RPP KI KD 3.5 Dan 4.5 Konstruksi Bangunan, Kelas X-smstr 2
March 14, 2018 | Author: Konstantinus Moko | Category: N/A
Short Description
contoh rpp kurikulum 2013...
Description
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: SMK Negeri 2 Surabaya.
Program Keahlian : Teknik Gambar Bangunan. Mata Pelajaran
: Konstruksi Bangunan.
Kelas/Semester
: X/II
Materi Pokok
: Spesifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting untuk konstruksi bangunan.
Alokasi Waktu
: 2 x 4 x 45 menit.
A. Kompetensi Inti (KI) KI 1
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
: Menghayati
dan
Mengamalkan
perilaku
jujur,
disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3
: Memahami,
menerapkan
dan
menganalisis
pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. KI 4
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak
terkait
dengan
pengembangan
dari
yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 1
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar 1.1
Menambah keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas
alam
terhadap
kebesaran
Tuhan
yang
menciptakannya. 1.2
Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur kebutuhan manusia terhadap
kebutuhan yang berkaitan dengan
Ilmu bangunan. Indikator 1.1.1 Berdoa
sebelum
dan
sesudah
pembelajaran
konstruksi
bangunan berlangsung. 1.1.2 Mensyukuri kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur kebutuhan manusia terhadap kebutuhan yang terkait materi materi dengan belajar serius. Kompetensi Dasar 2.1Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan diskusi. 2.2Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud
implementasi
melaksanakan
percobaan
dan
melaporkan hasil percobaan pada bidang penyediaan kebutuhan akan mekanika teknik sebagai cerminan kehidupan dan pergaulan di bermasyarakat. Indikator 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.2.1 2.2.2
Menunjukkan perilaku jujur dalam pembelajaran. Tekun mempelajari materi pelajaran. Bertanggung jawab selama pembelajaran. Menghargai pendapat dan kerja siswa lain selama pembelajaran. Menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 2
Kompetensi Dasar 3.2Menerapkan spesifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting untuk konstruksi bangunan. Indikator Pertemuan 1. 3.2.1 Menjelaskan jenis dan klasifikasi batu beton, keramik, dan genting. 3.2.2 Mengurutkan
proses
pembuatan
batu
beton,
keramik,
dan
genting. 3.2.3 Membedakan sifat pemeriksaan sifat fisik dan mekanis antara batu beton, keramik, dan genting. Kompetensi Dasar 4.2 Mengelola spesifikasi dan karakteristik batu, beton, keramik, dan genteng untuk konstruksi bangunan. Indikator Pertemuan 2. 4.2.1 Menyesuaikan spesifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting untuk konstruksi bangunan. 4.2.2 Merancang tahapan proses pembuatan dan tahapan pemeriksaan sifat fisik dan mekanis secara visual. 4.2.3 Menjeniskan batu beton, keramik, dan genting berdasarkan: karakteristik
dan
spesifikasinya;
proses
pembuatan;
serta
berdasarkan sifat fisik dan mekanis. C. Tujuan Pembelajaran 1.1.1.1 Setiap kegiatan pembelajaran, siswa berdoa sebelum dan sesudah
pembelajaran
konstruksi
bangunan
berlangsung
sesuai dengan rubrik LP KI 1. 1.1.2.1 Saat berada di kelas dan laboratorium, siswa mensyukuri kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur kebutuhan manusia terhadap kebutuhan yang terkait materi dengan belajar serius sesuai dengan rubrik LP KI 1. 2.1.1.1 Saat mengerjakan tugas atau tes, siswa menunjukkan perilaku jujur dalam pembelajaran sesuai dengan rubrik LP KI 2.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 3
2.1.2.1 Diberikan
tugas
latihan
dan
kesempatan
untuk
pengamatan, siswa tekun mempelajari materi pelajaran sesuai rubrik LP KI 2. 2.1.3.1 Diberikan
tugas
kelompok
atau
mandiri,
siswa
bertanggung jawab selama pembelajaran sesuai dengan rubrik LP KI 2. 2.2.1.1 Di kelas dan laboratorium, siswa menghargai pendapat dan kerja siswa lain selama pembelajaran sesuai dengan rubrik LP KI 2. 2.2.2.1 Saat guru mendemonstrasikan dan menjelaskan materi, siswa menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran sesuai dengan rubrik LP KI 2. Pertemuan 1. 3.2.1.1
Saat presentasi, siswa dapat menjelaskan jenis dan
klasifikasi batu beton, keramik, dan genting sesuai dengan kunci LP KI 3. 3.2.2.1 Saat mengerjakan tugas, siswa dapat mengurutkan proses pembuatan batu beton, keramik, dan genting sesuai dengan kunci LP KI 3. 3.2.3.1 Saat mengerjakan tes, siswa dapat membedakan sifat pemeriksaan sifat fisik dan mekanis antara batu beton, keramik, dan genting sesuai dengan kunci LP KI 3. Pertemuan 2. 4.2.1.1
Saat praktik, siswa dapat menyesuaikan spesifikasi dan
karakteristik batu beton, keramik, dan genting untuk konstruksi bangunan sesuai dengan kunci/rubric LP KI 4. 4.2.2.1 Sebelum praktik, siswa dapat merancang tahapan proses pembuatan dan tahapan pemeriksaan sifat fisik dan mekanis secara visual sesuai dengan kunci/rubrik LP KI 4. 4.2.3.1 Diberikan tes, siswa dapat menjeniskan batu beton, keramik,
dan
genting
berdasarkan:
karakteristik
dan
spesifikasinya; proses pembuatan; serta berdasarkan sifat fisik dan mekanis sesuai dengan kunci LP KI 4. D. Materi Pembelajaran 1. Jenis dan klassifikasi batu beton, keramik, dan genting. 2. Proses pembuatan.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 4
3. Pemeriksaan sifat fisik dan mekanik secara visual. E. Model dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan pembelajaran : scientiick. 2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL). 3. Metode pembelajaran : Demonstrasi, Ceramah, dan Tanya jawab. F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : hand out 2. Alat/bahan : white board, spidol. 3. Sumber Belajar : Tamrin, A.G. 2008. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Jilid 1 untuk
SMK.
Jakarta:
Direktorat
Pembinaan
Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Mengengah, Departemen Pendidikan Nasional. Riadai, Muhtarom dan Amalia. 2005. Teknologi Bahan 1. Jakarta: Politeknik Negeri Jakarta. G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1: 4 x 45 menit. No . 1.
Skor Penilaian 1 2 3 4 5
Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (15 menit) 1. Siswa memulai pembelajaran dengan doa. Mengamati 2. Siswa mengamati motivasi guru tentang kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Siswa mengamati apersepsi
2.
mengenai materi. Kegiatan Inti (135 menit) Mengamati 4. Siswa menyimak penjelasan
guru
tentang
materi jenis dan klasifikasi batu beton, keramik, dan genting. Menanyakan 5. Siswa mengajukan pertanyaan tentang materi jenis dan klasifikasi batu beton, keramik, dan genting. Mengeskplorasi RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 5
6. Siswa membaca buku bacaan dan hand out tentang: klasifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting. 7. Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok terkait materi. Mengkomunikasikan 8. Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk menyiapkan presentasi. 9. Siswa mempersentasikan hasil kerja kelompok. 10.Siswa melakukan Tanya jawab setelah memaparkan materi presentasinya. Mengasosiasi 11.Siswa mendiskusikan hasil presentasi, memberikan masukan dan sanggahan, serta
saling
melengkapi
kelompoknya. Penutup (30 menit) 12.Siswa dibimbing
3
oleh
menyimpulkan matari. 13.Berdoa setelah
materi
guru
untuk
melakukan
pembelajaran. Pertemuan 2: 4 x 45 menit. No . 1.
Skor Penilaian 1 2 3 4 5
Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (15 menit) 1. Siswa memulai pembelajaran dengan doa. Mengamati 2. Siswa mengamati motivasi guru tentang kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 3. Siswa mengamati apersepsi
2.
guru
tentang materi. Kegiatan Inti (135 menit) Mengamati 4. Siswa mengamati proses pembuatan batu beton, keramik, dan genting. 5. Siswa mengamati penjelasan prosedur pemeriksaan
sifat-sifat
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
fisik
dan
Page 6
mekanis. Menanyakan 6. Siswa menanyakan proses pembuatan batu beton, keramik, dan genting. 7. Siswa menanyakan tentang prosedur pemeriksaan secara fisis dan mekanis. Mengeskplorasi 8. Siswa membaca buku bacaan dan hand out tentang klasifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting. 9. Siswa melihat proses pembuatan batu beton, keramik, dan genting. 10.Siswa memeriksa sifat fisis
dan
mekanis secara visual. Mengkomunikasikan 11.Dalam kelompok siswa berdiskusi untuk menyiapkan presentasi. 12.Siswa mempersentasikan hasil kerja kelompok. 13.Siswa melakukan Tanya jawab setelah memaparkan materi presentasinya. Mengasosiasi 14.Siswa mendiskusikan hasil presentasi, memberikan masukan dan sanggahan, serta 3
saling
melengkapi
kelompoknya. Penutup (30 menit) 15.Siswa dibimbing
oleh
menyimpulkan matari. 16.Berdoa setelah
materi
guru
untuk
melakukan
pembelajaran. H. Penilaian No . 1.
Lembar KI
Penilaian
KI 1
(LP) LP 1
Ranah Penilaian Afektif : Sikap Spiritual
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 7
Instrumen Penilaian Lembar Observasi.
1.
2.
KI 2
LP 2
Afektif : Sikap Sosial
Lembar Observasi
3.
KI 3
LP 3
Kognitif.
Tes Tulis
KI 4
LP 4
Psikomotorik.
Unjuk
kerja
dan
tes
tulis. Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 2 Surabaya,
Guru Pelajaran
Mata
…………………………......... .. NIP.
Konstantinus Moko
LAMPIRAN A. Tabel Spesifikasi Penilaian No. 1
Indikator 1.1.1 Berdoa
sebelum
dan
sesudah
pembelajaran berlangsung. 1.2.1 Belajar serius sebagai bentuk terhadap menciptakan
kebesaran dan
Tuhan
mengatur
Lembar
Kunci/
Penilaia
Rubri
n LP KI 1
k Rubric.
LP KI 2
Rubric.
syukur yang
kebutuhan
manusia terhadap kebutuhan yang terkait 2
materi. 2.1.1 Menunjukkan
perilaku
jujur
dalam
pembelajaran. 2.1.2 Tekun mempelajari materi pelajaran. 2.1.3 Bertanggung jawab selama pembelajaran. 2.2.1 Menghargai pendapat dan kerja siswa lain selama pembelajaran. 2.2.2 Menanyakan hal-hal
yang
dengan materi pembelajaran.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 8
berkaitan
3
3.2.1 Menjelaskan
jenis
dan
klasifikasi
batu
beton, keramik, dan genting. 3.2.2 Mengurutkan proses pembuatan
batu
LP KI 3
Kunci.
LP KI 4
Rubric.
beton, keramik, dan genting. 3.2.3 Membedakan sifat pemeriksaan sifat fisik dan mekanis antara batu beton, keramik, 4
dan genting. 4.2.1 Menyesuaikan spesifikasi dan karakteristik batu beton, keramik, dan genting untuk kontruksi bangunan. 4.2.2 Merancang tahapan proses pembuatan dan tahapan
pemeriksaan
sifat
mekanis secara visual. 4.2.3 Menjeniskan batu beton, genting
berdasarkan:
fisik
dan
keramik,
dan
karakteristik
dan
spesifikasinya; proses pembuatan; serta berdasarkan sifat fisik dan mekanis, B. Lembar Penilaian KI 1(LP KI 1) 1. Teknik Penilaian Observasi No. 1
Aspek Yang Dinilai
Penilaian 2 3 4
1
5
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
2
Serius Belajar 2. Rubrik Penilaian sikap spiritual
Aspek yang dinilai Berdoa
Penilaian 1 Tidak berdoa
2 Berdoa
sebelum
karena
dan
sesudah
ada
tekanan.
3 Kadang
4 Selalu berdoa
berdoa
sebelum dan
sebelum
dan
sesudah
kegiatan
sesudah
melakukan
pembelajaran.
melakukan
kegiatan.
Cukup serius
kegiatan. Serius dalam
Sangat serius
dalam
belajar.
dalam
Serius
Tidak
serius
Belajar
dalam belajar.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 9
belajar.
belajar.
3. Perhitungan Nilai sikap spiritual a. Skala penilaian sikap dengan rentang antara 1-4. b. Menggunakan rumus perhitungan, sebagai berikut: Nilai =
jumlah skor prolehan X 100. skor maksimal
C. Lembar Penilaian Sikap Sosial (LP KI 2) 1. Teknik Penilaian Observasi sikap Sosial No.
Aspek Yang Dinilai 1
1 2 3 4
Jujur. Tekun. Bertanggungjawab. Menghargai pendapat
5
dan kerja siswa lain. Menannya.
Penilaian 2 3
4
2. Rubrik Penilaian Sikap Sosial Aspek
Penilaian 1
2
3
Selalu berusaha
Kadang tidak
Selalu
dalam
curang
jujur
dalam
mengerjakan
mengerjakan
mengerjakan
mengerjakan
ujian, tugas, dan
ujian,
ujian,
tugas,
tugas,
dalam
dan
dan
dalam
dan
kehidupan
harian.
yang dinilai Jujur
Tekun.
Tidak
harian. Tidak
jujur
tekun
dalam tugas,
kehidupan
Cukup
tekun
4
dalam
jujur
ujian, dalam
kehidupan
kehidupan
harian. Tekun dalam
harian. Sangat tekun
dalam
dalam
mengerjakan
dalam
mengerjakan
mengerjakan
tugas
mengerjakan
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 10
dan
tugas
dan
tugas
dan
praktik.
tugas
dan
Bertanggun
praktik. Tidak
praktik. Menunjukkan
Kadang
praktik. Selalu
gjawab.
menunjukkan
rasa
menunjukkan
menunjukkan
rasa
perilaku
rasa
rasa
perilaku
tanggungjawab
perilaku
perilaku
tanggungjawab
karena
tanggungjaw
tanggungjawa
dalam
tekanan.
ab.
b.
dan
dan
ada
dan
dan
menjalankan kewajiban yang Menghargai
ada. Tidak
Kadang-kadang
Cukup
Selalu
pendapat
menghargai
menghargai
menghargai
mengahargai
dan
pendapat
pendapat
pendapat dan kerja
kerja
dan
pendapat
dan
siswa lain.
kerja siswa lain.
kerja siswa lain.
dan
Menanya.
Tidak
Kadang-kadang
siswa lain. Menanya
lain. Sering
menannya
menanya
selama
menanya
selama kegiatan
selama
kegiatan
selama
pembelajaran.
kegiatan
pembelajara
kegiatan
pembelajaran.
n.
pembelajaran.
pernah
kerja
siswa
3. Perhitungan nilai sikap kompetensi sosial a. Skala penilaian sikap sosial dengan rentang antara 1-4. b. Menggunakan rumus perhitungan, sebagai berikut: Nilai =
jumlah skor prolehan X 100. skor maksimal
D. Lembar Penilaian Kompetensi Pengetahuan (LP 3) 1. Kisi-kisi Soal Tugas. N O 1
KD
Materi
3.3Menerapkan 1. Jenis spesifikasi
Indikator
dan 3.2.4 Menjelaskan
klassifikasi
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
klasifikasi
Page 11
jenis batu
dan beton,
No.
Bentu
Soal 1
k Test Tugas
2
3
dan
batu beton,
karakteristik
keramik,
batu
dan
beton,
keramik, dan genting
keramik, dan genting. 3.2.5 Mengurutkan proses pembuatan
konstruksi bangunan.
Tugas
3
Tugas
beton,
keramik, dan genting. 3.2.6 Membedakan sifat
genting. 2. Proses
pemeriksaan sifat fisik dan
pembuatan. 3. Pemeriksaa
untuk
batu
2
mekanis
n sifat fisik
beton,
dan
genting.
antara
batu
keramik,
dan
mekanik secara visual. 2. Lembar Soal Tugas 1. Jelaskan jenis dan klasifikasi bahan keramik berat! 2. Jelaskan
urutan
proses
pembuatan
bata
sebagai
bahan
bangunan beserta karakteristiknya! 3. Jelaskan sifat dan karakteristik beton sebagai bahan bangunan! 3. Lembar Kunci Jawaban Tugas 1. Klasifikasi Bahan Keramik Berat: BATA MERAH BIASA Kuat tekan rata-rata bata merah produk industri kecil: 50 kg/cm2, untuk produk industri menengah atau besar rata-rata mencapai 150 – 200 kg/cm2.
Penyerapan air bata merah produk industri kecil mencapai
40
70g/dm2/menit. menengah
yang
%
dengan
Sedangkan
derajat untuk
menggunakan
penyerapan
produk
mesin,
industri
penyerapan
airnya 20–24 % dengan derajat penyerapan 10–20 g/dm2/menit. Untuk pekerjaan yang baik, penyerapan air bata merah 10 – 20 g/dm2/menit.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 12
Di dalam bata merah tidak boleh mengandung garam sulfat,
karena
apabila
garam
ini
mongering
akan
berubah menjadi kristal yang merusak jaringan tanah di dalam bata. Untuk dinding pemikul, kuat tekan bata minimum 50 kg/cm2. Didalam SII 021, ukuran bata ada 3 macam, yaitu : M 6
= 55 x 110 x 230 mm → Untuk tembok ½ bata tanpa
memikul beban. M 5a = 65 x 90 x 190 mm → Untuk tembok ½ bata tanpa memikul beban. M 5b = 65 x 140 x 190 mm→ Untuk tembok ½ bata tanpa memikul beban. Penyimpangan
ukuran
untuk
panjang,
mak
4
mm
sedangkan untuk lebar dan tebal mak 2 mm. Ukuran bata sangat
penting
pada
saat
pemasangan
bata
untuk
konstruksi. Penyimpangan ukuran yang terlampau besar mengakibatkan ketebalan siar adukan bata tidak sama tebal. Tebal siar maksimum untuk pasangan bata adalah 3 mm. Apabila tebal siar lebih dari 3 mm maka kekuatan tembok turun 15 %. Untuk konstruksi dinding bata yang baik, tebal siar maksimum 20 % dari tinggi tembok dan mak 10 % dari panjang tembok. BATA BERLUBANG Menurut SII 0604-81 bata berlubang adalah bata yang pada permukaannya terdapat lubang-lubang, dan jumlah luas lubang itu 15 – 35 % luas penampang batanya. Bata jenis ini dibuat dengan Extruder, dan diproduksi oleh industri menengah/besar. Syarat mutu bata ini lebih tinggi dibandingkan bata biasa. Bata jenis ini terdapat 5 kelas menurut kuat tekannya, yaitu 250, 200, 150, 100 dan 50 kg/cm2. Syarat lain yang
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 13
penting adalah penyerapan airnya tidak boleh lebih dari 20 %, untuk mutu rendah mak 22 %. Bata jenis ini biasa dipakai untuk konstruksi tembok pemikul, kecuali untuk yang mutu rendah untuk partisi. Manfaat utama penggunaan bata berlubang adalah:
1. Bagi industri, pembuatannya lebih menguntungkan karena bahan yang dipakai lebih sedikit dibandingkan bata pejal serta pengeringannya lebih cepat.
2. Bagi pemakainya, dinding dengan bata ini lebih baik daya sekatnya
terhadap
suhu
panas/dingin,
serta
lebih
meredam suara dibandingkan dengan bata pejal. Permukaan sisi bata ini cukup rata dan seragam sehingga dinding tidak perlu diplester. BATA MERAH PELAPIS Cara pembuatannya sama dengan bata berlubang. Ukuran panjang dan lebar biasanya sama dengan bata biasa dengan ketebalan 10 mm. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah: penyimpangan ukuran panjang dan lebarnya mak 2 %, penyerapan air mak 15 % dan tidak boleh mengandung garam sulfat. Penggunaannya untuk melapis dinding agar permukaannya terlihat seperti bata sesungguhnya dengan siar sambungan yang rapi. BATA BERONGGA Yang dimaksud bata berongga adalah bila lubang-lubang pada salah satu penampang sisi bata, berjumlah 35 – 75 % luas penampangnya. Biasa disebut bata karawang. Cara pembuatan dan syarat mutunya sama dengan bata berlubang, kecuali syarat kuat tekannya. Persyaratan kuat tekan untuk bata berongga ada 2 macam yaitu syarat kuat tekan sejajar lubang dan kuat tekan tegak lurus lubang.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 14
Syarat kuat tekan sejajar lubang biasanya 30 – 50 % lebih tinggi daripada kuat tekan tegak lurus lubang. Penentuan kuat tekan dari dua arah ini perlu diketahui, karena di dalam penggunaannya bata berrongga menahan beban dari 2 arah tersebut. Bata ini biasanya digunakan untuk elemen pembentuk balok/tiang yang menahan beban lentur seperti balok beton.
Juga
dipakai
sebagai
elemen
pengisi
untuk
pembuatan dinding dan lantai. BATA KLINKER Disebut juga bata pelapis jalan (paving blok) adalah jenis bata keramik bakaran keras (vitreous brick), dimana bata ini dibakar pada suhu hampir mencapai titik lelehnya. Bahan bakunya adalah tanah liat tahan api dicampur dengan atau tanpa serpih (lempung keras) yang bermutu baik. Pembuatannya dibentuk dengan proses lempung kaku (stiff mud) dengan pres tekanan tinggi sehingga mencapai kepadatan yang optimal. Suhu pembakaran yang digunakan biasanya 1200 ºC. Bata klinker terutama dipakai untuk melapis permukaan jalan raya. Bata jenis ini belum dibuat di Indonesia. Syarat mutu :
-
tahan air, tahan cuaca, tahan gesekan, dan mempunyai kuat tekan tinggi.
-
Ketahan aus dengan Ratler Test (Los Angeles test), untuk ukuran 8 ½ x 4 x 2 ½ in mak 26 %, ukuran 8 ½ x 4 x 3 in mak 24 %, ukuran 8 ½ x 3 ½ x 4 in mak 22 %.
-
Penyerapan air mak 2 %
-
Kepadatan (berat volume) minimum 2,30.
-
Kekerasan dibanding skala Moh’s min 6.
-
Kuat tekan rata-rata min 280 kg/cm2. Biasanya bias mencapai 500 kg/cm2.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 15
-
Kuat lentur 105 – 175 kg/cm2. biasanya bisa mencapai 200 kg/cm2.
UBIN TAHAN ASAM Cara pembuatan dan bahan-bahannya sama dengan bata klinker. Biasanya digunakan sebagai pelapis lantai yang harus tahan terhadap asam keras (HCl, asam sulfat, dll).
BATA BERGLASIR Termasuk jenis bata lapis/bata berlubang. Terbuat dari lempung serpih dengan proses extruder. Permukaannya
dilapisi
glasir
untuk
memperendah
penyerapan airnya. Pengglasiran dilakukan pada saat bata mentah, glasir akan menggelas pada saat bata masak. GENTENG KERAMIK Bahan dan proses pembuatannya sama dengan bata merah yang menggunanakan extruder. Bentuk-bentuk genteng keramik di Indonesia yaitu : genteng datar bentuk echt (genteng kodok), genteng S lengkung cekung/vlam, genteng palentong (S datar), genteng ukuran besar model marsiles, romano, dll. Ukuran genteng menurut SII-022-61 : Ukuran kecil, jumlah genteng 25 buah/m2, ukuran sedang jumlah genteng 20 buah/m2, ukuran besar jumlah genteng 15 buah/m2. Untuk di Indonesia, genteng keramik merupakan penutup atap yang paling murah dan paling baik. Sifat-sifat genteng keramik: tahan lama, penyekat panas yang baik dan tahan api. Kemiringan atap untuk genteng keramik 35° - 60°.
2. Karakteristik bata sebagai bahan bangunan: RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 16
a. Bata Merah Bata merah atau batu bata adalah batu buatan yang berasal dari tanah liat yang dalam keadaan lekat dicetak, dijemur beberapa hari lalu dibakar sampai matang, sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air. Bata merah pada umumnya berbentuk prisma tegak padat (pejal) dengan penampang empat persegi panjang. Ada juga bata merah yang berlubanglubang, bata merah semacam ini kebanyakan digunakan untuk pasangan dinding peredam suara. Bata merah sebagai bahan bangunan harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia (NI-3) dan peraturan bata merah sebagai bahan bangunan (NI-10).
Gambar, Bata Merah Pejal. Bahan dasar pembuatan bata merah sebagai berikut: Tanah liat (lempung), sejumlah 6 porsi berat atau kelipatannya,
yang
mengandung
silika
sebesar
50%
sampai dengan 70%; Sekam padi, sejumlah 2 porsi berat atau kelipatannya, sebagai alas pencetakan agar bata merah tidak melekat pada tanah. Sekam padi yang melekat atau tercampur pada bata yang masih mentah ikut terbakar pada waktu pembakaran bata sehingga timbul pori-pori pada bata merah; Kotoran binatang, yang sudah kering sejumlah 1 porsi berat atau kelipatannya, dipergunakan untuk melunakkan tanah dan membantu dalam proses pembakaran karena memberikan panas yang lebih tinggi. Jenis kotoran yang
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 17
biasa digunakan antara lain: kotoran kerbau, kuda, dan sapi; Air, sejumlah 4 porsi berat atau kelipatannya, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah liat. Proses pembuatan bata merah secara umum: 1) Pencampuran, bahan dasar (tanah liat, sekam padi, kotoran binatang, dan air) dicampur / diaduk sampai merata, sambil dibersihkan dari batu-batu kerikil atau bahan lain yang dapat menyebabkan kualitas bata merah menjadi jelek. Campuran itu direndam dalam air selama satu hari satu malam. 2) Pencetakan, adonan campuran dimasukkan ke dalam cetakan yang mempunyai bentuk dan ukuran tertentu. Hasil pencetakan dapat diletakkan di atas tanah yang sudah dihamparkan sekam padi sebagai alas. Hasil pencetakan yang belum dibakar disebut bata hijau. 3) Pengeringan,
dilakukan
secara
manual
dengan
mengangin-anginkan dan membola-balik bata hijau sekitar 2-7 hari, atau pada mesin pengering dengan temperatur 37oC – 200oC selama 24 hingga 48 jam. 4) Pembakaran, dilakukan sampai bata merah betul-betul matang, atau dibakar dengan temperatur ± 1000 oC selama
24
jam.
Bata
merah
yang
telah
dibakar
didinginkan selama 48 hingga 72 jam. Syarat-syarat mutu bata merah sebagai bahan bangunan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: 1) Semua bidang-bidang sisi harus datar. 2) Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan menyiku. 3) Tidak menunjukkan gejala retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan. 4) Warna pada penampang patahan merata.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 18
5) Bila diketok suaranya nyaring. 6) Panjang bata = 2 lebar + siar (1 cm). 7) Penyimngan ukuran untuk panjang maksimum 3%, lebar maksimum 4% dan tebal maksimum 5%. 8) Kuat tekan bata dibagi dalam 3 golongan yaitu: Mutu tingkat I: kuat tekannya rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2 Mutu tingkat
II: kuat tekannya rata-rata 100 – 80
kg/cm2 Mutu tingkat III: kuat tekannya rata-rata 80 – 60 kg/cm2
Gambar, Syarat-syarat Bata Merah Ukuran bata merah di berbagai tempat dan daerah tidak sama besarnya. Ukuran bata merah yang ada di pasaran berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm sampai 24 x 11,5 x 5,5 cm. Ukuran standar bata merah yang telah ditetapkan oleh Lembaga Penyeledikan Masalah Bangunann (LPMB), menurut Supribadi IK, 1986, ada 2 macam yaitu: 1) panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm. 2) panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm. Syarat mutlak ukuran bata merah: 1 panjang = 2 lebar + 1 siar 1 lebar = 2 tebal + 1 siar Siar adalah adukan perekat setebal rata-rata 1 cm. Tebal siar tidak boleh terlalu besar, hanya berkisar 0,8–1,5 cm.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 19
b. Batako atau bata beton Batako atau bata beton adalah batu cetak berbentuk bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis, air dan agregat, dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak merugikan sifat batako itu (Standar Indistri Indonesia nomor 0284-80). Yang dimaksud agregat adalah bahan pengisi, dapat berupa tras, pasir, gilingan batu alam dan lainnya. Bahan perekat hidrolis adalah bahan yang dapat mengikat agregat setelah bereaksi dengan air, seperti kapur dan semen. Sedangkan bahan tambahan adalah sejenis bahan kimia yang ditambahkan ke dalam campuran bahan perekat hidrolis, agregat dan air agar masa pengeringan dan pencapaian kekuatan dapat dipercepat. Bahan kimia yang biasa digunakan antara lain kalsium klorida, bromida, dan karbonat.
Gambar, Batako Berlubang. Proses pembuatan bata beton dan batako secara umum:
1) Pencampuran, bahan dasar (pasir dan semen, atau tras dan kapur) diaduk kering hingga merata, kemudian diberi air secukupnya dan diaduk hingga diperoleh adonan campuran yang mudah dicetak, yaitu adonan yang apabila digenggam/dikepal tidak ada air yang keluar/menetes dan ketika kepalan tangan dibuka adonan tidak retak/pecah. RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 20
2) Pencetakan, dapat dilakukan dengan cetakan manual atau dengan mesin pres sederhana. Adonan yang selesai diaduk
dimasukkan
ke
dalam
cetakan
kemudian
dipadatkan atau dipres, selanjutnya diletakkan di tempat yang terlindung dari panas matahari maupun hujan.
3) Perawatan, dilakukan dengan memercik air secukupnya pada bata beton atau batako yang telah mulai mengeras. Masa perawatan untuk bata beton selama 1 hari dan untuk batako selama 3 – 5 hari, setelah itu dibiarkan selama 3 – 4 minggu untuk pengerasan.
Gambar, Mesin Pres Sederhan.
Gambar, Pecetakan Batako Secara Manual
Batako yang beredar di pasaran pada umumnya terbuat dari campuran
bahan
mentah:
semen
+
pasir
dengan
perbandingan tertentu. Ada juga batako yang dibuat dari campuran
bahan
perbandingan
mentah:
tertentu.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
tras
Dalam
Page 21
+
kapur
pembuatannya
dengan batako
dengan bahan dasar tras dan kapur dapat ditambahkan sedikit semen dan pasir. Mutu batako ditentukan berdasarkan kekuatannya menahan beban (kuat tekan). Mutu batako pejal diklasifikasi dalam empat tingkatan, yaitu B25, B40, B70, dan B100. Mutu batako berlubang juga diklasifikasi dalam empat tingkatan, yaitu HB20, HB35, HB50, dan HB70. Persyaratan kuat tekan dan penyerapan air (absorpsi) setiap mutu batako tersebut dicantumkan pada Tabel berikut ini.
Tabel, Persyaratan Kuat Tekan dan Absorpsi Batako. Kuat Tekan Bruto Mutu Batako
Minimum (kg/cm2) Rata-rata Masinglima
Absorp si
(%
berat)
buah masing
batako
batako
Batako Pejal B25
25
21
-
B40
40
35
-
B70
70
65
35
100
90
25
Berlubang HB20
20
17
-
HB35
35
30
-
HB50
50
45
35
HB70
70
65
25
B100 Batako
Batako sebagai bahan bangunan terdiri atas 4 jenis, yaitu jenis A1, A2, B1, dan B2. Klasifikasi jenis-jenis batako disesuaikan
dengan
mutu
dan
pemakaiannya
pada
bangunan. Jenis, mutu dan pemakaian batako berdasarkan
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 22
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) tahun 1982, dicantumkan pada Tabel berikut ini. Tabel, Persyaratan Pemakaian Batako Sesuai Jenis dan Mutunya. Jenis Batako A1
Mutu Batako
Pemakaian Pada Bangunan
B25 dan HB20
konstruksi yang tidak memikul beban, dinding penyekat,
A2
konstruksi di bawah atap. konstruksi yang tidak memikul
B40 dan HB35
beban, dinding penyekat, konstruksi di bawah atap, permukaan dinding boleh tidak B1
B70 dan HB50
diplester. konstruksi yang memikul beban,
B2
B100
konstruksi di bawah atap konstruksi yang memikul beban,
dan
HB70
konstruksi di luar atap
Model dan tipe batako cukup bervariasi. Batako pejal dibedakan atas tiga tipe, yaitu ukuran besar, sedang dan kecil. Batako berlubang dibedakan atas dua tipe, yaitu ukuran tebal dan tipis. Persyaratan standar ukuran batako tersebut dicantumkan pada Tabel berikut ini. Tabel, Persyaratan Ukuran Batako dan Toleransinya. Tipe Batako
Tebal Ukuran Nominal dan
Dinding
Toleransinya
Rongga
Panjan Lebar Tebal
Minimum Luar Dalam
g
(mm) (mm)
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
(mm) (mm)
Page 23
(mm) Batako Pejal Besar
400 ± 3 200 ± 100
Sedang
300 ± 3 3
Kecil
200 ± 3 150 ± 100 3
± -
-
-
-
± -
-
2 2
100 ± 80 ± 2 2 Batako Berlubang Tebal
400 ± 3 200 ± 200
Tipis
400 ± 3 3
20
20
15
2
200 ± 100 3
± 25 ±
2
Gambar, Beberapa Model dan Tipe Batako. Tabel, Pemakaian Batako Sesuai Model dan Tipenya. Mode
Ukuran
l/
(cm2) t x l
Pemakaian pada Bangunan
Tipe A
xp 20 x 20 x 40
dapat digunakan sebagai dinding pemikul
B
20 x 20 x 40
digunakan sebagai bata penutup pada sudut
10 x 20 x 40
dan pertemuan tembok dapat digunakan sebagaai dinding penyekat
C
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 24
D
10 x 20 x 40
dapat digunakan sebagaai dinding penyekat
E
10 x 20 x 40
digunakan sebagai dinding penyekat dan
F
80 x 20 x 40
pemikul untuk beban-beban tertentu saja dapat digunakan sebagai dinding penyekat
c. Bata Kapur Bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung. Macam-macam tipe campuran antara lain:
1) Campuran bahan: tanah liat + tanah kapur + kapur-bubuk + semen.
2) Campuran bahan : tras + kapur 3) Campuran bahan: tanah liat + pasir + kapur bubuk + pc Ukuran bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm.
Gambar, Dinding Bata Kapur. d. Bata Hebel Bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk bata dengan mutu yang relatif tinggi. Umumnya berukuran 10 cm x 19 cm x 59 cm. Bahannya terbuat dari pasir silika. Bata jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 25
Gambar, Batu Hebel atau Celcon.
3. Sifat dan karakteristik beton sebagai bahan bangunan: a. Kelas dan Mutu Beton Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971, beton untuk konstruksi beton bertulang dibagi dalam tiga kelas dan enam mutu standar. Beton kelas I adalah beton
untuk
pekerjaan-pekerjaan
non-strukturil,
dinyatakan dengan mutu beton B0. Beton kelas II adalah beton
untuk
pekerjaan-pekerjaan
strukturil
secara
umum, terdiri dari beton mutu: B1, K125, K175 dan K225.
Beton
kelas
III
adalah
beton
untuk
pekerjaanpekerjaan strukturil dimana dipakai mutu beton dengan kekuatan tekan karakteristik yang lebih tinggi dari 225 kg/cm2. Kelas dan mutu beton standar tersebut, tercantum dalam Tabel berikut. Tabel, Kelas dan mutu beton standar. Kelas
Mutu
’bk
’bm
Tujuan
2
(kg/cm ) dg.s=46
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 26
Perawatan terhadap
( kg/cm 2
)
I
II
III
B0
-
-
B1
-
K125
non-
Mutu
Kekuatan
agregat
tekan
ringan
tanpa
-
strukturil strukturil
sedang
tanpa
125
200
strukturil
ketat
kontinu
K175
175
250
strukturil
ketat
kontinu
K225
225
300
strukturil
ketat
kontinu
K>225
>225
>300
strukturil
ketat
kontinu
b. Kuat Tekan Beton Kekuatan tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan per satuan luas, dan dinyatakan dengan Mpa atau N/mm2 atau kg/cm2. Walaupun dalam beton terdapat tegangan tarik yang sangat kecil, diasumsikan bahwa semua tegangan tekan didukung oleh beton tersebut. Penentuan kuat tekan dapat dilakukan dengan alat uji tekan dan benda uji berbentuk silinder atau kubus pada umur benda uji 28 hari. Kuat tekan beton ditetapkan oleh perencana struktur untuk dipakai dalam perencanaan struktur beton. Untuk semua
mutu
campuran
beton
beton
selain
harus
B0
dan
direncanakan
B1,
komposisi
atau
dipilih
sedemikian rupa hingga menghasilkan kekuatan tekan karakteristik (’bk) yang disyaratkan untuk mutu beton yang
bersangkutan.
Berdasarkan
Standar
Nasional
Indonesia nomor 03-2847-2002, beton harus dirancang sedemikian hingga menghasilkan kuat tekan sesuai dengan aturan-aturan dalam tata cara tersebut dan tidak boleh kurang daripada 17,5 Mpa.
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 27
Gambar, Alat Uji Tekan.
c. Faktor Air Semen Faktor air semen (FAS) adalah perbandingan antara berat air dan berat semen. Dengan FAS senilai 0,40 telah
cukup
berhidrasi
untuk
mempengaruhi
membentuk
batuan
seluruh
yang
semen
keras.
FAS
ditentukan dengan rumus: berat air F.A.S = -----------------berat semen Misalkan: Ditentukan F.A.S = 0,40; Semen yang digunakan beratnya = 350 kg/m3; Maka banyaknya air = 350 x 0,40 = 140 l/m 3. FAS yang rendah (kadar air sedikit) menyebabkan air di antara bagian-bagian semen sedikit, sehingga jarak antara butiran-butiran semen pendek. Akibatnya batuan-semen lebih cepat mencapai kepadatan dan kekuatan awal yang lebih tinggi, sehingga kekuatan akhir beton menjadi lebih rendah (berkurang). Demikian pula FAS yang lebih tinggi
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 28
dapat
menyebabkan
beton
lebih
berporipori,
sehingga
kekuatan dan masa pakai beton berkurang. Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, dalam pelaksanaan beton dengan campuran yang direncanakan, jumlah semen minimum dan nilai FAS maksimum yang dipakai harus disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya. Dalam hal ini dianjurkan untuk memakai jumlah semen minimum dan nilai FAS maksimum yang tercantum dalam Tabel.
Tabel, Jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum. Jumlah semen
Nilai faktor air
minimum per m3
semen
beton (kg)
maksimum
a. Keadaan keliling non-korosif
275
0,60
b. Keadaan
325
0,52
325
0,60
275
0,60
Beton di dalam ruang bangunan: keliling
korosif
disebabkan oleh kondensasi atau uap-uap korosif Beton di luar ruang bangunan:
a Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung
b Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 29
Beton yang masuk ke dalam tanah:
325
0,55
375
0,52
a. air tawar
275
0,57
b. air laut
375
0,52
a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air tanah Beton yang kontinu berhubungan dengan air:
d.Kekentalan Adukan Beton Kekentalan (konsentrasi) disesuaikan pemadatan,
dengan jenis
adukan
cara
konstruksi
beton
harus
pengankutan, dan
cara
kerapatan
dari
tulangan. Kekentalan tersebut tergantung pada jumlah dan jenis semen, nilai faktor air semen, jenis dan susunan butir agregat, serta penggunaan bahan-bahan pembantu. Pemeriksaan kekentalan adukan beton dapat dilakukan dengan slump. Batas-batas kekentalan yang dianjurkan dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ditunjukkan pada Tabel. Tabel, Nilai-nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton. Slump (cm) Uraian
maksimu minimu
Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak bertulang Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi
m
m
12,5
5,0
9,0
2,5
15,0
7,5
7,5
5,0
di bawah tanah Pelat, balok, kolom dan dinding Pengerasan jalan
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 30
Pembetonan masal
7,5
Gambar, Alat uji slump.
e. Komposisi Adukan Beton Menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, untuk beton mutu Bo dapat dipakai setiap campuran yang lazim dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan nonstrukturril, dengan syarat bahwa perbandingan jumlah pasir dan kerikil (atau batu pecah) terhadap jumlah semen, tidak boleh melampaui 8:1. Untuk beton mutu B1 dan K125 harus dipakai campuran nominal semen, pasir dan kerikil (atau batu pecah) dalam perbandingan isi 1:2:3 atau 1:1½:2½. Untuk beton mutu K175 dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi, harus dipakai campuran beton yang direncanakan. Yang diartikan dengan campuran beton yang direncanakan adalah campuran yang dapat dibuktikan dengan data otentik dari pengalamanpengalaman pelaksanaan beton di waktu yang lalu atau dengan data dari percobaan-percobaan pendahuluan, bahwa kekuatan karakteristik yang disyaratkan dapat tercapai.
f. Rangkak dan Susut Rangkak (creep) adalah penambahan regangan terhadap waktu akibat adanya beban yang bekerja. Rangkak timbul dengan intensitas yang semakin berkurang setelah selang waktu tertentu dan kemudian berakhir setelah beberapa tahun. Nilai rangkak untuk beton mutu tinggi akan lebih kecil
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 31
2,5
dibandingkan
dengan
beton
mutu
rendah.
Umumnya,
rangkak tidak mengakibatkan dampak langsung terhadap kekuatan struktur, tetapi akan mengakibatkan redistribusi tegangan
pada
beban
yang
bekerja
dan
kemudian
mengakibatkan terjadinya lendutan (deflection). Susut adalah perubahan volume yang tidak berhubungan dengan beban. Proses susut pada beton akan menimbulkan deformasi
yang
umumnya
akan
bersifat
menambah
deformasi rangkak. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya rangkak dan susut: Sifat bahan dasar beton (komposisi dan kehalusan semen, kualitas adukan, dan kandungan mineral dalam agregat) Rasio air terhadap jumlah semen Suhu pada saat pengerasan Kelembaban nisbi pada saat proses penggunaan Umur beton pada saat beban bekerja. Nilai slump. Lama pembebanan. Nilai tegangan. Nilai rasio permukaan komponen struktur. 4. Perhitungan Nilai Pengetahuan a. Skala penilaian pengetahuan dengan rentang antara 1-4. b. Menggunakan rumus perhitungan, sebagai berikut: Nilai =
jumlah skor prolehan X 100. skor maksimal
E. Lembar Penilaian KI 4 (LP KI 4) 1. Kisi-kisi LP KI 4 No. No.
KD
Materi
Indikator Soal
Soa l
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 32
Bentuk Soal
4.2Mengelola
1
spesifikasi
klassifikasi
spesifikasi
dan
batu
karakteristik
karakterist
keramik, dan
ik
batu
beton, keramik, dan 2
dan 4.2.1 Menyesuaikan
1. Jenis
beton,
beton,
dan
keramik,
dan
genting untuk kontruksi
genting. 2. Proses pembuatan. 3. Pemeriksaan
bangunan. 4.2.2 Merancang
fisik
tahapan
proses pembuatan dan tahapan
pemeriksaan
genting
sifat
untuk
dan mekanik
konstruksi
secara visual. 4.2.3 Menjeniskan
bangunan.
batu
sifat fisik dan mekanis
Kinerja.
secara visual. beton, genting
batu
keramik,
dan
berdasarkan:
karakteristik
3
1
dan
spesifikasinya;
proses
pembuatan;
serta
berdasarkan sifat fisik dan mekanis,
2. Teknik Penilaian LP KI 4 No. 1 2 3 4
Aspek Yang Dinilai
1
Penilaian 2 3
4
Tata Tulis Kelengkapan Laporan Kebenaran Jawaban Tampak Laporan
3. Soal Kinerja a. Buatlah laporan terhadap tugas yang diberikan! 4. Kunci soal Kinerja a. Laporan: No. 1
Aspek Yang Dinilai Tata Tulis
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Kunci Terdiri dari Bab 1, Bab 2, Bab 3, dan Bab Page 33
4. Bab 1 berisi pendahuluan, tujuan, dan manfaat. Bab 2 berisi kajian teoritis. Bab 3 berisi pembahasan. Bab 2 3 4
4 beirisi tujuan. Seperti Kunci LP KI 3. Seperti Kunci LP KI 3. Rapi dan bersih.
Kelengkapan Laporan. Kebenaran Jawaban. Tampak.
5. Rubrik LP KI 4 Aspek yang dinilai Perlengkapan.
Penilaian 1 25%
2 sesuai
50%
3 sesuai
75%
sesuai
4 100%
sesuai
dengan kunci.
dengan kunci.
dengan
dengan kunci.
Penggunaan
25%
50%
kunci. 75% sesuai
100%
pakaian
dengan kunci.
dengan kunci.
dengan
dengan kunci.
pengaman. Pengendalian
25%
50%
kunci. 75% sesuai
100%
kecelakaan
dengan kunci.
dengan kunci.
dengan
dengan kunci.
kerja. Menghindari
25%
50%
kunci. 75% sesuai
100%
kecelakaan
dengan kunci.
dengan
dengan kunci.
sesuai
sesuai
sesuai
sesuai
sesuai
sesuai
dengan kunci.
kerja.
kunci.
6. Perhitungan Nilai LP KI 4 a. Skala penilaian psikomotorik dengan rentang antara 1-4. b. Menggunakan rumus perhitungan, sebagai berikut : Nilai =
jumlah skor prolehan X 100. skor maksimal
RPP K13 KONSTRUKSI BANGUNAN
Page 34
sesuai
sesuai
sesuai
View more...
Comments