang tergantung di angkasa. Karena itu, “biarlah setiap orang menyatakan Buddha sebagai Penguasa Tertinggi. " Seseorang akan menyadari bahwa di dalam syair tersebut, karakteristik-karakteristik yang digunakan oleh Asvagosha (kirakira tahun 75) untuk menjelaskan Buddha adalah gelargelar yang kemudian disandang oleh Guanyin, yakni: Raja Dunia ( Lokesvara, Lokanatha) Maha Belas Kasih ( Mahakamna, Mahakamnikaya) Yang Melihat Mereka yang Menderita ( Avalokita) Suara Seekor Singa (Simhanada) Ini akan menunjukkan bahwa gelar-gelar tersebut .bUkan dipinjam dari Agama Hindu setelah abad VI, seperti will: sering disebutkan. Gelar-gelar tersebut telah ada dalam telah ada dalam teks Agama Buddha sejak abad pertama

Kenapa Guanyin datang menolong mereka yang dalam kesusahan sedangkan bodhisatwa lain tidak melakukan hal yang sama?

Penyataan ini adalah tidak benar walaupun kelihatan. seperti kesan yang populer. Semua bodhisatwa bersumpah untuk menolong semua makhluk tidak peduli pada keterbatasan mereka. Tetapi kemampuan Mereka sangat bervariasi. Bagi Mereka yang belum mengembangkan banyak keahlian tentu hanya dapat melakukan sangat sedikit. Karena Guanyin adalah bodhisatwa tertinggi, Beliau mampu menyelamatkan semua makhluk dalam semua keadaan. Karena itu, tidak perlu untuk memohon kepada bodhisatwa lain. Sesuai dengan perjalanan waktu, Guanyin telah menanggung peran sebagai hampir satu-satunya penyelamat. Ketika saya menggunakan kata “hampir”, banyak di antara kalian yang akan langsung teringat pada Ksitigarbha (Dizang, Bodhisatwa Matriks Bumi) telah bersumpah untuk menolong semua makhluk yang ada di dalam neraka. Itu adalah alam pilihan-Nya, karena hanya sedikit orang yang akan menawarkan diri untuk ke sana. Jika diberikan pilihan, hampir setiap orang ingin pergi ke surga atau dilahirkan kembali sebagai manusia. Walaupun demikian, Guanyin juga mengunjungi neraka

untuk menolong mereka yang disiksa, seperti yang diuraikan baik di dalam Karanda-vyuha Sutra maupun legenda putri Miao Shan. Meditasilah dengan berfokus pada ini: belas kasih dibutuhkan dalam semua keadaan, terutama ketika seseorang sedang . marah karena disalahkan, dianiaya, diserang, atau diabaikan. Tanpa belas kasih, lingkaran kebencian akan berlanjut. Apakah bodhisatwa itu? Dan apa yang membuat ' Guanyin berbeda dengan bodhisatwa lain? Seorang bodhisatwa adalah suatu makhluk atau manusia yang setia pada tujuannya untuk mencapai pencerahan dan dengan tak henti-hentinya membimbing yang lain ke arah yang sarna. Banyak penterjemah modern menyebutnya "makhluk penerang" karena Mereka memberikan penerangan kepada yang lain. Setelah menemukan kebenaran, bodhisatwa membaginya dengan yang lain. Beliau dengan sengaja menunda pencapaian penerangan sempurna-Nya untuk menolong yang lain dan menunjukkan jalan kepada mereka. Seorang bodhisatwa memoles ketrampilan-Nya untuk mencapai hasil yang tepat dan sesuai dengan yang diinginkan ketika Beliau berusaha untuk menolong yang lain. Siapa pun orang baik yang mengikuti ]alan Arya Berunsur Delapan dan mempraktekkan kasih sayang dan'ketrarnpila dalam cara (upaya kausalya) bisa dianggap sebagai bodhisatwa. Terdapat bodhisatwa dalam jumlah yang tak terhitung

Identitas Guanyin

banyaknya, sebanyak pasir di sungai Gangga. Beberapa dari mereka telah mempraktekkan kesempurnaan (paramita) selama tak terhingga jumlah kehidupan; mereka dinamakan Maha Bodhisatwa (Bodhisatwa yang Agung) atau Mahasatwa (Makhluk Agung). Di antara Mereka, Guanyin adalah yang paling agung. Beliau adalah bodhisatwa kosmik perwujudan dari Belas Kasih Universal. Q5 : Kadang-kadang Anda mengatakan Maha Bodhisatwa sebagai suatu kekuatan, kadang-kadang sebagai seorang manusia: ini membingungkan. Ya, pada dasarnya, seorang Maha Bodhisatwa adalah suatu kekuatan (Dharmakaya), sama halnya seperti kita menganggap Buddha sebagai Dharma (ajaran-Nya yang merupakan Kebenaran Universal). Ketika kekuatan tersebut dimanifestasikan, ia menjadi manusia hidup. Di China, ada putri Miao Shan, banyak biksu-biksuni, dan bahkan wanita biasa yang mempunyai kualitas khusus yang menyebabkan mereka dianggap sebagai manifestasi dari Bodhisatwa Belas Kasih. Umat Tibet mempunyai daftar panjang dari guru-guru yang mereka anggap sebagai penitisan dari Chenrezig (nama Tibet dari Avalokitesvara), Dalai Lama yang sekarang adalah salahsatu dari

mereka. Seseorang dapat menjadi Guanyin untuk waktu yang sangat singkat, atau untuk seumur hidup. Ini adalah pilihannya sendiri. Akan tetapi, Anda juga dapat menganggapnya sebagai kekuatan yang termanifestasikan yang menyebabkan Identitas Guanyin banyaknya, sebanyak pasir di sungai Gangga. Beberapa dari mereka telah mempraktekkan kesempurnaan (paramita) selama tak terhingga jumlah kehidupan; mereka dinamakan Maha Bodhisatwa (Bodhisatwa yang Agung) atau Mahasatwa (Makhluk Agung). Di antara Mereka, Guanyin adalah yang paling agung. Beliau adalah bodhisatwa kosmik perwujudan dari Belas Kasih Universal. Q5 : Kadang-kadang Anda mengatakan Maha Bodhisatwa sebagai suatu kekuatan, kadang-kadang sebagai seorang manusia: ini membingungkan. Ya, pada dasarnya, seorang Maha Bodhisatwa adalah suatu kekuatan (Dharmakaya), sama halnya seperti kita menganggap Buddha sebagai Dharma (ajaran-Nya yang merupakan Kebenaran Universal). Ketika kekuatan tersebut dimanifestasikan, ia menjadi manusia hidup. Di China, ada putri Miao Shan, banyak biksu-biksuni, dan bahkan wanita biasa yang mempunyai kualitas khusus yang menyebabkan mereka dianggap sebagai manifestasi dari Bodhisatwa Belas Kasih.

Umat Tibet mempunyai daftar panjang dari guru-guru yang mereka anggap sebagai penitisan dari Chenrezig (nama Tibet dari Avalokitesvara), Dalai Lama yang sekarang adalah salahsatu dari mereka. Seseorang dapat menjadi Guanyin untuk waktu yang sangat singkat, atau untuk seumur hidup. Ini adalah pilihannya sendiri. Akan tetapi, Anda juga * dapat menganggapnya sebagai kekuatan yang termanifestasikan yang menyebabkan suatu badai terhenti, suatu wabah mereda, para bandit mengabaikanmu, dan selanjutnya. Apakah Guanyin adalah sebuah mitos? Tidak, Guanyin adalah nyata. Belas kasih adalah sesuatu yang sangat nyata. Tetapi ada banyak mitos seputar Guanyin dan ini pada umumnya berwarna keprovinsian, tergantung dari keadaan daerah asalnya. Anekdot yang mengandalkan pengalaman pribadi membentuk aspek lain dari mitos dan legenda seputar Guanyin tetapi isinya tidaklah seluas itu. Pada umumnya anekdot-anekdot demikian adalah kesaksiankesaksian dari pengalaman hidup nyata orang-orang yang memuja Guanyin setelah kejadian yang menakjubkan. Isi pernyataannya bukanlah inti dari pernyataannya, tetapi mungkin interpretasinya.

Beberapa orang yang mempercayai Guanyin dapat bersaksi bahwa melalui keyakinan dan permohonan _kepada Guanyin-lah, banyak kejadian baik terjadi pada mereka. Hal ini sama dengan mempercayai bahwa seseorang dilindungi Tuhan. Sebagai suatu kaidah, umat Buddha percaya bahwa kebaikan yang diterima oleh siapa pun adalah hasil dari pikiran dan perbuatan baik yang dilakukan di masa lalu. Itu adalah karma. Keyakinan pada Guanyin meningkatkan pikiran dan perbuatan baik; ini menciptakan karma baik dan mengurangi kondisi dari karma buruk untuk berbuah.

sumber : @hanhung1977

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF