rpp tphp 2016-2017

February 23, 2017 | Author: Achmad Zajid | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download rpp tphp 2016-2017...

Description

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

NAMA SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER STANDAR KOMPETENSI KODE KOMPETENSI ALOKASI WAKTU KOMPETENSI DASAR 1.

INDIKATOR

Menyiapkan  biakan mikroorganisme



: SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS : Dasar Kompetensi Kejuruan : X /1 : Mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme : DKK 4 : 3 X 45 menit MATERI PEMBELAJARAN

Bahan baku  Teknik penyiapan biakan atau media mikroorganisme fermentasi  Teknik aseptis peralatan serta biakan inokulasi (inokulum)  Cara penyiapan biakan ditetapkan biakan mikroorganisme dan memenuhi persyaratan operasi Pembersihan dan persyaratan kondisi peralatan dikenali dan ditetapkan pada kondisi aseptis

KEGIATAN PEMBELAJARAN 





Menjelaskan teknik penyiapan biakan mikroorganisme Mendemonstrasikan teknik aseptis peralatan inokulasi Mendemonstrasikan cara melakukan penyiapan biakan mikroorganisme

PENILAIAN

Tes Tertulis Pengamatan Praktik

KARAKTER

Religius Kreatif Peduli Lingkungan Tanggung Jawab

ALOKASI WAKTU TM

PS

2

1

SUMBER BELAJAR

PI  Buku modul  Biakan murni

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

MATERI PEMBELAJARAN

2.

Menyiapkan Media  Teknik aseptis media pertumbuhan penyiapan media pertumbuhan mikroorganis pertumbuhan mikroorganisme me disiapkan mikroorganisme Media pertumbuhan sesuai dengan mikroorganis me yang dikembangk an

3.

4.

KEGIATAN PEMBELAJARAN

PENILAIAN

KARAKTER

ALOKASI WAKTU TM

PS

SUMBER BELAJAR

PI

 Menjelaskan teknik aseptis penyiapan media pertumbuhan mikroorganisme  Mendemonstrasikan cara penyiapan media pertumbuhan mikroorganisme

Tes Tertulis Pengamatan Praktik

2

2

 Buku modul  Media tumbuh

Mengukur  pertumbuhan mikroorganisme

Pertumbuha  Cara mengukur  Menjelaskan n pertumbuhan cara mengukur mikroorganis mikroorganisme/bakteri pertumbuhan me dapat mikroorganisme/bakteri diukur dan  Mendemonstrasi diketahui kan cara mengukur pertumbuhan mikroorganisme

Tes Tertulis Pengamatan Praktik

2

2

 Buku modul  Alat peraga

Mengamati  struktur mikroorganisme

Struktur  Cara mikroorganis pengecatan me dapat mikroorganisme diamati  Cara Struktur mengamati struktur mikroorganis mikroorganisme me dapat digambar

Tes Tertulis Pengamatan Praktik

2

1

 Buku modul



Menjelaskan cara pengecatan mikroorganisme  Menjelaskan cara mengamati struktur mikroorganisme dengan mikroskop  Mendemonstrasi kan cara mengamati struktur mikroorganisme 

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

KOMPETENSI DASAR 5.

INDIKATOR

Menghitung  jumlah mikroorganisme 

MATERI PEMBELAJARAN

Cara  Penghitungan pengecatan mikroorganisme secara bakteri dapat langsung dipahami  Penghitungan Jumlah mikroorganisme secara mikroorganis tidak langsung me dapat dihitung

KEGIATAN PEMBELAJARAN Menjelaskan cara penghitungan mikroorganisme secara langsung  Menjelaskan cara penghitungan mikroorganisme secara tidak langsung  Mendemonstrasi kan cara menghitung jumlah mikroorganisme 

PENILAIAN

Tes Tertulis Pengamatan Praktik

KARAKTER

ALOKASI WAKTU TM

PS

2

1

SUMBER BELAJAR

PI  Buku modul 

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

NAMA SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER STANDAR KOMPETENSI KODE KOMPETENSI ALOKASI WAKTU

KOMPETENSI DASAR 09.1. Menjelaskan kriteria mutu produk yang dihasilkan

MATERI PEMBELAJARAN

INDIKATOR 





 

 09.2. Memeriksa mutu produk pada setiap tahapan proses

: SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS : Kompetensi Kejuruan : XI /3 : Mengendalikan mutu dalam proses pengolahan : KK 9 : 2 x 45 menit





Pengertian mutu produk hasil pertanian dijelaskan Keragaman mutu dan batas mutu dijelaskan Kelas mutu (grade) dijelaskan Peranan kelas mutu dijelaskan Dasar pertimbangan kelas mutu dijelaskan SNI makanan dan minuman Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemeriksaan mutu produk dijelaskan Kerusakan-

 

 



SNI BHP dan olahannya Kriteria mutu produk hasil pertanian

Pemeriksaan mutu produk Teknik sampling/penarika n contoh Teknik pengujian mutu secara : fisis, organileptik,

KEGIATAN PEMBELAJARAN     



  

PENILAIAN

KARAKTEK

Menjelaskan pengertian mutu produk hasil pertanian Menjelaskan keragaman mutu dan batas mutu Menjelaskan kelas mutu (grade) Menjelaskan peranan kelas mutu Menjelaskan dasar pertimbangan kelas mutu

    

Menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemeriksaan mutu produk Mempelajari kerusakan-kerusakan yang terjadi dalam pemeriksaan mutu produk Mempelajair teknik pengujian mutu secar ; fisik.organoleptik, kimia, fisiko-kimia Menyiapkan peralatan yang diperlukan

    

Komukatif Rasa ingin tahu Mandiri Kreaktif Kerja keras

ALOKASI WAKTU

  

Tertulis Lisan Praktik Pelaporan

SUMBER BELAJAR

TM

PS

PI

4

1

- 



Komukatif Rasa ingin tahu Mandiri Kreaktif Kerja keras

   

Tes Tertulis Tes Lisan Demonstras i/praktik Laporan

4

1





Buku dasardasar pengawasan dan standarisasi mutu pangan Bahan hasil pertanian (sayuran dan buah-buahan)

Buku dasardasar pengawasan dan standarisasi mutu pangan Bahan hasil pertanian

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR







9.3 Mengendalikan proses agar menghasilkan produk yang bermutu







kerusakan yang terjadi dalam pemeriksaan mutu produk dipelajari Persiapan peralatan yang diperlukan dalam pemeriksaan mutu produk dilakukan Contoh pada setiap tahap ditarik untuk diperiksa dan dijelaskan Pemeriksaan mutu produk pada setiap tahapan proses dilakukan Proses  pemeriksaan mutu produk dipantau Data pemeriksaan mutu produk dicatat Bahan /produk yang tidak memenuhi kriteria mutu

MATERI PEMBELAJARAN kimia, fisikom kimia

KEGIATAN PEMBELAJARAN

 

Pengendalian proses pemeriksaan mutu produk

  

  

ALOKASI WAKTU

PENILAIAN

KARAKTEK

TM

PS

SUMBER BELAJAR

PI

dalam pemeriksaan mutu produk Memeriksa dan menjelaskan cara penarikan contoh Melakukan pemeriksaan mutu produk pada setiap tahapan proses

Memantau proses pemeriksaan mutu produk pada setiap tahapan proses Pencatatan data pemeriksaan mutu produk Memisahkan bahan produk yang tidak memenuhi kriteria mutu ditempat yang ditentukan sesuai prosedur Mengevaluasi dan menganalisis mutu produk yang menyimpang Menentukan frekuensi pemeriksaan mutu produk Membuat laporan harian pemeriksaan mutu produk

(sayuran dan buah-buahan)

    

Komukatif Rasa ingin tahu Mandiri Kreaktif Kerja keras

  

Tertulis Lisan Praktik Pelaporan

7







Buku dasardasar pengawasan dan standarisasi mutu pangan Bahan hasil pertanian (sayuran dan buah-buahan) Wadah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR







ditempat yang ditentukan sesuai prosedur dipisahkan Mutu produk yang menyimpang di evaluasi dan dianalisis Frekuensi pemeriksaan mutu produk ditentukan Laporan harian pemeriksaan mutu produk dibuat

MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

KARAKTEK

PENILAIAN

ALOKASI WAKTU TM

PS

PI

SUMBER BELAJAR

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

NAMA SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER STANDAR KOMPETENSI KODE KOMPETENSI ALOKASI WAKTU KOMPETENSI DASAR

: SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS : Kompetensi Kejuruan : XII /1 : Menerapkan teknik perlakuan kimia/enzymatis dalam pengolahan : KK 15 : 4 X 45 menit

INDIKATOR

1. Menerapkan  proses sulfitasi 







Proses sulfitasi  dapat dipahami Proses sulfitasi dimulai dan dijalankan sesuai dengan prosedur tempat kerja Peralatan dipantau untuk mengenali variasi pada waktu operasi berjalan Penyimpangan produk/ keluaran dikenali, diperbaiki dan/atau dilaporkan untuk menjaga proses pada spesifikasi yang ditetapkan Tempat kerja memenuhi standar

MATERI PEMBELAJARAN Menguraikan langkah-langkah memulai proses sulfitasi, pengidentifikasian peralatan, pemantauan proses hingga perawatan tempat kerja

KEGIATAN PEMBELAJARAN        

Rajin, ulet, tekun, bertanggungjawab, cekatan, inovatif dan kreatif Menjelaskan prosedur pemantauan proses sulfitasi Spesifikasi persyaratan proses sulfitasi Spesifikasi dan penyimpangan proses sulfitasi Persyaratan dan cara perawatan tempat kerja Menyiapkan prosedur pemantauan proses sulfitasi Melakukan proses sulfitasi sesuai prosedur yang ditetapkan Memantau dan mengenalikan proses sulfitasi pada kondisi yang diinginkan

PENILAIAN

ALOKASI WAKTU TM

Tes Lisan Tes Tertulis Wawancara Praktik Laporan

1

PS 1

PI

SUMBER BELAJAR Buku modul Alat peraga Contoh bahan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR perawatan, dicatat dan dijaga sejalan dengan persyaratan pencatatan tempat kerja

MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

PENILAIAN

ALOKASI WAKTU TM

PS

PI

SUMBER BELAJAR

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

KOMPETENSI DASAR 2. Menerapkan proses karbonatasi

INDIKATOR 









Proses  karbonatasi dapat dipahami Proses karbonatasi dimulai dan dijalankan sesuai dengan prosedur tempat kerja Peralatan dipantau untuk mengenali variasi pada waktu operasi berjalan Penyimpangan produk/ keluaran dikenali, diperbaiki dan/atau dilaporkan untuk menjaga proses pada spesifikasi yang ditetapkan Tempat kerja memenuhi standar perawatan, dicatat dan dijaga sejalan dengan persyaratan pencatatan tempat kerja

MATERI PEMBELAJARAN Menguraikan langkah-langkah memulai proses karbonatasi, pengidentifikasian peralatan, pemantauan proses hingga perawatan tempat kerja

KEGIATAN PEMBELAJARAN        

Rajin, ulet, tekun, bertanggungjawab, cekatan, inovatif dan kreatif Menjelaskan prosedur pemantauan proses karbonatasi Spesifikasi persyaratan proses karbonatasi Spesifikasi dan penyimpangan proses karbonatasi Persyaratan dan cara perawatan tempat kerja Menyiapkan prosedur pemantauan proses karbonatasi Melakukan proses sulfitasi sesuai prosedur yang ditetapkan Memantau dan mengenalikan proses karbonatasi pada kondisi yang diinginkan

PENILAIAN

ALOKASI WAKTU TM

Tes Lisan Tes Tertulis Wawancara Praktik Laporan

1

PS 2

PI 1

SUMBER BELAJAR Buku modul Alat peraga Contoh bahan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

KOMPETENSI DASAR 3. Menerapkan proses netralisasi

INDIKATOR 









Proses  netralisasi dapat dipahami Proses netralisasi dimulai dan dijalankan sesuai dengan prosedur tempat kerja Peralatan dipantau untuk mengenali variasi pada waktu operasi berjalan Penyimpangan produk/ keluaran dikenali, diperbaiki dan/atau dilaporkan untuk menjaga proses pada spesifikasi yang ditetapkan Tempat kerja memenuhi standar perawatan, dicatat dan dijaga sejalan dengan persyaratan pencatatan tempat kerja

MATERI PEMBELAJARAN Menguraikan langkah-langkah memulai proses netralisasi, pengidentifikasian peralatan, pemantauan proses hingga perawatan tempat kerja

KEGIATAN PEMBELAJARAN        

Rajin, ulet, tekun, bertanggungjawab, cekatan, inovatif dan kreatif Menjelaskan prosedur pemantauan proses netralisasi Spesifikasi persyaratan proses netralisasi Spesifikasi dan penyimpangan proses netralisasi Persyaratan dan cara perawatan tempat kerja Menyiapkan prosedur pemantauan proses netralisasi Melakukan proses netralisasi sesuai prosedur yang ditetapkan Memantau dan mengenalikan proses netralisasi pada kondisi yang diinginkan

PENILAIAN

ALOKASI WAKTU TM

Tes Lisan Tes Tertulis Wawancara Praktik Laporan

1

PS 2

PI

SUMBER BELAJAR Buku modul Alat peraga Contoh bahan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

KOMPETENSI DASAR 4. Menerapkan proses hidrolisis

INDIKATOR 









Proses  hidrolisis dapat dipahami Proses hidrolisis dimulai dan dijalankan sesuai dengan prosedur tempat kerja Peralatan dipantau untuk mengenali variasi pada waktu operasi berjalan Penyimpangan produk/ keluaran dikenali, diperbaiki dan/atau dilaporkan untuk menjaga proses pada spesifikasi yang ditetapkan Tempat kerja memenuhi standar perawatan, dicatat dan dijaga sejalan dengan persyaratan pencatatan tempat kerja

MATERI PEMBELAJARAN Menguraikan langkah-langkah memulai proses hidrolisis, pengidentifikasian peralatan, pemantauan proses hingga perawatan tempat kerja

KEGIATAN PEMBELAJARAN        

Rajin, ulet, tekun, bertanggungjawab, cekatan, inovatif dan kreatif Menjelaskan prosedur pemantauan proses hidrolisis Spesifikasi persyaratan proses hidrolisis Spesifikasi dan penyimpangan proses hidrolisis Persyaratan dan cara perawatan tempat kerja Menyiapkan prosedur pemantauan proses hidrolisis Melakukan proses hidrolisis sesuai prosedur yang ditetapkan Memantau dan mengenalikan proses hidrolisis pada kondisi yang diinginkan

PENILAIAN

ALOKASI WAKTU TM

Tes Lisan Tes Tertulis Wawancara Praktik Laporan

1

PS 2

PI

SUMBER BELAJAR Buku modul Alat peraga Contoh bahan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

KOMPETENSI DASAR 5. Menerapkan proses pemurnian (refining)

INDIKATOR 









Proses  pemurnian (refining)dapat dipahami Proses pemurnian (refining) dimulai dan dijalankan sesuai dengan prosedur tempat kerja Peralatan dipantau untuk mengenali variasi pada waktu operasi berjalan Penyimpangan produk/ keluaran dikenali, diperbaiki dan/atau dilaporkan untuk menjaga proses pada spesifikasi yang ditetapkan Tempat kerja memenuhi standar perawatan, dicatat dan dijaga sejalan dengan persyaratan pencatatan tempat kerja

MATERI PEMBELAJARAN Menguraikan langkah-langkah memulai proses pemurnian (refining), pengidentifikasian peralatan, pemantauan proses hingga perawatan tempat kerja

KEGIATAN PEMBELAJARAN        

Rajin, ulet, tekun, bertanggungjawab, cekatan, inovatif dan kreatif Menjelaskan prosedur pemantauan proses pemurnian (refining) pemurnian (refining) Spesifikasi persyaratan proses pemurnian (refining) Spesifikasi dan penyimpangan proses pemurnian (refining) Persyaratan dan cara perawatan tempat kerja Menyiapkan prosedur pemantauan proses pemurnian (refining) Melakukan proses netralisasi sesuai prosedur yang ditetapkan Memantau dan mengenalikan proses pemurnian (refining) pada kondisi yang diinginkan

PENILAIAN

ALOKASI WAKTU TM

Tes Lisan Tes Tertulis Wawancara Praktik Laporan

1

PS 1

PI

SUMBER BELAJAR Buku modul Alat peraga Contoh bahan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

KOMPETENSI DASAR 6. Menerapkan proses koagulasi

INDIKATOR 









Proses  koagulasi dapat dipahami Proses koagulasi dimulai dan dijalankan sesuai dengan prosedur tempat kerja Peralatan dipantau untuk mengenali variasi pada waktu operasi berjalan Penyimpangan produk/ keluaran dikenali, diperbaiki dan/atau dilaporkan untuk menjaga proses pada spesifikasi yang ditetapkan Tempat kerja memenuhi standar perawatan, dicatat dan dijaga sejalan dengan persyaratan pencatatan tempat kerja

MATERI PEMBELAJARAN Menguraikan langkah-langkah memulai proses koagulasi, pengidentifikasian peralatan, pemantauan proses hingga perawatan tempat kerja

KEGIATAN PEMBELAJARAN        

Rajin, ulet, tekun, bertanggungjawab, cekatan, inovatif dan kreatif Menjelaskan prosedur pemantauan proses koagulasi Spesifikasi persyaratan proses koagulasi Spesifikasi dan penyimpangan proses koagulasi Persyaratan dan cara perawatan tempat kerja Menyiapkan prosedur pemantauan proses koagulasi Melakukan proses koagulasi sesuai prosedur yang ditetapkan Memantau dan mengenalikan proses koagulasi pada kondisi yang diinginkan

PENILAIAN

ALOKASI WAKTU TM

Tes Lisan Tes Tertulis Wawancara Praktik Laporan

2

PS 1

PI

SUMBER BELAJAR Buku modul Alat peraga Contoh bahan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

PROGRAM SEMESTERAN PROGRAM KEAHLIAN MATA PELAJARAN JUMLAH MINGGU EFEKTIF JUMLAH JAM PERMINGGU TAHUN PELAJARAN Kompetensi kejuruan Mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme

Kompetensi Dasar 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Mengendalikan mutu dalam proses pengolahan

1. 2. 3.

Menerapkan teknik perlakuan

1. 2.

Menyiapkan biakan mikroorganisme Menyiapkan media pertumbuhan mikroorganisme Mengukur pertumbuhan mikroorganisme Mengamati struktur mikroorganisme Menghitung jumlah mikroorganisme Mengamati kematian mikrooranisme Menjelaskan kriteria mutu produk yang dihasilkan Memeriksa mutu produk pada setiap tahapan proses Mengendalikan proses agar menghasilkan produk yang bermutu Menerapkan proses sulfitasi Menerapkan proses

: TPHP : PRODUKTIF TPHP : 17 MINGGU : 9 JAM : 2016/2017

Waktu 3x 45’ 3x 45’ 3x 45’ 3x 45’ 3x 45’ 3x 45’ 2 x 45’

Bulan 1 L i b u r s e m e s t e r

2 L I B U R S e m e r t e r

Juli 3 4 M 3 O P D I k

2

2

2 x 45’

5

1 3

Agustus 2 3 4 3

5

3

3

3

1

3

2

2

2

2 2

2

September 2 3 4 L U I T B S U R 3 I D U L A D H a 2

5

Ket 1

Oktober 2 3 4

3

3 3

2

2

4

4 4

3

3

5

3

2 Prakerin

1

3 3

3

2

2

2

2 x 45’ 4 x 45’ 4 x 45’

5

November 2 3 4

4

2

2

2

1 U A S G A S A L

Desember 2 3 4 5 R L L E I I M B B I U U D R R I S S R M M A T T P R R O T G G A A S S A A L L

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NU MA’ARIF 3 KUDUS

kimiawi/enzymati c dalam pengolahan

karbonatasi 3. Menerapkan proses netralisasi 4. Menerapkan proses hidrolisis 5. Menerapkan proses pemurnian (refining) 6. Menerapkan proses koagulasi

4 x 45’ 4 x 45’ 4 x 45’ 4 x 45’

4

4 4 4

4 4 Kudus, juli 2016 Guru Mapel Nurul Maesyaroh, S.Pd

ADMINISTRASI GURU PRODUKTIF AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TERDIRI DARI : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

KALENDER PENDIDIKAN PROGRAM TAHUNAN PROGRAM SEMESTERAN RINCIAN MINGGU EFEKTIF SILABUS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) KKM DISUSUN OLEH :

NURUL MAESYAROH, S.Pd

PROGRAM TAHUNAN Program Keahlian Bidang Keahlian Tahun Pelajaran Semester Gasal

Kela s X

XI

XII

: Agribisnis Hasil Pertanian : Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian : 2016/2017

Standart Kompetensi Mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme

Kompetensi Dasar

Alokasi Waktu

1. Menyiapkan biakan mikroorganisme 2. Menyiapkan media pertumbuhan mikroorganisme 3. Mengukur pertumbuhan mikroorganisme 4. Mengamati struktur mikroorganisme 5. Menghitung jumlah mikroorganisme Mengendalikan 4. Menjelaskan kriteria mutu mutu dalam proses produk yang dihasilkan pengolahan 5. Memeriksa mutu produk pada setiap tahapan proses 6. Mengendalikan proses agar menghasilkan produk yang bermutu Menerapkan 1. Menerapkan proses sulfitasi teknik perlakuan 2. Menerapkan proses karbonatasi kimiawi/enzymatic 3. Menerapkan proses netralisasi dalam pengolahan 4. Menerapkan proses hidrolisis 5. Menerapkan proses pemurnian (refining) 6. Menerapkan proses koagulasi

Genap Mengetahui Kepala SMK NU Ma’arif 3 Kudus

Kudus, Juli 2016 Guru Mapel

Moh. Noor Afif, S.Pd

Nurul Maesyaroh, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Produktif TPHP Satuan Pendidkan : SMK NU Ma’arif 3 Kudus Kelas/Semester : X/ 1 Standart Kompetensi: Mengidentifikasi Karakteristik Mikroorganisme Pertemuan ke : 1 -3 Alokasi Waktu : 3 x 45 menit x17 Minggu I. II.

III.

Kompetensi Dasar 1. Menyiapkan biakan mikroorganisme Indikator 1. Bahan baku atau media fermentasi serta biakan (inokulum) ditetapkan dan memenuhi persyaratan operasi 2. Pembersihan dan persyaratan kondisi peralatan dikenali dan ditetapkan pada kondisi aseptis

Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan teknik penyiapan biakan mikroorganisme 2. Siswa mampu mendemonstrasikan teknik aseptis peralatan inokulasi 3. Siswa mampu mendemonstrasikan cara melakukan penyiapan pembiakan mikroorganisme IV. Materi Pembelajaran 1. Teknik penyiapan biakan mikroorganisme 2. Teknik aseptis peralatan inokulasi 3. Cara melakukan penyiapan pembiakan mikroorganisme V. Kegiatan pembelajaran Langkah - langkah kegiatan a. Kegiatan Pendahuluan  Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran  Apersepsi dilakukan untuk menggali pengalaman peserta didik tentang mikroba  Strategi pembelajaran dijelaskan selanjutnya proses penilaiannya. b. Kegiatan Inti Eksplorasi  Guru menjelaskan pada siswa tentang pengertian dan penggolongan mikroorganisme  Guru menjelaskan macam-macam biakan mikroorganisme Elaborasi  Guru melaksanakan tanya jawab dengan siswa  Guru memberikan pertanyaan lisan pada siswa untuk mengetahui daya serap kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama  Guru membimbing siswa membentuk kelompok  Guru mempresentasikan langkah kerja kegiatan praktikum  Siswa melaksanakan kegiatan eksperimen Konfirmasi  Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan siswa  Setiap kelompok mendiskusikan hasil praktikumnya  Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan praktikumnya di depan kelompok lainnya c. Kegiatan Penutup  Siswa berdiskusi untuk membuat rangkuman  Guru memberikan tes lisan  Guru mengumumkan kelompok yang mempunyai kinerja terbaik VI. Alat/ Media/ Sumber belajar 1. Alat : Spidol, Alat tulis, laptop, LCD 2. Media : modul, 3. Sumber belajar :

LEMBAR KERJA 1 A. Waktu dan Tempat Kegiatan Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di sekolah. Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan selama 1 hari B. Petunjuk penulisan laporan Laporan praktikum harus dibuat oleh setiap kelompok sesuai dengan petunjuk dari instrutur. Laporan praktikum memuat hal-hal sebagai berikut : 1. Nama anggota kelompok 2. Judul kegiatan praktikum 3. Pendahuluan (Latar belakang dan Tujuan) 4. Pelaksanaan Kegiatan (waktu dan tempat kegiatan, bahan dan peralatan, metode pelaksanaan) 5. Hasil kegiatan dan pembahasan 6. Kesimpulan 7. Daftar pustaka LEMBAR HASIL PENGAMATAN Nama Siswa/ Kelompok : N Jenis produk Jenis Mikoba Keterangan o

C. Kriteria Penilaian Penilaian dilakukan berdasarkan proses pelaksanaan tahapan observasi, mutu hasil observasi serta kelengkapan laporan. VII. EVALUASI A. Aspek Kognitif (Pengetahuan) Siswa akan dianggap lulus apabila telah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Apabila siswa belum bisa menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut, maka diwajibkan kembali mengulang semua proses pembelajaran. B. Aspek Afektif (Sikap) Siswa dapat melaksanakan setiap tahapan proses mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme secara cermat dan hati-hati C. Aspek Psikomotor (Keterampilan) Siswa harus dapat mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme dan menghitung jumlah mikroba VIII. TUGAS Tugas terstruktur Tugas non terstruktur/tugas mandiri IX.

PENILAIAN Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian. Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan. Contoh Instrumen :

EVALUASI KOGNITIF (SKORRING : JAWABAN BENAR x 5) JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN SINGKAT, PADAT DAN JELAS ! SOAL 1. Sebutkan beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menginokulasi mikroba 2. Berikan contoh dari beberapa jenis media agar sesuai dengan fungsinya 3. Apakah yang dimaksud dengan Proses inokulasi 4. Jelaskan cara melakukan sterilisasi peralatan di lapangan dengan benar 5. Apakah yang dimaksud dengan Media 6. Apakah yang dimaksud dengan Media agar 7. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Media pengkayaan 8. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Media selektif 9. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Metode Angka Paling Memungkinkan (APM) 10. Apakah yang dimaksud dengan Mikroba 11. Apakah yang dimaksud dengan Mikrobiologi 12. Jelaskan sumber-sumber dari kontaminasi mikroba terhadap bahan pangan

13. Jelaskan cara melakukan Pengambilan dan penanganan sampel yang benar 14. Mengapa mikroba yang berukuran kecil harus diwarnai terlebih dahulu sebelum dilakukan penghitungan? 15. Jelaskan Teknik pewarnaan mikroba secara sederhana dan diferensial 16. Sebutkan dua cara pewarnaan mikroba 17. Jelaskan dua cara penghitungan populasi mikroba 18. Jelaskan cara menghitung jumlah sel mikroba yang terlihat di bawah mikroskop 19. Apakah Kelemahan dari penghitungan populasi mikroba secara langsung 20. Jelaskan cara penghitungan jumlah mikroba yang hidup KUNCI JAWABAN 1. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menginokulasimikroba, yaitu penyiapan media, proses inokulasi, dan proses inkubasi. Media inokulasi untuk menumbuhkan mikroba dapat dibagi menjadi media kaldu (broth) dan media agar. 2. Ada beberapa jenis media agar sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh media agar miring digunakan untuk media tumbuh mikroba yang akan disimpan sebagai biakan murni. Sedangkan media agar pada cawan petri digunakan sebagai media tumbuh untuk tujuan tertentu. 3. Proses inokulasi adalah proses penanaman mikroba ke media kultur. Selanjutnya dilakukan proses inkubasi untuk menumbuhkan mikroba tersebut. Proses inkubasi berlangsung 1-3 hari, tergantung suhu inkubator, media yang digunakan, dan jenis mikroba yang diinokulasi. Harus dapat dilakukan dengan menggunakan teknik aseptik dan peralatan yang steril. 4. Sterilisasi peralatan selama di lapangan dapat dilakukan dengan pencucian dan pembakaran dengan propana. Penggunaan alkohol sebagai anti septik dikhawatirkan akan menyebabkan kebakaran. 5. Media : Nutrisi dalam bentuk padat atau cair untuk tempat partumbuhan mikroba. 6. Media agar : Media padat yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba. 7. Media pengkayaan : Media yang digunakan untuk memperbaiki sel-sel bakteri yang rusak atau meningkatkan jumlah populasi bakteri 8. Media selektif : Media yang mengandung bahan-bahan selektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri selain bakteri yang dianalisa. 9. Metode Angka Paling Memungkinkan (APM) : Metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan medium cair dalam tabung reaksi, pada umumnya setiap pengenceran 3 seri atau 5 seri tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahapan pendekatan secara statistik. 10. Mikroba : Kelompok organism yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. 11. Mikrobiologi : Ilmu tentang seluk beluk mikroba secara umum, baik yang bersifat parasit maupun yang penting bagi industri, pertanian, kesehatan, dan sebagainya. 12. Sebagian besar bahan pangan memiliki kandungan mikroba sejak dipanen atau ditangkap. Mikroba ini tersebar di seluruh permukaan. Sebagian mikroba tersebut merupakan mikroba asli (flora alami) yang berasal dari alam dan melekat pada bahan pangan. Sebagian mikroba lainnya berasal dari kontaminasi. Kontaminasi mikroba dapat berasal dari lingkungan, pakaian yang dikenakan saat menangani atau mengolah bahan pangan, dan dari bahan pangan yang sudah tercemar. 13. Pengambilan dan penanganan sampel, termasuk pengenceran, merupakan bagian penting dalam analisis mikroba pada bahan pangan. Pengambilan sampel harus sedemikian rupa sehingga dapat mewakili keseluruhan bahan pangan.Sampel yang telah diambil harus disimpan dalam wadah tertutup untuk mencegah terjadinya kontaminasi. 14. Mikroba berukuran kecil dan terlihat transparan atau tidak berwarna, sehingga sering menimbulkan kesulitan dalam pengamatan. Untuk mengatasi hal tersebut, mikroba harus diwarna terlebih dahulu. 15. Pewarnaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan asam dan basa. Pewarnaan asam yang terdiri dari garam natrium, kalium, kalsium, atau ammonium yang bersifat negatif. Pewarnaan basa yang terdiri dari garam klorida dan sulfat yang bersifat positif. 16. Teknik pewarnaan mikroba dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan sederhana dan diferensial.Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang hanya menggunakan satu pewarna saja.Pewarnaan sederhana dilakukan untuk melihat bentuk morfologis mikroba (apakah koma, batang, spiral atau bulat) dan bentuknya (apakah berbentuk rantai, berpasangan, berempat (tetrad) atau banyak (kluster)).Pewarnaan diferensial adalah pewarnaan yang menggunakan dua zat pewarna.

17. Populasi mikroba dapat dihitungan dengan dua cara, yaitu menghitung secara langsung dantidak langsung. Penghitungan secara langsung dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan, suhu, dan lama proses inkubasi. 18. Jumlah sel mikroba yang terlihat di bawah mikroskop dapat dihitung dengan cara : a. Menghitung secara mikroskopis jumlah mikroba dalam contoh dengan volume yang sangat sedikit dan terukur. Penghitungan dilakukan dengandengan menggunakan kotak penghitung (counting chamber). Kotak penghitung terdiri dari kotak-kotak kecil dengan ukuran dan luas tertentu. Cairan contoh yang diketahui volumenya, diletakan di kotak penghitung dan ditutup dengan gelas penutup. Dengan volume contoh yang diketahui dan jumlah mikroba pada tiap kotak pada kotak penghitung diketahui, maka populasi mikroba dapat diketahui . b. Menghitung jumlah sel total secara mikroskopis dengan menggunakan contoh yang telah diwarnai. 19. Kelemahan dari penghitungan populasi mikroba secara langsung antara lain : a. Sel mikroba yang sudah mati tidak dapat dibedakan dari yang masih hidup b. Sel yang berukuran kecil sulit dihitung atau terlewat sehingga hasil perhitungan memberikan hasil dibawah angka sebenarnya. c. Kurang peka karena suspense contoh harus mengandung minimal 106 sel per ml. d. Ketepatan yang tinggi sukar diperoleh. e. Suspensi contoh harus bebas dari zat lain karena dapat menutupi sel pada saat dihitung. 20. Jumlah mikroba yang hidup dapat dihitung menggunakan metode penghitungan secara langsungdan tidak langsung. Menghitung secara langsung jumlah sel mikroba yang hidup terhadap waktu (Total Plate Count) atau Menghitung mikroba secara tidak langsung berdasarkan turbiditas. Prosedurnya lebih cepat namun harus membuat kurva standarnya terlebih dahulu. Kudus, Juli 2016 Mengetahui Kepala Sekolah SMK NU Ma’arif 3 kudus

Guru Mapel

Moh. Noor Afif, S.Pd

Nurul Maesyaroh, S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMK NU Ma’arif 3 Kudus Mata Pelajaran : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Kelas / Semester : X/ 1 Pertemuan ke :4-6 Alokasi waktu : 3 x 45 menit Standar Kompetensi : Mengidentifikasi Karakteristik Mikroorganisme Kode Standar Kompetensi : 144.DKK.04 Kompetensi Dasar :Menyiapkan media pertumbuhan mikrooganisme Indikator : Media penanaman mikroba disiapkan sesuai disiapkan sesuai dengan posedur dan jenis mikrobanya Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat 1. Menyiapkan media penanaman mikroba disiapkan sesuai sesuai dengan posedur dan jenis mikrobanya 2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme secara rinci dan benar Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercata dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. Materi Pembelajaran 1. Jenis-jenis media pengujian mikrobiologi 2. Sterilisasi media pengujian mikrobiologi 3. Penyiapan media pengujian mikrobiologi Metode Pembelajaran 1. Pendekatan a. Pendekatan kontekstual b. Discovery and inquiry learning 2. Metode a. Diskusi a. Ceramah b. Tanya jawab c. Penugasan d. Demontrasi Langkah - langkah kegiatan





1. Kegiatan Pendahuluan  Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran  Apersepsi dilakukan untuk menggali pengalaman peserta didik tentang penggolongan mikroba  Strategi pembelajaran dijelaskan selanjutnya proses penilaiannya. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru menjelaskan pada siswa tentang jenis-jenis media pengujian mikrobiologi  Guru menjelaskan sterilisasi media pengujian mikrobiologi dan tahap penyiapan media pengujian mikrobiologi Elaborasi Guru melaksanakan tanya jawab dengan siswa  Guru memberikan pertanyaan lisan pada siswa untuk mengetahui daya serap kegiatan belajar mengajar pada pertemuan kedua  Guru membimbing siswa membentuk kelompok  Guru mempresentasikan langkah kerja kegiatan praktikum  Siswa melaksanakan kegiatan eksperimen

Konfirmasi  Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan siswa  Setiap kelompok mendiskusikan hasil praktikumnya  Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan praktikumnya di depan kelompok lainnya 3. Kegiatan Penutup  Siswa berdiskusi untuk membuat rangkuman  Guru memberikan tes lisan  Guru mengumumkan kelompok yang mempunyai kinerja terbaik LEMBAR KERJA 2 A. Waktu dan Tempat Kegiatan Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di sekolah. Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan selama 1 hari B. Petunjuk penulisan laporan Laporan praktikum harus dibuat oleh setiap kelompok sesuai dengan petunjuk dari instrutur. Laporan praktikum memuat hal-hal sebagai berikut : 1. Nama anggota kelompok 2. Judul kegiatan praktikum 3. Pendahuluan (Latar belakang dan Tujuan) 4. Pelaksanaan Kegaiatan (waktu dan tempat kegiatan, bahan dan peralatan, metode pelaksanaan) 5. Hasil kegiatan dan pembahasan 6. Kesimpulan 7. Daftar pustaka LEMBAR HASIL PENGAMATAN Nama Siswa/ Kelompok : N Jenis Produk Jenis media Keterangan o

C. Kriteria Penilaian Penilaian dilakukan berdasarkan proses pelaksanaan tahapan observasi, mutu hasil observasi serta kelengkapan laporan. EVALUASI A. Aspek Kognitif (Pengetahuan) Siswa akan dianggap lulus apabila telah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Apabila siswa belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka diwajibkan kembali mengulang semua proses pembelajaran. B. Aspek Afektif (Sikap) Siswa dapat melaksanakan setiap tahapan proses mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme secara cermat dan hati-hati C. Aspek Psikomotor (Keterampilan) Siswa harus dapat mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme dan menghitung jumlah mikroba TUGAS Tugas terstruktur Tugas non terstruktur/tugas mandiri PENILAIAN Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian. Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan. Contoh Instrumen : EVALUASI KOGNITIF (SKORRING : JAWABAN BENAR x 5) JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN SINGKAT, PADAT DAN JELAS ! SOAL 1. Sebutkan beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menginokulasi mikroba 2. Berikan contoh dari beberapa jenis media agar sesuai dengan fungsinya 3. Apakah yang dimaksud dengan Proses inokulasi 4. Jelaskan cara melakukan sterilisasi peralatan di lapangan dengan benar 5. Apakah yang dimaksud dengan Media

6. Apakah yang dimaksud dengan Media agar 7. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Media pengkayaan 8. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Media selektif 9. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Metode Angka Paling Memungkinkan (APM) 10. Apakah yang dimaksud dengan Mikroba 11. Apakah yang dimaksud dengan Mikrobiologi 12. Jelaskan sumber-sumber dari kontaminasi mikroba terhadap bahan pangan 13. Jelaskan cara melakukan Pengambilan dan penanganan sampel yang benar 14. Mengapa mikroba yang berukuran kecil harus diwarnai terlebih dahulu sebelum dilakukan penghitungan? 15. Jelaskan Teknik pewarnaan mikroba secara sederhana dan diferensial 16. Sebutkan dua cara pewarnaan mikroba 17. Jelaskan dua cara penghitungan populasi mikroba 18. Jelaskan cara menghitung jumlah sel mikroba yang terlihat di bawah mikroskop 19. Apakah Kelemahan dari penghitungan populasi mikroba secara langsung 20. Jelaskan cara penghitungan jumlah mikroba yang hidup 21. 22. KUNCI JAWABAN 1. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menginokulasimikroba, yaitu penyiapan media, proses inokulasi, dan proses inkubasi. Media inokulasi untuk menumbuhkan mikroba dapat dibagi menjadi media kaldu (broth) dan media agar. 2. Ada beberapa jenis media agar sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh media agar miring digunakan untuk media tumbuh mikroba yang akan disimpan sebagai biakan murni. Sedangkan media agar pada cawan petri digunakan sebagai media tumbuh untuk tujuan tertentu. 3. Proses inokulasi adalah proses penanaman mikroba ke media kultur. Selanjutnya dilakukan proses inkubasi untuk menumbuhkan mikroba tersebut. Proses inkubasi berlangsung 1-3 hari, tergantung suhu inkubator, media yang digunakan, dan jenis mikroba yang diinokulasi. Harus dapat dilakukan dengan menggunakan teknik aseptik dan peralatan yang steril. 4. Sterilisasi peralatan selama di lapangan dapat dilakukan dengan pencucian dan pembakaran dengan propana. Penggunaan alkohol sebagai anti septik dikhawatirkan akan menyebabkan kebakaran. 5. Media : Nutrisi dalam bentuk padat atau cair untuk tempat partumbuhan mikroba. 6. Media agar : Media padat yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba. 7. Media pengkayaan : Media yang digunakan untuk memperbaiki sel-sel bakteri yang rusak atau meningkatkan jumlah populasi bakteri 8. Media selektif : Media yang mengandung bahan-bahan selektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri selain bakteri yang dianalisa. 9. Metode Angka Paling Memungkinkan (APM) : Metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan medium cair dalam tabung reaksi, pada umumnya setiap pengenceran 3 seri atau 5 seri tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahapan pendekatan secara statistik. 10. Mikroba : Kelompok organism yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. 11. Mikrobiologi : Ilmu tentang seluk beluk mikroba secara umum, baik yang bersifat parasit maupun yang penting bagi industri, pertanian, kesehatan, dan sebagainya. 12. Sebagian besar bahan pangan memiliki kandungan mikroba sejak dipanen atau ditangkap. Mikroba ini tersebar di seluruh permukaan. Sebagian mikroba tersebut merupakan mikroba asli (flora alami) yang berasal dari alam dan melekat pada bahan pangan. Sebagian mikroba lainnya berasal dari kontaminasi. Kontaminasi mikroba dapat berasal dari lingkungan, pakaian yang dikenakan saat menangani atau mengolah bahan pangan, dan dari bahan pangan yang sudah tercemar. 13. Pengambilan dan penanganan sampel, termasuk pengenceran, merupakan bagian penting dalam analisis mikroba pada bahan pangan. Pengambilan sampel harus sedemikian rupa sehingga dapat mewakili keseluruhan bahan pangan.Sampel yang telah diambil harus disimpan dalam wadah tertutup untuk mencegah terjadinya kontaminasi. 14. Mikroba berukuran kecil dan terlihat transparan atau tidak berwarna, sehingga sering menimbulkan kesulitan dalam pengamatan. Untuk mengatasi hal tersebut, mikroba harus diwarna terlebih dahulu. 15. Pewarnaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan asam dan basa. Pewarnaan asam yang terdiri dari garam natrium, kalium, kalsium, atau ammonium yang bersifat negatif. Pewarnaan basa yang terdiri dari garam klorida dan sulfat yang bersifat positif. 16. Teknik pewarnaan mikroba dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan sederhana dan diferensial.Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang hanya menggunakan satu pewarna saja.Pewarnaan sederhana dilakukan untuk melihat bentuk morfologis mikroba (apakah koma, batang, spiral atau bulat) dan bentuknya (apakah berbentuk rantai, berpasangan, berempat (tetrad)

atau banyak (kluster)).Pewarnaan diferensial adalah pewarnaan yang menggunakan dua zat pewarna. 17. Populasi mikroba dapat dihitungan dengan dua cara, yaitu menghitung secara langsung dantidak langsung. Penghitungan secara langsung dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan, suhu, dan lama proses inkubasi. 18. Jumlah sel mikroba yang terlihat di bawah mikroskop dapat dihitung dengan cara : a. Menghitung secara mikroskopis jumlah mikroba dalam contoh dengan volume yang sangat sedikit dan terukur. Penghitungan dilakukan dengandengan menggunakan kotak penghitung (counting chamber). Kotak penghitung terdiri dari kotak-kotak kecil dengan ukuran dan luas tertentu. Cairan contoh yang diketahui volumenya, diletakan di kotak penghitung dan ditutup dengan gelas penutup. Dengan volume contoh yang diketahui dan jumlah mikroba pada tiap kotak pada kotak penghitung diketahui, maka populasi mikroba dapat diketahui . b. Menghitung jumlah sel total secara mikroskopis dengan menggunakan contoh yang telah diwarnai. 19. Kelemahan dari penghitungan populasi mikroba secara langsung antara lain : a. Sel mikroba yang sudah mati tidak dapat dibedakan dari yang masih hidup b. Sel yang berukuran kecil sulit dihitung atau terlewat sehingga hasil perhitungan memberikan hasil dibawah angka sebenarnya. c. Kurang peka karena suspense contoh harus mengandung minimal 106 sel per ml. d. Ketepatan yang tinggi sukar diperoleh. e. Suspensi contoh harus bebas dari zat lain karena dapat menutupi sel pada saat dihitung. 20. Jumlah mikroba yang hidup dapat dihitung menggunakan metode penghitungan secara langsungdan tidak langsung. Menghitung secara langsung jumlah sel mikroba yang hidup terhadap waktu (Total Plate Count) atau Menghitung mikroba secara tidak langsung berdasarkan turbiditas. Prosedurnya lebih cepat namun harus membuat kurva standarnya terlebih dahulu. 21. 22. 23. 24. Kudus, Juli 2016 25. Mengetahui 26. Kepala Sekolah SMK NU Ma’arif 3 kudus Guru Mapel 27. 28. 29. 30. 31. Moh. Noor Afif, S.Pd Nurul Maesyaroh, S.Pd 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59.

60. 61. 62. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

 



63. 64. Sekolah : SMK NU Ma’arif 3 Kudus 65. Mata Pelajaran : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian 66. Kelas / Semester : X/ 1 67. Pertemuan ke :7-9 68. Alokasi waktu : 3 x 45 menit 69. Standar Kompetensi : Mengidentifikasi Karakteristik Mikroorganisme 70. Kode Standar Kompetensi : 144.DKK.04 71. Kompetensi Dasar :Mengukur pertumbuhan mikroorganisme 72. Indikator 3.1Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dijelaskan secara rinci dan benar 3.2Pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme diamati dan diukur secara cermat 73. 74. Tujuan Pembelajaran 75. Peserta didik dapat 1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme secara rinci dan benar 2. Mengamati pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme secara cermat 3. Mengukur pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme secara cermat 76. 77. Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. 78. 79. Materi Pembelajaran 1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme 2. Standar Operasional Prosedur pengukuran pertumbuhan mikroorganisme 80. 81. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan a. Pendekatan kontekstual b. Discovery and inquiry learning 2. Metode a. Diskusi b. Ceramah c. Tanya jawab d. Penugasan e. Demontrasi 82. 83. Langkah - langkah kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran  Apersepsi dilakukan untuk menggali pengalaman peserta didik tentang media pertumbuhan mikroba Strategi pembelajaran dijelaskan selanjutnya proses penilaiannya. 2. Kegiatan Inti 84. Eksplorasi  Guru menjelaskan pada siswa tentang faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme Guru melaksanakan tanya jawab dengan siswa  Guru memberikan pertanyaan lisan pada siswa untuk mengetahui daya serap kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ketiga

85. Elaborasi  Guru membimbing siswa membentuk kelompok  Guru mempresentasikan langkah kerja kegiatan praktikum  Siswa melaksanakan kegiatan eksperimen 86. Konfirmasi  Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan siswa  Setiap kelompok mendiskusikan hasil praktikumnya  Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan praktikumnya di depan kelompok lainnya 3. Kegiatan Penutup  Siswa berdiskusi untuk membuat rangkuman  Guru memberikan tes lisan  Guru mengumumkan kelompok yang mempunyai kinerja terbaik 87. 88. 89. LEMBAR KERJA 3 90. A. Waktu dan Tempat Kegiatan 91. Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di sekolah. Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan selama 3 hari 92. B. Petunjuk penulisan laporan 93. Laporan praktikum harus dibuat oleh setiap kelompok sesuai dengan petunjuk dari instrutur. Laporan praktikum memuat hal-hal sebagai berikut : 1. Nama anggota kelompok 2. Judul kegiatan praktikum 3. Pendahuluan (Latar belakang dan Tujuan) 4. Pelaksanaan Kegaiatan (waktu dan tempat kegiatan, bahan dan peralatan, metode pelaksanaan) 5. Hasil kegiatan dan pembahasan 6. Kesimpulan 7. Daftar pustaka 94. 95. LEMBAR HASIL PENGAMATAN 96. 97. Nama Siswa/ Kelompok : 98. 99. Jenis 100. Pertumbu 101. K N Produk han Mikroba eteranga H1/H2/H3 n 102. 105. 106. 107. 103. 104. 108. C. Kriteria Penilaian 109. Penilaian dilakukan berdasarkan proses pelaksanaan tahapan observasi, mutu hasil observasi serta kelengkapan laporan. 110. 111. EVALUASI 112. A. Aspek Kognitif (Pengetahuan) 113. Siswa akan dianggap lulus apabila telah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Apabila siswa belum bisa menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut, maka diwajibkan kembali mengulang semua proses pembelajaran. 114. B. Aspek Afektif (Sikap) 115. Siswa dapat melaksanakan setiap tahapan proses mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme secara cermat dan hati-hati 116. C. Aspek Psikomotor (Keterampilan) 117. Siswa harus dapat mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme dan menghitung jumlah mikroba 118. 119. TUGAS 120. Tugas terstruktur 121. Tugas non terstruktur/tugas mandiri 122. 123. PENILAIAN 124. Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian. 125. Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan.

126. Contoh Instrumen : 127. EVALUASI KOGNITIF (SKORRING : JAWABAN BENAR x 5) 128. JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN SINGKAT, PADAT DAN JELAS ! 129. SOAL 1. Sebutkan beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menginokulasi mikroba 2. Berikan contoh dari beberapa jenis media agar sesuai dengan fungsinya 3. Apakah yang dimaksud dengan Proses inokulasi 4. Jelaskan cara melakukan sterilisasi peralatan di lapangan dengan benar 5. Apakah yang dimaksud dengan Media 6. Apakah yang dimaksud dengan Media agar 7. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Media pengkayaan 8. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Media selektif 9. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Metode Angka Paling Memungkinkan (APM) 10. Apakah yang dimaksud dengan Mikroba 11. Apakah yang dimaksud dengan Mikrobiologi 12. Jelaskan sumber-sumber dari kontaminasi mikroba terhadap bahan pangan 13. Jelaskan cara melakukan Pengambilan dan penanganan sampel yang benar 14. Mengapa mikroba yang berukuran kecil harus diwarnai terlebih dahulu sebelum dilakukan penghitungan? 15. Jelaskan Teknik pewarnaan mikroba secara sederhana dan diferensial 16. Sebutkan dua cara pewarnaan mikroba 17. Jelaskan dua cara penghitungan populasi mikroba 18. Jelaskan cara menghitung jumlah sel mikroba yang terlihat di bawah mikroskop 19. Apakah Kelemahan dari penghitungan populasi mikroba secara langsung 20. Jelaskan cara penghitungan jumlah mikroba yang hidup 21. 22. KUNCI JAWABAN 1. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menginokulasimikroba, yaitu penyiapan media, proses inokulasi, dan proses inkubasi. Media inokulasi untuk menumbuhkan mikroba dapat dibagi menjadi media kaldu (broth) dan media agar. 2. Ada beberapa jenis media agar sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh media agar miring digunakan untuk media tumbuh mikroba yang akan disimpan sebagai biakan murni. Sedangkan media agar pada cawan petri digunakan sebagai media tumbuh untuk tujuan tertentu. 3. Proses inokulasi adalah proses penanaman mikroba ke media kultur. Selanjutnya dilakukan proses inkubasi untuk menumbuhkan mikroba tersebut. Proses inkubasi berlangsung 1-3 hari, tergantung suhu inkubator, media yang digunakan, dan jenis mikroba yang diinokulasi. Harus dapat dilakukan dengan menggunakan teknik aseptik dan peralatan yang steril. 4. Sterilisasi peralatan selama di lapangan dapat dilakukan dengan pencucian dan pembakaran dengan propana. Penggunaan alkohol sebagai anti septik dikhawatirkan akan menyebabkan kebakaran. 5. Media : Nutrisi dalam bentuk padat atau cair untuk tempat partumbuhan mikroba. 6. Media agar : Media padat yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba. 7. Media pengkayaan : Media yang digunakan untuk memperbaiki sel-sel bakteri yang rusak atau meningkatkan jumlah populasi bakteri 8. Media selektif : Media yang mengandung bahan-bahan selektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri selain bakteri yang dianalisa. 9. Metode Angka Paling Memungkinkan (APM) : Metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan medium cair dalam tabung reaksi, pada umumnya setiap pengenceran 3 seri atau 5 seri tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahapan pendekatan secara statistik. 10. Mikroba : Kelompok organism yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. 11. Mikrobiologi : Ilmu tentang seluk beluk mikroba secara umum, baik yang bersifat parasit maupun yang penting bagi industri, pertanian, kesehatan, dan sebagainya. 12. Sebagian besar bahan pangan memiliki kandungan mikroba sejak dipanen atau ditangkap. Mikroba ini tersebar di seluruh permukaan. Sebagian mikroba tersebut merupakan mikroba asli (flora alami) yang berasal dari alam dan melekat pada bahan pangan. Sebagian mikroba lainnya berasal dari kontaminasi. Kontaminasi mikroba dapat berasal dari lingkungan, pakaian yang dikenakan saat menangani atau mengolah bahan pangan, dan dari bahan pangan yang sudah tercemar. 13. Pengambilan dan penanganan sampel, termasuk pengenceran, merupakan bagian penting dalam analisis mikroba pada bahan pangan. Pengambilan sampel harus sedemikian rupa sehingga

dapat mewakili keseluruhan bahan pangan.Sampel yang telah diambil harus disimpan dalam wadah tertutup untuk mencegah terjadinya kontaminasi. 14. Mikroba berukuran kecil dan terlihat transparan atau tidak berwarna, sehingga sering menimbulkan kesulitan dalam pengamatan. Untuk mengatasi hal tersebut, mikroba harus diwarna terlebih dahulu. 15. Pewarnaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan asam dan basa. Pewarnaan asam yang terdiri dari garam natrium, kalium, kalsium, atau ammonium yang bersifat negatif. Pewarnaan basa yang terdiri dari garam klorida dan sulfat yang bersifat positif. 16. Teknik pewarnaan mikroba dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan sederhana dan diferensial.Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang hanya menggunakan satu pewarna saja.Pewarnaan sederhana dilakukan untuk melihat bentuk morfologis mikroba (apakah koma, batang, spiral atau bulat) dan bentuknya (apakah berbentuk rantai, berpasangan, berempat (tetrad) atau banyak (kluster)).Pewarnaan diferensial adalah pewarnaan yang menggunakan dua zat pewarna. 17. Populasi mikroba dapat dihitungan dengan dua cara, yaitu menghitung secara langsung dantidak langsung. Penghitungan secara langsung dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan, suhu, dan lama proses inkubasi. 18. Jumlah sel mikroba yang terlihat di bawah mikroskop dapat dihitung dengan cara : a. Menghitung secara mikroskopis jumlah mikroba dalam contoh dengan volume yang sangat sedikit dan terukur. Penghitungan dilakukan dengandengan menggunakan kotak penghitung (counting chamber). Kotak penghitung terdiri dari kotak-kotak kecil dengan ukuran dan luas tertentu. Cairan contoh yang diketahui volumenya, diletakan di kotak penghitung dan ditutup dengan gelas penutup. Dengan volume contoh yang diketahui dan jumlah mikroba pada tiap kotak pada kotak penghitung diketahui, maka populasi mikroba dapat diketahui . b. Menghitung jumlah sel total secara mikroskopis dengan menggunakan contoh yang telah diwarnai. 19. Kelemahan dari penghitungan populasi mikroba secara langsung antara lain : a. Sel mikroba yang sudah mati tidak dapat dibedakan dari yang masih hidup b. Sel yang berukuran kecil sulit dihitung atau terlewat sehingga hasil perhitungan memberikan hasil dibawah angka sebenarnya. c. Kurang peka karena suspense contoh harus mengandung minimal 106 sel per ml. d. Ketepatan yang tinggi sukar diperoleh. e. Suspensi contoh harus bebas dari zat lain karena dapat menutupi sel pada saat dihitung. 20. Jumlah mikroba yang hidup dapat dihitung menggunakan metode penghitungan secara langsungdan tidak langsung. Menghitung secara langsung jumlah sel mikroba yang hidup terhadap waktu (Total Plate Count) atau Menghitung mikroba secara tidak langsung berdasarkan turbiditas. Prosedurnya lebih cepat namun harus membuat kurva standarnya terlebih dahulu. 130. 131. 132. Kudus, Juli 2016 133. Mengetahui 134. Kepala Sekolah SMK NU Ma’arif 3 kudus Guru Mapel 135. 136. 137. 138. 139. Moh. Noor Afif, S.Pd Nurul Maesyaroh, S.Pd 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. 152. 153. 154. 155.

156. 157. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

158. 159. 160. Sekolah : SMK Negeri 1 Kedung 161. Mata Pelajaran : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (114) 162. Kelas / Semester : X/ 1 163. Pertemuan ke : 10 - 12 164. Alokasi waktu : 3 x 45 menit 165. Standar Kompetensi : Mengidentifikasi Karakteristik Mikroorganisme 166. Kode Standar Kompetensi : 144.DKK.04 167. Kompetensi Dasar :Mengamati struktur mikroorganisme 168. Indikator 4.1Struktur mikroorganisme dijelaskan secara rinci dan benar 4.2Struktur mikroorganisme digambarkan dan dijelaskan 4.3Standar Operasional Prosedur pengamatan struktur mikroorganisme dilaksanakan sesuai ketentuan 169. 170. Tujuan Pembelajaran 171. Peserta didik dapat a. Menjelaskan struktur mikroorganisme secara rinci dan benar b. Menjelaskan struktur mikroorganisme c. Menggambarkan struktur mikroorganisme d. Melakukan standar Operasional Prosedur pengamatan struktur mikroorganisme sesuai ketentuan 172. 173. Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. 174. 175. Materi Pembelajaran a. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme b. Standar Operasional Prosedur pengukuran pertumbuhan mikroorganisme c. Struktur dan morfologi bakteri, kapang dan khamir d. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme 176. 177. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan a. Pendekatan kontekstual b. Discovery and inquiry learning 2. Metode a. Diskusi b. Ceramah c. Tanya jawab d. Penugasan e. Demontrasi 178. 179. Langkah - langkah kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan a. Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran b. Apersepsi dilakukan untuk menggali pengalaman peserta didik tentang koloni mikroba c. Strategi pembelajaran dijelaskan selanjutnya proses penilaiannya. 2. Kegiatan Inti 180. Eksplorasi

 



Guru menjelaskan pada siswa tentang struktur dan morfologi bakteri, kapang dan khamir Guru menjelaskan pada siswa tentang cara mengamati struktur dan morfologi bakteri, kapang dan khamir Guru melaksanakan tanya jawab dengan siswa 181.Elaborasi  Guru memberikan pertanyaan lisan pada siswa untuk mengetahui daya serap kegiatan belajar mengajar pada pertemuan keempat  Guru membimbing siswa membentuk kelompok  Guru mempresentasikan langkah kerja kegiatan praktikum  Siswa melaksanakan kegiatan eksperimen 182. 183. Konfirmasi  Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan siswa  Setiap kelompok mendiskusikan hasil praktikumnya  Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan praktikumnya di depan kelompok lainnya 3. Kegiatan Penutup  Siswa berdiskusi untuk membuat rangkuman  Guru memberikan tes lisan  Guru mengumumkan kelompok yang mempunyai kinerja terbaik 184. 185. LEMBAR KERJA 4 186. A. Waktu dan Tempat Kegiatan 187. Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di sekolah. Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan selama 1 hari 188. B. Petunjuk penulisan laporan 189. Laporan praktikum harus dibuat oleh setiap kelompok sesuai dengan petunjuk dari instrutur. Laporan praktikum memuat hal-hal sebagai berikut : 1. Nama anggota kelompok 2. Judul kegiatan praktikum 3. Pendahuluan (Latar belakang dan Tujuan) 4. Pelaksanaan Kegaiatan (waktu dan tempat kegiatan, bahan dan peralatan, metode pelaksanaan) 5. Hasil kegiatan dan pembahasan 6. Kesimpulan 7. Daftar pustaka 190. LEMBAR HASIL PENGAMATAN 191. Nama Siswa/ Kelompok : 192. 193. Jen 194. Mor 195. Keteran N is fologi gan Mikroba 196. 200. 201. 202. 197. 198. 199. 203. C. Kriteria Penilaian 204. Penilaian dilakukan berdasarkan proses pelaksanaan tahapan observasi, mutu hasil observasi serta kelengkapan laporan. 205. 206. EVALUASI 207. A. Aspek Kognitif (Pengetahuan) 208. Siswa akan dianggap lulus apabila telah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Apabila siswa belum bisa menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut, maka diwajibkan kembali mengulang semua proses pembelajaran. 209. B. Aspek Afektif (Sikap) 210. Siswa dapat melaksanakan setiap tahapan proses mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme secara cermat dan hati-hati 211. C. Aspek Psikomotor (Keterampilan) 212. Siswa harus dapat mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme dan menghitung jumlah mikroba 213. 214. TUGAS 215. Tugas terstruktur

216. Tugas non terstruktur/tugas mandiri 217. 218. PENILAIAN 219. Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian. 220. Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan. 221. Contoh Instrumen : 222. EVALUASI KOGNITIF (SKORRING : JAWABAN BENAR x 5) 223. JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN SINGKAT, PADAT DAN JELAS ! 224. SOAL 1. Sebutkan beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menginokulasi mikroba 2. Berikan contoh dari beberapa jenis media agar sesuai dengan fungsinya 3. Apakah yang dimaksud dengan Proses inokulasi 4. Jelaskan cara melakukan sterilisasi peralatan di lapangan dengan benar 5. Apakah yang dimaksud dengan Media 6. Apakah yang dimaksud dengan Media agar 7. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Media pengkayaan 8. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Media selektif 9. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Metode Angka Paling Memungkinkan (APM) 10. Apakah yang dimaksud dengan Mikroba 11. Apakah yang dimaksud dengan Mikrobiologi 12. Jelaskan sumber-sumber dari kontaminasi mikroba terhadap bahan pangan 13. Jelaskan cara melakukan Pengambilan dan penanganan sampel yang benar 14. Mengapa mikroba yang berukuran kecil harus diwarnai terlebih dahulu sebelum dilakukan penghitungan? 15. Jelaskan Teknik pewarnaan mikroba secara sederhana dan diferensial 16. Sebutkan dua cara pewarnaan mikroba 17. Jelaskan dua cara penghitungan populasi mikroba 18. Jelaskan cara menghitung jumlah sel mikroba yang terlihat di bawah mikroskop 19. Apakah Kelemahan dari penghitungan populasi mikroba secara langsung 20. Jelaskan cara penghitungan jumlah mikroba yang hidup 21. 22. KUNCI JAWABAN

1. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menginokulasimikroba, yaitu penyiapan media, proses inokulasi, dan proses inkubasi. Media inokulasi untuk menumbuhkan mikroba dapat dibagi menjadi media kaldu (broth) dan media agar. 2. Ada beberapa jenis media agar sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh media agar miring digunakan untuk media tumbuh mikroba yang akan disimpan sebagai biakan murni. Sedangkan media agar pada cawan petri digunakan sebagai media tumbuh untuk tujuan tertentu. 3. Proses inokulasi adalah proses penanaman mikroba ke media kultur. Selanjutnya dilakukan proses inkubasi untuk menumbuhkan mikroba tersebut. Proses inkubasi berlangsung 1-3 hari, tergantung suhu inkubator, media yang digunakan, dan jenis mikroba yang diinokulasi. Harus dapat dilakukan dengan menggunakan teknik aseptik dan peralatan yang steril. 4. Sterilisasi peralatan selama di lapangan dapat dilakukan dengan pencucian dan pembakaran dengan propana. Penggunaan alkohol sebagai anti septik dikhawatirkan akan menyebabkan kebakaran. 5. Media : Nutrisi dalam bentuk padat atau cair untuk tempat partumbuhan mikroba. 6. Media agar : Media padat yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba. 7. Media pengkayaan : Media yang digunakan untuk memperbaiki sel-sel bakteri yang rusak atau meningkatkan jumlah populasi bakteri 8. Media selektif : Media yang mengandung bahan-bahan selektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri selain bakteri yang dianalisa. 9. Metode Angka Paling Memungkinkan (APM) : Metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan medium cair dalam tabung reaksi, pada umumnya setiap pengenceran 3 seri atau 5 seri tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahapan pendekatan secara statistik. 10. Mikroba : Kelompok organism yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. 11. Mikrobiologi : Ilmu tentang seluk beluk mikroba secara umum, baik yang bersifat parasit maupun yang penting bagi industri, pertanian, kesehatan, dan sebagainya. 12. Sebagian besar bahan pangan memiliki kandungan mikroba sejak dipanen atau ditangkap. Mikroba ini tersebar di seluruh permukaan. Sebagian mikroba tersebut merupakan mikroba asli (flora alami) yang berasal dari alam dan melekat pada bahan pangan. Sebagian mikroba lainnya berasal dari kontaminasi. Kontaminasi mikroba dapat berasal dari lingkungan, pakaian yang dikenakan saat menangani atau mengolah bahan pangan, dan dari bahan pangan yang sudah tercemar. 13. Pengambilan dan penanganan sampel, termasuk pengenceran, merupakan bagian penting dalam analisis mikroba pada bahan pangan. Pengambilan sampel harus sedemikian rupa sehingga dapat mewakili keseluruhan bahan pangan.Sampel yang telah diambil harus disimpan dalam wadah tertutup untuk mencegah terjadinya kontaminasi. 14. Mikroba berukuran kecil dan terlihat transparan atau tidak berwarna, sehingga sering menimbulkan kesulitan dalam pengamatan. Untuk mengatasi hal tersebut, mikroba harus diwarna terlebih dahulu. 15. Pewarnaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan asam dan basa. Pewarnaan asam yang terdiri dari garam natrium, kalium, kalsium, atau ammonium yang bersifat negatif. Pewarnaan basa yang terdiri dari garam klorida dan sulfat yang bersifat positif. 16. Teknik pewarnaan mikroba dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan sederhana dan diferensial.Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang hanya menggunakan satu pewarna saja.Pewarnaan sederhana dilakukan untuk melihat bentuk morfologis mikroba (apakah koma, batang, spiral atau bulat) dan bentuknya (apakah berbentuk rantai, berpasangan, berempat (tetrad) atau banyak (kluster)).Pewarnaan diferensial adalah pewarnaan yang menggunakan dua zat pewarna. 17. Populasi mikroba dapat dihitungan dengan dua cara, yaitu menghitung secara langsung dantidak langsung. Penghitungan secara langsung dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan, suhu, dan lama proses inkubasi. 18. Jumlah sel mikroba yang terlihat di bawah mikroskop dapat dihitung dengan cara : a. Menghitung secara mikroskopis jumlah mikroba dalam contoh dengan volume yang sangat sedikit dan terukur. Penghitungan dilakukan dengandengan menggunakan kotak penghitung (counting chamber). Kotak penghitung terdiri dari kotak-kotak kecil dengan ukuran dan luas tertentu. Cairan contoh yang diketahui volumenya, diletakan di kotak penghitung dan ditutup dengan gelas penutup. Dengan volume contoh yang diketahui dan jumlah mikroba pada tiap kotak pada kotak penghitung diketahui, maka populasi mikroba dapat diketahui . b. Menghitung jumlah sel total secara mikroskopis dengan menggunakan contoh yang telah diwarnai. 19. Kelemahan dari penghitungan populasi mikroba secara langsung antara lain : a. Sel mikroba yang sudah mati tidak dapat dibedakan dari yang masih hidup b. Sel yang berukuran kecil sulit

dihitung atau terlewat sehingga hasil perhitungan memberikan hasil dibawah angka sebenarnya. c. Kurang peka karena suspense contoh harus mengandung minimal 106 sel per ml. d. Ketepatan yang tinggi sukar diperoleh. e. Suspensi contoh harus bebas dari zat lain karena dapat menutupi sel pada saat dihitung. 20. Jumlah mikroba yang hidup dapat dihitung menggunakan metode penghitungan secara langsungdan tidak langsung. Menghitung secara langsung jumlah sel mikroba yang hidup terhadap waktu (Total Plate Count) atau Menghitung mikroba secara tidak langsung berdasarkan turbiditas. Prosedurnya lebih cepat namun harus membuat kurva standarnya terlebih dahulu.

225. 226. Kudus, Juli 2016 227. Mengetahui 228. Kepala Sekolah SMK NU Ma’arif 3 kudus Guru Mapel 229. 230. 231. 232. 233. Moh. Noor Afif, S.Pd Nurul Maesyaroh, S.Pd 234. 235. 236. 237. 238. 239. 240. 241. 242. 243. 244. 245. 246. 247. 248. 249. 250. 251. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 252. 253. Sekolah : SMK NU Ma’arif 3 Kudus 254. Mata Pelajaran : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (114) 255. Kelas / Semester : X/ 1 256. Pertemuan ke : 13 - 15 257. Alokasi waktu : 3 x 45 menit 258. Standar Kompetensi : Mengidentifikasi Karakteristik Mikroorganisme 259. Kode Standar Kompetensi : 144.DKK.04 260. Kompetensi Dasar :Menghitung jumlah mikroorganisme 261. Indikator 5.1 Teknik penghitungan jumlah mikroorganisme dijelaskan secara benar 5.2 Standar Operasional Prosedur penghitungan jumlah mikroorganisme dilaksanakan sesuai ketentuan 262. 263. Tujuan Pembelajaran 264. Peserta didik dapat 1. Menjelaskan teknik penghitungan jumlah mikroorganisme secara benar 2. Melakukan Standar Operasional Prosedur penghitungan jumlah mikroorganisme sesuai ketentuan 265. 266. Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. 267. 268. Materi Pembelajaran 1. Menghitung jumlah mikorganisme secara langsung 2. Menghitung jumlah mikroorganisme secara tidak langsung

269. 270.

Metode Pembelajaran Pendekatan a. Pendekatan kontekstual b. Discovery and inquiry learning 2. Metode a. Diskusi b. Ceramah c. Tanya jawab d. Penugasan e. Demontrasi 271. Langkah - langkah kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan a. Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran b. Apersepsi dilakukan untuk menggali pengalaman peserta didik tentang koloni mikroba c. Strategi pembelajaran dijelaskan selanjutnya proses penilaiannya. 2. Kegiatan Inti 272. Eksplorasi  Guru menjelaskan pada siswa tentang teknik menghitung jumlah mikroba secara langsung  Guru menjelaskan pada siswa tentang teknik menghitung jumlah mikroba secara tidak langsung  Guru melaksanakan tanya jawab dengan siswa 273. Elaborasi  Guru memberikan pertanyaan lisan pada siswa untuk mengetahui daya serap kegiatan belajar mengajar pada pertemuan kelima  Guru membimbing siswa membentuk kelompok  Guru mempresentasikan langkah kerja kegiatan praktikum  Siswa melaksanakan kegiatan eksperimen 274. Konfirmasi  Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan siswa  Setiap kelompok mendiskusikan hasil praktikumnya  Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan praktikumnya di depan kelompok lainnya 3. Kegiatan Penutup  Siswa berdiskusi untuk membuat rangkuman  Guru memberikan tes lisan  Guru mengumumkan kelompok yang mempunyai kinerja terbaik 275. 276. LEMBAR KERJA 5 277. A. Waktu dan Tempat Kegiatan 278. Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di sekolah. Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan selama 1 hari 279. B. Petunjuk penulisan laporan 280. Laporan praktikum harus dibuat oleh setiap kelompok sesuai dengan petunjuk dari instrutur. Laporan praktikum memuat hal-hal sebagai berikut : 1. Nama anggota kelompok 2. Judul kegiatan praktikum 3. Pendahuluan (Latar belakang dan Tujuan) 4. Pelaksanaan Kegaiatan (waktu dan tempat kegiatan, bahan dan peralatan, metode pelaksanaan) 5. Hasil kegiatan dan pembahasan 6. Kesimpulan 7. Daftar pustaka 281. LEMBAR HASIL PENGAMATAN 282. Nama Siswa/ Kelompok : 283. 284. Jen 285. Jum 286. Keteran N is lah gan Mikroba Mikroba 287. 291. 292. 293. 288. 289. 290. 294. C. Kriteria Penilaian 1.

295. Penilaian dilakukan berdasarkan proses pelaksanaan tahapan observasi, mutu hasil observasi serta kelengkapan laporan. 296. 297. EVALUASI 298. A. Aspek Kognitif (Pengetahuan) 299. Siswa akan dianggap lulus apabila telah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Apabila siswa belum bisa menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut, maka diwajibkan kembali mengulang semua proses pembelajaran. 300. B. Aspek Afektif (Sikap) 301. Siswa dapat melaksanakan setiap tahapan proses mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme secara cermat dan hati-hati 302. C. Aspek Psikomotor (Keterampilan) 303. Siswa harus dapat mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme dan menghitung jumlah mikroba 304. TUGAS 305. Tugas terstruktur 306. Tugas non terstruktur/tugas mandiri 307. PENILAIAN 308. Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian. 309. Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan. 310. Contoh Instrumen : 311. EVALUASI KOGNITIF (SKORRING : JAWABAN BENAR x 5) 312. JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN SINGKAT, PADAT DAN JELAS ! 313. SOAL 1. Sebutkan beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menginokulasi mikroba 2. Berikan contoh dari beberapa jenis media agar sesuai dengan fungsinya 3. Apakah yang dimaksud dengan Proses inokulasi 4. Jelaskan cara melakukan sterilisasi peralatan di lapangan dengan benar 5. Apakah yang dimaksud dengan Media 6. Apakah yang dimaksud dengan Media agar 7. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Media pengkayaan 8. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Media selektif 9. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Metode Angka Paling Memungkinkan (APM) 10. Apakah yang dimaksud dengan Mikroba 11. Apakah yang dimaksud dengan Mikrobiologi 12. Jelaskan sumber-sumber dari kontaminasi mikroba terhadap bahan pangan 13. Jelaskan cara melakukan Pengambilan dan penanganan sampel yang benar 14. Mengapa mikroba yang berukuran kecil harus diwarnai terlebih dahulu sebelum dilakukan penghitungan? 15. Jelaskan Teknik pewarnaan mikroba secara sederhana dan diferensial 16. Sebutkan dua cara pewarnaan mikroba 17. Jelaskan dua cara penghitungan populasi mikroba 18. Jelaskan cara menghitung jumlah sel mikroba yang terlihat di bawah mikroskop 19. Apakah Kelemahan dari penghitungan populasi mikroba secara langsung 20. Jelaskan cara penghitungan jumlah mikroba yang hidup 314. 315. KUNCI JAWABAN 1. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menginokulasimikroba, yaitu penyiapan media, proses inokulasi, dan proses inkubasi. Media inokulasi untuk menumbuhkan mikroba dapat dibagi menjadi media kaldu (broth) dan media agar. 2. Ada beberapa jenis media agar sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh media agar miring digunakan untuk media tumbuh mikroba yang akan disimpan sebagai biakan murni. Sedangkan media agar pada cawan petri digunakan sebagai media tumbuh untuk tujuan tertentu. 3. Proses inokulasi adalah proses penanaman mikroba ke media kultur. Selanjutnya dilakukan proses inkubasi untuk menumbuhkan mikroba tersebut. Proses inkubasi berlangsung 1-3 hari, tergantung suhu inkubator, media yang digunakan, dan jenis mikroba yang diinokulasi. Harus dapat dilakukan dengan menggunakan teknik aseptik dan peralatan yang steril. 4. Sterilisasi peralatan selama di lapangan dapat dilakukan dengan pencucian dan pembakaran dengan propana. Penggunaan alkohol sebagai anti septik dikhawatirkan akan menyebabkan kebakaran. 5. Media : Nutrisi dalam bentuk padat atau cair untuk tempat partumbuhan mikroba.

6. Media agar : Media padat yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba. 7. Media pengkayaan : Media yang digunakan untuk memperbaiki sel-sel bakteri yang rusak atau meningkatkan jumlah populasi bakteri 8. Media selektif : Media yang mengandung bahan-bahan selektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri selain bakteri yang dianalisa. 9. Metode Angka Paling Memungkinkan (APM) : Metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan medium cair dalam tabung reaksi, pada umumnya setiap pengenceran 3 seri atau 5 seri tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahapan pendekatan secara statistik. 10. Mikroba : Kelompok organism yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. 11. Mikrobiologi : Ilmu tentang seluk beluk mikroba secara umum, baik yang bersifat parasit maupun yang penting bagi industri, pertanian, kesehatan, dan sebagainya. 12. Sebagian besar bahan pangan memiliki kandungan mikroba sejak dipanen atau ditangkap. Mikroba ini tersebar di seluruh permukaan. Sebagian mikroba tersebut merupakan mikroba asli (flora alami) yang berasal dari alam dan melekat pada bahan pangan. Sebagian mikroba lainnya berasal dari kontaminasi. Kontaminasi mikroba dapat berasal dari lingkungan, pakaian yang dikenakan saat menangani atau mengolah bahan pangan, dan dari bahan pangan yang sudah tercemar. 13. Pengambilan dan penanganan sampel, termasuk pengenceran, merupakan bagian penting dalam analisis mikroba pada bahan pangan. Pengambilan sampel harus sedemikian rupa sehingga dapat mewakili keseluruhan bahan pangan.Sampel yang telah diambil harus disimpan dalam wadah tertutup untuk mencegah terjadinya kontaminasi. 14. Mikroba berukuran kecil dan terlihat transparan atau tidak berwarna, sehingga sering menimbulkan kesulitan dalam pengamatan. Untuk mengatasi hal tersebut, mikroba harus diwarna terlebih dahulu. 15. Pewarnaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan asam dan basa. Pewarnaan asam yang terdiri dari garam natrium, kalium, kalsium, atau ammonium yang bersifat negatif. Pewarnaan basa yang terdiri dari garam klorida dan sulfat yang bersifat positif. 16. Teknik pewarnaan mikroba dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan sederhana dan diferensial.Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang hanya menggunakan satu pewarna saja.Pewarnaan sederhana dilakukan untuk melihat bentuk morfologis mikroba (apakah koma, batang, spiral atau bulat) dan bentuknya (apakah berbentuk rantai, berpasangan, berempat (tetrad) atau banyak (kluster)).Pewarnaan diferensial adalah pewarnaan yang menggunakan dua zat pewarna. 17. Populasi mikroba dapat dihitungan dengan dua cara, yaitu menghitung secara langsung dantidak langsung. Penghitungan secara langsung dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan, suhu, dan lama proses inkubasi. 18. Jumlah sel mikroba yang terlihat di bawah mikroskop dapat dihitung dengan cara : a. Menghitung secara mikroskopis jumlah mikroba dalam contoh dengan volume yang sangat sedikit dan terukur. Penghitungan dilakukan dengandengan menggunakan kotak penghitung (counting chamber). Kotak penghitung terdiri dari kotak-kotak kecil dengan ukuran dan luas tertentu. Cairan contoh yang diketahui volumenya, diletakan di kotak penghitung dan ditutup dengan gelas penutup. Dengan volume contoh yang diketahui dan jumlah mikroba pada tiap kotak pada kotak penghitung diketahui, maka populasi mikroba dapat diketahui . b. Menghitung jumlah sel total secara mikroskopis dengan menggunakan contoh yang telah diwarnai. 19. Kelemahan dari penghitungan populasi mikroba secara langsung antara lain : a. Sel mikroba yang sudah mati tidak dapat dibedakan dari yang masih hidup b. Sel yang berukuran kecil sulit dihitung atau terlewat sehingga hasil perhitungan memberikan hasil dibawah angka sebenarnya. c. Kurang peka karena suspense contoh harus mengandung minimal 106 sel per ml. d. Ketepatan yang tinggi sukar diperoleh. e. Suspensi contoh harus bebas dari zat lain karena dapat menutupi sel pada saat dihitung. 20. Jumlah mikroba yang hidup dapat dihitung menggunakan metode penghitungan secara langsungdan tidak langsung. Menghitung secara langsung jumlah sel mikroba yang hidup terhadap waktu (Total Plate Count) atau Menghitung mikroba secara tidak langsung berdasarkan turbiditas. Prosedurnya lebih cepat namun harus membuat kurva standarnya terlebih dahulu. 316. 317. 318. 319. Kudus, Juli 2016 320. Mengetahui 321. Kepala Sekolah SMK NU Ma’arif 3 kudus Guru Mapel

322. 323. 324. 325. 326. Moh. Noor Afif, S.Pd Maesyaroh, S.Pd

Nurul 327. 328. 329. 330. 331. 332. 333. 334. 335. 336. 337. 338. 339. 340. 341. 342. 343. 344. 345. 346. 347. 348. 349. 350. 351. 352. 353. 354. 355. 356.

357. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 358. Sekolah : SMK NU Ma’arif 3 Kudus 359. Mata Pelajaran : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian 360. Kelas / Semester : X/ 1 361. Pertemuan ke : 16-17 362. Alokasi waktu : 3 x 45 menit 363. Standar Kompetensi : Mengidentifikasi Karakteristik Mikroorganisme 364. Kode Standar Kompetensi : 144.DKK.04 365. Kompetensi Dasar : Mengamati kematian mikroorganisme 366. Indikator 6.1 Teknik pengamatan kematian mikroorganisme dijelaskan secara benar 6.2 Standar Operasional Prosedur pengamatan kematian mikroorganisme dilaksanakan sesuai ketentuan 367. 368. Tujuan Pembelajaran 369. Peserta didik dapat 1. Menjelaskan teknik pengamatan kematian mikroorganisme secara benar 2. Melakukan Standar Operasional Prosedur pengamatan kematian mikroorganisme sesuai ketentuan 370. 371. Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. 372. 373. Materi Pembelajaran 1. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme 2. Kurva pertumbuhan mikroorganisme 374. 375. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan a. Pendekatan kontekstual b. Discovery and inquiry learning 2. Metode a. Diskusi b. Ceramah c. Tanya jawab d. Penugasan e. Demontrasi 376. Langkah - langkah kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan  Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran  Apersepsi dilakukan untuk menggali pengalaman peserta didik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba  Strategi pembelajaran dijelaskan selanjutnya proses penilaiannya. 2. Kegiatan Inti 377. Eksplorasi  Guru menjelaskan kepada siswa tentang kurva pertumbuhan mikroorganisme  Guru membimbing siswa membentuk kelompok  Guru mempresentasikan langkah kerja kegiatan praktikum 378. Elaborasi  Siswa melaksanakan kegiatan eksperimen  Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan siswa 379. Konfirmasi

3.

1. 2. 3.

 Setiap kelompok mendiskusikan hasil praktikumnya  Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan praktikumnya di depan kelompok lainnya Kegiatan Penutup  Siswa berdiskusi untuk membuat rangkuman  Guru memberikan tes lisan 380. Sumber Belajar Modul Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Buku referensi yang relevan Lingkungan 381. Penilaian Hasil Belajar 382. 1. Tes Tertulis (terlampir) 383. 2. Tes pengamatan 384. 3. Penilaian porto folio (laporan hasil praktik) 385. 386. LEMBAR KERJA 6 387. A. Waktu dan Tempat Kegiatan 388. Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di sekolah. Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan selama 1 hari 389. B. Petunjuk penulisan laporan 390. Laporan praktikum harus dibuat oleh setiap kelompok sesuai dengan petunjuk dari instrutur. Laporan praktikum memuat hal-hal sebagai berikut : 1. Nama anggota kelompok 2. Judul kegiatan praktikum 3. Pendahuluan (Latar belakang dan Tujuan) 4. Pelaksanaan Kegaiatan (waktu dan tempat kegiatan, bahan dan peralatan, metode pelaksanaan) 5. Hasil kegiatan dan pembahasan 6. Kesimpulan 7. Daftar pustaka 391. LEMBAR HASIL PENGAMATAN 392. Nama Siswa/ Kelompok : 393. 394. Jen 395. Kar 396. Keteran N is akteristik gan Mikroba fisik 397. 400. 401. 402. 398. 399. 403. C. Kriteria Penilaian 404. Penilaian dilakukan berdasarkan proses pelaksanaan tahapan observasi, mutu hasil observasi serta kelengkapan laporan. 405. 406. EVALUASI 407. A. Aspek Kognitif (Pengetahuan) 408. Siswa akan dianggap lulus apabila telah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Apabila siswa belum bisa menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut, maka diwajibkan kembali mengulang semua proses pembelajaran. 409. B. Aspek Afektif (Sikap) 410. Siswa dapat melaksanakan setiap tahapan proses mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme secara cermat dan hati-hati 411. C. Aspek Psikomotor (Keterampilan) 412. Siswa harus dapat mengidentifikasi karakteristik mikroorganisme dan menghitung jumlah mikroba 413. 414. TUGAS 415. Tugas terstruktur 416. Tugas non terstruktur/tugas mandiri 417. 418. PENILAIAN 419. Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian. 420. Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan. 421. Contoh Instrumen : 422. EVALUASI KOGNITIF (SKORRING : JAWABAN BENAR x 5)

423. JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN SINGKAT, PADAT DAN JELAS ! 424. SOAL 1. Sebutkan beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menginokulasi mikroba 2. Berikan contoh dari beberapa jenis media agar sesuai dengan fungsinya 3. Apakah yang dimaksud dengan Proses inokulasi 4. Jelaskan cara melakukan sterilisasi peralatan di lapangan dengan benar 5. Apakah yang dimaksud dengan Media 6. Apakah yang dimaksud dengan Media agar 7. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Media pengkayaan 8. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Media selektif 9. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Metode Angka Paling Memungkinkan (APM) 10. Apakah yang dimaksud dengan Mikroba 11. Apakah yang dimaksud dengan Mikrobiologi 12. Jelaskan sumber-sumber dari kontaminasi mikroba terhadap bahan pangan 13. Jelaskan cara melakukan Pengambilan dan penanganan sampel yang benar 14. Mengapa mikroba yang berukuran kecil harus diwarnai terlebih dahulu sebelum dilakukan penghitungan? 15. Jelaskan Teknik pewarnaan mikroba secara sederhana dan diferensial 16. Sebutkan dua cara pewarnaan mikroba 17. Jelaskan dua cara penghitungan populasi mikroba 18. Jelaskan cara menghitung jumlah sel mikroba yang terlihat di bawah mikroskop 19. Apakah Kelemahan dari penghitungan populasi mikroba secara langsung 20. Jelaskan cara penghitungan jumlah mikroba yang hidup 425. 426. KUNCI JAWABAN 1. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam menginokulasimikroba, yaitu penyiapan media, proses inokulasi, dan proses inkubasi. Media inokulasi untuk menumbuhkan mikroba dapat dibagi menjadi media kaldu (broth) dan media agar. 2. Ada beberapa jenis media agar sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh media agar miring digunakan untuk media tumbuh mikroba yang akan disimpan sebagai biakan murni. Sedangkan media agar pada cawan petri digunakan sebagai media tumbuh untuk tujuan tertentu. 3. Proses inokulasi adalah proses penanaman mikroba ke media kultur. Selanjutnya dilakukan proses inkubasi untuk menumbuhkan mikroba tersebut. Proses inkubasi berlangsung 1-3 hari, tergantung suhu inkubator, media yang digunakan, dan jenis mikroba yang diinokulasi. Harus dapat dilakukan dengan menggunakan teknik aseptik dan peralatan yang steril. 4. Sterilisasi peralatan selama di lapangan dapat dilakukan dengan pencucian dan pembakaran dengan propana. Penggunaan alkohol sebagai anti septik dikhawatirkan akan menyebabkan kebakaran. 5. Media : Nutrisi dalam bentuk padat atau cair untuk tempat partumbuhan mikroba. 6. Media agar : Media padat yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba. 7. Media pengkayaan : Media yang digunakan untuk memperbaiki sel-sel bakteri yang rusak atau meningkatkan jumlah populasi bakteri 8. Media selektif : Media yang mengandung bahan-bahan selektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri selain bakteri yang dianalisa. 9. Metode Angka Paling Memungkinkan (APM) : Metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan medium cair dalam tabung reaksi, pada umumnya setiap pengenceran 3 seri atau 5 seri tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahapan pendekatan secara statistik. 10. Mikroba : Kelompok organism yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. 11. Mikrobiologi : Ilmu tentang seluk beluk mikroba secara umum, baik yang bersifat parasit maupun yang penting bagi industri, pertanian, kesehatan, dan sebagainya. 12. Sebagian besar bahan pangan memiliki kandungan mikroba sejak dipanen atau ditangkap. Mikroba ini tersebar di seluruh permukaan. Sebagian mikroba tersebut merupakan mikroba asli (flora alami) yang berasal dari alam dan melekat pada bahan pangan. Sebagian mikroba lainnya berasal dari kontaminasi. Kontaminasi mikroba dapat berasal dari lingkungan, pakaian yang dikenakan saat menangani atau mengolah bahan pangan, dan dari bahan pangan yang sudah tercemar. 13. Pengambilan dan penanganan sampel, termasuk pengenceran, merupakan bagian penting dalam analisis mikroba pada bahan pangan. Pengambilan sampel harus sedemikian rupa sehingga dapat

mewakili keseluruhan bahan pangan.Sampel yang telah diambil harus disimpan dalam wadah tertutup untuk mencegah terjadinya kontaminasi. 14. Mikroba berukuran kecil dan terlihat transparan atau tidak berwarna, sehingga sering menimbulkan kesulitan dalam pengamatan. Untuk mengatasi hal tersebut, mikroba harus diwarna terlebih dahulu. 15. Pewarnaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan asam dan basa. Pewarnaan asam yang terdiri dari garam natrium, kalium, kalsium, atau ammonium yang bersifat negatif. Pewarnaan basa yang terdiri dari garam klorida dan sulfat yang bersifat positif. 16. Teknik pewarnaan mikroba dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pewarnaan sederhana dan diferensial.Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang hanya menggunakan satu pewarna saja.Pewarnaan sederhana dilakukan untuk melihat bentuk morfologis mikroba (apakah koma, batang, spiral atau bulat) dan bentuknya (apakah berbentuk rantai, berpasangan, berempat (tetrad) atau banyak (kluster)).Pewarnaan diferensial adalah pewarnaan yang menggunakan dua zat pewarna. 17. Populasi mikroba dapat dihitungan dengan dua cara, yaitu menghitung secara langsung dantidak langsung. Penghitungan secara langsung dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan, suhu, dan lama proses inkubasi. 18. Jumlah sel mikroba yang terlihat di bawah mikroskop dapat dihitung dengan cara : a. Menghitung secara mikroskopis jumlah mikroba dalam contoh dengan volume yang sangat sedikit dan terukur. Penghitungan dilakukan dengandengan menggunakan kotak penghitung (counting chamber). Kotak penghitung terdiri dari kotak-kotak kecil dengan ukuran dan luas tertentu. Cairan contoh yang diketahui volumenya, diletakan di kotak penghitung dan ditutup dengan gelas penutup. Dengan volume contoh yang diketahui dan jumlah mikroba pada tiap kotak pada kotak penghitung diketahui, maka populasi mikroba dapat diketahui . b. Menghitung jumlah sel total secara mikroskopis dengan menggunakan contoh yang telah diwarnai. 19. Kelemahan dari penghitungan populasi mikroba secara langsung antara lain : a. Sel mikroba yang sudah mati tidak dapat dibedakan dari yang masih hidup b. Sel yang berukuran kecil sulit dihitung atau terlewat sehingga hasil perhitungan memberikan hasil dibawah angka sebenarnya. c. Kurang peka karena suspense contoh harus mengandung minimal 106 sel per ml. d. Ketepatan yang tinggi sukar diperoleh. e. Suspensi contoh harus bebas dari zat lain karena dapat menutupi sel pada saat dihitung. 20. Jumlah mikroba yang hidup dapat dihitung menggunakan metode penghitungan secara langsungdan tidak langsung. Menghitung secara langsung jumlah sel mikroba yang hidup terhadap waktu (Total Plate Count) atau Menghitung mikroba secara tidak langsung berdasarkan turbiditas. Prosedurnya lebih cepat namun harus membuat kurva standarnya terlebih dahulu. 427. 428. Kudus, Juli 2016 429. Mengetahui 430. Kepala Sekolah SMK NU Ma’arif 3 kudus Guru Mapel 431. 432. 433. 434. 435. Moh. Noor Afif, S.Pd Nurul Maesyaroh, S.Pd 436. 437. 438. 439. 440. 441. 442. 443. 444. 445. 446. 447. 448. 449. 450. 451. 452.

453. 454. 455. 456. 457. PENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

I.

II.

III.

IV.

458. 459. 460. Sekolah : SMK NU Ma’arif 3 Kudus 461. Mata Pelajaran : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian 462. Kelas / Semester : XI/ 3 463. Pertemuan ke : 1-6 464. Alokasi waktu : 2 x 45 menit 465. Standar Kompetensi : Mengendalikan mutu dalam proses pengolahan 466. Kode Standar Kompetensi : 144.DKK.07 467. Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan kriteria mutu produk yang dihasilkan 468. Indikator : 469. 1.1 Pengertian mutu produk hasil pertanian dijelaskan 470. 1.2 Keragaman mutu dan batas mutu dijelaskan 471. 1.3 Kelas mutu (grade) dijelaskan 472. 1.4 Peranan kelas mutu dijelaskan 473. 1.5 Dasar pertimbangan kelas mutu dijelaskan 474. 1.6 SNI makanan dan minumam Tujuan Pembelajaran 475. Pertemuan 1: A. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian mutu produk hasil pertanian B. Peserta didik dapat menjelaskan keragaman mutu dan batas mutu C. Peserta didik dapat menjelaskan kelas mutu (grade) D. Peserta didik dapat menjelaskan peranan kelas mutu E. Peserta didik dapat menjelaskan dasar pertimbangan kelas mutu 476. Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercata dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. Materi Ajar 477. SNI BHP dan olahannya 478. Kriteria mutu produk hasil pertanian 479. Metode Pembelajaran A. Diskusi B. Ceramah C. Presentasi D. Penugasan/ Pembuatan Laporan E. Praktik Kegiatan Pembelajaran 480. Pertemuan 1 -5 A. Kegiatan Awal 1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar 2. Pre test tentang mutu 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang SNI BHP dan olahannya serta kriteria mutu produk hasil pertanian dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari B. Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1. Memberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai materi

2. 3.

V.

VI.

VII.

Mendiskusikan materi bersama siswa Memberikan kesempatan pada peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai materi yang berhubungan dengan penyelesaian suatu soal. b. Elaborasi 1. Peserta didik melakukan diskusi secara berkelompok membahas tentang SNI BPH dan olahannya serta kriteria mutu produk hasil pertanian 2. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lainnya 3. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru c. Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik pada peserta didik dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan/tertulis pada peserta didik yang telah dapat menyelesaikan tugasnya. 2. Memberi konfirmasi pada hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh peserta didik melalui sumber lain. 3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang sudah dilakukan 4. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang dan belum bisa mengikuti dalam pembelajaran C. Kegiatan Akhir Post test untuk mengku sejauh mana pembelajaran telah terlaksana 2. Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya 481. Alat, Bahan dan Sumber Belajar A. Modul/ bahan referensi B. Lembar Kerja C. Soal teori 482. TUGAS 483. Tugas terstruktur 484. Tugas non terstruktur/tugas mandiri 485. PENILAIAN 486. Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian. 487. Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan. 488. Contoh Instrumen : 489. EVALUASI KOGNITIF 490. JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN SINGKAT, PADAT DAN JELAS ! 491. SOAL 1. Jelaskan pengertian dari manajemen mutu 2. Sebutkan beberapa sebab mengapa Beberapa bahan pangan memiliki penampilan cacat sehingga terlihat kurang menarik 3. Sebutkan beberapa sebab terjadinya kerusakan fisik yang dialami bahan pangan 4. Sebutkan beberapa komponen senyawa kimia yang larut selama proses pencucian bahan pangan 5. Berdasarkan penyebabnya, sebutkan beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya keracunan makanan 6. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan perlindungan konsumen 7. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Persyaratan sanitasi 8. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Potensi bahaya 9. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Program sampling 10. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Sertifikasi mutu pangan 492. KUNCI JAWABAN 1. Manajemen mutu adalah seluruh kegiatan fungsi manajemen menyeluruh yang menetapkan dan melaksanakan kebijakan mutu, tujuan mutu, dan tanggungjawab dengan cara perencanaan mutu, pengendalian mutu, jaminan mutu, perbaikan mutu dalam system mutu. 2. Beberapa bahan pangan memiliki penampilan cacat sehingga terlihat kurang menarik. Penampilan cacat ini dapat disebabkan oleh sifat genetis, faktor lingkungan, atau serangan organisme lain. 3. Kerusakan fisik yang dialami bahan pangan dapat disebabkan oleh perlakuan fisik, seperti terbanting, tergencet, atau terluka. Perlakuan tersebut dapat menyebabkan terjadinya memar, luka, dan adanya benda asing.

4.

Penurunan kandungan senyawa kimia pada bahan pangan dapat terjadi selama proses pencucian dan pemanasan. Selama berlangsung proses pencucian bahan pangan, banyak komponen senyawa kimia yang akan larut, seperti beberapa protein, vitamin B dan C, dan mineral. 5. Berdasarkan penyebabnya, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya keracunan makanan, yaitu sifat bahan pangan itu sendiri, cara pengolahan atau penyimpanannya, dan bisa pula karena pengaruh dari luar. 6. Perlindungan konsumen : Segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. 7. Persyaratan sanitasi : Standar kebersihan dan kesehatan yang harus dipenuhi sebagai upaya mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik pathogen atau mengurangi jumlah jasad renik lainnya agar pangan yang dihasilkan dan dikonsumsi tidak membahayakan kesehatan dan jiwa manusia. 8. Potensi bahaya : Suatu benda atau kondisi biologis, kimiawi, dan fisik dalam makanan yang dapat membahayakan kesehatan. 9. Program sampling : Menentukan strategi, jumlah contoh dan cara pengembalian contoh di suatu industri, khususnya industry pangan. 10. Sertifikasi mutu pangan : Rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap pangan yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. 493. SKOR = JAWABAN BENAR X 10 494. 495. 496. Kudus, Juli 2016 497. Mengetahui 498. Kepala Sekolah Guru mapel 499. 500. 501. 502. 503. M.Noor Afif, S.Pd Nurul Maesyaroh, S.Pd 504. 505. 506. 507. 508. 509. 510. 511. 512. 513. 514. 515. 516. 517. 518. 519. 520. 521. 522. 523. 524. 525. 526. 527. 528. 529. 530. 531. 532. 533. 534. 535. 536. 537. 538. 539. 540.

541. 542. 543. 544. 545.

546. 547. 548. 549. 550. 551. 552. 553.

A. B. C. D. E.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Sekolah : SMK NU Ma’arif 3 Kudus Mata Pelajaran : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Kelas / Semester : X/ 1 Pertemuan ke : 7-11 Alokasi waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi : Mengendalikan mutu dalam proses pengolahan 554. Kode Standar Kompetensi : 144.DKK.07 555. Kompetensi Dasar : Mengendalikan proses agar menghasilkan produk yang bermutu 556. 557. Indikator : 1. Pemeriksaan mutu produk pada setiap tahapan proses dilakukan 2. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemeriksaan mutu produk dijelaskan 2. Kerusakan-kerusakan yang terjadi dalam pemeriksaan mutu produk dipelajari 3. Persiapan peralatan yang diperlukan dalam pemeriksaan mutu produk dilakukan 4. Contoh pada setiap tahap ditarik untuk diperiksa dan dijelaskan 558. I. Tujuan Pembelajaran 559. Pertemuan 7-10: A. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian dan fungsi pengendalian mutu hasil petanian B. Peserta didik dapat menjelaskan peranan dan ruang lingkup pengendalian mutu hail pertanian 560. Pertemuan 3: A. Peserta didik dapat menjelaskan manfaat pengendalian mutu bagi konsumen, podusen dan pemerintah B. Peserta didik dapat memberikan contoh manfaat pengendalian mutu bagi konsumen, podusen dan pemerintah 561. Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercata dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. II. Materi Ajar 562. Pertemuan 7 – 10 :  Pemeriksaan mutu produk  Teknik sampling/penarikan contoh  Teknik pengujian mutu secara : fisis, organileptik, kimia, fisikom kimia 563. III.Metode Pembelajaran Diskusi Ceramah Presentasi Penugasan/ Pembuatan Laporan Praktik 564. IV. Kegiatan Pembelajaran 565. Pertemuan 7-10 A. Kegiatan Awal 1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar

A. B.

2. Pre test tentang mutu 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang pemeriksaan mutu produk, teknik sampling/penarikan contoh dan teknik pengujian mutu secara fisis, organoleptik, kimia, fisikom kimia yang akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari B. Kegiatan Inti a. Eksplorasi 1. Memberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai materi 2. Mendiskusikan materi bersama siswa 3. Memberikan kesempatan pada peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai materi yang berhubungan dengan penyelesaian suatu soal. b. Elaborasi 1. Peserta didik melakukan diskusi secara berkelompok membahas hasil uji fisis, organoleptik, kimia, fisikom kimia mutu produk hasil pertanian 2. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lainnya 3. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru 566. 567. c. Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik pada peserta didik dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan/tertulis pada peserta didik yang telah dapat menyelesaikan tugasnya. 2. Memberi konfirmasi pada hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh peserta didik melalui sumber lain. 3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang sudah dilakukan 4. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang dan belum bisa mengikuti dalam pembelajaran C. Kegiatan Akhir Post test untuk mengku sejauh mana pembelajaran telah terlaksana Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya 568. Pertemuan 11 A. Kegiatan Awal A. Pre test tentang pengendalian mutu B. Peserta didik diingatkan materi sebelumnya tentang mutu B. Kegiatan Inti  Eksplorasi 1. Memberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai materi 2. Mendiskusikan materi bersama siswa 3. Memberikan kesempatan pada peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai materi yang berhubungan dengan penyelesaian suatu soal.  Elaborasi 1. Masing-masing kelompok mendiskusikan manfaat pengendalian mutu bagi konsumen, produsen dan pemerintah 2. Diskusi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru  Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik pada peserta didik dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan/tertulis pada peserta didik yang telah dapat menyelesaikan tugasnya. 2. Memberi konfirmasi pada hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh peserta didik melalui sumber lain. 3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang sudah dilakukan 4. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang dan belum bisa mengikuti dalam pembelajaran C. Kegiatan Akhir 1. Post test untuk mengukur sejauh mana pembelajaran telah terlaksana 2. Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya 569. V. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Modul/ bahan referensi Lembar Kerja

C.

Soal teori A. TUGAS 570. Tugas terstruktur 571. Tugas non terstruktur/tugas mandiri B. PENILAIAN 572. Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian. 573. Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan. 574. Contoh Instrumen : 575. EVALUASI KOGNITIF 576. JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN SINGKAT, PADAT DAN JELAS ! 577. SOAL 1. Menurut Supardi dan Sukamto(1999), penyakit yang timbu karena mengonsumsi makanan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu 2. Jelaskan pengertian dari infeksi 3. Jelaskan terjadinya peristiwa intoksikasi/keracunan 4. Jelaskan contoh terjadinya peristiwa intoksikasi/keracunan 5. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan perlindungan konsumen 6. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Persyaratan sanitasi 7. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Potensi bahaya 8. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Program sampling 9. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Sertifikasi mutu pangan 10. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Serifikat 11. KUNCI JAWABAN 1. Menurut Supardi dan Sukamto(1999), penyakit yang timbulkarena mengonsumsi makanan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu infeksi makanan dan intoksikasi (keracunan makanan). 2. Infeksi adalah peristiwa dimana seseorang mengkonsumsi bahan pangan atau minuman yang mengandung bakteri patogen yang tumbuh dalam saluran usus dan menimbulkan penyakit. Contoh dari bakteri patogen tersebut adalah Clostridium perfringens, Vibrio dan parahaemolyticus, Salmonella. 3. Intoksikasi dapat terjadi karena mengkonsumsi bahan pangan mengandung senyawa beracun yang diproduksi oleh bakteri atau jamur. Jadi, peristiwa keracunan terjadi karena menelan bahan pangan yang mengandung racun (toksin) yang dihasilkan oleh mikroba. 4. Kentang hijau yang mengandung solanin dapat menyebabkan timbulnya kematian apabila kentang hijau tersebut dikonsumsi dalam jumlah besar. Mengkonsumsi sayur bayam yang sudah disimpan semalam juga tidak disarankan, sebab sudah mengandung racun kalium oksalat dalam jumlah tinggi. Tanaman lamtoro juga mengandung racun mimosin. Racun ini dapat menyebabkan pusing bila mengkonsumsi dalam jumlah banyak. 5. Perlindungan konsumen : Segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. 6. Persyaratan sanitasi : Standar kebersihan dan kesehatan yang harus dipenuhi sebagai upaya mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik pathogen atau mengurangi jumlah jasad renik lainnya agar pangan yang dihasilkan dan dikonsumsi tidak membahayakan kesehatan dan jiwa manusia. 7. Potensi bahaya : Suatu benda atau kondisi biologis, kimiawi, dan fisik dalam makanan yang dapat membahayakan kesehatan. 8. Program sampling : Menentukan strategi, jumlah contoh dan cara pengembalian contoh di suatu industri, khususnya industry pangan. 9. Sertifikasi mutu pangan : Rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap pangan yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. 10. Serifikat : jaminan tertulis yang diberikan oleh lembaga/laboratorium yang telah diakreditasi untuk menyatakan bahwa barang, jasa, proses, system atau personal telah memenuhi standar yang dipersyaratkan. 11. SKOR = JAWABAN BENAR X 10 12. 13. Kudus, Juli 2016 14. Mengetahui 15. Kepala Sekolah Guru mapel 16. 17. 18.

19. 20. M.Noor Afif, S.Pd S.Pd 21. 22. 23. 24.

Nurul Maesyaroh,

25. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.

A. B. C. D. E.

Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan ke Alokasi waktu

: SMK NU Ma’arif 3 kudus : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (114) : X/ 1 :12 - 17 : 4 x 45 menit Standar Kompetensi : Mengendalikan Mutu dalam proses Pertanian 33. Kode Standar Kompetensi : 144.DKK.07 34. Kompetensi Dasar : Mengenal dan menggunakan peralatan/bahan kimia dalam 35. laboratorium 36. Indikator :  Laporan Harian pemeriksasan mutu produk dibuat  Proses pemeriksaan mutu produk dipantau  Data pemeriksaan mutu produk dicatat  Bahan /produk yang tidak memenuhi kriteria mutu ditempat yang ditentukan sesuai prosedur dipisahkan  Mutu produk yang menyimpang di evaluasi dan dianalisis  Frekuensi pemeriksaan mutu produk ditentukan 37. I. Tujuan Pembelajaran 38. Pertemuan 12 -17 :  Peserta didik dapat memantau proses pemeriksaan mutu produk pada setiap tahapan proses  Peserta didik dapat pencatatan data pemeriksaan mutu produk  Peserta didik dapat memisahkan bahan produk yang tidak memenuhi kriteria mutu ditempat yang ditentukan sesuai prosedur  Peserta didik dapat mengevaluasi dan menganalisis mutu produk yang menyimpang  Peserta didik menentukan frekuensi pemeriksaan mutu produk 39. Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercata dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. 40. II. Materi Ajar 41. Pengendalian proses pemeriksaan mutu produk 42. III.Metode Pembelajaran Diskusi Ceramah Presentasi Penugasan/ Pembuatan Laporan Praktik IV. Kegiatan Pembelajaran 43. Pertemuan 12 -16 A. Kegiatan Awal 1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar 2. Pre test tentang mutu 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang strategi pembelajaran serta cara penilaian yang akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari B. Kegiatan Inti

 1. 2. 3.

Eksplorasi Memberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai materi Mendiskusikan materi bersama siswa Memberikan kesempatan pada peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai materi yang berhubungan dengan penyelesaian suatu soal.  Elaborasi 1. Peserta didik melakukan diskusi secara berkelompok membahas jenis dan fungsi, peralatan laboratorium pengendalian mutu produk hasil pertanian 2. Peserta didik melakukan diskusi secara berkelompok membahas jenis dan fungsi, bahan kimia dalam laboratorium pengendalian mutu produk hasil pertanian 3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lainnya 4. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru  Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik pada peserta didik dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan/tertulis pada peserta didik yang telah dapat menyelesaikan tugasnya. 2. Memberi konfirmasi pada hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh peserta didik melalui sumber lain. 3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang sudah dilakukan 4. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang dan belum bisa mengikuti dalam pembelajaran C. Kegiatan Akhir Post test untuk mengku sejauh mana pembelajaran telah terlaksana Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya 44. Pertemuan 17 A. Kegiatan Awal 1. Pre test tentang jenis dan fungsi peralatan dan bahan kimia dalam laboratorium pengendalian mutu 2. Peserta didik diingatkan materi sebelumnya tentang peralatan dan bahan kimia dalam laboratorium pengendalian mutu B. Kegiatan Inti  Eksplorasi 1. Memberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai materi 2. Mendiskusikan materi bersama siswa 3. Memberikan kesempatan pada peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai materi yang berhubungan dengan penyelesaian suatu soal.  Elaborasi 1. Masing-masing kelompok mengoperasikan peralatan laboratium pengendalian mutu 2. Masing-masing kelompok menggunakan bahan kimia dalam laboratium pengendalian mutu 3. Praktikum diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil praktikum dengan dibimbing oleh guru  Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik pada peserta didik dengan memberi penguatan dalam bentuk lisan/tertulis pada peserta didik yang telah dapat menyelesaikan tugasnya. 2. Memberi konfirmasi pada hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh peserta didik melalui sumber lain. 3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang sudah dilakukan 4. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang dan belum bisa mengikuti dalam pembelajaran C. Kegiatan Akhir 1. Post test untuk mengukur sejauh mana pembelajaran telah terlaksana 2. Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya

45. V. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Modul/ bahan referensi Lembar Kerja Soal teori C. TUGAS 46.Tugas terstruktur 47.Tugas non terstruktur/tugas mandiri D. PENILAIAN 48. Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian. 49. Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan. 50. Contoh Instrumen : 51. EVALUASI KOGNITIF 52. JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN SINGKAT, PADAT DAN JELAS ! 53. SOAL 1. Sebutkan tiga golongan peralatan gelas berdasarkan jenisnya 2. Jelaskan fungsi utama dari gelas piala 3. Jelaskan fungsi utama dari gelas ukur 4. Fungsi utama dari labu filtrasi adalah untuk 5. Jelaskan fungsi utama dari tabung reaksi 6. Jelaskan fungsi utama dari termometer 7. Sebutkan kegunaan dari piknometer 8. Sebutkan kegunaan dari Hidrometer 9. Bahan kimia dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya, yaitu 10. Peralatan non gelas yang dibutuhkan oleh suatu laboratorium untuk dapat beroperasi,yaitu: 54. KUNCI JAWABAN 1. Berdasarkan jenisnya, peralatan gelas dapat dikelompokan menjadi tiga golongan, yaitu (1) peralatan dasar yang terdiri dari gelas beaker, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi, botol dan lain-lain; (2) peralatan ukur yang terdiri dari labu ukur, pipet, buret, botol BOD dan lain-lain; serta (3) peralatan analisis, yang terdiri dari termometer, piknometer 2. Fungsi utama dari gelas piala adalah untuk menyimpan atau mencampur senyawa kimia. Unit skala tidak terlalu teliti tetapi cukup memadai untuk penggunaan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi. 3. Gelas ukur memiliki bibir tuang dan kaki berbentuk heksagonal atau berupa polipropilen yang dapat dilepas. Fungsi utamanya adalah mengukur volume suatu cairan sesuai keperluan. Jenis gelas ukur yang dilengkapi penutup dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penguapan dari bahan kimia volatil. 4. Fungsi utama dari labu filtrasi adalah untuk proses penyaringan Buchner, dan dapat dihubungkan ke pompa hisap. 5. Fungsi utama dari tabung reaksi adalah untuk melakukan reaksi atau menyimpan senyawa kimia.Fungsi lain adalah untuk menumbuhkan mikroba. 6. Fungsi utama termometer dalam laboratorium adalah mengukur suhu suatu senyawa kimia (cair) atau suhu ruang incubator 7. Piknometer adalah alat untuk membandingkan berat jenis zat cair atau zat padat . 8. Hidrometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur berat jenis atau kepekatan air. 9. Bahan kimia dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya, yaitu bahan kimia yang mudah terbakar, pengoksidasi, mudah meledak, radioaktif, bahan/penyebab korosi, dan bahan beracun. 10. Peralatan non gelas yang dibutuhkan oleh suatu laboratorium untuk dapat beroperasi, antara lain meliputi timbangan, sentrifugal, peralatan analisis proksimat, peralatan ekstraksi, spektrofotometer, pH meter dan lain-lain. 55. SKOR = JAWABAN BENAR X 10 56. 57.

58. 59. Mengetahui 60. Kepala Sekolah 61. 62. M.Noor Afif, S.Pd S.Pd

Kudus, Juli 2016 Guru mapel Nurul Maesyaroh,

63.

64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 74. 75. Sekolah : SMK NU Ma’arif 3 Kudus 76. Mata Pelajaran : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian 77. Kelas/ Semester : XII/5 78. Pertemuan ke : 1-2 79. Alokasi Waktu : 4jam X 45 menit 80. Standar Kompetensi : Menerapkan teknik perlakuan kimiawi/ enzymatis dalam pengolahan 81. Kode Standar Kompetensi : 144.KK.09 82. Kompetensi Dasar : 1. Menerapkan proses sulfitasi 83. Indikator : 1.1 Menerapkan prinsip kerja sulfitasi 1.2 Menerapkan proses sulfitasi sesuai SOP I. Tujuan Pembelajaran 84. Pertemuan 1: A. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip sulfitasi B. Peserta didik dapat menjelaskan tujuan sulfitasi 85. Pertemuan 2 A. Peserta didik dapat menjelaskan cara dan alat sulfitasi B. Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh proses sulfitasi pada bahan pangan 86. Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercata dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. 87. II. Materi Ajar 88. Pertemuan 1: A. prinsip sulfitasi B. tujuan sulfitasi 89. Pertemuan 2 A. cara dan alat sulfitasi B. pengaruh proses sulfitasi pada bahan pangan 90. III.Metode Pembelajaran A. Diskusi B. Ceramah

A. B. C.

C. Presentasi D. Penugasan/ Pembuatan Laporan E. Praktik/ Observasi 91. IV. Kegiatan Pembelajaran 92. Pertemuan 1 A. Kegiatan Awal 1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar 2. Pre test tentang prinsip sulfitasi 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang strategi pembelajaran serta cara penilaian yang akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi. Peserta didik melakukan diskusi dan praktek secara berkelompok membahas tentang prinsip, tujuan dan alat sulfitasi 2. Elaborasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lainnya 3. Konfirmasi. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru C. Kegiatan Akhir 1. Post test untuk mengukur sejauh mana pembelajaran telah terlaksana 2. Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya 93. Pertemuan 2 A. Kegiatan Awal 1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar 2. Pre test tentang teknik sulfitasi 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang strategi pembelajaran serta cara penilaian yang akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi. Peserta didik melakukan diskusi dan praktek secara berkelompok membahas tentang alat dan cara sulfitasi serta pengaruh proses sulfitasi pada bahan pangan 2. Elaborasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lainnya 3. Konfirmasi. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru C. Kegiatan Akhir 1. Post test untuk mengukur sejauh mana pembelajaran telah terlaksana 2. Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya V. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Modul/ bahan referensi Lembar Kerja Soal teori E. TUGAS 1. Tugas terstruktur 2. Tugas non terstruktur/tugas mandiri F. PENILAIAN 94. Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian. 95. Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan. 96. Contoh Instrumen : 97. 1.Sebutkan fungsi dari proses sulfitasi pada pengeringan dan pengawetan pangan! 98. Larutan atau gas sulfat pada konsentrasi tertentu berfungsi sebagai fumigan terhadap beberapa jenis insekta, Natrium-metabisulfit betrfungsi untuk mempertahankan warna pada pengolahan pangan, dan teknik sulfitasi dilakukan untuk pemurnian nira tebu. 99. 2..Jelaskan prosedur sulfitasi pada pembuatan keripik kentang dan keripik ubi jalar!

100. Sulfitasi pada pembuatan keripik kentang dan keripik ubi jalar adalah dengan perendaman bahan ke dalam larutan natrium-metabisulfit 300ppm selama 15-20 menit. 101. 3..Jelaskan prosedur sulfitasi pada pengolahan buah dan sayur! 102. Sulfitasi pada pengolahan buah dan sayur dilakukan dengan perendaman bahan dalam larutan Natrium-sulfit dan Natrium-metabisulfit 1-2% (dinyatakan sebagai SO 2) dengan perbandingan 1 liter larutan untuk 2-5 kilogram buah atau sayur, konsentrasi larutan dan lama perendaman berbeda tergantung dari jenis buah atau sayur dan kadar airnya. 103. 4..Sebutkan contoh penerapan teknik Karbonatasi pada pengolahan pangan! Teknik Karbonatasi pada pengolahan pangan dilakukan pada pemurnian atau pemucatan nira 104. tebu pada pembuatan gula pasir dengan cara menambahkan kalsium hidroksida Ca(OH)2 105. 5..Sebutkan contoh penerapan teknik Netralisasi pada pengolahan pangan! 106. Netralisasi adalah pembentukan garam dari asam dan basa , dapat digunakan sebagai pembersih atau penghilang kuman. Teknik Netralisasi dilakukan pada pengolahan limbah industri pengolahan pangan berupa limbah cair yang mengandung bahan yang bersifat asam (acidic) atau basa (alkaline) yang perlu dinetralkan sebelum dibuang ke sungai. 107. 6..Sebutkan bahan-bahan yang digunakan dalam proses netralisasi! 108. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses netralisasi adalah: 109. Untuk netralisasi basa digunakan bahan yang bersifat asam:  Sulfuric acid (H2SO4)  Hydrocloric acid (HCl)  Carbon dioxide (CO2)  Sulfur dioxide  Nitric acid 110. Untuk netralisasi asam digunakan bahan yang bersifat basa:  Caustic soda (NaOH)  Ammonia (NH3)  Soda ash (Na2CO3)  Limestone (CaCO3) 111. 7..Sebutkan contoh penerapan teknik hidrolisis pada pengolahan pangan! 112. Hidrolisis adalah proses terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam atau basa, penerapan hidrolisis yaitu pada hidrolisis protein menjadi asam amino, hidrolisis karbohidrat menjadi glukosa, hidrolisis pati menjadi gula glukosa atau sirup glukosa. 113. 8..Jelaskan proses pemurnian (refining) pada pembuatan minyak kelapa 114. Pada pembuatan minyak kelapa , refining bertujuan untuk mengikat FFA (Free Fatty Acid) asam lemak bebas penyebab tengik. Teknik mengikat/membuang FFA adalah:  Minyak dipanaskan sampai suhu 70-900C  Memasukkan larutan NaOH4 ke dalam minyak  Aduk hingga mengeluarkan busa, kemudian disaring 115. 9..Apakah yang dimaksud dengan proses Koagulasi? 116. Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel halus yang tidak dapat diendapkan secara grafitasi menjadi partikel yang lebih besar sehingga bisa diendapkan dengan jalan menambahkan bahan koagulasi (koagulan) 117. 10..Sebutkan bahan koagulan yang sering digunakan ! 118. Bahan koagulan yang sering digunakan yaitu:  Tawas (Al2(SO4)3)  Fero Sulfat (FeSO4)  Natrium Aluminat (NaAlO2)  Feri Sulfat (Fe2(SO4)3)  Fero Chlorida (FeCl2)  Feri Chlorida (FeCl3) 119. Sedangkan koagulan yang ada dipasaran atau koagulan tambahan(Coagulant Aid) yaitu:  Super floc  Magni floc  Aqua floc  Koagulan herbal: biji kelor (Moringa Oleifera) 120.

121. 122. Kudus, Juli 2016 123. Mengetahui 124. Kepala Sekolah SMK NU Ma’arif 3 kudus Guru Mapel 125. 126. 127. 128. 129. Moh. Noor Afif, S.Pd Nurul Maesyaroh, S.Pd 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 142. 143. 144. Sekolah : SMK NU Ma’arif 3 kudus 145. Mata Pelajaran : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian 146. Kelas/ Semester : XII/5 147. Pertemuan ke : 3-4 148. Alokasi Waktu : 4 jam x 45 menit 149. Standar Kompetensi : Menerapkan teknik perlakuan kimiawi/ enzymatis dalam pengolahan 150. Kode Standar Kompetensi : 144.KK.09 151. Kompetensi Dasar : 2. Menerapkan proses karbonatasi 152. Indikator : 2.1Menerapkan prinsip kerja karbonatasi 2.2Menerapkan proses karbonatasi sesuai SOP I. Tujuan Pembelajaran 153. Pertemuan 3: A. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip karbonatasi B. Peserta didik dapat menjelaskan tujuan karbonatasi 154. Pertemuan 4 A. Peserta didik dapat menjelaskan cara dan alat karbonatasi B. Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh proses karbonatasi pada bahan pangan 155. Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercata dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. II. Materi Ajar 156. Pertemuan 3: A. prinsip karbonatasi B. tujuan karbonatasi 157. Pertemuan 4 C. cara dan alat karbonatasi

D. pengaruh proses karbonatasi pada bahan pangan III.Metode Pembelajaran A. Diskusi B. Ceramah C. Presentasi D. Penugasan/ Pembuatan Laporan E. Praktik/ Observasi IV. Kegiatan Pembelajaran 158. Pertemuan 3 A. Kegiatan Awal 1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar 2. Pre test tentang prinsip karbonatasi 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang strategi pembelajaran serta cara penilaian yang akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi. Peserta didik melakukan diskusi dan praktek secara berkelompok membahas tentang prinsip, tujuan prinsip karbonatasi 2. Elaborasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lainnya 3. Konfirmasi. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru C. Kegiatan Akhir 1. Post test untuk mengukur sejauh mana pembelajaran telah terlaksana 2. Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya 159. Pertemuan 4 A. Kegiatan Awal 1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar 2. Pre test tentang cara karbonatasi 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang strategi pembelajaran serta cara penilaian yang akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi. Peserta didik melakukan diskusi dan praktek secara berkelompok membahas tentang cara dan alat karbonatasi serta pengaruh proses karbonatasi pada bahan pangan 2. Elaborasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lainnya 3. Konfirmasi. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru C. Kegiatan Akhir 1. Post test untuk mengukur sejauh mana pembelajaran telah terlaksana 2. Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya V. Alat, Bahan dan Sumber Belajar A. Modul/ bahan referensi B. Lembar Kerja C. Soal teori 160. TUGAS 161. Tugas terstruktur 162. Tugas non terstruktur/tugas mandiri 163. PENILAIAN 164. Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian. 165. Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan. 166. Contoh Instrumen : 167. 1..Sebutkan fungsi dari proses sulfitasi pada pengeringan dan pengawetan pangan!

168. Larutan atau gas sulfat pada konsentrasi tertentu berfungsi sebagai fumigan terhadap beberapa jenis insekta, Natrium-metabisulfit betrfungsi untuk mempertahankan warna pada pengolahan pangan, dan teknik sulfitasi dilakukan untuk pemurnian nira tebu. 169. 2..Jelaskan prosedur sulfitasi pada pembuatan keripik kentang dan keripik ubi jalar! 170. Sulfitasi pada pembuatan keripik kentang dan keripik ubi jalar adalah dengan perendaman bahan ke dalam larutan natrium-metabisulfit 300ppm selama 15-20 menit. 171. 3..Jelaskan prosedur sulfitasi pada pengolahan buah dan sayur! 172. Sulfitasi pada pengolahan buah dan sayur dilakukan dengan perendaman bahan dalam larutan Natrium-sulfit dan Natrium-metabisulfit 1-2% (dinyatakan sebagai SO 2) dengan perbandingan 1 liter larutan untuk 2-5 kilogram buah atau sayur, konsentrasi larutan dan lama perendaman berbeda tergantung dari jenis buah atau sayur dan kadar airnya. 173. 4..Sebutkan contoh penerapan teknik Karbonatasi pada pengolahan pangan! Teknik Karbonatasi pada pengolahan pangan dilakukan pada pemurnian atau pemucatan nira 174. tebu pada pembuatan gula pasir dengan cara menambahkan kalsium hidroksida Ca(OH)2 175. 5..Sebutkan contoh penerapan teknik Netralisasi pada pengolahan pangan! 176. Netralisasi adalah pembentukan garam dari asam dan basa , dapat digunakan sebagai pembersih atau penghilang kuman. Teknik Netralisasi dilakukan pada pengolahan limbah industri pengolahan pangan berupa limbah cair yang mengandung bahan yang bersifat asam (acidic) atau basa (alkaline) yang perlu dinetralkan sebelum dibuang ke sungai. 177. 6..Sebutkan bahan-bahan yang digunakan dalam proses netralisasi! 178. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses netralisasi adalah: 179. Untuk netralisasi basa digunakan bahan yang bersifat asam:  Sulfuric acid (H2SO4)  Hydrocloric acid (HCl)  Carbon dioxide (CO2)  Sulfur dioxide  Nitric acid 180. Untuk netralisasi asam digunakan bahan yang bersifat basa:  Caustic soda (NaOH)  Ammonia (NH3)  Soda ash (Na2CO3)  Limestone (CaCO3) 181. 7..Sebutkan contoh penerapan teknik hidrolisis pada pengolahan pangan! 182. Hidrolisis adalah proses terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam atau basa, penerapan hidrolisis yaitu pada hidrolisis protein menjadi asam amino, hidrolisis karbohidrat menjadi glukosa, hidrolisis pati menjadi gula glukosa atau sirup glukosa. 183. 8..Jelaskan proses pemurnian (refining) pada pembuatan minyak kelapa 184. Pada pembuatan minyak kelapa , refining bertujuan untuk mengikat FFA (Free Fatty Acid) asam lemak bebas penyebab tengik. Teknik mengikat/membuang FFA adalah:  Minyak dipanaskan sampai suhu 70-900C  Memasukkan larutan NaOH4 ke dalam minyak  Aduk hingga mengeluarkan busa, kemudian disaring 185. 9..Apakah yang dimaksud dengan proses Koagulasi? 186. Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel halus yang tidak dapat diendapkan secara grafitasi menjadi partikel yang lebih besar sehingga bisa diendapkan dengan jalan menambahkan bahan koagulasi (koagulan) 187. 10..Sebutkan bahan koagulan yang sering digunakan ! 188. Bahan koagulan yang sering digunakan yaitu:  Tawas (Al2(SO4)3)  Fero Sulfat (FeSO4)  Natrium Aluminat (NaAlO2)  Feri Sulfat (Fe2(SO4)3)  Fero Chlorida (FeCl2)  Feri Chlorida (FeCl3) 189. Sedangkan koagulan yang ada dipasaran atau koagulan tambahan(Coagulant Aid) yaitu:  Super floc

 Magni floc  Aqua floc  Koagulan herbal: biji kelor (Moringa Oleifera) 190. 191. 192.

Kudus, Juli 2016

193. Mengetahui 194. Kepala Sekolah SMK NU Ma’arif 3 kudus Guru Mapel 195. 196. 197. 198. 199. Moh. Noor Afif, S.Pd Nurul Maesyaroh, S.Pd 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 214. 215. Sekolah : SMK NU Ma’arif 3 Kudus 216. Mata Pelajaran : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian 217. Kelas/ Semester : XII/5 218. Pertemuan ke : 5-6 219. Alokasi Waktu :4 jam x 45 menit 220. Standar Kompetensi : Menerapkan teknik perlakuan kimiawi/ enzymatis dalam pengolahan 221. Kode Standar Kompetensi : 144.KK.09 222. Kompetensi Dasar : 3. Menerapkan proses netralisasi 223. Indikator : 3.1 Menerapkan prinsip kerja netralisasi 3.2 Menerapkan proses netralisasi sesuai SOP I. Tujuan Pembelajaran 224. Pertemuan 5: A. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip netralisasi B. Peserta didik dapat menjelaskan tujuan netralisasi 225. Pertemuan 6 A. Peserta didik dapat menjelaskan cara dan alat netralisasi B. Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi netralisasi C. Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh proses netralisasi pada bahan pangan 226. Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercata dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

II. Materi Ajar 227. Pertemuan 5: A. prinsip netralisasi B. tujuan netralisasi 228. Pertemuan 6 A. cara dan alat netralisasi B. faktor-faktor yang mempengaruhi netralisasi C. pengaruh proses netralisasi i pada bahan pangan III.Metode Pembelajaran A. Diskusi B. Ceramah C. Presentasi D. Penugasan/ Pembuatan Laporan E. Praktik/ Observasi IV. Kegiatan Pembelajaran 229. Pertemuan 5 A. Kegiatan Awal 1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar 2. Pre test tentang prinsip netralisasi 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang strategi pembelajaran serta cara penilaian yang akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi. Peserta didik melakukan diskusi dan praktek secara berkelompok membahas tentang prinsip, tujuan netralisasi 2. Elaborasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lainnya 3. KonfirmasiPresentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru C. Kegiatan Akhir 1. Post test untuk mengukur sejauh mana pembelajaran telah terlaksana 2. Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya 230. Pertemuan A. Kegiatan Awal 1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar 2. Pre test tentang cara dan alat netralisasi 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang strategi pembelajaran serta cara penilaian yang akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi. Peserta didik melakukan diskusi dan praktek secara berkelompok membahas tentang cara dan alat netralisasi, faktor-faktor yang mempengaruhi netralisasi, pengaruh proses netralisasi i pada bahan pangan 2. Elaborasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lainnya 3. Konfirmasi. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru C. Kegiatan Akhir 1. Post test untuk mengukur sejauh mana pembelajaran telah terlaksana 2. Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya V. Alat, Bahan dan Sumber Belajar A. Modul/ bahan referensi B. Lembar Kerja C. Soal teori 231. TUGAS 232. Tugas terstruktur 233. Tugas non terstruktur/tugas mandiri

234. PENILAIAN 235. Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian. 236. Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan. 237. Contoh Instrumen : 238. 1..Sebutkan fungsi dari proses sulfitasi pada pengeringan dan pengawetan pangan! 239. Larutan atau gas sulfat pada konsentrasi tertentu berfungsi sebagai fumigan terhadap beberapa jenis insekta, Natrium-metabisulfit betrfungsi untuk mempertahankan warna pada pengolahan pangan, dan teknik sulfitasi dilakukan untuk pemurnian nira tebu. 240. 2..Jelaskan prosedur sulfitasi pada pembuatan keripik kentang dan keripik ubi jalar! 241. Sulfitasi pada pembuatan keripik kentang dan keripik ubi jalar adalah dengan perendaman bahan ke dalam larutan natrium-metabisulfit 300ppm selama 15-20 menit. 242. 3..Jelaskan prosedur sulfitasi pada pengolahan buah dan sayur! 243. Sulfitasi pada pengolahan buah dan sayur dilakukan dengan perendaman bahan dalam larutan Natrium-sulfit dan Natrium-metabisulfit 1-2% (dinyatakan sebagai SO 2) dengan perbandingan 1 liter larutan untuk 2-5 kilogram buah atau sayur, konsentrasi larutan dan lama perendaman berbeda tergantung dari jenis buah atau sayur dan kadar airnya. 244. 4..Sebutkan contoh penerapan teknik Karbonatasi pada pengolahan pangan! Teknik Karbonatasi pada pengolahan pangan dilakukan pada pemurnian atau pemucatan nira 245. tebu pada pembuatan gula pasir dengan cara menambahkan kalsium hidroksida Ca(OH)2 246. 5..Sebutkan contoh penerapan teknik Netralisasi pada pengolahan pangan! 247. Netralisasi adalah pembentukan garam dari asam dan basa , dapat digunakan sebagai pembersih atau penghilang kuman. Teknik Netralisasi dilakukan pada pengolahan limbah industri pengolahan pangan berupa limbah cair yang mengandung bahan yang bersifat asam (acidic) atau basa (alkaline) yang perlu dinetralkan sebelum dibuang ke sungai. 248. 6..Sebutkan bahan-bahan yang digunakan dalam proses netralisasi! 249. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses netralisasi adalah: 250. Untuk netralisasi basa digunakan bahan yang bersifat asam:  Sulfuric acid (H2SO4)  Hydrocloric acid (HCl)  Carbon dioxide (CO2)  Sulfur dioxide  Nitric acid 251. Untuk netralisasi asam digunakan bahan yang bersifat basa:  Caustic soda (NaOH)  Ammonia (NH3)  Soda ash (Na2CO3)  Limestone (CaCO3) 252. 7..Sebutkan contoh penerapan teknik hidrolisis pada pengolahan pangan! 253. Hidrolisis adalah proses terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam atau basa, penerapan hidrolisis yaitu pada hidrolisis protein menjadi asam amino, hidrolisis karbohidrat menjadi glukosa, hidrolisis pati menjadi gula glukosa atau sirup glukosa. 254. 8..Jelaskan proses pemurnian (refining) pada pembuatan minyak kelapa 255. Pada pembuatan minyak kelapa , refining bertujuan untuk mengikat FFA (Free Fatty Acid) asam lemak bebas penyebab tengik. Teknik mengikat/membuang FFA adalah:  Minyak dipanaskan sampai suhu 70-900C  Memasukkan larutan NaOH4 ke dalam minyak  Aduk hingga mengeluarkan busa, kemudian disaring 256. 9..Apakah yang dimaksud dengan proses Koagulasi? 257. Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel halus yang tidak dapat diendapkan secara grafitasi menjadi partikel yang lebih besar sehingga bisa diendapkan dengan jalan menambahkan bahan koagulasi (koagulan) 258. 10..Sebutkan bahan koagulan yang sering digunakan ! 259. Bahan koagulan yang sering digunakan yaitu:  Tawas (Al2(SO4)3)  Feri Sulfat (Fe2(SO4)3)  Fero Sulfat (FeSO4)  Fero Chlorida (FeCl2)  Natrium Aluminat (NaAlO2)  Feri Chlorida (FeCl3)

   



I.

 Sedangkan koagulan yang ada dipasaran atau koagulan tambahan(Coagulant Aid) yaitu: Super floc Magni floc Aqua floc Koagulan herbal: biji kelor (Moringa Oleifera)   Kudus, Juli 2016  Mengetahui  Kepala Sekolah SMK NU Ma’arif 3 kudus Guru Mapel      Moh. Noor Afif, S.Pd Nurul Maesyaroh, S.Pd                RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)   Sekolah : SMK NU Ma’arif 3 Kudus  Mata Pelajaran : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian  Kelas/ Semester : XII/5  Pertemuan ke :7  Alokasi Waktu : 4 jam x 45 menit  Standar Kompetensi : Menerapkan teknik perlakuan kimiawi/ enzymatis dalam pengolahan  Kode Standar Kompetensi : 144.KK.09 Kompetensi Dasar : 4. Menerapkan proses hidrolisis  Indikator : 4.1 Menerapkan prinsip kerja hidrolisis 4.2 Menerapkan proses hidrolisis sesuai SOP Tujuan Pembelajaran  Pertemuan 7: A. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip hidrolisis B. Peserta didik dapat menjelaskan tujuan hidrolisis C. Peserta didik dapat menjelaskan cara dan alat hidrolisis D. Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi hidrolisis E. Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh proses hidrolisis pada bahan pangan  Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercata dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

2.

C.

Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. II. Materi Ajar  Pertemuan 7: A. prinsip hidrolisis B. tujuan hidrolisis cara dan alat hidrolisis D. faktor-faktor yang mempengaruhi hidrolisis E. pengaruh proses hidrolisis pada bahan pangan III.Metode Pembelajaran A. Diskusi B. Ceramah C. Presentasi D. Penugasan/ Pembuatan Laporan E. Praktik/ Observasi IV. Kegiatan Pembelajaran  Pertemuan 6 A. Kegiatan Awal 1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar 2. Pre test tentang prinsip hidrolisis 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang strategi pembelajaran serta cara penilaian yang akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi. Peserta didik melakukan diskusi dan praktek secara berkelompok membahas tentang prinsip, tujuan hidrolisis 2. Elaborasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lainnya 3. Konfirmasi. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru C. Kegiatan Akhir 1. Post test untuk mengukur sejauh mana pembelajaran telah terlaksana 2. Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya  V. Alat, Bahan dan Sumber Belajar A. Modul/ bahan referensi B. Lembar Kerja C. Soal teori  TUGAS  Tugas terstruktur  Tugas non terstruktur/tugas mandiri  PENILAIAN  Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian.  Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan.  Contoh Instrumen :  1..Sebutkan fungsi dari proses sulfitasi pada pengeringan dan pengawetan pangan!  Larutan atau gas sulfat pada konsentrasi tertentu berfungsi sebagai fumigan terhadap beberapa jenis insekta, Natrium-metabisulfit betrfungsi untuk mempertahankan warna pada pengolahan pangan, dan teknik sulfitasi dilakukan untuk pemurnian nira tebu.  2..Jelaskan prosedur sulfitasi pada pembuatan keripik kentang dan keripik ubi jalar!

        

  

      

 Sulfitasi pada pembuatan keripik kentang dan keripik ubi jalar adalah dengan perendaman bahan ke dalam larutan natrium-metabisulfit 300ppm selama 15-20 menit.  3..Jelaskan prosedur sulfitasi pada pengolahan buah dan sayur!  Sulfitasi pada pengolahan buah dan sayur dilakukan dengan perendaman bahan dalam larutan Natrium-sulfit dan Natrium-metabisulfit 1-2% (dinyatakan sebagai SO 2) dengan perbandingan 1 liter larutan untuk 2-5 kilogram buah atau sayur, konsentrasi larutan dan lama perendaman berbeda tergantung dari jenis buah atau sayur dan kadar airnya.  4..Sebutkan contoh penerapan teknik Karbonatasi pada pengolahan pangan! Teknik Karbonatasi pada pengolahan pangan dilakukan pada pemurnian atau pemucatan nira  tebu pada pembuatan gula pasir dengan cara menambahkan kalsium hidroksida Ca(OH)2  5..Sebutkan contoh penerapan teknik Netralisasi pada pengolahan pangan!  Netralisasi adalah pembentukan garam dari asam dan basa , dapat digunakan sebagai pembersih atau penghilang kuman. Teknik Netralisasi dilakukan pada pengolahan limbah industri pengolahan pangan berupa limbah cair yang mengandung bahan yang bersifat asam (acidic) atau basa (alkaline) yang perlu dinetralkan sebelum dibuang ke sungai.  6..Sebutkan bahan-bahan yang digunakan dalam proses netralisasi!  Bahan-bahan yang digunakan dalam proses netralisasi adalah:  Untuk netralisasi basa digunakan bahan yang bersifat asam: Sulfuric acid (H2SO4) Hydrocloric acid (HCl) Carbon dioxide (CO2) Sulfur dioxide Nitric acid  Untuk netralisasi asam digunakan bahan yang bersifat basa: Caustic soda (NaOH) Ammonia (NH3) Soda ash (Na2CO3) Limestone (CaCO3)  7..Sebutkan contoh penerapan teknik hidrolisis pada pengolahan pangan!  Hidrolisis adalah proses terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam atau basa, penerapan hidrolisis yaitu pada hidrolisis protein menjadi asam amino, hidrolisis karbohidrat menjadi glukosa, hidrolisis pati menjadi gula glukosa atau sirup glukosa.  8..Jelaskan proses pemurnian (refining) pada pembuatan minyak kelapa  Pada pembuatan minyak kelapa , refining bertujuan untuk mengikat FFA (Free Fatty Acid) asam lemak bebas penyebab tengik. Teknik mengikat/membuang FFA adalah: Minyak dipanaskan sampai suhu 70-900C Memasukkan larutan NaOH4 ke dalam minyak Aduk hingga mengeluarkan busa, kemudian disaring  9..Apakah yang dimaksud dengan proses Koagulasi?  Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel halus yang tidak dapat diendapkan secara grafitasi menjadi partikel yang lebih besar sehingga bisa diendapkan dengan jalan menambahkan bahan koagulasi (koagulan)  10..Sebutkan bahan koagulan yang sering digunakan !  Bahan koagulan yang sering digunakan yaitu: Tawas (Al2(SO4)3)  Feri Sulfat (Fe2(SO4)3) Fero Sulfat (FeSO4)  Fero Chlorida (FeCl2) Natrium Aluminat (NaAlO2)  Feri Chlorida (FeCl3)  Sedangkan koagulan yang ada dipasaran atau koagulan tambahan(Coagulant Aid) yaitu: Super floc Magni floc Aqua floc Koagulan herbal: biji kelor (Moringa Oleifera)  

      

 Mengetahui Kepala Sekolah SMK NU Ma’arif 3 kudus

Moh. Noor Afif, S.Pd S.Pd

Guru Mapel

Nurul Maesyaroh, 

                                 

    

Kudus, Juli 2016

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)   Sekolah : SMK NU Ma’arif 3 Kudus Mata Pelajaran : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Kelas/ Semester : XII/5 Pertemuan ke :7 Alokasi Waktu : 4 jam x 45 menit



A. B. C. A. B. C. D. E.

Standar Kompetensi : Menerapkan teknik perlakuan kimiawi/ enzymatis dalam pengolahan  Kode Standar Kompetensi : 144.KK.09  Kompetensi Dasar : 5. Menerapkan proses pemurnian (refining)  Indikator : 5.1 Menerapkan prinsip kerja pemurnian (refining)l 5.2 Menerapkan pemurnian (refining) sesuai SOP I. Tujuan Pembelajaran  Pertemuan 7: A. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip pemurnian (refining) B. Peserta didik dapat menjelaskan tujuan pemurnian (refining) C. Peserta didik dapat menjelaskan cara dan alat pemurnian (refining) D. Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemurnian (refining) E. Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh proses pemurnian (refining) pada bahan pangan  Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercata dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. II. Materi Ajar  Pertemuan 9: A. prinsip pemurnian (refining) B. tujuan pemurnian (refining)  Pertemuan 10 cara dan alat pemurnian (refining) faktor-faktor yang mempengaruhi pemurnian (refining) pengaruh proses pemurnian (refining) pada bahan pangan III.Metode Pembelajaran Diskusi Ceramah Presentasi Penugasan/ Pembuatan Laporan Praktik/ Observasi IV. Kegiatan Pembelajaran  Pertemuan 7 A. Kegiatan Awal 1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar 2. Pre test tentang prinsip pemurnian (refining) 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang strategi pembelajaran serta cara penilaian yang akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi. Peserta didik melakukan diskusi dan praktek secara berkelompok membahas tentang prinsip, tujuan pemurnian (refining) 2. Elaborasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lainnya 3. Konfirmasi. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru C. Kegiatan Akhir 1. Post test untuk mengukur sejauh mana pembelajaran telah terlaksana 2. Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran

3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya V. Alat, Bahan dan Sumber Belajar A. Modul/ bahan referensi B. Lembar Kerja C. Soal teori  TUGAS  Tugas terstruktur  Tugas non terstruktur/tugas mandiri  PENILAIAN  Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian.  Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan.  Contoh Instrumen :  1..Sebutkan fungsi dari proses sulfitasi pada pengeringan dan pengawetan pangan!  Larutan atau gas sulfat pada konsentrasi tertentu berfungsi sebagai fumigan terhadap beberapa jenis insekta, Natrium-metabisulfit betrfungsi untuk mempertahankan warna pada pengolahan pangan, dan teknik sulfitasi dilakukan untuk pemurnian nira tebu.  2..Jelaskan prosedur sulfitasi pada pembuatan keripik kentang dan keripik ubi jalar!  Sulfitasi pada pembuatan keripik kentang dan keripik ubi jalar adalah dengan perendaman bahan ke dalam larutan natrium-metabisulfit 300ppm selama 15-20 menit.  3..Jelaskan prosedur sulfitasi pada pengolahan buah dan sayur!  Sulfitasi pada pengolahan buah dan sayur dilakukan dengan perendaman bahan dalam larutan Natrium-sulfit dan Natrium-metabisulfit 1-2% (dinyatakan sebagai SO 2) dengan perbandingan 1 liter larutan untuk 2-5 kilogram buah atau sayur, konsentrasi larutan dan lama perendaman berbeda tergantung dari jenis buah atau sayur dan kadar airnya.  4..Sebutkan contoh penerapan teknik Karbonatasi pada pengolahan pangan! Teknik Karbonatasi pada pengolahan pangan dilakukan pada pemurnian atau pemucatan nira  tebu pada pembuatan gula pasir dengan cara menambahkan kalsium hidroksida Ca(OH)2  5..Sebutkan contoh penerapan teknik Netralisasi pada pengolahan pangan!  Netralisasi adalah pembentukan garam dari asam dan basa , dapat digunakan sebagai pembersih atau penghilang kuman. Teknik Netralisasi dilakukan pada pengolahan limbah industri pengolahan pangan berupa limbah cair yang mengandung bahan yang bersifat asam (acidic) atau basa (alkaline) yang perlu dinetralkan sebelum dibuang ke sungai.  6..Sebutkan bahan-bahan yang digunakan dalam proses netralisasi!  Bahan-bahan yang digunakan dalam proses netralisasi adalah:  Untuk netralisasi basa digunakan bahan yang bersifat asam:  Sulfuric acid (H2SO4)  Hydrocloric acid (HCl)  Carbon dioxide (CO2)  Sulfur dioxide  Nitric acid  Untuk netralisasi asam digunakan bahan yang bersifat basa:  Caustic soda (NaOH)  Ammonia (NH3)  Soda ash (Na2CO3)  Limestone (CaCO3)  7..Sebutkan contoh penerapan teknik hidrolisis pada pengolahan pangan!  Hidrolisis adalah proses terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam atau basa, penerapan hidrolisis yaitu pada hidrolisis protein menjadi asam amino, hidrolisis karbohidrat menjadi glukosa, hidrolisis pati menjadi gula glukosa atau sirup glukosa.  8..Jelaskan proses pemurnian (refining) pada pembuatan minyak kelapa  Pada pembuatan minyak kelapa , refining bertujuan untuk mengikat FFA (Free Fatty Acid) asam lemak bebas penyebab tengik. Teknik mengikat/membuang FFA adalah:  Minyak dipanaskan sampai suhu 70-900C

 

      

Memasukkan larutan NaOH4 ke dalam minyak Aduk hingga mengeluarkan busa, kemudian disaring  9..Apakah yang dimaksud dengan proses Koagulasi?  Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel halus yang tidak dapat diendapkan secara grafitasi menjadi partikel yang lebih besar sehingga bisa diendapkan dengan jalan menambahkan bahan koagulasi (koagulan)  10..Sebutkan bahan koagulan yang sering digunakan !  Bahan koagulan yang sering digunakan yaitu: Tawas (Al2(SO4)3)  Feri Sulfat (Fe2(SO4)3) Fero Sulfat (FeSO4)  Fero Chlorida (FeCl2) Natrium Aluminat (NaAlO2)  Feri Chlorida (FeCl3)  Sedangkan koagulan yang ada dipasaran atau koagulan tambahan(Coagulant Aid) yaitu: Super floc Magni floc Aqua floc Koagulan herbal: biji kelor (Moringa Oleifera)   Kudus, Juli 2016  Mengetahui  Kepala Sekolah SMK NU Ma’arif 3 kudus Guru Mapel      Moh. Noor Afif, S.Pd Nurul Maesyaroh, S.Pd                          

      



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)    Sekolah : SMK NU Ma’arif 3 Kudus  Mata Pelajaran : (Produktif) Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian  Kelas/ Semester : XII/1  Pertemuan ke : 9- 10  Alokasi Waktu : 4jam x 45 menit  Standar Kompetensi : Menerapkan teknik perlakuan kimiawi/ enzymatis dalam pengolahan  Kode Standar Kompetensi : 144.KK.09  Kompetensi Dasar : 6. Menerapkan proses koagulasi  Indikator : 6.1 Menerapkan prinsip kerja koagulasi 6.2 Menerapkan proses koagulasi sesuai SOP I. Tujuan Pembelajaran  Pertemuan 9: A. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip koagulasi B. Peserta didik dapat menjelaskan tujuan koagulasi  Pertemuan 10 A. Peserta didik dapat menjelaskan cara dan alat koagulasi B. Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi koagulasi C. Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh proses koagulasi pada bahan pangan  Budaya dan karakter yang dikembangkan 1. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercata dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 4. Tanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. II. Materi Ajar  Pertemuan 9: A. prinsip koagulasi B. tujuan koagulasi  Pertemuan 10 A. cara dan alat koagulasi B. faktor-faktor yang mempengaruhi koagulasi C. pengaruh proses koagulasi pada bahan pangan III.Metode Pembelajaran A. Diskusi B. Ceramah C. Presentasi D. Penugasan/ Pembuatan Laporan E. Praktik/ Observasi IV. Kegiatan Pembelajaran  Pertemuan 9

A. Kegiatan Awal 1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar 2. Pre test tentang prinsip koagulasi 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang strategi pembelajaran serta cara penilaian yang akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi. Peserta didik melakukan diskusi dan praktek secara berkelompok membahas tentang prinsip, tujuan koagulasi 2. Elaborasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lainnya 3. Konfirmasi. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru C. Kegiatan Akhir 1. Post test untuk mengukur sejauh mana pembelajaran telah terlaksana 2. Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya  Pertemuan 10 A. Kegiatan Awal 1. Mendengarkan penjelasan topik dan manfaat kompetensi yang akan dipelajari, guna mengkondisikan dan memotivasi peserta didik untuk belajar 2. Pre test tentang cara dan alat koagulasi 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan tentang strategi pembelajaran serta cara penilaian yang akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi. Peserta didik melakukan diskusi dan praktek secara berkelompok membahas tentang cara dan alat koagulasi, faktor-faktor yang mempengaruhi koagulasi, pengaruh proses koagulasi pada bahan pangan 2. Elaborasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lainnya 3. Konfirmasi. Presentasi diakhiri dengan membuat kesimpulan hasil diskusi dengan dibimbing oleh guru C. Kegiatan Akhir 1. Post test untuk mengukur sejauh mana pembelajaran telah terlaksana 2. Guru mempertegas kesimpulan dari pembelajaran 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan untuk pembahasan pertemuan berikutnya V. Alat, Bahan dan Sumber Belajar A. Modul/ bahan referensi B. Lembar Kerja C. Soal teori G. TUGAS 3. Tugas terstruktur 4. Tugas non terstruktur/tugas mandiri H. PENILAIAN  Teknik : Tugas individu, Kuis, Ulangan harian.  Bentuk Instrumen : Tertulis uraian singkat dan pilihan ganda, Lesan.  Contoh Instrumen :  1..Sebutkan fungsi dari proses sulfitasi pada pengeringan dan pengawetan pangan!  Larutan atau gas sulfat pada konsentrasi tertentu berfungsi sebagai fumigan terhadap beberapa jenis insekta, Natrium-metabisulfit betrfungsi untuk mempertahankan warna pada pengolahan pangan, dan teknik sulfitasi dilakukan untuk pemurnian nira tebu.  2..Jelaskan prosedur sulfitasi pada pembuatan keripik kentang dan keripik ubi jalar!  Sulfitasi pada pembuatan keripik kentang dan keripik ubi jalar adalah dengan perendaman bahan ke dalam larutan natrium-metabisulfit 300ppm selama 15-20 menit.  3..Jelaskan prosedur sulfitasi pada pengolahan buah dan sayur!  Sulfitasi pada pengolahan buah dan sayur dilakukan dengan perendaman bahan dalam larutan Natrium-sulfit dan Natrium-metabisulfit 1-2% (dinyatakan sebagai SO 2) dengan

        

  

         

perbandingan 1 liter larutan untuk 2-5 kilogram buah atau sayur, konsentrasi larutan dan lama perendaman berbeda tergantung dari jenis buah atau sayur dan kadar airnya.  4..Sebutkan contoh penerapan teknik Karbonatasi pada pengolahan pangan! Teknik Karbonatasi pada pengolahan pangan dilakukan pada pemurnian atau pemucatan nira  tebu pada pembuatan gula pasir dengan cara menambahkan kalsium hidroksida Ca(OH)2  5..Sebutkan contoh penerapan teknik Netralisasi pada pengolahan pangan!  Netralisasi adalah pembentukan garam dari asam dan basa , dapat digunakan sebagai pembersih atau penghilang kuman. Teknik Netralisasi dilakukan pada pengolahan limbah industri pengolahan pangan berupa limbah cair yang mengandung bahan yang bersifat asam (acidic) atau basa (alkaline) yang perlu dinetralkan sebelum dibuang ke sungai.  6..Sebutkan bahan-bahan yang digunakan dalam proses netralisasi!  Bahan-bahan yang digunakan dalam proses netralisasi adalah:  Untuk netralisasi basa digunakan bahan yang bersifat asam: Sulfuric acid (H2SO4) Hydrocloric acid (HCl) Carbon dioxide (CO2) Sulfur dioxide Nitric acid  Untuk netralisasi asam digunakan bahan yang bersifat basa: Caustic soda (NaOH) Ammonia (NH3) Soda ash (Na2CO3) Limestone (CaCO3)  7..Sebutkan contoh penerapan teknik hidrolisis pada pengolahan pangan!  Hidrolisis adalah proses terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam atau basa, penerapan hidrolisis yaitu pada hidrolisis protein menjadi asam amino, hidrolisis karbohidrat menjadi glukosa, hidrolisis pati menjadi gula glukosa atau sirup glukosa.  8..Jelaskan proses pemurnian (refining) pada pembuatan minyak kelapa  Pada pembuatan minyak kelapa , refining bertujuan untuk mengikat FFA (Free Fatty Acid) asam lemak bebas penyebab tengik. Teknik mengikat/membuang FFA adalah: Minyak dipanaskan sampai suhu 70-900C Memasukkan larutan NaOH4 ke dalam minyak Aduk hingga mengeluarkan busa, kemudian disaring  9..Apakah yang dimaksud dengan proses Koagulasi?  Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel halus yang tidak dapat diendapkan secara grafitasi menjadi partikel yang lebih besar sehingga bisa diendapkan dengan jalan menambahkan bahan koagulasi (koagulan)  10..Sebutkan bahan koagulan yang sering digunakan !  Bahan koagulan yang sering digunakan yaitu: Tawas (Al2(SO4)3) Fero Sulfat (FeSO4) Natrium Aluminat (NaAlO2) Feri Sulfat (Fe2(SO4)3) Fero Chlorida (FeCl2) Feri Chlorida (FeCl3)  Sedangkan koagulan yang ada dipasaran atau koagulan tambahan(Coagulant Aid) yaitu: Super floc Magni floc Aqua floc Koagulan herbal: biji kelor (Moringa Oleifera)   Kudus, Juli 2016  Mengetahui

     

Kepala Sekolah SMK NU Ma’arif 3 kudus

Guru Mapel

Moh. Noor Afif, S.Pd S.Pd

Nurul Maesyaroh,                



View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF