SAP Sosialisasi Posbindu

September 3, 2017 | Author: Ineu Cahyati | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

pos...

Description

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)POSBINDU PTM UPTD PUSKESMAS HAURPANGGUNG

Di Susun Oleh: Ineu Cahyati., A.Md.Keb

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)POSBINDU PTM

UPTD PUSKESMAS HAURPANGGUNG A.

Latar Belakang Masalah kesehatan yang saat ini menjadi tantangan dan

perlu

Tidak

dihadapi

Menular

adalah

(PTM).

meningkatnya

PTM

adalah

kasus

penyakit

Penyakit

yang

bukan

disebabkan oleh kuman bakteri, termasuk penyakit kronis degenratif seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dll. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir

dua

menular

pertiganya

akibat

gaya

disebabkan

hidup

yang

oleh tidak

penyakit sehat.

tidak

Penyakit

tidak menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih

muda.

Di

negara-negara

dengan

tingkat

ekonomi

rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang 2 terjadi pada

orang-orang

disebabkan

oleh

negara-negara

berusia

kurang

penyakit

maju

tidak

menyebabkan

dari

60

menular, 13%

tahun,

29%

sedangkan

di

kematian.

Proporsi

penyebab kematian penyakit tidak menular pada orang-orang berusia

kurang

dari

60

tahun

meliputi:

penyakit

kardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti kanker

(27%),

sedangkan

penyakit

pernafasan

kronis,

penyakit pencernaan dan penyakit tidak menular yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes melitus. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular (WHO, 2013). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010, kematian karena penyakit

tidak

menular

semakin

meningkat

kematian

karena

penyakit

menular

semakin

Indonesia

proporsi

penyakit

menular

sedangkan

menurun.

telah

Di

menurun

sepertiganya dari 44% menjadi 26,1%, akan tetapi proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari

41,7%

menjadi

59,5%

(Depkes

RI,

2012).

Hasil

Riskesda angka

tahun

2013

kejadian

menunjukkan

PTM

terhadap

terdapat tiga

peningkatan

penyakit

yaitu

Hipertensi dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9.5%, penyakit Diabetes

Melitus

dari

1,1%

penyakit

stroke

dari

0,8

pengendalian satu

PTM

strategi

melalui dalam

tahun %

2007

menjadi

2,4%,

1,2%.

Upaya

menjadi

Posbindu

PTM

meningkatkan

merupakan

pemberdayaan

salah dan

peningkatan peran serta masyarakat secara mandiri. Berdasarkan hasil screening pada 65 sampel warga di Dusun Ngentak menunjukkan adanya kecenderungan masyarakat berisiko mengalami hipertensi (31,75%) dengan usia ratarata di atas 50 tahun, dan sebanyak 30% memiliki riwayat keluarga

dengan

Masyarakat terhadap

hipertensi.

Desa)

Hasil

menunjukkan

pelaksanaan

MMD

bahwa

Posbindu

yang

(Musyawarah

warga

antusias

ditawarkan

oleh

mahasiswa. Warga menginnginkan adanya wadah bagi warga agar dapat memeriksakan kesehatannya tanpa harus langsung pergi ke pelayanan kesehatan. POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu) PTM diselenggarakan berdasarkan masalah PTM yang ada di masyarakat, mencakup upaya promotif, preventif serta konsultasi dan rujukan. Adanya

Posbindu

PTM

dengan

memgoptimalkan

peran

serta

masyarakat maka masyarakat dapat secara mandiri melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor resiko secara berkala dan

terpadu.

merencanakan

Oleh

karena

sosialisasi

itu

dalam

tentang

forum

Posbindu

ini agar

kami warga

lebih memahami konsep Posbindu. B.

Tujuan a. Umum Memberikan gambaran dan pemahaman mengenai Pos Pembinaan Terpadu pada calon kader dan peserta sosialisasi (Ibu-ibu PKK) Dusun Ngentak b. Khusus Setelah

pertemuan

1

x

30

sosialisasi posbindu dapat:

menit

kader

dan

peserta

-

Mengetahui pengertian Posbindu Mengetahui latar belakang dibentuknya Posbindu Mengetahui tujuan pelaksanaan Posbindu Mengetahui konsep kegiatan yang dilaksanakan Posbindu

C. Sasaran dan Target Ibu-ibu PKK dan calon kader posbindu D.

StrategiPelaksanaan 1.

Metode a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya Jawab

2.

Isi a. Pendataan peserta sosialisasi dan kader b. Sosialisasi POSBINDU

3.

Waktu dan tempat a. Hari,Tanggal b. Waktu c. Tempat

: : :

4. Media Alat Pengukuran (tensimeter, stetoskop) 5. Materi -

Terlampir

6. Susunan acara

No

Waktu

1.

15.00 15.10

2.

15.1015.30

Kegiatan Pembukaan

Penanggung Jawab Pembawa Acara

- Salam - Pembacaan susunan acara Pembacaan doa Riview

Pembawa Acara

keterampilan pengukuran tekanan darah

3.

15.30 –

oleh peserta Sosialisasi

Penyaji

pada

14.35

Posbindu - pengertian Posbindu - latar belakang Posbindu - tujuan Posbindu - konsep Kegiatan

3.

15.36 –

Posbindu Diskusi dan tanya

Pembawa Acara

4.

15.55 15.46-

jawab Penutup

Penyaji Pembawa Acara

16.00 7. Kriteria Evaluasi a. Evaluasi persiapan  Dokumen Satuan Acara Pembelajaran (SAP) sudah dibuat        b.  

sebelum kegiatan dimulai Undangan telah disiapkan dan diedarkan Materi telah disiapkan Media telah disiapkan Alat telah disiapkan (tensimeter, stetoskop) Tempat telah disiapkan Kontrak waktu telah disepakati Mahasiswa hadir tepat waktu Evaluasi proses Sebanyak 6 orang peserta telah hadir Peserta melakukan review keterampilan pengukuran

  

tekanan darah Mahasiswa meberikan penjelasan tentang POSBINDU Peserta aktif bertanya dan mendengarkan dengan baik Mahasiswa dan peserta berdiskusi mengenai tindak lanjut kegiatan POSBINDU

c. Evaluasi hasil  Beberapa peserta mulai terampil melakukan pengukuran  

tekanan darah Peserta mampu mengikuti kegiatan dengan baik Peserta kritis dalam melakukan diskusi menjelaskan antusiasme mengenai kegiatan posbindu

dan



Peserta

menginginkan

adanya

contoh

real

kegiatan

posbindu (setidaknya sampai pada meja 3) 8.

Referensi Corwi, E.J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta :EGC Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Pintar Kader “Penyelenggaraan Direktorat Penyehatan

Posbindu

Jendral

PTM”

Seri

Pengendalian

Lingkungan

&

1.

Jakarta:

Penyakit

Direktorat

dan

Pengendalian

Penyakit Tidak Menular. Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan Ed. 1. Jakarta: EGC Purwanta, Setyarini. S., Oka YN., Lusmilasari. L., & Damayanti.

M.,

R.,.

Ketiga. Yogyakarta:

2010.

Block

1.4

Nutrisi

Ed.

PSIK FK UGM

Rahajeng, E. 2007. Posbindu PTM. Jakarta: Kemenkes RI. Suseani, H., Akhmadi, & R. Ibrahim. 2010. Block 1.2 Values and Beliefs Buku Ketrampilan Keperawatan Ed. Ketiga. Yogyakarta:

PSIK FK UGM

MATERI SOSIALISASI Pengertian Posbindu singkatan dari Pos Pembinaan Terpadu. Posbindu PTM

(Penyakit

masyarakat

Tidak

dalam

Menular)

melakukan

merupakan

kegiatan

peran

deteksi

serta

dini

dan

pemantauan faktor resiko, terutama penyakit tidak menular (PTM)

utama

yang

dilakukan

secara

terpadu,

rutin,

dan

periodik. Faktor resiko PTM ini meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik,

obesitas,

stress,

hipertensi,

hiperglikemia,

hiperkolestrol, serta menindak lanjuti secara dini faktor resiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Kelompom PTM utama adalah Diabetes mellitus (DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PDJD), penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. Tujuan Meningkatkan deteksi

dini,

faktor resiko

peran

serta

monitoring/

masyarakat

pemantauan

dalam dan

melakukan

tindak

lanjut

PTM secara mandiri dan berkesinambungan

Sasaran Kegiatan Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, beresiko, dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas. Di sini mulai sejak

anak

usia

15

tahun

dapat

terpantau

kondisi

kesehatannya baik secara fisik, biologis, psikologis. Wadah Kegiatan Posbindu PTM dapat dilaksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan

bersumber

masyarakat

yang

sudah

ada,

ditempat

kerja atau klinik perusahaan, di lembaga oendidikan, tempat lain

di

mana

masyarakat

berkumpul/beraktivitas

dalam

secara

rutin,

jumlah misalnya

tertentu di

masjdi,

gereja, organisasi politik maupun kemasyarakatan. Pengintegrasian pelaksanaan dilakukan

yang

Posbindu meliputi

dimaksud

PTM

dengan

kesesuaian

adalah kegiatan

waktu

dan

memadukan yang

sudah

tempat,

serta

memanfaatkan sarana dan tenaga yang ada. Pelaku Kegiatan Pelaksanaan posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang

telah

ada

tau

beberapa

orang

dari

masing-masing

kelompok atau organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia menyelenggarakan psobindu PTM, yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor resiko

PTM

Kriteria minimal

di

kader

masing-masing Posbindu

SLTA, mau

kelompok

PTM

dan mampu

atau

antara

lain

organisasinya. berpendidikan

melakukan kegiatan

berkaitan

dengan Posbindu PTM. Bentuk KEGIATAN Posbindu PTM meliputi 10 kegiatan, yaitu: 1. Kegiatan

penggalian

informasi

faktor

resiko

dengan

wawancara sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktivitas fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah untuk

atngga,

serta

identifikasi

informasi masalah

lainnya

yang

informasi

dibutuhkan

lainnya

yang

dibutuhkan untuk identifikasi masalah kesehatan berkaitan dengan

terjadinya

PTM.

Aktifitas

ini

dilakukan

saat

pertama akali kunjungan dan berkala sebulan sekali. 2. Kegiatan

pengukuran

berat

badan,

tinggi

badan,

Indeks

Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh,

dan

tekanan

darah

sekali. Analisa usia

10

tahun

sebauknya

lemak tubuh ke

atas.

diselenggarakan hanya dapat

Untuk

anak,

11

bulan

dilakukan pada

pengukuran

tekanan

darah disesuaikan ukuran mansetnya dengan ukuran lengan atas. 3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan

1 tahun sekali bagi yang sehat, sementara yang beresiko 3 bulan sekali dan penderita gangguan paru-paru dianjurkan 1 bulan

sekali.

Pemeriksaan

Arus

Puncak

Ekspirasi

dengan

peakflowmeter pada anak dimulai usia 13 tahun. Pemeriksaan fungsi

paru

sederhana

sebaiknya

dilakukan

oleh

tenaga

kesehatan yang telah terlatih. 4. Kegiatan pemeriksaan kadar gula dara bagi individu sehat

paling sedikit yang telah

diselenggarakan 3

mempunyai faktor

diabetes mellitus

tahun sekali

resiko PTM

paling sedikit

dan bagi

atau penyandang

1 tahun

sekali. Untuk

pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan atau analis lanoraturium). 5. Kegiatan pemeriksaan kolestrol total dan trigliserid, bagi

individu sehat disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah

mempunyai

faktor

resiko

PTM

6

bulan

sekali

dan

penderita dislipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal 3 bulan sekali. Untuk pemeriksaan gula darah dan kolestrol darah

dilakukan

oleh

tenaga

kesehatan

yanga

da

di

lingkungan kelompok masyarakat tersebut. 6. Kegiatan

pemeriksaan

IVA(Inspeksi

Visual

Asam

Asetat)

dilakukan sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah positif IVA dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulang setelah 6 bulan, jika hasil negative dilakukan

pemeriksaan

ulang

5

tahun,

namun

bila

hasil

positif dilakukan tindakan oleh bidan/dokter terlatih. 7. Kegiatan

pemeriksaan

kadar

alcohol

pernafasan

dan

tes

amfemin urin bagi kelompok pengemudi umum dilakukan oleh tenaga kesehatan.

8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap

pelaksaanaan karena

posbindu

pemantauan

PTM.

faktor

Hal

ini

resiko

penting

kurang

dilakukan

bermanfaat

jika

masyarakat tidak mengetahu cara mengendalikannya. 9. Kegiatan

fisik

atau olah

raga bersama,

dilakukan rutin

tiap minggu minimal. 10. Kegiatan

rujukan

ke

fasilitas

kesehatan

dasar

di

wilayahnya. Pengelompokan Tipe Posbindu Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh Posbindu PTM, maka dapat dibagi menjadi 2 kelompok Tipe Posbindu PTM, yaitu: 1. Posbindu PTM Dasar Meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana, yang

dilakukan

instrument menular

dengan

untuk

dalam

wawancara

identifikasi keluarga

melalui

riwayat

dan

yang

penggunaan

penyakit telah

tidak

menderita

sebelumnya, perilaku beresiko, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, IMT, dll. 2. Posbindu PTM Utama Meliputi pelayanan Posbindu PTM Dasar ditambah pemeeiksaan gula darah, kolestrol total dan trigliserdi, pemeriksaan klinis

payudara,

Asetat),

pemeriksaan

amfetamin

urin

pelaksana

tenaga

kelompok

pemeriksaan bagi

kadar

IVA

alcohol

kelompok

kesehatan

masyarakat,

(Inspeksi

Visual

pernafasan

pengemudi

terlatihdi

umum,

Asam

dan

tes

dengan

desa/kelurahan,

lembaga/institusi.

Untuk

penyelenggraan Posbindu PTM utama dapat dipadukan dengan Pos Kesehatan Desa atau Kelurahan siaga aktif, maupun di kelompok masyarakat/lembaga/institusi yang tersedia tenaga kesehatan tersebut sesuai dengan kompetensinya.

Kemitraan Dalam

penyelenggaraab

Posbindu

desa/kelurahan

perlu

dilakukan

desa/kelurahan

siaga,

industry,

PTM

pada

kemitraan dan

tatanan

dengan

klinik

forum

swasta

untuk

mendukung implementasi dan pengembangan kegiatan. Kemitraan forum

desa/kelurahan

siaga

aktif,

pos

kesehatan

desa/kelurahan serta klinik swasta bermanfaat bagi Posbindu PTM

untuk

dukungan

komunikasi

dari

dan

pemerintah

koordinasi daerah.

dalam

Dukungan

mendapatkan dapat

berupa

sarana/prasarana lingkungan yang kondusif untuk menjalankan pola

hidup

sehat

missal

fasilitas

olah

raga

atau

sarana

pejalan kaki yang aman dan sehat. Melalui klinik desa siaga dapat

dikembangkan

system

rujukan

dan

dapat

diperoleh

bantuan teknis medis untuk pelayanan kesehatan. Kemitraan dengan

industry

pendanaan

khusunya

dan

fasilitas

industry alat.

tensimeter. Jika dengan klinik swasta bantuan

tenaga untuk

pelayanan medis

farmasi Misal

bermanfaat

glukanometer,

bermanfaat memperoleh atau alat

kesehatan

lainnya. Langkah Pengembangan Posbindu 1. Idnetifikasi

kebutuhan

dan

sumber

daya

masyarakat

(pengumpulan data dan informasi mengenai kasus PTM, sarana pendukung

dan

ketersediaan

SDM

kelompok

potensial

pelaksana Posbindu) 2. Sosialisasi dan advokasi sehingga diperoleh dukungan dan komitmen dalam penyelenggaraan Posbindu 3. Pelatihan dengan

tenaga

sumber

pelaksana

daya

dan

Posbindu

jenis

PTM

Posbindu

disesuaikan yang

akan

diselenggarakan. Kegiatan Kader Pelaksana Posbindu PTM Setelah kader pelaksana dilatih langkah yang dilakukan: 1. Melaporkan

kepada

pimpinan eilayah

pimpinan

organisasi/lembaga

atau

2. Mempersiapkan dan melengkapi sarana dibutuhkan 3. Menyusun rencana kerja 4. Memberikan informasi kepada sasaran 5. Melaksanakan

wawancara,

pemeriksaan,

pencatatan,

dan

rujukan bila diperlukan setap bulan 6. Melaksanakan konseling 7. Melaksanakan penyuluhan berkala 8. Melaksanakan kegiatan aktifitas fisik bersama 9. Membangun jejaring kerja 10.Melakukan konsultasi dengan petugas bila diperlukan. Pelaksanaan Posbindu PTM 1. Waktu Penyelenggaraan Diselenggarakan lebih

dari

sebulan

satu

sekali,

kali

dalam

bila

diperlukan

sebulan

untuk

dapat

kegiatan

pengendalian faktor resiko PTM lainnya, misalnya olah raga bersama atau sarasehan. Hari dan waktu fleksibel sesuai dengan kesepakatan. 2. Tempat Lokasi mudah dijangkau dan nyaman bagi peserta. Biasanya dilakukan di salah satu rumah warga, balai desa/kelurahan, kios pasar, ruang perkantoran, ruang khusus di sekolah, atau tempat tertentu swadaya masyarakat. 3. Pelaksanaan kegiatan Posbindu disebut

dilaksanakan system

tertentu kesepakatan

5

dapat

dengan

meja,

namun

disesuaikan

bersama.

5

Kegiatan

tahapan dalam dengan

tersebut

layanan

situasi

kondisi

kebutuhan berupa

yang dan

pelayanan

deteksi dini dan tindak lanjut sederhana serta monitoring terhadap faktor resiko penyakit tidak menular, termasuk rujukan ke puskesmas. Uraian setiap langkah pelaksanaanya, sebagai berikut: Proses Kegiatan Posbindu PTM

Pembagian peran kader Posbindu PTM idealnya sebagai berikut, namun sebaiknya setiap kader memahami semua peranan tersebut, pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kesepakatan. No 1

Peran Koordinator

Kriteria dan Tugas Ketua dari perkumpulan dan penanggungjawab kegiatan serta berkoordinasi terhadap puskesmas dan para Pembina terkait di

2

Kader Penggerak

wilayahnya Anggota perkumpulan yang aktif berpengaruh dan komunikatif bertugas menggerakan masyarakat, sekaligus melakukan wawancara dalam

3

Kader Pemantau

penggalian informasi Anggota perkumpulan yang aktif dan komunikatif bertugas melakukan

4

Kader

pengukuran faktor resiko PTM Anggota perkumpulan yang aktif,

Konselor/Edukator komunikatif dan telah menjadi panutan dalam penerapan gaya hidup sehat, bertugas melakukan

konseling, edukasi, motivasi serta menindaklanjuti rujukan dari 5

puskesmas Anggota perkumpulan yang aktif dan

Kader Pencatat

komunikatif bertugas melakukan pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM dan melaporkan kepada coordinator posbindu PTM 4. Pembiayaan Dalam mendukung terselenggaranya Posbindu PTM, diperlukan pembiayaan yang memadai baik dana mandiri dari perusahaan, kelompok masyarakat/lembaga atau dukungan dari pihak lain yang peduli terhadap pengelolaan PTM di wilayah masingmasing.

Puskesmas

dapat

memanfaatkan

sumber-sumber

pembiayaan yang potensial. Pembiayaan ini mendukung dan memfasilitasi

Posbindu

PTM,

salah

satunya

melalui

pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan. Pembiayaan bersumber daya dari masyarakat dapat melalui Dana Sehat bias

atau mekanisme

didapat

dari

pendanaan lainnya.

lembaga

donor

yang

Dana juga

umumnya

didapat

dengan mengajukan proposal/usulan kegiatan. Pihak swasta menyelenggarakan posbindu PTM di lingkungan kerja sendiri maupun berperan dalam psobindu di wilayah kerjanyadalam

bentuk

kemitraan

melalui

CSR

(Corporate

Social Responsbillity)/ Tanggung jawab Sosial Perusahaan. Pemerintah

daerah

setempat

berkewajiban

melakukan

pembinaan agar posbindu PTM tetap tumbuh dan berkembang melalui

dukungan

kebijakan

termasuk

pembiayaan

secar

berkesinambungana. Dana

terkumpul

dari

berbagai

sumber

dapat

untuk mendukung kegiatan Posbindu PTM seperti: a.

Biaya operasional Posbindu PTM

b.

Pengganti biaya perjalanan kader

c.

Biaya penyediaan bahan habis pakai

dipergunakan

d.

Biaya

pembelian

bahan

Pemberian

Makanan

Tambahan

(PMT) e.

Biaya penyelenggaraan pertemuan

f.

Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan

g.

Bantuan biaya duka bila ada anggota yang mengalami kecelakaan atau kematian

5. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan kader.

hasil

Petugas

posbindu

PTM

kegiatan

Puskesmas yang

Posbindu

PTM

mengambil

digunakan

dilakukan

data

untuk

hasil

oleh

kegiatan

pembinaan,

dan

melaporkan ke instansi terkait secara berjenjang. Untuk pencatatan digunakan: a. Kartu Menuju Sehat (KMS) FR-PTM Pada pelaksanaan pemantauan, kondisi faktor resiko PTM harus diketahui oleh yang diperiksa dan yang memeriksa. Alat untuk memantau yaitu berupa KMS FR-PTM. KMS ini disimpan oleh setiap individu dan jika akan memeriksan individu

dapat

menggunakan

KMS

tersebut.

Tujuan

agar

individu dapat mawas diridan melakukan tindak lanjut, sesuai saran tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan kondisi peserta Psobindu. b. Buku Pencatatan Hasil Kegiatan Posbindu PTM Buku

pencatatan

keterangan

lain

diperlukan mencakup

mencatat

nomor

KTP/

identitas Kartu

dan

Identitas

lainnya, nama. Umur, dan jenis kelamin. Buku ini berguna untuk

konfirmasi

lebih

lanjut

jika

suatu

saat

diperlukan. 6. Tindak Lanjut Hasil Posbindu PTM Tujuan

dari

resiko PTM

diselenggarakan dapat dicegah

Psobindu

PTM

dan dikendalikan

agar

faktor

secara rutin

dapat selalu terjaga pada kondisi normal atau tidak masuk dalam

kategori

buruk,

namun

jika

berada

dalam

kondisi

buruk,

faktor

resiko

harus

dikembalikan

pada

kondisi

normal. Tidak semua cara pengendalian faktor resiko PTM, harus dilakukan dengan obat-obatan. Pada tahap ini, resiko PTM dapat dicegah dan dikendalikan dengan diet yang sehat, aktifitas fisik yang cukup dan gaya

hidup

yang

sehat

pengelolaan

stress,

ketrampilan

masyarakat

seperti

berhenti

konselor/educator, untuk

mencegah

merokok,

pengetahuan dan

dan

mengendalikan

faktor resiko PTM dapat ditingkatkan. 7. Rujukan Posbindu Apabila

pada

kunjungan

kondisi

faktor

resiko

berikutnya

tidak

(setelah

mengalami

3

bulan)

perubahan

(tetap

pada kondisi buruk), atau sesuai dengan criteria rujukan, maka untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik harus dirujuk ke Puskesmas atau Klinik bersangkutan. Meskipun sudah mendapatkan pengobatan yang diperlukan, ksaus yang telah dirujuk tetap dianjurkan untuk melakukan pemantauan faktor resiko PTM di Posbindu PTM.

Keterangan alur: Pelaksanaan

posbindu

pendaftaran

dilanjutkan

faktor

resiko

PTM.

PTM

dimulai

dengan

Kader

wawancara

posbindu

PTM

dengan

layanan

dan

pengukuran

akan

melakukan

konseling dan edukasi terhadap permaslahan kesehatan yang

dijumpai pada peserta posbindu PTM termasuk melaksanakan system rujukan ke Puskesmas bila diperlukan sesuai dengan criteria. Hasil pelaksanaan Posbindu PTM tercatat secara tertib dan diberikan kepada petugas Puskesmas atau unsure pembinaan lainnya yang memerlukan sebagai bahan informasi.

DAFTAR HADIR PENYULUHAN

No

NAMA

ALAMAT

TTD

Garut, 201 Pelaksana Penyuluhan

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF