I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG. Keputusan adalah hasil dari pemecahan masalah yang mungkin sering dihadapi, baik oleh perusahaan kecil, atau besar, karena keputusan itu merupakan jawaban atas pertanyaan pertanyaan apa yang harus dilakukan. Dapat juga dikatakan sebagai hasil dari proses pemkiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternative yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Keputusan merupakan unsure kegiatan yang sangat vital, setiap orang atau organisasi pasti pernah membuat suatu keputusan, dan hasil dari keputusan ini ada yang dampaknya kecil atau bahkan sebaliknya bisa berdampak besar. Disini jiwa kepemimpinanlah yang mampu mengatasi masalah sehingga bisa mengambil suatu keputusan yang tepat. Ketika seseorang membuat suatu keputusan, ada beberapa cara dalam hal pengambilan keputusan , keputusan dibuat berdasarkan, perasaan, berdasarkan, perasaan, pengalaman, desakan, dan analisis. Keputusan berdasarkan perasaan, jika ditanya kenapa dia membuat keputusan seperti itu? Dia tidak bisa menjelaskan, dia hanya mengatakan, rasanya itu adalah keputusan saya, keputusan semacam ini adalah keputusan yang sulit dijelaskan dengan rinci dan masuk akal, kadang-kadang keputusan ini dianggap juga sebagai keputusan yang didasarkan kepada intuisi saja. Dan biasanya keputusan kepu tusan semacam ini, digunakan apabila harus h arus segera membuat keputusan dan tidak ada waktu untuk mengumpulkan informasi. Sangat berbahaya membuat keputusan berdasarkan intuisi, apabila dampak dari keputusan yang dibuat sangat besar dan berjangka panjang, maka dalam hal ini, keputusan berdasarkan intuisi haruslah dihindari. Kemudian ada juga keputusan yang berdasarkan pengalaman, jika ditanya alasan apa yang membuat keputusan seperti itu? Maka dia akan menjawab, karena menurut pengalaman dia, itu adalah keputusan yang terbaik. Kita mengetahui bahwa pengalaman mengajarkan orang, tapi harus hati-hati juga bahwa keputusan berdasarkan pengalaman pada umumnya baik, namun tidak selamanya benar. Sebab situasi yang lalu bellum tentu sama dengan situasi saat ini. Dan diantara kelemahan keputusan ini adalah, seringnya seseorang mengabaikan situasi yang telah berubah dan adanya hal yang baru yang mungkin dulunya tidak ada. Kemudian keputusan berdasarkan desakan, desakan itu bisa berasal dari atasannya atau dari lingkungan atau dari pihak-pihak lain yang berkepentingan. Keputusan ini merupakan keputusan yang tidak baik, karena didasarkan didasarkan atas keinginan keinginan pihak lain. Desakan juga bisa 1
karena seseorang tidak berani untuk membuat suatu keputusan, sehingga orang lainlah yang membuat keputusan bagi dirinya. Kemudian keputusan berdasarkan analisis,ini merupakan keputusan yang terbaik diantara keputusan-keputusan sebelumnya, karena hal ini didasarkan atas fakta. Keputusan berdasarkan analisis adalah keputusan yang didasarkan kepada informasi yang telah dikumpulkan berdasarkan apa yang sesungguhnya terjadi, namun ada kelemahan dalam hal ini, karena keputusan ini memerlukan waktu yang cukup untuk mengumpulkan fakta sebelumnya , dan juga diperlukan orang yang berkompeten agar fakta-fakta yang dikumpulkan dapat dipercaya. Jika dampak dari suatu keputusan sangat besar, alangkah baiknya jika keputusan itu berdasarkan analisis, namun jika keputusan itu harus segera dibuat saat itu, karena dampaknya akan lebih buruk jika menunda, maka keputusan non analisis lah yang dapat
digunakan.Melihat dari
berbagai macam keputusan diatas, yang menjadi topic kami adalah ada keputusan intuis dan analisis, yaitu sejauh mana peran analisi dan intuisi dalam proses suatu keputusan. B. RUMUSAN MASALAH. Dari pengertian diatas, maka rumusan masalah yang kami uraikan adalah. 1. Sejau mana peran analisis dalam proses pengambilan keputusan? 2. Sejauh mana peran intuisi dalam proses pengambilan keputusan? 3. Sejauh mana hubungan anlisis dan intuisi dalam proses pengambilan keputusan? C. Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah dia atas kita dapat menarik tujuan masalah : 1. Mengetahui peran penting dari analisis dalam proses pengambilan keputusan. 2. Mengetahui peran penting intuisi dalam proses pengambilan keputusan. 3. Mengetahui hubungan analisis dan intuisi dalam proses pengambilan keputusan.
D. Manfaat penulisan Manfaat dari penulisan tuga ini untuk me ingkatkan proses berikir strategis dengan mengkoordinasi antara analisi dan intuisi untuk berfikir strategis. Juga untuk meningkatan pengalaman dalam penggunaan intuisi kita.
2
E. Data Yang diperlukan Data yang diperlukan yaitu data primer. Menurut Sugiyono (2012), data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer dihimpun dari Kuesioner dan CV milik karyawan yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar acuan dalam penyusunan RP3KBT. F. Metode Pengambilan Data Pengambilan data dalam RP3KBT yang kami susun menggunakan metode kuesioner. Menurut Sugiyono (2012), Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Serta merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Kuesioner juga cocok digunakan jika jumlah responden cukup besar dan terssebar diwilayah yang luas. G. Tehnik AnalisisData Dapat dilihat dari metode pengambilan data tehnik analisi yang kami gunakan dalam menyusun RP3BT ini tehnik analisis Kualitatif. Menurut Lexy (2014) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian perilaku, presepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
3
II.
GAMBARAN
KUALITAS
SDM
INDONESIA
DALAM
BIDANG
STRATEGIC
THINKING
Di Indonesia diskusi sangat lekat dalam kehidupan, termasuk pula dalam pengambilan keputusan. Diskusi merupakan suatu kegiatan dimana beberapa orang bertukar pendapat dan pikiran mengenai suatu hal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskusi
memiliki arti
"pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah". Banyak dari masyarakat Indonesia ketika mengambil keputusan melibatkan banyak orang untuk memberikan masukan. Meskipun dalam upaya pengambilan keputusan sering melakukan diskusi terlebih dahulu, namun seorang pemimpin atau individu akan menggunakan intuisi dan analisa nya dalam pengambilan keputusannya. Dalam pengambilan keputusan, intuisi sangatlah penting. Peran intuisi dalam pengambilan keputusan adalah sebagai "bisikan baik" yang berdasarkan pada pengalaman di masa lalu, sedangkan analisa diperlukan untuk meneliti data dan informasi sebagai alat ukur dan validitas. Dapat disimpulkan bahwa intuisi dan analisa dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam pengambilan keputusan. Sehingganya pengambilan keputusan dalam suatu diskusi membutuhkan intuisi yang kuat dari setiap individu untuk melihat suatu masalah berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki tetapi juga tidak bisa menghilangkan sisi analisis untuk memperkuat intuisi mereka atau untuk memberikan suatu tanggapan atas argumen atau presepsi yang diberikan oleh orang lain.
4
III.
Gambaran Anggota Kelompok dan Kualitas Anggota di Bidang Strategic Thinking
Cera Production merupakan perusahaan kreatif yang didirikan oleh profesional muda periklanan. Kami percaya program marketing yang hebat harus didukung oleh media yang tepat dan disukai oleh target audience. Cera telah melayani banyak perusahaan ternama, lembaga pemerintah, dan organsiasi masyarakat di Indonesia.
Kami selalu mengembangkan sistem manajemen produksi, ekplorasi bahan baku, dan desain untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dan dinamika Audience di wilayah Asia Tenggara. Kualitas produk dan layanan Kami mengantarkan Cera sebagai mitra perusahaan nasional hingga internasional seperti Garuda Indonesia, Pertamina, BANK BRI, PT.Kaltim Prima Coal, Bank BTPN, Bank Indonesia, dan lain-lain. Visi
Menjadi Perusahaan Merchandise Terdepan di Asia Tenggara. Misi
Memproduksi material promosi berbiaya rendah sehingga semua perusahaan dapat
berpromosi.
Mempertahankan produk berkualitas tinggi dan menjadikan teknologi sebagai alat untuk mengurangi pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan
a.
