SEGMENTASI KHALAYAK SASARAN 2
May 22, 2018 | Author: Mar'atush Sholihah | Category: N/A
Short Description
Segmentasi Khalayak Sasaran...
Description
SEGMENTASI KHALAYAK SASARAN 2.1 Khalayak
Konsep khalayak (audience (audience)) dalam konteks komunikasi telah dikenal sejak jaman Yunani Kuno. Pada masa mas a itu pengertian khalayak khala yak menunjuk pada sekumpulan orang yang menonton suatu pertunjukan, misalnya drama, konser, pertandingan, dll. Dengan demikian, pengertian khalayak adalah sekumpulan orang yang datang ke suatu tempat secara sukarela dan bersifat terorganisir pada waktu dan tempat tertentu karena memiliki perhatian dan tujuan yang sama, yaitu ingin memperoleh hiburan. Sejalan dengan perkembangan jaman, pengertian khalayak di atas sudah tidak bisa menggambarkan kondisi nyata dari khalayak. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat, khususnya perubahan yang terjadi dalam hal teknologi komunikasi telah mengubah konsepsi khalayak dari rumusan awalnya. Kehadiran teknologi mesin cetak telah melahirkan khalayak pembaca yang tidak lagi terbatas pada dimensi ruang dan waktu. Semakin meningkatnya komersialisasi media massa telah memperluas skala operasi media massa dari sekedar institusi sosial menjadi institusi ekonomi. Jadi pada masa sekarang ini, khalayak lebih menunjuk pada sekumpulan orang dalam jumlah besar (bahkan tidak terbatas) yang terbentuk sebagai akibat atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan, tersebar secara luas, banyak di antaranya tidak saling mengenal satu dengan yang lainnya, dan heterogen dalam hal ciri-ciri sosial, ekonomi, dan demografinya. 2.2 Karakteristik Karakteristik Khalayak
a. Khalayak sebagai penggarap informasi Pada dasarnya, proses pengolahan informasi yang terjadi pada komunikan (khalayak) bersifat selektif. Komunikan akan melakukan decoding (pemecahan atau penginterpretasian kode) pada saat berhadapan dengan bentuk informasi tertentu. Sehingga tidak semua isi informasi akan
1
diserap oleh komunikan secara utuh. Artinya, satu atau beberapa bagian dari isi informasi tersebut tidak akan dicerna atau diolah karena tidak masuk dalam kerangka pengetahuan dan pengalaman hidupnya, atau karena informasi tersebut dipandang tidak sesuai dengan keperluan, minat, dan keinginannya. Beberapa studi menunjukkan bahwa tingkat pendidikan seseorang secara signifikan turut mempengaruhi derajat pengolahan informasi yang sampai kepada dirinya. Orang yang latar belakang pendidikannya relatif tinggi dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi pula tentang sesuatu akan
cenderung
lebih
kritis,
selektif,
dan
banyak
pertimbangan
dibandingkan dengan orang yang latar belakang pendidikannya lebih rendah. Itulah sebabnya mempengaruhi sikap dan pendapat orang yang latar belakang pendidikannya tinggi jauh lebih sulit dibandingkan dengan orang yang latar belakangnya lebih rendah. b. Khalayak sebagai “ problem solver ” Sebagai komunikan, khalayak tidak akan pernah terlepas dari permasalahan kehidupan yang mereka hadapi. Mereka juga akan selalu berusaha mencari cara-cara untuk memecahkan atau menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satu fungsi yang diharapkan komunikan (khalayak) dari penyebaran informasi adalah bahwa informasi tersebut mampu membantu mereka dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang mereka hadapi. Dengan demikian, informasi atau pesan yang dipandang tidak membantu mereka dalam penyelesaian masalah-masalah mereka atau malah mungkin menambah kesulitan atau permasalahan baru jelas tidak akan diterima oleh komunikan. c. Khalayak sebagai mediator Pada dasarnya, proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak sasaran secara langsung sebagai barisan pertama. Arus penyebaran informasi akan tetap berlanjut. Artinya, seorang komunikan (khalayak) pertama akan menyebarkan informasi yang mereka dapatkan
2
kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Dan orang-orang tersebut juga akan menyebarkan informasi yang mereka dapatkan tersebut kepada orang-orang yang ada di sekitar mereka, begitu seterusn ya. d. Khalayak yang mencari pedukung atau penguat ke yakinan Pada suatu waktu seseorang dapat mengalami krisis keyakinan dan diliputi rasa ketidakpastian. Hal ini bisa terjadi karena adanya hal baru yang mempengaruhi keyakinannya atau karena faktor-faktor lainnya. Dalam keadaan demikian orang tersebut akan berupaya mencari data dan informasi
yang
dipandang
bisa
mendukung
atau
memperkuat
keyakinannya. Motivasi mencari informasi yang diharapkan akan dapat menjadi pendukung atau penguat keyakinan mereka yang merupakan salah satu faktor pendorong terjadinya seleksi media oleh khalayak sebagai komunikan. Dengan arti lain, seseorang memilih suatu media tertentu dengan alasan bahwa informasi yang diperoleh dari media tersebut mampu mendukung atau memperkuat keyakinannya. e. Khalayak sebagai anggota kelompok Secara sosiologis, masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang menyangkut ciri-ciri demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, suku bangsa, dan lain-lain. Bisa juga berdasarkan ciri-ciri nondemografis seperti nilai, hobi, dan lain-lain. Sebagai makhluk sosial, seorang individu juga terikat oleh nilai-nilai kelompok yang diikutinya, baik secara formal maupun nonformal. Yang dimaksud dengan kelompok formal antara lain ABRI, KORPRI, Serikat Buruh, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk kelompok informal misalnya kelompok-kelompok hobi seperti pecinta alam, kelompok olahraga, dan lain-lain. f. Selera khalayak Selera khalayak ini bisa menyangkut aspek-aspek jenis isi informasi (misalnya informasi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain), teknik
3
penyajian (bentuk huruf, lay out), atau bentuknya (surat kabar, majalah, tabloid, dan lain-lain). Agar
penyampaian
informasi
bisa
mencapai
sasarannya,
komunikator harus mengetahui apa dan bagaimana selera dari calon khalayak sasaran yang akan dituju.
2.3 Segmentasi Khalayak
Segmentasi khalayak adalah proses membagi dan mengatur khalayak menjadi beberapa kelompok kecil orang yang memiliki kebutuhan, kecenderungan, dan karakteristik yang sama sehubungan dengan aspekaspek komunikasi. Komunikator kesehatan melakukan segmentasi khalayak untuk mendapatkan cara yang paling tepat dan efektif dalam berkomunikasi dengan kelompok-kelompok tersebut. Melalui proses segmentasi ini, penyampaian informasi akan disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik dari khalayak sasaran yang didapatkan dari hasil analisis situasi yang sudah dilakukan oleh komunikator sebelumnya. Dalam proses segmentasi khalayak ini terdapat empat langkah yang harus dilaksanakan oleh komunikator kesehatan, antara lain : 1. Menentukan Menentukan Segmen Khalayak
a. Lakukan
segmentasi
dengan
tepat
jika
pemisahan
khalayak
memberikan manfaat, misalnya memisahkan pengguna (user ( user ) suatu produk dengan bukan pengguna ( non user ) atau memisahkan orang yang mempraktekkan suatu perilaku dengan mereka yang tidak mempraktekkannya. Contoh :
Pada pemisahan pengguna produk dengan bukan pengguna
Pesan
untuk
wanita
tunasusila
yang
tidak
pernah
menggunakan kondom akan berbeda dengan mereka yang pernah menggunakan kondom, meskipun tidak teratur. Kelompok pertama memerlukan informasi mengenai manfaat penggunaan kondom, sedangkan kelompok kedua mungkin perlu diteliti lebih
4
lanjut mengapa mereka tidak teratur menggunakan kondom. Rencana komunikasi yang efektif harus merancang pesan bagi kepentingan mereka.
Pada pemisahan orang yang mempraktekkan suatu perilaku dengan mereka yang tidak mempraktekkannya
Komunikator kesehatan mengidentifikasi kematian ibu sebagai masalah kunci. Maka ibu hamil menjadi khalayak potensial
untuk
diberi
pesan
tentang
pentingnya
asuhan
kehamilan. Beberapa ibu hamil mungkin sama sekali tidak memeriksakan kandungannya. Lainnya mungkin baru mulai berkunjung pada trimester kedua dan ketiga dari periode kehamilannya. Dengan demikian, khalayak sasaran pertama perlu memahami
manfaat
mengunjungi
tenaga
kesehatan
untuk
memeriksakan kandungannya. Sedangkan khalayak sasaran kedua perlu
memahami
manfaat
memeriksakan
kandungan
pada
trimester pertama kehamilannya. b. Lakukan segmentasi menurut kebutuhan informasi dan motivasi, jika kelompok-kelompok
khalayak
sasaran
yang
berbeda-beda
memerlukan jenis informasi atau motivasi yang berbeda-beda pula untuk mempromosikan perubahan prilaku. Contoh :
Kebutuhan informasi
Khalayak
sasaran
potensial
untuk
mempromosikan
penggunaan kontrasepsi bisa didefinisikan sebagai perempuan usia subur. Dalam kelompok ini, perempuan yang masih muda mungkin menginginkan satu atau dua anak, sementara cara kontrasepsi modern mungkin merupakan pemecahannya. Di sisi lain, perempuan yang lebih dewasa dengan tiga anak atau lebih mungkin ingin mempertimbangkan cara kontrasepsi permanen. Meskipun kedua kelompok tadi terdiri dari perempuan yang sudah menikah dan masih dalam rentang usia subur, namun kebutuhan informasi mereka berbeda.
5
Dalam kasus ini, strategi komunikasi yang tidak dibedakan bisa mendorong ibu untuk memilih pemecahan yang tidak tepat atau justru tidak memberi mereka alasan yang cukup kuat untuk mencari metode KB yang paling sesuai. Segmentasi khalayak pada perempuan usia subur yang sudah menikah dibagi menjadi dua, yaitu mereka yang ingin menjarangkan kehamilan dan mereka yang ingin membatasi jumlah anak. Hal ini akan menghasilkan strategi komunikasi yang lebih terfokus dan sesuai.
Motivasi
Strategi yang menarik bagi perempuan di pedesaan berbeda dengan perempuan di perkotaan. Segmentasi khalayak pada kasus seperti ini berfungdi untuk memastikan bahwa pendekatannya sesuai bagi kedua kelompok tersebut. Komunikator kesehatan harus memikirkan apakah khalayak sasaran mereka menanggapi himbauan dan pendekatan yang sama meskipun pesan dan perilaku yang diharapkannya diharapkannya sama. Kemampuan
membaca,
bahasa,
dan
pertimbangan-
pertimbangan lain bisa mengindikasikan perlunya pengembangan materi yang sesuai untuk kelompok-kelompok yang berbeda dalam suatu khalayak sasaran, meskipun pesan dasar dan perubahan perilaku yang diharapkan diharapkan sama. Berfokus pada motivasi yang lebih dari sekedar mengambil materi komunikasi yang sama dan menyesuaikannya ke dalam bahasa setempat menggunakan contoh-contoh setempat. Hal ini berarti memahami motivasi tertentu di antara khalayak yang sudah disegmentasi, mengembangkan strategi komunikasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan mereka. c. Lakukan segmentasi berdasarkan sumber informasi yang efektif, jika kelompok
yang
berbeda-beda
ini
kemungkinan
mengidentifikasi diri dengan juru bicara yang berbeda.
6
cenderung
Contoh : di banyak tempat, orang muda lebih menanggapi pesan yang disampaikan oleh sebayanya dibandingkan pesan yang disampaikan oleh orang dewasa/petugas. Masyarakat mungkin mempercayai orang-orang yang bisa berbicara dengan bahasa yang sama, masyarakat berhubungan lebih baik dengan orang-orang yang terdengar dan terlihat serupa dengan mereka sendiri. 2. Menentukan
Prioritas
Segmen
Khalayak
dalam
Strategi
Komunikasi Kesehatan
Pendekatan bertahap terhadap khalayak membantu membangun momentum bagi upaya upaya komunikasi. komunikasi. Selain itu, membangun membangun kapasitas atau kemampuan salah satu segmen khalayak agar dapat membantu segmen lain yang berada pada tahap perubahan prilaku yang berbeda. Strategi komunikasimya sendiri bisa dimulai dengan menjangkau khalayak yang paling mudah dicapai, paling mau mendengarkan pesan, atau berada pada tahap yang sangat mungkin beralih ke tahap perubahan
perilaku
berikutnya.
Segmen
khalayak
yang
telah
mempraktekan suatu prilaku dapat didorong untuk mengadvokasi perilaku perilaku tersebut kepada yang lain. “Para pelaku” menjadi pemberi motivasi yang handal bagi “para peminat”, yang akan mengikuti mereka melewati tahap-tahap perubahan perilaku. 3. Mengidentifikasi Mengidentifikasi Khalayak yang Berpengaruh Berpengaruh
Langkah III mengidentifikasi orang-orang yang berpengaruh dalam jaringan sosial khalayak utama. Tujuannya adalah menggerakkan orang-orang ini untuk mempengaruhi khalayak utama dalam perilaku sehat. Untuk mengidentifikasi tokoh yang berpengaruh sebaiknya komunikator kesehatan bertanya kepada manajer program dan petugas masyarakat setempat tentang siapa yang mempengaruhi pendapat masyarakat mengenai masalah kesehatan serta siapa yang mengarahkan putusan-putusan kesehatan
kebijakan
melakukan
kesehatan.
wawancara
7
Sebaiknya
terlebih
dahulu
komunikator pada
tokoh
masyarakat
untuk
mengetahui
pandangan
tokoh-tokoh
tersebut
mengenai masalah kesehatan. Sebagai contoh, hubungan antara klien dengan tenaga kesehatan sangat kuat dalam mempengaruhi perilaku sehat. Kerabat tertentu, sahabat, pasangan, dan orangtua juga sangat berpengaruh. Misalnya pada orang yang menyalahgunakan obat-obatan, maka pemimpin agama atau orangtua mungkin mempunyai pengaruh, terutama di antara orang muda. Tetangga mungkin kurang berpengaruh, dan sebagainya. Dengan memperkirakan tingkat pengaruh pihak-pihak ini terhadap khalayak sasaran utama, komunikator kesehatan akan lebih mampu membuat
keputusan
berdasarkan
informasi
mengenai
cara
menggunakan sumber komunikasi untuk mendorong advokasi yang bisa dilakukan oleh kelompok-kelompok tersebut. Dan sebaiknya komunikator kesehatan juga bertanya pada pihak yang berpengaruh tersebut mengenai sikapnya terhadap perilaku yang diharapkan. Hal ini akan membantu menentukan berapa banyak yang perlu dilakukan oleh komunikator kesehatan dalam mempromosikan sikap positif dan advokasi di antara kelompok ini. 4. Menggambar ‘Potret’ Khalayak Utama
Tujuan menggambar potret adalah memahami secara lengkap keinginan, kemauan, dan harapan khalayak sasaran. Sehingga saat komunikator kesehatan mengembangkan pesan, mereka bisa terarah pada seseorang dalam potret tersebut, bukan pada sekumpulan orang. Saat menjelaskan setiap segmen, komunikator kesehatan harus mempertimbangkan variabel psikografis, data fisik, dan sosial ekonomi, termasuk ciri psikologis anggota khalayak sasaran. Data ini bisa membantu memahami hal-hal seperti harga diri, kecenderungan mengambil risiko, dan fatalisme (sikap menyerahkan segala sesuatu terhadap nasib). Komunikator kesehatan harus memikirkan karakteristik khalayak sasaran kunci dan membuat gambaran mental seseorang yang paling mewakili khalayak tersebut.
8
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan
1. Khalayak lebih menunjuk pada sekumpulan orang dalam jumlah besar (bahkan tidak terbatas) yang terbentuk sebagai akibat atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan, tersebar secara luas, banyak di antaranya tidak saling mengenal satu dengan yang lainnya, dan heterogen dalam hal ciri-ciri sosial, ekonomi, dan demografinya. 2. Karakteristik khalayak antara lain sebagai penggarap informasi, sebagai problem sover , sebagai mediator, sebagai pencari pendukung dan penguat keyakinan, dan sebagai anggota anggota kelompok. 3. Segmentasi khalayak adalah proses membagi dan mengatur khalayak menjadi beberapa kelompok kecil orang yang memiliki kebutuhan, kecenderungan, dan karakteristik yang sama sehubungan dengan aspekaspek komunikasi dengan tujuan untuk mendapatkan cara yang paling tepat dan efektif dalam berkomunikasi dengan kelompok-kelompok tersebut. Dalam proses segmentasi khalayak khalayak ini terdapat empat langkah yang harus dilaksanakan oleh komunikator kesehatan, antara lain : menentukan segmen khalayak, menentukan prioritas segmen khalayak dalam strategi komunikasi kesehatan, mengidentifikasi khalayak yang berpengaruh, dan menggambarkan “potret” khalayak utama. 3.2
Saran
Untuk melakukan komunikasi kesehatan menggunakan P-process dengan segmentasi khalayak yang diperlukan oleh komunikator kesehatan adalah :
Adanya data-data kesehatan yang dibutuhkan di daerah yang sudah kita analisis sehingga kita bisa menyusun strategi penyampaian informasi yang efektif.
9
Keterlibatan orang-orang yang paling berpengaruh dalam pengembangan daerah tersebut, seperti kepala suku, kepala desa, bidan, mantri, dan lainlain.
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
dalam
memanfaatkan
atau
mengakses layanan kesehatan yang sudah tersedia.
Meningkatnya kemampuan soft skill komunikator dalam bersosialisasi terhadap masyarakat.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.rareplanet.org/en/node/25310 (Serial online, 5 November 2012) http://www.scribd.com/doc/97873525/P-Process (Serial online, 5 November 2012) mejikubirubiru.files.wordpress.com/2011/.../modul-psikom-lanj-ris.d...
(Serial
online, 5 November 2012) pksm.mercubuana.ac.id/new/.../files.../61018-13-578737976755.d pksm.mercubuana.ac.id/new/.../files.../61018-13-57 8737976755.doc oc
(Serial
online, 5 November 2012) Indra Astuti, Sanita., Hendriyani, Qodrat, Helmi, dan Soraya. 2005. Panduan Lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan : Sumber Informasi Bagi Para Profesional Komunikasi Komunikasi Kesehatan. Kesehatan . Jakarta : Program STARH
11
View more...
Comments