RPP 3 Laju Reaksi
July 18, 2019 | Author: Sairah | Category: N/A
Short Description
materi mengajar...
Description
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu
: : : : :
SMA Negeri 6 Palembang Kimia XI / Ganjil Laju Reaksi 12 JP x 45 menit (6 x pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI Kompetensi Sikap : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, serta menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif metakognitif berdasarkan berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, pengetahuan, teknologi, teknologi , seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya minatnya untuk memecahkan masalah KI-4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.6
3.7
3.6.1 3.6.2 3.7. 3.7.2 3.7.3
KD3 Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan
Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan
IPK Menjelaskan Menjelaskan pengertian laju reaksi Menjelaskan Menjelaskan terjadinya reaksi r eaksi kimia berdasarkan berdasarkan teori tumbukan tumbukan Menyebutkan 4 faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi laju reaksi Menentukan orde reaksi Menentukan konstanta laju dan persamaan laju reaksi
KD4 4.6 Menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan penyimpanan bahan untuk mencegah mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali 4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi IPK 4.6.1 Menyajikan hasil diskusi tentang terjadinya reaksi kimia berdasarkan berdasarkan teori tumbukan tumbukan 4.7.1 Merancang percobaan untuk menentukan menentukan konsentrasi, luas permukaan permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi. 4.7.2 Melakukan percobaan untuk menentukan menentukan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran discovery learning dengan menggali informasi dari berbagai sumber belajar, penyelidikan penyelidikan sederhana sederhana dan mengolah informasi, informasi, diharapkan siswa siswa terlibat aktif selama selama proses belajar mengajar mengajar berlangsung, berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan melakukan pengamatan pengamatan dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan, menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan, menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara cara-cara pengaturan dan penyimpanan penyimpanan bahan untuk mencegah mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali, serta merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan menyajikan hasil percobaan faktor-faktor faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi.
D. MATERI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN o Fakta Kemolaran, konsep laju reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, persamaan laju reaksi, dan teori tumbukan. o
Konsep
Laju reaksi dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah pereaksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah luas permukaan, konsentrasi, suhu dan katalis. Semakin besar konsentrasi pereaksi, semakin banyak jumlah partikel pereaksi sehingga semakin besar peluang terjadinya tumbukan. Semakin luas permukaan, semakin besar peluang terjadinya tumbukan antar-pereaksi. Pada suhu tinggi, partikel-partikel yang terdapat dalam suatu zat akan bergerak (bergetar) lebih cepat daripada suhu rendah. o
Prinsip
Rumus kemolaran : = dengan : M = kemolaran (mol/L) n = jumlah zat terlarut (mol) V = volume larutan (L)
Rumus kemolaran dengan kadar larutan 10 = dengan :
M ρ kadar mm
= kemolaran larutan (mol/L) = jumlah zat terlarut (mol) = % massa = massa molar (g/mol)
Rumus pengenceran larutan V1 M1 = V2 M2
dengan :
V1M1 = jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran V2M2 = jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran
Rumus laju reaksi pA + qB → rC
v = k [A]m [B]n dengan :
v k m n [A] [B]
= laju reaksi (mol dm-3 det -1) = tetapan laju reaksi = orde reaksi terhadap A = orde reaksi terhadap B = konsentrasi awal A (mol/dm3) = konsentrasi awal B (mol/dm3)
Prosedur Langkah-langkah melakukan percobaan sederhana tentang laju reaksi o
E. METODE PEMBELAJARAN 1. Pendekatan : Scientific Learning 2. Model : Discovery learning 3. Metode : Diskusi , tanya jawab, dan penugasan F. MEDIA/ALAT/BAHAN 1. White board dan spidol 2. Laptop 3. LCD
G. SUMBER BELAJAR
Watoni, AH. 2014. KIMIA untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Ilmu Alam. Bandung : Yrama Widya
Internet
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama
No 1
Tahap Pendahuluan
Kegiatan
2
Inti
Guru mengucapkan salam, melihat kondisi ruang kelas Salah satu siswa memimpin doa untuk menciptakan suasana religius di dalam kelas (religius) Menyanyikan lagu wajib nasional Guru mengabsen siswa Guru menanya pelajaran sebelumnya Guru menyampaikan kompentesi dasar dan tujuan materi yang akan di pelajari Guru menyampaikan cakupan materi yang akan di sampaikan Stimulus Peserta didik diberikan rangsangan untuk memusatkan pada materi seperti membaca buku yang berhubungan dengan pengertian laju reaksi (literasi), lalu guru memberikan stimulus berupa tayangan gambar (disiplin)
Estimasi Waktu 10’
60’
No
Tahap
Kegiatan
Estimasi Waktu
Roti berjamur
3
Penutup
Kembang api Identifikasi masalah Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk menanyakan tentang gambar yang ditayangkan, dan menanyakan mana yang termasuk reaksi cepat dan reaksi lambat (rasa ingin tahu) ,
Pengumpulan data Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang relevan dari membaca literatur (literasi) tentang pengertian laju reaksi
Pengolahan data Dengan membaca literatur/bahan ajar (literasi), mengerjakan soal yang berkaitan dengan pengertian laju reaksi
Pembuktian Peserta didik melakukan pemeriksaan untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban mengenai pengertian laju reaksi (komunikasi)
Menarik Kesimpulan Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan tentang pengertian laju reaksi Pendidik menanyakan kembali kepada peserta didik tentang kejelasan materi yang telah dipelajari. Evaluasi Pendidik memberikan pesan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu teori tumbukan Berdoa dan memberi salam
20’
Pertemuan Ke-dua No 1
Tahap Pendahuluan
Kegiatan
2
Inti
Guru mengucapkan salam, melihat kondisi ruang kelas Salah satu siswa memimpin doa untuk menciptakan suasana religius di dalam kelas (religius) Menyanyikan lagu wajib nasional Guru mengabsen siswa Guru menanya pelajaran sebelumnya Guru menyampaikan kompentesi dasar dan tujuan materi yang akan di pelajari Guru menyampaikan cakupan materi yang akan di sampaikan Memberi stimulus
Estimasi Waktu 10’
60’
Peserta didik diberikan rangsangan untuk memusatkan pada materi seperti membaca buku yang berhubungan dengan teori tumbukan (literasi), lalu guru memberikan stimulus berupa tayangan gambar (disiplin)
Identifikasi masalah Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk menanyakan tentang gambar yang ditayangkan (rasa ingin tahu)
Pengumpulan data Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang relevan dari membaca literatur (literasi) tentang teori tumbukan, model teori tumbukan pada reaksi kimia
Pengolahan data Dengan membaca literatur/bahan ajar (literasi), mengerjakan soal yang berkaitan dengan teori tumbukan, model teori tumbukan pada reaksi kimia
Pembuktian Peserta didik melakukan pemeriksaan untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban mengenai teori tumbukan, model teori tumbukan pada reaksi kimia
Menarik Kesimpulan Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan tentang teori tumbukan, model teori tumbukan pada reaksi kimia
3
Penutup
Pendidik menanyakan kembali kepada peserta didik tentang kejelasan materi yang telah dipelajari. Evaluasi Pendidik memberikan pesan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu
20’
No
Tahap
Kegiatan
Estimasi Waktu
faktor yang mempengaruhi laju reaksi: konsentrasi, suhu Berdoa dan memberi salam
Pertemuan Ke-tiga No 1
Tahap Pendahuluan
Kegiatan
2
Inti
Guru mengucapkan salam, melihat kondisi ruang kelas Salah satu siswa memimpin doa untuk menciptakan suasana religius di dalam kelas (religius) Menyanyikan lagu wajib nasional Guru mengabsen siswa Guru menanya pelajaran sebelumnya Guru menyampaikan kompentesi dasar dan tujuan materi yang akan di pelajari Guru menyampaikan cakupan materi yang akan di sampaikan Memberi stimulus Peserta didik diberikan rangsangan untuk memusatkan pada materi seperti membaca buku yang berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi laju reaksi: konsentrasi, suhu (literasi), lalu guru memberikan stimulus berupa tayangan gambar (disiplin)
Identifikasi masalah Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk menanyakan tentang gambar yang ditayangkan (rasa ingin tahu)
Pengumpulan data Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang relevan dari membaca literatur (literasi) tentang faktor yang
mempengaruhi laju reaksi: konsentrasi , faktor yang mempengaruhi laju reaksi: suhu dan energi aktivasi
Pengolahan data Dengan membaca literatur/bahan ajar (literasi), mengerjakan soal yang berkaitan dengan faktor yang
mempengaruhi laju reaksi: konsentrasi , faktor yang mempengaruhi laju reaksi: suhu dan energi aktivasi
Pembuktian
Estimasi Waktu 10’
60’
No
Tahap
Kegiatan
Estimasi Waktu
Peserta didik melakukan pemeriksaan untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban mengenai
faktor yang mempengaruhi laju reaksi: konsentrasi , faktor yang mempengaruhi laju reaksi: suhu dan energi aktivasi
Menarik Kesimpulan Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkantentang faktor yang mempengaruhi laju
3
Penutup
reaksi: konsentrasi dan suhu Pendidik menanyakan kembali kepada peserta didik tentang kejelasan materi yang telah dipelajari. Evaluasi Pendidik memberikan pesan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu faktor yang mempengaruhi laju reaksi: Luas permukaan Berdoa dan memberi salam
20’
Pertemuan Ke-empat No 1
Tahap Pendahuluan
Kegiatan
2
Inti
Guru mengucapkan salam, melihat kondisi ruang kelas Salah satu siswa memimpin doa untuk menciptakan suasana religius di dalam kelas (religius) Menyanyikan lagu wajib nasional Guru mengabsen siswa Guru menanya pelajaran sebelumnya Guru menyampaikan kompentesi dasar dan tujuan materi yang akan di pelajari Guru menyampaikan cakupan materi yang akan di sampaikan Memberi stimulus Peserta didik diberikan rangsangan untuk memusatkan pada materi seperti membaca buku yang berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi laju reaksi: luas permukaan (literasi), lalu guru memberikan stimulus berupa tayangan gambar (disiplin)
Identifikasi masalah Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk menanyakan tentang gambar yang ditayangkan (rasa ingin tahu)
Pengumpulan data
Estimasi Waktu 10’
60’
No
Tahap
Kegiatan
Estimasi Waktu
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang relevan dari membaca literatur (literasi) tentang f aktor yang
mempengaruhi laju reaksi: luas permukaan
Pengolahan data Dengan membaca literatur/bahan ajar (literasi), mengerjakan soal yang berkaitan dengan faktor yang
mempengaruhi laju reaksi: luas permukaan
Pembuktian eserta didik melakukan pemeriksaan untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban mengenai
faktor yang mempengaruhi laju reaksi: luas permukaan
Menarik Kesimpulan Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi: luas
3
Penutup
permukaan Pendidik menanyakan kembali kepada peserta didik tentang kejelasan materi yang telah dipelajari. Evaluasi Pendidik memberikan pesan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu faktor yang mempengaruhi laju reaksi: katalis , aplikasi di industri Berdoa dan memberi salam
20’
Pertemuan Ke-lima No 1
Tahap Pendahuluan
Kegiatan
2
Inti
Guru mengucapkan salam, melihat kondisi ruang kelas Salah satu siswa memimpin doa untuk menciptakan suasana religius di dalam kelas (religius) Menyanyikan lagu wajib nasional Guru mengabsen siswa Guru menanya pelajaran sebelumnya Guru menyampaikan kompentesi dasar dan tujuan materi yang akan di pelajari Guru menyampaikan cakupan materi yang akan di sampaikan Memberi stimulus Peserta didik diberikan rangsangan untuk memusatkan pada materi seperti membaca buku yang berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi laju reaksi: katalis , aplikasi di industri (literasi), lalu guru memberikan stimulus berupa tayangan gambar (disiplin)
Estimasi Waktu 10’
60’
No
Tahap
Kegiatan
Identifikasi masalah Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk menanyakan tentang gambar yang ditayangkan (rasa ingin tahu)
Pengumpulan data
Estimasi Waktu
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang relevan dari membaca literatur (literasi) tentang faktor yang
mempengaruhi laju reaksi : katalis , aplikasi di industri, peran katalis dalam reaksi penguraian peroksida, peran katalis dalam penguraian HCOOH, peran katalis dalam reaksi adisi etena, peran katalis dalam industri
Pengolahan data Dengan membaca literatur/bahan ajar (literasi), mengerjakan soal yang berkaitan dengan faktor yang
mempengaruhi laju reaksi : katalis , aplikasi di industri, peran katalis dalam reaksi penguraian peroksida, peran katalis dalam penguraian HCOOH, peran katalis dalam reaksi adisi etena, peran katalis dalam industri
Pembuktian Peserta didik melakukan pemeriksaan untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban mengenai
faktor yang mempengaruhi laju reaksi: katalis , aplikasi di industri
Menarik Kesimpulan Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi: katalis ,
3
Penutup
aplikasi di industry Pendidik menanyakan kembali kepada peserta didik tentang kejelasan materi yang telah dipelajari. Evaluasi Pendidik memberikan pesan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu persamaan laju reaksi dan orde reaksi Berdoa dan memberi salam
20’
Pertemuan Ke-enam No 1
Tahap Pendahuluan
Kegiatan
Guru mengucapkan salam, melihat kondisi ruang kelas Salah satu siswa memimpin doa untuk menciptakan
Estimasi Waktu 10’
No
Tahap
Kegiatan
2
Inti
suasana religius di dalam kelas (religius) Menyanyikan lagu wajib nasional Guru mengabsen siswa Guru menanya pelajaran sebelumnya Guru menyampaikan kompentesi dasar dan tujuan materi yang akan di pelajari Guru menyampaikan cakupan materi yang akan di sampaikan Memberi stimulus
Estimasi Waktu
60’
Peserta didik diberikan rangsangan untuk memusatkan pada materi seperti membaca buku yang berhubungan dengan persamaan laju reaksi dan orde reaksi (literasi), lalu guru memberikan stimulus berupa tayangan gambar (disiplin)
Identifikasi masalah Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk menanyakan tentang gambar yang ditayangkan (rasa ingin tahu)
Pengumpulan data Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang relevan dari membaca literatur (literasi) tentang persamaan laju
reaksi dan orde reaksi
Pengolahan data Dengan membaca literatur/bahan ajar (literasi), mengerjakan soal yang berkaitan dengan persamaan laju
reaksi dan orde reaksi
Pembuktian Peserta didik melakukan pemeriksaan untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban mengenai
persamaan laju reaksi dan orde reaksi
Menarik Kesimpulan Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan tentang persamaan laju reaksi dan orde reaksi
3
Penutup
Pendidik menanyakan kembali kepada peserta didik tentang kejelasan materi yang telah dipelajari. Evaluasi Pendidik memberikan pesan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu kesetimbangan kimia Berdoa dan memberi salam
20’
I.
PENILAIAN 1. Teknik Penilaian: a. Penilaian Sikap b. Penilaian Pengetahuan c. Penilaian Keterampilan 2. Bentuk Penilaian: a. Observasi b. Tes tertulis c. Unjuk kerja d. Portofolio
: Observasi/pengamatan/Jurnal : Tes Tertulis/Lisan/Penugasan : Praktik/Produk/Portofolio/Projek
: Lembar pengamatan aktivitas peserta didik : Uraian dan lembar kerja : Lembar penilaian presentasi : Penilaian laporan
3. Instrumen Penilaian (terlampir) 4. Remedial a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes. c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali (sesuai peraturan akademik sekolah) dan apabila setelah 2 kali tes remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali. 5. Pengayaan Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut: Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan ) n n( maksimum) diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan Siwa yang mencapai nilai n n(maksimum) diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
Palembang, Oktober 2018 Mengetahui, Kepala Sekolah,
Guru Mata Pelajaran,
Hj. Maryati, S.Pd., M.M. NIP 196703121990032003
Sugiarsih, S.Pd NIP
Lampiran 1
BAHAN AJAR LAJU REAKSI A.
Pengertian Laju Reaksi dan Penentuannya.
1. Pengertian Laju R eaksi Istilah laju atau kecepatan sering dibicarakan dalam ilmu fisika, pengertian laju dalam reaksi sebenarnya sama dengan laju pada kendaraan yang bergerak, misalnya seseorang mengendarai sepeda motor sejauh 100 km ditempuh dalam waktu 2 jam. Orang tersebut mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 50 km/jam. Kecepatan tersebut dapat diartikan bahwa setiap orang tersebut mengendarai kendaraannya selama 1 jam maka jarak yang ditempuh bertambah 50 km. Pernyataan tersebut juga dapat diartikan bahwa setiap orang tersebut mengendarai sepeda motornya selama 1 jam maka jarak yang harus ditempuh berkurang sejauh 50 km. Cara menghitung kecepatan demikian ini menghasilkan kecepatan rata-rata, karena selama mengendarai kendaraan mulai dari berangkat sampai tiba ditujuan tidak selalu mengendarai dengan laju 50 km/jam, tetapi ada kalanya berhenti, dipercepat atau diperlambat. Reaksi kimia menyangkut perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil reaksi atau produk, yang dinyatakan dengan persamaan reaksi : Reaktan (pereaksi)
→ produk (hasil reaksi)
Seperti halnya pada contoh di atas, maka laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah reaktan untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu. Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar atau molaritas (M), dengan demikian maka laju reaksi menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satu satuan waktu (detik) . Satuan laju reaksi umumnya dinyatakan dalam satuan mol dm-3det -1 atau mol/liter detik . Satuan mol dm -3 atau molaritas ( M ), adalah satuan konsentrasi larutan. Gambar 3.1. menunjukkan suatu proses sederhana dari reaksi perubahan molekul A menjadi molekul B yang dinyatakan dengan persamaan reaksi : A →B Berkurangnya jumlah molekul A dan bertambahnya molekul B diikuti dengan selang waktu 10 detik. Dari gambar 3.1. tersebut tampak bahwa berkurangnya A dalam setiap selang waktu 10 detik mengakibatkan bertambahnya B, dengan demikian laju reaksi dapat dinyatakan : Laju reaksi = Tanda negatif dari
A
A t
atau laju reaksi =
B t
menunjukkan bahwa A berkurang, sedangkan
B
berharga positip karenma B bertambah.
Gambar. 3.1. Perubahan A → B diikuti setiap 10 detik 90
80
70
moleku 60
l u k e l 50 o m h a l m 40 u J 30
20
mole
10
0 0
10
20
Waktu (detik)
30
Gambar. 3.2. Kurva laju reaksi A → B
40
50
2. Stoikiometri L aju Reaksi Terdapat hubungan stoikiometri antara laju reaksi yang diukur terhadap berkurangnya konsentrasi pereaksi dan bertambahnya konsentrasi hasil reaksi. Untuk reaksi A → B bila laju reaksi dinyatakan sebagai berkurangnya A setiap satuan waktu - [A]/ t akan sama dengan laju reaksi yang dinyatakan berdasar bertambahnya B setiap satuan waktu [B]/ t sebab setiap sebuah molekul A berkurang maka akan menghasilkan sebuah molekul B. Untuk reaksi yang memenuhi persamaan reaksi : 2C→D berarti setiap 2 molekul C yang berkurang setiap satuan waktu akan menghasilkan sebuah molekul D, dengan demikian laju reaksi yang diukur berdasarkan jumlah D yang dihasilkan akan setara dengan ½ dari laju reaksi yang diukur berdasar berkurangnya C dalam satuan waktu yang sama, atau laju reaksi = - ½ [C]/ t = [D]/t Secara umum untuk reaksi yang dinyatakan dengan persamaan reaksi : a A = bB → cC + dD berlaku, laju reaksi =
1A a
t
1B b t
1C c t
1 D d
t
3. Penentuan L aju Reaksi. Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fiisika atau dengan cara kimia. Dengan cara fisika penentuan konsentrasinya dilakukan secara tidak langsung, yaitu berdasar sifat-sifat fisis campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi campuran, misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk reaksi gas), absorbsi cahaya, dan lain-lainnya. Penentuan secara kimia dilakukan dengan menghentikan reaksi secara tiba-tiba ( reaksi dibekukan ) setelah selang waktu tertentu, kemudian konsentrasinya ditentukan dengan metode analisa kimia. Berikut ini contoh penentuan laju reaksi dari reaksi antara larutan Br 2 dengan asam formiat pada suhu 25 oC yang ditentukan melalui konsentrasi Br 2 untuk setiap satuan waktu. Konsentrasi Br 2 ditentukan melalui spektrofootometer berdasarkan perubahan warna Br 2 yang tersisa. Reaksi yang terjadi adalah : HCOOH (l) + Br 2(aq)
2 Br – (aq) + 2 H+(aq) + CO2(g)
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut : Tabel.3.1. Hasil Pengukuran Laju Reaksi Bromin dengan asam formiat pada 25 oC Waktu (detik)
Konsentrasi Br 2 (M)
Laju reaksi (M/detik)
0,0 0,0120 50,0 0,0101 100,0 0,00846 150,0 0,00710 200,0 0,00596 250,0 0,00500 300,0 0,00420 350,0 0,00353 400,0 0,00296 Dengan mengikuti perubahan konsentrasi Br 2 dari waktu tertentu dengan perhitungan : Laju rata-rata =
Br 2
=
k=
laju
Br 2
(detik -1)
4,2 x 10 -5 3,50 x 10-3 3,52 x 10 -5 3,49 x 10-3 -5 2,96 x 10 3,50 x 10-3 2,49 x 10 -5 3,51 x 10-3 2,09 x 10 -5 3,51 x 10-3 1,75 x 10 -5 3,50 x 10-3 1,48 x 10 -5 3,52 x 10-3 -5 1,23 x 10 3,48 x 10-3 1,04 x 10 -5 3,51 x 10-3 waktu ke waktu dapat ditentukan laju reaksi rata-rata dalam selang
t
Br 2 akhir Br 2 mula mula t akhir t awal
dengan menggunakan data pada tabel 3.1. dapat dihitung laju reaksi rata-rata pada 50 detik pertama sebagai berikut : laju rata-rata
=
0,0101
0,0120M
50,0 det ik
3,8 x 10
5
M / det ik
Dengan cara yang sama maka laju rata-rata pada 100 detik pertama adalah, laju rata – rata =
0,00846
0,0120M
100,0 det ik
3,54 x 10
5
M / det ik
Dari kedua perhitungan tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan laju reaksi rata-rata yang dihitung dalam selang waktu yang berbeda. Pendekatan ini tidak akurat sehingga diperlukan cara perhitungan laju reaksi yang berlaku dalam setiap saat, yang dikenal dengan laju reaksi sesaat . Laju reaksi sesaat dapat ditentukan melalui cara grafik, dimana laju reaksi sesaat sebenarnya merupakan gradien dari kurva antara waktu dengan perubahan konsentrasi pada selang waktu tertentu. Oleh karena itu terdapat suatu bilangan tetap yang merupakan angka faktor perkalian terhadap konsnetrasi yang disebut sebagai tetapan laju reaksi (k). Dengan demikian maka laju reaksi sesaat secara umum dapat dinyatakan sebagai ,laju reaksi k [Br 2] B.
Hukum Laju Reaksi Dari percobaan penentuan laju reaksi menunjukkan bahwa laju reaksi akan menurun dengan bertambahnya waktu, ini berarti ada hubungan antara konsentrasi zat yang tersisa saat itu dengan laju reaksi. Pada percobaan - percobaan menunjukkan bahwa umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat pereaksi, pernytaan ini dikenal dengan Hukum Laju Reaksi atau Persamaan laju reaksi. Secara umum untuk reaksi : p A + q B r C
V = k [ A] m [B ] n v = laju reaksi ( mol dm -3 det-1 ) k = tetapan laju reaksi m = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap A n = tingkat reaksi (orde reaksi) terhadap B [A] = konsentrasi awal A ( mol dm -3) [B] = konsentrasi awal B (mol dm-3)
dimana,
Tingkat reaksi total adalah jumlah total dari tingkat reaksi semua pereaksi, tingkat reaksi nol (0) berarti laju reaksi tersebut tidak teropengaruh oleh konsentrasi pereaksi, tetapi hanya tergantung pada harga tetapan laju reaksi (k). Harga k tergantung pada suhu, jika suhunya tetap harga k juga tetap. Persamaan laju reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi , tetapi melalui percobaan. Hasil percobaan tabel 12.1. menunjukkan hasil percobaan penentuan laju reaksi antara gas hidrogen dengan nitrogen monoksida yang dilakukan pada suhu 800o C, dengan persamaan reaksi : 2H2(g) + 2 NO(g) 2 H2O(g) + N2(g) Percobaan ke-
[ NO ] awal (mol dm-3)
[ H2] awal (mol dm-3 )
Laju awal pembentukan N 2 (mol dm-3 det-1 )
1
0,006
0,001
0,0030
2
0,006
0,002
0,0060
3
0,006
0,003
0,0090
4
0,001
0,006
0,0005
5
0,002
0,006
0,0020
6
0,003
0,006
0,0045
Tabel.2.2. Hasil Percobaan Penentuan Persamaan Laju reaksi antara gas NO dan gas H 2 pada 800 oC. Percobaan 1 , 2 dan 3, menunjukkan konsentrasi NO dibuat tetap (sebagai variabel kontrol) untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gas H 2 terhadap laju reaksi (sebagai variabel manipulasi), dan sebaliknya percobaan 4, 5, dan 6 yang menjadi variabel kontrolnya adalah konsentrasi gas H 2 dan sebagai variabel manipulasinya konsentrasi gas NO. Dengan membandingkan percobaan 4 dan 5, terlihat bahwa jika konsentrasi NO didua-kalikan laju reaksi menjadi 4 kali lebih cepat, dan dari percobaan 4 dan 6 jika konsentrasi NO ditiga-kalikan laju reaksinya menjadi 9 kali lebih cepat, maka v
k [NO]2
atau, v4 v5
H k NO H k NO
0,0005 0,0020
m
n
2
m
n
2
k 0,001 0,006 m
n
k 0,002 0,006 m
n
1 4 2
1
m
m = 2 maka v = k [NO] 2 Dari percobaan 1 dan 2 didapat bila konsentrasi gas H 2 didua-kalikan laju reaksinya menjadi dua kali lebih cepat, dan jika konsentrasi gash H 2 ditiga-kalikan laju reaksinya mnenjadi tiga kali dari laju semula, maka v
k [H2]
atau,
H v k NO H m n 0,003 k 0,006 0,001 m n 0,006 k 0,006 0,002 v1
k NO
m
n
2
m
2
n
2
1 2
1 2
n
n = 1 maka v = k[H2] Dengan demikian persamaan laju reaksinya, v = k [NO] 2 [H2] Harga k pada percobaan tersebut dapat dicari dengan menggunakan persamaan diatas, misalnya diambil data dari percobaan 2, v = k [NO] 2 [H2] 0,0060 mol dm-3 det-1 = k ( 0,006 mol dm-3 )2 (0,002 mol dm-3) 0,0060 mol dm-3 det-1 k = (0,006 mol dm-3 )2 ( 0,002 mol dm-3) = 8,33 x 10 4 mol-2 dm6 det-1 Satuan harga k dapat berubah tergantung pada tingkat (orde) reaksi totalnya. Bila dibuat kurva antara laju reaksi terhadap konsentrasi maka didapat tipe grafik seperti pada gambar 2.1. Dari kurva tersebut terlih bahwa pada reaksi berorde nol, maka konsentrasi pereaksi tersebut tidak berpengaruh terhadap lajunya reaksi. C. 1.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Teori Tumbukan Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain apabila partikel-partikelnya saling bertumbukan. Tumbukan yang terjadi tersebut akan menghasilkan energi untuk memulai terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan antar partikel disebabkan oleh karena partikel-partikel (molekul-molekul) zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur. Tumbukan antara partikel partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan energi, hanya tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup yang dapat menghasilkan reaksi. Model tumbukan antar partikel dapat digambarkan sebagai bola yang akan menggelinding dari lekukan suatu bukit ke lereng bukit, diperlukan energi supaya bola menggelinding mencapai puncak lekukan ( keadaan transisi), setelah mencapai keadaan transisipun masih diperlukan energi agar bisa terlepas dari puncak lekukan tersebut agar bisa menggelinding ke lereng gunung jika energi tidak cukup maka bola tersebut akan menggelinding kembali ke lekukan itu. (Gb. 2.4)
Gambar.3.4. Bola menggelinding akan kembali ke lembah bila energinya tidak cukup untuk mendorong sampai dipuncak. Energi yang diperlukan agar bola sampai ke puncak bukit dan menggelinding dianalogikan sebagai energi pengaktifan. Dalam reaksi kimia Energi Pengaktifan (Energi Aktivasi) merupakan energi minimum agar suatu reaksi dapat berlangsung . Tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup untuk menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan efektif. Dengan menggunakan teori tumbukan ini dapat dijelaskan bagaimana faktor – faktor yang dapat mempercepat laju reaksi. 2.
Konsentrasi Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi, pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi untuk adalah khas untuk setiap reaksi. Pada reaksi orde-0 (nol) perubahan konsentrasi pereaksi tidak berpengaruh terhadap laju reaksi. Reaksi orde-1 (satu) setiap kenaikan konsentrasi dua kali akan mempercepat laju reaksi menjadi dua kali lebih cepat, sedangkan untuk reaksi orde-2 bila konsentrasi dinaikan menjadi dua kali laju reaksi menjadi empat kali lebih cepat. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi ini dapat dijelaskan dengan model teori tumbukan. Makin tinggi konsentrasi berarti makin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas r uangan, dengan demikian tumbukan antar molekul makin sering terjadi, semakin banyak tumbukan yang terjadi berarti kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan efektif semakin besar, dan reaksi berlangsung lebih cepat. 3.
Luas Permukaan Sentuhan Untuk reaksi heterogen (fasenya tidak sama), misalnya logam seng dengan larutan asam klorida, laju reaksi selain dipengarhui oleh konsentrasi asam klorida juga dipengaruhi oleh kondisi logam seng. Dalam jumlah (massa) yang sama butiran logam seng akan bereaksi lebih lambat habis daripada serbuk seng. Reaksi terjadi antara molekul - molekul asam klorida dalam larutan dengan atom-atom seng yang bersentuhan langsung dengan asam klorida. Pada butiran seng atom atom seng yang bersentuhan langsung dengan asam klorida lebih sedikit daripada pada serbuk seng, sebab atom-atom seng yang bersetuhan hanya atom seng yang ada dipermukaan butiran, tetapi bila butiran seng tersebut dipecah menjadi butiran butiran yang lebih kecil, atau menjadi serbuk, maka atom-atom seng yang semula didalam akan berada dipermukaan dan terdapat lebih banyak atom seng yang secara bersamaan bereaksi dengan larutan asam klorida. Dengan menggunakan teori tumbukan dapat dijelaskan bahwa semakin luas permukaan zat padat semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antar partikel zat yang bereaksi. 4.
Suhu dan Laju Reaksi Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah bila suhunya berubah, kenaikan sekitar 10 oC akan menyebabkan harga tetapan laju reaksi menjadi dua atau tiga kali. Dengan naiknya harga tetapan laju reaksi (k), maka reaksi akan menjadi lebih cepat. Jadi dengan naiknya suhu akan mengakibatkan laju reaksi akan berlangsung makin cepat . Hal tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tumbukan, yaitu bila terjadi kenaikan suhu maka molekul molekul yang bereaksi akan bergerak lebih cepat, sehingga energi kinetiknya tinggi. Karena energi kinetiknya tinggi maka energi yang dihasilkan pada tumbukan antar molekul akan menghasilkan energi yang besar dan cukup untuk berlangsungnya reaksi. Dengan demikian semakin tinggi suhu berarti akan kemungkinan terjadinya tumbukan yang menghasilkan energi juga semakin banyak, dan berakibat reaksi berlangsung lebih cepat. Bila pada setiap kenaikan toC suatu reaksi berlangsung n kali lebih cepat maka laju reaksi pada t 2 (V2) bila dibandingkan laju reaksi pada t 1 (V1) dapat dirumuskan :
V2 5.
t 2 t V1 n t
Katalisator
Beberapa reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan menambahkan suatu zat ke dalamnya, tetapi zat tersebut pada waktu reaksi selesai ternyata tidak berubah, misalnya pada peruraian kalium klorat untuk menghasilkan gas oksigen dengan persamaan reaksi : 2 KClO3(s) → 2 KCl(s) + 3 O2(g) berlangsung pada suhu tinggi dan berjalan lambat, tetapi dengan penambahan kristal MnO 2 ke dalamnya ternyata reaksi akan dapat berlangsung dengan lebih cepat pada suhu yang lebih rendah. Setelah semua KClO 3 terurai ternyata MnO 2 masih tetap ada (tidak berubah). Dalam reaksi tersebut MnO 2 disebut sebagai katalisator. Katalisator adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya mengalami perubahan yang kekal. Suatu katalisator mungkin dapat terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka katalistor akan diperoleh kembali dalam jumlah yang sama. Katalisator mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi, dimana jalur reaksi yang ditempu tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah daripada jalur reaksi yang biasanya ditempuh, jadi dapat dikatakan bahwa katalisator berperan di dalam menurunkan energi aktivasi.
Lampiran 2 Penilaian
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Nama Satuan pendidikan Tahun pelajaran Kelas/Semester Mata Pelajaran NO
WAKTU
: SMA Negeri Palembang : 2018/2019 : XI / Semester I : Kimia NAMA
KEJADIAN/ PERILAKU
BUTIR SIKAP
POS/ NEG
TINDAK LANJUT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Palembang, Oktober 2018 Mengetahui, Kepala Sekolah,
Hj. Maryati, S.Pd., M.M. NIP 196703121990032003
Guru Mata Pelajaran,
Sugiarsih, S.Pd NIP
Tanggal : Nama : Kelas :
1. 2.
3.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan laju reaksi dan apa satuan dari laju reaksi? Tentukan konsentrasi HCl : a. 4 gr HCl dalam 50 ml air b. 10 gr HCl dalam 100ml air c. 15 gr HCl dalam 500 ml air Penentuan laju reaksi: 2A (g) + 3B 2(g) → 2AB3(g), dilakukan dengan mengukur perubahan konsentrasi A setiap 5 detik sehingga didapat data: Waktu(detik 0 5 10 [A] (mol/liter) 0.1 0.08 0.065 Tentukanlah: a. Laju reaksi rata-rata dari gas A pada setiap selang waktu b. Laju reaksi rata-rata setiap selang waktu berdasarkan gas AB 3 yang dihasilkan
Lembar Kerja Peserta Didik Mata Pelajaran Materi Kelompok Anggota
: Kimia : Pembuatan larutan dan pengenceran larutan : :
1
Tujuan : Setelah dilakukan praktikum siswa dapat : Untuk mengetahui teknik pembuatan larutan. Untuk mengetahui bagaimana menentukan konsentrasi Molaritas Untuk mengetahui cara mengencerkan larutan.
2
Alat dan Bahan
: Alat
Botol semprot Gelas ukur Gelas kimia Batang pengaduk Pipet tetes Spatula Botol penyimpan larutan 3
Bahan aquadest NaOH H2SO4 Na 2SO4 HCl
18 M 12,06 M
Prosedur untuk membuat larutan adalah sebagai berikut: a. Hitunglah jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat larutan. NaOH 5 M sebanyak 200 mL Na2SO4 2 M sebanyak 200 mL b. Bahan ditimbang dengan menggunakan gelas kimia pada timbangan digital sesuai dengan jumlah bahan kimia yang telah dihitung sesuai dengan prosedur no 3 c. Bahan yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia dan ditambahkan dengan aquadest secukupya untuk melarutkan bahan kimia yang digunakan berupa zat padat. d. diaduk hingga homogen e. lalu tambahkan aquadest ke gelas kimia sampai tanda batas 200 ml yang terdapat pada gelas kimia f. setelah itu pindahkan larutan ke dalam botol kaca yang telah disediakan. Hitunglah jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat larutan. a. Hitunglah jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat larutan. H2SO4 18M menjadi H2SO4 5 M sebanyak 200 ml HCl 12,06 M menjadi HCl 5 M sebanyak 200 ml NaOH 5 M menjadi NaOH 1 M sebanyak 200 ml H2SO4 5M menjadi H 2SO4 1 M sebanyak 200 ml HCl 5 M menjadi HCl 1 M sebanyak 200 ml b. Bahan diukur dengan menggunakan gelas ukur /pipet tetes sesuai dengan jumlah bahan kimia yang telah dihitung sesuai dengan prosedur no.1 c. Bahan yang sudah ditimbang kemudian dimasu kkan ke dalam labu takar dan ditambahkan dengan aquadest hingga tanda baca 200 ml yang terdapat pada labu ukur. d. Dikocok hingga homogen lalu masukkan ke dalam botol kaca yang telah disediakan.
4
Analisa Data: ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………
5
Persamaan reaksi : ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………
6
Kesimpulan : ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Pesera Didik Mata Pelajaran Materi Kelompok Nama
1.
: Kimia : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi : :
Tujuan :
Setelah dilakukan praktikum siswa dapat :
Menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
Menjelaskan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.
2.
Alat dan Bahan :
a.
Percobaan 1 (Pengaruh suhu terhadap laju reaksi)
b.
Jess cool
Air hangat
Air dingin
Gelas kimia
Percobaan 2 (Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi)
Jess cool
Serbuk jess cool
Air
Gelas kimia
3.
Prosedur
a.
Percobaan 1 Sediakan 2 buah gelas kimia, jess cool, air hangat, dan air dingin. Masukkan 100 ml air hangat kedalam gelas kimia yang pertama dan 100 ml air dingin kedalam gelas kimia yang kedua. Kemudian masukkan jess cool kedalam masing-masing gelas kimia. Catat waktunya.
b.
Percobaan 2 Sediakan 1 keping jess cool dan jess cool padat, air, dan dua buah gelas kimia. Masukkan 100 ml air kedalam gelas kimia. Kemudian masukkan 1 keping jess cool kedalam gelas kimia. Catat waktu sampai jess cool tersebut larut didalam air. Ulangi langkah tersebut untuk jess cool yang berupa padatan.
4.
Hasil Pengamatan
a.
Percobaan 1
b.
Gelas Kimia
Temperatur
1
Air hangat
2
Air dingin
Percobaan 2
Waktu
5.
Gelas Kimia
Bentuk Jess Cool
1
Keping
2
Serbuk
Waktu
Pertanyaan a.
Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi ? Jawab
:
………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………. b.
Bagaimana pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi ? Jawab :………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………..
6.
Kesimpulan :…………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………….
Nama Kelas
= =
Kerjakan Soal berikut dengan teliti dan jelas ! 1 Tuliskan dan jelaskan apa yang dimaksud dari laju reaksi dan apa saja yang faktor- faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan ?
(Skor 10)
2 Hitunglah : a.
Berapakah kemolaran dari 0,1 mol H 2SO4 dalam 500 ml ?
b.
Untuk mengubah 40 ml larutan HCl 6 M menjadi HCl 5 M diperlukan tambahan aquadest sebanyak ? (Skor 15)
3 Diketahui data hasil percobaan reaksi, Dari percobaan reaksi: CaCO3(s) + 2 HCl (aq) → CaCl 2(aq) + CO2(g) + H2O(g) diperoleh data data sebagai berikut. Percobaan
Bentuk CaCO 3
Konsentrasi 25 mL HCl (M)
Waktu reaksi (det.)
Suhu (oC)
1
10 gram serbuk
0,2
4
25
2
10 gram butiran
0,2
6
25
3
10 gram bongkahan
0,2
10
25
4
10 gram butiran
0,4
3
25
5
10 gram butiran
0,2
3
25
Tentukan apa yang mempengaruhi percobaan 1 dan 3? Jelaskan? 4. Diketahui reaksi : 2NO (g) + O2 → 2NO 2(g) Dari hasi percobaan, diperoleh data sebagai berikut . No [NO] M [O2] M V (m/s) 1 0,1 0,1 20 2 0,2 0,1 40 3 0,1 0,2 80 Tentukan: a. orde reaksi terhadap NO dan O 2 b. orde reaksi total c. persamaan laju reksi d. Tentukan harga k (Pada data ke-1) e. Tentukan laju reaksi jika [NO] = 0,4 M dan [O 2] = 0,2
(skor 10)
(Skor 50)
5 Laju reaksi : P(aq) + Q (aq) R(s) + S (aq) Ditentukan dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk membentuk endapan R dengan jumlah tertentu. Datanya ialah sebagai berikut. No P Q Waktu Reaksi (s) 1 0,30 0,25 40 2 0,60 0,25 20 3 0,60 0,50 5 Tentukan : a. orde reaksi terhadap [P] dan [Q] b. orde reaksi total c. persamaan laju reksi (Skor 15)
View more...
Comments