RPP RODA DAN BAN 2
July 10, 2018 | Author: FaAnWa | Category: N/A
Short Description
rpp roda...
Description
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tahun Ajaran 2016/2017
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan Waktu
: SMK MA’ARIF NU 1 AJIBARANG : Pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan : XII / 5 : 2 : 6 × 45 menit
A. Kompetensi Inti : 1. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 2. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1. Menunjukkan sikap disiplin dan tanggung jawab dalam pemeriksaan, pemasangan ulang ban dan balance roda sesuai dengan SOP 2. Menunjukkan sikap peduli terhadap lingkungan melalui kegiatan yang berhubungan dengan pemeriksaan, pemasangan ulang roda dan balance roda C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Siswa dapat menjelaskan pemeriksaan ban luar dan ban dalam 2. Siswa dapat menjelaskan prosedur pemasangan roda pada kendaraan
D. Tujuan Pembelajaran Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran Pemeriksaan roda ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat : 1). Menjelaskan pemeriksaan ban luar dan ban dalam 2). Menjelaskane prosedur pemasangan roda pada kendaraan E.
Materi Pembelajaran Macam – macam ban 1. Ban Bias Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka dari ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Ban bentuknya. Lapisan merupakan lapisan poliester, fiberglass atau tali baja tertanam dalam karet ban. Lapisan merupakan lapisan poliester, fiberglass atau tali baja tertanam dalam, ban karet. Sebuah ban bias-ply memiliki sabuk berlapis berjalan pada sudut satu sama lain dan tubuh ban. Sebuah ban bias-ply memiliki berlapis Berjalan pada Sudut Satu sama lain dan tubuh ban. Nomor Ply
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
14 dan 16 dalam diagram tersebut bias lapisan. Nomor Ply 14 dan 16 dalam diagram tersebut bias lapisan. 2. Ban Radial Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.Ban radial-ply memiliki sabuk pada sudut 90 derajat ban dengan, ikat pinggang dan saling tumpang tindih saling silang. The ply berlabel 12 dalam diagram adalah radial-ply. Ke-12 dalam ply berlabel adalah diagram radial-ply. Ban radial memiliki sabuk lain, biasanya dari kabel baja, berjalan sekitar ban di bawah tapak. ban radial memiliki sabuk lain, biasanya Dari kabel baja, ban Berjalan sekitar tapak di Bawah. Konstruksi Radial memungkinkan dinding samping dari ban untuk melenturkan bawah beban tanpa mempengaruhi kontak tapak dengan jalan. Konstruksi memungkinkan Radial Dinding Samping Bawah ban untuk melenturkan Dari Beban Tanpa mempengaruhi Kontak tapak dengan jalan. 3. Ban Tubeless Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban dalam. Ban tubeless in diciptakan sekitar tahun 1990. Desain tradisional ban pneumatik dibutuhkan inner dibutuhkan inner tube terpisah yang bisa gagal karena beberapa alasan, seperti: fitment ban salah, atau gesekan antara dinding ban dan ban dalam menghasilkan panas berlebih menyebabkan sebuah ledakan.Teknologi ban tubeless tidak jauh dengan kebutuhan untuk ban dalam sehingga meningkatkan keselamatan. Pada ban tubeless, ban, yang memiliki lapisan dalam halobutyl kedap air, dan pinggiran roda bentuk segel kedap udara, dengan katup yang langsung dipasang pada pelek.Jika ban tubeless mendapat ditusuk, udara keluar hanya melalui lubang, mengarah ke deflasi lembut dari ban. Sebaliknya, tabung dalam dapat berpotensi meledak seperti balon, mengarah ke deflasi cepat dari ban yang bisa mengakibatkan tiba-tiba kehilangan kontrol kendaraan. Sebuah sealant ban cair dapat ditambahkan ke ban tubeless untuk mencegah deflasi. Selain itu, lebih mudah untuk memperbaiki sebuah tusukan ban tubeless menggunakan kit tusukan mudah digunakan.Saat ini, semua mobil yang dijual dengan ban tubeless sebagai fitment standar. Arti kode-kode pada ban Kode ban Dimensi atau ukuran sebuah ban dapat dinyatakan sebagai berikut:" 205 / 55 /ZR16 " Keterangan dimensi atau ukuran ban tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: 205 : Lebar telapak ban (mm) 55 : aspek ratio untuk ketebalan ban (%) dari lebar telapak ban ZR : kode limit kecepatan Kod Kecepatan (Km/Jam P
150
Q
160
R
170
S
180
T
190
H
210
V
240
W Y
270 >300
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
16
: diameter velg ( inch )
Kode kecepatan ban Indeks Beban Kod Beban Maksimum (Kg) 62
265
63
272
64
280
66
300
68
315
70
335
73
365
75
387
80-89
450-580
90-100
600-800 Velg roda ban : Velg atau rim adalah lingkaran luar desain logam yang tepi bagian dalam dari ban sudah terpasang pada kendaraan seperti mobil. Sebagai contoh, pada roda sepeda di tepi lingkaran yang besar menempel pada ujung luar dari jari-jari roda yang memegang ban dan tabung. Velg besi Diameter (efektif): jarak antara bekel (untuk ban), yang diukur pada bidang rim dan melalui sumbu pusat yang sedang atau akan dipasang, atau yang merupakan bagian integral dengan tepi. Lebar (efektif): pemisahan jarak antara tepi flensa. Tipe: Tergantung pada jenis kendaraan dan ban. Ada berbagai rim (velg), serta jumlah komponen rim.Kendaraan penumpang modern dan ban tubeless biasanya menggunakan one-piece rims dengan "keamanan" pada rim. Fitur keamanan membantu menjaga berpegang pada tepi bawah kondisi buruk dengan memiliki sepasang rasas memperluas keselamatan dari pinggiran menuju kursi ban lain dari luar permukaan berkontur pinggirannya.Kendaraan berat dan beberapa truk mungkin memiliki multi-piece dilepas dan tepi terdiri dari basis yang mount ke roda. Komponenkomponen ini dilepas dari satu sisi untuk pemasangan ban, sementara sisi berlawanan yang melekat pada basis tetap mengarah. Performa kendaraan: Karena rim adalah tempat ban berada di kemudi dan pinggiran ban mendukung bentuk, dimensi dari pinggiran adalah faktor dalam penanganan karakteristik dari sebuah mobil.Rim yang terlalu luas dalam kaitannya dengan lebar ban untuk mobil tertentu dapat menghasilkan lebih banyak getaran dan kurang nyaman karena dinding samping ban tidak cukup kelengkungan yang fleksibel mengemudi dengan benar di atas permukaan kasar. Rim besar akan menyebabkan ban untuk mengesek ketika berputar.
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
F.
Model/Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : saintifik (scientific ). 2. Model
G.
: berbasis masalah (problem-based learning )
3. Metode : ceramah,diskusi dan demonstrasi Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan 1. Guru mengucapkan salam,memimpin doa, absensi 2. Menjelaskan sekilas tentang materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya 3. Menyampaikan beberapa pertanyaan sebagai pree test 4. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis , siswa diajak memecahkan masalah pada materi memperbaiki roda dan ban 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa dapat memahami dan menjelaskan pemeriksaan ban luar dan ban dalam, memasang ulang roda dan balance roda
Inti
Alokasi Waktu
15 menit
15 menit
MENGAMATI
Siswa mengamati dan memahami macam-macam pemeriksaan ban luar dan ban dalam serta penyebabnya Siswa mengamati dan memahami prosedur pemasangan kembali roda pada kendaraan Siswa mengamati prosedur balans roda melalui tayangan power point dengan teliti dan bertanggung jawab
MENANYA Siswa menayakan tentangmateri yang kurang di pahami kepada guru dengan saling menghargaidan bahasa yang santun. Adanya tanya jawab siswa pada saat diskusi MENALAR Siswa secara kreatif mengembangkan kemampunyanya dalam penyerapan materi yang diterima MENCOBA Siswa mencoba menyampaikan kesimpulan dari materi yang di terima MENGKOMUNIKASIKAN Siswa berkomunikasi dalam pembahasan materi saat bediskusi 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang materi memperbaiki roda dan ban yang telah di sampaikan 2. Dengan bantuan presentasi komputer, guru menayangkan apa yang telah dipelajari dan disimpulkan tentang materi yang di sampaikan 3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.
240 menit
Penutup
15 menit
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
H. Penilaian Hasil Belajar 1.
Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2.
Prosedur Penilaiaan
No 1.
2.
Aspek yang dinilai
Teknik Penilaian
Pengetahuan a. Menjelaskan kembali pemeriksaan roda Pengamatan tes dan pemasangan ulang roda sampai balance roda Keterampilan a. Terampil menerapkan pemeriksan roda dan pemasangan ulang roda sampai dengan membalance roda
dan
Pengamatan
Waktu Penilaian
Penyelesaian tugas individu dan kelompok
Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi
Tes tertulis
1.
Jelaskan tentang prosedur pemasangan roda dan pengencangan mur roda!
2.
Jelaskan prosedur pemeriksaan kerusakan ban luar !
3.
Jelaskan tujuan pelaksanaan balans pada roda
Kunci Jawaban Soal 1 a). Tempatkan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan benar. b). Pasang mur pengunci roda menggunakan tangan terlebih dahulu untuk memastikan pemasangan mur sedah benar. c). Kencangkan mur pengunci roda menggunakan kunci roda secara bertahap dan menyilang sampai tidak terdapat celah antara roda dengan wheel hub. d). Dongkrak kendaraan, lepas jack stand dan turunkan kendaraan e). Kencangkan mur rodasecara menyilang dengan moment 4.000 – 4.800 kg.c
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Soal 2 a). Bersihkan seluruh permukaan ban dari kotoran dan benda -benda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih. b). Secara visual, periksa kesesuaian ukuran ban dengan pelek. c). Secara visual, periksa ban jika terdapat cacat atau rusak pada sisi l uar dan sisi dalam dari ban. Kerusakan yang sering terjadi pada ban diantaranya : ply-cord putus (C.B.U), retak alur, rusak luar telapak, retak dinding samping, kerusakan bead, lapisan ban terpisah (separation), dan kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna pada ban tubeless. d). Secara visual, periksa perubahan bentuk/keausan pada pola ban. Keausan yang sering terjadi pada ban adalah keausan normal (karena umur pemakaian), dan keausan yang tidak normal, yakni : aus pada shoulder, aus pada bagian tengah tread, aus sebelah luar/dalam, aus berbulu, aus tidak rata (spotwear), dan toe-and-heel ( bentik sisik )
Soal 3 Untuk menyeimbangkan putaran roda pada saat roda berputar sehingga tidak terjadi getaran yang dihasilkan adanya gaya sentrifugal akibat tidak seimbangnya berat pada tiap-tiap titik pada roda.
I.
Alat 1. Pelepas Roda 2. Kunci Roda Media 1. Bahan tayang power point 2. Whait board,spidol dan penghapus 3. Roda dan ban Sumber Pembelajaran 1. Buku step 2 dan pemindah tenaga, TOYOTA 2. Buku pegangan chasis dan pemindah tenaga, YUDISTIRA Buku new step
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
J.
Pembelajaran Remidial dan Pengayaan Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Ulangan Harian ke Tanggal Ulangan Harian Bentuk Soal UH Materi UH (KD/Indikator)
PROGRAM REMIDIAL SMK Ma’ arif NU 1 Ajibarang : : XII TKR/5 : PCSPTKR : : : Uraian : 3.1. Memahamirodadan ban 4.1. Memelihararodadan ban
Rencana Ulangan Rem KKM
: :
75
No.
Nama Siswa
Nilai Ulangan
Indikator yang tidak dikuasai
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Budi
65
2,3
2.
Yahya
68
3
3.
Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remidial
(5) Diberikan Bimbingan Khusus dan tugas Individu Diberikan Tugas khusus
Nomor Soal yang dikerjakan dalam Tes Remidial
Nilai Tes Rem
(6)
(7)
1,2,3,4
85
3,4
98
Ket.
(8) Tuntas
Tuntas
Dst...
Ajibarang,...................2016 Guru Mata Pelajaran
Subur Topoprikhantho, S.T. Keterangan : Pada kolom ( 6 ), masing-masing indikator dibuatkan 1 atau 2 nomor soal dengan tingkat kesukaran berbeda-beda Misalnya : Indikator 2 menjadi 2 soal yaitu nomor 1, Indikator 3 menjadi 2 soal yaitu nomor 3, 4 Pada kolom ( 7 ), nilai yang diperoleh hanya digunakan untuk menentukan tuntas atau tidak tuntasnya dari siswa yang telah ikut remidial, karena nilai yang akan diolah adalah nilai batas ketuntasan. Artinya bahwa Andi dan Anton memperoleh nilai setelah remidial masing-masing 75 (batas ketuntasan). Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial 1. Cara yang dapat ditempuh 1) Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi peserta didik yang belum atau mengalami kesulitan dalam penguasaan KD tertentu. 2) Pemberian tugas-tugas atau perlakuan (treatment ) secara khusus, yang sifatnya penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran regular. 2. Bentuk penyederhanaan itu dapat dilakukan guru antara lain melalui: 1) Penyederhanaan strategi pembelajaran untuk KD tertentu 2) Penyederhanaan cara penyajian (misalnya: menggunakan gambar, model, skema, grafik, memberikan rangkuman yang sederhana, dll.) 3) Penyederhanaan soal/pertanyaan yang diberikan.
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
3.
Materi dan waktu pelaksanaan program remedial 1) Program remedial diberikan hanya pada KD atau indikator yang belum tuntas. 2) Program remedial dilaksanakan setelah mengikuti tes/ulangan KD tertentu atau sejumlah KD dalam satu kesatuan
Teknik pelaksanaan penugasan/pembelajaran remedial: Penugasan individu diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%. Penugasan kelompok diakhiri dengan tes individual (lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%. Pembelajaran ulang diakhiri dengan t es individual (tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 50 %.
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Bentuk Soal UH Materi UH (KD/Indikator)
1)
PROGRAM PENGAYAAN SMK Ma’ arif NU 1 Ajibarang : : XII TKR/5 : PCSPTKR : Uraian : 3.1. Memahamirodadan ban 4.1. Memelihararodadan ban
Menggunakan roda dan ban dalam memecahkan soal yang terkait dengan teknik otomotif. No. 1. 2.
Nama Siswa Budi Yahya Dst ……………..
Nilai Ulangan 90 100
Bentuk Pengayaan Contoh: Memberikan soal-soal pemecahan masalah, misalnya soal-soal teknik yang terkait dengan materi roda dan ban. Memanfaatkan Andi dan Anton untuk menjadi Tutor Sebaya Ajibarang,..............
2016 Guru Mata Pelajaran
Subur Topoprikhantho, S.T. Pelaksanaan Program Pengayaan 1.
2.
Cara yang dapat ditempuh: 1) Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang bertujuan memperluas wawasan bagi KD tertentu 2) Pemberian tugas untuk melakukan analisis gambar, model, grafik, bacaan/paragraf, dll. 3) Memberikan soal-soal latihan tambahan yang bersifat pengayaan 4) Membantu guru dalam membimbing teman-temannya yang belum mencapai ketuntasan. Materi dan waktu pelaksanaan program pengayaan 1) Materi Program pengayaan diberikan sesuai dengan KD-KD atau indikator yang dipelajari , bisa berupa penguatan materi yang dipelajari maupun berupa pengembangan materi 2) Waktu pelaksanaan program pengayaan adalah: setelah mengikuti tes/ulangan KD tertentu atau kesatuan KD tertentu, dan atau pada saat pembelajaran dimana siswa yang lebih cepat tuntas dibanding dengan teman lainnya maka dilayani dengan program pengayaan
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Ajibarang , WKS 1,
Mugi Hariyad,i S.Pd.
K3 TKRGuru
Nur Khaerul Iman, ST
Mengetahui Kepala Sekolah,
Zaenudin, S.Pd, M.Si
Juli 2016
Mata Pelajaran ,
Nur Khaerul Iman, ST
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
BAHAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Pemeliharan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan
Kompetensi Dasar
: Memperbaiki roda dan ban
Indikator
: a. Memeriksa roda sesuai SOP b.Pemasangan ulang roda sesuai SOP c.Memeriksa ban sesuai SOP d.Pemasangan ulang ban sesuai SOP e.Membalans roda dan ban sesuai SOP
Materi Pokok
: a.Memeriksa roda b.Pemasangan ulang roda c.Memeriksa ban d.Pemasangan ulang ban e.Membalans roda dan ban
A. di dalam tread yang jumlahnya empat sampai enam di sekeliling ban. Tingginya 1,6 sampai 1,8 Pemeriksaan Roda BATAS PEMAKAIAN BAN LUAR Indikator Keausan Ban (T.W.I = Tread Wear Indicator). Indikator keausan ban adalah tonjolan mm dari dasar tre ad. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. Berikut ini merupakan alasan mengapa ban yang keausannya sudah mencapai TWI harus diganti.
TWI Gambar 22. Indikator Keausan Ban (T.W.I) Hydroplanning Genangan air di jalan yang menjadi penyekat antara ban dengan permukaan jalan, sehingga mengurangi daya cengkeram ban (road holding). Faktor yang mempengaruhi hydroplanning : Aman Berbahaya 1). Kecepatan : Rendah Tinggi 2). Tekanan angin : Tinggi Rendah 3). Alur Telapak Ban : Ada alur Gundul Pengendaraan di Jalan Basah Ban yang baik harus dapat mengalirkan air minimal sebanyak 4 s/d 5 liter per detik , ketika kendaraan berkecepatan 60 km/jam. Bila ketentuan tersebut tidak terpenuhi, maka kemungkinan kemungkinan yang dapat terjadi ialah : 1) Terjadi peningkatan permukaan air di depan ban 2) Bila kecepatan kendaraan meningkat, ban/kendaraan akan berjalan di atas air (terjadi Aquaplane / Hydroplane)
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
3) Daya cengkeram kurang, kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan baik (ada resiko slip), mengurangi kemampuan pengereman. Pengendalian di Jalan Basah Alur telapak ban dirancang sedemikian rupa untuk dapat membuang / mengalirkan air dengan baik, agar terjadi kontak area antara telapak ban dengan permukaan jalan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuangan air : 1) Kedalaman alur telapak 2) Kelebaran alur telapak 3) Jumlah alur telapak 4) Jenis pola telapak 5) Kecepatan kendaraan Pemakaian pelek yang tidak sempurna akan mengakibatkan : 1) Posisi kedudukan bead kurang sempurna (tidak melekat dengan baik). 2) Ketika menikung, ban mungkin lepas dari pelek. 3) Tidak dapat menjaga tekanan angin ban tubeless dengan sempurna. 4) Ban dalam mungkin koyak karena terjepit bead pada pelek yang lebih sempit. 5) Pada pelek yang lebih lebar, dinding samping ban terlalu tegang (tidak lentur), sehingga pengendaraan menjadi keras. PEMAKAIAN PELEK YANG TIDAK SEMPURNA
Pelek Standar
Pelek Sempit Gambar 23. Posisi Ban Terhadap Pelek
Pelek Lebar
PENGGUNAAN BAN DAN PELEK YANG SESUAI 1). Ban luar radial harus memakai ban dalam radial. 2). Gunakan ban dengan spesifikasi teknis yang seragam. 3). Gunakan pelek ukuran standar, sesuai dengan ukuran ban. 4). Gunakan pelek Hump Rim untuk ban tubeless. 5). Mengemudi dengan cara yang wajar. B. PEMERIKSAAN BAN LUAR 1). Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan. Ukuran ban harus sesuai dengan pelek yang digunakan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat ukuran ban yang tertera pada sidewall dan dibandingkan dengan ukuran pelek yang digunakan. Ukuran pelek biasanya tertera pada pelek tersebut. Pemakaian pelek ya ng tidak sempurna akan mengakibatkan akibat seperti telah diuraikan di atas. Penting juga memeriksa run out pelek roda, yaitu seperti gambar
Gambar 24. Memeriksa Run Out Pelek
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
2). Pemeriksaan keausan ban. Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indikator keausan ban pada tread. Apabila keausan tread mencapai indikator, hal ini menunjukkan batas keausan ban dan saatnya ban harus diganti. Gambar 25. New Tread Worn Tread Pemeriksaan Keausan Ban
TWI 3). Tekanan udara ban Tekanan udara ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan pada ban dan memperpendek umur ban, diantaranya: keausan tread tidak rata, lepasnya ikatan ply-cord dari karet ban, dan keretakan pada daerah sidewall. Oleh karena itu penting juga dilakukan memeriksa keolengan roda, seperti gambar dibawah ini. (keolengan roda : 1,0 mm)
Gambar 26. Pemeriksaan run-out ban
4). Kerusakan luar. Kerusakan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat diamati secara visual.
Gambar 27. Pemeriksaan Kerusakan Luar Ban a). Rib Tear Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas dari telapak ban. Tear Rib disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan dengan sempurna, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian kecil telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang memikul, maka terjadi kerusakan. Gantilah ban Anda Bila tanda slip sudah terlihat b).Separation Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang menggelembung) terutama pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan tinggi. c). C.B.U Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi dalam ban. Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang, sehingga terjadi defleksi (pergerakanpergerakan) yang besar pada sidewall. Gaya regang tarik yang berulang-ulang menyebabkan ply-cord putus. Macam dan Golongan Kerusakan Ban Luar
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Macam dan Kondisi kerusakan
Penggolongan
Ply-cord putus ( C.B.U )
Berbahaya
Retak alur
Mencapai benang /kanvas Belum mencapaibenang
Rusak luar telapak
Mencapai benang /kanvas
Hati-hati Berbahaya
Belum mencapaibenang Retak dinding samping
Mencapai benang /kanvas Belum mencapaibenang
Kerusakan bead (Bead broken) Lapisan ban terpisah (separation) Kebocoran/perbaikan yang tidak
Berbahaya
Hati-hati Berbahaya Hati-hati Berbahaya Berbahaya Berbahaya
sempurnapada ban tubeless 5). Keausan ban. Digolongkan menjadi dua, yaitu keausan karena umur pemakaian dan keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apabila tanda indikator keausan pada tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru. Berikut ini merupakan keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban. a) Ban Aus Pada Shoulder Atau Di Tengah Penyebab utama keausan ban yang terpusat pada shoulder atau di tengah adalah kesalahan tekanan ban. Kalau tekanan ban terlalu rendah, maka bagian tengah akan cekung, dan beban akan tertumpu pada shoulder sehingga akan aus lebih cepat daripada bagian tengah. Beban yang berlebihan juga akan berakibat sama. Kalau tekanan ban terlalu tinggi, bagian tengah ban menjadi cembung, dan sebagian besar beban akan tertumpu di tengah sehingga keausannya lebih cepat daripada bagian shoulder. Keausan Keausan
Gambar 28. Aus Pada Tengah Tread dan Pada Shoulder b) Keausan Ban Sebelah Dalam Atau Sebelah Luar (1) Keausan karena menikung, seperti terlihat di bawah adalah yang disebabkan karena berbelok dengan kecepatan yang berlebihan. Ban tergelincir dan mengakibatkan jenis keausan diagonal. Ini adalah masalah yang paling sering terjadi. Satu-satunya cara Keausan pencegahannya adalah pengemudi harus memperlambat kendaraan pada saat membelok. (2) Deformasi atau kelonggaran yang berlebihan pada bagian suspensi akan mempengaruhi front wheel alignment, dan mengakibatkan keausan ban tidak normal. (3) Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain, penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Karena besarnya bidang singgung ban dengan jalan tergantung pada besarnya beban, ban dengan camber positip, diameter sebelah luarnya lebih kecil daripada sebelah dalam. Akibatnya, tread bagian luar akan slip pada jalan untuk mengejar jarak tempuh yang sama untuk tread bagian dalam. Kejadian slip ini mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban dengan camber negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat.
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Gambar 29. Aus Sebelah Dalam dan Luar c). Keausan Akibat Toe-In Atau Toe-Out (Aus Berbulu) Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelan toe-in yang tidak tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa roda slip keluar dan menggesek bidang singgung tread bagian dalam pada permukaan jalan, ini menyebabkan terjadinya keausan toe-in. permukaan tread Keausan akan membentuk susunan seperti bulu seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Ini dapat diketahui dengan jalan mengusapkan tangan pada tread dari bagian dalam ke bagian luar ban.
Gambar 30. Keausan Ban Akibat Toe – in Dalam hal lain, toe-out yang berlebihan akan menarik ban ke dalam dan menggesek bidang singgung tread bagian luar pada permukaan jalan. Keausan toe-out yang terjadi bentuknya seperti gambar di bawah.
Gambar 31. Keausan Ban Akibat Toe – out PENTING ! Kalau kedua ban menunjukkan keausan seperti ini, berarti penyetelan front end tidak tepat. Kalau hanya sebelah ban yang mengalami keausan seperti itu, kemungkinan penyebabnya adalah steering knuckle arm bengkok. Ini mengakibatkan toe-in atau toeout sebelah ban lebih besar dari lainnya.
d).Keausan Toe-and-Heel Keausan toe-and-heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban dengan pola tread block dan lug. Ban dengan tread berpola rib keausannya membentuk polaseperti gelombang. Karena ban yang bukan penggerak roda tidak memperoleh gaya penggerak, tetapi hanya gaya pengereman keausannya cenderung membentuk pola toe-and-heel. Keausan seperti ini juga akan terjadi ji ka rem secara berulang-ulang diinjak dan dilepaskan, yang mengakibatkan ban tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali.
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Gambar 32. Keausan Toe – and – Heel e).Keausan Spot/Spot Wear (Cupping) Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti diterangkan di bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod end, dan lain-lain mengalami keausan yang berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban akan bergoyang pada titik tertentu di saat berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.
Gambar 33. Keausan Spot
C. PEMERIKSAAN BAN DALAM Pemeriksaan ban dalam meliputi : 1). Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban dalam radial juga. 2). Keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru. 3). Kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik (macet, karatan, bocor) tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak (karatan/bocor) menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang. 4). Karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru.
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Gambar 34. Pemeriksaan Ban Dalam 1). Memeriksa Kerusakan Ban Luar Prosedur pemeriksaan ban luar a). Bersihkan seluruh permukaan ban dari kotoran dan benda-benda asing yang menempel, bila perlu cuci dengan air bersih. b). Secara visual, periksa kesesuaian ukuran ban dengan pelek. c). Secara visual, periksa ban jika terdapat cacat atau rusak pada sisi l uar dan sisi dalam dari ban. Kerusakan yang sering terjadi pada ban diantaranya : ply-cord putus (C.B.U), retak alur, rusak luar telapak, retak dinding samping, kerusakan bead, lapisan ban terpisah (separation), dan kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna pada ban tubeless. d). Secara visual, periksa perubahan bentuk/keausan pada pola ban. Keausan yang sering terjadi pada ban adalah keausan normal dan keausan yang tidak normal, yakni : aus pada shoulder, aus pada bagian tengah tread, aus sebelah luar/dalam, aus menyamping/berbulu, aus tidak rata (spot wear), dan toe-and-heel.
2). Memeriksa Kerusakan Ban Dalam Prosedur Pemeriksaan Ban dalam a). Bersihkan seluruh permukaan ban dalam dari kotoran dan benda -benda asing yang menempel. b). Periksa kesesuaian dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama. Ban luar radial harus menggunakan ban dalam radial juga. c). Periksa keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar pada bagian dalam harus diganti baru. d). Periksa kondisi pentil. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik (macet, karatan, bocor) tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak (karatan/bocor) menunjukkan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil ada dan terpasang. e). Periksa karet ban. Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah terlalu banyak juga harus diganti baru. 3). Memeriksa dan Mengatur Tekanan Udara Ban a). Item yang perlu disiapkan: (1) Alat ukur ban (2) Chock udara untuk ban (3) Udara bertekanan b). Prosedur kerja (1) Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal (bila ban masih terpasang). (2) Periksa tekanan udara ban. Senantiasa pasang tutup katup (3) Pompa ban (4) Atur tekanan udara sesuai spesifikasi. c). Tekanan Udara Standar (dengan/tanpa barang) Tabel 3. Tekanan Udara Standar
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Ukuran ban 10.0-20-14PR 10.0R20-14PR 11R22.5-14PR 11/70R22.5-14PR 11.1-20-16PR
Tekanan udara (kg/cm2) (depan & belakang) 6.75 7.25 7.00 8.00 7.00
Gambar 36. Pengaturan Tekanan Udara Ban
D. Membalans Roda / Ban Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran atau untuk meminimalkan penggunaan ban, komponen suspensi dan stir. Saat roda berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban dimana sejumlah gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin menguat saat rotasi roda semakin cepat Saat massa sudah merata ke seluruh roda dan ban (tida k ada titik berat), gaya akan seimbang maka gaya sentrifugal tidak akan memiliki efek hambatan (gambar 29). Jika ban memiliki titik berat maka ban akan tidak seimbang (unbalance) dimana gaya sentrifugal lebi h besar pada salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang kuat saat ban berputar. Ini a kan membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak).
Gambar 29 : Keseimbangan dan ketidak seimbangan roda (Balance & Unbalance)
Efek ketidak seimbangan (unbalance) Ada dua jenis balance dan unbalance; statis dan dinamis. Efek keseimbangan dan ketidakseimbangan tersebut sperti pada gambar 30 di bawah dimana unbalance disebabkan oleh adanya titik berat pada ban dimana posisi titik berat akan menentukan jenisnya, statis atau dinamis.
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Gambar 30 : Effek dari Ketidak seimbangan (Unbalance) Roda . Titik berat di tengah tapak ban akan membuat unbalance/ ketidak seimbangan statis, roda akan bergerak ke atas dan ke bawah, sedangkan titik berat pada salah satu sisi ban akan membuat unbalance /ketidak seimbangan dinamis dimana ban akan bergerak dari satu sisi ke sisi yang lainnya (oblak). Perbedaan keduanya dijelaskan pada gambar 31
Gambar 31: Unbalance Dynamic/ Ketidak seimbangan Dinamis Roda Balance Statis Roda dan ban dengan balance statis, dapat bebas bergerak pada porosnya, posisinya tetap saat diputar. Jika tidak seimbang, titik berat akan selalu berada dibawah. Gambar 32 menunjukkan sebuah ban dengan titik berat di tengah tapak ban. Ini memiliki unbalance statis atau dapat dibalancekan dengan memasang pemberat di pelek tepat di sisi yang berlawanan dengan titik berat. Dua pemberat diperlukan, masing-masing setengah massa titik berat. Jika hanya satu pemberat maka dapat dibuat menjadi balance dinamis. Tanpa pemberat, roda akan tampak bergerak ke atas dan ke bawah saat berputar ini biasanya disebut tramp. Gaya yang berputar dengan roda akan berusaha menarik roda ke depan dan ke belakang namun hal itu dapat dicegah dengan adanya suspensi.
Unbalance dinamis Gambar 34 di atas menjelaskan ban dengan titik berat pada salah satu sisinya. Pada diagram, gaya akan menarik bagian depan ban dan berusaha berputar pada poros stir. Saat roda berputar, ia akan menarik dari sisi satu ke sisi yang lainnya karena gaya tersebut mengubah arahnya pada tiap setengah putaran roda. Ini biasanya disebut ban goyang atau oblak. Efek dari gaya ini dilihat hanya pada saat gaya tersebut berada di roda depan atau roda belakang dimana stir memungkinkan roda untuk pivot dari satu sisi ke sisi yang lainnya. Saat gaya itu berada di atas atau di bawah, roda tertahan dan tidak oleng meskipun ada tramp. Ban pada gambar 32 memiliki dua titik berat yang terletak secara diagonal. Ban berada tersebut pada balance statis dan akan tetap pada
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
posisi porosnya. Ini karena titik berat yang ada saling mengimbangi. Namun demikian, roda yang memiliki balance statis akan memiliki unbalance dinamis. Ketika roda ini (tanpa pemberat) berputar, gaya sentrifugal akan bergerak pada kedua titik berat. Gaya akan menarik bagian depan dan belakang ban secara bersamaan. Pemberat yang tampak pada gambar menjelaskan balance dinamis.
Gambar 32: Ban dengan dua titik berat secara diagonal Memperbaiki unbalance Pemberat balance dipasang pada tapak ban untuk mengimbangi titik berat. Gambar 33 menunjukkan ban dengan unbalance statis, dua pemberat balance dipakai untuk memperbaikinya hingga massa-nya merata pada seluruh ban.
Gambar 33: Ban dengan unbalance statis, dua pemberat balance Gambar 34 menunjukkan roda dengan unbalance dinamis dimana dua pemberat diperlukan untuk memperbaikinya dan ketika sudah balance dinamis, massanya merata pada tiap-tiap bagian roda. Pada kebanyakan hal, kasusnya tidak terbatas pada balance statis atau dinamis.kebanyakan roda dan ban dibuat agar dapat dibalance baik statis maupun dinamis saat roda itu sudah tidak balance lagi.
Gambar 34: Ban dengan unbalance Dynamis, dua pemberat balance
Balance roda Mesin balancing roda digunakan untuk ketepatan balance pada roda. Ada dua je nis,yaitu 1). Melepas roda dari kendaraan 2). Tidak melepas roda dari kendaraan
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Keduanya menggunakan vibrasi yang terjadi saat roda berputar untuk mengetahui posisi unbalance (baik statis maupun dinamis) diroda dan ban 1.Balancer (balancing roda) di luar kendaraan Ini merupakan mesin yang membalance roda di luar kendaraannya. Roda di pasang di kumparan mesin yang kemudian digerakkan oleh Motor elektrik. Balancer seperti ini ada pada gambar 35.yang ada alat pendeteksi langsung. Dengan satu putaran pada mesin, mesin dapat mengetahui apakah ban mengalami balance statis atau dinamis. Instrument ini menunjukan berat balance yang diperlukan, letaknya dan apakah unbalance/Ketidakseimbangan berada di dalam atau di luar lingkaran roda Pada dasarnya, mesin seperti ini terdiri dari kumparan yang terpasang untuk roda dan sensor elektronik untuk mengukur vibrasi kumparan saat roda berputar. Kemudian sensor akan mengukur tingkat balance yang ada. Roda yang balance tidak menghasilkan vibrasi. Mesin balancing roda ini, memiliki komponen elektronik dan sirkuit yang memudahkannya beroperasi.pada kebanyakan kasus, ukuran ban dipilih oleh operator dan mesin secara otomatis menjelaskan kesesuaian ukuran roda yang sedang dibalance.
Gambar 35 :Mesin Balans menggunakan Pengaman/Penutup
ALAT KESELAMATAN Mesin balancing roda memiliki kap pengaman yang menutupi roda saat berputar. Roda dapat berputar dalam kecepatan tinggi, kap penutup ini akan melindungi operator dari roda yang bisa saja terlepas dari kumparan. Pemberat yang ada harus dilepas dari pelek sebelum memutar agar tidak terlepas dan mengenai operator dan untuk lebih memperoleh balance yang tepat
1. Operational Panel 2. Wheel safety cover 3. Housing 4. Wheel fixing cup 5. Large cone 6. Medium cone 7. Small cone 8. Shaft
9. Clamping nut 10. Fixing template 11. Brake Pedal 12. Body 13. Scale Bar 14. Work table 15. Cone hanger 16. Power Switch
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Gambar 36: Nama Komponen-komponen Balans
Gambar 37: Tombol pengoperasian Balans
2.Balancer (balancing roda) pada kendaraan Balancer jenis ini, membalance roda, ban dan hub yang terpasang pada kendaraan. Balancer memiliki motor elektrik dengan logam pengendali roda yang bekerja pada bahu ban (gambar 38). Pickup head di bawah suspensi digunakan untuk mengetahui vibrasi dari unbalance sedangkan instrumennya mencatat unbalance dan menunjukkan dimana letak pemberat diperlukan Untuk membalance sebuah roda, roda diletakkan di atas tanah kemudian kapur penanda diletakkan di atas ban. Biasanya pickup head merupakan bagian dari dongkrak atau stand, maka letaknya di bawah suspensi untuk mengetahui vibrasi. Mesin berputar ke sisi-sisi roda untuk dibalance dan pengendali roda berfungsi untuk memutar roda pada kecepatan tinggi. Vibrasi yang diterima kemudian diubah kegetaran elektrik yang ditransmisikan ke mesin. Instrument mesin menunjukkan jumlah unbalance dan perbaikan yang diperlukan. Setelah memasang pembalance, roda diputar lagi untuk mengetahui apakah roda sudah balance atau belum.
Gambar 38: Membalan pada roda yang masih terpasang Pemutar Roda Ada balancer yang menggunakan pemutar roda secara terpisah (gambar 39), khususnya untuk memutar roda yang berat pemutar jenis ini digunakan pada tapak roda.
Gambar 39 : Balaner yang menggunakan pemutar roda
PERHATIAN
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Untuk balancing roda pada on-vehicle balancing, dapat menggunakan mesin kendaraan tersebut untuk memutar roda. Ini dapat dilakukan pada roda depan dan belakang Pemutaran roda harus dibatasi pada kecepatan 55 km/jam pada speedometer, ini penting karena dengan satu roda di jalan, speedometer hanya akan membaca ½ kecepatan roda sebenarnya. Jika perhatian ini tidak diindahkan, akan menyebabkan roda melaju pada kecepatan yang berbahaya, bahaya cedar bagi operator, disintegrasi ban bahkan rusaknya kendaraan. Saat batas slip-differential sudah diperoleh, kendaraan harus dinaikkan dari lantai saat memutar roda depan dan belakang. Jangan sampai masih ada satu roda yang masih menyentuh lantai agar kendaran tidak lari dari dongkrak atau stand. Memasang pembalance Pemberat balance dijelaskan gambar 40. Pembalance memiliki kawat penjepit yang mengait pada pelek roda, dipasang dengan menancapkannya dengan palu. Sesudah terpasang dengan baik, kemudian dengan rapi dimasukkan ke dalam pelek. Berat yang berbeda digunakan pada roda alumunium dan roda baja, karena keduanya memiliki bentuk yang berbeda begitu juga pembalancenya. Pembalance yang lebih ringan digunakan pada roda alumunium memiliki sifat adhesif yang menempel pada bagian datar pelek. Pembalance dibuat dalam berbagai ukuran; dalam massa, gram ditunjukan dalam berat pembalance.
Gambar 40Timah Pemberat Balance
Gambar 41 Palu Balance
Gambar 41 Gambar timah pemberat balance peleg baja press
F 751.WKS1.7 3/18-07-2016
Gambar 42 Gambar timah pemberat balance peleg besi tuang
DAFTAR PUSTAKA Anonim. (1992). Basic Knowledge of Tire. Bogor : PT. Bridgestone TireIndonesia. Anonim. (1992). Bridgestone Tire Advisor. Bogor : PT. Bridgestone TireIndonesia. Anonim. (1992). Bridgestone Tire Maintenance. Bogor : PT.Bridgestone Tire Indonesia. Anonim. (1987). Dasar-dasar Automotive. Jakarta : PT. Toyota – AstraMotor. Anonim. (1995). Materi Pelajaran Chassis Group Step 2. Jakarta : PT.Toyota – Astra Motor. Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta : PT. Toyota – Astra Motor. William K. Tobold & Larry Johnson. (1977). Automotive Encyyclopedia.South Holland : The Good Heart – Wilcox Company Inc.Publisher.
View more...
Comments