S O P P2 KUSTA.docx
June 19, 2019 | Author: adi | Category: N/A
Short Description
Download S O P P2 KUSTA.docx...
Description
PEMERIKSAAN PASIEN KUSTA
SPO
1. Pengertian
2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Alat dan Bahan
No. Kode SPO/UKM/RJ/01 Terbitan No. Revisi Tgl. Mulai Berlaku Halaman
: : 01 : 00 : 24/02/2016 : 1- 3.
Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas Lawanga dr. Intan S. Tompo 19780203 200701 2 020
Pemeriksaan pasien kusta adalah pemeriksaan yang dilakukan kepada penderita yang memiliki gejala penyakit kusta yang disebabkan oleh kuman Microbacterium Leprae yang menyerang saraf tepi, kulit, organ lain kecuali susunan syaraf pusat. Menemukan penyakit kusta secara dini, memutuskan rantai penularan, mengobati dengan lengkap, mencegah terjadinya kecacatan dan reaksi berulang. SK Kepala Puskesmas No. 500/05/PKM-LW/II/2016 tentang Penetapan SOP. Sistem Manajemen Mutu Iso 90001 – 2008 a. Balpoint b. Kapas c. Buku pemeriksaan Kusta d. Buku Penderita Kusta
6. Langkah- Langkah 1. Penemuan penderita dan suspek dilakukan dengan menggunakan kegiatan kontak penderita, Survey case, RVS dan skrening pada anak sekolah 2. Pasien datang di loket minta nomor antrian, kemudian diarahkan ke Poli Umum. 3. Di Poli Umum kemudian dilakukan pemeriksaan pandang dan raba terhadap pasien yang diduga terkena penyakit kusta. 4. Petugas Poli Umum kemudian merujuk penderita ke petugas kusta puskesmas setelah didiagnosa suspek kusta untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. 5. Petugas kemudian mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan kemudian melakukan anamneses tentang riwayat penyakit penderita. 6. Petugas kusta memeriksa penderita berdasarkan pemeriksaan pandang dan raba. Jika pemeriksaan pandang meragukan maka petugas segera merujuk ke laborat untuk pemeriksaan BTA. 7. Petugas melihat ada tidaknya kelainan kulit, jika ada maka dilakukan tes semsifitas pada bercak tersebut. Ada 3 tanda pasti Kusta yang disebut Cardinal Sign yaitu lesi (kelainan, bercak) kulit yang mati rasa, penebalan saraf
Bagan Alir Menjaring suspek dengan melakukan kegiatan kontak penderita, Survey Case, RVS dan skrening anak sekolah
Pasien yang datang diloket diarahkan ke polu umum
Dilakukan pemeriksaan pandang dan rasa raba oleh petugas poli umum Merujuk penderita ke petugas kusta puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut Petugas menyiapkan alat dan bahan kemudian melakukan anamneses tentang riwayat penyakit penderita
Petugs memeriksa penderita dan bila ragu dirujuk ke petugas laborat Jika ada kelainan kulit maka dilakukan tes semsifitas pada bercak tersebut
Jika ditemukan, dibuatkan buku register penderita dan buku pengobatan kusta
Melakukan pemeriksaan POD kepada penderita
Mengklasifikasi type penyakit penderita
Memberikan pengobatan MDT dan informasi tentang pengobatan
disertai gangguan fungsi, pemeriksaan hapusan darah ditemukan Basil Tahan Asam. Memberikan pengobatan MDT dan 8. Jika sudah ditemukan maka informasi tentang pengobatan petugas membuat buku register pasien dan buku pengobatan kusta penderita. Memberikan informasi bahwa bisa 9. Petugas melakukan pemeriksaan terjadi reaksi sebelum, selama atau sesudah pengobatan POD kepada penderita. 10. Petugas memeriksa penderita apakah penderita terkena penyakit kusta type PB atau type MB. Diberikan obat prednisone untuk penanganan reaksi serta dicari 11. Petugas kemudian memberikan factor pencetusnya pengobatan MDT dan informasi tentang pengobatan seperti pengobatan dengan type PB Pemberian prednisone dengan dengan MDT selama 6 bulan dan system rapering-of MB selama 12 bulan. 12. Petugas juga memberikan informasi kepada pederita bahwa Mengingatkan untuk melakukan penderita sebelum melakukan pemeriksaan POD setiap mengambil obat pengobatan, selama dan sesudah prednisone untuk mengetahui kemajuan terapi pengobatan bisa terjadi reaksi. 13. Jika timbul reaksi maka diberikan obat prednisone untuk Menjelaskan kepada penderita bahwa penanganan reaksinya serta dicari dikatakan RFT jika sudah pengobatan MDT sampai tuntas untuk PB 6 bulan dan factor pencetus reaksinya serta MB 12 bulan solusi mengatasi factor pencetusnya agar tidak terus Merapikan alat dan bahan menerus terjadi reaksi berulang kemudian mencuci tangan pada penderita. 14. Pemberian prednisone dengan system rapering-off prednisone 40 mg/hari selama 2 minggu, 30 mg/hari selama 2 minggu, 20 mg/hari selama 2 minggu, 15 mg/hari selama 2 minggu, 10 mg/hari selama 2 minggu dan 5 mg/hari selama 2 minggu. 15. Petugas mengingatkan bahwa setiap mengambil obat prednisone harus dilakukan pemeriksaan POD untuk mengetahui kemajuan terapi. 16. Petugas menjelaskan kepada penderita bahwa penderita dikatakan RFT jika sudah pengobatan MDT sampai tuntas untuk PB selama 6 bulan dan MB selama 12 bulan. 17. Petugas merapikan kembali alat dan bahan kemudian mencuci tangan. 7. Hal-hal yang perlu Observasi pasien selama 3 bulan apabila hasil pemeriksaan negative. diperhatikan 8. Unit terkait 1. Loket 2. Poli Umum 3. Pengelola P2 Kusta 4. Laboratorium 5. Puskesmas Pembantu 9. Dokumen terkait 1. Kartu penderita 2. Register kohor penderita kusta PB dan MB 3. Blangko pemeriksaan POD 4. Kartu pemberian prednisone
DAFTAR ISI BAB VIII. MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS 8.1.1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DILAKUKAN OLEH PETUGAS YANG KOMPETEN DAN BERPENGALAMAN UNTUK MELAKUKAN DAN ATAU MENGINTERPRETASIKAN HASIL PEMERIKSAAN. 8.1.1.1. SK TENTANG JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG TERSEDIA. 8.1.1.2. SPO PEMERIKSAAN LABORATORIUM 8.1.1.2.1. SPO PEMERIKSAAN MALARIA 8.1.1.2.2. SPO PEMERIKSAAN HAEMOGLOBIN 8.1.1.2.3. SPO PEMERIKSAAN WIDAL 8.1.1.2.4. SPO PEMERIKSAAN GLUKOSA 8.1.1.2.5. SPO PEMERIKSAAN ASAM URAT 8.1.1.2.6. SPO PEMERIKSAAN KOLESTEROL 8.1.1.2.7. SPO PEMERIKSAAN URINE RUTINE 8.1.1.2.8. SPO PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE 8.1.1.2.9. SPO PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN BROSUR PELAYANAN LABORATORIUM 8.1.1.3. POLA KETENAGAAN PERSYARATAN KOMPETENSI KETENTUAN JAM BUKA PELAYANAN 8.1.1.4. PERSYARATAN KOMPETENSI ANALIS/ PETUGAS LABORATORIUM 8.1.1.5. PERSYARATAN KOMPETENSI PETUGAS YANG MELAKUKAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM. 8.1.2. TERDAPAT KEBIJAKAN DAN PROSEDUR SPESIFIK UNTUK SETIAP JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM. 8.1.2.1. KEBIJAKAN DAN SPO PERMINTAAN, PEMERIKSAAN, PENERIMAAN SPESIMEN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN. 8.1.2.2. SPO PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HASIL PEMANTAUAN DAN TINDAK LANJUT PEMANTAUAN. 8.1.2.3. SPO PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL HASIL EVALUASI DAN TINDAK LANJUT EVALUASI. 8.1.2.4. SK PELAYANAN DI LUAR JAM KERJA SPO PELAYANAN DILUAR JAM KERJA 8.1.2.5. SPO PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG BERESIKO TINGGI 8.1.2.6. SPO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS. 8.1.2.7. SPO PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI SPO PEMANTAUAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI 8.1.2.8. SPO PENGOLAHAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN SPO PENGOLAHAN LIMBAH HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM. 8.1.2.9. SPO PENGELOLAAN REAGEN 8.1.2.10. SPO PENGELOLAAN LIMBAH 8.1.3. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM SELESAI DAN TERSEDIA DALAM WAKTU SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG DITETAPKAN. 8.1.3.1. SK TENTANG WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM. SK TENTANG WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK PASIEN URGEN (CITO). 8.1.3.2. SPO PEMANTAUAN WAKTU PENYAMPAIAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK PASIEN URGEN/ GAWAT DARURAT HASIL PEMANTAUAN 8.1.3.3. HASIL PEMANTAUAN PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM 8.1.4. ADA PROSEDUR MELAPORKAN HASIL TES DIAGNOSTIK YANG KRITIS. 8.1.4.1. SPO PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG KRITIS REKAM MEDIS.
8.1.4.2. SPO PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG KRITIS : PENETAPAN NILAI AMBANG KRITIS UNTUK TIAP TES. 8.1.4.3. SPO MONITORING HASIL MONITORING DAN TINDAK LANJUT MONITORING RAPAT-RAPAT MENGENAI MONITORING PELAKSANAAN PELAYANAN LABORATORIUM 8.1.5. REAGENSIA ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG DIPERLUKAN SEHARI-HARI SELALU TERSEDIA DAN DIEVALUASI UNTUK MEMASTIKAN AKURASI DAN PRESISI HASIL. 8.1.5.1. SK TENTANG JENIS REAGENSIA ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA. 8.1.5.2. SK TENTANG MENYATAKAN KAPAN REAGENSIA TIDAK TERSEDIA (BATAS BUFFER STOCK UNTUK MELAKUKAN ORDER) 8.1.5.3. SPO PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI REAGENSIA. 8.1.5.4. PANDUAN TERTULIS UNTUK EVALUASI REAGENSIA BUKTI EVALUASI DAN TINDAK LANJUT 8.1.5.5. SPO PELABELAN 8.1.6. DITETAPKAN NILAI NORMAL DAN RENTANG NILAI YANG DIGUNAKAN UNTUK INTERPRETASI DAN PELAPORAN HASIL LABORATORIUM. 8.1.6.1. SK RENTANG NILAI YANG MENJADI RUJUKAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM. 8.1.6.2. FORM LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM 8.1.6.3. SOP EVALUASI TERHADAP RENTANG NILAI HASIL EVALUASI DAN TINDAK LANJUT 8.1.7. PENGENDALIAN MUTU DILAKUKAN, DITINDAKLANJUTI DAN DIKUMENTASIKAN UNTUK SETIAP PEMERIKSAAN LABORATORIUM 8.1.7.1. SK PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM SPO PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM 8.1.7.2. SPO KALIBRASI DAN VALIDASI INSTRUMEN 8.1.7.3. BUKTI-BUKTI PELAKSANAAN KALIBRASI ATAU VALIDASI 8.1.7.4. SPO PERBAIKAN
BUKTI PELAKSANAAN PERBAIKAN 8.1.7.5. SK TENTANG PME HASIL PME 8.1.7.6. SPO RUJUKAN LABORATORIUM 8.1.7.7. SPO PMI DAN PME BUKTI PELAKSANAAN PMI DAN PME
8.1.8. PROGRAM KESELAMATAN (SAFETY) DIRENCANAKAN, DILAKSANAKAN DAN DIDOKUMENTASIKAN 8.1.8.1. KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM BUKTI PELAKSANAAN PROGRAM 8.1.8.2. PANDUAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS 8.1.8.3. SPO PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN DAN PELAPORAN INSIDEN BUKTI LAPORAN 8.1.8.4. SK TENTANG PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA SOP PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA 8.1.8.5. SPO PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM BUKTI PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO IDENTIFIKASI RESIKO ANALISIS DAN TINDAK LANJUT RESIKO 8.1.8.6. SPO ORIENTASI PROSEDUR DAN PRAKTIK KESELAMATAN / KEAMANAN KERJA BUKTI PELAKSANAAN PROGRAM ORIENTASI 8.1.8.7. SPO PELATIHAN DAN PENDIDIKAN UNTUK PROSEDUR BARU, BAHAN BERBAHAYA, PERALATAN BARU BUKTI PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
View more...
Comments