Menjadi perusahaan ternyaman untuk setiap karyawan.
Ahmad Nofriyanto Anggota kelompok dengan latar belakang akademik dibidang akuntansi. Dalam tugas ini saudara Ahmad berperan sebagai Manager Keuangan. Dengan pengalaman dalam menyusun dan
menghitung
laporan
keuangan,
sudah
sangat
paham
dengan
memanfaatkan
5
intuisi.pandangan akuntansi. Ditinjau dari CV, saudara Ahmad sudah memiliki pengalaman dalam dalam bekerja dan berorganisasi. b. Angga Swasdita Anggota kelompok dengan latar belakang pendidikan. Selalu mengedepankan informasi yang diperoleh sebagai acuan untuk menentukan langkah. Dalam tugas ini berperan sebagai HRD. Aabila ditinjau dari CV, merupakan anggota kelompok yang memiliki pengalamn kerja yang paling minimal. c.
Ardian Dwi Hasta Yoga Anggota kelompok dari latar belakang bidang computer. Dala tugas ini berperan sebagai Kepala R&D perusahaan. Berpengalaman dalam pengkodingan sebuah program akan memberikan gambaran tingkat analisis dan intuisi dalam penyusunan dan pengambilan keputusan. Apabila ditinjau dari CV, saudara Ardian memiliki pengalaman kerja yang cukup.
d. Ahmad Johan Angota kelompok dari latar belakang bidang manajemen. Dalam tugas ini berperan sebagai Manajer Pemasaran. Kepiawaian dalam bidang enteprership membuat nya sangat berpengalaman untuk memprediksi kebuuhan dimasa yang akan mendatang
6
IV.
Analisis Permasalahan
a. Analisis Eksternal Organisasi bisnis profit memilki orientasi untuk mencari keuntungan. Agar organisasi mempu mencapai tujuannya, maka diperlukan seorang pemimpin. Pemimpin yang baik adalah seseorang yang mampu untuk memperngaruhi bawahannya atau karyawannya untuk melakukan sesuatu dalam konteks pekerjaan. Harapannya adalah dengan kemampuan mmpengaruhi seseorang, kelompok seperti yang diharapkan akan membawa arah organisasi ntuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Salah satu fungsi pemimpin dalam rangka pencapaian tujuan organisasi adalah mampu mengambil keputusan terbaik dari sekian alternative yang ada. Namun dalam pengambilan keputusan tekadang pemimpin menghadapi dilemma dan apaabila pemimpin salah mengambil keputusan akan memberikan resiko dan organisasi akan mengalami kerugian. Situasi yang diharapkan adalah kecepatan dan ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan adalah tolok ukur kompetensi dan kredibilitas yang dimiliki. Kemampuan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dipengaruh oleh tkoordinasi antara tingkat intuisi dan analisis. Dengan memiliki tingkat koordinasi antara intuisi dan analisis harapannya adalah pemimpin mampu berpikir dengan cepat dan mampu untuk memberikan keputusan dengan tepat.
b. Analisis Internal Melalui
metode
kuesioner
yang
https://www.mindtools.com/pages/article/newTED_79.htm,
didapatkan diperoleh
gambaran
dari dari
tingkat koordinasi intuisi dan analisis anggota kelompok terhadap pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil Analisa kuesioner, sebagian besar koordinasi intuisi dan analisi anggota kelompok termasuk pada golongan baik. Artinya adalah anggota kelompok mampu memahami kapan ketika harus menggunakan intuisi dan kapan harus menggunakan kemampuan Analisa. Namun kemampuan tersebut masih bisa untuk dikembangkan agar menjadi lebih baik. Harapannya adalah agar mamou untuk menemukan berbagai kerangka beserta solusi terbaik untuk pemecahan permasalahan. Pasalnya semakin baik suatu
7
analisis seseorang, maka keputusan yang akan diambil akan lebih baik, dalam artian baik untuk jangka panjang. Namun dalam anggota kelompok masih ada yang kurang mampu dalam memenculkan solusi. Terkadang ada anggota yang memiliki beberapa model penyelesaian, namun ada pula yang hanya mengajukan satu model penyelesaian. Selain itu, tingkat Analisa anggota kelompok dalam mengevaluasi model penyelesaian masih kurang. Hal tersebut kaitanya dengan sifat keputusan yang masih dalam bersifat jangka pendek. Kemampuan dalam melihat resiko, konsekuensi dan kelayakan dalam menerapakan model penyelesaian masih harus diterapkan. Dari deskripsi tersebut, penulis mampu menjabarkan kualitas angggota kelompok dalam bentuk analisis SWOT sebagai b erikut:
Strenght Secara umum, intuisi dan analisis anggota kelompok sudah baik apabila ditinjau dari kemampuan untuk mengkoordinir kedua kemampuan tersebut.
Weakness Walaupun dikatakan baik, namun ada beberapa kendala dalam mengkoordinir kemampuan intuisi dan analisis tersebut. Sebagai contoh ada anggota kelompok yang hanya mampu untuk mengusulkan satu model penyelesaian.
Opportunity Adaya kendala dalam mengkoordinir kemampuan intuisi dan Analisa akan memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengembangkan potensi diri yang dimiliki. Potensi tersebut dapat ditingkatkan melalui program pelatihan.
Threat Apabila anggota kelompok tidak mampu dalam mengkoordinir kemmapuan intuisi dan Analisa, maka akan berpengaruh terhadap proses pengmbilan keputusan. Sebagai contoh dengan tidak mampu mengasilkan beberapa model penyelesaian, maka kita tidak bisa menganalisa model penyelesaian dengan maksimal karena tidak ada model yang untuk dibandingkan, dengan membandingkan model satu dengan yang lainnya, maka kita akan mampu untuk menagmbil keputusan yang terbaik.
8
Kondisi
yang
diharapkan
adalah
anggota
kelompok
meningkatkankan
kemampuan dalam menganalisis resiko, konsekuensi dan kelayakan suatu model penyelesaian masalah dalam pengambilan keputusan. Semakin baik analisis terhadap alternative model yang dimiliki, maka akan semakin besar peluang sebuah organisasi dalam untuk mengambil keputusan yang terbaik. c. Masalah Kualitas anggota kelompok
Keputusan masih bersifat jangka pendek
Kemampuan dalam menganalisa alternative masih kurang
Kurang memperhatikan resiko, konsekuensi dan kelayakan model penyelesaian
d. Urutan prioritas masalah yang harus ditindaklanjuti. 1. Anggota kelompok harus mengembangkan kemampuan Analisa alternative model penyelesaian dengan memperhatikan resiko, konsekuensi dan kelayakan model 2. Kemampuan Analisa yang baik mampu untuk memmunculkan berbagai model alternative, yangnantinya akan dipilih mana yang paling baik untuk diterapkan.
9
V.
Kajian Pustaka
a. Acuan Penelitian Tedahulu Jurnal 1 Sharon dan Shouhong (2011) Dalam penelitian ini peneliti percaya bahwa dalam pengambilan keputusan yang efektif untuk masalah yang tidak terstruktur seperti pemilihan suplier adalah dengan mengkolaborasikan berbagai pengetahuan. Keterlibatan kolaborasi antara pengetahuan pekerja dengan keahlian yang berbeda dapat membuat pilihan pemasok lebih relevan untuk strategi organisasi. Kolaborasi menghubungkan para ahli dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan pendekatan dari berbagai prespektif yang akan membantu para pengambil keputusan untuk membuat informasi dengan baik. Jurnal 2 Kamila (2015) dalam penelitiannya intuition in decision making Ditemukan fakta bahwa pada tingkat masalah yang rendah biasanya dapat diprediksi, berulang dan memiliki struktur yang jelas dan lengkap. Hasil studi memverifikasi bahwa pendekatan intuitif dan rasional dominan dalam praktek pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan tidak menggunakan gaya yang murni intuitif atau murni rasional. Jurnal 3 Chris Provis (2015) mengutarakan Dalam banyak hal intuisi sering diartikan sebagai kemampuan bawaan, kemampuan dapat memecahkan masalah yang cepat atau tanggapan bersifat keemosian. Namun dalam kelembagaan, intuisi dapat diartikan keahlian yang dikembangkan melalui pengalaman, baik pengalaman pribadi individu dan pengalaman dari interaksi sosial dan umpan balik lainnya. Analisis akan menghasilkan suatu implikasi dari tindakan yang dilakukan dan analisis merupakan evaluasi dari hasil intuisi Jurnal 4 Said dan Yasir
(2016) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa Proses intuitif dan
rasional pengambilan keputusan lebih baik dipahami sebagai dua sistem paralel yang saling terikat. Jika menggabungkan intuisi dan alasan, seseorang dapat merespon masalah memalui 10
evolusi suara. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan diperlukan konsep intuisi dan hubungannya dengan modus lain dari pengambilan keputusan seperti rasionalitas akan memberikan hasil yang lebih menarik. Jurnal 5 Aliya dan Bushra (2001) Dalam penelitian Self-regulation sebagai prediktor gaya pengambilan keputusan manajer di perusahaan seluler, peneliti mengamati tiga tingkatan manajemen dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pria lebih suka menggunakan pemikiran rasional sebagai pengambilan keputusan, manajer muda mengunakan intuisi, ketergantungan, dan emosi jiwa dalam pengambilan keputusan, sedangkan manajer tua mengikuti rasioanal sebagai cara pengambilan keputusan b. Landasan Teori 1) Definisi Intuisi Williams (2012) berpendapat bahwa Intuisi adalah sebuah kejadian tentang pemahaman diri terhadap suatu kebenaran melalui batin dan pikiran yang dilakukan secara sadar atu tidak sadar dengan menggunakan aspek ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Senada dengan Frank (2011), bependapat bahwa Intuisi adalah kemampuan individu untuk mengakses pengetahuan yang berada di alam bawah sadar. Intuisi dapat meningkatkan kemampuan untuk lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan. Dari pengetian diatas dapat dimaknai bahwa intuisi adalah kemampuan individu yang secara tidak sadar untuk meyakini suatu kejadian dimasa mendatang berdasarkan
ilmu
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Julia (2006) bahwa “Our intuition is based on accumulated and compiled experiences, not on magic”. Artinya adalah intuisi berasal dari sejumlah pengalaman, bukan suatu keajaiban.
2) Karakteristik Intuisi Menurut Fischbein (2002), karakteristik intuisi antara lain self-evidence,
intrinsic
certainty, perseverance, coerciveness, extrapolativeness, dan globality.
Self-evidance
11
Karakterisitik ini menujukan bahwa intuisi dianggap bukti tersendiri tanpa harus di buktikan. Mislanya adalah dua titik yang menenutkan suatu garis. Pernyataaan tersebut benar tanpa harus dibuktikan.
Intrinsic certainly Artinya adalah kepastian intrinsic yang menunjukan bahwa sebbuah ketentuan yang tdak perlu ada dukungan eksternal untuk memperolehnya.
Perseverance Artinya adalah intuisi memiliki sifat kuat dalam memperterhankan diri dari interpertasi alternative.
Coerciveness Artinya adalah intuisi menggunakan efek pemaksaan dalam pemikiran rasional individu. Sehinga individu ersebut cenderung untuk menolak interpretasi alternative dan percaya terhadap intuisinya
Extrapolativeness Artinya adalah intuisi merupakan sebuah kemampuan untuk memprediksi. Merujuk pada definisi intuisi oleh Williams (2012) bahwa intuisi berdasarkan aspek ilmu pegathuan, pengalaman dan keterampilan untuk mempercai suatu kebenaran yang akan terjadi dimas yang akan dating.
Globality Artinya adalah intuisi merupakan pandangan global dan berlawana denga berpikir analtis. Sifat global intuisi menunjukan bahwa seorang individu dapat berpikir secara menyeluruh (wholelistic) daripada bagian detailnya.
12
VI.
Tujuan RP3KBT
Tujuan Penyusunan RP3KBT ini sebagai Berikut :
Membantu karyawan untuk menggunakan intuisi dengan baik
Menggunakan intuisi besamaan dengan analisa bagi karyawan
Membantu karyawan utuk menyadari potensi yang dimiliki
Meningkatkan tingkat partisipasi karyawan dalam berdiskusi/rapat.
Membantu karyawan untuk berkerja sama dalam menyelesaikan permasalahan dengan berpikir strategis melalui berdiskusi
13
VII.
Alternatif usulan RP3KBT
Dalam hal ini kami mengusulkan untuk program pelatihan dengan menggunakan metode simulasi. Penggunan metode simulasi ini tidak akan mengganggu proses kegiatan dalam perusahaan. Menurut kami untuk mengatasi masalah-masalah dalam perusahaan dan untuk meningkatkan pross berfikir strategis dalam hal analisa dan intuisi untuk pengambilan keputsan menurut kami metode simulasi cukup baik. Karena, dengan menggunakan simulasi karyawan dapat merasakan atau menggunakan secara langsung intuisi yang mereka miliki masing-masing individu. Ada beberapa metode yang dapat diterapkan dalam penggunaan metode simulasi antara lain : 1. ( Behaiour modeling ) role play Metode ini diakukan dengan cara permodelandilakukan dengan cara pemodelan perilaku atau peniruan terhadap keterampilan antarpribadi seseorang sebagai model. metode ini dianggap sebagai alternatif pelatihan secara simulasi. Diperlukan seorang model untuk kegiatan pengamatan, pengidentifikasian dengan memperhatikan setiap perilakunya oleh para peserta pelatihan. Model ini biasanya berkompeten, enerjik, memiliki pergaulan luas, dan bersahabat, dengan status dan kedudukan yang cukup tinggi di atas peserta pelatihan. Dalam behaviour modeling yang diperhatikan adalah kesamaan demografi, data perilaku yang akan ditiru, urutan perilaku yang harus ditiru (mulai dari termudah hingga tersulit). Beberapa materi behaviour modeling dapat dipilih misalnya perilaku ramah tamah,menjawab telepon, menyambut Tamu, atau lebih bersifat etiket untuk pekerjaan seorang front office atau Sekretaris. Adapun modelnya dapat dipilih dari pihak internal yaitu karyawan senior / berpengalaman ataupun atasan . Apabila Dari pihak eksternal, pilihlah Lembaga Pelatihan yang sudah memiliki reputasi Baik.
2. Studi kasus (case study) Metode Studi kasus merupakan Suatu deskripsi tertulis mengenai suatu situasi untuk mengidentifikasikan masalah-masalah, menganalisis situasi, dan merumuskan penyelesaian penyelesaian alternatif. Dengan metode kasus , karyawan dapat mengemb angkan ketrampilan mengambil keputusan.
14
3. Permainan Bisnis (business game) Metode permainan bisnis Cukup menarik Perhatian pesertanya, baik staf maupun para manajer karena dipilih sebagai alat pemecahan masalah dan evaluasi. Sasaran metode ini Adalah kemampuan untuk review mengambil keputusan bersama Bentuk latihan simulasiyang dilakukan dalam Kelas dengan membagi Peserta dalam Kelompok-kelompok atau tim. Pola kerja Metode ini dengan menugaskan Kelompok atau tim kompetitif memecahkan masalah Tertentu dari setiap organisasi tiruan. Dalam penerapannya berupa permainan bisnis dan simulasi pembuatan keputusan, simulasi dalam membuat program kerja serta penyiapan saran tyang efektif untuk belajar dengan cara mengembangkan kesadaran dan pemahaman khusus mengenai elemen dan sistem yang membangun kerja sama. Para Peserta memainkan permainan denganmemutuskan harga produk yang akan dipasarkan berapa besar anggaran penjualan, siapa yang akan ditarik dan sebagainya .
4. Teknik in-basket Teknik atau metode pelatihan ini diadakan untuk melatih kandidat manajerial dengan mempertimbangkan peserta yang diprioritaskan. Sasaran metode ini menilai kemampuan peserta menetapkan prioritas, merencanakan, mengumpulkan informasi yang relevan, dan membuat keputusan, dalam praktiknya kegiatan ini mengharuskan peserta untuk bekerja sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan, yaitu menerima semua yang ada didalam “keranjang” manajer yang akan menempatinya. Peserta kemudian mengerjakan semua isi keranjang, seperti memo, laporan, dokumen, pesan telepon, surat dan sebagainya. Dengan demikian peserta akan membaca, mengorganisasi, memprioritaskan, dam membuat keputusan mengenai apa yang menjadi pokok pemasalahan dari semua keranjang tersebut. Setelah dilaksanan, barulah penilaian dilakukan olek trainer dengan pemberian skor.
15
VIII.
PROPOSAL PROGRAM Judul Program : Intuisi dan Analisi dalam Pengambilan Keputusan. Pendahuluan
Pengambilan keputusan merupakan aktivitas penting yang dilakukan para manajer dalam suatu perusahaan, karena hampir seluruh kegiatan yang dilakukan para manajer dalam suatu perusahaan pasti memerlukan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tidak hanya berdasarkan keputusan manajer yang memiliki kedudukan tertinggi dalam perusahaan. Tetapi juga harus berdasarakn pendapat setiap karyawan juga harus ikut andil untuk membuat sebuah keputusan didalam perusahaan. Dalam memberikan pendapat untuk mengambil sebuah keputsan juga memerlukan intuisi dan analisis individu masing-masing. Masalahnya setiap invidu memiliki kemampuan masing-masing untuk menggunakan intuisinya sehingganyadi perlukan pengembangan diri untuk menggunakan intuisi mereka. Tetapi analisis memerlukan pengetahuan untuk suatu informasi atau data yang mereka dapatkan untuk lebih gampang diberikan kepada orang lain. Penggunaan intuisi dan analisi secara bersamaan dalam pengambilan keputusan merupakan hal yang penting karena suatau keputusan yang baik memerlukan data-data yang jelas dan juga intuisi yang kuat dari seorang manajer. Suatu pelatihan yang memberikan data-data yang sering digunakan oleh seorang manajer untuk mengambil keputusan akan membantu sesorang untuk lebih gampang mempelajari proses tersebut dan juga akan meningkatkan pemikiran strategis sesorang. Pelatihan Ini menggunakan Metode in-Basket yang memungkinkan kandidtat untuk membuat
sebuah
perencanaan
berdasarkan
data-data
yang
diberikan
kepada
mereka.
Sehingganya mereka akan mendapat pengetahuan bagaimana menganalisa data yang baik.
Tujuan Pelatihan
Meningkatkan penggunaan intuisi dan analisa setiap individu
Meningkatkan dan mengembangakn proses berikir strategis dalam pengambilan keputusan
Meningkatkan cara analisi yan kuat dari setiap data yang ada.
16
Hasil Yang Diharapkan
Setiap individu mampu memberikan argument /pendapat dari setiap data yang diberikan.
Individu menjadi lebih gampang menaru sebuah pemikiran yang kritis dari sebuah data atau infomasi.
Karyawan berani memberikan pendapat yang baik berdasarkan intuisi dan analisi.
Sasaran Program
Karyawan Uraian Keunggulan
Keunggulan dari program ini setiap individu atau karyawan akan lebih mudah untuk membaca suatu data atau informasi yang ada untuk memberikan suatu pendapat dalam sebuah diskusi atau sebuah rapat dalam perusahaan dan menggunakan intuisi mereka dengan lebih efektif. Uraian Kelemahan
Kelemahannya mungkin akan ada beberapa karyawan yang mungkin tidak mengerti data yang mereka lihat karena latar belakang akademik yang berbeda sehingganya mereka akan cukup kesulitan untuk menganalisa data tersebut.
17
IX.
REKOMENDASI PROSES IMPLEMENTASI RP3KBT
Materi Pengembangan Berfikir strategis. 1. Definisi Intuisi dan analisa untuk proses berfikir strategis dalam pengambilan keputusan. 2. Pemateri memberikan arahan mengenai intuisi dalam melihat sebuah data. 3. Memberikan data manajerial sebagai bahan karyawan untuk membuat keputusan. 4. Memberikan nilai untuk setiap pendapat yang diberikan oleh setiap individu.
Instruktur Pengembangan Berfikir Strategis. Dra. Trias Stiawati, M.si, Ph.D Jadwal Pelaksanaan Pelaksanaan dilakukan setiap 1 bulan sekali selama 3 bulan. Diperkirakan pada : Minggu terakhir pada januari 2017 Minggu terakhir pada februari 2017 Minggu terakhir pada maret 2017
Tempat dan waktu Pelaksanaan Ruang Kelas Fakultas Ekonomi UII jalan Purwokwat Waktu pelaksanaan pukul 08.00 – 17.00 Anggaran yang dibutuhkan A. Anggaran Belanja Operasional 1. Alat tulis kantor pesertas 50 orang @20.000 selama 3 frekuensi
: Rp. 3.000.000
2. Perlengkapan pelatihan berupa tas dan hand out peserta 50 orang @50.000 selama 3 frekuensi
: Rp. 7.500.000
3. Belanja konsumsi makan siang dan makanan kecil peserta 50 orang @50.000 selama 3 frekuensi
: Rp. 7.500.000
B. Biaya Belanja Honorarium 1.
Honorarium Narasumber,2
[email protected] selama 3 frekuensi :Rp.45.000.000
Jumlah Total
:Rp.63.000.000 18
X.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang dapat diambil dari RP3KBT ini penggunaan intuisi dan analisi menjadi penting dalam suatu perusahaan karena untuk memberikan pendapat atau dalam hal pengambilan keputusan membutuhkan intuisi yang kuat dan juga analisi data yang jelas. Dalm hal ini karyawan Cera Production berdasarkan hasil kuesioner dapat dilihat bahwa masih ada beberapa karyawan yang hanya menggunakan intusi mereka untuk mengambil keputusan dan juga mempertimbangkan sudut pandang orang lain. Tetapi dalam pengambilan keputusan yang baik diharuskan untuk menggunakan analisi yang jelas dari data yang dioleh sendiri sehingga tidak membuat orang yang mendengarkan keputusan kita ragu atu mempertanyakan keputusan kita. Saran untuk Cera Production selalu mencoba untuk menempatkan karyawan dibagian penting pada setiap pengambilan keputusan yang akan meningkatkan pemikiran strategis mereka sehingga setiap individu dalam perusahaan akan mudah untk menggunakan intuisi mereka karena mereka akan mendapatkan pengalam yang lebih dari hal tersebut dan juga untuk perusahaan akan memberikan keuntungan dalam hal untuk pemecahan -pemecahan masalah yang ada.
19
XI.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, R. dan Sri, K. D. 2016 Panduan Praktis Menyusun Dan Pelatihan Karyawan Pengembangan Karier Elbanna, S., & Fadol, Y. (2016). The role of context in intuitive decision-making. Journal of Management & Organization, 22(05), 642-661. Fischbein,Efraim. 2002. Intuition and Schemata in Mathematical Reasoning . Educational Studies In Mathematics Vol.38, (Netherland: Kluwer Academic Publishers, 2002), https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=u2in8s_IOjAC&oi=fnd&pg=PR8& dq=Fischbein,Efraim.+2002.+Intuition+and+Schemata+in+Mathematical+Reasoning &ots=UfGcw5LUEr&sig=67R0SkIN7MSm8wbJfbJHmjgHMpM&redir_esc=y#v=on epage&q&f=false, diakses pada tanggal 22 Januari 2017 Frank, La Pira. 2011. Entepreneurial intuition, an empirical approach. http://www.aabri.com/manuscripts/10554.pdf , diakses pad tanggal 20 Januari 2017 Hayee, A. A., & Hassan, B. (2011). Self-Regulation as Predictor of Decision Making St yles among Managers of Cellular Companies. Pakistan Journal of Psychological Research, 26 (1), 43. Kompasiana, Melestarikan Budaya Diskusi di arung Kopi
http://www.kompasiana.com/fitriapril/melestarikan-budaya-diskusi-di-warungkopi_5517e13da333118107b66094 Malewska, K. (2015). Intuition in Decision Making-Theoretical and Empirical Aspects. International Journal of Business and Economic Development (IJBED), 3(3). Ordoobadi, S. M., & Wang, S. (2011). A multiple perspectives approach to supplier selection. Industrial Management & Data Systems, 111(4), 629-648. Provis, C. (2015). Intuition, analysis and reflection in business ethics. Journal of Business Ethics, 1-11. Sloan. 2006. Learning to Think Strategically. United States: Butterworth-Heinemann Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta William, Kaylene C. (2012). Business Intuition: The Mortar among thr Bricks of Analysis/ Journal of Management Policy and Practice; West Palm Beach 13.5(Dec 2012):48-65. http://search.proquest.com/docview/1315304101/D6125A498484A3FPQ/5?accountid =62100, diakses pada tanggal 2 Februari 2017 Moleong. Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. 20