Scott ch 12-13
April 26, 2017 | Author: ANa PRatiwi | Category: N/A
Short Description
Teori Akuntansi...
Description
STANDARD SETTING: ECONOMIC ISSUES
Standard setter merupakan mediator antara konflik kepentingan investor dan manajer. Masalah fundamental dari teori akuntansi keuangan adalah bagaimana memimpin mediasi tersebut, bahaimana merekonsiliasi pelaporan keuangan dan peran pengontrakan efisien dari informasi akuntansi, atau secara ekuivalen, bagaimana menentukan jumlah informasi yang tepat secara sosial. Luasnya penyusunan standar memberikan tantangan bagi akuntan. REGULASI AKTIVITAS EKONOMI
Alasan utama penyusunan regulasi adalah untuk melindungi individu yang berada dalam keadaan information disadvantage. Asimetri informasi menjadi dasar regulasi produksi informasi. Jika tidak ada asimetri informasi, maka tindakan manajerial dan informasi dalam perusahaan bebas diobservasi semua pihak.
Perhatian utama bab ini adalah regulasi minimum dari persayaratan pengungkapan, standar akuntansi berterima umum dan pengauditan, dan persyaratan bahwa perusahaan publik mempunyai audit.
Standard setting adalah regulasi keputusan produksi informasi bagi pihak eksternal perusahaan oleh beberapa otoritas sentral.
Dua tipe informasi manajer: 1. Proprietary information 2. Non-proprietary information
INSENTIF PRIVAT BAGI PRODUKSI INFORMASI Informasi adalah komoditas kompleks. Lalu apakah yang dimaksud kuantitas dari informasi yang diproduksi? 1. Finer information 2. Additional information 3. Credibility
INSENTIF BERBASIS PASAR BAGI PRODUKSI INFORMASI Sumber non kontraktual penting dari produksi informasi pribadi: Pasar modal dimana manager termotivasi dengan pertimbangan reportasi dan Mengontrakan untuk meningkatkan nilai perusahaan Pasar penyelamatan untuk control korporasi jika manager tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan Modal formal yang menghubungkan nilai informasi pada nilai pasar dikemukakan:
saham
1. Merton (1987) : asimetri informasi dimodelkan sebagai subset dari pengetahuan investor tentang perusahan. 2. Diamond & Verrecchia (1991): pengungkapan secara sukarela mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dan pasar. 3. Easley & O’Hara (2004): Perusahaan dapat menurunkan biaya modal dan meningkatkan nilai perusahaan dengan credible release tentang inside information.
RESPON PASAR TERHADAP FULL DISCLOSURE Teori yang memprekdiksi bahwa pasar sekuritas akan merespon positif terhadap peningkatan disclosure. Ada beberapa penelitian empiris tentang prediksi ini : 1. Lang & Lundholm (1996) 2. Healy,Hutton & Palepu (1999) 3. Welker (1995) 4. Botosan dan Plumlee (2002) 5. Sengupta (1998) Perusahaan dengan pengungkapan kualitas tinggi menikmati biaya utang dan ekuitas modal yang lebih rendah ,dan sebaliknya.
INSENTIF PRODUKSI INFORMASI LAINNYA 1. Prinsip Pengungkapan
2. Kebijakan Keuangan sebagai sinyal 3. Pencarian informasi Privat
SUMBER KEGAGALAN PASAR 1. Externalities and free ridding 2. Masalah adverse selection 3. Masalah moral hazard 4. Unanimity Sumber kegagalan pasar menyarankan bahwa regulasi dibutuhkan. Pasar untuk informasi ditandai dengan eksternalitas dan free ridding yang member alasan autoritas sentral untuk mengintevensi.
BERAPA BANYAK INFORMASI YANG CUKUP? Perusahaan harus menyediakan informasi pada titik dimana manfaat social maginal sama dengan biaya social maginal,seperti yang kita lihat bahwa kekuatan private market tidak mampu menghasilkannya. Salah satu alasannya adalah eksternalitas dan free ridding – kekuatan pasar tidak bias memberikan perusahaan full social benefits terhadap keputusan produksi informasi mereka dan tidak mampu fully internalize biaya dari keputusan tersebut Kalaupun bisa kekuatan moral hazard dan adverse selection membawa kepada fundamental lack of unaminiy diantara keputusan manager dan kepentingan investor,memotivasi investor untuk meminta regulasi untuk melindungi kepentingan mereka.Jika luasnya regulasi semakin besar secara sosial berguna diharapkan kita dapat melihat value revelance yang meningkat,sebagai respon investor dan pasar terhadap kualitas laba yang lebih tinggi.
DECENTRALIZED REGULATION Informasi tentang segmen perusahaan – di mana persegmenan berbasis productlines, subsidiary companies, geografi –kadang- kadang telah menjadi pengungkapan yang disyaratkan dalam laporan tahunan perusahaan.
Dua aspek yang disyaratkan dalam informasi : 1. Berbagai basis segmentasi yang mungkin,melaporkan dalam basis yang konsisten dengan internal 2. Biaya untuk firm of complying dengan standar baru akan rendah selama perusahaan telah mempersiapkan informasi internal yang dibutuhkan. Desentralized regulation memperbaiki relevansi pelaporan dan pada waktu yang sama mengurangi biaya.
KESIMPULAN
Teori memberi beberapa alasan mengapa perusahaan memproduksi informasi dalam ketiadaan standar. Hal ini diderivasi dari kebutuhan informasi tentang kontrak dan dari kekuatan pasar.Pihak-pihak yang mengontrak menginginkan informasi untuk memotivasi usaha dan memberikan reward atas pencapaian hasil.
Pasar tenaga manajerial dan pasar pengambilalihan berinteriaksi dengan pasar sekuritas untuk memotivasi manajer untuk release information sehingga meningkatkan market value. Signalling merupakan sarana penting untuk merilis informasi yang kredibel.
STANDARD SETTING : POLITICAL ISSUES
Ada 2 Teori Regulasi 1. Public Interest Theory Teori ini mengusulkan bahwa regulasi adalah hasil dari permintaan publik untuk memperbaiki kegagalan pasar. Dalam teori ini, pusat kewenangan, yaitu regulator, diasumsikan memiliki kepentingan yang besar terhadap society at heart, sehingga hal ini dapat membuat pada saat regulator menyusun peraturan akan menghasilkan yang terbaik bagi kesejahteraan masyarakat. Permasalahan yang timbul dalam Public Interest Theory adalah : a. Terdapat tugas yang sangat kompleks dalam menentukan jumlah regulasi yang tepat. b. Terdapat permasalahan yang serius yang terletak pada motivasi dari
badan regulator. 2. Interest Group Theory Teori ini memberikan pandangan bahwa sebuah industri beroperasi dalam kepentingan group. Bervariasinya kepentingan dalam group akan mempengaruhi Legislature dalam hal jumlah dan tipe dari regulasi. @ Standard Setting in Canada and the United States 1. The Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA) The CICA Handboo merupakan sumber uatama bagi standar akuntansi dan auditing di Canada. Kewenangan ini adalah yang tertinggi karena memiliki status legal yang khusus. 2. The Ontario Securities Commission (OSC), OSC bertugas melindungi investor dari praktek yang tidakadil, tidaklayak, dan kecurangan, untuk membantu mengembangkan capital market yang fair dan efisien, serta menjaga keyakinan publik atas integritas mereka. 3. The Financial Accounting Standards Board (FASB) FASB didirikan untuk membentuk dan memperbaiki standar akuntansi keuangan dan pelaporannya sebagai panduan dan pendidikan bagi publik di US. 4. The Securities and Exchange Commission (SEC) SEC didirikan di US pada tahun 1934, untuk mengatur penjualan sekuritas suatu perusahaan dimana sekuritas tersebut diperdagangkan pada lebih dari satu negara. Sebagai bagian dari tugasnya, SEC memastikan bahwa investor memperoleh informasi yang memadai. @ The International Accounting Standards Board (IASB) Tidak seperti AcSB dan FASB, pemenuhan terhadap standar IASB adalah tidak mandatory. Pemenuhan tergantung kepada masing-masing negara dan perusahaan. Ada perundang-undangan pada suatu negara meminta perusahaan untuk menyesuaikan dengan standar IASB, tetapi ada pula yang tidak.
@ HUBUNGAN PADA TEORI REGULASI Penyusunan standar memiliki karakteristik proses penyesuaian. Pemilihan standar akuntansi (misalnya oleh AcSB, FASB, IASB) sebaiknya mempertimbangkan konflik antar konstituensi ketimbang pada unsur proses perhitungan.Pertimbangan ini menganggap bahwa teori kelompok kepentingan regulasi mungkin baik sebagai prediktor standar baru daripada teori kepentingan publik. @ KONFLIK DAN KOMPROMI
1. Contoh Konflik Konstituensi Artikel Blumenthal (1992) membahas tentang draft publikasi FASB tentang penilaian sekuritas perusahaan dengan fair value. Fair value dapat ditentukan dengan model present value atau teknik lainnya. Dalam artikel tersebut, yang menjadi fokus utama adalah konflik konstituensi terkait dengan SFAS 115 (akuntansi untuk investasi tertentu pada utang dan sekuritas ekuitas). 2. Komprehensif Income Komprehensif income merupakan semua perubahan pada ekuitas selama periode kecuali yang dihasilakn dari investasi atau distribusi ke pemilik. Disini termasuk item lain seperti unrealized translation gains and losses dari konsolidasi foreign subsidiary di bawah SFAS 52, unrealized gains and losses pada marking to market available for sale securities di bawah SFAS 115, dan unrealized gains and losses pada casf flow dari transaksi yang diprediksi di bawah SFAS 133. SFAS 130 memasukkan item-item tersebut sebagai other comprehensif income. @ KRITERIA PENYUSUNAN STANDAR 1. Decision usefulness Kriteria decision usefulness memicu informasi dan perspektif pengukuraran pada pelaporan keuangan, dan studi empiris kapital market. Jadi, standar dapat menjadi decision usefulness bisa saja salah karena tidak mempertimbangkan biaya penyediaan informasi. Untuk itu, pembuat standar perlu mempertimbangkan kriteria lainnya ketimbangn decision usefulness saja.
2. Mengurangi Information Asymetri Dalam hal ini penyusun standar harus menggunkan pengurangan information asymetri dalam kapital dan managerial labor market sebagai kriteria standar baru. Pengurangan information asymetri meningkatkan operasi pasar. Hal ini akan memperluas likuiditas pasar, mengurangi fenomena ”lemon” dan menghasilkan keuntungan sosial. Bagaimanapun juga, harus diperhatikan bahwa pengurangan information asymetri sebagai kriteria bukan satusatunya yang memadai. Seperti decision useful yang menimbulkan biaya. Konsekuensinya, sulit untuk mengetahui kapan standar untuk mengurangi information asymetri cost-efektif. 3. Konsekuensi Ekonomis Standar Baru Salah satu biaya dari standar baru bagi perusahaan adalah biaya untuk memenuhi standar itu (out of pocket). Biaya juga terjadi karena adanya kontrak. Biaya tersebut mempengaruhi kebijakan operasi dan keuangan. Kurangnya kebebasan menajemen memilih kebijakan akuntansi juga menjadi konsekuensi ekonomis. Untuk itu, pembuat kebijakan harus mempertimbangkan aspek tersebut. 4. Aspek Politis Penyusunan Standar Konsekuensi ekonomis berdampak pada aspek politis penyusunan standar. Penyusun standar harus merekayasa konsensus yang memadai agar konstituensi dapat menerimanya. Proses penyusunan standar harus konsisten dengan interest group theory of regulation.
View more...
Comments