SAP ROM
October 4, 2017 | Author: astriani rohmawati | Category: N/A
Short Description
SAP ROM...
Description
SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM)
Dosen Pembimbing: Iis Fatimawati, S.Kep.Ns,M.Kes Oleh : Astriani Romawati
141.0020
Lina Ayu Dika
141.0057
Miftachul Rizal H.
141.0064
Varinta Putri P.
141.0103
Yuniar Indah P.
141.0110
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik
: Range of motion pada pasien
Sub Topik
: Pengertian, tujuan, indikasi dan prosedur tindakan ROM
Sasaran
:
Tempat
: Ruang C1 RSAL
Hari / Tanggal : Jumat / 04 november 2016 Waktu
: Pukul 14.00 – 14.30 WIB (1 x 30 menit)
Pemberi Materi : A. Latar Belakang Masalah Pasien yang mengalami perawatan tirah baring dengan waktu yang lama tanpa melakukan aktivitas apapun sangat mudah mengalami kontraktur pada otot-otot persendian. Gangguan pemenuhan aktivitas yang dialami oleh pasien akan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pasien yang lain di mana semua itu akan menghambat proses penyembuhan. Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak bebas dan imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. Keperawatan klinik menghendaki perawat untuk menggabungkan ilmu pengetahuan dan keterampilan ke dalam praktik. Salah satu komponen keterampilan adalah mekanika tubuh. Salah satu istilah
untuk
menggambarkan
usaha
untuk
mengkoordinasikan
sistem
muskuloskeletal. Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang mengapa dan bagaimana otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan pergerakan secara aman. Dalam mempergunakan mekanika tubuh yang tepat, perawat perlu mengerti mengenai konsep pergerakan, termasuk bagaimana mengkoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari sistem muskuloskeletal (otak, otot, skelet dan syaraf yang berperan). Pada kondisi tertentu, klien dapat kehilangan kemampuan untuk melakukan pergerakan atau aktivitas. Kondisi seperti ini dapat terjadi karena gangguan pada sistem musculoskeletal, baik itu otak, otot, skelet maupun sistem syaraf. Klien dapat kehilangan kemampuan dalam menggerakkan ekstrimitasnya dan anggota gerak
lainnya. Ekstrimitas yang tidak digerakan dalam kurun waktu yang lama dapat mengakibatkan atrofi otot atau pengecilan massa otot karena otot tidak pernah dipergunakan untuk beraktivitas. Klien dengan gangguan mobilisasi harus menjadi perhatian perawat untuk mencegah atrofi otot atau merawat jika telah terjadi atrofi pada klien dengan gangguan mobilisasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perawat dalam mengintervensi gangguan mobilisasi dan mencegah atrofi adalah dengan memberikan tindakan Range of Motion (ROM). B. Tujuan 1. Tujuan instruksional Umum Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga dapat melakukan latihan ROM pasif pada Ny. E. 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, keluarga Ny. E mampu : a. Mendemonstrasikan dengan benar latihan gerakan pasif anggota gerakan atas b. Mendemonstrasikan latihan pasif anggota gerak bawah C. Metode 1. Ceramah dan tanya jawab Metode ini digunakan untuk penyampaian materi melalui penjelasan kepada pasien dengan cara tatap muka dan mempertahankan kontak mata. 2. Demonstrasi Metode ini digunakan untuk mempraktekan bagaimana prosedur ROM dilakukan. 3. Diskusi Metode ini digunakan untuk saling tukar pendapat, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keluarga pasien mampu menyerap tentang materi yang telah disampaikan. D. Media Leaflet yang berisi tentang pengertian dan tujuan ROM, indikasi dan prosedur range of motion (ROM). E. Materi Pembelajaran 1. Pengertian ROM
2. 3. 4.
tujuan ROM Indikasi ROM Prosedur ROM
F. Strategi Pembelajaran Hari/Tgl/Jam Tahap Kegiatan Jumat 1. Persiapan 28/12/2012 Jam 14.00 s/d 2. Pembukaan 14.30 WIB 3. Inti
4. Penutup
Kegiatan Waktu Mempersiapkan materi, media, sasaran 5 menit dan tempat Mengucapkan salam , perkenalan dan 5 menit penyampaian maksud dan tujuan Menjelaskan tentang materi meliputi 15 menit pengertian ROM, tujuan ROM, indikasi ROM, prosedur ROM dan demonstrasi Diskusi, mengevaluasi tujuan 5 menit penyuluhan kesehatan, mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan dan memberi salam penutup.
G. Evaluasi 1. Evaluasi Proses Keluarga dapat kooperatif, respon mendengarkan dan memperhatikan penyampaian materi. 2. Evaluasi Akhir Setelah diberikan pendidikan kesehatan keluarga dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan kembali teknik ROM yang disampaikan.
H. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Range of Motion adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-
masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. (Potter and Perry, 2006) 2. Tujuan a.
Memelihara dan mempertahankan kekuatan otot
b.
Memelihara mobilitas persendian
c.
Menstimulasi persendian
d.
Mencegah kontraktur sendi
3. Indikasi a.
Pasien tirah baring lama
b.
Pasien yang mengalami penurunan tingkat kesadaran
c.
Pasien dengan kasus fraktur
d.
Pasien post operasi yang kesedarannya belum pulih
4. Prosedur ROM 1) Leher, spina, serfikal a. Fleksi : Menggerakkan dagu menempel ke dada, rentang 45° b. Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45° c. Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45° d. Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu, rentang 40-45°. e. Rotasi :Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang 180°. f. Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali. 2) Bahu a. Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala, rentang 180° b. Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang 180° c. Hiperektensi : Menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60° d. Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180°
e. Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin, rentang 320° f. Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90° g. Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala, rentang 90° h. Sirkumduksi : Menggerakkan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360° i. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali. 3) Siku 1) Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak
ke depan
sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150° 2) Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150° 4) Lengan bawah a. Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas, rentang 70-90°. b. Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah, rentang 70-90° c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali. 5) Pergelangan tangan a. Fleksi : Menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, rentang 80-90° b. Ekstensi : engerakkan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90° c. Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin, rentang 89-90° d. Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30° e. Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari, rentang 30-50°. f. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali. 6) Jari- jari tangan a. Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90° b. Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
c. Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin, rentang 30-60° d. Abduksi : Meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, rentang 30° e. Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30° f. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali. 7. Ibu jari a. Fleksi : Menggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90° b. Ekstensi : Menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90° c. Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30° d. Adduksi : Menggerakkan ibu jari ke depan tangan, rentang 30° e. Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama f. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali. 8. Pinggul a. Fleksi : Menggerakkan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120° b. Ekstensi : Menggerakkan kembali ke samping tungkai yang lain, rentang 90-120° c. Hiperekstensi : Menggerakkan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50° d. Abduksi : Menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang 30-50° e. Adduksi : Menggerakkan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin, rentang 30-50° f. Rotasi dalam :
Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang 90°
g. Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90° h. Sirkumduksi : Menggerakkan tungkai melingkar i. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali. 9. Lutut a. Fleksi : Menggerakkan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130° b. Ekstensi : Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130° c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
10. Mata kaki a. Dorsifleksi : Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas, rentang 20-30° b. Flantarfleksi : Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah, rentang 45-50° c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali. 11. Kaki a. Inversi : Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10° b. Eversi : Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10° c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali. 12. Jari-jari kaki a. Fleksi : Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60° b. Ekstensi : Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60° c. Abduksi : Menggerakkan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15° d. Adduksi : Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15° e. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
Daftar Pustaka 1.
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8. EGC, Jakarta.
2.
Price S.A, Lorraine MW. Patophysiology, konsep klinis proses-proses penyakit. EGC, Jakarta.
3.
Potter & perry, 2006, Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4, EGC, Jakarta.
4.
Triyanto, E. 2006. Range of motion. Modul skill lab keperawatan edisi 3 univ. Jenderal Soedirman NANDA, 2005, Nursing diagnoses; Definitions & Classification, Nanda Internasional, Philadelphia.
View more...
Comments