RUPTL 2011-2020

April 3, 2017 | Author: Pasopati Made | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download RUPTL 2011-2020...

Description

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

PT PLN (PERSERO) 2011 20 11 - 2020 2020

PLTA Koto Panjang, Sumatra

Electricity for a better life

MEI{TERIENERGIDAN$UMBERDAYAMINERAL R E P U B L I KI N D O N E S ! A KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA N O M O R: 3 3 1 4 R / Z L / M E M / 2 O L L TENTANG PENGESAHAN RENCANA USAHA.PENYEDIAAN

TENAGA L1STRIK pr pLN (PERSERO) TAHUN2oli S.b. 2o2o

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, Membaca : Surat Direktur pT p_LN Utama -oe'"embe, (persero) Nomor ianggal_

o-20 99q?ql1q1lq$y!/,?94 2orr, Nomor o4o32/101/DTRUT'1?9]] D;;;*u"i *dnEE4 2oir,'"i", Nomoro4Lo2/ Dryur/2oTT-R t"s;;";8-pt Desember 2o1r ,ro1i penlJsahan perihal permbhonin -a-----E-pLN r\vr 2oII

- 2o2O;

.

nu-frir s

(persero)

r

Menimbang : a. bahwa sehrrlnnqg._q."?gan telah terjadi. pelgb_ahan yang signifikan

p?da sektor d""gi .!Girii,'il#r.a RUprL Tdhun 2O1Os.d. 2019 sebagaimanE-b";;;'^ili;.;;f aitetaptan-aaUm - Keputusan "s

Menteri Egglgi- aan uml-& i,iorri5.*id i o 20/ M'ry.p.olg tanggaia +/ iii,' p.rrr disesuaikan ..1.,-rf'fo -b dengan perkembangan"Situ""i t..kiii^vr

b. bahwa berdasarkan pertimb.angan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan' sesuai kEtentuan" pasai -spemerintah--Ntmor Peraturan 10 "v"i"[gl ?"ii"lig Penyediaan dan pemanfaatan Tenag"i"tu"--r^gs"9 uJtiit*"u"g""i*i". telah dua kari diubarr teralihi"i -t-006, a.rrg"r, peraturan Pemerintah -Nomor 26 fahu'' -aln -fii"#;-bivi" menetapkan ilrru Keputusan

Menterionergi

na'ifi1,ftr penggse.han Renc?na usat a--eenyed.iaan Tenasa Listrik-pT elNr perslrol-i"i.,rn tentans

2of i .la.-zoZo;

Mengingat

:

1. Vndang-undl5rg zoog tentanry ._Nomor g0 Tahun KetenaEalistrikin (r,emEaian Negara RI Tahun 2oog wo*o? 13S,Talmbahant emUaian rv.g"r? ni N;;;; 5oS2); 2. Peraturan pemerintah Nomor 10 Tahun 19g9 . tentansr dan pemanialtan {;"ag-" ii"t.if, "ir,";t## lgnvediaan NegaraRI-Tahun 19g9 Nomor z4,Tamiahan Lembaran

Nes?{qRtrNomor3s94)sebagaim;"4;J;i;

arr" r."ri-airb;i, terakhir dengan peraturan Femerlnl"r, irio*o r 26 Tahun Negara RI rahun-- iooo Nomor s6 ?ooq .(Lembaran Tambahan Lembaran lVegaraRI fvomoi+OZ-S); 3. Keputusan presiden Nomor s9/p rahun 2orr tanggal 18 Oktober 2OIl; 4. Peraturan Me$91i Energi dan sumber Daya Minerar Nomor 18 Tahun 2oLo tentz.ng_organis""T'-d"r, Tata Keria "sum6ei- D;y"Kementerian, Er?ryi Mir"rlj* (e^"iit" ^{*" NegaraRI Tahun 2d'10Nomor Sd2it 5- Keulfrrs.an

-2 5. [gpltgqqt] {Iglteri Energi dan sumber Dava Mineral Nomor o.v" *',b zooa' t" / 20o8 fangs3113_ _N 722?^\ l?IUmum / Me\4 Kencana Ketenagalistiikan Nasional; ", "1;s MEMUTUSKAN: Menetapkan

KEPUTUSANMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENGESAHAN RENCANC U-S-NHA PENYEDiAAN TENAGALISTRIK PT PLN (PERSEROIrNH_UNi-ibN S.b. 'b'0._'

KESATU

Tenaga Listrik pr \{e3sgrahkan Rencana usaha p^eny_ediaan (ne_rsero) Tahun 2orr s.d,. 2otio tercantum fl,,n oaram Lampran- yang. merupakan ""tj"e.imana bagiantidak terpisahkan r dari Keputusan nAdnteiiini.

KEDUA

PT. .PLN (Persero) meny?Fpaikan raporan perkembansan ^listrik pelg.ksqn?an usahh penyi:aiaan tenaga J;-;;;;t";; pg.ti"p 3 (tiga).butan tcepladaMenteri E;.rgi A;" s-"*b.iij"y; Mineral c.q. Direktur Jenderar Ketenagalist?ikan.

KETIGA

Pjtg"tl {itetapkannya^ Keputusan Menteri ini, Keputusan -Jufinaya fr{ineiat -t.irtl"g Nomdr 20;6 Vg$".fi-_pnergi dan Sumber tanggal pengesahan 8 icjrcj f/20/ME\4/2o10^ Rencana usaha ^p^enye"d'iaan tenaga r,i"tril.--pr pLN (persero) Tahun2010s.d.

2019dicabutaa"?inv"tar."" tia"r. u"ii"r.i,]'",

KEEMPAT

Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

,

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2OIL MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. trd. JERO WACIK

Tembusan: ^1. Menteri Dalam Negeri 2. Menteri Nesara peiencanaan pembangul?n Nasionar/Kepala.Bapp.enas 3. sekretaris Jenderet;_L(";;nierian Bnergi dan. sumber Dava Mrnerar 4. InspekturJenderar,'

t

Kementlrian

J ff;#; fi#i riiir,"..r ktur .rend'eiaf ai il iiir.'rne-"LrgT fi *",. d #; E san sumber Daya il^llt Bl'e " ":lJi'dll.,, Para

6. Gubernur di seluruh Indonesia 7 . l?tq Bup_atilWalikotadi seluruh Indoesia B . Drrektur Utama PT pLN (persero) Salinansesuaidenganaslinya

PT PLN (PERSERO)

KEPUTUSANDIREKSTPT PLN (PERSERO)

NOMOR:1483 .K//D|R/2011

TENTANG RENCANA USAHA PENYEDIAANTENAGA LISTRIK(RUPTL) PT PLN (PERSERO)TAHUN 2011 -2020

PT PLN(PERSERO) DTREKST Menimbang

Mengingat

bahwa MenteriEnergi dan Sumber Daya Mineraltelah mengesahkan Nasional(RUKN) pada tanggal 13 RencanaUmum Ketenagalistrikan November2008;

:a

.4

.

b.

untukmenyediakan rencanaPemerintah bahwadalamrangkamendukung tenaga listrik bagi masyarakatIndonesiasesuai RUKN sebagaimana telahmembuat dimaksuddalamhurufa di atas,maka PT PLN (Persero) rencana pengembanganketenagalistrikanyang terpadu dengan di memperhatikanaspirasi masyarakatdelam sektor ketenagalistrikan seluruhlndonesiayang dituangkandalam RencanaUsaha Penyediaan TenagaListrik(RUPTL)PT PLN(Persero)Tahun2011-2020;

c.

bahwa RencanaUsaha PenyediaanTenaga Listrik(RUPTL)PT PLN (Persero) sebagaimana dimaksuddalamhurufb di atas, Tahun2011-2020 perluditetapkan denganKeputusanDireksiPT PLN(Persero).

Rl Nomor19 Tahun2003 tentangBadanUsahaMilik Undang-Undang Negara; Terbatas; Rl Nomor40 Tahun2007tentangPerseroan 2 . Undang-Undang Rl Nomor30 Tahun2009tentangKetenagalistrikan; 3 . Undang-Undang dan Rl Nomor10 Tahun1989tentangPenyediaan 4 . PeraturanPemerintah telahdiubahdenganPeraturan TenagaListriksebagaimana Pemanfaatan Rl Nomor Pemerintah Rl Nomor 3 Tahun2005dan Peraturan Pemerintah 26 Tahun2006; Bentuk Rl Nomor23Tahun1994tentangPengalihan Peraturan Pemerintah 5. Perseroan (Perum) Perusahaan Negara Menjadi Listrik Perusahaan Umum (Persero); 6. PeraturanPemerintahRl Nomor 45 Tahun 2005 tentang pendirian, BadanUsahaMilikNegara; Pengawasan dan Pembubaran Pengurusan, 7. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor |; istrikanNasiona tentang RencanaUmum Ketenagal 2682.K21IMEM/2008 8. AnggaranDasarPTPLN(Persero); 9. KeputusanMenteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEPjis KeputusanMenteriNegaraBadan Usaha Milik Negara 58/MBU/2008 dan KeputusanMenteriNegaraBadan Usaha Nomor KEP-25AMBU|2O09 tentang Pemberhentiandan Milik Negara Nomor KEP-2'2A/MBUI2A11 Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT PerusahaanListrikNegara; tentang DireksiPT PLN (Persero)Nomor001,1(030/DlR/1994 1 0 . Keputusan PemberlakuanPeraturan Sehubungan Pengalihan Bentuk Hukum Perusahaan; tentang 1 1 KeputusanDireksiPT PLN (Persero)Nomor 304.}30 MVA 20,63 20 49%

16,07 38%

12,10 28%

14,36 34%

15,35 36%

16,87 40%

19,19 90%

Uprate 10-30 20,85 55%

23,31 61%

21,34 56%

23,56 62%

24,52 64%

25,98 68%

20

Uprate 15-30 27,36 15 54%

60

Capacity Balance GI S2JB (lanjutan (l j 2) No.

Gardu Induk

Kapasitas Trafo MVA MVA

18 LUBUKLINGGAU

150/20

150/20 150/20

2x30 60

150/20 150/20

2x30 60

21 GUNUNG MEGANG

150/20

30

1 GI Kenten

150/20 150/20

60 60 120

20 GUMAWANG

2012 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2013 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2014 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2015 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2016 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2017 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2018 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2019 Add Peak Trafo Load (MW) (MVA)

2020 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

30 20 50

19 BETUNG

2011 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

Uprate 20->60 49,60 40 65%

166

54,85 72%

56,37 74%

61,55 48%

24,79 49%

27,63 54%

21,91 43%

20,22 40%

28,32 56%

30,90 61%

34,72 68%

38,27 50%

Relokasi 30 MVA ex Baturaja 30,90 60 34,72 40% 45%

28,32 111%

3 JAKABARING / KEDUKAN EXT 150/20

60

69,59 55%

74,35 58%

67,72 53%

73,26 57%

79,74 63%

23,72 47%

25,54 50%

28,19 55%

30,84 60%

34,01 44%

42,17 55%

39,80 52%

42,37 55%

44,89 59%

47,79 62%

50,62 66%

38,27 50%

42,17 55%

34,22 45%

33,04 43%

33,95 44%

35,56 46%

37,11 49%

46,27 45%

52,42 51%

59,39 58%

64,02 63%

70,07 69%

76,31 50%

83,52 55%

90,96 59%

12,59 25%

13,85 27%

15,23 30%

16,75 33%

18,43 36%

20,27 40%

22,30 44%

24,53 48%

12,69 50%

13,81 54%

15,01 59%

16,32 64%

17,63 69%

19,04 37%

18,38 36%

19,66 39%

21,04 41%

22,51 44%

24,09 47%

25,77 51%

27,58 54%

16,54 65%

17,36 34%

18,23 36%

19,14 38%

20,10 39%

10,52 41%

11,26 44%

12,04 47%

12,89 51%

13,79 54%

13,05 51%

13,97 55%

14,94 59%

15,99 63%

30

60

86,19 68%

30

37,19 49%

60 4 KAYU AGUNG

150/20

30

5 TANJUNG API-API

150/20 150/20 Total

30 30 60 0%

6 SUNGAI LILIN

150/20

30

7 MUARA DUA

150/20

30

8 MUARA RUPIT

150/20

30

16,05 31%

17,17 34%

15,00 59%

dari GI Betung

15,75 62% dari GI Baturaja 9,83 39%

30

30

20,56 40%

Capacity Balance GI S2JB (lanjutan (l j 3) No.

Gardu Induk

Kapasitas Trafo MVA MVA

9 SEKAYU

150/20

30

10 TEBING TINGGI

150/20

30

11 GIS Kota I

150/20

60 60 120

12 Martapura

150/20

2011 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2012 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

150/20

2014 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA) 10,5 41% 12,7 50%

2015 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA) 11,2 44% 13,5 53%

2016 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA) 12,0 47% 14,3 56% 0,0%

-

167

MVA

1.082

TOTAL PEAK GI

MW

694,23

85

745,91

1.532

Persentase pembebanan PEAK SISTEM INT. SUMSEL Diversity Factor

% MW

75,48 627,00 1,11

57,28 697,15 1,07

450

1.907 818,47 50,49 767,43 1,07

375

2018 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA) 13,7 54%

2019 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA) 14,7 58%

2020 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA) 15,7 30 31%

15,1 59% 55,9 54,8%

16,1 63% 60,8 59,6%

17,0 67% 66,5 65,2%

18,0 35% 72,4 47,3%

14,7 49% 14,0 55% 2.447 240

15,6 52% 15,9 62% 2.642 195

16,6 55% 17,5 69% 2.702

17,6 59% 19,1 30 38% 2.942 240

2.147

904,08

1008,61

1071,46

1144,86

1228,64

1325,28

1422,62

50,96 843,40 1,07

55,27 930,54 1,08

57,12 998 1,07

55 1.070 1,07

55 1.147 1,07

58 1.238 1,07

57 1.335 1,07

-

30

Total Kap. Terpasang GI

2017 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA) 12,8 50%

masuk di 2016 13,8 46% 10,0 39% 60 2.207 60

30 -

13 Pendopo

2013 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA) 9,8 38%

2.087

180

60

30 60

Capacity Balance GI S2JB (lanjutan (l j 4) No.

Kapasitas Trafo MVA

Gardu Induk

MVA 1 SUKAMERINDU

2 PEKALONGAN

168

3 TES

70/20 70/20 70/20

15 30 30

Total

75

70/20 70/20 150/20 Total

5 10 30 15

70/20

5 15

150/20

30

2011 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

74,87 98%

28,81 38%

19,95 , 78%

23,27 , 91%

24,40 , 48%

4,12 32%

4,33 34%

3,92 31%

-

150/20

3 Sukamerindu 2 / Pulau Baai

150/20 150/20 Total

60 60 120

150/20

30

2015 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2016 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2017 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2018 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2019 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2020 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

33,39 44%

24,65 32%

26,09 34%

29,69 39%

31,42 41%

33,82 44%

36,40 48%

27,93 , 55%

28,69 , 56%

29,17 , 57%

32,45 , 64%

32,99 , 65%

34,24 , 67%

35,54 , 70%

4,54 36%

4,77 37%

5,01 39%

5,26 41%

5,52 43%

5,80 45%

6,09 48%

21,52 42%

22,97 45%

24,52 48%

17,56 34%

18,67 37%

19,85 39%

21,12 41%

14,01 55%

14,71 58%

15,45 61%

81,61 53%

87,34 57%

93,49 61%

13,60 53%

14,56 57%

15,58 61%

9,29 36%

10,00 39%

10,77 42%

0%

18,90 74%

20,17 40%

150/20

30

0%

0%

0%

0%

12,10 47%

12,71 50%

13,35 52%

54,24 53%

61,66 60%

65,51 64%

69,20 68%

77,26 50%

0%

0%

10,92 43%

11,53 45%

12,88 50%

30

0%

5 GI BinTuhan

30

2014 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

mundur ke 2012

2 Muko-Muko Ditarik dari argamakmur

g 4 GI ArgaMakmur

2013 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

71,10 93%

USULAN GI BARU 150/20 KV 1 MANNA / MASSAT

2012 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

60

GI Bin Tuhan Masuk 8,62 34%

30

Total Kap. Terpasang GI Total Kap.Terpasang Pembangkit

MVA MW

120 -

TOTAL PEAK GI Persentase Pembebanan PEAK SISTEM BENGKULU Diversity Factor

MW % MW

94,97 94 97 93,11 85,92 1,11

-

150 121,16 121 16 95,03 108,67 1,11

30

330 131,94 131 94 47,04 117,18 1,13

180

330 149,04 149 04 53,14 132,61 1,12

-

360 169,63 169 63 55,43 152,87 1,11

30

360 178,22 178 22 58,24 161,16 1,11

-

450 188,45 188 45 49,27 170,91 1,10

90

450 197,83 197 83 51,72 180,04 1,10

-

450 210,32 210 32 54,99 191,35 1,10

-

450 223,67 223 67 58,48 203,05 1,10

-

Capacity Balance GI S2JB (lanjutan (l j 5)) No.

Gardu Induk

Kapasitas Trafo MVA MVA

1 JAMBI (AUR DURI)

2012 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

Total

30 30 30 60

150/20 150/20 Total

60 60 120

3 MUARA BUNGO

150/20

30 30 60

45,75 90%

4 BANGKO

150/20

30

27,22 107%

UAI P3BS 30,48 60 40%

5 GI. MUARA BULIAN

150/20

30

19,41 76%

UAI P3BS 22,87 60 30%

USULAN GI BARU 150/20 KV 1 GI SABAK

150/20

30

2 PAYO SELINCAH

150/20 150/20

2011 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

169

3 GI KUALA TUNGKAL

150/20

150/20

30

30

2014 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2015 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2016 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2017 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2018 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

2019 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

45,67 90%

UAI P3BS 51,74 60 51%

46,92 46%

54,10 53%

58,17 57%

62,84 62%

67,51 66%

76,54 75%

UAI P3BS 86,57 60 57%

95,78 63%

104,66 68%

111,85 73%

120,17 79%

128,42 63%

55,96 55%

58,75 58%

62,04 61%

65,12 64%

69,15 45%

27,56 36%

29,10 38%

30,95 40%

32,68 43%

34,99 46%

37,46 37%

27,88 36%

29,21 38%

30,76 40%

32,22 42%

34,10 45%

36,10 47%

11,33 44%

11,65 46%

12,04 47%

12,38 49%

12,86 50%

13,36 26%

13,88 54%

14,21 56%

14,47 57%

14,89 58%

0

0

0

15,31 60 03 60,03

51,22 100%

0%

2 GI SAROLANGUN

2013 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

49,25 48%

0%

33,29 44%

24,82 32% dimundur ke 2013 10,28 40%

0,00 0%

0%

0%

0

0

0

660

-

660

-

77,04 50%

30

37,81 49% 30

13,74 27%

-

15,32 60%

15,60 31%

30

15,90 62 36 62,36

16,52 64 78 64,78 1.020

720

870

930

260,3

295,1

312,6

333,0

352,8

393,3

420,9

452,1

%

84,15 194,29 1,10

52,91 220,76 1,10

48,62 236,58 1,10

52,61 269,67 1,09

55,72 285,45 1,10

59,4 304 1,10

57,65 322,34 1,09

53,18 359,50 1,09

53,24 383,51 1,10

52,14 413,90 1,09

3.167 1.490,8 1 490 8 1.368,9 1,09

3.227 1.582,7 1 582 7 1.462,6 1,08

3.617 1.686,1 1 686 1 1.563,3 1,08

3.962 1.820 1 820 1.687 1,08

4.082 1.956 1 956 1.813 1,08

-

60

39,55 39%

242,9

3.077 1.348,2 1 348 2 1.245,7 1,08

30

73,42 48%

300

2.867 1.210,7 1 210 7 1.121,2 1,08

660

166,50 65%

214,6

2.222 1.109,9 1 109 9 1.026,6 1,08

90

149,80 73%

MW

1.502 1.003,8 1 003 8 907,2 1,11

630

60

85,33 56%

MVA

MVA MW MW

240

0

138,70 68%

79,48 52%

TOTAL PEAK GI

PLN WS2JB Kapasitas terpasang GI PEAK GI WS2JB PEAK SISTEM S2JB DIVERSITY FACTOR

540

dimundur ke 2014 13,63 53%

60

60

Total Kap terpasang GI Persentase Pembebanan PEAK SISTEM JAMBI Diversity Factor

-

60

73,27 48%

2020 Peak Add Load Trafo (MW) (MVA)

4.412 2.098,4 2 098 4 1.952 1,07

Capacity Balance GI Lampung Kapasitas No.

Gardu Induk

Trafo

2011

MVA MVA

1

TARAHAN Terpasang Beban Puncak Pembebanan Trafo

2

TELUK BETUNG Terpasang Beban Puncak Pembebanan Trafo

3

NATAR Terpasang B b P Beban Puncak k Pembebanan Trafo

170

4

SUTAMI Terpasang Beban Puncak Pembebanan Trafo

5

KALIANDA Terpasang Beban Puncak Pembebanan Trafo

6

GI TEGINENENG

Peak

2014 Add

Peak

2015 Add

Peak

2016 Add

Peak

2017 Add

Peak

2018 Add

Peak

2019 Add

Peak

2020 Add

Peak

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

doad

Trafo

Load

Trafo

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

(2x30)

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

MW

35,51

41,88

43,30

41,04

41,37

41,09

40,41

39,27

37,65

35,43

%

69,6%

82,1%

84,91%

80,5%

81,1%

80,6%

79,2%

77,0%

73,8%

69,5%

150/20 MW

120

120

120

120

120

120

120

120

120

120

120

(1x60)

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

MW

(1x60)

% 150/20 MW

72,91

86,18

86,40

89,32

77,38

81,37

67,07

70,26

73,56

76,86

71,5%

84,5%

84,7%

87,6%

75,9%

79,8%

65,8%

68,9%

72,1%

75,4%

60

60

120

120

120

120

120

120

120

120

120

(2x30)

51,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

MW

40 78 40,78

49 06 49,06

%

80,0%

48,1%

150/20 MW

60

60

60

60

52 87 52,87

56 86 56,86

49 79 49,79

39 91 39,91

39 74 39,74

40 87 40,87

42 26 42,26

43 74 43,74

51,8%

55,7%

48,8%

39,1%

39,0%

40,1%

41,4%

42,9%

60

60

60

90

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

76,5

MW

28,71

34,06

36,53

39,10

41,49

43,66

%

56,3%

66,8%

71,6%

76,7%

81,4%

57,1%

150/20 MW

(2x30)

90 30

90

90

90

76,5

76,5

76,5

76,5

45,86

48,08

50,36

52,65

59,9%

62,8%

65,8%

68,8%

30

30

60

60

60

60

60

60

60

60

60

(1x30)

25,5

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

MW

22 19 22,19

26 67 26,67

%

87,0%

52,3% 70

28 73 28,73

30 89 30,89

22 15 22,15

23 38 23,38

29 09 29,09

30 57 30,57

32 09 32,09

33 61 33,61

56,3%

60,6%

43,4%

45,8%

57,0%

59,9%

62,9%

65,9%

70

110

150

150

150

(2x20)

59,5

59,5

59,5

93,5

93,5

93,5

93,5

127,5

127,5

127,5

(1x30)

45,49

54,79

59,08

63,56

40

67,71

71,49

75,31

79,16

40

83,13

87,12

76,5%

92,1%

99,3%

68,0%

*2)

72,4%

76,5%

80,5%

62,1%

*2)

65,2%

68,3%

GI ADIJAYA

70

30

MW %

70

110

110

110

Total

30

30

60

60

60

90

90

90

90

90

90

Terpasang

MW

(1x30)

25,5

51,0

51,0

51,0

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

Beban Puncak

MW

28,16

34,37

%

110,4%

67,4%

GI MENGGALA

Total

50

50

30

50

37,23

40,21

42,98

73,0%

78,8%

56,2%

50

50

50

30

45,50

48,05

50,62

53,27

55,92

59,5%

62,8%

66,2%

69,6%

73,1%

90

90

90

90

90

Terpasang

MW

(1x20)

42,5

42,5

42,5

42,5

42,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

Beban Puncak

MW

(1x30)

37,89

28,49

31,50

34,66

37,58

39,88

40

42,54

45,23

48,00

50,78

89,2%

67,0%

74,1%

81,5%

88,4%

52,1%

*2)

55,6%

59,1%

62,7%

66,4%

GI SRIBAWONO

% 150/20

50

50

50

90

90

90

90

90

90

90

120

Terpasang

MW

(1x20)

42,5

42,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

102,0

Beban Puncak

MW

(1x30)

BUKIT KEMUNING

%

33,13

41,30

45,07

40

49,00

49,66

52,80

55,96

59,15

62,45

65,75

30

77,9%

97,2%

58,9%

*2)

64,1%

64,9%

69,0%

73,2%

77,3%

81,6%

64,5%

*3)

Total

30

Terpasang

MW

(1x30)

25,5

76,5

Beban Puncak

MW

32,73

40,65

%

128,3%

53,1%

Pembebanan Trafo

Add

Load (MW)

MW

Pembebanan Trafo 10

2013 Add

Total

Pembebanan Trafo 9

Peak

Terpasang

Pembebanan Trafo 8

2012 Add

Beban Puncak Pembebanan Trafo 7

150/20 MW

Peak

30

90

90 60

90

90

90

90

90

90

90

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

48,86

40,98

43,99

46,26

49,00

51,76

54,62

57,48

63,9%

53,6%

57,5%

60,5%

64,1%

67,7%

71,4%

75,1%

Capacity Balance GI L Lampung (l j (lanjutan 1) Kapasitas No.

Gardu Induk

Trafo

2011

MVA MVA

11

2016 Add

Peak

2017 Add

Peak

2018 Add

Peak

2019 Add

Peak

2020 Add

Peak

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

doad

Trafo

Load

Trafo

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

80

120

120

120

120

120

120

180

68,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

153,0

Beban Puncak

MW

51,95

40

68,20

71,13

73,61

40

80,14

69,09

73,93

78,81

83,85

88,90

%

76,4%

*2)

100,3%

104,6%

72,2%

*2)

78,6%

67,7%

72,5%

77,3%

82,2%

58,1%

Total

50

Terpasang

MW

(1x20)

42,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

Beban Puncak

MW

(1x30)

44,92

44,95

40

48,25

41,01

38,67

40,72

42,79

44,88

47,04

49,20

105,7%

58,8%

*2)

63,1%

53,6%

50,6%

53,2%

55,9%

58,7%

61,5%

64,3%

PAGELARAN

GI METRO

%

50

90

90

90

90

90

90

90

90

90

Total

50

50

50

90

90

90

90

90

90

90

90

Terpasang

MW

(1x30)

42,5

42,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

Beban P Puncak ncak

MW

(1 20) (1x20)

171

GI NEW TARAHAN

GI SUKARAME

% 150/20 MW

30

28 81 28,81

32 07 32,07

33 56 33,56

40

35 13 35,13

36 58 36,58

37 90 37,90

39 23 39,23

40 58 40,58

41 97 41,97

43 36 43,36

67,8%

75,4%

43,9%

*2)

45,9%

47,8%

49,5%

51,3%

53,0%

54,9%

56,7%

30

60

25,5

51,0

MW

19,73

23,39

%

77,4%

45,9%

(1x30)

60 30

60

120

51,0

51,0

102,0

25,63

36,67

42,49

50,2%

71,9%

41,7%

60

120

120

102,0

102,0

102,0

102,0

102,0

47,70

53,07

58,59

120

64,37

120

70,29

120

46,8%

52,0%

57,4%

63,1%

68,9%

150/20

30

30

30

60

60

60

60

60

60

120

120

Terpasang

MW

(1x30)

25,5

25,5

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

102,0

102,0

Beban Puncak

MW

21 19 21,19

25 14 25,14

33 82 33,82

40 39 40,39

44 16 44,16

43 53 43,53

34 51 34,51

38 20 38,20

42 36 42,36

%

83,1%

98,6%

66,3%

79,2%

86,6%

85,4%

67,7%

74,9%

41,5%

GI BLAMBANGAN UMPU

30

MW

(1x30)

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

MW

6,74

8,37

9,12

9,91

10,63

11,30

11,97

12,64

13,34

14,04

%

26,4%

32,8%

35,8%

38,9%

41,7%

44,3%

46,9%

49,6%

52,3%

55,0%

GI LIWA

30

30

30

30

60

60

60

60

60

60

60

25,5

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

MW

, 19,17

23,47 ,

25,45 ,

27,53 ,

%

75,2%

92,0%

99,8%

54,0%

150/20 MW

30

30

30

29,45 ,

31,20 ,

32,96 ,

34,74 ,

36,58 ,

38,43 ,

57,7%

61,2%

64,6%

68,1%

71,7%

75,3%

30

30

30

30

30

30

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

MW

10,69

11,36

11,96

12,57

13,18

13,81

14,45

%

41,9%

44,5%

46,9%

49,3%

51,7%

54,2%

56,7%

150/20

30

30

30

30

30

30

30

30

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

18,29

19,43

20,58

21,74

11,82

12,44

71,7%

76,2%

80,7%

85,2%

46,4%

48,8%

MW

Beban Puncak

MW

17,03

%

66,8%

GI ULU BELU

30

30

30

Terpasang Pembebanan Trafo

30

25,5

Beban Puncak

Pembebanan Trafo

30

30

MW

Terpasang

30

25,5

Terpasang

Beban Puncak

30

46 99 46,99 46,1%

150/20

GI KOTA AGUNG

30

60

Terpasang

150/20

30

30

Beban Puncak

GI SEPUTIH BANYAK

150/20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

17,0

17,0

17,0

17,0

17,0

17,0

17,0

17,0

17,0

Terpasang

MW

Beban Puncak

MW

8,49

9,11

9,76

10,36

10,91

11,47

12,03

12,61

13,19

%

49,9%

53,6%

57,4%

61,0%

64,2%

67,5%

70,8%

74,2%

77,6%

Pembebanan Trafo

Add

Load (MW)

80

Pembebanan Trafo

20

Peak

68,0

Pembebanan Trafo

19

2015 Add

80

Pembebanan Trafo

18

Peak

68,0

Pembebanan Trafo

17

2014 Add

40

Terpasang

16

Peak

(2x20)

Beban Puncak

15

2013 Add

MW

Pembebanan Trafo 14

Peak

Total

Pembebanan Trafo 13

2012 Add

Terpasang

KOTABUMI

Pembebanan Trafo 12

Peak

60

Capacity Balance GI L Lampung (l j (lanjutan 2) Kapasitas No.

Gardu Induk

Trafo

2011

MVA MVA

21

2016 Add

Peak

2017 Add

Peak

2018 Add

Peak

2019 Add

Peak

2020 Add

Peak

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

Load

Trafo

doad

Trafo

Load

Trafo

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

(MW)

(MVA)

60

2 x 30

60

60

51,0

51,0

Beban Puncak

MW

23,30

24,55

25,82

27,09

28,41

29,73

%

45,7%

48,1%

50,6%

53,1%

55,7%

58,3%

GI TELUK RATAI

150/20

60

30

30

30

30

30

30

Terpasang

MW

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

25,5

Beban Puncak

MW

12,91

13,58

14,25

14,94

15,64

16,35

%

50,6%

53,2%

55,9%

58,6%

61,3%

64,1%

150/20

GI KETAPANG

30

30

30

30

30

30

60

60

Terpasang

MW

25,5

25,5

25,5

25,5

51,0

Beban Puncak

MW

13,72

15,95

18,04

20,11

21,98

53,8%

62,5%

70,8%

78,9%

43,1%

30

30

30

30

60

60 51,0

172

GI MESUJI

% 150/20

30

Terpasang

MW

25,5

25,5

25,5

25,5

51,0

Beban Puncak

MW

16,84

18,04

19,24

20,46

21,71

%

66,1%

70,7%

75,5%

80,2%

42,6%

GI JATI AGUNG

150/20

51,0 30

23,05 45,2%

30

22,97 45,0%

30

30

30

60

60

Terpasang

MW

25,5

25,5

25,5

51,0

51,0

Beban Puncak

MW

17,11

18,80

20,63

22,31

%

67,1%

73,7%

80,9%

43,7%

GI LANGKAPURA

150/20

30

30

23,90 46,9%

60

60

60

60

Terpasang

MW

51,0

51,0

51,0

51,0

Beban Puncak

MW

35,69

37,44

39,25

41,06

%

70,0%

73,4%

77,0%

80,5%

30

30

60

GI PAKUAN RATU

150/20

60

60

30

Terpasang

MW

25,5

25,5

25,5

51,0

Beban Puncak

MW

17,82

19,03

20,26

21,52

69,9%

74,6%

79,4%

42,2%

GI BENGKUNAT Beban Puncak Pembebanan Trafo GI DIPASENA Terpasang Beban Puncak Pembebanan Trafo GI DIPASENA Terpasang Beban Puncak Pembebanan Trafo

% 150/20 MW

30

60 51,0 30

22,79 44,7%

30

30

25,5

25,5

MW

11,12

11,70

%

43,6%

45,9%

70/20 MW

90

90 76,5

3 x 30

90

90

90

90

90

90

90

90

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

76,5

MW

55,95

56,79

57,67

58,48

52,00

52,00

52,00

52,00

52,00

%

73,1%

74,2%

75,4%

76,4%

68,0%

68,0%

68,0%

68,0%

68,0%

60

60

60

51,0

51,0

51,0

51,0

51,0

MW

7,22

7,97

8,73

9,51

10,29

%

14,2%

15,6%

17,1%

18,6%

20,2% 1.204

150/20 MW

60

60

1x60

60

PEAK GI

MW

570

727

782

845

921

975

1.037

1.092

1.149

PEAK SYSTEM

MW

569

693

749

809

864

914

965

1.016

1.068

1.121

1,08

1,07

1,07

DIVERSITY FACTOR

Add

Load (MW)

60

Terpasang

28

Peak

51,0

Pembebanan Trafo 28

2015 Add

60

Pembebanan Trafo 27

Peak

51,0

Pembebanan Trafo 26

2014 Add

60

Pembebanan Trafo 25

Peak

51,0

Pembebanan Trafo 24

2013 Add

51,0

Pembebanan Trafo 23

Peak

MW

Pembebanan Trafo 22

2012 Add

Terpasang

GI GEDONG TATAAN

150/20

Peak

1,00

1,05

1,04

1,04

1,07

1,07

1,07

LAM MPIRAN A1.6

RENCAN NA PENGE EMBANGA AN PENY YALURAN N SIST TEM INTE ERKONEK KSI SUMA ATRA

173

Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Sumatra (kms) Tegangan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total

174

500 kV AC

-

-

-

-

-

-

-

150

-

-

150

500 kV DC

-

-

-

-

-

800

-

-

-

-

800

275 kV

-

160

1,992

774

1,532

110

-

130

-

-

4,698

250 kV DC

-

-

-

-

-

462

-

-

-

-

462

582

1,455

3,784

2,039

1,486

531

590

387

382

440

11,676

-

310

-

240

-

-

-

-

-

-

550

582

1,925

5,776

3,053

3,018

1,903

590

667

382

440

18,336

150 kV 70 kV TOTAL

(MVA) Tegangan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total

500/275 kV

-

-

-

-

-

1,000

-

2,000

-

500 kV DC

-

-

-

-

-

3,000

-

-

-

-

3,000

275/150 kV

1,000

-

4,500

2,000

1,250

-

500

500

-

250

10,000

250 kV DC

-

-

-

-

-

600

-

-

-

-

600

150/20 kV

900

2,600

1,980

1,140

810

660

780

780

510

690

10,850

70/20 kV

30

260

30

60

-

30

-

30

30

-

470

1,930

2,860

6,510

3,200

2,060

5,290

1,280

3,310

540

940

27,920

TOTAL

3,000

Pengembangan Penyaluran Sumatra

175

No.

Propinsi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD Babel Babel Babel Babel Babel Babel Babel Babel Babel Bengkulu Bengkulu

Dari Dari  Jantho Sigli Meulaboh Panton Labu Bireun Sidikalang Brastagi/Berastagi PLTU Meulaboh Blang Pidie Ulee Kareng Samalanga Krueng Raya Takengon Cot Trueng PLTA Peusangan‐2 PLTA Peusangan‐1 PLTP Seulawah Takengon Banda Aceh Air Anyir Air Anyir Suge Dukong Pangkal Pinang Pangkal Pinang Kelapa Koba Air Anyir/Sungai Liat Air Anyir/Sungai Liat Pagar Alam Pekalongan

Ke Ke  Incomer (Sigli ‐ Banda Aceh) PLTU Meulaboh PLTU Meulaboh Incomer (Idi ‐ Lhokseumawe) g Takengon Sabulussalam Kutacane Blang Pidie Tapak Tuan Banda Aceh Incomer (Bireun Sigli) Incomer (Bireun ‐ Sigli) Ulee Kareng Blang Kjeren Incomer (Bireun ‐ Lhokseumawe) Takengon PLTA Peusangan‐2 2 Pi Incomer (Sigli ‐ Banda Aceh) PLTA Peusangan‐4 Lam Pisang Pangkal Pinang Sungai Liat Dukong Manggar Kelapa Koba Mentok Toboali PLTU Bangka Baru III PLTU Bangka Baru III Manna Pulo Baai

Tegangan Tegangan  150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 70 kV 70 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

Conductor Conductor  2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk , 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 1 Hawk cct 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 4 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk

kms kms 

Biaya (M USD)

COD

1 333 60 2 126 111.2 290 190 130 40 4 60 174 6 22 14 32 20 30 44 112 50 140 120 120 140 120 100 96 90

0.06 74.95 3.32 0.11 9.62 6.16 16.07 10.53 7.20 9.00 0 22 0.22 4.58 9.64 0.33 1.68 1.07 3.55 1.11 2.29 2.44 6.20 2.77 7.76 6.65 6.65 7.76 6.65 5.54 5.32 6.87

2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2015 2016 2016 2017 2018 2018 2011 2011 2012 2012 2014 2014 2016 2016 2018 2012 2013

Pengembangan Penyaluran Sumatra (Lanjutan 1)

176

No.

Propinsi

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Kep Riau Kep. Riau Kep. Riau Kep. Riau Kep. Riau Kep. Riau Kep. Riau Kep. Riau Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung

Dari  PLTA Simpang Aur 1 PLTA Simpang Aur 1 Pekalongan Pulau Baai Kambang Manna Muko‐muko/Bantal/Ipoh PLTP Kepahiyang Bangko PLTA Merangin PLTG CNG Sei Gelam PLTG CNG Sei Gelam Sabak PLTG CNG Sengeti Muara Bulian PLTP Sungai Penuh Sabak Tanjung Kasam Tanjung Kasam Tanjung Sauh Pulau Ngenang Tanjung Taluk Tanjung Uban Sri Bintan Air Raja Bukit Kemuning (uprate) PLTU Tarahan (FTP1) Seputih Banyak Ulubelu Menggala Sutami (uprate) Baturaja (uprate)

Ke  Incomer 1 Phi (Pekalongan‐Pulau Baai) PLTA Simpang Aur 2 PLTP Hululais Arga Makmur Muko‐muko/Bantal/Ipoh Bintuhan Arga Makmur Incomer 2 Phi (Pekalongan‐Pulau Baai) PLTA Merangin Sungai Penuh Aur Duri Aur Duri Inc 1 Phi ( Payo Selincah ‐ Aur Duri ) Aur Duri Sarolangun Sungai Penuh Kuala Tungkal Tanjung Sauh Tanjung Sauh Pulau Ngenang Tanjung Taluk Tanjung Uban Sri Bintan Air Raja Kijang Kotabumi (uprate) Incomer 2 Phi (New Tarahan ‐ Kalianda) Dipasena Incomer 1 Phi (Batutegi ‐ Pagelaran) Seputih Banyak Natar (uprate) Bukit Kemuning (uprate)

Tegangan  g g 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 70 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

Conductor  2 cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 4 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 1 Hawk cct, 1 Hawk 2 cct, 2 x 340 mm2   2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 3 x 300 mm2 cct 3 x 300 mm2 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 3 x 300 mm2 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, ACCC 310 mm2 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Zebra 2 cct, ACCC 310 mm2 2 cct, ACCC 310 mm2

kms 

Biaya (M USD) (M USD)

COD

20 12 120 180 220 140 360 80 136 110 60 121.6 26 130 84 108.8 6 10 12 60 60 70 40 67.6 1 120 40 120 60.4 96

1.53 0.66 9.16 13.74 16.79 7.76 27.48 6.11 30.61 24.76 3.32 3.64 1.44 7.20 4.65 6.03 2 42 2.42 1.11 4.84 3.32 3.32 3.88 2.22 9.04 0.23 9.16 3.05 27.01 8.08 12.84

2015 2015 2015 2015 2015 2017 2020 2020 2012 2012 2013 2013 2013 2014 2015 2018 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2013

Pengembangan Penyaluran Sumatra (Lanjutan 2)

177

No.

Propinsi

61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90

Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau

Dari  Pagelaran Bukit Kemuning PLTP Ulubelu #3,4 Pagelaran Gedon Tataan Kalianda Gumawang Mesuji PLTA Semangka Natar Pakuan Ratu Pakuan Ratu Langkapura Kalianda Besai Liwa Teluk Ratai PLTG Duri PLTG Duri Teluk Kuantan Bangkinang Pasir Putih Tenayan / PLTU Riau Dumai Dumai Pasir Putih PLTU Sewa Dumai Duri (up rate) Garuda Sakti (up rate) Rengat New Garuda Sakti Tenayan / PLTU Riau

Ke  Kota Agung Liwa Ulubelu Gedong Tataan Teluk Ratai Ketapang Mesuji Dipasena Kota Agung Jatiagung Inc 1 Phi (Menggala ‐ Gumawang) Inc 1 Phi (Menggala  Gumawang) Inc 2 Phi (Natar ‐ Teluk Betung) PLTP Rajabasa PLTP Suoh sekincau Bengkunat PLTP Wai Ratai Incomer 2 Phi (G Sakti Duri) Incomer 2 Phi (G.Sakti ‐ Duri) Rengat Pasir Pangarayan Garuda Sakti Pasir Putih KID Dumai Bagan Siapi api Pangkalan Kerinci Dumai Dumai (up rate) Duri (up rate) Pangkalan Kerinci Incomer ( G.Sakti ‐ Duri) Perawang

Tegangan  g g 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

Conductor  2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, CU 1000 mm2 2 cct, 2 Zebra cct, 2 Zebra 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk cct 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, ACCC 310 mm2 2 cct, ACCC 310 mm2 2 cct, 2 Hawk 4 cct, ACCC 310 mm2 2 cct, 1 Hawk

kms 

Biaya (M USD) (M USD)

COD

80 80 20 60 60 90 160 152 60 16 1 2 40 38 120 40 22 194 220 55 35 56 228 134 14 118 230 220 12 50

4.43 4.43 1.11 4.58 3.32 20.26 12.21 11.60 3.32 35.52 0.23 0.11 3.05 2.11 6.65 2.22 1 68 1.68 14.81 12.19 12.38 7.88 3.10 12.63 10.23 1.07 15.79 30.77 16.79 1.61 2.77

2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2017 2017 2018 2019 2019 2011 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014

Pengembangan Penyaluran Sumatra (Lanjutan 3)

178

No.

Propinsi

91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120

Riau Riau Riau Riau Riau Riau Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel

Dari  Teluk Lembu Tenayan / PLTU Riau Rengat Pasir Putih Kandis Bangkinang Indarung Bungus Kiliranjao Maninjau Padang Luar Padang Luar Singkarak PLTU Sumbar Pessel Kiliranjao PIP/S Haru/Pauh Limo Sungai Rumbai Simpang Empat Simpang Empat Solok Payakumbuh PLTU Simpang Belimbing Lahat PLTU Simpang Belimbing Tanjung Api‐Api Kenten  Betung Bukit Asam (uprate) Jakabaring Gandus Mariana Kayu Agung

Ke  GIS Kota Pekan Baru Siak Sri Indra Pura Tembilahan Teluk Lembu Incomer ( New G.Sakti ‐ Duri) Lipat Kain Bungus Kambang Teluk Kuantan Padang Luar Payakumbuh Batusangkar 2 pi Incomer (Bungus‐Kambang) Sungai Rumbai GI/GIS Kota Padang PLTP Muara Labuh Masang 2 Masang‐2 PLTP Gunung Talang PLTP Bonjol Incomer 1 Phi (Prabumulih ‐ Bukit Asam) Pagar Alam Lahat Incomer 1 Pi (T. Kelapa‐Borang)/Kenten  Inc 2 Phi ( Talang Kelapa ‐ Borang ) Sekayu Baturaja (uprate) Inc 2 Phi (Keramasan ‐ Mariana) Inc 2 Phi (Keramasan ‐ Talang Kelapa) Kayu Agung Gumawang

Tegangan  g g 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

Conductor  2 cct, CU 1000 mm2 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, ACCC 310 mm2 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 1 2nd cct, 1 Hawk 1 2nd cct, 1 Hawk 1 2nd cct, 1 Hawk 2nd cct, 1 Hawk 1 2nd cct, 1 Hawk 4 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk cct 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 x 330 mm2 2 2nd cct, 1 Hawk 2 cct, 2 x 330 mm2 2 cct, 2 x 330 mm2 2 cct, 2 x 330 mm2 2 cct, 1 Hawk 2 cct, ACCC 310 mm2 2 cct, 2 x 330 mm2 2 cct, CU 1000 mm2 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra

kms 

Biaya (M USD) (M USD)

COD

14 100 120 40 10 70 35 180 52 42 32 25 20 70 16 160 30 20 104 120 94.6 120 40 1 70 78 1 20 60 90

31.08 5.54 6.65 3.05 2.68 3.88 2.67 13.74 1.69 1.36 1.04 0.81 0.76 5.34 0.89 12.21 1 66 1.66 1.11 7.94 10.86 5.24 10.86 3.62 0.09 3.88 10.44 0.09 44.40 13.50 20.26

2014 2014 2014 2015 2015 2015 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2016 2017 2017 2019 2019 2011 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2014 2014

Pengembangan Penyaluran Sumatra (Lanjutan 4)

179

No.

Propinsi

121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150

Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut

Dari  Sungai Lilin Betung Lubuk Linggau Sumsel‐11, MT Lahat Muara Dua Lahat Gumawang Sarolangun PLTP Rantau Dedap Muara Dua Muara Dua Galang Galang Rantau prapat Lamhotma Dolok Sanggul/Parlilitan Tanjung Morawa Tanjung Morawa Padang Sidempuan Sei Rotan (uprate) Galang Sidikalang Tele Pangkalan Susu 3&4 (FTP 2) PLTU Sewa Sumbagut Tanjung Pura PLTA Wampu Teluk Dalam PLTU Nias Mabar GIS Listrik

Ke  Betung Talang Kelapa Tebing Tinggi Incomer 1 Phi (Prabumulih ‐ Bukit Asam) PLTU Banjar Sari Baturaja PLTU Keban Agung Martapura Muara Rupit PLTP Lumut Balai PLTP Danau Ranau PLTP Danau Ranau Namurambe Tanjung Morawa Labuhan Bilik Belawan Incomer 1 Phi (Tele‐Tarutung) Kuala Namu Kuala Namu Panyabungan Tebing Tinggi (uprate) Negeri Dolok Salak Pangururan Pangkalan Brandan Tebing Tinggi Incomer (P.Brandan‐Binjai) Brastagi Gunung Sitoli Gunung Sitoli Glugur KIM

Tegangan  g g 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 70 kV 70 kV 150 kV 150 kV

Conductor  2 cct, 1 Hawk 1 2nd cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 x 330 mm2 2 cct, 2 x 330 mm2 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 1 Hawk 1 2nd cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk cct 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, ACCC 310 mm2 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 1 cct, CU 1000 mm2 1 cct, CU 1000 mm2

kms 

Biaya (M USD) (M USD)

COD

120 55.2 150 120 40 92 70 120 80 40 90 80 20 130 6.2 76 34 140 108 66 60 26 22 30 30 80 220 20 10 10

6.65 8.43 8.31 10.86 3.62 7.02 15.76 6.65 4.43 3.05 6.87 18.01 4.50 7.20 0.28 4.21 2 60 2.60 7.76 14.45 3.66 3.32 1.44 4.95 2.29 1.66 4.43 12.19 1.11 22.20 22.20

2014 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2016 2017 2018 2019 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2015 2015

Pengembangan Penyaluran Sumatra (Lanjutan 5)

180

No.

Propinsi

151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184

Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumbar Sumut Sumut Sumut Sumut Riau Sumbar Sumsel Jambi Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel NAD Riau Jambi Sumsel Riau NAD Riau Riau Riau Riau J bi Jambi Sumsel Sumsel Sumsel Lampung

Dari  Simangkok Panyabungan Porsea Tarutung PLTP Sipoholon Ria‐Ria Pangkalan Susu g Kiliranjao Simangkok Galang PLTP Sarulla (FTP 2) Padang Sidempuan Payakumbuh Padang Sidempuan Lahat Bayung Lincir/PLTU Sumsel‐5 Lahat Muara Enim Bayung Lincir/PLTU Sumsel‐5 Bayung Lincir/PLTU Sumsel 5 Betung Sigli Rengat Aur Duri Muara Enim Rengat Sigli Border Pulau Rupat Utara P. Rupat Selatan  Sumatera Landing Point PLTU J bi PLTU Jambi Muara Enim Muara Enim Muara Enim Ketapang

Ke  PLTA Asahan III(FTP 2) PLTP Sorik Marapi (FTP 2) PLTA Hasang PLTP Simbolon Samosir 2 Pi Incomer (Tarutung‐Porsea) Binjai j Payakumbuh Galang Binjai Simangkok PLTP Sarulla (FTP 2) New Garuda Sakti New Garuda Sakti Payakumbuh Lumut Balai Aur Duri Muara Enim Gumawang Sungai Lilin/PLTU Sumsel‐7 Sungai Lilin/PLTU Sumsel 7 Sungai Lilin/PLTU Sumsel‐7 Lhokseumawe New Garuda Sakti Rengat Betung Cirenti (PLTU Riau MT) Cirenti (PLTU Riau MT) Ulee Kareng Pulau Rupat Pulau Rupat Selatan Sumatra Landing Point New Garuda Sakti A D i Aur Duri PLTU MT HVDC A PLTU MT HVDC B perbatasan Sumsel/Lampung perbatasan Sumsel/Lampung

Tegangan 

Conductor 

kms 

Biaya (M USD)

COD

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 250 kV DC 250 kV DC 250 kV DC 250 kV DC 500 kV 500 kV 500 kV 500 kV 500 kV DC 500 kV DC

2 cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 4 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Zebra , 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra cct 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 4 Zebra 2 cct, 4 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra cct 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra 2 Cable MI with IRC 2 cct, 2xCardinal 548 m 2 Cable MI with IRC 2 cct, 2xCardinal 548 m 2 cct, 4 Zebra t 4Z b 2 cct 4 Zebra 2 cct 4 Zebra 2 cct 4 Falcon 2 cct 4 Falcon

22 46 60 50 8 160 282 318 160 194 138 300 600 50 120 70 290 124 120 322 440 420 350 110 130 52 60 10 340 150 400 100 200 600

1.68 2.55 3.32 2.77 0.44 36.01 63.47 71.57 36.01 43.67 31.06 67.52 135.05 11.25 27.01 15.76 65.27 27 91 27.91 27.01 72.47 143.61 137.08 78.78 24 76 24.76 29.26 51.00 2.60 9.80 14.90 48 96 48.96 133.37 33.35 67.20 201.60

2016 2017 2017 2018 2019 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2016 2018 2016 2016 2016 2016 2018 2016 2016 2016 2016

Pengembangan Gardu Induk Sumatra No.  Propinsi

181

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD Babel Babel

Nama Gardu Induk 

Tegangan 

Baru/ Extension  Extension

Kap

Jumlah 

COD 

Sigli Banda Aceh Meulaboh PLTU Meulaboh Ext LB Jantho Panton Labu Takengon Bireun Ext LB Sabulussalam Kutacane/Kotacane Blang Pidie PLTU Meulaboh Ext LB Tapak Tuan Lhokseumawe Ulee Kareng Samalanga Krueng Raya Banda Aceh Ext LB Tualang Cut Blang Kjeren Langsa Sigli Cot Trueng Takengon Idi Banda Aceh Bireuen Jantho Meulaboh Tualang Cut Lam Pisang Krueng Raya Ext LB Panton labu Cot Trueng Samalanga Tualang Cut Bireun Subulussalam Pangkal Pinang Sungai Liat

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Extension Extension Baru Extension Baru Baru Baru Extension Baru Baru Baru Extension Baru Extension Baru Baru Baru Extension Extension Baru Extension Extension Baru Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Baru Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Baru Baru

30 60 2x30 2 LB 30 30 60 2 LB 30 30 30 2 LB 30 60 120 30 60 2 LB 30 30 30 60 30 2 LB 30 60 30 30 30 30 120 2 LB 30 30 30 30 30 30 60 30

1.40 2.12 4.03 1.24 2.64 2.64 3 36 3.36 1.24 2.64 2.64 3.88 1.24 2.64 2 12 2.12 4.03 2.64 4.03 1.24 1.40 2.64 1 40 1.40 2.12 2.64 1.24 1.40 2.12 1.40 1 40 1.40 1.40 1.40 4.95 1.24 1.40 1.40 1 40 1.40 1.40 1.40 1.40 4.00 2.62

2011 2011 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2017 2018 2018 2018 2019 2019 2019 2020 2020 2020 2011 2011

Keterangan Uprating 10 MVA Ex Banda Aceh Uprating 30 MVA 1x30 MVA didanai APBN, 1x30 MVA didanai APLN T/L ke Meulaboh 1x30 MVA  1x30 MVA  2x30 MVA 2x30 MVA  ke Takengon 1x30 MVA  1x30 MVA  4 L/B (2 T/L ke Meulaboh dan 2 T/L ke T.Tuan) T/L ke Blang Pidie 1x30 MVA  2x60 + 2 LB 1x30 MVA  2x30 MVA ke Krueng Raya 1x30 MVA  Uprating 10 MVA 1x30 MVA  ke Blang Kjeren Uprating 30 MVA

2x60 Ke arah Lamp Pisang

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 1) No.  Propinsi

182

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80

Babel Babel Babel Babel Babel Babel Babel Babel Babel Babel Babel Babel Babel Babel Babel Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi

Nama Gardu Induk  Air Anyir Dukong Manggar Suge Kelapa Koba Sungai Liat Sungai Liat Mentok Toboali Dukong Pangkal Pinang Koba Manggar Air Anyir Air Anyir Dukong Manna Pulau Baai Pekalongan Ext LB Pekalongan Manna Pekalongan Ext LB Pekalongan Ext LB Muko‐muko Argamakmur Pulau Baai Ext LB Pulau Baai Bintuhan Manna Ext LB Muko muko Ext LB Muko‐muko Ext LB Payoselincah Ext LB Sungai Penuh Bangko Ext LB Aurduri Payoselincah Bangko Muaro Bulian Muaro Bulian Muara Sabak Muaro Bungo Sarolangun Muara Bulian Ext LB Sungai Penuh

Tegangan 

Baru/ Extension  Extension

Kap

Jumlah 

COD 

150/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Baru Baru Baru Baru Baru Baru Extension Baru Baru Extension Extension Extension Extension Extension Extension Baru Baru Extension Extension Extension Extension Baru Baru Extension Extension Baru Extension Extension Extension Baru Extension Extension Extension Extension Extension Baru Extension Baru Extension Extension

30 30 20 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 120 2 LB 30 30 2 LB 2 LB 30 30 2 LB 60 30 2 LB 2 LB 2 LB 4 LB 30 2 LB 60 60 60 60 30 60 30 2 LB 30

2.62 2.20 2.38 2.20 2.62 2.62 1 39 1.39 2.62 2.62 1.26 1.39 1.39 1.26 1 39 1.39 1.26 2.64 4.03 1.24 1.40 1.40 1 24 1.24 2.64 3.88 1.24 2.12 2.64 1.24 1 24 1.24 2.49 2.64 1.24 2.12 2.12 2.12 2 12 2.12 2.64 2.12 2.64 1.24 1.40

2011 2012 2012 2012 2014 2014 2015 2016 2016 2016 2018 2018 2018 2019 2019 2012 2013 2013 2013 2013 2014 2015 2015 2015 2017 2017 2017 2020 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2014 2014 2014

Keterangan

1x30 MVA  2x60 MVA T/L Pulo Baai

T/L Hululais T/L Hululais 1x30 MVA  1x30 MVA  T/L ke Argamakmur 1x30 MVA  T/L ke Bin Tuhan T/L ke Argamakmur T/L ke Argamakmur untuk PLTG Payo Selincah & PLTG Sungai Gelam 12MW 1x30 MVA  T/L ke Sungai penuh

1x30 MVA  T/L ke GI PLTG Sei Gelam CNG, bay eks IBT 275/150 kV 1x30 MVA  T/L Ke Sarolangun

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 2)

183

No.  Propinsi

Nama Gardu Induk 

81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120

PLTP Sungai Penuh Ext LB Sungai Penuh Ext LB PLTA Merangin Ext LB Sarolangun Ext LB Payoselincah Kuala Tungkal Muara Sabak Ext LB Muara Sabak Ext LB Aurduri Muaro Bungo Bangko Muara Sabak Sarolangun Payoselincah Air Raja Air Raja Sri Bintan  Kijang Tanjung Uban Pulau Ngenang Tanjung Uban Seputih banyak Sribawono Ext LB Sribawono Ext LB Menggala  Ext LB Kotabumi Ulubelu Kalianda Adijaya Bukit Kemuning Natar Pagelaran New Tarahan Dipasena Sukarame Metro Sribawono Kota Agung Kota Agung Pagelaran  Ext LB Liwa Bukit Kemuning  Ext LB Tegineneng Seputih Banyak

Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Kep Riau Kep. Riau Kep. Riau Kep. Riau Kep. Riau Kep. Riau Kep. Riau Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung

Tegangan 

Baru/ Extension  Extension

Kap

Jumlah 

COD 

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Extension Extension Extension Extension Extension Baru Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Baru Baru Baru Baru Baru Extension Baru Extension Extension Extension Baru Extension Extension Extension Extension Extension Extension Baru Extension Extension Extension Baru Extension Baru Extension Extension Extension

2 LB 2 LB 4 LB 2 LB 60 30 2 LB 2 LB 60 60 30 30 30 60 60 30 60 2x30 10 60 30 2 LB 2 LB 2 LB 60 30 30 30 60 60 60 30 90 30 60 60 30 2 LB 30 2 LB 60 30

1.24 1.24 1.83 1.24 2.12 2.64 1 24 1.24 2.12 2.12 1.40 1.40 1.40 2.12 3 34 3.34 2.62 3.34 3.34 1.90 2.12 3.88 1 24 1.24 1.24 2.12 3.88 1.40 1.40 2.12 2 12 2.12 2.12 1.40 4.72 1.40 2.12 2.12 2 64 2.64 1.24 2.64 1.24 2.12 1.40

2015 2015 2016 2017 2017 2018 2018 2018 2018 2019 2019 2020 2020 2013 2013 2013 2013 2013 2015 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014

Keterangan Untuk PLTP Sungai Penuh T/L ke PLTP Sungai Penuh untuk PLTP Merangin 2 Pi T/L Muara Rupit 1x30 MVA  T/L Kuala Tungkal T/L Kuala Tungkal

Up Rate 30 ke 60

1x30 MVA didanai APBN, 1x30 MVA didanai APLN

1x30 MVA  T/L Seputih Banyak T/L Seputih Banyak T/L Seputih Banyak Uprating 20 MVA 1x20 MVA 

Uprating 20 MVA 1x20 MVA  Uprating 20 MVA Uprating 20 MVA 1x30 MVA 1x30 MVA  T/L Kota Agung 1x30 MVA  T/L Liwa Uprating 20 MVA

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 3)

184

No.  Propinsi

Nama Gardu Induk 

Tegangan 

Baru/ Extension  Extension

Kap

Jumlah 

COD 

121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160

Kotabumi Ketapang Kalianda  Ext LB Gedong Tataan Pagelaran  Ext LB Mesuji Gumawang Ext LB Gumawang  Ext LB Teluk Ratai New Tarahan Adijaya Dipasena Mesuji  Ext LB Sutami Pakuan Ratu Pakuan Ratu Menggala Jati Agung Natar Ext LB Kalianda  Ext LB Langkapura Besai  Ext LB Tegineneng Mesuji Bengkunat Liwa Ext LB Pakuan Ratu Jati Agung Sukarame Ketapang Teluk Ratai Ext LB Kotabumi Sribawono Bangkinang Bagan Batu Duri Koto Panjang Koto Panjang Garuda Sakti Teluk Kuantan Ext LB Teluk Lembu Dumai Pasir Putih

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Extension Baru Extension Baru Extension Baru Extension Baru Extension Extension Baru Extension Extension Baru Extension Baru Extension Extension Baru Extension Extension Extension Baru Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Baru

60 30 2 LB 60 2 LB 30 2 LB 2 LB 30 60 30 120 2 LB 30 30 60 30 2 LB 2 LB 60 2 LB 60 30 30 2 LB 30 30 60 30 2 LB 60 60 30 30 60 20 80 1 LB 60 60 60

2,12 2,64 1,24 5,28 1,24 2,64 1 24 1,24 2,64 2,12 1,40 5,28 1,24 1,40 2 64 2,64 2,12 2,64 3,11 1,24 4,03 1,24 2 12 2,12 1,40 2,64 1,24 1,40 1,40 2,12 1 40 1,40 1,24 2,12 2,12 1,40 1,40 2,12 2 12 2,12 3,27 0,62 2,12 2,12 6,52

2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2017 2017 2018 2018 2018 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2020 2020 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013

Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Lampung Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau

Keterangan Uprating 20 MVA 1x30 MVA  T/L Ketapang 2x30 MVA T/L Gedon Tataan 1x30 MVA  T/L Mesuji T/L Mesuji 1x30 MVA 

1x30 MVA  T/L Mesuji 1x30 MVA 1x30 MVA  Uprating 20 MVA 1x30 MVA  T/L ke Jati Agung T/L PLTP Raja Basa 1x60 MVA T/L PLTP Suoh Sekincau Uprating 20 MVA Uprating 20 MVA 1x30 MVA  T/L ke Bengkunat

T/L ke PLTP Wai Ratai Uprating 30 MVA

T/L ke Kiliranjao Uprating 30 MVA 2x30 MVA + 4 LB

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 4)

185

No.  Propinsi

Nama Gardu Induk 

Tegangan 

Baru/ Extension  Extension

Kap

Jumlah 

COD 

161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200

Garuda Sakti Ext LB Pasir Pangaraian Bangkinang Ext LB Rengat Teluk Kuantan Ext LB KIT Tenayan KID Dumai KID Dumai Dumai Ext LB Bagan Siapiapi Dumai Ext LB Pangkalan Kerinci New Garuda Sakti GI/GIS Kota Pekanbaru Teluk Lembu Ext LB Teluk Lembu Ext LB Teluk Lembu Ext LB Pasir Putih Ext LB Perawang Tenayan Ext LB Tembilahan Rengat Ext LB Siak Sri Indra Pura Siak Sri Indra Pura Tenayan Ext LB Kandis Lipat Kain Bangkinang Ext LB Pasir Putih Bangkinang Teluk Kuantan Teluk Kuantan Duri KIT Tenayan Tembilahan KID Dumai Bagan Batu Bungus Indarung Ext LB Indarung Ext LB Kambang Padang Luar PIP Pauh Limo Simpang Empat

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Extension Baru Extension Baru Extension Baru Baru Extension Baru Extension Baru Baru Baru Extension Extension Extension Baru Extension Baru Extension Baru Extension Baru Baru Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Baru Extension Baru Extension Extension Extension Extension

2 LB 30 2 LB 2x30 2 LB 30 30 2 LB 30 2 LB 30 2x60 60 2 LB 2 LB 2 LB 2 LB 30 2 LB 30 2 LB 30 2 LB 30 30 2 LB 120 60 30 60 30 30 30 30 30 2 LB 2 LB 30 60 30 60 30

1.24 2.64 1.24 5.28 1.24 2.64 2 64 2.64 1.24 2.64 1.24 3.88 6.73 5.28 3 11 3.11 1.24 1.24 2.64 1.24 2.64 1.24 2 64 2.64 1.24 2.64 2.64 1.24 4.24 2.12 1 40 1.40 2.12 1.40 1.40 1.40 1.40 3.88 1 24 1.24 2.64 2.12 1.39 2.12 1.40

2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2016 2016 2017 2017 2017 2019 2019 2020 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012

Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar

Keterangan T/L ke Pasir Putih 1x30 MVA  T/L ke Pasir Pangaraian 1x30 MVA didanai APBN, 1x30 MVA didanai APLN T/L ke Rengat GI Pembangkit 1x30 MVA 1x30 MVA 1x30 MVA  T/L ke KID Dumai 1x30 MVA  T/L ke Bagan Siapiapi 1x30 MVA  1x60 MVA didanai APBN, 1x60 MVA didanai APLN

1x60 MVA T/L ke GI/GIS Kota Pekanbaru T/L ke GI/GIS Kota Pekanbaru T/L ke Pasir Putih T/L ke Teluk Lembu 1x30 MVA  T/L ke Perawang 1x30 MVA  T/L ke Tembilahan 1x30 MVA 1x30 MVA  T/L ke Siak Sri Indra Pura 1x30 MVA  1x30 MVA  T/L ke Lipat Kain 2x60 MVA

On Going ke Bungus ke Bungus 1x30 MVA  Uprating 20 MVA Mengganti trafo rusak Uprating 30 MVA

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 5)

186

No.  Propinsi

Nama Gardu Induk 

Tegangan 

Baru/ Extension  Extension

Kap

Jumlah 

COD 

201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240

Padang Panjang Solok Payakumbuh Kiliranjao Ext LB Maninjau Ext LB Padang Luar Ext LB Payakumbuh Ext LB Payakumbuh Ext LB Batusangkar Ext LB Singkarak Ext LB Salak Kiliranjao Ext LB Sungai Rumbai Maninjau Kiliranjao Payakumbuh GI/GIS Kota Padang Sungai Rumbai Ext LB Bungus Kambang Simpang Empat Solok PIP Ext LB Lubuk Alung Sungai Rumbai Pariaman PIP GIS Kota Padang Padang Luar Padang Luar Batusangkar Baturaja Lubuk Linggau Lahat Ext LB Pagar Alam Ext LB Bukit Siguntang Tanjung Api‐Api Tanjung Api‐Api Lahat Pagar Alam Gungung Megang Simpang Tiga Prabumulih

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Baru Extension Extension Extension Baru Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Baru Extension Extension Extension Extension Extension

30 60 30 1 LB 1 LB 2 LB 1 LB 1 LB 1 LB 1 LB 30 2 LB 30 30 30 30 120 2 LB 30 30 60 30 2 LB 30 30 30 60 60 30 30 60 60 1 LB 1 LB 30 60 30 30 60 60 60

1.40 2.12 1.40 0.62 0.62 1.24 0 62 0.62 0.62 0.62 1.40 1.24 2.64 1.40 1 40 1.40 1.40 10.09 1.24 1.40 1.40 2.12 1 40 1.40 1.24 1.40 1.40 1.40 2.12 2.12 1 40 1.40 1.40 2.12 2.12 0.62 0.62 1.27 5 28 5.28 1.40 1.40 2.12 2.12 2.12

2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2014 2016 2016 2016 2017 2017 2017 2017 2017 2018 2018 2018 2019 2020 2020 2020 2020 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012

Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumbar Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel

Keterangan Uprating 20 MVA 2nd sirkit ke Teluk Kuantan 2nd sirkit ke Padang Luar 2nd sirkit ke Maninjau&Payakumbuh 2nd sirkit ke Padang Luar 2nd sirkit ke Padang Luar T/L ke arah Singkarak T/L ke arah Batusangkar T/L ke Sungai Rumbai 1x30 MVA 

2x60 MVA T/L ke PLTP Muara Labuh

T/L ke GI/GIS Kota Padang

Uprating 30 MVA Uprating 20 MVA T/L 2nd Sirkit Pagar Alam T/L 2nd Sirkit Pagar Alam Uprating 15 MVA 2x30 MVA 2x30 MVA Uprating 10 MVA Uprating 10 MVA

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 6)

187

No.  Propinsi

Nama Gardu Induk 

Tegangan 

Baru/ Extension  Extension

Kap

Jumlah 

COD 

241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280

Baturaja Pagar Alam Ext LB Gunung Megang Ext LB Talang Kelapa Bukit Siguntang Bungaran Bungaran Kenten Gandus Sekayu Betung Ext LB Jakabaring Baturaja Keramasan Kayu Agung Ext LB Gumawang Ext LB Bukit Asam Mariana Ext LB Bukit Siguntang Kayu Agung Gumawang Tebing Tinggi Lubuk Linggau Ext LB Keramasan Ext LB Lahat Ext LB Sungai Lilin Betung Ext LB Lubuk Linggau Lubuk Linggau Muara dua Baturaja Ext LB Lahat Ext LB Mariana Martapura Gumawang Ext LB Muara Rupit Muara Rupit Keramasan Sungai Lilin Kenten Talang Kelapa Bukit Asam

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Baru Baru Baru Extension Baru Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Baru Extension Baru Extension Extension Extension Baru Extension Extension Baru Extension Extension Extension Baru Extension Baru Extension Extension Extension Extension Extension

60 2 LB 1 LB 60 30 30 30 120 120 30 2 LB 60 60 60 2 LB 2 LB 60 2 LB 30 30 30 30 2 LB 2 LB 2 LB 30 2 LB 60 30 2 LB 4 LB 30 30 2 LB 30 60 30 60 60 60

2.12 1.24 0.62 2.12 1.27 1.27 1 27 1.27 4.03 4.03 2.64 1.24 4.03 2.12 2 12 2.12 1.24 1.24 2.12 1.24 1.27 2.64 1 40 1.40 2.64 1.24 1.24 1.24 2.64 1.24 2 12 2.12 2.64 1.24 2.49 1.40 2.64 1.24 2 64 2.64 2.12 1.40 4.03 2.12 2.12

2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2017 2017 2017 2018 2018 2018

Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel

Keterangan T/L ke Manna Untuk ST Gunung Megang

Uprating 15 MVA Uprating 10 MVA Uprating 10 MVA 2x60 MVA 2x60 MVA 1x30 MVA  T/L Ke Sekayu 1x60 MVA

T/L Gumawang T/L Kayu Agung T/L ke Kayu Agung Uprating 15 MVA 1x30 MVA  1x30 MVA  T/L arah Tebing Tinggi Untuk PLTGU Keramasan Untuk PLTP Lumut Balai 1x30 MVA  T/L ke Sungai Lilin 1x30 MVA  T/L ke Muara dua Untuk PLTU Banjar Sari & Untuk PLTU Keban Agung 1x30 MVA  T/L ke Martapura 1x30 MVA 1x30 MVA 

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 7)

188

No.  Propinsi

Nama Gardu Induk 

281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320

Pagar Alam Betung Kayu Agung Muara Dua Ext LB Sekayu Tebing Tinggi Gandus Simpang Tiga Rantau Prapat Gunung Para Tanjung Morawa Tele Gunung Tua Binjai Padang Sidempuan Denai Tebing Tinggi Kisaran Pematang Siantar Gunung Tua Sei Rotan Sei Rotan Glugur Rantau Prapat Brastagi Sidikalang Porsea Tarutung Sibolga Perbaungan Namurambe Aek Kanopan  Galang Labuhan Bilik Lamhotma Lamhotma Lamhotma Ext LB Belawan Ext LB Namurambe Ext LB Denai Ext LB Labuhan

Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut

Tegangan 

Baru/ Extension  Extension

Kap

Jumlah 

COD 

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Baru Baru Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension

30 30 30 2 LB 30 30 60 60 60 30 60 30 30 60 30 60 60 60 60 10 60 60 60 60 30 20 30 60 60 60 30 0 60 30 30 1 LB 1 LB 2 LB 2 LB 30

1.40 1.40 1.40 1.24 1.40 1.40 2 12 2.12 2.12 2.12 1.40 2.12 1.40 1.40 2 12 2.12 2.12 2.12 2.12 2.12 2.12 0.66 2 12 2.12 2.12 2.12 2.12 1.40 1.15 1.40 2 12 2.12 2.12 2.12 1.40 2.49 3.36 1.40 1 40 1.40 0.62 0.62 1.24 1.24 1.40

2018 2019 2019 2020 2020 2020 2020 2020 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012

Keterangan Uprating 15 MVA

Untuk Double Pi dan T/L PLTP D.Ranau

Uprating 30 MVA Uprating 10 MVA Uprating 10 MVA Uprating 10 MVA

Uprating 30 MVA

Uprating 30 MVA Uprating 20 MVA

2 LB arah Namurambe dan 2 LB arah T.Marowa 1x60 MVA Uprating 20 ke 30 MVA Tambah trafo 30 MVA Tambah trafo 30 MVA Ke arah Belawan Ke arah Lamhotma Ke arah Galang Ke arah Galang

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 8)

189

No.  Propinsi

Nama Gardu Induk 

321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357

Parlilitan/Dolok Sanggul Kuala Namu Tanjung Marowa Ext LB Panyabungan Padang Sidempuan Ext LB Sidikalang Ext LB Brastagi/Berastagi Ext LB Brastagi/Berastagi Ext LB Paya Pasir Salak Sidikalang Ext LB Negeri Dolok Galang Ext LB Pangururan Tele Ext LB Tele Ext LB Rantau Prapat Ext LB Pangkalan Brandan Ext LB Pangkalan Susu Ext LB Tanjung Pura Gunung Sitoli Teluk Dalam Kota Pinang Kota Pinang KIM Ext LB GIS Listrik ext LB Mabar Ext LB Glugur Ext LB Brastagi Ext LB Simangkok Ext LB Tanjung Pura Tanjung Pura Titi Kuning GIS Listrik Paya Geli Panyabungan Ext LB Tarutung Ext LB Rantauprapat Ext LB Tebing Tinggi Ext LB Tebing Tinggi Ext LB Tebing Tinggi Ext LB Belawan Ext LB

Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut Sumut

Tegangan 

Baru/ Extension  Extension

Kap

Jumlah 

COD 

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Baru Baru Extension Baru Extension Extension Extension Extension Baru Extension Baru Extension Baru Extension Extension Extension Extension Baru Baru Baru Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension

10 60 2 LB 60 2 LB 2 LB 2 LB 2 LB 60 60 2 LB 60 2 LB 30 2 LB 2 LB 2 LB 2 LB 2 LB 30 30 30 30 1 LB 1 LB 1 LB 1 LB 2 LB 2 LB 30 60 60 60 2 LB 2 LB 2 TB 2 TB 2 TB 2 TB 2 TB

1.90 4.03 1.24 4.03 1.24 1.24 1 24 1.24 2.12 2.12 1.24 2.12 1.24 2.64 1 24 1.24 1.24 1.24 1.24 2.64 2.20 2.20 1 40 1.40 1.55 1.55 1.55 1.55 1.24 1.24 1 40 1.40 2.12 2.12 2.12 1.24 1.24 1.24 1 24 1.24 1.24 1.24

2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2017 2017 2017 2018 2018 2019 2020 2020 2020 2020

Keterangan 1x10 MVA  2x30 MVA T/L ke Kuala Namu 2x30 MVA T/L Ke Panyabungan ke Sabulussalam ke Kutacane ke Kutacane

ke Salak Ke arah Negeri Dolok 1x30 MVA  ke Pangururan ke Pangururan T/L Ke Labuhan Bilik T/L ke PLTU Pangkalan Susu Ke arah Pangkalan Brandan 1x30 MVA  1x30 MVA  1x30 MVA  Ke arah GIS Listrik Ke arah KIM Ke arah Glugur Ke arah Mabar T/L ke PLTA Wampu Ke arah PLTA Asahan III

1x60 MVA Ke PLTP Sorik Merapi Ke PLTP Pusuk Bukit Untuk IBT 500/150 kV Untuk IBT 500/150 kV Untuk IBT 500/150 kV Untuk IBT 275/150 kV Untuk IBT 275/150 kV

Pengembangan Gardu Induk Sumatra (Lanjutan 9)

190

No.  Propinsi

Nama Gardu Induk 

Tegangan 

Baru/ Extension  Extension

Kap

Jumlah 

COD 

358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396

Binjai Pangkalan Susu Bangko Muara Bungo New Garuda Sakti Kiliranjao Payakumbuh Lahat Lubuk Linggau Galang Sarulla Padang Sidempuan Aur Duri Lahat Lumut Balai Betung Gumawang Sigli PLTU Meulaboh Lhokseumawe Rengat Riau Mulut Tambang Muara Enim Bayung Lincir/PLTU Sumsel ‐ 5 Sungai Lilin/PLTU Sumsel ‐ 7 Pangkalan Susu Bangko Ulee Kareng Ulee Kareng Aurduri Lubuk Linggau New Garuda Sakti HVDC Station Converter HVDC Switching Station PLTU Jambi 500 kV Ketapang Switching Station Muara Enim 500 kV Muara Enim 500 kV Muara Enim 500 kV Aurduri 500kV New Garuda Sakti 500 kV Rengat 500 kV

275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 275/150 kV 250 kV DC 250 kV DC 500 kV 500 kV DC 500 kV DC 500 kV DC 500/275 kV 500/275 kV 500/275 kV 500/275 kV

Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Extension Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Extension Extension Baru Extension Extension Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru Baru

1000 0 250 250 500 250 250 1000 250 1000 500 500 500 0 500 500 500 250 250 250 250                  ‐ 0 0 0 250 500 500 0 250 600 0 0 0 3000 1000 500 1000 500

31.83 9.11 21.08 20.08 24.28 19.66 20 17 20.17 35.50 20.32 35.13 24.00 21.88 25.98 2 97 2.97 24.28 24.00 21.03 25.98 20.08 20.08 20 08 20.08                 8 12.21 12.08 12.08 21.03 17.92 21 03 21.03 2.81 7.45 19.95 16.68 9.82 1.47 324 00 324.00 54.31 25.77 36.22 25.77

2011 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2017 2018 2018 2020 2016 2016 2018 2016 2016 2016 2018 2018 2018

Sumut Sumut Jambi Jambi Riau Sumbar Sumbar Sumsel Sumsel Sumut Sumut Sumut Jambi Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel NAD NAD NAD Riau Riau Sumsel Sumsel Sumsel Sumut Jambi NAD Jambi Sumsel Riau Riau Jambi Lampung Sumsel Sumsel Jambi Riau Riau

Keterangan 2x500 MVA 2 x 250 MVA 1 x 250 MVA 2x250 MVA 1 x 250 MVA 1 x 250 MVA 1 x 250 MVA 2 x 500 MVA 1 x 250 MVA 2x250 MVA 2x250 MVA Untuk PLTU Pangkalan Susu II 2x250 MVA Untuk PLTU Pangkalan Susu II 2x250 MVA 2 LB arah Lumut Balai dan 2 LB arah Muara Enim 2x250 MVA 2x250 MVA 1 x 250 MVA 2x250 MVA 2x250 MVA 2x250 MVA 2x250 MVA 2x250 MVA 2x500 MVA Untuk Mengantisipasi PLTU Hululais 1 x 125 MVA 2x250 MVA Untuk Mengantisipasi PLTP Merangin Untuk Mengantisipasi PLTP Merangin 2x250 MVA 2x250 MVA HVDC ke Peninsula HVDC ke Peninsula 1x500 MVA 2x500 MVA 2x500 MVA 2x500 MVA Untuk 500kV Aurduri 2x500 MVA 2x500 MVA

LAM MPIRAN A1.7

PET TA PENGE EMBANGA AN PENY YALURAN SISTEM INTERKONEKSI SUM MATRA

191

Sistem Kelistrikan 275 kV dan 500 kV Sumatera

192 Eksisting 70 kV Eksisting 150 kV Eksisting 275 kV (Operasi 150 kV) Rencana 150 kV Rencana 275 kV AC Rencana 250 kV DC Rencana 500 kV AC Rencana 500 kV DC

Sistem Nangroe Aceh Darussalam (NAD)

193

Sistem Sumatera Utara

194

Sistem Riau

195

Sistem Sumatera Barat

196

Sistem Jambi

197

Sistem Bengkulu

198

Sistem Sumatera Selatan

199

Sistem Lampung

200

LAM MPIRAN A1.8

ANALISIS ALIRA AN DAYA A SIS STEM INT TERKONEKSI SUMA ATRA

201

240.12 MW

83 MW

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA TAHUN 2011

SUB SISTEM NAD SUB SISTEM BENGKULU

LANGSA

85.9 MW

211 MW

PKLNG 172.4 MW 121 MW 194.3 MW

PBDAN

202

SUB SISTEM JAMBI

1.158,78 MW

1.209,78 MW

MBNGO

168.4 MW

LLGAU

INALUM

LLGAU

SUB SISTEM SUMUT

BNGKO

0 MW

177 MW

SUB SISTEM SUMSEL BTRJA

222.4 MW 160 MW

SMKOK

148.8 MW PLTA ASAHAN 1 2 X 90 MW

160 MW KTPNG

BKMNG & BUMPU

172.2 MW

PYBUH

SUB SISTEM RIAU

KTPJG

BBATU

KLJAO

SUB SISTEM LAMPUNG

SUB SISTEM SUMBAR 397 MW

275 kV 150 kV

196 MW

359 MW

458.77 402.28 MW MW

568.68 568 68 MW

599.7 MW

875 MW

PLTA ASAHAN 1 2 X 90 MW

160 MW

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM 275 KV SUMATERA TAHUN 2012

LLGAU

56 MW

56 MW

BNGKO

8.6 MW

47.2 MW

64.8 MW

SUB SISTEM BENGKULU

MBNGO

38.5 MW

28.8 MW

SUB SISTEM BANGKO

KLJAO

67.5MW

SMKOK

160 MW

LAHAT

67.5 MW

SUB SISTEM JAMBI

SUB SISTEM SUMUT

SUB SISTEM SUMBAR & RIAU SEL PYBUH

SUB SISTEM SUMSEL & BENGKULU SEL

177.8 MW 97.88 MW

- MW

47.1 MW

164.9 MW

188.9 MW

1049 MW 1273 MW

626 MW 464 MW

199 MW

PBDAN

80.2 MW

203

KTPNG

BTRJA 82.4 MW

723 MW 151 MW

BKMNG & BUMPU

SUB SISTEM LAMPUNG

LNGSA 360 MW

525 MW

150 kV

200 MW

SUB SISTEM RIAU

275 kV

PSUSU

KTPJG

BBAT TU

858 MW

BNJAI

460 MW

SUB SISTEM NAD

705 MW

273 MW

373 MW

PLTU Pangkalan Susu 1 X 220 MW

PLTA ASAHAN 1 2 X 90 MW

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM 275 KV SUMATERA TAHUN 2013

PLTP SARULLA

160 MW

SUB SISTEM JAMBI

PYBUH

SMKOK

25.3 MW W

134 MW

SUB SISTEM SUMBAR & RIAU SEL

GLANG

152 MW W

138.6 MW

SUB SISTEM SUMUT 18.2 MW

SUB SISTEM BANGKO

KLJAO

174.6 MW

15.3 MW

53.5 MW W

25.4 MW W

SUB SISTEM BENGKULU

MBNGO

134.8 MW

138.6 MW W

BNGKO

134.8 MW

W 36 MW

LLGAU

156.9 MW

156.8 MW W

LAHAT

PYBUH

SUB SISTEM SUMSEL & BENGKULU SEL

160 MW

129.6 MW

- MW

53.4 MW

277.9 MW 261.6 MW

552 MW

522 MW

966 MW 1400 MW

286 MW

PBDAN

160.6 MW

204

KTPNG

BTRJA & MRDUA

199.2 MW

792 MW

95.6 MW

KTPJG

PSUSU

SUB SISTEM LAMPUNG

LNGSA 537 MW

SUB SISTEM NAD PLTU Pangkalan Susu 2 x 220 MW

717 3 MW 792 MW 717.3

150 kV

304 MW

BKMNG

SUB SISTEM RIAU

697 MW

275 kV

304 MW

BB BATU

705 MW

BNJAI

259 MW

451 MW

MNGLA M

400 MW

BKMNG

BBATU U

104.9 MW

293.5 MW

267.9 MW

232.8 MW

229 MW

69.4 MW

11.8 MW

93 MW

GLANG

233.4 MW

205 21.8 MW

10 MW

100.4 MW

17.2 MW

46.6 MW

44.1 MW

34.3 MW

430.6 MW

160 MW

100 MW

100 MW

720 MW

BBATU

266 MW

BKMNG MNGLA

300 MW

51.8 MW

67.2 MW

439 MW

280 MW

182.7 MW

73.8 MW

361 MW

202.2 2 MW

39.2 MW

6 MW

199.2 2 MW

GLA ANG

206 2.1 MW

47.9 MW

118.9 MW

48.9 MW

83.7 MW

18.6 MW

6 MW

14.6 MW

156 MW

300 MW

159.4 MW

190 MW

600 MW

402 MW

BKMNG MNGLA

540 MW W

65.8 MW

194.6 MW

317.3 MW

139.2 MW

8.1 MW

240 MW

240 MW

4.9 MW

284.6 MW

144.7 MW

191.4 MW W

55.1 MW W

GLANG G

207 38.9 MW

160.9 MW

146.3 MW

128.7 MW

40.1 MW

6.8 MW

W 62.1 MW

136.6 MW

160 MW

300 MW

160 MW

190 MW

600 MW

458.9 MW

BKMNG MNGLA

1.6 MW

198.4 MW

500 MW

178.3 MW

111.4 MW

8 MW 30.8

240 MW

240 MW

147.6 MW

28 MW

445.4 MW

22 22.2 MW

228.6 M MW

90.6 MW W

GLANG

208 30.2 MW

178.4 MW W

MW 127.7 M

29 MW

38.3 MW

45.2 MW W

64.5 MW W

178.3 MW W

160 MW

290 MW

170 MW

160 MW

720 MW

540 MW

BKMNG MNGLA

55.1 MW

260.6 MW

540 MW

654 M MW

275.9 M MW

330 MW

211 MW

380 MW

260 MW W

200 MW W

1.3 MW

60.3 MW

445 MW

39 93.4 MW

MW 585.2 M

400 MW

397.8 MW

125.3 MW

GLAN NG

209 53 MW

240 MW

W 200 MW

138.7 MW W

13.6 MW

239 MW

10 MW

294 MW

140 MW

180 MW

160 MW

80 MW

200 MW

800 MW

W 511.4 MW

BKMNG MNGLA

105 MW

361.5 MW

500 MW

1126 MW

145 MW W

344 MW

231 MW

718 MW

240 MW W

240 MW W

35 MW

1.6 MW

299.6 MW

718 MW

443 MW

22.3 MW

420 MW 4

453.9 MW 4

GLAN NG

210 26.1 MW

196.6 MW W

267.3 MW W

209 MW

14.5 MW W

194 MW

39.9 MW W

11.8 MW W

160 MW

150 MW

160 MW

80 MW

170 MW W

760 MW

515 MW

BKMNG MNGLA

126.4 MW

375 MW

52 20 MW

135 5 MW

1151 1 MW

299 MW

758 MW

270 M MW

270 M MW

29.3 MW

59.7 MW

450 MW

424.6 MW

758 MW

445.4 MW

42.7 MW

470.7 MW

GLANG

211 40.6 MW W

266.3 M MW

186.7 MW

214.5 5 MW

10.7 MW W

261 M MW

64.3 M MW

66.6 MW W

160 MW

200 MW

160 MW W

160 MW

LA AMPIRAN N A1.9

KEBUTUH HAN FISIK K PENGEM MBANGAN N DISTRIB BUSI SIS STEM INTE ERKONEK KSI SUMA ATERA

212

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Regional Sumatera Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 6.569 4.562 4.661 5.011 5.031 5.403 5.548 5.951 6.291 6.590 55.618

JTR kms 6.711 4.285 4.509 4.869 4.982 5.271 5.273 5.608 5.788 5.955 53.251

Trafo MVA 1.470 766 819 836 872 900 941 978 1.041 1.072 9.694

Pelanggan 1.091.206 594.512 605.242 619.356 537.293 498.951 493.516 506.895 522.635 540.399 6.010.005

213

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Regional Sumatera Juta USD Tahun

JTM

2011 2012 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

148,8 106,0 06,0 111,4 123,4 126,0 140,8 145,3 161,7 174,5 188,3 1.426,3

JTR 100,1 64,0 6 ,0 69,1 76,8 79,8 88,4 87,1 98,3 104,2 108,5 876,4

Trafo 50,9 36,2 36, 37,0 38,4 37,1 34,2 35,8 38,0 41,1 43,9 392,7

Pelanggan 39,0 42,3 ,3 54,8 63,1 32,7 34,6 36,3 38,2 39,1 39,0 419,1

Total 338,9 248,6 8,6 272,3 301,8 275,5 298,0 304,5 336,2 359,0 379,7 3.114,5

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Aceh Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 878 937 1.000 1.068 1.140 1.216 1.298 1.385 1.478 1.578 11.979

JTR kms 994 1.061 1.132 1.208 1.290 1.377 1.469 1.568 1.673 1.786 13.558

Trafo MVA 53 56 60 64 69 73 78 83 89 95 720

Pelanggan 42.227 39.193 40.171 41.179 34.291 30.598 31.418 33.447 34.369 35.332 362.225

214

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Aceh Juta USD Tahun 2011 2012 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM 21,9 23,4 3, 24,9 26,6 28,4 30,3 32,4 34,5 36,9 39,3 298,6

JTR 13,3 14,2 , 15,2 16,2 17,3 18,4 19,7 21,0 22,4 23,9 181,5

Trafo 4,5 4,8 ,8 5,2 5,5 5,9 6,3 6,7 7,1 7,6 8,1 61,7

Pelanggan 3,0 2,7 , 2,8 2,9 2,4 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 25,3

Total 42,7 45,1 5, 48,1 51,2 53,9 57,2 60,9 65,0 69,3 73,8 567,2

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 1.376 1.461 1.438 1.538 1.538 1.718 1.903 2.076 2.291 2.467 17.805

JTR kms 1.092 918 996 1.078 1.158 1.218 1.260 1.339 1.378 1.414 11.850

Trafo MVA 146 153 166 180 193 220 240 263 287 314 2.160

Pelanggan 125.011 120.266 118.720 116.353 102.587 113.957 118.215 122.640 127.238 132.016 1.197.004

215

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Sumut Juta USD Tahun 2011 2012 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM 26,5 28,1 8, 27,7 29,6 29,6 33,1 36,6 40,0 44,1 47,5 342,7

JTR 12,9 10,9 0,9 11,8 12,7 13,7 14,4 14,9 15,8 16,3 16,7 140,2

Trafo 1,2 1,3 ,3 1,4 1,5 1,6 1,8 2,0 2,2 2,4 2,6 18,1

Pelanggan 8,7 8,4 8, 8,3 8,1 7,2 8,0 8,3 8,6 8,9 9,2 83,7

Total 49,4 48,7 8, 49,1 52,0 52,1 57,3 61,8 66,6 71,7 76,1 584,6

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 262 295 314 315 321 331 339 342 351 372 3.242

JTR kms 308 347 370 371 378 391 400 404 414 439 3.823

Trafo MVA 38 43 46 46 47 48 49 50 51 54 471

Pelanggan 32.205 34.715 35.286 35.420 36.075 37.323 38.203 38.633 39.670 42.004 369.534

216

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Sumbar Juta USD Tahun 2011 2012 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM 7,4 8,3 8,9 9,0 9,2 9,5 9,7 9,9 10,2 10,6 92,7

JTR 6,5 7,3 ,3 7,8 7,9 8,1 8,3 8,6 8,8 9,1 9,4 81,9

Trafo 5,4 6,0 6,4 6,5 6,7 6,9 7,0 7,2 7,4 7,7 67,2

Pelanggan 2,5 2,8 ,8 3,0 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 31,3

Total 21,8 24,4 , 26,0 26,5 27,1 27,8 28,6 29,3 30,2 31,4 273,1

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Riau Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 1.340 534 565 541 584 599 602 609 629 591 6.595

JTR kms 1.546 616 652 624 673 692 694 703 725 682 7.610

Trafo MVA 785 271 287 275 296 304 306 309 319 300 3.454

Pelanggan 216.003 57.399 60.743 58.151 62.700 64.408 64.649 65.476 67.548 63.549 780.626

217

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Riau Juta USD Tahun 2011 2012 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM 31,5 12,6 ,6 13,3 12,7 13,7 14,1 14,2 14,3 14,8 13,9 155,2

JTR 26,4 10,5 0,5 11,2 10,7 11,5 11,8 11,9 12,0 12,4 11,7 130,1

Trafo 7,1 2,5 ,5 2,6 2,5 2,7 2,8 2,8 2,8 2,9 2,7 31,2

Pelanggan 6,2 6,7 6, 10,2 11,5 4,6 4,8 4,9 5,1 4,3 2,3 60,5

Total 71,3 32,2 3 , 37,2 37,4 32,6 33,5 33,7 34,3 34,4 30,6 377,0

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 293 105 130 184 203 217 209 200 173 163 1.876

JTR kms 338 121 150 212 234 250 241 231 200 188 2.164

Trafo MVA 107 61 76 82 87 91 94 96 101 105 900

Pelanggan 23.272 13.335 13.837 14.842 15.700 16.566 16.964 17.487 18.287 19.113 169.404

218

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Kepulauan Riau Juta USD Tahun 2011 2012 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM 6,9 2,5 ,5 3,1 4,3 4,8 5,1 4,9 4,7 4,1 3,8 44,1

JTR 5,8 2,1 , 2,6 3,6 4,0 4,3 4,1 3,9 3,4 3,2 37,0

Trafo 1,0 0,6 0,7 0,7 0,8 0,8 0,8 0,9 0,9 1,0 8,1

Pelanggan 1,4 0,5 0,6 0,8 0,9 1,0 1,0 0,9 0,8 0,8 8,7

Total 15,0 5,6 6,9 9,5 10,5 11,2 10,8 10,4 9,2 8,7 97,9

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Jambi Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 558 222 226 234 240 245 253 264 275 282 2.800

JTR kms 515 205 210 220 227 230 238 253 263 264 2.626

Trafo MVA 49 20 20 21 22 23 24 25 26 27 257

Pelanggan 84.765 33.693 36.589 37.591 29.433 30.565 31.424 33.567 34.516 37.725 389.868

219

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Jambi Juta USD Tahun 2011 2012 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM 13,1 5,7 5, 6,4 7,2 8,1 9,1 10,3 11,8 13,4 15,4 100,5

JTR 9,8 3,8 4,4 5,0 5,7 6,5 5,0 7,7 8,7 7,4 64,1

Trafo 0,5 0,2 0, 0,2 0,2 0,3 0,3 0,4 0,3 0,4 0,6 3,4

Pelanggan 4,3 1,1 , 3,9 5,6 1,7 1,8 2,0 2,1 2,3 2,5 27,3

Total 27,7 10,9 0,9 14,9 18,0 15,8 17,8 17,7 21,9 24,8 25,9 195,4

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 716 394 414 438 462 488 516 544 574 606 5.152

JTR kms 721 396 421 447 475 504 535 567 602 638 5.306

Trafo MVA 100 44 54 50 62 58 71 67 82 88 675

Pelanggan 233.427 102.644 116.372 116.204 88.735 83.599 73.059 69.997 70.865 76.896 1.031.799

220

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Sumatera Selatan Juta USD Tahun 2011 2012 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM 18,3 11,0 ,0 12,8 14,8 17,3 20,0 23,3 27,0 31,4 36,4 212,3

JTR 11,0 6,7 6, 7,8 9,1 10,6 12,4 14,5 16,9 19,7 23,0 131,9

Trafo 1,2 0,6 0,8 0,8 1,1 1,1 1,0 1,2 2,1 2,5 12,3

Pelanggan 6,2 6,4 6, 12,5 16,9 4,7 5,1 5,4 5,8 6,2 6,7 76,0

Total 36,7 24,7 , 33,9 41,7 33,7 38,7 44,2 50,9 59,5 68,6 432,6

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Bengkulu Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 290 191 176 271 133 306 141 227 194 188 2.115

JTR kms 316 208 191 295 144 333 153 247 211 204 2.301

Trafo MVA 20 13 12 18 8 16 12 15 13 13 140

Pelanggan 40.147 26.366 24.262 34.442 11.963 19.182 14.146 16.836 17.100 16.816 221.260

221

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Bengkulu Juta USD Tahun 2011 2012 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM 7,4 5,3 5,4 9,2 4,9 12,6 6,4 11,3 10,6 11,3 84,3

JTR 4,8 3,5 3,5 6,0 3,2 8,2 4,2 7,4 6,9 7,4 55,1

Trafo 0,2 0,2 0, 0,2 0,3 0,1 0,3 0,3 0,4 0,3 0,4 2,6

Pelanggan 0,2 0,1 0, 0,1 0,2 0,2 0,2 0,2 0,3 0,3 0,3 2,1

Total 12,6 9,1 9, 9,3 15,6 8,5 21,3 11,0 19,3 18,1 19,3 144,2

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Lampung Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 428 281 269 277 260 169 174 179 184 189 2.409

JTR kms 403 264 254 261 244 159 164 168 173 178 2.268

Trafo MVA 144 94 88 87 72 54 55 56 57 59 765

Pelanggan 236.225 155.182 148.793 153.230 143.322 93.527 96.093 98.721 101.417 104.182 1.330.692

222

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Lampung Juta USD Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM 10,3 71 7,1 7,2 7,8 7,6 5,2 5,6 6,1 6,5 7,1 70,5

JTR 5,4 37 3,7 3,8 4,1 4,0 2,7 3,0 3,2 3,4 3,7 37,0

Trafo 28,6 19 7 19,7 19,2 20,0 17,5 13,6 14,6 15,7 16,9 18,2 184,1

Pelanggan 4,6 13 0 13,0 12,7 13,5 7,1 7,7 8,3 9,0 9,7 10,4 96,0

Total 49,0 43 6 43,6 42,9 45,3 36,3 29,3 31,5 33,9 36,5 39,3 387,6

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Bangka Belitung Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 428 143 128 146 152 113 114 123 142 156 1.645

JTR kms 477 149 133 152 159 117 119 128 148 162 1.744

Trafo MVA 29 11 10 13 17 12 13 14 16 17 151

Pelanggan 57.924 11.719 10.468 11.944 12.486 9.226 9.345 10.091 11.624 12.766 157.594

223

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Bangka Belitung Juta USD Tahun 2011 0 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM 5,6 1,9 ,9 1,8 2,2 2,4 1,8 1,9 2,2 2,6 3,0 25,3

JTR 4,1 1,3 ,3 1,2 1,5 1,6 1,2 1,3 1,5 1,8 2,1 17,7

Trafo 1,1 0,4 0, 0,3 0,4 0,4 0,3 0,2 0,2 0,2 0,2 3,7

Pelanggan 2,0 0,6 0,6 0,6 0,7 0,7 0,7 0,7 0,8 0,8 8,1

Total 12,8 4,3 ,3 4,0 4,6 5,0 4,0 4,2 4,6 5,4 6,0 54,8

LA AMPIRAN N A1.10

P PROGRAM M LISTRIK K PERDES SAAN SIS STEM INT TERKONE EKSI SUMATERA

224

P ki Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Regional Sumatera K b h Fi ik J i Li ik P d R i lS Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 3.344,0 1 810 2 1.810,2 3.657,2 3.539,5

JTR kms 3.280,9 1 531 0 1.531,0 3.260,8 3.207,4

MVA 139,9 44 4 44,4 89,8 89,1

    12.351,0       11.280,1

       363,1

Trafo Unit 2.263 758 1.426 1.440

Listrik murah

Jml Pelanggan

dan Hemat (RTS)

89 727 89.727 122.274 125.131

8 515 8.515

      5.887,9         337.132,4

225

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Regional Sumatera (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

Pelanggan

Total

602.819,7 309.601,9 893 240 2 893.240,2 953.237,8

291.317,9 146.424,4 378 469 5 378.469,5 406.867,9

158.190,5 69.034,1 218 991 7 218.991,7 231.746,3

2.601,8 -

29 401 0 29.401,0 32.186,6

1.148.370,6 590.994,6 1 520 102 5 1.520.102,5 1.624.038,6

     2.758.899,7

    1.223.079,7

     677.962,7

         2.601,8

      61.587,7

    4.883.506,3

P ki Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi NAD K b h Fi ik J i Li ik P d P i i NAD Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 411,0 58 0 58,0 164,1 162,0

JTR kms 669,9 151 5 151,5 209,0 221,0

MVA 12,0 44 4,4 7,7 6,5

          795,1         1.251,4

         30,6

Trafo Unit 266 71 114 108

Jml Pelanggan

Listrik murah dan Hemat (RTS)

10.018 10 018 5.227 5.518

1 620 1.620

          559,0           20.763,0

226

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Propinsi NAD (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

30.254,5 11.553,6 50 575 4 50.575,4 57.039,7

32.325,1 16.933,5 36 497 2 36.497,2 42.330,8

9.827,5 6.625,1 16 376 6 16.376,6 17.476,7

        149.423,2

       128.086,7

       50.305,8

Pembangkit

Pelanggan

Total 141.707,0 103.449,2 103 449 2 116.847,2

                ‐

               ‐

       362.003,4

P ki Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi Sumatera Utara K b h Fi ik J i Li ik P d P i iS U Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 350,0 110 0 110,0 440,0 422,0

JTR kms 201,0 86 1 86,1 200,3 210,1

MVA 4,7 20 2,0 4,6 6,0

       1.322,0             697,5

         17,3

Trafo Unit 157 60 155 201

Jml Pelanggan

Listrik murah dan Hemat (RTS)

3.614 3 614 11.042 10.590

2 530 2.530

          573,9           25.246,0

227

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Propinsi Sumatera Utara (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

37.343,4 23.938,0 103 883 2 103.883,2 109.661,8

18.746,3 10.003,8 22 297 1 22.297,1 25.317,3

8.090,2 4.472,9 18 055 1 18.055,1 18.360,6

        274.826,4

         76.364,4

       48.978,8

Pembangkit

Pelanggan

Total 94.179,9 38.414,7 144 235 4 144.235,4 153.339,6

                ‐

               ‐

       430.169,7

P ki Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi Sumatera Barat K b h Fi ik J i Li ik P d P i iS B Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 315,0 132 0 132,0 301,0 273,0

JTR kms 255,0 145 0 145,0 307,1 295,1

MVA 7,3 20 2,0 7,5 7,5

       1.021,0         1.002,2

         24,2

Trafo Unit 166 41 80 80

Jml Pelanggan

Listrik murah dan Hemat (RTS)

11.419 11 419 9.480 12.000

1 620 1.620

          367,0           32.899,0

228

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Propinsi Sumatera Barat (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

61.027,1 30.518,5 93 044 3 93.044,3 97.560,9

23.629,5 17.332,1 38 420 5 38.420,5 41.415,9

10.297,1 4.472,8 13 778 1 13.778,1 16.348,2

        282.150,8

       120.798,0

       44.896,3

Pembangkit

Pelanggan

Total 94.953,8 52.323,4 145 243 0 145.243,0 155.325,0

                ‐

               ‐

       447.845,2

P ki Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi Riau  K b h Fi ik J i Li ik P d P i i Ri Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 310,0 198 0 198,0 170,0 170,0

JTR kms 389,0 213 9 213,9 190,0 180,0

MVA 28,0 60 6,0 7,7 7,9

               848,0            972,9

         49,6

Trafo Unit 380 90 97 100

Jml Pelanggan

Listrik murah dan Hemat (RTS)

8.855 8 855 13.755 14.205

          667,0              36.815

229

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Propinsi Riau (uta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

59.940,8 41.747,8 47 998 8 47.998,8 51.653,8

40.381,7 22.265,4 24 352 8 24.352,8 24.460,3

35.912,0 11.020,3 18 183 0 18.183,0 20.062,5

        201.341,1

       111.460,1

       85.177,8

Pembangkit

Pelanggan

Total 136.234,5 75.033,5 90 534 5 90.534,5 96.176,5

                ‐

               ‐

       397.979,0

P ki Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi Riau Kepulauan K b h Fi ik J i Li ik P d P i i Ri K l Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 280 0 280,0

JTR kms

Trafo MVA

Jml Pelanggan

Unit

239 3 239,3

60 6,0

          280,0             239,3

           6,0

Listrik murah dan Hemat (RTS)

90

13 125 13.125

425

            90,0           13.125,0

230

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Propinsi Riau Kepulauan (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

63.439,5

26.442,1

11.164,7

           63.439,5

         26.442,1

       11.164,7

Pembangkit

Pelanggan

Total 101.046,3 -

                ‐

               ‐

       101.046,3

P ki Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi Jambi K b h Fi ik J i Li ik P d P i i J bi Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 366,0 121 4 121,4 471,0 436,1

JTR kms 319,0 127 2 127,2 535,0 572,1

MVA 23,5 53 5,3 26,0 25,0

           1.394,5         1.553,3

         79,7

Trafo

Jml Pelanggan

Listrik murah dan Hemat (RTS)

360 76 379 360

8.450 8 450 18.400 16.400

80

      1.175,0              43.250

231

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Propinsi Jambi (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

75.023,2 24.595,7 109 329 6 109.329,6 114.396,1

32.965,2 11.181,1 49 157 8 49.157,8 57.148,8

28.398,8 8.721,9 60 990 9 60.990,9 64.089,1

        323.344,7

       150.452,8

     162.200,7

Pembangkit

                ‐

Pelanggan

Total

10.686,7 10 686 7 10.477,6

136.387,3 44.498,7 230 165 0 230.165,0 246.111,6

     21.164,4

       657.162,6

P ki Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi Sumatera Selatan K b h Fi ik J i Li ik P d P i iS S l Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 480,0 238 0 238,0 750,0 750,0

JTR kms 323,0 148 0 148,0 611,0 560,0

MVA 29,5 68 6,8 12,0 11,3

       2.218,0         1.642,0

         59,5

Trafo Unit 459 135 240 225

Jml Pelanggan

Listrik murah dan Hemat (RTS)

16.236 16 236 39.000 42.000

625

      1.059,0           97.236,0

232

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Propinsi Sumatera Selatan (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

86.311,9 49.581,8 133 530 0 133.530,0 146.890,0

34.437,6 18.747,3 74 410 0 74.410,0 74.960,0

32.265,5 11.641,5 28 740 0 28.740,0 29.640,0

        416.313,7

       202.554,9

     102.287,1

Pembangkit

Pelanggan

Total 153.015,0 79.970,6 236 680 0 236.680,0 251.490,0

                ‐

               ‐

       721.155,7

P ki Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi Bengkulu K b h Fi ik J i Li ik P d P i iB k l Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 450,0 340 9 340,9 769,0 776,0

JTR kms 344,0 150 0 150,0 668,0 674,0

MVA 11,0 41 4,1 9,1 9,2

       2.335,9         1.836,0

         33,3

Trafo Unit 149 71 180 184

Jml Pelanggan

Listrik murah dan Hemat (RTS)

4 500 4.500

470

          584,0             4.500,0

233

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Propinsi Bengkulu (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

102.399,7 47.072,3 188 731 8 188.731,8 199.972,1

34.523,0 15.717,4 63 360 6 63.360,6 67.117,3

13.847,7 8.523,5 25 586 2 25.586,2 27.310,9

        538.175,9

       180.718,4

       75.268,3

Pembangkit

Pelanggan

Total 150.724,9 71.313,3 277 678 7 277.678,7 294.400,4

                ‐

               ‐

       794.117,2

P ki Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi Lampung K b h Fi ik J i Li ik P d P i iL Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 370,0 150 0 150,0 227,1 205,4

JTR kms 633,0 215 0 215,0 310,5 280,0

MVA 17,0 42 4,2 6,4 4,1

          952,5         1.438,5

         31,7

Trafo Unit 230 62 76 52

Listrik murah

Jml Pelanggan

dan Hemat (RTS)

10.580 10 580 20.000 20.000

1 040 1.040

          420,0           50.580,0

234

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Propinsi Lampung (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

99.150,2 34.655,4 80 342 6 80.342,6 87.039,7

45.265,7 28.288,2 44 592 9 44.592,9 48.258,6

13.283,5 8.110,8 22 138 0 22.138,0 17.907,8

        301.187,9

       166.405,3

       61.440,1

Pembangkit

                ‐

Pelanggan

Total

16.163,7 16 163 7 19.396,5

157.699,4 71.054,4 163 237 2 163.237,2 172.602,5

      35.560,2

       564.593,5

P ki Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi Bangka Belitung K b h Fi ik J i Li ik P d P i i B k B li Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 292,0 182 0 182,0 365,0 345,0

JTR kms 147,0 55 0 55,0 230,0 215,0

MVA 7,0 38 3,8 9,1 11,6

       1.184,0             647,0

         31,4

Trafo

Jml Pelanggan

Unit

Listrik murah dan Hemat (RTS)

96 62 105 130

2.930 2 930 5.370 4.418

105

          393,0           12.718,0

235

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Propinsi Bangka Belitung (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

51.368,9 45.938,8 85 804 5 85.804,5 89.023,8

29.043,7 5.955,7 25 380 7 25.380,7 25.859,0

6.268,2 5.445,2 15 143 8 15.143,8 20.550,5

2.601,8

        272.136,0

         86.239,1

       47.407,6

         2.601,8

Pelanggan

Total

2.550,6 2 550 6 2.312,5

83.468,7 57.339,7 128 879 5 128.879,5 137.745,8

        4.863,1

       407.433,7

LA AMPIRA AN A1.11

PROYEKS SI KEBUT TUHAN KE EBUTUHA AN INVES STASI SIS STEM INT TERKONE EKSI SUMA ATERA

236

Proyeksi y Kebutuhan Investasi Pembangkit, g , Transmisi & Distribusi [Fixed Asset Addition] Sumatra (Juta US$)

Tahun

237

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 T t l Total

Investasi Pembangkit T/L dan GI 480 135 1,515 411 1,691 1,205 2 025 2,025 582 3,210 826 2,252 900 2,687 97 1,332 264 2,792 54 1,445 76 19 428 19,428 4 549 4,549

Distribusi 281 299 359 398 297 321 344 374 395 402 3 469 3,469

Total 895 2,225 3,254 3 004 3,004 4,333 3,473 3,128 1,969 3,241 1,923 27 446 27,446

PENJELASAN LAMPIRAN A WILAYAH OPERASI INDONESIA BARAT

238

PENJELASAN LAMPIRAN A1 SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA

A1.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Produksi listrik pada sistem Sumatera diperkirakan meningkat rata-rata 10,4% per tahun antara tahun 2011 dan 2020, yaitu meningkat dari 23.414 GWh pada tahun 2011 menjadi 56.806 GWh pada tahun 2020. Sekitar 43% dari produksi tersebut adalah untuk memenuhi demand di sistem Sumatera bagian utara (Sumbagut) dan selebihnya nya untuk Sumatera bagian Selatan (Sumbagsel). Faktor beban diperkirakan antara 65.4% sampai 67.0%. Beban puncak sistem Sumatera pada tahun 2011 adalah 4.269 MW dan akan tumbuh rata-rata 10.2% per tahun, sehingga menjadi 9.641 MW pada tahun 2020. Proyeksi kebutuhan listrik sistem Sumatera tahun 2011 – 2020 ditunjukkan pada Lampiran A1.1. A1.2 Neraca Daya Sistem interkoneksi masih lemah Walaupun telah dibangun transmisi 150 kV Baganbatu – Rantauprapat yang menghubungkan sistem Sumbagut dan Sumbagselteng, namun kedua sistem tersebut pada dasarnya secara elektris masih terpisah. Kedua sistem ini belum dapat dioperasikan sebagai satu sistem interkoneksi karena terkendala oleh masalah stabilitas, yaitu adanya osilasi inter-area pada frekuensi rendah dengan damping sangat rendah antara kelompok generator di Sumbagut dan kelompok generator di Sumbagselteng. Interkoneksi kedua sistem melalui transmisi 275 kV Payakumbuh – Padangsidempuan pada tahun 2014 diharapkan akan dapat mewujudkan sistem interkoneksi Sumatera 1 . Dengan beroperasinya interkoneksi Sumatera, maka sistem Sumbagsel yang memiliki sumber energi primer yang banyak dan murah akan dapat memasok sebagian kebutuhan sistem Sumbagut, walaupun besarnya daya yang dapat ditransfer akan dibatasi oleh limit stabilitas sistem interkoneksi.

1

Untuk memastikan hal tersebut diperlukan studi small signal stability.

239

Rencana reserve margin tinggi Neraca daya sistem interkoneksi Sumatera direncanakan dengan reserve margin yang tinggi, yaitu mencapai 78% pada tahun 2017 apabila semua proyek pembangkit berjalan dan selesai tepat waktu. Apabila keadaan tersebut benarbenar terjadi maka sistem Sumatera akan mengalami over supply. Namun melihat pengalaman PLN selama ini, tingkat keberhasilan proyek IPP sangat rendah, yaitu hanya sekitar 16%. Bahkan proyek pembangkit PLN juga mengalami keterlambatan, termasuk proyek PLN dalam program percepatan tahap 1. Lebih dari itu, dalam RUPTL 2011-2020 ini direncanakan banyak sekali pembangkit panas bumi (PLTP) yang mencapai 2.495 MW, termasuk PLTP yang masih green field bahkan WKP-nya belum ditender. Proyek PLTP yang diperkirakan dapat selesai pada tahun 2014 adalah PLTP yang WKP-nya telah dimiliki oleh Pertamina. Dari perjelasan diatas dapat dimengerti bahwa perencanaan reserve margin yang tinggi hingga 78% dimaksudkan semata-mata untuk memberikan kepastian yang lebih tinggi kepada masyarakat Sumatera (yang telah lama menderita kekurangan listrik) bahwa listrik akan tersedia cukup di Sumatera. Penamaan proyek PLTU IPP Proyek-proyek IPP yang belum financial closing, kecuali PLTP, tidak disebut nama lokasinya secara spesifik, namun hanya disebutkan kawasan daerah dimana proyek tersebut berada. Hal ini dimaksudkan agar PLN dapat menawarkan proyek IPP kepada pengembang melalui tender kompetitif. Status beberapa IPP saat ini dalam RUPTL 2011 – 2020 adalah sebagai berikut: PLTU Sumbar 1 adalah PLTU Kambang; PLTU Sumsel 2 adalah PLTU Keban Agung; PLTU Sumsel 5 adalah PLTU Bayung Lencir; PLTU Sumsel 6 adalah PLTU Mulut Tambang Pendopo; PLTU Sumsel 7 adalah PLTU Sungai Lilin; PLTU Riau Mulut Tambang adalah PLTU Cirenti. Proyek-proyek strategis 1.

Proyek PLTU Percepatan Tahap I ( PLTU Meulaboh, PLTU Pangkalan Susu, PLTU Sumbar Pesisir, PLTU Tarahan) dan PLTA Asahan III, merupakan proyek yang sangat strategis karena selain proyek-proyek ini akan dapat mengatasi defisit pasokan daya yang saat ini terjadi juga sekaligus akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.

240

2.

PLTU Mulut Tambang (IPP) skala besar yang listriknya juga akan disalurkan ke sistem interkoneksi Sumatera disamping ditransfer ke Jawa melalui transmisi 500 kV HVDC harus dapat diselesaikan selaras dengan penyelesaian proyek interkoneksi Jawa-Sumatera 500 kV HVDC.

3.

PLTA Merangin 350 MW di Provinsi Jambi akan memenuhi kebutuhan sistem Sumatera dan sekaligus menurunkan BPP.

4.

Pembangkit peaker di Sumatera yang akan memanfaatkan potensi bahan bakar gas yang ada.

Pengembangan PLTP Terkait dengan kerja sama dengan PT Pertamina Geothermal, PLN akan membangun sisi hilir pada lokasi-lokasi sebagai berikut: PLTP Ulubelu #1,2 (2x55 MW), PLTP HuluLais #1,2 (2x55 MW), PLTP Sungai Penuh #1,2 (2x55 MW). Khusus untuk PLTP Ulubelu unit 1 dan 2 sumber dana sudah tersedia dari JBIC dimana Loan Agreement sudah ditandatangani pada tahun 2005. Proyek-proyek PLTP lainnya akan dikembangkan oleh IPP dengan total kapasitas 2.165 MW sampai dengan tahun 2020, namun sampai dengan saat ini eksplorasi yang dilakukan pihak swasta terhadap proyek-proyek PLTP tersebut belum tuntas, sehingga hal ini menjadi sangat rawan terhadap ketersediaan reserve margin di sistem Sumatera seperti telah dijelaskan sebelumnya. Pembangkit baru dalam program percepatan tahap II –

PLTU Pangkalan Susu#3,4 2x200 MW



PLTA Asahan III 174 MW



PLTP Hulu Lais #1,2 2x55 MW dan PLTP Sungai Penuh 2x55 MW



PLTP-PLTP yang akan dikembangkan oleh swasta/ IPP yaitu PLTP Ulubelu 3,4 (2x55 MW), PLTP Seulawah 55 MW, PLTP Lumut Balai 4x55 MW, PLTP Sarulla I 6x55 MW, PLTP Sarulla II 2x55 MW, PLTP Rajabasa 4x55 MW, PLTP Muara Laboh 4x55 MW, PLTP Rantau Dedap 4x55 MW dan PLTP Sorik Marapi 240 MW.

Potensi pembangkit hidro Pada saat ini terdapat sebuah proposal proyek IPP unsolicited PLTA Batang Toru 500 MW yang berlokasi di Tapanuli Selatan. Saat ini perusahaan yang mengajukan proposal proyek sedang melakukan pra studi kelayakan (Pre-FS). 241

Apabila proyek tersebut layak secara teknis, keekonomian dan sesuai dengan kebutuhan sistem kelistrikan Sumatera, maka proposal proyek IPP unsolicited tersebut akan diproses lebih lanjut. Neraca Daya sistem Sumatera diberikan pada Lampiran A1.2 A1.3 Proyek-proyek IPP yg terkendala Telah cukup jelas diuraikan pada Lampiran A1.3 A1.4 Neraca Energi Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi, maka produksi energi per jenis energi primer di sistem Sumatera diberikan pada Lampiran A1.4 Produksi energi pada Lampiran B1.4 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan menggunakan model simulasi produksi dengan asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut: − Harga bahan bakar HSD = USD 0,78 /liter, MFO=USD 0,62 /liter, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan batubara = USD 80/ton. − Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada. − Ketersediaan batubara tidak terbatas. − Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek PLTP dan PLTA pada neraca daya. Lampiran B1.4 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut adalah sebagai berikut: a.

Peranan Minyak (HSD dan MFO) yang pada tahun 2010 masih tinggi, yaitu sekitar 6.525 GWh, akan sangat berkurang menjadi sekitar nol pada tahun 2014. Hal ini terjadi karena PLTU Belawan 1 – 4 tidak dioperasikan lagi dan PLTGU Belawan, PLTG Task Force, PLTG Paya Pasir di Sumatera Utara dioperasikan dengan LNG

b.

Peranan LNG akan mulai dirasakan pada tahun 2014, yaitu sekitar 4.324 GWh dan cenderung konstan berdasarkan sumber paskokan LNG yang telah teridentifikasi.

c.

Peranan pembangkit gas yang semula 4.946 GWh pada tahun 2010 akan naik menjadi 7.932 GWh pada tahun 2014, dan secara bertahap akan menurun kembali menjadi 4.575 GWh pada tahun 2020. Hal ini karena

242

pengoperasian pembangkit gas disesuaikan dengan ketersediaan gas dari kontrak yang ada. d.

Peranan pembangkit batubara akan semakin dominan. Pada tahun 2010 hanya 4.346 GWh akan naik 6 kali lipat menjadi 26.714 GWh pada tahun 2020.

e.

Peranan pembangkit hidro pada tahun 2010 semula 4.538 GWh dan akan semakin besar dengan masuknya PLTA semakin besar dengan masuknya PLTA Asahan 3, PLTA Peusangan 1-2 pada tahun dan PLTA Merangin pada tahun 2016 serta PLTA Simonggo-2 dan PLTA Masang-2 pada tahun 2017. Peranan hydro pada tahun 2020 akan mencapai 7.050 GWh.

f.

Kontribusi pembangkit geothermal akan meningkat luar biasa besar pada tahun 2020 dengan produksi 13.200 GWh, atau 23% dari produksi total. Hal ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas PLTP, yang pada tahun 2009 hanya 10 MW akan menjadi 2.495 MW pada tahun 2020. Banyaknya kandidat proyek PLTP di Sumatera akan menyebabkan capacity factor pembangkit beban dasar lainnya, yaitu PLTU batubara, menjadi rendah jika semua proyek PLTU dan PLTP tersebut terlaksana tepat waktu sesuai jadwal. Namun banyaknya kandidat proyek PLTP yang kepastian implementasinya masih rendah 2 akan membuat situasi yang cukup rawan bagi Sumatera apabila pengembangan PLTP yang direncanakan tidak terlaksana sesuai jadwal mengingat ketidakpastian pelaksanaan beberapa pembangkit IPP juga tinggi.

Kebutuhan Bahan Bakar Kebutuhan energi primer di sistem Sumatera dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat pada Lampiran A1.4. Kebutuhan bahan bakar HSD pada tahun 2011 sebesar 2,2 juta liter dan semakin turun menjadi 27 ribu liter pada tahun 2014. Sedangkan MFO sudah tidak diperlukan lagi mulai tahun 2014 karena dihentikannya operasi PLTU Belawan 14 yang mempunyai biaya operasi sangat mahal dibandingkan PLTU batubara. Proyeksi pemakaian gas akan mengikuti pasokan gas yang terus mengalami depletion, namun sejalan dengan rencana akan dibangunnya LNG floating terminal maka PLTGU akan dijalankan dengan LNG. 2

Karena banyak lokasi PLTP yang potensinya belum dibuktikan dengan drilling.

243

Volume pemakaian batubara meningkat dari tahun ke tahun, yaitu naik dari 4,0 juta ton pada tahun 2011 menjadi 16.4 juta ton pada tahun 2020 atau meningkat 6 kali lipat. A1.5 Capacity Balance Gardu Induk Pengembangan gardu induk disusun berdasarkan capacity balance dengan memasukkan GI existing dan GI ongoing project. Selanjutnya dari Capacity Balance tersebut dapat dilihat pembebanan masing masing GI. GI yang telah berbeban diatas 70% dari kapasitas nominalnya memerlukan penambahan trafo. Kemudian dievaluasi juga kebutuhan GI baru untuk perbaikan kualitas pelayanan dan de-dieselisasi serta pengembangan GI baru terkait dengan pembangkit baru. Setelah mendapatkan GI-GI baru yang dibutuhkan, selanjutnya disusun kembali capacity balance yang baru setelah mempertimbangkan penambahan GI baru tersebut. Dengan demikian dapat disusun proyeksi kebutuhan GI, dimana hasil pengembangan GI tersebut dipergunakan juga sebagai dasar pengembangan sistem penyaluran. Dengan kriteria keandalan dan asumsi di atas, kebutuhan pembangunan Gardu Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting sampai tahun 2020 sebesar 28.400 MVA dengan rincian diberikan pada Lampiran A1.5. A1.6 Rencana Pengembangan Penyaluran Rencana pengembangan penyaluran di sistem Sumatera dalam rangka memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik meliputi proyek berikut: •

Pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTA, PLTU IPP dan PLTP IPP.



Pembangunan transmisi baru 275 kV terkait dengan proyek pembangkit PLTU percepatan dan PLTA IPP Asahan 1.



Pengembangan transmisi 150 kV yang ada di lokasi tersebar di sistem Sumatera dalam rangka memenuhi kriteria keandalan (N-1) dan untuk mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan dan fleksibilitas operasi.



Pembangunan transmisi 275 kV dan 500 kV sebagai tulang punggung transmisi interkoneksi Sumatera yang akan memudahkan pengiriman daya 244

dari Sumatera bagian selatan yang kaya akan sumber energi primer ke demand di Sumatera bagian utara. •

Pembangunan transmisi dan kabel laut ±250 kV HVDC Sumatera – Peninsular Malaysia yang bertujuan untuk mengoptimalkan operasi kedua sistem dengan memanfaatkan perbedaan waktu terjadinya beban puncak pada kedua sistem tersebut.

Proyeksi kebutuhan pengembangan jaringan sistem Sumatera diberikan pada Lampiran A1.6. A1.7 Peta Pengembangan Penyaluran Peta pengembangan penyaluran sistem Sumatera adalah seperti pada Lampiran A1.7. A1.8 Analisis Aliran Daya Analisa aliran daya sistem Sumatera dilakukan dengan memperhitungkan seluruh pembangkit dan beban yang ada pada neraca daya, meliputi sistem 275 kV, 150 kV dan 70 kV. Namun pada RUPTL 2011-2020 ini hanya ditunjukkan hasil analisa aliran daya pada sistem transmisi 275 kV dan 500 kV saja. Prakiraan aliran daya di sistem 275 kV Sumatera dilakukan setiap tahun mulai tahun 2011 sampai dengan 2020, dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Analisa aliran daya tahun 2011 Aliran Daya tahun 2011, transfer daya terlihat menuju Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng), baik dari Sumatera Bagian Utara maupun Sumatera Bagian Selatan, hal ini disebabkan tidak adanya pembangkit baru di sistem Sumbagteng. Transfer Daya dari Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) terbatas pada kisaran transfer 224 MW dikarenakan masalah limit stabilitas transfer daya menggunakan sistem 150 kV di titik interkoneksi Sumbagselteng (Lubuk Linggau – Bangko). Dari simulasi aliran daya terlihat, kekurangan pembangkitan pada tahun 2010 ini berada di sub sistem Riau, dimana sub sistem ini menerima daya dari sub sistem Sumatera Barat sebesar 172 MW. Profil tegangan sistem masih berada dalam kriteria operasi yang bervariasi antara 90%-105%. Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara lain PLTU Tarahan #1 (100 MW), PLTG Duri (40 MW), PLTU Simpang Belimbing #1,2 (227 MW) dan PLTG/PLTMG sewa total 182 MW. 245

2. Analisa aliran daya tahun 2012 Pada tahun ini akan dioperasikan sistem tegangan 275 kV pada transmisi 275 kV Lahat – Lubuk Linggau – Bangko – Muara Bungo – Kiliranjao, yang sebelumnya dioperasikan pada tegangan 150 kV. Tambahan transmisi 275 kV baru adalah Pangkalan Susu – Binjai. Transfer dari sub sistem Sumatera Barat ke sub Sistem Riau berkurang hingga menjadi 80 MW seiring dengan beroperasinya beberapa pembangkit di Riau. Tegangan sistem 275 kV cukup baik, yaitu tertinggi di GI Lubuk Linggau (285 kV) dan terendah di GI Binjai (278 kV). Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara lain PLTU Meulaboh FTP 1 (2x110 MW), PLTU Pangkalan Susu #1 (220 MW), PLTU Sumbar Pesisir #1 (112 MW), PLTU Tarahan #2 (100 MW), PLTP Ulubelu #2 (1x55 MW), PLTG Peaker total 160 MW, PLTG Gunung Megang ST (30 MW) dll. 3. Analisa aliran daya tahun 2013 Pada tahun ini terdapat pembangunan transmisi 275 kV baru, yaitu transmisi 275 kV Payakumbuh – Kiliranjao dan Binjai – Galang – Simangkok. Transfer ke sub sistem Riau menjadi 160 MW, dan PLTU Riau FTP1 #1 telah beroperasi 100 MW. Tegangan sistem 275 kV cukup baik, yaitu tertinggi di GI Lubuk Linggau (282 kV) dan terendah di GI Binjai (275 kV). Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara lain PLTGU Keramasan (86 MW), PLTU Pangkalan Susu – FTP1 #2 (1x220 MW), PLTU Sumbar Pesisir FTP1 #2 (112 MW), PLTP Ulubelu-FTP2 #1 (1x55 MW), PLTU Riau FTP1 #1 (100 MW), PLTG Belawan (400 MW), PLTG Sengeti (60 MW) dan PLTU Sewa (840 MW). 4. Analisa aliran daya tahun 2014 Pada tahun ini terdapat pembangunan transmisi 275 kV baru, yaitu transmisi 275 kV Payakumbuh – New Garuda Sakti, Payakumbuh – Padang Sidempuan – Sarulla – Simangkok dan Lahat – Gumawang. Arah aliran daya pada tahun ini adalah dari Sumbagut ke Sumbagselteng, melalui transmisi 275 kV Payakumbuh – Padang Sidempuan sebesar 110 246

MW. Adapun transfer sistem 275 kV ke sub sistem Riau menjadi 230 MW dan transfer sistem 275 kV ke sub sistem Lampung sebesar 230 MW. Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara lain PLTU Riau FTP1 #2 (100 MW), PLTU Simpang Belimbing Ekspansi (227 MW), PLTU Banjarsari (230 MW), PLTP Lumut Balai-FTP2 #3,4 (2x55 MW), PLTP Sarulla-FTP2 (110 MW), PLTA Lawe Mamas (45 MW) dan PLTG peaking total 500 MW. 5. Analisa aliran daya tahun 2015 Pada tahun ini terdapat pembangunan transmisi 275 kV baru, yaitu transmisi 275 kV Muara Enim - Betung – Sungai Lilin (Sumsel-7) - Bayung Lincir (Sumsel-5) Aur Duri – Rengat – New Garuda Sakti seiring dengan tambahan pembangkit PLTU mulut tambang Sumsel-5 150 MW, Sumsel-7 150 MW, Keban Agung 225 MW. Arah aliran daya pada tahun ini adalah dari Sumbagut ke Sumbagselteng ke, melalui transmisi 275 kV Payakumbuh – Padang Sidempuan sebesar 216 MW. Adapun transfer sistem 275 kV ke sub sistem Lampung sebesar 305 MW sedangkan transfer daya melalui transmisi 275 kV sub Sistem Jambi (Aur Duri) ke sub sistem Riau (Rengat) sebesar 202 MW. Pada tahap awal pembangunan segmen transmisi 275 kV Aur Duri – Rengat ini dibangun dengan konstruksi 500 kV, yang kemudian mulai akan dioperasikan dengan sistem 500 kV setelah beroperasinya PLTU di Jambi sampai dengan 800 MW mulai tahun 2018. Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara lain PLTU Pangkalan Susu FTP2 #3,4 (2x200 MW), PLTU Meulaboh #3 (200 MW), PLTP Hululais FTP2 (110 MW), PLTP Sungai Penuh FTP2 (110 MW), PLTU Keban Agung (2x112,5 MW), PLTU Sumsel-5 #1 (150 MW), PLTU Sumsel-7 #1 (150 MW), PLTP Ulubelu #3,4 (110 MW), PLTP Lumut Balai (110 MW) dan PLTP Sarulla (220 MW). 6. Analisa aliran daya tahun 2016 Pada tahun ini terdapat pembangunan transmisi 275 kV baru, yaitu transmisi 275 kV sub sistem NAD mulai Sigli – Lhokseumawe dan pengoperasian transmisi 275 kV Meulaboh – Sigli yang sebelumnya dioperasikan dengan tegangan 150 kV seiring dengan beroperasinya PLTU Meulaboh #3,4 (400 247

MW).Selain itu juga diperlukan pembangunan transmisi 275 kV PLTU Cirenti – Rengat untuk mengevakuasi daya PLTU Cirenti. Arah aliran daya pada tahun ini adalah dari Sumbagselteng ke Sumbagut, melalui transmisi 275 kV Payakumbuh – Padang Sidempuan seiring dengan mulai beroperasinya pembangkit mulut tambang dan panas bumi di sistem Sumbagselteng. Adapun transfer sistem 275 kV ke sub sistem Lampung sebesar 420 MW sedangkan transfer daya melalui transmisi 275 kV ke sub sistem Riau sebesar 211 MW. Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara lain PLTA Peusangan (88 MW), PLTA Asahan III (174 MW), PLTA Merangin (175 MW), PLTU Sumsel-6 #1 (300 MW), PLTU Riau MT #1 (300 MW), PLTU Sumsel-5 #2 (150 MW), PLTU Sumsel-7 #2 (150 MW). 7. Analisa aliran daya tahun 2017 Pada tahun ini terdapat pembangunan transmisi 275 kV baru, yaitu transmisi 275 kV sub sistem NAD mulai Sigli – Ulee Kareng untuk memasok kota Banda Aceh dan sekitarnya. Arah aliran daya pada tahun ini adalah dari Sumbagselteng ke Sumbagut, melalui transmisi 275 kV Payakumbuh – Padang Sidempuan sebesar 225 MW. Adapun transfer sistem 275 kV ke sub sistem Lampung sebesar 261 MW sedangkan transfer daya melalui transmisi 275 kV ke sub sistem Riau sebesar 226 MW. Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara lain PLTA Merangin #2 (175 MW), PLTA Simonggo-2 (86 MW), PLTA Masang-2 (55 MW), PLTU Sumsel-6 #2 (300 MW), PLTU Riau MT #2 (300 MW), PLTP Rajabasa FTP2 (220 MW), PLTP Muara Laboh FTP2 (220 MW) dan PLTP Sarulla II FTP2 (110 MW). 8. Analisa aliran daya tahun 2018 Pada tahun ini transmisi 500 kV dari PLTU Jambi – Aur Duri – New Garuda Sakti sudah beroperasi, seiring dengan beroperasinya PLTU Jambi unit #1 (1 x 400 MW) Arah aliran daya pada tahun ini adalah dari Sumbagselteng ke Sumbagut, melalui transmisi 275 kV Payakumbuh – Padang Sidempuan sebesar 540 MW. Adapun transfer sistem 275 kV ke sub sistem Lampung sebesar 400 248

MW sedangkan transfer daya melalui transmisi 275 kV ke sub sistem Riau sebesar 660 MW. Tambahan pembangkit baru antara lain PLTU Jambi KPS Jambi #1 (1x400 MW), PLTU Sumsel-1 #1 (400 MW), PLTP Rantau Dedap FTP2 (110 MW), PLTP Sorik Marapi FTP2 (240 MW) dan PLTP Suoh Sekincau (110 MW). 9. Analisa aliran daya tahun 2019 Arah aliran daya masih dari selatan ke utara, dengan transfer daya sebesar 360 MW melalui transmisi 275 kV Payakumbuh – Padang Sidempuan, transfer daya ke sub sistem Riau melalui transmisi 500 kV Rengat – New Garuda Sakti sebesar 1100 MW dan transfer ke sub sistem Lampung melalui transmisi 275 kV Muara Enim – Gumawang sebesar 440 MW. Tambahan pembangkit baru antara lain PLTU Jambi KPS #2 (1x400 MW), PLTU Sumsel-1 #2 (400 MW) dan PLTP Rantau Dedap FTP2 #2 (110 MW) dan PLTP Suoh Sekincau (110 MW). 10. Analisa aliran daya tahun 2020 Arah aliran daya dari selatan ke utara, dengan transfer daya sebesar 490 MW melalui transmisi 275 kV Payakumbuh – Padang Sidempuan, transfer daya ke sub sistem Riau melalui transmisi 500 kV Rengat – New Garuda Sakti sebesar 1150 MW dan transfer ke sub sistem Lampung melalui transmisi 275 kV Muara Enim – Gumawang sebesar 450 MW. Tambahan pembangkit baru antara lain PLTG Peaker (200 MW) dan PLTP tersebar (695 MW)

A1.9 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi Kebutuhan pengembangan sistem distribusi diperlukan untuk, •

Meningkatkan keandalan dan mutu tegangan pelayanan



Perbaikan SAIDI dan SAIFI



Menurunkan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan yang tua



Meningkatkan penjualan tenaga listrik dengan menambah pelanggan

Proyeksi kebutuhan fisik distribusi wilayah Sumatera seperti pada Lampiran A1.9.

249

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Regional Sumatera JTM kms 6,569 4,562 4,661 5,011 5,031 5,403 5,548 5,951 6,291 6,590 55,618

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTR kms 6,711 4,285 4,509 4,869 4,982 5,271 5,273 5,608 5,788 5,955 53,251

Trafo MVA 1,470 766 819 836 872 900 941 978 1,041 1,072 9,694

Pelanggan 1,091,206 594,512 605,242 619,356 537,293 498,951 493,516 506,895 522,635 540,399 6,010,005

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Regional Sumatera Juta USD Tahun

JTM

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

148.8 106.0 111.4 123.4 126.0 140.8 145.3 161.7 174.5 188.3 1,426.3

JTR 100.1 64.0 69.1 76.8 79.8 88.4 87.1 98.3 104.2 108.5 876.4

Trafo 50.9 36.2 37.0 38.4 37.1 34.2 35.8 38.0 41.1 43.9 392.7

Pelanggan 39.0 42.3 54.8 63.1 32.7 34.6 36.3 38.2 39.1 39.0 419.1

Total 338.9 248.6 272.3 301.8 275.5 298.0 304.5 336.2 359.0 379.7 3,114.5

Dari tabel perkiraan kebutuhan distribusi regional sumatera tahun 2011-2020 dapat dijelaskan sebagai berikut : •

Selama kurun waktu tahun 2011-2020 direncanakan membangun JTM 61.600 kms, JTR 65.510 kms, Kapasitas gardu distribusi 14.054 MVA untuk menunjang penyambungan pelanggan sejumlah 6,0 juta.



Perkiraan biaya total selama kurun waktu tersebut, untuk menunjang pengembangan sistem distribusi tersebut membutuhkan biaya total sebesar USD 3.469 juta USD (JTM USD 1.564 juta, JTR USD 1.076 juta, gardu USD 410 juta, dan sambungan pelanggan 419 juta USD) dan diperkirakan setiap tahunnya dibutuhkan anggaran sebesar USD 350 juta.



Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dari 67,1 % tahun 2010, menjadi 73,3 % di tahun 2014 untuk regional sumatera

A1.10 Program Listrik Perdesaan

250

Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Regional Sumatera Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 3.344,0 1.810,2 3.657,2 3.539,5

JTR kms 3.280,9 1.531,0 3.260,8 3.207,4

    12.351,0       11.280,1

Trafo MVA Unit 139,9 2.263 44,4 758 89,8 1.426 89,1 1.440

       363,1

      5.887,9

Jml Pelanggan

Listrik murah dan Hemat (RTS)

89.727 122.274 125.131

8.515

       337.132,4

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Regional Sumatera (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM 602.819,7 309.601,9 893.240,2 953.237,8

JTR

Trafo

Pembangkit

Pelanggan 29.401,0 32.186,6

291.317,9 146.424,4 378.469,5 406.867,9

158.190,5 69.034,1 218.991,7 231.746,3

2.601,8 -

    2.758.899,7      1.223.079,7

     677.962,7

        2.601,8

Total 1.148.370,6 590.994,6 1.520.102,5 1.624.038,6

      61.587,7      4.883.506,3

Dari tabel perkiraan kebutuhan fisik dan biaya listrik perdesaan regional Sumatera tahun 2011-2014 dapat dijelaskan sebagai berikut : •

Selama kurun waktu tahun 2010-2014 direncanakan membangun JTM 12.351 kms, JTR 11.280 kms, Kapasitas gardu distribusi 363 MVA.



Perkiraan biaya total selama kurun waktu tersebut, untuk menunjang kegiatan listrik perdesaan tersebut sebesar Rp 4,88 triliun (JTM Rp 2,8 triliun, JTR Rp 1,22 triliun, gardu Rp 0,7 triliun, pembnagkit dan pelanggan Rp 2,6 triliun

A1.11 Program Energi Baru dan Terbarukan Lihat Bab 4.11, halaman 96. A1.12 Proyeksi Kebutuhan Investasi Proyeksi kebutuhan Investasi pembangkit, transmisi dan gardu induk sistem Sumatera diberikan pada Lampiran A1.12.

251

LA AMPIRAN N A2

SISTEM M INTERKO ONEKSI KALIMANTAN K BAR RAT

252

LAM MPIRAN A2.1

PROY YEKSI KEB BUTUHAN N TENAG GA LISTRIK SISTEM KALIMAN NTAN BAR RAT

253

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Sistem Kalimantan Barat

Sistem

254

Wil Kalbar Sistem Khatulistiwa Produksi Faktor Beban Beban Puncak

Satuan 2011

GWh % MW

1.121 69 186

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

1.379 74 211

1.749 77 259

2.021 68 339

2.201 69 362

2.544 74 394

2.707 68 457

2.879 68 486

3.060 68 516

3.304 69 548

LA AMPIRAN N A2.2

NERACA A DAYA SISTEM M KALIMA ANTAN BA ARAT

255

MW

Grafik Neraca Daya Sistem Kalbar 900

Pembangkit Terpasang PLN

54%

Pembangkit Sewa

PLTG PLN

PLTGB Sewa

800

PLTU PLN

51%

PLTU FTP2

700

47% PLTA PLN

53%

PLTU IPP Power Purchase (Sesco) PLTA PLN

600

g Reserve Margin Beban Puncak

45%

256

500

43%

46% Power Purchase (Sesco) PLTU IPP

57% 400 300

45%

37% PLTU (FTP2)

200

PLTU (FTP2) Kapasitas Terpasang

100 -

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Tahun 256

Neraca Daya Sistem Kalbar Kebutuhan dan Pasokan

257

Kebutuhan Produksi Faktor Beban Beban Puncak Pasokan Kapasitas Daya Terpasang PLN PLTG-HSD PLN (Siantan) PLTD-MFO PLN (Sei Raya & Siantan) PLTD-MFO PLN (Sei Wie & Sudirman) Interkoneksi sistem-sistem isolated S Sewa Retired & Moultbolled (PLN) Tambahan Kapasitas PLN On-going dan Committed Project Pantai Kura-Kura (FTP1) Parit Baru (FTP1) Rencana Parit Baru - Loan China (FTP2) Nanga Pinoh Kalbar - 1 Kalbar - 2 IPP Rencana Pontianak - 2 Pontianak - 3

Satuan 2011 GWh % MW

MW MW MW MW MW

2012

2013

2015

2016

2017

2018

2019

2020

1,121 69 186

1,379 74 211

1,749 77 259

2,021 68 339

2,201 69 362

2,544 74 394

2,707 68 457

2,879 68 486

3,060 68 516

3,304 69 548

270

290

253

117

42

50

75

61

61

69

34 100 19 117 6

34 100 19 137 -

34 100 19 12 88 -

47 70 153

42 -

50 -

75 -

61 -

61 -

69 -

PLTU PLTU

55 100

PLTU

50

50

PLTA PLTU

50

49 50

49

PLTU

PLTU PLTU

50

50

25

25

50

Power Purchase dengan SESCo (Peaking) 275 KV Power Purchase dengan g SESCo ((Baseload)) 275 KV Jumlah Pasokan Reserve Margin

2014

120 50

-50

MW

270

290

408

492

517

575

699

734

759

842

%

45

37

57

45

43

46

53

51

47

54

LAM MPIRAN A2.3 A

PRO OYEK-PR ROYEK IPP TERKENDALA SISTEM KALIMAN K NTAN BAR RAT

258

A2.3 3 Proyek-proye ek IPP yg terke endala Dalam perenccanaan pemban ngkit IPP, ada beberapa b proye ek pembangkit IPP yang Perjanjian Pem mbelian Tenag ga Listrik (PPTL L) nya mengala ami kendala. Ka ategori PPTL terkend dala adalah, Kateg gori 1, tahap op perasi adalah ta ahap dimana IP PP sudah menccapai COD. Kateg gori 2, tahap pe embangunan/ko onstruksi diman na IPP sudah mencapai m Finan ncial Closing (F FC) tapi belum mencapai m COD D. Kateg gori 3, Tahap pendanaan p IPP yang sudah memiliki m PPTL, tetapi t belum m mencapai Fin nancial Closing (FC). Pembangkit IP PP yang terken ndala di sistem Kalimantan Ba arat adalah, - PLT TU Ketapang 2xx7 MW masuk dalam kategori 2 - PLT TU Pontianak 2x25 2 MW masu uk dalam kategori 2 Saat ini penye elesaian IPP terkendala tersebut sedang dip proses oleh Kom mite Direktur untukk IPP dan Kerja asama Kemitraa an.

259

LA AMPIRAN N A2.4

NERACA ENERGI E SISTEM KALIMAN NTAN BA ARAT

260

Proyeksi Neraca Energi Sistem Kalbar (GWh)

261

JENIS Batubara Gas LNG HSD MFO SESCO Hydro y Total

2011 -

2012 -

2013 824

2014 1.228

2015 1.471

2016 1.788

2017 1.793

2018 1.797

2019 2.377

2020 2.641

117 1.004 1.121

257 1.121 1.379

171 753 1.749

12 72 709 2.021

6 3 721 2.201

7 16 733 2.544

7 21 737 150 2.707

10 35 738 300 2.879

14 55 314 300 3.060

10 35 317 300 3.304

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer Sistem Kalbar FUEL TYPE

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

262

HSD ( x 1000 kL )

42

89

114

4

0

1

1

3

7

3

MFO ( x 1000 kL )

254

279

171

18

1

4

5

9

14

9

LNG (GBTU)

-

-

-

-

-

Batubara (kTON)

-

-

565

701

868

GAS (GBTU) -

-

-

-

-

1.102

1.137

1.178

1.610

1.832

LA AMPIRAN N A2.5

CA APACITY Y BALANC CE GARDU U INDUK SISTEM M KALIMA ANTAN BA ARAT

263

Capacity p y Balance Sistem Kalimantan Barat No.

1

2

3

4

5

6

264

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

TEG.

CAPACITY

(KV)

MVA

NAMA GI

GI SIANTAN

GI SEI RAYA

GI. PARIT BARU

GI. MEMPAWAH

GI.SINGKAWANG

GI. KOTA BARU

GI PLTU KURA-KURA

GI SAMBAS

GI SANGGAU

GI TAYAN

GI BENGKAYANG

GI NGABANG

GI SEKADAU

GI SINTANG

GI NANGA PINOH

GI KETAPANG

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

150/20

2

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

1

2

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

20

30

60

60

30

30

30

30

30

30

2011 Peak Add Trf MW MVA

2012 Peak Add Trf MW MVA

2013 Peak Add Trf MW MVA

30

30

30

60

20

60

2014 Add Trf MVA

25,67

29,33

34,04

40,13

50,34%

57,50%

66,75%

39,34%

38,01

35,75

74,54%

23,37%

120

60

2015 Peak Add Trf MW MVA

2016 Peak Add Trf MW MVA

2017 Peak Add Trf MW MVA

2018 Peak Add Trf MW MVA

2019 Peak Add Trf MW MVA

48,04

51,82

53,64

56,15

61,82

47,10%

50,81%

52,59%

55,05%

60,61%

30

2020 Peak Add Trf MW MVA 67,13 65,82%

39,00

40,90

46,01

50,10

52,62

52,69

69,12

69,40

25,49%

26,73%

30,07%

32,75%

34,39%

34,44%

45,17%

45,36%

15,18

15,60

17,34

15,86

17,33

15,66

22,55

59,54%

61,17%

67,98%

62,19%

67,98%

61,40%

44,22%

16,78

17,55

15,00

21,85

65,79%

68,84%

58,84%

42,84%

30

30

32,68

33,06

35,31

64,08%

64,83%

69,24%

23,66

30,63

33,75

29,04

31,51

33,89

46,40%

60,06%

66,17%

56,94%

61,79%

66,45%

14,62

15,30

16,34

15,85

19,33

57,35% ,

60,01% ,

64,09% ,

62,16% ,

37,90% ,

30

20,12

21,85

28,72

33,74

32,69

39,45% ,

42,85% ,

56,32% ,

66,17% ,

64,09% ,

14,41

16,93

15,79

17,07

13,31

13,87

15,29

15,81

17,44

24,96

56,50%

66,39%

61,91%

66,96%

52,19%

54,40%

59,97%

62,01%

68,40%

48,95%

11,71

12,14

12,83

13,88

14,88

15,34

16,50

17,73

14,06

15,29

45,94%

47,60%

50,33%

54,44%

58,37%

60,17%

64,70%

69,54%

55,13%

59,98%

12,02

12,83

16,02

15,18

15,80

17,16

23,63

47,13%

50,33%

62,81%

59,53%

61,96%

67,29%

46,33%

30

30

Peak MW

17,04

15,63

19,59

66,82%

61,31%

38,41%

30

30

17,22

21,74

33,76%

42,63%

21,48

23,55

25,80

28,02

42,12%

46,17%

50,60%

54,95%

6,54

7,29

8,04

8,54

9,45

10,46

11,58

12,70

25,66%

28,57%

31,55%

33,48%

37,08%

41,04%

45,41%

49,79%

6,48

7,15

7,82

8,21

9,01

9,88

10,82

11,75

25,41%

28,03%

30,65%

32,22%

35,33%

38,73%

42,44%

46,09%

9,07

10,01

10,94

11,50

12,61

13,83

15,15

16,45

35,57%

39,24%

42,91%

45,10%

49,46%

54,22%

59,42%

64,53%

6,66

10,28

7,66

8,40

9,20

10,09

10,95

26,12%

40,33%

30,03%

32,93%

36,09%

39,56%

42,96%

18,36

20,27

21,51

23,82

26,36

32,17

31,99

35,99%

39,74%

42,18%

46,70%

51,69%

63,08%

62,72%

9,43

10,34

11,34

9,43

13,49

55,48%

60,84%

66,70%

55,45%

79,38%

28,53

30,98

33,62

33,15

55,95% ,

60,74% ,

65,92% ,

65,01% ,

30

Capacity p y Balance Sistem Kalimantan Barat TEG. No.

CAPACITY

NAMA GI MVA

(KV) 17

GI SANDAI

150/20

1

30

30

18

GI KOTA BARU 2

150/20

1

30

30

19

20

GI SUKADANA

GI PUTUSIBAU

150/20

150/20

1

1

30

30

2011 Peak Add Trf MW MVA

2012 Peak Add Trf MW MVA

2013 Peak Add Trf MW MVA

Peak MW

2014 Add Trf MVA

2015 Peak Add Trf MW MVA

30

2016 Peak Add Trf MW MVA 3,36

2017 Peak Add Trf MW MVA 3,68

2018 Peak Add Trf MW MVA 4,04

2019 Peak Add Trf MW MVA 4,42

2020 Peak Add Trf MW MVA 7,80

13,17%

14,44%

15,83%

17,35%

30,60%

8,76

9,42

10,12

10,88

11,59

34,35% ,

36,93% ,

39,70% ,

42,67% ,

45,43% ,

8,76

9,70

10,73

11,88

13,02

34,35%

38,03%

42,10%

46,58%

51,08%

14,77

30

57,92% Penambahan Trafo (MVA) Total Beban Gardu Induk Beban Pembangkit Siantan Beban Pembangkit Sei Ra Raya a Total Beban Gardu Induk & PLTD Total Beban Sistem Diversity Factor

710

-

120

-

90

30

30

30

30

30

30

136,39

154,61

185,27

248,05

270,73

311,91

370,39

406,81

442,94

494,54

20,00 20 00 20,00

20,00 20,00 20 00

20,00 20,00 20 00

20,00 20,00 20 00

20,00 20,00 20 00

20,00 20,00 20 00

20,00 20,00 20 00

20,00 20,00 20 00

20,00 20,00 20 00

20,00 20,00 20 00

176,39

194,61

225,27

288,05

310,73

351,91

410,39

446,81

482,94

534,54

173,34

192,33

224,27

287,01

309,73

378,08

410,28

445,11

482,82

533,53

1,02

1,01

1,00

1,00

1,00

0,93

1,00

1,00

1,00

1,00

265

LAM MPIRAN A2.6

RENCA ANA PEN NGEMBAN NGAN PEN NYALURA AN SISTEM KALIMAN NTAN BA ARAT

266

Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Kalimantan Barat (kms) Tegangan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total

275 kV

-

-

180

-

-

-

-

-

-

-

180

150 kV

112

310

596

280

-

180

860

-

-

300

2.638

112

310

776

280

-

180

860

-

-

300

2.818

TOTAL

267

(MVA) Tegangan 275/150 kV

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total

-

-

250

-

-

-

-

-

-

-

250

150/20 kV

60

150

90

210

30

150

90

30

60

60

930

TOTAL

60

150

340

210

30

150

90

30

60

60

1.180

Rencana Pengembangan Transmisi Kalimantan Barat

268

N No.

P Propinsi i i

D i Dari 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar

Parit Baru Sei Raya PLTU Singkawang (Perpres)/Kura2 Singkawang Siantan Singkawang Bengkayang Ngabang PLTU Parit Baru (IPP) Tayan Sanggau Sintang Sintang Sukadana Sandai Nanga Pinoh Ketapang Sintang Bengkayang

K Ke  Kota Baru Kota Baru Incomer 2 pi (Singkawang‐Mempawah) Sambas Tayan Bengkayang Ngabang Tayan Parit Baru Sanggau Sekadau Sekadau Nanga Pinoh Sandai Tayan Kota Baru 2 Sukadana Putusibau Perbatasan

T Tegangan  150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 275 kV

C d t Conductor  2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk cct 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 1 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Hawk 2 cct, 2 Zebra

k kms 

Biaya (M USD)

COD

40 32 40 126 184 120 180 110 6 180 100 180 180 180 300 180 200 300 180

2,22 1,77 2,22 6,98 10 19 10,19 6,65 9,97 6,09 0,33 9,97 5,54 9,97 9,97 13,74 22,90 9,97 15,27 22,90 28,36

2011 2011 2011 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2016 2016 2016 2016 2017 2020 2013

Rencana Pengembangan Gardu Induk Kalimantan Barat No.  Propinsi

269

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar K lb Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar Kalbar

Nama Gardu Induk 

Tegangan 

Baru/ Extension 

Kap

Jumlah 

COD 

Kota Baru  Parit Baru Ext LB Parit Baru Ext LB Sei Raya Ext LB PLTU Singkawang (Perpres)/Kura2 Sei Raya Sambas Singkawang Ext LB Tayan  Tayan Ext LB Tayan Ext LB Sei Raya Ext LB Bengkayang  Ngabang  Sanggau  Sekadau  Sintang  Si t Siantan Mempawah Singkawang Naga Pinoh  Sintang Ext LB Sukadana  Sandai  Sanggau Kota Baru 2 Ketapang  Parit Baru Sambas Siantan Putusibau  Kota Baru Kota Baru Bengkayang 

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 275/150 kV

Baru Extension Extension Baru Extension Baru Extension Baru Extension Extension Baru Baru Baru Baru Baru E t i Extension Extension Extension Baru Extension Baru Baru Extension Baru Baru Extension Extension Extension Baru Extension Baru

30 2 LB 2 LB 2 LB 30 120 30 2 LB 30 2 LB 2 LB 2 LB 30 30 30 30 60 60 30 30 30 1 LB 30 30 30 30 60 30 30 60 30 30 250

2,62 1,24 1 24 1,24 1,37 3,81 2,42 1,24 2,42 1 24 1,24 1,24 2,62 2,62 2,62 2,62 4,00 1 39 1,39 1,39 1,39 2,62 0,62 2,62 2,62 1 39 1,39 2,62 4,00 1,39 1,39 1,39 2,62 1 39 1,39 25,98

2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2017 2017 2018 2019 2020 2020 2013

Keterangan

L LAMPIRA AN A2.7

PE ETA PENG GEMBANG GAN PENY YALURAN N SISTEM M KALIMA ANTAN BA ARAT

270

The image cannot be displayed. Your computer may not have enough RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart KALIMANTAN - 2020 your computer, and then open theBARAT file again. If2011 the red x still appears, you …

PLTM PANCAREK‐SAJINGAN (IPP);  2 x 400 KW (2012) ARUK PLTU 2 KALBAR  TJ. GUNDUL (PLN);  2 x 27,5 MW (2013) 2 x 27,5 MW (2013) PLTU PERPRES TAHAP II  2 X  50 MW (2014) LOAN CHINA

GI. SAMBAS Thn 2013

PLTM MERASAP‐BENGKAYANG (PLN);  2 x 750 KW (2010)

BIAWAK SERIKIN JAGOI BABANG

KUCHING

GI MAMBONG (MATANG)

GI. SINGKAWANG Thn 2009

GI. NGABANG Thn 2013 55 km

GI. PARIT BARU

GI SANGGAU Thn 2014

GI. SIANTAN GI. TAYAN GI GI. SEI RAYA Thn 2013 GI. KOTA BARU Thn 2011

PLTGB (IPP) 8 MW  (2012) GI. PUTUSIBAU Thn 2020

BADAU

ENTIKONG GI & GITET. BENGKAYANG Thn 2013

GI. PLTU KURA-KURA Thn 2011 GI. MEMPAWAH

PLTU 1 KALBAR ‐PARIT BARU (PLN); 2 x 50  MW (2013) PLTU  PARIT BERKAT (IPP); 2 x 25 MW   (2014); (2014); 

BATU KAYA

TEBEDU

PLTU SINTANG (PLN); 3 X 7 MW (2012)

GI. SINTANG Thn 2014

GI. SEKADAU Thn 2014 PLTU SANGGAU (PLN); 2 X  7 MW (2012)

PLTGB NANGAPINOH (PLN); 6 (2013) PLTGB NANGAPINOH  (PLN); 6 (2013) PLTA NANGA PINOH (PLN) 98 MW 2017‐18 GI. NANGA PINOH Thn 2016

PLTU TAYAN (IPP); 2 X 25  MW (2015) GI. K0TA BARU2 2017 GI. SUKADANA Thn 2017 GI. SANDAI Thn 2017

PLTU KETAPANG (PLN) ;  2 X 10 MW (2013)

GI. KETAPANG GI Thn 2017

PLTU KETAPANG (IPP) ; 2 X 7 MW (2012)

KETERANGAN : Gardu Induk 275 kV Rencana Transmisi 275 kV Rencana Transmisi 150 kV Eksisting Transmisi 150 kV Rencana Gardu Induk 150 kV Eksisting Gardu Induk 150 kV Rencana

PLTU Rencana PLTMH Rencana Listrik Perbatasan Eksisting Listrik Perbatasan Rencana

GI.GI KUALA KURUN Kuala Kurun

LA AMPIRAN N A2.8

ANAL LISIS ALIR RAN DAYA A SISTEM KALIMAN NTAN BAR RAT

272

Load Flow Sistem Kalimantan Barat Tahun 2012

273

Load Flow Sistem Kalimantan Barat Tahun 2015

274

Load Flow Sistem Kalimantan Barat Tahun 2018

275

L LAMPIRA AN A2.9

KEBUTUHA AN FISIK PENGEM MBANGAN N DISTRIB BUSI SISTEM KALIMANT S K TAN BAR RAT

276

PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Kalimantan Barat Tahun

277

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 138 120 109 115 122 138 146 155 164 174 1.381

JTR kms 394 343 312 329 347 394 418 442 469 497 3.944

Trafo MVA 51 53 46 43 50 53 56 59 62 66 540

Pelanggan 44.189 40.543 36.973 38.980 41.105 46.655 49.419 52.353 55.467 58.773 464.457

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Kalimantan Barat Juta USD Tahun 2011 2012 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM 10,2 17,2 , 18,4 18,2 10,3 17,8 19,2 19,1 11,3 18,7 160,7

JTR 7,5 10,9 0,9 11,8 13,7 7,6 11,7 12,9 15,0 9,1 13,2 113,4

Trafo 4,9 4,5 ,5 4,2 4,3 5,5 5,3 5,8 6,6 7,6 7,6 56,3

Pelanggan 2,6 2,4 , 2,3 2,5 2,8 3,4 3,7 4,1 4,6 5,1 33,6

Total 25,2 35,0 36,7 38,8 26,3 38,1 41,7 44,9 32,7 44,6 364,0

LAM MPIRAN A2.10 A

PR ROGRAM LISTRIK PERDESA AAN SISTEM KALIMANT S K TAN BAR RAT

278

Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi Kalimantan Barat Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi Kalimantan Barat Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 348,0 182 5 182,5 511,0 468,0

JTR kms

Trafo MVA

Jml Pelanggan

Unit

221,0 167 6 167,6 590,3 645,0

10,0 23 2,3 2,3 2,4

           1.509,5         1.623,9

         17,0

Listrik murah dan Hemat (RTS)

197 62 47 47

5.725 5 725 4.125 4.525

875

             353              14.375

279

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Propinsi Kalimantan Barat  (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

82.108,8 46.875,3 159 909 4 159.909,4 156.909,5

54.416,8 23.395,5 91 808 3 91.808,3 108.375,4

7.966,8 6.120,8 7 099 4 7.099,4 8.796,1

22.500,0

        445.802,9

       277.996,0

       29.983,1

      22.500,0

Pelanggan

Total 166.992,4 76.391,5 258 817 0 258.817,0 274.081,0

               ‐

       776.281,9

L LAMPIRA AN A2.11

PROYEK KSI KEBUT TUHAN IN NVESTASI SISTE EM KALIM MANTAN BARAT B

280

Proyeksi y Kebutuhan Investasi Pembangkit, g , Transmisi & Distribusi [Fixed Asset Addition] Kalimantan Barat (Juta US$)

Tahun

281

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Total

Investasi Pembangkit T/L dan GI 0 13 82 14 322 98 75 37 163 1 75 69 149 21 74 1 119 1 119 27 1.178 283

Distribusi 25 35 37 39 26 38 42 45 33 45 364

Total 38 132 457 151 191 182 211 120 153 191 1.825

PENJELASAN LAMPIRAN A2. SISTEM KALIMANTAN BARAT A2.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Sistem Kalimantan Barat (Khatulistiwa) merupakan salah satu sistem besar di pulau Kalimantan selain Sistem Kaltim (Mahakam) dan Sistem Kalimantan Selatan & Tengah (Barito). Saat ini sistem Kalimantan Barat belum terinterkoneksi dengan sistem Kalimantan Selatan dan Tengah. Untuk memenuhi kebutuhan listrik tahun 2011-2020, diperkirakan produksi energi listrik pada sistem Kalbar meningkat rata-rata 12.7% per tahun, yaitu meningkat dari 1.121 GWh pada tahun 2011 menjadi 3.304 GWh pada tahun 2020. Faktor beban diperkirakan antara 67.6% sampai 76.9% Beban puncak sistem Kalbar pada tahun 2011 sebesar 186 MW akan meingkat menjadi 548 MW pada tahun 2020 dengan tersambungnya beberapa sistem isolated yaitu sistem Singkawang, Sambas, Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh, Ngabang dan Ketapang. Sistem-sistem kecil lainnya masih beroperasi isolated. Proyeksi kebutuhan beban sistem Kalimantan Barat tahun 2011 – 2020 diberikan pada Lampiran A2.1. A2.2 Neraca Daya Sistem interkoneksi Sistem interkoneksi Kalimantan Barat termasuk salah satu wilayah yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, yaitu tumbuh rata-rata 12,6% per tahun sampai dengan tahun 2020. Saat ini, di Kalimantan Barat terdapat sewa PLTD lebih dari 100 MW. Kapasitas terpasang pembangkit saat ini adalah 270 MW (termasuk sewa), dimana semua pembangkit di sistem Kalbar menggunakan BBM sehingga biaya operasi sangat tinggi. Tambahan pembangkit pada sistem Kalbar seluruhnya masih dalam tahap rencana, kecuali PLTU Percepatan Tahap 1, yaitu PLTU Parit Baru (2x50 MW) dan PLTU Kura-kura (2x25 MW) yang direncanakan beroperasi tahun 2013. Penandatangan kontrak untuk kedua PLTU ini sudah dilaksanakan pada tahun 2009. 282

Pada tahun 2014 dan 2015 sistem Kalimantan Barat akan melakukan pembelian listrik dari Serawak sebesar 50 MW pada LWBP dan 120 MW pada WBP untuk menggantikan pembangkit berbahan bakar minyak. Dalam jangka panjang (setelah tahun ke-5) dimungkinkan seluruh pembelian tenaga listrik dari Serawak adalah hanya selama WBP, hal ini dapat menunda kebutuhan pembangkit peaking yang berbahan bakar mahal Dari neraca daya sistem Kalimantan Barat terlihat bahwa reserve margin akan mencapai 57% pada tahun 2013. Namun hal ini masih dapat diterima dengan pertimbangan proyek-proyek PLTU Kalbar berisiko terlambat karena berbaga sebab, interkoneksi dengan Serawak tidak ada klause take or pay yang berbasi power pada WBP. PLTU Batubara Dengan adanya sumber batubara di Kabupaten Sintang, maka direncanakan PLTU batubara 3x7 MW di Sintang untuk beroperasi pada tahun 2012. Selain itu PLTU IPP juga akan dilaksanakan di Ketapang sebesar 2x10 MW. PLTU Pantai Kura-kura FTP1 (2x27,5 MW) dan PLTU Parit Bru FTP1 (2x50) diharapkan beroperasi pada tahun 2013. PLTU batubara (ex Loan China 2x50 MW) di Parit Baru juga diharapkan beroperasi pada tahun 2014. Untuk memenuhi kebutuhan demand jangka panjang di Kalbar, maka direncanakan pembangunan PLTU Kalbar-1 sebesar 2x50 MW dan PLTU Kalbar-2 (2x50 MW). PLTU IPP Pontianak-2 diperkirakan akan mundur dalam waktu yang lama, sedangkan PLTU IPP Pontianak 3 diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2015. Interkoneksi Kalbar - Sarawak Tujuan dari interkoneksi Kalbar-Sarawak adalah untuk menurunkan BPP dengan menggantikan pembangkit BBM, meningkatkan keandalan sistem Kalbar dan mengantisipasi keterlambatan pembangunan proyek PLTU. Proyek ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2014. Pola operasi 5 tahun pertama adalah impor 50 MW flat pada LWBP dan maksimum 180 MW (on top dari beban dasar) pada WBP. Tidak ada ketentuan take or pay yang berbasis daya. Setelah 5 tahun akan berubah menjadi power exchange. Proyek-proyek strategis:

283



Proyek PLTU Percepatan Tahap 1 (PLTU Parit Baru dan PLTU Pantai KuraKura) merupakan proyek strategis karena selain proyek-proyek ini akan dapat mengatasi defisit pasokan daya yang saat ini sudah terjadi, juga sekaligus akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting.



PLTU Parit Baru – Loan China (FTP2) 2x50MW dan PLTU Pontianak-3 diharapkan dapat beroperasi tepat waktu karena diperlukan oleh sistem Kalbar.

Neraca Daya sistem Kalbar diberikan pada Lampiran A2.2. A2.3 Proyek-proyek IPP yg terkendala Telah cukup jelas diuraikan pada Lampiran A2.3. A2.4 Neraca Energi Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, produksi energi per jenis energi primer di sistem Kalimantan Barat diberikan pada Lampiran A2.4. Rencana pembangunan beberapa PLTU di Kalbar merupakan salah satu usaha mengurangi biaya operasi pembangkitan mengingat pembangkit di Kalbar 100% berbahan bakar minyak, HSD dan MFO. Adanya sumber batubara di Kabupaten Sintang juga membuka peluang pembangunan PLTU batubara di daerah tersebut. Peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a.

Peranan MFO yang pada tahun 2010 masih cukup tinggi di Kalbar. Produksi dengan menggunakan BBM adalah sebesar 650 GWh dan produksi dengan BBM dari pembangkit sewa sebesar 718 GWh (termasuk sistem isolated). Pada tahun 2011 karena belum adanya pengoperasian pembangkit baru berbahan bakar selain BBM, maka produksi dengan BBM untuk sistem interkoneksi akan mencapa 1.121 GWh.

b.

Sejalan dengan rencana pengoperasian PLTU, maka diharapkan penggunaan BBM sebagai bahan bakar utama pada sistem kelistrikan Kalbar dapat dikurangi.

c.

Peranan sumber energi lain selain BBM dan batubara juga direncanakan. Sumber energi tersebut adalah Air. Potensi air di daerah Nanga Pinoh memberikan peluang untuk memanfaatkan sumber daya tersebut untuk

284

memenuhi kebutuhan listrik. PLTA Nanga Pinoh direncanakan dapat beroperasi sebesar 98 MW pada tahun 2017/2018. d.

Peranan HSD hingga tahun 2020 tetap penting, mengingat beberapa sistem kecil terisolasi dan tidak terhubung ke Grid sistem khatulistiwa masih menggunakan PLTD sebagai pembangkit.

Kebutuhan Bahan Bakar Kebutuhan bahan bakar HSD dan MFO cenderung menurun dari tahun 2011 hingga tahun 2020. Pada tahun 2011 penggunaan HSD dan MFO untuk sistem interkoneksi sebesar 296 juta liter dan pada tahun 2020 sebesar 12 juta liter. Volume pemakaian batubara meningkat dari 0,57 juta ton pada tahun 2013 menjadi 1,83 juta ton pada tahun 2020 atau meningkat hampir 4 kali lipat. Kebutuhan bahan bakar di sistem Kalbar dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat pada Lampiran A2.4. A2.5 Capacity Balance Gardu Induk Capacity Balance dibuat berdasarkan prakiraan beban per GI sampai tahun 2020 dengan kriteria penambahan trafo GI dilakukan saat pembebanan trafo terpasang sudah melebihi 70%. Dengan kriteria tersebut kebutuhan pembangunan GI baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk sistem Kalimantan Barat sampai dengan tahun 2020 sebesar 1.240 MVA. Proyeksi kebutuhan pengembangan gardu induk sistem Kalbar seperti pada Lampiran A2.5. A2.6 Rencana Pengembangan Penyaluran Kebutuhan pembangunan dan pengembangan jaringan transmisi untuk Kalbar sampai dengan tahun 2020 adalah sepanjang 2.818 kms, meliputi, – Pembangunan transmisi 150 kV baru terkait dengan proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTU IPP dan PLTA. – Pengembangan transmisi 150 kV yang ada di lokasi tersebar di sistem Kalbar dalam rangka memenuhi kriteria keandalan (N-1) dan untuk mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan dan fleksibilitas operasi. – Pembangunan transmisi 275 kV interkoneksi Kalbar - Sarawak untuk mendapatkan benefit ekonomi dari energy exchange pada saat terjadi

285

perbedaan marginal cost antara kedua sistem. Interkoneksi ini juga bermanfaat sebagai contingency apabila konstruksi pembangkit baru terlambat. Proyeksi kebutuhan pengembangan jaringan sistem Kalimantan Barat diberikan pada Lampiran A2.6. A2.7 Peta Pengembangan Penyaluran Peta pengembangan penyaluran adalah seperti pada Lampiran A2.7. A2.8 Analisis Aliran Daya Analisa aliran daya pada sistem Khatulistiwa dilakukan dengan memperhatikan seluruh pembangkit dan beban yang ada pada neraca daya. Pada RUPTL 20112020 ini hanya dilakukan analisa untuk tahun 2012, 2015 dan 2019. Prakiraan aliran daya sistem Khatulistiwa dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tahun 2012 Pada tahun 2012 belum ada tambahan pembangkit baru. Tegangan sistem tertinggi di GI Singkawang (150 kV) dan tegangan terendah di GI Sintang (148,5 kV). Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi kriteria N-1. Tambahan transmisi baru dari tahun 2011 s.d 2012 adalah transmisi 150 kV Sambas–Singkawang, transmisi 150 kV Singkawang–Bengkayang dan transmisi 150 kV Siantan–Tayan. 2. Tahun 2015 PLTU Pantai Kura-Kura (FTP1) 2x27,5 MW, PLTU Parit Baru (FTP1) 2x50 MW, PLTU Parit Baru – Loan China (FTP2) , PLTU Pontianak-3 50 MW sudah beroperasi pada tahun 2013 s.d 2015. Sistem Kalbar juga telah terinterkoneksi dengan sitem Sarawak. Tegangan sistem tertinggi di GI PLTU Kura-Kura (150 kV) dan tegangan terendah di GI Sintang (142 kV). Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi kriteria N-1. Tambahan transmisi baru dari tahun 2013 s.d 2015 adalah transmisi 275 kV Bengkayang – Border (Sarawak), transmisi 150 kV Bengkayang – Nabang – Tayan – Sanggau – Sintang. 3. Tahun 2018 PLTU Kalbar-1 2x50 MW, PLTA Nanga Pinoh 89 MW beroperasi pada tahun 2016-2018. Pola operasi interkoneksi dengan Sarawak masing tetap sama, yaitu 50 MW di LWBP dan 120 MW di WBP. Tegangan sistem 286

tertinggi di GI PLTU Kura-Kura (153 kV) dan tegangan terendah di GI Nanga Pinoh (143 kV). Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi kriteria N-1. Tambahan transmisi baru dari tahun 2016 s.d 2019 ada tiga ruas transmisi yaitu SUTT 150 kV Tayan–Sandai, SUTT 150 kV Sandai–Sukadana, SUTT 150 kV Sukadana–Ketapang. A2.9 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi Kebutuhan pengembangan sistem distribusi diperlukan untuk, •

Meningkatkan keandalan dan mutu tegangan pelayanan



Perbaikan SAIDI dan SAIFI



Menurunkan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan yang tua



Meningkatkan penjualan tenaga listrik dengan menambah pelanggan

Proyeksi kebutuhan fisik distribusi wilayah Kalimantan Barat seperti pada Lampiran A2.9. PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 138 120 109 115 122 138 146 155 164 174 1,381

JTR kms 394 343 312 329 347 394 418 442 469 497 3,944

287

Trafo MVA 51 53 46 43 50 53 56 59 62 66 540

Pelanggan 44,189 40,543 36,973 38,980 41,105 46,655 49,419 52,353 55,467 58,773 464,457

PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI DISTRIBUSI Provinsi Kalimantan Barat Juta USD Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM

JTR

10.2 17.2 18.4 18.2 10.3 17.8 19.2 19.1 11.3 18.7 160.7

Trafo

7.5 10.9 11.8 13.7 7.6 11.7 12.9 15.0 9.1 13.2 113.4

Pelanggan

4.9 4.5 4.2 4.3 5.5 5.3 5.8 6.6 7.6 7.6 56.3

Total

2.6 2.4 2.3 2.5 2.8 3.4 3.7 4.1 4.6 5.1 33.6

25.2 35.0 36.7 38.8 26.3 38.1 41.7 44.9 32.7 44.6 364.0

Dari tabel perkiraan kebutuhan distribusi regional Kalimantan Barat tahun 20112020 dapat dijelaskan sebagai berikut : •

Selama kurun waktu tahun 2011-2020 direncanakan membangun JTM 1.381 kms, JTR 3.944 kms, kapasitas gardu distribusi 540 MVA untuk menunjang penyambungan sejumlah 464 ribu pelanggan.



Perkiraan biaya total selama kurun waktu tersebut, untuk menunjang pengembangan sistem distribusi tersebut membutuhkan biaya total sebesar USD 364 juta (JTM USD 161 juta, JTR USD 113 juta, gardu distribusi USD 56 juta dan sambungan pelanggan USD 34 juta) dan diperkirakan setiap tahunnya dibutuhkan anggaran sebesar USD 36 juta.



Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dari 58,3 % tahun 2010, menjadi 66,5 % di tahun 2014 untuk regional Kalimantan Barat.

A2.10 Program Listrik Perdesaan

Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Propinsi Kalimantan Barat Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM kms 348,0 182,5 511,0 468,0

JTR kms

Trafo MVA

Unit

Jml Pelanggan

dan Hemat (RTS)

221,0 167,6 590,3 645,0

10,0 2,3 2,3 2,4

197 62 47 47

5.725 4.125 4.525

           1.509,5         1.623,9

         17,0

             353

            14.375

288

Listrik murah

875

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Propinsi Kalimantan Barat  (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM 82.108,8 46.875,3 159.909,4 156.909,5

JTR

Trafo

Pembangkit

54.416,8 23.395,5 91.808,3 108.375,4

7.966,8 6.120,8 7.099,4 8.796,1

22.500,0

        445.802,9         277.996,0

       29.983,1

      22.500,0

Pelanggan

Total 166.992,4 76.391,5 258.817,0 274.081,0

                ‐

        776.281,9

Dari tabel perkiraan kebutuhan fisik dan biaya listrik perdesaan regional Kalimantan Barat tahun 2011-2014 diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : •

Selama kurun waktu tahun 2011-2014 direncanakan membangun JTM 1.510 kms, JTR 1.624 kms, Kapasitas gardu distribusi 17 MVA.



Perkiraan biaya total selama kurun waktu tersebut, untuk menunjang kegiatan listrik perdesaan tersebut sebesar Rp 776,3 milyar (dengan rincian JTM Rp 445,8 milyar, JTR Rp 278,0 milyar, gardu distribusi Rp 30,0 milyar, pembangkit dan sambungan pelanggan Rp 22,5 milyar).

A2.11 Program Energi Baru dan Terbarukan Lihat Bab 4.11, halaman 96. A2.12 Proyeksi Kebutuhan Investasi Proyeksi kebutuhan Investasi pembangkit, transmisi dan gardu induk sistem Kalimantan Barat diberikan pada Lampiran A2.12.

289

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN

PER PROVINSI

WILAYAH OPERASI INDONESIA BARAT

290

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PER PROVINSI WILAYAH OPERASI INDONESIA BARAT

A3.

PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

A4.

PROVINSI SUMATERA UTARA

A5.

PROVINSI RIAU

A6.

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

A7.

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

A8.

PROVINSI SUMATERA BARAT

A9.

PROVINSI JAMBI

A10. PROVINSI SUMATERA SELATAN A11. PROVINSI BENGKULU A12. PROVINSI LAMPUNG A13. PROVINSI KALIMANTAN BARAT

291

LAMPIRAN A.3 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

A3.1. KONDISI KELISTRIKAN SAAT INI Sistem kelistrikan di Aceh terdiri dari sistem interkoneksi 150 kV Sumut-Aceh dan sub-sistem isolated dengan tegangan distribusi 20 kV. Sekitar 71% dari sistem kelistrikan Aceh dipasok oleh sistem interkoneksi 150 kV Sumbagut dan sisanya 29% dilayani oleh pembangkit PLTD isolated tersebar. Saat ini daerah yang sudah dipasok sistem interkoneksi 150 kV meliputi pantai timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam melalui 7 gardu induk yang terletak di Kabupaten/Kota: Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Lhokseumawe, Bireuen, Pidie dan Pidie Jaya, Banda Aceh dan Aceh Besar, dengan posisi pembangkit semua berada di Sumut. Peta sistem kelistrikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ditunjukkan pada Gambar A3.1. Seluruh wilayah pantai barat dan tengah Aceh serta kepulauannya masih dipasok oleh PLTD berbahan bakar HSD dengan sistem kelistrikan 20 kV.

Gambar A3.1 Peta Sistem Kelistrikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

292

Daerah yang dilayani dari sistem interkoneksi masih dalam kondisi rawan pemadaman karena jumlah kapasitas pembangkit yang masuk grid tidak mempunyai cadangan daya yang cukup. Pemadaman dalam skala besar bisa terjadi apabila ada gangguan pada jaringan transmisi atau ganggguan (atau pemeliharaan) pada unit pembangkit berkapasitas besar. Untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan sewa genset sebesar 150 MW di 4 lokasi. Pada sistem isolated 20 kV yang meliputi Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Kota Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Kota Sabang dan Simeulu terdapat genset sewa dengan kapasitas total 53 MW untuk mengatasi defisit pada sistem isolated tersebut. Kapasitas terpasang ketujuh GI di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah 390 MVA. Rincian kapasitas GI dan pembangkit Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam masing-masing seperti ditunjukkan pada Tabel A3.1 dan Tabel A3.2. Tabel A3.1 Kapasitas Gardu Induk Eksisting per 2010 Nama

No

Gardu Induk

Kapasitas Trafo (MVA) Peak Load #1

#2

#3

1 Banda Aceh a. Lambaro

30

30

30

10

30

30

b. Juli Bireun

30

30

4 Langsa a. Alur Dua

30

b. Tualang Cut

10

c. Alur Bate, Idi

30

Jumlah

10

85,9

KIT-PLTD // 20 KV= 57.9 MW

28,4

KIT-PLTD // 20 KV= 20 MW

81,2

KIT-PLTD // 20 KV= 70 MW

44,2

KIT-PLTD // 20 KV= 15 MW

20

3 Lhokseumawe a. Bayu

Keterangan

60

2 Sigli a. Tijue

(MW)

10

390

239,7

293

Tabel A3.2. Kapasitas Pembangkit Eksisting per 2010

No

Nama Pembangkit

A Sistem Interkoneksi 150 KV 1 Banda Aceh

Bahan Bakar

Pemilik

PLTD

HSD

PLN

22

86

Swasta PLN

45 14

81

Swasta

70

PLN

8

Swasta

20

PLN

0

Swasta

15

Genset Sewa 2 Lhokseumawe

PLTD

HSD

Genset Sewa 3 Sigli

PLTD

HSD

Genset Sewa 4 Langsa

Daya Beban Mampu Puncak (MW) (MW)

Jenis

PLTD

HSD

Genset Sewa Total A

28 44

194

240

13

13

B Sistem Isolated 1 Takengon 2 Sabang 3 Kutacane

PLTD

HSD

PLN

PLTD

HSD

PLN

7

4

PLN

14

9

PLTD, PLTM HSD, Air

4 Blangkejeren

PLTD

HSD

PLN

5

3

5 Meulaboh

PLTD

HSD

PLN

46

23

6 Calang

PLTD

HSD

PLN

6

5

6 Sinabang

PLTD

HSD

PLN

7

4

7 Blang Pidie

PLTD

HSD

PLN

16

9

8 Tapaktuan 9 Subulussalam 10 Isolated Kepulauan Total B

PLTD PLTD PLTD

HSD HSD HSD

PLN PLN PLN

7 19 2 282

4 12 1 172

Beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang telah mencapai sekitar 325 MW sebagian besar dipasok dari pembangkit-pembangkit yang berada di provinsi Sumut melalui transmisi 150 kV Pangkalan Brandan – Langsa – Idie – hingga ke Banda Aceh dengan transfer daya rata-rata 230 MW dan sistem isolated tersebar rata-rata 85 MW. Biaya Pokok Penyediaan listrik di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam masih tinggi, yaitu Rp 2.238/kWh karena masih dioperasikannya banyak PLTD, baik di sistem interkoneksi maupun sistem isolated.

294

A3.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Pertumbuhan ekonomi daerah Aceh terus meningkat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Hal tersebut sangat terkait dengan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana tsunami yang dilakukan Badan Rehabilitasi & Rekonstruksi AcehNias pada tahun 2006 s/d 2010. Kondisi keamanan yang kian membaik setelah penandatanganan MOU Helsinki antara Pemerintah RI dan GAM pun menjadi awal penting dalam pemulihan ekonomi Aceh. Kemajuan di sektor ekonomi dan keamanan ini memberikan konstribusi langsung kepada pertumbuhan kebutuhan energi listrik. Penjualan pada tahun 2010 tumbuh hinggga 16,9% dan tahun 2011 diperkirakan akan tumbuh sekitar 13,8%. Selain itu beban puncak sistem kelistrikan juga naik dari 272 MW pada tahun 2009 menjadi 299 MW pada tahun 2010. Rata-rata pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir adalah 16,4% per tahun, dimana penjualan pada tahun 2006 sebesar 839 GWh telah meningkat menjadi 1.492 GWh pada tahun 2010. Penjualan terbesar adalah dari sektor rumah tangga sebesar 961 GWh (64%), kemudian sektor bisnis sebesar 268 GWh (18%) seperti ditunjukkan pada Tabel A3.3. Tabel A3.3. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan pada Tahun 2010 No 1 2 3 4

Kelompok Tarif Rumah Tangga Komersil Publik Industri Jumlah

Energi Jual (GWh) 960,7 267,6 219,5 44,1 1.491,9

Porsi (%) 64,4 17,9 14,7 3,0 100,0

Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 – 2020 diberikan pada Tabel A3.4.

295

Tabel A3.4. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Sales (Gwh) 1.698 1.936 2.206 2.508 2.842 3.208 3.609 4.044 4.515 5.024 12,9%

Produksi (Gwh) 1.855 2.111 2.402 2.727 3.084 3.476 3.904 4.368 4.869 5.409 11,7%

Beban Puncak (MW) 308 349 394 444 499 559 623 692 766 845 11,0%

Pelanggan 1.029.254 1.068.448 1.108.619 1.149.798 1.184.089 1.214.687 1.246.105 1.279.552 1.313.920 1.349.252 3,2%

A3.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik 10 tahun ke depan diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi dengan memperhatikan potensi energi primer setempat sebagai berikut. Potensi Sumber Energi Potensi sumber energi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tersedia cukup besar, yaitu panas bumi 589 MW, tenaga air 1.482 MW dan cadangan batubara 1,7 miliar ton. Peta potensi sumber energi diperlihatkan pada Gambar A3.2. Disamping itu di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam juga terdapat cadangan gas, namun sudah dieksploitasi dan saat ini sudah jauh berkurang.

296

Gambar A3.2. Peta Sumber Energi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Pengembangan Pembangkit di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai tahun 2020 diperlukan pembangunan pusat pembangkit dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang akan diinterkoneksikan ke sistem 150 kV Sumatera dengan daya sebesar 1.102 MW dan pada sistem isolated dengan daya sebesar 65 MW dengan rincian diberikan pada Tabel A3.5.

297

Tabel A3.5. Rencana Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Proyek Meulaboh #1,2 (FTP1) Tapaktuan Aceh Aie Tajun / Sinabang Lhokseumawe Sabang (FTP2) Singkil Meulaboh Takengon Aceh Timur Meulaboh #3,4 Peusangan 1-2 Lho Pria Laot Seulawah (FTP2) Peusangan-4 Jaboi (FTP2) Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU PLTU PLTG PLTGB PLTG PLTGB PLTGB PLTM PLTM PLTG PLTU PLTA PLTP PLTP PLTA PLTP

PLN PLN Swasta PLN PLN PLN PLN Swasta Swasta PLN PLN PLN Swasta Swasta Swasta Swasta

Kapasitas (MW) 220 14 66 6 120 8 8 10 1.5 70 400 88 7 55 83 10 1167

COD 2012 2012 2012-13 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2015-16 2016 2017 2017 2018 2019

Pembangunan PLTP Seulawah 55 MW saat ini sedang dalam proses pelelangan WKP (Wilayah Kerja Pertambangan) oleh Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan WKP PLTP Jaboi di Sabang 10 MW sudah dilelang oleh Pemko Sabang. Mengingat daya pembangkit pada sistem interkoneksi Sumut – Aceh belum seimbang dengan demand yang ada, maka beroperasinya PLTA Peusangan 88 MW, PLTG Lhokseumawe 120 MW, PLTU Meulaboh/Nagan Raya 200 MW, dan PLTP Seulawah Agam 55 MW sangat penting untuk memperbaiki sistem kelistrikan Aceh. Untuk mengatasi defisit kelistrikan saat ini, sampai dengan beroperasinya PLTU Nagan 2x100 MW telah dilakukan tambahan sewa pembangkit diesel pada sejumlah subsistem 150 KV dan Isolated 20 KV, sebagai berikut: Banda Aceh 45 MW, Sigli 20 MW, Lhokseumawe 70 MW, Langsa 15 MW, Calang 4 MW, Sabang 2 MW, Meulaboh 15 MW, Kuta Fajar 2,5 MW, Kutacane 6 MW, Blang Keujeuren 2 MW, Takengon 4 MW, Rimo 7 MW, Blang Pidie 4 MW dan Sinabang 3 MW. Untuk penyediaan listrik jangka panjang dan sekaligus memperbaiki biaya pokok penyediaan listrik di sistem kecil isolated akan dibangun PLTU skala kecil di Tapak Tuan 2x7 MW, PLTGB di Sinabang 6 MW, Singkil 8 MW, dan Sabang 8 MW.

298

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI) Pengembangan Gardu Induk Pembangunan GI baru untuk mengevakuasi energi listrik dari pembangkit skala besar dan dari hasil perkiraan pertumbuhan dan capacity balance per gardu induk, maka kebutuhan penambahan kapasitas trafo GI di PLN Wilayah Aceh tahun 2011 s/d 2020 untuk pembangunan GI baru adalah sebesar 690 MVA dan extension GI sebesar 660 MVA. Disamping itu juga akan dibangun GI 275 kV di Aceh dengan total kapasitas 1.250 MVA sampai dengan tahun 2020. Tabel A3.6. Pengembangan GI Baru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Nama Gardu Induk Jantho Meulaboh Panton Labu Blang Pidie Kutacane Sabulussalam Takengon Tapak Tuan Blang Kjeren Krueng Raya Samalanga Ulee Kareng Cot Trueng Lam Pisang Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

299

Kapasitas (MVA) 30 60 30 30 30 30 60 30 30 60 30 120 30 120 690

COD 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2015 2018

Tabel A3.7. Pengembangan Extension GI Baru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Nama Gardu Induk Banda Aceh Sigli Lhokseumawe Langsa Tualang Cut Banda Aceh Idi Sigli Bireuen Jantho Meulaboh Tualang Cut Cot Trueng Panton Labu Samalanga Bireun Subulussalam Tualang Cut Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 60 30 60 30 30 60 30 60 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 660

COD 2011 2011 2013 2014 2014 2015 2015 2015 2016 2016 2017 2018 2019 2019 2019 2020 2020 2020

Tabel A3.8. Pengembangan GI 275 kV No

Nama Gardu Induk

Tegangan

Baru/ Kapasitas Biaya COD Extension (MVA) (juta US$)

1 Lhokseumawe 2 PLTU Meulaboh

275/150 kV

Baru

250

20.08

2015

275/150 kV

Baru

250

20.08

2015

3 Sigli 4 Ulee Kareng

275/150 kV

Baru

250

25.98

2015

275/150 kV

Baru

500

21.03

2018

1250

87.2

Jumlah

Pengembangan Transmisi Rencana pembangunan transmisi sampai dengan tahun 2020 adalah 1.645 kms (150 kV) dan 452 kms (275 kV) dengan kebutuhan dana sekitar US$ 263,2 juta seperti yang ditampilkan dalam Tabel A3.9 dan Tabel A3.10.

300

Tabel A3.9. Pembangunan Transmisi 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Dari Jantho Meulaboh Panton Labu Sigli Bireun Blang Pidie Brastagi/Berastagi PLTU Meulaboh Sidikalang Krueng Raya Samalanga Takengon Ulee Kareng Cot Trueng PLTA Peusangan-1 PLTA Peusangan-2 PLTP Seulawah Banda Aceh Takengon Jumlah

Ke

Konduktor

Tegangan

Inc. (Sigli-Banda Aceh) PLTU Meulaboh Inc. (Idi-Lhokseumawe) PLTU Meulaboh Takengon Tapak Tuan Kutacane Blang Pidie Sabulussalam Ulee Kareng Inc. (Bireun-Sigli) Blang Kjeren Banda Aceh Inc. (Bireun-Lhokseumawe) PLTA Peusangan-2 Takengon 2 Pi Inc. (Sigli-Banda Aceh) Lam Pisang PLTA Peusangan-4

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2

cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct,

1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 2 Zebra 2 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 2 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 2 Zebra 1 Hawk 2 Hawk 2 Hawk 1 Hawk 2 Hawk 1 Hawk

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 1 60 2 333 126 130 290 190 111.2 60 4 174 40 6 14 22 32 30 20 1645

0.1 3.3 0.1 75.0 9.6 7.2 16.1 10.5 6.2 4.6 0.2 9.6 9.0 0.3 1.1 1.7 3.5 2.3 1.1 161.5

COD 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2015 2016 2016 2017 2018 2018

Tabel A3.10. Pembangunan Transmisi 275 kV No 1 Sigli 2 Sigli Jumlah

Dari

Ke

Tegangan

Lhokseumawe Ulee Kareng

275 kV 275 kV

Konduktor 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 322 72.5 130 29.3 452 101.7

COD 2015 2018

Pengembangan Distribusi Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tersebut di point 2.2 di atas, diperlukan tambahan pelanggan baru 362 ribu pelanggan atau rata-rata 36.200 pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan pembangunan JTM 11.979 kms, JTR sekitar 13.558 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 720.3 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A3.11.

301

Tabel A3.11. Rincian Pengembangan Distribusi Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 878 937 1.000 1.068 1.140 1.216 1.298 1.385 1.478 1.578 11.979

JTR kms 994 1.061 1.132 1.208 1.290 1.377 1.469 1.568 1.673 1.786 13.558

Trafo MVA 53 56 60 64 69 73 78 83 89 95 720

Pelanggan 42.227 39.193 40.171 41.179 34.291 30.598 31.418 33.447 34.369 35.332 362.225

A3.4. PENGEMBANGAN PULAU WEH – SABANG Sabang merupakan merupakan kawasan istimewa karena berada pada jalur lalu lintas pelayaran dan penerbangan internasional, sehingga menjadi salah satu pintu gerbang kegiatan ekonomi Indonesia. Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam telah menetapkannya sebagai kawasan industri yang akan menjadi pusat kemajuan ekonomi Aceh. Untuk memajukan Sabang, telah dibentuk BPKS (Badan Pengusahaan Kawasan Sabang) dengan harapan dapat menjadi fasilitator dalam pengembangan ekonomi baik skala provinsi, nasional, regional dan international. Disamping itu pulau yang eksotis ini juga akan dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk mempercepat pengembangan Sabang, penyediaan tenaga yang memadai dan handal sangatlah diperlukan. Sistem kelistrikan saat ini dipasok dari PLTD dan genset sewa dengan daya mampu 4,2 MW dan beban puncak 2,8 MW. Potensi energi panas bumi di Sabang diperkirakan sebesar 70 MW, namun yang akan dikembangkan oleh Pemko Sabang saat ini sebesar 2 x 5 MW yang diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2013 dan 2017. Dalam rangka mendukung pengembangan kawasan Sabang oleh Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam, PLN mendorong pembangunan PLTP Jaboi 7 MW oleh IPP dan siap untuk membeli dengan harga yang wajar. Disamping itu untuk menjaga kemungkinan kemunduran beroperasinya PLTP Jaboi, PLN juga akan PLTGB 8 MW pada tahun 2013.

302

A3.5. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam Tabel A3.12. Tabel A3.12. Rangkuman Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

Energy Sales (Gwh) 1,698 1,936 2,206 2,508 2,842 3,208 3,609 4,044 4,515 5,024 31,591

Produksi Energi (Gwh) 1,855 2,111 2,402 2,727 3,084 3,476 3,904 4,368 4,869 5,409 34,205

Beban Puncak (MW) 308 349 394 444 499 559 623 692 766 845 5,478

Pembangkit (MW)

303

0 278 176 70 200 288 62 83 10 0 1,167

GI (MVA) 90 120 240 300 930 60 30 650 90 90 2,600

Transmisi Investasi (kms) (juta US$) 0 396 847 278 328 36 32 180 0 0 2,097

46 494 240 127 462 455 217 251 101 78 2,472

LAMPIRAN A.4 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI SUMATERA UTARA

A4.1. KONDISI SAAT INI Sistem kelistrikan di Provinsi Sumatera Utara dipasok dengan menggunakan sistem transmisi 150 kV (tidak termasuk Pulau Nias / Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Pulau Tello dan Pulau Sembilan yang beroperasi secara isolated). Saat ini beban puncak sekitar 1.339 MW dan dipasok oleh Sektor Pembangkitan Belawan, Sektor Pembangkitan Medan, Sektor Pembangkitan Pandan dan Sektor Pembangkitan Labuhan Angin. Pada saat ini PLN juga melakukan swap energi dengan PT Inalum untuk ikut membantu memenuhi kebutuhan beban puncak. Disamping pusat-pusat pembangkit di atas, ada beberapa PLTMH yang memasok listrik langsung ke sistem distribusi (20 kV) dan IPP PLTP Sibayak sebesar 10 MW. Sehubungan dengan kurangnya pasokan listrik di Sumatera Utara sebagai akibat dari tidak seimbangnya penambahan pembangkit dan pertumbuhan beban, maka pada saat beban puncak diberlakukan pemadaman bergilir. Untuk menanggulangi pemadaman yang berkepanjangan, PLN Wilayah Sumatera Utara melakukan demand side management dengan cara mengurangi laju pertumbuhan beban, yaitu membuat kuota (pembatasan) jumlah sambungan baru. Jumlah GI di Sumatera Utara adalah 32 buah dengan kapasitas trafo 2.146 MVA. Peta kelistrikan sistem Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar A4.1.

304

U

ke GI Langsa (NAD)

PLTU P.Susu #1,2 (FTP1) 2 x 220 MW – 2012/2013 PLTU P. Susu #3,4 ACSR 2 x 430 mm2 2 x 200 MW – 2015 80 km - 2011

ACSR 2 x 430 mm2 11 km ‐ 2013

ACSR 1 x 240 mm2 15 km ‐ 2013

T. Pura

PLTG Paya Pasir 90 MW (Total)

11 4

to GI Kutacane (NAD)

Binjai 13 2

11 12

ACSR 1 x 240 mm 178 km - 2013

ACSR 1 x 240 mm2 40 km ‐ 2014

Galang

P

ACSR 1 x 240 mm2 33 km - 2013

Negeri Dolok

PLTM Tersebar Karai‐1(2x5) Karai‐7(2x3,2) Karai‐12(2x3,7) Karai‐13(2x4,2)

G.Para

A

PLTP Sibayak 10 MW

ACSR 1 x 240 mm2 55,6 km - 2013

Pematang Siantar

Namurambe

Sei Rotan Kuala Namu

Titi Kuning

ACSR 2 x 430 mm2 40 km ‐ 2012

Denai

ACSR 2 x 240 mm2 17 km – 2013

T.Morawa 2

ACSR 2 x 430 mm

Galang 10 km ‐ 2012

PLTD Titi Kuning 6 x 4,14 MW

Kisaran

ACSR 4 x 282 mm 200 km - 2020

Sidikalang Pangururan

2

Porsea

ACSR 1 x 240 mm2 13 km - 2013 ACSR 1 x 240 mm2 30 km - 2017

A

A

PLTA Simonggo – 2 86 MW – 2017

P ACSR 1x 240 mm 2 km - 2019

ACSR 1 x 240 mm2 25 km - 2018

PLTP Simbolon Samosir 2 x 55 MW – 2019

2

ACSR 2 x 430 mm2 97 km - 2013

ACSR 1 x 240 mm2 65 km – 2012

Rantau Prapat Kota Pinang

Tarutung P

PLTP Sipoholon Ria-Ria Sarulla 55 MW – 2019 ACSR 2 x 430 mm2 69 km - 2013 PLTP Sarulla 1 (FTP2) 330 MW – 2014/2015 PLTP Sarulla 2 (FTP2) 110 MW – 2017

Sibolga Labuhan Angin

Aek Kanopan

PLTA Asahan III (FTP2) 174 MW ‐ 2016

A

A

P

ACSR 2 x 240 mm2 11 km - 2016 Asahan III

A

ACSR 1 x 240 mm2 7 km - 2013

Labuhan Bilik

A

PLTA Hasang 40 MW ‐ 2017 Dolok Sanggul/ Parlilitan

PLTA Asahan I 180 MW ‐ 2010

Asahan I

Simangkok

Tele

Salak

PLTMH tersebar Parlilitan (3x2,5), Hutaraja(2x2,5), Pakkat(2x5), TaraBintang(2x5), Simonggo(3x3), Rahu‐1(2x4), Rahu‐2(2x2,5)

Perbaungan GIS Listrik

D

ACSR 2 x 430 mm2 159 km - 2013

ACSR 1 x 240 mm2 30 km - 2013

PLTMH tersebar Lae‐Ordi‐1(2x2,5),Lae‐Ordi‐ 2(2x5),Lae‐Kombih2(2x4) 2

CU 1000 KIM 10 km ‐ 2015

Paya Geli

Kualatanjung

D

Renun

to GI Sabussalam (NAD)

A

Brastagi

PLTA Renun 2 x 41 MW

G

Lamhotma

Glugur

Binjai

PLTU Sewa Kuala Tanjung 3x120 MW – 2013 ACSR 2 x 240 mm2 15 km - 2013

U

Tebing Tinggi

15

A 2

Paya Pasir

Mabar

PLTU Belawan 4 x 65 MW

ACSR 2 x 240 mm2 6,2 km ‐ 2012

Labuhan G

PLTG Glugur 19,85 MW & 12,85 MW

5 6

Perbaungan 10 7 3 9 1 14 16

8

ACSR 2 x 430 mm2 80 km - 2013

PLTG BELAWAN 400 MW – 2013

GU U

P. Brandan

PLTA Wampu 45 MW – 2014

Belawan G

PLTGU Belawan 395,3 MW & 422,5 MW

U A

PLTU Labuhan Angin 2 x 115 MW

ke GI Bagan Batu (Riau)

Gunung Tua

PLTA Sipan 17 MW & 33 MW

Padang Sidempuan ACSR 1 x 240 mm2 70 km – 2013

ACSR 2 x 430 mm2 300 km - 2014

Panyabungan Edit September 2011

Rencana 275 kV HVDC U Rencana 500 kV HVDC

G

PLTU

D

PLTD

PLTG

A

PLTA

PLTGU P

PLTP

Kit Eksisting Kit Rencana

GU

P

ke GI Payakumbuh (Sumatera Barat)

AC

PERENCANAAN SISTEM BIDANG PERENCANAAN

PETA JARINGAN PROPINSI SUMATERA UTARA Existing 70 kV Existing 150 kV Rencana 150 kV Rencana 275 kV Rencana 500 kV

PLTP Sorik Merapi (FTP2) 240 MW – 2018

S 23 R 1 km x 2 - 2 40 01 mm 7

2

PT PLN (Persero) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN SUMATERA

GI Rencana GI Eksisting GI 275/150 kV Renc

Gambar A4.1. Peta Kelistrikan Sumatera Utara

Penjualan tenaga listrik PLN di provinsi Sumatera Utara mengalami pertumbuhan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonominya. Namun pasokan tenaga listrik (pembangkitan) mengalami penurunan daya mampu (derating capacity) karena umur pembangkit yang semakin tua dan penambahan kapasitas pembangkit baru yang relatif kecil. Secara lebih rinci, kapasitas pembangkit dapat dilihat pada Tabel A4.1.

305

Tabel A4.1. Kapasitas Pembangkit Sistem Interkoneksi per 2010 No.

Pembangkit

A Sektor Pembangkitan Belawan 1 PLTU Belawan PLTU Belawan 2 PLTGU Belawan PLTGU Belawan PLTGU Belawan PLTGU Belawan PLTGU Belawan PLTGU Belawan 3 PLTG Belawan TTF B Sektor Pembangkitan Medan 1 PLTG Glugur PLTG Glugur PLTG Glugur TTF 2 PLTG Paya Pasir PLTG Paya Pasir PLTG Paya Pasir PLTG Paya Pasir TTF PLTG Paya Pasir TTF 3 PLTD Titi Kuning 4 PLTD Sewa Paya Pasir (Arti Duta) 5 PLTD Sewa Belawan (AKE) C Sektor Pembangkitan Pandan 1 PLTMH Batang Gadis 2 PLTMH Tonduhan 3 PLTMH Kombih I 4 PLTMH Kombih II 5 PLTMH Boho 6 PLTMH Aek Raisan 7 PLTMH Aek Silang 8 PLTMH Aek Sibundong 9 PLTA Sipansihaporas 10 PLTA Lau Renun D Sektor Pembangkitan Labuhan Angin 1 PLTU Labuhan Angin E IPP 1 PLTP Sibayak 2 PLTA Asahan I 3 PLTMH Parlilitan 4 PLTMH Silau II F Excess Power 1 PT Growt Sum.#1 2 PT Growt Sum.#2 3 PT Growt Asia TOTA L

Unit

Tahun Operasi

1,2 3,4 GT 1.1 GT 1.2 ST 1.0 GT 2.1 GT 2.2 ST 2.0 -

1984 1989 1993 1988 1995 1995 1994 1994 -

1 2 3 1,2 3,4 5 6 7 1-6 -

1975 1967 2008 1976 1978 1983 2008 1976 2008 2008

1,2 1,2 1,2 1,2 1 1,2 1 1 1,2 1,2

1994 1987/88 1987/88 1987/88 1989 1987/89 1988 1987 2003/04 2005/06

1,2

2008

1,2 -

2008 2010 2010 2010

-

2009 2010 2011

306

Kapasitas Terpasang (MW) 1.183 130 130 118 129 149 130 130 163 105 300 20 13 12 29 40 21 22 34 25 20 65 139,5 0,9 0,4 1,5 1,5 0,2 1,5 0,8 0,8 50,0 82,0 230 230 206 11 180 8 8 25 6 9 10 2.084

Daya Mampu (MW) 1.033 90 105 105 115 120 130 130 133 105 213 0 0 11 0 33 17 18 34 18 18 65 136,3 0,8 0,4 1,2 1,1 0,2 1,3 0,7 0,7 50,0 80,0 210 210 205 10 180 8 8 25 6 9 10 1.822

Sedangkan kapasitas pembangkit PLTD isolated yang beroperasi di Gunung Sitoli,Teluk Dalam (Pulau Nias), Pulau Sembilan (Kabupaten Langkat) dan Pulau Tello (Kabupaten Nias Selatan) ditunjukkan pada Tabel A4.2. Tabel A4.2. Pembangkit Sistem Isolated per 2010 No

Daya Terpasang Mampu (kW) (kW)

Lokasi PLTD

1 Gunung Sitoli - PLTD PLN - PLTD Sewa - PLTD Sewa Total PLTD Gunung Sitoli 2 Teluk Dalam - PLTD PLN - PLTD Sewa Total PLTD Teluk Dalam 3 Pulau Tello - PLTD PLN Total PLTD Pulau Tello Total PLTD Cabang Nias

12.178 5.920 6.500 24.598

4.650 4.700 4.650 14.000

3.380 5.225 8.605

1.850 4.070 5.920

700 700 33.903

400 400 20.320

Kota Medan merupakan pusat beban terbesar di Sumatera Utara (hampir 60% dari seluruh demand di provinsi ini) dengan tingkat pertumbuhan beban yang tinggi. Dengan adanya pembangunan KIM 3 (Kawasan Industri Medan tahap tiga) diperlukan penambahan GI baru untuk mengurangi beban lebih pada beberapa GI, misalnya GI Titi Kuning, GIS Listrik dan GI KIM. Di Sumatera Utara masih terdapat beberapa daerah pelayanan listrik yang tegangannya terlalu rendah akibat dipasok oleh jaringan yang terlalu panjang (sampai 200 km dari gardu induk). Situasi ini telah diketahui oleh PLN dan direncanakan penanggulangannya dalam RUPTL ini.

A4.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK Dari penjualan tenaga listrik PLN pada lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 – 2020 diberikan pada Tabel A4.3.

307

Tabel A4.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Sales (Gwh) 7.257 7.921 8.642 9.421 10.258 11.210 12.250 13.388 14.631 15.991 9,2%

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Produksi (Gwh) 7.998 8.721 9.487 10.320 11.212 12.226 13.331 14.537 15.853 17.289 8,8%

Beban Puncak (MW) 1.363 1.484 1.612 1.750 1.899 2.068 2.251 2.451 2.669 2.907 8,9%

Pelanggan 2.676.942 2.797.208 2.915.928 3.032.281 3.134.869 3.248.825 3.367.041 3.489.681 3.616.919 3.748.935 3,9%

A4.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi, GI dan distribusi sebagai berikut. Potensi Sumber Energi Sumber energi yang tersedia di Sumatera Utara untuk membangkitkan energi listrik cukup besar dalam bentuk tenaga air dan panas bumi. Namun provinsi ini tidak mempunyai potensi batubara sedangkan sumber gas alam telah mengalami penurunan.Potensi tenaga air dapat dilihat pada Tabel A4.4 dan Tabel A4.5. Tabel A4.4. Daftar Potensi PLTA > 10 MW No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Perkiraan Kapasitas Pengembang COD (MW) Asahan 3 2015 PLN 174 Wampu 2016 IPP 84 Asahan 4-5 2017 PLN 60 Simanggo-2 2018 PLN 59 Bila-2 2019 PLN 42 Kumbih-3 2019 PLN 42 Sibundong-4 2019 PLN 32 Lake Toba 2020 PLN 400 Ordi-3 2020 PLN 18 Ordi-5 2020 PLN 27 Raisan-1 2020 PLN 26 Siria 2020 PLN 17 Toru-2 (Tapanuli Utara) 2020 PLN 34 Toru-3 (Tapanuli Utara) 2026 PLN 228 Nama

308

Pada saat ini terdapat sebuah proposal proyek IPP unsolicited PLTA Batang Toru 500 MW yang berlokasi di Tapanuli Selatan. Saat ini perusahaan yang mengajukan proposal proyek sedang melakukan pra studi kelayakan (Pre-FS). Apabila proyek tersebut layak secara teknis, keekonomian dan sesuai dengan kebutuhan sistem kelistrikan Sumatera, maka proposal proyek IPP unsolicited tersebut akan diproses lebih lanjut. Tabel A4.5. Daftar Potensi PLTM < 10 MW NO I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

NAMA PEMBANGKIT IPP Parluasan Huta Raja Pakkat 1 Lau Gunung Lae Ordi Lae Kombih 3 Batang Toru Karai 1 Karai 7 Karai 12 Karai 13 Lae Ordi 2 Tara Bintang Raisan Huta Dolok Raisan Naga Timbul Sei Wampu 1 Rahu 1 Rahu 2 Sidikalang 1

DAYA (MW) 4,2 5,0 10,0 10,0 10,0 8,0 7,5 10,0 6,7 6,0 8,3 10,0 10,0 7,0 7,0 9,0 9,2 5,0 8,6

LOKASI Tobasa Humbahas Humbahas Dairi Pakpak Barat Pakpak Barat Taput Simalungun Simalungun Simalungun Simalungun Pakpak Barat Humbahas Tapteng Tapteng Langkat Humbahas Humbahas Dairi

COD 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014

NO 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 II 1 2 3 4 5

NAMA PEMBANGKIT

DAYA (MW) 8,6 7,4 6,0 7,0 9,0 10,0 7,0 3,0 10,0 10,0 78,0

Sidikalang 1 Sidikalang 2 Simbelin 1 Simonggo Sei Wampu 2 Lae Kombih 4 Aek Sisiran Aek Rambe Batang Toru 3 Batang Toru 4 Total IPP EXCESS POWER PT.Evergreen Paper Int 2,0 PTPN III Sei Mangkei 3,5 PT Nubika Jaya 15,0 PT Victorindo Alam Lestari 8,0 PLTU Nias 31,0 Total Excess Power 59,5 Total 137,5

LOKASI

COD

Dairi Dairi Dairi Humbahas Langkat Pakpak Barat Humbahas Humbahas Taput Taput

2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015

Deli Serdang Simalungun Labuhan Batu Padang Lawas Gunung Sitoli

2012 2012 2012 2012 2014

Berdasarkan Master Plan Study for Power Development in the Republic of Indonesia oleh WestJEC/Direktorat Jendral Minerbapabum tahun 2007, potensi panas bumi yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara adalah seperti ditunjukkan pada Tabel A4.6. Tabel A4.6 Daftar Potensi Panas Bumi Lokasi Panas Bumi

Keterangan

Potensi (MW)

Sarulla & Sibual Buali Sibayak/Lau Debuk-Debuk Sorik Merapi Sipaholon G. Sinabung Pusuk Bukit Simbolon

Existing / Expansion Existing / Expansion High Possibility Low Possibility Tidak cukup data Tidak cukup data Tidak cukup data

660 160 500 50 -

309

Dibatasi Oleh Taman Nasional Demand (MW) (MW) 630 630 40 40 100 100 50 50 -

Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera Utara hingga tahun 2020 diperlukan pembangunan pembangkit sebagaimana diperlihatkan pada Tabel A4.7. Tabel A4.7. Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Proyek Pangkalan Susu #1,2 (FTP1) Belawan Sumbagut PLTM Tersebar Sumut Wampu Nias Sarulla I (FTP2) Nias (FTP2) Pangkalan Susu #3,4 (FTP2) Asahan III (FTP2) Hasang Sarulla II (FTP2) Simonggo-2 Sorik Marapi (FTP2) Simbolon Samosir Sipoholon Ria-Ria Pembangkit Peaker Sumut-2 Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU PLTG PLTU PLTM PLTA PLTGB PLTP PLTU PLTU PLTA PLTA PLTP PLTA PLTP PLTP PLTP PLTG PLTU

PLN PLN Sewa Swasta Swasta PLN Swasta Swasta PLN PLN Swasta Swasta PLN Swasta Swasta Swasta PLN Sewa

Kapasitas (MW) 440 400 360 154 45 8 330 21 400 174 38 110 86 240 110 55 200 225 3396

COD 2012-13 2013 2013 2013-15 2014 2014 2014-15 2014-15 2015 2016 2017 2017 2017 2018 2019 2019 2020 2020

Pengembangan Transmisi Di Sumatera dalam waktu dekat akan terwujud transmisi 275 kV sebagai tulang punggung sistem interkoneksi Sumatera 1 . Transmisi 275 kV ini dapat menyalurkan energi listrik antar provinsi di Sumatera yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit utama seperti PLTU batubara, PLTP dan PLTA skala besar, untuk ditransmisikan ke pusat-pusat beban. Selain itu direncanakan pula pengembangan transmisi 150 kV yang merupakan jaringan regional untuk menyalurkan tenaga listrik dalam kawasan yang lebih terbatas. Sampai dengan tahun 2020 diperlukan pengembangan transmisi sepanjang 2.262 kms guna mendukung program penyaluran dan target target yang telah ditetapkan, yaitu untuk mengatasi bottleneck penyaluran daya, mengevakuasi daya dari pusat 1

Di Sumatera juga direncanakan pembangunan transmisi 500 kV sebagai tulang punggung sistem kelistrikan Sumatera pada koridor timur. Transmisi 500 kV tersebut direncanakan masuk Sumatera Utara setelah tahun 2020.

310

pembangkit, mendapatkan tegangan pelayanan yang baik dengan membatasi panjang JTM, menurunkan losses transmisi dan distribusi, serta meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik. Rencana pembangunan transmisi di Provinsi Sumut diberikan pada Tabel A4.8 dan Tabel A4.9. Tabel A4.8. Rencana Pembangunan Transmisi 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Dari

Ke

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 2 cct, 2 Zebra 80 18.0 2 cct, 2 Zebra 20 4.5 1 2nd cct, 2 Hawk 6.2 0.3 2 cct, 1 Hawk 76 4.2 2 cct, 1 Hawk 130 7.2 2 cct, 1 Hawk 66 3.7 2 cct, 1 Hawk 140 7.8 2 cct, 2 Zebra 22 5.0 2 cct, 2 Hawk 30 2.3 2 cct, AC3 310 mm2 108 14.4 2 cct, 1 Hawk 60 3.3 2 cct, 2 Hawk 34 2.6 2 cct, 1 Hawk 30 1.7 2 cct, 1 Hawk 26 1.4 2 cct, 1 Hawk 80 4.4 2 cct, 1 Hawk 20 1.1 2 cct, 1 Hawk 220 12.2 1 cct, CU 1000 mm2 10 22.2 1 cct, CU 1000 mm2 10 22.2 2 cct, 2 Hawk 22 1.7 2 cct, 1 Hawk 46 2.5 2 cct, 1 Hawk 60 3.3 2 cct, 1 Hawk 50 2.8 4 cct, 1 Hawk 8 0.4 1354 149.2

Tegangan

Galang Namurambe Galang Tanjung Morawa Lamhotma Belawan Dolok Sanggul/Parlilitan Incomer 1 Pi (Tele-Tarutung) Rantau prapat Labuhan Bilik Galang Negeri Dolok Padang Sidempuan Panyabungan Pangkalan Susu 3&4 (FTP 2) Pangkalan Brandan PLTU Sewa Sumbagut Tebing Tinggi Sei Rotan (uprate) Tebing Tinggi (uprate) Sidikalang Salak Tanjung Morawa Kuala Namu Tanjung Pura Inc. (P.Brandan-Binjai) Tele Pangururan PLTA Wampu Brastagi PLTU Nias Gunung Sitoli Teluk Dalam Gunung Sitoli GIS Listrik KIM Mabar Glugur Simangkok PLTA Asahan III(FTP 2) Panyabungan PLTP Sorik Marapi (FTP 2) Porsea PLTA Hasang Tarutung PLTP Simbolon Samosir PLTP Sipoholon Ria-Ria 2 Pi Inc. (Tarutung-Porsea) Jumlah

Konduktor

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 70 kV 70 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

COD 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2015 2015 2016 2017 2017 2018 2019

Tabel A4.9. Rencana Pembangunan Transmisi 275 kV No 1 2 3 4 5

Dari Pangkalan Susu Galang Padang Sidempuan PLTP Sarulla (FTP 2) Simangkok Jumlah

Ke Binjai Binjai PLTP Sarulla (FTP 2) Simangkok Galang

Konduktor

Tegangan 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV 275 kV

2 2 2 2 2

cct, cct, cct, cct, cct,

2 Zebra 2 Zebra 2 Zebra 2 Zebra 2 Zebra

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 160 36.0 160 36.0 138 31.1 194 43.7 318 71.6 970 218.3

COD 2012 2013 2013 2013 2013

Pembangunan Gardu Induk Pembangunan gardu induk di Wilayah Sumatera Utara dimaksudkan untuk melayani pertumbuhan beban, meningkatkan keandalan pasokan, memperbaiki mutu tegangan, mengantisipasi masuknya beberapa pembangkit dalam beberapa tahun kedepan dan perbaikan tegangan yang sangat rendah karena jarak GI yang terlalu 311

jauh dari konsumen. Rencana pembangunan GI dapat dilihat pada Tabel A4.10 berikut. Tabel A4.10. Rencana Pembangunan GI Baru s/d Tahun 2020 No

Nama Gardu Induk

Tegangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Galang Labuhan Bilik Parlilitan/Dolok Sanggul Kuala Namu Negeri Dolok Pangururan Panyabungan Salak Tanjung Pura Gunung Sitoli Teluk Dalam Jumlah

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 70/20 kV

Kapasitas (MVA) 0 60 10 60 60 30 60 60 30 30 30 430

COD 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014

Selain itu diperlukan juga extension banyak GI existing dengan menambah unit trafo hingga tambahan kapasitas seluruhnya mencapai 1.470 MVA seperti terlihat pada Tabel A4.11. Tabel A4.11. Rencana Extension GI s/d Tahun 2020 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Nama Gardu Induk Binjai Denai Gunung Para Gunung Tua Padang Sidempuan Rantau Prapat Tanjung Morawa Tele Aek Kanopan Brastagi Glugur Gunung Tua Kisaran Labuhan Lamhotma Namurambe

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 60 60 30 30 30 60 60 30 30 60 60 10 60 30 60 60

COD

No

2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Nama Gardu Induk Pematang Siantar Perbaungan Porsea Rantau Prapat Sei Rotan Sibolga Sidikalang Tarutung Tebing Tinggi Paya Pasir Kota Pinang GIS Listrik Tanjung Pura Titi Kuning Paya Geli Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 60 60 20 60 60 60 30 30 60 60 30 60 30 60 60 1470

COD 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2014 2017 2017 2017 2018

Rencana pembangunan GI 275 kV yang berada di provinsi Sumatera Utara diberikan pada Tabel A4.12.

312

Tabel A4.12. Rencana Pembangunan GI 275 kV s/d Tahun 2020 No

Nama Gardu Induk

1 Binjai 2 Pangkalan Susu 3 Galang 4 Padang Sidempuan 5 Sarulla 6 Pangkalan Susu

Tegangan

Baru/ Kapasitas Biaya COD Extension (MVA) (juta US$)

275/150 kV

Baru

1000

31.83

2011

275/150 kV 275/150 kV

Baru Baru

0 1000

9.11 35.13

2012 2013

275/150 kV

Baru

500

21.88

2013

275/150 kV

Baru

500

24.00

2013

250

21.03

2015

3250

143.0

275/150 kV Extension

Jumlah

Pengembangan Distribusi Tambahan pelanggan baru sampai dengan tahun 2020 adalah sekitar 1,2 juta pelanggan atau rata-rata 120.000 pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 17.800 kms, JTR sekitar 11.850 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 2.160 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A4.13. Tabel A4.13. Pengembangan Sistem Distribusi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 1.376 1.461 1.438 1.538 1.538 1.718 1.903 2.076 2.291 2.467 17.805

JTR kms 1.092 918 996 1.078 1.158 1.218 1.260 1.339 1.378 1.414 11.850

Trafo MVA 146 153 166 180 193 220 240 263 287 314 2.160

Pelanggan

125.011 120.266 118.720 116.353 102.587 113.957 118.215 122.640 127.238 132.016 1.197.004

A4.4. SISTEM ISOLATED NIAS DAN TELUK DALAM Pulau Nias yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera mempunyai kondisi sebagai berikut: (i) Merupakan pulau yang terpisah cukup jauh dari pulau Sumatera, (ii) Pemerintahan terdiri dari 4 kabupaten dan 1 kota, (iii) Rawan gempa dan rawan 313

longsor, (iv) Hubungan antar kabupaten dan antar kecamatan sulit dijangkau, (v) Mata pencaharian utama adalah bercocok tanam kelapa dan nelayan. Pengusahaan kelistrikan dikelola oleh PLN Cabang Nias, terdiri dari Ranting Gunung Sitoli dan Ranting Teluk Dalam yang juga mengelola PLTD di Pulau Tello. Pasokan listrik untuk sistem kelistrikan dipasok dari PLTD Gunung Sitoli dan PLTD Teluk Dalam. Jumlah pelanggan adalah sekitar 54 ribu, daya tersambung 35 MVA dengan penjualan mencapai 52 GWh. Pembangkitan di Pulau Nias saat ini mempunyai daya terpasang 28.904 kW, daya mampu 12.960 kW, beban puncak 9.858 kW, dan mengingat kondisi pembangkitan sudah tua, maka telah diambil langkah-langkah sewa PLTD untuk jangka pendek dan merencanakan pembangunan PLTU 3x7 MW (IPP) dan PLTGB 8 MW (PLN). A4.5. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi adalah untuk membangun sistem kelistrikan sampai dengan tahun 2020 adalah seperti Tabel A4.14 berikut: Tabel A4.14. Rangkuman Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

Energy Sales (Gwh) 7,257 7,921 8,642 9,421 10,258 11,210 12,250 13,388 14,631 15,991 110,968

Produksi Energi (Gwh) 7,998 8,721 9,487 10,320 11,212 12,226 13,331 14,537 15,853 17,289 120,974

Beban Puncak (MW) 1,363 1,484 1,612 1,750 1,899 2,068 2,251 2,451 2,669 2,907 20,453

Pembangkit (MW)

314

0 220 1,063 209 666 174 236 240 165 425 3,398

GI (MVA) 1,360 880 2,360 90 250 0 150 60 0 0 5,150

Transmisi Investasi (kms) (juta US$) 0 472 1,326 320 20 22 106 50 8 0 2,324

96 457 1,072 507 1,231 320 504 315 469 496 5,468

LAMPIRAN A.5 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI RIAU

A5.1. KONDISI SAAT INI Sistem Interkoneksi Pada sistem kelistrikan di Provinsi Riau terdapat 8 gardu induk (GI) 150 kV, yaitu Koto Panjang, Bangkinang, Garuda Sakti, Teluk Lembu, Duri, Dumai, Bagan Batu dan Taluk Kuantan. Sebagian GI tersebut sudah mengalami overload dan perlu segera dimitigasi. Sistem kelistrikan Riau dipasok dari grid Sumatera sebesar 379 MW. Kapasitas pembangkit PLN di Riau yang tersambung ke grid sebesar 267 MW, dimana 43% dari kapasitas tersebut adalah PLTA Koto Panjang, dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan Riau masih diperlukan transfer energi dari sistem interkoneksi Sumatera Bagian Selatan Tengah maupun sistem interkoneksi Sumatera Bagian Utara. Sistem Sumbagselteng sendiri dipasok oleh beberapa jenis pembangkit, dimana 30% (711 MW) berupa PLTA yang pada musim kering sering kali mengalami penurunan kapasitas. Dengan demikian sistem Riau ikut mengalami defisit daya. Peta kelistrikan sistem interkoneksi di Provinsi Riau diperlihatkan pada Gambar A5.1.

315

Gambar A5.1. Peta Sistem Kelistrikan di Provinsi Riau

Daftar kapasitas terpasang pembangkit yang memasok ke sistem interkoneksi 150 kV ditunjukkan pada Tabel A5.1. Tabel A5.1. Kapasitas Pembangkit per 2010 No. 1 2 3 4 5 6 7

Nama Pembangkit PLTA Koto Panjang PLTG Teluk Lembu PLTD Teluk Lembu PLTD Dumai/Bg Besar PLTG Riau Power PLTD Sewa Teluk Lembu PLTD Sewa Dumai

Jenis

B. Bakar

Pemilik

PLTA PLTG PLTD PLTD PLTG PLTD PLTD

Air Gas/HSD HSD HSD Gas HSD HSD

PLN PLN PLN PLN PT Riau- Power Sewa Sewa

Kapasitas Terpasang (MW) 114 43 8 12 20 40 30 267

Jumlah

Sistem Isolated Sistem isolated di Provinsi Riau tersebar di kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kabupaten Bengkalis dan Meranti. Seluruh sistem isolated tersebut dipasok oleh PLTD tersebar dengan kapasitas 83 MW dan daya mampu 44 MW. 316

Sebagian besar sistem isolated mengalami kekurangan pasokan, sehingga PLN menyewa pembangkit diesel untuk mengatasi kekurangan pasokan jangka pendek. Daftar pembangkit pada sistem isolated diberikan pada Tabel A5.2. Tabel A5.2. Pembangkit Isolated per 2010

UNIT MESIN PLN 1. Cab. Pekanbaru 2. Cab. Dumai 3. Cab. Rengat JUMLAH MESIN PEMDA 1. Cab. Pekanbaru 2. Cab. Dumai 3. Cab. Rengat JUMLAH MESIN SEWA 1. Cab. Pekanbaru 2. Cab. Dumai 3. Cab. Rengat JUMLAH

Daya Jumlah Terpasang Mampu (unit) (MW) (MW)

Beban Puncak (MW)

42 80 115

7,6 37,0 38,6

4,6 21,6 18,1

4,6 16,1 17,0

237

83.2

44.3

37.7

7 23 13

2,5 32,0 7,3

1,5 13,0 4,2

1,8 12,5 4,6

33

41,8

18,7

18.9

3 2 2

1,2 2,4 2,0

1,1 2,0 0

1,2 2,1 2,0

10

5,6

3,1

5,3

Kondisi kekurangan pasokan kelistrikan pada sistem isolated disebabkan oleh menurunnya daya mampu pembangkit, meningkatnya konsusmsi listrik oleh pelanggan secara alami (bahkan tanpa penyambungan baru) dan kebutuhan sistem isolated yang dipasok dari excess power telah melampaui kesepakatan perjanjian jual beli (kontrak).

A5.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK Ekonomi Riau tumbuh sangat pesat antara 6,6-8,7% pada tahun 2006-2010 (tidak termasuk migas) dan kondisi ini diperkirakan masih akan terus meningkat pada masa yang akan datang. Target pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi perhatian Pemerintah Daerah dengan memberikan kemudahan kepada investor untuk menanamkan modalnya di Riau. Semua rencana tersebut akan dapat dicapai apabila ada dukungan ketersediaan tenaga listrik di Provinsi Riau.

317

Perekonomian Provinsi Riau diperkirakan akan makin meningkat, ditandai oleh adanya rencana pembangunan kawasan-kawasan industri pada beberapa kabupaten yang telah dicanangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), seperti Kawasan Industri Khusus Dumai, Kawasan Buton di kabupaten Siak Indrapura, Kawasan Kuala Enok kabupaten Indragiri Hilir dan Kawasan Industri Tenayan di Pekanbaru. Dari realisasi penjualan listrik PLN lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 – 2020 dapat dilihat pada Tabel A5.3. Tabel A5.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Sales (Gwh) 2.663 3.013 3.401 3.722 4.046 4.386 4.726 5.082 5.479 5.968 11,4%

Produksi (Gwh) 2.900 3.274 3.687 4.028 4.368 4.726 5.090 5.472 5.897 6.422 10,7%

Beban Puncak (MW) 470 530 595 649 703 759 816 876 942 1.024 10,3%

Pelanggan 801.630 859.028 919.772 977.923 1.040.623 1.105.031 1.169.680 1.235.156 1.302.704 1.366.253 9,2%

Apabila kapasitas pembangkit yang tersedia mencukupi, pertumbuhan listrik di Provinsi Riau diperkirakan dapat lebih tinggi lagi, karena seiring dengan perkembangan yang sangat pesat pada setiap kabupaten dan adanya rencana pengembangan wilayah menjadi kawasan industri di Dumai, Buton, Kuala Enok dan Tenayan-Pekanbaru.

A5.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan pembangkit pada sistem isolated dan sistem interkoneksi 150 kV serta pengembangan jaringan transmisi dan distribusi untuk menjangkau pelanggan. Potensi Sumber Energi Sumber energi yang tersedia di provinsi Riau untuk membangkitkan tenaga listrik berupa sumber-sumber gas alam di banyak lapangan, antara lain Seng, Segat di 318

kabupaten Pelalawan, Bento dan Baru di Pekanbaru yang saat ini dikelola PT Kalila yang sebagian produksi gasnya dialokasikan untuk PLTG Teluk Lembu. Disamping itu terdapat potensi batubarayang tersebar di Kabupaten Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi dengan cadangan 1,55 juta metrik ton2. Potensi PLTA skala besar terdapat di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Kuantan Singingi. Menurut pra studi kelayakan oleh sebuah konsultan pada tahun 1980-an di Kabupaten Kuantan Singingi dan Sungai Kampar Kiri terdapat potensi tenaga air yang cukup besar, yaitu sebesar masing-masing 830 MW dan 170 MW. Namun perlu dilakukan studi ulang karena saat ini kondisi lingkungan sudah banyak berubah dan dapat mempengaruhi potensi debit air. Pengembangan Pembangkit Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 dipenuhi dengan mengembangkan kapasitas pembangkit di sistem Interkoneksi 150 kV dan sistem isolated dan pengembangan jaringan transmisi 150 kV yang memasok sistem Riau. Pembangkit yang direncanakan akan dibangun di Provinsi Riau berkapasitas sekitar 1.732 MW seperti ditampilkan pada Tabel A5.4. Tabel A5.4. Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

2

Proyek Duri 1 (Relokasi) Duri Duri Rengat Selat Panjang Bengkalis (FTP1) Dumai IPP Kemitraan Tembilahan Riau (Amandemen FTP1) Pembangkit Peaker Selat Panjang Baru #1,2 Bengkalis PLTGB Riau Mulut Tambang Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTG PLTG PLTGU PLTG PLTGB PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU PLTG PLTU PLTGB PLTU

PLN PLN Swasta PLN PLN PLN Sewa Swasta PLN PLN PLN Swasta PLN Swasta

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Riau

319

Kapasitas COD (MW) 60 2011-12 100 2012 100 2012 20 2012 6 2012 20 2013 240 2013 14 2013 14 2013 220 2013-14 200 2014 14 2014 24 2015/17/19 600 2016-17 1632

PLTU Riau 2x110 MW di kawasan industri Tenayan Kota Pekanbaru merupakan salah satu proyek percepatan pembangkit 10.000 MW tahap 1 yang saat ini sedang tahap konstruksi dan dijadwalkan beroperasi pada tahun 2013. PLTG Duri dengan kapasitas total 160 MW merupakan upaya PLN untuk secepatnya mengurangi kekurangan pembangkit di Riau dengan memanfaatkan gas dari lapangan Jambi Merang. Pembangkit peaker PLTG 200 MW dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan beban puncak sistem Sumatera yang lokasinya sedang dikaji berkaitan dengan penyediaan gas yang dapat disimpan (CNG). PLTU Riau Mulut Tambang 2x300 MW ditawarkan kepada swasta sebagai IPP untuk beroperasi pada tahun 2016 – 2017. Selain itu PLN berupaya memanfaatkan semua potensi gas yang mungkin digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik, termasuk gas skala kecil, seperti di Melibur Kabupaten Meranti, Selat Kabupaten Inhil, Bentu Kabupaten Kampar, Tembilahan Kabupaten Inhil, Kurau Siak Sri Indrapura dan Rawa Minyak Kabupaten Siak Sri Indrapura. Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI) Pengembangan GI Guna menyalurkan energi listrik yang berasal dari pembangkit yang masuk ke sistem interkoneksi 150 kV, hingga tahun 2020 diperlukan pengembangan 14 GI 150 kV baru dengan kapasitas total 600 MVA dan extension GI dengan tambahan kapasitas 730 MVA seperti diperlihatkan pada Tabel A5.5 dan Tabel A5.6. Tabel A5.5. Pembangunan GI 150 kV Baru No

Nama Gardu Induk

Tegangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Bagan Siapiapi KID Dumai KIT Tenayan Pangkalan Kerinci Pasir Pangaraian Pasir Putih Rengat GI/GIS Kota Pekanbaru New Garuda Sakti Perawang Siak Sri Indra Pura Tembilahan Kandis Lipat Kain Jumlah

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

320

Kapasitas (MVA) 30 30 30 30 30 60 60 60 120 30 30 30 30 30 600

COD 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2015

Tabel A5.6. Extension GI 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Nama Gardu Induk Bagan Batu Bangkinang Dumai Duri Garuda Sakti Koto Panjang Teluk Lembu Bangkinang Pasir Putih Duri KIT Tenayan Teluk Kuantan KID Dumai Tembilahan Bagan Batu Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 30 30 60 60 80 20 60 60 120 60 30 30 30 30 30 730

COD 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2016 2016 2017 2017 2017 2019 2019 2020

Disamping itu juga direncanakan pembangunan GI dengan tegangan ekstra tinggi 275 kV dan 500 kV3, serta konverter transmisi HVDC ±250 kVDC yang merupakan bagian dari link interkoneksi Sumatera – Malaysia seperti pada Tabel A5.7. Tabel A5.7. Pembangunan GI 275kV, 500 kV dan HVDC ±250 kV No

Nama Gardu Induk

Tegangan

1 New Garuda Sakti 2 Rengat

275/150 kV

3 Riau Mulut Tambang 4 HVDC Switching Station 5 New G. Sakti HVDC St.Converter 6 New Garuda Sakti 500 kV 7 Rengat 500 kV

Baru/ Kapasitas Biaya COD Extension (MVA) (juta US$) Baru

500

24.28

2013

275/150 kV

Baru

250

20.08

2015

275/150 kV

Baru

0

8.14

2015

250 kV DC 250 kV DC 500/275 kV

Baru Baru Baru

0 600 1000

16.68 19.95 36.22

2016 2016 2018

500 kV

Baru

500

25.77

2018

2850

151.1

Jumlah

Pengembangan Transmisi Pengembangan transmisi di Provinsi Riau hingga tahun 2020 adalah sepanjang 1.942 kms (150 kV) dan 1.312 kms (275 kV, 500 kV dan 250 kV DC) dengan kebutuhan dana UD$ 510,8 juta seperti ditampilkan dalam Tabel A5.8 dan Tabel A5.9.

3

GITET 500 kV di New Garuda Sakti dan Rengat merupakan bagian dari transmisi interkoneksi 500 kV yang merupakan tulang punggung kelistrikan Pulau Sumatera koridor timur.

321

Tabel A5.8. Pembangunan SUTT 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Dari PLTG Duri Bangkinang Dumai Dumai Duri (up rate) Garuda Sakti (up rate) Pasir Putih Pasir Putih PLTU Sewa Dumai Teluk Kuantan Tenayan / PLTU Riau New Garuda Sakti Rengat Rengat Teluk Lembu Tenayan / PLTU Riau Tenayan / PLTU Riau Bangkinang Kandis Pasir Putih Jumlah

Ke

Konduktor

Tegangan

Inc. 2 Pi (G.Sakti-Duri) Pasir Pangaraian Bagan Siapi api KID Dumai Dumai (up rate) Duri (up rate) Garuda Sakti Pangkalan Kerinci Dumai Rengat Pasir Putih Inc. ( G.Sakti-Duri) Pangkalan Kerinci Tembilahan GIS Kota Pekan Baru Perawang Siak Sri Indra Pura Lipat Kain Inc. ( New G.Sakti-Duri) Teluk Lembu

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2

cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct,

2 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk AC3 310 mm2 AC3 310 mm2 2 Zebra 2 Hawk 2 Hawk 2 Hawk 2 Zebra AC3 310 mm2 2 Hawk 1 Hawk CU 1000 mm2 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk AC3 310 mm2 2 Hawk

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 22 1.7 220 12.2 228 12.6 56 3.1 118 15.8 230 30.8 55 12.4 134 10.2 14 1.1 194 14.8 35 7.9 12 1.6 220 16.8 120 6.6 14 31.1 50 2.8 100 5.5 70 3.9 10 2.7 40 3.1 1942 196.6

COD 2011 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015

Tabel A5.10. Pembanguan Transmisi 275 kV, 500 kV dan HVDC ± 250 kV No

Dari

1 2 3 4 5 6 7

Payakumbuh Rengat Border P. Rupat Selatan Pulau Rupat Utara Rengat Sumatera Landing Point Jumlah

Ke New Garuda Sakti New Garuda Sakti Pulau Rupat Sumatra Landing Point Pulau Rupat Selatan Cirenti (PLTU Riau MT) New Garuda Sakti

275 kV 275 kV 250 kV DC 250 kV DC 250 kV DC 275 kV 250 kV DC

Panjang Biaya (kms) (juta US$) cct, 2 Zebra 300 67,5 cct, 4 Zebra 440 143,6 Cable MI with IRC 52 51,0 Cable MI with IRC 10 9,8 cct, 2 Cardinal 60 2,6 cct, 2 Zebra 110 24,8 cct, 2 Cardinal 340 14,9 1312 314,2 Konduktor

Tegangan 2 2 2 2 2 2 2

COD 2013 2015 2016 2016 2016 2016 2016

Transmisi Aur Duri – Rengat – New Garuda Sakti akan dibangun dengan desain tegangan 500 kV karena pada jangka panjang akan merupakan bagian dari sistem transmisi 500 kV, namun dalam jangka menengah akan dioperasikan sementara dengan tegangan 275 kV. Pengembangan Distribusi Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 780 ribu pelanggan sampai dengan 2020. PLN berencana untuk menyambung hingga 216.000 sambungan pada tahun 2011 untuk mencapai rasio elektrifikasi 60%, dan pada tahun-tahun selanjutnya akan disambung rata-rata 64 ribu pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan

322

pembangunan JTM 6.595 kms, JTR sekitar 7.610 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 3.454 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A5.10. Tabel A5.10. Pengembangan Distribusi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 1.340 534 565 541 584 599 602 609 629 591 6.595

JTR kms 1.546 616 652 624 673 692 694 703 725 682 7.610

Trafo MVA 785 271 287 275 296 304 306 309 319 300 3.454

Pelanggan

216.003 57.399 60.743 58.151 62.700 64.408 64.649 65.476 67.548 63.549 780.626

A5.4. SISTEM KELISTRIKAN PULAU RUPAT Pulau Rupat yang berada di Kabupaten Bengkalis merupakan sebuah pulau yang istimewa karena kedekatannya dengan Malaka dan Port Dickson Malaysia. Pulau ini sangat indah dan berpotensi menjadi tujuan wisata yang akan sangat diminati. Pulau ini hanya dipisahkan oleh selat sempit pantai Kota Dumai yang telah dirancang sebagai pelabuhan distribusi barang dan jasa untuk Riau daratan dan Pulau Sumatera. Jalur utama pengangkutan dari dan ke pulau ini adalah melalui laut. Peta Pulau Rupat ditampilkan pada Gambar A5.2.

323

Gambar A5.2. Peta Pulau Rupat

Saat ini listrik di Pulau Rupat dipasok dari 5 sentral PLTD dengan kapasitas terpasang 3.600 kW namun daya mampunya hanya 1.195 kW dengan beban puncak 841 kW. Sistem distribusi listrik berupa JTM sepanjang 69 kms, JTR 92 kms, gardu distribusi 36 unit, 878 kVA. Rencana pengembangan kelistrikan di Pulau Rupat adalah menginterkoneksikan kelima sub-sistem tersebut. Pulau Rupat merupakan landing point dari kabel laut interkoneksi antara Sumatera dan Malaysia.

A5.5. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi hingga tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam Tabel A5.11.

324

Tabel A5.11. Rangkuman Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

Energy Sales (Gwh) 2,663 3,013 3,401 3,722 4,046 4,386 4,726 5,082 5,479 5,968 42,486

Produksi Energi (Gwh) 2,900 3,274 3,687 4,028 4,368 4,726 5,090 5,472 5,897 6,422 45,864

Beban Puncak (MW) 470 530 595 649 703 759 816 876 942 1,024 7,363

Pembangkit (MW)

325

40 246 398 324 12 300 306 0 6 0 1,632

GI (MVA) 60 280 770 270 310 780 120 1,500 60 30 4,180

Transmisi Investasi (kms) (juta US$) 22 0 1,584 516 560 572 0 0 0 0 3,254

76 211 535 414 234 570 435 96 44 32 2,646

LAMPIRAN A.6 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (tanpa BATAM)

A6.1. KONDISI SAAT INI Provinsi Kepulauan Riau mempunyai posisi geografis yang sangat strategis karena berada pada pintu masuk Selat Malaka dari sebelah timur dan juga berbatasan dengan pusat bisnis dan keuangan di wilayah Asia Tenggara. Provinsi Kepulauan Riau dimungkinkan untuk menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi bagi Republik Indonesia dimasa depan. Apalagi saat ini pada beberapa daerah di Kepulauan Riau (Batam, Bintan, dan Karimun) tengah diupayakan sebagai pilot project pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui kerjasama dengan Pemerintah Singapura. Provinsi Kepulauan Riau mencakup Kota Tanjungpinang, Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga yang terdiri dari 2.408 pulau besar dan kecil dimana 40% belum bernama dan berpenduduk, dengan 95% dari wilayahnya merupakan lautan.

326

Gambar A6.1. Peta Wilayah Provinsi Kepulauan Riau

Penerapan kebijakan KEK di Batam-Bintan-Karimun merupakan bentuk kerjasama yang erat antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan partisipasi dunia usaha. KEK ini nantinya merupakan simpul-simpul dari pusat kegiatan ekonomi unggulan yang perlu didukung dengan infrastruktur yang berdaya saing internasional. Kepulauan Riau memerlukan dukungan pasokan tenaga listrik yang cukup dan andal terutama di Kota Tanjung Pinang yang merupakan ibu kota Provinsi Kepulauan Riau. Pasokan listrik untuk kota Tanjung Pinang dipasok melalui sistem Tanjung Pinang yang melayani 3 daerah administrasi, yaitu Provinsi Kepulauan Riau, Kotamadya Tanjung Pinang dan serta Kabupaten Bintan. Sistem Tanjung Pinang dipasok dari PLTD Air Raja dan PLTD Sukaberenang dengan kapasitas terpasang 43 MW dan untuk melayani beban puncak saat ini yang telah mencapai 39 MW melalui jaringan 20 kV. Sistem-sistem isolated di Provinsi Kepulauan Riau mempunyai 144 unit pembangkit kecil tersebar dengan kapasitas total 90,7 MW dan daya mampu 65,9 MW seperti terlihat pada Tabel A6.1. 327

Tabel A6.1. Pembangkit Isolated per 2010 Daya Terpasang (MW)

Daya Mampu (MW)

Beban Puncak (MW)

136

80,9

55,3

53,4

Pemda

5

0,8

0,6

0,7

Sewa

3

9,0

10,0

11,4

Total

144

90,7

65,9

65,5

Pemilik PLN

Jumlah (Unit)

Sebagian besar sistem isolated mengalami kekurangan pasokan dan ini telah berlangsung beberapa tahun terakhir. Kondisi kekurangan pasokan pada umumnya disebabkan oleh keterbatasan jumlah daya mampu mesin pembangkit, baik karena gangguan mesin pembangkit maupun usia, meningkatnya pertumbuhan pemakaian tenaga listrik alami. Untuk mengatasi kekurangan pasokan pada beberapa sistem isolated dilakukan dengan sewa pembangkit.

A6.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK Ekonomi Kepulauan Riau tumbuh 7,53% pada tahun 2010 (tidak termasuk migas) dan diperkirakan masih akan terus meningkat pada masa yang akan datang. Target pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi perhatian Pemerintah Daerah dengan memberikan kemudahan kepada investor untuk menanamkan modalnya di Kepulauan Riau. Kegiatan perekonomian di Provinsi Kepulauan Riau terus meningkat, ditandai dengan akan dibangunnya kawasan-kawasan industri dan pada beberapa Kabupaten telah dicanangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus. Proyeksi Kebutuhan Listrik Provinsi Kepulauan Riau 2011-2020 Dari realisasi penjualan listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 – 2020 seperti pada Tabel A6.2.

328

Tabel A6.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Sales (Gwh) 543 601 671 766 871 975 1.049 1.119 1.185 1.249 11,0%

Produksi (Gwh) 582 642 715 816 925 1.034 1.111 1.185 1.255 1.323 10,6%

Beban Puncak (MW) 101 112 125 142 161 181 194 208 220 232 10,0%

Pelanggan 139.930 153.266 167.103 181.945 197.645 214.211 231.175 248.663 266.950 286.062 9,4%

A6.3. Pengembangan Sarana Kelistrikan Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut. Potensi Sumber Energi Menurut informasi dari Kementerian ESDM, di West Natuna Basin terdapat potensi gas alam sebesar 51,46 TCF. Selain itu di kawasan blok D-Alpha Natuna terdapat cadangan gas yang sangat besar, yaitu 222 TCF dan 500 juta barel minyak. Sedangkan potensi tenaga air relatif kecil. Pengembangan Pembangkit Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 dipenuhi dengan mengembangkan kapasitas pembangkit di sistem interkoneksi 150 kV dan sistem isolated. Rencana pengembangan pembangkit ditampilkan pada Tabel A6.3.

329

Tabel A6.3. Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Proyek TB. Karimun #1,2 (FTP1) Tanjung Batu (FTP2) Dabo Singkep Natuna Tanjung Uban Tanjung Pinang 1 (TLB) TB. Karimun (Terkendala) TB. Karimun #3,4 Tanjung Batu Baru Tanjung Pinang 2 (FTP2) Tanjung Pinang 3 TB. Karimun-2 Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU PLTGB PLTGB PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU

PLN Swasta PLN PLN PLN Swasta Swasta PLN PLN Swasta PLN PLN

Kapasitas (MW) 14 8 9 14 14 30 14 14 14 30 30 20 211

COD 2011 2012 2012/18 2013 2013-14 2014 2014 2014-15 2015 2015 2019-20 2019-20

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI) Pengembangan GI Sampai dengan tahun 2020 diperlukan 4 buah GI 150 kV di Pulau Bintan dan 1 lokasi di Pulau Ngenang seperti diperlihatkan pada Tabel A6.4. Tabel A6.4. Pengembangan GI 150 kV Baru No 1 2 3 4 5

Nama Gardu Induk Air Raja Kijang Sri Bintan Tanjung Uban Pulau Ngenang Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 60 60 30 60 10 220

COD 2013 2013 2013 2013 2013

Selain itu diperlukan juga extension GI dengan menambah unit trafo 150/20 kV kapasitas 60 MVA pada tahun 2015 di GI Tanjung Uban. Pengembangan Transmisi Selaras dengan pengembangan GI 150 kV, diperlukan pengembangan transmisi 150 kV sepanjang 258 kms dengan kebutuhan dana sekitar US$ 21,1 juta seperti ditampilkan dalam Tabel A6.5.

330

Tabel A6.5. Pembangunan SUTT 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7

Dari Air Raja Pulau Ngenang Sri Bintan Tanjung Kasam Tanjung Sauh Tanjung Taluk Tanjung Uban Jumlah

Ke

Konduktor

Tegangan

Kijang Tanjung Taluk Air Raja Tanjung Sauh Pulau Ngenang Tanjung Uban Sri Bintan

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

2 2 2 2 2 2 2

cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct,

1 Hawk 3 x 300 mm2 1 Hawk 3 x 300 mm2 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 40 2,2 12 4,8 70 3,9 6 2,4 10 1,1 60 3,3 60 3,3 258 21,1

COD 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013

Walaupun di sistem kelistrikan Bintan telah direncanakan pembangkit yang cukup banyak seperti pada tabel A6.3, sistem ini direncanakan akan diinterkoneksi dengan sistem Batam melalui kabel laut 150 kV. Tujuan interkoneksi tersebut adalah untuk menggantikan peran PLTD di sistem Bintan, baik peak maupun baseload, dengan transfer energi dari Batam yang biaya produksinya lebih rendah. Interkoneksi ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan sistem Bintan karena terinterkoneksi dengan sistem kelistrikan yang jauh lebih besar. Pengembangan Distribusi Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 169 ribu pelanggan sampai dengan 2020 atau rata-rata 16.940 pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 1,875 kms, JTR sekitar 2.164 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 900 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A6.6 berikut. Tabel A6.6. Pengembangan Sistem Distribusi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 293 105 130 184 203 217 209 200 173 163 1.876

JTR kms 338 121 150 212 234 250 241 231 200 188 2.164

331

Trafo MVA 107 61 76 82 87 91 94 96 101 105 900

Pelanggan

23.272 13.335 13.837 14.842 15.700 16.566 16.964 17.487 18.287 19.113 169.404

A6.4. SISTEM KELISTRIKAN NATUNA Kabupaten Natuna terletak paling utara dari wilayah Republik Indonesia di kawasan Laut Cina Selatan seperti terlihat pada Gambar A6.2.

Gambar A6.2. Peta Pulau Natuna

Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan. Kabupaten ini terkenal dengan penghasil migas dengan cadangan yang sangat besar sebagaimana diuraikan pada butir A6.3. Kelistrikan Pulau Natuna dipasok dari PLTD dengan Kapasitas terpasang 3.080 kW, daya mampu 2.845 kW dan beban puncak 2.355 kW. Sistem distribusi berupa SUTM sepanjang 57,4 kms dengan jumlah gardu 29 unit dan kapasitas terpasang 2.450 kVA. Adapun rencana pengembangan kelistrikan di Pulau Natuna berupa penambahan PLTU batubara 2x7 MW yang dijadwalkan beroperasi pada tahun 2013.

A6.5. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam Tabel A6.7.

332

Tabel A6.7. Rangkuman Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

Energy Sales (Gwh) 543 601 671 766 871 975 1.049 1.119 1.185 1.249 9.028

Produksi Energi (Gwh) 582 642 715 816 925 1.034 1.111 1.185 1.255 1.323 9.588

Beban Puncak (MW) 101 112 125 142 161 181 194 208 220 232 1.676

Pembangkit (MW)

333

14 14 21 58 51 0 0 3 25 25 211

GI (MVA) 0 0 220 0 60 0 0 0 0 0 280

Transmisi Investasi (kms) (juta US$) 0 0 258 0 0 0 0 0 0 0 258

44 21 87 126 114 11 11 14 58 57 544

LAMPIRAN A.7 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

A7.1. KONDISI SAAT INI Sistem kelistrikan di Provinsi Bangka Belitung secara garis besar dikelompokkan menjadi dua sistem kelistrikan yang terpisah yaitu: 1. Sistem Bangka yang dipasok dari 4 PLTD milik PLN dan 1 PLTU Biomassa IPP, yaitu: PLTD Merawang, PLTD Mentok, PLTD Koba, PLTD Toboali, dan PLTU Listrindo (Biomassa). Pembangkit-pembangkit tersebut terinterkoneksi melalui jaringan distribusi 20 kV. 2. Sistem Belitung yang dipasok dari 2 PLTD PLN dan 1 PLTU IPP Biomassa, yaitu: PLTD Pilang, PLTD Manggar dan PLTU Belitung Energy (IPP). Pembangkitpembangkit tersebut terinterkoneksi melalui jaringan distribusi 20 kV. Sistem kelistrikan 20 kV di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti ditunjukkan pada Gambar A7.1.

Gambar A7.1. Peta Jaringan SUTM di Provinsi Kep. Babel Saat Ini

334

Pada saat ini sebagian besar pasokan listrik di Provinsi Bangka Belitung diperoleh dari pembangkit dengan bahan bakar HSD. Total kapasitas terpasang adalah 144,6 MW dengan daya mampu sebesar 99,8 MW, termasuk pembangkit rental dan IPP dengan daya mampu sebesar 46,25 MW. Tabel A7.1 memperlihatkan komposisi sistem pembangkitan di Provinsi Bangka Belitung. Tabel A7.1. Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Pembangkit Tahun 2010

A7.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK Provinsi Kep. Bangka Belitung merupakan provinsi pemekaran dari Provinsi Sumatera Selatan. Sebagai provinsi baru maka sangat memerlukan banyak sarana prasarana untuk mendukung aktivitas perekonomian dan program pemerintahan, antara lain pada tahun 2010 adalah Visit Archi Babel dan Babel Benderang. Salah satu sarana yang sangat diperlukan adalah ketersediaan energi listrik, sehingga sangat diharapkan adanya penambahan/pembangunan pembangkit baru yang bertujuan untuk melayani pertumbuhan beban, menggantikan mesin-mesin yang

335

sudah tua, meningkatkan keandalan sistem ketenagalistrikan dan meningkatkan efisiensi penyaluran tenaga listrik. Dari realisasi penjualan listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik Bangka Belitung pada tahun 2011–2020 dapat dilihat pada Tabel A7.2. Tabel A7.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Sales (Gwh) 625 708 805 907 986 1.086 1.210 1.367 1.566 1.820 15,7%

Produksi (Gwh) 747 839 953 1.071 1.163 1.277 1.421 1.605 1.839 2.137 16,2%

Beban Puncak (MW) 130 146 165 186 201 221 246 277 318 369 16,2%

Pelanggan 208.736 237.149 266.399 289.726 295.881 302.124 308.458 314.888 321.417 328.051 8,6%

A7.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN Pengembangan sarana di Provinsi Kep. Bangka Belitung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan pengembangan sarana pembangkit, transmisi, gardu induk dan distribusi. Potensi Sumber Energi Sumber energi di Bangka Belitung untuk membangkitkan energi listrik sangat terbatas. Oleh sebab itu kebutuhan energi primer untuk pembangkitan tenaga listrik di Babel harus didatangkan dari luar wilayah berupa batubara, gas dan BBM. Pengembangan Pembangkit Rencana pengembangan pembangkit untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Bangka Belitung sampai dengan tahun 2020 adalah seperti ditampilkan pada Tabel A7.3. berikut.

336

Tabel A7.3. Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Proyek Air Anyer (FTP1) Belitung Baru (FTP1) Belitung-2 / Tanjung Pandan Belitung-3 Mentok Toboali Bangka (FTP2) Bangka IV (Peaker) Belitung-4 Belitung (Peaker) Bangka-3 Bangka-5 Belitung-5 Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU PLTU PLTGB PLTU PLTU PLTU PLTU PLTG PLTU PLTG PLTU PLTU PLTU

PLN PLN Swasta PLN PLN Swasta Swasta PLN PLN PLN PLN PLN PLN

Kapasitas (MW) 60 33 5 17 14 14 60 40 34 20 60 30 17 404

COD 2011 2012-13 2013 2014 2014 2014 2015-16 2015/18 2015/19 2017-18 2018-19 2020 2020

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI) Pengembangan GI Sampai dengan tahun 2020 diperlukan pengembangan GI 150 kV dan 70 kV di 10 lokasi seperti diperlihatkan pada Tabel A7.4. Tabel A7.4. Pembangunan GI 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nama Gardu Induk Air Anyir Pangkal Pinang Sungai Liat Dukong Manggar Suge Kelapa Koba Mentok Toboali Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 30 60 30 30 20 30 30 30 30 30 320

COD 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2014 2014 2016 2016

Selain itu diperlukan juga extension GI existing dengan menambah unit trafo 150/20 kV dan 70/20 kV hingga total tambahan kapasitas mencapai 210 MVA tersebar dibeberapa GI.

337

Tabel A7.5. Pembangunan Extension GI 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7

Nama Gardu Induk Sungai Liat Dukong Koba Manggar Pangkal Pinang Air Anyir Dukong Jumlah

Tegangan 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV

Kapasitas (MVA) 30 30 30 30 30 30 30 210

COD 2015 2016 2018 2018 2018 2019 2019

Pengembangan Transmisi Selaras dengan pengembangan GI 150 kV dan 70 kV, diperlukan pengembangan transmisi 150 kV dan 70 kV sepanjang 946 kms dengan kebutuhan dana sekitar 52,4 M USD seperti ditampilkan pada Tabel A7.6. Tabel A7.6. Pembangunan SUTT 150 kV & 70 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Dari Air Anyir Air Anyir Dukong Suge Pangkal Pinang Pangkal Pinang Kelapa Koba Air Anyir/Sungai Liat Jumlah

Ke

Tegangan

Pangkal Pinang Sungai Liat Manggar Dukong Kelapa Koba Mentok Toboali PLTU Bangka Baru III

150 kV 150 kV 70 kV 70 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

Konduktor 2 2 2 2 2 2 2 2 2

cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct,

1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 44 2,4 112 6,2 140 7,8 50 2,8 120 6,6 120 6,6 140 7,8 120 6,6 100 5,5 946 52,4

COD 2011 2011 2012 2012 2014 2014 2016 2016 2018

Peta jaringan 150 kV di Bangka dan jaringan 70 kV di Belitung diperlihatkan pada Gambar A7.2 dan Gambar A7.3.

338

Gambar A7.2. Peta Jaringan Sistem Bangka

Gambar A7.3. Peta Jaringan Sistem Belitung

339

Pengembangan Distribusi Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 158 ribu pelanggan sampai dengan 2020, dimana untuk mencapai rasio elektrifikasi 60% pada tahun 2011 akan disambung 58.000 pelanggan. Selanjutnya akan disambung rata-rata 13.000 pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 1.645 kms, JTR sepanjang 1.744 kms, Gardu Distribusí 151 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A7.7 berikut. Tabel A7.7. Pengembangan Sistem Distribusi Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 428 143 128 146 152 113 114 123 142 156 1.645

JTR kms 477 149 133 152 159 117 119 128 148 162 1.744

Trafo MVA 29 11 10 13 17 12 13 14 16 17 151

Pelanggan 57.924 11.719 10.468 11.944 12.486 9.226 9.345 10.091 11.624 12.766 157.594

A7.4. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam Tabel A7.8. Tabel A7.8. Rangkuman Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

Energy Sales (Gwh) 625 708 805 907 986 1.086 1.210 1.367 1.566 1.820 11.080

Produksi Energi (Gwh) 747 839 953 1.071 1.163 1.277 1.421 1.605 1.839 2.137 13.051

Beban Puncak (MW) 130 146 165 186 201 221 246 277 318 369 2.258

Pembangkit (MW)

340

60 17 22 45 67 30 10 60 47 47 404

GI (MVA) 120 80 0 60 30 90 0 90 60 0 530

Transmisi Investasi (kms) (juta US$) 156 190 0 240 0 260 0 100 0 0 946

136 74 62 135 79 78 9 82 114 112 881

LAMPIRAN A.8 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI SUMATERA BARAT

A8.1. KONDISI SAAT INI Pasokan sistem kelistrikan Provinsi Sumatera Barat (diluar kepulauan Mentawai) berasal dari sistem interkoneksi 150 kV Sumatera Bagian Tengah (Jambi-SumbarRiau) melalui 14 gardu induk dengan kapasitas total 565 MVA dan beban puncak sebesar 348 MW seperti yang terlihat pada Gambar A8.1. SUMATERA UTARA

New Garuda Sakti

ke GI Padang Sidempuan (Sumatera Utara)

Ke GI New Garuda Sakti (Riau)

Koto Panjang

PLTA Batang Agam 3 x 3,5 MW

A A

Simpang Empat

2

P

ACSR 1 x 240 mm 52 km – 2020

Maninjau

Payakumbuh A

Padang Luar

A

ACSR 1 x 240 mm2 25 km, 2nd cct – 2012

A

Lubuk Alung PIP

PLTG Pauh Limo 3 x 21,35 MW

Kiliranjao

Solok

Simpang Haru

PLTU Ombilin 2 x 100 MW

ACSR 1 x 240 mm2 10 km – 2019

Indarung

ACSR 1 x 240 mm2 52 km, 2 nd cct - 2012

Salak

Pauh Limo

GI/GIS Kota

ke GI Teluk Kuantan (Riau)

Ombilin

U

G

ACSR 2 x 240 mm2 8 km – 2016

ACSR 2 x 430 mm2 141 km - 2013

Batusangkar

Padang Singkarak Panjang

Pariaman

RIAU

2

ACSR 1 x 240 mm2 32 km, 2nd cct – 2012 ACSR 1 x 240 mm2 42 km, 2nd cct – 2012

PLTA Singkarak 4 x 43,75 MW

ke GI Koto Panjang (Riau)

PLTP Bonjol 165 MW – 2019

ACSR 1 x 240 mm 15 km – 2017

PLTA Maninjau 4 x 17 MW

ACSR 2 x 430 mm2 150 km - 2013

ACSR 2 x 430 mm2 300 km - 2013

PLTA Masang – 2 55 MW – 2017

ACSR 1 x 240 mm2 35 km – 2013

P 2

ACSR 2 x 240 mm 17,5 km – 2011

Sungai Rumbai

PLTP G.Talang 20 MW – 2019

Bungus

ACSR 2 x 430 mm2 117 km (Operasi 150 kV)

ACSR 2 x 240 mm2 5 km - 2012

ACSR 2 x 240 mm2 80 km - 2017

U

PLTU Sumbar Pesisir #1,2 (FTP1) 2 x 112 MW – 2012/2013

ACSR 2 x 240 mm2 90 km - 2011

ke GI Muara Bungo (Jambi)

P PLTP Muara Labuh 2 x 110 MW – 2017

Kambang

JAMBI PT PLN (Persero) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN SUMATERA

Rencana 275 kV HVDC U Rencana 500 kV HVDC

G

PLTU

D

PLTD

GI Rencana

PLTG

A

PLTA

PLTGU P

PLTP

GI Eksisting GI 275/150 kV Renc

Kit Eksisting Kit Rencana

Sungai Penuh

PERENCANAAN SISTEM BIDANG PERENCANAAN

PETA JARINGAN PROPINSI SUMATERA BARAT Existing 70 kV Existing 150 kV Rencana 150 kV Rencana 275 kV Rencana 500 kV

ACSR 2 x 240 mm2 110 km - 2015

Edit September 2011

GU

ke GI Bangko (JAMBI)

ke GI Muko-muko (Bengkulu)

BENGKULU

 

Gambar A8.1. Sistem Interkoneksi di Provinsi Sumatera Barat

Saat ini di Provinsi Sumatera Barat terdapat pembangkit-pembangkit besar sebagaimana ditunjukan pada Tabel A8.1.

341

Tabel A8.1. Kapasitas Pembangkit di Sistem Interkoneksi Per 2010 No Nama Pembangkit 1 2 3 4 5

Ombilin Pauh Limo Maninjau Singkarak Batang Agam

Jenis

Bahan Bakar

PLTU PLTG PLTA PLTA PLTA

Batubara HSD Air Air Air

Pemilik PLN PLN PLN PLN PLN Total

Kapasitas Terpasang (MW) 200 64 68 131 11 474

Dengan kapasitas pembangkit 474 MW dan beban puncak 348 MW, maka Provinsi Sumbar pada saat musim hujan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri bahkan dapat memasok kebutuhan listrik Provinsi Riau sebesar ± 150 MW. Namun pada musim kemarau saat PLTA-PLTA di Sumbar mengalami penurunan kapasitas, Provinsi Sumbar mendapat tambahan pasokan dari sistem Sumbagsel sekitar 100 MW. Pada saat beban puncak daerah-daerah Pesisir Selatan seperti sebagian Kambang, sebagian Balai Selasa, sebagian Indrapura serta Tapan dan Lunang membentuk sistem-sistem isolated sendiri dengan beban puncak total sebesar 4,2 MW. Hal tersebut terjadi karena kualitas tegangan di daerah tersebut sangat rendah akibat jauhnya jarak dari GI Pauh Limo sebagai pemasok tenaga listrik daerah Pesisir Selatan (±260 km). Untuk sistem kelistrikan di Kepulauan Mentawai, saat ini mempunyai beban puncak 2,1 MW yang dipasok dari beberapa PLTD berkapasitas kecil yang berjumlah 21 unit dan tersebar di 8 sentral PLTD dengan kapasitas terpasang 2,9 MW. Selain itu ada juga pembangkit PLTM Pinang Awan di Solok Selatan yang beroperasi paralel dengan sistem 20 kV untuk membantu menaikan tegangan di daerah tersebut mengingat jaraknya yang jauh dari GI Solok sebagai pemasok tenaga listrik daerah tersebut. Pembangkit isolated di Provinsi Sumatera Barat diberikan pada Tabel A8.2.

342

Tabel A8.2. Pembangkit di Sistem Isolated per 2010 No Nama Pembangkit Kepulauan Mentawai 1 Sikabaluan 2 Sikakap 3 Sipora 4 Seay Baru 5 Saumangayak 6 Simalakopa 7 Simalepet 8 Tua Pejat Pesisir Selatan 1 Lakuak 2 Balai Selasa 3 Indra Pura 4 Tapan 5 Lunang 6 Salido Kecil Solok Selatan 1 Pinang Awan

Jenis

Bahan Bakar

Pemilik

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD

HSD HSD HSD HSD HSD HSD HSD HSD

PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTMH

HSD HSD HSD HSD HSD Air

PLN PLN PLN PLN PLN Swasta

Air

PLN

PLTM Total Isolated

Kapasitas Terpasang (MW) 2,8 0,1 0,4 0,1 0,1 0,2 0,0 0,2 1,6 7,3 1,9 0,6 1,3 0,9 2,2 0,3 0,4 0,4 10,5

A8.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK Secara keseluruhan rata-rata pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik dalam 5 tahun terakhir adalah 6,8% per tahun. Indikator penjualan energi listrik yang merefleksikan permintaan tenaga listrik masyarakat meningkat dari 1.741 GWh pada tahun 2006 menjadi 2.187 GWh di tahun 2010. Konsumsi tenaga listrik diserap oleh sektor rumah tangga (45%), sektor industri (34%), sektor komersil (13%) dan sektor publik (8%). Dari realisasi penjualan tenaga listrik pada enam tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 – 2020 seperti pada Tabel A8.3.

343

Tabel A8.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Sales (Gwh) 2.253 2.470 2.725 3.014 3.330 3.678 4.057 4.468 4.913 5.387 9,7%

Produksi (Gwh) 2.418 2.647 2.915 3.219 3.551 3.916 4.318 4.754 5.226 5.728 9,6%

Beban Puncak (MW) 389 425 468 516 568 625 689 757 831 910 9,4%

Pelanggan 876.242 910.957 946.243 981.663 1.017.739 1.055.062 1.093.265 1.131.897 1.171.568 1.213.571 3,7%

A8.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut. Potensi Sumber Energi Sumber energi yang tersedia di Sumatera Barat antara lain batubara, panas bumi dan tenaga air. Menurut informasi dari Bapeda Sumatera Barat, potensi batubara tersebar di Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Solok Selatan. Menurut informasi dari Kementerian ESDM, potensi panas bumi di Sumatera Barat adalah sekitar 908 MW dan berada di Muaralabuh – Kabupaten Solok Selatan dan di Talang - Kabupaten Solok. Sedangkan potensi tenaga air tersebar hampir di Provinsi Sumatera Barat seperti terlihat pada Tabel A8.4.

344

Tabel A8.4. Potensi Tenaga Air No

Lokasi

DAS

Type

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Pasaman Sangir-2 Sangir-3 Sinamar-2 Masang-2 Tuik Lanajan-2 Lubuk-2 Asik Lubuk-4U Sumpur-1U Kampar KN-1 Kampar KN-2 Kapur-1 Mahat-10 Mahat-2U Sumpur-K1 Palangki-1 Palangki-2 Sibakur Sibayang Sukam Kuantan-1 Batanghari-2

Bt. Pasaman Bt. Sangir Bt. Sangir Bt. Sinamar Bt. Masang Bt. Tuik Bt. Lengayang Bt. Rokan Bt. Asik Bt. Lubuk Bt.Sumpur Bt. Kampar Kanan Bt. Kampar Kanan Bt. Kapur Bt. Mahat Bt. Mahat Bt. Sumpur Bt. Palangki Bt. Palangki Bt. Sibakur Bt.Sibayang Bt. Sukam Bt. Kuantan Batanghari

ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR RSV ROR RSV RSV RSV RSV RSV RSV RSV RSV RSV RSV RSV RSV ROR RSV

Kapasitas (MW) 21,2 2,2 7,8 13,1 14,5 3,9 3,1 4,6 1,7 4,8 2,7 29,4 8,6 10,6 12,6 2,2 8,1 11,8 17,9 5,5 15,0 19,4 3,4 22,2

Kabupaten/ Kecamatan Pasaman Solok Solok Tanah Datar Agam Pessel Pessel Pasaman Pasaman Pasaman Pasaman 50 Kota 50 Kota 50 Kota 50 Kota 50 Kota S. Sijunjung S. Sijunjung S. Sijunjung S. Sijunjung Agam S. Sijunjung S. Sijunjung Slk Selatan

No

Lokasi

DAS

Type

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47

Batanghari-3 Batanghari-5 Batanghari-6 Batanghari-7 Fatimah Sikarbau Balangir Landai-1 Sumani Guntung Sungai Putih Kerambil Muaro Sako Induring Palangai-3 Kambang-1 Kapas-1 Landai-2 Sumpur-K2 Lawas-1D Gumanti-1 Sikiah-1 Sikiah-2

Batanghari Batanghari Batanghari Batanghari Fatimah Sikarbau Balangir Bt. Langir Bt. Sumani Bt. Guntung Bt. Lumpo Bt. Bayang Janiah Bt. Muaro Sako Bt. Jalamu Bt. Palangai Bt. Kambang Bt. Tumpatih Bt. Air Haji Bt. Sumpur Bt. Lawas Bt. Gumanti Bt.Gumanti Bt Sikiah

RSV ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR ROR RSV ROR RSV RSV

Kapasitas (MW) 34,8 6,7 10,1 6,9 0,8 0,7 0,4 6,8 0,6 0,6 1,7 1,6 2,4 2,2 4,1 5,5 8,1 7,1 4,2 11,2 5,9 30,4 18,0

Kabupaten/ Kecamatan Slk Selatan Slk Selatan Slk Selatan Dhamasraya Pasbar Pasbar Slk Selatan Pessel Solok Agam Pessel Pessel Pessel Pessel Pessel Pessel Pessel Pessel Tanah Datar S. Sijunjung Solok Solok Solok

Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik hingga tahun 2020 direncanakan pengembangan pembangkit di Sumatera Barat berkapasitas total 684 MW dan transfer energi dengan sistem interkoneksi Sumatera. Untuk Kepulauan Mentawai direncanakan pembangkit 9,2 MW, yaitu PLTS 0,2 MW (2011), PLTGB 6 MW (2013) dan PLTGB 3 MW (2020). Pengembangan pembangkit interkoneksi di Sumatera Barat ditampilkan pada Tabel A8.5 dan Tabel A8.6. Tabel A8.5. Pengembangan Pembangkit di Sistem Interkoneksi No 1 2 3 4 5

Proyek Sumbar Pesisir #1,2 (FTP1) Masang-2 Muara Laboh (FTP2) Bonjol G. Talang Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU PLTA PLTP PLTP PLTP

PLN PLN Swasta Swasta Swasta

Kapasitas (MW) 224 55 220 165 20 684

COD 2012-13 2017 2017 2019 2019

Selain itu PLN juga sedang menjalin kerjasama dengan Pemda dan swasta untuk mengembangkan pembangkit hidro skala kecil dan menengah seperti terlihat pada Tabel A8.6.

345

Tabel A8.6. Pengembangan Pembangkit Hidro Skala Kecil No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Nama Proyek Manggani Gumanti Gumanti Sinamar Sinamar Lubuk Gadang Gunung Tujuh Gunung Tujuh Tarusan Bayang Bayang Muara Sako Sumpur Kambahan Fatimah Sikarban Guntung Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM

Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta

Kapasitas (MW) 1,1 5,0 5,0 5,0 5,0 4,0 4,0 4,0 3,0 3,0 3,0 2,5 2,0 1,5 1,4 1,4 0,6 51,6

COD 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI) Pengembangan Gardu Induk (GI) Pengembangan GI di Provinsi Sumatera Barat sampai dengan tahun 2020 berupa 2 buah GI 275 kV dan 4 buah GI 150 kV yang diperlihatkan pada Tabel A8.7 dan Tabel A8.8. Tabel A8.7. Pengembangan GI 275 kV Baru No

Nama Gardu Induk

1 Kiliranjao 2 Payakumbuh

Tegangan

Baru/ Kapasitas Biaya COD Extension (MVA) (juta US$)

275/150 kV

Baru

250

19.66

2013

275/150 kV

Baru

250

20.17

2013

500

39.8

Jumlah

Tabel A8.8. Pengembangan GI 150 kV Baru No 1 2 3 4

Nama Gardu Induk Bungus Kambang Sungai Rumbai GI/GIS Kota Padang Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

346

Kapasitas (MVA) 30 30 30 120 210

COD 2011 2011 2013 2016

Selain itu juga direncanakan pengembangan GI existing dengan menambah unit trafo 150/20 kV dengan tambahan kapasitas total 840 MVA sebagaimana diperlihatkan pada Tabel A8.9. Tabel A8.9. Pengembangan Extension GI 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Nama Gardu Induk Padang Luar Padang Panjang Pauh Limo Payakumbuh PIP Simpang Empat Solok Salak Maninjau Kiliranjao Payakumbuh Bungus Kambang Simpang Empat Solok Lubuk Alung Sungai Rumbai Pariaman Batusangkar GIS Kota Padang Padang Luar PIP Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 60 30 60 30 30 30 60 30 30 30 30 30 30 60 30 30 30 30 30 60 30 60 840

COD 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2014 2016 2016 2017 2017 2017 2017 2018 2018 2019 2020 2020 2020 2020

Pengembangan Transmisi Selaras dengan pengembangan GI 275 & 150 kV, diperlukan juga pengembangan transmisi 275 kV sepanjang 882 kms dan transmisi 150 kV sepanjang 786 kms dengan kebutuhan dana investasi USD 249,7 juta seperti ditampilkan dalam Tabel A8.10 dan Tabel A8.11. Tabel A8.10. Pembangunan Transmisi 275 kV Baru No

Dari

1 Kiliranjao 2 Padang Sidempuan Jumlah

Ke Payakumbuh Payakumbuh

Tegangan 275 kV 275 kV

347

Konduktor 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 2 Zebra

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 282 63,5 600 135,0 882 198,5

COD 2013 2013

Tabel A8.11. Pembangunan Transmisi 150 kV Baru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Dari

Ke

Bungus Indarung Kiliranjao Maninjau Padang Luar PLTU Sumbar Pessel Singkarak Kiliranjao PIP/S Haru/Pauh Limo Simpang Empat Sungai Rumbai Payakumbuh Solok Jumlah

Konduktor

Tegangan

Kambang Bungus Teluk Kuantan Padang Luar Payakumbuh 2 pi Inc. (Bungus-Kambang) Batusangkar Sungai Rumbai GI/GIS Kota Padang Masang-2 PLTP Muara Labuh PLTP Bonjol PLTP Gunung Talang

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

2 2 1 1 1 4 1 2 2 2 2 2 2

cct, 2 Hawk cct, 2 Hawk 2nd cct, 1 Hawk 2nd cct, 1 Hawk 2nd cct, 1 Hawk cct, 2 Hawk 2nd cct, 1 Hawk cct, 2 Hawk cct, 2 Hawk cct, 1 Hawk cct, 2 Hawk cct, 2 Hawk cct, 1 Hawk

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 180 13,7 35 2,7 52 1,7 42 1,4 32 1,0 20 0,8 25 0,8 70 5,3 16 0,9 30 1,7 160 12,2 104 7,9 20 1,1 786 51,2

COD 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2016 2017 2017 2019 2019

Pengembangan Distribusi Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diproyeksikan akan terjadi penambahan pelanggan baru sekitar 369 ribu pelanggan sampai dengan tahun 2020, atau rata-rata 36.900 pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 3.242 kms, JTR sekitar 3.823 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 471 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A8.12. Tabel A8.12. Pengembangan Sistem Distribusi Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 262 295 314 315 321 331 339 342 351 372 3.242

JTR kms 308 347 370 371 378 391 400 404 414 439 3.823

Trafo MVA 38 43 46 46 47 48 49 50 51 54 471

Pelanggan 32.205 34.715 35.286 35.420 36.075 37.323 38.203 38.633 39.670 42.004 369.534

A8.4. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi di Provinsi Sumatera Barat sampai tahun 2020 diberikan pada Tabel A8.13. 348

Tabel A8.13. Rangkuman Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

Energy Sales (Gwh) 2,253 2,470 2,725 3,014 3,330 3,678 4,057 4,468 4,913 5,387 36,295

Produksi Energi (Gwh) 2,418 2,647 2,915 3,219 3,551 3,916 4,318 4,754 5,226 5,728 38,692

Beban Puncak (MW) 389 425 468 516 568 625 689 757 831 910 6,176

Pembangkit (MW) 0 112 118 0 0 0 275 0 185 3 693

349

GI (MVA) 60 300 560 30 0 180 150 60 30 180 1,550

Transmisi Investasi (kms) (juta US$) 215 171 952 0 0 16 190 0 124 0 1,668

47 203 438 28 27 42 617 33 460 42 1,936

LAMPIRAN A.9 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI JAMBI

A9.1. KONDISI SAAT INI Jumlah beban puncak non-coincident sistem kelistrikan Provinsi Jambi (interkoneksi dan isolated) saat ini sebesar 207 MW dan dipasok dari sistem interkoneksi Sumbagselteng melalui saluran transmisi 150 KV dengan 5 GI, yaitu GI Aur Duri (2x30 MVA), GI Payo Selincah (2x60MVA), GI Muara Bulian (30 MVA), GI Muara Bungo (2x30 MVA) dan GI Bangko (30 MVA). Peta jaringan distribusi Provinsi Jambi seperti ditunjukkan pada Gambar A9.1.

Gambar A9.1. Peta Jaringan Distribusi di Provinsi Jambi

Kapasitas pembangkit di Provinsi Jambi adalah sekitar 222,9 MW seperti ditunjukkan pada Tabel A9.1.

350

Tabel A9.1. Kapasitas Pembangkit per 2010 No

1 2 3 4 5

Nama Pembangkit

Jenis

Bahan Bakar

Pemilik

PLTD Payo Selincah

PLTD

Gas Alam+HSD

PLN

PLTG Payo Selincah

PLTG

Gas Alam

Sewa

PLTG Batang Hari

PLTG

Gas Alam

PLN

PLTG Eks Sunyarangi

PLTG

Gas Alam

Sewa

PLTD lokasi tersebar Jumlah

PLTD

HSD

PLN

Kapasitas (MW)

31 100 62 18 12 223

A9.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK Kebutuhan listrik diserap oleh konsumen rumah tangga (62%), konsumen komersil (24%), konsumen publik (7%) dan konsumen industri (7%). Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 – 2020 dapat dilihat pada Tabel A9.2. Tabel A9.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Sales (Gwh) 1.159 1.316 1.453 1.640 1.749 1.873 2.000 2.144 2.303 2.482 9,3%

Produksi (Gwh) 1.277 1.444 1.588 1.783 1.891 2.016 2.143 2.289 2.448 2.629 8,8%

Beban Puncak (MW) 203 227 256 281 315 334 355 377 402 426 8,8%

Pelanggan 522.280 555.972 592.561 630.152 659.586 690.151 721.574 755.141 789.658 827.382 6,7%

A9.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut.

351

Potensi Sumber Energi Sumber energi yang tersedia di Provinsi Jambi terdiri dari batubara, gas dan tenaga air. Berdasarkan informasi dari Pemerintah Provinsi Jambi, potensi batubara yang layak ditambang adalah 779 juta ton dengan nilai kalori rata-rata 5.715 kkal/kg yang tersebar di seluruh daerah kabupaten kecuali Kabupaten Kerinci. Potensi gas terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung dan Kabupaten Muaro Jambi dan potensi tenaga air terdapat di Kabupaten Merangin (sungai Merangin dan sungai Batang Air Batu). Pengembangan Pembangkit Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 di Jambi direncanakan akan dipenuhi dengan mengembangkan pembangkit di Jambi dan di daerah lain pada sistem interkoneksi Sumatera. Adapun pembangkit yang direncanakan berada di Provinsi Jambi mempunyai kapasitas total 1.712 MW seperti ditampilkan pada Tabel A9.3. Tabel A5.3.1 Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Proyek Sarolangun Sungai Gelam Payo Selincah Sungai Gelam (CNG/Peaker) Sengeti (CNG/Peaker) Batanghari Kuala Tungkal Tebo Pembangkit Peaker Sungai Penuh (FTP2) Merangin Jambi (KPS) Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU PLTMG PLTG PLTG PLTG PLTGU PLTU PLTU PLTG PLTP PLTA PLTU

Swasta Sewa Sewa Beli PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN Swasta

Kapasitas (MW) 12 12 100 90 80 30 14 14 100 110 350 800 1712

COD 2011 2011 2011-12 2012 2012-13 2013 2013 2013 2014 2015 2016-17 2018-19

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI) Pengembangan GI Sampai dengan tahun 2020 diperlukan pengembangan GI 150 kV baru dan extension GI existing seperti pada Tabel A9.4 dan Tabel A9.5.

352

Tabel A9.4. Pengembangan GI 150 kV No 1 2 3 4

Nama Gardu Induk Sungai Penuh Muara Sabak Sarolangun Kuala Tungkal Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 30 30 30 30 120

COD 2012 2013 2014 2018

Tabel A9.5. Pengembangan Extension GI 150/20 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Nama Gardu Induk Aurduri Bangko Muaro Bulian Payoselincah Muaro Bungo Sungai Penuh Payoselincah Aurduri Muaro Bungo Bangko Muara Sabak Payoselincah Sarolangun Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 60 60 60 60 60 30 60 60 60 30 30 60 30 660

COD 2012 2012 2012 2012 2013 2014 2017 2018 2018 2019 2019 2020 2020

Berkaitan dengan pengembangan transmisi 275 kV dan 500 kV Sumatera, akan dibangun 3 buah GI 275 kV yaitu GI Bangko, GI Muara Bungo dan GI Aur Duri, seperti pada Tabel A9.6. Tabel A9.6. Pengembangan GI 275 kV dan 500 kV No

Nama Gardu Induk

1 Bangko 2 Muara Bungo

Tegangan

Baru/ Kapasitas Biaya COD Extension (MVA) (juta US$)

275/150 kV

Baru

250

21,08

2013

275/150 kV

Baru

250

20,08

2013

3 Aur Duri 4 Bangko

275/150 kV

Baru

500

25,98

2014

275/150 kV Extension

500

17,92

2017

5 Aurduri 6 Aurduri 500kV 7 PLTU Jambi 500 kV

275/150 kV Extension

0

2,81

2018

500/275 kV

Baru

500

25,77

2018

500 kV

Baru

0

9,82

2018

2000

123,5

Jumlah

353

Pengembangan Transmisi Selaras dengan pengembangan Sistem Sumatera, diperlukan pengembangan transmisi 150 KV, 275 KV dan 500 kV seperti ditampilkan dalam Tabel A9.7 dan Tabel A9.8. Tabel A9.7. Pembanguan Transmisi 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8

Dari Bangko PLTA Merangin PLTG CNG Sei Gelam PLTG CNG Sengeti Muara Sabak Muara Bulian PLTP Sungai Penuh Muara Sabak Jumlah

Ke

Tegangan

PLTA Merangin Sungai Penuh Aur Duri Aur Duri Inc. 1 Pi (Payo Selincah-Aur Duri) Sarolangun Sungai Penuh Kuala Tungkal

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 136 30.6 110 24.8 60 3.3 26 1.4 121.6 3.6 130 7.2 84 4.7 108.8 6.0 776 81.7

Konduktor 2 2 2 2 2 2 2 2

cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct,

2 Zebra 2 Zebra 1 Hawk 1 Hawk 2 x 340 mm2 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk

COD 2012 2012 2013 2013 2013 2014 2015 2018

Tabel A9.8. Pembanguan Transmisi 275 dan 500 kV No

Dari

1 Bayung Lincir 2 Aur Duri 3 PLTU Jambi Jumlah

Ke Aur Duri Rengat Aur Duri

Tegangan 275 kV 275 kV 500 kV

Konduktor 2 cct, 2 Zebra 2 cct, 4 Zebra 2 cct, 4 Zebra

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 120 27,0 420 137,1 150 49,0 690 213,1

Peta sistem kelistrikan Provinsi Jambi diperlihatkan pada Gambar A9.2.

354

COD 2014 2015 2018

ACSR 1 x 240 mm2 30 km - 2013

2

A C S 75 R 4 km x 2 - 2 82 01 mm 8

2

m m 0 4 43 1 x 20 2 R km CS 0 A 6

Gambar A9.2. Peta Jaringan Provinsi Jambi

Pengembangan Distribusi Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik akan dilakukan penambahan pelanggan baru sebanyak 390 ribu sambungan sampai dengan tahun 2020. Khusus untuk tahun 2011 akan disambung sekitar 85 ribu pelanggan untuk mencapai rasio elektrifikasi 60%. Pada tahun-tahun selanjutnya akan disambung rata-rata 38.900 pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 2.800 kms, JTR sekitar 2.626 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 257 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A9.9.

355

Tabel A9.9. Pengembangan Sistem Distribusi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 558 222 226 234 240 245 253 264 275 282 2.800

JTR kms 515 205 210 220 227 230 238 253 263 264 2.626

Trafo MVA 49 20 20 21 22 23 24 25 26 27 257

Pelanggan

84.765 33.693 36.589 37.591 29.433 30.565 31.424 33.567 34.516 37.725 389.868

A9.4. SISTEM ISOLATED Provinsi Jambi masih memiliki 6 PLTD berbahan bakar minyak, yaitu PLTD Pelabuhan Dagang, PLTD Sungai Lokan, PLTD Mendahara Tengah dan PLTD Kuala Tungkal, PLTD Batang Asai dan PLTD Sarolangun dengan total kapasitas terpasang 12,85 MW dan 1 pembangkit IPP berbahan bakar gas yang beroperasi di Kabupaten Tanjung Jabung kapasitas terpasang 7,2 MW. Tabel A9.10. Pembangkit pada Sistem Isolated per 2010 Jenis

Kapasitas (MW)

Pemilik

1 Pelabuhan Dagang

PLTD

3,15

PLN

2 Sungai Lokan

PLTD

0,82

PLN

3 Mendahara Tengah

PLTD

0,43

PLN

4 Kuala Tungkal

PLTD

4,91

PLN

5 Batang Asai

PLTD

0,55

PLN

No

Nama Pembangkit

6 Sarolangun 7 Tanjung Jabung Power Total

PLTD

3,00

PLN

PLTMG

7,20

Swasta

20,05

A9.5. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam Tabel A9.11.

356

Tabel A9.11. Rangkuman Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

Energy Sales (Gwh) 1,159 1,316 1,453 1,640 1,749 1,873 2,000 2,144 2,303 2,482 18,118

Produksi Energi (Gwh) 1,277 1,444 1,588 1,783 1,891 2,016 2,143 2,289 2,448 2,629 19,507

Beban Puncak (MW) 203 227 256 281 315 334 355 377 402 426 3,178

Pembangkit (MW)

357

74 160 118 100 110 175 175 400 400 0 1,712

GI (MVA) 0 270 590 560 0 0 560 650 60 90 2,780

Transmisi Investasi (kms) (juta US$) 0 246 208 250 504 0 0 259 0 0 1,466

55 134 188 133 336 282 302 643 548 29 2,651

LAMPIRAN A.10 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

A10.1. KONDISI KELISTRIKAN SAAT INI Beban puncak sistem kelistrikan Sumatera Selatan saat ini sebesar 615 MW dan dipasok dari pembangkit yang terinterkoneksi melalui grid 150 kV dan 70 kV. Untuk sistem isolated yang lokasinya tersebar dipasok dari pembangkit IPP dan PLTD.

t, 2 cc

U G

SR 17 2 x 5k 4 m 30 m -2 01 m 2 5

AC

G

2x 60 km 330 mm 2 - 2012

AC SR

2

nd

2

0 mm 2 x 24 15 ACSR km – 20 35

GU

2 01

Gambar A10.1. Peta Kelistrikan Provinsi Sumatera Selatan

Pembangkit yang memasok Provinsi Sumsel diberikan pada Tabel A10.1.

358

Tabel A10.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang per 2010 No A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Nama PLN (Interkoneksi) PLTU Keramasan #1,2 PLTG Keramasan #1,2,3,4 PLTG Indralaya GT # 1.1 PLTG Indralaya GT # 1.2 PLTGU Indralaya ST # 1.0 PLTG Truck Mounted #1,2 PLTD Sungai Juaro #1,2 PLTG Borang PLTG Talang Duku PLTG Sewa Beli Tl. Duku PLTG Sewa Beli Borang PLTG Keramasan AKE #1,2

Kapasitas (MW) 829,1 25,0 64,9 50,0 40,0 40,0 40,0 25,2 14,0 20,0 60,0 60,0 100,0

No 13 14 B 15 16 17 18 19 C 20 21 22

Nama PLTMG Rental Borang PLTU Bukit Asam # 1,2,3,4 PLN (Isolated) PLTD Makarti Jaya PLTD Sungsang PLTD Air Saleh PLTD Simpang Sender PLTD Teluk Agung IPP PLTMG Sako Kenten PLTMG Musi II PLTMG Prabumulih Total

Kapasitas (MW) 30,0 260,0 6,6 1,4 1,7 1,1 1,9 0,5 43,8 12,0 19,8 12,0 879,4

Kota Palembang dipasok dari ring transmisi 70 kV dan ring transmisi 150 kV, dengan 4 trafo IBT 150/70 kV yang berada di GI Borang dan GI Keramasan dengan kapasitas 400 MVA. Gardu induk terpasang di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 21 GI dengan total kapasitas trafo 932 MVA, terdiri dari 8 GI 70/20/12 kV dan 13 GI 150/20 kV. A10.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK DI SUMATERA SELATAN Konsumsi energi listrik di Sumsel diserap oleh konsumen rumah tangga (60%), komersil (18%), industri (14%) dan publik (8%) Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 – 2020 seperti pada Tabel A10.2.

359

Tabel A10.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Sales (Gwh) 3.089 3.460 3.845 4.273 4.758 5.157 5.589 6.054 6.599 7.188 10,1%

Produksi (Gwh) 3.383 3.781 4.196 4.648 5.160 5.576 6.027 6.513 7.081 7.696 9,8%

Beban Puncak (MW) 630 698 769 845 931 998 1.070 1.147 1.238 1.335 9,3%

Pelanggan 1.176.885 1.279.529 1.395.900 1.610.969 1.676.664 1.743.913 1.813.797 1.884.344 1.954.822 2.027.626 8,1%

A10.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut. Potensi Sumber Energi Potensi sumber energi di provinsi ini sangat banyak berupa batubara, gas bumi, minyak bumi, panas bumi dan gas metan batubara (CBM), sebagaimana diperlihatkan pada Tabel A10.3. Tabel A10.3. Potensi Sumber Energi Sumber Daya Minyak Bumi (Oil) Gas Bumi Batubara Coal Bed Methane Panas Bumi (Geothermal) Gambut Potensi Air (Mini/Mikro Hidro) Energi Surya Biomassa Biogas Sumber

Potensi 757,6 MMSTB 24179,5 BSCF 47,1 Milyar Ton 183,00 TCF 1.911 MW 64.200 Ha 9.385,728 kW 53,85 x 10 MW 16.034,24 GWh 235,01 kWh

Produksi 27.933,07 ribu BBL 434.108,64 ribu MMBTU 9.276.361 ton Belum dimanfaatkan Belum dimanfaatkan Belum dimanfaatkan Sebagian dimanfaatkan Telah dimanfaatkan Sebagian dimanfaatkan Belum dimanfaatkan

: Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi Prov. Sumatera Selatan 2008

360

P_57 18

P_55 3

P_56 4

17

5 7

10

12

15

13

01-074-27

6

11

16 8

P_59

PLTU 2 x 113 MW Simpang Belimbing 9

PLTU 2 x 135 MW Keban Agung

19 2

20 14

01-074-15 01-074-141

P_53 PLTP 4 x 55 MW Lumut Balai

01-074-07 01-074-02 PLTM 2 x 2,29 MW Telanai Banding Agung

Gambar A10.2. Peta Potensi Sumber Energi di Provinsi Sumatera Selatan

Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 3.795 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada Tabel A10.4.

361

Tabel A10.4. Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Proyek Borang Simpang Belimbing #1,2 Talang Duku Borang Gunung Megang, ST Cycle Jaka Baring (CNG/Peaker) Baturaja Keramasan Banjarsari Sumsel-11, MT Lumut Balai (FTP2) Sumsel-2 (Keban Agung) Sumsel-5 Sumsel-7 Sumsel-6, Mulut Tambang Sumsel-8, Mulut Tambang Sumsel-9, Mulut Tambang Sumsel-10, Mulut Tambang Rantau Dedap (FTP2) Danau Ranau Sumsel-1, Mulut Tambang Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTMG PLTU PLTG PLTG PLTGU PLTG PLTU PLTGU PLTU PLTU PLTP PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU PLTP PLTP PLTU

Sewa Swasta Sewa Beli Sewa Swasta PLN Swasta PLN Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta PLN

Kapasitas (MW) 30 227 60 60 30 50 20 86 230 227 220 225 300 300 600 1200 1200 600 220 110 800 6795

COD 2011 2011 2011 2011-12 2012 2012 2013 2013 2014 2014 2014-15 2015 2015-16 2015-16 2016-17 2016 2017 2018 2018-19 2019 2019-20

Pengembangan PLTU Sumsel-8, PLTU Sumsel-9 dan PLTU Sumsel-10 dengan kapasitas total 3.000 MW merupakan PLTU batubara mulut tambang dengan memanfaatkan tersedianya cadangan batubara low rank di Sumatera Selatan. Listrik dari ketiga PLTU tersebut dimaksudkan akan disalurkan ke Pulau Jawa melalui transmisi HVDC 500 kV Jawa-Sumatera. Rencana ini dilakukan dengan terlebih dahulu memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Sumatera Selatan pada khususnya dan Sumatera pada umumnya melalui pengembangan banyak pembangkit batubara, panas bumi dan gas. Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI) Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sumsel memerlukan pembangunan GI 150 kV baru di 11 lokasi dengan kapasitas sebesar 570 MVA seperti pada Tabel A10.5.

362

Tabel A10.5. Pengembangan GI 150 kV Baru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Nama Gardu Induk

Tegangan

Tanjung Api-Api Gandus Jakabaring Kenten Sekayu Kayu Agung Sungai Lilin Tebing Tinggi Muara dua Martapura Muara Rupit Jumlah

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 60 120 60 120 30 30 30 30 30 30 30 570

COD 2012 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2015 2016 2017

Selain itu juga diperlukan pengembangan GI existing kapasitas total trafo 1.470 MVA sampai tahun 2020 seperti pada Tabel A10.6. Tabel A10.6. Pengembangan Extension GI 70 kV dan 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Nama Gardu Induk Baturaja Bukit Siguntang Lubuk Linggau Baturaja Bukit Siguntang Bungaran Gungung Megang Lahat Pagar Alam Prabumulih Simpang Tiga Talang Kelapa Baturaja Bukit Asam Bukit Siguntang Keramasan

Tegangan 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 60 30 60 60 30 60 60 30 30 60 60 60 60 60 30 60

COD

No

2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Nama Gardu Induk Gumawang Lubuk Linggau Mariana Keramasan Sungai Lilin Bukit Asam Kenten Pagar Alam Talang Kelapa Betung Kayu Agung Gandus Sekayu Simpang Tiga Tebing Tinggi Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 30 60 30 60 30 60 60 30 60 30 30 60 30 60 30 1470

COD 2014 2014 2015 2017 2017 2018 2018 2018 2018 2019 2019 2020 2020 2020 2020

Sebagai bagian dari rencana pengembangan kelistrikan Sumatera dan nasional, di Provinsi Sumatera Selatan terdapat proyek-proyek pengembangan GI 275 kV, GI 500 kV dan stasiun konverter transmisi HVDC 500 kV seperti pada Tabel A10.7.

363

Tabel A10.7. Pengembangan GI 275 kV, 500 kV dan 500 kV HVDC No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Nama Gardu Induk

Tegangan

Lahat Lubuk Linggau Betung Gumawang Lahat Lumut Balai Bayung Lincir/PLTU Sumsel - 5 Muara Enim Sungai Lilin/PLTU Sumsel - 7 Muara Enim 500 kV Muara Enim 500 kV Lubuk Linggau Jumlah

Baru/ Kapasitas Biaya COD Extension (MVA) (juta US$)

275/150 kV Baru 275/150 kV Baru 275/150 kV Baru 275/150 kV Baru 275/150 kV Extension 275/150 kV Baru 275/150 kV Baru 275/150 kV Baru 275/150 kV Baru 500 kV DC Baru 500/275 kV Baru 275/150 kV Extension

1000 250 500 500 0 500 0 0 0 3000 1000 250 7000

35,50 20,32 24,00 21,03 2,97 24,28 12,08 12,21 12,08 324,00 54,31 7,45 550,2

2013 2013 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2016 2016 2020

Pengembangan Transmisi Di Provinsi Sumatera Selatan diperlukan pengembangan transmisi 150 kV, 275 kV, 500 kV dan 500 kV DC sepanjang 2.876 kms sampai dengan tahun 2020 dengan kebutuhan dana sekitar USD 498,1 juta seperti ditampilkan dalam Tabel A10.8. dan Tabel A10.9. Tabel A10.8. Pembanguan Transmisi 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Dari PLTU Simpang Belimbing Kenten Lahat PLTU Simpang Belimbing Tanjung Api-Api Betung Bukit Asam (uprate) Gandus Jakabaring Betung Kayu Agung Lahat Lubuk Linggau Mariana Sumsel-11, MT Sungai Lilin Lahat Muara Dua Gumawang Sarolangun PLTP Rantau Dedap Muara Dua Jumlah

Ke

Tegangan

Inc. 1 Pi (Prabumulih-Bk. Asam) Inc. 2 Pi (T. Kelapa-Borang ) Pagar Alam Lahat Inc.1 Pi (T.Kelapa-Borang )/Kenten Sekayu Baturaja (uprate) Inc. 2 Pi (Keramasan-T. Kelapa) Inc. 2 Pi (Keramasan-Mariana) Talang Kelapa Gumawang PLTU Banjar Sari Tebing Tinggi Kayu Agung Inc. 1 Pi (Prabumulih-Bk. Asam) Betung PLTU Keban Agung Baturaja Martapura Muara Rupit PLTP Lumut Balai PLTP Danau Ranau

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

364

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 2 cct, 2 x 330 mm2 120 10.9 2 cct, 2 x 330 mm2 1 0.1 2 2nd cct, 1 Hawk 94.6 5.2 2 cct, 2 x 330 mm2 120 10.9 2 cct, 2 x 330 mm2 40 3.6 2 cct, 1 Hawk 70 3.9 2 cct, AC3 310 mm2 78 10.4 2 cct, CU 1000 mm2 20 44.4 2 cct, 2 x 330 mm2 1 0.1 1 2nd cct, 2 Hawk 55.2 8.4 2 cct, 2 Zebra 90 20.3 2 cct, 2 x 330 mm2 40 3.6 2 cct, 1 Hawk 150 8.3 2 cct, 2 Zebra 60 13.5 2 cct, 2 x 330 mm2 120 10.9 2 cct, 1 Hawk 120 6.6 2 cct, 2 Zebra 70 15.8 2 cct, 2 Hawk 92 7.0 2 cct, 1 Hawk 120 6.6 2 cct, 1 Hawk 80 4.4 2 cct, 2 Hawk 40 3.1 2 cct, 2 Hawk 90 6.9 1672 204.9 Konduktor

COD 2011 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2016 2017 2018 2019

Tabel A10.9. Pembanguan Transmisi 275 kV, 500 kV dan 500 kV DC No 1 2 3 4 5 6 7

Dari Betung Lahat Lahat Muara Enim Bayung Lincir Muara Enim Muara Enim Jumlah

Ke

Tegangan

Konduktor

Sungai Lilin 275 kV Lumut Balai 275 kV Muara Enim 275 kV Gumawang 275 kV Sungai Lilin 275 kV Betung 275 kV perbatasan Sumsel/Lampung 500 kV DC

2 2 2 2 2 2 2

cct, 2 Zebra cct, 2 Zebra cct, 2 Zebra cct, 2 Zebra cct, 2 Zebra cct, 2 Zebra cct 4 Falcon

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 120 27,0 50 11,3 70 15,8 290 65,3 124 27,9 350 78,8 200 67,2 1204 293,2

COD 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2016

Selain proyek-proyek transmisi yang tercantum dalam tabel A10.8 dan tabel A10.9 terdapat pula ruas transmisi 500 kV AC yang menghubungkan PLTU mulut tambang Sumsel-8, Sumsel-9 dan Sumsel-10 ke GI 500 kV Muara Enim. Panjang dan rute transmisi 500 kV tersebut akan ditentukan kemudian sesuai hasil lelang ketiga PLTU mulut tambang tersebut. Pengembangan Distribusi Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan sebesar 1,03 juta pelanggan, dimana untuk mencapai rasio elektrifikasi 60% di tahun 2011 akan disambung 233.400 pelanggan. Pada tahun-tahun selanjutnya akan disambung ratarata 88.700 pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan pembangunan JTM 5.152kms, JTR sekitar 5.306 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 675 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A10.10. Tabel A10.10. Rincian Pengembangan Distribusi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 716 394 414 438 462 488 516 544 574 606 5.152

JTR kms 721 396 421 447 475 504 535 567 602 638 5.306

365

Trafo MVA 100 44 54 50 62 58 71 67 82 88 675

Pelanggan

233.427 102.644 116.372 116.204 88.735 83.599 73.059 69.997 70.865 76.896 1.031.799

A10.4. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai tahun 2020 diperlihatkan pada Tabel A10.11. Tabel A10.11. Rangkuman Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

Energy Sales (Gwh) 3,089 3,460 3,845 4,273 4,758 5,157 5,589 6,054 6,599 7,188 50,012

Produksi Energi (Gwh) 3,383 3,781 4,196 4,648 5,160 5,576 6,027 6,513 7,081 7,696 54,063

Beban Puncak (MW) 630 698 769 845 931 998 1,070 1,147 1,238 1,335 9,661

Pembangkit (MW)

366

347 110 106 567 635 600 300 110 620 400 3,795

GI (MVA) 150 510 1,790 1,680 60 4,030 120 210 60 430 9,040

Transmisi Investasi (kms) (juta US$) 120 256 169 1,289 512 320 80 40 90 0 2,876

372 124 301 1,253 1,178 1,305 445 306 1,073 604 6,961

LAMPIRAN A.11 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI BENGKULU

A11.1. KONDISI KELISTRIKAN SAAT INI Sistem kelistrikan di Provinsi Bengkulu saat ini mempunyai beban puncak sekitar 113 MW, terdiri dari 92 MW beban puncak interkoneksi dan 21 MW beban puncak sistem isolated. Pasokan utama bersumber dari sistem interkoneksi Sumbagselteng melalui transmisi 150 kV dan 70 kV. Sedangkan sistem isolated dipasok dari PLTD dan PLTMH. Peta kelistrikan Provinsi Bengkulu diperlihatkan pada Gambar A11.1.

Gambar A11.1. Peta Kelistrikan Provinsi Bengkulu

Pembangkit di Provinsi Bengkulu diberikan pada Tabel A11.1.

367

Tabel A11.1. Kapasitas Pembangkit Terpasang per 2010

No. 1 2 3 4 5

Nama Pembangkit PLTA Musi PLTA Tes PLTD Isolated PLTD Isolated PLTM Isolated

Bahan Bakar

Pemilik

Air Air HSD HSD Air

PLN PLN PLN Sewa PLN

Kapasitas Terpasang (MW) 210,0 17,6 17,6 8,8 1,6

Jumlah

255,6

A11.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK DI BENGKULU Dari realisasi penujualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 – 2020 dapat dilihat pada Tabel A11.2. Tabel A11.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Sales (Gwh) 498 565 635 709 759 814 880 934 1.001 1.072 9,2%

Produksi (Gwh) 564 638 716 796 849 908 978 1.034 1.106 1.180 8,9%

Beban Puncak (MW) 107 120 133 146 154 162 172 181 192 204 7,8%

Pelanggan 284.722 311.088 335.351 369.793 381.756 400.938 415.084 431.919 449.019 465.835 6,7%

A11.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut. Potensi Sumber Energi Menurut informasi dari Kementerian ESDM, sumber energi yang tersedia di Bengkulu untuk membangkitkan energi listrik terdiri dari potensi tenaga air dan panas bumi dengan perkiraan potensi mencapai 400 MW untuk PLTA dan 500 MW PLTP. Selain 368

itu terdapat cadangan batubara sebesar 120 juta ton. Gambar A11.2 memperlihatkan sebaran dan jumlah potensi energi tersebut.

Gambar A11.2. Peta Potensi Energi Primer

Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 367 MW di 5 lokasi dengan perincian seperti ditampilkan pada Tabel A11.3. Tabel A11.3. Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5

Proyek Ipuh Muko Muko Hululais (FTP2) Simpang Aur (FTP2) Kepahiyang Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTU PLTU PLTP PLTA PLTP

PLN Swasta PLN Swasta PLN

369

Kapasitas (MW) 6 8 110 23 220 367

COD 2013 2013 2015 2015 2020

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI) Pengembangan Gardu Induk Rencana pengembangan gardu induk di Provinsi Bengkulu hingga tahun 2020 yaitu 5 penambahan GI baru dan 3 pengembangan GI existing. Total penambahan kapasitas trafo GI mencapai 360 MVA dengan rincian kegiatan seperti pada Tabel A11.4 dan Tabel A11.5. Tabel A11.4. Pengembangan GI Baru 150 kV dan 70 kV No 1 2 3 4 5

Nama Gardu Induk Manna Pulau Baai Argamakmur Muko-muko Bintuhan Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 30 120 30 30 30 240

COD 2012 2013 2015 2015 2017

Tabel A11.5. Pengembangan GI Existing 150 kV dan 70 kV No

Nama Gardu Induk

1 Manna 2 Pekalongan 3 Pulau Baai Jumlah

Kapasitas (MVA) 150/20 kV 30 150/20 kV 30 150/20 kV 60 120 Tegangan

COD 2013 2013 2017

Pengembangan Transmisi Untuk mengikuti perkembangan gardu induk dan pembangkit, dibutuhkan juga pengembangan jaringan transmisi sepanjang 1.318 kms dengan biaya sebesar US$ 95,4 juta. Rincian kegiatan terdapat pada Tabel A11.6. Tabel A11.6. Pembangunan Transmisi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Dari Pagar Alam Pekalongan Kambang Pekalongan PLTA Simpang Aur 1 PLTA Simpang Aur 1 Pulau Baai Manna Muko-muko/Bantal/Ipoh PLTP Kepahiyang Jumlah

Ke

Konduktor

Tegangan

Manna Pulo Baai Muko-muko/Bantal/Ipoh PLTP Hululais Inc. 1 Pi (Pekalongan-P. Baai) PLTA Simpang Aur 2 Arga Makmur Bintuhan Arga Makmur Inc. 2 Pi (Pekalongan-P. Baai)

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

370

2 2 2 2 2 2 2 2 2 4

cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct,

1 Hawk 2 Hawk 2 Hawk 2 Hawk 2 Hawk 1 Hawk 2 Hawk 1 Hawk 2 Hawk 2 Hawk

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 96 5,3 90 6,9 220 16,8 120 9,2 20 1,5 12 0,7 180 13,7 140 7,8 360 27,5 80 6,1 1318 95,4

COD 2012 2013 2015 2015 2015 2015 2015 2017 2020 2020

Pengembangan Distribusi Proyeksi penambahan pelanggan baru mendekati 221 ribu sambungan untuk kurun waktu 2011-2020, dimana untuk meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 60% di tahun 2011 akan disambung 40.147 pelanggan. Pada tahun-tahun selanjutnya akan disambung rata-rata 20.100 pelanggan per tahun, dengan kebutuhan pertambahan JTM sebanyak 2.115 kms, JTR sepanjang 2.301 kms dan penambahan kapasitas gardu distribusi sebesar 140 MVA seperti pada Tabel A11.7. Tabel A11.7. Rincian Pengembangan Distribusi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 290 191 176 271 133 306 141 227 194 188 2.115

JTR kms 316 208 191 295 144 333 153 247 211 204 2.301

Trafo MVA 20 13 12 18 8 16 12 15 13 13 140

Pelanggan

40.147 26.366 24.262 34.442 11.963 19.182 14.146 16.836 17.100 16.816 221.260

A11.4. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai tahun 2020 diperlihatkan pada Tabel A11.8.

371

Tabel A11.8. Rangkuman

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

Energy Sales (Gwh) 498 565 635 709 759 814 880 934 1.001 1.072 7.867

Produksi Energi (Gwh) 564 638 716 796 849 908 978 1.034 1.106 1.180 8.768

Beban Puncak (MW) 107 120 133 146 154 162 172 181 192 204 1.571

Pembangkit (MW)

372

0 0 14 0 133 0 0 0 0 220 367

GI (MVA) 0 30 180 0 60 0 90 0 0 0 360

Transmisi Investasi (kms) (juta US$) 0 96 90 0 552 0 140 0 0 440 1.318

13 17 56 17 269 21 25 19 18 406 862

LAMPIRAN A.12 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI LAMPUNG

A12.1. KONDISI SAAT INI Sistem ketenagalistrikan di Provinsi Lampung adalah bagian dari sistem interkoneksi Sumatera seperti ditunjukkan pada Gambar A12.1.

Gambar A12.1. Peta Sistem Interkoneksi & Sistem Isolated

Beberapa sistem di Provinsi Lampung belum tersambung dengan sistem interkoneksi, meliputi sistem tersebar yang kecil (< 0,5 MW) yang pada umumnya merupakan PLTD Listrik Pedesaan dengan jam operasi 12 jam per hari yang tersebar di lokasi yang terpencil seperti Pulau Sebesi di Lampung Selatan, Pugung Tampak dan Bengkunat di Lampung Barat. Sistem kelistrikan Lampung akan dikembangkan untuk mencakup daerah-daerah sebagai berikut : Kota Agung di Kabupaten Tanggamus, Liwa dan Ulubelu di Kabupaten Lampung Barat, Pakuan Ratu di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Simpang Pematang di Kabupaten Mesuji. Peta kelistrikan Provinsi Lampung diperlihatkan pada Gambar A12.2. 373

U

Gambar A12.2 .Peta Kelistrikan Provinsi Lampung

Beban puncak Lampung pada tahun 2010 adalah 482 MW dengan produksi energi 2.607 GWh. Pembangkit yang berada di Provinsi Lampun ditunjukkan pada Tabel A12.1. Tabel A12.1. Kapasitas Pembangkit per 2010 No 1 2 3 4 5 6

Daya Pembangkit Terpasang (MW) PLTA Besai #1,2 90 PLTA Batutegi #1,2 30 PLTU Tarahan #3,4 200 PLTD Tarahan #2,4 15 PLTD Teluk Betung #7,8,10 14 PLTD Tegineneng #1,2,3 28 Jumlah 377

374

Daya Mampu (MW) 89 28 200 12 11 20 361

A12.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK Pertumbuhan penjualan tenaga listrik khususnya provinsi Lampung dalam lima tahun terakhir sangat tinggi, yaitu mencapai 11,1%. Pertumbuhan ini masih berpotensi untuk terus meningkatkan rasio elektrifikasi, karena pada tahun 2010 baru mencapai 60%. Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terkahir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 – 2020 dapat dilihat pada Tabel A12.2. Tabel A12.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Sales (Gwh) 2.811 3.325 3.679 4.052 4.428 4.747 5.075 5.411 5.754 6.102 10,6%

Produksi (Gwh) 3.106 3.637 3.989 4.361 4.746 5.077 5.416 5.762 6.124 6.491 9,6%

Beban Puncak (MW) 569 660 717 776 837 887 938 989 1.041 1.094 8,2%

Pelanggan 1.274.206 1.429.388 1.578.181 1.731.411 1.874.733 1.968.260 2.064.353 2.163.074 2.264.491 2.368.673 8,7%

A12.3. PENGEMBANGAN KETENAGALISTRIKAN Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut. Potensi Sumber Energi Berdasarkan informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung, potensi sumber energi utama yang berada di provinsi ini adalah panas bumi dan tenaga air sebagaimana diberikan pada Tabel A12.3 dan Tabel A12.4. Selain itu juga terdapat potensi biomassa dan batubara.

375

Tabel A12.3. Potensi Panas Bumi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Area

Potency (Mwe) Reserve (Mwe) Speculative Hipothetic Possible Probable Proven

Regency

Way Umpu Way Kanan Danau Ranau Lampung Barat Purunan Lampung Barat Gn. Sekincau Lampung Barat Bacingot Lampung Barat Suoh Antata Lampung Barat Pajar Bulan Lampung Barat Natar Lampung selatan Ulu Belu Tanggamus Lempasing Lampung selatan Way Ratai Lampung selatan Kalianda Lampung selatan Pmt. Belirang Lampung selatan Total Potency = 2,855 Mwe

100 25 225 100 25 225 225 925

185 100 163 156 194 40 838

222 130 300 380 40 1,072

37 37

110 110

Tabel A12.4. Potensi Tenaga Air

No. I 1 2 3 4 5 6 7 8

Lokasi Mesuji Tulang bawang Besai / Umpu Giham Pukau Giham Aringik Tangkas Campang Limau Sinar Mulia Way Abung Way Umpu

II Seputih / Sekampung 1 Bumiayu

Kapasitas (MW) 7.50 16.00 80.00 1.60 1.00 978.00 600.00 600.00

39.20

No. III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Lokasi Semangka Semangka Atas I Semangka Atas II Semangka Atas III Semangka Bawah I Semangka Bawah II Semung I Semung II Semung III Manula I Manula II Simpang Lunik I Simpang Lunik II Simpang Lunik III

Kapasitas (MW) 26.8 23.2 28.2 35.5 40.4 23.8 38.7 11.6 5.7 8.4 6.1 3.8 3.9

Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 1.301 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada Tabel A12.5.

376

Tabel A12.5. Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Proyek

Jenis

Pemilik

Tarahan (FTP1) Ulubelu #1,2 Tarahan #5,6 Pembangkit Peaker Ulubelu #3,4 (FTP2) Semangka Rajabasa (FTP2) Suoh Sekincau Wai Ratai Jumlah

PLTU PLTP PLTU PLTG PLTP PLTA PLTP PLTP PLTP

PLN PLN Sewa PLN Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta

Kapasitas (MW) 200 110 240 200 110 56 220 110 55 1301

COD 2012 2012-13 2013 2014 2015 2016 2017 2018-19 2019

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan GI Di Provinsi Lampung direncanakan pembangunan 14 buah gardu induk baru dan pengembangan GI existing sampai dengan tahun 2020 seperti diperlihatkan pada Tabel A12.6 dan Tabel A12.7. Tabel A12.6. Rencana GI Baru 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Nama Gardu Induk Seputih banyak Dipasena Ulubelu Kota Agung Liwa Dipasena Gedong Tataan Ketapang Mesuji Teluk Ratai Jati Agung Pakuan Ratu Langkapura Bengkunat Jumlah

Tegangan 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

377

Kapasitas (MVA) 30 90 30 30 30 120 60 30 30 30 30 30 60 30 630

COD 2011 2012 2012 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2017 2019

Tabel A12.7. Rencana Pengembangan GI Existing No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Nama Gardu Induk Kotabumi Adijaya Bukit Kemuning Kalianda Natar New Tarahan Pagelaran Metro Sribawono Sukarame Kotabumi Seputih banyak Tegineneng

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 60 30 60 30 60 30 60 60 60 30 60 30 60

COD

No

2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2014 2014 2014

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Nama Gardu Induk Adijaya New Tarahan Menggala Sutami Mesuji Tegineneng Jati Agung Ketapang Pakuan Ratu Sukarame Kotabumi Sribawono Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 30 60 60 30 30 60 30 30 30 60 60 60 1170

COD 2015 2015 2016 2016 2018 2018 2019 2019 2019 2019 2020 2020

Pengembangan Transmisi Pengembangan transmisi 150 kV dan 500 kV sampai dengan 2020 sepanjang 2.124 kms diperlihatkan pada Tabel A12.8. Tabel A12.8 Pengembangan Transmisi 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Dari Bukit Kemuning (uprate) PLTU Tarahan (FTP1) Seputih Banyak Ulubelu Baturaja (uprate) Menggala Sutami (uprate) Pagelaran (uprate) Bukit Kemuning Pagelaran Gedon Tataan Gumawang Kalianda Mesuji Pagelaran PLTP Ulubelu #3,4 Natar Pakuan Ratu PLTA Semangka Kalianda Langkapura Besai Liwa Teluk Ratai Jumlah

Ke

Konduktor

Tegangan

Kotabumi (uprate) Inc. 2 Pi (New Tarahan-Kalianda) Dipasena Inc. 1 Pi (Batutegi-Pagelaran) Bukit Kemuning (uprate) Seputih Banyak Natar (uprate) Tegineneng (uprate) Liwa Kota Agung Teluk Ratai Mesuji Ketapang Dipasena Gedong Tataan Ulubelu Jatiagung Inc. 1 Pi (Menggala-Gumawang) Kota Agung PLTP Rajabasa Inc. 2 Pi (Natar-Teluk Betung) PLTP Suoh sekincau Bengkunat PLTP Wai Ratai

150 kV 150 kV 70 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct,

AC3 310 mm2 2 Zebra 1 Hawk 2 Hawk AC3 310 mm2 2 Zebra AC3 310 mm2 AC3 310 mm2 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 2 Hawk 2 Zebra 2 Hawk 2 Hawk 1 Hawk CU 1000 mm2 2 Zebra 1 Hawk 2 Hawk 1 Hawk 2 Hawk 1 Hawk 1 Hawk

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 68 9.0 1 0.2 120 9.2 40 3.1 96 12.8 120 27.0 30 4.0 30 4.0 80 4.4 80 4.4 60 3.3 160 12.2 90 20.3 152 11.6 60 4.6 20 1.1 16 35.5 1 0.2 60 3.3 40 3.1 2 0.1 38 2.1 120 6.6 40 2.2 1524 184.6

COD 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2017 2017 2018 2019 2019

Di provinsi ini melintas transmisi 500 kV HVDC Sumatera-Jawa dengan switching station dan landing point kabel laut 500 kV HVDC akan berada di Ketapang.

378

Pengembangan Distribusi Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, penambahan pelanggan baru sampai dengan 2020 adalah 1.331 ribu pelanggan, dimana untuk mencapai rasio elektrifikasi 60% di tahun 2011 akan disambung 236.225 pelanggan dan pada tahuntahun selanjutnya akan disambung rata-rata 121.600 pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 2.409 kms, JTR sekitar 2.268 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 766 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A12.9. Tabel A12.9. Pengembangan Distribusi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 428 281 269 277 260 169 174 179 184 189 2.409

JTR kms 403 264 254 261 244 159 164 168 173 178 2.268

Trafo MVA 144 94 88 87 72 54 55 56 57 59 765

Pelanggan

236.225 155.182 148.793 153.230 143.322 93.527 96.093 98.721 101.417 104.182 1.330.692

A12.4. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai tahun 2020 diberikan pada Tabel A12.10.

379

Tabel A12.10. Rangkuman Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

Energy Sales (Gwh) 2,811 3,325 3,679 4,052 4,428 4,747 5,075 5,411 5,754 6,102 45,384

Produksi Energi (Gwh) 3,106 3,637 3,989 4,361 4,746 5,077 5,416 5,762 6,124 6,491 48,709

Beban Puncak (MW) 569 660 717 776 837 887 938 989 1,041 1,094 8,507

Pembangkit (MW)

380

0 255 295 200 110 56 220 55 110 0 1,301

GI (MVA) 90 390 150 210 360 150 60 90 180 120 1,800

Transmisi Investasi (kms) (juta US$) 69 160 276 160 542 677 42 38 160 0 2,124

67 443 184 168 380 367 524 173 321 44 2,671

LAMPIRAN A.13 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (PERSERO) DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

A13.1. KONDISI SAAT INI Sistem kelistrikan di Kalimantan Barat terdiri atas satu sistem interkoneksi 150 kV dan beberapa sistem isolated. Sistem interkoneksi meliputi sekitar Pontianak hingga Singkawang. Sistem isolated terdiri atas sistem Sambas, Bengkayang, Ngabang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh, Putussibau, Ketapang, Sukadana dan sistem tersebar. Beban puncak di sistem kelistrikan Kalimantan Barat pada tahun 2010 adalah 283 MW dengan produksi 1.478 GWh. Sistem interkoneksi merupakan yang terbesar dimana sekitar 67% produksi listrik di Kalimantan Barat berada di sistem ini. Tabel A13.1 memperlihatkan komposisi sistem kelistrikan di Kalimantan Barat. Tabel A13.1. Komposisi Sistem Kelistrikan Kalimantan Barat Sistem Interkoneksi Bengkayang Sambas Ngabang Sanggau Sekadau Sintang Putusibau Nangapinoh Ketapang Tersebar Total

Produksi GWh % 1003 67,9 21 1,4 61 4,1 19 1,3 55 3,7 15 1,0 63 4,3 22 1,5 22 1,5 109 7,4 88 5,9 1478 100,0

381

Beban Faktor Puncak (MW) Beban (%) 175 65,4 4 53,3 13 54,4 4 54,3 12 51,9 3 52,3 13 57,8 4 58,9 4 63,4 19 66,0 32 31,5 283 59,6

Pertumbuhan penjualan 5 tahun terakhir sangat tinggi, yaitu rata-rata 9,1% per tahun. Penjualan tenaga listrik diserap oleh konsumen rumah tangga & sosial (61%), konsumen komersil (28%), konsumen industri (5%) dan konsumen publik (6%). Pada saat ini hampir 100% pasokan listrik di Kalimantan Barat bersumber dari pembangkit berbahan bakar minyak. Kecukupan dan keandalan pasokan masih relatif rendah karena umur beberapa mesin diesel sudah tua dan cadangan pembangkitan tidak memadai. Kapasitas pembangkit adalah 385 MW dengan daya mampu 339 MW seperti diperlihatkan pada Tabel A13.2. Tabel A13.2. Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Pembangkit per 2010 Sistem Interkoneksi Bengkayang Sambas Ngabang Sanggau Sekadau Sintang Putusibau Nangapinoh Ketapang Tersebar Total

Daya Terpasang (MW) 236 6 15 7 14 5 16 6 6 24 50 385

Daya Mampu (MW) 212 5 15 5 14 4 14 5 5 22 37 339

A13.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalbar pada 5 tahun terakhir tumbuh rata-rata 9,1% per tahun, dimana permintaan listrik didominasi oleh pelanggan rumah tangga. Pertumbuhan ekonomi selama 2006-2010 cukup tinggi yaitu rata-rata 5.2% per tahun. Rasio elektrifikasi saat ini adalah 58.3%. Untuk terus meningkatkan rasio elektrifikasi dibutuhkan ketersediaan listrik dalam jumlah yang cukup dan andal. Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 – 2020 dapat dilihat pada Tabel A13.3.

382

Tabel A13.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik (Sistem Interkoneksi dan Isolated) Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Sales (Gwh) 1.406 1.559 1.713 1.869 2.030 2.205 2.394 2.599 2.820 3.060 9,0%

Produksi (Gwh) 1.594 1.779 1.954 2.130 2.313 2.510 2.723 2.954 3.204 3.476 8,9%

Beban Puncak (MW) 289 322 353 384 416 451 488 528 572 619 8,9%

Pelanggan 622.019 662.562 699.536 738.516 779.621 826.276 875.695 928.047 983.514 1.042.287 6,1%

Beban puncak sistem interkoneksi pada tahun 2011 adalah 186 MW, dan sejalan dengan rencana pengembangan transmisi 150 kV hingga mengambil alih beban pada sistem-sistem isolated (Sistem Sambas, Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh, Ngabang dan Ketapang) maka beban puncak grid 150 kV pada tahun 2020 menjadi 548 MW atau tumbuh rata-rata 12,7% per tahun. Sedangkan sistem-sistem isolated kecil lainnya masih tetap beroperasi isolated.

A13.3. PENGEMBANGAN SARANA KELISTRIKAN

Potensi Sumber Energi Potensi sumber energi di Provinsi Kalimantan Barat berupa tenaga air, gambut dan batubara. Pemanfaatan potensi tenaga air menjadi PLTA/PLTM pada umumnya perlu didahului dengan survey dan studi yang mendalam. Pada saat ini potensi yang dapat dikembangkan adalah PLTA Nanga Pinoh dengan kapasitas 98 MW. Di provinsi ini terdapat potensi gambut yang cukup besar yaitu di Kabupaten Mempawah. Namun pemanfaatannya pada PLTU gambut terkendala oleh aspek lingkungan. Potensi batubara terdapat di daerah Sintang, berupa batubara dengan kandungan kalori yang tinggi, namun pada saat ini belum dilakukan eksploitasi karena terkendala infrastruktur transportasi. Sumber batubara ini dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk PLTU/PLTGB di Sanggau, Sintang, Nanga Pinoh dan Putusibau. 383

Pengembangan Pembangkit Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 dipenuhi dengan mengembangkan kapasitas pembangkit di sistem interkoneksi dan sistem-sistem isolated sebagaimana ditampilkan pada Tabel A13.4. Tabel A13.4. Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Proyek Riam Badau Ketapang (IPP) Putussibau (FTP2) Sanggau Sintang Ketapang (FTP2) Nanga pinoh Pantai Kura-Kura (FTP1) Parit Baru (FTP1) Parit Baru-Loan China (FTP2) Pontianak-3 Kalbar-1 Nanga pinoh Kalbar-2 Pontianak-2 Jumlah

Jenis

Pemilik

PLTM PLTU PLTGB PLTU PLTU PLTU PLTGB PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU PLTA PLTU PLTU

PLN Swasta Swasta PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN Swasta PLN PLN PLN Swasta

Kapasitas (MW) 0.2 14 8 14 21 20 6 55 100 100 50 100 98 100 50 736

COD 2011 2012 2012 2012-13 2012-13 2013 2013 2013 2013 2014-15 2015 2016-17 2017-18 2019-20 2019-20

Sebagai bagian dari rencana penyediaan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Barat, PLN berencana membeli tenaga listrik dari Sarawak melalui transmisi interkoneksi 275 kV antar negara yang berkapasitas lebih dari 200 MW. PLN bermaksud mengimpor tenaga listrik baseload sebesar 50 MW dan peakload sebesar hingga 180 MW. Dengan pola transfer energi seperti ini PLN akan terhindar dari membakar BBM untuk pembangkit beban puncak. Adanya rencana impor baseload sebesar 50 MW adalah untuk mengurangi ketidakpastian penyediaan pembangkit baseload di sistem Kalimantan Barat. Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI) Pengembangan GI Di Provinsi Kalimantan Barat akan dibangun 15 buah GI 150 kV baru dan pengembangan trafo GI existing sebesar 930 MVA. Selain itu akan dibangun pula GI 275 kV sebagai simpul interkoneksi antara Kalimantan Barat dan Serawak. Rencana pembangunan GI diberikan pada Tabel A13.5 dan Tabel A13.6. 384

Tabel A13.5. Pengembangan GI 150 kV dan 275 kV Baru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Nama Gardu Induk Kota Baru PLTU Kura-Kura Sambas Bengkayang Ngabang Tayan Sanggau Sekadau Sintang Kota Baru 2 Nanga Pinoh Sandai Sukadana Ketapang Putusibau Bengkayang Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 275/150 kV

Kapasitas (MVA) 30 30 30 30 30 30 30 30 60 30 30 30 30 60 30 250 760

COD 2011 2011 2012 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2016 2016 2016 2016 2017 2020 2013

Tabel A13.6. Pengembangan/Extension GI 150 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Nama Gardu Induk Sei Raya Mempawah Siantan Singkawang Sanggau Parit Baru Sambas Siantan Kota Baru Jumlah

Tegangan 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Kapasitas (MVA) 120 30 60 30 30 30 30 60 30 420

COD 2012 2014 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pengembangan Transmisi Pengembangan jaringan transmisi sampai dengan tahun 2020 di Kalimantan Barat adalah seperti terlihat pada Tabel A13.7.

385

Tabel A13.7. Pengembangan Transmisi 150 kV dan 275 kV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Dari Parit Baru PLTU Kura-Kura Sei Raya Singkawang Bengkayang Ngabang PLTU Parit Baru (IPP) Siantan Singkawang Sanggau Sintang Tayan Nanga Pinoh Sandai Sintang Sukadana Ketapang Sintang Bengkayang Jumlah

Ke

Tegangan

Kota Baru Inc. 2 pi (Singkawang-Mempawah) Kota Baru Sambas Ngabang Tayan Parit Baru Tayan Bengkayang Sekadau Sekadau Sanggau Kota Baru 2 Tayan Nanga Pinoh Sandai Sukadana Putusibau Perbatasan

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 275 kV

Konduktor 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct, cct,

1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 2 Hawk 2 Hawk 1 Hawk 2 Hawk 2 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 1 Hawk 2 Hawk 1 Hawk 2 Hawk 2 Hawk 2 Hawk 2 Zebra

Panjang Biaya (kms) (juta US$) 40 2,2 40 2,2 32 1,8 126 7,0 180 10,0 110 6,1 6 0,3 184 10,2 120 6,6 100 5,5 180 10,0 180 10,0 180 10,0 300 22,9 180 10,0 180 13,7 200 15,3 300 22,9 180 28,4 2818 195,0

COD 2011 2011 2011 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2016 2016 2016 2016 2017 2020 2013

Untuk mewujudkan interkoneksi antara Kalimantan Barat dan Sarawak tersebut, PLN berencana membangun transmisi 275 kV sepanjang 180 kms dari GI Bengkayang ke perbatasan negara dan trafo IBT berkapasitas 250 MVA. Pengembangan kelistrikan Kalimantan Barat dapat dilihat pada Gambar A13.1.

386

The image cannot be displayed. Your computer may not have enough RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open theBARAT file again. If 2011 the red x still appears, you … KALIMANTAN - 2020

PLTM PANCAREK‐SAJINGAN (IPP); 2 x 400 KW (2012) ARUK PLTU 2 KALBAR TJ.GUNDUL (PLN); 2 x 27,5 MW (2013) PLTU PERPRES TAHAP II 2 X 50 MW (2014) LOAN CHINA

SERIKIN JAGOI BABANG

BATU KAYA

GI. NGABANG Thn2013 55 km GI. SIANTAN

GI. TAYAN GI. SEI RAYA Thn2013 GI. KOTA BARU Thn 2011 PLTU TAYAN (IPP);2 X 25 MW (2015)

PLTGB (IPP) 8 MW (2012) GI. PUTUSIBAU Thn 2020

BADAU

ENTIKONG GI & GITET. BENGKAYANG Thn 2013

GI. PLTU KURA-KURA Thn 2011 GI. MEMPAWAH

PLTU 1 KALBAR‐PARIT BARU (PLN); 2 x 50 MW (2013) PLTU PARIT BERKAT (IPP); 2 x 25 MW (2014);

KUCHING

GI MAMBONG (MATANG) TEBEDU

GI. SINGKAWANG Thn 2009

GI. PARIT BARU

PLTM MERASAP‐BENGKAYANG (PLN); 2 x 750 KW (2010)

BIAWAK

GI. SAMBAS Thn2013

GI SANGGAU Thn 2014

PLTU SINTANG (PLN); 3 X 7 MW 2012) (

GI. SINTANG Thn 2014

GI. SEKADAU Thn 2014 PLTU SANGGAU (PLN); 2 X 7 MW (2012)

PLTGB NANGAPINOH (PLN); 6 (2013) PLTA NANGA PINOH (PLN) 98 MW 2017‐18 GI. NANGA PINOH Thn 2016

GI. K0TA BARU22017 GI. SUKADANA Thn 2017 GI. SANDAI Thn 2017

PLTU KETAPANG (PLN) ; 2 X 10 MW (2013)

GI.GI KUALA KURUN Kuala Kurun

GI. KETAPANG Thn 2017

PLTU KETAPANG (IPP) ; 2 X7 MW (2012)

KETERANGAN : Gardu Induk 275 kV Rencana Transmisi 275 kV Rencana Transmisi 150 kV Eksisting Transmisi 150 kV Rencana Gardu Induk 150 kV Eksisting Gardu Induk 150 kV Rencana

PLTU Rencana PLTMH Rencana Listrik Perbatasan Eksisting Listrik Perbatasan Rencana

Gambar A13.1. Pengembangan Kelistrikan Provinsi Kalimantan Barat

Pengembangan Distribusi Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan sebanyak 46.400 sambungan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut diperlukan pembangunan JTM 1.380 kms, JTR sekitar 3.944 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi 540 MVA sampai dengan tahun 2020 seperti ditampilkan dalam Tabel A13.8.

387

Tabel A13.8. Pengembangan Distribusi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

JTM kms 138 120 109 115 122 138 146 155 164 174 1.381

JTR kms 394 343 312 329 347 394 418 442 469 497 3.944

Trafo MVA 51 53 46 43 50 53 56 59 62 66 540

Pelanggan

44.189 40.543 36.973 38.980 41.105 46.655 49.419 52.353 55.467 58.773 464.457

A13.4. ELEKTRIFIKASI DAERAH PERBATASAN ANTAR NEGARA Kebutuhan energi listrik untuk daerah terpencil di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Sarawak masih belum tercukupi, sementara kondisi kelistrikan di wilayah Sarawak lebih baik. Hal ini menimbulkan terjadinya kesenjangan pada daerah perbatasan. PLN telah melakukan pembelian tenaga listrik skala kecil untuk 2 sistem isolated di daerah perbatasan, yaitu di Sajingan dan Badau. Berikutnya akan dilakukan pembelian listrik dari Sarawak untuk melistriki sistem isolated lainnya, yaitu Entikong sebesar 150 kVA dan Seluas sebesar 100 kVA. Peta kelistrikan di daerah perbatasan diberikan pada Gambar A13.2.

388

Gambar A13.2. Peta Kelistrikan di Daerah Perbatasan

A13.5. RINGKASAN Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai tahun 2020 diberikan pada Tabel A13.9. Tabel A13.9. Rangkuman Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

Energy Sales (Gwh) 1,406 1,559 1,713 1,869 2,030 2,205 2,394 2,599 2,820 3,060 21,656

Produksi Energi (Gwh) 1,594 1,779 1,954 2,130 2,313 2,510 2,723 2,954 3,204 3,476 24,635

Beban Puncak (MW) 289 322 353 384 416 451 488 528 572 619 4,424

Pembangkit (MW)

389

0 43 195 50 100 50 99 49 75 75 736

GI (MVA) 60 150 340 210 30 150 90 30 60 60 1,180

Transmisi Investasi (kms) (juta US$) 112 126 780 460 0 840 200 0 0 300 2,818

38 132 457 151 191 182 211 120 153 191 1,825

LAM MPIRAN A14

NERACA DAYA SIISTEM-S SISTEM IS SOLATED WILAYA AH OPER RASI INDONESIA BARAT

390

LAMP PIRAN A14.1 A

NERA ACA DAY YA SISTE EM ISOLA ATED PRO OVINSI AC CEH

391

Neraca Daya Sistem Sabang Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Kebutuhan Produksi Energi

GWh

Beban Puncak

MW

3.7

3.8

4.0

4.2

4.4

4.5

4.7

4.9

5.1

5.2

%

64.9

65.2

65.5

65.7

66.0

66.2

66.4

66.6

66.8

67.0

Load Faktor

20.8

21.9

23.0

24.1

25.2

26.3

27.4

28.5

29.6

30.7

Pasokan Kapasitas Terpasang

MW

Derating Kapasitas Pembangkit PLN

7 4 7.4

74 7.4

41 4.1

41 4.1

41 4.1

4 1 4.1

41 4.1

41 4.1

4 1 4.1

41 4.1

0.7

0.7

0.4

0.4

0.4

0.4

0.4

0.4

0.4

0.4

6.68

6.68

3.71

3.71

3.71

3.71

3.71

3.71

3.71

3.71

PLTD Aneuk Loat

392

Marcedes MTU

0.18

1

PLTD

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

Marcedes MTU

0.36

2

PLTD

0.7

0.7

0.7

0.7

0.7

0.7

0.7

0.7

0.7

0.7

Caterpillar

0.87

1

PLTD

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

Caterpillar

0.92

1

PLTD

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

0.9

Caterpillar

1.44

1

PLTD

1.4

1.4

1.4

1.4

1.4

1.4

1.4

1.4

1.4

1.4

PLTD Sewa Sewa Diesel

2.00

PLTD

2.0

2.0

Genset BPKS

1 30 1.30

PLTD

1 3 1.3

13 1.3

Tambahan Pembangkit PLN Sabang (FTP2)

2 PLTGB

8

IPP Lho Pria Laot

PLTP

Jaboi (FTP2)

PLTP

Jumlah Kapasitas

MW

6.7

6.7

11.7

11.7

11.7

11.7

18.7

18.7

28.7

28.7

Cadangan

MW

2.4

2.4

5.4

5.4

5.4

5.4

7.5

7.5

7.5

7.5

Pemeliharaan

1.4

1.4

4.0

4.0

4.0

4.0

4.0

4.0

4.0

4.0

Operasi

1.0

1.0

1.4

1.4

1.4

1.4

3.5

3.5

3.5

3.5

0 6 0.6

0 4 0.4

2 3 2.3

2 1 2.1

1 9 1.9

1 7 1.7

6 5 6.5

6 3 6.3

16 2 16.2

16 0 16.0

S Surplus/Defisit l /D fi i

MW

7 10

Neraca Daya Sistem Blangpidie Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Kebutuhan Produksi Energi

GWh

42,8

45,0

Beban Puncak

MW

8,7

9,1

%

56,2

56,7

MW

23,3

23,3

Derating Capacity

1,2

1,2

Pembangkit PLN

22,1

22,1

Load Faktor

Rencana masuk grid 150 kV thn 2013

Pasokan Kapasitas Terpasang

PLTD Suak 0,67

2

PLTD

1,3

1,3

Merrless

0,95

1

PLTD

1,0

1,0

MAK

2,39

2

PLTD

4,8

4,8

393

SWD 6 FG

MTU

0,99

3

PLTD

3,0

3,0

Cummins

0,72

1

PLTD

0,7

0,7

Caterpillar p

0,92 ,

1

PLTD

0,9 ,

0,9 ,

Caterpillar

0,45

1

PLTD

0,5

0,5

Caterpillar

0,23

1

PLTD

0,2

0,2

2

PLTD

9,0

9,0

PLTD

2,0

2,0

Jumlah Kapasitas

MW

22,1

22,1

Cadangan

MW

6,9

6,9

Pemeliharaan

4,5

4,5

Operasi

2,4

2,4

6 5 6,5

6 2 6,2

Relokasi dari Lampung 4,5 Sewa Sewa Diesel

Surplus/Defisit

2,00

MW

Rencana masuk grid 150 kV thn 2013

2017

2018

2019

2020

Neraca Daya Sistem Tapaktuan Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

Produksi Energi

GWh

31,1

32,5

Beban Puncak

MW

5,9

6,2

%

59 8 59,8

60 2 60,2

2013

2014

2015

2016

Kebutuhan

L dF Load Faktor k

Rencana masuk grid 150 kV thn 2013

Pasokan Kapasitas Terpasang

MW

Derating Kapasitas Pembangkit PLN

10,4

6,4

0,6

0,6

9,73

5,73

PLTD Tapaktuan MTU 12V 4000

2

PLTD

2,0

2,0

SWD 6FG

0,7

1

PLTD

0,7

0,7

SWD 9F

1,1

2

PLTD

2,2

2,2

MTU 12V 2000

0,7

2

PLTD

1,5

1,5

PLTD

4,0

394

1,0

Sewa Sewa Diesel Tambahan Kapasitas PLN Tapaktuan

7,0

2

PLTU

Jumlah Kapasitas

MW

Cadangan

MW

14,0 9,7

19,7

2,1

8,1

Pemeliharaan

1,1

7,0

Operasi

1,0

1,1

1 7 1,7

5 5 5,5

S Surplus/Defisit l /D fi i

MW

Masuk Interkoneksi 150 kV Sumatera

2017

2018

2019

2020

Neraca Daya Sistem Subulussalam Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Kebutuhan Produksi Energi

GWh

55,8

Beban Puncak

MW

11,9

12,8

%

53,3

53,8

Load Faktor

60,2

Pasokan

Rencana tahun 2013 masuk Grid 150 kV

Kapasitas Terpasang

MW

14,7

14,7

Derating Capacity

2,2

1,9

Pembangkit PLN

12,5

12,8

PLTD Rimo

PLTD

, 4,5

395

PLTD Singkil

PLTD

0,0

PLTD Kuta Fajar

PLTD

1,2

PLTD Sewa

PLTD

9,0

Tambahan Pembangkit PLN Singkil

3,0

2

PLTGB

6,0

1,4 10

1 1

PLTU PLTB

1,0 1,0

9,0

Jumlah Kapasitas

MW

14,5

23,8

Cadangan

MW

1,9

1,9

Beli Energi / IPP PLTU PT. GSS PLTBayu PT. GLA

Pemeliharaan

1,0

1,0

Operasi

0,9

0,9

0,6 ,

9,1 ,

p f Surplus/Defisit

MW

Masuk Interkoneksi 150 kV Sumatera

2017

2018

2019

2020

Neraca Daya Sistem Kutacane Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Kebutuhan Produksi Energi

GWh

49,2

Beban Puncak

MW

10,3

10,8

%

54,6

55,4

MW

14,3

14,8

Load Faktor

52,6 Rencana tahun 2013 masuk Grid 150 kV

Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity

0,7

0,7

Pembangkit PLN

13,62

14,10

2,6 ,

2,6 ,

PLTD Kuning MTU

, 0,85

3

PLTD

396

SWD 6TM

1,96

1

PLTD

2,0

2,0

SWD 8FG

0,64

1

PLTD

0,6

0,6

Cummins

0,85

2

PLTD

1,7

1,7

0,75

2

PLTD

1,5

1,5

PLTD

5,0

5,0

1,0

1,5

PLTM Sepakat Turbin WKC PLTD Sewa Rental genset HSD Suplai dari 20 kV Sistem Sumut Tambahan Pembangkit IPP Lawe Mamas

30

3

PLTA

50

Jumlah Kapasitas

MW

13,6

14,1

Cadangan

MW

2,8

2,8

Pemeliharaan

2,0

2,0

Operasi

0,9

0,9

0,5

0,4

Surplus/Defisit

MW

Masuk Interkoneksi 150 kV Sumatera

2019

2020

Neraca Daya Sistem Blangkejeran Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Kebutuhan Produksi Energi

GWh

14,9

15,8

16,7

17,6

Beban Puncak

MW

3,9

4,2

4,4

4,6

%

43,3

43,3

43,4

43,4

Load Faktor

Rencana tahun 2014 masuk Grid 150 kV

Pasokan Kapasitas Terpasang

MW

5,6

5,6

5,6

5,6

Derating Capacity

MW

0,6

0,6

0,6

0,6

Pembangkit PLN

MW

5,1

5,1

5,1

5,1

PLTD Rema

MW

3,6 ,

3,6 ,

3,6 ,

3,6 ,

PLTD

2,0

2,0

PLTD

1,4

PLTM PLTM

0,2

J l h Kapasitas Jumlah K it

MW

6 7 6,7

7 0 7,0

7 0 7,0

7 0 7,0

Cadangan

MW

1,8

1,8

1,8

1,8

1,0

1,0

1,0

1,0

Sewa

397

Rental genset HSD

2,0

2,0

Tambahan Pembangkit PLN Rel. dari PLTD L. Bata

0,7

2

Beli Energi Rerebe Putri Betung

Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

MW

0,3

0,8

0,8

0,8

0,8

0,9

1,0

0,8

0,5

Masuk Interkoneksi 150 kV Sumatera

2019

2020

Neraca Daya Sistem Takengon Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Kebutuhan Produksi Energi

GWh

57,3

60,4

Beban Puncak

MW

18,0

18,9

%

36,3

36,5

Kapasitas Terpasang

MW

24,0

24,0

Derating Capacity

MW

2,4

2,4

21,6

21,6

Load Faktor

Rencana tahun 2013 masuk Grid 150 kV

Pasokan

Pembangkit PLN

398

PLTD Ayangan

PLTD

9,1

9,1

PLTD Janarata

PLTD

0,3

0,3

PLTD Jagong Jeget

PLTD

0,4

0,4

PLTMH

0,6

0,6

PLTMH Angkup PLTD Sewa

PLTD

Suplai dari 20 kV GI Bireun

6,0 7,5

6,0 7,5

Tambahan Pembangkit PLN Peusangan

43

2

PLTA

88,0

0,5

3

PLTMH

1,5

Jumlah Kapasitas

MW

23,1

23,1

Cadangan

MW

4,2

4,2

2,8

2,8

IPP/Beli Energi KERPAP

Pemeliharaan Operasi S Surplus/Defisit l /D fi it

MW

1,4

1,4

0 9 0,9

0 0 0,0

Masuk Interkoneksi 150 kV Sumatera

2017

2018

2019

2020

Neraca Daya Sistem Sinabang Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Kebutuhan Produksi Energi

GWh

18,4

19,5

20,7

21,9

23,0

24,2

25,4

26,5

27,7

28,9

Beban Puncak

MW

3,3

3,5

3,7

3,9

4,1

4,3

4,5

4,8

5,0

5,2

%

63,9

63,8

63,8

63,8

63,8

63,7

63,7

63,7

63,7

63,7

MW

7,0

7,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

Derating Capacity

0,7

0,7

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

Pembangkit PLN

6,33

6,33

4,53

4,53

4,53

4,53

4,53

4,53

4,53

4,53

Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang

PLTD Lasikin

399

MTU

0,36

1

PLTD

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

0,4

MTU

0,48

1

PLTD

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

0,5

MTU

0,58

1

PLTD

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

Caterpillar

0,58

1

PLTD

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

Caterpillar

0,87

1

PLTD

0,87

0,87

0,87

0,87

0,87

0,87

0,87

0,87

0,87

0,87

Wartsilla

1,08

2

PLTD

2,16

2,16

2,16

2,16

2,16

2,16

2,16

2,16

2,16

2,16

PLTD

2,0

2,0

PLTD Sewa S Rental genset HSD Tambahan Pembangkit PLN Aie Tajun

3

2

PLTGB

60 6,0

Jumlah Kapasitas

MW

6,3

6,3

10,5

10,5

10,5

10,5

10,5

10,5

10,5

10,5

Cadangan

MW

1,9

2,2

4,1

4,1

4,1

4,1

4,1

4,1

4,1

4,1

1,1

1,1

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

3,0

Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

MW

0,9

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

0,7

2,7

2,5

2,3

2,1

1,9

1,7

1,5

1,3

Neraca Daya Sistem Meulaboh Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Kebutuhan Produksi Energi

GWh

124

Beban Puncak

MW

29,4

%

47,9

Kapasitas Terpasang

MW

50,1

Derating

MW

5,0

Load Faktor

Rencana tahun 2012 masuk Grid 150 kV

Pasokan

Pembangkit PLN

45,1

400

Seunebok

PLTD

19,2

Calang

PLTD

1,2

Lamno

PLTD

2,3

Teunom

PLTD

1,5

Alue Bilie

PLTD

Jeuram

PLTD

1,8

Sewa

PLTD

16,0

Media Group

PLTU

8,0

Tambahan Pembangkit PLN Nagan

PLTU

220

Jumlah Kapasitas

MW

45,1

Cadangan

MW

6,7

Pemeliharaan

3,6

Operasi

3,1

Surplus/Defisit

MW

9,0

Masuk Interkoneksi 150 kV Sumatera

2017

2018

2019

2020

LAMP PIRAN A14.2 A

NERA ACA DAY YA SISTE EM ISOLA ATED PRO OVINSI SUMATE S ERA UTA ARA

401

Neraca Daya Sistem Nias

402

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Kapasitas Pembangkit PLN PLTD Gunung Sitoli Deutz 0,56 Deutz KHD 1,22 Cummins 1,01 Deutz MWM 1,53 PLTD Teluk Dalam Cummins 1,01 MTU 1,10 Daihatsu 0,75 Daihatsu 0,53 PLTD Sewa Gunung Sitoli Teluk Dalam Tambahan Pembangkit PLN Nias IPP Nias (FTP2) Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-1)

Unit

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh % MW

54,5 44,3 14,0

58,0 43,6 15,2

61,5 43,0 16,3

65,1 42,8 17,3

68,8 42,7 18,4

72,7 42,9 19,3

77,1 43,2 20,4

81,8 43,3 21,5

86,8 43,5 22,8

92,0 43,7 24,0

97,6 43,9 25,4

MW MW

23,6 7,6

23,6 7,6

23,6 7,6

23,6 7,6

15,6 7,6

15,6 7,6

15,6 7,6

15,6 7,6

15,6 7,6

15,6 7,6

15,6 7,6

2 2 4 3

PLTD PLTD PLTD PLTD

1,1 2,4 4,0 4,6

1,1 2,4 4,0 4,6

1,1 2,4 4,0 4,6

1,1 2,4 4,0 4,6

1,1 2,4 4,0 4,6

1,1 2,4 4,0 4,6

1,1 2,4 4,0 4,6

1,1 2,4 4,0 4,6

1,1 2,4 4,0 4,6

1,1 2,4 4,0 4,6

1,1 2,4 4,0 4,6

1 1 1 1

PLTD PLTD PLTD PLTD

1,0 1,1 0,8 0,5

1,0 1,1 0,8 0,5

1,0 1,1 0,8 0,5

1,0 1,1 0,8 0,5

1,0 1,1 0,8 0,5

1,0 1,1 0,8 0,5

1,0 1,1 0,8 0,5

1,0 1,1 0,8 0,5

1,0 1,1 0,8 0,5

1,0 1,1 0,8 0,5

1,0 1,1 0,8 0,5

PLTD PLTD

5,0 3,0

5,0 3,0

5,0 3,0

5,0 3,0

7,0 37,0 8,5 7,0 1,5 9,2

37,0 8,5 7,0 1,5 8,1

37,0 11,0 7,0 4,0 4,5

37,0 11,0 7,0 4,0 3,2

37,0 11,0 7,0 4,0 2,0

37,0 11,0 7,0 4,0 0,6

PLTGB PLTU MW MW

MW

8,0

24,0 2,6 1,5 1,1 7,4

24,0 2,6 1,5 1,1 6,2

24,0 2,6 1,5 1,1 5,1

24,0 2,6 1,5 1,1 4,1

14,0 30,0 8,5 7,0 1,5 3,1

LAMP PIRAN A14.3 A

NERA ACA DAY YA SISTE EM ISOLA ATED PRO OVINSI RIAU R

403

Neraca Daya Sistem Siak Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN MTU M.D Sewa Sewa Diesel Sewa PLTU (Pemda) Sewa MFO

Unit

2011

2012

2013

GWh % MW

25,5 77,7 3,8

28,9 77,9 4,2

32,6 78,1 4,8

MW MW

0,79 0,17

0,79 0,18

0,79 0,20

0,60

0,59

6,0 3,0

6,0 3,0

404

0,79

1

PLTD

0,62

1,00 3,00 3,00

3 2 1

PLTD PLTU PLTD

4,0

Tambahan Pembangkit MTU (Pemda) 0,60

1

PLTD

0,6

2014

2015

2016

2017

2018

35,8 78,2 5,2

Disupplai dari grid 150 kV SIS, Tahun 2014,30 M VA

Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

MW MW

MW

5,2 1,3 0,8 0,5 0,1

10,2 3,8 3,0 0,8 2,1

10,2 3,8 3,0 0,8 1,6

2019

2020

Neraca Daya Sistem Bengkalis

405

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Deutz Deutz Yamar Sewa Pembangkit Sewa Genset MFO Sewa Mesin 1 (HSD) Sewa Mesin 2 (HSD)

Unit

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

110,4 69,9 18,0

119,8 69,9 19,6

129,4 69,9 21,1

139,5 69,9 22,8

150,8 69,9 24,6

GWh % MW

72,4 70,5 11,7

82,0 70,2 13,3

92,6 70,1 15,1

101,5 70,0 16,6

MW MW

18,72 1,98

16,72 2,05

10,72 2,12

10,72 2,18

1,20 0,56 0,60

2 1 2

PLTD PLTD PLTD

1,51 0,20 1,03

1,47 0,19 1,01

1,44 0,19 0,98

1,40 0,18 0,96

6,0 1,0 1,0

1 3 6

PLTD

6,0 8,0

6,0

6,0

6,0

2 2

PLTU PLTGB

Tambahan Pembangkit PLN Bengkalis (FTP1) 10 Bengkalis PLTGB 3 Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

2011

2020 164,7 70,0 26,9

6,0

MW MW

MW

20,0 12,0 16,7 1,8 1,2 06 0,6 3,2

14,7 1,8 1,2 06 0,6 -0,5

28,6 11,2 10,0 12 1,2 2,3

28,5 11,2 10,0 12 1,2 0,8

32,0 11,5 10,0 15 1,5 2,5

6,0 32,0 11,5 10,0 15 1,5 0,9

38,0 11,5 10,0 15 1,5 5,4

6,0 38,0 11,5 10,0 15 1,5 3,7

44,0 11,5 10,0 15 1,5 7,9

44,0 11,5 10,0 15 1,5 5,6

Neraca Daya Sistem Selat Panjang

406

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN BWSC Deutz Sewa Pembangkit Sewa Genset MFO Sewa Mesin (HSD) Tambahan Pembangkit PLN Selat Panjang Sewa PLTG Project IPP Selat Panjang Baru #1,2 Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh % MW

47,2 66,5 8,1

53,5 66,6 9,2

60,4 66,8 10,3

66,1 66,9 11,3

71,9 67,1 12,2

78,1 67,2 13,3

84,3 67,4 14,3

90,9 67,5 15,4

98,3 67,7 16,6

107,3 67,8 18,1

MW MW

4,4 1,5

4,4 1,6

4,4 1,7

4,4 1,7

4,4 1,8

4,4 1,9

4,4 1,9

4,4 2,0

4,4 2,1

4,4 2,1

1,2 1,5

1,1 1,5

1,1 1,4

1,1 1,4

1,1 1,3

1,0 1,3

1,0 1,3

35,3 17,0 17 0 10,0 7,0 1,8

35,3 17,0 17 0 10,0 7,0 0,2

1,0 1,2

2 2

PLTD PLTD

1,3 1,6

1,2 1,6

1,2 1,5

2 1

3 3

PLTD PLTD

6 6

6 6

6 6

3

3

PLTGB

6

3

3

PLTG

10

2

PLTU MW MW

MW

3

14 14,9 22 2,2 1,2 1,0 4,6

30,8 11,2 11 2 10,0 1,2 10,4

30,7 11,2 11 2 10,0 1,2 9,2

32,7 17,0 17 0 10,0 7,0 4,4

32,6 17,0 17 0 10,0 7,0 3,4

32,5 17,0 17 0 10,0 7,0 2,3

32,5 17,0 17 0 10,0 7,0 1,2

35,4 17,0 17 0 10,0 7,0 3,0

Neraca Daya Sistem Bagan Siapiapi

407

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating kapasitas Pembangkit PLN Deutz BA 12M 816 Deutz KHD BV 8M Mitsubishi Pembangkit Sewa Sewa HSD Sewa Mesin Pemda PLTGB

Unit

2011

2012

2013

GWh % MW

31,2 55,3 6,4

35,3 55,5 7,3

39,9 55,6 8,2

MW MW

2,8 1,2

2,8 1,2

2,8 1,3

0,5 1,2 0,6

2 1 1

PLTD PLTD PLTD

0,43 0,83 0,40

0,42 0,81 0,39

0,41 0,79 0,38

2,0 0,8 2,5

1 3 2

PLTD PLTD PLTGB

2,0 2,4 5,0

2,0 2,4 5,0

2,0 2,4 5,0

2014

2015

2016

2017

2018

Disupplai dari grid 150 kV SIS, Tahun 2014,30 M VA

Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

MW MW MW MW MW

11,1 11 1 1,8 1,2 0,6 2,8

11,0 11 0 1,8 1,2 0,6 1,9

11,0 11 0 1,8 1,2 0,6 1,0

2019

2020

Neraca Daya Sistem Rengat

408

Pasokan/Kebutuhan K b t h Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN PLTD Air Molek PLTD Danau Raja Pembangkit Pemda MTU 12V 2000G 62 MTU 16V 2000G 62 Project Sewa Sewa Diesel1 Sewa Diesel2 Sewa Diesel3

Unit

2011

GWh % MW

84,3 63,0 15,3

MW MW

8,9 34 3,4

2012

2013

2014

2015

2016

2017

95,5 63,1 17,3

3,4 2,2 0,63 0,64 0 64

2 4

PLTD PLTD

1,3 26 2,6

1,00 1,00 1,00

2 2 5

PLTD PLTD PLTD

2,0 2,0 5,0

Tambahan Pembangkit PLN Rengat 10

2

PLTG

IPP IPP Kemitraan

2

PLTU

7,00

2,0 2,0 5,0

20,0 14,0 Disuplai dari Grid 150 kV SIS- Tahun 2013

Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

MW MW

MW

18,3 2,2 1,2 1,0 0,9

29,0 11,2 10,0 1,2 0,5

2018

2019

2020

Neraca Daya Sistem Tembilahan

409

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN SWD 0,34 Deutz KHD BV 8M 1,20 Yanmar 0,27 Yanmar 0,60 Pembangkit Pemda Komatsu 0,40 Relokasi Ex Tlk Kuantan PLTD 0,26 Pembangkit Sewa Sewa Mesin2 (HSD) 3,00 Sewa Mesin3 (HSD) 0,80 Sewa genset (MFO) Tambahan Pembangkit PLN Tembilahan

Unit

2011

2012

2013

2014

GWh % MW

61,4 59,5 11,8

69,6 59,6 13,3

78,6 59,8 15,0

86,1 59,9 16,4

MW MW

7,79 1,59

7,79 1,69

7,79 1,79

7,79 1,89

3 1 2 4

PLTD PLTD PLTD PLTD

0,51 1,80 0,19 1,58

0,50 1,76 0,18 1,54

0,49 1,71 0,18 1,50

0,48 1,67 0,17 1,46

4

PLTD

1,6

1,6

1,6

1,6

2

PLTD

0,5

0,5

0,5

0,5

1 1

PLTD PLTD PLTD

3,0 0,8 6,0

3,0 0,8 6,0

6,0

6,0

PLTU

2015

2016

2017

2018

14,00 Di pasok dari grid 150 kV, Tahun 2015

Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

MW MW

MW

16,0 1,7 1,2 0,5 2,5

15,9 1,7 1,2 0,5 0,9

26,0 8,2 7,0 1,2 2,8

25,9 8,2 7,0 1,2 1,3

2019

2020

Neraca Daya Sistem Kuala Enok Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Mitsubishi S6U Catterpilar Sewa Sewa Diesel

Unit GWh % MW MW MW

2011 5,1 50,2 1,2 1,6 0,77

2012 5,8 50,4 1,3 1,6 0,77

410

0,60 0,36

2 1

PLTD PLTD

0,83 0,2

0,81

1

2

PLTD

2,0

3,0

MW MW

2,8 0,6 0,6 0,0 1,0

3,8 1,6 1,0 0,6 0,9

2013 6,6 50,5 1,5 1,6 0,77 0,79

2014 7,2 50,6 1,6 1,6 0,77 0,79

2015 7,8 50,7 1,8 1,6 0,77 0,79

2016 8,5 50,8 1,9 1,6 0,77 0,79

Tambahan Pembangkit PLN Di pasok dari grid 150 kV, Tahun 2013 Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

MW

2017 9,2 50,9 2,1 1,6 0,77 0,79

2018 9,9 51,0 2,2 1,6 0,77 0,79

2019 10,7 51,2 2,4 1,6 0,77 0,79

2020 11,6 51,3 2,6 1,6 0,77 0,79

LAMP PIRAN A14.4 A

NERA ACA DAY YA SISTE EM ISOLA ATED PR ROVINSI KEPULA AUAN RIA AU

411

Neraca Daya Sistem Bintan Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating kapasitas

412

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

GWh % MW

286,6 69,3 47,2

318,3 69,0 52,7

524,1 69,8 85,7

582,9 72,4 91,9

749,4 74,8 114,4

819,8 76,9 121,7

886,1 78,1 129,5

948,9 78,6 137,9

MW MW

40,9 10,6

40,9 10,6

40,9 10,7

Pembangkit PLN PLTD Tanjung Pinang PLTD Tanjung Uban Pembangkit Sewa Tanjung Uban

PLTD PLTD PLTD

27,9 1,2 8,0

27,9 1,2 8,0

27,9 1,2 8,0

Tambahan T b h Pembangkit P b kit SEWA Sewa PLTU PT Cap.Tur

PLTU

30

PLN Tanjung Uban Tanjung Pinang 3

PLTU PLTU

IPP Tanjung Pinang 1 (TLB) Tanjung Pinang 2 (FTP2)

PLTU PLTU

Suplai dari Batam (Peaking) Suplai dari Batam (Base)

MW MW

Jumlah Kapasitas Reserve Margin

MW %

7

2019

2020

1.010,3 78,6 146,8

1.077,2 78,6 156,4

15

15

7

30 30

68 45

68 30

10 40

10

125 46

134 46

10 174 52

10 174 43

10

10

184 42

194 41

209 42

234 50

Neraca Daya Tanjung Pinang Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas p Terpasang p g Derating kapasitas Pembangkit PLN Manufacture MAK 8M MAK 6M Allen Mitshubishi

413

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh % MW

257,1 69,2 42,4

284,6 68,9 47,2

318,3 69,6 52,2

363,8 72,2 57,5

413,8 74,6 63,4

467,4 76,7 69,6

520,0 77,9 76,2

571,3 78,4 83,2

623,2 78,5 90,6

680,2 78,8 98,5

MW MW

38,9 , 11,2

38,9 , 11,9

38,9 , 11,9

PLTD PLTD PLTD PLTD

8,2 1,8 8,0 9,8

8,0 1,7 7,8 9,5

Tambahan Pembangkit SEWA Sewa PLTU PT CTI

PLTU

30,0

PLN PLTU Tanjug Pinang III

PLTU

IPP Tanjung Pinang I (TLB) Tanjung Pinang II (FTP2)

PLTU PLTU

30,0

30,0

30,0 30

Interkoneksi dengan sistem 150 kV Batam Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi S Surplus/Defisit l /D fi it

MW MW MW MW MW

61,7 16,0 15,0 1,0 33 3,3

61,0 16,0 15,0 1,0 -2,2 22

Neraca Daya Tanjung Uban

414

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating kapasitas Pembangkit PLN Manufacture MWM Perkins Deutz Volvo Pembangkit Sewa Sewa Genset Bl Energi PT BIIE MFO Sewa Mesin (HSD) Sewa Mesin (HSD) Project PLN PLTU Tanjung Uban

Unit

2011

2012

2013

GWh % MW

29,5 70,2 4,8

33,7 70,4 5,5

38,8 71,5 6,2

MW

2,02 0,92

2,02 0,94

2,02 0,94

0,12 0,11 0,88

0,11 0,11 0,86

2,0 2,0 2,0 2,0

2,0 2,0 2,0 2,0

Size Jlh unit 0,2 1 0,3 1 1,2 1 0,3 1

PLTD

1,0 2,0 1,0 2,0

2 1 2 1

PLTD PLTD PLTD PLTD

7,0

2

PLTU

2014 45,8 74,4 7,0

2015 53,8 76,8 8,0

2016 62,7 78,9 9,1

2017 71,9 79,9 10,3

14,0

Interkoneksi dengan sistem 150 kV Batam Kapasitas Efektif Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

MW MW

MW

9,1 1,5 1,2 , 0,3 2,8

9,1 1,5 1,2 , 0,3 2,1

2018 81,6 80,1 11,6

2019 91,1 79,1 13,1

2020 100,8 77,5 14,9

Neraca Daya Sistem Tanjung Balai Karimun

415

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating kapasitas Pembangkit PLN MAK 8M 453B Allen

# #

Pembangkit Sewa Sewa Mesin (HSD) Sewa Mesin (HSD) Sewa Mesin (HSD) Tambahan Pembangkit PLN TB. Karimun #1,2 (FTP1) TB. Karimun #3,4 TB. Karimun - 2 IPP TB. Karimun (Terkendala) Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh % MW

117,4 69,9 19,2

128,9 70,4 20,9

142,8 71,8 22,7

161,9 75,0 24,6

182,7 77,9 26,8

204,7 80,3 29,1

226,0 81,7 31,6

246,4 82,3 34,2

264,4 81,5 37,0

281,4 80,2 40,0

MW MW

13,2 13 2 4,2

13,2 13 2 4,2

13,2 13 2 4,2

13,2 13 2 4,2

13,2 13 2 4,2

13,2 13 2 4,2

13,2 13 2 4,2

13,2 13 2 4,2

13,2 13 2 4,2

13,2 13 2 4,2

4 1

PLTD PLTD

7,2 1,8

7,2 1,8

7,2 1,8

7,2 1,8

7,2 1,8

7,2 1,8

7,2 1,8

7,2 1,8

7,2 1,8

7,2 1,8

# # #

1 1 1

PLTD PLTD PLTD

2 4 3

2 4 5

2 4 5

PLTU PLTU PLTU

14 7

7

#

2 2 1

10

10

#

2

PLTU

61,0 17,0 10,0 7,0 7,0

71,0 17,0 10,0 7,0 14,0

MW MW

MW

14 32,0 10,0 7,0 3,0 2,8

34,0 10,0 7,0 3,0 3,1

34,0 10,0 7,0 3,0 1,3

44,0 10,0 7,0 3,0 9,4

51,0 10,0 7,0 3,0 14,2

51,0 10,0 7,0 3,0 11,9

51,0 10,0 7,0 3,0 9,4

51,0 10,0 7,0 3,0 6,8

Neraca Daya Sistem Tanjung Batu

416

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Komatsu 0,30 Deutz BA 12M 1,05 Sewa Sewa Diesel 2,5 Sewa Diesel 1 Tambahan Pembangkit PLN Tanjung Batu Baru 7,0 IPP Tanjung Batu (FTP2) 4,0 Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

GWh % MW

30,5 55,1 6,3

33,4 55,7 6,9

36,9 57,0 7,4

41,8 59,7 8,0

47,0 62,1 8,6

MW MW

1,65 0,57

1,65 0,57

1,65 0,57

1,65 0,57

1,65 0,57

2 1

PLTD PLTD

0,28 0,80

0,28 0,80

0,28 0,80

0,28 0,80

0,28 0,80

2 2

PLTD PLTD

5,0 2,0

5,0 2,0

2,0

2,0

2

PLTU

2

PLTGB MW MW

MW

2016

2017

2018

2019

2020

52,5 64,2 9,3

57,8 65,5 10,1

62,8 66,1 10,8

67,2 65,8 11,7

71,4 64,9 12,6

22,0 8,1 7,0 1,1 4,6

22,0 8,1 7,0 1,1 3,8

22,0 8,1 7,0 1,1 3,1

22,0 8,1 7,0 1,1 2,2

22,0 8,1 7,0 1,1 1,3

14,0

8,1 1,4 1,1 0,3 0,4

8,0 16,1 1,4 1,1 0,3 7,8

11,1 1,4 1,1 0,3 2,3

11,1 1,4 1,1 0,3 1,7

23,1 8,1 7,0 1,1 6,3

Neraca Daya Sistem Dabo Singkep

417

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating kapasitas Pembangkit PLN MAK MTU Pembangkit Sewa Sewa Genset Sewa Diesel Tambahan Pembangkit PLN Dabo Singk ep Kapasitas Efektif Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh % MW

19,9 55,4 4,1

21,6 56,1 4,4

23,7 57,5 4,7

26,6 60,3 5,0

29,7 62,9 5,4

32,9 65,2 5,8

35,9 66,7 6,1

38,7 67,4 6,6

41,1 67,2 7,0

43,2 66,4 7,4

MW

2,4 0,74

2,4 0,78

2,4 0,78

2,4 0,78

2,4 0,78

2,4 0,78

2,4 0,78

2,4 0,78

2,4 0,78

2,4 0,78

PLTD PLTD

0,93 0,78

0,90 0,76

0,90 0,76

0,90 0,76

0,90 0,76

0,90 0,76

0,90 0,76

0,90 0,76

0,90 0,76

0,90 0,76

PLTD PLTD

2,0 3,0

2,0 3,0

3,0

10,7 1,8 1,2 06 0,6 2,5

10,7 1,8 1,2 06 0,6 2,0

PLTGB MW MW

MW

6,0 6,7 1,8 1,2 06 0,6 0,8

12,7 1,8 1,2 06 0,6 7,1

3,0 10,7 1,8 1,2 06 0,6 4,8

7,7 1,8 1,2 06 0,6 1,4

7,7 1,8 1,2 06 0,6 1,1

7,7 1,8 1,2 06 0,6 0,7

7,7 1,8 1,2 06 0,6 0,3

10,7 1,8 1,2 06 0,6 2,9

Neraca Daya Sistem Ranai

418

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Daihatsu Komatshu Project Sewa SEWA Perusda SEWA MFO

Unit

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh % MW

17,8 64,6 3,1

19,4 65,0 3,4

21,3 66,4 3,7

24,0 69,3 4,0

26,9 71,9 4,3

29,9 74,2 4,6

32,7 75,5 5,0

35,4 76,0 5,3

37,7 75,3 5,7

39,9 74,1 6,1

MW MW

1,20 0,06

1,20 0,06

1,20 0,06

1,20 0,06

1,20 0,06

1,20 0,06

1,20 0,06

1,20 0,06

1,20 0,06

1,20 0,06

1,00 0,14

1,00 0,14

1,00 0,14

1,00 0,14

1,00 0,14

1,00 0,14

1,00 0,14

1,00 0,14

1,00 0,14

1,00 0,14

1,8 6,0

1,8 6,0

1,8 6,0

15,1 7,6 7,0 0,6 3,6

15,1 7,6 7,0 0,6 3,3

15,1 7,6 7,0 0,6 2,9

15,1 7,6 7,0 0,6 2,6

15,1 7,6 7,0 0,6 2,2

15,1 7,6 7,0 0,6 1,8

15,1 7,6 7,0 0,6 1,4

0,60 0,16

2 1

1,8 3

1 2

PLTD PLTD

Tambahan Pembangkit PLN Natuna 7,0

2

PLTU

Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

2011

MW MW MW MW MW

14,0 8,9 0,7 0,6 0,1 5,1

8,9 0,7 0,6 0,1 4,8

22,9 7,6 7,0 0,6 11,7

Neraca Daya Sistem Belakang Padang Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Deutz 0,10 MWM 0,22 Yanmar 0,60

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

419

GWh % MW

9,3 55,3 1,9

10,2 56,5 2,1

11,3 58,4 2,2

12,7 61,8 2,4

14,3 65,0 2,5

16,0 68,0 2,7

17,7 70,1 2,9

19,3 71,5 3,1

20,6 71,8 3,3

21,9 71,6 3,5

MW MW

1,52 0,32

1,52 1,52

1,20 1,20

1,20 1,20

1,20 1,20

1,20 1,20

1,20 1,20

1,20 1,20

1,20 1,20

1,20 1,20

PLTD PLTD PLTD

0,08 0,15 0,98

Tambahan Pembangkit PLN Relokasi

PLTD

2,0

Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

MW MW MW MW MW

3,2 0,8 0,6 0,2 0,5

1 1 2

Disuplai dari Grid 20 kV Kabel Laut Batam

LAMP PIRAN A14.5 A

NERA ACA DAY YA SISTE EM ISOLA ATED PRO OVINSI BANGKA B A BELITU UNG

420

Neraca Daya Sistem Bangka

421

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

GWh MW %

560,0 97,2 65,8

629,3 109,2 65,8

714,7 123,9 65,8

803,4 139,2 65,9

871,9 151,0 65,9

MW

85,2

85,0

113,8

99,0

PLN Merawang Mentok Koba *) Toboali Dari Sistem Isolated Miirless (Relokasi dari Sukamerindu)

MW PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD

39,9 24,0 4,0 2,9 3,7 0,3 5,0

40,0 24,0 4,0 2,9 3,7 0,4 5,0

38,8 24,0 2,1 2,9 4,3 0,5 5,0

Sewa PLTD Sewa PLTD HSD tersebar 1 Sewa PLTD HSD tersebar 2 Sewa PLTD HSD tersebar 3 Bangka (Sewa)

MW PLTD PLTD PLTD PLTU

45 17 16 12

45 17 16 12

75 17 16 12 30

PLTD PLTD PLTD PLTG PLTU PLTU PLTU PLTU

2,5

Tambahan Pembangkit PLN Relokasi Mesin Miirless dari Pulau Baai Relokasi Mesin Batam ke Toboali Relokasi Mesin Batam ke Mentok Bangka IV (Peaker) Ai A Air Anyer (FTP1) Mentok Bangka - 3 Bangka - 5 IPP Bangka (FTP2) T b li Toboali

PLTU PLTU

Jumlah Kapasitas

MW

Reserve Margin

%

2017

2018

2019

2020

957,8 165,8 66,0

1.065,6 184,3 66,0

1.203,8 208,1 66,0

1.379,2 238,3 66,1

1.602,7 276,7 66,1

86,2

86,2

86,2

86,2

86,2

86,2

39,0 24,0 2,1 2,9 4,3 0,7 5,0

26,2 17,0 2,1 0,0 3,1 0,7 5,0

26,2 17,0 2,1 0,0 3,1 0,8 5,0

26,2 17,0 2,1 0,0 3,1 0,9 5,0

26,2 17,0 2,1 0,0 3,1 1,0 5,0

26,2 17,0 2,1 0,0 3,1 1,1 5,0

26,2 17,0 2,1 0,0 3,1 1,1 5,0

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

60

5 2,5 20

20

20

60 14 30

30 30

30

30

239 58

269 62

14 153 57

153 40

181 46

195 40

269 46

319 53

349 47

399 44

Neraca Daya Sistem Belitung Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

186,7 32,4 65,8

209,8 36,4 65,8

238,2 41,3 65,8

267,8 46,4 65,9

290,6 50,3 65,9

319,3 55,3 66,0

355,2 61,4 66,0

401,3 69,4 66,0

459,7 79,4 66,1

534,2 92,2 66,1

422

Pasokan Kapasitas Terpasang PLN Pilang Manggar IPP Biomass Sewa

MW MW PLTD PLTD

43,5 16,5 13,5 3,0

36,0 9,0 6,0 3,0

27,0 9,0 6,0 3,0

16,0 9,0 6,0 3,0

16,0 9,0 6,0 3,0

16,0 9,0 6,0 3,0

16,0 9,0 6,0 3,0

16,0 9,0 6,0 3,0

16,0 9,0 6,0 3,0

16,0 9,0 6,0 3,0

PLTU PLTD

7 20

7 20

7 11

7

7

7

7

7

7

7

Tambahan Kapasitas PLN B lit Belitung B Baru (FTP1) Belitung - 3 Belitung - 4 Belitung Peaker

PLTU PLTU PLTU PLTG

17

17 17

17 17

17

10

10

98 59

108 56

125 57

142 54

IPP Belitung - 2 Jumlah Kapasitas Reserve Margin

PLTGB MW %

5 44 34

53 44

65 57

71 53

88 75

88 59

LAMP PIRAN A14.6 A

NERA ACA DAY YA SISTE EM ISOLA ATED PRO OVINSI KA ALIMANTAN BAR RAT

423

Neraca Daya Sistem Ketapang

424

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN DEUTZ 1,2 WARTSILA I 2,8 RUSTON I 3,0 Sewa Sewa Diesel Sewa Diesel Tambahan Pembangkit PLN Ketapang (FTP2) Sewa/IPP Ketapang (IPP) Relokasi Sewa Diesel Sewa Sukadana Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

2 2 2

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh % MW

118,6 64,1 21,1

134,7 64,2 24,0

151,9 64,2 27,0

175,7 64,2 31,2

187,8 64,2 33,4

200,1 64,2 35,6

212,9 64,2 37,8

226,5 64,3 40,2

240,8 64,3 42,8

256,0 64,3 45,5

MW MW

24,1 0,7

24,1 0,7

17,1 0,7

17,1 0,7

14,1 0,7

14,1 0,7

0,0 0,0

0,0 0,0

0,0 0,0

0,0 0,0

PLTD PLTD PLTD

2,4 5,6 6,0

2,4 5,6 6,0

2,4 5,6 6,0

2,4 5,6 6,0

2,4 5,6 6,0

2,4 5,6 6,0

PLTD PLTD

7,0 3,0

7,0 3,0

3,0

3,0

PLTU PLTU PLTD PLTGB MW MW

MW

20,0

0 0 0

0 0 0

0 0 0

0 0 0

Interkoneksi dengan Grid 150 kV Sistem Khatulistiwa

14,0 4,0 28,1 5,8 3,0 2,8 1,2

3,0 45,1 10,0 7,0 3,0 11,1

58,1 17,0 10,0 7,0 14,0

58,1 17,0 10,0 7,0 9,8

55,1 17,0 10,0 7,0 4,7

55,1 17,0 10,0 7,0 2,5

-3,0 38,0

38,0

38,0

38,0

Neraca Daya Sistem Sambas

425

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN SWD. I 0,34 SWD. II 0,34 , SWD. III 0,40 DEUTZ. II 0,52 DEUTZ MWM 0,50 MTU ( TRAILER ) 0,60 DEUTZ.MWM KHD 1,50 DEUTZ.MWM KHD 1,50 , MITSUBISHI 1,00 MTU II 0,70 MTU III 0,70 PLTD Sewa Sewa Diesel Sewa Diesel Tambahan Pembangkit PLN Relokasi Sewa Diesel Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

Unit

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

113,5 66,2 19,6

120,9 66,2 20,9

128,8 66,2 22,2

137,0 66,2 23,6

145,6 66,2 25,1

154,9 66,2 26,7

Interkoneksi Grid 150 kV Sistem Khatulistiwa 6,0 6,0 4,0 4,0 4,0

4,0

4,0

4,0

GWh % MW

71,6 66,2 12,4

81,4 66,2 14,0

91,8 66,2 15,8

106,2 66,2 18,3

MW MW

15,10 0,40

15,10 0,40

2,00 0,00

2,00 0,00

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD

0,3 0,3 0,4 , 0,5 0,5 0,6 1,5 1,5 1,0 , 0,7 0,7

0,3 0,3 0,4 , 0,5 0,5 0,6 1,5 1,5 1,0 , 0,7 0,7

PLTD PLTD

5,0 2,0

5,0 2,0

2,0

2,0

PLTD

2,0

2,0

MW MW

16,7 2,5 1,5 1,0 1,8

18,7 2,5 1,5 1,0 2,2

MW

Neraca Daya Sistem Ngabang

426

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN MERCEDES (MTU) 0,9 MITSUBISHI 1,6 MERCEDES (MTU) 1,1 11 Sewa Sewa Diesel Tambahan Pembangkit PLN Sewa PLTGB Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

Unit

1 1 1

2011

2012

GWh % MW

20,8 53,8 4,4

23,6 53,9 5,0

MW MW

6,6 0,2

6,6 0,2

PLTD PLTD PLTD

0,9 1,6 11 1,1

0,9 1,6 11 1,1

PLTD

3,0

3,0

PLTGB

60 6,0

MW MW

MW

12,6 2,7 1,6 1,1 55 5,5

2013 26,6 53,9 5,6

2014 30,7 54,0 6,5

2015 32,9 54,0 6,9

2016 35,0 54,1 7,4

2017

2018

37,3 54,2 7,9

-6 Interkoneksi Grid 150 kV Sistem Khatulistiwa 12,6 6,0 6,0 6,0 6,0 2,7 1,6 1,1 49 4,9

39,6 54,2 8,3

2019 42,1 54,3 8,9

2020 44,8 54,4 9,4

Neraca Daya Sistem Sanggau

427

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN SWD BBI SWD BBI DEUTZ MWM M TU MITSUBISHI MITSUBISHI PLTD Sewa Sewa Diesel Sewa Diesel

Unit

1,2 1,2 0,8 0,8 1,2 1,2

Tambahan Pembangkit PLN Sanggau Sewa Relokasi Sewa Diesel Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

1 1 1 1 1 1

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh % MW

74,7 67,5 12,6

84,9 67,5 14,4

95,8 67,5 16,2

110,8 67,5 18,7

118,5 67,5 20,0

126,2 67,5 21,4

134,4 67,4 22,7

143,0 67,4 24,2

152,1 67,4 25,7

161,7 67,4 27,4

MW MW

14,4 0,3

14,4 0,3

8,4 0,3

2,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD

1,2 1,2 0,8 0,8 1,2 1,2

1,2 1,2 0,8 0,8 1,2 1,2

1,2 1,2 0,8 0,8 1,2 1,2

PLTD PLTD

6,0 2,0

6,0 2,0

2,0

7,0

7,0

23,4 8,2 7,0 1,2 0,8

24,4 8,2 7,0 1,2 0,0

Interkoneksi Grid 150 kV Sistem Khatulistiwa 18,0 16,0 16,0 16,0 16,0

16,0

16,0

PLTU PLTD

2,0

MW MW

16,4 2,2 1,2 1,0 1,5

MW

2,0

Neraca Daya Sistem Sintang

428

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN SWD BBI SWD BBI DEUTZ DEUTZ DEUTZ M TU MITSUBISHI MITSUBISHI PLTD Sewa Sewa Diesel

Unit

0,5 1,2 1,5 15 1,5 1,5 1,1 1,3 1,3

Tambahan Pembangkit PLN Sintang 3 Sewa PLTGB Sewa Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

1 1 1 1 1 1 1 1

7

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh % MW

71,4 64,2 12,7

81,1 64,3 14,4

91,5 64,3 16,3

105,9 64,3 18,8

113,3 64,3 20,1

120,8 64,4 21,4

128,6 64,4 22,8

136,9 64,4 24,2

145,6 64,5 25,8

154,9 64,5 27,4

MW MW

15,9 15 9 0,5

15,9 15 9 0,5

99 9,9 0,5

00 0,0 0,0

00 0,0 0,0

0,0 0 0 0,0

0,0 0 0 0,0

0,0 0 0 0,0

0,0 0 0 0,0

0,0 0 0 0,0

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD

0,5 1,2 1,5 15 1,5 1,5 1,1 1,3 1,3

0,5 1,2 1,5 15 1,5 1,5 1,1 1,3 1,3

0,5 1,2 1,5 15 1,5 1,5 1,1 1,3 1,3

PLTD

60 6,0

60 6,0

21,0

21,0

PLTU PLTGB

30 3,0

MW MW

18,9 2,8 1,5 1,3 34 3,4

MW

14,0

7,0

32,9 8,5 7,0 1,5 10 0 10,0

-3 3,0 0 Interkoneksi Grid 150 kV Sistem Khatulistiwa 33,9 24,0 24,0 24,0 21,0 21,0 8,5 7,0 1,5 92 9,2

Neraca Daya Sistem Nanga Pinoh

429

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN DEUTZ MWM DEUTZ MWM DEUTZ MWM MITSUBISHI PLTD Sewa Sewa Diesel Sewa Diesel

Unit

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh % MW

25,1 53,6 5,3

28,6 53,7 6,1

32,3 53,8 6,8

37,4 53,8 7,9

40,0 53,9 8,5

42,7 54,0 9,0

45,5 54,1 9,6

48,5 54,2 10,2

51,6 54,3 10,8

54,9 54,4 11,5

MW MW

63 6,3 0,1

63 6,3 0,1

33 3,3 0,1

33 3,3 0,1

23 2,3 0,1

00 0,0

00 0,0

00 0,0

00 0,0

00 0,0

0,5 0,5 0,5 08 0,8

0,5 0,5 0,5 08 0,8

1 1 1 1

PLTD PLTD PLTD PLTD

0,5 0,5 0,5 08 0,8

0,5 0,5 0,5 08 0,8

0,5 0,5 0,5 08 0,8

0,5 0,5 0,5 08 0,8

1,0 1,0

3 1

PLTD PLTD

3,0 1,0

3,0 1,0

1,0

1,0

Tambahan Pembangkit PLN Nanga pinoh Sewa Relokasi Sewa Diesel Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

2011

PLTGB

6,0

PLTD

2,0

MW MW

8,3 13 1,3 0,8 0,5 1,7

MW

8,3 13 1,3 0,8 0,5 1,0

11,3 13 1,3 0,8 0,5 3,2

-6

11,3 13 1,3 0,8 0,5 2,1

10,3 13 1,3 0,8 0,5 0,6

Interkoneksi Grid 150 kV Sist. Khatulistiwa 8,0 8,0 2,0 2,0

2,0

Neraca Daya Sistem Sekadau Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN DEUTZ MWM 0,5 M TU 0,4 M TU 07 0,7 PLTD Sewa Sewa Diesel

Unit

1 1 1

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

430

GWh % MW

5,8 44,9 1,5

6,6 45,0 1,7

7,6 45,1 1,9

8,2 45,1 2,1

8,7 45,2 2,2

9,3 45,3 2,4

9,9 45,4 2,5

10,6 45,5 2,7

11,3 45,6 2,8

12,3 45,6 3,1

MW MW

4,6 0,1

4,6 0,1

4,6 0,1

3,0 0,0

0,0 0,0

0,0 0,0

0,0 0,0

0,0 0,0

0,0 0,0

0,0 0,0

PLTD PLTD PLTD

0,5 0,4 07 0,7

0,5 0,4 07 0,7

0,5 0,4 07 0,7

PLTD

3,0

3,0

3,0

MW MW

4,4 4 4 1,7 1,0 0,7 1,2

4,4 4 4 1,7 1,0 0,7 1,0

4,4 4 4 1,7 1,0 0,7 0,7

3,0

Tambahan Pembangkit Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

MW

Interkoneksi Grid 150 kV Sistem Khatulistiwa 29 2,9 00 0,0 00 0,0 00 0,0 0,0 0 0

00 0,0

00 0,0

Neraca Daya Sistem Putussibau Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN DEUTZ MWM 0,50 M TU 0,90 M TU 1 00 1,00 Sewa Putussibau

431

Tambahan Pembangkit PLN Riam Badau IPP Putussibau (FTP2) Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

Unit

1 1 1

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh % MW

23,6 59,2 4,6

26,8 59,2 5,2

30,3 59,2 5,8

35,0 59,2 6,8

37,5 59,2 7,2

39,9 59,2 7,7

42,5 59,2 8,2

45,2 59,2 8,7

48,1 59,2 9,3

51,1 59,2 9,9

MW MW

6,4 0,1

6,4 0,1

6,4 0,1

6,4 0,1

3,4 0,1

3,4 0,1

3,4 0,1

3,4 0,1

3,4 0,1

0,0 0,0

PLTD PLTD PLTD

0,5 0,9 10 1,0

0,5 0,9 10 1,0

0,5 0,9 10 1,0

0,5 0,9 10 1,0

0,5 0,9 10 1,0

0,5 0,9 10 1,0

0,5 0,9 10 1,0

0,5 0,9 10 1,0

0,5 0,9 10 1,0

PLTD

PLTMH PLTGB MW MW

MW

4,0

4,0

4,0

4,0

1,0

1,0

1,0

1,0

Interkon eksi Grid 150 kV 1,0 dengan sistem khatulisti wa

02 0,2

6,6 1,9 1,0 09 0,9 0,1

8,0 14,6 1,9 1,0 09 0,9 7,5

14,6 1,9 1,0 09 0,9 6,9

14,6 1,9 1,0 09 0,9 5,9

11,6 1,9 1,0 09 0,9 2,5

11,6 1,9 1,0 09 0,9 2,0

11,6 1,9 1,0 09 0,9 1,5

11,6 1,9 1,0 09 0,9 1,0

11,6 1,9 1,0 09 0,9 0,4

8,2

LAMPIRA AN B AYAH OP PERASI WILA INDO ONESIA TIMUR

Lampiran B ini menjelaskan rencana r pe engemban ngan ssistem kelistrikan di Wilayah Operasi O In ndonesia Timur T

432

LA AMPIRAN B. WILAYAH OP PERASI INDON NESIA TIMUR B1 1. SISTEM INT TERKONEKSI KALIMANTAN N SELATAN, TENGAH DAN TIMUR R (KALSELTE ENGTIM) B1 1.1. Pro oyeksi Kebutuh han Tenaga Listrik B1 1.2. Neraca Daya B1 1.3. Pro oyek-Proyek IP PP Terkendala B1 1.4. Neraca Energi B1 1.5. Capacity Balance e Gardu Induk B1 1.6. Rencana Pengem mbangan Penya aluran B1 1.7. Petta Pengembangan Penyaluran B1 1.8. Analisis Aliran Da aya B1 1.9. Kebutuhan Fisik Pengembangan P n Distribusi B1 1.10. Pro ogram Listrik Perdesaan B1 1.11. Pro ogram Energi Baru B dan Terba arukan B1 1.12. Pro oyeksi Kebutuh han Investasi PE ENJELASAN LAMPIRAN L B1 B2 2. SISTEM INT TERKONEKSI SULAWESI UT TARA, SULAW WESI TENGAH H DA AN GORONTA ALO (SULUTTE ENGGO) DAN SISTEM INTERKONEKSI SU ULAWESI SEL LATAN, SULAW WESI TENGGA ARA DAN SUL LAWESI BARA AT (S SULSELRABAR R) B2 2.1. Pro oyeksi Kebutuh han Tenaga Listrik B2 2.2. Neraca Daya B2 2.3. Pro oyek-Proyek IP PP Terkendala B2 2.4. Neraca Energi B2 2.5. Capacity Balance e Gardu Induk B2 2.6. Rencana Pengem mbangan Penya aluran B2 2.7. Petta Pengembangan Penyaluran B2 2.8. Analisis Aliran Da aya B2 2.9. Kebutuhan Fisik Pengembangan P n Distribusi B2 2.10. Pro ogram Listrik Perdesaan B2 2.11. Pro ogram Energi Baru B dan Terba arukan B2 2.12. Pro oyeksi Kebutuh han Investasi PE ENJELASAN LAMPIRAN L B2 2

433

NERACA DAYA D SISTEM--SISTEM ISOLATED WILAYAH OPERASI O INDO ONESIA TIMUR Sistem Isola ated Provinsi Kalimantan Sela atan Sistem Isola ated Provinsi Kalimantan Teng gah Sistem Isola ated Provinsi Kalimantan Timu ur Sistem Isola ated Provinsi Sulawesi Utara Sistem Isola ated Provinsi Sulawesi Tengah Sistem Isola ated Provinsi Sulawesi Selatan Sistem Isola ated Provinsi Sulawesi Tenggara Sistem Isola ated Provinsi Maluku M Sistem Isola ated Provinsi Maluku M Utara Sistem Isola ated Provinsi Papua Sistem Isola ated Provinsi Papua Barat Neraca Dayya Sistem Isolatted Provinsi NT TB Neraca Dayya Sistem Isolatted Provinsi NT TT

RENCANA A PENGEMBAN NGAN SISTEM M KELISTRIKA AN PER PROVINSI WILAYAH OPERASI IND DONESIA TIMU UR PROVINSI KALIMANTAN K N SELATAN B3. B4. PROVINSI KALIMANTAN K N TENGAH PROVINSI KALIMANTAN K N TIMUR B5. PROVINSI SULAWESI S UT TARA B6. B7. PROVINSI SULAWESI S TE ENGAH PROVINSI GORONTALO G B8. PROVINSI SULAWESI S SE ELATAN B9. PROVINSI SULAWESI S TE ENGGARA B10. B11. PROVINSI SULAWESI S BA ARAT PROVINSI MALUKU M B12. B13. PROVINSI MALUKU M UTA ARA PROVINSI PAPUA P B14. PROVINSI PAPUA P BARA AT B15. PROVINSI NUSA N TENGG GARA BARAT (NTB) ( B16. PROVINSI NUSA N TENGG GARA TIMUR (N NTT) B17. B18. B18.1. B18.2. B18.3. B18.4. B18.5. B18.6. B18.7. B18.8. B18.9. B18.10. B18.11. B18.12. B18.13.

434

LA AMPIRAN N B1

SISTE EM INTER RKONEKS SI KALSEL LTENGTIM M

435

L LAMPIRA AN B1.1

PRO OYEKSI KE EBUTUHA AN TENAG GA LISTR RIK SIST TEM INTER RKONEKSI KALSE ELTENGT TIM

436

P Proyeksi k iK Kebutuhan b t h T Tenaga Li Listrik t ik Sistem Si t Kalseltengtim K l lt ti SISTEM

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

437 4

Wil KALSELTENG Sistem Barito Energi Produksi (GWh Load Factor (%) Beban Puncak (MW)

2,122 67 362

2,475 67 424

2,980 67 504

3,434 68 575

3,746 69 623

4,118 69 680

4,499 70 737

4,919 70 799

5,381 71 868

5,892 71 942

Wil KALTIM Sistem Mahakam Energi Produksi (GWh L dF Load Factor t (%) Beban Puncak (MW)

1,757 70 288

2,246 69 371

2,787 69 460

3,282 69 544

3,686 69 610

4,021 69 666

4,371 69 723

4,744 69 785

5,148 69 852

5,571 69 922

INTERKONEKSI KALSELTENG & KALTIM Energi Produksi (GWh 3,879 Load Factor (%) 68 Beban Puncak (MW) 650

4,720 68 795

5,767 68 964

6,715 69 1,119

7,432 69 1,233

8,139 69 1,346

8,870 69 1,460

9,663 70 1,584

10,530 70 1,719

11,463 70 1,864

LA AMPIRAN N B1.2

N NERACA D DAYA SISTE EM INTERKONEKSI KALSEL LTENGTIM M

438

MW

Grafik Neraca Daya Sistem Kalseltengtim Reserve Margin

3,500

PLTG PLN

PLTG IPP 61%

PLTG IPP PLTA PLN

3,000

63%

PLTU PLN

69%

PLTU IPP

PLTG PLN

75%

PLTU Sewa

2,500

70%

Pembangkit IPP  & Sewa Pembangkit Terpasang  PLN Beban Puncak

2,000

70%

PLTA PLN PLTGU IPP

71% 76%

PLTU PLN

1,500 33% 1,000

500

PLTU IPP

36%

Pembangkit IPP & Sewa

PLTU Sewa

Pembangkit Terpasang PLN 2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

439 439

Neraca Daya Sistem Kalseltengtim No. 1

2

3

4 5

440 • •

Kebutuhan dan Pasokan Kebutuhan Keb t han Produksi Faktor Beban Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang PLN SWASTA IPP Sewa & Excess Power Retired & Mothballed PLTG PLTD Tambahan Kapasitas SEWA Rencana PLTG Bontang (Gas Storage) PLTU Sewa Asam Asam (3x50 MW) PLTU Sewa Kariangau (2x120 MW) PLN On Going Project Pulang Pisau (FTP1) Asam Asam (FTP1) Kaltim Peaking (APBN) Muara Jawa/Teluk Balikpapan (FTP1) Sampit (APBN) Rencana Kaltim (Peaking) Kalsel (Peaking) Bangkanai (FTP2) Kelai (Kaltim) Kusan IPP On Going Mahakam (Senipah) Pangkalan Bun Rencana Kalsel - 1 (FTP2) Embalut (Ekspansi) Kaltim - 2 (FTP2) Kaltim ((MT)) Kalteng - 1 Kaltim (PPP) Jumlah Pasokan (Terpasang) Reserve Margin (Terpasang)

Unit GWh GWh % MW MW

MW MW MW MW

2011 1 798 1.798 3.879 68,1 650 2 738 479 259 85 174 -

PLTG PLTU PLTU

PLTU PLTU PLTG PLTU PLTU

2012 842 4.720 67,8 795 6 752 493 259 85 174 -

2015 2 666 2.666 7.432 68,8 1.233 3 355 270 85 85 90 90

2016 2 916 2.916 8.139 69,0 1.346 3 355 270 85 85 -

2017 3 191 3.191 8.870 69,4 1.460

2018 3 191 3.191 9.663 69,6 1.584

2019 3 191 3.191 10.530 69,9 1.719

2020 3 191 3.191 11.463 70,2 1.864

355 270 85 85 -

355 270 85 85 -

355 270 85 85 -

355 270 85 85 -

150 240

60

60

130 100 220 50 50 50 140

70

70 75

75

65

82 14

PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU MW %

2014 2 439 2.439 6.715 68,5 1.119 3 445 360 85 85 30 30

100

PLTG PLTG PLTG PLTA PLTA

PLTG PLTU

2013 2 232 2.232 5.767 68,3 964 3 621 390 231 85 146 102 20 82

100

100

100

100

50 55 *)) 200 200 882 36

1.056 33

1.697 76

1.911 71

*) Kemungkinan bisa masuk lebih awal 1 unit tahun 2013 **) Kemungkinan tidak jalan, tidak diperhitungkan dalam reserve i

2.091 70

2.291 70

2.556 75

2.681 69

2.806 63

3.006 61

L LAMPIRA AN B1.3

P PROYEK-PROYEK K IPP TERKENDALA A SIS STEM INTE ERKONEK KSI KALS SELTENG GTIM

441

B1.3

Proyek-proy yek IPP Yang Terkendala T

gelolaan proyekk IPP terdapatt beberapa pro oyek pembangkkit IPP Dalam peng yang Perjan njian Pembelian n Tenaga Listrrik (PPTL) nya mengalami ke endala. IPP dengan PPTL terkenda ala dikategorikkan dalam 3 kategori, yaitu: • Ka ategori 1: tah hap operasi yaitu y tahap dimana d IPP sudah beroperasi namun n bermasalah. • Ka ategori 2, tahap p konstruksi dim mana IPP suda ah mencapai fin nancial clo osing tapi tidak kunjung konstrruksi. • Ka ategori 3, tahap p pendanaan dimana IPP sudah memiliki PPTL namun tidak kunjung mencapai financial closin ng (FC). Pembangkitt IPP yang terke endala di sistem m Kalseltengtim m adalah, • PL LTU Embalut 2xx22,5 MW masuk dalam kateg gori 1 • PL LTU Tanah Gro ogot 2x7 MW masuk m dalam ka ategori 2 • PL LTU Pangkalan Bun 2x5,5 MW W masuk dalam m kategori 2 • PL LTA MT Kaltim 2x27,5 MW ma asuk dalam kattegori 3 Saat ini pen nyelesaian IPP terkendala terssebut sedang diproses d oleh Komite K Direktur unttuk IPP dan Kerjasama K Kem mitraan dan sebagian dianta aranya sudah dalam m tahap penyelesaian akhir.

442

LA AMPIRAN N B1.4

NE ERACA ENERGI SISTE EM INTER RKONEKSI KALSEL LTENGTIM M

443

Proyeksi Neraca Energi Sistem Kalseltengtim (GWh)

444 4

Jenis

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Batubara

1.547

2.365

3.172

4.314

5.065

5.884

6.599

7.219

7.770

8.686

Gas

185

333

1 309 1.309

1 628 1.628

1 658 1.658

1 444 1.444

1 445 1.445

1 442 1.442

1 442 1.442

1 448 1.448

LNG

-

156

155

156

155

156

156

234

310

311

HSD

778

705

247

238

234

230

235

227

229

238

MFO

998

734

456

5

-

-

-

-

-

-

Geot.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Hydro

106

106

106

106

106

300

300

540

780

780

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer Sistem Kalseltengtim

Jenis

Satuan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

Batubara

10^3 ton

1.054

1.594

2.259

3.171

3.648

4.012

4.546

4.928

5.319

5.872

3

5

12

13

13

14

13

13

13

13

2

2

1

1

1

1

1

2

3

Gas

bcf

LNG

-

2020

445 4

HSD

10^3 kl

271

233

52

19

19

15

18

14

15

18

MFO

10^3 kl

242

198

124

10

7

4

6

3

3

6

Geot.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Hydro

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

L LAMPIRA AN B1.5

C CAPACITY Y BALAN NCE GARD DU INDUK K SISTEM INTE ERKONEK KSI KALS SELTENGT TIM

446

Capacity Balance Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah CAPACITY No.

1

2

3

4

NAMA [perGI.xls]GI [ l]

TEG (KV)

150/20

GI CEMPAKA   ‐ Beban Puncak ( MW )

70/20

GI BANJARMASIN   ‐ Beban Puncak ( MW )

70/20

GI TRISAKTI   ‐ Beban Puncak ( MW )

70/20

GI TRISAKTI   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

GI MANTUIL   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

GI SEBERANG BARITO   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

GI SELAT   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

447 4

[perGI.xls]GI CEMPAKA   ‐ Beban Puncak ( MW )

5

6

7

8

Jml

1

2011

Kap [MVA]

Total  Total Kap [MVA]

60

60

Peak Peak  Load [MW]

Add Add  Trafo [MVA]

2012 Peak Peak  Load [MW]

Add Add  Trafo [MVA]

2013

2014

Peak Peak  Peak Peak  Add Trafo Load Load [MVA] [MW] [MW]

Add Add  Trafo [MVA]

2015 Peak Peak  Load [MW]

2016

Add Add  Trafo [MVA]

Peak Peak  Load [MW]

Add Add  Trafo [MVA]

2017

2018

2019

2020

Peak Peak  Peak Peak  Peak Peak  Peak Peak  Add Trafo Add Trafo Add Trafo Add Trafo Load Load Load Load [MVA] [MVA] [MVA] [MVA] [MW] [MW] [MW] [MW]

31.4 58%

33.1 61%

34.6 64%

39.9 74%

37.7 70%

41.6 77%

45.5 42%

60.0

49.8 46%

54.7 51%

59.9 55%

1 2.0

10 10 6.0    12.00        ‐ 22

8.2 42%

8.3 42%

9.0 45%

9.9 50%

10.1 51%

10.7 54%

11.1 56%

11.6 59%

12.2 61%

12.7 64%

1 1.0 1 1

6 10.0 20 30

35.3 59%

36.1 61%

40.0 49%

uprating dari  6 MVA 30.0 44.8 55%

46.8 58%

50.3 62%

53.5 66%

57.0 52%

uprating 10 MVA 30.0 60.8 55%

64.7 65%

2 1.0 2

6 15.0 10

21.0 50%

21.6 51%

21.2 50%

27.4 65%

28.9 68%

31.3 45%

1

60

28.1 52%

29.3 54%

33.0 61%

37.7 70%

40.2 37%

26.2 49%

27.6 51%

19.5 36%

22.4 42%

14.3 40%

14.2 39%

15.0 42%

10.4 23%

11.0 24%

12.5 28%

2

2

1

30

20

20

6 10 20 30 66 12 15 20 47

uprating beban dipindah ke GI Trisakti 150 30.0 22.6 24.3 33% 35%

26.2 38%

28.2 41%

60 60.0

43.9 41%

58.6 I  54%

63.6 59%

69.1 64%

75.0 69%

24.1 45%

26.6 49%

29.1 54%

31.9 59%

35.0 65%

38.4 36%

16.3 45%

16.6 46%

17.3 48%

17.9 50%

18.5 51%

19.1 53%

19.8 55%

14.4 32%

15.5 34%

17.1 38%

18.7 42%

20.5 46%

22.5 50%

24.7 55%

60

40

20

60.0

Capacity Balance Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah CAPACITY No.

9

10

11

12

448 4

13

14

15

16

TEG (KV)

Jml

Kap [MVA]

GI PALANGKARAYA   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

2

30

GI BARIKIN   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

G JU G GI TANJUNG   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20 50/ 0

GI AMUNTAI   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

GI ASAM‐ASAM   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

GI PELAIHARI   ‐ Beban Puncak ( MW ) Beban Puncak ( MW )

150/20

GI RANTAU/BINUANG   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

NAMA [perGI.xls]GI

GI TAPPING PULANG PISAU 150/20   ‐ Beban Puncak ( MW )

2

1

1

2

1

1

1

30

30

30

10

30

30

10

2011 Total  Peak  Kap Load [MVA] [MW]

Add  Trafo [MVA]

2012

2013

2014

2015

2016

2017

Peak  Add  Peak  Peak  Add  Peak  Add  Peak  Add  Add Trafo Load Trafo Load Load Trafo Load Trafo Load Trafo [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA]

2018

2019

2020

Peak  Peak  Peak  Peak  Add Trafo Add Trafo Add Trafo Add Trafo Load Load Load Load [MVA] [MVA] [MVA] [MVA] [MW] [MW] [MW] [MW]

60 15.3 28%

36.7 68%

41.8 0 77 0.77

30.2 56%

32.4 60%

35.8 66%

28.2 52%

30.9 57%

33.9 63%

37.2 69%

29.3 54%

30.3 56%

25.2 47%

28.5 53%

30.1 56%

32.6 60%

35.0 65%

37.6 46%

Uprating dari 30 MVA 60.00 40.5 50%

43.6 54%

17.6 65%

18.4 68%

20.7 38%

koordinnasi dg pikitring change amuntai oo d as dg p t g c a ge a u ta 30.0 23.7 25.2 44% 47%

27.6 51%

29.9 55%

32.5 60%

35.3 65%

38.3 35%

15.3 57%

12.7 47%

14.3 53%

16.3 60%

17.4 64%

19.0 35%

20.6 38%

22.4 41%

24.3 45%

26.4 49%

12.7 35%

13.2 37%

14.7 41%

16.6 46%

17.6 49%

19.0 53%

20.4 57%

22.0 61%

23.7 66%

25.5 40%

11.11 11 41%

11.66 11 43%

13.00 13 48%

14.99 14 55%

15.99 15 59%

17.44 17 64%

18.88 18 35%

30 0 30.0

20.44 20 38%

22.22 22 41%

24.11 24 45%

12.3 46%

12.7 47%

14.2 53%

16.1 59%

16.9 63%

18.4 68%

19.7 37%

30.0

21.2 39%

22.8 42%

24.6 45%

3.6 40%

3.7 41%

4.0 45%

4.5 50%

4.7 52%

5.0 56%

5.3 59%

5.6 62%

6.0 66%

6.3 23%

60

30

60.0

30 30.0

20 30.0

30

30

10

Uprating d 30.0

Capacity Balance Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah CAPACITY TEG (KV)

No.

NAMA [perGI.xls]GI

17

GI BATULICIN   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

GI KAYU TANGI   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

GI SAMPIT   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

GI KASONGAN   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

GI PANGKALAN BUN   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

GI BUNTOK/AMPAH   ‐ Beban Puncak ( MW ) Beban Puncak ( MW )

150/20

GI MUARA TEWEH   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

18

19

20

449 4

21

22

23

24

GI PALANGKARAYA II [New] 150/20   ‐ Beban Puncak ( MW )

2011

Total  Peak  Total Peak Kap Jml Kap Load [MVA] [MVA] [MW] 1

1

1

1

1

1

1

1

30

30

30

30

30

30

30

60

Add  Add Trafo [MVA]

2012

2013

2014

2015

2016

Peak  Add  Peak Add Peak  Peak Peak Add  Peak  Add Peak  Peak Add  Add Peak  Peak Add  Add Add Trafo Load Trafo Load Load Trafo Load Trafo Load Trafo [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA]

2017

2018

2019

2020

Peak  Peak Peak Peak  Peak Peak  Peak Peak  Add Trafo Add Trafo Add Trafo Add Trafo Load Load Load Load [MVA] [MVA] [MVA] [MVA] [MW] [MW] [MW] [MW]

30 0.0 0%

14.3 53%

16.1 60%

18.4 68%

19.6 36%

10.3 38%

10.8 40%

12.3 46%

14.2 53%

0.0 0%

18.8 70%

21.4 40%

0.00 0%

10.4 38%

30.0

21.4 40%

23.3 43%

25.2 47%

27.4 51%

29.8 55%

15.3 57%

16.9 63%

18.5 34%

20.2 37%

22.2 41%

24.3 45%

24.7 46%

26.5 49%

29.3 54%

32.1 59%

35.1 43%

p g uprating dari 30 MVA 60.0 38.5 48%

42.2 52%

11.8 44%

13.6 51%

14.7 54%

16.2 60%

17.7 66%

19.4 36%

0.0 0%

16.4 61%

18.8 70%

20.2 37%

22.2 41%

24.1 45%

00.00 0%

00.00 0%

00.00 0%

12.11 12 45%

13.11 13 49%

14.66 14 54%

0.0 0%

0.0 0%

0.0 0%

9.1 34%

9.8 36%

0.0 0%

0.0 0%

0.0 0%

18.1 33%

19.4 36%

30 30.0

30 30.0

30 30.0

21.3 39%

23.3 43%

26.3 49%

28.7 53%

31.4 58%

16.11 16 60%

17.88 17 66%

19.77 19 37%

10.8 40%

11.8 44%

12.9 48%

14.2 53%

21.4 40%

34.4 64%

37.7 70%

41.4 38%

30 30.0

30 30 0 30.0

21.88 21 40%

30 15.6 58%

60 60.0

45.4 42%

Capacity Balance Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah CAPACITY TEG (KV)

Jml

25 GI KUALA KURUN   ‐ Beban Puncak ( MW )

150/20

1

26 GI KANDANGAN   ‐ Beban Puncak ( MW )

/ 150/20

No.

NAMA [perGI.xls]GI

450 4

27 GI BANDARA   ‐ Beban Puncak ( MW )

28 GI KOTABARU   ‐ Beban Puncak ( MW )

TOTAL BEBAN GI GI KONSUMEN .BESAR GI UMUM    Beban Puncak GI DIVERSITY FACTOR DIVERSITY FACTOR

150/20

70/20

1

1

1

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Total  Peak  Add  Peak  Add  Peak  Peak  Add  Peak  Add  Peak  Add  Peak  Peak  Peak  Peak  Kap Add Trafo Add Trafo Add Trafo Add Trafo Add Trafo Kap Load Trafo Load Trafo Load Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Load Load Load [MVA] [MVA] [MVA] [MVA] [MVA] [MVA] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MW] [MW] [MW] 30

30

60

30

30 0.0 0%

0.0 0%

0.0 0%

0.0 0%

6.0 22%

6.3 23%

6.8 25%

7.4 27%

8.0 30%

8.7 32%

0%

0%

8.6 32%

10.0 37%

10.7 40%

11.8 44%

12.9 48%

14.2 53%

15.6 58%

17.0 63%

0%

0%

14.9 28%

17.1 32%

23.5 44%

25.8 48%

28.0 52%

30.5 56%

33.2 61%

36.1 67%

0%

0%

14.6 54%

17.7 30.0 33%

19.7 36%

20.6 38%

21.4 40%

22.3 41%

23.2 43%

24.1 45%

302.6 0.0 302.6 327.6 0 92 0.92

0.0 374.6 0.0 374.6 371.6 1 01 1.01

0.0 448.9 0.0 448.9 443.6 1 01 1.01

30

60

30

90.0 537.5 0.0 537.5 507.8 1 06 1.06

30.0 578.6 120.0 630.6 0.0 0.0 578.6 630.6 556.6 608.3 1 04 1.04 1 04 1.04

60.0

682.5 0.0 682.5 660.3 1 03 1.03

150.0

739.0 0.0 739.0 716.9 1 03 1.03

180.0

801.7 0.0 801.7 779.8 1 03 1.03

90.0

869.0         180 0.0 869.0 847.4 1 03 1.03

Capacity Balance Sistem Kalimantan Timur CAPACITY No.

Substation

No

Unit

2011 Total

Peak

Size

2012

Add

Peak

Transf

(MVA) (MVA)

(MW)

(MVA)

2013

Add

Peak

Transf (MW)

(MVA)

2014

Add

Peak

Transf (MW)

(MVA)

Add

2015 Peak

Transf (MW)

(MVA)

Add

2016 Peak

Transf (MW)

(MVA)

Add

2017 Peak

Transf (MW)

(MVA)

Add

2018 Peak

Transf (MW)

(MVA)

Add

2019 Peak

Transf (MW)

(MVA)

2020

Add

Peak

Transf (MW)

(MVA)

(MW)

SISTEM MAHAKAM uprating 30 MVA 1.

GI Gn Malang / Industri 1992

150/20

1

60

1

20

1

30

110

60

57.4

64.9

66.0

77.5

77.5

77.5

77.5

77.5

77.5

77.5

71%

60%

61%

72%

72%

72%

72%

72%

72%

72%

36.2

40.9

41.4

48.6

55.7

60.7

66.6

72.9

79.1

86.4

31%

41%

35%

42%

48%

52%

57%

62%

68%

74%

24.3

27.5

28.8

33.8

38.7

42.2

26.2

30.6

35.0

40.0

45%

51%

53%

63%

72%

78%

49%

57%

65%

74%

35.5

40.3

47.4

55.7

63.7

69.5

76.2

83.5

90.6

66%

75%

44%

52%

59%

64%

71%

77%

56%

61%

-

-

-

BEBAN LEWAT PLTD

2.

GI Batakan/Manggar Sari 1992

150/20

2

20

1

30

1

60

130

BEBAN LEWAT PLTD

3.

GI Karang Joang/Giri Rejo 1993

451 4

4.

150/20

GI Sei Keledang/Harapan Baru 1993

150/20

1

30

1

30

1

30

1

30

60

60

BEBAN LEWAT PLTD

5

GI Karang Asem/Tengkawang 1996

150/20

1

30

1

30

1

60

120

BEBAN LEWAT PLTD

6

GI Tanjung Batu/Embalut 1996

150/20

1

30

1

30

1

30

60

84.6

60

60

60

98.9

83.0

97.0

112.6

126.0

127.9

121.5

117.3

104.8

84.7

52%

51%

60%

70%

78%

79%

75%

72%

65%

52%

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

9.7

11.0

12.9

15.2

17.4

19.0

20.8

22.8

24.7

27.0

18%

20%

24%

28%

32%

35%

39%

42%

46%

50%

13.7

16.2

19.0

21.8

23.7

26.0

28.5

30.9

33.8

31%

36%

42%

48%

53%

58%

63%

69%

75%

BEBAN LEWAT PLTD

7

GI Palaran/Bukuan 1996

150/20

30

12.1 27%

20

Add Transf (MVA)

Capacity Balance Sistem Kalimantan Timur CAPACITY No.

Substation

No

Unit

2011 Total

Peak

Size

2012

Add

Peak

Transf

2013

Add

Peak

Transf

2014

Add

Peak

Transf

Add

2015 Peak

Transf

2016

Add

Peak

Transf

Add

2017 Peak

Transf

2018

Add

Peak

Transf

Add

2019 Peak

Transf

2020

Add

Peak

Transf

Add Transf

(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) 8

GI Tenggarong / Bukit Biru 2007

150/20

1

30

30

16.2

18.4

21.7

60%

68%

40%

13.1

17.2

49%

32%

30

25.4

29.1

31.8

34.8

38.1

41.4

45.2

47%

54%

59%

64%

71%

77%

84%

22.5

29.4

41.5

54.4

71.3

93.4

42%

55%

77%

50%

66%

58%

75%

15.4

16.8

19.2

21.1

23.2

25.4

27.8

30.4

57%

62%

71%

78%

43%

47%

51%

56%

32.6

37.1

40.7

44.5

48.5

53.0

57.7

60%

69%

75%

55%

60%

65%

71%

Rencana Tambahan GI

9

GI Sambutan 2010

10.0 150/20

452 4

10 GI Kuaro / Tanah Grogot 2011

150/20

11 GI Bontang 2011

37%

30

14.2

19.7 150/20

30

53%

30

73%

14.5 150/20

13 GI Petung 2011

10.7 150/20

14 GI New Industri / Balikpapan 2013

150/20

40%

30

47%

12 GI Sangatta 2012

25.4

30

30

30

60

30

30

122.3

15.9

18.2

19.9

21.8

23.8

26.0

28.4

54%

59%

67%

74%

40%

44%

48%

53%

11.8

13.0

14.9

16.3

17.9

19.5

21.3

44%

48%

55%

60%

66%

72%

40%

19.2

48.6

58.7

68.6

71%

60%

72%

51%

11.2 42%

30

30

60

60

30

23.3 43%

60

80.2 59%

30

Capacity Balance Sistem Kalimantan Timur CAPACITY No.

Substation

No

Unit

2011 Total

Peak

Size (MVA) (MVA) 15

16

(MW)

150/20

(MVA)

2013

Add

Peak

Transf

2014

Add

Peak

Transf

Add

Peak

Transf

Peak

2018

21 9 21.9

22%

24%

26%

29%

31%

34%

37%

41%

28.1

30.7

33.6

36.8

40.0

43.7

52%

57%

62%

68%

74%

81%

30

(MW)

(MVA)

30

(MW)

15.1

22.8

37%

56%

42%

34.4 64%

TOTAL BEBAN PUNCAK GI UMUM

286.1

368.6

448.5

526.4

602.1

657.1

720.6

788.9

857.0

935.8

TOTAL BEBAN PUNCAK KONSUMEN

275.1

354.2

430.1

508.6

578.3

634.4

693.3

756.3

825.4

897.9

1.04

1.04

1.04

1.04

1.04

1.04

1.04

1.04

1.04

1.04

DIVERSITY FACTOR

453 4

SISTEM BERAU

17

GI Berau / Tj Redep 2013

18

20.7 150/20

GI Bulungan / Tj Selor

30

77%

30

27.2

29.7

32.4

46%

50%

55%

60%

11.1

12.2

13.3

14.6

15.9

41%

45%

49%

54%

59%

TOTAL BEBAN PUNCAK GI UMUM

30.9

33.9

37.1

40.5

44.3

48.3

TOTAL BEBAN PUNCAK KONSUMEN

30.9

33.9

37.1

40.5

44.3

48.3

DIVERSITY FACTOR

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

150/20

30

24.9

42%

38%

2011

10.1

22.8

Add Transf

20 1 20.1

10.0

(MVA)

Peak

18 4 18.4

150/20

(MW)

Add Transf

16 9 16.9

GI New Samarinda

(MVA)

Peak

15 5 15.5

30

(MW)

Add Transf

14 2 14.2

46%

(MVA)

Peak

13 1 13.1

24.6

(MW)

Add Transf

2020

12 0 12.0

30

(MVA)

Peak

2019

(MW)

78%

(MW)

Add Transf

2018

60

20.9

(MVA)

Add Transf

2017

(MVA)

150/20

(MW)

2016

11 0 11.0 20%

(MVA)

2015

(MW)

GI Kariangau 2012

17

Peak

Transf

GI PLTG Sembera S b 2012

Add

2012

(MVA)

LA AMPIRAN N B1.6

RENCA ANA PENGEMBAN NGAN PEN NYALURA AN SISTE EM INTER RKONEKS SI KALSEL LTENGTIM M

454

Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur (kms) T Tegangan T/L 500 kV

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

J l h Jumlah

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

T/L 275 kV T/L 150 kV

328

1859

878

T/L 70 kV Jumlah

1046

240

138

236.5

510

5235.5

80 328

1859

958

80 1046

240

138

236.5

510

0

0

5315.5

455 4

(MVA) Tegangan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Jumlah

500/275 kV

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

275/150 kV

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

270

60 450

180

60 270

60

30

30

570

210

360

150/70 kV 150/20 kV

140

70/20 kV Jumlah

140

270

120 120

330

30

240

30

2060 120

120

330

30

240

30

2300

Rencana Pengembangan Penyaluran Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur Propinsi

Area

Dari

Ke

Tegangan

Conductor

kms

Juta US$

COD

Status

Sumber

456 4

Kalsel

Kalselteng Barikin

Amuntai

150 kV

2 cct, ACSR 1x240 mm2

66

5,87

2011

Operasi

APLN

Kalsel

Kalselteng Seberang Barito

Kayutangi

150 kV

2 cct, ACSR 1x240 mm2

42

3,74

2011

Operasi

APLN

Kalsel

Kalselteng PLTU Asam-asam (Perpres)

Mantuil

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

220

26,98

2011

Operasi

APLN

Kalsel

Kalselteng Asam-asam

Batu licin

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

248

30,41

2012

on going

APBN

Kalsel

Kalselteng Tanjung

Perbatasan

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

284

34,83

2012

on going

ADB

Kalsel

Kalselteng Rantau

Incomer 2 phi (Barikin - Cempaka)

150 kV

4cct, ACSR 2 x 240 mm2

2

0,25

2012

Planned

Unall

Kalsel

Kalselteng Up rating Asam-Asam

Pelaihari-Cempaka-Mantuil

150 kV

2cct, ACCC 460 mm2

180

30,00

2013

Planned

Unall

Kalsel

Kalselteng Batu Licin

Landing point P. Laut

70 kV

2cct, ACCC 460 mm2

6

4,50

2013

Planned

Unall

Kalsel

Kalselteng Landing point P. Laut

Kotabaru

70 kV

2cct, ACCC 460 mm2

74

6,59

2013

Planned

Unall

Kalsel

Kalselteng PLTU Kalsel Baru-1(FTP 2)

Tanjung

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

100

12,26

2014

Planned

IPP

Kalsel

Kalselteng Barikin

Kayutangi

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

240

29,43

2014

Planned

Unall

Kalsel

Kalselteng PLTA Kusan

Single phi (Cempaka - Rantau)

150 kV

2cct, ACSR 1 x 240 mm2

138

12,28

2016

Planned

Unall

Kalsel

Kalselteng Reconduktor Cempaka *)

Barikin

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

212,5

26,06

2017

Planned

Unall

Kalteng Kalselteng Palangkaraya

Sampit

150 kV

2 cct, ACSR 2x240 mm2

346

30,79

2012

on going

APBN

Kalteng Kalselteng Kasongan

Incomer phi (Sampit - P raya)

150 kV

2cct, ACSR 2x 240 mm2

2

0,25

2012

on going

APBN

Kalteng Kalselteng Tanjung

Buntok

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

260

31,88

2012

Planned

APBN

Kalteng Kalselteng Sampit

Pangkalan Bun

150 kV

2cct, ACSR 1 x 240 mm2

344

30,62

2013

Planned

APBN

K lt Kalteng K l lt Kalselteng PLTGU B Bangkanai k i

M Muara T Tewehh

150 kV

2 t ACSR 22x240 2cct, 240 mm22

100

12 26 12,26

2013

Pl Planned d

APLN

Kalteng Kalselteng Muara Teweh

Buntok

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

220

26,98

2013

Planned

APBN

Kalteng Kalselteng PLTU P.Pisau

Incomer 2 phi (P. Raya -Selat)

150 kV

4cct, ACSR 1 x 240 mm2

4

0,36

2013

on going

APLN

Kalteng Kalselteng Palangkaraya [New]

Incomer phi (Selat - P raya)

150 kV

2cct, ACSR 1 x 240 mm2

2

0,18

2014

Planned

Unall

Kalteng Kalselteng Muara Teweh

Puruk Cahu

150 kV

2cct, ACSR 2 x 240 mm2

94

8,37

2014

Propose

APBN

Rencana Pengembangan Penyaluran K li Kalimantan t S Selatan, l t T Tengah h dan d Timur Ti Propinsi

Area

Dari

Ke

Tegangan

Conductor

kms

Biaya MUSD

COD

Status

Sumber

457 4

Kalteng Kalselteng Puruk Cahu

Kuala Kurun

150 kV

2cct, ACSR 12x 240 mm2

196

17.44

2014

Planned

Unall

Kalteng Kalselteng PLTU Sampit

Sampit

150 kV

2cct, ACSR 1 x 240 mm2

40

3.56

2014

Planned

APBN

Kalteng Kalselteng PLTU Kalteng 1

Kasongan

150 kV

2cct, ACSR 2x 240 mm3

120

10.68

2014

Planned

APBN

Kalteng Kalselteng Kasongan

Kuala Kurun

150 kV

2cct, ACSR 2x 240 mm2

240

7.60

2015

Planned

Unall

Kaltim

Kaltim

Karang Joang

Kuaro

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

310

38.01

2012

on going

ADB

Kaltim

Kaltim

Kuaro

Perbatasan

150 kV

2cct, ACSR 2 x 240 mm2

93

11.40

2012

on going

ADB

Kaltim

Kaltim

Bontang

Sambutan

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

180

22.07

2012

Plan

APBN

Kaltim

Kaltim

GI Sembera

incomer Sambutan - Bontang

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

14

1.72

2012

plan

APBN

Kaltim

Kaltim

PLTG Senipah

incomer Manggar Sari - K.Joang

150 kV

2 cct, ACSR 2x240 mm2

90

11.04

2012

Plan

IPP

Kaltim

Kaltim

Petung

Incomer 2 phi (Karjo - Kuaro)

150 kV

2cct, ACSR 2 x 240 mm2

6

0.74

2012

Plan

APBN

Kaltim

Kaltim

PLTU Teluk Balikpapan

Incomer 2 phi (Karjo - Kuaro)

150 kV

4cct, ACSR 2x240 mm2

8

0.49

2012

Plan

APLN

Kaltim

Kaltim

Up rating Teluk Balikpapan K. Joang

150 kV

2cct, ACSR 2xZebra

16

1.60

2012

Plan

APLN

Kaltim

Kaltim

PLTU Kaltim 2 (FTP-2)

Bontang

150 kV

2 cct, ACSR 2x240 mm2

30

3.70

2013

Plan

IPP

Kaltim

Kaltim

PLTG Senipah

Bukuan/Palaran

150 kV

2 cct, ACSR 2x240 mm2

120

9.29

2014

Plan

APLN

Kaltim

Kaltim

Harapan Baru

Bukuan

150 kV

Up rating mejadi Twin Hawk

24

5.35

2014

Plan

Unall

Kaltim

Kaltim

Tenggarong gg g

Kota Bangun g

150 kV

2cct,, ACSR 1x240 mm2

110

8.90

2014

Plan

APBN

2cct, ACSR 2x240 mm2

16

1.96

2017

Plan

Unall

2cct, ACSR 2x240 mm2

8

0.98

2017

Plan

IPP

2cct, ACSR 2x240 mm2

90

11.04

2018

Plan

Unall

14.24

2018

Plan

Unall

31.88

2018

Plan

Unall

Kaltim Kaltim Kaltim

Kaltim Kaltim Kaltim

New Samarinda PLTU Kaltim (PPP) Bontang

Sambutan Incomer 2 pi (Senipah-Palaran/Bukuan) Sangatta

150 kV 150 kV 150 kV

Kaltim

Kaltim

Berau

Tanjung Selor

150 kV

2cct, ACSR 1x240 mm2

160

Kaltim

Kaltim

PLTA Kelai

Sangatta

150 kV

2cct, ACSR 2x240 mm2

260 60

Rencana Pengembangan Gardu Induk Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur Propinsi

458 4

Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel Kalsel

Nama Gardu Induk Amuntai (GI baru ) Barikin Ext LB Kayu Tangi (GI baru ) Seberang Barito Ext LB Asam asam Diameter 3 CB Asam asam Diameter 2 CB Asam-asam Ext LB Mantuil Ext LB Batu licin (GI Baru) Asam-asam Ext LB Tanjung Ext LB (Perbatasan) Batulicin (IBT) Kotabaru Tanjung Tanjung Ext LB Tanjung Ext LB (PLTU IPP) Banjarmasin Cempaka Kotabaru Rantau (Rekonfigurasi) Rantau (NEW LINE) Kayutangi Trisakti Batulicin Trisakti IBT Mantuil p g) Trisakti ((Uprating) Barikin Amuntai Rantau Kayutangi

Tegangan

Baru/Extension

Kap

Biaya MUSD

COD

Status

Sumber

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/70 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/70 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

New Extension New Extension Extension Extension Extension Extension New Extension Extension New New Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension

30 2 LB 30 2 LB 3 CB 2 CB 2 LB 2 LB 30 2 LB 2 LB 60 30 30 2 LB 2 LB 30 60 30 2 LB 2 LB 2 LB 60 30 60 60 30 60 30 30 30

2,62 1,23 2,62 1,23 1,62 1,35 1,23 1,23 2,62 1,23 1,23 2,68 2,62 1,39 1,23 1,23 1,26 2,10 1,23 1,23 1,23 1,23 2,10 1,39 2,10 2,10 2,10 2,10 1,39 1,39 1,39

2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2017 2017

Operasi Operasi Operasi Operasi On Going On Going Operasi Operasi On Going On Going Planned Planned Planned Planned Planned Planned Planned Planned Planned Planned Planned Planned Planned Proposed Planned Proposed Proposed p Proposed Proposed Planned Planned

APBN APBN APBN APLN APLN APLN APLN APLN APBN APLN Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall IBRD Unall IBRD IBRD IBRD IBRD Unall Unall

Rencana Pengembangan Gardu Induk Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur Propinsi

459 4

Kalsel Kalsel Kalsel Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kalteng Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim

Nama Gardu Induk Asam asam Rantau Ext LB (Kusan) Pelaihari Kasongan Kasongan Sampit (GI Baru) Palangkaraya Ext LB Pangkalan Bun (GI Baru) Sampit Ext LB Buntok (GI Baru) Muara Teweh (GI Baru) Buntok Ext LB Muara Teweh Ext LB (PLTGU) Sampit Palangkaraya (GI Baru) Palangkaraya New Ext LB Pangkalan Bun (GI Baru) Kuala Kurun (GI Baru) Muara Teweh Ext LB Sampit Ext LB (PLTU ) Puruk Cahu Bukuan/Palaran Ext LB Sambutan Bukuan/Palaran g Joang/Giri g Rejo j Ext LB Karang Kuaro / Tanah Grogot Petung Sambutan Ext LB Bontang

Tegangan

Baru/Extension

Kap

Biaya MUSD

COD

Status

Sumber

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Extension Extension Extension New New New Extension New Extension New New Extension Extension Extension New Extension Extension New Extension Extension Extension Extension New Ekst Relocating Extension New (4 LB) New Extension New

30 2 LB 30 30 4LB 30 2 LB 30 2 LB 30 30 2 LB 2 LB 30 60 2 LB 30 30 2 LB 2 LB 30 2 LB 30 20 2 LB 30 30 2 LB 30

1,39 1,23 1 39 1,39 2,62 5,24 2,62 1,23 2,62 1,23 2,62 2,62 1,23 1,23 2,10 3,34 1,23 1,39 2,62 1,23 1,23 2,62 1,23 2,62 0,52 1,23 , 3,85 1,75 1,23 2,62

2017 2017 2017 2011 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2015 2015 2014 2015 2015 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012

Planned Planned Proposed On Going On Going On Going On Going Planned Planned Planned Planned Planned Planned Planned Planned Planned Proposed Proposed Planned Planned Proposed Planned Operasi Plan On Going g On Going Plan On Going On Going

Unall Unall IBRD APBN APBN APBN APBN APBN APLN APBN APBN APBN APLN Unall Unall Unall IBRD IBRD Unall APLN IBRD APLN APBN APLN APLN APLN APBN APBN APBN

Rencana Pengembangan Gardu Induk Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur Propinsi

460 4

Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim K lti Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim Kaltim

Nama Gardu Induk GI PLTG Sambera Industri/Gunung Malang Sei Kleidang / Harapan Baru Tengkawang/Karang Asem Sambutan Bontang Bontang Ext LB Kariangau / Tel. Balikpapan Tenggarong / Bukit Biru Kariangau / Teluk Balikpapan Kota Bangun Berau / Tj Redep Bulungan / Tj Selor New Industri Berau / Tj Redep Sambutan Kuaro / Tanah Grogot Bontang New Industri N New S Samarinda i d Sangatta Sambutan Ext LB Petung New Samarinda Sambutan New Industri Sei Kleidang / Harapan Baru Tenggarong / Bukit Biru

Tegangan

Baru/Extension

150/20 kV New (4 LB - 2x30) 150/20 kV Uprating 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension 150/20 kV New 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension 150/20 kV New 150/20 kV New 150/20 kV New 150/20 kV New 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension 150/20 kV N New 150/20 kV New 150/20 kV Ekstension 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension 150/20 kV Extension

Kap

Biaya MUSD

COD

Status

Sumber

60 60 60 60 30 30 2 LB 30 30 30 30 30 30 30 30 60 30 30 60 30 30 2 LB 30 30 60 60 60 30

4,57 2,10 2,10 2,10 1,39 1,39 1,23 2,62 1 39 1,39 1,39 1,75 2,62 2,62 2,62 1,39 2,10 1,39 1,39 2,10 2 62 2,62 2,62 1,23 1,39 1,39 2,10 , 2,10 2,10 1,39

2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2015 2015 2015 2016 2017 2017 2017 2017 2017 2018 2018 2019 2019 2019 2019 2019 2020

Plan Plan Plan On Going Plan Plan Proposed On Going Plan Plan Plan Plan Plan Proposed Plan Plan Plan Plan Plan Pl Plan Plan Plan Plan Plan Plan Plan Plan Plan

APBN Unall Unall APBN Unall Unall Unall APLN Unall Unall APBN Unall Unall IBRD Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall Unall

L LAMPIRA AN B1.7

PE ETA PENG GEMBANG GAN PENY YALURAN N SIST TEM INTE ERKONEK KSI KALSE ELTENGT TIM

461

Peta Kelistrikan Sistem Kalselteng 2013 2015 PLTG BANGKANAI 140 MW (2013) 70 MW (2014), 70 MW (2015) Puruk Cahu

D

Muara Teweh

D

D ACSR 2X240 mm2 110 km (2013)

PLTU KUALA KURUN 2X3 MW (2013)

U

U

2011 2012 ACSR 1X240 mm2 172 km (2013)

PLTU CENKO 2X7 MW (2011)

Sampit

D

U

U Pangkalan Bun

D

PLTU SAMPIT 2X25 MW (2014)

2012

New Palangkaraya

D

D

PLTU PULANG PISAU 2X60 MW (2012)

Tanjung

2010 U

ACSR 2X240 mm2 21 km (2011) Barikin

ACSR 2X240 mm2 120 km (2014)

Ranatu PLTA KUSAN 2X32,5 MW (2017)

Kayutangi

D Seberan g Barito

2010

D

Amuntai

U Selat

ACSR 2X240 mm2 142 km (2012)

ACSR 2X240 mm2 130 km (2012)

PLTU KALSEL [IPP] 2X100 MW (2015/16)

Palangkaraya ACSR 2X240 mm2 174 km (2012)

Buntok

D

ACSR 2X240 mm2 60 km (2015)

Kasongan

2016

ke GI Kuaro ( KALTIM)

2012

PLTU BUNTOK 2X7 MW (2013)

ACSR 2X240 mm2 172 km (2015)

PLTU KALTENG-1 2X100 MW (2020)

2013

ACSR 2X429 mm2 40 km (2013)

ACSR 1X240 mm2 98 km (2014)

Kuala Kurun

U

ACSR 1X240 mm2G 47 km (2014)

Trisakti

A

Ulin Mantuil

PLTU ASAM ASAM #1 & 2 (2X65 MW)

A PLTA RIAM KANAN 3X10 MW

Cempaka ACSR 2X240 mm2 Pelaihari 124 km (2012)

U

Kotabaru

Batu Licin

2011 D

ACSR 1X240 mm2 40 kkm (2013)

PLTU ASAM ASAM 2X65 MW (2011)

U PLTU Sewa 3X50 MW (2013)

Peta Kelistrikan Sistem Kaltim SABAH (MALAYSIA)

BRUNEI DARUSSALAM

2013 Tj. Selor

PLTU Tj. Selor 2x7 MW – 2012

U

2011 SARAWAK (MALAYSIA)

Tj. Redep

PLTU Tj. Redep 2x7 MW – 2012

U

2010

Sangata

PT PLN (Persero)

/ / / / / / / / / / / /

PLTU Kaltim-2 (IPP) 2x100 MW – 2015/16

Bontang

KALIMANTAN BARAT2015

U G

Sewa 2012100PLTG MW – 2012

G

PERENCANAAN SISTEM PETA JARINGAN PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

GI 500 kV Existing / Rencana GI 275 kV Existing / Rencana GI 150 kV Existing / Rencana GI 70 kV Existing / Rencana GI 500/275 kV Existing / Rencana GI 500/275/150 kV Existing / Rencana GI 275/150 kV Existing / Rencana GI 150/70 kV Existing / Rencana T/L 70 kV Existing / Rencana T/L 150 kV Existing / Rencana T/L 275 kV Existing / Rencana T/L 500 kV Existing / Rencana

U G P A GU GB M D

/ / / / / / / /

U G P A GU GB M D

PLTU Existing / Rencana PLTG Existing / Rencana PLTP Existing / Rencana PLTA Existing / Rencana PLTGU Existing / Rencana PLTGB Existing / Rencana PLTM Existing / Rencana PLTD Existing / Rencana Kit Eksisting Kit Rencana

Edit Juli 2011

U

PLTU Embalut (Ekspansi) 1x50 MW – 2014

PLTU Kaltim (MT) 2x27.5 MW – 2014 U

Karangjoang G

KALIMANTAN TENGAH

2012

PLTU Kaltim (PPP) 2x100 MW – 2017

Manggarsari U Industri

Petung Kuaro

ke GI Tanjung (Kalsel)

2012 KALIMANTAN SELATAN

PLTG Senipah 2x41 MW – 2013 PLTU Muara Jawa/Teluk Balikpapan FTP1 2 100 MW – 2014 2x100 PLTU Sewa 2x120 MW - 2013

SULAWESI SELATAN

SULAWESI TENGAH

L LAMPIRA AN B1.8

ANAL LISIS ALIR RAN DAY YA SISTE EM iNTER RKONEKS SI KALSELTENGTIM

464

Analisa Aliran Daya Kalimantan Selatan dan Tengah Tahun 2013 PLTU PULPIS 2X60 MW 18.5

U SELAT 12.0 42

5.8

27.4

PLTU SAMPIT 2X25 MW

PLTU PULPIS 3.6

152.2

54.3

1.7

33.2

5992.0

U SAMPIT

1.4 PALANGKA 50.1

154.1

24.3

6420.0

20.7

152.1

6.7 0.0

3670.0 PULPIS

13.18

3.9

4.1

1.9

SEBAR 15.4 7.4

149.8

KAYUTANGI

22.0

13.2

3.2

6.4

6485.0

149.6

11 0 11.0

9.3

3.1

4.5 18.1

1.7

1.6

1.8

153.1

2285.0 M TEWEH 8.3

5079.0

4.0

155.5

1491.0

PLTG 128 0 B A NGKA NA I 140 M W 128.0

15.8

71.8

465

TRISAKTI 150 16.1

13.6

25.0

149.7

AMUNTAI

0.2

14.4

TRISAKTI 70 12.1

6650.0

7.0

ULIN 40.6

65.4

19.7

65.4

MANTUIL 15.0

9.4 4.6

RANTAU

20.4

25.94

21.0

15.7

7.1

BARIKIN 32.5

150.3

15.7

3625.0

1.5

TANJUNG 19.9

151.6

4318.0

10.9

67.2

9.6 41.8

-5.8 6.5 -9.0

+ +

47.2 9.6

9.8 6.4

CEMPAKA

PELAIHARI

50.37

38.3

13.4

13.8

18.5

150.3

36.3 2.3

6794.0

6.5

151.3

4707.0

ASAM ASAM 14.5 7.0 73.4

155.3

8024.0

10.8 U NAMA GI MW MVAR

KV

SC LEVEL

PLTU ASAM ASAM 4X65 MW Beban Sistem

:

Losses

:

Flow dalam MW/MVAR

504.0 MW 5.6 MW

####

154.0

4421.0

27.0

12.9

4817.0

6917.0

36.6

3.9 14.6

CEMPAKA 70

150.0

2149.0 61.8

A

9.8

155.3

14.4

A 50.8

5.6

3030.0

5209.0

5254.0

BUNTOK 11.5

151.1

PLTA RIAM KANAN 30 MW

31.1

G

13 2 13.2

D

33.2

155.6

3307.0

KASONGAN

154.1

5250.0

10.0

15.8

BATULICIN

4.4

15.8 7.7

154.1

2333.0

U

PLTU BUNTOK 2X7 MW

Analisa Aliran Daya Kalimantan Selatan dan Tengah Tahun 2015 PLTU PULPIS 2X60 MW PLTU SAMPIT 2x25 MW U SELAT 13.9 0.4

6.7

13

2.1

10.2

22.0

1.0

PULPIS 5.0

148.1

14.6

41.8

19.8

60.4

2.4

151.1

PALANGKA

KASONGAN

46.3

9.9

22.6

151.4

4.8

SAMPIT 23.4

153.4

11.4

PBUN 21.5

151.7

10.4

K KURUN 3.6 1.7

KAYUTANGI 19.8

145.9

9.6

3.6

155.6

6.8 140

145.1

6.7

155.9

3.3

35.8

32.2

M TEWEH

36.2

GU PLTGU BANGKANAI 280 MW

15.8 11.6

129.8 22.0 U

RANTAU

TRISAKTI

466 4

14.5

44.5 20.2

TRISAKTI

145.7

31.5 15.2

15.8

ULIN

M

29.9

7.6

66.1

AMUNTAI

147.8

25.4 `12.2

BUNTOK 7.5

146.2

66.2

3.5

25.4

132.4

6.6

12.2

1.8 113.8

31.2 15.2

13

29.2

40.0

15.0

12.0

21.6

9.1 4.6

148.5

TANJUNG 19.2 158

68.1

46

26.2

6.7

5.9

U PLTU KALSELTENG 100 MW

58.6 13.0 52.1 11.8

CEMPAKA 38.4 18.6

70.1 PELAIHARI 17.5

146.2

8.5

14.2

20.5

ASAM ASAM 18.6

147.1

9.0 87.8 22.0

150.9 U

PLTU ASAM ASAM 4X65 MW KET : NAMA GI MW MVAR

KV

Beban Sistem

:

Losses

:

Flow dalam MW/MVAR

623.0 MW 10.3 MW

9.4

150.4

9.3

24.4

CEMPAKA

146.1

TRANSFER KE KALTIM BARIKIN

A

12.4

PLTU BUNTOK 2X7 MW

153.9

64.3

PLTA RIAM KANAN 30 MW

MANTUIL

153.1 U

`

SEBAR 8.0

20.0

45.0

6 .0

16.6

9.6

U

BATULICIN 14.2 6.8

150.4

24.4 22.2

Analisa Aliran Daya Kalimantan Selatan dan Tengah Tahun 2020 PLTU PULPIS 2X60 MW

PLTU SAMPIT 2x25 MW

PLTU PULPIS 1X100 MW U SELAT 24.7 50.2

8.1

5.5

68.2

60.8

11.6

13.2

15.0

PULPIS 19.3

148.4

74.6

48.4

6.4

152.0

PALANGKA

KASONGAN

37.2

23.3

12.2

149.0

7.7

19.2

U

7.2

SAMPIT 42.2

153.2

13.9

60.4

PBUN 31.4

149.1

10.3

33.6

U

14.8

PLTU CENKO 2X7 MW

K KURUN 16.4

40.4

6.8

14.8

SEBAR 19.8 6.5

18.0 51.6

24.3 8.0

63.4

144.8

24.2

PRK CAHU 10.4

PLTA KUSAN 65 MW 46.4 46.8

154.6

7.4

KAYUTANGI

144.6

5.9

15.6

20.0

3.4

A

23.4

M TEWEH 2.8

116.2

BANGKANAI

40.2

13.0

0.0

4.3

154.8

GU

6.8

52.4

PLTGU BANGKANAI 280 MW

0.4 RANTAU

75.0

467 4

24.7

64.7 7.1

TRISAKTI

144.1

28.2 14.4

PLTA RIAM KANAN 30 MW BANDARA 36.1 11.9

8.1

60.6

38.4 12.6

144.6

A

144.3

4.2

BUNTOK 21.8

145.6

3.7

26

52.4 04 0.4 TRANSFER KE KALTIM

BARIKIN 26.2 25.8

8.6

5.6

146.6

TANJUNG 38.3 153.6

12.6

8.7

PLTU KALSETENG 2X100 MW

1.4 116 59.9 19.7

31.2

41.4

CEMPAKA

PELAIHARI 24.1

144.8

7.9

29.6

19.2

ASAM ASAM 32.1

147.9

10.6 107.4 36 2 36.2

155.2 U

PLTU ASAM ASAM 4X65 MW KET : NAMA GI MW MVAR

KV

Daya Pembangkit

;

962.0

MW

Beban Sistem

:

942.0

MW

Losses

:

20.0

MW 2.12%

Flow dalam MW/MVAR

14.2

0.8 31.8

66.6

1.4

150.8

34.6

0.4

66.6

PLTU BUNTOK 2X100 MW

12 2 12.2 8.6

34.8

63.0

154.5

PLTU BUNTOK 2X7 MW

25

KANDAGAN 17.1 64.2 5.6

CEMPAKA 12.7

26.4 8.7

23.0 MANTUIL

U AMUNTAI

144.6

60.7

76.4 16.6

24.6

ULIN

M TRISAKTI

148.1

BATULICIN 29.8 9.8

152.4

Analisa Aliran Daya Kalimantan Timur Tahun 2011

40.0 MW

PLTU CFK

U 144.3

40.0 EMBALUT 9.2

144.2

3.0 15.2

MW

MW 77.4

MW TENGKAWANG 54.0 25.8

G

D

SAMBUTAN

MW

21.1

143.3

64.0

22

G

20

6.9

MW

MW

21.2

142.5

MW

61.8 BUKIT BIRU 15.2 5.0

HARAPAN BARU

MW

36.1

143.9 6

11.9

U

MW

142.9

D

BUKUAN 30.4

MW

9.2 3.0

142.6

26.3 MW

30.0

468 4

MW

58.6 KARANG JOANG 20.3 6.7

Keterangan : GI MW MVAR

kV

MW

MVAR

GEN

270.3

139.8

LOAD

268.4

112.4

LOSS

1.9

53.7

140.7

MANGGAR SARI 29.4

MW

31.8 15.4

147.5

MW INDUSTRI 71.6 34.7

D

G

D

D

20.0

40.0

21.0

13.2

MW

MW

MW

MW

138.9

Analisa Aliran Daya Kalimantan Timur Tahun 2015 107.4

BONTANG

MW

32.6 60.0 MW

12.0 4.0

60.0

151.8

MW

MW

15.0

G

109.8

21.6

140.0

MW

MW

EMBALUT

43.4

MW TENGKAWANG 88.5

149.9

4.3

U

SEMBERA

150.0

13.0

153.0

15.8

PLTU CFK

U

42.9

G

34.6

149.1

45.2

MW

SAMBUTAN 11.4 MW

74.2

150.0

MW

18.0 BUKIT BIRU 21.6 7.1

HARAPAN BARU

MW

51.2

149.5

16.8

149.2

BUKUAN 91.8

MW

13.0 4.3

149.8

PLTU MT

13.8 MW

469 4

5.6

U

30.0 MW

150.2

MW PLTG SENIPAH 60.0

G

60.0 MW

151.2

MW 59.9 140.0

U

MW

KARIANGAU 29.6 18.3

151 4 151.4

KARANG JOANG 52.0

MW

28.8 9.5

150 3 150.3

69.2

MW

33.8 16.4

MW

16.0 MW 2.0

Keterangan : GI MW MVAR

kV

MW

MVAR

GEN

479.0

193.1

LOAD

508.6

217.1

KALSEL

-33.0

24.0

LOSS

3.6

69.3

MW KUARO 19.8 11.1

MW

6.5

152.0

33.0

MW

PENAJAM 19.6 6.4

INDUSTRI 68.7

147 5 147.5

G 8.5

MW

MANGGAR SARI

151.4 KALSEL

51.0

MW

NEW INDUSTRI 41.9 20.3

148.5

8.9

MW

33.3

148 3 148.3

Analisa Aliran Daya Kalimantan Timur Tahun 2020 KELAI

150.0 MW

150.0

40.7

156.3

13 4 13.4 202.6

MW

NEW SMARINDA

144.5

84.8 41.1

90 0 90.0

13.1

142.1

4.3

34.6

MW

MW

20.0

142.0

G

207.2 141.2

MW TENGKAWANG 79.7

144.3

6.8

MW

160.0

MW

MW

EMBALUT 20.7

U

SEMBERA

MW

84.8

105.6

141.4

29.1

PLTU CFK

U

152.9

BONTANG

MW

60.0 90.0

SANGATTA

MW

A

38.6

G

66.3

143.3

9.4

MW

SAMBUTAN 21.8 MW

53.0

142.5

MW

36 0 36.0 BUKIT BIRU 34.6 11.4

HARAPAN BARU

MW

81.8

143.6

26.9

143.2

INFRASTRUKTUR

BUKUAN 178.0

MW

20.7 6.8

143.7

160.0

MW

160.0

144.9

PLTU MT

13.8 86.2

U

MW

U

MW

50.0 MW

470 4

145.3

MW 63.8 MW

PLTG SENIPAH

143.6

G

80.0 MW

145.2

MW 64 146.5

U

MW

KARANG JOANG

KARIANGAU 56.7 35.1

145 1 145.1

12 1.2

MW

46.1 15.2

143 5 143.5

40 6 40.6

MW

54.0 26.2

MW

40.0 MW 34.1

Keterangan : GI MW MVAR

kV

MW

MVAR

GEN

982.5

416.1

LOAD

898.2

381.1

KALSEL

65.0

-4.3

LOSS

20.9

219.7

MW KUARO 36.2 17.3

PENAJAM 35.9 11.8

146.0

MW

11.9

65.0

149.6

U

INDUSTRI 86.9

147 5 147.5

G 53.7

MW

MANGGAR SARI

MW

50.0 MW KALSEL

104.2

MW

NEW INDUSTRI 80.2 38.9

140.0

23.3

MW

42.1

139 6 139.6

L LAMPIRA AN B1.9

KEBUTU UHAN FIS SIK PENG GEMBANG GAN DISTRIBUSI SIST TEM INTE ERKONEK KSI KALSELTENGT TIM

471

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi Propinsi Kalsel, Kalteng & Kaltim JTM

JTR

Trafo

2011

kms 4,098

kms 2,655

MVA 142

2012

3,914

4,202

159

81,400

2013

4,584

5,117

244

111,623

2014

5,296 5, 96

6,040 6,0 0

241

121,788 , 88

2015

4,783

4,138

204

130,679

2016

4,973

3,997

181

109,389

2017

5,545

4,330

191

113,650

2018

6,209

4,727

204

120,054

2019

6 987 6,987

5 204 5,204

221

129 114 129,114

2020

7,780

5,628

234

134,229

2011-2020

54,169

46,037

2,022

1,161,166

Tahun

Pelanggan 109,239

472 4

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi P Propinsi i i Kalsel, K l l Kalteng K lt & Kaltim K lti Tahun

JTM

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

34,0 43,5 55,0 65,5 53,4 52,8 58,2 64,6 72,2 79,4

2011-2020

578,5

JTR 63,2 67,5 77,0 88,4 71,7 74,1 82,0 91,1 101,7 112,5 829,1

Trafo

Pelanggan

Total

10,3 11,6 17,7 17,5 14,8 13,1 13,9 14,8 16,0 16,9

3,3 4,0 5,5 6,0 6,4 5,4 5,6 5,9 6,3 6,6

110,8 126,6 155,2 177,4 146,4 145,4 159,6 176,3 196,3 215,4

146,7

55,0

1609,3

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi Propinsi Kalimantan Selatan JTM

JTR

Trafo

2011

kms 1,254

kms 865

MVA 45

2012

1,465

982

50

32,071

2013

1,369

828

51

33,413

2014

1 417 1,417

804

44

34 814 34,814

2015

1,591

880

47

36,277

2016

1,787

964

51

37,805

2017

2,008

1,057

55

39,400

2018

2,256

1,159

59

41,066

2019

2,536

1,272

63

42,806

2020

2,850

1,395

68

44,622

2011-2020

18,533

10,206

533

373,060

Tahun

Pelanggan 30,786

473 4

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi Propinsi Kalimantan Selatan Juta USD Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2011-2020

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Total

9,1 10 4 10,4 8,7 8,5 9,3 10,2 11,2 12,2 13,4 14,7

21,4 24 9 24,9 23,3 24,1 27,1 30,4 34,2 38,4 43,2 48,6

3,2 36 3,6 3,7 3,2 3,4 3,7 4,0 4,3 4,6 5,0

1,5 16 1,6 1,7 1,7 1,8 1,9 2,0 2,0 2,1 2,2

35,3 40 5 40,5 37,4 37,5 41,6 46,2 51,3 57,0 63,3 70,4

107,7

315,7

38,6

18,5

480,5

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi Propinsi Kalimantan Tengah JTM

JTR

Trafo

2011

kms 2,208

kms 1,294

MVA 43

2012

792

464

15

15,010

2013

740

391

17

15,782

2014

766

380

18

16,595

2015

860

415

19

17,450

2016

966

455

20

18,348

2017

1,085

499

22

19,293

2018

1,219

547

24

20,287

2019

1 371 1,371

600

25

21 332 21,332

2020 2011-2020

1,540

659

27

22,431

11,547

5,706

230

226,341

Tahun

Pelanggan 59,813

474 4

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi Propinsi Kalimantan Tengah Juta USD Tahun

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Total

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

14,0 49 4,9 4,1 4,0 4,4 4,8 5,3 5,8 6,3 7,0

36,6 13,5 13 5 12,6 13,0 14,6 16,5 18,5 20,8 23,3 26,2

3,1 1,1 1 1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 2,0

0,7 0,7 0 7 0,7 0,8 0,8 0,8 0,9 0,9 1,0 1,0

54,4 20,2 20 2 18,7 19,1 21,2 23,6 26,2 29,2 32,5 36,1

2011-2020

68,5

209,3

19,5

10,7

308,0

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi Propinsi p Kalimantan Timur JTM

JTR

Trafo

2011

kms 636

kms 495

MVA 54

2012

1,658

2,756

94

34,319

2013

2 474 2,474

3 898 3,898

176

62 429 62,429

2014

3,113

4,855

180

70,379

2015

2,332

2,843

138

76,953

2016

2,220

2,577

110

53,236

2017

2,452

2,774

115

54,957

2018

2 734 2,734

3 020 3,020

122

58 701 58,701

2019

3,080

3,332

133

64,976

2020

3,389

3,574

138

67,176

2011-2020

24,089

30,125

1,260

561,765

Tahun

Pelanggan 18,641

475 4

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi Propinsi Kalimantan Timur Tahun

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Total

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

10,8 28 2 28,2 42,1 53,0 39,7 37,8 41 8 41,8 46,6 52,5 57,7

5,2 29,1 29 1 41,1 51,2 30,0 27,2 29 3 29,3 31,9 35,1 37,7

3,9 6,8 6 8 12,7 13,0 10,0 8,0 83 8,3 8,8 9,6 10,0

1,1 1,7 1 7 3,1 3,5 3,8 2,7 27 2,7 2,9 3,2 3,4

21,1 65,9 65 9 99,1 120,8 83,6 75,7 82 1 82,1 90,2 100,5 108,8

2011-2020

418,3

331,5

94,2

30,7

874,6

L LAMPIRA AN B1.10 0

P PROGRAM M LISTRIK K PERDES SAAN SISTE EM INTER RKONEKSI KALSEL LTENGTIM M

476

Prakiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Regional Kalsel, Kalteng, Kaltim

  Tahun

JTM kms

Trafo

JTR kms

MVA

Unit

Jumlah Pelanggan

Listrik murah & hemat (RTS)

2011

655

313

24

370

29.770

2012

424

190

17

197

9.875

2013

774

360

30

373

18.190

-

2014

755

351

29

364

17.753

-

Total

740

       2.609        1.214           99      1.304      75.588            740

477 4

Prakiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Regional Kalsel, Kalteng, Kaltim (Juta Rp)

Tahun

JTM

JTR

Trafo

Total

Listrik murah & hemat (RTS)

2011

175.620

60.053

33.557

272.398

-

2012

133.142

36.353

26.961

196.456

2.590

2013

239.918

69.357

50.198

359.472

-

2014

234.145

67.688

48.990

350.822

-

Total

       782.824        233.451        159.706    1.179.148          2.590

Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

kms

kms

Trafo MVA

Listrik m urah

Jm l Pelanggan

dan Hem at (RTS)

Unit

186.0

143.0

7.3

131

15,000

117.2

60.0

3.0

37

4,500

188.7

96.7

4.8

60

7,249

184.2

94.3

4.7

58

7,075

              676.1

           394.0

          19.8

              286

             33,824

150

                           150

478 4

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Selatan  (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

Total

47,693.6 ,

27,417.3 ,

11,561.4 ,

86,672.2 ,

38,169.4

10,837.6

5,029.8

54,036.9

61,489.4

17,459.0

8,102.8

87,051.2

60,009.8

17,038.8

7,907.9

84,956.5

          207,362.2 207 362 2

              72,752.7 72 752 7

           32,601.9 32 601 9

                     ‐

       312,716.8 312 716 8

Listrik m urah dan Hem at (RTS)

525.0

Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

kms

kms

Trafo MVA

Jm l Pelanggan

Unit

272.0

111.0

7.0

138

10,000

167.0

95.0

5.5

100

4,000

367.3

209.0

12.1

220

8,798

358.5

203.9

11.8

215

8,586

           1,164.8

          618.9

        36.4

             673

            31,384

Listrik m urah dan Hem at (RTS)

175

                          175

479 4

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Tengah (juta Rp) Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Tengah  (juta Rp) Tahun

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

Trafo

Pembangkit

Total

72,867.3

25,635.5

10,802.6

109,305.4

47,439.5

18,924.4

12,346.6

78,710.5

104,344.1

41,624.7

27,156.7

173,125.4

101,833.3

40,623.1

26,503.2

168,959.6

          326,484.1              126,807.6             79,559.2                        ‐

         530,100.9

Listrik m urah dan Hem at (RTS)

612.5

Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Timur Tahun

JTM

JTR

kms

kms

Trafo MVA

Jm l Pelanggan

Unit

2011

197.0

59.0

9.5

101

4,770

2012

139.9

34.8

8.1

60

1,375

2013

218.0

54.3

12.6

94

2,143

2014 Total

212.8

53.0

12.3

91

2,092

              767.7

          201.1

        42.5

             346

            10,380

Listrik m urah dan Hem at (RTS)

415

                          415

Perkiraan Biaya Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Timur (juta Rp)

480 4

Tahun

JTM

JTR

Trafo

2011

55,059.0

7,000.7

11,192.6

2012

47,532.6

6,591.1

9,584.7

10,272.9

14,938.6

2013 2014 Total

74,084.1

Pembangkit

Total

Listrik m urah dan Hem at (RTS)

76,420.1 63,708.4

1,452.5

99,295.6

72,301.5

10,025.7

14,579.2

96,906.3

          248,977.2

               33,890.4

            50,295.0

         336,330.4

               1,452.5

LAM MPIRAN B1.12

PROYEKSII KEBUTU UHAN INV VESTASI SIST TEM INTER RKONEKS SI KALSE ELTENGTIIM

481

Proyeksi Kebutuhan Investasi Pembangkit, Transmisi & Distribusi (j t USD) (juta (Juta US$)

Tahun

Investasi Pembangkit TL dan GI Distribusi

Total

482 4

2011

244.1

56.73

110.8

411.6

2012

72.6

248.38

126.6

447.5

2013

484.6

157.06

155.2

796.9

2014

788.3

121.44

177.4

1087.1

2015

356.0

31.01

146.4

533.4

2016

150.4

17.16

145.4

312.9

2017

399.1

45.37

159.6

604.0

2018

148.9

61.00

176.3

386.2

2019

140.9

9.08

196.3

346.3

2020

284.0

1.39

215.4

500.8

Total

3068.8

748.62

1,609.3 ,

5426.7

*) Distribusi : Nilai investasi untuk total wilayah Kalselteng dan Kaltim

PENJELASAN LAMPIRAN B1 SISTEM INTERKONEKSI KALSELTENGTIM B1.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Saat ini ada dua sistem besar kelistrikan di Kalimantan yang masuk wilayah operasi Indonesia Timur, yaitu sistem Mahakam di Kalimantan Timur dan sistem Barito di Kalimantan Selatan & Kalimantan Tengah. Sistem Barito dan Sistem Mahakam direncanakan akan terhubung menjadi satu sistem Kalseltengtim pada akhir tahun 2012 dengan selesainya pembangunan transmisi 150 kV Tanjung (Kalsel) – Kuaro – Karangjoang (Kaltim). Sistem interkoneksi Kalimantan Timur (Sistem Mahakam) Untuk memenuhi kebutuhan listrik periode tahun 2011-2020, produksi listrik pada sistem Mahakam meningkat rata-rata 13,3% per tahun termasuk adanya pengalihan dari isolated masuk ke sistem, yaitu 1.757 GWh pada tahun 2011 menjadi 5.571 GWh pada tahun 2020, dengan faktor beban diperkirakan berkisar antara 69% sampai 69,7% Beban puncak sistem interkoneksi Mahakam diperkirakan naik dari 288 MW pada tahun 2011 menjadi 922 MW pada tahun 2020 setelah interkoneksi dengan sistem Bontang, Sangatta, Petung dan Tanah Grogot. Sistem interkoneksi Kalimantan Selatan & Kalimantan Tengah (Sistem Barito) Untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam tahun 2011-2020, produksi listrik pada sistem Barito meningkat rata-rata 12,0% per tahun, yaitu dari 2.122 GWh pada tahun 2011 naik menjadi 5.892 GWh pada tahun 2020 dengan faktor beban diperkirakan berkisar antara 67% sampai 71% Beban puncak sistem interkoneksi Barito naik dari 362 MW pada tahun 2011 menjadi 942 MW pada tahun 2020 setelah interkoneksi dengan sistem Pangkalan Bun, Sampit, Buntok, Muara Teweh, Puruk Cahu dan Kuala Kurun. Proyeksi kebutuhan beban sistem Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur tahun 2011 – 2020 diberikan pada Lampiran B1. B1.2 Neraca Daya Sistem interkoneksi Kalimantan Selatan, Kalimantahn Tengah dan Kalimantan Timur (Kalseltengtim) termasuk wilayah yang memiliki potensi pertumbuhan sangat

483

tinggi, yaitu diproyeksikan tumbuh rata-rata 12,6% per tahun sampai dengan tahun 2020. Pada saat ini kapasitas terpasang pembangkit PLN dan IPP adalah 564 MW, serta sewa dan excess power 174 MW. Beberapa pembangkit di sistem ini masih menggunakan BBM sehingga biaya operasinya tinggi. Pada periode 2011 sampai dengan 2016, di sistem Kalseltengtim akan ada penambahan pembangkit baru baik milik PLN maupun IPP termasuk sewa PLTU dan PLTG sekitar 1.934 MW, dimana saat ini dalam tahap proses pengadaan dan sebagian sudah konstruksi. Mengingat Kalimantan mempunyai cadangan batubara yang melimpah, maka sebagian besar pembangkit yang akan dibangun berupa PLTU batubara dengan total kapasitas 1.374 MW, berikut PLTG 560 MW. Selanjutnya setelah tahun 2016, direncanakan akan ada penambahan pembangkit baru dengan kapasitas total sekitar 715 MW yang terdiri dari PLTU batubara 400 MW, PLTG gas 100 MW dan PLTA 215 MW. Untuk mengurangi penggunaan BBM pada waktu beban puncak, direncanakan membangun PLTG peaking berbahan bakar gas alam lengkap dengan gas storage (CNG/LNG storage) yaitu PLTG Kaltim peaking 2x50 MW dan PLTG Bangkanai 4x70 MW. Pembangkit-pembangkit tersebut dijadwalkan beroperasi secara bertahap mulai tahun 2012 sampai 2015. Secara geografis, neraca daya masing-masing sistem Kalselteng dan sistem Kaltim telah memenuhi kriteria regional balance sehingga ketergantungan daya antar sub sistem relatif rendah. Sebagaimana diketahui bahwa tingkat keberhasilan proyek pembangkit di Kalimantan masih rendah dan sebagai antisipasi terhadap kondisi tersebut, maka dilakukan sewa PLTU batubara di Kalsel 3x50 MW dan di Kaltim 2x120 MW serta sewa PLTG peaking di Bontang Kaltim 100 MW dengan mengakomodir reserve margin sampai sekitar 76%. Rencana reserve margin yg sangat tinggi hingga 76% pada tahun 2013 didasarkan pada keinginan PLN yang sangat kuat untuk memastikan kebutuhan listrik di provinsi Kaltim, Kalsel, Kalteng akan tercukupi, bahkan mungkin berlebihan, mengingat ketiga Propinsi di Kalimantan ini merupakan sumber energi primer nasional yang sangat besar baik batubara maupun gas alam, namun sudah lama menderita kekurangan pasokan listrik.

484

Selain itu, sewa PLTU batubara dan PLTG gas tersebut juga dimaksudkan untuk secepatnya dapat mengurangi penggunaan BBM di sistem Kalseltengtim. Untuk mengantisipasi terjadinya kelebihan pasokan pada tahun 2013 sampai 2017, PLN akan memonitor progres proyek dari tahun ke tahun. Apabila progres fisik proyek berjalan baik sesuai rencana, maka PLN akan mengimbanginya dengan pemasaran listrik yang agresif untuk menyeimbangkan penjualan dengan pasokan, dan menunda jadwal proyek pembangkit berikutnya. Salah satu yang dapat dilakukan adalah mendorong pertumbuhan industri padat energi di Kalimantan seperti industri baja, industri keramik, kaca dan sebagainya. Adapun proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah : − PLTU Muara Jawa/Teluk Balikpapan (Perpres 1) 2 x 100 MW, karena proyek ini dapat menurunkan biaya operasi dan mencukupi kebutuhan listrik di Sistem Mahakam Kalimantan Timur. − PLTG Bangkanai 4x70 MW, untuk memenuhi kebutuhan beban pada tahun 2013 sebelum PLTU IPP beroperasi, kemudian pada tahun-tahun berikutnya digunakan sebagai pembangkit peaking untuk mengurangi penggunaan BBM. − Tambahan pasokan gas ke PLTGU Tanjung Batu untuk menurunkan biaya operasi sistem Kalimantan Timur. − Penyediaan gas untuk PLTG Sambera 2 x 20 MW dan untuk PLTD Cogindo 40 MW yang saat ini masih dioperasikan dengan bahan bakar MFO. − PLTU Asam-Asam (Perpres 1) 2x65 MW. Sedangkan proyek-proyek yang diperkirakan mundur dari jadwal : - PLTU Pulang Pisau 2x60 MW karena permasalahan kondisi tanah pondasi. - PLTA Kusan, perlu penanganan khusus untuk aspek lingkungan sehubungan adanya satu jenis spesies langka (kera berhidung merah) yang diperkirakan hidup dikawasan hutan sekitar lokasi proyek. Neraca Daya Sistem Kalseltengtim diberikan pada Lampiran B1.2.

B1.3 Proyek-proyek IPP Yang Terkendala Telah cukup jelas diuraikan pada Lampiran B1.3

485

B1.4 Neraca Energi Rencana pembangunan beberapa PLTU batubara dan PLTG peaking di sistem Kalseltengtim merupakan salah satu upaya menurunkan biaya operasi mengingat sebagian besar pembangkit di Kalseltengtim masih berbahan bakar minyak. Peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a.

Peranan MFO dan HSD pada tahun 2011 untuk sistem Kalseltengtim masih cukup tinggi dimana konsumsi MFO dan HSD adalah sebesar 1.776 GWh atau 49% dari produksi total sistem Kalseltengtim.

b.

Sejalan dengan rencana pengoperasian PLTU batubara, diharapkan penggunaan BBM sebagai bahan bakar utama pada sistem kelistrikan ini dapat dikurangi.

c.

Selain itu, rencana pengembangan PLTG Bangkanai 4x70 MW, PLTG Kaltim peaking 2x50 MW serta PLTA Kusan 65 MW dan PLTA Kelai 150 MW, diharapkan dapat menurunkan peran BBM khususnya pada waktu beban puncak. Demikian halnya dengan PLTG Sambera 40 MW dan PLTG Senipah 2x41 MW diharapkan akan semakin memperkecil penggunaan BBM.

d.

Dengan beroperasinya PLTU, PLTG gas dan PLTA, peranan pembangkit berbahan bakar HSD dan MFO akan menurun dimana hingga tahun 2020 produksi pembangkit berbahan bakar minyak sebesar 238 GWh atau 2 % dari produksi total sistem Kalseltengtim.

Kebutuhan energi primer di sistem Kalseltengtim dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat pada Lampiran B1.4. Kebutuhan Bahan Bakar Kebutuhan bahan bakar HSD dan MFO cenderung menurun dari tahun 2011 hingga tahun 2020. Pada tahun 2011 penggunaan HSD dan MFO sebesar 513 juta liter dan pada tahun 2020 menjadi 24 juta liter. Volume pemakaian batubara meningkat dari 1,05 juta ton pada tahun 2011 menjadi 5,87 juta ton pada tahun 2020 atau meningkat hampir 5,6 kali lipat. Kebutuhan bahan bakar di sistem Kalseltengtim dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat pada Lampiran B1.4.

486

B1.5 Capacity Balance Gardu Induk Capacity Balance dibuat berdasarkan prakiraan beban per GI sampai tahun 2020 dengan kriteria penambahan trafo GI dilakukan saat pembebanan trafo terpasang sudah melebihi 70%. Dengan kriteria tersebut kebutuhan pembangunan GI baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk sistem Kalseltengtim sampai dengan tahun 2020 akan mencapai 2.330 MVA Proyeksi kebutuhan pengembangan gardu induk sistem Kalseltengtim seperti pada Lampiran B1.5. B1.6 Rencana Pengembangan Penyaluran Rencana pengembangan penyaluran sistem Kalseltengtim dalam rangka memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik dan sekaligus untuk mengurangi penggunaan BBM pada sistem kelistrikan yang sebelumnya masih isolated, meliputi : ƒ

Pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan proyek pembangkit percepatan tahap I dan tahap II, proyek pembangkit IPP, PLTG peaking dan PLTA serta untuk menggantikan PLTD.

ƒ

Pengembangan transmisi 150 kV di lokasi tersebar di sistem Kalseltengtim dalam rangka memenuhi kriteria keandalan (N-1) dan untuk mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan dan fleksibilitas operasi.

ƒ

Sedangkan proyek transmisi 150 kV yang perlu segera beroperasi pada tahun 2012 adalah, transmisi 150 kV Tanjung – Kuaro – Karangjoang untuk menghubungkan sistem Kalselteng dan Kaltim serta transmisi 150 kV PLTGU Tanjung – Buntok – Muara Teweh – Bangkanai.

Kebutuhan pembangunan transmisi 150 kV dan 70 kV baru dan up rating untuk sistem Kalseltengtim sampai dengan tahun 2020 sekitar 5.315 kms. Untuk keperluan pengendalian operasional sistem interkoneksi 150 kV dan 70 kV Kalseltengtim khususnya pada subsistem Kalselteng dalam rangka menjaga tingkat mutu dan keandalan sistem penyaluran, direncanakan pembangunan sistem SCADA (supervisory control and data acquisition) termasuk media komunikasi dan prasarananya di Kalimantan Selatan. Proyeksi kebutuhan pengembangan jaringan sistem Kalseltengtim diberikan pada Lampiran B1.6.

487

B1.7 Peta Pengembangan Penyaluran Cukup jelas.

B1.8 Analisis Aliran Daya Sistem Kalimantan Timur (Sistem Mahakam) Analisa aliran daya pada sistem Mahakam dilakukan dengan memperhatikan seluruh pembangkit dan beban yang ada pada neraca daya. Pada RUPTL 20112020 ini, hanya dilakukan analisa untuk tahun 2012, 2015 dan 2017. Prakiraan aliran daya sistem Mahakam dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahun 2011

Tambahan transmisi baru dari tahun 2010 s.d 2011 adalah : Bukuan – Sambutan. Aliran daya dari pusat pembangkit terbesar Tanjung Batu ke GI Tengkawang sebesar 77 MW. Pembebanan trasmisi masih di bawah 50 % sehingga masih memenuhi keandalan N-1. Tegangan sistem masih dalam batas-batas normal dengan tegangan tertinggi di GI Manggarsari (148 kV) sedangkan tegangan terendah di GI Industri (139 kV). 2. Tahun 2015 Dari tahun 2011 hingga tahun 2015, ada beberapa tambahan pembangkit yaitu PLTG Kaltim 50 MW, PLTU Teluk Balikpapan 2 x 100 MW, PLTG Senipah 2x41 MW, PLTU Kaltim – 2 (FTP-2) dan PLTU Embalut Ekspansi 50 MW. Sedangkan PLTU Kaltim MT 2x15 MW diperkirakan akan mundur. Tambahan ruas transmisi pada tahun 2011-2015 adalah : PLTG Senipah – incomer single pi Manggarsari (2012) – Karangjoang, PLTG Senipah – PLTU MT Kaltim(2014), PLTU MT Kaltim-Bukuan (2014), Karang Joang - Kuaro (2012), Teluk Balikpapan Incomer 2 phi Karang Joang – Kuaro (2012), Penajam Incomer 1 phi Karang Joang – Kuaro, PLTG (FTP2) – Sambutan (2012), Uprating Harapan Baru – Bukuan (2013), dan Berau – Tanjung Selor (2015). Aliran daya dari pusat pembangkit terbesar di Bontang ke GI Sambera sebesar 107 MW, dan sistem Mahakam Kalimantan Timur menerima transfer energi dari sistem Barito Kalimantan Selatan sebesar 33 MW. Pembebanan trasmisi masih di bawah 50 % sehingga masih memenuhi keandalan N-1.

488

Tegangan sistem masih dalam batas normal dengan tegangan tertinggi terjadi di GI Bontang (153 kV) sedangkan tegangan terendah di GI Manggarsari (147 kV) 3. Tahun 2020 Pada tahun 2020, PLTG Kaltim 50 MW peaking (2018), PLTU Kaltim Infrastruktur 200 MW (PPP book) dan PLTA Kelai 2x75 MW telah beroperasi. Tambahan ruas transmisi 150 kV pada tahun 2016-2020 adalah : New Samarinda - Sambutan(2017) dan PLTA Kelai – Sangatta (2018) Bontang. Aliran daya dari pusat pembangkit terbesar di Kelai dan Bontang ke GI Sambera sebesar 202 MW, dan sistem Mahakam Kalimantan Timur mengirimkan transfer energi ke sistem Barito Kalimantan Selatan sebesar 65 MW. Pembebanan trasmisi masih dibawah 50% sehingga masih memenuhi keandalan N-1. Tegangan sistem masih dalam batas normal dengan tegangan tertinggi di GI Kelai (156 kV) sedangkan tegangan terendah di GI Industri (139,6 kV) Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah ( Sistem Barito) Analisa aliran daya pada sistem Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Sistem Barito) dilakukan dengan memperhatikan seluruh pembangkit dan beban yang ada pada neraca daya. Pada RUPTL 2011-2020 ini hanya dilakukan analisa untuk tahun 2012, 2015 dan 2017. Prakiraan aliran daya sistem Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Sistem barito) dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tahun 2013

Pada tahun 2013 sistem isolated Sampit, Kasongan, Batulicin dan Buntok telah terhubung dengan sistem Barito, dan adanya penambahan pembangkit baru di sistem Barito yaitu PLTU Asam–Asam (FTP-1) 2x65 MW, PLTU Pulang Pisau 2x60 MW dan PLTG Bangkanai 140 MW. Pada tahun 2013 ini diperkirakan telah terjadi interkoneksi sistem Barito dengan sistem Mahakam (Kalimantan Timur). Total beban interkoneksi sistem Barito sebesar : 504 MW. Profile tegangan pada sistem interkoneksi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah masih memenuhi standar. Tegangan terendah terjadi pada GI Kayu Tangi sebesar

489

149,6 kV, sedangkan tegangan tertinggi terjadi pada GI Sampit dengan tegangan sebesar 155,6 kV. Losses yang terjadi pada kondisi ini sebesar : 5,6 MW (1,2%). 2. Tahun 2015

Penambahan pembangkit baru masuk sistem Barito terdiri dari PLTG Bangkanai extension sebesar 2x70 MW, PLTU Sampit 2x25 MW, dan PLTU Kalsel (FTP-2) unit 1 100 MW. Sedangkan perluasan/penambahan jaringan transmisi untuk menghubungkan sistem isolated ke sistem interkoneksi meliputi sub sistem Puruk Cahu, Kuala Kurun dan Pangkalan Bun. Total beban sistem Barito sebesar 623 MW dengan Losses 10,3 MW (1,7 %). Aliran daya dari Kalteng ke Kalsel sebesar 0,4 MW, sedangkan dari Kalimantan Selatan ke Kalimantan Timur sebesar 24,4 MW dengan pembebanan masing-masing wilayah dalam kondisi regional balance. Tegangan sistem masih dalam batas normal dengan tegangan terendah terjadi pada GI Kayutangi sebesar 145,1 dan tertinggi pada GI Muara Teweh sebesar 155,9 kV. 3. Tahun 2020 Hingga tahun ini terjadi penambahan pembangkit PLTA Kusan sebesar 65 MW, PLTU Kalteng-1 2x100 MW dan PLTU Kalsel (FTP-2) unit 2 (100 MW) ke sistem Barito. Perluasan transmisi meliputi segmen Kuala Kurun – Kasongan dan PLTA Kusan – Kadongan. Total beban sistem Barito sebesar 942 MW dan Losses 20 MW (2,1 %) Aliran daya dari Kalsel ke Kalteng sebesar 50,2 MW, sedangkan dari Kalimantan Selatan ke Kalimantan Timur sebesar 0,8 MW, pembebanan masing-masing wilayah dalam kondisi regional balance. Profil tegangan sistem masih dalam batas normal dengan tegangan terendah terjadi pada GI Trisakti sebesar 144,1 kV dan tertinggi pada GI Muara Teweh sebesar 154,8 kV. B1.9 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi Kebutuhan pengembangan sistem distribusi diperlukan untuk, ƒ Meningkatkan penjualan tenaga listrik dengan menambah pelanggan baru. ƒ Meningkatkan keandalan dan mutu tegangan pelayanan ƒ Perbaikan SAIDI dan SAIFI 490

ƒ

Menurunkan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan yang tua

Proyeksi kebutuhan fisik distribusi wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur seperti pada Lampiran B1.9.

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi 2011-2020 Propinsi Kalsel, Kalteng dan Kaltim

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

JTM kms 4.098 3.914 4.584 5.296 4.783 4.973 5.545 6.209 6.987 7.780

JTR kms 2.655 4.202 5.117 6.040 4.138 3.997 4.330 4.727 5.204 5.628

Trafo MVA 142 159 244 241 204 181 191 204 221 234

2011-2020

54.169

46.037

2.022

Tahun

Pelanggan 109.239 81.400 111.623 121.788 130.679 109.389 113.650 120.054 129.114 134.229 1.161.166

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi 2011-2020 Propinsi Kalsel, Kalteng dan Kaltim Juta USD Tahun

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Total

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

34,0 43,5 55,0 65,5 53,4 52,8 58,2 64,6 72,2 79,4

63,2 67,5 77,0 88,4 71,7 74,1 82,0 91,1 101,7 112,5

10,3 11,6 17,7 17,5 14,8 13,1 13,9 14,8 16,0 16,9

3,3 4,0 5,5 6,0 6,4 5,4 5,6 5,9 6,3 6,6

110,8 126,6 155,2 177,4 146,4 145,4 159,6 176,3 196,3 215,4

2011-2020

578,5

829,1

146,7

55,0

1.609,3

Dari tabel perkiraan kebutuhan distribusi regional Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur tahun 2011-2020 dapat dijelaskan sebagai berikut :

491

ƒ

Pada tahun 2012 terjadi penurunan jumlah pelanggan yang akan disambung disebabkan sebagian besar daftar tunggu calon pelanggan di Kalselteng diselesaikan di tahun 2011 sehingga pada tahun 2012 calon pelanggan sudah berkurang. Sebaliknya dengan di Kaltim, tahun 2011 tidak semua daftar tunggu bisa disambung karena keterbatasan kemampuan pasokan. Akibatnya tambahan pelanggan baru pada tahun 2012 tidak sebanyak yang akan disambung pada tahun 2011.

ƒ

Rencana JTM, JTR dan gardu distribusi yang akan dibangun, tidak selamanya mengalami peningkatan volume/kapasitas yang sama atau lebih tinggi, tetapi disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dilapangan.

ƒ

Selama kurun waktu tahun 2011-2020 direncanakan membangun JTM 54.169 kms, JTR 46.037 kms, gardu distribusi dengan kapasitas 2.022 MVA untuk menunjang penyambungan sejumlah 1,16 juta pelanggan.

ƒ

Perkiraan biaya total untuk pengembangan sistem distribusi tersebut membutuhkan sekitar US$ 1.609 juta dengan rincian JTM US$ 578 juta, JTR US$ 829 juta, gardu distribusi US$ 146 juta, dan sambungan pelanggan US$ 55 juta. Kebutuhan anggaran per tahun diperkirakan sebesar US$ 160 juta.

B1.10 Program Listrik Perdesaan Prakiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Regional Kalsel, Kalteng dan Kaltim 2011-2014

Tahun

JTM kms

JTR kms

Trafo MVA

Unit

Jumlah Pelanggan

Listrik murah & hemat (RTS)

2011

655

313

24

370

29.770

2012

424

190

17

197

9.875

2013

774

360

30

373

18.190

-

2014

755

351

29

364

17.753

-

Total

740

       2.609        1.214           99      1.304      75.588            740

492

Prakiraan Biaya Jaringan Listrik Perdesaan (Rp Juta) Regional Kalsel, Kalteng dan Kaltim 2011-2014 Tahun

JTM

JTR

Trafo

Total

Listrik murah & hemat (RTS)

2011

175.620

60.053

33.557

272.398

-

2012

133.142

36.353

26.961

196.456

2.590

2013

239.918

69.357

50.198

359.472

-

2014

234.145

67.688

48.990

350.822

-

Total

       782.824        233.451        159.706    1.179.148          2.590

Dari tabel perkiraan kebutuhan fisik dan biaya listrik perdesaan regional Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur tahun 20112014 diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : ƒ

Selama kurun waktu tahun 2011-2014 direncanakan membangun JTM 2.609 kms, JTR 1.214 kms, gardu distribusi dengan kapasitas 99 MVA.

ƒ

Perkiraan total biaya selama kurun waktu tersebut untuk kegiatan listrik perdesaan sebesar Rp 1,18 triliun dengan rincian JTM Rp 782 miliar, JTR Rp 233 milyar, gardu distribusi Rp 160 milyar, dan sambungan pelanggan Rp 2,59 milyar.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dari 64% tahun 2010, menjadi 75,7% di tahun 2014 dan 92,6% di tahun 2020 untuk regional Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

B1.11 Program Energi Baru dan Terbarukan Cukup jelas sebagaimana diuraikan dalam sub Bab 4.3 s/d. 4.6.

B1.12 Proyeksi Kebutuhan Investasi

Proyeksi kebutuhan Investasi pembangkit, transmisi dan gardu induk sistem Kalseltengtim diberikan pada Lampiran B1.12.

493

L LAMPIRA AN B2

SISTEM INTERK KONEKSII SULUTTENGGO DAN SISTEM INTERK KONEKSII SULSEL LRABAR

494

L LAMPIRA AN B2

B2. SISTE EM INTERKO ONEKSI SUL LAWESI UTA ARA, SULAW WESI TENGAH DAN GORONTALO (SUL LUTTENGGO O) DAN SIST TEM INTERKONEKSI SULA AWESI SELA ATAN, SULA AWESI TENGGAR RA DAN SUL LAWESI BARAT (SULSE ELRABAR) B2.1. Proyeksi Ke ebutuhan Tenaga Listrik Neraca Day ya B2.2. Proyek-Pro oyek IPP Terk kendala B2.3. Neraca Ene ergi B2.4. Capacity Ba alance Gardu u Induk B2.5. Rencana Pengembanga P an Penyalura an B2.6. Peta Penge embangan Pe enyaluran B2.7. Analisis Aliran Daya B2.8. stribusi Kebutuhan Fisik Pengembangan Dis B2.9. aan Program Listrik Perdesa B2.10. nergi Baru da an Terbaruka an Program En B2.11. Proyeksi Ke ebutuhan Inv vestasi B2.12. ASAN LAMPIIRAN B2 PENJELA

495

LA AMPIRA AN B2.1

PROYE EKSI KEBU UTUHAN TENAGA A LISTRIK SISTEM INTERK KONEKSII SULUTTENGGO DAN SISTEM INTERK KONEKSII SULSEL LRABAR

496

Proyeksi y Kebutuhan Tenaga g Listrik Sistem Interkoneksi di Wilayah Suluttenggo No 1.

2

497

3

4

5

Sistem

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Sistem Sulut - Produksi ( GWh ) - Load Factor (%) - Beban Puncak ( MW )

1.045,4 61,4 194,4

1.144,8 61,9 211,2

1.254,1 62,4 229,5

1.374,0 62,0 253,1

1.505,6 62,5 274,9

1.650,6 63,1 298,7

1.809,8 63,7 324,6

1.984,8 64,2 352,8

2.177,2 64,8 383,6

2.394,3 65,3 418,7

Sistem Gorontalo - Produksi ( GWh ) - Load Factor (%) - Beban Puncak ( MW )

257,4 57,2 51,4

278,4 57,4 55,3

301,2 57,7 59,6

321,1 56,4 65,0

346,0 56,5 69,9

373,7 56,6 75,4

403,6 56,7 81,3

436,0 56,7 87,7

471,0 56,8 94,6

511,0 57,1 102,2

Sistem Tolitoli-Moutong - Produksi ( GWh ) - Load Factor (%) - Beban Puncak ( MW )

66,9 40,2 19,0

74,2 40,3 21,0

82,3 40,5 23,2

91,0 40,1 25,9

100,6 40,3 28,5

111,6 40,5 31,5

123,7 40,7 34,7

137,0 40,9 38,2

151,6 41,2 42,0

165,6 41,3 45,7

Sistem Sulut-Gtalo-Tolitoli - Produksi ( GWh ) - Load Factor (%) - Beban B b P Puncakk ( MW )

1.302,8 60,5 245 8 245,8

1.423,2 61,0 266 5 266,5

1.555,3 61,4 289 1 289,1

1.786,1 59,3 344 0 344,0

1.952,2 59,7 373 3 373,3

2.135,9 60,1 405 5 405,5

2.337,2 60,6 440 5 440,5

2.557,8 61,0 478 7 478,7

2.799,8 61,4 520 3 520,3

3.070,9 61,9 566 6 566,6

Sistem Interkoneksi Sulteng - Produksi ( GWh ) - Load Factor (%) - Beban Puncak ( MW )

1.302,8 60,5 245 8 245,8

1.423,2 61,0 266 5 266,5

1.555,3 61,4 289 1 289,1

1.786,1 59,3 344 0 344,0

1.952,2 59,7 373 3 373,3

2.135,9 60,1 405 5 405,5

2.337,2 60,6 440 5 440,5

2.557,8 61,0 478 7 478,7

2.799,8 61,4 520 3 520,3

3.070,9 61,9 566 6 566,6

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Sistem Interkoneksi di Wilayah Sulselrabar SISTEM

2011

2012

2013

2014

   4.604,7

   5.135,7

   5.651,7

63,1

63,1

63,2

          833

          929

    3.865,3           63,1         698,7

   4.420,9          63,2        798,0

        152,3 59,1

Wil. SULSELRABAR Sistem Sulsel (Prop Sulsel & Sulbar)     4.017,6 Energi Produksi (GWh) Load Factor (%) 63,0            728 Beban Puncak ((MW))

498

Sistem Sulsel (Prop Sulsel) Energi Produksi (GWh) Load Factor (%) Beban Puncak (MW) Sistem Sulsel (Prop Sulbar) Energi Produksi (GWh) Load Factor (%) Beban Puncak (MW) Sistem Sultra Energi g Produksi ((GWh)) Load Factor (%) Beban Puncak (MW) Interkoneksi SULSELRABAR Energi Produksi (GWh) Load Factor (%) Beban Puncak (MW)

2015

2016

   6.229,6     6.845,9

2017

2018

2019

2020

   9.984,9

   7.525,5

   8.275,0

   9.102,0

63,2

63,2

63,3

63,4

63,4

       1.021

       1.127         1.237

       1.358

       1.491

       1.639

       1.799

   4.913,1          63,3        885,6

   5.391,9          63,4        970,5

   5.918,8     6.500,3          63,5           63,6    1.063,6     1.166,4

   7.141,4          63,7    1.279,6

   7.847,7          63,8    1.404,1

   8.626,6          63,9    1.541,1

   9.456,6          63,8    1.691,1

       183,9

       222,6

       259,8

       310,7         345,6

       528,3

59,3

59,1

59,2

          29,4

         35,4

         43,0

         50,1

300,0 53,2 64

355,4 53,9 75

409,3 54,6 86

449,0 55,3 93

492,9 56,0 100

4.015,6 63,1 726,6

5.212,5 61,5 967,3

5.885,7 61,5 1.092,3

6.100,7 62,6 1.113,3

6.722,4 62,5 1.227,7

63,1

       384,0

       427,2

       475,5

55,6

55,7

55,8

55,7

55,8

         63,6           70,9

         78,7

         87,4

         97,4

       108,2

541,2 56,7 109

594,5 57,5 118

653,3 58,2 128

718,3 59,0 139

793,1 59,7 152

7.387,1 62,6 1.346,2

8.119,9 62,8 1.476,4

8.928,3 62,9 1.619,6

9.820,3 63,1 1.777,6

10.778,0 63,1 1.950,8

55,8

LA AMPIRAN N B2.2

NERACA DAYA D SISTE EM INTER RKONEKS SI SULUTT TENGGO DAN SISTE EM INTER RKONEKS SI SULSEL LRABAR

499

MW

Grafik Neraca Daya Sistem Sulut-Gorontalo

900

Reserve Margin PLTG PLN

PLTG60% PLN

PLTA/MPLN

800

68%

PLTP PLN

PLTG PLN

PLTP IPP

58%

PLTU IPP

700

64%

PLTU PLN PLTU Sewa

600

47%

PembangkitIPP &Sewa

64%

57%

PembangkitTerpasangPLN

500

Beban Puncak

500

PLTP PLN

69%

PLTP IPP

65%

PLTU IPP

57%

400 300

PLTU PLN

PLTD Sewa

200

PLTU Sewa

Pembangkit Terpasang

100 2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020 500

Neraca Daya Sistem Sulut Sulut-Gorontalo Gorontalo Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Load Factor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang PLN SWASTA IPP SEWA Retired & Mothballed PLTD

501 1

Tambahan Pasokan SEWA Rencana PLTU Sewa Amurang (2x25) PLN On-Going Project Mini Hydro 20 kV Sulut II (FTP1) Gorontalo ((FTP1)) Lahendong IV Rencana Sulut I (FTP1) Tolitoli (3x15 MW) Kotamobagu I (FTP2) Kotamobagu II (FTP2) Sawangan Minahasa GT (Peaking) Gorontalo GT (Peaking) IPP On-Going Project Molotabu (2x10 MW) Sulut I (Kema) Rencana Lahendong V (FTP2) Lahendong VI (FTP2) Sulut (PPP) Gorontalo, 2x6 MW (Terkendala)

Jumlah Pasokan (Terpasang) Reserve Margin (Terpasang)

Unit GWh % MW

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

1.303 61 246

1.423 61 267

1.555 61 289

1.786 59 344

1.952 60 373

2.136 60 405

2.337 61 441

2.558 61 479

2.800 61 520

3.071 62 567

MW MW

314 168

318 172

271 172

209 174

169 166

169 166

149 146

149 146

149 146

149 146

MW MW

3 111

3 111

3 64

-

20

PLTU

PLTM PLTU PLTU PLTP

3 -

-

3 -

40

3 -

-

20

3

3

3

-

-

-

-

-

-

50

1 50 25

25

20

PLTU PLTU PLTP PLTP PLTA PLTG PLTG

50 45 40 40 16 25

PLTU PLTU

25 25

25

20 25

PLTP PLTP PLTU PLTU

MW %

-

3 -

25

20 20 110 12 *)

385 57

439 65

487 69

565 64

586 57

666 64

696 58

806 68

831 60

831 47

MW

Grafik Neraca Daya Sistem Sulsel Reserve Margin

3.000

PLTG PLN  PLTGU IPP 

53% 61%

PLTM (PLN+IPP)  PLTA PLN 

2.500

PLTA IPP  PLTU PLN  

PLTGU IPP

PLTU IPP 

63%

PLTU Sewa

2.000

Pembangkit IPP & Sewa Pembangkit Terpasang PLN

502

Beban Puncak

70%

62%

52%

49%

PLTA PLN

PLTG PLN

61%

PLTGU IPP

1.500

PLTA IPP

56%

1.000

PLTU PLN 11%

PLTU IPP 500

Pembangkit IPP & Sewa

PLTU Sewa

Pembangkit g Terpasang p g

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Neraca Daya Sistem Sulsel No. 1

2

3

Kebutuhan dan Pasokan

503

Kebutuhan Produksi Faktor Beban Beban Puncak Bruto Pasokan Kapasitas Daya Terpasang PLN IPP Sewa Mesin Retired & Mothballed Tambahan Kapasitas SEWA Rencana PLTU Sewa Barru 2x(120-150) PLN On-going Project Sulsel - Barru (FTP1) Mini hydro 20 kV Rencana Sulsel Baru Makassar (Peaking) Takalar (FTP2) S l l-B Sulsel Barru (Ek (Ekspansi) i) Sulsel-2 Bakaru II PLTA Poko IPP On-going Project Sengkang Sengkang Poso (Transfer ke Selatan) Mini hydro 20 kV Sulsel-1 / Jeneponto Bosowa Rencana Bonto Batu (Buttu Batu 1) Malea Mamuju (FTP2) Sulsel-3 (Takalar) Mini hydro 20 kV

4 5

Jumlah Pasokan Reserve Margin

Satuan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh % MW

4.018 63,0 728

4.605 63,1 833

5.136 63,1 929

5.652 63,2 1.021

6.230 63,1 1.127

6.846 63,2 1.237

7.525 63,2 1.358

8.275 63,3 1.491

9.102 63,4 1.639

9.985 63,4 1.799

MW MW MW MW

786 254 257 275 81

786 254 257 275 -

530 213 197 120 41

401 146 135 120 67

281 146 135 -

281 146 135 -

281 146 135 -

281 146 135 -

281 146 135 -

281 146 135 -

100

50 100 100 150

100 150 126

PLTU

PLTU PLTM

240

100 8

PLTG PLTG PLTU PLTU PLTU PLTA PLTA

PLTG PLTGU PLTA PLTM PLTU

100 50

117

60

10

PLTA PLTA PLTU PLTU PLTM MW %

130 5,0 200

(60) 180 7,5

100 90

806 11

3

11

1.304 56

1.577 70

100

50 100

1.648 61

1.828 62

2.018 63

2.018 49

2.268 52

2.644 61

2.761 53

L LAMPIRA AN B2.3

PROY YEK-PROY YEK IPP YANG Y TER RKENDAL LA SIST TEM INTERKONEK KSI SULUT TTENGGO O DAN N SIST TEM INTE ERKONEK KSI SULSE ELRABAR R

504

B2.3 Proyek--Proyek IPP Ya ang Terkendalla Dalam perenccanaan pemban ngkit IPP, ada beberapa proyyek pembangkkit IPP yang Perrjanjian Pembe elian Tenaga Listrik L (PPTL) nya mengalam mi kendala. Kateg gori PPTL terke endala adalah,, • Kate egori 1, tahap p operasi adalah tahap dima ana IPP suda ah men ncapai COD. • Kate egori 2, tahap pembangunan/konstruksi dim mana IPP suda ah men ncapai Financia al Closing (FC) tapi belum me encapai COD. Kate egori 3, Tahap p pendanaan IP PP yang sudah memiliki PPTL L, teta api belum menccapai Financial Closing (FC). •

Pembangkit IP PP yang terkendala di sistem Sulawesi S adala ah, • PLT TU Tawaeli 2x13.5 MW masukk dalam katego ori 1 • PLT TA Poso 3x65 MW M masuk dala am kategori 2 • PLT TU Jeneponto 2x100 2 MW massuk dalam kate egori 2 • PLT TA Manippi 1x10 MW masuk dalam d kategori 2 • PLT TU Gorontalo 2x6 MW masuk dalam kategorri 2 • PLT TU Molotabu 2xx10 MW masukk dalam katego ori 2 Saat ini penyyelesaian IPP terkendala tersebut sedang g diproses oleh Komite Direktu ur untuk IPP da an Kerjasama Kemitraan. K Beberapa pro oyek kategori 2 sudah dalam tahap konstruksi da an diharapkan tah hun 2012/2013 sudah beroperasi.

505

LA AMPIRAN N B2.4

N NERACA E ENERGI SIST TEM INTE ERKONEK KSI SULUTTENGGO O DAN N SISTEM INTE ERKONEK KSI SULS SELRABAR

506

Proyeksi Neraca Energi Sistem Sulut - Gorontalo Jenis

2011

Batubara Gas LNG HSD MFO Geot. H d Hydro

99

Jumlah

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

(GWh) 2020

295 157 430 322

378 154 139 430 322

578 39 84 103 430 322

866 38 7 514 322

823 39 0 644 385

564 39 0 1.136 398

695 78 1.157 408

902 78 0 1.164 414

1.106 116 0 1.164 414

1.373 117 0 1.164 416

1.303

1.423

1.555

1.747

1.891

2.136

2.337

2.558

2.800

3.071

507

Proyeksi Neraca Energi Sistem Sulselrabar Jenis

2011

Batubara

133

Gas

2012

(GWh)

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

684

1.068

1.934

2.628

2.860

3.528

3.954

4.393

5.114

1.514

1.518

2.194

2.197

2.187

2.207

2.200

2.196

2.198

2.201

LNG

-

-

238

226

213

223

235

239

239

398

HSD

259

120

29

14

-

-

-

-

-

-

MFO

1.521

1.073

401

93

-

-

-

-

-

-

Geot.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Hydro

591

1.209

1.205

1.189

1.201

1.556

1.563

1.886

2.272

2.272

Jumlah

4.018

4.605

5.136

5.652

6.230

6.846

7.525

8.275

9.102

9.985

Proyeksi Neraca Energi Sistem Interkoneksi Sulut-Gorontalo dan Sistem Sulselrabar (GWh)

508

Jenis

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

Batubara

232

1.063

1.646

2.801

3.451

3.424

4.222

4.856

5.499

6.487

Gas

1.514

1.518

2.194

2.197

2.187

2.207

2.200

2.196

2.198

2.201

LNG

-

-

277

264

252

262

313

317

355

515

HSD

554

274

113

20

0

0

0

0

0

MFO

1.678

1.212

505

93

Geot.

430

430

430

514

Hydro

913

1.531

1.527

Jumlah

5.320

6.028

6.691

-

2018

-

2019

2020

-

-

-

-

-

644

1.136

1.157

1.164

1.164

1.164

1.511

1.586

1.953

1.971

2.300

2.687

2.688

7.399

8.120

8.982

9.863

10.833

11.902

13.056

P Proyeksi k iK Kebutuhan b t h E Energii P Primer i Si Sistem t S Sulut l t - Gorontalo G t l Jenis

Satuan

2011

2012

Batubara

10^3 ton

79

303

465

700

664

456

561

714

800

999

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Gas

bcf

LNG

2013

2014

2015

2016

0

0

0

0

4

0

0

HSD

10^3 kl

168

88

48

MFO

10^3 kl

40

35

26

2017

2018

1 -

2019

2020

1

1

1

0

0

0

-

-

-

-

-

-

-

Geot. Geot

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Hydro

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

509

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer Sistem Sulselrabar Jenis

Satuan

2011

2012

Batubara

10^3 ton

88

454

bcf

13

13

Gas LNG

-

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

698

1.261

1.713

1.863

2.297

2.575

2.861

3.335

17

17

17

17

17

17

17

17

3

3

3

3

3

3

3

5

-

2020

HSD

10^3 kl

72

33

10

4

-

-

-

-

-

-

MFO

10^3 kl

387

273

102

24

-

-

-

-

-

-

Geot Geot.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Hydro

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer Sistem Sulut – Gorontalo dan Sistem Sulselrabar Jenis

Satuan

2011

2012

Batubara

10^3 ton

167

bcf

13

Gas LNG

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

756

1.163

1.960

2.376

2.319

2.858

3.289

3.662

4.334

13

17

17

17

17

17

17

17

17

3

3

3

3

4

4

4

6

0

0

-

0

0

0

-

-

510

HSD

10^3 kl

240

121

57

8

MFO

10^3 kl

427

308

128

24

Geot. Geot

-

-

-

Hydro

-

-

-

2020

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

LAM MPIRAN B2.5

CA APACITY BALANC CE GARDU U INDUK SIST TEM INTE ERKONEK KSI SULUT TTENGGO O DAN N SIST TEM INTE ERKONEK KSI SULSE ELRABAR R

511

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar CAPACITY Exist' 2009 No.

No

SUBSTATION

Unit

2011 Total

Peak

Size

Add

Peak

Trans

(MVA)

(MVA)

2013

2012 Add

Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

Add

2015 Peak

Trans

Add

2016 Peak

Trans

Add

2017 Peak

Trans

Add

2018 Peak

Trans

Add

2019 Peak

Trans

2020

Add

Peak

Trans

(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

Makassar Branch 1

Pangkep 70/20

1

20

150/20

1

30

st 30 30

2.

(APLN 2011) 16.7

19.4

66%

38%

30

(APLN 2018) 21.5

23.5

25.8

28.1

30.4

32.9

35.5

42%

46%

51%

55%

60%

64%

35%

60

38.2 37%

Mandai

512

70/20

1

5

-

70/20

1

2.5

-

1996 : ex Pnkng

1

20

20

2005 : ex Pnkng

1

20

20 40

3.

(2012 - 20 MVA - relok dr Bontoala) 23.5

27.2

69%

53%

20

Daya

2015 - beban GI Mandai sebagian diambil GI KIMA

30.0

32.8

33.1

35.9

35.9

35.9

35.9

35.9

59%

64%

65%

70%

70%

70%

70%

70%

2013 - beban GI Daya sebagian diambil GI Maros

2005 : ex Pnk

70/20

2

20

40 (2012 - relok 30 MVA dr Bontoala) 40

2014 - beban GI Daya sebagian diambil GI Daya Baru & GI Maros

2019-sebagian GI KIMA

32.3

38.2

30

12.8

14.3

15.9

17.6

19.4

21.3

23.4

21.3

95%

64%

-20

22%

24%

27%

30%

33%

36%

39%

36%

23.8

26.6

29.3

32.4

35.5

38.9

47%

52%

58%

63%

70%

38%

20 MVA stand by-dibatasi trafo bay 4

Daya Baru 2013

150/20

1

60

-

(APLN 2012)

-

21.4

60

42% 5

(APLN 2018) 60

46.9 46%

Maros 2011

70/20

1

10

150/20

1

30

Add Trans

10 Jalur Tengah g

((APLN 2012))

10

8.3

30

10.3

20.6

33%

-10

40%

27%

(2011 - relok 10 MVA - ke Nii Tanasa)

60

23.5

27.0

30.6

34.7

39.1

44.1

49.7

31%

35%

40%

45%

51%

58%

65%

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar CAPACITY Exist' 2009 No.

No

SUBSTATION

Unit

2011 Total

Peak

Size

2012

Add

Peak

Trans

(MVA)

(MVA)

2013

Add

Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

Add

2015 Peak

Trans

2016

Add

Peak

Trans

2017

Add

Peak

Trans

2018

Add

Peak

Trans

2019

Add

Peak

Trans

Add

2020 Peak

Trans

Add Trans

(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

Makassar Branch 6

KIMA Makassar 2015

150/20

1

60

-

(APLN 2014) 7.7

60

15%

8.3

12.0

15.8

19.7

30.5

16%

24%

31%

39%

60%

2015 - KIMA ambil sebagian beban Mandai & Tallo Lama 7

Tello 1992

30/20

1

20

-

2004

150/20

1

30

30 30

513

s.d 2010 - 20 kV disuplai PLTD Sewatama Tello 8

(APLN 2016) 42.4

60

49.0

54.0

58.9

64.4

69.8

75.5

42%

-30

48%

53%

58%

63%

68%

49%

2020-sebagian

60

81.3

87.4

86.3

53%

57%

56%

(2011- relok 30 MVA - ke Palopo)

Tallo Lama

2015 - beban GI Tallo Lama sebagian diambil GI KIMA

1995

150/20

2

30

60 60

(APLN 2011) 44.8

51.9

88%

51%

(APLN 2016)

60

2020-beban GI

57.2

62.6

63.8

69.3

75.1

60

81.0

87.2

87.2

56%

61%

63%

68%

59%

-30

64%

68%

68%

(2017 - relok 30 MVA - ke Majene) 9

Bontoala

(2012 - relok 20 MVA ke Mandai)

1995

70/20

2

20

40 (2012 - relok 30 MVA ke Daya)

70/20

1

30

30 (2012 - relok 20 MVA ke Borongloe) 70

52

61

67

75

83

91

100

109

118

129

118.2

128.6

58%

63%

GIS Bontoala-II 2011

150/20

1

60

(APLN 2014) -

51.6

60

47%

60.5

60

59%

67.5

74.6

82.8

66%

73%

54%

60

(APLN 2017) 90.8

99.5

108.6

59%

65%

53%

60

70 kV masih dipertahankan 10

Panakukang 1995 2005

70/20

2

20

70/20

1

20

2

30

150/20

2018 - beban GI Panakukang sebagian diambil 60 60

(APLN 2012) 60.0 59%

60

(APLN 2015)

70.4

78.5

60

86.8

96.2

105.7

60

115.8

115.8

115.8

115.8

69%

62%

-30

68%

75%

69%

-30

76%

76%

76%

76%

(2013 - relok 30 MVA - ke Makale)

(2018 - relok 30 MVA - ke Sinjai)

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar CAPACITY Exist' 2009 No.

No

SUBSTATION

Unit

2011 Total

Peak

Size (MVA)

Add

Peak

Trans (MVA)

2013

2012 Add

Peak

Trans

Add

2014 Peak

Trans

Add

2015 Peak

Trans

Add

2016 Peak

Trans

2017

Add

Peak

Trans

Add

2018 Peak

Trans

2019

Add

Peak

Trans

2020

Add

Peak

Trans

Add Trans

(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

Makassar Branch 11

Panakukang Baru / Antang 2018

150/20

(APLN 2017) 1

60

10.6

60

21%

(APLN 2019) 21.8

56.4

43%

55%

60

Ambil sebagian beban Panakukang - Tello - Ta 12

Tanjung Bunga 2006

2020 - Beban G

150/20

1

30

30 30

514

13

28.2

33.3

37.4

41.6

46.4

51.3

56.6

62.2

37%

44%

49%

54%

61%

67%

74%

49%

60

68.2

59.7

53%

47%

Borongloe 2006

70/20

1

10

70/20

1

20

st

2023 - Beban G 20 20

14

(APLN 2017)

(2012 - relok 20 MVA dr Bontoala) 20

(APLN 2015)

15.9

18.3

20.1

21.8

23.8

25.7

27.6

29.6

31.7

33.9

94%

54%

59%

64%

70%

43%

30

46%

50%

53%

57%

23.1

25.5

28.0

30.7

33.4

36.3

39.2

42.3

60

45.6

41%

45%

50%

55%

60%

65%

70%

45%

-16

49%

Tallasa 1996

150/20

1

16

16

2000

150/20

1

20

20 36

(APLN 2018) 19.9

30

35%

(2019 - relok 16 MVA - ke ... .. 15

Sungguminasa 1998

150/20

1

30

30 30

(APLN 2019) 25.1 33%

60

29.2

32.2

35.3

38.8

42.3

45.9

49.7

53.6

57.8

38%

42%

46%

51%

55%

60%

65%

70%

45%

60

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar CAPACITY Exist' 2009 No.

SUBSTATION

No

2011

2012

Unit Total Peak

Add

Size

Trans

Peak

2013

Add

Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

Add

2015 Peak

Trans

Add

2016 Peak

Trans

Add

2017 Peak

Trans

Add

2018 Peak

Trans

Add

2019 Peak

Trans

Add

2020 Peak

Trans

Add Trans

(MVA)(MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) Pare - Pare Branch 1.

Pare-pare 150/20

1

16

16 16

2.

(APLN 2019) 13.2

30

15.4

17.0

18.6

20.4

22.2

24.0

26.0

28.0

30.1

34%

39%

43%

47%

52%

57%

61%

66%

72%

47%

6.7

7.7

8.5

9.2

10.0

10.8

11.6

12.5

13.3

14.2

79%

23%

25%

27%

29%

32%

34%

37%

39%

42%

5.7

6.6

7.3

8.0

8.8

9.6

10.4

11.2

12.1

13.0

34%

39%

43%

47%

52%

56%

61%

66%

71%

31%

30

Barru 150/20

2

5

10 10

30

515 Pinrang Branch 1

Bakaru 150/20

1

20

20 20

2

(APLN 2019) 30

Pinrang 1

5 st

diusulkan ke PIKITRING untuk ditambahkan

150/20

1

16

16

150/20

1

20

20 36

(APBN 2012) 19.9

23.0

25.4

65%

75%

45%

30

(APBN 2019) 27.8

30.5

33.2

36.0

38.9

41.9

45.1

30

50%

54%

59%

64%

69%

75%

66%

-16

2019- relok 16 M

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar CAPACITY Exist' 2009 No.

SUBSTATION

No

Unit

2011

Total Peak

Size

2012

Add

Peak

Trans

Add

2013 Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

2015

Add

Peak

Trans

Add

2016 Peak

Trans

Add

2017 Peak

Trans

2018

Add

Peak

Trans

2019

Add

Peak

Trans

Add

2020 Peak

Trans

Add Trans

(MVA)(MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) Mamuju Branch 1

Polmas 2000

diusulkan ke PIKITRING untuk ditambahkan 150/20

1

20

20 20

2

150/20

1

20

13.8

15.2

16.5

17.9

19.3

20.8

22.3

23.8

25.4

71%

81%

36%

30

39%

42%

45%

49%

52%

56%

60%

7.7

8.9

9.7

10.6

11.5

12.4

13.3

45%

52%

57%

62%

68%

73%

31%

8.6

9.9

10.8

11.8

12.8

13.8

14.9

15.9

17.0

18.2

51%

58%

64%

28%

30%

33%

35%

37%

40%

43%

15 8 15.8

17 2 17.2

18 5 18.5

19 9 19.9

21 3 21.3

22 7 22.7

24 2 24.2

37%

40%

43%

47%

50%

53%

57%

20 20

516

12.0

Majene 2000

3

(APBN 2012)

(2017 -30 MVA -relok dari Tallo Lama) 30

14.3

15.3

16.3

34%

36%

38%

Mamuju 2009

150/20

1

20

20 20

(APBN 2013) 30

Watampone Branch 1.

Soppeng 1995

150/20

1

20

20 diusulkan ke PIKITRING untuk ditambahkan

2000

150/20

1

20

20

150/20

1

-20

-20

2008- 1 unit ke

20

2.

(APBN 2012) 11 6 11.6

13 3 13.3

14 5 14.5

68%

78%

34%

30

Bone / Watampone

Sebagian beban GI Bone diam

1995

150/20

1

20

20

2000

150/20

1

20

20 40

(APBN 2017) 23.4 39%

30

27.2

30.1

33.1

36.4

39.7

43.2

46.84

30

37.98

38.3

46%

51%

56%

61%

67%

73%

55%

-20 20

56%

56%

(2018 - relok 20 MVA - ke ...)

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar CAPACITY Exist' 2009 No.

No

SUBSTATION

Unit

2011

Total Peak

Size

2012

Add

Peak

Trans

Add

2013 Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

Add

2015 Peak

Trans

Add

2016 Peak

Trans

Add

2017 Peak

Trans

Add

2018 Peak

2019

Add

Trans

Peak

Trans

2020

Add

Peak

Trans

Add Trans

(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) Watampone Branch 3.

Sidrap 1995

150/20

1

20

20 20

(APBN 2017) 17.4

30

41% 4

24.6

27.0

29.4

31.9

34.5

48%

53%

58%

64%

69%

75%

51%

30

37.3

40.2

55%

59%

(APBN 2018) 150/20

1

30

-

19.6

30

(APBN 2019) 24.6

77%

48%

30

Sengkang 1999 2002 (rusak th.2

150/20

1

16

150/20

1

30

-

1

20

20

2008-dari sopeng

-

517

20

17.4

30

41% 6

22.4

Kajuara 2019

5

20.3

20.1

17.6

19.1

20.8

22.5

24.2

25.9

27.7

29.7

47%

41%

45%

49%

53%

57%

61%

65%

70%

14.2

15.5

16.8

18.2

19.6

21.1

22.6

51%

56%

61%

66%

71%

38%

41%

44%

19 2 19.2

21 1 21.1

22 9 22.9

25 0 25.0

27 1 27.1

29 2 29.2

31 4 31.4

33 6 33.6

36 0 36.0

45%

50%

54%

59%

64%

69%

46%

49%

53%

19.3

21.3

23.2

25.5

27.6

29.9

32.2

45%

50%

55%

60%

65%

70%

47%

18.3

20.2

22.0

24.0

25.9

28.0

30.1

32.3

43%

47%

52%

56%

61%

66%

71%

47%

Siwa / Keera 2013

150/20

1

30

-

(APBN 2012)

-

13.0

30

(APBN 2017) 30

Bulukumba Branch 1.

Bulukumba 2006

150/20

1

20

20 20

(APBN 2017) 16 6 16.6

30

39% 2

Sinjai 2007

150/20

1

20

20 20

2018 -30 MVA - relok dr Panakukang 16.6

30

39% 3

30

30

27.7

29.1

41%

43%

Jeneponto 2006

150/20

1

20

20 20

2019 -relok 30 MVA - dr Tanjun 15.9 37%

30

30

34.6 51%

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar CAPACITY Exist' 2009 No.

No

SUBSTATION

2011

2012

Unit Total Peak

Add

Size

Trans

Peak

Add

2013 Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

Add

2015 Peak

Trans

Add

2016 Peak

Trans

2017

Add

Peak

Trans

Add

2018 Peak

Trans

Add

2019 Peak

Trans

Add

2020 Peak

Trans

Add Trans

((MVA)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) ((MW)) ((MVA)) Palopo Branch 1.

Palopo 2006

(2013-sebagian beban diambil GI Siwa) 150/20

2

20

40 (2011 -Relok 30 MVA -dari Tello) 40

26.7 45%

30

(APBN 2019)

31.0

25.7

28.1

30.9

33.6

36.4

39.3

42.4

45.7

60

52%

43%

47%

52%

56%

61%

66%

71%

49%

-20

2020 -relok 20 M 2.

Makale 2006

150/20

1

20

20 20

518 8

3.

(2013 - 30 MVA - relok dr Panakukang) 11.4

13.1

14.5

67%

77%

34%

30

beban Makale sebagian diambil Enrekang

15.8

17.3

11.2

12.1

13.1

14.0

15.1

37%

41%

26%

29%

31%

33%

35%

8.1

8.7

9.4

10.0

32%

34%

37%

39%

Enrekang (SY PLTA B.Batu) 2016

150/20

1

30

-

(APBN 2015)

-

7.5 29%

4

Wotu 2013

150/20

1

30

-

(APBN 2012) 9.3

30

36% 5

30

10.2

11.2

12.2

13.3

14.4

15.6

16.8

40%

44%

48%

52%

56%

61%

66%

11.9

13.1

14.2

15.5

16.8

18.2

19.7

47%

51%

56%

61%

66%

71%

39%

Malili 2013

150/20

1

30

-

(APBN 2012) 10.8 42%

30

(APBN 2019) 30

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar CAPACITY Exist' 2009 No.

No

SUBSTATION

2011

2012

Unit Total Peak

Add

Size

Trans

Peak

Add

2013 Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

2015

Add

Peak

Trans

2016

Add

Peak

Trans

Add

2017 Peak

Trans

Add

2018 Peak

Trans

Add

2019 Peak

Trans

2020

Add

Peak

Trans

Add Trans

(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) Kendari Branch 1.

Kolaka 2013

150/20

1

30

-

(APBN 2012)

-

12.2

30

48% 2

150/20

1

30

-

5.21

30

519

20%

16.5

17.9

19.5

51%

55%

60%

65%

70%

38%

30

21.2 42%

5.6

6.0

6.5

7.1

7.7

8.3

9.1

22%

24%

26%

28%

30%

33%

36%

22.7

24.5

26.6

28.9

31.5

34.3

44%

48%

52%

57%

62%

67%

Unaha 2013

150/20

1

30

-

(APBN 2012) (APBN 2013) 19.6

30

77% Kendari 2011-Mandon

21.0 41%

30

2011 - 30 MVA - 70/20 - Mandonga 70/20

1

30

30

2013 - operasi p GI lain di Sistem Kendari ((Unaaha,, Kendari150)) 54.7

2011/12 - 20 kV disuplai PLTD (77 MW) 5

15.2

(APBN 2012)

-

4

14.0

Lasusua 2013

3

(APBN 2018) 13.0

30

((APBN 2018))

60.6

11.8

12.6

13.6

14.7

16.0

17.4

18.9

18%

42%

46%

49%

53%

58%

63%

68%

37%

30

20.6

50.0

50.0

44.2

47.9

52.1

56.7

61.8

58%

63%

68%

74%

48%

40%

Kendari-150 kv 2013

150/20

1

30

30

(APBN 2012) 35.3

2013/14 - 20 kV disuplai PLTD (30 MW)

30

(APBN 2014) 37.9

40.8

21%

31%

53%

30.0

30.0

60

(APBN 2019) 60

Capacity Balance GI Sistem Sulselrabar CAPACITY Exist' 2009 No.

No

SUBSTATION

Unit

2011

Total Peak

Size

2012

Add

Peak

Trans

2013

Add

Peak

Trans

2014

Add

Peak

Trans

2015

Add

Peak

Trans

2016

Add

Peak

Trans

2017

Add

Peak

Trans

2018

Add

Peak

Trans

2019

Add

Peak

Trans

2020

Add

Peak

Trans

Add Trans

(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) Kendari Branch 6

Nii Tanasa

2011 - 10 MVA - baru (SY PLTU Nii Tanasa)

2011-PLTU N

70/20

1

10

10 2011 - 10 MVA - relok dari Maros 70 kV

2011-relok dr M

70/20

1

10

10

(APBN 2014) 9.7

20

57% 7

10.7

11.8

12.6

13.6

63%

69%

74%

40%

14.7

16.0

17.4

18.9

20.6

43%

47%

51%

56%

61%

Raha 2013

150/20

1

30

-

(APBN 2012)

-

9.3

30

9.9

10.7

11.5

12.5

13.5

14.7

15.9

39%

42%

45%

49%

53%

57%

62%

18.6

20.0

21.6

23.4

25.4

27.6

30.0

41%

45%

51%

42%

46%

50%

54%

59%

70 7.0

70 7.0

70 7.0

36% 8

20

Bau-Bau

520

2013

150/20

1

30

-

(APBN 2012)

-

17.3

20 kV di disuplai l i PLTD & PLTM (7 MW)

30

(APBN 2015) 30

Big Consumer 1.

2

3

Tonasa III & IV 150/20

3

32

150/30/20

1

20

2

45

Barawaja

95

39.0

39.0

39.0

39.0

39.0

39.0

39.0

39.0

39.0

39.0

20

53 5.3

53 5.3

53 5.3

53 5.3

53 5.3

53 5.3

53 5.3

53 5.3

53 5.3

53 5.3

90

32.0

32.0

32.0

32.0

32.0

32.0

32.0

32.0

32.0

32.0

10

Semen Bosowa 150/20

TOTAL PEAK KONSUMEN BESAR

(MW)

76

TOTAL PEAK LOAD 1

(MW)

389

330

454

250

504

180

555

-

614

120

671

90

733

120

797

180

865

180

938

150

TOTAL PEAK LOAD 2

(MW)

211

210

244

-

289

210

315

30

345

-

375

30

405

30

437

150

470

60

505

180

TOTAL PEAK LOAD 3

(MW)

64

50

71

-

122

180

131

30

141

80

153

30

166

-

180

-

196

60

214

60

TOTAL SYSTEM PEAK LOAD

(MW)

740

590

846

250

992

570

1,078

60

1,177

200

1,275

150

1,380

150

1,490

330

1,607

300

1,733

390

SCENARIO NORMAL

(MW)

ANNUAL DIVERSITY FACTOR 849

76

76

76

76

76

76

76

76

76

727

831

970

1,056

1,153

1,249

1,352

1,460

1,574

1,697

1.02

1.02

1.02

1.02

1.02

1.02

1.02

1.02

1.02

1.02

Capacity p y Balance GI Sistem Sulutenggo gg Kapasitas Trafo No.

GARDU INDUK

2011

Teg. Jumlah Unit Total Add Peak Sistem Size Trafo

2012

2013

2014

2015

Add Peak

Add Peak

Add Peak

Add Peak

Add

Trafo

Trafo

Trafo

Trafo

Trafo

2016 Peak

2017

2018

2019

2020

Add Peak

Add Peak

Add Peak

Add Peak

Add

Trafo

Trafo

Trafo

Trafo

Trafo

(MVA) (MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) 1 GI Ranomut

70/20

3

20

- Beban Puncak ( MW )

2 GI Sawangan

60

70/20

1

10

- Beban Puncak ( MW )

3 GI Bitung

60

70/20

1

20

44.64

26.17

78%

46%

10 10

- Beban Puncak ( MW )

Sebagian beban dialihkan ke GI Paniki -

31.67

34.83

38.32

42.15

46.36

46.36

46.36

51%

56%

61%

67%

74%

81%

81%

81%

(Relokasi dari GI Teling 10 MVA) -

8.93

9.27 10.00

9.62

9.98

10.34

10.78

11.24

11.71

12.20

12.73

94%

49%

51%

53%

54%

57%

59%

62%

64%

67%

20 20

Sebagian Beban dialihkan ke GI Paniki (Beban Ranomuut 8

28.79

Beban dialihkan ke GI Kema serta antisipasi GI Kema terlambat ( Catatan : PLTU Amurang 2 x 25 MW dan PLTP Lahendong IV 20 MW dan -

16.78

521

8.73 20.00

9.61

10.57

11.62

12.79

14.07

15.47

17.02

18.72

88%

23%

25%

28%

31%

34%

37%

41%

45%

49%

5.94

7.18

7.60

8.04

8.51 10.00

9.05

9.63

10.24

10.89

11.58

62%

76%

80%

85%

45%

48%

51%

54%

57%

61%

- Beban Sewa Genset (MW) 4 GI Tonsealama

70/20

1

10

- Beban Puncak ( MW )

5 GI Teling

10 10

70/20

1

10

10

1

20

20

1

20

20

- Beban Puncak ( MW )

50

-

Mengantisipasi COD GIS Teling terlambat up grade trafo dari 10 MVA menjadi 20 MVA

-

45 33 45.33 95%

6 GI Teling 150 kV (GIS)

150/20

1

0

- Beban Puncak ( MW )

7 GI Tomohon - Beban Puncak ( MW )

70/20

2

10

22 20 10.00 22.20 10 00 22.87 22 87 39%

0

Beban dr GI Teling 70 kV

0

18.99 30.00 21.84

40%

24.97

23 55 23.55

24 24 24.24

25 09 25.09

25 96 25.96

26 86 26.86

27 79 27.79

29 33 29.33

41%

43%

44%

46%

47%

49%

51%

32.14

36.45

41.18

46.38

56%

64%

72%

81%

61%

68%

18.76

20.39

22.16

24.09

26.20

39%

43%

47%

51%

55%

28.40 30.00

67%

77%

88%

50%

12.58

13.62

14.74

15.95

66%

72%

78%

84%

52.12 30.00

57.90

20 20

-

17.25 30.00 36%

Capacity Balance GI Sistem Sulutenggo Kapasitas Trafo No.

GARDU INDUK

Teg. Teg Sistem

Jumlah Unit Total Add Size

2011 Peak

Trafo

2012

Add

Peak

Trafo

Add

2013 Peak

Trafo

Add

2014 Peak

Trafo

2015

Add

Peak

Trafo

2016

Add

Peak

Trafo

2017 Add

Peak

Trafo

2018

Add

Peak

Trafo

2019

Add

Peak

Trafo

Add

2020 Peak

Trafo

Add Trafo

(MVA) (MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) 8

GI Kawangkoan

150/20

1

20

- Beban Puncak ( MW )

9

GI Lopana

20

150/20

1

20

- Beban B b P Puncak k ( MW )

10 GI Tasik Ria

70/20

1

20

1

20

- Beban Puncak ( MW )

-

-

20

70/20

1

20

522

- Beban Puncak ( MW )

13 GI Kema

-

1

0

- Beban Puncak ( MW )

14 GI Lolak

1

0

- Beban Puncak ( MW )

15 GI Bintauna

1

0

- Beban Puncak ( MW )

16 GI Paniki

1

0

- Beban Puncak ( MW )

17.56 30.00

21.97

23.70

25.58

27.62

40%

43%

46%

50%

54%

58%

13 23 20.00 13.23 20 00

15 52 15.52

17 10 17.10

18 83 18.83

20 72 20.72

22 93 22.93

25 37 25.37

28 07 28.07

31 05 31.05

32 30 32.30

35%

41%

45%

50%

55%

60%

67%

74%

82%

85%

11.19

12.31

13.54

14.89

16.38

19.82

21.81

23.99

28.46

59%

65%

71%

78%

86%

38%

42%

46%

50%

60%

10.65

11.62

12.68

56%

61%

67%

10.00

10.00

10.00

5.25

5.78

28%

30%

18.02 30.00

23.85 30.00

26.23

28.86

31.74

34.92

50%

55%

61%

67%

74%

38.41 30.00 51%

42.25 56%

6.36

6.99

7.69

8.46

9.30

10.24

11.26

12.38

33%

37%

40%

45%

49%

54%

59%

65%

17.35 30.00

19.51

21.88

24.47

30.79

34.44

61%

68%

77%

86%

27.48 30.00 48%

54%

60%

38.47 30.00 45%

42.95 50%

5.19 20.00

5.71

6.28

6.91

7.60

8.36

9.19

10.11

11.13

12.24

27%

30%

33%

36%

40%

44%

48%

53%

59%

64%

0.00

3.00 10.00

3.18

3.37

3.57

3.79

4.01

4.26

4.51

4.78

32%

33%

35%

38%

40%

42%

45%

47%

50%

0

0 0

150/20

20.35

37%

0.00

0

150/20

18.85

86%

0 0

150/20

16.35

80%

20 20

150/20

15.22

72%

20

- Beban Pembangkit Kota (MW)

12 GI Likupang

13.75

20 20

150/20

-

20 20

- Beban Puncak ( MW )

11 GI Otam

20

0 28.43

31.51

35.05

38.90

43.08

80%

45%

50%

55%

61%

68%

76%

61%

72%

0.00

0.00

0.00

4.50 20.00

4.82

5.15

5.51

5.90

6.31

6.75

0%

0%

0%

24%

25%

27%

29%

31%

33%

36%

TOTAL BEBAN GARDU INDUK

222.48

225.46

245.6

267.47

292.39

320.74

351.71

385.54

422.63

462.90

TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM

209.44

227.00

247.0

268.34

291.60

317.03

344.76

375.02

408.02

445.12

17 GI Molibagu

0

150/20

- Beban Puncak ( MW )

1

0

0.00

22.94 30.00

25.57 30.00

52.28 30.00

61.89

0 0

TOTAL BEBAN KONSUMEN BESAR

DIVERSITY FACTOR PENAMBAHAN TRANSFORMATOR

1.06 0.0

0.99 70.0

0.99 110.0

1.00 30.0

1.00 90.0

1.01 40.0

1.02 60.0

1.03 0.0

1.04 0.0

1.04 120.0

0.0

Capacity Balance GI Sistem Sulutenggo Kapasitas Trafo No.

GARDU INDUK

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Teg. Jumlah Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Sistem Unit Size Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo (MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

1 GI Talise

70/20

1

30

30

1

10

10

- Beban Puncak ( MW )

40

70/20

1

20

- Beban Puncak ( MW )

523

3 GI Silae

70/20

2

0

150/20

1

0

150/20

1

0

- Beban Puncak ( MW )

32.38 30.00 35.62

43.10

47.4

50%

55%

61%

67%

74%

52.15 30.00 57.37 57%

62%

16 9 16.9

18 61 18.61

20 47 20.47

37%

40%

44%

48.5 30.00 53.34

58.67

150/20

1

0

1

0

9 55 9.55

10 50 10.50

11 55 11.55

12 71 12.71

13 98 13.98

47%

52%

57%

63%

69%

76%

0.00

0.00

15 38 30.00 15.38 30 00 33%

(catatan : Sebagian Beban 20 kV PLTD Silae dialihkan ke Transmisi) 22.08 30.00 33.12 30.00 36.43

40.08

44.08

80%

60%

66%

73%

80%

7.49 30.00 15.00

59%

64%

71%

0.00

24.2 30.00 26.57

29.23

16.50

18.15

19.97

21.96

27%

54%

60%

66%

72%

80%

44%

48%

53%

0.00

2.23 10.00

5.00

5.50

6.05

6.66

7.32

8.05 30.00

8.86

9.74

24%

54%

60%

66%

72%

80%

22%

24%

26%

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

5.32

0 0

150/20

8 68 8.68

0 0

- Beban Puncak ( MW ) 7 GI Kolonedale

39.18

80%

0 0

- Beban Puncak ( MW ) 6 GI Ampana

29.44

80%

0 0

- Beban Puncak ( MW ) 5 GI Tentena

29.44

70% 20 20

- Beban Puncak ( MW )

4 GI Poso

25.60

50.00 Pembangkit Silae

PLTD Silae 2 GI Parigi

((catatan : Sebagian g Beban 20 kV PLTD Silae dialihkan ke Transmisi))

0.00

5.88

6.50

7.17

29%

20.0

32%

35%

39%

0.00

0.00

5.46

0 0

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

30%

20.0

6.03 33%

Capacity Balance GI Sistem Sulutenggo Kapasitas K it Trafo No.

GARDU INDUK

2011

2012

2013

2014

2015

2017

2016

2018

2019

2020

Teg. Jumlah Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Sistem Unit Size Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo (MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

8 GI Palu Baru

150/20

1

0

- Beban Puncak ( MW ) 9 GI Leok

0 150/20

1

- Beban Puncak ( MW ) 10 GI Toli-Toli Toli Toli

150/20

1

- Beban Puncak ( MW )

524

11 GI Moutong

150/20

1

- Beban Puncak ( MW ) 12 GI Siboa

150/20

1

- Beban Puncak ( MW ) 13 GI Luwuk

150/20

1

- Beban Puncak ( MW ) 14 GI Moilong

0

150/20

- Beban Puncak ( MW )

1

0

0

20

0

0

0

30

0

0

0

30

0

0

0

30

0

0

0

20

0

0

0

30

0

dari Sebagian GI Talise 0.00

17.82 30.00 21.21

0.00

0.00

40.08

44.08

53.3

58.7

65%

77%

60%

66%

73%

80%

59%

64%

71%

0.00

0.00

5.00 20.00

5.50

6.05

6.66

7.32

8.05

8.86

27%

30%

33%

36%

40%

44%

48%

10.80 30.00 11.88

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

33.12 30.00 36.43

0.00

0.00

0.00

48.49 30.00

13.07

14.37

15.81

17.39

19.13

39%

43%

47%

52%

57%

63%

69%

7.60 30.00

8.36

9.20

10.12

11.13

12.24

13.46

28%

30%

33%

37%

40%

44%

49%

5.00 30.00

5.50

6.05

6.66

7.32

8.05

8.86

18%

20%

22%

24%

27%

29%

32%

15.00 30.00 16.50

18.15

19.97

21.96

24.16

30.0 26.57

54%

60%

66%

72%

80%

44%

48%

5.00 20.00

5.50

6.05

6.66

7.32

8.05

8.86

27%

30%

33%

36%

40%

44%

48%

TOTAL BEBAN KONSUMEN BESAR TOTAL BEBAN GARDU INDUK TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM DIVERSITY FACTOR PENAMBAHAN TRANSFORMATOR

34.3

66.5

103.2

180.6

198.6

218.5

245.7

270.3

302.8

333.1

126.8

140.5

155.5

171.8

189.6

210.0

232.3

256.6

283.5

308.9

0.27

0.47 0.0

0.66 70.0

1.05 30.0

1.05 90.0

1.04 0.0

1.06 0.0

1.05 50.0

1.07 120.0

1.08 50.0

0.0

LAM MPIRAN B2.6

RENCA ANA PENG GEMBANGAN PEN NYALURA AN SISTE EM INTER RKONEKS SI SULUTTENGGO O DAN SISTEM INTER RKONEKS SI SULSE ELRABAR

525

Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Sulawesi Kms Tegangan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Jumlah

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

T/L 500 kV T/L 275 kV T/L 150 kV

482 1006 8 1006.8

488

1417

24

62

14

1030.8

1032

1431

T/L 70 kV

526

Jumlah

482 1451

254

112

308

524

380

170

1 1451

6110 8 6110.8 101

255

112

308

524

380

170

6693.8

MVA Tegangan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Jumlah

270

90

360

60 400

63 490

183

150/20 kV

60 610

70/20 kV

80

30

30

750

760

673

500/275 kV 275/150 kV 150/70 kV

Jumlah

590 590

150

390

140

420

30

60

20

20

180

450

160

440

460 460

290

3940

20

290

310

4773

Pengembangan Transmisi Sulawesi

Propinsi

Dari

Ke

Tegangan

Conductor

kms

Juta US$

COD

Status

Sumber Pendanaan

Gorontalo Isimu

Botupingge

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

90

8.01

2011

On Going

IPP

Gorontalo Isimu

Marisa

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

220

19.58

2011

On Going

APBN

Gorontalo Isimu

Buroko

APBN

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

76

6.76

2011

Selesai

Gorontalo PLTU Gorontalo Energi (IPP) Botupingge

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

16

1.42

2012

Planned

IPP

Gorontalo PLTU Gorontalo (Perpres)

150 kV

4 cct, ACSR 1 x 240 mm2

14

1.25

2013

On Going

APBN

Incomer double phi Buroko-Isimu

527

Gorontalo PLTU TLG (Molotabu) (IPP)

Botupingge

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

30

2.67

2014

Planned

IPP

Gorontalo Marisa

Moutong

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

180

16.02

2014

Planned

Unall

Gorontalo New PLTG (Marisa)

Marisa

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

20

1.78

2017

Planned

Unall

Sulteng PLTA Poso (Tentena)

Poso

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

80

7.12

2012

Commited

APLN

Sulteng Poso

Palu Baru

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

238

21.18

2012

Commited

APLN

Sulteng Palu Baru

Silae

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

50

4.45

2012

Commited

APBN

Sulteng Palu Baru

Talise

70 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

30

1.87

2012

Planned

APBN

Sulteng

Wotu

275 kV

2 cct, Zebra, 430 mm

272

61.22

2012

On Going

IPP

TIP 24 (Talise-Parigi)

70 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

14

0.87

2013

Planned

Unall

Tentena (PLTA Poso)

Sulteng PLTU Tawaeli Expansion Sulteng PLTMG Cendana Pura

Luwuk

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

180

16.02

2013

Planned

Unall

Sulteng Toli-toli

Leok

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

216

19.22

2014

Planned

Unall

Sulteng Toli-toli

Siboa

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

260

23.14

2014

Planned

Unall

Sulteng Moutong

Incomer Single phi (Toli2 (Toli2-Siboa) Siboa)

150 kV

2 cct cct, ACSR 1 x 240 mm2

220

19 58 19.58

2015

Planned

Unall

Sulteng Poso

Ampana

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

248

22.07

2017

Planned

Unall

Sulteng Bunta

Luwuk

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

190

16.91

2019

Planned

Unall

Sulteng Kolonedale

Incomer single phi Poso-Ampana

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

164

14.60

2019

Planned

Unall

Sulteng Ampana

Bunta

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

170

15.13

2020

Planned

Unall

Sulut

PLTU Sulut II (Pepres)

Lopana

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

36

4.41

2011

On Going

APLN

Sulut

Lopana

Teling (GIS)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

96

8.54

2011

On Going

APBN

Pengembangan Transmisi Sulawesi

Propinsi

Dari

Ke

Tegangan

Conductor

kms

Juta US$

COD

Status

Sumber Pendanaan

Sulut

Teling (GIS)

Ranomut Baru (Paniki)

150 kV

2 cct cct, ACSR 1 x 240 mm2

16

1 42 1.42

2012

Commited

APBN

Sulut

Ranomut Baru (Paniki)

Tanjung Merah (Kema)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

60

5.34

2012

Commited

APBN

528

Sulut

Bintauna

Tapping (Lolak - Buroko)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

4

0.36

2012

Planned

Unall

Sulut

PLTP Lahendong V & VI

Kawangkoan

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

10

0.90

2013

Planned

Unall

Sulut

Likupang

Bitung

70 kV

1 cct, ACSR 1 x 240 mm2

32

5.70

2013

Planned

APLN

Sulut

Otam

Molibagu

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

132

11.75

2014

Planned

Unall

Sulut

PLTG Minahasa

Likupang

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

1

0.09

2014

Planned

Unall

Sulut

PLTP Kotamobagu

Otam

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

32

2.85

2015

Planned

Unall

Sulut

PLTA Sawangan

Sawangan

70 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

1

0.06

2015

Planned

Unall

Sulut

PLTU Sulut I (IPP)

Tanjung Merah (Kema)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

20

1.78

2018

Planned

IPP

Sulsel

Sidrap

Maros (New) - Ags 2011 operasi

150 kV

2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

260

25.61

2011 Sdh operasi

APBN

Sulsel

Maros ((New))

Sungguminasa gg - Ags g 2011 operasi p

150 kV

2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

80

7.88

2011 Sdh operasi p

APBN

Sulsel

Sengkang

Sidrap - Ags 2011 operasi

150 kV

2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

130

12.81

2011 Sdh operasi

APBN

Sulsel

PLTU Perpres - Barru

Incomer 2 phi (barru-pare)

150 kV

4 cct, Hawk, 240 mm

4.8

0.43

2011

On Going

APBN

Sulsel

Tallo Lama (Uprating Cond)

Tello (Uprating Cond)

150 kV

2 cct, TACSR

14

0.78

2011

On Going

APBN

Sulsel

Wotu PLTU Bosowa Jeneponto

Palopo TIP. 57

275 kV

2 cct, Zebra, 430 mm 2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

210

47.27

2012

On Going

IPP

150 kV

12

1.18

2012

On Going

APBN

Sulsel Sulsel

PLTU Bosowa Jeneponto

TIP 58 TIP.

12

1 18 1.18

2012

On Going

APBN

Sengkang

Siwa/Keera (New)

150 kV 150 kV

2 cct cct, 2xZebra 2xZebra, 2x430 mm

Sulsel

2 cct, 2xHawk, 240 mm

140

17.17

2013

Planned

APBN

Sulsel

Siwa/Keera

Palopo

150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm

180

22.07

2013

Planned

APBN

Sulsel

Tallo Lama (loop)

Bontoala (loop)

150 kV

2 cct, UGC, XLPE, 400 mm

9

2.75

2013

Planned

APBN

Sulsel

Wotu Daya Baru

Malili (New) Inc. 1 phi (Maros-Sungguminasa)

150 kV 150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm 2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

10.06

2013

Planned

APBN

PLTU Takalar Punaga

Tanjung Bunga

150 kV

2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

82 2 80

0.20 7.88 88

2014 2014

Planned Pl Planned d

APBN IPP

Sulsel S l l Sulsel

Pengembangan Transmisi Sulawesi

529

kms

Juta US$

COD

Status

Sumber Pendanaan

2 cct, UGC, XLPE, 400 mm 2 cct, Hawk, 240 mm

2

0.61

2015

Planned

APBN

2

0.18

2016

Planned

IPP

150 kV

2 cct, Zebra, 430 mm

30

2.67

2016

Planned

IPP

150 kV

40

4.91

2017

Planned

Unall

150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm 2 cct, 2xZebra, 2x430 mm

24

2.36

2018

Planned

Unall

Inc. 1 phi (SInjai-Bone)

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

6

0.53

2019

Planned

Unall

PLTU Sewa barru

Inc. 2 phi (Sidrap-Maros)

150 kV

4 cct, 2xZebra, 2x430 mm

20

1.78

2019

Planned

Unall

PLTU P Perpres - Nii T Tanasa Malili (New)

M d Mandonga/Kendari /K d i Lasusua (New)

70 kV 150 kV

2 cct, t O Ostrich t i h (ex-P3B ( P3B JB) 2 cct, 2xHawk, 240 mm

24

1 89 1.89

2011

O Going On G i

APBN

Sultra

290

35.56

2013

Planned

APBN

Sultra

Lasusua (New)

Kolaka (New)

150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm

232

28.45

2013

Planned

APBN

Sultra

Kolaka (New)

Unahaa (New)

150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm

150

18.39

2013

Planned

APBN

Sultra

PLTU Kolaka (FTP2)

Kolaka

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

20

1.78

2013

Planned

IPP

Sultra

Unahaa (New)

Kendari (New)

150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm

110

13.49

2013

Planned

APBN

Sultra

Kendari (new)

Raha (new)

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

220

19.58

2014

Planned

APBN

Sultra

Kendari (new)

Raha (new) - Kabel Laut

150 kV

2 cct, Kabel Laut

10

10.68

2014

Planned

APBN

Sultra

PLTU Kendari (FTP2)

Inc. 2 phi (Kendari-Raha)

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

10

0.89

2014

Planned

IPP

Sultra

Raha (new)

Bau-Bau (New)

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

170

15.13

2014

Planned

APBN

Sultra

PLTA Konawe

Unahaa (New)

150 kV

2 cct, 2xHawk, 240 mm

80

9.81

2016

Planned

Unall

Propinsi

Dari

Ke

Tegangan

Sulsel Sulsel

KIMA Makassar (New) SY PLTA Bbatu/Enrekang

Inc. 1 phi (Pangkep-Tello) Inc. 2 phi (Makale-Sidrap)

150 kV 150 kV

Sulsel

PLTA Malea

Makale

Sulsel Sulsel

PLTA Bakaru II Panakukang baru/Antang

Enrekang Inc. 1 phi (Maros-Sungguminasa)

Sulsel

Kajuara - (New)

Sulsel S lt Sultra

Conductor

Sultra

PLTA Watunohu 1

Lasusua (New)

150 kV

2 cct cct, 2xHawk 2xHawk, 240 mm

80

9 81 9.81

2018

Planned

Unall

Sulbar

Pasangkayu

Silae

150 kV

2 cct, ACSR 2x240 mm2

90

11.04

2014

Planned

APBN

Sulbar

PLTU Mamuju (FTP2)

Mamuju

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

50

4.45

2014

Planned

IPP

Sulbar

Pasangkayu

Mamuju

150 kV

2 cct, ACSR 2x240 mm2

400

49.05

2018

Planned

Unall

Sulbar

PLTA Poko

Bakaru

150 kV

2 cct, Hawk, 240 mm

40

3.60

2019

Planned

Unall

Pengembangan Gardu Induk Sulawesi Nama Gardu Induk

Tegangan

Baru/Extension

Kap

Juta US$

COD

Status

Sumber

150/20 kV

New

30

2.62

2011

On going

APLN

2011

On going

APBN

2011

On going

APBN

2011

On going

APBN

4.47

2011

On going

APBN

30

1.90

2013

Planned

Unall

30

1.90

2013

Planned

Unall

Extension

30

1.39

2011

On going

APLN

Extension

30

1.39

2011

On going

APLN APBN

P Propinsi i i

Wilayah

Gorontalo

Suluttenggo

Botupingge

Gorontalo

Suluttenggo

PLTU Gorontalo

150/20 kV

New

20

3.24

Gorontalo

Suluttenggo

Isimu

150/20 kV

New

30

2.62

Gorontalo

Suluttenggo

Marisa

150/20 kV

New

30

2.62

Gorontalo

Suluttenggo

Buroko

150/20 kV

New

20

Gorontalo

Suluttenggo

Botupingge

150/20 kV

Extension

Gorontalo

Suluttenggo

Isimu

150/20 kV

Extension

Sulbar

Sulselrabar

Polmas

150/20 kV

Sulbar

Sulselrabar

Majene

150/20 kV

530

Sulbar

Sulselrabar

Pasangkayu

150/20 kV

New

20

2.38

2014

Operasi

Sulbar

Sulselrabar

Mamuju

150/20 kV

Extension

30

1.39

2014

On going

APLN

Sulsel

Sulselrabar

Mandai

70/20 kV

Extension

20

0.00

2011

Relok

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Tallo Lama

150/20 kV

Extension

60

2.10

2011

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Bontoala

150/20 kV

Extension

60

2.10

2011

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Borongloe

70/20 kV

Extension

20

0.00

2011

Relok

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Tallasa

150/20 kV

Extension

60

2.10

2011

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Pare-pare p

150/20 kV

Extension

30

0.00

2011

On g going g

APLN

Sulsel

Sulselrabar

Bulukumba

150/20 kV

Extension

30

1.39

2011

On going

APLN/APBN

Sulsel

Sulselrabar

Sinjai

150/20 kV

Extension

30

1.39

2011

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Daya

70/20 kV

Extension

30

0.00

2012

Relok

APLN

Sulsel

Sulselrabar

Siwa/Keera - (GI Baru)+2 LB

150/20 kV

New

30

2.62

2012

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Sengkang, Ext LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2012

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Tallo Lama ((loop p Btoala), ), Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2012

On g going g

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Bontoala (loop T.Lama), Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2012

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Pangkep

150/20 kV

Extension

30

1.39

2012

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Bone

150/20 kV

Extension

30

1.39

2012

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Jeneponto

150/20 kV

Extension

30

1.39

2012

On going

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Barru

150/20 kV

Extension

30

1.39

2012

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Makale

150/20 kV

Extension

30

1.39

2012

On g going g

APLN

Sulsel

Sulselrabar

Palopo IBT

275/150 kV

New

180

14.45

2012

Planned

IPP

Pengembangan Gardu Induk Sulawesi

531

Tegangan

Baru/Extension

Kap

Juta US$

COD

Status

Sumber

Palopo + Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

30

2.62

2012

On going

APBN

Sulselrabar

Siwa, Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2012

On going

APBN

Sulselrabar

Pinrang

150/20 kV

Extension

30

1.39

2013

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Soppeng

150/20 kV

Extension

30

1.39

2013

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Maros

150/20 kV

Extension

60

2.10

2013

Planned

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Panakkukang

150/20 kV

Extension

60

2.10

2013

Planned

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Wotu IBT

275/150 kV

New

90

7.22

2013

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Wotu - (GI Baru) + 2 LB

150/20 kV

New

30

2.62

2013

Planned

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Malili - (GI Baru) + 4 LB

150/20 kV

New

30

3.85

2013

Planned

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Tanjung Bunga, Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2014

Planned

APBN

Sulsel

Sulselrabar

Daya Baru - (GI Baru) + 2 LB

150/20 kV

New

60

3 34 3.34

2014

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Tello

150/20 kV

Extension

60

2.10

2014

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Tallo Lama

150/20 kV

Extension

60

2.10

2014

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

KIMA Makassar - (GI baru) + 2 LB

150/20 kV

New

60

3.34

2015

Proposed

IBRD

Sulsel

Sulselrabar

Bontoala

150/20 kV

Extension

60

2.10

2015

Proposed

IBRD

Sulsel

Sulselrabar

Sidrap

150/20 kV

Extension

30

1.39

2015

Planned

Unall

S l l Sulsel

S l l b Sulselrabar

P Panakkukang kk k

150/20 kV

E t Extension i

60

2 10 2.10

2016

P Proposed d

IBRD

Sulsel

Sulselrabar

Tanjung Bunga

150/20 kV

Extension

60

2.10

2016

Proposed

IBRD

Sulsel

Sulselrabar

Borongloe

70/20 kV

Extension

30

1.26

2016

Proposed

IBRD

Sulsel

Sulselrabar

Sungguminasa

150/20 kV

Extension

60

2.10

2016

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Pinrang

150/20 kV

Extension

30

1.39

2016

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Bulukumba

150/20 kV

Extension

30

1.39

2016

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

SY PLTA Bontobatu/Enrekang

150/20 kV

New

30

2.62

2016

Proposed

IBRD

Sulsel

Sulselrabar

Makale, Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2016

Proposed

PLTA Malea

Sulsel

Sulselrabar

Sidrap, Ext 2 LB

150/20 kV

Extension

2 LB

1.23

2017

Proposed

PLTA Bakaru-II

Sulsel

Sulselrabar

Bone

150/20 kV

Extension

30

1.39

2017

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Sinjai

150/20 kV

Extension

30

1.39

2017

Planned

Unall

Proposed

PLTA Poko

P Propinsi i i

Wilayah

Sulsel

Sulselrabar

Sulsel Sulsel

Nama Gardu Induk

Sulsel

Sulselrabar

Bakaru, Ext 4 LB

150/20 kV

Extension

4 LB

2.47

2018

Sulsel

Sulselrabar

Pangkep

150/20 kV

Extension

60

2.10

2018

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Tello

150/20 kV

Extension

60

2.10

2018

Planned

Unall

Pengembangan Gardu Induk Sulawesi P i i Propinsi

Wila ah Wilayah

Sulsel

Sulselrabar

Sulsel

Sulselrabar

Tegangan

Bar /E tension Baru/Extension

Kap

Juta US$

COD

Tallo Lama

150/20 kV

Extension

60

2.10

Bontala - GIS II - (GI baru)

150/20 kV

New

60

2.10

Nama Gard Gardu Ind Induk k

Stat s Status

S mber Sumber

2018

Planned

Unall

2018

Planned

Unall

532

Sulsel

Sulselrabar

Panakukang baru/Antang - (GI baru 150/20 kV

New

60

3.34

2018

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Pare-Pare

150/20 kV

Extension

30

1.39

2018

Relok

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Daya Baru

150/20 kV

Extension

60

2 10 2.10

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Maros

150/20 kV

Extension

60

2.10

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Tallasa

150/20 kV

Extension

60

2.10

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Bone

150/20 kV

Extension

30

1.39

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Sidrap

150/20 kV

Extension

30

1.39

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Kajuara - GI New + 2 LB

150/20 kV

New

30

2.62

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Kajuara

150/20 kV

Extension

30

1.39

2019

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Malili

150/20 kV

Extension

20

0.00

2019

Relok

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Panakukang baru/Antang

150/20 kV

Extension

60

2.10

2020

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Tanjung Bunga

150/20 kV

Extension

60

2.10

2020

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Soppeng

150/20 kV

Extension

30

1.39

2020

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Siwa/Keera

150/20 kV

Extension

30

1.39

2020

Planned

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Jeneponto

150/20 kV

Extension

20

0.00

2020

Relok

Unall

Sulsel

Sulselrabar

Wotu

150/20 kV

Extension

30

1.39

2020

Planned

Unall

Commited

APBN

Sulteng

Suluttenggo PLTA Poso

150/20 kV

New

10

2.98

2012

Sulteng

Suluttenggo Tentena IBT

275/150 kV

New

90

4.86

2012

Planned

IPP

Sulteng

Suluttenggo Poso

150/20 kV

New

30

2.62

2012

Commited

APLN & APBN

Sulteng

Suluttenggo Palu Baru

150/20 kV

New

30

2 62 2.62

2012

Commited

APLN & APBN

Sulteng

Suluttenggo Silae

150/20 kV

New

30

2.62

2012

Commited

APLN & APBN

Sulteng

Suluttenggo Silae

150/20 kV

Extension

30

1.90

2013

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Palu Baru

150/20 kV

Extension

30

1.90

2013

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Leok

150/20 kV

New

20

3.24

2014

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Toli-Toli

150/20 kV

New

30

2.62

2014

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Moutong

150/20 kV

New

30

2.62

2014

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Siboa (PLTU)

150/20 kV

New

30

2.62

2014

Planned

Unall

Pengembangan Gardu Induk Sulawesi Propinsi

Wilayah

Nama Gardu Induk

Tegangan

Baru/Extension

Kap

Juta US$

COD

Status

Sumber Unall

Sulteng

Suluttenggo Luwuk

150/20 kV

New

30

2.62

2014

Planned

Sulteng

Suluttenggo Moilong

150/20 kV

New

20

3.24

2014

Planned

Unall APBN

Sulteng

Suluttenggo Talise

70/20 kV

Extension

30

1.38

2016

Proposed

Sulteng

Suluttenggo Poso

150/20 kV

Extension

30

1 86 1.86

2016

Proposed

IBRD

Sulteng

Suluttenggo Ampana

150/20 kV

New

20

2.38

2017

Proposed

IBRD

Sulteng

Suluttenggo Palu Baru

150/20 kV

Extension

30

1.90

2018

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Luwuk

150/20 kV

Extension

30

1.90

2018

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Kolonedale

150/20 kV

New

20

3.24

2019

Planned

Unall

g Sulteng

Suluttenggo gg Silae

150/20 kV

Extension

30

1.90

2019

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Tentena

150/20 kV

Extension

30

1.90

2020

Planned

Unall

Sulteng

Suluttenggo Parigi

70/20 kV

Extension

20

1.51

2020

Planned

Unall

533

Sultra

Sulselrabar

Kendari

70/20 kV

Extension

30

1.26

2011

Proposed

APBN

Sultra

Sulselrabar

Nii Tanasa

70/20 kV

Extension

10

0.00

2011

Relok

APLN

Sultra

Sulselrabar

Kolaka - (GI Baru) + 2 LB

150/20 kV

New

30

2.62

2012

Proposed

APBN

Sultra

Sulselrabar

Kendari - (GI Baru 150 kV) + 2 LB

150/20 kV

New

30

2.62

2012

Proposed

APBN

Sultra

Sulselrabar

Lasusua - (GI Baru) + 4 LB

150/20 kV

New

30

3.85

2013

Planned

APBN

Sultra

Sulselrabar

Kolaka, Ext 4 LB

150/20 kV

Extension

4 LB

2.47

2013

Planned

APBN

Sultra

Sulselrabar

Unahaa - (GI Baru) + 4 LB

150/20 kV

New

30

3.85

2013

Planned

APBN

Sultra

Sulselrabar

Unaaha

150/20 kV

Extension

30

1.39

2013

Planned

APBN

Sultra

Sulselrabar

Kendari Ext 4 LB Kendari,

150/20 kV

Extension

4 LB

2 47 2.47

2013

Planned

Unall

Sultra

Sulselrabar

Kendari - IBT 2x31,5 MVA

150/70 kV

New

63

0.00

2013

Relok

APBN

Sultra

Sulselrabar

Raha - (GI Baru) - 2 LB

150/20 kV

New

30

2.62

2013

Planned

Unall

Sultra Sultra

Sulselrabar Sulselrabar

Bau-Bau Kolaka

150/20 kV 150/20 kV

New Extension

30 30

2.62 1.39

2014 2014

Planned Planned

Unall Unall

Pengembangan Gardu Induk Sulawesi Tegangan

Baru/Extension

Kap

Juta J t US$

COD

Raha

150/20 kV

Extension

30

1.39

2014

Planned

Unall

Bau-Bau

150/20 kV

Extension

30

1.39

2016

Proposed

IBRD

2.10

2016

Proposed

IBRD

2.10

2017

Planned

Unall

Propinsi

Wilayah

Nama Gardu Induk

Sultra

Sulselrabar

Sultra

Sulselrabar

Sultra

Sulselrabar

Kendari

150/20 kV

Extension

60

Sultra

Sulselrabar

Unahaa

150/20 kV

Extension

60

Sultra

Sulselrabar

Nii Tanasa

70/20 kV

Extension

20

0.00

2018

Relok

Unall

Sulut

Suluttenggo Teling (GIS)

150/20 kV

New

30

4.00

2011

On going

APLN

Sulut

Suluttenggo Teling (GIS)

150/20 kV

New

30

2.62

2011

On going

APLN

Status

Sumber

534

Sulut

Suluttenggo Tomohon (IBT)

150/70 kV

Extension

60

2.62

2011

Proposed

APBN/APLN

Sulut

Suluttenggo Kema/Tanjung Merah

150/20 kV

New

30

2.62

2012

Commited

APBN

S l t Sulut

S l tt Suluttenggo P iki Paniki

150/20 kV

N New

30

2 62 2.62

2012

C Commited it d

APBN

Sulut

Suluttenggo Teling (IBT)

150/70 kV

Extension

60

2.62

2012

Proposed

APLN & APBN

Sulut

Suluttenggo Bintauna (Tap)

150/20 kV

New

10

2.27

2013

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Kawangkoan

150/20 kV

Extension

30

1.90

2013

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Paniki

150/20 kV

Extension

30

1.90

2013

Planned

Unall

Sulut

gg Tomohon Suluttenggo

70/20 kV

Extension

30

1.63

2013

On g going g

Unall

Sulut

Suluttenggo Molibagu

150/20 kV

New

20

2.38

2014

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Otam

150/20 kV

Extension

30

1.90

2014

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Teling

150/20 kV

Extension

30

1.90

2014

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Kema/Tanjung Merah

150/20 kV

Extension

30

1.90

2014

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Sawangan

70/20 kV

Extension

30

1.63

2015

Planned

Unall

S l Sulut

S l Suluttenggo T li Teling

70/20 0/20 kV

E Extension i

20

1 38 1.38

201 2017

Pl Planned d

U ll Unall

Sulut

Suluttenggo Otam

150/20 kV

Extension

30

1.90

2018

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Paniki

150/20 kV

Extension

30

1.90

2019

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Kema/Tanjung Merah

150/20 kV

Extension

30

1.90

2019

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Teling

150/20 kV

Extension

30

1.90

2019

Planned

Unall

Sulut

Suluttenggo Kema/Tanjung Merah

150/20 kV

Extension

30

1.90

2020

Planned

Unall

LA AMPIRAN N B2.7

PETA A PENGE EMBANGA AN PENYA ALURAN SISTE EM INTER RKONEKS SI SULUTTENGGO O DAN SISTEM INTER RKONEKS SI SULSE ELRABAR

535

Provinsi Sulawesi Utara PT PLN (Persero) (P )

PERENCANAAN SISTEM PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI UTARA

/ / / / / / / / / / / /

GI 500 kV Existing / Rencana GI 275 kV Existing / Rencana GI 150 kV Existing / Rencana GI 70 kV Existing / Rencana GI 500/275 kV Existing / Rencana GI 500/275/150 kV Existing / Rencana GI 275/150 kV Existing / Rencana GI 150/70 kV Existing / Rencana T/L 70 kV Existing / Rencana T/L 150 kV Existing / Rencana T/L 275 kV Existing / Rencana T/L 500 kV Existing / Rencana

U G P A GU GB M D

/ / / / / / / /

U G P A GU GB M D

PLTG Minahasa 3x25 MW - 2012/2017/2019

PLTU Existing / Rencana PLTG Existing / Rencana PLTP Existing / Rencana PLTA Existing / Rencana PLTGU Existing / Rencana PLTGB Existing / Rencana PLTM Existing / Rencana PLTD Existing / Rencana Kit Eksisting Kit Rencana

Likupang G 2

PLTA Sawangan 2x8 MW – 2015

ACSR 1x240 mm 8 km - 2012 Paniki Teling

Edit Juli 2011

ACSR 1x240 mm2 Bitung D Ranomut 30 km - 2012

Tasik Ria

Kema A

U

Sawangan ACSR 1x240 mm 48 km - 2012

PLTU Sewa 2x25 MW - 2013

2

P P

Lopana

PLTU Sulut II (FTP1) 2x25 MW – 2011

U

Tomohon

P

PLTU Sulut I (FTP1) 2x25 MW - 2014 U

Lolak

Bintauna ACSR 1x240 mm2 40 km - 2011

Otam

ACSR 1x240 mm2 40 km - 2011

ACSR 1x240 mm2 16 km - 2015 P

PLTP Kotamobagu I&II 2x40 MW – 2016

GORONTALO

ACSR 1x240 mm2 64 km - 2014

Molibagu

PLTU Sulut (PPP) 2x55 MW - 2017/2018

PLTP Lahendong I,II&III 3x20 MW

Kawangkoan ACSR 1x240 mm2 10 km - 2013

Buroko

Tonsealama

PLTU Sulut I (Kema) 2x25 MW - 2014/2015

U

ACSR 2x240 mm2 18 km - 2011

ke GI Isimu (Gorontalo)

U

PLTP Lahendong IV 1x20 MW - 2011 PLTP Lahendong V & VI 2x20 MW – 2014/2015

Provinsi Gorontalo

PLTU Gorontalo (FTP1) 2x25 MW – 2012/2013

SULAWESI TENGAH

ACSR 1x240 mm2 76 km - 2011 U

ke GI Buroko (Sulut)

ACSR 1x240 mm2 8 km - 2013 Isimu

ke GI Moutong (Sulteng)

ACSR 1x240 mm2 105 km - 2014

ACSR 1x240 mm2 110 km - 2011 Marisa G

Moutong

PLTG Gorontalo 1x25 MW – 2017

PT PLN (Persero)

PERENCANAAN SISTEM PETA JARINGAN PROPINSI GORONTALO

/ / / / / / / / / / / /

GI 500 kV Existing / Rencana GI 275 kV Existing / Rencana GI 150 kV Existing / Rencana GI 70 kV Existing / Rencana GI 500/275 kV Existing / Rencana GI 500/275/150 kV Existing / Rencana GI 275/150 kV Existing / Rencana GI 150/70 kV Existing / Rencana T/L 70 kV Existing / Rencana T/L 150 kV Existing / Rencana T/L 275 kV Existing / Rencana T/L 500 kV Existing / Rencana

U G P A GU GB M D

/ / / / / / / /

U G P A GU GB M D

PLTU Existing / Rencana PLTG Existing / Rencana PLTP Existing / Rencana PLTA Existing / Rencana PLTGU Existing / Rencana PLTGB Existing / Rencana PLTM Existing / Rencana PLTD Existing / Rencana Kit Eksisting Kit Rencana

Edit Desember 2010

Buroko

ACSR 1x240 mm2 27 km - 2012 Botupingge

ACSR 1x240 mm2 8 km - 2012 U

ACSR 1x240 mm2 15 km - 2014 U

PLTU GE 2x6 MW – 2013 PLTU TLG 2x10 MW – 2013

SULAWESI UTARA

Provinsi Sulawesi Tengah PLTU Tolitoli 3x15 MW - 2014

KALIMANTAN TIMUR

Leok

Tolitoli ACSR 1x240 mm2 60 km – 2014

U

ACSR 1x240 mm2 108 km - 2014

ACSR 1x240 mm2 70 km – 2014 Moutong Siboa

PLTU PJPP #3 & 4 2x15 MW - 2013

ACSR 1x240 mm2 110 km - 2015

GORONTALO

U

P

Bunta

PLTU Ampana 2x3 MW–2013/14

Talise ACSR 1x240 mm2 ACSR 1x240 mm2 15 km - 2012 25 km - 2014 Palu Baru

U

ACSR CS 1x240 mm2 119 km - 2012

Poso

ACSR 1x240 mm2 124 km – 2017

U

Toili G

A

SULAWESI SELATAN

ACSR 1x240 mm2 90 km k - 2013

PLTMG Luwuk 2x10 MW–2012/13

Tentena

PT PLN (Persero)

K l Kolonedale d l

PLTA Poso 65 MW – 2011

PLTU Luwuk (FTP 2) 2x10 MW–2015/16

Luwuk

ACSR 1x240 mm2 72 km - 2019

ACSR 1x240 mm 80 km - 2012

ACSR 1x240 mm2 90 km – 2019

Ampana

ACSR 1x240 mm2 85 km – 2020

2

SULAWESI BARAT

SULAWESI UTARA

PLTP Marana/Masaingi (FTP2) 1x20 MW - 2018

Silae

ke g y GI Pasangkayu (Sulbar)

ke GI Marisa (Gorontalo)

/ / / / / / / /

ke GI Wotu (Sulsel)

SULAWESI TENGGARA

PERENCANAAN SISTEM PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI TENGAH

/ / / /

GI 500 kV Existing / Rencana GI 275 kV Existing / Rencana GI 150 kV Existing / Rencana GI 70 kV Existing / Rencana GI 500/275 kV Existing / Rencana GI 500/275/150 kV Existing / Rencana GI 275/150 kV Existing / Rencana GI 150/70 kV Existing / Rencana T/L 70 kV Existing / Rencana T/L 150 kV Existing / Rencana T/L 275 kV Existing / Rencana T/L 500 kV Existing / Rencana

U G P A GU GB M D

/ / / / / / / /

U G P A GU GB M D

PLTU Existing / Rencana PLTG Existing / Rencana PLTP Existing / Rencana PLTA Existing / Rencana PLTGU Existing / Rencana PLTGB Existing / Rencana PLTM Existing / Rencana PLTD Existing / Rencana Kit Eksisting Ek i ti Kit Rencana

Edit Juli 2011

Provinsi Sulawesi Selatan ke GI Barru Pangkep

ke GI Tentena/ PLTA Poso (Sulteng)

ke GI Sidrap

SULAWESI BARAT

Tonasa ACSR 2x430 mm2 130 km - 2011

SULAWESI TENGAH

ACSR 1x430 mm2 136 km - 2012 ACSR 1x240 mm2 41 km - 2013 Malili

PLTA Malea 2x45 MW – 2016 Maros Bosowa Mandai Kima ACSR 2x430 mm2 Tallo Daya Lama 40 km - 2011 Bontoala Daya Baru Tello G PLTG Sulsel Baru (Peaking) Panakukang 2x50 MW-2012 Tanjung Sungguminasa Bunga PLTG Makassar (Peaking) ke ke 1x50 MW-2013 PLTU GI Tallasa 1x50 MW-2015 Takalar

PLTA Bonto B t Batu B t 2x50 MW – 2016

ACSR 1x430 mm2 120 km - 2012

Wotu ACSR 1x240 mm2 145 km - 2013

PLTA Bakaru II 2x63 MW – 2019

ke A PLTA Poso ACSR 1x430 mm2 15 km - 2016 (Sulbar)

ke GI Lasusua (Sultra)

Palopo Makale

ke GI Polman (Sulbar)

BakaruA

ACSR 1x430 mm2 90 km - 2013

A A

Enrekang ACSR 2x430 mm2 150 km - 2016

Pare

Keera/ Siwa

ACSR 2x430 mm2 65 km - 2011

Pinrang D

ACSR 1x430 mm2 70 km - 2013 Sengkang

Sidrap GU

PLTU Sewa 2x100 MW-2013

PLTGU Sengkang 180 MW – 2013

Soppeng

U U

PLTM Tangka/Manipi 10 MW – 2011

Barru 2

ACSR 2x430 mm 130 km - 2010 Tonasa

Tallasa U

Pangkep

Maros Bosowa

Tello D Sungguminasa

Sinjai

PLTU Takalar Punaga IPP 2x100 MW – 2014/2015 PLTU Bosowa 2x100 MW – 2013 PLTU Jeneponto eks Spanyol (Takalar-FTP II) 2x100 MW – 2014/2015

Kajuara

ACSR 2x430 mm2 40 km - 2010

G

PLTBG Selayar 2x4 MW – 2012/2013

Bone

PT PLN (Persero)

Jeneponto

U

PLTG Sengkang 60 MW – 2012

G

PLTU Sulsel-Barru (FTP1) 2x50 MW - 2012

Bulukumba

SULAWESI TENGGARA

A

M

U

/ / / / / / / /

Tallasa Bulukumba U U

Jeneponto

/ / / /

PERENCANAAN SISTEM

PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI SELATAN GI 500 kV Existing / Rencana U / U PLTU Existing / Rencana GI 275 kV Existing / Rencana G / G PLTG Existing / Rencana GI 150 kV Existing / Rencana P / P PLTP Existing / Rencana A / A PLTGU Existing / GI 70 kV Existing / Rencana PLTA Existing / Rencana GI 500/275 kV Existing / Rencana GU GU Rencana / GI 500/275/150 kV Existing / RencanaGB / GB PLTGB Existing / M / M GI 275/150 kV Existing g / Rencana Rencana D / D GI 150/70 kV Existing / Rencana PLTM Existing / Rencana Kit Eksisting T/L 70 kV Existing / Rencana PLTD Existing / Rencana T/L 150 kV Existing / Rencana Kit Rencana T/L 275 kV Existing / Rencana Edit Juli 2011 T/L 500 kV Existing / Rencana

Provinsi Sulawesi Barat ke GI Silae (Sulteng) ACSR 2x240 mm2 45 km - 2014

Pasangkayu

SULAWESI TENGAH

ACSR 2x240 mm2 200 km - 2018

PLTU Mamuju (FTP2) 2x25 MW - 2015

SULAWESI SELATAN

U

Mamuju

PT PLN (Persero)

PERENCANAAN SISTEM PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI BARAT

PLTA Poko 117 MW – 2020 A

Polmas Majene

ke GI Pinrang (Sulsel)

/ / / / / / / / / / / /

GI 500 kV Existing / Rencana GI 275 kV Existing / Rencana GI 150 kV Existing / Rencana GI 70 kV Existing / Rencana GI 500/275 kV Existing g / Rencana GI 500/275/150 kV Existing / Rencana GI 275/150 kV Existing / Rencana GI 150/70 kV Existing / Rencana T/L 70 kV Existing / Rencana T/L 150 kV Existing / Rencana T/L 275 kV Existing / Rencana T/L 500 kV Existing / Rencana

U G P A GU GB M D

/ / / / / / / /

U G P A GU GB M D

PLTU Existing / Rencana PLTG Existing / Rencana PLTP Existing / Rencana PLTA Existing / Rencana PLTGU Existing g / Rencana PLTGB Existing / Rencana PLTM Existing / Rencana PLTD Existing / Rencana Kit Eksisting Kit Rencana

Edit Mei 2011

Provinsi Sulawesi Tenggara

L LAMPIRA AN B2.8

ANA ALISIS AL LIRAN DAY YA SIS STEM INTE ERKONEK KSI SULU UTTENGG GO DA AN SIS STEM INTE ERKONEK KSI SULS SELRABA AR

542

Sistem Interkoneksi Sulut – Gorontalo (2013) SISTEM INTERKONEKSI MINAHASA - GORONTALO 2013 Capasitor : Pembangkit Beban Susut

1,1

20 MW LIKUPANG 5,0 66,7 2,3 O

314,1 MW 310,8 MW 3,3 MW

PANIKI 23,3 145,0 10,5

45 MW

%

150 kV 70 kV 30 kV

RANOMUUT 20,1 65,4 9,0

TELING

61 MW

44,1

MW

145,4

19,9

15 MW

7 21 MW 27

543

44 U MW ANGGREK 7,8 150,0 3,5

MW 1 MW

BUROKO 2,7 148,2 1,2

BINTAUNA 1,6 147,7 0,7

44 MW

U

36 MW

U

ISIMU 21,2 147,9 9,5

O

LOPANA 8,4 147,6 3,8

SAWANGAN

26 MW

12,3

A

5,5

BITUNG 8,2

66,7

3,7 31 MW

D

8

15

MW

MW TOMOHON 14,9 66,9 6,7

7 MW

15 MW

TNSEALMA 6,6 66,8 3,0

31 8 MW

LEOK 4,3 150,0 1,9

31 MW

MW OTAM 27,6 146,8 12,4

7 MW

BTPNGGE 22,7 147,3 10,2 D

8 MW

MW 26 MW KAWANGKN 15,5 147,0 7,0

15

MARISA 6,6 147,5 3,0

18 MW

4 MW LOLAK 4,2 147,2 1,9

12 MW

TASIKRIA 6,9 66,4 3,1

G

18 MW

A

5 MW

46 MW P 72 MW

A 7 MW

KEMA 21,1 144,5 9,5

67,1

D 24 MW

Sistem Interkoneksi Sulut – Gorontalo (2015) SISTEM INTERKONEKSI MINAHASA - GORONTALO 2015 Capasitor : Pembangkit Beban Susut

369,8 MW 366,0 MW 3,8 MW 1,0

PANIKI 28,4 145,5 12,8

35 MW

%

150 kV 70 kV 30 kV

LIKUPANG 6,0 65,0 2,7

RANOMUUT 23,5 65,2 10,6

TELING

74 MW

53,2

MW

145,8

23,9

6 MW

11 6 MW 12

12 MW ANGGREK 9,0 150,0 4,1

544

U

35 MW

24 U MW BUROKO 3,1 149,0 1,4

MW BINTAUNA 1,8 149,1 0,8

36 MW

U

62 MW U SIBOA 9,9 149,0 4,4

U TOLI-TOLI 11,88 11 149,1 5,3

LOPANA 9,2 148,4 4,2

LOLAK 5,0 149,2 2,2

12 MW

7

ISIMU 24,6 147,8 11,1

MARISA 7,6 147,9 34 3,4

A

6,6

BITUNG 9,6

66,2

4,3

D

4 MW

MW 9 MW

59 MW

TNSEALMA 7,4 66,5 3,3

KAWANGKN 17,1 148,1 7,7 OTAM 31,7 149,4 14,3

BTPNGGE 26,4 147,1 11 9 11,9 D

9 MW

A

5 MW

13 MW

70 MW

KEMA 25,99 25 145,5 11,7

P P

P

A 7 MW

72 MW 36 MW

U

20

65,4

D 0 MW

8

MW

MW 19 MW

11 MW

14,6

32 3 MW

17

MOUTONG 8,4 148,3 38 3,8

SAWANGAN

34 MW

16 MW

TOMOHON 17,9 66,9 8,1

46 MW

LEOK 55,22 150,0 2,3

3 MW

23 MW

41 MW

12 MW

2 MW

TASIKRIA 8,4 66,3 3,8

G

15 MW

MW

Sistem Interkoneksi Sulut – Gorontalo (2020) SISTEM INTERKONEKSI MINAHASA - GORONTALO 2020 Capasitor : Teling - 150 kV Isimu - 150 kV

-

20 Mvar 20 Mvar

568,7 MW 555,4 MW 13,3 MW

Pembangkit Beban Susut

2,3

%

150 kV 70 kV 30 kV

LIKUPANG 9,5 61,9 4,3

PANIKI 46,8 144,2 21,1

54 MW

RANOMUUT 34,9 63,0 15,7

TELING

7 MW

85,2

101

MW

144,2

38,4

9 MW

26 MW 9

24 MW ANGGREK 13,3 145,5 6,0 U

545

75 MW

24 U MW BUROKO 4,4 145,3 2,0

MW BINTAUNA 2,4 146,1 1,1

44 MW

U

105 MW U SIBOA 14,7 144,3 6,6 ISIMU 36,5 143,1 16,4

U TOLI-TOLI 17,0 144,1 7,7

LOPANA 11,88 11 146,8 5,3

LOLAK 7,5 147,1 3,4

12 MW

4

MARISA 11,1 144,3 5,0

G

15 MW

A

10,2

BITUNG 14,5

63,9

6,5

D

4

22

MW

MW 24 MW

TNSEALMA 9,9 64,4 4,4

MW 96 MW KAWANGKN 21,8 145,2 9,8

MW 29 MW

31 MW

22,7

52 38 MW

39

MOUTONG 13,3 143,6 6,0

SAWANGAN

34 MW

24 MW

TOMOHON 28,4 65,2 12,8

89 MW

LEOK 8,4 145,2 3,8

17 MW

29 MW

82 MW

12 MW

3 MW

TASIKRIA 13,9 64,1 6,2

G

47 MW

OTAM 44,9 148,2 20,2 BTPNGGE 39,2 141,7 17,6

A

23 MW

67 MW

74 MW

KEMA 43,3 146,0 19,5

P P

P

A 7 MW

72 MW 36 MW

U

144 MW

62,7

D 0 MW

SISTEM SULSELBAR ‐ LASUSUA ‐ KOLAKA ‐ KENDARI ‐ RAHA ‐ BAU‐BAU ‐ POSO ‐ PALU ‐ 2013

Eksisting 150 kV

2009

Rencana 150 kV

2015

Eksisting

2015

50 Pangkep‐70 kV 20 Daya ‐ 70 kV 10 Tello ‐ 70 kV

PLTG TELLO G

MAJENE

        73 Reaktor : ‐120       43 Palopo ‐ 275 kV ‐120

Capacitor :

        20

PLTU BARRU

9.7

2 X 50 MW

4.0 PLTD SUPPA

POLMAS 15.2

  133.8 TELLO 54.0

144 0 144.0

23.6

22.2

PANGKEP     21.5

144 4 144.4

       8.8

70 kV

17.0

145 3 145.3

70 kV

148 5 148.5

7.0 8.5 3.5

      '2012

149.0

6.2 PARE2

    16.6

BARRU New

148.7 8

4.5

2011 G

57.2

149.0 90

G

        10

2011 (Uprating) TL. LAMA

MAMUJU 10.8

PINRANG 25.4

147.1

10.5

BAKARU 7.3

147.9

3.0

150.0

G PLTA BAKARU 2X63 MW

  146.2 BONTOALA 67.5 27.8

BOSOWA

PANAKUKANG 78.5

143.7

32.3

32.0

144.1

13.2

MAROS5 ‐ JT 20.6

144.5

8.5

144.8

    20.4 MAKALE

SIDRAP

2011

22.4

23.8

14.5

148.8

9.2

6.0

149.7

1.0

546

2011 TN. BUNGA 37.4

144.0

15.4

SG.MINASA 32.2 13.3

2011

144.4

DAYA BARU

  169.8

21.4

    24.8

8.8

144.5

PALOPO 25.7

17.6   17.4 17 4

110 6 110.6

       7.8

       2.0

10.5

SOPPENG

145.0

14.5 6.0

53 5.3

150.3

150.2

2011

51.6 (275 kV)

2012 2013

     1.6 16

WOTU G

TALLASA 25.5

13.0

150.0

73 7.3

10.6

2013 KEERA/SIWA

SENGKANG

PLTGU SENGKANG 135 MW

148.9

G

9.3 3.8

PLTGU SENGKANG

PLTA POSO Sul. Tengah

70.6

180 MW

17.0

2012

2013 LASUSUA

MALILI 10.8

G

4.4

PLTU NII TANASA     14.6

PLTU BOSOWA  JENEPONTO

BULUKUMBA

20.2

21.1

8.3

145.4

8.7

145.3

SINJAI 21.3 8.8

BONE 30.1

145.5

12.4

2013 NII TANASA

147.1

11.8 4.8

69.6

2013 KENDARI 47.0 19.4

PLTM Bili

     120 PLTG Skg1 g            6 PLTG Skg2

PLTGU Skg

     135 PLTU cc Skg              ‐ PLTM Tangka PLTG ‐ GE Tello              ‐ PLTM Rtballa PLTD Suppa

PLTU Sulsel‐1

2.1

        60

        10 PLTG Tello2            2 PLTG Tello3

    33.3

Sulteng : g         32 PLTU Tawaeli     20.0 PLTU Kdri(2x25)         20 PLTU Tawaeli Ex     25.0         14 PLTA Poso      180 PLTU Kolaka

    33.3

PLTU Bau

        80

             ‐

        60 PLTU Bsowa         60 PLTG Tello1

Sultra

     180     33.3

P LTU Nii Tanasa

        12

Pembangkit

:

Distribusi

:

      1,116.2 MW       1,078.9 MW

Susut Transmisi

:

             37.2 MW

Flow dalam MW/MVAR

2013 RAHA 9.3 3.3%

3.8

2013 UNAAHA 19.6

149.1

G

KOMPOSISI PEMBANGKITAN  ( MW ) PLTA Bakaru

5.2

152.1

151.7

4 X 10 MW G

       4.2

2x100 MW

ke Sistem

G

152.4

8.1

2013 KOLAKA 12.2

149.3

5.0

150.0 G

PLTU KENDARI

PLTU KOLAKA

2 X 25 MW

2 X 10 MW BAU‐BAU 17.3

148.4

7.1 G PLTU BAU‐BAU 2X7 MW

147.5

Keterangan : NAMA GI MW MVAR

KV

SISTEM SULSELBAR ‐ LASUSUA ‐ KOLAKA ‐ KENDARI ‐ RAHA ‐ BAU‐BAU ‐ (+ POSO ‐ PALU ‐ LUWUK) ‐ 2015 Eksisting 150 kV Rencana 150 kV

2010

2015

Eksisting

50 Pangkep‐70 kV 20 Daya ‐ 70 kV 10 Tello ‐ 70 kV

PLTG PEAKING G

MAJENE

2015       80 Reaktor Reaktor ::         50 Palopo ‐ 275 kV

Capacitor : Capacitor :

5 ‐51

PLTU BARRU PLTU BARRU

11.5

‐51

2 X 50 MW

4.7

        20

G PLTU MAMUJU

G 2011

2X25 MW POLMAS 17.9

  119.4 TL. LAMA

TELLO 64 4 64.4

143.9

26.3

26.5

PANGKEP

KIMA MKS       7.7 77

144.3

       3.2

  25.8 25 8

144.2

    10.6

7.4

    22.0

144.5

70 kV

ke Ps. Kayu  ‐ Silae ‐ Palu

149.2

PARE2 20 4 20.4

147.3

8.4

PINRANG

BARRU 70 kV

151.3

5.3

        10 G

63 8 63.8

MAMUJU 12.8

149.9

10.0 4.1

30.5

145.5

12.6

  148.0

BAKARU 8.8

146.7

3.6

150.0

G PLTA BAKARU 2X63 MW

    16.4 BONTOALA 82.8 34.1

BOSOWA

PANAKUKANG 96.2

143.7

39.6

32.0

143.9

13.2

MAROS5 ‐ JT 27.0

144.5

11.1

144.8

2015 MAKALE

SIDRAP

2010

27.0

65.7

17.3

148.3

11.1

7.1

149.1

4.6

547

2x120 MW 2010 TN. BUNGA 46.4

38.8

144.7

19.1

DAYA BARU

  177.8

26.6

    42.8

SG.MINASA 16.0

2010

144.6

10.9

144.6

PLTGU SENORO PALOPO 30.9

SENGKANG 20.8 G PLTU PUNAGA TAKALAR

  122.2

       5.8

       7.0

12.6

SOPPENG 17.2 7.1

6.4

177.4 ((275 kV))

150 2 150.2

2013

G

PLTGU SENGKANG

11.2 4.6

PLTGU SENGKANG

135 MW

148.6

       7.4

3x65 MW PLTA POSO

154.7

54 5.4

PLTU NII TANASA PLTU NII TANASA        5.4

2013 LASUSUA

JENEPONTO

BULUKUMBA

24.0

25.0

9.9

146.4

10.3

145.7

SINJAI 25.5 10.5

BONE 36.4

145.1

15.0

2013 NII TANASA

146.7

13.6 5.6

2013 KENDARI 54.4

69.6

22.4

PLTM Bili PLTGU Skg PLTD Suppa PLTG ‐ GE Tello

Sultra :      110 PLTG Skg1            6 PLTG Skg2      120 PLTU cc Skg              ‐ PLTM Tangka              ‐ PLTM Rtballa

25 2.5

        50 PLTU Sulsel‐1         50 PLTU Bsowa         50 PLTG Tello1            6 PLTG Tello2            2 PLTG Tello3

             ‐ PLTU Mamuju      140 PLTU Jnponto     23.9 PLTU PUNAGA     23.9     23.9

Sulteng :

        34 PLTU Nii Tanasa         24 PLTU Tawaeli     60.0 PLTU Kdri(2x25)         36 PLTU Tawaeli Ex   140.0         12 PLTA Poso PLTU Kolaka         22 PLTGU Senoro PLTU Bau

           ‐

1

        20

Pembangkit

:

        20

Distribusi

:

     165

Susut Transmisi

:

  200.0

Flow dalam MW/MVAR

      1,338.7 MW       1,303.3 MW              35.3 MW

22.7 9.3

153.3

RAHA 4.4

149.4

2013 KOLAKA 14.0

149.8

PLTU KENDARI 2 X 25 MW

10.7 2.6%

2013 UNAAHA

149.5

G

KOMPOSISI PEMBANGKITAN  ( MW ) Sulselbar : PLTA Bakaru

6.0

154.3

4 X 10 MW G

    10.8

PLTU JNPONTO 2X100 MW

Sul. Tengah (Poso)

11.8

MALILI 13.1

PLTU BOSOWA 2X100 MW

ke Sistem

G (275 kV)

62.4

180 MW 2013

G

Sul. Tengah (Luwuk)

WOTU G

145.8

15.5

150 0 150.0

8.6

TALLASA 30.7

2 X 100 MW

    16.8

12.7

2013 KEERA/SIWA

ke Sistem

G 150.0

5.8 PLTU KOLAKA

2013 BAU‐BAU 20.0 8.2

149.0

G PLTU BAU‐BAU 2X7 MW & 2X10 MW

2 X 10 MW Keterangan : NAMA GI MW MVAR

KV

150.8 G

SISTEM SULSELBAR ‐ LASUSUA ‐ KOLAKA ‐ KENDARI ‐ RAHA ‐ BAU‐BAU ‐ (+ POSO ‐ PALU ‐ LUWUK) ‐ 2020 Eksisting 150 kV Rencana 150 kV

2010

2020

Eksisting

2020

50 Pangkep‐70 kV 20 Daya ‐ 70 kV 10 Tello ‐ 70 kV

PLTG PEAKING G

MAJENE

      80 Reaktor :         50 Palopo ‐ 275 kV

Capacitor :

‐63

PLTU BARRU

16.3

‐63

2 X 50 MW

6.7

        20

MAMUJU 18.2

148.3

150.0

7.5

G PLTU MAMUJU

G

        10 2011

2X25 MW POLMAS 25.4

  203.6 TL. LAMA 87.2

TELLO 86.3

136.6

35.9

35.5

KIMA MKS     30.5

137.2

    12.6

PANGKEP     38.2

136.8

    15.7

10.5

70 kV

 ‐ Silae ‐ Palu

PARE2

    14.8

30.1

137.7

145.6

12.4 BARRU

70 kV

ke Ps. Kayu

147.7

14.2 5.9

PINRANG 45.1

141.6

  246.6

18.6

G

BAKARU 13.0

144.6

5.4

PLTA BAKARU BLOK I DAN II

PLTA POKO

149.7

    66.6 BONTOALA 128.6

PANAKUKANG 115.8

136.3

53.0

47.7

BOSOWA 32.0

136.7

13.2

MAROS5 ‐ JT 49.7

138.3

20.4

138.6

2015 SIDRAP

2010

40.2

71.7

ENREKANG 10.0

146.9

16.6

4.1

22

MAKALE 15.1

149.1

6.2

G

150.2

PLTA MALEA 2X45 MW 2X45 MW

548

G 2010 TN. BUNGA 59.7

SG.MINASA 57.8

138.3

24.6

23.8

DAYA BARU

  150.0

46.9

    89.2

PNK BARU 56.4

138.0

23.2

137.6

19.3

137.9

G PLTU PUNAGA TAKALAR

       5.6

    31.0

45.6 18.8

SOPPENG 24.2 10.0

22 6 22.6 9.3

(Luwuk)

140 0 140.0

149.9

       3.2

2013

3x65 MW

G

PLTGU SENGKANG

6.9

PLTGU SENGKANG

135 MW

147.4

16.8

PLTA POSO

154.3

G (275 kV)

(Poso)

5.4

2013

G

81 8.1

PLTU NII TANASA PLTU NII TANASA     15.8

2013 LASUSUA

    23.0 BULUKUMBA

34.6

36.0

14.2

14.8

141.6

SINJAI 29.1 12.0

140.8

KAJUARA 24.6 10.1

141.3

BONE 38.3 15.8

2013 NII TANASA

143.9

20.6 8.5

68.6

2013 KENDARI

Sulselbar : PLTA Bakaru PLTM Bili PLTGU Skg PLTD Suppa PLTG ‐ GE Tello

        45 PLTG Skg1            4 PLTG Skg2      120 PLTU cc Skg              ‐ PLTM Tangka              ‐ PLTM Rtballa

37 3.7

82.4 33.9

2013 UNAAHA 34.3

146.6

14.1

KOMPOSISI PEMBANGKITAN  ( MW ) PLTA Bakaru II

9.1

153.6

152.3

4 X 10 MW G

JENEPONTO 143.0

ke Sistem Sul. Tengah

68.4

180 MW MALILI

PLTU JNPONTO 2X100 MW

Sul. Tengah

(275 kV)

19.7

PLTU BOSOWA 2X100 MW

ke Sistem

G

149.9

WOTU G

141.1

18.8

2013 KEERA/SIWA

150.0

12.2

TALLASA

2 X 100 MW

PLTGU SENORO PALOPO

29 7 29.7   160.2

2x120 MW

2X50 MW 45.7

SENGKANG        7.4

PLTA B.BATU

  47.27 PLTA poko         50 PLTU Sulsel‐1

PLTA Malea   195.0 PLTA B.Batu         80 PLTU Mamuju

        50 PLTU Bsowa         50 PLTG Tello1

     140 PLTU Jnponto     40.0 PLTU PUNAGA

           6 PLTG Tello2            2 PLTG Tello3

    40.0 PLTG Tello4     40.0 PLTG Tello5

    70.0 Sultra :       80

G

             ‐

PLTU KENDARI 2 X 25 MW

        34 PLTU Nii Tanasa         24 PLTU Tawaeli   110.0 PLTU Kdri(2x25)         36 PLTU Tawaeli Ex         12 PLTA Poso   140.0 PLTU Kolaka              ‐ PLTU Bau         22 PLTGU Senoro     40.0 PLTA

        40

        74 PLTG Palu

        20

Pembangkit

:

        20

Distribusi

:

      1,995.9 MW       1,933.5 MW              62.4 MW

     165

Susut Transmisi

:

  200.0

Flow dalam MW/MVAR

RAHA 15.9 3.1%

6.6

145.9

21.2

148.7 G

Sulteng :

2013 KOLAKA 8.7

PLTA KONAWE

G PLTU KOLAKA

PLTA LALINDU 2013 BAU‐BAU

30.0 12.4

145.5

G PLTU BAU‐BAU 2X7 MW & 2X10 MW

149.8

2 X 10 MW Keterangan : NAMA GI MW MVAR

KV

LAM MPIRAN B2.9

KEBUTUHA AN FISIK PENGEM MBANGAN N DISTRIB BUSI SISTE EM INTERKONEKSI SULUTT TENGGO DAN SISTE EM INTER RKONEKSI SULSEL LRABAR

549

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi Regional Sulawesi JTM

JTR

Trafo

2011

kms 1,094

kms 1,351

MVA 549

2012

657

900

338

126,778

2013

830

1,016

402

144,805

2014

1,006

1,119

401

152,880

2015

1,143

1,196

419

162,940

2016

1,297

1,277

454

173,498

2017

1,497

1,372

493

185,989

2018

1,634

1,437

523

194,034

2019

1 831 1,831

1 520 1,520

560

204 542 204,542

2020 2011-2020

2,156

1,669

613

222,095

13,145

12,857

4,749

1,796,276

Tahun

Pelanggan 228,717

550

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi R i Regional l Sulawesi S l i Tahun

JTM

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

13,2 8,4 10,0 11,6 12,8 14,2 16,0 17 3 17,3 19,1 22,2

2011-2020

144,9

JTR 9,4 6,3 6,9 7,5 8,0 8,5 9,0 94 9,4 9,9 10,9 85,8

Trafo 23,1 15,1 17,6 17,6 18,4 19,9 21,5 22 7 22,7 24,2 26,5 206,6

Pelanggan 7,7 5,7 6,4 7,0 7,5 8,0 8,6 91 9,1 9,6 10,5 80,2

Total 53,4 35,5 40,9 43,7 46,7 50,6 55,1 58 5 58,5 62,9 70,1 517,6

LA AMPIRA AN B2.10

P PROGRAM M LISTRIK K PERDES SAAN SISTE EM INTER RKONEKS SI SULUTT TENGGO DAN SISTE EM INTER RKONEKS SI SULSELRABAR

551

Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Regional Sulawesi Perkiraan Kebutuhan Fisik Jaringan Listrik Perdesaan Regional Sulawesi Tahun

552

2011 2012 2013 2014 Total

JTM

JTR

kms

kms

Trafo MVA

Jm l Pelanggan

Unit

1,325.0

1,292.0

89.8

1,287

50,322.0

772.5

931.8

69.8

1,021

53,797.0

1,107.0

1,081.8

106.6

1,346.5

85,741.8

1,080.4

1,055.7

104.0

1,314.1

83,678.6

           4,284.9 4 284 9

      4,361.3 4 361 3

      370.2 370 2

         4,969 4 969

          273,539 273 539

Listrik m urah dan Hem at (RTS)

3,423

                      3,423 3 423

LA AMPIRAN N B2.12

PR ROYEKSI KEBUTU UHAN INVESTASI SISTE EM INTER RKONEKS SI S SULUTTE NGGO DAN N SISTE EM INTER RKONEKS SI SULSELR S RABAR

553

Proyeksi Kebutuhan Investasi Sistem Interkoneksi Sulutenggo (Juta US$)

Tahun

Investasi Pembangkit

TL dan GI

Distribusi

Total

554

2011

79.92

72.13

15.6

167.61

2012

393.00

127.94

16.4

537.31

2013

179.54

40.06

17.1

236.71

2014

372.11

97.94

17.8

487.88

2015

205.50

24.12

18.6

248.22

2016

131.75

3.24

19.5

154.45

2017

41.90

27.61

20.3

89.82

2018

327.50

7.49

21.2

356.21

2019

166.00

42.37

22.2

230.55

2020

56

20.45

24.3

100.76

Total

1953 22 1953.22

463 34 463.34

193 0 193.0

2609 52 2609.52

Proyeksi Kebutuhan Investasi Sistem Interkoneksi Sulselrabar (Juta US$)

Tahun

Investasi Pembangkit

TL dan GI

Distribusi

Total

555

2011

53.48

62.51

28.0

144.0

2012

515.65

86.42

29.4

631.5

2013

391.30

187.04

26.4

604.8

2014

453.90

87.78

26.7

568.4

2015

396.60

7.44

29.1

433.2

2016

322.50

30.35

32.1

384.9

2017

93.50

11.01

35.8

140.3

2018

392.90

76.83

37.5

507.3

2019

582.80

19.00

41.0

642.8

2020

172.50

8.36

46.0

226.9

Total

3375.13

576.74

332.14

4284.0

PENJELASAN LAMPIRAN B.2 SISTEM INTERKONEKSI SULAWESI UTARA-GORONTALO, SULAWESI TENGAH DAN SISTEM INTERKONEKSI SULAWESI SELATAN, SULAWESI TENGGARA DAN SULAWESI BARAT (SULSELRABAR) B2.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Sistem Sulawesi Utara – Gorontalo Saat ini sistem Sulawesi Utara (Sulut) masih terpisah dengan sistem Gorontalo, namun pada tahun 2012 kedua sistem tersebut akan terinterkoneksi. Beban puncak sistem Sulut pada akhir tahun 2011 diperkirakan sekitar 194 MW dan sistem Gorontalo sebesar 51 MW. Dengan pertumbuhan rata-rata 11,4% per tahun sampai tahun 2020, maka beban puncak sistem Sulut – Gorontalo diperkirakan akan meningkat dari 246 MW pada tahun 2011 menjadi 567 MW pada tahun 2020. Sistem Sulawesi Tengah (Sulteng) Sistem Sulteng (selama ini disebut sistem Palu) melayani beban kota Palu dan kota Parigi dengan beban puncak pada akhir 2011 diperkirakan akan mencapai sekitar 75 MW. Pada tahun 2012 sistem Sulteng direncanakan mendapatkan pasokan daya dari PLTA Poso melalui gardu induk Poso sehingga beban puncak sistem Sulteng pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 192 MW. Untuk melayani beban di Propinsi Sulawesi Barat yang berdekatan dengan Sulteng yaitu daerah Pasangkayu, pada tahun 2014 akan dibangun transmisi 150 kV Palu – Pasangkayu dan selanjutnya interkoneksi sistem Sulteng dengan sistem Sulselrabar melalui Pasangkayu akan dibangun setelah memenuhi kelayakan. Sistem Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara (Sulselrabar) Saat ini sistem Sulawesi Selatan yang juga memasok sebagian Sulawesi Barat (disebut sistem Sulselbar), direncanakan pada akhir tahun 2012 akan terhubung dan mendapatkan pasokan daya dari PLTA Poso di Sulawesi Tengah melalui transmisi 275 kV Poso-Palopo milik IPP seiring dengan beroperasinya PLTA Poso. Selanjutnya pada tahun 2013 sistem Sulselbar direncanakan interkoneksi dengan sistem Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui GI Wotu 275/150 kV membentuk sistem Sulselrabar.

556

Beban puncak pada akhir tahun 2011 untuk sistem Sulselbar diperkirakan 728 MW dan sistem Sultra 64 MW. Dengan pertumbuhan rata-rata 11,9% per tahun sampai tahun 2020, maka beban puncak sistem Sulselrabar diperkirakan akan meningkat dari 728 MW ditahun 2011 menjadi 1.950 MW pada tahun 2020. Proyeksi kebutuhan beban sistem Sulut–Gorontalo, sistem Sulteng dan sistem Sulselrabar tahun 2011 – 2020 diberikan pada Lampiran B2.1.

B2.2 Neraca Daya Sistem Sulawesi Utara – Gorontalo (Sulut-Gorontalo) Sistem Sulut-Gorontalo memiliki potensi pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu rata-rata 12,2% per tahun sampai dengan tahun 2020 termasuk penambahan dari sistem isolated. Untuk mengimbangi pertumbuhan beban yang tinggi tersebut, banyak pembangkit baru yang akan dibangun selama kurun waktu 2011-2020 yaitu mencapai 681 MW, terdiri dari PLTU 425 MW (termasuk PLTU sewa 50 MW), PLTP 140 MW, PLTA 16 MW dan PLTG peaking 100 MW. Banyaknya proyek pembangkit tersebut selain dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan beban, juga sebagai antisipasi terhadap kemungkinan tertundanya penyelesaian beberapa proyek yang ada agar tidak terjadi krisis listrik dikemudian hari serta untuk menurunkan biaya operasi. Oleh karena itu, secara teoritis tersedia reserve margin yang cukup tinggi pada sistem Sulut - Gaorontalo yaitu mencapai 69% pada tahun 2013. Kondisi sistem Sulut pada tahun 2011 diperkirakan masih cukup rawan karena tanpa cadangan yang memadahi, walaupun proyek percepatan tahap I yaitu PLTU II Sulut 2x25 MW yang berlokasi di Amurang akan beroperasi. Proyek pembangkit berikutnya yang diperkirakan dapat selesai pada tahun 2011 adalah PLTP Lahendong IV 1x20MW yang dibangun oleh PLN dan uap panas bumi disediakan oleh Pertamina Geothermal Energy dengan pendanaan dari Loan ADB 1982 – INO. Namun demikian, terdapat beberapa proyek pembangkit lain yang diperkirakan akan mundur dari jadwal semula yaitu :

557

ƒ

PLTU Gorontalo 2x25 MW di Gorontalo mengalami keterlambatan dan diperkirakan baru akan beroperasi pada tahun 2012/2013

ƒ

PLTG Minahasa 1x25MW sebagai pembangkit peaking yang didanai APLN, akan mundur ke tahun 2013 dan untuk tahap awal diperkirakan masih akan menggunakan BBM sebelum gas LNG tersedia.

ƒ

PLTU IPP Sulut I di Kema (2x25 MW) mundur menjadi tahun 2014/2015.

ƒ

Proyek pembangkit program percepatan tahap II : - PLTP Kotamubagu I dan II masing-masing 40 MW mundur ke tahun 2016 sehubungan sumber panas bumi berada di daerah hutan cagar alam Gunung Ambang, menggunakan pendanaan dari pinjaman luar negeri. - PLTP Lahendong V dan VI (2x20 MW) IPP, rencana operasi diperkirakan mundur ke tahun 2014/15.

Proyek baru yang akan dibangun dan dijadwalkan beroperasi mulai 2014 yaitu: ƒ

PLTU I Sulut 2x25 MW (Proyek percepatan tahap I) dibangun oleh PLN dan dijadwalkan beroperasi 2014 untuk memperkuat sistem Sulut-Gorontalo sehubungan proyek PLTU IPP Minahasa 2x55 MW tidak berlanjut.

ƒ

PLTU Tolitoli 3x15 MW untuk menggantikan PLTU skala kecil di Tolitoli, Buol dan Moutong, dijadwalkan beroperasi 2014 bersamaan interkoneksi sistem Tolitoli dengan sistem Sulut-Gorontalo melalui Moutong.

ƒ

PLTA Sawangan 2x8 MW memanfaatkan DAS Tondano, akan dibangun oleh PLN dan dijadwalkan beroperasi tahun 2015.

ƒ

PLTU Sulut (PPP) kapasitas 2x55 MW yang telah diusulkan masuk dalam PPP Book Bappenas 2011, direncanakan beroperasi tahun 2018.

Sehubungan masih tingginya tingkat ketidakpastian penyelesaian proyek-proyek tersebut dan untuk mengatisipasi keterlambatan proyek agar tidak terjadi krisis daya dikemudian hari, maka saat ini tengah diproses sewa PLTU batubara 2x25 MW di Sulut dan dijadwalkan dapat beroperasi pada tahun 2013. ƒ

Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah : − PLTU percepatan tahap I, yaitu PLTU Sulut II 2x25MW, merupakan proyek yang strategis karena selain proyek ini akan memasok permintaan tenaga

558

listrik pada tahun 2011, juga sekaligus untuk mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting. − Proyek PLTP Lahendong IV 1x20MW. − PLTU I Sulut (Perpres tahap I) 2x25 MW − PLTU IPP Sulut I (Kema) 2x25MW Sistem Sulawesi Tengah (Sulteng) Sistem Sulawesi Tengah memiliki potensi pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu diproyeksikan tumbuh rata-rata 12,3% per tahun sampai dengan tahun 2020 termasuk penambahan dari sistem isolated. Pada tahun 2011, sistem Sulteng dalam kondisi tanpa cadangan dan belum mampu melayani seluruh kebutuhan calon pelanggan baru dan penambahan daya pelanggan eksisting. Untuk mengimbangi kondisi tersebut, maka selama kurun waktu 2011-2020 akan dibangun pembangkit baru dengan total kapasitas mencapai 280 MW, terdiri dari PLTA 130 MW, PLTU 60 MW, PLTG peaking 50 MW dan PLTP 65 MW. Pasokan listrik di sistem Palu saat ini didominasi oleh PLTU IPP dan untuk beban puncak masih mengandalkan PLTD. Dalam waktu dekat, diharapkan PLTA Poso IPP akan beroperasi pada tahun 2012 bersamaan dengan selesainya transmisi 150 kV Poso-Palu sehingga kebutuhan beban di Sulteng akan dapat tercukupi. Beberapa pembangkit yang akan dibangun dalam waktu dekat antara lain: ƒ

Ekspansi PLTU IPP Tawaeli dengan kapasitas 2x15 MW, dijadwalkan dapat beroperasi pada tahun 2014.

ƒ

PLTU Palu 2x15 MW dibangun oleh PLN dan dijadwalkan beroperasi 2015.

Sistem Sulawesi Selatan - Barat - Tenggara (Sulselrabar) Sistem Sulsel-Barat (sistem Sulselbar) memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi yaitu rata-rata tumbuh 11,2% per tahun sampai dengan tahun 2020. Sampai dengan tahun 2012, sistem Sulselbar masih dalam kondisi cukup rawan karena beroperasi tanpa cadangan yang memadahi dan sebagian besar dipasok dari pembangkit IPP dan sewa. Sebagaimana diketahui bahwa porsi pembangkit PLN hanya 262 MW, sedangkan pembangkit IPP dan sewa mencapai 544 MW. Masa kontrak sewa pembangkit

559

akan diakhiri setelah proyek pembangkit baru selesai dan mampu menggantikan peran pembangkit sewa. Dalam rangka memenuhi kebutuhan beban yang cukup tinggi dan sekaligus sebagai antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya proyek tidak bisa selesai tepat waktu, akan dibangun pembangkit baru dalam jumlah cukup besar termasuk sewa PLTU dengan memberikan toleransi reserve margin yang cukup tinggi yaitu 70%. Reserve margin yang tinggi juga dimaksudkan untuk mengantisipasi penurunan kemampuan PLTA pada musim kering1. Selama periode 2011-2020 akan dibangun pembangkit baru dengan kapasitas total mencapai 2.480 MW terdiri dari PLTU 1.490 MW (termasuk PLTU sewa), PLTA/M 594 MW, PLTGU 180 MW dan PLTG peaking 200 MW. Tambahan pembangkit baru yang dapat terealisasi pada tahun 2011 diperkirakan hanya PLTMH PLN 8 MW dan PLTMH IPP 20 MW yang terhubung ke 20 kV. Proyek-proyek yang diperkirakan akan mengalami keterlambatan antara lain: ƒ

Proyek percepatan tahap I yaitu PLTU Sulsel Barru 2x50 MW, semula dijadwalkan beroperasi pada tahun 2010 namun mundur menjadi tahun 2012.

ƒ

Pembangkit program percepatan tahap II PLTU Takalar FTP-2 (2x100 MW), akan mundur dari tahun 2014 menjadi tahun 2014/2015.

ƒ

Tambahan pembangkit baru yang merupakan proyek IPP diperkirakan dapat selesai 2012-2013, yaitu sebagai berikut : − PLTG/U Sengkang IPP 2x60 MW: mundur dari tahun 2010 menjadi 2012. − PLTA Poso 3x65 MW: progres pekerjaan proyek ini di lapangan sudah mencapai 80% dan diperkirakan dapat beroperasi tahun 2012. − PLTU Sulsel-1 Jeneponto 2x100 MW: progress proyek mencapai 80%, diharapkan tahun 2012 sudah beroperasi.

ƒ

Untuk mengantisipasi adanya keterlambatan proyek-proyek IPP dan PLN, dilakukan sewa PLTU 2x120 MW yang ditempatkan bersebelahan dengan PLTU Barru di Sulsel dan dijadwalkan dapat beroperasi pada 2013.

ƒ

Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :

1

Sistem Sulsel mempunyai cukup banyak PLTA dan kemampuan produksi PLTA sangat dipengaruhi oleh variasi kondisi musim.

560

− PLTU percepatan tahap I, yaitu PLTU Sulsel Barru 2x50MW, karena dapat mengatasi kekurangan pasokan daya dan sekaligus akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting. − PLTU IPP Sulsel-1 Jeneponto 2x100 MW: proyek ini sangat penting untuk memenuhi peningkatan permintaan listrik jangka pendek dan menengah khususnya pada periode 2012-2014. − PLTG/U Sengkang IPP extension 2x60MW, proyek ini akan dapat mengatasi kekurangan pasokan daya terutama untuk tahun 2012. − PLTA Poso IPP 2x65 MW untuk sistem Sulselbar. − PLTU Sulsel-3 (Takalar) IPP 2x100 MW, dijadwalkan beroperasi tahun 2014/2015. Sebagaimana diketahui bahwa potensi tenaga air di Sulawesi terutama di Wilayah Sulselrabar sangat besar dan salah satu lokasi yang diindikasikan adalah di DAS sungai Karama. Saat ini tengah dilakukan studi kelayakan pada lokasi tersebut dan bila hasil studi menyatakan layak dibangun PLTA, maka rencana PLTA tersebut akan dimasukkan dalam neraca daya pada RUPTL periode berikutnya sesuai kebutuhan sistem untuk menggantikan rencana pembangkit berbahan bakar fosil yang mempunyai peran sejenis dan belum ada komitmen untuk pembangunannya. Neraca Daya sistem Sulut – Gorontalo dan sistem Sulselrabar sebagaimana diperlihatkan pada lampiran B2.2

B2.3 Proyek-Proyek IPP Yang Terkendala Telah cukup jelas diuraikan pada Lampiran B2.3.

B2.4 Neraca Energi Produksi Energi Energi yang diproduksi pembangkit pada suatu sistem kelistrikan selaras dengan pertumbuhan demand dan keberagaman jenis pembangkit yang akan dibangun. Untuk menghitung alokasi produksi per unit pembangkit agar diperoleh nilai bauran energi yang paling ekonomis dan optimal, digunakan software ProSym yang pada prinsipnya menggunakan kaidah merit order. 561

Hasil perhitungan simulasi produksi energi per jenis energi primer di sistem Sulawesi sebagaimana diberikan pada Lampiran B2.4, dengan asumsi : − Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada. − Ketersediaan batubara tidak terbatas. − Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek PLTP dan PLTA pada neraca daya. Lampiran B2.4 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a.

Peranan MFO dan HSD di sistem interkoneksi Sulut-Gorontalo pada tahun 2011 masih tinggi yaitu masing-masing 157 GWh dan 295 GWh. Mulai tahun 2014/2015 peran MFO dan HSD akan habis digantikan dengan gas LNG, sehubungan masuknya PLTG peaking dengan bahan bakar gas LNG dan beroperasinya PLTU batubara serta berakhirnya kontrak PLTD sewa.

b.

Hal yang sama juga terjadi pada sistem interkoneksi Sulselbar, yaitu peran MFO dan HSD pada tahun 2011 masih besar masing-masing 1.521 GWh dan 259 GWh. Mulai tahun 2015 peran keduanya akan habis dan digantikan dengan gas LNG sehubungan masuknya PLTG peaking dan beroperasinya PLTU batubara serta berakhirnya kontrak PLTD sewa. Penggunaan HSD untuk jangka panjang tidak menjadi nol karena HSD masih tetap dibutuhkan oleh pembangkit kecil pada sistem isolated.

c.

Peranan pembangkit gas meningkat pada sistem interkoneksi di Sulawesi dari 1.514 GWh pada tahun 2011 menjadi 2.716 GWh pada tahun 2020. Hal ini karena adanya penambahan kapasitas pembangkit pada PLTG Sengkang dan pembangkit peaking berbahan bakar LNG.

d.

Peranan pembangkit batubara akan menjadi dominan, yaitu dari rencana 272 GWh pada tahun 2011 akan naik menjadi 6.487 GWh pada tahun 2020 untuk sistem interkoneksi besar di Sulawesi. Hal ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas PLTU batubara yang pada tahun 2010 hanya 27 MW akan menjadi 1.955 MW pada tahun 2020.

e.

Peranan pembangkit hidro semakin meningkat khususnya di Sulawesi Selatan, yaitu dengan masuknya beberapa proyek PLTA berikut: Bakaru II, Bonto Batu, Poso, Malea, Konawe dan Watunohu. Bakaru II, Bonto Batu dan

562

Poko merupakan pembangkit beban puncak, sedangkan PLTA lainnya merupakan pembangkit beban menengah/dasar. f.

Peranan panas bumi akan meningkat khususnya di Sulawesi Utara dengan akan beroperasinya PLTP Lahendong IV dan V serta PLTP Kotamobagu dari 430 GWh tahun 2011 menjadi 1.164 GWh pada tahun 2020.

Kebutuhan Bahan Bakar Kebutuhan energi primer di sistem Sulawesi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat pada Lampiran B2.4. Kebutuhan HSD akan turun tajam dari 240 juta liter pada tahun 2011 menjadi nol pada tahun 2015. Sama halnya dengan pemakaian MFO dari 427 juta liter pada tahun 2011 menjadi nol pada tahun 2015. Pemakaian gas di Sulawesi oleh pembangkit IPP yaitu PLTGU Sengkang, dan diasumsikan pasokan gas tetap ada hingga tahun 2020. Pemakaian gas oleh PLN hanya untuk pembangkit peaking sehubungan pembatalan proyek PLTGU di Senoro akibat alokasi gas Senoro kepada PLN hanya 20 mmscfd. Pembangunan PLTGU Donggi-Senoro menjadi tidak optimal karena lokasinya sangat jauh dari pusat beban. Gas Senoro akan diambil PLN dalam bentuk LNG untuk bahan bakar pembangkit peaking di Sulsel dan Sulut. Pemakaian LNG di Sulawesi akan dimulai pada tahun 2013 sebesar 3,4 bcf dan akan menjadi 6 bcf pada tahun 2020. Sedangkan volume pemakaian batubara meningkat dari 0,17 juta ton pada tahun 2011 menjadi 4,33 juta ton pada tahun 2020 atau meningkat 26 kali lipat.

B2.5 Capacity Balance Gardu Induk Capacity Balance dibuat berdasarkan prakiraan beban per GI sampai tahun 2020 dengan kriteria penambahan trafo GI dilakukan saat pembebanan trafo terpasang sudah melebihi 70%. Dengan kriteria tersebut kebutuhan pembangunan GI baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk sistem Sulawesi sampai dengan tahun 2020 sebesar 4.773 MVA. Proyeksi kebutuhan pengembangan gardu induk sistem Sulawesi diberikan pada Lampiran B2.5.

563

B2.6 Rencana Pengembangan Penyaluran Rencana pengembangan penyaluran sistem Sulut – Gorontalo, system Sulteng dan sistem Sulselrabar dalam rangka memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik meliputi, •

Pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTU IPP, PLTA IPP dan PLTP IPP.



Pengembangan transmisi 150 kV di lokasi tersebar di sistem Sulut–Gorontalo, sistem Sulteng dan sistem Sulselrabar dalam rangka memenuhi kriteria keandalan (N-1) dan untuk mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan dan fleksibilitas operasi.

Proyeksi kebutuhan pengembangan jaringan sistem Sulawesi diberikan pada Lampiran B2.6. B2.7 Peta Pengembangan Penyaluran Cukup jelas seperti terlihat pada Lampiran B2.7.

B2.8 Analisis Aliran Daya Analisa Aliran Daya Sistem Minahasa –Gorontalo Analisa aliran daya pada sistem interkoneksi Minahasa-Gorontalo dilakukan dengan memperhatikan seluruh pembangkit, GI serta transmisi eksisting dan yang akan dibangun baru. Analisa load flow dilakukan beberapa tahun yaitu tahun 2012. 2015 dan tahun 2019 dengan hasil sebagai berikut : a. Tahun 2013 Aliran daya masih mengarah ke pusat kota Manado dan Gorontalo yaitu dari kelompok pembangkit (PLTP dan PLTU Sulut II) ke utara yaitu GI Teling, GI Paniki dan GI Ranomuut (87 MW) dan ke Gorontalo yaitu GI Isimu dan GI Botupingge (36 MW). Tegangan sistem 150 kV tertinggi di GI Anggrek (150,0 kV) dan tegangan terendah di GI Kema (144,5 kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi di GI Bitung (67,1 kV) dan terendah di GI Ranomuut (65,4 kV). Total beban sistem sebesar 310.8 MW dengan jumlah pasokan sebesar 314,1 MW. Berdasarkan hasil simulasi aliran daya susut sistem sebesar 3,3 MW. Tambahan transmisi baru dari tahun 2011 hingga 2013 ada tujuh ruas transmisi, yaitu SUTT 150 kV PLTU Sulut II – Lopana, SUTT 150 kV Lopana – Teling, 564

SUTT 150 kV Teling – Paniki, SUTT 150 kV Paniki – Kema, SUTT 150 kV Buroko – Isimu (GI Anggrek incomer), SUTT 150 kV Isimu – Botupingge dan SUTT 150 kV Isimu – Marisa. Sedangkan pembangkit baru yang dijadwalkan akan beroperasi yaitu PLTU Sulut II #1 dan #2, PLTU Anggrek #2, dan PLTG Minahasa #1. b. Tahun 2015 Aliran daya mengarah ke pusat kota Manado dan Gorontalo masing-masing sebesar 133 MW ke Manado dan 62 MW ke Gorontalo. Tegangan sistem 150 kV tertinggi di GI Anggrek (150,0 kV) dan tegangan terendah di GI Kema (145,5 kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi di GI Tomohon (66,9 kV) dan terendah di GI Ranomuut (65,2 kV). Total beban sistem sebesar 366 MW dengan jumlah pasokan sebesar 369,8 MW. Berdasarkan hasil simulasi load flow susut sistem sebesar 3,8 MW. Pada tahun ini sub sistem Tolitoli telah interkoneksi dengan sistem, dimana penambahan ruas transmisi ada beberapa ruas yaitu SUTT 150 kV Moutong – Marisa, SUTT 150 kV GI Otam – PLTP Kotamobagu, SUTT 150 kV PLTU Kema – GI Kema dan GI Kawangkoan – PLTP #5 dan #6. Sedangkan pembangkit baru yang akan beroperasi yaitu PLTP Lahendong #5 dan #6, PLTU Sulut I (Kema) #1 dan PLTA Sawangan 2 unit, PLTU 1 Sulut di Buroko, PLTU Tolitoli. c. Tahun 2020 Aliran daya masih mengarah ke pusat kota Manado dan Gorontalo masingmasing sebesar 150 MW ke Manado dan 105 MW ke Gorontalo. Tegangan sistem 150 kV tertinggi di GI Otam (148,2 kV) dan tegangan terendah di GI Botupingge (141,7 kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi di GI Tomohon (65,2 kV) dan terendah di GI Likupang (61,9 kV). Untuk mempertahankan level tegangan pada batas normal dibutuhkan tambahan kapasitor 20 MVar yang terpasang di GI Isimu sehingga total kapasitor sebesar 40 Mvar. Total beban sistem sebesar 555,4 MW dengan jumlah pasokan sebesar 568.7 MW. Berdasarkan hasil simulasi load flow susut sistem sebesar 13,3 MW. Pada tahun 2016 hingga 2020 ada penambahan transmisi baru, yaitu SUTT 150 kV PLTU Sulut (PPP) ke Kema/Tanjung Merah. Sedangkan pembangkit baru yang akan beroperasi yaitu PLTG Gorontalo #1, PLTG Minahasa #2, #3 , PLTU Sulut I (kema) #2, dan PLTU Sulut (PPP) #1, #2. 565

Analisa Aliran Daya Sistem Sulawesi Selatan Analisa aliran daya pada sistem Sulsel dilakukan dengan memperhatikan seluruh pembangkit eksisting dan penambahan pembangkit baru sesuai neraca daya 2011–2020, meliputi sistem 150 kV dan 70 kV. Analisa load flow dilakukan untuk tahun 2012, 2015 dan 2019. a. Tahun 2013 Sebagian besar kebutuhan energi listrik di pusat beban kota Makassar dan sekitarnya, masih dipasok dari pembangkit yang posisinya berada di bagian utara Propinsi Sulawesi Selatan yaitu dari PLTGU/G Sengkang, PLTA Bakaru dan PLTA Poso sehingga ada daya sekitar 370 MW yang mengalir dari utara ke selatan propinsi Sulawesi Selatan. Pada kondisi tersebut, tegangan sistem masih dalam batas normal. Tegangan tertinggi terjadi di GI Wotu 152,4 kV dan tegangan terendah di GI Bontoala 143,7 kV. Total beban sistem sebesar 833 MW dan pembangkit beroperasi sebesar 870,2 MW, dengan susut transmisi sebesar 37,2 MW (3,3 %). Pembangkit yang beroperasi adalah PLTA Bakaru 2 x 63 MW, PLTGU Sengkang 135 MW, PLTGU Sengkang 3 x 60 MW, PLTD Suppa 60 MW dan PLTA Poso 3 x 65 MW. Tambahan pembangkit baru pada tahun 2011 – 2013 adalah, PLTGU Sengkang 2 x 60 MW, ekspansi 2 dan 3 (2011/12), PLTA Poso 3 x 65 MW (145 MW Transfer ke Selatan – 2012), PLTU Sulsel Perpres 1 di Barru 2x50 MW (2012), PLTU Bosowa 2 x 100 MW (2012). Tambahan transmisi baru pada tahun 2011 – 2013 adalah, TL 150 kV jalur tengah Sidrap – Maros (New S/S) – Sungguminasa (2011), TL 150 kV Sengkang – Sidrap (2011), TL 150 kV Sengkang – Siwa/Keera (2011), Underground 150 kV Bontoala – Tallo Lama, Uprating TL 150 kV Tello – Tallo Lama, TL 150 kV PLTU Takalar – Tanjung Bunga, TL 275 kV PLTA Poso – Palopo. b. Tahun 2015 Pada tahun ini sistem Sulselbar sudah terinterkoneksi dengan sistem Sultra melalui transmisi 150 kV. Aliran daya sistem Sulselbar masih dari utara ke pusat beban kota Makassar dan sekitarnya, melalui transmisi 150 kV, dengan 566

transfer daya sebesar 368 MW. Sedangkan sistem Sultra mendapat pasokan daya dari PLTA Poso, dengan transfer daya sebesar 62 MW. Tegangan sistem masih dalam batas-batas normal, tegangan tertinggi di GI Wotu 154,7 kV dan tegangan terendah di GI Bontoala 143,7 kV (sistem Sulsel bagian Selatan) dan GI Raha 149,4 kV (sistem Sultra). Total beban sistem sebesar 1.127 MW dengan jumlah pasokan sebesar 1.162,3 MW dan susut transmisi sebesar 35,3 MW (2,6 %). Tambahan pembangkit baru pada tahun 2013 - 2015 adalah, PLTU Sulsel-3 (Takalar) 2x100 MW (2014/15), PLTU Takalar (eks loan Spanyol) FTP2 2x100 MW (2014/15) dan PLTU Mamuju FTP2 2x25 MW (2014). Tambahan transmisi baru pada tahun 2013 – 2015 adalah TL 150 kV Wotu – Malili – Kolaka – Unaaha – Kendari (2014). c. Tahun 2020 Aliran daya masih dari utara ke pusat beban kota Makassar dan sekitarnya sebesar 600 MW. Tegangan sistem masih dalam batas-batas normal, tegangan tertinggi di GI Wotu 154,3 kV dan tegangan terendah di GI Bontoala 136,3 kV (sistem Sulsel bagian Selatan) dan GI Raha 145,9 kV (sistem Sultra). Total beban sistem sebesar 1.933,5 MW dengan jumlah pasokan sebesar 1.995,9 MW, dengan susut transmisi sebesar 62,4 MW (3,1 %). Tambahan pembangkit baru pada tahun 2016 – 2020 adalah, PLTA Bontobatu 2 x 50 MW (2016), PLTA Malea 2 x 45 MW (2016), PLTA Konewa 2 x 25 MW (2016), PLTA Bakaru-II 2 x 63 MW (2019), PLTG Makassar 100 MW (2020), PLTP Lainea 20 MW (2017) ,PLTU Sulsel 3 2 x 150 MW (2018/19). Gambaran yang lebih rinci untuk kondisi pada tahun-tahun tertentu hasil simulasi aliran daya untuk sistem besar di Sulawesi diberikan pada Lampiran B2.8.

B2.9 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi Kebutuhan pengembangan sistem distribusi diperlukan untuk, ƒ

Meningkatkan keandalan dan mutu tegangan pelayanan

ƒ

Perbaikan SAIDI dan SAIFI 567

ƒ

Menurunkan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan yang tua

ƒ

Meningkatkan penjualan tenaga listrik dengan menambah pelanggan

ƒ

Menurunkan suut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan distribusi yang sudah tua dan tidak layak dioperasikan

ƒ

Proyeksi kebutuhan distribusi diberikan pada Lampiran B2.9.

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi 2011-2020 se Sulawesi JTM

JTR

Trafo

2011

kms 1,094

kms 1,351

MVA 549

2012

657

900

338

126,778

2013

830

1,016

402

144,805

2014

1,006

1,119

401

152,880

2015

1,143

1,196

419

162,940

2016

1,297

1,277

454

173,498

2017

1,497

1,372

493

185,989

2018

1,634

1,437

523

194,034

2019

1,831

1,520

560

204,542

2020 2011-2020

2,156

1,669

613

222,095

13,145

12,857

4,749

1,796,276

Tahun

568

Pelanggan 228,717

Proyeksi Kebutuhan Investasi Distribusi 2011-2020 se Sulawesi Juta USD Tahun

JTM

JTR

Trafo

Pelanggan

Total

2011

13.2

9.4

23.1

7.7

53.4

2012

8.4

6.3

15.1

5.7

35.5

2013

10.0

6.9

17.6

6.4

40.9

2014

11.6

7.5

17.6

7.0

43.7

2015

12.8

8.0

18.4

7.5

46.7

2016

14.2

8.5

19.9

8.0

50.6

2017

16.0

9.0

21.5

8.6

55.1

2018

17.3

9.4

22.7

9.1

58.5

2019

19.1

9.9

24.2

9.6

62.9

2020

22.2

10.9

26.5

10.5

70.1

2011-2020

144.9

85.8

206.6

80.2

517.6

Dari tabel perkiraan kebutuhan fisik dan biaya distribusi regional Sulawesi tahun 2011-2020 dapat dijelaskan sebagai berikut : ƒ

Selama kurun waktu tahun 2011-2020 direncanakan membangun JTM 13.145 kms, JTR 12.857 kms, Kapasitas gardu distribusi 4749 MVA untuk menunjang penyambungan sejumlah 1,8 juta pelanggan.

ƒ

Perkiraan biaya total selama kurun waktu tersebut untuk menunjang pengembangan sistem distribusi, membutuhkan biaya sebesar US$ 517.6 juta (JTM US$ 145 juta, JTR US$ 85.8 juta, gardu US$ 206.6 juta, dan sambungan pelanggan US$ 80,2 juta) dan diperkirakan setiap tahunnya dibutuhkan anggaran sebesar US$ 52 juta.

ƒ

Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dari 60,3 % tahun 2009, menjadi 69,8 % di tahun 2014 untuk regional Sulawesi.

B2.10 Program Listrik Pedesaan Program listrik pedesaan pemerintah yang tertuang dalam RPJM 2010-2014 adalah meningkatkan ratio elektrifikasi Indonesia pada tahun 2014 menjadi 80%. Untuk menunjang program tersebut di pulau Sulawesi direncanakan membangun JTM 4.285 kms, JTR 4.361 kms, kapasitas gardu distribusi 370,2 MVA. Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dari 60,3% (tahun 2010) menjadi 69,8% di tahun 2014 untuk regional Sulawesi . 569

Proyeksi kebutuhan jaringan distribusi untuk listrik pedesaan diberikan pada Lampiran B2.10 B2.11 Program Energi Baru dan Terbarukan Lihat Bab 4.3 s/d 4.6 B2.12. Proyeksi Kebutuhan Investasi Proyeksi kebutuhan Investasi pembangkit, transmisi dan gardu induk sistem Sulawesi diberikan pada Lampiran B2.12.

570

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PER PROVINSI WILAYAH OPERASI INDONESIA TIMUR

LAMPIRAN B3. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN LAMPIRAN B4. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH LAMPIRAN B5. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAMPIRAN B6. PROVINSI SULAWESI UTARA LAMPIRAN B7. PROVINSI SULAWESI TENGAH LAMPIRAN B8. PROVINSI GORONTALO LAMPIRAN B9. PROVINSI SULAWESI SELATAN LAMPIRAN B10. PROVINSI SULAWESI TENGGARA LAMPIRAN B11. PROVINSI SULAWESI BARAT LAMPIRAN B12. PROVINSI MALUKU LAMPIRAN B13. PROVINSI MALUKU UTARA LAMPIRAN B14. PROVINSI PAPUA LAMPIRAN B15. PROVINSI PAPUA BARAT LAMPIRAN B16. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) LAMPIRAN B17. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

571

LAMPIRAN B.3 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

B3.1 Kondisi Kelistrikan Saat Ini Sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar dipasok dari sistem Barito, sedangkan sistem–sistem isolated tersebar antara lain sistem Pagatan, Kotabaru serta Unit Listrik Desa (ULD)1 dipasok dari PLTD setempat. Total daya terpasang adalah sekitar 423 MW dengan daya mampu 311 MW dan beban puncak 292 MW pada kwartal ketiga tahun 2011. Jumlah pelanggan pada waktu yang sama adalah sekitar 757 ribu pelanggan, sehingga rasio elektrifikasi sekitar 73,4%. Situasi sistem kelistrikan di provinsi ini pada dasarnya masih terbatas dan tanpa cadangan. Konfigurasi saat ini dan rencana pengembangan sistem kelistrikan interkoneksi di Kalimantan Selatan dapat dilihat pada gambar B3.1.

Gambar B3.1 Peta pengembangan sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Selatan 1

ULD adalah unit satuan pelayanan PLN yang dikelola oleh badan usaha di daerah terpencil yang mengelola pembangkit, jaringan dan pelanggan PLN .

572

Sistem Interkoneksi Barito Sistem Barito merupakan sistem interkoneksi dengan jaringan transmisi 150 kV dan 70 kV, dipasok dari beberapa jenis pembangkit meliputi PLTA, PLTU, PLTD minyak dan PLTG minyak. Sistem Barito merupakan pemasok utama kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Pusat beban sistem Barito berada di Provinsi Kalimantan Selatan dengan porsi sekitar 80% dari seluruh beban sistem Barito. Kondisi sistem kelistrikan Barito saat ini masih belum cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat, mengingat daya yang ada masih sangat terbatas. Sistem Barito akan dapat melayani kebutuhan masyarakat setelah PLTU Kalsel di Asam-Asam beroperasi. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kondisi kekurangan pasokan tersebut adalah menyewa PLTD minyak jangka pendek dengan total daya 128 MW, dan menambah daya melalui pembelian tenaga listrik excess power dari industri yang mempunyai cadangan daya. Daya mampu sistem Barito saat ini sekitar 280 MW dengan beban puncak 265 MW. Akibat kondisi kelistrikan yang terbatas ini, untuk sementara penambahan pelanggan baru dilaksanakan dengan cara selektif. Sistem Isolated Pagatan Di Kalimantan Selatan masih banyak terdapat sistem-sistem kecil isolated tersebar, dan beberapa diantaranya yang relatif besar adalah: -

Sistem Pagatan/Batulicin, merupakan sistem yang terhubung dengan jaringan tegangan menengah 20 kV, melayani kebutuhan pelanggan di kabupaten Tanah Bumbu dan sebagian kabupaten Pulau Laut. Kondisi kelistrikan di sistem Pagatan ini juga mengalami keterbatasan daya pembangkit dan untuk memenuhi kebutuhan dilakukan sewa PLTD minyak serta membeli excess power. Sistem Pagatan direncanakan akan diinterkoneksikan dengan sistem Barito menggunakan transmisi 150 kV.

-

Sistem Kotabaru juga merupakan sistem isolated dengan pasokan listrik dari PLTD, terhubung melalui jaringan 20 kV dan melayani kebutuhan pelanggan di kabupaten Pulau Laut. Sistem Kotabaru terletak di pulau Laut yang terpisah dari daratan pulau Kalimantan.

-

ULD merupakan sistem kelistrikan yang tersebar di daerah terpencil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa setempat dan bebannya masih rendah. Jumlah ULD adalah sebanyak 20 unit dengan daya terpasang 6,7 MW. 573

Daya terpasang dan beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat pada tabel B3.1. Tabel B3.1 Sistem Kelistrikan Provinsi Kalimantan Selatan per Oktober 2011 Sistem

Kabupaten

Daya Terpasang [ MW ]

Daya Mampu [ MW ]

Beban Puncak [ MW ]

Keterangan

Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru Kab Banjar Kab Tapin Kab HSS 1. Sistem Barito

387,5

280,6

265,5

Kab Tanah Bumbu

17,1

15,6

14,3

Isolated

3. Sistem Kotabaru

Kab Kotabaru

11,4

10,3

8,1

Isolated

4. ULD (20 Lokasi Tersebar)

Tersebar

6,7

4,7

4,3

Isolated

422,7

311,3

292,2

Kab HST Kab HSU Kab Tabalong Kab Balangan Kab Barito Kuala Kab Tanah Laut

2. Sistem Batulicin

TOTAL

B3.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Kalimantan Selatan memiliki sumber daya energi yang cukup banyak dengan tersedianya cadangan batubara dan gas methane yang cukup besar. Di beberapa kawasan, kondisi tanahnya juga cocok ditanami kelapa sawit. Eksploitasi sumber daya alam berupa batubara dan mulai berkembangnya perkebunan kelapa sawit telah membuat ekonomi Kalimantan Selatan tumbuh dinamis dan prospektif. Kondisi demikian akan berpengaruh kepada pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di Kalimantan Selatan. Berdasarkan realisasi pengusahaan lima tahun terakhir termasuk adanya daftar tunggu yang cukup besar dan dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikai dimasa yang akan datang, proyeksi kebutuhan listrik 2011–2020 diberikan pada tabel B3.2.

574

Tabel B3.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Penjualan (GWh) 1.454,2 1.586,7 1.732,1 1.891,7 2.066,9 2.259,2 2.470,5 2.702,7 2.958,0 3.238,7

Produksi (GWh) 1.800,9 2.057,2 2.225,4 2.426,2 2.646,7 2.889,5 3.156,7 3.450,8 3.774,5 4.131,1

9,3%

9,3%

Beban Puncak (MW) 331 366 390 423 459 499 542 589 641 697 9,4%

Jumlah Pelanggan 740.758 772.829 806.241 841.055 877.332 915.137 954.538 995.604 1.038.410 1.083.032 4,3%

B3.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Rencana pembangunan sarana kelistrikan yang meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Kalimantan Selatan dilakukan dengan memperhatikan potensi energi primer setempat dan sebaran penduduknya sebagai berikut. Potensi Energi Primer Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki sumber energi primer yang banyak, meliputi batubara, gas methan batubara (coal bed methana /CBM) dan tenaga air. Potensi batubaranya sangat besar dengan berbagai tingkat kalori sebagaimana dapat dilihat pada table B3.3. Deposit batubara diperkirakan lebih dari 1,8 miliar ton, sementara produksinya rata-rata mencapai 12 juta ton per tahun. Potensi energi primer yang potensial untuk dikembangkan khususnya bagi desadesa tertinggal yang sulit dijangkau oleh jaringan PLN adalah batubara, tenaga air dan energi surya. Sampai saat ini batubara Kalsel telah dipakai sebagai bahan bakar di berbagai PLTU di Indonesia termasuk di PLTU Asam-Asam.

575

Tabel B3.3 Potensi Batubara Kalimantan Selatan No.

Kualitas Kelas

Kriteria (Kal/gr, adb)

1

Kalori Rendah

 7100

 17,62 

 0,00 

 12,00 

 29,62 

 0,14 

 5.517,81 

 334,48 

 3.249,09 

 9.101,38 

 1.867,84 

Sumber : Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi KESDM, 2006

Sumber Tenaga Air/Hidro Kalimantan Selatan merupakan daerah yang mempunyai sumber daya tenaga air, antara lain DAS Barito, Riam Kanan, Riam Kiwa, Balangan, Batang Alai, Amandit, Tapin, Kintap, Batulicin, dan Sampanahan. Umumnya DAS tersebut berhulu di pegunungan Meratus dan bermuara di laut Jawa dan selat Makassar. Keberadaan DAS tersebut kurang berpotensi untuk dijadikan PLTA run-off-river karena topografinya landai, sehingga head-nya relatif kecil. Secara rinci potensi tenaga air dapat dilihat pada tabel B3.4. Tabel B3.4 Potensi energi air di Kalimantan Selatan NO

NAMA BENDUNGAN

KABUPATEN

KAPASITAS

1

PLTA Kusan

Tanah Bumbu

65 MW

2

PLTMH Riam Kiwa

Banjar

10 MW

3

PLTMH Muara Kendihin

Hulu Sungai Selatan

0,6 MW

4

PLTMH Kiram Atas

Banjar

0.86 MW

5

PLTMH Sampanahan

Kotabaru

0.6 MW

6

PLTMH Gendang Timburu

Kotabaru

0,6 MW

Total

99,6 MW

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi, Propinsi Kalimantan Selatan

Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan listrik periode 2011-2020 direncanakan tambahan 6 proyek pembangkit listrik berkapasitas 609 MW. Jenis pembangkit yang akan dibangun meliputi PLTU batubara, PLTA dan PLTG peaking. Tabel B3.5 menampilkan perincian pengembangan pembangkit dimaksud. 576

Tabel B3.5 Rencana Pengembangan Pembangkit di Kalsel No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

1

Asam Asam (FTP1)

PLN

PLTU

2x65

2011

On Going

2

Kotabaru (APBN)

PLN

PLTU

2x7

2013

On Going

3

Kusan

PLN

PLTA

65

2017

Rencana

4

Kalsel (Peaking)

PLN

PLTG

50

2019

Rencana

5

Asam Asam

Sewa

XPLTU

3x50

2013

Rencana

6

Kalsel-1 (FTP2)

Swasta

PLTU

2x100

2015/16

Rencana

Total Kapasitas

609

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi Beban kelistrikan di sistem interkoneksi Kalimantan Selatan relatif besar dan jaringan tegangan tinggi akan menjangkau beban yang secara geografis semakin jauh, sehingga pengembangan sistem dilakukan dengan menggunakan tegangan 150 kV. Selain itu pembangunan sistem transmisi juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan daya hantar listrik mengingat adanya rencana pembangunan PLTU dalam satu kawasan di Asam-Asam. Adanya potensi tenaga air di DAS Kusan yang lokasinya jauh dari pusat beban memerlukan transmisi 150 kV untuk menyalurkan energinya. Selama periode 2011-2020 direncanakan akan dibangun saluran transmisi 150 kV dan 70 kV sepanjang 1.725 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 212 juta seperti ditampilkan dalam tabel B3.6. Rencana pengembangan sistem interkoneksi 70 kV untuk menghubungkan grid Barito dengan sistem Kotabaru di pulau Laut, dimana saat ini dalam tahap studi kelayakan dan studi dasar laut.

577

Tabel B3.6 Rencana pembangunan Transmisi 150 kV No 1

Dari Barikin 

Ke Amuntai

Tegangan

Konduktor

Panjang  Anggaran  (kms) (juta USD)

COD

150 kV

2 cct, 1xHAWK

            66              5.9

2011

2

Seberang Barito

Kayutangi

150 kV

2 cct, 1xHAWK

            42              3.7

2011

3

PLTU Asam‐Asam (FTP1)

Mantuil

150 kV

2 cct, 2xHAWK

         220            27.0

2011

4

Asam‐asam

Batu licin

150 kV

2 cct, 2xHAWK

         248            30.4

2012

5

Tanjung 

150 kV

2 cct, 2xHAWK

         284            34.8

2012

6

Rantau 

150 kV

4cct, 2xHAWK

              2              0.2

2012

7

Up rating Asam‐Asam

150 kV

2cct, 1xZEBRA

         180            30.0

2013

8

Batu Licin

Perbatasan Incomer 2 phi Barikin ‐  Cempaka Pelaihari‐Cempaka‐ Mantuil  Landing point P. Laut

70 kV

2 cct, 1xHAWK

              6              4.5

2013

9

Landing point P. Laut

Kotabaru

70 kV

2 cct, 1xHAWK

            74              6.6

2013

10

Tanjung

11

PLTU Kalsel 1 (FTP 2) Barikin 

150 kV 150 kV

2 cct, 2xHAWK 2 cct, 2xHAWK

         100            12.3          240            29.4

2014 2014

12

PLTA Kusan

150 kV

2 cct, 1xHAWK

         138            12.3

2016

13

Reconduktor Cempaka *) Barikin

150 kV

2 cct, 2xHAWK

         213            26.1

2017

Kayutangi Single phi Cempaka ‐  Rantau

Jumlah       1,813          223.2

Catatan: Tingkat tegangan kabel laut yang menginterkoneksi Pulau Laut dan Kalimantan sedang dalam kajian.

Pengembangan Gardu Induk Jumlah GI yang direncanakan akan dibangun sampai dengan tahun 2020 termasuk perluasannya, akan mencapai 24 buah dengan kapasitas total 750 MVA. Khusus di Pulau Laut, direncanakan pengembangan GI 70/20 kV dan saat ini masih dalam tahap kajian. Biaya investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 55 juta dengan rincian terdapat pada tabel B3.7. Rencana pembangunan gardu induk baru pada tabel B3.7 tersebut dapat dibangun secara minimalis untuk mengakomodasi beban yang masih relatif kecil untuk mempercepat pembangunan dan menekan biaya investasi.

578

Tabel B3.7 Pengembangan GI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

Gardu Induk Amuntai (GI baru ) Barikin Ext LB Kayu Tangi (GI baru )  Seberang Barito Ext LB Asam asam Diameter 3 CB Asam asam Diameter 2 CB Asam‐asam Ext LB Mantuil Ext LB Batu licin (GI Baru) Asam‐asam Ext LB Tanjung Ext LB (Perbatasan) Batulicin (IBT) Batulicin Kota Baru (GI baru )  Tanjung Tanjung Ext LB Tanjung Ext LB (PLTU IPP) Banjarmasin Cempaka Rantau (Rekonfigurasi) Rantau (NEW LINE) Kayutangi Trisakti Batulicin Trisakti IBT Mantuil Trisakti (Uprating) Barikin Amuntai Rantau Kayutangi Asam asam Rantau Ext LB (Kusan) Pelaihari

Daya  (MVA)              30 2 LB              30 2 LB 3 CB 2 CB 2 LB 2 LB              30 2 LB 2 LB              60 2 LB              30              30 2 LB 2 LB              30              60 2 LB 2 LB 2 LB              60              30              60              60              30              60              30              30              30              30 2 LB              30

Anggaran  (juta USD)             2,62             1,23             2,62             1,23             1,62             1,35             1,23             1,23             2,62             1,23             1,23             2,10             0,94             3,16             1,39             1,23             1,23             1,26             2,10             1,23             1,23             1,23             2,10             1,39             2,10             2,10             2,10             2,10             1,39             1,39             1,39             1,39             1,23             1,39

Jumlah            750

           55,42

Tegangan

Baru/Extension

150/20 kV 150 kV 150/20 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150/20 kV 150 kV 150 kV 150/70 kV 70 kV 70/20 kV 150/20 kV 150 kV 150 kV 70/20 kV 150/20 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/70 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

New Extension New Extension Extension Extension Extension Extension New Extension Extension Extension Extension New Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension

COD 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2017 2017 2017 2017 2017

Pengembangan Distribusi Seiring dengan rencana pengembangan sistem transmisi dan gardu induk di atas, direncanakan juga pembangunan jaringan distribusi 20 kV. Proyeksi kebutuhan jaringan distribusi sampai tahun 2020 termasuk untuk listrik pedesaan adalah 18.533 kms JTM, 10.206 kms JTR dan 533 MVA trafo distribusi dengan rincian ditunjukkan dalam tabel B3.8. Proyeksi tersebut dimaksudkan untuk menambah rata-rata 37.000 pelanggan per tahun selama 10 tahun. 579

Tabel B3.8 Rincian Pengembangan Distribusi JTM

JTR

Trafo

2011

kms 1,254

kms 865

MVA 45

2012

1,465

982

50

32,071

2013

1,369

828

51

33,413

2014

1,417

804

44

34,814

2015

1,591

880

47

36,277

2016

1,787

964

51

37,805

Tahun

Pelanggan 30,786

2017

2,008

1,057

55

39,400

2018

2,256

1,159

59

41,066

2019

2,536

1,272

63

42,806

2020

2,850

1,395

68

44,622

2011-2020

18,533

10,206

533

373,060

B3.4 Sistem Kelistrikan Isolated Kalimantan Selatan dengan wilayah daratan yang sangat luas mempunyai banyak kelompok penduduk yang tersebar jauh dan terisolasi. Sistem kelistrikannya dipasok dengan PLTD dan dikelola oleh Unit Listrik Desa. Untuk melayani masyarakat sekaligus sebagai upaya meningkatkan ratio elektrifikasi di Kalimantan Selatan, beberapa sistem isolated diupayakan secara bertahap masuk ke dalam sistem interkoneksi Barito melalui grid extension. Untuk yang belum terjangkau grid, daerah isolated dibangun PLTU batubara skala kecil seperti Pulau Laut. PLN juga mendorong pengembangan PLTMH oleh swasta untuk memanfaatkan potensi tenaga air. Selain itu PLN secara sangat terbatas juga berencana memasang PLTS komunal.

B3.5 Rangkuman Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 di Provinsi Kalimantan Selatan diberikan pada tabel B3.9.

580

Tabel B3.9 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan Tahun

2011 2012

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban Produksi Pembangkit GI Transmisi Anggaran Puncak (GWh) (MW) (MVA) (kms) (juta USD) (MW) 280.0 1,454 1,801 331 130 60 328 111.1 1,587 2,057 366 30 534

Sales (GWh)

2013

1,732

2,225

390

164

210

260

121.6

2014

1,892

2,426

423

100

60

340

225.0

100

180

-

189.3

90

138

61.9

120

213

181.6

2015

2,067

2,647

459

2016

2,259

2,890

499

2017

2,471

3,157

542

2018

2,703

3,451

589

2019

2,958

3,775

641

2020

3,239 4,131 Jumlah

697

65 50 609

581

750

-

57.0

-

88.3

-

70.4

1,813

1,386.3

LAMPIRAN B.4 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH B4.1 Kondisi Saat Ini Sistem kelistrikan di Provinsi Kalimantan Tengah dipasok dari sistem interkoneksi Barito dengan transmisi 150 kV dari Kalimantan Selatan melalui beberapa GI di Kalteng yaitu GI Selat, GI Pulang Pisau dan GI Palangkaraya. GI Selat memasok beban di kabupaten Kuala Kapuas dan sekitarnya, GI Pulang Pisau memasok beban di kabupaten Pulang Pisau dan GI Palangkaraya memasok beban kota Palangkaraya dan kabupaten Katingan. Sistem kelistrikan di daerah lainnya masih merupakan sistem isolated tersebar, dengan daya mampu pembangkitan rata-rata dalam kondisi pas-pasan. Beban puncak total non coincident se Kalimantan Tengah pada tahun 2011 adalah sekitar 140 MW, dimana 66 MW diantaranya masuk dalam sistem Barito. Sedangkan daya mampu pembangkit sekitar 147 MW dengan rincian 54,4 MW di sistem Barito dan 81,56 MW di sistem isolated tersebar. Jumlah pelanggan Provinsi Kalimantan Tengah pada akhir tahun 2010 adalah sekitar 284 ribu pelanggan dengan rincian 249 ribu pelanggan rumah tangga, 23 ribu pelanggan bisnis, 11 ribu pelanggan publik dan 104 pelanggan industri. Peta sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah dan rencana pengembangan sistemnya diperlihatkan pada gambar B4.1.

582

Gambar B4.1. Peta sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah

Sedangkan rincian data pembangkit dan beban puncak sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat pada tabel B4.1. Tabel B4.1 Sistem Kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah per Oktober 2011 Sistem

Kalimantan Tengah

Daya Terpasang [ MW ]

Daya Mampu [ MW ]

Beban Puncak [ MW ]

Keterangan

66,0

Daya Mampu sistem Barito adalah 335 MW dengan beban Puncak sebesar 331.5 MW

Kota Palangka Raya Kab Kapuas 1. Sistem Barito

58,3

Kab Pulang Pisau

54,4

Kab Katingan/Kasongan Kab Barito Timur / Tamiyang Layang 2. Sistem Sampit

Kab Kotawaringin Timur

52,1

23,8

20,8

Isolated

3. Sistem Pangkalan Bun

Kab Kotawaringin Barat

39,7

25,8

18,7

Isolated

4. Sistem Buntok

Kab Barito Selatan

16,5

9,4

7,4

Isolated

5. Sistem Muara Teweh

Kab Barito Utara

6,7

6,2

5,4

Isolated

6. Sistem Kuala Pambuang

Kab Seruyan

7,1

3,7

2,3

Isolated

7. Sistem Nanga Bulik

Kab Lamandau

2,8

2,2

1,3

Isolated

8. Sistem Kuala Kurun

Kab Gunung Mas

5,3

3,5

2,2

Isolated

9. Sistem Puruk Cahu

Kab Murung Raya

4,1

2,7

1,7

Isolated

10. Sistem Sukamara

Kab Sukamara

3,0

11. UL D (57 Lokasi tersebar)

Tersebar Total

195,6

1,9

1,9

Isolated

14,0

12,6

Isolated

147,6

140,1

B4.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Kalimantan Tengah memiliki sumber energi yang cukup banyak dengan tersimpannya cadangan batubara dan gas methan batubara (CBM) dalam jumlah yang cukup besar. Eksploitasi batubara telah membuat ekonomi Kalimantan Tengah tumbuh dinamis dan prospektif, hal itu akan berpengaruh pada kebutuhan listrik di Kalimantan Tengah. Mengingat rasio elektrifikasi di Kalimantan Tengah masih cukup rendah (sekitar 55%) termasuk pelanggan listrik non PLN, maka pertumbuhan kebutuhan listrik di masa mendatang diperkirakan akan tinggi. Memperhatikan realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya termasuk dengan memperhitungkan daftar tunggu yang cukup besar dan dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrifikai dimasa yang akan datang, proyeksi kebutuhan listrik Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2011–2020 diberikan pada tabel B4.2.

583

Tabel B4.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Prov Kalimantan Tengah

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Penjualan (GWh) 741,8 817,1 888,1 966,5 1.052,9 1.148,1 1.253,1 1.369,0 1.496,8 1.637,8 11,0%

Produksi (GWh) 843,5 924,1 1.043,9 1.135,2 1.236,0 1.346,7 1.468,7 1.603,1 1.751,3 1.914,8 11,2%

Beban Puncak (MW) 127,0 152,3 173,8 187,0 201,4 216,8 234,0 252,3 272,3 294,1 9,8%

Jumlah Pelanggan 343.361 358.371 374.152 390.748 408.197 426.545 445.839 466.126 487.458 509.889 6,0%

B4.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Rencana pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Kalimantan Tengah dilakukan dengan memperhatikan potensi energi primer setempat sebagai berikut. Potensi Energi Primer Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki sumber daya energi yang besar, yaitu utamanya batubara, dan beberapa gas alam. Potensi energi yang potensial untuk dikembangkan di Kalimantan Tengah adalah batubara. Selain itu khusus untuk perdesaan yang sulit dijangkau oleh jaringan PLN, selain pembangkit batubara juga dapat dikembangkan mikrohidro dan biomassa. Batubara Propinsi Kalimantan Tengah mempunyai potensi batubara yang cukup banyak dan kabupaten Barito Utara merupakan kabupaten yang paling banyak memiliki cadangan batubara. Survey yang telah dilakukan sejak tahun 1975 oleh beberapa institusi, baik pemerintah maupun perusahaan asing seperti PT BHP - Biliton memperkirakan terdapat sekitar 400 juta ton batubara dengan nilai kalori di atas 7.000 kkal per kg dan juga ditemukan batubara dengan kandungan kalori di atas 8.000 kkal per kg di kabupaten Barito Utara dan Murung Raya bagian utara. Batubara ditemukan di daerah 584

Muara Bakah, Bakanon, Sungai Montalat, Sungai Lahei, Sungai Maruwai dan sekitarnya. Potensi batubara di Kalimantan Tengah dapat dilihat pada Table B4.3 Tabel B4.3 Potensi Batubara Kalimantan Tengah Sumberdaya ( Juta Ton)

Kriteria No.

Kualitas (Kal/gr, adb)

Hipotetik

Tereka

Tertunjuk

Terukur

Jumlah

Cadangan (Juta Ton)

1

Kalori Rendah

 7100

             ‐ 

   247,6 

           ‐ 

      77,0 

   324,6 

         44,5 

    122,7 

   974,4 

       5,1 

   194,0 

   1.613 

         48,6 

Jumlah

Sumber : Pusat Sumber Daya Geologi, 2006

Gas Alam Potensi gas alam di Kalimantan Tengah terdapat di Bangkanai di dekat Muara Teweh, dan berdasarkan hasil penelitian daerah ini memiliki potensi gas yang akan dieksploitasi sebesar 20 mmscfd selama 20 tahun, walaupun diperkirakan akan turun secara bertahap menjadi 16 mmscfd mulai tahun ke 16. Sumber Tenaga Air Kalimantan Tengah memiliki potensi tenaga air yang berkaitan dengan DAS Barito dan Katingan di daerah Puruk Cahu, Muara Teweh dan Kasongan. Status potensi tersebut dalam tahap identifikasi oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah, dan memerlukan studi lebih lanjut untuk dapat dikembangkan. Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan beban sampai dengan tahun 2020 termasuk memenuhi daftar tunggu, direncanakan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 693 MW. Jenis pembangkit yang akan dibangun adalah PLTU batubara di beberapa lokasi dan PLTG gas di Bangkanai sebagai pembangkit peaking dengan menggunakan gas storage CNG (compress natural gas). Tabel B4.4 berikut menampilkan perincian pengembangan pembangkit di Kalimantan Tengah.

585

Tabel B4.4 Rencana Pengembangan Pembangkit No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

1

Pulang Pisau (FTP1)

PLN

PLTU

2x60

2012

On Going

2

Bangkanai #1, #2 (FTP2)

PLN

PLTG

2x70

2013

Rencana

3

Buntok

PLN

PLTU

2x7

2013

On Going

4

Kuala Pambuang

PLN

PLTU

2x3

2013

Rencana

5

Kuala Kurun

PLN

PLTU

2x3

2013

Rencana

6

Bangkanai #3 (FTP2)

PLN

PLTG

1x70

2014

Rencana

7

Sampit (FTP2)

PLN

PLTU

2x25

2014

On Going

8

Bangkanai #4 (FTP2)

PLN

PLTG

1x70

2015

Rencana

9

Kuala Pambuang Ekspansi

PLN

PLTU

3

2017

Rencana

10

Pangkalan Bun (Cenko)

Swasta

PLTU

2x7

2011

Operasi

11

Kalteng - 1

Swasta

PLTU

2x100

2020

Rencana

Total Kapasitas

693

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi Seiring dengan rencana pembangunan PLTU batubara dan PLTG di Bangkanai serta untuk menyambung sistem isolated masuk ke grid Barito, direncanakan akan dibangun transmisi 150 kV untuk menyalurkan energi listrik dari pembangkit tersebut ke pusat beban. Sebagaimana diketahui bahwa sebaran penduduk Kalimantan Tengah sangat berjauhan, sehingga transmisi 150 kV yang akan dibangun menjadi sangat panjang. Selain itu letak sumber gas alam Bangkanai juga berada di ujung sebelah timur laut Provinsi Kalimantan Tengah dan jauh dari pusat beban. Pembangunan transmisi juga dimaksudkan untuk dapat melistriki lebih banyak penduduk Kalimantan Tengah sekaligus untuk mengambil-alih PLTD minyak masuk ke grid Kalselteng 150 kV dalam rangka menurunkan biaya pokok produksi. Selama tahun 2011-2020 transmisi 150 kV yang akan dibangun sekitar 1.968 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 202 juta seperti ditampilkan dalam tabel B4.5. Rencana pengembangan sistem transmisi di Provinsi Kalimantan Tengah adalah sesuai dengan peta yang diperlihatkan pada gambar B4.1.

586

Tabel B4.5 Rencana pembangunan transmisi 150 kV

2 cct, 2xHAWK

Panjang  Anggaran  (kms) (juta USD)           346            30,8

2012

2 cct, 2xHAWK

               2               0,2

2012

150 kV

2 cct, 2xHAWK

          260            31,9

2013

Pangkalan Bun

150 kV

2 cct, 1xHAWK

          344            30,6

2013

Muara Teweh

150 kV

2 cct, 2xHAWK

          100            12,3

2013

Muara Teweh

Buntok

150 kV

2 cct, 2xHAWK

          220            27,0

2013

7

PLTU  P.Pisau

Incomer 2 phi (P. Raya ‐Selat)

150 kV

4 cct, 1xHAWK

               4               0,4

2013

8

Palangkaraya [New]

Incomer phi (Selat ‐ P raya)

150 kV

2 cct, 1xHAWK

               2               0,2

2014

9

Muara Teweh

Puruk Cahu

150 kV

2 cct, 2xHAWK

            94               8,4

2014

10

Puruk Cahu

Kuala Kurun

150 kV

2 cct, 2xHAWK

          196            17,4

2014

11

PLTU Sampit

Sampit

150 kV

2 cct, 1xHAWK

            40               3,6

2014

12

PLTU Kalteng‐1

Kasongan

150 kV

2 cct, 1xHAWK

          120            10,7

2014

13

Kasongan 

Kuala Kurun

150 kV

2 cct, 2xHAWK

          240            29,4

2015

Jumlah

       1.968          202,8

No

Dari

1

Palangkaraya

2

Kasongan 

3

Tanjung 

4 5 6

Ke

Tegangan

Konduktor

Sampit

150 kV

Incomer phi (Sampit ‐ P raya)

150 kV

Buntok

Sampit PLTGU Bangkanai

COD

Pengembangan Gardu Induk Di luar sistem Barito terdapat banyak sistem isolated relatif kecil dan berlokasi saling berjauhan yang dipasok PLTD minyak. Pengembangan gardu induk ini dimaksudkan untuk mendukung interkoneksi sistem isolated tersebut dengan sistem Barito yang selanjutnya disebut sistem Kalselteng dengan transmisi 150 kV. Pengembangan grid tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan pasokan dan menurunkan biaya pokok produksi. Gardu induk yang akan dibangun pada tahun 2011-2020 tersebar di 8 lokasi dengan daya 330 MVA, termasuk trafo untuk perluasan, dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 39 juta seperti ditunjukkan pada tabel B4.6.

587

Tabel B4.6 Rencana pengembangan GI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Nama Gardu Induk Kasongan Kasongan Sampit (GI Baru) Palangkaraya Ext LB Pangkalan Bun (GI Baru) Sampit Ext LB Buntok (GI Baru) Muara Teweh (GI Baru) Buntok Ext LB Muara Teweh Ext LB (PLTG) Sampit Palangkaraya (GI Baru) Palangkaraya New Ext LB Kuala Kurun (GI Baru) Puruk Cahu (GI Baru) Pangkalan Bun (GI Baru) Muara Teweh Ext LB Sampit Ext LB (PLTU )

Tegangan

Baru/Extension

Kapasitas  (MVA)

Anggaran  (juta USD)

COD

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

New New New Extension New Extension New New Extension Extension Extension New Extension New New Extension Extension Extension

                 30 4LB                  30 2 LB                  30 2 LB                  30                  30 2 LB 2 LB                  30                  60 2 LB                  30                  30                  30 2 LB 2 LB

             2,62              5,24              2,62              1,23              2,62              1,23              2,62              2,62              1,23              1,23              2,10              3,34              1,23              2,62              2,62              1,39              1,23              1,23

2011 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015

Jumlah

               330            39,04

Pengembangan Distribusi Seiring dengan rencana pengembangan sistem transmisi dan gardu induk di atas, dilakukan juga rencana pengembangan jaringan distribusi termasuk listrik perdesaan, seperti ditunjukkan pada tabel B4.8. Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 2011-2020 termasuk untuk melistriki perdesaan adalah 11.547 kms JTM, 5.706 kms JTR dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 230 MVA, secara rinci ditampilkan pada tabel B4.7. Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 60% pada akhir tahun 2011, maka perlu disambung 60.000 ribu pelanggan baru selama 2011. Pada periode berikutnya akan disambung sekitar 18.500 pelanggan setiap tahunnya.

588

Tabel B4.7 Rincian Pengembangan Distribusi JTM

JTR

Trafo

2011

kms 2,208

kms 1,294

MVA 43

2012

792

464

15

15,010

2013

740

391

17

15,782

2014

766

380

18

16,595

2015

860

415

19

17,450

2016

966

455

20

18,348

2017

1,085

499

22

19,293

2018

1,219

547

24

20,287

2019

1,371

600

25

21,332

2020 2011-2020

1,540

659

27

22,431

11,547

5,706

230

226,341

Tahun

Pelanggan 59,813

B4.4 Sistem Kelistrikan Barito dan Sistem-Sistem Isolated Sistem Barito Permasalahan ketidakcukupan pasokan pembangkit di sistem Barito sudah berlangsung cukup lama dan PLN pada saat ini tengah berupaya membangun PLTU batubara yang diprogramkan dalam proyek percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap 1 (FTP1), yaitu PLTU Pulang Pisau, dan beberapa PLTU lain yang ditunjukkan pada tabel B4.5. Progres pembangunan PLTU tersebut lebih lambat daripada yang direncanakan, sehingga dilakukan sewa PLTD jangka pendek. Sistem Isolated Sistem kelistrikan yang kecil pada daerah terpencil yang pada saat ini dipasok oleh PLTD minyak pada dasarnya akan diambil oleh jaringan intekoneksi Kalimantan dengan grid extension, kecuali sistem isolated yang berlokasi sangat jauh dari grid dimana direncanakan PLTU skala kecil, misalnya PLTU Kuala Pambuang.

589

B4.5 Ringkasan Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan dana investasi sampai dengan tahun 2020 sebagaimana diperlihatkan pada tabel B4.8. Tabel B4.8 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sales (GWh)

Produksi (GWh)

742 817 888 966 1.053 1.148 1.253 1.369 1.497 1.638 Jumlah

844 924 1.044 1.135 1.236 1.347 1.469 1.603 1.751 1.915

Beban Puncak (MW) 127 152 174 187 201 217 234 252 272 294

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan Pembangkit (MW) 14 286 120 70

GI (MVA) 30 30 120 120 30

3

200 693

590

330

Transmisi Anggaran (kms) (juta USD) 348 928 452 240 1.968

80,1 60,3 441,4 192,1 89,5 23,6 33,1 29,2 32,5 316,1 1.297,9

LAMPIRAN B.5 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR B5.1 Kondisi Kelistrikan Saat Ini

Sistem kelistrikan di Kalimantan Timur secara keseluruhan masih didominasi oleh pembangkit-pembangkit berbahan bakar minyak, sehingga biaya pokok produksi masih relatif tinggi. Peta kelistrikan Provinsi Kalimantan Timur ditunjukkan pada Gambar B5.1. Kapasitas terpasang keseluruhan sistem kelistrikan di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2010 sekitar 495 MW dengan daya mampu sekitar 401 MW dan beban puncak 340 MW. Sedangkan untuk sistem Mahakam pada tahun yang sama, daya mampu sekitar 274 MW dengan beban puncak 243 MW sesuai tabel B5.1. Sistem kelistrikan yang paling berkembang di Provinsi Kalimantan Timur adalah sistem Mahakam, yaitu sebuah sistem interkoneksi tegangan tinggi 150 kV yang melayani kota Samarinda, Balikpapan dan Tenggarong. Sistem Mahakam dipasok dari beberapa jenis pembangkit yaitu PLTU, PLTD, PLTGU dan PLTG dengan daya terpasang pada Oktober 2011 mencapai 405 MW, daya mampu sekitar 280 MW dan beban puncak 261 MW. Kapasitas tersebut termasuk pembangkit sewa untuk memenuhi kebutuhan beban yang terus meningkat. Kalimantan Timur saat ini tidak lagi mengalami defisit daya sepanjang tidak menambah pelanggan besar baru. Sistem kelistrikan di beberapa wilayah di Kabupaten lain, yaitu Kabupaten Berau, Nunukan, Bulungan, Malinau, Sangatta, Kota Bontang, Melak, Kotabangun, Petung, dan Tanah Grogot masih dilayani dengan sistem jaringan tegangan menengah 20 kV dan dipasok dari PLTD HSD. Khusus untuk kota Bontang dan Petung, selain PLTD HSD juga sebagian telah dipasok menggunakan PLTMG berbahan bakar gas alam. Kemampuan daya di sistem kelistrikan ini masih mengalami keterbatasan akibat dalam beberapa tahun terakhir hampir tidak ada penambahan pembangkit baru, sedangkan beban yang ada tumbuh dengan cepat. Akibatnya pada waktu-waktu tertentu masih terjadi pemadaman secara terbatas, utamanya bila ada salah satu pembangkit yang mengalami gangguan. Sedangkan di beberapa daerah lain yang berpenduduk relatif sedikit, sistem kelistrikannya masih sangat kecil dan dilayani dengan jaringan tegangan rendah 220 volt yang tersambung langsung dari PLTD setempat.

591

Gambar B5.1 Peta kelistrikan di Provinsi Kaltim

Tabel B5.1 Kondisi kelistrikan per Sistem per akhir tahun 2010

No

SISTEM

Daya (MW) Mampu

Beban Puncak

1

Mahakam

274

243

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Petung Tanah Grogot Kotabangun Melak Bontang Sangatta Berau Bulungan Nunukan Malinau

11,2 8,05 2,2 7,1 26 11,7 15,4 5,13 5,2 4,4

0,6 8 1,89 5,9 15,7 10,01 6,96 5,05 4,7 3,3

592

DAERAH PELAYANAN Samarinda, Balikpapan,  Tenggarong, Samboja dan  Muara Jawa Penajam, dan Petung Tanah Grogot dan Kuaro Kotabangun Melak Bontang Sangatta Tanjung Redeb Tanjung Selor Nunukan Malinau

Rasio elektrifikasi di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2010 adalah 67%, termasuk masyarakat yang dilistriki secara swadaya oleh perusahaan swasta dan pengguna PLTS. B5.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Kalimantan Timur Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur2 selama 5 tahun terakhir tumbuh cukup tinggi, yaitu rata-rata 8,3% per tahun. Pertumbuhan tertinggi adalah pada sektor bisnis (10,9% per tahun), sedangkan terendah adalah pada sektor industri yang tumbuh negatif (-2,2% per tahun). Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim selama 2006–2010 relatif rendah, yaitu hanya rata-rata 3,32% per tahun, sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi non migas cukup tinggi sebesar 8,03%. Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi sistem kelistrikan di Kaltim tidak mampu mengimbangi pertumbuhan beban listrik yang begitu tinggi karena banyak proyek PLTU batubara yang semula akan dibangun oleh investor swasta ternyata banyak yang tidak terwujud. Akibatnya daftar tunggu terutama konsumen industri dan bisnis menumpuk. Adanya daftar tunggu ini membuat tambahan beban yang akan datang diperkirakan akan naik sangat tinggi setelah PLTU batubara baru beroperasi. Mengacu pada realisasi penjualan tenaga listrik PLN selama lima tahun terakhir termasuk adanya daftar tunggu calon pelanggan yang cukup besar, dan dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrifikai dimasa yang akan datang, proyeksi kebutuhan listrik 2011 – 2020 ditunjukkan pada tabel B5.2. Daftar tunggu konsumen besar di Kalimantan Timur direncanakan dapat dilayani setelah pembangkit-pembangkit baru skala cukup besar beroperasi.

2

Tidak termasuk Tarakan

593

Tabel B5.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Penjualan (GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak (MW)

Jumlah Pelanggan

2.131,6

2.367,1

402,1

499.605

2.396,1

2.659,4

451,4

533.923

2.820,2

3.172,7

536,8

596.352

3.299,8

3.710,2

628,7

666.731

3.707,1

4.165,8

714,6

743.684

4.045,2

4.543,2

783,7

796.919

4.398,8

4.937,7

856,2

851.876

4.775,1

5.357,3

933,8

910.577

5.183,4

5.812,1

1.018,7

975.553

5.610,8

6.287,9

1.107,9

1.042.729

11,2%

11,2%

11,7%

8,0%

B5.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan beban yang tinggi di Provinsi Kalimantan Timur, direncanakan akan dibangun pembangkit, transmisi dan distribusi, dengan mempertimbangkan ketersediaan potensi energi primer setempat. Kalimantan Timur merupakan lumbung energi primer, sebagai daerah penghasil batubara dan migas dalam jumlah besar. Potensi Energi Primer Sumber energi primer di Kalimantan Timur tersedia dalam jumlah besar. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Pemprov Kalimantan Timur, sumber energi yang ada meliputi : - Cadangan batubara mencapai 25 milyar ton dengan tingkat produksi mencapai 120 juta ton per tahun, - Cadangan gas bumi mencapai 46 TSCF dengan produksi 2 TSCF per tahun, - Cadangan minyak bumi di Kalimantan Timur sebesar 985 MMSTB dan produksinya mencapai 57 MMSTB per tahun, - Potensi gas metan batubara (CBM) sebesar 108 TSCF,

594

- Potensi tenaga air yang cukup besar, antara lain 1.500 MW di Kayan, Tanjung Selor sekitar 300 km dari Sangatta, dan 205 MW di Tabang, Kutai Kartanegara sekitar 214 km dari Tenggarong, yang perlu distudi lebih lanjut. Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2020, direncanakan tambahan pembangkit baru dengan kapasitas total sekitar 1.661 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada tabel B5.3 berikut. Tabel B5.3 Rencana Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

PROYEK Sebatik Tanjung Selor Malinau Tanjung Redeb Kaltim (FTP 2) Melak Muara Jawa/Teluk Balikpapan (FTP1) Sangatta Sangatta Tanjung Redeb (Ekspansi) Sangatta (Peaking) Malinau Ekspansi Tana Tidung (Peaking) Nunukan Melak Berau Kelai #1&2 Kaltim (Peaking) Nunukan Ekspansi Berau Benuo Taka Arena Maju Bersama Bontang Kariangau Melak Lati (Ekspansi) Kotabangun Mahakam (Senipah) Tanah Grogot (Terkendala) Tana Tidung Kaltim (MT) Nunukan Embalut (Ekspansi) Tana Tidung Kaltim-2 (FTP2) Kaltim (PPP)

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN Sewa Sewa Sewa Sewa Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta

PLTS PLTU PLTU PLTU PLTG PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU PLTMG PLTU PLTD PLTMG PLTMG PLTMG PLTA PLTG PLTMG PLTMG PLTMG PLTD XPLTG XPLTU PLTGB PLTU PLTGB PLTG PLTU PLTGB PLTU PLTU PLTU PLTGB PLTU PLTU

0,3 2x7 2x3 2x7 2x50 2x7 2x110 2x7 7 14 2x5 2x3 2x1 2x3 3x3 10 2x75 50 2x3 5 2x3,2 3x7,5 100 2x120 6 5 3 2x41 2x7 4 2x27,5 2x7 50 2 2x100 2x100

2011 2012 2012 2012 2013 2013/14 2014 2014 2017 2015 2015/20 2015/18 2016/19 2016 2016/18/20 2016 2018/19 2018 2018 2019 2011/12 2011/12/13 2012 2013 2011 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2015 2015/16 2017

On Going On Going Rencana On Going On Going Rencana On Going Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana On Going On Going Rencana Rencana On Going Rencana On Going On Going Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana On Going On Going Rencana

Total Kapasitas

1.661

595

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi Beban sistem kelistrikan Kalimantan Timur sudah cukup besar tetapi masih banyak daerah yang belum terjangkau oleh sistem Mahakam. Sebagai upaya untuk menurunkan penggunaan BBM dan pengembangan kelistrikan, di daerah-daerah terpencil yang masih menggunakan PLTD secara bertahap akan diupayakan untuk dibangun jaringan transmisi 150 kV dan diinterkoneksikan dengan sistem Mahakam. Sampai dengan tahun 2020, direncanakan pengembangan jaringan transmisi 150 kV sepanjang 1.535 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 175.3 juta seperti ditampilkan dalam tabel B5.4. Tabel B5.4. Rencana Pengembangan Transmisi di Kaltim No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Dari 112342001 112342002 112342003 112342004 112342005 112342006 112342007 112342008 112342009 112342010 112342011 112342012 112342013 112342014 112342015 112342016 112342017

Karang Joang Kuaro Bontang  GI Sembera  PLTG Senipah Petung PLTU Teluk Balikpapan Up rating Teluk Balikpapan PLTU Kaltim 2 (FTP‐2) PLTG Senipah Harapan Baru Tenggarong New Samarinda PLTU Kaltim (PPP) Bontang  Berau PLTA Kelai

Ke

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

Panjang  (kms) 2cct, ACSR 2x240 mm2           310 2cct, ACSR 2 x 240 mm2             93  2cct, ACSR 2x240 mm2           180  2cct, ACSR 2x240 mm2             14 2 cct, ACSR 2x240 mm2             90 2cct, ACSR 2 x 240 mm2                6 4cct, ACSR 2x240 mm2                8 2cct, ACSR 2xZebra             16 2 cct, ACSR 2x240 mm2             30

Anggaran  (juta USD)            38.0            11.4            22.1              1.7            11.0              0.7              0.5              1.6              3.7

2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

2 cct, ACSR 2x240 mm2 Up rating ke Twin Hawk 2cct, ACSR 1x240 mm2 2cct, ACSR 2x240 mm2 2cct, ACSR 2x240 mm2 2cct, ACSR 2x240 mm2 2cct, ACSR 1x240 mm2 2cct, ACSR 2x240 mm2

             9.3              5.3              9.8              2.0              1.0            11.0            14.2            31.9

2014 2014 2014 2017 2017 2018 2018 2018

Tegangan

Kuaro Perbatasan Sambutan incomer Sambutan ‐ Bontang Incomer 1 pi (Manggar Sari‐Industri) Incomer 2 phi (Karjo ‐ Kuaro) Incomer 2 phi (Karjo ‐ Kuaro) K. Joang Bontang Bukuan/Palaran Bukuan Kota Bangun Sambutan Incomer 2 pi (Senipah‐Bukuan) Sangata Tanjung Selor Sangata

Konduktor

Jumlah

          120             24           110             16                8             90           160           260

   1,535.0          175.3

COD

 

Pengembangan Gardu Induk Seiring dengan pembangunan transmisi 150 kV untuk memenuhi pertumbuhan beban, direncanakan akan dibangun GI 150 kV di 12 lokasi tersebar termasuk perluasannya dengan kapasitas total 1.190 MVA seperti pada tabel B5.5. Rencana pengembangan GI baru untuk menggantikan PLTD adalah GI Kuaro/Tanah Grogot, GI Petung, GI Bontang dan GI Sangatta. Sedangkan rencana pengembangan GI baru terkait dengan proyek pembangkit adalah GI PLTG Sembera dan GI Kariangau.

596

Rencana GI baru untuk mengantisipasi GI yang sudah tidak dapat dikembangkan lagi adalah GI New Industri dan GI New Samarinda. Pengembangan GI lainnya merupakan pengembangan dari rencana GI baru. Tabel B5.5 Pengembangan GI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Gardu Induk Bukuan/Palaran Ext LB Sambutan Bukuan/Palaran Karang Joang/Giri Rejo Ext LB Kuaro / Tanah Grogot Petung Sambutan Ext LB Bontang GI PLTG Sambera Industri/Gunung Malang Sei Kleidang / Harapan Baru Tengkawang/Karang Asem Sambutan Bontang Bontang Ext LB Kariangau / Tel. Balikpapan Tenggarong / Bukit Biru Kota Bangun Kariangau / Teluk Balikpapan Berau / Tj Redep Bulungan / Tj Selor New Industri Berau / Tj Redep Sambutan Kuaro / Tanah Grogot Bontang New Industri New Samarinda Sangatta Sambutan Ext LB Petung New Samarinda Sambutan New Industri Sei Kleidang / Harapan Baru Tenggarong / Bukit Biru

Tegangan

Baru/Extension

150 kV 150/20 kV 150/20 kV 150 kV 150/20 kV 150/20 kV 150 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

Extension New Ekst Relocating Extension New (4 LB) New Extension New New (4 LB ‐ 2x30) Uprating Extension Extension Extension Extension Extension New Extension New Extension New New New Extension Extension Extension Extension Extension New New Ekstension Extension Extension Extension Extension Extension Extension

Jumlah

Daya  (MVA) 2 LB       30       20 2 LB         30         30 2 LB         30         60         60         60         60         30         30 2 LB         30         30         30         30         30         30         30         30         60         30         30         60         30         30 2 LB         30         30         60         60         60         30

Anggaran  (juta USD)        1,23        2,62        0,52        1,23        3,85        1,75        1,23        2,62        4,57        2,10        2,10        2,10        1,39        1,39        1,23        2,62        1,39        1,75        1,39        2,62        2,62        2,62        1,39        2,10        1,39        1,39        2,10        2,62        2,62        1,23        1,39        1,39        2,10        2,10        2,10        1,39

        1.190           70,27

597

COD 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2015 2015 2015 2016 2017 2017 2017 2017 2017 2018 2018 2019 2019 2019 2019 2019 2020

GI Bontang U G

ACSR 2X240 mm 2 90 km (2012)

PLTU Tanjungselor 2x7 MW (2014/15)

GI Kotabangun

ACSR 1X240 mm 2 50 km (2018)

U

GI Tenggarong

PLTU CFK 2x25 MW

GI Semberah

G

U

GU PLTGU Batakan 2x25 MW

Samarinda GI Tengkawang ACSR 1X240 mm 2 60 km (2018)

PLTG Sewa 100 MW (2012)

PLTU Embalut (Exp) 1x50 MW (2014)

U

PLTU Kaltim-2 FTP2 2x100 MW (2016/17)

GI Harapan Baru

GI Sambutan

GI Palaran/Bukuan ACSR 2X240 mm 2 30 km (2013)

PLTU Tanjungredep 2x7 MW (2012/13)

U U U

ACSR 2X240 mm 2 30 km (2013)

G

GI Karang Joang

ACSR 2X240 mm 2 155 km (2012)

GI Petung

ACSR 2X240 mm 2 40 km (2012)

PLTU Kaltim (PPP) 2x100 MW (2017/18) PLTU Kaltim (MT) 2x27,5 MW (2014)

PLTG Mahakam/Senipah 2x40 MW (2013)

GI Manggarsari

GI Industri U Balikpapan U PLTU Muara Jawa/Teluk Balikpapan FTP-1 2x100 MW (2013/14) PLTU Sewa Kariangau 2x120 MW (2013)

GI Kuaro ACSR 2X240 mm 2 93 km (2012)

Gambar B5.2 Peta rencana pengembangan sistem interkoneksi Kaltim

Pengembangan Distribusi Rencana pengembangan jaringan distribusi termasuk listrik perdesaan selama kurun waktu 2011-2020 sebagaimana ditunjukkan pada tabel B5.6, untuk mendukung rencana penambahan pelanggan baru rata-rata 56.200 sambungan per tahun. Jaringan distrubusi yang akan dibangun meliputi JTM sepanjang 24.089 kms, JTR sekitar 30.125 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 1.260 MVA.

598

Tabel B5.6. Rincian Pengembangan Distribusi JTM

JTR

Trafo

2011

kms 636

kms 495

MVA 54

2012

1,658

2,756

94

34,319

2013

2,474

3,898

176

62,429

2014

3,113

4,855

180

70,379

2015

2,332

2,843

138

76,953

2016

2,220

2,577

110

53,236

2017

2,452

2,774

115

54,957

2018

2,734

3,020

122

58,701

2019

3,080

3,332

133

64,976

2020

3,389

3,574

138

67,176

2011-2020

24,089

30,125

1,260

561,765

Tahun

Pelanggan 18,641

B5.4 Sistem Kelistrikan Isolated Kabupaten Tana Tidung Kabupaten Tana Tidung merupakan kabupaten baru dan mulai resmi beraktivitas pada tahun 2007 dengan luas wilayah 4.828 km2 dengan jumlah penduduk 28 ribu jiwa. Rencana pengembangan kelistrikan di Kabupatan Tana Tidung dimasukkan dalam kelompok sistem isolated tersebar karena beban puncak masih di bawah 1 MW. Selanjutnya akan dilakukan studi untuk membangun jaringan distribusi 20 kV dari Tana Tidung ke Malinau setelah PLTU 2 x 3 MW beroperasi. Sistem Kelistrikan Daerah Terpencil Sistem kelistrikan skala sangat kecil di daerah terpencil yang sangat jauh dari pusat beban saat ini direncanakan untuk dipasok dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) melalui kerja sama dengan Pemerintah Daerah. Untuk daerah-daerah yang memiliki potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), Pemerintah Daerah atau Satuan Kerja Listrik Perdesaan berencana akan membangun PLTMH dan pengelolaannya diserahkan ke penduduk setempat.

599

Sistem Kelistrikan Daerah Perbatasan Ada dua kabupaten di Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Sabah, Malaysia yaitu Nunukan dan Malinau. Wilayah Indonesia di daerah perbatasan sebagian besar masih belum berlistrik. Untuk melistriki daerah perbatasan tersebut, PLN akan membangun PLTMG dengan memanfaatkan gas yang terdapat di Sembakung/ Sebaung di daratan Kaltim dan listriknya akan disalurkan ke Nunukan dan Sebatik melalui jaringan kabel laut 20 kV. Selain itu PLN berencana akan melakukan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Listrik Perdesaan untuk mambangun PLTMH dan PLTS. PLN tengah berupaya untuk mendapatkan pasokan gas alam, termasuk gas skala kecil, untuk pembangkit listrik setempat untuk menggantikan penggunaan BBM.

B5.5 Ringkasan Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah sebagaimana terdapat dalam tabel B5.7 Tabel B5.7 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan Tahun

Sales (GWh)

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Produksi Beban Pembangkit (GWh) Puncak (MW) (MW)

GI (MVA)

Transmisi Anggaran (kms) (juta USD)

2011

2,132

2,367

402

17

50

2012

2,396

2,659

451

145

210

717

242.8

2013

2,820

3,173

537

463

240

30

263.2

2014

3,300

3,710

629

360

60

144

664.4

2015

3,707

4,166

715

124

90

-

284.9

2016

4,045

4,543

784

120

30

-

227.4

2017

4,399

4,938

856

207

210

24

389.3

2018

4,775

5,357

934

137

30

620

297.0

2019

5,183

5,812

1,019

81

240

-

113.0

2020

5,611

6,288

1,108

8

30

-

114.2

1,661

1,190

Jumlah

600

-

1,535

33.3

2,629.6

LAMPIRAN B.6 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI SULAWESI UTARA

B6.1 Kondisi Kelistrikan Sulawesi Utara Saat Ini Kelistrikan Daratan Sistem kelistrikan di Provinsi Sulawesi Utara daratan pada akhir tahun 2010 mempunyai beban puncak sekitar 167 MW. Sistem kelistrikan ini dipasok oleh beberapa jenis pembangkit, yakni PLTA, PLTP dan PLTD yang disalurkan melalui sistem transmisi 70 kV dan 150 kV dengan 12 gardu induk (GI), yaitu GI Ranomuut, Teling, Sawangan, Bitung, Tonsea Lama, Tomohon, Kawangkoan, Lopana, Tasikria, Likupang, Otam dan Lolak. Kapasitas terpasang seluruh GI adalah 290 MVA. Tabel B6.1 berikut adalah rincian pembangkit eksisting dan peta sistem kelistrikan dimaksud termasuk rencana pengembangannya ditunjukkan pada gambar B6.1.

Gambar B6.1 Peta kelistrikan di Provinsi Sulawesi Utara

601

Tabel B6.1. Kapasitas Pembangkit di Sulut Daratan No

Pembangkit

Pemilik

Bahan Bakar

Daya (MW) Terpasang

Mampu

1

PLTA Tonsealama

PLN

Hydro

14,38

13,00

2

PLTA Tanggari I

PLN

Hydro

18,00

16,30

3

PLTA Tanggari II

PLN

Hydro

19,00

17,00

4

PLTD Bitung

PLN

HSD

56,52

28,00

5

PLTD Lopana

PLN

HSD

10,00

9,00

6

PLTP Lahendong I

PLN

Geothermal

20,00

20,00

7

PLTP Lahendong II

PLN

Geothermal

20,00

20,00

8

PLTP Lahendong III

PLN

Geothermal

20,00

20,00

9

PLTM Poigar I

PLN

Hydro

2,40

2,40

10

PLTM Lobong

PLN

Hydro

1,60

1,60

11

PLTD Kotamobagu

PLN

HSD

8,02

4,65

12

PLTD Sewa Minahasa

Sewa

HSD

35,00

35,00

13

PLTD Sewa Kotamobagu

Sewa

HSD

11,00

11,00

14

PLTM Mobuya

IPP

Hydro

3,00

3,00

15

PLTD Molibagu

PLN

HSD

2,73

1,13

241,65

202,08

Total Sistem

Kelistrikan Pulau-Pulau Di Provinsi Sulawesi Utara terdapat beberapa pulau yang berlokasi dekat dengan daratan Sulut maupun sejumlah besar pulau-pulau yang tersebar hingga ke perbatasan Filipina, seperti Miangas di kabupaten Talaud, Marore di kabupaten Sangihe, serta pulau-pulau kecil lainnya. Kelistrikan di seluruh pulau tersebut dipasok dari PLTD dan 1 PLTM di pulau Sangihe, menggunakan jaringan tegangan menengah 20 kV. Sistem di pulau-pulau yang relative besar adalah sistem Sangihe dengan beban puncak sekitar 5,82 MW. Daftar pembangkit di pulau-pulau tersebar dengan beban relative besar sebagaimana diperlihatkan pada tabel B6.2. Selain itu masih terdapat cukup banyak sistem-sistem sangat kecil yang langsung terhubung ke beban menggunakan jaringan 220 volt dan lokasinya tersebar.

602

Tabel B6.2 Kapasitas Pembangkit Pulau-Pulau Tersebar No

Pembangkit

Pemilik

Bahan  Bakar

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

PLTD Tahuna PLTD Peta PLTD Lesabe PLTD Tamako PLTM Ulupeliang PLTB Malamenggu PLTD Sewa (Peta) PLTD Ondong PLTD Lirung PLTD Tagulandang PLTD Beo PLTD Melongnguane PLTD Mangaran PLTD Essang PLTD Tersebar Cab Manado PLTD Tersebar Cab Tahuna Jumlah

PLN PLN PLN PLN PLN PLN Sewa PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN

HSD HSD HSD HSD Hydro Bayu HSD HSD HSD HSD HSD HSD HSD HSD HSD HSD

Daya (MW) Terpasang 5.962 0 1.022 1.260 1.000 80 2.800 4.760 2.510 1.770 1.450 1.850 900 850 2.420 1.540

Mampu 3.615 0 840 900 915 0 2.500 3.055 1.665 1.320 1.140 1.400 615 650 2.143 1.204

30.174

21.962

B6.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Setelah kegiatan berskala internasional “World Ocean Conference” sukses dilaksanakan pada tahun 2009, Sulawesi Utara kini sedang giat menyiapkan infrastruktur untuk pengembangan industri pengolahan hasil laut dan pelabuhan internasional serta menjadikan Sulawesi Utara sebagai daerah tujuan wisata internasional. Dengan demikian ekonomi Sulawesi Utara diharapkan akan tumbuh lebih cepat terutama pada sektor industri pariwisata dan perhotelan. Hal tersebut akan berdampak langsung kepada peningkatan kebutuhan energi listrik. Berdasarkan realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir termasuk memperhitungkan adanya daftar tunggu calon pelanggan baru yang cukup besar dan dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrifikai dimasa yang akan datang, proyeksi kebutuhan listrik 2011 – 2020 diberikan pada tabel B6.3.

603

Tabel B6.3 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Sulawesi Utara

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Penjualan (GWh) 973,4 1.068,3 1.172,7 1.287,4 1.413,5 1.552,4 1.705,2 1.873,5 2.058,6 2.267,3

Produksi (GWh) 1.120,2 1.226,3 1.342,7 1.470,5 1.610,7 1.765,1 1.934,6 2.120,8 2.325,3 2.556,2

9,7%

9,4%

Beban Puncak (MW) 209,4 227,4 247,0 268,3 291,6 317,0 344,8 375,0 408,0 445,1 8,5%

Jumlah Pelanggan 420.975 435.064 449.540 464.356 479.536 495.107 511.037 527.288 543.842 563.291 3,3%

B6.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Rencana pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Sulawesi Utara dilakukan dengan memperhatikan potensi energi primer setempat sebagai berikut.

Potensi Energi Primer Sulawesi Utara memiliki potensi sumber energi terbarukan yang cukup besar berupa panas bumi hingga 700 MW yang tersebar di Lahendong, Tompaso dan Kotamobagu (gunung Ambang). Dari potensi panas bumi tersebut, yang dieksploitasi baru sebesar 78 MW yaitu di Lahendong unit 1, 2, 3 dan 4 dan berpeluang untuk dikembangkan adalah potensi sebagaimana terdapat pada table B6.4, termasuk potensi tenaga air. Kendala yang dihadapi untuk mengembangkan potensi panas bumi dan tenaga air tersebut adalah masalah status lahan, dimana sebagian besar potensi tersebut berada di kawasan cagar alam Kotamobagu (Gunung Ambang). Namun demikian dengan terbitnya PP No. 10/2010 dan PP No. 28/2011, PLN bersama instansi terkait berencana mengusulkan kepada Menteri Kehutanan untuk pengalihan status sebagian cagar alam gunung Ambang menjadi Taman Wisata Alam. Perubahan 604

status lahan ini akan membuka peluang bagi PLN untuk mengembangkan potensi energi terbarukan di lokasi tersebut. Beberapa lokasi yang dapat dikembangkan potensinya menjadi PLTA adalah Poigar II (30 MW), Poigar III (20 MW), Poigar IV (14 MW). Sumber energi terbarukan yang tersedia di pulau-pulau berupa tenaga angin dan radiasi matahari. Karakteristik tenaga angin yang cenderung tidak kontinu dan radiasi matahari yang efektifitasnnya cukup rendah memerlukan penerapan sistem pembangkit baik photo voltaic maupun tenaga bayu dengan desain khusus, pengembangan pembangkit di pulau-pulau ke depan diprioritaskan menggunakan sistem hibrid (interkoneksi dengan PLTD eksisting).

Tabel B6.4 Potensi Energi Terbarukan Air dan Panas Bumi Potensi Tenaga Air No

Nama Proyek

Interkoneksi ke Sistem

Lokasi

Potensi (MW)

Wulurmahatus /Modoinding

30,0

Sistem Minahasa Sistem Minahasa

Jarak Kit ke Sistem

Status

1

Poigar II

2

Poigar III

Wulurmahatus /Modoinding

20,0

3

Woran

Woran/Tombasian

0,6

Sistem Minahasa

0,10

SSI

4

Morea

Morea / Belang

0,6

Sistem Minahasa

1,00

SSI

5

Molobog

Molobog / Kotabuan

0,6

Sistem Minahasa

1,00

SSI

6

Lobong II

Bilalang IV/ Passi

0,5

Sistem Minahasa

4,00

SSI

7

Apado

Bilalang IV/ Passi

0,3

Sistem Minahasa

0,55

SSI

8

Kinali

Otam /Pasi

1,2

Sistem Minahasa

1,00

SSI

9

Bilalang

Bilalang I/ Pasi

0,3

Sistem Minahasa

0,40

SSI

10

Salongo

Salongo / Bolaang Uki

0,9

Sistem Minahasa

5,50

SSI

11

Tangangah

Tengangah/ Bolaang Uki

1,2

Sistem Minahasa

1,20

SSI

12

Milangodaa I

Milangodaa I/ Bolaang Uki

0,7

Sistem Minahasa

4,50

FS Tahun 2008

13

Milangodaa II

Milangodaa II/ Bolaang Uki

0,7

Sistem Minahasa

5,00

FS Tahun 2008

14

Pilolahunga

Mamalia/ Bolaang Uki

0,8

Sistem Minahasa

2,50

SSI

15

Ulupeliang II

Ulung Peliang/ Tamako

0,3

Sistem Tahuna

1,50

SSI

16

Belengan

Belengan /Manganitu

1,2

Sistem Tahuna

0,05

SSI

Jarak Kit ke Sistem

Status

Jumlah Potensi Air

59,7

Potensi Panas Bumi No

Nama Proyek

Lokasi

Potensi (MW)

Interkoneksi dengan Sistem

21

Lahendong V

Tompaso

20,0

Sistem Minahasa

On Going

22

Lahendong VI

Tompaso

20,0

Sistem Minahasa

On Going

23

Gunung Ambang

Kotamobagu

400,0

Sistem Minahasa

Pra FS

Jumlah Potensi Panas Bumi

440

Potensi tenaga air: Studi potensi hidro oleh PLN PI Sarana Fisik dan Fasilitas Penunjang, 1994 Potensi panas bumi: Distamben Prov Sulut, 2006

605

Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 direncanakan tambahan 16 unit pembangkit baru dengan kapasitas total 559 MW. Jenis pembangkit yang akan dibangun meliputi PLTP, PLTA, PLTMH, PLTU batubara, serta PLTG peaking. Tabel B6.5 berikut menampilkan rincian rencana pengembangan pembangkit di Provinsi Sulawesi Utara. Tabel B6.5 Pengembangan Pembangkit di Sulawesi Utara No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

1

Lahendong IV

PLN

PLTP

20

2011

On Going

2

Sulut II (FTP 1) / Amurang

PLN

PLTU

2x25

2011/12

On Going

3

Minahasa GT (Peaking)

PLN

PLTG

3x25

2012/17/19

Rencana

4

Talaud

PLN

PLTU

2x3

2013/14

Rencana

5

Sulut I (FTP 1)

PLN

PLTU

2x25

2014

Rencana

6

Lelipang/Belengan

PLN

PLTM

2x0,6

2014

Rencana

7

Duminanga

PLN

PLTM

1x0,5

2014

Rencana

8

Kotamobagu I (FTP 2)

PLN

PLTP

2x20

2016

Rencana

9

Kotamobagu II (FTP 2)

PLN

PLTP

2x20

2016

Rencana

10

Sawangan

PLN

PLTA

2x8

2015

Rencana

11

Amurang

Sewa

XPLTU

2x25

2013

Rencana

12

Tahuna (FTP 2)

Swasta

PLTGB

8

2013

Rencana

13

Lahendong V (FTP 2)

Swasta

PLTP

20

2014

Rencana

14

Sulut I - Kema

Swasta

PLTU

2x25

2014/15

On Going

15

Lahendong VI (FTP 2)

Swasta

PLTP

20

2015

Rencana

16

Tahuna

Swasta

PLTGB

3

2017

Rencana

17

Sulut (PPP)

Swasta

PLTU

2x55

2018

Rencana

Total Kapasitas

559,7

Selain daftar rencana tersebut diatas, juga diberikan peluang pengembangan pembangkit skala kecil lainnya yang berbasis energi terbarukan seperti PLTMH, PLTS jenis terkonsentrasi /komunal serta PLT biomas.

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi Kondisi beban sistem kelistrikan Sulut sudah cukup besar dan untuk menjangkau daerah yang semakin jauh, direncanakan pengembangan transmisi menggunakan tegangan 150 kV dan 70 kV. Berdasarkan proyeksi beban dan kondisi geografis di Sulawesi Utara, sampai dengan tahun 2020 jaringan transmisi 150 kV dan 70 kV yang 606

akan dibangun sepanjang 463 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 48 juta seperti ditampilkan pada tabel B6.7. Tabel B6.7 Pembangunan Transmisi 150 kVdan 70 kV No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

Panjang  Anggaran  (kms) (juta USD)

COD

1

PLTU Sulut II (FTP1)

Lopana

150 kV

2 cct, ACSR 2 x 240 mm2

            36               4,4

2011

2

Lopana

Teling (GIS)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

            96               8,5

2011

3

Teling (GIS) Ranomut Baru (Paniki) 

Ranomut Baru (Paniki)  Tanjung Merah (Kema)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

            16               1,4

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

            60               5,3

2012 2012

Bintauna Likupang

Tapping (Lolak ‐ Buroko) Bitung

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

               4               0,4

70 kV

1 cct, ACSR 1 x 240 mm2

            32               5,7

PLTP Lahendong V & VI (FTP2) Otam

Kawangkoan Molibagu

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

               1               0,1

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

          132            11,7

PLTG Minahasa Bitung 

Likupang Likupang

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

               1               0,1

70 kV

1 cct, ACSR 1 x 240 mm2

            32               5,7

PLTP Kotamobagu (FTP2) PLTA Sawangan

Otam Sawangan

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

            32               2,8

12

70 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

               1               0,1

2015 2015

13

PLTU Sulut I (IPP)

Tanjung Merah (Kema)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

            20               1,8

2018

Jumlah

          463            48,1

4 5 6 7 8 9 10 11

2012 2012 2013 2014 2014 2014

Pengembangan Gardu Induk (GI) Sejalan dengan rencana pengembangan transmisi, gardu induk yang akan dibangun sampai dengan tahun 2020 termasuk perluasannya adalah GI 150 kV tersebar di 17 lokasi dan GI 70 kV di 2 lokasi dengan kapasitas trafo total sekitar 620 MVA. Dana investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 44 juta sebagaimana ditunjukkan pada tabel B6.8. Khusus kota Manado dimana harga tanah untuk membangun GI telah semakin mahal dan sulit didapat, pada masa yang akan datang akan menerapkan GI jenis gas insulated switchgear (GIS) seperti yang sedang dibangun di Teling Baru. Sedangkan untuk GI yang masih jauh di luar kota Manado akan menggunakan tipe outdoor karena secara ekonomi masih lebih menguntungkan dari pada tipe GIS.

607

Tabel B6.8 Pengembangan Gardu Induk No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Gardu Induk Teling (GIS) Teling (GIS) Tomohon (IBT) Kema / Tanjung Merah Paniki Teling (IBT) Bintauna (Tap) Kawangkoan Paniki Tomohon Otam Teling Kema / Tanjung Merah Molibagu Sawangan Teling Otam Paniki Kema / Tanjung Merah Teling

Tegangan

Baru/Extension

Daya  (MVA)

Anggaran  (juta USD)

COD

150/20 kV 150/20 kV 150/70 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/70 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV

New New Extension New New Extension New Extension Extension Extension Extension Extension Extension New Extension Extension Extension Extension Extension Extension

            30             30             60             30             30             60             10             30             30             30             30             30             30             20             30             20             30             30             30             30

                4,00                 2,62                 2,62                 2,62                 2,62                 2,62                 2,27                 1,90                 1,90                 1,63                 1,90                 1,90                 1,90                 2,62                 1,63                 1,38                 1,90                 1,90                 1,90                 1,90

2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2015 2017 2018 2019 2019 2019

Jumlah

          620

              43,76

Pengembangan Distribusi Pengembangan distribusi di Provinsi Sulawesi Utara dimaksudkan untuk memenuhi rencana tambahan pelanggan baru sekitar 154 ribu sambungan sampai dengan tahun 2020 atau rata-rata 15.400 sambungan setiap tahun. Pengembangan jaringan distribusi tersebut belum termasuk adanya rencana interkoneksi dari daratan Sulawesi Utara dengan pulau kecil yang berdekatan, dimana dalam implementasinya akan didahului dengan studi kelayakan dan studi dasar laut. Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 2011-2020 termasuk untuk melistriki perdesaan adalah 1.394 kms JTM, 2.015 kms JTR dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 389 MVA, secara rinci ditampilkan pada tabel B6.9.

608

Tabel B6.9 Rincian Pengembangan Distribusi JTM

JTR

Trafo

2011

kms 144

kms 209

MVA 42

2012

124

179

33

14,089

2013

127

184

35

14,476

2014

130

188

36

14,816

2015

133

193

37

15,180

2016

137

198

38

15,571

2017

140

202

39

15,929

2018

143

206

41

16,251

2019

145

210

42

16,554

2020 2011-2020

171

247

47

19,449

1,394

2,015

389

154,641

Tahun

Pelanggan 12,325

B6.4 Sistem Kelistrikan di Kepulauan Gugusan kepulauan di Sulawesi Utara merupakan bagian dari Sabuk Wallacea, sebagian pulau memiliki gunung berapi. Jarak antar pulau cukup jauh dan transportasi laut yang digunakan masih sebatas kapal motor berkapasitas kecil, kecuali untuk pulau Sangihe, Talaud, dan Siau. Akses untuk mendapatkan energi primer dari luar sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca terutama gelombang laut. Sebagian besar mata pencaharian dari penduduk di kepulauan tersebut adalah nelayan tradisional dan hanya mengandalkan hasil laut. Di Kabupaten Talaud terdapat empat pulau terdepan dari wilayah NKRI, yakni pulau Miangas, Marore, Marampit dan pulau Karatung. Mengingat letaknya yang sangat strategis bagi NKRI, kecukupan dan keandalan pasokan listrik PLN yang telah ada disana perlu ditingkatkan dengan melaksanakan pembangunan pusat listrik tenaga surya (PLTS) dengan sistem hybrid. B6.5 Ringkasan Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah seperti pada tabel B6.10.

609

Tabel B6.10 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan Tahun

Sales (GWh)

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Produksi Beban Pembangkit (GWh) Puncak (MW) (MW)

GI (MVA)

Transmisi Anggaran (kms) (juta USD)

2011

973

1,120

209.4

45.0

120

132

103.2

2012

1,068

1,226

227.4

50.0

130

112

86.9

2013

1,173

1,343

247.0

61.0

90

1

28.9

2014

1,287

1,471

268.3

98.0

110

165

228.6

2015

1,414

1,611

291.6

61.0

30

33

136.6

2016

1,552

1,765

317.0

80.0

2017

1,705

1,935

344.8

28.0

20

2018

1,873

2,121

375.0

111.0

30

2019

2,059

2,325

408.0

25.0

90

2020

2,267

2,556

445.1

Jumlah

120.3 26.8 20

101.3 27.1 10.3

559.0

610

-

620

463

870.1

LAMPIRAN B.7 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

B7.1 Kondisi Kelistrikan Saat Ini

Sistem kelistrikan yang melayani pelanggan di Provinsi Sulawesi Tengah terdiri dari sistem interkoneksi 70 kV Palu-Parigi dan sistem isolated 20 kV dengan lokasi tersebar. Pada umumnya sistem-sistem tersebut dipasok dari pembangkit jenis PLTD dan sebagian PLTMH. Khusus sistem Palu, selain mendapatkan pasokan listrik dari PLTD juga dipasok dari PLTU batubara. Sistem Interkoneksi 70 kV Palu-Parigi Sistem kelistrikan kota Palu dan sekitarnya dilayani oleh sistem interkoneksi Palu-Parigi 70 kV melalui GI Talise dan GI Parigi, dipasok dari pembangkit PLTU IPP Tawaeli dan PLTD Parigi. Selain itu, kota Palu juga dipasok dari PLTD Silae dan PLTD Sewa di Palu melalui jaringan 20 kV dengan total beban puncak tahun 2010 sekitar 63 MW. Gambar sistem interkoneksi Palu-Parigi eksisting dan rencana pengembangannya sebagaimana terlihat pada gambar B7.1. PLTU Tolitoli 3x15 MW - 2014

KALIMANTAN TIMUR

Leok

Tolitoli ACSR 1x240 mm2 60 km – 2014

U

ACSR 1x240 mm2 108 km - 2014

ACSR 1x240 mm2 70 km – 2014

ke GI Marisa (Gorontalo)

Moutong Siboa

PLTU PJPP #3 & 4 2x15 MW - 2013

ACSR 1x240 mm2 110 km - 2015

U

ACSR 1x240 mm2 25 km - 2014 Palu Baru

Bunta

PLTU Ampana 2x3 MW–2013/14

Talise ACSR 1x240 mm2 15 km - 2012

U

ACSR 1x240 mm2 119 km - 2012

Poso

ACSR 1x240 mm2 124 km – 2017

U

Toili G

ACSR 1x240 mm2 90 km - 2013

PLTMG Luwuk 2x10 MW–2012/13

Tentena

PETA JARINGAN PROPINSI SULAWESI TENGAH / / / / / / / /

ke GI Wotu (Sulsel)

SULAWESI TENGGARA

PERENCANAAN SISTEM

PT PLN (Persero)

Kolonedale

PLTA Poso 65 MW – 2011

SULAWESI SELATAN

PLTU Luwuk (FTP 2) 2x10 MW–2015/16

Luwuk

ACSR 1x240 mm2 72 km - 2019

A

ACSR 1x240 mm2 90 km – 2019

Ampana

ACSR 1x240 mm2 85 km – 2020

ACSR 1x240 mm2 80 km - 2012

SULAWESI BARAT

SULAWESI UTARA

PLTP Marana/Masaingi (FTP2) 1x20 MW - 2018 P

Silae

ke GI Pasangkayu (Sulbar)

GORONTALO

/ / / /

GI 500 kV Existing / Rencana GI 275 kV Existing / Rencana GI 150 kV Existing / Rencana GI 70 kV Existing / Rencana GI 500/275 kV Existing / Rencana GI 500/275/150 kV Existing / Rencana GI 275/150 kV Existing / Rencana GI 150/70 kV Existing / Rencana T/L 70 kV Existing / Rencana T/L 150 kV Existing / Rencana T/L 275 kV Existing / Rencana T/L 500 kV Existing / Rencana

Gambar B7.1. Sistem Kelistrikan di Sulawesi Tengah

611

U G P A GU GB M D

/ / / / / / / /

U G P A GU GB M D

PLTU Existing / Rencana PLTG Existing / Rencana PLTP Existing / Rencana PLTA Existing / Rencana PLTGU Existing / Rencana PLTGB Existing / Rencana PLTM Existing / Rencana PLTD Existing / Rencana Kit Eksisting Kit Rencana

Edit Juli 2011

Sistem Isolated Di Sulawesi Tengah terdapat sistem kelistrikan yang terhubung dengan jaringan 20 kV seperti sistem Tolitoli, sistem Poso dan sistem Luwuk dipasok dari PLTM dan PLTD, dengan beban masing-masing sistem sudah diatas 5 MW. Selain itu masih terdapat sistem isolated kecil tersebar lainnya, yang semuanya dipasok dari PLTD PLN dan PLTD sewa serta di beberapa lokasi dibantu PLTD oleh Pemkab setempat. Rincian kapasitas pembangkit dan baban puncak sistem kelistrikan isolated di Sulawesi Tengah pada tahun 2010 sebagaimana terdapat pada tabel B7.1 dan B7.2. Tabel B7.1 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Palu-Parigi (dalam MW)

1

PLTD Silae

Daya  Terpasang  (MW) 41,2

2

PLTD Parigi

5,5

2,6

3

PLTD Sewa

27,0

22,0

4

PLTU Tawaeli

30,0

25,5

103,7

74,5

No Jenis Pembangkit

Total

Daya  Mampu  (MW) 24,4

Beban  Puncak  (MW) *

58,0

*) Beban puncak 2010 sekitar 58 MW

Tabel B7.2 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Kecil Tersebar (per Sistem) No

Sistem Kelistrikan

PLTD PLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Poso Tentena Kolonedale Bungku Tolitoli Leok Moutong‐KRaya‐Palasa Bangkir Luwuk ‐ Moilong Ampana Bunta Banggai Sulteng Tersebar

4,2 1,7 3,4 1,5 8,1 2,0 7,1 2,0 9,9 5,0 2,2 2,0 13,5

Jumlah

62,6

PLTD Sewa/ PLTM PLN PEMDA                    4,8              2,6                    2,0                    3,2                    3,3                    2,8              1,6                    4,2                    2,8                    5,0

             1,6

PLTM IPP Total (MW)              0,4

             3,8              1,5

                28,1

612

             5,8

             5,7

           11,7              4,1              6,6              4,7            12,5              6,2              9,9              2,0            20,3              5,0              3,7              2,0            13,5          102,1

B7.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah sebagai salah satu penghasil utama komoditi coklat mempunyai potensi ekonomi yang baik. Selain itu adanya potensi gas alam di Luwuk yang akan dikelola secara komesial akan memberikan dampak positip terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah. Seiring dengan tingginya potensi ekonomi tersebut, diperkirakan kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Tengah juga akan terus meningkat. Memperhatikan data penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 – 2020 diberikan pada tabel B7.3. Tabel B7.3 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Penjualan (GWh) 523,1 591,8 656,5 727,4 805,0 894,6 993,1 1.101,3 1.221,4 1.336,7 11,0%

Produksi (GWh) 594,1 671,4 744,0 823,4 910,3 1.010,5 1.120,6 1.241,3 1.375,1 1.503,3 10,9%

Beban Puncak (MW) 129,2 145,3 160,3 176,6 194,3 214,7 237,0 261,3 288,1 313,5 10,4%

Jumlah Pelanggan 344.377 366.981 390.928 416.307 443.200 471.678 501.844 533.722 567.404 602.963 6,5%

B7.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Rencana pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Sulawesi Tengah dilakukan dengan memperhatikan potensi energi primer setempat termasuk pola sebaran penduduknya sebagai berikut. Potensi Energi Primer Potensi energi primer yang tersedia di Sulawesi Tengah sangat besar dan berpeluang besar untuk dikembangkan, terutama tenaga air, gas alam dan panas bumi. Potensi tenaga air yang besar adalah DAS Poso yang dapat dikembangkan menjadi PLTA skala besar hingga 580 MW. Pengembangan tenaga air pada skala tersebut akan dapat memenuhi seluruh kebutuhan tenaga listrik di Sulawesi Tengah dan bahkan masih 613

berlebih untuk dikirim ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Menurut Indonesia Energy Outlook and Statistic 2006 yang dibuat oleh Pengkajian Energi Universitas Indonesia, di Sulawesi Tengah juga terdapat potensi tenaga air skala kecil yang tersebar di Poso, Palu, Tentena, Taripa, Tomata, Moutong, Luwuk, Bunta, TatabaBulagi, dengan kapasitas total sekitar 64 MW. Namun terdapat tantangan dalam pengembangan PLTMH karena jarak antara lokasi PLTMH dan pusat beban sangat jauh. Masih menurut Energy Outlook tersebut, di Sulawesi Tengah juga terdapat potensi tenaga panas bumi yang cukup besar dan tersebar di Donggala dan Poso hingga sejumlah lebih dari 500 MW, dengan status resource masih speculative serta reserve possible, sehingga masih memerlukan studi lebih lanjut. Sedangkan pemanfaatan gas alam untuk pembangkitan tenaga listrik tergantung pada kebijakan pemerintah. Khusus pasokan gas dari lapangan Donggi dan Senoro, semula direncanakan PLN akan mendapat alokasi pasokan gas 60 mmscfd sehingga PLN telah merencanakan pembangunan PLTGU 240 MW di Senoro3. Namun alokasi gas tersebut kemudian turun menjadi hanya 25 mmscfd. Volume gas ini tidak cukup untuk mengoperasikan PLTGU 240 MW, sehingga PLN telah mengusulkan kepada Pemerintah untuk membatalkan rencana proyek PLTGU Senoro. Selanjutnya PLN berencana memanfaatkan gas Donggi-Senoro dalam bentuk LNG untuk digunakan pada pembangkit beban puncak di Sulawesi dan kawasan timur Indonesia.

Rencana Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020, direncanakan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 617 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada tabel B7.4. Sebanyak 280 MW atau 55% dari total tambahan kapasitas pembangkit akan dibangun oleh PLN dan sisanya sebesar 337 MW atau 45% direncanakan dibangun oleh swasta. PLTA akan mendominasi jenis pembangkit yang akan dibangun, yaitu 352 MW atau 68%, sementara PLTU menempati urutan kedua dengan kapasitas 134 MW dan selanjutnya PLTG/PLTMG serta PLTP mempunyai porsi yang sama masing-masing 65 MW. Mempertimbangkan potensi energi terbarukan dan potensi beban yang ada di Sulawesi Tengah, maka pengembangan PLTA Poso selain untuk melayani kebutuhan

3

PLTGU Senoro ini juga masuk dalam proyek FTP2.

614

masyarakat di Provinsi Sulawesi Tengah sendiri juga dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Untuk daerah-daerah yang masih isolated, selain dikembangkan pembangkit energi terbarukan setempat, yaitu PLTMH, juga dikembangkan PLTU batubara skala kecil pada daerah yang tidak mempunyai sumber energi terbarukan. Tabel B7.4 Pengembangan pembangkit Sulawesi Tengah No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

PLN

PLTM

0.8

2011

On Going

1

Sansarino

2

Luwuk PLTMG

PLN

PLTMG

2x10

2013

Rencana

3

Morowali

PLN

PLTMG

10

2013

Rencana

4

Ampana

PLN

PLTU

2x3

2013/14

Rencana

5

Ampana

PLN

PLTU

3

2014

Rencana

6

Tolitoli

PLN

PLTU

3x15

2014

Rencana

7

Halulai/Wuasa

PLN

PLTM

2x0,6

2014

Rencana

8

Buleleng

PLN

PLTM

2x0,6

2014

Rencana

9

Morowali

PLN

PLTMG

2x5

2014/15

Rencana

10

Palu

PLN

PLTU

2x15

2015

Rencana

11

Palu (Peaker)

PLN

PLTG

25

2017

Rencana

12

Poso 2

PLN

PLTA

2x65

2018/19

Rencana

13

Hek di Luwuk

Swasta

PLTM

2.5

2011

On Going

14

Poso Energy

Swasta

PLTA

65

2012

On Going

15

Poso Energy

Swasta

PLTA

130

2012

On Going

16

Bambalo 3

Swasta

PLTM

2.25

2013

Rencana

17

Biak I

Swasta

PLTM

1.5

2013

Rencana

18

Biak II

Swasta

PLTM

1.3

2013

Rencana

19

Biak III

Swasta

PLTM

1.2

2013

Rencana

20

Kotaraya

Swasta

PLTM

0.8

2013

Rencana On Going

21

Mampueno/Sakita

Swasta

PLTM

2

2013

22

Pakasalo

Swasta

PLTM

2x0.6

2013

Rencana

23

Wawopada

Swasta

PLTM

5.3

2013

On Going

24

Batubota

Swasta

PLTM

2.5

2014

Rencana

25

Bunta

Swasta

PLTM

2x1,25

2014

Rencana

26

Lambangan

Swasta

PLTM

2x1,6

2014

Rencana

27

Tawaeli (Ekspansi)

Swasta

PLTU

2x15

2014

Rencana

28

Luwuk (FTP2)

Swasta

PLTU

2x10

2015/16

Rencana

29

Borapulu

Swasta

PLTP

2x20

2019/20

Rencana

30

Bora (FTP 2)

Swasta

PLTP

5

2018

Rencana

31

Marana/Masaingi (FTP 2)

Swasta

PLTP

20

2018

Rencana

Total Kapasitas

616.8

615

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi Untuk menjangkau seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tengah yang secara geografis memanjang dengan sebaran komunitas penduduk yang berjauhan, diperlukan transmisi yang sangat panjang. Topografi yang berbukit dan adanya hutan cagar alam merupakan tantangan dalam pengembangan transmisi 150 kV dan 70 kV di Sulawesi Tengah. Rencana pengembangan saluran tranmisi 150 kV yang direncanakan adalah seperti ditampilkan dalam tabel B7.6. Selain itu untuk evakuasi daya dari PLTA Poso sedang dibangun transmisi 275 kV ke arah selatan (Palopo) dan transmisi 150 kV ke sistem Palu. Panjang saluran transmisi baru yang akan dibangun sampai dengan tahun 2020 adalah 2.332 kms. Tabel B7.6 Pembanguan Transmisi di Sulawesi Tengah No

Dari

Ke

Tegangan

Panjang  (kms)

Konduktor

Anggaran  (juta USD)

COD

1

Tentena (PLTA Poso)

Wotu

275 kV

2 cct, Zebra, 430 mm

       272,0            61,2

2011

2

PLTA Poso (Tentena)

Poso

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

         80,0               7,1

2012

3

Poso

Palu Baru

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

       238,0            21,2

2012

4

Palu Baru 

Silae

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

         50,0               4,5

2012

5

Palu Baru

Talise

70 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

         30,0               2,7

2012

6

PLTU Tawaeli 

TIP 24 (Talise‐Parigi)

70 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

         14,0               0,9

2013

7

PLTMG Cendana Pura

Luwuk

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

       180,0            16,0

2013 2014

8

Toli‐toli

Leok

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

       216,0            19,2

9

Toli‐toli

Siboa

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

       260,0            23,1

2014

10

Moutong

Incomer Single pi (Toli2‐Siboa)

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

       220,0            19,6

2015

11

Poso

Ampana

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

       248,0            22,1

2017

12

Bunta

Luwuk

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

       190,0            16,9

2019

13

Kolonedale

Incomer single pi Poso‐Ampana

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

       164,0            14,6

2019

14

Ampana

Bunta

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

       170,0            15,1

2020

Jumlah     2.332,0          244,2

Pengembangan Gardu Induk Penambahan dan perluasan gardu induk untuk menyalurkan listrik ke pusat beban sampai dengan tahun 2020 berupa penambahan kapasitas GI 150 kV sekitar 510 MVA, dan kapasitas secara keseluruhan (termasuk IBT 275/150 kV dan trafo 70 kV) sebesar 650 MVA, dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 54,5 juta sebagaimana diperlihatkan pada tabel B7.7.

616

Tabel B7.7 Pengembangan GI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Gardu Induk PLTA Poso PLTA Poso Poso Palu Baru Silae Leok/Buol Toli‐Toli Moutong Siboa Silae Palu Baru Luwuk Moilong Talise Ampana Palu Baru Luwuk Kolonedale Silae Tentena Kema Parigi

Tegangan 150/20 kV 275/150 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV

Baru/ Extension

Kap

New New New New New New New New New Extension Extension New New Extension New Extension Extension New Extension Extension Extension Extension Jumlah

10 90 30 30 30 20 30 30 30 30 30 30 20 30 20 30 30 20 30 30 30 20 650

Anggaran  (juta USD)             2,98             4,86             2,62             2,62             2,62             3,24             2,62             2,62             2,62             1,90             1,90             2,62             3,24             1,38             2,38             1,90             1,90             3,24             1,90             1,90             1,90             1,51           54,50

COD 2012 2012 2012 2012 2012 2014 2014 2014 2014 2013 2013 2014 2014 2016 2017 2018 2018 2019 2019 2020 2020 2020

Pengembangan Distribusi Seiring dengan rencana pengembangan sistem transmisi dan gardu induk di atas, jaringan distribusi termasuk listrik pedesaan yang akan dibangun sampai dengan tahun 2020 sekitar 1.075 kms JTM, 1.260 kms JTR dan 361 MVA trafo distribusi, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel B7.8. Pengembangan sistem distribusi tersebut untuk melayani tambahan pelanggan baru sebanyak 282.000 pelanggan sampai dengan tahun 2020 atau rata-rata 28.200 pelanggan per tahun.

617

Tabel B7.8 Rincian Pengembangan Distribusi JTM

JTR

Trafo

2011

kms 76.9

kms 87.5

MVA 11.2

2012

85.9

102.6

30.7

22,603

2013

91.0

108.7

32.5

23,947

2014

96.5

115.1

34.4

25,379

2015

102.2

122.0

36.5

26,894

2016

108.3

129.2

38.6

28,477

2017

114.7

136.8

40.8

30,166

2018

124.1

144.6

43.2

31,879

2019

134.1

152.8

45.6

33,682

2020 2011-2020

141.6

161.3

48.1

35,559

1,075.4

1,260.5

361.6

282,167

Tahun

Pelanggan 23,581

B7.4 Ringkasan Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan dana investasi sampai dengan tahun 2020 diperlihatkan pada tabel B7.9. Tabel B7.9 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sales (GWh) 523,1 591,8 656,5 727,4 805,0 894,6 993,1 1.101,3 1.221,4 1.336,7

Produksi (GWh) 594,1 671,4 744,0 823,4 910,3 1.010,5 1.120,6 1.241,3 1.375,1 1.503,3

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban Pembangkit GI (MVA) Puncak (MW) (MW) 129,2 3,3 145,3 195,0 190 160,3 46,9 60 176,6 96,6 160 194,3 45,0 214,7 10,0 30 237,0 25,0 20 261,3 90,0 60 288,1 85,0 50 313,5 20,0 80

Jumlah

616,8

618

650

Transmisi (kms)

Anggaran (juta USD)

272 398 194 476 220 248 354 170

73,4 349,7 82,3 249,2 108,4 28,8 45,1 173,0 199,4 86,2

2.332

1.395,5

LAMPIRAN B.8 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI GORONTALO B8.1 Kondisi Kelistrikan Saat Ini Sistem kelistrikan di Provinsi Gorontalo saat ini pada dasarnya dipasok oleh PLTD berbahan bakar BBM, dengan pembangkit terbesar adalah PLTD Telaga di kota Gorontalo, serta beberapa PLTD yang lain relatif kecil adalah PLTD Buroko, Marisa dan Tilamuta. Pembangkit non PLTD masih terbatas, yaitu hanya PLTM Mongango, sehingga BPP di Gorontalo masih sangat tinggi. Daya terpasang total PLTD adalah 75,5 MW dengan daya mampu sekitar 47 MW. Jumlah beban puncak non coincident dari semua sistem di Gorontalo adalah sekitar 36 MW.

PLTD Sumalata

PLTD Buroko

PLTD Tilamuta

PLTD Gorontalo

Gambar 1. Peta Lokasi Pembangkit di Gorontalo

Energi listrik semuanya masih dapat disalurkan dengan jaringan distribusi 20 kV dan sistem interkoneksi 150 kV Gorontalo-Minahasa masih dalam tahap persiapan operasi. Rincian kapasitas pembangkit sistem Gorontalo sampai dengan tahun 2010 berdasarkan jenis pembangkit dan pengelolaannya diberikan pada tabel B8.1.

619

Tabel B8.1 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Gorontalo (MW) No

Pembangkit

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Telaga Sewa Telaga Marisa Sewa Marisa Tilamuta Boroko Mongango Lemito Sumalata Tolinggula

Jenis  Jenis Bahan  Owner Pembangkit Bakar PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTM PLTD PLTD PLTD

HSD HSD HSD HSD HSD HSD Hydro HSD HSD HSD

Daya Terpasang  Daya Mampu  (MW) (MW)

PLN Sewa PLN Sewa PLN PLN PLN PLN PLN PLN

Total Sistem

22,08 36,96 5,11 3,2 1,65 2,29 1,5 2,13 0,3 0,25

13,7 22,6 3,2 2,5 1,18 1,4 1,2 1,18 0,18 0

75,47

47,14

B8.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Gorontalo Provinsi Gorontalo sebagai sebuah provinsi yang relatif baru bermaksud akan mengejar ketertinggalannya dari provinsi lain di Sulawesi, sehingga pembangunan proyek prasarana dan fasilitas umum terus dipacu. Pemerintah daerah mendorong ekonomi untuk tumbuh lebih cepat dengan meluncurkan berbagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pertanian yang sesuai dengan kondisi alam Gorontalo. Pada beberapa tahun terakhir ekonomi Gorontalo berhasil tumbuh signifikan mencapai ratarata diatas 7% per tahun, dan hal ini menyebabkan kebutuhan pasokan listrik meningkat signifikan. Pasokan listrik di Gorontalo mulai pertengahan tahun 2010 secara bertahap sudah mulai membaik. Pemadaman bergilir sudah dapat diselesaikan dan penyambungan pelanggan baru serta tambah daya mulai dilayani. Namun demikian masih banyak calon pelanggan yang belum dapat dilayani pada tahun 2010, sehingga pada tahun 2011 diprogramkan kembali penyambungannya dan disesuaikan dengan kemampuan pasokan. Memperhatikan perkembangan penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi setempat, pertambahan jumlah penduduk serta target peningkatan rasio elektrifikasi, kebutuhan listrik 2011 – 2020 diperkirakan akan tumbuh seperti ditunjukkan pada tabel B8.2.

620

Tabel B8.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun

Penjualan (GWh)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

234,0 261,1 281,3 302,9 326,2 352,6 381,3 412,5 446,4 483,1

Produksi (GWh) 259,4 289,2 311,3 334,9 360,3 389,2 420,6 454,7 491,6 531,7

8,8%

8,7%

Beban Puncak (MW) 52,9 58,7 62,9 67,3 72,1 77,6 83,5 89,8 96,7 104,2 8,2%

Jumlah Pelanggan 139.859 148.968 158.628 168.888 179.749 191.296 203.518 216.469 230.132 244.603 8,0%

B8.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di Gorontalo dalam jumlah yang cukup, direncanakan akan dibangun beberapa proyek pembangkit, transmisi dan sistem distribusinya, dengan memperhatikan potensi energi setempat. Potensi Energi Primer Di Gorontalo terdapat potensi tenaga air dan panas bumi yang walaupun tidak terlalu besar namun mempunyai peluang untuk dikembangkan. Menurut Energy Outlook and Statistic 2006 yang dibuat oleh Pengkajian Energi Universitas Indonesia, potensi tenaga air skala kecil terdapat di Suwawa dan Sumalata dengan potensi total sekitar 8 MW. Sedangkan potensi panas bumi terdapat di Lombong dan Limboto dengan potensi 14 MW. Pengembangan Pembangkit Posisi Gorontalo relatif dekat dengan pulau Kalimantan yang merupakan sumber utama batubara, sehingga di Gorontalo direncanakan akan dibangun beberapa PLTU batubara, baik oleh PLN maupun oleh swasta, beberapa daripadanya sedang dalam pelaksanaan.

621

Selain itu juga direncanakan akan dibangun PLTG peaking4 dan PLTMH. Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan pembangkit sekitar 112 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada tabel B.8-5. Mengenai rencana pengembangan tenaga air yang merupakan energi bersih, selain dari yang sudah terdaftar dalam tabel B8.3, tetap dimungkinkan untuk dikembangkan PLTM lain selama hal itu seimbang dengan kebutuhan tenaga listrik yang ada, atau dapat direncanakan sebagai pengganti pembangkit non EBT (selama belum ada kontrak) sesuai peranannya dalam sistem kelistrikan.

Tabel B8.3 Pengembangan Pembangkit No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

1

Gorontalo (FTP1)

PLN

PLTU

2x25

2012/13

On Going

2

Gorontalo GT (Peaking)

PLN

PLTG

25

2017

Rencana

3

Taludaa II

Swasta

PLTM

1x2

2012

On Going

4

Taludaa I

Swasta

PLTM

1x3

2013

Rencana

5

Molotabu/TL Gorontalo

Swasta

PLTU

2x10

2013

On Going

6

Gorontalo Energi *)

Swasta

PLTU

2x6

2013

Rencana

Total Kapasitas

112

*) IPP Terkendala

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi Seiring dengan rencana pembangunan PLTU dan rencana interkoneksi dengan sistem Minahasa serta untuk menyalurkan daya dari pusat pembangkit ke pusat beban, direncanakan pengembangan saluran tranmisi 150 kV sepanjang 646 kms dengan biaya investasi sekitar US$ 57,5 juta sebagaimana ditampilkan pada tabel B8.4. Peta rencana pengembangan transmisi 150 kV sistem Gorontalo sebagaimana ditunjukkan pada gambar B8.2.

4

Berbahan bakar gas CNG

622

Tabel B.8-4. Pengembangan Transmisi 150 kV No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

Panjang  (kms)

Anggaran  (juta USD)

COD

1

Isimu

Botupingge

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

         90,0            8,01

2011

2

Isimu

Marisa

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

       220,0          19,58

2011

3

Isimu

Buroko

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

         76,0            6,76

2011

4

PLTU Gorontalo Energi (IPP)

Botupingge

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

         16,0            1,42

2012

5

PLTU Gorontalo (Perpres)

Inc. double phi Buroko‐Isimu

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

         14,0            1,25

2013

6

PLTU TLG Molotabu (IPP)

Botupingge

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

         30,0            2,67

2014

7

Marisa

Moutong

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

       180,0          16,02

2014

8

New PLTG (Marisa)

Marisa

150 kV

2 cct, ACSR 1 x 240 mm2

         20,0            1,78

2017

Jumlah

       646,0          57,49

Gambar B8.2 Peta Rencana Pengembangan Sistem 150 kV Gorontalo

Pengembangan Gardu Induk Sampai dengan tahun 2020 akan dibangun GI 150 kV termasuk perluasan dan penambahan trafo tersebar di 7 lokasi dengan kapasitas keseluruhan 190 MVA dan dana investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 19,4 juta seperti pada tabel B8.5. Dapat dilihat bahwa semua proyek GI direncanakan akan selesai dalam waktu dekat.

623

Tabel B8.5 Pengembangan GI

1

Botupingge

150/20

Baru/  Extension New

2

PLTU Gorontalo

150/20

New

20

             3,24

2011

3

Isimu

150/20

New

30

             2,62

2011

4

Marisa

150/20

New

30

             2,62

2011

5

Buroko

150/20

New

20

             4,47

2011

6

Botupingge

150/20

Extension

30

             1,90

2013

7

Isimu

150/20 Jumlah

Extension

             1,90 30           190            19,38

2013

No

Tegangan  (kV)

Gardu Induk

Daya  (MVA) 30

Anggaran  (juta USD)              2,62

2011

COD

Pengembangan Distribusi Sampai dengan tahun 2020 direncanakan penambahan pelanggan baru sekitar 131 ribu sambungan. Khusus tahun 2011 akan disambung 26.000 pelanggan untuk mencapai rasio elektrifkasi 60% pada tahun 2011, dan pada tahun-tahun selanjutnya akan disambung rata-rata 11.600 pelanggan per tahun. Untuk mendukung rencana tersebut, diperlukan pembangunan jaringan distribusi termasuk untuk melistriki daerah perdesaan yaitu JTM sepanjang 702 kms, JTR sekitar 1.200 kms dan tambahan trafo distribusi sekitar 90 MVA, seperti ditampilkan dalam tabel B8.6. Tabel B8.6 Rincian Pengembangan Distribusi JTM

JTR

Trafo

2011

kms 137.1

kms 250.1

MVA 21.3

2012

49.2

82.0

7.2

2013

52.2

86.9

7.6

9,661

2014

55.4

92.3

7.2

10,259

2015

58.6

97.7

7.2

10,861

2016

62.3

103.9

7.7

11,547

2017

66.0

109.9

7.7

12,222

2018

69.9

116.5

7.7

12,952

2019

73.7

122.9

8.3

13,663

2020 2011-2020

78.1

130.1

8.3

14,471

702.5

1,192.4

90.2

130,976

Tahun

624

Pelanggan 26,232 9,109

B8.4 Penyelesaian PLTU Gorontalo Sebagaimana diketahui bahwa proyek PLTU Gorontalo 2x25 MW yang termasuk bagian dari program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap 1 ini mengalami banyak hambatan antara lain masalah tanah dan kondisi site yang berbatu sehingga penyelesaiannya tertunda dari semula ditargetkan 2011 menjadi mundur. Dari perspektif kebutuhan sistem Gorontalo, keberhasilan proyek PLTU Gorontalo ini sangat penting, mengingat kebutuhan listrik di Gorontalo cukup tinggi seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi Provinsi ini. Selain itu, pembangkit yang ada belum mampu mencukupi seluruh kebutuhan calon pelanggan baru mengingat kondisinya masih paspasan dan biaya operasinya sangat mahal. Mengingat penting dan strategisnya PLTU Gorontalo ini, diharapkan kendala-kendala yang ada dapat segera diatasi sehingga proyek ini dapat diselesaikan secepatnya dan dapat beroperasi memasok kebutuhan listrik di Gorontalo.

B8.5 Ringkasan Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam tabel B8.7. Tabel B8.7 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan Tahun

Sales (GWh)

Produksi (GWh)

2011

234.0

259.4

2012

261.1

289.2

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban Pembangkit Transmisi Anggaran Puncak GI (MVA) (MW) (kms) (juta USD) (MW) 57.1 52.9 130.0 386.0 53.0 58.7 27.0 16.0

2013

281.3

311.3

62.9

14.0

123.9

2014

302.9

334.9

67.3

210.0

21.8

2015

326.2

360.3

72.1

-

3.2

2016

352.6

389.2

77.6

2017

381.3

420.6

83.5

60.0

60.0

25.0

-

3.4

20.0

17.9

2018

412.5

454.7

89.8

-

3.8

2019

446.4

491.6

96.7

-

4.0

2020

483.1

531.7

104.2

-

4.2

646

292.4

112.0

Jumlah

625

190

LAMPIRAN B.9 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

B9.1 Kondisi kelistrikan saat ini Sistem kelistrikan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini dipasok oleh pembangkitpembangkit yang terhubung ke sistem interkoneksi 150 kV dan 70 kV Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar). Jumlah gardu induk eksisting di Sulsel adalah 28 buah dengan kapasitas total 1.568 MVA termasuk trafo interbus IBT 150/70kV. Daya mampu pembangkit yang ada adalah 617 MW, sedangkan beban puncak yang harus dilayani sebesar 601 MW 5. Dengan demikian sistem kelstrikan Sulselbar beroperasi tanpa cadangan. Kondisi tersebut membuat sistem Sulselbar kadang-kadaang mengalami defisit daya pembangkit, sehingga terjadi pemadaman bergilir terutama pada saat beban puncak selama musim kering. Kekurangan pembangit juga menyebabkan penyambungan pelanggan baru belum dapat dilayani secara penuh. Peta sistem kelistrikan Propinsi Sulsel dipelihatkan pada gambar B9.1.

Gambar B.1 Peta Sistem Kelistrikan Sulsel 5

sistem Sulselbar Oktober 2011

626

Mengenai sistem kelistrikan di pulau Selayar sepenuhnya dilayani PLTD BBM dengan kapasitas pembangkit sekitar 6.5 MW namun daya mampu hanya 4,2 MW. Dengan beban puncak sekitar 3.8 MW, sistem kelistrikan di pulau ini masih belum cukup andal.

B9.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Sulsel Makassar sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Selatan berada di tengah wilayah geografi Indonesia dan merupakan pintu masuk bagi kawasan timur Indonesia (KTI), sehingga Makassar memegang peran sangat strategis. Makassar telah tumbuh menjadi daerah industri dan sekaligus sebagai pusat perdagangan untuk kawasan timur Indonesia. Pertumbuhan ekonomi regional Sulawesi Selatan jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional, yaitu mencapai 8,62% per tahun hingga semester II tahun 20116. Pertumbuhan ekonomi tersebut perlu diimbangi dengan penyediaan listrik yang terus bertambah agar pertumbuhan ekonomi dapat tetap terjaga. Penjualan listrik PLN di Provinsi Sulawesi Selatan selama 5 tahun terakhir tumbuh cukup tinggi, yaitu mencapai 8,9% per tahun. Pertumbuhan masih dapat mencapai setinggi itu walaupun sebetulnya telah dilakukan pembatasan penjualan karena keterbatasan pasokan daya listrk. Berdasarkan realisasi penjualan listrik lima tahun terakhir termasuk banyaknya daftar tunggu calon pelanggan potensial, dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi regional serta penambahan jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan listrik Provinsi Sulawesi Selatan 2011 – 2020 diberikan pada table B9.1. Tabel B9.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

6

Penjualan (GWh)

Produksi (GWh)

Beban Puncak (MW)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

3.435 3.933 4.376 4.807 5.282 5.806 6.385 7.023 7.729 8.505

3.893 4.457 4.959 5.446 5.984 6.577 7.231 7.954 8.752 9.629

706 808 898 985 1.081 1.187 1.304 1.433 1.575 1.731

Growth

11,1%

11,1%

11,0%

Antara News, 26 Sept 2011

627

Jumlah Pelanggan 1.354.637 1.408.751 1.472.590 1.544.365 1.622.631 1.705.085 1.794.077 1.884.983 1.980.098 2.083.609 5,0%

B9.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Rencana pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan listrik dan ketersediaan potensi energi primer setempat serta sebaran penduduknya. Potensi Sumber Energi Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai banyak sumber energi, terutama berupa tenaga air yang dapat dikembangkan menjadi PLTA. Potensi tenaga air mencapai 1.836 MW untuk dibangun PLTA dan 160 MW untuk menjadi PLTM. Selain itu terdapat potensi gas alam di Kabupaten Wajo dengan cadangan terukur sebesar 470 BSCF. Di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan terdapat potensi batubara, namun jumlah cadangan terukur hanya 37,3 juta ton 7. Pengembangan Pembangkit Demand kelistrikan di Provinsi Sulawesi Selatan sebagian besar berada di bagian selatan, sehingga sebagian besar konsumen berada di selatan. Sebaliknya, potensi energi primer (hidro dan gas) berada di bagian utara provinsi ini. Kondisi ini menjadi persoalan tersendiri bagi penyediaan pembangkit listrik di Sulawesi Selatan, khususnya menyangkut penyaluran tenaga listrik dari pembangkit-pembangkit di utara ke pusat beban yang banyak berada di selatan. PLTA baru yang direncanakan untuk memanfaatkan potensi tenaga air di utara adalah PLTA Bakaru-II, PLTA Malea dan PLTA Bonto Batu. Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang tumbuh cepat, direncanakan pembangunan pembangkit lain di luar proyek PLTA sebagaimana tersebut diatas. Pembangkit baru tersebut direncanakan lebih mendekati pusat beban di selatan, yaitu PLTU batubara di Jeneponto dan Takalar, serta PLTG peaking di selatan. Di Sulawesi Selatan terdapat proyek PLTU swasta (IPP) yang sedang konstruksi, yaitu PLTU Bosowa di Jeneponto berkapasitas 2x100 MW 8. Direncanakan satu unit dari PLTU ini akan beroperasi untuk memasuk sistem kelistrikan Sulselbar. Konstruksi PLTA Poso masih mengalami hambatan, namun diharapkan pada tahun 2012 akan dapat beroperasi. Untuk mengantisipasi keterlambatan proyek-proyek pembangkit dan untuk

7

Sumber: informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sulsel.

8

Selain itu ada PLTA Poso yang berlokasi di provinsi Sulteng juga memasok listrik ke provinsi Sulsel sekitar 130 MW

628

lebih memastikan krisis daya di Sulsel dapat diatasi, PLN bermaksud akan menyewa PLTU batubara berkapasitas 2x120 MW di Barru. Tambahan pembangkit baru di Provinsi Sulsel hinga tahun 2020 mencapai sekitar 2.126 MW, dengan perincian seperti ditampilkan pada tabel B9.2 berikut: Tabel B9.2 Pengembangan Pembangkit di Prop Sulsel No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

1

Mini Hydro 20 kV

PLN

PLTA

8

2011

On Going

2

Sulsel Barru (FTP 1)

PLN

PLTU

2x50

2012

On Going

3

Makassar (Peaking)

PLN

PLTG

50

2013

Rencana

4

Sulsel Baru (Peaking)

PLN

PLTG

2x50

2013

Rencana

5

Takalar (FTP2)

PLN

PLTU

2x100

2014/15

Rencana

6

Sulsel Baru (Peaking)

PLN

PLTG

50

2015

Rencana

7

Selayar (new)

PLN

PLTD

2x1

2015/18

Rencana

8

Sulsel - 2

PLN

PLTU

2x150

2018/19

Rencana

9

Sulsel - Barru (Ekspansi)

PLN

PLTU

2x100

2018/19

Rencana Rencana

10

Bakaru II

PLN

PLTA

2x63

2019

11

Barru

Sewa

XPLTU

2x120

2013

Rencana

12

Mini Hydro 20 kV

Swasta

PLTA

10

2011

On Going

13

Sengkang, Op. Cycle - Unit 2

Swasta

PLTG

60

2012

On Going

14

Sulsel-1/Jeneponto Bosowa

Swasta

PLTU

2x100

2012

On Going

15

Mini Hydro 20 kV

Swasta

PLTA

5

2012

Rencana

16

Selayar (FTP 2)

Swasta

PLTGB

8

2012/13

Rencana

17

Sengkang-ST Unit 3 -> Comb. Cycle

Swasta

PLTGU

60

2013

On Going

18

Tamboli

Swasta

PLTM

2x4,8

2013

Rencana

19

Mini Hydro 20 kV

Swasta

PLTA

7,5

2013

Rencana

20

Sulsel-3 (Takalar)

Swasta

PLTU

2x100

2014/15

Rencana

21

Bontobatu (Buttu batu 1)

Swasta

PLTA

2x50

2016

Rencana

22

Malea

Swasta

PLTA

2x45

2016

Rencana

Total Kapasitas

2.126

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi Posisi sumber energi primer, khususnya tenaga air dan gas, yang cukup jauh dari pusat beban membuat pengembangan transmisi diarahkan pada penggunaan tegangan 150 kV. Secara keseluruhan transmisi yang akan dibangun hingga tahun 2020 adalah sepanjang 1.340 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 170 juta. Ruas transmisi yang akan direncanakan dapat dilihat pada tabel B9.3.

629

Tabel B9.3 Pembangunan Transmisi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Dari Sidrap Maros (New) Sengkang PLTU Perpres ‐ Barru Tallo Lama (Uprating Cond) Wotu PLTU Bosowa Jeneponto PLTU Bosowa Jeneponto Sengkang Siwa/Keera Tallo Lama (loop) Wotu Daya Baru  PLTU Takalar Punaga KIMA Makassar (New) SY PLTA Bbatu/Enrekang  PLTA Malea PLTA Bakaru II Panakukang baru/Antang ‐ (New) Kajuara ‐ (New) PLTU Sewa barru

Ke

Tegangan

Maros (New) ‐ Ags 2011 operasi Sungguminasa ‐ Ags 2011 operasi Sidrap ‐ Ags 2011 operasi Incomer 2 phi (barru‐pare) Tello (Uprating Cond) Palopo TIP. 57 TIP. 58 Siwa/Keera (New) Palopo Bontoala (loop) Malili (New) Inc. 1 phi (Maros‐Sungguminasa) Tanjung Bunga Inc. 1 phi (Pangkep‐Tello) Inc. 2 phi (Makale‐Sidrap) Makale Enrekang Inc. 1 phi (Maros‐Sungguminasa) Inc. 1 phi (SInjai‐Bone) Inc. 2 phi (Sidrap‐Maros)

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 275 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV

Panjang  (kms) 2 cct, 2xZebra        260,0 2 cct, 2xZebra          80,0 2 cct, 2xZebra        130,0 4 cct, 1xHawk            4,8 2 cct, TACSR          14,0 2 cct, 1xZebra        210,0 2 cct, 2xZebra          12,0 2 cct, 2xZebra          12,0 2 cct, 2xHawk        140,0 2 cct, 2xHawk        180,0 2 cct, UGC, XLPE, 400 mm            9,0 2 cct, 2xHawk          82,0 2 cct, 2xZebra            2,0 2 cct, 2xZebra          80,0 2 cct, UGC, XLPE, 400 mm            2,0 2 cct, 1xHawk            2,0 2 cct, Zebra          30,0 2 cct, 2xHawk          40,0 2 cct, 2xZebra          24,0 2 cct, 1xHawk            6,0 4 cct, 2xZebra          20,0 Konduktor

Jumlah

Anggaran  (juta USD)          25,61            7,88          12,81            0,43            0,78          47,27            1,18            1,18          17,17          22,07            2,75          10,06            0,20            7,88            0,61            0,18            2,67            4,91            2,36            0,53            1,78

COD 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2015 2016 2016 2017 2018 2019 2019

       1.340        170,29

Pengembangan Gardu Induk (GI) Gardu induk baru yang akan dibangun berada di 9 lokasi dengan kapasitas total 420 MVA untuk kurun waktu 2011-2020. Penambahan gardu induk ini akan dapat menampung penambahan pelanggan baru dan meningkatkan keandalan penyaluran. Keberadaan gardu induk baru pada lokasi dimana PLTD berada dimaksudkan untuk mengambil alih peran PLTD sebagai pasokan listrik utama, dan menggantinya dengan pasokan dari sistem interkoneksi. Penambahan kapasitas trafo GI hingga tahun 2020 adalah 2.630 MVA dengan biaya investasi sekitar US$ 130 juta sebagaimana terdapat pada tabel B9.4.

630

Tabel B9.4 Pembangunan Gardu Induk No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67

Gardu Induk

Tegangan

Mandai 70/20 kV Tallo Lama 150/20 kV Bontoala 150/20 kV Borongloe 70/20 kV Tallasa 150/20 kV Pare‐pare 150/20 kV Bulukumba 150/20 kV Sinjai 150/20 kV Daya 70/20 kV Siwa/Keera ‐ (GI Baru)+2 LB 150/20 kV Sengkang, Ext LB  150/20 kV Tallo Lama (loop Btoala), Ext 2 LB 150/20 kV Bontoala (loop T.Lama), Ext 2 LB 150/20 kV Pangkep 150/20 kV Bone 150/20 kV Jeneponto 150/20 kV Barru 150/20 kV Makale 150/20 kV Palopo IBT 275/150 kV Palopo + Ext 2 LB 150/20 kV Siwa, Ext 2 LB 150/20 kV Pinrang 150/20 kV Soppeng 150/20 kV Maros 150/20 kV Panakkukang 150/20 kV Wotu 275/150 kV (Baru) 275/150 kV Wotu ‐ (GI Baru) + 2 LB 150/20 kV Malili ‐ (GI Baru) + 4 LB 150/20 kV Tanjung Bunga, Ext 2 LB 150/20 kV Daya Baru ‐ (GI Baru) + 2 LB 150/20 kV Tello 150/20 kV Tallo Lama 150/20 kV KIMA Makassar ‐ (GI baru) + 2 LB 150/20 kV Bontoala 150/20 kV Sidrap 150/20 kV Panakkukang 150/20 kV Tanjung Bunga 150/20 kV Borongloe 70/20 kV Sungguminasa 150/20 kV Pinrang 150/20 kV Bulukumba 150/20 kV SY PLTA Bontobatu/Enrekang ‐ (GI baru) + 2LB 150/20 kV Makale, Ext 2 LB 150/20 kV Sidrap, Ext 2 LB 150/20 kV Bone 150/20 kV Sinjai 150/20 kV Bakaru, Ext 4 LB 150/20 kV Pangkep 150/20 kV Tello 150/20 kV Tallo Lama 150/20 kV Bontala ‐ GIS II ‐ (GI baru) 150/20 kV Panakukang baru/Antang ‐ (GI baru) + 2 LB 150/20 kV Pare‐Pare 150/20 kV Daya Baru 150/20 kV Maros 150/20 kV Tallasa 150/20 kV Bone 150/20 kV Sidrap 150/20 kV Kajuara ‐ GI New + 2 LB 150/20 kV Kajuara 150/20 kV Malili 150/20 kV Panakukang baru/Antang 150/20 kV Tanjung Bunga 150/20 kV Soppeng 150/20 kV Siwa/Keera 150/20 kV Jeneponto 150/20 kV Wotu 150/20 kV

631

Daya  (MVA) Extension             20 Extension             60 Extension             60 Extension             20 Extension             60 Extension             30 Extension             30 Extension             30 Extension             30 New             30 Extension 2 LB Extension 2 LB Extension 2 LB Extension             30 Extension             30 Extension             30 Extension             30 Extension             30 New           180 Extension             30 Extension 2 LB Extension             30 Extension             30 Extension             60 Extension             60 New             90 New             30 New             30 Extension 2 LB New             60 Extension             60 Extension             60 New             60 Extension             60 Extension             30 Extension             60 Extension             60 Extension             30 Extension             60 Extension             30 Extension             30 New             30 Extension 2 LB Extension 2 LB Extension             30 Extension             30 Extension 4 LB Extension             60 Extension             60 Extension             60 New             60 New             60 Extension             30 Extension             60 Extension             60 Extension             60 Extension             30 Extension             30 New             30 Extension             30 Extension             20 Extension             60 Extension             60 Extension             30 Extension             30 Extension             20 Extension 30 Jumlah       2,630

Baru/Extension

Anggaran  (juta USD)                    ‐             2.10             2.10                    ‐             2.10                    ‐             1.39             1.39                    ‐             2.62             1.23             1.23             1.23             1.39             1.39             1.39             1.39             1.39           14.45             2.62             1.23             1.39             1.39             2.10             2.10             4.86             2.62             3.85             1.23             3.34             2.10             2.10             3.34             2.10             1.39             2.10             2.10             1.26             2.10             1.39             1.39             2.62             1.23             1.23             1.39             1.39             2.47             2.10             2.10             2.10             2.10             3.34             1.39             2.10             2.10             2.10             1.39             1.39             2.62             1.39                    ‐             2.10             2.10             1.39             1.39                    ‐             1.39              130

COD 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2017 2017 2017 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2020 2020 2020 2020 2020 2020

Pengembangan Distribusi Sampai dengan tahun 2020 diproyeksikan akan ada tambahan pelanggan baru sebanyak 807 ribu pelanggan, atau rata-rata 81.000 pelanggan baru setiap tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan menyebabkan kenaikan beban puncak menjadi 2,5 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun dari 610 MW pada tahun 2010 menjadi sekitar 1.730 MW di tahun 2020. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan pembangunan jaringan distribusi tegangan menengah 5.417 kms, jaringan tegangan rendah 4.273 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi 2.916 MVA, seperti dalam tabel B9.5. Tabel B9.5 Rincian Pengembangan Distribusi JTM

JTR

Trafo

2011

kms 275

kms 366

MVA 277

2012

190

254

192

54,114

2013

279

338

248

63,838

2014

319

312

252

71,776

2015

425

362

259

78,265

2016

545

415

283

82,455

2017

705

480

313

88,991

2018

709

519

333

90,906

2019

862

574

360

95,115

1,109

655

399

103,511

5,417

4,273

2,916

807,082

Tahun

2020 2011-2020

Pelanggan 78,110

B9.4 Ringkasan Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah sebagaimana terdapat dalam tabel B9.6.

632

Tabel B9.6 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan Tahun

2011

Sales (GWh) 3,435

Produksi (GWh) 3,893

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban Pembangkit Transmisi Anggaran Puncak GI (MVA) (MW) (kms) (juta USD) (MW) 147.0 706 18 310 699 517.9 808 369 420 24

2012

3,933

4,457

2013

4,376

4,959

898

471

330

411

383.6

2014

4,807

5,446

985

200

180

82

313.5

2015

5,282

5,984

1,081

251

150

2

331.7

2016

5,806

6,577

1,187

190

300

32

322.7

2017

6,385

7,231

1,304

60

40

32.7

2018

7,023

7,954

1,433

251

330

24

393.7

2019

7,729

8,752

1,575

376

320

26

582.1

2020

8,505 9,629 Jumlah

1,731

230

-

40.3

2,126

2,630

1,340

3,065.1

633

LAMPIRAN B.10 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

B10.1 Kondisi Kelistrikan Saat Ini Sistem kelistrikan di Provinsi Sulawesi Tenggara hingga akhir tahun 2010 pada dasarnya dipasok oleh PLTD dan PLTM dengan jaringan 20 kV. Selian itu terdapat beberapa sistem kelistrikan PLTD yang beroperasi secara isolated untuk melayani beban setempat. Kapasitas terpasang pembangkit yang masuk ke sistem 20 kV adalah 169 MW dengan daya mampu sekitar 94 MW di luar sistem-sistem isolated. Beban puncak keseluruhan sistem kelistrikan (non coincident) di Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan Oktober 2011 adalah 84,5 MW. Peta kelistrikan saat ini dan rencana pengembangan sistem kelistrikan Sulawesi Tenggara ditunjukkan pada Gambar B10.1.

Cab. Kendari

Cab. Baubau

Gambar B10.1 Peta sistem kelistrikan Prov Sulawesi Tenggara

Rincian pembangkit terpasang pada sistem interkoneksi 20 KV seperti ditunjukkan pada tabel B10.1.

634

Tabel B10.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang *) No

Pembangkit

Jenis  Pembangkit

Bahan Bakar

Kapasitas (MW) Pemilik

Terpasang

Mampu

1 2 3 4 5 6 7

 KENDARI   PLTD Wua‐wua   PLTD Poasia   PLTD Lambuya   Perusda Lambuya   Sewa Lambuya   Sewa PLTD Kendari   PLTU Nii Tanasa 

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTU

HSD & MFO MFO HSD HSD HSD HSD Coal

PLN PLN PLN Swasta Sewa Swasta PLN

           23,9            14,3              5,4              5,1              5,0            36,3            20,0          110,1

         10,5            2,3            1,7            2,1            5,0          33,0 ‐          54,6

7 8 9

 KOLAKA   PLTD Kolaka   PLTD Sewa Kolaka   PLTM Sambilambo 

PLTD PLTD PLTM

HSD HSD Air

PLN Sewa PLN

             9,8              7,0              2,0            18,8

           5,9            5,7            1,0          12,6

 RAHA  10  PLTD Raha  11  Sewa PLTD Raha 

PLTD PLTD

HSD HSD

PLN Swasta

             7,5              3,0            10,5

           3,1            3,0            6,1

 BAU‐BAU  12  PLTD Bau  13  PLTM Winning  14  Sewa PLTD Bau‐Bau 

PLTD PLTM PLTD

HSD ‐ HSD

PLN PLN Swasta

           10,7              1,6            13,0            25,3

           5,0            0,8          12,4          18,2

 WANGI‐WANGI  15  PLTD Wangi‐wangi  15  Sewa PLTD 

PLTD

HSD

PLN

             2,6              2,0              4,6           169,2

           1,4            1,6            3,0          94,4

Jumlah *) Belum termasuk sistem kecil isolated

B10.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Sulawesi Tenggara Kendari, Kolaka, Bau-Bau dan Wangi-Wangi adalah kota-kota utama di Sulawesi Tenggara yang berkembang cukup pesat, namun pasokan listriknya belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan mayarakat yang terus meningkat. Kendari sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kolaka sebagai ibukota kabupaten Kolaka dalam dua tahun terakhir mengalami defisit daya dan secara berangsur telah dapat ditingkatkan kemampuan pasokan listriknya dengan sewa PLTD sambil menunggu penyelesaian proyek PLTU yang sedang dibangun. Akibatnya terjadi penumpukan permintaan sambungan listrik dan potensi kebutuhan listrik di kedua daerah tersebut lebih tinggi dari daerah lainnya. Sedangkan Wangiwangi, kota Baubau dan Raha pasokan listriknya dalam dua tahun terakhir masih mencukupi. Kota Wangiwangi merupakan pintu masuk ke kepulauan 635

Wakatobi, dimana terdapat obyek wisata Taman Nasional Laut Wakatobi yang sangat terkenal dan telah berkembang cukup pesat. Kebutuhan listriknya terus meningkat seiring dengan perkembangan kota-kota tersebut. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara selama tahun 2006–2010 sangat tinggi, yaitu mencapai rata-rata 8,8% per tahun. Sejalan dengan itu pertumbuhan pemakaian energi listrik dalam periode yang sama meningkat rata-rata 8,9% per tahun. Peningkatan pemakaian listrik tersebut termasuk tinggi, mengingat pada saat itu penjualan listrik sebetulnya masih dikendalikan karena keterbatasan pasokan daya. Apabila pasokan listrik tersedia dalam jumlah yang cukup, diperkirakan tingkat pertumbuhan konsumsi listrik akan lebih tinggi lagi. Rasio elektrifikasi di Provinsi Sulawesi Tenggara saat ini masih sekitar 51%, sehingga potensi pelanggan baru masih banyak.

Berdasarkan pertumbuhan penjualan listrik dalam lima tahun terakhir, dan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, adanya daftar tunggu yang cukup besar, penambahan jumlah penduduk, maka kebutuhan listrik di Provinsi Sulawesi Tenggara akan tumbuh seperti pada tabel B10.2. Beban puncak di Sulawesi Tenggara akan meningkat dari 105 MW pada tahun 2010 menjadi 304 MW di tahun 2020. Demikian pula pemakaian listrik pada tahun 2010 sebesar 387 GWh akan meningkat menjadi 1.240 GWh pada tahun 2020, atau tumbuh 12,3% per tahun. Tabel B10.2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth

Penjualan (GWh) 486,2 608,5 687,5 745,5 809,3 879,7 957,1 1.042,5 1.136,7 1.240,1 12,3%

Produksi (GWh) 551,5 690,2 779,8 845,4 917,7 997,3 1.085,0 1.181,7 1.288,3 1.405,3 12,3%

636

Beban Puncak (MW) 130,5 161,7 180,9 194,1 208,7 224,5 241,8 260,8 281,5 304,0 11,2%

Jumlah Pelanggan 294.452 309.806 330.774 348.582 369.806 393.878 420.247 448.961 480.046 513.494 9,1%

B10.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Potensi Sumber Energi Di Propinsi Sulawesi Tenggara terdapat banyak potensi sumber energi, terutama tenaga air dengan potensi PLTA sekitar 266 MW dan potensi PLTM sebesar 17 MW. Selain potensi tenaga air, juga terdapat potensi panas bumi walaupun tidak besar, yaitu di Laenia di Kendari dan Mangolo di Kolaka. Dari potensi energi terbarukan tersebut PLN berencana membangun PLTA Konawe berkapasitas 50 MW untuk memenuhi kebutuhan sistem interkoneksi 150 kV Kolaka – Kendari – Raha dan beberapa PLTM. Rencana pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Propinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut. Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan listrik hingga tahun 2020, di Provinsi Sulawesi Tenggara diperlukan tambahan pembangkit baru sekitar 300 MW yang akan terhubung ke grid 150 kV, dan juga terhubung ke jaringan 20 kV. Salah satu pembangkit yang cukup besar adalah PLTU batubara Kendari 2x25 MW (salah satu proyek FTP2 oleh IPP) dan diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2014. Kebutuhan batubara untuk PLTU ini akan dipasok dari luar Provinsi. Rencana penambahan pembangkit selengkapnya dapat dilihat pada tabel B10.3. Tabel B10.3 Pengembangan Pembangkit No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS On Going

1

Rongi

PLN

PLTM

2x0,4

2011

2

Sabilambo

PLN

PLTM

2x1

2011

On Going

3

Kendari - Nii Tanasa (FTP1)

PLN

PLTU

2x10

2011/12

On Going

4

Lapai-1

PLN

PLTM

2x2

2012

Rencana

5

Lapai-2

PLN

PLTM

2x2

2012

Rencana

6

Riorita

PLN

PLTM

2x0,5

2012

Rencana

7

Toaha

PLN

PLTM

2x0,5

2012

Rencana

8

Raha (FTP 2)

PLN

PLTU

2x3

2013

Rencana

9

Kendari - Nii Tanasa (Ekspansi)

PLN

PLTU

10

2013

Rencana

10

Wangi-Wangi (FTP 2)

PLN

PLTU

2x3

2013/14

Rencana

11

Wangi-Wangi (Relokasi)

PLN

PLTD

2x2

2013/19

Rencana

12

Tamboli

PLN

PLTM

2x4,6

2013

Rencana

13

Bau-Bau (FTP2)

PLN

PLTU

2x10

2014

Rencana

14

Raha (Relokasi)

PLN

PLTD

3

2015

Rencana

15

Konawe

PLN

PLTA

2x25

2016/17

Rencana

16

Watunohu-1

PLN

PLTA

2x28

2018/19

Rencana

17

Bau-Bau

Swasta

PLTU

2x7

2013

Rencana

18

Kendari (FTP2)

Swasta

PLTU

2x25

2014

Rencana

19

Kolaka (FTP2)

Swasta

PLTU

2x10

2014

Rencana

20

Lainea

Swasta

PLTP

2x10

2017

Rencana

Total Kapasitas

301

637

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi Pembangunan transmisi di Provinsi Sulawesi Tenggara dimulai pada tahun 2010, yaitu dari PLTU Nii Tanasa 2x10 MW (salah satu proyek FTP1) ke kota Kendari dengan transmisi 70 kV. Selanjutnya pada tahun 2013 akan dibangun transmisi 150 kV dari Kendari ke Unaaha, Kolaka, Lasusua sampai Malili, dan dari Kendari ke Raha. Pembangunan transmisi ini akan menghubungkan sistem Sulselbar dengan sistem Sulawesi Tenggara. Keseluruhan panjang transmisi yang akan dibangun adalah 1.396 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 161 juta sebagaimana terdapat dalam tabel B10.4. Tabel B10.4 Pembangunan Transmisi Anggaran  (juta USD)

COD

2 cct, Ostrich

         24,0            1,89

2011

2 cct, 2xHawk

       290,0          35,56

2013

150 kV

2 cct, 2xHawk

       232,0          28,45

150 kV

2 cct, 2xHawk

       150,0          18,39

2013 2013

150 kV

2 cct, 1xHawk

         20,0            1,78

150 kV

2 cct, 2xHawk

       110,0          13,49

150 kV

2 cct, 1xHawk

       220,0          19,58

150 kV

2 cct, Kabel Laut

         10,0          10,68

150 kV

2 cct, 1xHawk

         10,0            0,89

150 kV

2 cct, 1xHawk

       170,0          15,13

Dari

1

PLTU Nii Tanasa (FTP1)

Mandonga/Kendari

70 kV

2

Malili (New)

Lasusua (New)

150 kV

3

Lasusua (New) Kolaka (New)

Kolaka (New) Unahaa (New)

PLTU Kolaka (FTP2) Unahaa (New)

Kolaka Kendari (New)

Kendari (new) Kendari (new)

Raha (new) Raha (new) ‐ Kabel Laut

PLTU Kendari (FTP2) Raha (new)

Inc. 2 phi (Kendari‐Raha) Bau‐Bau (New)

PLTA Konawe PLTA Watunohu 1

Unahaa (New) Lasusua (New)

150 kV

2 cct, 2xHawk

         80,0            9,81

150 kV

2 cct, 2xHawk

         80,0            9,81

4 5 6 7 8 9 10 11 12

Ke

Tegangan

Konduktor

Panjang  (kms)

No

Jumlah

2013 2013 2014 2014 2014 2014 2016 2018

    1.396,0        165,47

Pengembangan Gardu Induk Antara tahun 2011 dan 2013 akan dilaksanakan pembangunan gardu Induk baru 150/20 kV dan 70/20 kV termasuk penambahan kapasitas trafo, dengan kapasitas total 543 MVA di Lasusua, Kolaka, Unaaha, Kendari, Baubau dan Raha. Proyek tersebut akan memerlukan dana investasi sekitar US$ 34 juta, seperti yang ditampilkan dalam tabel B10.5.

638

Tabel B10.5 Pembangunan Gardu Induk No 1 2 3 4 5 6 7 8 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16

Gardu Induk Kendari Nii Tanasa Kolaka ‐ (GI Baru) + 2 LB Kendari ‐ (GI Baru 150 kV) + 2 LB Lasusua ‐ (GI Baru) + 4 LB Kolaka, Ext 4 LB Unahaa ‐ (GI Baru) + 4 LB Unaaha Kendari, Ext 4 LB Kendari ‐ IBT 2x31,5 MVA Raha ‐ (GI Baru) ‐ 2 LB Kolaka Raha Bau Bau Raha Kendari Unahaa Nii Tanasa

Tegangan 70/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/70 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV

Baru/Extension Extension Extension New New New Extension New Extension Extension New New Extension Extension New Extension Extension Extension Extension Jumlah

Daya  (MVA)

Anggaran  (juta USD)

30 10 30 30 30 4 LB 30 30 4 LB 63 30 30 30 30 30 60 60 20 543

             1,26                     ‐              2,62              2,62              3,85              2,47              3,85              1,39             2,47                    ‐             2,62             1,39             1,39             2,62             1,39             2,10             2,10                    ‐            34,13

COD 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2016 2017 2018

Pengembangan Jaringan Distribusi Untuk memenuhi kebutuhan listrik Propinsi Sulawesi Tenggara hingga tahun 2020, direncanakan penambahan pelanggan baru sekitar 300 ribu pelanggan. Khusus untuk tahun 2011 akan disambung 80.000 pelanggan baru untuk mencapai rasio elektrifikasi 60% pada tahun 2011, untuk periode selanjutnya akan disambung rata-rata 24.000 pelanggan baru setiap tahunnya. Untuk menunjang penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan jaringan distribusi termasuk untuk melayani perdesaan, yaitu JTM sepanjang 3.251 kms, JTR sekitar 2.753 kms dan trafo distribusi sebesar 592 MVA, seperti ditampilkan dalam tabel B10.6.

639

Tabel B10.6 Rincian Pengembangan Distribusi JTM

JTR

Trafo

2011

kms 323.4

kms 300.8

MVA 158.4

2012

144.3

160.3

30.4

15,353

2013

162.3

171.6

41.5

20,969

2014

280.5

281.4

35.3

17,807

2015

294.4

288.1

42.0

21,224

2016

310.0

295.1

47.7

24,072

2017

330.8

303.7

52.2

26,369

2018

444.3

309.0

56.9

28,714

2019

464.3

316.3

61.6

31,084

2020 2011-2020

496.3

327.1

66.2

33,448

3,250.7

2,753.3

592.2

299,035

Tahun

Pelanggan 79,994

B10.4 Pengembangan Interkoneksi Kendari-Pulau Muna dan Buton Jaringan transmisi 70 kV yang pertama kali dioperasikan di Kendari adalah ruas dari PLTU Kendari (FTP1) menuju ke kota Kendari pada tahun 2010. Adanya pembangkit baru dan transmisi tersebut akan melayani kebutuhan listrik di Kendari yang selama ini tertahan. Selain itu, direncanakan pengembangan sistem transmisi 150 kV Sultra untuk menjangkau beban isolated sehingga akan terhubung ke grid Sultra. Untuk dapat menjangkau pulau-pulau di sekitar daratan Kendari, sedang dilakukan kajian untuk pertama-tama menginterkoneksi kota Raha di pulau Muna dan Baubau di pulau Buton dengan SUTT dan sebagian kecil kabel laut 150 kV, selanjutnya akan dibuat interkoneksi pulau Muna ke sistem Kendari. Interkoneksi dengan kabel laut ini akan dilakukan apabila sesuai hasil kajian bahwa proyek layak secara teknis dan ekonomis.

B10.5 Rangkuman Rangkuman proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan dana investasi propinsi Sulawesi Tenggara tahun 2011 - 2020 adalah seperti pada tabel B10.7.

640

Tabel B10.7 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan Tahun

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban Pembangkit Transmisi Anggaran Puncak GI (MVA) (MW) (kms) (juta USD) (MW)

Sales (GWh)

Produksi (GWh)

2011

486.2

551.5

130

12.8

40

24

102.3

2012

608.5

690.2

162

20.0

60

-

88.2

2013

687.5

779.8

181

44.2

183

802

131.9

2014

745.5

845.4

194

93.0

120

410

228.8

2015

809.3

917.7

209

3.0

-

28.6

2016

879.7

997.3

225

25.0

60

80

46.4

2017

957.1

1085.0

242

45.0

60

-

124.9

2018

1042.5

1181.7

261

28.0

20

80

50.5

2019

1136.7

1288.3

281

30.0

-

84.2

2020

1240.1

1405.3

304

-

24.7

1,396

910.3

Jumlah

301.0

641

543

LAMPIRAN B.11 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI SULAWESI BARAT B11.1 Kondisi Kelistrikan Saat Ini Kebutuhan tenaga listrik Provinsi Sulawesi Barat saat ini dipasok dari 3 gardu induk 150 kV, yaitu Polmas, Majene dan Mamuju yang terinterkoneksi dengan sistem Sulawesi Selatan. Gardu induk tersebut mendapat pasokan dari pembangkitpembangkit yang ada di sistem kelistrikan interkoneksi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar). Selain itu terdapat pembangkit skala kecil yang beroperasi pada sistem isolated untuk kebutuhan setempat. Peta kelistrikan saat ini dan rencana pengembangannya di Provinsi Sulawesi Barat dapat dilihat pada gambar B11.1.

Gambar B11.1. Peta kelistrikan Provinsi Sulawesi Barat

Kapasitas ketiga gardu induk tersebut saat ini adalah 60 MVA. Sistem isolated yang belum tersambung ke grid masih dipasok dari PLTD. Beban puncak seluruh propinsi Sulbar adalah 30 MW. Adapun pembangkit yang beroperasi secara isolated pada saat ini diberikan pada tabel B11.1.

642

Tabel B11.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang No

Pembangkit

Kapasitas (MW)

Jenis  Pembangkit

Bahan  Bakar

Pemilik

Terpasang

Mampu

 Grid 20 kV Sist.  SULSELBAR  1

 PLTD Mamuju 

PLTD

HSD

PLN

           1,474

           1,420

2 3 4 5 6

 PLTD ISOLATED   PLTD Mambi   PLTD Babana   PLTD Topoyo   PLTD Karossa   PLTD Baras 

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD

HSD HSD HSD HSD HSD

PLN PLN PLN PLN PLN

           0,240              0,04            0,200              0,53            0,820

           0,220              0,04            0,110              0,42            0,490

7

 PLTD Pasang kayu 

PLTD

HSD

PLN

             2,82

             2,01

8

 PLTD sarjo 

PLTD

HSD

PLN

           0,140              4,79

           0,123              3,41

             6,26

             4,83

JUMLAH

B11.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Sulbar Provinsi Sulawesi Barat yang dibentuk pada tahun 2003 dengan Mamuju sebagai ibukotanya merupakan daerah yang sedang berkembang. Rasio elektrifikasi baru sekitar 51%, sehingga masih terdapat banyak calon pelanggan rumah tangga yang membutuhkan pasokan listrik. Kondisi ini akan diikuti oleh tumbuhnya konsumen bisnis. Kebutuhan listrik di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2006–2010 tumbuh rata-rata 9,6% per tahun, walaupun telah dilakukan pengendalian penyambungan baru karena keterbatasan daya pembangkit. Sedangkan dalam periode yang sama, pertumbuhan ekonomi meningkat rata-rata 8,8 % per tahun. Dari pertumbuhan konsumsi listrik dalam lima tahun terakhir, dan memperhatikan potensi pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah penduduk serta peningkatan rasio elektrifikasi, proyeksi kebutuhan listrik tahun 2011–2020 diberikan pada tabel B11.2.

643

Tabel B11.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Propinsi Sulawesi Barat Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Penjualan (GWh) 138,7 165,2 196,7 227,6 250,8 275,7 302,5 331,4 362,4 395,8

Growth (%)

12,7%

Produksi Beban Puncak (MW) (GWh) 162,0 33,3 193,0 39,6 229,8 47,2 265,8 54,5 292,9 60,0 322,0 66,1 353,3 72,4 386,9 79,1 423,1 86,7 462,0 94,6 12,6%

12,6%

Jumlah Pelanggan 109.590 121.099 133.013 145.856 156.372 167.747 180.059 193.390 207.834 223.490 8,3%

B11.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Potensi Energi Primer Provinsi Sulawesi Barat dengan kondisi alamnya yang bergunung-gunung menyimpan potensi tenaga air yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi PLTA hingga sekitar 1000 MW. Pengembangan Pembangkit Memperhatikan besarnya potensi tenaga air di Sulawesi Barat, prioritas pertama dalam mengembangkan pembangkit adalah membangun PLTA, namun pembangunan PLTA tersebut perlu didukung oleh studi kelayakan yang baik. Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2020, di Provinsi Sulawesi Barat direncanakan akan dibangun pembangkit 167 MW yang akan masuk ke grid 150 kV sistem Sulselbar. Pembangkit tersebut adalah PLTU 2x25 MW (salah satu proyek FTP2) yang akan dibangun oleh swasta, dan PLTA Poko 117 MW yang akan dikembangkan oleh PLN sebagaimana ditunjukkan pada tabel B11.3. Apabila tambahan pembangkit baru 167 MW tersebut selesai beroperasi dan mengingat beban puncak Provinsi Sulbar pada saat itu sekitar 95 MW, maka Provinsi Sulbar akan memasok kelebihan daya ke sistem interkoneksi Sulselbar.

644

Selain itu terdapat potensi PLTA di sungai Karama yang sangat besar, yaitu mencapai 450 MW, dan saat ini sedang dibuat studi kelayakanya oleh perusahaan swasta bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat. Proyek PLTA ini merupakan sebuah proyek Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) “unsolicited”. Apabila hasil studi kelayakan menyatakan proyek ini layak dibangun dan sesuai dengan kebutuhan sistem tenaga listrik, maka proyek ini akan dimasukkan dalam RUPTL perioda berikutnya. Tabel B11.3 Pengembangan Pembangkit No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

1

Mamuju (FTP2)

Swasta

PLTU

2x25

2015

Rencana

2

Poko

PLN

PLTA

117

2020

Rencana

Total Kapasitas

167

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi Pada Provinsi Sulawei Barat direncanakan pembangunan transmisi 150 kV dari Silae ke Pasang Kayu ke Mamuju sepanjang 540 kms dan 150 kV dari PLTA Poko ke Bakaru sepanjang 40 kms, dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 68 juta sebagaimana ditunjukkan pada tabel B11.4. Tabel B11.4 Rencana Pembangunan Transmisi 150 kV No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

Panjang  (kms)

Anggaran  (juta USD)

COD

1

Pasangkayu

Silae

150 kV

2 cct,1xHAWK

            90            11,0

2014

2

PLTU Mamuju (FTP2)

Mamuju

150 kV

2 cct,1xHAWK

            50               4,5

2014

3

Pasangkayu

Mamuju

150 kV

2 cct,1xHAWK

          400            49,1

2018

3

PLTA Poko

Bakaru

150 kV

2 cct,1xHAWK

            40               3,6

2019

Jumlah

          580            68,1

Pengembangan Gardu Induk Pada tahun 2014 direncanakan pembangunan gardu induk baru 150 kV di Pasangkayu dengan kapasitas 20 MVA yang terhubung ke GI Silae di kota Palu Sulawesi Tengah

645

sebagaimana ditunjukkan pada tabel B11.5. Selain itu trafo di GI eksisting akan ditambah sebesar 90 MVA seperti pada tabel tersebut.

Tabel B11.5 Pembangunan Gardu Induk

Gardu Induk

Tegangan

Baru/  Extension

1

Polmas

150/20 kV

2

Majene

3 4

No

Extension

Kapasitas  Anggaran  (MVA) (juta USD)             30             1,39

2011

150/20 kV

Extension

            30             1,39

2011

Pasangkayu

150/20 kV

New

            20             2,38

2014

Mamuju

150/20 kV

Extension

            30             1,39

2014

Jumlah

COD

          110               6,5

Pengembangan Distribusi Hingga tahun 2020 akan dilakukan penambahan sambungan baru sekitar 122 ribu pelanggan, atau rata-rata 12.200 pelanggan setiap tahunnya. Akibatnya beban puncak pada 2020 akan menjadi sekitar 3,3 kali lipat dibanding beban puncak tahun 2010, yaitu naik dari 29 MW menjadi 95 MW pada tahun 2020. Jaringan distribusi yang akan dibangun, termasuk untuk melistriki perdesaan, terdiri dari JTM sepanjang 1.305 kms, JTR sekitar 1.363 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 400 MVA seperti diberikan pada Tabel B11.6.

Tabel B11.6 Rincian Pengembangan Distribusi JTM

JTR

Trafo

2011

kms 138.1

kms 138.4

MVA 38.8

2012

63.7

123.0

44.4

11,509

2013

119.2

127.3

37.6

11,914

2014

124.8

131.0

36.3

12,843

2015

129.1

133.6

37.2

10,516

2016

133.9

136.2

38.4

11,375

2017

140.3

139.5

39.9

12,312

2018

144.5

141.5

40.9

13,332

2019

150.7

144.3

42.3

14,444

2020 2011-2020

160.6

148.4

44.3

15,657

1,304.9

1,363.0

400.2

122,374

Tahun

646

Pelanggan 8,474

B11.4 Ringkasan Ringkasan prakiraan kebutuhan tenaga listrik, rencana pembangunan fasilitas sistem kelistrikan dan kebutuhan investasi di Provinsi Sulawesi Barat sampai dengan tahun 2020 sebagaimana terdapat dalam tabel B11.7. Tabel B11.7 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan Tahun

Sales (GWh)

Produksi (GWh)

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban Pembangkit Transmisi Anggaran Puncak GI (MVA) (MW) (kms) (juta USD) (MW)

2011

138.7

162.0

33.3

-

6.39

2012

165.2

193.0

39.6

-

3.27

2013

196.7

229.8

47.2

-

3.51

2014

227.6

265.8

54.5

2015

250.8

292.9

60.0

2016

275.7

322.0

66.1

2017

302.5

353.3

72.4

60

50 50 500

140

22.81

-

91.54

-

3.68

-

30.84

2018

331.4

386.9

79.1

400

53.02

2019

362.4

423.1

86.7

40

7.73

2020

395.8 462.0 Jumlah

94.6

-

176.85

580

399.64

117 167

647

610

LAMPIRAN B.12 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI MALUKU B12.1 Kondisi Saat Ini Sistem kelistrikan di Provinsi Maluku saat ini terdiri dari 8 sistem kelistrikan, adapun sistem yang cukup besar adalah sistem Ambon, Masohi, Kairatu-Piru, Namlea-Mako, Saparua, Tual, Dobo, dan Saumlaki. Selain itu terdapat 40 pusat pembangkit kecil tersebar. Beban puncak total non coincident seluruh Provinsi Maluku sekitar 83,5 MW, dipasok dari pembangkit-pembangkit PLTD tersebar yang terhubung langsung ke sistem distribusi 20 kV pada masing-masing sistem kelistrikan di setiap pulau seperti ditunjukkan pada gambar B12.1.

Gambar 1. Peta Lokasi Pembangkit di Provinsi Maluku

Sistem kelistrikan terbesar di Provinsi Maluku adalah sistem Ambon, dimana sistem ini memiliki jumlah pasokan pembangkit 80,24 MW termasuk PLTD sewa, dengan daya mampu sekitar 41,8 MW dan beban puncak 40 MW. 648

Tabel B.12-1. Kapasitas Pembangkit Terpasang No

Sistem Isolated

I

 Sistem Ambon  1. Hative Kecil  2. Poka  3. Sewa Mesin TOTAL Sistem Masohi  1. Masohi  2. Liang  3. Waipia 4. Sewa Mesin TOTAL Sistem Kairatu‐Piru  1. Kairatu 2. Sewa Mesin  3. Piru TOTAL Sistem Namlea‐Mako  1. Namlea 2. Mako 3. Sewa Mesin TOTAL Sistem Saparua   Saparua Sistem Tual 1. Langgur 2. Sewa Mesin TOTAL Sistem Saumlaki  1. Saumlaki 2. Sewa Mesin TOTAL Dobo 1. Dobo 2. Sewa Mesin

II

III

IV

V VI

II

VIII

Jenis   Pembangkit

Kapasitas [MW] Terpasang Daya Mampu

Beban Puncak [MW]

PLTD PLTD PLTD

           21,5            33,6            25,2            80,2

                  6,2                 14,3                 21,3                 41,8                     40,0

PLTD PLTD PLTD PLTD

              7,0               0,9               0,8               3,2            11,9

                  2,7                   0,5 0.34                   2,1                   5,3                        5,1

PLTD PLTD PLTD

              3,8               3,2               3,1            10,1

                  1,6                   3,1                   1,8                        1,7                 65,5                        1,7

PLTD PLTD PLTD

              5,3               2,6               2,2            10,0

                  1,4                   1,1                   2,1                   4,6                        4,1

PLTD

              3,7                   1,5                        1,5

PLTD PLTD

              7,6                   4,7               2,4                   2,2            10,0                   6,9                        5,9

PLTD PLTD

              3,8                   1,5               2,0                   1,5               5,8                   3,0                        2,0

PLTD PLTD

              3,5                   2,2               2,0                   1,5

TOTAL

              5,5                   3,7                        1,9

B12.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Kota Ambon mempunyai populasi terbesar di Provinsi Maluku dan memiliki pelanggan komersial dalam jumlah yang cukup besar. Kebutuhan listrik diserap oleh konsumen rumah tangga (93,32%), komersial (3,75%), publik (2,9%) dan industri (0,02%). Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik tahun 2011 – 2020 diperlihatkan pada tabel B12.2. 649

Tabel B12.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Penjualan (GWh) 315,6 342,5 371,3 402,1 434,9 470,9 509,7 551,6 596,5 644,7

Growth (%)

Produksi Beban Puncak (MW) (GWh) 365,7 77,6 396,5 84,0 429,5 90,8 464,7 98,0 502,3 105,8 543,3 114,2 587,7 123,3 635,4 133,1 686,6 143,5 741,5 154,7

8,3%

8,2%

8,0%

Jumlah Pelanggan 230.760 243.639 255.872 267.473 279.601 293.289 307.649 322.716 338.524 355.110 5,8%

B12.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Rencana pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi di provinsi Maluku dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi energi primer setempat sebagai berikut. Potensi Sumber Energi Sumber energi yang tersedia di Maluku untuk pembangkit listrik terbatas pada sumbersumber hydro yang berada di Pulau Seram dan Pulau Buru serta panas bumi di Pulau Ambon dan Pulau Haruku. Saat ini pengeboran sumur eksplorasi panas bumi di Pulau Ambon telah selesai dilaksanakan untuk rencana pembangunan PLTP Tulehu 2x10 MW. Sedangkan PLTP Haruku masih dalam tahap survey. Selain itu potensi hidro di Seram cukup besar, bisa mencapai 100 MW lebih, namun sebagian berada di kawasan hutan konservasi sehingga ada hambatan untuk dikembangkan menjadi PLTA. Pengembangan Pembangkit Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 akan dapat dipenuhi dengan mengembangkan pembangkit di Maluku berkapasitas total sekitar 192 MW, termasuk rencana PLTA Wai Tala 60 MW seperti ditampilkan pada tabel B12.3. Pengembangan PLTA Wai Tala, akan didahului dengan studi kelayakan dan studi dasar laut mengingat daya yang dihasilkan akan dievakuasi ke Ambon menggunakan kabel laut 70 kV.

650

Tabel B12.3 Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

PROYEK Waai (FTP1) Saparua (Peaking) Buru (KPI) Wae Mala Ruwapa Tene Makariki Langgur Haruku Nua (Masohi) Tulehu (FTP2) Waai (Ekspansi) Tual (Peaking) Wai Tala Wai Tala Isal Isal Tual Wai Nibe Mala-2 Wai Tina

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN Swasta Swasta Swasta Swasta

PLTU PLTD PLTGB PLTM PLTM PLTM PLTM PLTGB PLTD PLTM PLTP PLTU PLTD PLTA PLTA PLTM PLTM PLTGB PLTM PLTM PLTM

2x15 0,5 6 2 1,2 4 4 6 3 6 2x10 15 3x2 13,5 40,5 2x1 3x2 2x4 4x1,25 6 2x4

2012/13 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014/15 2015 2016/18/19 2017 2018 2014/15 2018/19/20 2013 2013/14/16/17 2014 2014/15

On Going Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana On Going Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana

Total Kapasitas

192,7

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi Selaras dengan pengembangan pembangkit PLTA dan PLTP yang jauh dari pusat beban dan pengembangan PLTU batubara skala kecil tersebar di beberapa lokasi, perlu dibangun jaringan transmis 70 kV sepanjang 524 kms untuk menyalurkan energi listrik ke pusat beban. Pembangunan kabel laut Ambon-Seram 70 kV terkait dengan pembangunan PLTA Tala 60 MW akan dilaksanakan setelah dilakukan studi dasar laut. Sedangan transmisi yang akan dibangun di pulau Seram akan digunakan untuk evakuasi daya dari beberapa PLTM ke pusat beban. Dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun transmisi tersebut sekitar US$ 54,4 juta seperti ditampilkan dalam tabel B12.4.

651

Tabel B12.4 Pembangunan SUTT 70 kV No

Dari

Ke

1 2 3 4

PLTU Waai PLTU Waai GI Passo PLTP Tulehu

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

GI Passo PLTU Piru GI Masohi PLTP Tulehu Landing Point Haruku 1 Landing Point Haruku 1 GI Haruku Landing Point Haruku 2 Landing Point Seram PLTA Tala

70 kV 70 kV 70 kV

1 cct, 1xHAWK 1 cct, 1xHAWK 1 cct, 1xHAWK

Panjang  Anggaran  (kms) (juta USD)         18,0            1,57         30,0            2,62         12,0            1,05

70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV

1 cct, 1xHAWK 2 cct, 1xHAWK 2 cct, 1xHAWK 2 cct, 1xHAWK 2 cct, 1xHAWK kabel laut, 2cct 2 cct, 1xHAWK 2 cct, 1xHAWK kabel laut, 2cct 2 cct, 1xHAWK

         12,0         26,0         92,0       210,0           6,0         10,0           2,0         26,0         14,0         36,0

           0,52            1,14            5,61          12,80            0,37            9,59            0,12            1,58          13,42            2,19

2013 2013 2014 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

70 kV

2 cct, 1xHAWK

         30,0            1,83

2017

Tegangan

GI Passo GI Sirimau GI Sirimau Incomer single pi Sirimau‐ Waai GI Wayame GI Kairatu GI Kairatu Landing Point Ambon Landing Point Ambon GI Haruku Landing Point Haruku 2 Landing Point Seram GI Kairatu Incomer Single pi  (Kairatu‐Masohi)

Konduktor

Jumlah

PLTMH Mala-2 IPP 2x3 MW (2014)

2012 2012 2012

       524,0          54,40

PLTM Wae Mala 2x3MW (2013) PLTMH Isal 4x1 MW (2014/15/18/19)

PLTMH Nua 2x3 MW (2014)

A Piru

A

PLTMH Ruwapa 2x0,6 MW (2013)

A

PLTA Tala 4x15 MW (2017)

ACSR 1X240 mm 2 46 km (2014)

Kairatu

A

Waai

U Tulehu

COD

Haruku

A

Bula

A

A

A

ACSR 1X240 mm 2 105 km (2017)

Masohi

PLTMH Tene 2x2 MW (2013)

PLTMH Makariki 2x2 MW (2013)

Tehoru

P

ACSR 1X240 mm 2 24 km (2012)

Ambon

Gambar 2. Peta Rencana Pengembangan Sistem 70 kV Seram-Ambon

Pengembangan Gardu Induk (GI) Berkaitan dengan rencana pengembangan PLTA, PLTU serta pembangkit lainnya dan untuk mendistribusi listrik ke pelanggan, direncanakan dibangun gardu induk. Sampai dengan tahun 2020 diperlukan pembangunan GI 70 kV baru dan pengembangannya di 7 lokasi dengan kapasitas total 240 MVA dan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 21,7 juta seperti diperlihatkan pada tabel B12.5. 652

Tabel B12.5 Pengembangan GI di Maluku

Gardu Induk

Tegangan

1

Sirimau

70/20 kV

Baru/  Extension New

Kapasitas  Anggaran  (MVA) (juta USD)

COD

            30

            2,93

2012

2

Passo

70/20 kV

New

            20

            2,31

2012

3

Sirimau

70/20 kV

Extension

            30

            1,63

2013

4

Wayame

70/20 kV

New

            20

            2,31

2014

5

Sirimau

70/20 kV

Extension

            30

            1,63

2016

6

Masohi

70/20 kV

New

            20

            2,31

2017

7

Kairatu

70/20 kV

New

            20

            2,31

2017

8

Haruku

70/20 kV

New

            20

            2,31

2017

9

Piru

70/20 kV

New

            20

            2,31

2017

10

Passo

70/20 kV

Extension

            30

            1,63

2018

Jumlah

          240

          21,67

No

Pengembangan Distribusi Pengembangan distribusi di Provinsi Maluku dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tambahan pelanggan baru sekitar 152 ribu sambungan sampai dengan tahun 2020. Pada tahun 2011 saja akan disambung 16.000 pelanggan, dan pada tahun-tahun selanjutnya akan disambung rata-rata 14.000 pelanggan setiap tahun. Selain itu direncanakan pula jaringan 20 kV untuk menghubungkan pulau-pulau yang memiliki potensi sumber energi terbarukan dan murah dengan pulau di dekatnya yang tidak tersedia energi murah. Namun demikian, interkoneksi ini tetap mempertimbangkan kelayakan teknis dan ekonomis. Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 2011-2020 sudah termasuk untuk melistriki perdesaan adalah 1,094 kms JTM, sekitar 889 kms JTR dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 74 MVA, secara rinci ditampilkan pada tabel B12.6.

653

Tabel B.12-6. Pengembangan Sistem Distribusi di Maluku Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2011-2020

JTM kms 79,8 116,6 101,1 93,9 97,9 110,2 115,4 120,7 126,4 132,3 1.094,4

JTR kms 65,7 95,7 82,8 76,7 79,8 89,6 93,5 97,6 101,9 106,4 889,6

Trafo MVA 4,9 4,7 6,0 6,6 7,1 7,7 8,3 9,0 9,6 10,3 74,3

Pelanggan 28.176 12.879 12.233 11.601 12.127 13.688 14.361 15.067 15.808 16.586 152.526

B12.4 Ringkasan

Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 diberikan pada tabel B12.7. Tabel B12.7 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sales (GWh)

Produksi (GWh)

315,6 342,5 371,3 402,1 434,9 470,9 509,7 551,6 596,5 644,7 Jumlah

365,7 396,5 429,5 464,7 502,3 543,3 587,7 635,4 686,6 741,5

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban Pembangkit Transmisi Anggaran GI (MVA) Puncak (MW) (kms) (juta USD) (MW) 9,0 78 44,6 84 16 50 60 94,5 91 47 30 12 69,9 98 31 20 118 55,4 106 30 11,3 114 3 30 95,3 123 15 80 334 120,1 133 45 30 10,7 144 4 9,2 155 2 193 240 524 520,2

654

LAMPIRAN B.13 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI MALUKU UTARA B13.1 Kondisi Saat Ini Sistem kelistrikan di Provinsi Maluku Utara terdiri dari 7 sistem kelistrikan yang cukup besar yaitu sistem Ternate, Tobelo, Jailolo-Sofifi, Soa-Siu (Tidore), Bacan, Sanana dan Daruba. Selain itu juga terdapat 21 unit pusat pembangkit kecil tersebar. Beban puncak gabungan sistem-sistem kelistrikan di Provinsi Maluku Utara saat ini sekitar 60 MW, dipasok oleh PLTD tersebar yang terhubung langsung ke sistem distribusi 20 kV seperti dapat dilihat pada gambar B13.1.

Gambar B13.1 Peta Lokasi Pembangkit di Provinsi Maluku Utara

Sistem terbesar di Maluku Utara adalah sistem Ternate dimana sistem ini memiliki pasokan pembangkit sekitar 35 MW yang terdiri dari pembangkit sendiri 14,8 MW dan mesin sewa 20,3 MW. Sedangkan sistem isolated lainnya yang relatif agak besar sebagaimana dapat dilihat pada tabel B13.1. 655

Tabel B13.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang di Maluku Utara Sistem  Terisolasi   I  Sistem Ternate 

Jenis   Pembangkit 

Kapasitas  Terpasang (MW)

Daya Mampu  Beban Puncak  [MW] 

(MW) 

 

 

 

 

1. Kayu Merah 

PLTD 

14,802 

2,6 

 

2. Sewa Mesin 

PLTD 

20,25 

16 

 

 

35,052 

18,6 

17,20 

 

 

 

 

PLTD 

7,84 

5,5 

 

TOTAL  II  Sistem Tobelo  Tobelo     Sewa Mesin  TOTAL  III Sistem Jailolo‐Sidangoli‐Sofifi   Jailolo  Sistem Sidangoli  Sofifi     Sewa Mesin  TOTAL  IV  Sistem Soa Siu 

PLTD 

2,4 



 

 

10,24 

7,5 

4,95 

 

 

 

 

PLTD 

4,64 

2,71 

1,9 

 

 

 

 

PLTD 

1,2 

0,84 

 

PLTD 

3,2 

2,4 

  2,01 

 

4,4 

3,24 

 

 

 

 

2,79 

 

 Soa Siu 

PLTD 

4,93 

    Sewa Mesin 

PLTD 

3,2 

1,1 

 

 

8,13 

3,89 

3,48 

 

 

 

 

PLTD 



0,77 

 

PLTD 

2,8 

2,28 

 

 

5,8 

3,05 

2,54 

 

 

 

 

Sanana 

PLTD 

1,93 

0,5 

 

Sewa Mesin 

PLTD 

5,6 

4,48 

 

 

7,53 

4,98 

1,9 

 

 

 

 

 

2,93 

1,52 

1,1 

 TOTAL   V Sistem Bacan    Bacan      Sewa Mesin  TOTAL  VI Sistem Sanana 

  TOTAL  VII Sistem Daruba  Daruba 

B13.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Kota Ternate merupakan eks-Ibukota Provinsi Maluku Utara mempunyai populasi terbesar di provinsi ini. Pemakaian listrik diserap oleh pelanggan rumah tangga (92,4%), komersial (3,9%), publik (3,7%) dan industri (0,01%). Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik tahun 2011 – 2020 diberikan pada tabel B13.2. 656

Tabel B13.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Penjualan (GWh) 186,1 206,0 261,1 282,3 305,3 332,0 361,0 392,5 426,8 463,3

Growth (%)

10,4%

Produksi Beban Puncak (MW) (GWh) 207,5 49,4 229,6 54,4 290,9 68,6 314,4 73,8 339,7 79,5 369,2 86,0 401,3 93,1 436,1 100,8 473,9 109,1 514,1 117,9 9,6%

10,0%

Jumlah Pelanggan 129.490 140.411 148.914 157.944 167.533 178.515 190.230 202.727 216.058 230.279 7,3%

B13.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Rencana pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi di provinsi Maluku dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi energi primer setempat sebagai berikut. Potensi Sumber Energi Sumber energi yang tersedia di Maluku Utara untuk pembangkitan tenaga listrik terbatas pada tenaga air dan panas bumi yang berada di Pulau Halmahera dan Pulau Bacan. Sumber panas bumi di Halmahera adalah di Jailolo dengan potensi hingga 40 MW dan Songa Wayaua di Pulau Bacan. Pengembangan Pembangkit Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 akan dipenuhi dengan mengembangkan PLTU batubara, PLTP, PLTM dan PLTGB dengan kapasitas sekitar 71,7 MW seperti ditampilkan pada tabel B13.3.

657

Tabel B13.3 Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PROYEK

PEMILIK

Maluku Utara /Tidore (FTP1) Sofifi Sanana Tidore Ekspansi (FTP2) Bacan (Peaking) Sanana Goal Ngaoli Ibu Tobelo Songa Wayaua (FTP2) Jailolo (FTP2) Total Kapasitas

PLN PLN PLN PLN PLN PLN Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta

JENIS

MW

COD

STATUS

PLTU PLTU PLTD PLTU PLTD PLTD PLTM PLTM PLTM PLTGB PLTP PLTP

2x7 2x3 3 2x7 1,2 1 2x0,75 2 1 8 5 3x5

2012 2013 2014 2014 2014 2019 2012 2013 2013 2014 2017 2016/17/20

On Going Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana On Going Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana

71,7

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI) Pengembangan Transmisi Selaras dengan pengembangan pembangkit PLTP yang jauh dari pusat beban dan pengembangan PLTU batubara skala kecil tersebar di beberapa lokasi, telah direncanakan pengembangan jaringan transmisi 150 kV sepanjang 494 km sirkit untuk menyalurkan energi listrik ke pusat beban. Selain itu terdapat rencana untuk memasang kabel laut 150 kV menghubungkan pulau Halmahera dan pulau Tidore. Implementasi pembangunan ini akan didahului dengan kajian kelayakan teknis dan ekonomis setelah dilakukan survey jalur dan survey dasar laut. Dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun transmisi SUTT tersebut sekitar US$ 44 juta seperti ditampilkan dalam tabel B13.4. Tabel B13.4 Pembangunan SUTT 150 kV No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

Panjang  (kms)

Anggaran  (juta USD)

COD

1

PLTP Jailolo

Buli

150 kV

2 cct, 1xHawk

       228,0          20,29

2014

2

Incomer single pi  (Jailolo‐Buli)

Sofifi

150 kV

2 cct, 1xHawk

         46,0            4,09

2014

3

Tobelo

PLTP Jailolo

150 kV

2 cct, 1xHawk

       220,0          19,58

2017

Jumlah

       494,0          43,97

658

Gambar B13.2. Peta rencana pengembangan sistem 150 kV Halmahera

Pengembangan GI Berkaitan dengan rencana pengembangan pembangkit dan transmisi tersebut serta untuk menyalurkan listrik ke pelanggan, direncanakan dibangun gardu induk. Sampai dengan tahun 2020 direncanakan pengembangan GI 150 kV di 4 lokasi dengan total kapasitas 120 MVA dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 10,5 juta seperti diperlihatkan pada tabel B13.5. Tabel B13.5 Pengembangan GI di Maluku Utara

Gardu Induk

Tegangan

Baru/  Extension

1

Tobelo

150/20 kV

2

Sofifi

3 4

No

Kapasitas  Anggaran  (MVA) (juta USD)

COD

New

             30

            2,62

2014

150/20 kV

New

             30

            2,62

2014

Buli

150/20 kV

New

             30

            2,62

2014

Jailolo

150/20 kV

New

             30 Jumlah            120

            2,62           10,48

2014

659

Pengembangan Distribusi Pengembangan distribusi di Provinsi Maluku Utara dimaksudkan untuk memenuhi proyeksi tambahan pelanggan baru sekitar 116 ribu sambungan sampai dengan tahun 2020. Pada tahun 2011 saja akan disambung 30.000 pelanggan, dan pada periode selanjutnya akan disambung rata-rata 11.600 pelanggan setiap tahun. Selain itu direncanakan pula jaringan 20 kV untuk menghubungkan pulau-pulau yang memiliki potensi sumber energi terbarukan dan murah dengan pulau di dekatnya yang tidak tersedia energi murah. Namun demikian, interkoneksi ini tetap mempertimbangkan kelayakan teknis dan ekonomis. Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 2011-2020 termasuk untuk melistriki perdesaan adalah 1.004 kms JTM, 816 kms JTR dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 118 MVA, secara rinci ditampilkan pada tabel B13.6. Tabel B13.6 Pengembangan Sistem Distribusi di Maluku Utara

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2011-2020

JTM kms 76,2 98,3 92,9 87,6 91,1 102,3 106,7 111,3 116,2 121,2 1.003,9

JTR kms 62,7 80,7 76,1 71,6 74,2 83,1 86,5 90,0 93,7 97,6 816,0

Trafo MVA 7,7 7,6 9,6 10,5 11,2 12,2 13,2 14,2 15,2 16,2 117,6

Pelanggan 15.643 10.921 8.503 9.030 9.589 10.983 11.715 12.497 13.331 14.221 116.432

B13.4 Pengembangan Sistem Kelistrikan Terkait Industri Feronikel Di Halmahera terdapat potensi tambang nikel yang besar dan akan dikembangkan dan diolah menjadi FeNi oleh PT Antam di Buli. Adanya industri ekstraksi dan pengolahan tersebut diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat dan Halmahera akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi untuk kawasan Maluku. PLN berencana membangun pembangkit khusus yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan industri feronikel tersebut, yaitu sekitar 260 MW pada tahun 2014, dengan membentuk sebuah anak perusahaan PLN. Pembangkit tersebut tidak terdapat pada tabel B13.3 karena sebagian besar dari kapasitasnya didedikasikan 660

untuk melayani industri feronikel, walaupun dimungkinkan bagi PLN untuk membeli excess power dari anak perusahaan PLN tersebut.

B13.5 Ringkasan Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 sebagaimana diperlihatkan pada tabel B13.7. Tabel B13.7 Rangkuman Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Proyeksi Kebutuhan Beban Sales Produksi Puncak (GWh) (GWh) (MW) 186,1 207,5 49,4 206,0 229,6 54,4 261,1 290,9 68,6 282,3 314,4 73,8 305,3 339,7 79,5 332,0 369,2 86,0 361,0 401,3 93,1 392,5 436,1 100,8 426,8 473,9 109,1 463,3 514,1 117,9 Jumlah

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan Pembangkit (MW) 16 10 26

GI (MVA)

120

5 10 1 5 73

661

120

Transmisi Anggaran (kms) (juta USD) 274 220 494

5,8 37,5 24,3 81,6 4,6 19,1 52,9 5,6 6,8 20,2 258,5

LAMPIRAN B.14 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI PAPUA

B14.1 Kondisikelistrikan saat ini Provinsi Papua terdiri dari 28 kabupaten dan 1 kota yang sistem kelistrikannya terdiri dari 7 sistem kelistrikan terisolasi. Sistem yang berbeban cukup besar adalah sistem Jayapura, Wamena, Timika, Merauke, Nabire, Serui dan Biak. Selain itu terdapat sistem kelistrikan yang beban puncak masih kecil (listrik perdesaan) tersebar di 55 lokasi. Beban puncak seluruh sistem kelistrikan di Provinsi Papua adalah 106,8 MW dan dipasok dari pembangkit-pembangkit jenis PLTD dan PLTM. Energi listrik disalurkan melalui jaringan 20 kV. Sistem kelistrikan Jayapura merupakan sistem terbesar diantara ketujuh sistem kelistrikan di Provinsi Papua sebagaimana tabel B14.1. Peta sistem kelistrikan di Provinsi Papua seperti pada Gambar B14.1.   Sistem Biak   

   

PROVINSI PAPUA BARAT

Sistem Serui  Sistem Jayapura 

  PROVINSI PAPUA Sistem Nabire 

 

Sistem Wamena 

   

Sistem Timika 

      Sistem Merauke 

Gambar B14.1 Peta sistem kelistrikan Provinsi Papua

Rincian pembangkit terpasang dan beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Papua ditunjukkan pada tabel B14.1.

662

Tabel B14.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang No. I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

Sistem Kelistrikan Sistem Jayapura  1. Yarmokh  2. Waena  3. Sentani  4. Arso Arso sewa  5. Genyem  6. Sarmi  7. Kit Sewa  JUMLAH Sistem Wamena  1. Sinagma  2. Sinagma  3. Walesi JUMLAH  Sistem Timika 1. Timika 2. Kit Sewa JUMLAH  Sistem Biak 1. Karang Mulia 2. KIT Sewa JUMLAH  Sistem Serui  1. Serui 2. KIT Sewa JUMLAH  Sistem Merauke Kelapa Lima Kit Sewa JUMLAH Sistem Nabire  1. Nabire  2. Kalibobo  3. Kit Sewa JUMLAH Lisdes tersebar JUMLAH TOTAL

Jenis

Kapasitas (MW) Beban Puncak  (MW) Terpasang Dya Mampu

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD

8,2 38,6 0 1 2 2 32 79,8

2,9 18,4 0 1 1,4 1,9 32 54,3

52,4

2,4 0,4 1,6 4,4

2,1 0,2 1,6 3,9

3,8

5,3 13 18,3

3,2 11,8 15

13,4

13,8 3 16,8

11,1 3 14,1

8,4

6,4 2 8,4

3,6 2 5,6

3,7

5,2 15,6 20,8

3,4 11,6 15

11,1

3,4 6,4 4 13,8 13,5 13,5 175,8

2,6 5,8 3 11,4 9,3 9,3 128,6

PLTD PLTM PLTM

PLTD PLTD

PLTD PLTD

PLTD PLTD

PLTD PLTD

PLTD PLTD PLTD

8,7 5,3 106,8

B14.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Provinsi Papua Penjualan energi listrik PLN pada tahun 2010 adalah 490,4 GWh yang dikonsumsi oleh rumah tangga (51,1%), komersial (35,3%), publik (13%) dan industri (0,7%). Mengingat kondisi pasokan listrik yang terbatas, saat ini kebutuhan energi listrik belum seluruhnya dapat dipenuhi. Memperhatikan data penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan mempertimbangkan potensi pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah 663

penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011– 2020 diperlihatkan pada tabel B14.2. Tabel B14.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Penjualan

Produksi

(GWh)

(GWh)

Beban Puncak (MW)

Jumlah Pelanggan

622,9

694,6

144,5

404.694

740,2

815,5

167,9

424.547

810,3

891,1

181,7

445.692

884,5

970,9

196,1

467.543

966,5

1.059,1

211,8

487.443

1.057,1

1.156,4

229,1

508.346

1.157,3

1.263,9

248,0

530.432

1.268,0

1.382,4

268,7

554.610

1.390,2

1.513,3

291,4

579.718

1.525,4

1.657,8

316,3

609.048

12,0%

11,0%

9,9%

12,8%

Growth (%)

B14.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Rencana pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Papua dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi energi primer setempat adalah sebagai berikut. Potensi Sumber Energi Sumber energi primer di Provinsi Papua yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik terbatas pada sumber-sumber potensi tenaga air. Berdasarkan hasil survei dan studi yang dilakukan oleh PLN Proyek Induk Sarana Fisik dan Penunjang, PLN Enjiniring dan PT Gama Epsilon selama periode 1996-2009, potensi tenaga air di Provinsi Papua yang terdata adalah sekitar 11.000 MW tersebar di 15 lokasi. Dari potensi-potensi tersebut yang sudah dilakukan studi kelayakan dan desain rinci adalah sebesar 26,6 MW, yaitu di Walesi, Kalibumi, Mariarotu dan Sanoba. Kurang maksimalnya pengembangan potensi tenaga air di provinsi Papua disebabkan oleh karena lokasi pembangkit berada jauh dari pusat beban, sehingga belum layak untuk dikembangkan. Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan beban sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 365 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada tabel 664

B14.3. Selain itu terdapat potensi PLTM yang akan dikembangkan oleh PLN yaitu PLTM Rendani 2x0,65 MW di Kabupaten Yapen, PLTM Serambokan 118 kW dan PLTM Digoel 1,1 MW distrik Okaom di Kabupaten Pegunungan Bintang yang saat ini dalam tahap studi kelayakan. Tabel B14.3 Pengembangan Pembangkit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

PROYEK Walesi #5 Orya / Genyem (On Going) Sinagma I Walesi I Jayapura (FTP1) - Holtekamp Kalibumi I Jayapura - Holtekamp (Ekspansi) Timika Kurik / Merauke Orya 2 Kalibumi II Sanoba Mariarotu I Mariarotu II Serui Baliem Timika (Peaking) Kalibumi III Cascade Baliem Biak 1 Tatui Amai Jayapura II Nabire (CNG/LNG) Timika Walesi Blok II Jayapura (FTP2) -Skouw Biak (FTP2) Merauke (FTP2)-Gudang Arang Nabire-Kalibobo Merauke - 2

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN Sewa Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta

PLTM PLTA PLTM PLTM PLTU PLTM PLTU PLTGB PLTGB PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTGB PLTA PLTGB PLTM PLTA PLTGB PLTM PLTM PLTU PLTMG XPLTU PLTM PLTU PLTU PLTU PLTU PLTU

0,5 2x10 2x0,15 2x0,6 2x10 2,6 2x15 8 3x5 10 2x2,5 0,3 2x0,65 2x0,65 6 10 3x7 2x2,5 4x10 2x6 2x2 1,4 2x15 5 2x15 6x1 2x15 2x7 2x7 2x7 7

2011 2012 2012 2012 2012 2013 2013/14 2014 2014/15/18 2014 2014/15 2014 2014 2014/15 2015 2016 2016/17/20 2016/17 2017/18 2017/18 2017/18 2018 2018/19 2019 2013 2014 2014 2014 2014/15 2014 2016

On Going On Going On Going On Going On Going Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana

Total Kapasitas

365

Sebagaimana dapat dilihat pada tabel B14.3, di Papua akan dibangun PLTA Baliem secara bertahap (10 MW pada tahun 2016 dan 4x10 MW pada tahun 2017/2018). PLTA ini dimaksudkan untuk mempercepat pemerataan tersedianya pasokan listrik khususnya di sekitar Puncak Jaya. Listrik yang dibangkitkan akan disalurkan ke tujuh ibukota Kabupaten di sekitar Wamena menggunakan transmisi 150 kV.

665

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi  Selaras dengan pengembangan PLTA yang berlokasi jauh dari pusat beban dan pengembangan PLTU batubara skala kecil tersebar di beberapa lokasi, direncanakan akan dibangun transmisi 70 kV sepanjang 236 kms dan 150 kV sepanjang 582 kms untuk menyalurkan energi listrik ke pusat beban. Dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun transmisi tersebut sekitar US$ 68 juta seperti ditampilkan dalam tabel B14.4.

Tabel B14.4 Pembanguan SUTT 70 kV dan 150 kV

1

PLTU Holtekamp

GI Skyland

70 kV

2cct, 1 HAWK

Panjang  Anggaran  (kms) (juta USD)             36              2,2

2

GI Jayapura (Skyland)

GI Sentani

70 kV

2cct, 1 HAWK

            40              2,4

3

PLTA Genyem

GI Sentani

70 kV

2cct, 1 HAWK

          160              9,8

2013

4

PLTA Baliem

GI Wamena

150 kV

2 cct, 2 x HAWK

            50              6,1

2016

5

PLTA Baliem

GI Sumohai

150 kV

2cct, 1 HAWK

            50              4,5

2016

No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

COD 2012 2012

6

GI Wamena

GI Elelim

150 kV

2cct, 1 HAWK

          122            10,9

2017

7

GI Wamena

GI Karubaga

150 kV

2cct, 1 HAWK

          150            13,4

2017

8

GI Karubaga

GI Mulia

150 kV

2cct, 1 HAWK

          130            11,6

2017

9

GI Mulia

GI Ilaga

150 kV

2cct, 1 HAWK

            80              7,1

2017

Jumlah

          818            67,9

Pengembangan Gardu Induk  Pengembangan GI tegangan 70 kV dan 150 kV direncanakan untuk menyalurkan energi listrik dari pembangkit skala menengah yang beroperasi mulai tahun 2012 dengan total kapasitas 220 MVA seperti pada tabel B14.5. Kapasitas GI yang akan dibangun sekitar 490 MVA dengan biaya sekitar US$ 22 juta.

666

Tabel B14.5 Pengembangan GI No

Gardu Induk

Tegangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Skyland Sentani Skyland Sentani Sumohai Wamena Elelim Karubaga Mulia Ilaga Sentani Skyland

70/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 70/20 kV

Baru/  Extension Baru Baru Extension Extension New New New New New New Extension Extension

Daya  (MVA) 60 60 60 60 20 30 20 20 20 20 60 60

Anggaran  (juta USD)             1,76             1,76             1,02             1,02             2,38             2,62             2,38             2,38             2,38             2,38             1,02             1,02

Jumlah

490

          22,12

COD 2012 2012 2015 2015 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2020 2020

PLTD Sentani

PLTD Genyem PLTA Genyem 2x10 MW (2012)

D D

PLTA Orya 2 1x10 MW (2012)

A

PLTD Yarmoch

D

ACSR 1X240 mm 2 20 km (2012)

PLTU IPP Jayapura 2x15 MW (2014)

GI Sky Land

ACSR 1X240 mm 2 80 km (2013)

GI Sentani U

U

U

ACSR 1X240 mm 2 18 km (2012)

A

PLTU Holtekamp 2x10 MW (2012) Ekspansi 2x15 MW (2013/14) PLTU Jayapura II 2x15 MW (2018/19)

Gambar B14.2 Peta rencana pengembangan sistem interkoneksi 70 kV Jayapura

667

GI Elelim (Kab. Yalimo)

GI Karubaga (Kab. Tolikara)

ACSR 1x240 mm2 65 km ‐ 2017

ACSR 1x240 mm2 75 km ‐ 2017

ACSR 1x240 mm2 61 km ‐ 2017

GI Mulia (Kab. Puncak Jaya) ACSR 1x240 mm2 40 km ‐ 2017

(Kab. Lanny Jaya)

GI Wamena

GI ilaga (Kab. Puncak)

ACSR 2x240 mm2 25 km ‐ 2017 A

Kenyam (Kab. Nduga)

PLTA Baliem 50 MW (2017/2018)

ACSR 1x240 mm2 25 km ‐ 2017

GI Sumohai

200

Gambar B14.3 Peta rencana pengembangan sistem interkoneksi 150 kV Wamena

Pengembangan Distribusi Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik di provinsi ini, direncanakan tambahan sambungan baru sampai dengan tahun 2020 sekitar 426 ribu pelanggan. Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 60% pada akhir tahun 2011, maka perlu disambung 222 ribu pelanggan baru selama 2011. Pada periode berikutnya akan disambung sekitar 22.000 pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, direncanakan pembangunan jaringan tegangan menengah 1.030 kms, jaringan tegangan rendah 899 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 92 MVA, seperti ditampilkan dalam tabel B14.6.

668

Tabel B14.6 Rincian Pengembangan Distribusi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2011-2020

JTM

JTR

Trafo

kms

kms

Pelanggan

66

58

MVA 5,9

72

63

6,4

19.853

78

68

7,0

21.145

85

74

7,6

21.851

93

81

8,3

19.900

102

89

9,1

20.903

113

99

10,1

22.086

125

109

11,2

24.179

140

122

12,5

25.107

156

136

14,0

29.330

1.030

899

92,0

426.586

222.232

B14.4 Sistem Kelistrikan di Daerah Perbatasan Papua - PNG Provinsi Papua mempunyai wilayah yang sangat luas, dengan kerapatan penduduk yang sangat rendah dan kondisi alam yang penuh tantangan. Sarana infrastruktur antar daerah masih sangat terbatas dan menjadi tantangan untuk melaksanakan elektrifikasi. Sepanjang perbataan antara wilayah Republik Indonesia dan Papua Nugini (PNG) pada umumnya didiami masyarakat asli Papua dengan tingkat penyebaran yang tidak merata, hidup berkelompok dan berpindah-pindah serta berpeluang terjadi migrasi lintas batas. Kelompok suku yang mendiami sepanjang daerah perbatasan ini beragam, ada sekitar 255 suku dengan bahasa masing-masing suku berbeda. Daerah perbatasan RI-PNG terdiri dari Kabupaten Jayapura, Keerom, Merauke dan kabupaten-kabupaten baru hasil pemekaran. Akses mencapai ibu kota kabupaten menggunakan pesawat perintis yang beroperasi berkat bantuan/subsidi dari pemerintah daerah. Kebutuhan listrik untuk kabupaten tersebut dipasok oleh pemerintah daerah dan belum mendapatkan pasokan listrik PLN. Elektrifikasi wilayah perbatasan direncanakan dengan membangun pembangkit yang memanfaatkan potensi energi terbarukan yang tersedia setempat. Diprogramkan pada tahun 2011 ibukota kabupaten sudah terlistriki dengan alternatif pertama memanfaatkan potensi tenaga air dengan membangun PLTM serta potensi tenaga surya (PLTS). Sehubungan kondisi demografi yang tersebar dan jumlah penduduk yang relatif sedikit, maka sistem kelistrikan yang diperlukan cukup dengan sistem isolated, tidak memerlukan pembangunan jaringan tegangan menengah. 669

B14.5 Rangkuman Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah seperti dalam tabel B14.7.

Tabel B14.7 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sales (GWh)

Produksi (GWh)

623 740 810 885 967 1.057 1.157 1.268 1.390 1.525 Jumlah

695 816 891 971 1.059 1.156 1.264 1.382 1.513 1.658

Beban Puncak (MW) 144 168 182 196 212 229 248 269 291 316

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan Pembangkit (MW) 0,5 41,5 47,6 113,8 21,2 26,5 37,5 49,4 20,0 7,0 364,9

670

GI (MVA)

120

120 130

120 490

Transmisi Anggaran (kms) (juta USD) 76 160 100 482 818

25,7 86,4 50,4 235,8 48,1 56,4 115,6 87,2 48,0 15,3 768,7

LAMPIRAN B.15 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI PAPUA BARAT

B15.1 Kondisi kelistrikan saat ini

Provinsi Papua Barat terdiri dari 10 kabupaten dan 1 kota yang sistem kelistrikannya terisolasi. Sistem yang berbeban cukup besar ada 4 yaitu sistem Sorong, Fakfak, Manokwari dan Kaimana. Selain itu terdapat 51 pusat pembangkit skala kecil (listrik perdesaan) tersebar. Beban puncak total non coincident seluruh sistem kelistrikan di Papua Barat sekitar 51,4 MW, dipasok dari pembangkit-pembangkit jenis PLTD, PLTM, dan dari excess power PLTMG/PLTG, yang terhubung langsung melalui jaringan 20 kV. Sistem kelistrikan Sorong merupakan sistem terbesar di Provinsi Papua Barat dengan beban puncak 25 MW. Peta sistem kelistrikan Provinsi Papua Barat seperti ditunjukkan pada Gambar B15.1.   Sistem Sorong 

                             

Sistem Manokwari 

PROVINSI PAPUA BARAT Sistem Fak Fak  Sistem Kaimana 

PROVINSI PAPUA

Gambar B15.1 Peta sistem kelistrikan Papua Barat 

   

671

Rincian pembangkit terpasang dan beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Papua Barat sebagaimana ditunjukkan pada tabel B15.1. Tabel B15.1 Kapasitas Pembangkit Terpasang Sistem Kelistrikan

Jenis Pmbgkit

Kapasitas Terpasang [MW]

Daya Mampu [MW]

PLTD PLTD PLTMG/PLTG PLTD

3,1 10,1 14 20

2,4 8 14 14

47,2

38,4

4,0 2,0 3,7

2,3 1,9 2,0

9,7

6,2

10,0 10,0

7,9 7,0

20,0

14,9

5,4

4,5

5,4

4,5

8,3

5,9

JUMLAH

8,3

5,9

3,9

TOTAL

90,6

69,9

51,4

I Sistem Sorong 1. Klademak 2. Klasaman 3. Excess Power 4. Kit Sewa JUMLAH

Beban Puncak (MW)

25,0

II Sistem Fak Fak 1. Kebun Kapas 2. Werba 3. Kit Sewa

PLTD PLTM PLTD

JUMLAH III Sistem Manokwari 1. Sanggeng 2. Kit Sewa

PLTD PLTD

JUMLAH IV Sistem Kaimana 1. PLTD Kaimana JUMLAH V Lisdes tersebar

PLTD

6,1

12,8

3,6

B15.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik di Provinsi Papua Barat Sampai dengan akhir tahun 2010, penjualan tenaga listrik PLN untuk Provinsi Papua Barat mencapai 274 GWh dengan komposisi penjualan terbesar diserap oleh konsumen rumah tangga (55,2%), komersial (32,3%), publik (11%) dan industri 1,5%. Berdasarkan realisasi penjualan tenaga listrik PLN selama lima tahun terakhir, dan dengan memperhatikan pertumbuhan penduduk, proyeksi pertumbuhan ekonomi regional serta peningkatan elektrifikasi, kebutuhan listrik 2011–2020 diberikan pada tabel B15.2.

672

Tabel B15.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Penjualan (GWh) 361,0 439,4 475,1 517,9 565,3 618,0 676,4 741,3 813,3 893,3

Growth (%)

12,5%

Produksi Beban Puncak (MW) (GWh) 396,9 88,9 480,4 108,1 518,4 117,3 563,9 127,5 614,3 138,8 670,3 151,4 732,3 165,3 801,1 180,7 877,3 197,8 961,9 216,8 12,2%

13,7%

Jumlah Pelanggan 110.436 117.887 125.823 134.422 143.198 152.608 162.449 173.060 184.391 196.536 11,4%

B15.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Rencana pembangunan sarana kelistrikan yaitu pembangkit, transmisi dan distribusi di Provinsi Papua Barat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi energi primer setempat sebagai berikut. Potensi Energi Primer Provinsi Papua Barat memiliki potensi energi primer yang cukup besar. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua Barat, di provinsi ini terdapat potensi batubara sebesar 151 juta ton, gas alam 24 TSCF, potensi minyak bumi 121 MMSTB dan potensi energi air yang tersebar. Sumber energi primer yang sudah dikembangkan untuk dimanfaatkan menjadi energi listrik adalah energi air sebesar 2 MW di sistem Fakfak dan gas alam melalui pembelian excess power sebesar 14 MW di Sorong.

Pengembangan Pembangkit Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 112,6 MW dengan perincian seperti pada tabel B15.3. Selain itu, akan dilakukan pembelian tenaga listrik dari excess power di Tangguh dengan kapasitas sampai 5 MW untuk melistriki daerah sekitarnya. Sedangkan gas yang akan diperoleh dari Tangguh sekitar 5–10 mmscfd, akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan pasokan listrik kota Bintuni dan sekitarnya, dimana saat ini masih dalam tahap pengkajian. 673

Tabel B15.3 Pengembangan Pembangkit No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

1

Prafi

PLN

PLTM

2.5

2012

On Going

2

Manokwari

PLN

PLTGB

2x3

2013/14

Rencana

3

Kombemur

PLN

PLTM

2x3,3

2013/14

Rencana

4

Prafi II

PLN

PLTM

1

2013

Rencana

5

Waigo

PLN

PLTM

1

2013

Rencana

5

Ransiki

PLN

PLTM

6

2014

Rencana

6

Warsamson

PLN

PLTA

3x15,5

2015/16/17

Rencana

7

Andai (FTP2) - Maruni

Swasta

PLTU

2x7

2014

Rencana

8

Klalin (FTP2) - Makbusun/Sorong

Swasta

PLTU

2x15

2014/15

Rencana

Total Kapasitas

113.6

Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi Selaras dengan pengembangan pembangkit baru yaitu PLTU batubara dan PLTA serta untuk menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban, direncanakan pengembangan transmisi (SUTT) 70 kV sepanjang 100 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 6,1 juta sebagaimana ditampilkan pada tabel B15.4.

Tabel B15.4 Pembangunan SUTT 70 kV No

Dari

Ke

Tegangan

Konduktor

Panjang  (kms)

Anggaran  (juta USD)

COD

1

PLTU Makbusun

GI Sorong

70 kV

2cct, 1 HAWK

         60,0            3,66

2013

2

PLTA Warsamson

GI Sorong

70 kV

2cct, 1 HAWK

         40,0            2,44

2015

Jumlah

       100,0            6,09

Pengembangan Gardu Induk Rencana pembangunan gardu induk diperlukan seiring dengan rencana pembangunan transmisi 70 kV di Sorong yaitu untuk menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban. Kapasitas trafo GI yang akan dibangun adalah 180 MVA dengan dana investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 3,8 juta sebagaimana pada tabel B15.5. Tabel B15.5 Pengembangan GI

674

Gardu Induk

Tegangan

Baru/  Extension

1

Sorong

70/20 kV

Baru

60

1,76

2013

2

Sorong

70/20 kV

Extension

60

1,02

2015

3

Sorong

70/20 kV

Extension

60

1,02

2019

Jumlah

180

3,80

No

Kapasitas  Anggaran  (MVA) (juta USD)

COD

Pengembangan Distribusi Pengembangan distribusi di Provinsi Papua Barat dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tambahan pelanggan baru sekitar 130 ribu sambungan sampai dengan tahun 2020. Pada tahun 2011 saja akan disambung 43.700 pelanggan untuk mencapai rasio elektrifikasi 60% dan pada tahun-tahun selanjutnya jumlah pelanggan yang akan disambung rata-rata 9.000 pelanggan per tahun. Jaringan distribusi yang akan dikembangkan selama periode 2011-2020 termasuk untuk melistriki perdesaan meliputi JTM sepanjang 1.424 kms, JTR sekitar 1.029 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 127 MVA, sebagaimana terdapat pada tabel B15.6. Tabel B15.6 Rincian Pengembangan Distribusi Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2011-2020

JTM kms 80,3 88,6 98,3 109,8 123,4 139,4 158,3 180,7 207,1 238,2 1.424,2

JTR kms 58,1 64,1 71,2 79,5 89,3 101,0 114,7 130,9 150,1 169,9 1.028,7

Trafo MVA 7,2 7,9 8,8 9,8 11,0 12,5 14,1 16,1 18,5 21,3 127,3

Pelanggan 43.704 7.451 7.936 8.599 8.776 9.410 9.841 10.611 11.331 12.145 129.803

Selain rencana tersebut, di Kabupaten Bintuni direncanakan akan dibangun jaringan SUTM dan kabel laut 20 kV untuk menyalurkan tenaga listrik dari PLTMG/PLTG yang akan dibangun di Tangguh ke kota Bintuni dan juga excess power 5 MW, namun dalam implementasinya akan didahului dengan studi kelayakan dan studi dasar laut.

675

B15.4 Sistem Kelistrikan Ibukota Provinsi Tingkat pertumbuhan ekonomi kota Sorong lebih tinggi dibandingkan daerah lain di provinsi ini, sehingga pemakaian listrik beberapa tahun terakhir tumbuh sangat tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, selain akan dipasok dari PLTU batubara dan PLTA, PLN akan menyiapkan pembangkit berbahan bakar gas flare yang diambil dari pulau Salawati untuk dibawa ke Sorong menggunakan teknologi CNG (compessed natural gas) yang saat ini dalam tahap pengkajian. Pemanfaatan gas flare tersebut telah mendapat persetujuan BP Migas dengan prakiraan daya 15 sampai 20 MW untuk jangka waktu 10 tahun. Penyiapan pembangkit berbahan bakar gas flare tersebut dapat menggunakan pola sewa.

B15.5 Rangkuman Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 diperlihatkan pada tabel B15.7. Tabel B15.7 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan Tahun

Sales (GWh)

Produksi (GWh)

2011

361.0

396.9

2012

439.4

480.4

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban Pembangkit Transmisi Anggaran Puncak GI (MVA) (MW) (kms) (juta USD) (MW) 7.7 88.9 10.5 108.1 2.5 -

2013

475.1

518.4

117.3

8.3

2014

517.9

563.9

127.5

41.3

2015

565.3

614.3

138.8

30.5

2016

618.0

670.3

151.4

15.5 15.5

2017

676.4

732.3

165.3

2018

741.3

801.1

180.7

2019

813.3

877.3

197.8

2020

893.3 961.9 Jumlah

216.8

60 60

60 113.6

676

180

60.0

26.4

-

89.4

40.0

61.7

-

30.1

-

31.0

-

8.8

-

11.0

-

11.3

100

287.9

LAMPIRAN B.16 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

B16.1 Kondisi Saat Ini

Sistem kelistrikan di Provinsi NTB terdiri atas tiga sistem yang saling terhubung dengan jaringan 20 kV dan beberapa sistem terisolasi, hampir semuanya dipasok dari PLTD dan sebagian kecil PLTM. Sistem tersebut adalah: - Sistem Lombok meliputi kota Mataram, kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur dan kabupaten Lombok Utara. - Sistem Sumbawa meliputi kota Sumbawa Besar dan kabupaten Sumbawa Barat. - Sistem Bima meliputi kota Bima, kabupaten Bima dan kabupaten Dompu. Sistem terisolasi terdiri dari atas pulau-pulau kecil yang tersebar di seluruh wilayah NTB. Pulau-pulau kecil ini mempunyai pembangkit sendiri. Peta sistem kelistrikan di provinsi NTB untuk ketiga sistem 20 kV tersebut ditunjukkan pada Gambar B16.1.

SISTEM LOMBOK

SISTEM SUMBAWA

SISTEM BIMA

Gambar B16.1 Peta Kelistrikan Provinsi NTB

Beban puncak gabungan non coincident Provinsi NTB tahun 2010 sebesar 184,9 MW dengan total produksi termasuk pembangkit sewa 852,24 GWh, sekitar 69,3 % produksi 677

total NTB ada di sistem Lombok. Hampir semua pembangkit di Provinsi NTB adalah PLTD sehingga mengakibatkan biaya pokok produksi menjadi sangat tinggi, yaitu mencapai Rp 2.557/kWh pada tahun 2010. Daya mampu ketiga sistem tersebut sekitar 83% dari daya terpasang dan beban puncak sekitar 92% dari daya mampu, sehingga sistem dalam kondisi siaga. Daftar tunggu di Provinsi NTB pada akhir tahun 2010 mencapai 181.000 pelanggan dengan daya 165 MVA telah dapat dilayani dengan menyewa pembangkit. Rincian komposisi kapasitas pembangkit per sistem ditunjukkan dalam tabel B16.1. Tabel B16.1 Komposisi kapasitas pembangkit tahun 2010

Sistem Sistem Interkoneksi 1. Sistem Lombok 2. Sistem Sumbawa 3. Sistem Bima Sistem Terisolasi Sektor Lombok 1. Gili Air 2. Gili Meno 3. Gili Trawangan 4. Maringkik Cabang Sumbawa 1. Sebotok 2. Labuhan Haji 3. Lebin 4. Bugis Medang 5. Klawis 6. Lunyuk 7. Lantung Cabang Bima 1. Bajo Pulau 2. Nggelu 3. Pai 4. Sai 5. Sampungu 6. Kempo 7. Kwangko 8. Pekat 9. Kuta Monta

Jenis

Kapasitas Trpasang [MW]

Daya Mampu [MW]

Beban Puncak [MW]

PLTD/M PLTD/M PLTD

168,9 34,1 32,4

140,8 29,1 26,8

129,2 26,2 26,0

PLTD PLTD PLTD PLTD

0,4 0,24 1,72 0,04

0,31 0,20 1,4 0,037

0,28 0,12 1,10 0,03

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD

0,04 0,04 0,24 0,18 0,12 0,60 0,24

0,038 0,038 0,22 0,15 0,09 0,58 0,09

0,038 0,020 0,11 0,10 0,06 0,54 0,08

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD

0,06 0,05 0,04 0,06 0,06 0,06 0,08 1,24 0,34

0,05 0,04 0,03 0,05 0,05 0,05 0,07 0,95 0,28

0,04 0,03 0,02 0,04 0,01 0,04 0,06 0,62 0,14

241,25

201,42

184,87

Total

678

B16.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Pertumbuhan penjualan listrik PLN dalam 5 tahun terakhir rata-rata 13,6% per tahun. Permintaan terbesar adalah dari sektor rumah tangga (62,6%) disusul sektor bisnis (24,1%). Berdasarkan realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi setempat, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikai, proyeksi kebutuhan listrik 2011–2020 diperlihatkan pada tabel B16.2. Tabel B16.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Growth (%)

Penjualan (GWh) 1.056,3 1.422,8 1.525,4 1.620,0 1.707,4 1.799,6 1.896,8 1.999,3 2.106,2 2.218,2

Produksi Beban Puncak (MW) (GWh) 1.209,5 227,8 1.682,3 316,9 1.801,6 339,3 1.911,2 360,0 2.012,3 379,0 2.118,6 399,1 2.230,6 420,1 2.348,5 442,4 2.471,5 465,5 2.600,1 489,7

11,5%

11,8%

11,4%

Jumlah Pelanggan 798.778 850.374 902.000 953.656 1.005.345 1.057.068 1.108.827 1.160.622 1.212.457 1.264.334 12,5%

Penjualan listrik pada tahun 2011 tumbuh tinggi dibanding tahun 2010 sehubungan adanya rencana untuk menaikkan target rasio elektrifikasi dari 30 % menjadi 60% dan menyelesaikan semua daftar tunggu serta mengalihkan pelanggan koperasi sekitar 20.000 menjadi pelanggan PLN.

B16.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut diatas, direncanakan pembangunan sarana kelistrikan meliputi pembangkit, transmisi dan distribusi dengan mempertimbangkan potensi energi primer setempat. Potensi Energi Primer Sumber energi primer yang tersedia di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meliputi potensi tenaga air, panas bumi dan angin dengan jumlah total potensi diperkirakan 216 MW sebagaimana ditunjukkan pada tabel B16.3.

679

Tabel B16.3 Daftar Potensi Energi Primer No. I

II

III

Energi Primer Air Kokok Putih Segara Pekatan Brang Beh Brang Rhea Tengah Panas Bumi Sembalun Hu'u Maronge Angin NTB Tersebar

Lokasi

Potensi (MW)

Tahapan Yg Sudah Dicapai

Lombok Lombok Lombok Sumbawa Sumbawa Sumbawa

3,8 6,7 2 26 6,34 0,31

Konstruksi (Skema IPP) Konstruksi (Skema IPP) Studi Kelayakan dan Disain Rinci Studi Kelayakan Proses PPA (Skema IPP) Identifikasi Lokasi

Lombok

100

Hasil Studi Geo Sains & Pemboran Thermal Gradient Pra Studi Kelayakan Identifikasi Lokasi

Bima Sumbawa Lombok, Trawangan, Medang & Sa'i

65 6 0,01

Total 4 Pulau, masing - masing Pulau Lombok dan 3 Pulau Kecil

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB

Pengembangan Pembangkit Kapasitas pembangkit yang direncanakan di Provini NTB sampai dengan tahun 2020 adalah 630 MW dengan kebutuhan biaya investasi sekitar US$ 61 juta sebagaimana terdapat pada tabel B16.4. Sebagian besar pembangkit yang akan dibangun berada di pulau Lombok mengingat potensi bebannya jauh lebih besar dibanding pulau lainnya dan didominasi PLTU batubara. Untuk meminimalkan penggunaan BBM terutama waktu beban puncak, direncanakan akan dibangun PLTG dengan bahan bakar gas alam yang disimpan dalam bentuk CNG (compressed natural gas) atau mini LNG. Sedangkan rencana pembangunan pembangkit di pulau Sumbawa akan diupayakan sebanyak mungkin memanfaatkan potensi energi terbarukan setempat, yaitu PLTA/PLTM.

680

Tabel B16.4 Rencna Pengembangan Pembangkit No

PROYEK

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Lombok (APBN) Santong Lombok (FTP1) Bima (FTP1) Lombok (Peaker) Sumbawa Barat Brang Beh 2 Bima (Ekpansi) Lombok (FTP 2) Brang Beh 1 Lombok Peaker Ekspansi Lombok - 2 Sembalun (FTP2) Sembalun (Ekspansi) Lombok Kokok Putih Segara Anak Kukusan Rea Bintang Bano Rhee Lombok Sumbawa (FTP2) Hu'u (FTP2) Hu'u - 2

PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN Sewa Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta

PLTU PLTM PLTU PLTU PLTG PLTU PLTA PLTU PLTU PLTA PLTG PLTU PLTP PLTP XPLTU PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTU PLTU PLTP PLTP

25 0,85 2x25 2x10 2x30 2x7 4,1 2x10 2x25 8 2x30 2x25 20 2x20 2x25 3,8 5,8 0,2 5,7 2x4 4,3 2x25 2x10 20 2x20

2012 2012 2013 2012/13 2013 2013/14 2014 2014/15 2015 2016 2016/20 2017 2017 2018/19 2013 2012 2012 2012 2013 2014 2014 2014 2014/15 2017 2018/19

On Going On Going On Going On Going Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana

Total Kapasitas

629,8

Pembangunan Transmisi dan Gardu Induk Pembangunan Transmisi Pembangunan pembangkit PLTU batubara, panas bumi dan PLTA di beberapa lokasi akan diikuti dengan pembangunan transmisi untuk evakuasi daya dari pembangkit ke pusat beban melalui gardu induk. Rincian rencana pembangunan transmisi ditampilkan pada tabel B16.5. Selama periode 2011-2020 akan dibangun transmisi 150 kV di Lombok dan 70 kV di pulau Sumbawa meliputi sistem Sumbawa dan sistem Bima. Untuk menghubungkan sistem 70 kV Sumbawa dengan sistem 70 kV Bima yang berjarak lebih dari 100 km, akan dibangun transmisi interkoneksi 150 kV. Panjang transmisi yang akan dibangun sekitar 1.139 kms dengan kebutuhan anggaran sekitar US$ 80 juta. Rencana interkoneksi tersebut akan didahului dengan kajian kelayakan teknis dan ekonomi.

681

Tabel B16.5 Pembangunan transmisi 150 kV dan 70 kV No

Dari

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

PLTU Jeranjang PLTU Jeranjang GI Sengkol GI Sengkol PLTU Bima (FTP1)/Bonto GI Bima GI Selong GI Ampenan GI Mantang PLTP Sembalun PLTU IPP Sumbawa (FTP2) GI Alas/Tano GI Taliwang PLTU Sumbawa Barat PLTU IPP Lombok PLTU Lombok FTP 2  PLTP Huu (FTP 2) GI Dompu

Ke GI Ampenan GI Sengkol GI Selong GI Kuta GI Bima GI Dompu GI Pringgabaya GI Tanjung Incomer Jeranjang‐Sengkol GI Pringgabaya GI Labuhan/Sumbawa GI Labuhan/Sumbawa GI Alas/Tano GI Taliwang GI Selong GI Pringgabaya GI Dompu GI Labuhan/Sumbawa

Tegangan

Konduktor

150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 70 kV 70 kV 150 kV 150 kV 150 kV 150 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 150 kV 150 kV 70 kV 150 kV

2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1xOstrich 2 cct, 1xOstrich 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, AAAC 1x240 2 cct, 1xOstrich 2 cct, 1xOstrich 2 cct, 1xOstrich 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, AAAC 1x240 2 cct, 1 HAWK

Panjang  (kms)         15,2         68,2         76,0         21,0         30,0         48,0         60,0         30,0         30,0         30,0         24,0       120,0         30,0         20,0       100,0         92,0         60,8       283,8

Anggaran  (juta US$)            0,84            3,78            6,76            1,87            1,46            7,31            2,67            4,27            4,27            5,34            1,83            6,09            5,61            1,22            2,67            2,67            3,71          17,30

COD 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2016

Jumlah        1.139          79,67

Pembangunan Gardu Induk (GI) Berkaitan dengan proyeksi kebutuhan listrik dan penambahan pelanggan, akan dibangun GI 150/20 kV dan GI 70/20 kV serta IBT 150/70 kV untuk menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke beban. Selain itu dilakukan perluasan GI eksisting untuk meningkatkan kapasitas dan keandalannya dengan menambah trafo di beberapa GI. Jumlah kapasitas trafo GI yang akan dibangun selama kurun waktu 2011-2020 adalah 750 MVA dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 65,6 juta. Rincian rencana pembangunan dan perluasan GI diperlihatkan pada tabel B16.6.

682

Tabel B16.6 Pembangunan Gardu Induk No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Gardu Induk Jeranjang Sengkol Selong Kuta Dompu Bima Sengkol Selong Ampenan Kuta Tanjung Pringgabaya Dompu Mantang Labuhan/Sumbawa Alas/Tano Taliwang Pringgabaya Labuhan/Sumbawa Labuhan/Sumbawa Jeranjang Selong Ampenan Dompu Labuhan/Sumbawa Bima Kuta Dompu Labuhan/Sumbawa Sengkol Dompu Jeranjang Alas/Tano Tanjung Bima

New New New New New New Ext 4 LB Ext 2 LB Ext 2 LB Extension New New Extension New New New New Ext 2 LB Ext 2 LB Extension Extension Extension Extension Ext 2 LB Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension Extension

Daya  (MVA) 30 30 30 30 20 20 ‐ ‐ ‐ 30 30 30 20 30 20 20 20 ‐ ‐ 20 30 30 30 ‐ 20 20 30 30 30 30 20 30 20 30 20

Anggaran  (juta USD) 4,18 4,18 2,94 2,94 2,20 3,14 2,47 1,23 1,23 1,39 2,94 2,94 1,01 2,94 2,20 2,20 2,20 1,23 1,26 1,01 1,39 1,39 1,39 0,94 1,01 1,01 1,39 2,02 2,02 1,39 1,01 1,39 1,01 1,39 1,01

Jumlah

750

65,59

Tegangan

Baru/Extension

150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 150 kV 150 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 70/20 kV 150 kV 70 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 150/20 kV 70 kV 70/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 150/70 kV 150/70 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 70/20 kV 150/20 kV 70/20 kV

683

COD 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2017 2017 2018 2018 2019 2019

Gambar B16.2 Peta rencana pengembangan sistem 150 kV Lombok

PLTU Bima Ekspansi 2x10 MW (2014/15)

PLTU Bima (FTP 1) 2x10 MW (2012)

PLTU Sumbawa (FTP 2) IPP 2x10 MW (2014/15) U

U

ACSR 1x240 mm2 7 km – 2014

U

GI Bima

GI Labuhan GI Dompu ACSR 1x240 mm2 96 km ‐ 2013

ACSR 1x240 mm2 60 km ‐ 2011

GI Taliwang

ACSR 1x240 mm2 30 km ‐ 2016 A

P

ACSR 1x240 mm2 142 km ‐ 2016

U

PLTU Sumbawa Barat 2x7 MW (2013/14)

P

PLTP Hu’u IPP 2x10 MW (2017)

PLTA Brang Beh-1 8MW (2016)

PLTP Hu’u Ekpansi 2x20 MW (2018/19)

Gambar B16.3 Peta rencana pengembangan sistem 150 kV dan 70 kV di pulau Sumbawa

Pengembangan Distribusi Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik di provinsi ini, direncanakan tambahan sambungan baru sampai dengan tahun 2020 sekitar 875 ribu pelanggan. Untuk

684

meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 60% pada akhir tahun 2011, maka perlu disambung 409.000 pelanggan baru selama 2011. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, direncanakan pembangunan jaringan distribusi termasuk untuk listrik perdesaan, meliputi jaringan tegangan menengah 2.040 kms, jaringan tegangan rendah sekitar 1.965 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 143 MVA, seperti dalam tabel B16.7. Tabel B16.7 Rincian Pengembangan Distribusi JTM

JTR

Trafo

2011

kms 660.8

kms 636.1

MVA 44.4

2012

173.2

166.7

14.6

51,596

2013

173.2

166.7

14.6

51,626

2014

173.3

166.8

11.7

51,656

2015

179.2

172.5

12.0

51,689

2016

187.9

180.9

12.6

51,723

2017

155.9

150.1

10.5

51,759

2018

127.5

122.7

8.6

51,796

2019

105.8

101.9

7.1

51,835

2020 2011-2020

103.7

99.8

7.0

51,876

2,040.5

1,964.3

143.1

874,536

Tahun

Pelanggan 408,980

B16.4 Sistem Kelistrikan Pulau Gili Ketiga pulau Gili yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan merupakan tujuan wisata yang menjadi andalan pemerintah daerah. Ketiga pulau Gili tersebut masuk dalam wilayah administrasi kabupaten Lombok Utara yang merupakan pemekaran dari kabupaten Lombok Barat. Sistem kelistrikan di ketiga pulau Gili merupakan sistem terisolasi, masing–masing dipasok dari PLTD Gili Air, PLTD Gili Meno dan PLTD Gili Trawangan melalui JTM 20 kV, dengan kondisi pembangkitan seperti pada tabel B16.8. Biaya pokok produksi ketiga PLTD tersebut adalah sangat tinggi, yaitu Rp 3.457,-/kWh.

685

Tabel B16.8 Data Pengusahaan Tiga Gili

1

Gili Air

400

310

Beban Puncak (kW) 282

2

Gili Meno

240

200

117

127

3

Gili Trawangan

1720

1400

1100

416

No

Sistem

Daya Terpasang (kW)

Daya Mampu (kW)

Jml Pelanggan 284

Pada tahun 2012 sistem kelistrikan di ketiga pulau Gili akan saling dihubungkan dengan kabel laut 20 kV dan disambung dengan sistem pulau Lombok.

B16.5 Ringkasan

Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan dana investasi sampai dengan tahun 2020 diberikan pada tabel B16.9. Tabel B16.9 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

2011

1,056

2012

1,423

Beban Pembangkit Transmisi Anggaran Puncak GI (MVA) (MW) (kms) (juta USD) (MW) 175.8 1,209 228 46 160 258 205.6 1,682 317 183 140 90

2013

1,525

1,802

339

93

80

254

227.6

2014

1,620

1,911

360

70

60

253

141.9

2015

1,707

2,012

379

38

70

-

49.1

2016

1,800

2,119

399

90

90

284

215.2

2017

1,897

2,231

420

40

50

-

105.1

2018

1,999

2,349

442

40

50

-

103.2

2019

2,106

2,472

466

30

50

2020

2,218

2,600

490

Tahun

Sales (GWh)

Produksi (GWh)

Jumlah

630

686

750

-

32.7

-

16.5

1,139

1,272.7

LAMPIRAN B.17 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR B17.1 Kondisi Saat Ini Sistem kelistrikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari 90 pusat listrik yang beroperasi secara terpisah dengan total beban puncak non coincident pada tahun 2010 sekitar 100 MW, dipasok dari PLTD, PLTMH, PLTS+PLTD hibrid dan PLTP. Tenaga listrik dari pembangkit ke pelanggan disalurkan melalui JTM 20 kV dan JTR 220 volt. Kebutuhan terbesar listrik di NTT adalah di Kupang sebagai ibu kota provinsi, yaitu 37%. Hampir semua pembangkit di NTT menggunakan PLTD dan terdapat satu unit PLTM serta PLTP, sehingga biaya pokok produksi listrik sangat tinggi. Rincian pembangkit terpasang di Provinsi NTT ditunjukkan pada tabel B17.1. Tabel B17.1 Daftar Pembangkit terpasang di NTT No.

Nama Pembangkit

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Sistem Kupang Sistem Seba, Oesao Sistem Soe Sistem Kefamananu Sistem Atambua Sistem Betun Sistem Kalabahi Sistem Rote Ndao Sistem Ende Sistem Wolowaru Sistem Aesesa Sistem Bajawa - Mataloko Sistem Ruteng Sistem Labuhan Bajo Sistem Maumere Sistem Larantuka Sistem Adonara Sistem Lembata Sistem Waingapu Sistem Waikabubak - Lokomboro Gab. Isol. Cab. Kupang Gab. Isol. Cab. FBB Gab. Isol. Cab. Sumba Gab. Isol. Cab. FBT Jumlah

13 14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24

Jenis Pembangkit

Pemilik

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTP PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTMH

PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN

PLTD PLTD PLTD PLTD

PLN PLN PLN PLN

687

Kapasitas Terpasang (MW) 45,92 0,78 4,97 6,53 7,24 2,75 4,11 3,78 11,78 1,19 2,34 4,33 1,80 8,92 3,22 12,28 6,26 2,99 4,24 7,56 5,93 0,80

Beban Puncak (MW)

4,97 7,38 1,94 3,92 167,93

2,5 2,5 0,9 1,5 100,8

34,2 0,4 4,2 3,6 5,0 1,4 3,0 2,1 6,7 1,0 0,9 2,2 1,5 4,0 1,8 7,8 3,1 2,1 1,8 3,9 3,1 0,8

B17.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Berdasarkan realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam lima tahun terakhir dan dengan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan rasio elektrifikai, proyeksi kebutuhan listrik 2011–2020 diperlihatkan pada tabel B17.2. Tabel B17.2 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Penjualan (GWh) 488,6 552,9 625,2 707,0 781,5 863,9 955,1 1.056,1 1.146,2 1.260,8

Growth (%)

Produksi Beban Puncak (MW) (GWh) 559,9 110,1 633,7 124,3 716,4 139,9 809,8 157,7 894,9 174,0 989,1 191,9 1.093,3 211,4 1.208,8 233,3 1.311,7 252,6 1.442,7 276,9

11,4%

11,5%

11,2%

Jumlah Pelanggan 623.997 689.066 715.598 734.855 754.919 775.137 807.635 843.088 873.896 913.261 12,8%

B17.3 Pengembangan Sarana Kelistrikan Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga listrik sebagaimana tersebut diatas, direncanakan akan dibangun pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi, dengan memanfaatkan potensi energi setempat. Potensi Energi Terbarukan Provinsi NTT mempunyai potensi energi terbarukan yang tersebar di beberapa pulau. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertamben Provinsi NTT, potensi energi setempat yang siap dimanfaatkan adalah : -

Pulau Timor – Kupang, mempunyai potensi PLTB ± 2,02 MW dan PLTM ± 4,8 MW Pulau Flores, potensi PLTP ±115 MW, PLTA ± 23,22 MW, PLTB ± 0,5 MW Pulau Sumba, mempunyai potensi PLTM ± 12,40 MW dan PLT hibryd ± 1,5 MW Pulau Alor, mempunyai potensi PLTP ± 20 MW dan PLTM ± 28 kW Pulau Lembata, mempunyai potensi PLTP ± 5 MW Pulau Rote, mempunyai potensi PLTB ± 1 MW

688

Rencana Pengembangan Pembangkit Sampai dengan tahun 2020 kebutuhan tenaga listrik Provinsi NTT direncanakan akan dipenuhi dengan mengembangkan PLTP, PLTU batubara skala kecil, PLTA, PLTMH, PLTD, PLTS dan PLT-hybrid tersebar di beberapa lokasi, dengan total kapasitas mencapai 353,7 MW sebagaimana ditunjukkan pada tabel B17.3. Tabel B17.3 Rincian Rencana Pengembangan Pembangkit di NTT No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53

PROYEK Mataloko Ulumbu (APBN) Lembata NTT-1 Ropa (FTP1) Rote Peaking Ndungga Alor Atambua APBN NTT-2 Kupang (FTP1) Rote Ndao Ulumbu (ADB) Kalabahi Peaking Atambua APBN Kalabahi Peaking Maumere Peaking Kupang (Peaking) Oelbubuk-Soe Wae Rancang I - Manggarai Wae Rancang II - Manggarai Solar Thermal Kupang Larantuka (Peaking) Maubesi Lembata PLTD Peaking Bukapiting Atambua Ekspansi Kupang (Peaking) Ekspansi Larantuka (Peaking) Nangalili-Labuhan Bajo Lembata PLTD Peaking Kupang (Ekspansi) Kupang (Peaking) Ekspansi Lewa Lokomboro III Praikalala I Wae Roa - Ngada Umbuwangu I Praikalala II Lewa Lokomboro III Praikalala II Maidang Waekelosawa Wae Lega - Manggarai Wolodaesa Larantuka Sita - Borong Ulumbu Sokoria (FTP2) Mataloko Atadei Kupang Oka Larantuka Sokoria - 2

PEMILIK

JENIS

MW

COD

STATUS

PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN PLN Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta

PLTP PLTP PLTS PLTU PLTD PLTM PLTU PLTU PLTU PLTU PLTP PLTD PLTU PLTD PLTD PLTMG PLTB PLTM PLTM PLTS PLTD PLTH PLTD PLTP PLTU PLTMG PLTD PLTH PLTD PLTU PLTMG PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTGB PLTM PLTP PLTP PLTP PLTP PLTU PLTP PLTP

1,8 4x2,5 2x0,2 2x7 0,5 1,9 2x3 6 2x16,5 2x3 2x2,5 0,75 3x6 0,5 8 20 2x1 10 6 5 4 2x0,5 2,5 2x2,5 2x6 2x20 2 1 1 16,5 10 0,85 1 1 0,4 2x1 0,5 0,5 0,5 1 3x1 2x0,25 1,75 0,8 8 2x1 5 3x5 3x5 5 2x15 2x2,5 1x5

2011 2011/12/14/15 2011/12 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2014/17 2015 2015/16 2017/18 2015/18 2019 2019 2019 2019 2020 2011 2011 2011 2011 2011/12 2012 2012 2012 2013 2012/13/14 2012/13 2013 2013 2014 2014/15 2014 2015/16/17 2015/18/19 2016 2016/17 2016/17 2020

On Going On Going Rencana On Going Rencana On Going On Going On Going On Going On Going On Going Rencana On Going Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana On Going On Going On Going On Going On Going On Going On Going On Going On Going Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana

Total Kapasitas

689

353,7

Untuk sistem kelistrikan di pulau Flores, jenis pembangkit yang diprioritaskan untuk dibangun adalah PLTP, mengingat di Flores tersedia potensi energi panas bumi. Kapasitas total poteni PLTP yang dapat dibangun sampai dengan tahun 2020 mencapai 61,8 MW, sehingga di masa depan Flores diharapkan akan menjadi daerah percontohan dimana pasokan listriknya didominasi oleh energi bersih panas bumi. Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Pengembangan Transmisi Rencana pengembangan jaringan transmisi 70 kV di Provinsi NTT akan dilaksanakan di dua pulau besar yaitu pulau Flores dan pulau Timor sesuai prospek beban setempat, sebagaimana terdapat dalam gambar B17.1 dan B17.2. Sedangkan untuk pulau-pulau kecil lainnya direncanakan pembangunan jaringan distribusi 20 kV. Selaras dengan rencana pembangunan pembangkit PLTP dan PLTU batubara tersebar di pulau Flores dan pulau Timor, jaringan transmis 70 kV yang akan dibangun adalah 1.280 kms dengan kebutuhan dana investasi sekitar US$ 78 juta sesuai tabel B17.4. Tabel B17.4 Pembanguan SUTT 70 kV No

Propinsi

Dari

Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT NTT

Ropa  Ropa  Bolok Maulafa Naibonat  Kefamenau  Atambua Kefamenau  Ropa  PLTP Sokoria Bajawa PLTP Ulumbu Ruteng  PLTP Mataloko

Ende Maumere Maulafa Naibonat Nonohonis/Soe Atambua Atapupu Nonohonis / Soe Bajawa Incomer Ropa‐Ende Ruteng Ruteng Labuan Bajo Bajawa

Tegangan 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV 70 kV

Konduktor 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 x Ostrich 2 cct, 1 x Ostrich 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK 2 cct, 1 HAWK

Panjang  (kms)             88           120             30             62           102           150             36           102           190             26           120             40           170             50

Anggaran  (juta USD)              5.4              7.3              1.8              3.8              6.2              9.1              2.2              6.2            11.6              1.6              7.3              2.4            10.4              3.0

COD 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014

Jumlah    1,286.0          78.34

Peta rencana pengembangan sistem transmisi 70 kV di pulau Timor dan pulau Flores Provinsi NTT sebagaimana gambar B17.1 dan B17.2.

690

Pengembangan GI Seiring dengan rencana pembangunan PLTP dan PLTU batubara serta jaringan transmisi 70 kV, juga direncanakan pembangunan gardu induk untuk menyalurkan daya ke beban distribusi. Sampai dengan tahun 2020 direncanakan akan dibangun 13 gardu induk baru 70/20 kV tersebar di pulau Timor dan pulau Flores. Kapasitas total trafo GI mencapai 395 MVA dengan dana investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 35 juta sebagaimana diperlihatkan dalam tabel B17.5. Tabel B17.5 Pengembangan GI 70 kV di NTT No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Gardu Induk Ropa Ende Maumere Bolok Maulafa Naibonat Nonohonis Kefamenanu Atambua Atapupu Maumere Ende Maulafa Bajawa Ruteng Labuan Bajo Naibonat Maulafa Atambua Maulafa

Tegangan 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20 70/20

Baru/ Extension Daya (MVA) New New New New New New New New New New extension extension ektension New New New extension ektension extension ektension Jumlah

691

5 10 10 20 30 20 20 20 20 10 20 20 30 20 20 20 20 30 20 30

Anggaran (juta  USD)                 1,89                 1,89                 1,89                 1,95                 2,19                 1,95                1,95                 1,95                 1,95                 1,89                 1,01                 1,01                 1,26                 1,91                 1,91                 1,91                 1,01                 1,15                 1,01                 3,34

             395                34,99

COD 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2015 2016 2018 2020

Atapupu 10 MVA (2012) PLTU Atambua APBN 4 x 6 MW (2012/13)

U

HAWK 2x240 mm2 18 km ‐ 2012 Atambua 20 MVA (2012)

HAWK 2x240 mm2 75 km ‐ 2012

Kefamenanu 20 MVA (2012)

HAWK 2x240 mm2 51 km ‐ 2014

Soe/Nonohonis 20 MVA (2012) ACSR 2x152 mm2 51 km ‐ 2012 PLTU Kupang Baru 2 x 16,5 MW (2012)

Naibonat 20 MVA (2012) ACSR 2x152 mm2 31 km ‐ 2012

PLTU Kupang IPP 2 x 15 MW (2013/14) U U

HAWK 2x240 mm2 15km ‐ 2012 Mulafa 30 MVA (2012) Bolok 20 MVA (2012)

Gabar B17.1 Peta rencana jaringan 70 kV pulau Timor

PLTGB Larantuka 2 x 4 MW (2014) PLTM Wae Rancang 16 MW (2014)

Labuhan Bajo 20 MVA (2014) ACSR 1x240 mm2 85 km ‐ 2014

Ruteng 20 MVA (2014)

PLTP Ulumbu APBN 4x 2,5 MW (2011/12/14/15) PLTP Ulumbu ADB 2 x 2,5 MW (2012)

P

G PLTU Ropa APBN 2 x 7 MW (2012)

A

ACSR 1x240 mm2 60 km ‐ 2014

Bajawa 20 MVA (2014)

ACSR 1x240 mm2 95 km ‐ 2014

Ropa 5 MVA (2011) ACSR 1x240 mm2 U 60 kmr ‐ 2012 ACSR 1x240 mm2 44 km ‐ 2012

Maumere 10 MVA (2012)

P P

Ende 10 MVA (2012)

PLTP Sokoria (FTP 2) 3 x 5 MW (2015/16/17)

PLTP Mataloko 1,8 MW (2011) PLTP Mataloko (IPP) 3x5 MW (2015/18/19)

Ende 20 MVA (2011) G Waingapu

Gambar B17.1 Peta rencana jaringan 70 kV pulau Flores

Pengembangan Distribusi Sejalan dengan pembangunan jaringan transmisi dan gardu induk 70 kV serta penambahan pembangkit di Provinsi NTT, direncanakan pembangunan jaringan distribusi 20 kV dan jaringan tegangan rendah serta penambahan pelanggan baru. 692

Sesuai proyeksi kebutuhan tenaga listrik, direncanakan selama 2011-2020 akan dilakukan penambahan pelanggan baru sekitar 639 ribu. Khusus untuk mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi menjadi 60% pada akhir tahun 2011, direncanakan akan dilakukan penyambungan pelanggan rumah tangga sebanyak 350 ribu selama 2011. Pada tahun tahun selanjutnya akan ditambah pelanggan baru rata-rata 30 ribu sambungan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut diperlukan pembangunan jaringan distribusi termasuk untuk listrik perdesaan, meliputi JTM sepanjang 1.573 kms, JTR sekitar 1.048 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 134 MVA, seperti ditampilkan dalam tabel B17.6. Tabel B17.6 Pengembangan Sistem Distribusi di NTT Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2011-2020

JTM kms 144,8 158,9 160,0 160,7 160,9 160,6 159,8 158,3 156,0 152,9 1.572,9

JTR kms 135,9 125,0 121,4 117,0 111,6 105,2 97,6 88,8 78,6 66,8 1.047,7

Trafo MVA 10,3 10,8 11,5 12,1 12,8 13,6 14,3 15,2 16,0 17,0 133,6

Pelanggan 349.555 65.068 26.532 19.257 20.064 20.218 32.498 35.453 30.808 39.365 638.819

B17.4 Pengembangan PLTS Thermal dan EBT Lainnya Memperhatikan banyak energi radiasi matahari di pulau Timor, PLN mempunyai rencana untuk membangun sebuah pembangkit yang menggunakan teknologi panas matahari (solar thermal) dengan kapasitas sekitar 5 MW sebagai pilot project sekaligus sebagai sarana pembelajaran bagi SDM PLN dalam pengembangan energi terbarukan. Selain itu di beberapa pulau kecil direncanakan akan dibangun PLTB, PLTS dan PLTM yang akan dioperasikan secara hybrid dengan PLTD yang ada, yaitu di pulau Ende, Pamana, Samau, Pantar, Pura, Solor dan Sabu.

693

B17.5 Ringkasan Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, rencana pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 diperlihatkan pada tabel B17.7. Tabel B17.7 Rangkuman Proyeksi Kebutuhan Tahun

Sales (GWh)

Produksi (GWh)

2011

488.6

559.9

2012

552.9

633.7

Pembangunan Fasilitas Kelistrikan

Beban Pembangkit Transmisi Anggaran Puncak GI (MVA) (MW) (kms) (juta USD) (MW) 44.2 110.1 8.8 165 169.6 124.3 78.9 594

2013

625.2

716.4

139.9

23.6

40

-

27.4

2014

707.0

809.8

157.7

69.5

90

692

178.6

2015

781.5

894.9

174.0

42.5

20

-

63.7

2016

863.9

989.1

191.9

30.0

30

-

84.0

-

80.1

20

-

47.2

2017

955.1

1,093.3

211.4

29.0

2018

1,056.1

1,208.8

233.3

31.0

2019

1,146.2

1,311.7

252.6

25.5

-

35.0

2020

1,260.8

1,442.7

276.9

15.0

30

-

35.0

353.7

395

1,286

764.8

Jumlah

694

B18.12.

B18.11.

B18.10.

B18.9.

B18.8.

B18.7.

B18.6.

B18.5.

B18.4.

B18.3.

B18.2.

B18.1.

Provinsi Bu usa Tenggarra Timur

Provinsi Bu usa Tenggarra Barat

Provinsi Pa apua Barat

apua Provinsi Pa

Provinsi Maluku Utara

Provinsi Maluku

Provinsi Su ulawesi Teng ggara

Provinsi Su ulawesi Selatan

Provinsi Su ulawesi Teng gah

Provinsi Su ulawesi Utara a

Provinsi Ka alimantan Tim mur

Provinsi Ka alimantan Te engah

Provinsi Ka alimantan Se elatan

LAMPIRAN B18 NE ERACA DAY YA SISTEM-S SISTEM ISOL LATED WILAYAH OPERASI W O IND DONESIA TIM MUR

B18.13.

695

Lampiran B1 18.1 PROVINSI KA ALIMANTA AN SELATA AN

696

Neraca Daya Sistem Kotabaru `

697

Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Manufacture SWD SWD KUBOTA WARTSILA WARTSILA MIRRLEES KUBOTA Pembangkit Sewa Sewa PLTD HSD

Size Jmlh Unit 0 37 0,37 1 0,40 1 0,60 1 1,25 1 1,25 1 0,94 1 0,60 , 1

Project PLN PLTD Peaking PLTU Kotabaru [APBN-P] Project Swasta

UNIT

2011

2012

GWh % MW

42,77 63,08 7 74 7,74

48,2 63,2 87 8,7

80,8 63,3 14 6 14,6

5,4 1,2 -

5,4 1,2 -

5,4 1,2 -

PLTD MW MW MW MW MW MW MW

0,4 0 4 0,4 0,6 1,3 1,3 0,9 0,6 ,

0,4 0 4 0,4 0,6 1,3 1,3 0,9 0,6 ,

MW

8,0

8,0

MW MW

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

98,2 63,4 17 7 17,7

109,5 63,5 19 7 19,7

114,8 63,6 20 6 20,6

119,5 63,7 21 4 21,4

124,5 63,8 22 3 22,3

129,8 63,9 23 2 23,2

135,1 64,0 24 1 24,1

5,4 1,2 -

5,4 1,2 -

5,4 1,2 -

5,4 1,2 -

5,4 1,2 -

5,4 1,2 -

5,4 1,2 -

14,0

MW Disuplai dari Grid Barito tahun 2013 melalui Kabel Laut Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan O Operasi i Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

12,2 2,2 1,3 09 0,9 2,2

12,2 2,2 1,3 09 0,9 1,3

Neraca Daya Sistem Batulicin/Pagatan URAIAN

698

Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan K Kapasitas it Terpasang T Derating Capacity Pembangkit PLN (PLTD Pagatan) Size Manufacture KUBOTA 0,30 KUBOTA 0,30 SCODA 0,66 SCODA 0,66 DEUTZ MWM 0,70 PERKINS 0,50 MTU 0,53 MTU 0,53 MTU 0,53 Pembangkit Sewa Sewa PLTD HSD [Sewatama] Sewa PLTD MFO [IHM] Sewa Relokasi Maburai Pembelian Energi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Project PLN

UNIT

Unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2011

GWH % MW

68,8 57,3 13,7 0,1 4,7 2,4 0,6

MW MW MW MW MW MW MW MW MW

0,7 0,7 0,7 0,5 0,5 0,5 0,5

MW MW MW

3,0 1,5 5,0

MW

3,5

MW MW MW MW MW

15,3 1,3 0,7 0,6 4,4

2012

77,4 57,8 15,3 0,1 4,7 2,4

2013

85,2 58,3 16,7 0,1 4,7 2,4

2014

92,3 58,9 17,9 0,1 4,7 2,4

2015

101,4 59,5 19,5 0,1 4,7 2,4

2016

111,3 60,0 21,2 0,1 4,7 2,4

Project Swasta Disuplai dari Grid Mahakam 150 kV tahun 2012 Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

2017

122,0 60,6 23,0 0,1 4,7 2,4

2018

133,6 61,2 24,9 0,1 4,7 2,4

2019

146,3 61,8 27,0 0,1 4,7 2,4

2020

158,7 62,4 29,1 0,1 4,7 2,4

Lam mpiran B B18.2 P PROVINSI  KALIMANTAN TENG GAH

699

Neraca Daya Sistem Kuala Kurun URAIAN Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Manufacture

UNIT

Size

700

3

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2

2019

2020

5,2 48,1 1,2

6,0 49,3 1,4

6,7 50,6 1,5

7,3 51,8 1,6

8,1 53,2 1,7

9,1 54,5 1,9

10,1 55,9 2,1

11,2 57,4 2,2

12,4 58,8 2,4

13,6 60,3 2,6

MW MW

2,5 0,0 -

2,5 0,0 -

8,5 0,0 -

8,5 0,0 -

8,5 0,0 -

8,5 0,0 -

8,5 0,0 -

8,5 0,0 -

8,5 0,0 -

8,5 0,0 -

PLTD

2,5

2,5

2,5

PLTU

6,0

Project Swasta Disuplai p dari Grid Barito tahun 2014 Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

2018

GWH % MW

Unit

Sewa Pemda PLTD Sewa Sewa PLTD Project PLN PLTU Kuala Kurun

2011

MW MW MW MW MW

5,0 0,9 0,5 0,4 2,9

5,0 0,9 0,5 0,4 2,7

17,0 0,9 0,5 0,4 14,6

Neraca Daya Sistem Kuala Pambuang URAIAN

701

Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Size Unit Manufacture MWM 0 22 0,22 1 MWM 0,22 1 MWM 0,22 1 MWM 0,22 1 MAN 0,24 1 DEUTZ MWM 0,50 1 MTU 0 50 0,50 1 KOMATSU 0,24 1 Pembangkit Sewa Sewa PLTD Project PLN PLTU Kuala Pambuang PLTU Kuala Pambuang Ekspansi Project Swasta PLTU IPP Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

UNIT

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWH % MW

13,1 63,5 24 2,4

14,6 63,8 26 2,6

15,9 64,1 28 2,8

17,1 64,4 30 3,0

18,7 64,7 33 3,3

20,3 65,1 36 3,6

22,1 65,4 39 3,9

24,0 65,7 42 4,2

26,1 66,1 45 4,5

28,1 66,4 48 4,8

MW MW

2,4 0,8 -

2,4 0,8 -

1,9 0,8 -

1,9 0,8 -

1,9 0,7 0,1

1,9 0,7 0,1

1,9 0,7 0,1

1,9 0,7 0,1

1,9 0,7 0,1

1,9 0,7 0,1

MW MW MW MW MW MW MW MW

0,2 0 2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,5 05 0,5 0,2

0,2 0 2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,5 05 0,5 0,2

02 0,2

02 0,2

0,2 0,2 0,2 0,5 05 0,5

0,2 0,2 0,2 0,5 05 0,5

0,2 0 2 0,2 0,2 0,2 0,5 05 0,5

0,2 0 2 0,2 0,2 0,2 0,5 05 0,5

0,2 0 2 0,2 0,2 0,2 0,5 05 0,5

0,2 0 2 0,2 0,2 0,2 0,5 05 0,5

0,2 0 2 0,2 0,2 0,2 0,5 05 0,5

0,2 0 2 0,2 0,2 0,2 0,5 05 0,5

MW

2,0

2,0

2,0

10,2 3,5 05 0,5 3,0 2,5

10,2 3,5 05 0,5 3,0 2,2

10,2 3,5 05 0,5 3,0 1,9

PLTU PLTU

6,0 30 3,0

PLTU MW MW MW MW MW

3,6 0,7 02 0,2 0,5 0,5

3,6 0,7 02 0,2 0,5 0,3

9,1 3,5 05 0,5 3,0 2,8

7,1 3,5 05 0,5 3,0 0,6

7,2 3,5 05 0,5 3,0 0,4

7,2 3,5 05 0,5 3,0 0,1

10,2 3,5 05 0,5 3,0 2,8

N Neraca D Daya Si t Sistem Muara Teweh M T h URAIAN

702

Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Size Manufacture SWD 0,34 SWD 0,34 MIRRLEES 0,94 DAIHATSU 1,25 MTU 0,63 Pembangkit Sewa Sewa PLTD

UNIT

Unit 1 1 1 1 1

2011

2012

GWH % MW

28 0 28,0 64,4 5,0 0,0 3,5 1,2 -

31,7 31 7 66,7 5,4 0,1 3,5 1,2 -

MW MW MW MW MW

0,3 0,3 0,9 1,3 0,6

0,3 0,3 0,9 1,3 0,6

MW

8,0

8,0

MW MW MW MW MW

10,3 10 3 2,3 1,3 1,0 3,0

10,3 10 3 2,3 1,3 1,0 2,6

2013

35,0 35 0 68,7 5,8 0,1 3,5 1,2

2014

38,0 38 0 69,8 6,2 0,1 3,5 1,2

2015

41,9 41 9 71,0 6,7 0,1 3,5 1,2

2016

46,2 46 2 72,2 7,3 0,1 3,5 1,2

2017

50,8 50 8 73,4 7,9 0,1 3,5 1,2

2018

55,8 55 8 74,6 8,5 0,1 3,5 1,2

8,0

Project PLN Disuplai dari Grid Barito 150 kV tahun 2013 Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

2019

61,4 61 4 75,8 9,2 0,1 3,5 1,2

2020

66,8 66 8 77,0 9,9 0,1 3,5 1,2

Neraca Daya Sistem Puruk Cahu URAIAN

703

Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Manufacture PLTD Puruk Cahu MTU DEUTZ MWM MTU MAN MAN MTU PLTD Muara Laung Deutz MWM MWM PLTD Tumbang Laung Deutz PLTD Muara Untu Deutz PLTD Mangkahui Deutz Deutz Pembangkit Sewa Sewa PLTD

UNIT GWH % MW

Size

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

MW MW

11,5 69,9 1,9 0,0 3,2 0,8

12,7 71,0 2,0 0,1 3,2 0,8

13,8 70,9 2,2 0,1 3,2 0,8

14,7 70,9 2,4 0,1 3,2 0,8

15,9 70,9 2,6 0,1 3,2 0,8

17,2 70,9 2,8 0,1 3,2 0,8

18,6 70,9 3,0 0,1 3,2 0,8

20,0 70,9 3,2 0,1 3,2 0,8

21,6 70,8 3,5 0,1 3,2 0,8

23,1 70,8 3,7 0,1 3,2 0,8

0,5 0,5 , 0,5 0,5 0,6

0,5 0,5 , 0,5 0,5 0,6

0,5 0,5 , 0,5 0,5 0,6

-

-

-

-

-

-

-

Unit

0,5 0,5 , 0,5 0,5 0,6

1,0 1,0 , 1,0 1,0 1,0

MW MW MW MW MW MW

0,1 0,1 0,0 ,

2,0 1,0 1,0 ,

MW MW MW

0,2 0,1 0,0 ,

0,2 0,1 0,0 ,

0,2 0,1 0,0 ,

0,0

2,0

MW

0,1

0,1

0,1

0,0

1,0

MW

0,0

0,0

0,0

0,0 0,1 ,

1,0 1,0 ,

MW MW

0,0 0,1 ,

0,0 0,1 ,

0,0 0,1 ,

MW

2,0

2,0

Project PLN PLTD /PLTGB

MW

Jumlah Kapasitas C d Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

3,0 Disuplai dari Sistem Barito tahun 2014 4,4 11 1,1 0,6 0,5 1,4

7,4 11 1,1 0,6 0,5 4,3

5,4 11 1,1 0,6 0,5 2,1

Neraca Daya Sistem Buntok URAIAN

704

Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Size Manufacture DEUTZ MWM 0,50 DEUTZ MWM 0 50 0,50 MIRRLEES 0,94 MIRRLEES 0,94 DEUTZ MWM 0,50 DEUTZ AG 1,00 MTU 0,80 DEUTZ MWM 0,50 , DEUTZ AG 1,00 Pembangkit Sewa Sewa PLTD HSD [PEMDA] Sewa PLTD Project PLN PLTU 2 x 7 MW

UNIT

GWH % MW

Unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2011

29,70 56,10 6,00 6% 6,7 1,4 0,0

2012

33,5 57,6 6,6 01 0,1 6,7 1,4 -

MW MW MW MW MW MW MW MW MW

0,5 0,5 0 5 0,9 0,9 0,5 1,0 0,8 0,5 , 1,0

0,5 0,5 0 5 0,9 0,9 0,5 1,0 0,8 0,5 , 1,0

MW MW

3,0

4,0

MW

2013

37,1 58,6 7,2 01 0,1 6,7 1,4

2014

40,4 59,6 7,7 01 0,1 6,7 1,4 -

2015

44,6 60,7 8,4 01 0,1 6,7 1,4 -

2016

49,2 61,7 9,1 01 0,1 6,7 1,4 -

2017

2018

54,1 62,8 9,8 01 0,1 6,7 1,4 -

0,5 0 5 0,9 0,9 0,5 1,0 0,8 0,5 , 1,0

14,0

Project Swasta Disuplai dari Grid Barito 150 kV tahun 2013 Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

8,3 1,9 1,0 0,9 0,4

9,3 1,9 1,0 0,9 0,8

59,6 63,9 10,6 01 0,1 6,7 1,4 -

2019

65,6 65,1 11,5 01 0,1 6,7 1,4 -

2020

71,5 66,2 12,3 01 0,1 6,7 1,4 -

Neraca Daya Sistem Pangkalan Bun URAIAN

705

Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak P Pasokan k Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Size Manufacture KUBOTA 0,80 SKODA 0,53 SKODA 0,53 MAK 2,80 MAK 2,80 MAK 2,70 MAK 2,70 PLTD Kumai MAK MAK CAT Pembangkit Sewa Sewa PLTD HSD Sewa Pangkalan Banteng Project Swasta PLTU Cenko [Mengatasi kritis]

UNIT GWH % MW MW

2011 100,9 65,7 17,5 9% 10,1 2,3 0,6

Unit 1 1 1 1 1 1 1

MW MW MW MW MW MW MW

0 0

MW MW

0,8 0,5 0,5 2,8 2,7 2,7 -

PLTD PLTD

11,0 2,4

PLTU

11,0

MW MW MW MW MW

32,2 8,3 , 5,5 2,8 6,4

2012 112,9 65,9 19,6 11% 10,1 2,3 -

2013 123,7 66,2 21,3 9% 10,1 2,3

2014 133,3 66,6 22,9 7% 10,1 2,3

2015 145,7 66,9 24,9 9% 10,1 2,3

2016 159,1 67,3 27,0 9% 10,1 2,3

2017 173,5 67,6 29,3 8% 10,1 2,3

0,8 0,5 0,5 2,8 2,8 2,7 2,7 7,0 2,4

Disuplai dari Grid Barito 150 kV tahun 2013 Jumlah Kapasitas Cadangan g Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

28,2 8,3 , 5,5 2,8 0,3

2018 189,0 68,0 31,7 8% 10,1 2,3

2019 205,9 68,3 34,4 8% 10,1 2,3

2020 222,3 68,7 37,0 7% 10,1 2,3

Neraca Daya Sistem Sampit URAIAN

UNIT

2011

GWH % MW

      127,6          66,4          21,9 9%       16,08          4,08                ‐

706

Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Manufacture COCKERILL MAK CATERPILLAR NIIGATA DAIHATSU MAK MAK DEUTZ

Size      1,00      1,28      1,20      3,00      3,00      2,80      2,80 ,      1,00

Unit 1 1 1 1 1 1 1 1

MW MW MW MW MW MW MW MW

         1,00        1,28          1,20          3,00          3,00          2,80        2,80 ,          1,00

Pembangkit Sewa Sewa PLTD HSD [Kaltimex] Sewa PLTD HSD [Baru]

       1,1        1,0

12 7

MW MW

           8,8            7,0

Project PLN PLTU Sampit FTP FTP-2 2

         20          2

MW

PLTU

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

       0,12      143,2        66,7        24,5 12%        16,1           4,1

       0,10      157,3        67,0        26,8 9%        16,1           4,1

       0,08      170,0        67,3        28,8 8%        16,1           4,1

       0,10      186,3        67,7        31,4 9%        16,1           4,1

       0,10      204,0        68,0        34,2 9%        16,1           4,1

       0,09      222,9        68,3        37,2 9%        16,1           4,1

       0,09      243,5        68,7        40,5 9%        16,1           4,1

       0,09      266,1        69,0        44,0 9%        16,1           4,1

       0,08      288,0        69,4        47,4 8%        16,1           4,1

      40,0 40 0

Project Swasta

Disuplai dari Grid Barito 150 kV tahun 2012 Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

         27,8            5,8           3,0 30            2,8            0,1

Lam mpiran B18.3 P PROVINSI  KALIMANTTAN TIMU UR

707

Neraca Daya Sistem Petung Pasokan/Kebutuhan

708

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Manufacture Size Skoda 0,49 Mirless 0,94 MWM 0,50 Catterpilar 1,20 MAN 0,50 Deutz 1 20 1,20 Pembangkit Sewa Sewatama Perusda Benuo Taka Kaltimex PLTMG Benuo Taka Project PLN

Unit

Jlh unit 2 1 1 1 4 2

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2019

2020

GWh MW %

54,8 10,2 61 3 61,3

59,2 10,9 61 8 61,8

65,3 12,1 61 8 61,8

72,0 13,3 61 8 61,8

81,0 15,0 61 8 61,8

88,5 16,4 61 8 61,8

96,4 17,8 61 9 61,9

104,8 19,3 61 9 61,9

113,9 21,0 61 9 61,9

123,5 22,8 61 9 61,9

MW MW

15,0 2,6

11,2 2,6

8,0 2,6

8,0 2,6

8,0 2,6

8,0 2,6

8,0 2,6

8,0 2,6

8,0 2,6

8,0 2,6

1,0 0,9 0,5 1,2 2,0 24 2,4

1,0 0,9 0,5 1,2 2,0 24 2,4

1,0 0,9 0,5 1,2 2,0 24 2,4

1,0 0,9 0,5 1,2 2,0 24 2,4

1,0 0,9 0,5 1,2 2,0 24 2,4

1,0 0,9 0,5 1,2 2,0 24 2,4

1,0 0,9 0,5 1,2 2,0 24 2,4

1,0 0,9 0,5 1,2 2,0 24 2,4

1,0 0,9 0,5 1,2 2,0 24 2,4

1,0 0,9 0,5 1,2 2,0 24 2,4

PLTD PLTD PLTD PLTMG

2,0 0,2 1,6 3,2

3,2

MW MW MW MW MW

12,5 2,1 1,2 0,9 0,1

PLTD

Project Swasta Disuplai dari grid Mahakam 150 kV Tahun 2012 Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit

2018

Neraca Daya Sistem Long Ikis Pasokan/Kebutuhan

709

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN Manufacture Size Deutz 0,40 MTU 0,50 KOMATSU 0,72 MAN 0,50 Pembangkit P b kit Sewa S PLTD Sewa

Unit

Unit 3 1 1 2

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2019

2020

GWh MW %

11,4 2,3 56 7 56,7

11,9 2,4 56 6 56,6

12,5 2,5 56 6 56,6

13,1 2,6 56 6 56,6

14,8 3,0 56 7 56,7

16,3 3,3 56 7 56,7

17,9 3,6 56 9 56,9

19,7 3,9 56 9 56,9

21,6 4,3 57 0 57,0

23,6 4,7 57 0 57,0

MW MW

4,4 0,8

3,4 0,8

3,4 0,8

3,4 0,8

3,4 0,8

3,4 0,8

3,4 0,8

3,4 0,8

3,4 0,8

3,4 0,8

1,2 0,5 0,7 1,0

1,2 0,5 0,7 1,0

1,2 0,5 0,7 1,0

1,2 0,5 0,7 1,0

1,2 0,5 0,7 1,0

1,2 0,5 0,7 1,0

1,2 0,5 0,7 1,0

1,2 0,5 0,7 1,0

1,2 0,5 0,7 1,0

1,2 0,5 0,7 1,0

PLTD

PLTD

1,0

Proyek PLN Project Swasta Disuplai dari Grid Mahakam 150 kV Tahun 2012 Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit N-2

2018

MW MW MW MW MW

3,6 1,2 0,7 0,5 0,1

Neraca Daya Sistem Batu Sopang Pasokan/Kebutuhan

710

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN Manufacture Deutz Deutz MAN MAN MTU CUMMINS (Pemda) CUMMINS Pembangkit Sewa

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2019

2020

GWh MW %

9,4 1,9 55,4

9,8 2,0 55,3

10,3 2,1 55,3

10,7 2,2 55,3

12,2 2,5 55,4

13,5 2,8 55,5

14,8 3,0 55,6

16,3 3,3 55,7

17,9 3,7 55,8

19,6 4,0 55,9

MW MW

3,4 0,4

2,4 0,4

2,4 0,4

2,4 0,4

2,4 0,4

2,4 0,4

2,4 0,4

2,4 0,4

2,4 0,4

2,4 0,4

01 0,1 0,3 0,3 0,5 0,3 0,8 0,2

0,1 0 1 0,3 0,3 0,5 0,3 0,8 0,2

01 0,1 0,3 0,3 0,5 0,3 0,8 0,2

01 0,1 0,3 0,3 0,5 0,3 0,8 0,2

01 0,1 0,3 0,3 0,5 0,3 0,8 0,2

0,1 0 1 0,3 0,3 0,5 0,3 0,8 0,2

01 0,1 0,3 0,3 0,5 0,3 0,8 0,2

01 0,1 0,3 0,3 0,5 0,3 0,8 0,2

01 0,1 0,3 0,3 0,5 0,3 0,8 0,2

01 0,1 0,3 0,3 0,5 0,3 0,8 0,2

Size 0 10 0,10 0,26 0,25 0,54 0,28 0,40 0,10

Unit 1 1 1 1 1 2 2

PLTD

0,5

2

PLTD

1,0

Proyek PLN Project Swasta Disuplai dari Grid Mahakam 150 kV Tahun 2012 Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit N-2

2018

MW MW MW MW MW

3,0 0,9 0,5 0,4 0,2

Neraca Daya Sistem Tanah Grogot Pasokan/Kebutuhan

711

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN Manufacture Size MAN (Pemda) 0 50 0,50 MWM 0,27 Deutz 0,26 Mirrless 0,94 Daihatsu 1,25 Cummins 1,00 Pembangkit Sewa Adiquatro Sewa Baru Proyek PLN

Unit

Jlh unit 3 1 2 1 1 1

Project Swasta Tanah Grogot (Terkendala)

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

56,8 9,4 69,1

61,3 10,1 69,6

67,7 11,1 69,6

74,8 12,3 69,6

84,2 13,8 69,6

92,0 15,1 69,6

100,1 16,4 69,7

108,9 17,8 69,6

118,3 19,4 69,6

128,3 21,0 69,6

MW MW

13,5 1,4

5,5 1,4

5,5 1,4

5,5 1,4

5,5 1,4

5,5 1,4

5,5 1,4

5,5 1,4

5,5 1,4

5,5 1,4

1,5 1 5 0,3 0,5 0,9 1,3 1,0

1,5 1 5 0,3 0,5 0,9 1,3 1,0

1,5 1 5 0,3 0,5 0,9 1,3 1,0

1,5 1 5 0,3 0,5 0,9 1,3 1,0

1,5 1 5 0,3 0,5 0,9 1,3 1,0

1,5 1 5 0,3 0,5 0,9 1,3 1,0

1,5 1 5 0,3 0,5 0,9 1,3 1,0

1,5 1 5 0,3 0,5 0,9 1,3 1,0

1,5 1 5 0,3 0,5 0,9 1,3 1,0

1,5 1 5 0,3 0,5 0,9 1,3 1,0

PLTD

PLTD PLTD

4,0 4,0

PLTU

14,0 Disuplai dari Grid Mahakam 150 kV Tahun 2012

Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

12,1 2,3 13 1,3 1,0 0,4

Neraca Daya Sistem Melak Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity

712

Pembangkit PLN dan Pemda Manufacture Size Unit MAN 0,5 5 DEUTZ 0,3 1 DEUTZ 0,6 1 DEUTZ 1,6 2 Pembangkit Sewa A Arena Maju M j B Bersama

2011

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

41,1 73 7,3 64,4

44,4 78 7,8 64,7

60,0 10 6 10,6 64,7

67,8 12 0 12,0 64,6

76,3 13 5 13,5 64,6

83,4 14 7 14,7 64,6

90,9 16 0 16,0 64,7

98,8 17 4 17,4 64,7

107,4 18 9 18,9 64,7

116,4 20 5 20,5 64,7

MW MW

8,9 2,4

8,9 2,4

8,9 2,4

6,4 2,4

6,4 2,4

6,4 2,4

6,4 2,4

6,4 2,4

6,4 2,4

6,4 2,4

2,4 0,3 0,6 3,2

2,4 0,3 0,6 3,2

2,4 0,3 0,6 3,2

2,4 0,3 0,6 3,2

2,4 0,3 0,6 3,2

2,4 0,3 0,6 3,2

2,4 0,3 0,6 3,2

2,4 0,3 0,6 3,2

2,4 0,3 0,6 3,2

2,4 0,3 0,6 3,2

25 2,5

25 2,5

25 2,5

PLTD

PLTD

Project PLN PLTMG/D Peaking PLTU Melak

7,0

2

PLTMG/D PLTU

Project Swasta S Sewa PLTGB

05 0,5

12

PLTGB

60 6,0

MW MW MW MW

12,5 2,2 1,6 0,6 30 3,0

Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi S l /D fi it (N Surplus/Defisit (N-2) 2)

2012

3,0

12,5 2,2 1,6 0,6 25 2,5

7,0

7,0

19,5 8,6 7,0 1,6 03 0,3

24,0 8,6 7,0 1,6 34 3,4

24,0 8,6 7,0 1,6 19 1,9

27,0 10,0 7,0 3,0 22 2,2

3,0

27,0 10,0 7,0 3,0 09 0,9

30,0 10,0 7,0 3,0 25 2,5

3,0

30,0 10,0 7,0 3,0 10 1,0

33,0 10,0 7,0 3,0 24 2,4

Neraca Daya Sistem Kotabangun Pasokan/Kebutuhan

713

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN Manufacture Size Komatsu 0,2 MAN 0,2 Komatsu 0,5 MAN 0,5 MTU 0,5 Pembangkit Sewa Sewa PLTD

Unit

Jlh unit 1 1 1 4 1

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

12,0 2,7 51 7 51,7

16,6 3,6 52 3 52,3

17,9 3,9 52 3 52,3

19,4 4,2 52 3 52,3

21,9 4,8 52 3 52,3

24,1 5,2 52 4 52,4

26,3 5,7 52 5 52,5

28,8 6,2 52 6 52,6

31,4 6,8 52 6 52,6

34,3 7,4 52 7 52,7

MW MW

5,9 0,7

3,4 0,7

3,4 0,7

3,4 0,7

3,4 0,7

3,4 0,7

3,4 0,7

3,4 0,7

3,4 0,7

3,4 0,7

0,2 0,2 0,5 2,0 0,5

0,2 0,2 0,5 2,0 0,5

0,2 0,2 0,5 2,0 0,5

0,2 0,2 0,5 2,0 0,5

0,2 0,2 0,5 2,0 0,5

0,2 0,2 0,5 2,0 0,5

0,2 0,2 0,5 2,0 0,5

0,2 0,2 0,5 2,0 0,5

0,2 0,2 0,5 2,0 0,5

0,2 0,2 0,5 2,0 0,5

3,0 , Dipasok dari Grid Mahakam melalui 20 kV Senoni 7,0 9,7 12,7 12,7 12,7 12,7 12,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 5,4 8,1 7,8 7,2 6,8 6,3

12,7 0,7 0,5 0,2 5,7

12,7 0,7 0,5 0,2 5,2

12,7 0,7 0,5 0,2 4,6

PLTD

PLTD

2,5

Proyek PLN Project Swasta g PLTGB Kotabangun Transfer dari grid Mahakam Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

PLTGB MW MW MW MW MW MW

5,2 0,7 0,5 0,2 1,8

Neraca Daya Sistem Bontang Pasokan/Kebutuhan

714

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN Manufacture Size MAK 2,5 Cummins (Pemda) 0,8 PLTMG Bontang 7,2 Pembangkit Sewa Sewatama Se a PLTG Peaking Sewa

Unit 4 4 2

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

114,8 17,4 75 1 75,1

125,1 20,6 69 5 69,5

160,8 26,4 69 5 69,5

206,6 33,9 69 5 69,5

232,1 38,1 69 5 69,5

253,3 41,6 69 5 69,5

275,5 45,2 69 6 69,6

299,1 49,1 69 6 69,6

324,7 53,3 69 6 69,6

351,6 57,7 69 5 69,5

MW MW

31,9 4,4

27,9 4,4

27,9 4,4

27,9 4,4

27,9 4,4

27,9 4,4

27,9 4,4

27,9 4,4

27,9 4,4

27,9 4,4

PLTD MFO HSD PLTMG

10,2 3,3 14,4

10,2 3,3 14,4

10,2 3,3 14,4

10,2 3,3 14,4

10,2 3,3 14,4

10,2 3,3 14,4

10,2 3,3 14,4

10,2 3,3 14,4

10,2 3,3 14,4

10,2 3,3 14,4

PLTD PLTG

4,0 100

Proyek PLN Project Swasta PLTU Kaltim ((FTP-2))

PLTU

Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit N-2

MW MW MW MW MW

100 100 Dipasok dari Grid Mahakam 150 kV Tahun 2012 27,5 9,7 7,2 2,5 0,3

Neraca Daya Sistem Sangatta Pasokan/Kebutuhan

715

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN Manufacture MAN CAT DEUTZ DEUTZ Pembangkit Sewa Sewatama S Sewa PLTD

Unit

Size 0 50 0,50 1,00 0,70 1,20

Unit 3 2 1 1

Project PLN PLTU Sangatta PLTMG Peaking Project Swasta Sewa PLTGB Transfer dari Bontang Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

2011

2012

2013

18

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

77,2 10,8 81,6

84,2 13,9 69,2

91,7 15,1 69,5

100,9 16,6 69,4

113,5 18,7 69,3

123,9 20,4 69,3

134,9 22,2 69,4

146,5 24,1 69,4

159,2 26,2 69,4

172,5 28,4 69,4

MW MW

9,9 2,0

10,4 2,0

11,4 2,0

5,4 2,0

5,4 2,0

5,4 2,0

5,4 2,0

5,4 2,0

5,4 2,0

5,4 2,0

PLTD MW MW MW MW

1,5 1 5 2,0 0,7 1,2

1,5 1 5 2,0 0,7 1,2

1,5 1 5 2,0 0,7 1,2

1,5 1 5 2,0 0,7 1,2

1,5 1 5 2,0 0,7 1,2

1,5 1 5 2,0 0,7 1,2

1,5 1 5 2,0 0,7 1,2

1,5 1 5 2,0 0,7 1,2

1,5 1 5 2,0 0,7 1,2

1,5 1 5 2,0 0,7 1,2

PLTD

4 4,5

5,0 0

60 6,0

PLTU PLTMG 0,5

2014

MW MW MW MW MW MW MW

14,0

7,0 5,0

5,0

0,0 Disuplai dari GI Bontang melalui 20 kV Tahun 2011 8,0 15,9 2,2 1,2 1,0 2,9

16,4 2,2 1,2 1,0 0,3

17,4 2,2 1,2 1,0 0,1

25,4 8,2 7,0 1,2 0,6

30,4 9,5 7,0 2,5 2,2

30,4 9,5 7,0 2,5 0,5

37,4 9,5 7,0 2,5 5,7

37,4 9,5 7,0 2,5 3,8

37,4 9,5 7,0 2,5 1,7

42,4 9,5 7,0 2,5 4,5

Neraca Daya Sistem Tanjung Redep (Berau) Pasokan/Kebutuhan

716

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN Manufacture Size Mirelees 1,1 Caterpillar 1,2 MWM 0,5 Deutz 1,2 MAN 0,5 Pembangkit Swasta PLTU Lati 7,0 Sewa PLTD Proyek PLN PLTU Tj. Redeb 7 Tj. Redep Ekspansi PLTMG Berau (Peaking) Project Swasta PLTU Berau Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2) (N 2)

Unit

Jlh unit 1 2 2 1 2

2012

2013

2014

2015

GWh MW %

79,3 12,9 70,3

96,0 15,5 70,5

108,1 17,5 70,5

118,3 19,2 70,5

133,0 21,6 70,5

MW MW

20,6 3,0

14,6 3,0

14,6 3,0

14,6 3,0

0,0 3,0

1,0 2,4 1,0 1,2 1,0

1,0 2,4 1,0 1,2 1,0

1,0 2,4 1,0 1,2 1,0

1,0 2,4 1,0 1,2 1,0

8,0 6,0

8,0

8,0

8,0

2016

2017

2018

2019

2020

145,2 23,5 70,4

158,0 25,6 70,5

171,7 27,8 70,5

186,5 30,2 70,5

202,0 32,7 70,5

1,0 2,4 1,0 1,2 1,0

1,0 2,4 1,0 1,2 1,0

1,0 2,4 1,0 1,2 1,0

1,0 2,4 1,0 1,2 1,0

1,0 2,4 1,0 1,2 1,0

1,0 2,4 1,0 1,2 1,0

8,0

8,0

8,0

8,0

8,0

8,0

PLTD

2

2

2011

PLTU PLTU PLTMG

14,0 14,0 10,0

PLTU MW MW MW MW MW

5,0

5,0 , 20,6 5,2 4,0 1,2 25 2,5

28,6 5,2 4,0 1,2 79 7,9

33,6 12,0 7,0 5,0 41 4,1

33,6 12,0 7,0 5,0 24 2,4

Interkoneksi 150 KV dengan Sistem Tanjung Selor 33,0 43,0 43,0 43,0 48,0 48,0 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0

5,0 -0 0,6 6

5,0 75 7,5

5,0 54 5,4

5,0 32 3,2

5,0 58 5,8

5,0 33 3,3

Neraca Daya Sistem Tanjung Selor Pasokan/Kebutuhan

Unit

717

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN Manufacture Size Jlh unit Kubota 0 30 0,30 2 Mirrlees 0,94 1 Daihatsu 1,25 2 MWM 0,80 2 MAN 0,60 1 Pembangkit g Sewa Sewatama Sewa PLTD Proyek PLN PLTU Tjg Selor Tjg Selor (Peaking)

7

2

GWh MW % MW MW

2011 36,8 6,3 66,3

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

44,6 7,6 66,6

50,0 8,6 66,6

54,4 9,4 66,4

61,3 10,5 66,4

67,0 11,5 66,4

73,0 12,5 66,5

79,4 13,6 66,5

86,4 14,8 66,5

93,7 16,1 66,5

10,7 2,3

6,2 2,3

6,2 2,3

6,2 2,3

6,2 2,3

6,2 2,3

6,2 2,3

6,2 2,3

6,2 2,3

6,2 2,3

0,6 0 6 0,9 2,5 1,6 0,6

0,6 0 6 0,9 2,5 1,6 0,6

06 0,6 0,9 2,5 1,6 0,6

0,6 0 6 0,9 2,5 1,6 0,6

06 0,6 0,9 2,5 1,6 0,6

06 0,6 0,9 2,5 1,6 0,6

06 0,6 0,9 2,5 1,6 0,6

06 0,6 0,9 2,5 1,6 0,6

06 0,6 0,9 2,5 1,6 0,6

06 0,6 0,9 2,5 1,6 0,6

PLTD

2,0 2,5

PLTU PLTMG

14,0 50 5,0

Project Swasta Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

10,7 2,2 13 1,3 0,9 2,2

20,2 8,3 70 7,0 1,3 4,3

20,2 8,3 70 7,0 1,3 3,4

20,2 8,3 70 7,0 1,3 2,6

Interkoneksi 150 KV dengan Sistem Berau 20,2 20,2 25,2 25,2 25,2 8,3 8,3 8,3 8,3 8,3 70 7,0 70 7,0 70 7,0 70 7,0 70 7,0 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,4 0,5 4,4 3,3 2,1

25,2 8,3 70 7,0 1,3 0,9

Neraca Daya Sistem Interkoneksi Tanjung Redep ‐ Tanjung Selor Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan P d k iE Produksi Energii Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN

GWh MW %

sie Sistem Berau *) Sistem Tjg Selor

718

Pembangkit Swasta PLTU Lati 70 7,0 Sewa PLTD Proyek PLN PLTU Tj. Redeb 7 Tj. Redep Ekspansi PLTMG Berau (Peaking) PLTU Tjg Selor Project Swasta PLTU Berau Kapasitas Tjg Redep + Tjg Selor Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

Unit 5 5

79 3 79,3 12,9 70,3

2012 96 0 96,0 15,5 70,5

2013

2014

108,1 108 1 17,5 70,5

118,3 118 3 19,2 70,5

2015

2016

2017

2018

2019

2020

194,3 32,1 69,1

212,3 35,1 69,1

231,1 38,1 69,2

251,1 41,4 69,2

272,9 45,0 69,2

295,7 48,8 69,2

MW MW

16,4 3,0

11,4 3,0

11,4 3,0

13,4 3,0

20,8 5,3

20,8 5,3

20,8 5,3

20,8 5,3

20,8 5,3

20,8 5,3

PLTD MW MW

1,0 2,4

1,0 2,4

1,0 2,4

1,0 2,4

0,0 6,2

0,0 6,2

0,0 6,2

0,0 6,2

0,0 6,2

0,0 6,2

80 8,0 5,0

80 8,0

80 8,0

8,0 8 0 2,0

80 8,0

80 8,0

80 8,0

80 8,0

80 8,0

80 8,0

2

2

2011

PLTU PLTU PLTMG PLTU

14,0 14,0 10,0

PLTU MW MW MW MW MW

5,0

14,0 5,0 16,4 7,0 7,0 0,0 -3,5

39,4 7,0 7,0 0,0 16,9

44,4 7,0 7,0 0,0 19,9

46,4 7,0 7,0 0,0 20,2

*) Th 2016 dst, PLTD Berau tidak dioperasikan (sebagai unit cadangan)

Interkoneksi 150 KV Sistem Berau - Tanjung Selor 53,2 63,2 63,2 63,2 68,2 68,2 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0

5,0 9,1

5,0 16,2

5,0 13,1

5,0 9,8

5,0 11,2

5,0 7,4

Neraca Daya Sistem Nunukan - Sebatik Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor P Pasokan k Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN Manufacture Size SWD 0,34 Daihatsu 1,25 MAN 0,50

719

Pembangkit Sewa Arena Maju Bersama Sewa PLTD SEWA PLTMG Project PLN PLTMG Nunukan PLTMG Ekspansi Project Swasta PLTU Nunukan

4 5

Jumlah Kapasitas Jumlah Kapasitas + Sebatik Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

Unit 1 1 7

4

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

36,5 9,3 44,9

38,9 12,7 35,1

63,6 17,2 42,2

76,2 19,4 44,9

85,9 21,1 46,6

94,0 22,5 47,7

102,6 24,0 48,9

111,7 25,6 49,9

121,6 27,3 50,9

132,1 30,1 50,0

MW MW

27,6 2,3

23,6 2,3

23,6 2,3

21,1 2,3

21,1 2,3

15,1 2,3

15,1 2,3

15,1 2,3

15,1 2,3

15,1 2,3

0,3 1,3 3,5

0,3 1,3 3,5

0,3 1,3 3,5

0,3 1,3 3,5

0,3 1,3 3,5

0,3 1,3 3,5

0,3 1,3 3,5

0,3 1,3 3,5

0,3 1,3 3,5

0,3 1,3 3,5

4,0 2,5 16,0

2,5 16,0

2,5 16,0

16,0

16,0

10,0

10,0

10,0

10,0

10,0

38,8 41,2 10,0 7,0 3,0 3,8

38,8 41,2 10,0 7,0 3,0 1,0

PLTD

MW MW MW 2 PLTMG PLTMG

6,0 6,0

PLTU MW MW MW MW MW MW

25,3 25,3 6,5 4,0 2,5 9,5

14,0 Interkoneksi 20 KV dengan Sistem Sebatik 21,3 21,3 32,8 32,8 32,8 23,7 23,7 35,2 35,2 35,2 6,5 6,5 10,0 10,0 10,0 4,0 4,0 7,0 7,0 7,0 2,5 2,5 3,0 3,0 3,0 4,5 0,0 5,8 4,1 2,7

32,8 35,2 10,0 7,0 3,0 1,2

38,8 41,2 10,0 7,0 3,0 5,6

Neraca Daya Sistem Sebatik Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity

720

Pembangkit PLN / Pemda Manufacture Size CUMMINS 0,20 MAN 0,25 Deutz 0,50 MAN 0 50 0,50 Proyek PLN PLTS 340 kWp

Unit 1 1 3 2

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

9,2 1,6 65,6

9,6 1,8 61,1

10,0 2,0 56,3

10,5 2,1 56,3

11,9 2,4 56,4

13,2 2,7 56,5

14,5 2,9 56,6

15,9 3,2 56,7

17,5 3,5 56,7

19,2 3,9 56,8

MW MW

3,0 0,9

3,0 0,9

3,0 0,9

3,0 0,9

3,0 0,9

3,0 0,9

3,0 0,9

3,0 0,9

3,0 0,9

3,0 0,9

0,2 0,3 1,5 10 1,0

0,2 0,3 1,5 10 1,0

0,2 0,3 1,5 10 1,0

0,2 0,3 1,5 10 1,0

0,2 0,3 1,5 10 1,0

0,2 0,3 1,5 10 1,0

0,2 0,3 1,5 10 1,0

0,2 0,3 1,5 10 1,0

0,2 0,3 1,5 10 1,0

0,2 0,3 1,5 10 1,0

Interkoneksi 20 KV dengan Sistem Nunukan 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4

2,4

2,4

PLTD

PLTS

0,3

j Swasta Project Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

2,4 0,8 0,5 0,3 0,0

Neraca Daya Sistem Malinau Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity

721

Pembangkit PLN / Pemda Manufacture Size MWM 0,60 MAN 0,53 Komatsu 0,72 CUMMINS 1,00 Pembangkit Sewa Sewa Proyek PLN PLTU Malinau Malinau Ekspansi Project Swasta Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

3

Unit 2 5 2 2

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

25,4 4,0 72 5 72,5

30,7 5,4 65 2 65,2

34,5 6,0 65 2 65,2

37,6 6,6 65 1 65,1

42,3 7,4 65 1 65,1

46,4 8,1 65 1 65,1

50,6 8,9 65 2 65,2

55,1 9,6 65 2 65,2

60,0 10,5 65 2 65,2

65,1 11,4 65 1 65,1

MW MW

7,3 2,1

7,3 2,1

7,3 2,1

7,3 2,1

7,3 2,1

7,3 2,1

7,3 2,1

7,3 2,1

7,3 2,1

7,3 2,1

1,2 2,6 1,4 2,0

1,2 2,6 1,4 2,0

1,2 2,6 1,4 2,0

1,2 2,6 1,4 2,0

1,2 2,6 1,4 2,0

1,2 2,6 1,4 2,0

1,2 2,6 1,4 2,0

1,2 2,6 1,4 2,0

1,2 2,6 1,4 2,0

1,2 2,6 1,4 2,0

17,2 4,0 3,0 1,0 2,6

17,2 4,0 3,0 1,0 1,7

PLTD

PLTD 2

1,0

PLTU PLTU

MW MW MW MW MW

6,0 3,0

6,2 1,7 1,0 0,7 0,4

11,2 4,0 3,0 1,0 1,8

11,2 4,0 3,0 1,0 1,1

11,2 4,0 3,0 1,0 0,6

14,2 4,0 3,0 1,0 2,7

3,0

14,2 4,0 3,0 1,0 2,0

14,2 4,0 3,0 1,0 1,3

17,2 4,0 3,0 1,0 3,5

Neraca Daya Sistem Tana Tidung Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Pembangkit PLN / Pemda Manufacture Size Unit DEUTZ 0,10 1 DEUTZ 0,24 1

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

3,0 0,6 54 4 54,4

5,4 1,6 37 7 37,7

7,0 2,5 32 4 32,4

9,3 3,0 35 9 35,9

12,2 3,6 39 0 39,0

13,5 3,8 40 3 40,3

15,0 4,1 41 5 41,5

16,6 4,4 42 6 42,6

18,4 4,8 43 7 43,7

20,3 5,7 40 7 40,7

MW MW

2,3 0,0

2,8 0,0

0,3 0,0

0,3 0,0

0,3 0,0

0,3 0,0

0,3 0,0

0,3 0,0

0,3 0,0

0,3 0,0

0,1 0,2

0,1 0,2

0,1 0,2

0,1 0,2

0,1 0,2

0,1 0,2

0,1 0,2

0,1 0,2

0,1 0,2

0,1 0,2

PLTD

722

Pembangkit Sewa Sewa PLTD

PLTD

Proyek PLN Tana Tidung (Peaking)

PLTD

Proyek IPP PLTGB G Tana Tidung Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan O Operasi i Surplus/Defisit (N-2)

2,0

2,5

1,0

PLTGB G MW MW MW MW MW

4,0 2,3 0,7 0,5 02 0,2 0,9

2,8 0,9 0,5 04 0,4 0,3

4,3 1,4 1,0 04 0,4 0,4

1,0

2,0 4,3 1,4 1,0 04 0,4 0,0

6,3 1,4 1,0 04 0,4 1,4

7,3 1,4 1,0 04 0,4 2,1

7,3 1,4 1,0 04 0,4 1,8

7,3 1,4 1,0 04 0,4 1,5

8,3 1,4 1,0 04 0,4 2,1

8,3 1,4 1,0 04 0,4 1,2

Lam mpiran B B18.4 PROVINSI SULAW WESI UTARA A

723

Neraca Daya Sistem Molibagu Pasokan/Kebutuhan

Unit

724

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN DAF / DKT 1160 A DAF / DKT 1160 A Komatsu SAA 6D 125-2 Caterpillar 3412 Deutz TBD 616 V12 MAN D 2842 LE 201 MTU 18 V 2000 G62

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

Project Swasta Milangodaa

3,0

7,4 2,1 39,9

8,0 2,3 40,1

8,8 2,5 40,3

9,6 2,7 40,6

10,5 2,9 40,8

11,4 3,2 41,0

12,5 3,5 41,2

13,7 3,8 41,4

14,9 4,1 41,6

16,4 4,5 41,8

MW MW

2,7 1,2

2,7 1,2

2,7 1,2

2,7 1,2

2,7 1,2

2,7 1,2

2,7 1,2

2,7 1,2

2,7 1,2

2,7 1,2

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD

0,1 01 0,1 0,3 0,5 0,5 0,5 0,7

0,1 0,1 0 1 0,3 0,5 0,5 0,5 0,7

0,1 0,1 0 1 0,3 0,5 0,5 0,5 0,7

0,1 01 0,1 0,3 0,5 0,5 0,5 0,7

0,1 0,1 0 1 0,3 0,5 0,5 0,5 0,7

0,1 0,1 0 1 0,3 0,5 0,5 0,5 0,7

0,1 0,1 0 1 0,3 0,5 0,5 0,5 0,7

0,1 0,1 0 1 0,3 0,5 0,5 0,5 0,7

0,1 0,1 0 1 0,3 0,5 0,5 0,5 0,7

0,1 0,1 0 1 0,3 0,5 0,5 0,5 0,7

MW Interkoneksi 20 kV sistem Minahasa PLTM 0,0 0,0 0,5

PLTM

0,0

0,0

0,7 Interkoneksi 150 kV dengan sistem Minahasa

Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan O Operasi i Surplus/Defisit (N-2)

2020

GWh MW %

Pembangkit Sewa Project PLN Transfer dar sistem Minahasa Duminanga

2019

MW MW MW MW %

5,7 1,2 0,7 05 0,5 1,2

5,7 1,2 0,7 05 0,5 1,0

6,4 1,2 0,7 05 0,5 1,5

Neraca Daya Sistem Tahuna Pasokan/Kebutuhan

725

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN PLTD Tahuna PLTD P Petta tt PLTD Lesabe PLTD Tamako PLTM Ulung Peliang PLTB Malamenggu Sewa PLTD

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

29,1 5,7 58,1

31,9 6,2 58,6

34,9 6,7 59,1

38,3 7,3 59,6

41,9 8,0 60,0

46,0 8,7 60,5

50,4 9,4 61,0

55,3 10,3 61,5

60,7 11,2 62,0

66,8 12,2 62,4

MW MW

11,3 4,7

11,3 4,7

9,3 4,7

9,3 4,7

9,3 4,7

9,3 4,7

9,3 4,7

9,3 4,7

9,3 4,7

9,3 4,7

MW MW MW MW MW MW MW

6,0 0,0 0 0 1,0 1,3 1,0 0,1 2,0

6,0 0,0 0 0 1,0 1,3 1,0 0,1 2,0

6,0 0,0 0 0 1,0 1,3 1,0 0,1 0,0

6,0 0,0 0 0 1,0 1,3 1,0 0,1 0,0

6,0 0,0 0 0 1,0 1,3 1,0 0,1 0,0

6,0 0,0 0 0 1,0 1,3 1,0 0,1 0,0

6,0 0,0 0 0 1,0 1,3 1,0 0,1 0,0

6,0 0,0 0 0 1,0 1,3 1,0 0,1 0,0

6,0 0,0 0 0 1,0 1,3 1,0 0,1 0,0

6,0 0,0 0 0 1,0 1,3 1,0 0,1 0,0

24,0 1,7 1,0 07 0,7 7,4

24,0 1,7 1,0 07 0,7 6,5

24,0 1,7 1,0 07 0,7 5,4

Pembangkit Sewa Project PLN PLTGB Tahuna PLTGB Tahuna Ekspansi Relokasi/Sewa PLTD Lelipang / Belengan Project Swasta Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan O Operasi i Surplus/Defisit (N-2)

PLTGB PLTGB PLTD PLTM

MW MW MW MW MW

8,0 3,0 2,5 1,2

13,8 1,7 1,0 07 0,7 1,7

13,8 1,7 1,0 07 0,7 1,2

19,8 1,7 1,0 07 0,7 6,7

21,0 1,7 1,0 07 0,7 7,3

21,0 1,7 1,0 07 0,7 6,7

21,0 1,7 1,0 07 0,7 6,0

24,0 1,7 1,0 07 0,7 8,2

Neraca Daya Sistem Talaud Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN PLTD B Beo PLTD Melonguane PLTD Essang

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

726

GWh MW %

9,9 , 2,3 49,9

10,8 2,5 , 50,3

11,9 2,7 , 50,7

13,0 2,9 , 51,1

14,2 3,2 , 51,5

15,6 3,4 , 51,9

17,1 3,7 , 52,3

18,7 4,1 , 52,7

20,5 4,4 , 53,1

22,5 4,8 , 53,5

MW MW

3,6 1,9

3,6 1,7

3,6 1,7

3,6 1,7

3,6 1,7

3,6 1,7

3,6 1,7

3,6 1,7

3,6 1,7

3,6 1,7

MW MW MW

1,5 2,1 0,1

1,5 2,1 0,1

1,5 2,1 0,1

1,5 2,1 0,1

1,5 2,1 0,1

1,5 2,1 0,1

1,5 2,1 0,1

1,5 2,1 0,1

1,5 2,1 0,1

1,5 2,1 0,1

3,0

3,0

8,6 1,2 0,7 0,5 3,1

11,6 4,0 3,0 1,0 3,0

11,6 4,0 3,0 1,0 2,8

11,6 4,0 3,0 1,0 2,5

11,6 4,0 3,0 1,0 2,2

11,6 4,0 3,0 1,0 1,9

11,6 4,0 3,0 1,0 1,5

11,6 4,0 3,0 1,0 1,1

Pembangkit Sewa PLTD Sewa

PLTD

Project PLN Relokasi PLTU Talaud

PLTD PLTU

2,0

MW MW MW MW MW

5,6 1,2 0,7 0,5 0,3

Project Swasta Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

5,6 1,2 0,7 0,5 0,3

Neraca Daya Sistem Ondong P Pasokan/Kebutuhan k /K b t h

727

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Deutz BA 6M-816 Deutz BA 6M-816 Deutz MWM TBD232 Deutz BA 12M-816 Deutz MWM TBD 616 Daihatsu 6PSTc-22 Komatsu SAA 6D125 DAF/Dinaf 1160 Caterpillar D 3306 Deutz BF8M-716 Komatsu SAA 12V140 MTU 18 V 2000 G 63

U it Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

11,0 2,4 53,3

12,1 2,6 53,8

13,2 2,8 54,2

14,5 3,0 54,7

15,9 3,3 55,1

17,4 3,6 55,6

19,1 3,9 56,0

20,9 4,2 56,5

22,9 4,6 56,9

25,2 5,0 57,4

MW MW

4,8 2,0

4,8 1,8

4,8 1,8

4,8 1,8

4,8 1,8

4,8 1,8

4,8 1,8

4,8 1,8

4,8 1,8

4,8 1,8

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD

0,3 0,3 , 0,2 0,6 0,5 0,3 0,3 0,1 0,2 0,7 0,7 0,7

0,3 0,3 0,2 , 0,6 0,5 0,3 0,3 0,1 0,2 0,7 0,7 0,7

0,3 0,3 0,2 , 0,6 0,5 0,3 0,3 0,1 0,2 0,7 0,7 0,7

0,3 0,3 0,2 , 0,6 0,5 0,3 0,3 0,1 0,2 0,7 0,7 0,7

0,3 0,3 0,2 , 0,6 0,5 0,3 0,3 0,1 0,2 0,7 0,7 0,7

0,3 0,3 0,2 , 0,6 0,5 0,3 0,3 0,1 0,2 0,7 0,7 0,7

0,3 0,3 0,2 , 0,6 0,5 0,3 0,3 0,1 0,2 0,7 0,7 0,7

0,3 0,3 0,2 , 0,6 0,5 0,3 0,3 0,1 0,2 0,7 0,7 0,7

0,3 0,3 0,2 , 0,6 0,5 0,3 0,3 0,1 0,2 0,7 0,7 0,7

0,3 0,3 0,2 , 0,6 0,5 0,3 0,3 0,1 0,2 0,7 0,7 0,7

PLTS PLTD

1,5

MW MW MW MW MW

6,3 6 3 1,3 0,7 0,6 0,6

8,3 8 3 1,3 0,7 0,6 0,6

8,3 8 3 1,3 0,7 0,6 0,1

Pembangkit Sewa PLTD Sewa Project PLN PLTS PLTD Relokasi

1,0

1,0

Project Swasta Jumlah Kapasitas Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

6,3 6 3 1,3 0,7 0,6 0,6

6,3 6 3 1,3 0,7 0,6 0,4

6,3 6 3 1,3 0,7 0,6 0,1

7,3 7 3 1,3 0,7 0,6 0,9

7,3 7 3 1,3 0,7 0,6 0,6

7,3 7 3 1,3 0,7 0,6 0,3

8,3 8 3 1,3 0,7 0,6 0,9

Lam mpiran B B18.5 PROVINSSI SULAWEESI TENGA AH

728

Neraca Daya Sistem Palu – Parigi – Poso Pasokan/Kebutuhan

729

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN PLTD Silae PLTD Parigi PLTD Poso PLTD Tentena Pembangkit IPP & Sewa PLTU Tawaeli Sewa PLTD Silae Sewa PLTD Talise Sewa PLTD MFO (Rencana) Project PLN Palu (Peaker) Palu (Batch 3) Poso 2 Project Swasta Tawaeli (Ekpansi) Poso (Transfer ke Palu) Bora (FTP 2) Masaingi (FTP 2) Borapulu Jumlah Kapasitas Terpasang Reserve Margin (Daya Mampu)

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

406,0 75,7 61,2

463,1 84,3 62,7

513,5 93,7 62,6

568,9 103,9 62,5

629,7 115,2 62,4

699,9 128,2 62,3

777,2 142,4 62,3

862,3 158,1 62,3

956,8 175,4 62,3

1047,9 192,1 62,3

MW MW

116,5 30,3

132,2 30,3

108,7 26,0

65,0 14,9

45,0 14,9

45,0 14,9

45,0 14,9

25,0 5,5

25,0 5,5

25,0 5,5

MW MW MW MW

43,7 7,8 10,2 5,5

43,7 7,8 10,2 5,5

43,7 -

20,0 -

20,0 -

20,0 -

20,0 -

0,0 -

0,0 -

0,0 -

MW MW MW MW

25,0 10,0 , 10,0 20,0

25,0 10,0 10,0 , 20,0

25,0 10,0 10,0 , 20,0

25,0 20,0

25,0 -

25,0 -

25,0 -

25,0 -

25,0 -

25,0 -

65,0

65,0

(30,0) 5,0 20,0

(65,0)

PLTG PLTU PLTA

25,0 30,0

PLTU PLTA PLTP PLTP PLTP MW %

65,0

116,5 14,0

197,2 98,1

30,0 30,0

20 0 20,0

20 0 20,0

Interkoneksi sistem Palu dengan Poso & Tentena 173,7 190,0 200,0 200,0 225,0 265,0 285,0 57,7 68,5 60,7 44,4 47,5 64,1 59,3

305,0 55,9 729

Neraca Daya Sistem Poso

730

P Pasokan/Kebutuhan k /K b t h

U it Unit

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor

GWh MW %

36.0 7.3 56.4

40.0 8.1 56.6

44.5 8.9 56.8

49.3 9.9 57.0

54.7 10.9 57.2

60.8 12.1 57.4

67.5 13.4 57.6

74.9 14.8 57.7

83.1 16.4 57.9

90.9 17.9 58.1

Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity

MW MW

10.2 1.2

2.7 0.4

2.7 0.4

2.7 0.4

2.7 0.4

2.7 0.4

2.7 0.4

2.7 0.4

2.7 0.4

2.7 0.4

Pembangkit PLN PLTD Poso PLTM Bambalo 1 PLTD Malino

MW MW MW

45 4.5 2.6 0.1

2.6 0.1

2.6 0.1

2.6 0.1

2.6 0.1

2.6 0.1

2.6 0.1

2.6 0.1

2.6 0.1

2.6 0.1

Pembangkit Sewa Sewa PLTD (Poso)

MW

3.0

65.0

65.0

-30 0 -30.0

-65 0 -65.0

Project PLN Bambalo 3 Poso 2

PLTM PLTA

Project Swasta Poso (Transfer ke Palu-Poso)

PLTA

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2.3

65 0 65.0

30 0 30.0

Interkoneksi ke sistem 150 kV Palu-Parigi Jumlah KapasitasTerpasang Cadangan P Pemeliharaan lih Operasi Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

10.2 1.8 10 1.0 0.8 0.0

730

N Neraca Daya Sistem Tentena D Si t T t Pasokan/Kebutuhan

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN

731

PLTD Tentena PLTD Pendolo PLTD Tomata PLTD Taripa PLTM Sawidago 2

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

8,1 3,2 3 2 28,4

8,9 36 3,6 28,4

9,8 39 3,9 28,5

10,7 43 4,3 28,6

11,8 47 4,7 28,6

13,0 52 5,2 28,7

14,3 57 5,7 28,7

15,7 62 6,2 28,8

17,3 68 6,8 28,9

18,7 74 7,4 28,9

MW MW

5,6 0,9

5,6 0,9

0,9 -

0,9 -

0,9 -

0,9 -

0,9 -

0,9 -

0,9 -

0,9 -

MW MW MW MW MW

1,7 1 7 0,7 1,1 0,2 0,9

1,7 1 7 0,7 1,1 0,2 0,9

0,9

0,9

0,9

0,9

0,9

0,9

0,9

0,9

MW

10 1,0

10 1,0

Project PLN On Going Project Rencana Project

Project Swasta

Interkoneksi 150 KV Sistem Sulteng (Palu-Parig-Poso)

On Going Project Rencana Project

Jumlah KapasitasTerpasang Cadangan Pemeliharaan O Operasi i Surplus/Defisit (N-2)

2020

GWh MW %

Pembangkit Sewa S Sewa Genset G t (Tentena) (T t )

2019

MW MW MW MW MW

5,6 1,0 0,5 05 0,5 0,4

5,6 1,0 0,5 05 0,5 0,1

Neraca Daya Sistem Tolitoli Pasokan/Kebutuhan

732

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN PLTD Toli-Toli PLTM Kolondom Pembangkit Sewa Sewa PLTD

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

32,9 , 8,3 45,2

36,1 9,1 , 45,4

39,6 9,9 , 45,7

43,4 10,8 , 45,9

47,4 11,8 , 46,1

52,1 12,8 , 46,3

57,1 14,0 , 46,5

62,5 15,3 , 46,7

68,5 16,6 , 47,0

74,0 17,9 , 47,2

MW MW

11,8 1,4

11,8 1,4

11,8 1,4

1,6 0,2

1,6 0,2

1,6 0,2

1,6 0,2

1,6 0,2

1,6 0,2

1,6 0,2

MW MW

8,2 1,6

8,2 1,6

8,2 1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

MW

2,0

2,0

2,0

Project PLN Relokasi PLTD Toli-Toli

PLTD PLTU

Project Swasta B b Batubota

PLTM

2,0 45,0

2,5 Interkoneksi 150 kV sistem Minahasa

Jumlah KapasitasTerpasang Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2))

MW MW MW MW MW

11,8 1,5 1,0 0,5 0,5

13,8 1,5 1,0 0,5 1,8

13,8 1,5 1,0 0,5 0,9 732

Neraca Daya Sistem Leok Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN PLTD Leok 733

Pembangkit Sewa PLTD Pemda Buol Project PLN Relokasi PLTD

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

10,9 3,3 37,7

12,3 3,7 37,9

13,8 4,1 38,1

15,5 4,6 38,4

17,4 5,2 38,6

19,6 5,8 38,9

22,0 6,4 39,1

24,8 7,2 39,3

27,8 8,0 39,6

30,8 8,8 39,8

MW MW

6,2 2,4

6,2 2,4

6,2 2,4

6,2 2,4

6,2 2,4

6,2 2,4

6,2 2,4

6,2 2,4

6,2 2,4

6,2 2,4

MW

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

4,2

4,2

4,2

4,2

4,2

4,2

4,2

4,2

MW

4,2

PLTD

2,0

4,2

Project Swasta

Interkoneksi 150 kV sistem Tolitoli Jumlah KapasitasTerpasang Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

8,2 1,5 1,0 0,5 1,0

8,2 1,5 1,0 0,5 0,6

8,2 1,5 1,0 0,5 0,2 733

Neraca Daya Sistem Moutong – Kotaraya – Palasa Pasokan/Kebutuhan

734

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak L dF Load Factor t Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN PLTD Moutong PLTD Palasa PLTD Kota Raya PLTM Tomini Pembangkit Sewa Sewa Genset

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

20,1 5,5 41 8 41,8

22,5 6,1 42 0 42,0

25,2 6,8 42 2 42,2

28,1 7,6 42 4 42,4

31,3 8,4 42 6 42,6

35,0 9,3 42 8 42,8

39,1 10,4 42 9 42,9

43,6 11,5 43 1 43,1

48,6 12,8 43 3 43,3

53,4 14,0 43 5 43,5

MW MW

10,1 1,7

10,1 1,7

10,1 1,7

8,1 1,7

8,1 1,7

8,1 1,7

8,1 1,7

8,1 1,7

8,1 1,7

8,1 1,7

MW MW MW MW

2,7 2 7 2,9 0,5 2,0

2,7 2 7 2,9 0,5 2,0

2,7 2 7 2,9 0,5 2,0

2,7 2 7 2,9 0,5 2,0

2,7 2 7 2,9 0,5 2,0

2,7 2 7 2,9 0,5 2,0

2,7 2 7 2,9 0,5 2,0

2,7 2 7 2,9 0,5 2,0

2,7 2 7 2,9 0,5 2,0

2,7 2 7 2,9 0,5 2,0

MW

2,0

2,0

2,0

Project PLN Project Swasta Kotaraya

PLTM

0,8 I Interkoneksi k k i 150 1 0 kV d dengan grid id Gorontalo G l & Tolitoli T li li

Jumlah KapasitasTerpasang Cadangan Pemeliharaan Operasi S l /D fi it (N Surplus/Defisit (N-2) 2)

MW MW MW MW MW

10,1 1,5 1,0 0,5 14 1,4

10,1 1,5 1,0 0,5 08 0,8

10,9 1,5 1,0 0,5 08 0,8

Neraca Daya Sistem Bangkir Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN PLTD Bangkir

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

2,9 , 1,7 19,3

3,3 1,9 , 19,4

3,6 2,1 , 19,4

4,0 2,3 , 19,5

4,5 2,6 , 19,6

5,0 2,9 , 19,7

5,5 3,2 , 19,8

6,1 3,5 , 19,9

6,8 3,9 , 20,0

7,4 4,2 , 20,1

MW MW

2,0 0,2

2,0 0,2

2,0 0,2

2,0 0,2

2,0 0,2

2,0 0,2

2,0 0,2

2,0 0,2

2,0 0,2

2,0 0,2

PLTD

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

Pembangkit Sewa 735

Project j PLN Relokasi PLTD Project Swasta Pekasalo

PLTD

2,0

PLTM

1,2 Intekoneksi dengan grid Tolitoli

Jumlah KapasitasTerpasang Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

4,0 1,4 0,7 0,7 0,7

4,0 1,4 0,7 0,7 0,5

5,2 1,4 0,7 0,7 1,5

Neraca Daya Sistem Ampana P Pasokan/Kebutuhan k /K b t h Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN p PLTD Ampana PLTD Mantangisi Pembangkit Sewa 736

Project PLN On Going Project Sansarino Rencana Project PLTU Ampana PLTD Relokasi

U it Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

15,6 3,0 58,5

17,3 3,4 58,7

19,1 3,7 59,0

21,2 4,1 59,2

23,4 4,5 59,5

25,9 5,0 59,7

28,7 5,5 60,0

31,8 6,0 60,2

35,2 6,6 60,5

38,4 7,2 60,7

MW MW

5,0 1,5

5,0 2,3

5,0 2,3

5,0 2,3

5,0 2,3

5,0 2,3

5,0 -

5,0 -

5,0 -

5,0 -

PLTD PLTD

, 2,2 2,8

2,2 , 2,8

2,2 , 2,8

2,2 , 2,8

2,2 , 2,8

2,2 , 2,8

2,2 , 2,8

2,2 , 2,8

2,2 , 2,8

2,2 , 2,8

PLTM

0,8 3,0

3,0

PLTU PLTD

1,0

2,0

Project Swasta Interkoneksi 150 kV sistem Sulteng Jumlah KapasitasTerpasang Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

6,8 1,8 1,0 0,8 0,5

8,8 1,8 1,0 0,8 1,4

11,8 4,0 3,0 1,0 1,8

14,8 4,0 3,0 1,0 4,4

14,8 4,0 3,0 1,0 4,0

14,8 4,0 3,0 1,0 3,5

0,0 0,0

0,0 0,0

0,0 0,0

0,0 0,0

Neraca Daya Sistem Luwuk‐Bunta

737

Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN PLTD Luwuk PLTM Hanga-Hanga I PLTD Moilong PLTD Bunta Pembangkit IPP PLTM Kalumpang PLTM Hanga-Hanga II Pembangkit Sewa Sewa PLTD

Unit

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

74,3 15,7 54,2

82,5 19,0 49,4

92,0 21,0 50,1

101,8 23,1 50,3

124,9 25,4 56,1

138,1 28,0 56,2

152,5 30,9 56,3

168,0 34,0 56,4

185,1 37,4 56,4

201,1 40,7 56,5

MW MW

24,6 4,3

22,5 2,3

6,5 1,2

6,5 1,2

6,5 1,2

6,5 1,2

6,5 1,2

6,5 1,2

6,5 1,2

6,5 1,2

MW MW MW MW

6,9 1,6 3,0

6,9 1,6 3,0

1,6 -

1,6 -

1,6 -

1,6 -

1,6 -

1,6 -

1,6 -

1,6 -

MW MW

1,3 2,5

1,3 2,5

1,3 2,5

1,3 2,5

1,3 2,5

1,3 2,5

1,3 2,5

1,3 2,5

1,3 2,5

1,3 2,5

MW

5,0

5,0

10,0

10,0

58,7 15,0 10,0 5,0 11,6

58,7 15,0 10,0 5,0 8,5

58,7 15,0 10,0 5,0 5,1

58,7 15,0 10,0 5,0 1,9

Project PLN Luwuk PLTMG

PLTMG

Project Swasta Hek (on going) Luwuk (FTP2) Biak I Biak II Biak III Lambangan Bunta

PLTM PLTU PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM

Jumlah KapasitasTerpasang Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

2011

MW MW MW MW MW

20,0 2,5 1,5 1,3 12 1,2

27,1 2,3 1,3 1,0 4,8

3,2 2,5 Interkoneksi 20 kV Sistem Bunta (2012) 25,0 33,0 38,7 48,7 2,3 6,3 6,5 15,0 1,3 5,0 5,0 10,0 1,0 1,3 1,5 5,0 1,4 4,6 7,9 7,1

58,7 15,0 10,0 5,0 14,5

Neraca Daya Sistem Kolonedale - Bungku Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

102.6 19.7 38.8

112.9 21.6 38.9

Kebutuhan

738

Produksi Energi Beban Puncak Load Factor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN PLTD Kolonedale PLTD Tompira Pembangkit Sewa Sewa PLTD Tompira Sewa PLTD Kolonedale IPP PLTD Pemda Bungku Project PLN PLTG/MG Bohunsuai Morowali Project Swasta Mampueno / Sakita Wawopada

GWh MW %

30.5 6.1 57.6

33.6 6.7 57.6

47.9 9.5 38.2

55.8 11.0 38.3

MW MW

12.2 3.0

12.2 3.0

6.0 1.9

1.0

MW MW

1.7 1.7

1.7 1.7

1.7 1.7

1.7 1.7

MW MW

2.0 1.0

2.0 1.0

1.0

1.0

MW

4.3

4.3

10.0

5.0

PLTMG

PLTM PLTM

63.7 12.5 38.4

71.7 14.0 38.5

82.4 16.0 38.6

93.2 18.0 38.7

5.0

2.0 5.3 Interkoneksi 20 kV dengan Bungku Interkoneksi 150 kV Sulteng

Jumlah KapasitasTerpasang Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

12.2 1.7 10 1.0 0.7 1.4

12.2 1.7 10 1.0 0.7 0.8

23.3 6.0 50 5.0 1.0 5.9

23.3 6.0 50 5.0 1.0 6.3

27.3 6.0 50 5.0 1.0 8.8

27.3 6.0 50 5.0 1.0 7.3

27.3 6.0 50 5.0 1.0 5.3

27.3 6.0 50 5.0 1.0 3.3

5.0 5 0 1.0

5.0 5 0 1.0

Neraca Daya Sistem Bungku Pasokan/Kebutuhan

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

GWh MW %

3,7 2,2 19 0 19,0

4,1 2,4 19 1 19,1

4,5 2,7 19 1 19,1

4,9 2,9 19 2 19,2

5,3 3,2 19 2 19,2

5,9 3,5 19 2 19,2

6,4 3,8 19 3 19,3

7,0 4,2 19 3 19,3

7,7 4,6 19 3 19,3

8,3 4,9 19 4 19,4

MW MW

4,9 1,1

4,9 1,1

4,9 1,1

4,9 1,1

4,9 1,1

4,9 1,1

4,9 1,1

4,9 1,1

4,9 1,1

4,9 1,1

MW

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

1,6

MW

3,3

3,3

3,3

3,3

3,3

3,3

3,3

3,3

3,3

3,3

Project PLN PLTD Relokasi

PLTD

1,0

Project Swasta Mampueno / Sakita

PLTM

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak L dF Load Factor t Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity g PLN Pembangkit PLTD Bungku

739

Pembangkit Sewa Mesin Pemda Bungku

2019

2020

MW

2,0 Interkoneksi 20 kV dengan Kolonedale Interkoneksi 150 kV Sulteng

Jumlah KapasitasTerpasang Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

5,9 1,5 10 1,0 0,5 1,0

7,9 1,5 10 1,0 0,5 2,8

Neraca Daya Sistem Banggai Kepulauan Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak L dF Load Factor t Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit g PLN PLTD Banggai PLTD Lelang 740

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

6,3 1,5 47,5

7,0 1,7 47,6

7,8 1,9 47,7

8,6 2,0 47,8

9,5 2,3 48,0

10,6 2,5 48,1

11,7 2,8 48,2

13,0 3,1 48,3

14,4 3,4 48,4

15,7 3,7 48,5

MW MW

2,3 1,0

2,3 1,0

2,3 1,0

2,3 1,0

2,3 0,6

2,3 0,6

0,6 0,2

0,6 0,2

0,6 0,2

0,6 0,2

PLTD PLTD

1,0 1,2

1,0 1,2

1,0 1,2

1,0 1,2

1,0 1,2

1,0 1,2

0,1 0,5

0,1 0,5

0,1 0,5

0,1 0,5

PLTD PLTD PLTM

2,0

MW MW MW MW MW

4,3 1,5 1,0 05 0,5 0,2

5,7 1,5 1,0 05 0,5 1,0

5,7 1,5 1,0 05 0,5 0,7

5,7 1,5 1,0 05 0,5 0,4

Pembangkit Sewa Project PLN PLTD Relokasi Banggai PLTM Banggai

1,0 2,0 0,1

Project Swasta Jumlah KapasitasTerpasang Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

4,3 1,5 1,0 05 0,5 0,1

5,3 1,5 1,0 05 0,5 0,9

5,4 1,5 1,0 05 0,5 0,8

5,4 1,5 1,0 05 0,5 1,0

5,4 1,5 1,0 05 0,5 0,7

5,7 1,5 1,0 05 0,5 1,3

Lamp piran B1 18.6 PROVINSI SSULAWESII SELATAN N

741

Neraca Daya Sistem Selayar

742

Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor

GWh MW %

19,6 3,8 58,9

22,0 4,3 59,0

24,0 4,6 59,1

25,9 5,0 59,2

27,9 5,4 59,3

30,1 5,8 59,4

32,4 6,2 59,5

35,0 6,7 59,6

37,8 7,2 59,6

39,9 7,6 59,7

Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity

MW MW

6,5 1,6

4,9 1,3

4,9 1,3

4,9 1,3

4,9 1,3

4,9 1,3

4,9 1,3

4,9 1,3

4,9 1,3

4,9 1,3

PLTD PLTD PLTD PLTD

0,4 0,9 1,8 1,8

1,8 1,8

14,9 2,2 1,2 10 1,0 4,2

14,9 2,2 1,2 10 1,0 3,8

Pembangkit PLN Manufacture Daihatsu MTU Deutz Deutz

Size 0,50 1,06 1,22 1,22

Unit 1 1 2 2

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Pembangkit Sewa Project PLN Selayar (new PLTD) Project Swasta Selayar (FTP2) Jumlah Efektif Cadangan : Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

PLTD

1,0

PLTGB MW MW MW N MW

6,5 2,2 1,2 10 1,0 0,5

4,0

4,0

8,9 2,2 1,2 10 1,0 1,1

12,9 2,2 1,2 10 1,0 4,8

12,9 2,2 1,2 10 1,0 4,4

13,9 2,2 1,2 10 1,0 5,0

1,0

13,9 2,2 1,2 10 1,0 4,6

13,9 2,2 1,2 10 1,0 4,2

14,9 2,2 1,2 10 1,0 4,7

742

Lam mpiran B1 18.7 PR ROVINSI SULAWESI TENGGAR RA

743

Neraca Daya Sistem Kendari

744

P Pasokan/Kebutuhan k /K b t h

U it Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Kebutuhan Produksi Energi Load Faktor Beban Puncak

GWh % MW

300.0 53.2 64.3

355.4 53.9 75.3

409.3 54.6 85.6

449.0 55.3 92.7

492.9 56.0 100.4

541.2 56.7 108.9

594.5 57.5 118.1

653.3 58.2 128.1

718.3 59.0 139.1

793.1 59.7 151.6

Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity

MW MW

45.8 8.8

40.7 7.3

40.7 7.3

40.7 7.3

40.7 7.3

40.7 7.3

Pembangkit PLN PLTD Wua-Wua PLTD Lambuya PLTD Poasia - ex PJB Perusda Lambuya

PLTD PLTD PLTD PLTD

19.1 19 1 1.8 12.5 3.6

19.1 19 1 1.8 12.5

19.1 19 1 1.8 12.5

19.1 19 1 1.8 12.5

19.1 19 1 1.8 12.5

19.1 19 1 1.8 12.5

Pembangkit Sewa

PLTD

51.0

51.0

51.0

20.0



Tambahan Pembangkit PLN Kendari - Nii Tanasa (FTP1) Kendari - Nii Tanasa (Ekspansi) Konawe Watunohu 1

PLTU PLTU PLTA PLTA

20.0

28.0

28.0

IPP Lainea Kendari (FTP2)

10.0 25.0

PLTP PLTU

25.0

20.0 50.0 Interkoneksi dengan Sistem Sulsel - Kolaka - Kendari - 2014

Jumlah Efektif

MW

108.0

104.4

114.4

133.4

113.4

138.4

150.0

178.0

206.0

206.0

Reserve Margin

%

68

39

34

44

13

27

27

39

48

36 744

Neraca Daya y Sistem Kolaka Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity

745

Project PLN Sabilambo Ratelimbong Lapai-1 Lapai 1 Lapai-2 Riorita Toaha Kolaka Project Swasta Kolaka (FTP2) Tamboli

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

53,6 14,3 42,9

63,4 16,7 43,4

72,9 18,9 43,9

79,9 20,5 44,5

87,6 22,2 45,0

96,0 24,1 45,5

105,3 26,1 46,1

115,6 28,3 46,6

126,9 30,7 47,2

139,9 33,4 47,7

MW MW

7,6 2,1

7,6 2,6

7,6 2,6

7,6 2,6

7,6 2,6

7,6 2,6

7,6 2,6

7,6 2,6

7,6 2,6

7,6 2,6

5,49

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

PLTD PLTD PLTD

20 2,0 3,0 6,0

2,0 2 0 3,0 4,0

2,0 2 0 3,0 4,0

2,0

Pembangkit PLN Total PLTD PLN Sewa S Sewa PLTD HSD HSD-1 1 Sewa PLTD HSD-2 Sewa PLTD MFO

2011

1,0 1,2 20 2,0 2,0 0,5 0,5 10

2 2 2 2 2 2 2

PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTU

10 4,8

2 2

PLTU PLTM

4,0 4 0 4,0 1,0 1,0 20,0 9,6 Interkoneksi dengan Sistem Sulsel - Kolaka - Kendari - 2013

Jumlah Efektif Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N (N-2) 2)

MW MW MW MW MW

18,5 3,5 2,5 1,0 07 0,7

26,0 3,5 2,5 1,0 58 5,8

35,6 4,4 2,5 1,9 12 2 12,2

46,6 7,3 4,8 2,5 18 8 18,8

46,6 14,8 10,0 4,8 96 9,6

46,6 14,8 10,0 4,8 77 7,7

46,6 14,8 10,0 4,8 57 5,7

46,6 14,8 10,0 4,8 35 3,5

46,6 14,8 10,0 4,8 11 1,1

46,6 14,8 10,0 4,8 (1 7) (1,7)

745

Neraca Daya Sistem Bau‐Bau Pasokan/Keb t han Pasokan/Kebutuhan

Unit

Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Factor

GWh MW %

72,1 14,3 57,7

85,1 16,7 58,3

97,8 18,9 59,0

107,0 20,5 59,7

117,1 22,1 60,4

128,2 24,0 61,1

140,4 25,9 61,8

153,9 28,1 62,5

168,7 30,5 63,2

185,8 33,2 63,9

Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity

MW MW

10,5 3,0

10,5 3,0

9,4 2,6

9,4 2,6

9,4 2,6

9,4 2,6

9,4 2,6

9,4 2,6

9,4 2,6

9,4 2,6

PLTD PLTD PLTD PLTM

1,7 1,7 , 1,9 1,5

1,7 1,7 , 1,9 1,5

1,7 1,7 , 1,9 1,5

1,7 1,7 , 1,9 1,5

1,7 1,7 , 1,9 1,5

1,7 1,7 , 1,9 1,5

1,7 1,7 , 1,9 1,5

1,7 1,7 , 1,9 1,5

1,7 1,7 , 1,9 1,5

1,7 1,7 , 1,9 1,5

5,0 5,0 3,0 20 5

5,0 5,0 3,0 20 5

5,0 5,0 3,0 19 8

68

68

68

68

68

68

68

Pembangkit PLN Manufacture Daihatsu eut Deutz Mirrlees Biwater - Winning

Size Jlh unit 1,250 2 1,224 , 2 2,860 1 0,800 2

746

Sewa Sewa Diesel HSD-1 PLTD Sewa Diesel HSD-2 PLTD Sewa Diesel HSD HSD-3 3 (ex rencana Raha) Project PLN Rongi Bau-Bau (FTP2)

0,4 10

2 2

PLTM PLTU

Project Swasta Bau-Bau au au

7

2

PLTU U

Suplai dari Sistem Kendari Jumlah Efektif Cadangan P Pemeliharaan lih Operasi Surplus/Defisit (N-2)

MW MW MW MW MW

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

0,8 20,0

14,0 ,0 Interkoneksi dg grid Sulsel - Kendari - 2015 4,0 5,0 Interkoneksi 20 kV Sistem Bau-Bau - Raha - 2011 21,3 21,3 34,6 41,6 41,6 45,6 45,6 50,6 50,6 50,6 2,9 2,9 8,9 17,0 17,0 17,0 17,0 17,0 17,0 17,0 19 1,9 19 1,9 70 7,0 10 0 10,0 10 0 10,0 10 0 10,0 10 0 10,0 10 0 10,0 10 0 10,0 10 0 10,0 1,0 1,0 1,9 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 4,1 1,7 6,8 4,1 2,5 4,6 2,7 5,5 3,1 0,4

746

Neraca Daya Sistem Raha

747

Pasokan/Kebutuhan P k /K b t h Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor

GWh MW %

36,5 7,7 7,7

43,0 8,9 8,5

49,3 10,1 9,3

53,8 10,9 9,9

58,8 11,8 10,7

64,3 12,8 11,5

70,3 13,8 12,5

76,9 14,9 13,5

84,2 16,2 14,7

92,5 17,6 15,9

Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity Daya mampu

MW MW MW

83 8,3 2,7 5,7

8,3 8 3 2,7 5,7

8,3 8 3 2,7 5,7

4,1 4 1 1,5 2,6

4,1 4 1 1,5 2,6

4,1 4 1 1,5 2,6

4,1 4 1 1,5 2,6

4,1 4 1 1,5 2,6

4,1 4 1 1,5 2,6

4,1 4 1 1,5 2,6

PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD PLTD

0,7 0,8 02 0,2 0,2 0,3 0,8 0,2 1,7 0,8

0,7 0,8 02 0,2 0,2 0,3 0,8 0,2 1,7 0,8

0,7 0,8 02 0,2 0,2 0,3 0,8 0,2 1,7 0,8

1,7 0,8

1,7 0,8

1,7 0,8

1,7 0,8

1,7 0,8

1,7 0,8

1,7 0,8

Pembangkit Sewa Sewa Diesel HSD-1 Sewa Diesel HSD-2

PLTD PLTD

3,0 3,0

3,0 3,0

3,0 4,0

Project PLN Raha (FTP II) Raha (new PLTD)

PLTU PLTD

23,6 4,7 3,0 1,7

23,6 4,7 3,0 1,7

2,7

1,3

Pembangkit PLN Manufacture SWD Daihatsu D t BA12M Deutz-BA12M Deutz-BA6M Caterpillar MAN MWM Mirrlees Deutz BV

U it Unit

Size 0,34 0,50 0 56 0,56 0,26 0,40 0,53 0,27 2,86 1,22

Unit 2 2 1 1 1 2 1 1 1

Suplai dari Sistem Bau-Bau Jumlah Efektif Cadangan Pemeliharaan Operasi

MW MW

Surplus/Defisit (N-2)

MW

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

6,0 3,0 Interkoneksi dengan Sistem S Kendari - 2015 Interkoneksi dengan Sistem Bau-Bau - 2014 8,0 4,0 Interkoneksi 20 kV Sistem Bau-Bau - Raha - 2011 11,7 11,7 18,7 16,6 19,6 19,6 19,6 23,6 2,7 2,7 2,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 1,7 1,7 1,7 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 1,0 1,0 1,0 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 1,2

0,0

5,8

0,9

3,0

2,1

1,1

3,9

747

Neraca Daya Sistem Wangi‐Wangi Pasokan/Kebutuhan Kebutuhan Produksi Energi Beban Puncak Load Faktor Pasokan Kapasitas Terpasang Derating capacity

748

Pembangkit PLN Manufacture Daihatsu SWD Daihatsu

Size 0,500 0,536 0,520

Unit 1 3 1

Pembangkit Sewa Sewa Diesel HSD-1 Project PLN Wangi-Wangi (FTP II) Wangi Wangi (Peaking) Wangi-Wangi Jumlah Efektif Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

2x1 MW

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

GWh MW %

10,0 2,2 51 9 51,9

11,8 2,6 52 6 52,6

13,5 2,9 53 2 53,2

14,7 3,1 53 9 53,9

16,1 3,4 54 5 54,5

17,5 3,6 55 2 55,2

19,1 3,9 55 9 55,9

20,9 4,2 56 6 56,6

22,8 4,5 57 3 57,3

25,0 4,9 58 0 58,0

MW MW

2,6 1,0

2,6 1,0

2,6 1,0

PLTD PLTD PLTD

0,4 0,8 0,4

0,4 0,8 0,4

0,4 0,8 0,4

PLTD

3,0

3,0

3,0

10,0 4,0 3,0 10 1,0 1,5

10,0 4,0 3,0 10 1,0 1,1

PLTU PLTD MW MW MW MW MW

4,6 1,8 1,0 08 0,8 0,6

4,6 1,8 1,0 08 0,8 0,2

3,0 2,0 2 0

3,0

9,6 4,0 3,0 10 1,0 2,7

8,0 4,0 3,0 10 1,0 0,9

20 2,0 8,0 4,0 3,0 10 1,0 0,6

8,0 4,0 3,0 10 1,0 0,4

8,0 4,0 3,0 10 1,0 0,1

10,0 4,0 3,0 10 1,0 1,8

748

Lam mpiran B1 18.8 PROV VINSI MALLUKU

749

N Neraca Daya Sistem Ambon D Si A b Uraian

750

Kebutuhan Produksi Energi Load Factor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Manufacture PLTD Hative Kecil PLTD Poka Pembangkit Sewa Sewa HSD Sewa MFO Project PLN Waai #1,2 (FTP 1) Waai #3 (Ekspansi) Tulehu (FTP 2) Wai Tala Project IPP / Swasta Jumlah Efektif Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

*) PLTU Maluku

Unit

Size 21,5 33,6

2011

2012

2013

2014

2015

2016

GWh % MW

224,0 59 1 59,1 43,3

241,5 58 3 58,3 47,3

266,0 57 4 57,4 52,9

292,1 56 6 56,6 59,0

320,0 55 7 55,7 65,6

350,6 54 9 54,9 72,9

MW MW

55,1 20,1

55,1 20,1

55,1 20,1

55,1 20,1

55,1 20,1

55,1 20,1

MW MW

15,2 20,8

15,2 20,8

15,2 20,8

15,2 20,8

15,2 20,8

15,2 20,8

MW MW

20,2

25 0 25,0

25 0 25,0

25 0 25,0

15,0 *)

15,0 *)

PLTU PLTU PLTP PLTA

MW MW MW MW MW

10,0

-

2017 383,9 54 1 54,1 81,1

76,0 19,5 15,0 4,5 9,2

91,0 19,5 15,0 4,5 18,6

101,0 25,0 15,0 10,0 17,0

420,1 53 3 53,3 90,0

-

15,0 10,0

101,0 25,0 15,0 10,0 10,4

101,0 25,0 15,0 10,0 3,1

2019 459,4 52 5 52,5 100,0

2020 501,9 51 7 51,7 110,9

Interkoneksi Pulau Ambon - Seram

13,5

56,2 8,3 4,5 3,8 4,6

2018

40,5

Neraca Daya Sistem Seram y Uraian

751

Kebutuhan Produksi Energi Load Factor Beban Puncak Pasokan Kapasitas Terpasang Derating Capacity Pembangkit PLN Manufacture PLTD Masohi PLTD Liang PLTD Waipia PLTD Kairatu PLTD Piru Pembangkit Sewa Masohi K i Kairatu Project PLN Wai Tala Nua (Masohi) Wae Mala Ruwapa T Tene Makariki Project IPP / Swasta Mala-2 Jumlah Efektif Cadangan Pemeliharaan Operasi Surplus/Defisit (N-2)

Unit

2011

2012

2013

2014

2015

2016

GWh % MW

26,5 51,3 5,9

28,4 51,3 6,3

31,0 51,3 6,9

MW MW

6,7 2,0

6,7 2,0

6,7 2,0

14,4 4,3

14,4 4,3

14,4 4,3

6,7

6,7

6,7

6,7 0,6 0,3 4,0 2,7

6,7 0,6 0,3 4,0 2,7

6,7 0,6 0,3 4,0 2,7

-

-

-

Size 6,7 0,4 0,4 4,0 2,7 PLTD PLTD

2,0 20 2,0

2,0 3,0 3 0

PLTA PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM PLTM MW MW MW MW MW

2,0 3,0 3 0

2017

6,0 2,0 1,2 40 4,0 4,0

9,7 2,5 14 1,4 1,1 0,9

20,9 2,4 13 1,3 1,1 11,7

2019

6,0 33,3 5,0 30 3,0 2,0 15,1

33,3 5,0 30 3,0 2,0 13,9

33,3 5,0 30 3,0 2,0 12,6

2020 89,4 46,5 21,9

Interkoneksi Pulau Ambon - Seram

13,5

8,7 2,4 13 1,3 1,1 0,5

2018

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF