RMK Akuntansi Keperilakuan Relativisme Budaya

August 31, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download RMK Akuntansi Keperilakuan Relativisme Budaya...

Description

 

RMK SEMINAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN

RELATIVISME BUDAYA DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN 

DISUSUN OLEH :

HENDRIKO RAJAGUKGUK (P3400216003) PUTRI ADITYA HUSAINI (P34002160 (P3400216011) 11)

MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017

 

 

Cultural Relativism in Management Accounting

Pendahuluan

Relativisme budaya dalam akuntansi manajemen mengisyaratkan bahwa orang-orang dari  budaya yang berbeda membangun dan menggunakan konsep dan praktik akuntansi manajemen yang berbeda. Pada dasarnya, bab ini memaparkan bahwa budaya melalui komponen-komponen, elemen, dan dimensi yang menentukan struktur organisasi yang di adopsi, perilaku mikroorganisasi, akuntansi manajemen dan fungsi kognitif yang dihadapkan pada akuntansi manajemen. Sejarah Teori Budaya

Pada pertengahan abad kedelapan belas, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengembangkan teori-teori perbedaan budaya. Perbedaan budaya kemudian membawa kemajuan intelektual dan moral yang dicapai oleh orang berbeda-beda. Abad kesembilan belas muncul konsep evolusi budaya, yang mengemukakan bahwa budaya bergerak melalui berbagai tahap  perkembangan. Auguste Comte, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, dan Lewis Henry Morgan menganut pandangan ini. Konsep Budaya

Konsep budaya telah mengalami berbagai penafsiran. Bahkan, beberapa antropolog menyatakan bahwa budaya secara abstrak mengacu pada budaya yang spesifik. Antrolopog menggunakan pendekatan khusus dengan tiga cara yang berbeda.

 

  1.  Pendekatan Budaya Universal Pendekatan ini berfokus pada identifikasi semua budaya secara umum, yang tidak memungkinkan pengujian budaya terhadap suatu variable tertentu. 2.  Pendekatan sistem nilai Pendekatan ini berfokus pada mengklasifikasikan budaya sesuai dengan sistem nilai. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui nilai budaya adalah “way “way of life”. life”. 3.  Pendekatan sistem Pendekatan ini berfokus pada sistem yang membentuk suatu budaya tertentu. P.R Harris dan R. T Moran mengindentifikasi delapan subsistem dalam suatu budaya yaitu; kekerabatan,  pendidikan, ekonomi, politik, agama, aossiasi, kesehatan dan rekreasi. Beberapa antropolog melihat bahwa kebudayaan sebagai informasi yang ada dalam pikiran manusia dan dikeluarkan sebagai bahasa, perilaku, materi, atau dokumen dan akan menjadi sumber  budaya bagi ba gi setiap individu dan kelompok. Ada juga ju ga consensus tentang isu utilitas budaya yang mengartikan bahwa praktik-praktik budaya memiliki fungsi atau mencerminkan cara masyarakat  beradaptasi dengan lingkungannya. Berikut adalah konsep budaya yang ada dalam antropologi yang memengaruhi perbedaan tema penelitian akuntansi. 1.  Berdasarkan Fungsionalisme Malinowski, budaya dapat dilihat sebagai instrument yang melayani kebutuhan biologis dan psikologis. Penerapan definisi ini maka penelitian akuntani memengaruhi persepsi akuntansi pada instrument sosial budaya tertentu dalah hal  penyelesaian tugas dan analisis akuntansi lintas budaya atau akuntasni komparatif.

 

2.  Mengikuti fungsionalisme structural Radcliffe-Brown, budaya dapat dilihat sebagai mekanisme pengaturan adaptasi yang menyatukan menyatukan individu

dengan structural sosial.

Penerapan dari definisi ini untuk penelitian akuntansi adalah pengaruh persepsi akuntansi  pada setiap budaya sebagai alat adaptasi terhadap proses pertukaran dengan lingkungan dan analisi budaya akuntansi. 3.  Mengikuti Etnosains Goodenough, budaya dapat dilihat sebagai suatu sistem pengetahuan  bersama. Pikiran manusia menghasilkan budaya yang dibatasi oleh aturan. Penerapan definisi ini untuk penelitian akuntansi adalah pengaruh akuntansi dapat dilihat sebagai suatu sistem pengetahuan bagi masing masing individu berbagai tingkay dan analisi dari  pengetahua akuntansi. 4.  Mengikuti antropolog simbolik Geertz, budaya dapat dilihat sebagai symbol dan makna  bersama. Penerapan budaya berdasarkan definisi ini untuk penelitian akuntansi bahwa akuntansi dapat dilihat sebagai pola wacana simbolik atau bahasa dan analisi akuntansi sebagai bahasa. 5.  Berdasarkan teori struktualisme Levi-Strauss, budaya dapat dilihat sebagai proyeksi insfrakstruktur pikiran sadar yang umum. Penerapan definisi akuntansi ini dalam penelitian akuntansi menunjukkan bahwa akuntansi dapat dilihat pada setiap budaya yang berbeda sebagai manifestasi dari proses tidak sadar maupun sadar tentang akuntansi. ak untansi. Relativisme Budaya dalam Manajemen Akuntansi Model Relativisme Budaya

Edward T. Hall Hall telah menyatakan bahwa “budaya adalah media manusia; tidak ada satu aspek kehidupan manusia yang tidak teanrsentuh dan dirubah oleh budaya”. Hal ini berarti kepribadian, cara berekspresi, cara berpikir, cara bergerak, cara menyelesaikan masalah, cara

 

merencanakan dan melakukan penataan, pengorganisasian fungsi sistem transportasi, serta sistem ekonomi dan fungsi pemerintah. Hal ini diaplikasikan dalam akuntansi dimana budaya dapat ditunjukkan sebagai akuntabilitas. Budaya pada dasarnya menentukan penilaian proses/ keputusan dalam akuntansi. Gambar berikut ini menunjukkan budaya melalui komponen-komponennya, elemen, dan dimensi menentukan struktur organisasi yang diadopsi, perilaku mikroorganisasional, dan fungsi kognitif individu. Hal ini akhirnya akan memengaruhi penilaian/proses pengambilan keputusan ketika seseorang dihadapkan pada fenomena akuntansi manajmen.

 

 

 

Operaisonalisai Budaya

Model pada gambar di atas menghindari dua masalah utama operasi dan penggunaan  budaya yang telah menimpa sebelumnya; sebelumn ya; menyamakan budaya antar negara dan penggunaan p enggunaan ad hoc budaya sebagai faktor residual yang belum dapat menjelaskan variasi oleh faktor lainnya. Budaya diapandang sebagai penciptaan mental secara kolektif, yaitu sebagai sistem idiologi yang membentuk latar belakang manusia beraktivitas dan menyedian orang-orang dengan toeri realita. Latar belakang ini terdiri dari unsure-unsur yang berbeda b erbeda dan termasuk dimensi yang pasti. Unsur-unsur budaya umumnya dianggap memengaruhi perilaku

bisnis internasional;

 bahasa, agama, nilai, sikap, hukum, pendidikan, kebijakan, teknologi, dan organisasi sosial. Unsure unsure ini diasumsikan diasumsikan dalam model relativisme budaya yang memiliki potensi mendikte struktur organisasi yang diadopsi, fungsi kognitif individu dan perilaku mikro-organisasi yang mampu membentuk proses penilaian/ pengambilan keputusan dalam akuntansi. Budaya memiliki lima dimensi yaitu variabilitas budaya, Kompleksitas budaya, heterogenitas budaya, persaingan budaya dan interpendensi budaya. Dimana tiga dimensi merujuk  pada kondisi di dalam budaya sementara dua terakhir mer merujuk ujuk pada kondisi di ant antara ara budaya yang satu dengan yang lainnya. Dimensi ini dapat dilihat sebagai potensi seumber masalah untuk  perusahaan. 1.  Variabilitas budaya dapat menghasilakan ketidakpastian karena menyerukan fleksibilitas organisasi dan proses adaptasi. 2.  Kompleksitas budaya menimbulkan kesulitan pemahaman karena memerlukan persiapan organisasi dan individu.

 

3.  Persaingan Budaya mengancam pencapaian tujuan andan kelangsungan hidup karena menuntut pemeliharaan penerimaan sosial. 4.  Heterogenitas budaya menghalangi keputusan terpusat dan membuat informasi yang  berlebihan, hal ini karena menyerukan desentralisasi budaya. 5.  Interindependensi budaya meningkatkan kerentanan suatu organisasi untuk konflik antar kelompok Model relativisme budaya ini mengasumsikan bahwa perbedaan dalam lima dimensidimensi ini menghasilkan lingkungan budaya yang berbeda yang memiliki potensi mendikte struktur organisasi yang diadopsi, fungsi kognitif individu dan perilaku mikro organisasi yang akan membentuk proses pengambilan keputusan dalam akuntansi. Budaya juga bervariasi dalam empat dimesni yang mencerminkan orientasi budaya suatu negara dan menjelaskan 50 persen perbedaan sistem nilai antar negara, yaitu: 1.   Power Distance, mewakili sejauhmana anggota masyarakat menerima distribusi kekuasaan di lembaga dan organisasi. Masyarakat yang memiliki jarak kekuasaan yang lebar ada kecenderungan untuk menerima perintah secara hirarkis sedangkan masyarakat yang memiliki jarak kekuasaan kecil cenderung untuk membenarkan ketidaksetaraan kekuasaan yang ada.  ada.  2.  Uncertainty-Avoidance, dimensi yang mewakili sejauhmana anggota masyarakat merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas.  ambiguitas.  3.   Individualism-Collectivism, dimensi yang mewakili tingkat integrasi masyarakat yang mempertahankan dirinya sendiri ataupun hubungan antar anggota/individu  anggota/individu  

 

4.   Masculinity-Femininity, merupakan dimensi yang mewakili sifat dari divisi sosial pera seks. Maskulin menunjukan adanya prestasi, ketegasan dan sejenisnya. Feminim menunjukkan adanya hubungan yang hangat, kerendahan hati, kepedulian dan sejenisnya.  

Model relativitas budaya ini mengasumsikan bahwa perbedaan antara empat dimensi akan membuat perbedaan budaya yang memiliki potensi untuk mendikte struktur organisasi yang diadopsi, fungsi kognitif dan perilaku mikroorganisasional yang dapat membentuk proses  penilaian/keputusan dalam akuntansi Budaya dan Struktur Organisasi

Model relativisme budaya mengasumsikan bahwa budaya melalui komponen, unsure dan dimensinya menentukan jenis struktur organisasi. Ide ini pertama kali dikeumakan oleh J. Child, yang menyatakan bahwa budaya memengaruhi desain struktur organisasi. Pendapat ini mematahkan “budaya bebas” dalam teori Kontigensi tentang strutur organisasi yang diusulkan oleh DJ, Hickson dan rekan rekannya. Uma Sekaran dan Carol R. Snodgrass memberikan argumen tentang bagaimana dimensi  budaya secara spesifik memengaruhi elemen. Secara khusus mencocokkan empat aspek aspek struktural. 1.  Organisation-Hierarchy, hal ini merujuk pada bagaimana organisasi mendistribusikan kekuasaan di antara anggota. Aspek ini berhubungan dengan Dimensi Power Dimensi  Power Distance. 2.   Monitoring System, merupakan proses pengumpulan dan penyebaran informasi tentang kinerja. Aspek ini berhubungan dengan Dimensi Uncertanty Avoidance. 3.   Evaluation System, mengacu pada proses menilai efektifitas dan efisiensi kinerja individu dalam organisasi. Aspek ini berhubungan dengan Dimensi Individualism-Kolektivism. Dimensi Individualism-Kolektivism.

 

4.   Reward System, mengacu pada proses memberikan penghargaan terhadap kinerja kelompok maupun kinerja individu. Aspek ini berhubungan dengan Dimensi Dimen si Maskulinism Maskulinism Feminism.

Perilaku Mikro-organisasi dan Budaya

Penelitian lintas budaya pada perilaku mikroorganisasi telah memeriksa berbagai isi termasuk gaya kognitif, motivasi kerja, kepuasan kerja dan lainnya penting untuk menyoroti  perbedaan sikap dan perilaki manajerial. Penelitian terkait gaya kognitif berfokus pada perbedaan  budaya dalam aspek structural sistem kognitif individu, Hal ini untuk memahami dampak dari  budaya seubjektif dari perilaku individu. Pendapat ini dikenal dengan teori deferensiasi psikologis. Penelitian tentang sikap dan nilai niali berfokus pada perbedaan budaya. Penelitian tentang motivasi kerja membahas perbedaan motivasi lintas budaya. Penelitian tentang kepuasan kerja  berfokus pada perbedaan kepuasan kerja lintas-budaya dengan variable lain yang menarik. Fungsi Kognitif

Bagaimana orang belajar dan berfikir merupakan studi tentang kognisi manusia. Perbedaan  budaya dalam fungsi kognitif kognitif telah menjadi banyak perdebatan. Perdebatan akibat pandangan yang  berbeda perlu dilanjutkan dalam penelitian akuntansi akunt ansi untuk menentukan apakah orang-orang dari  budaya yang berbeda akan melakukan tugas-tugas yang berbeda sesuai dengan tingkat keterampilan kognitifnya. Budaya dan Variabel lingkungan akuntansi manajemen

Budaya merupakan variable penting yang memengaruhi lingkungan akuntansi manajemen suatu negara. Pendapat terdahulu menyatakan bahwa akuntansi sebenarnya ditentukan oleh budaya yang

 

diberikan di suatu negara tersebut. Kurangnya konsensus di antara negara-negara yang berbeda tentang sebuah metode akuntansi yang yang tepat karena disebabkan oleh tujuan dari akuntansi adalah  budaya bukan teknis.

Kesimpulan

Inti dari relativisme budaya dalam akuntansi manajemen adalah adanya proses budaya yang diasumsikan memengaruhi proses penilaian/keputusan dalam akuntansi manajemen. Model relativisme budaya dalam bab ini menyatakan bahwa budaya melalui komponen, elemen dan dimensinya menentukan struktur yang diadopsi oleh organisasi, perilaku mikro-organisai,  pengelolaan akuntabilitas lingkungan dan fungsi kognitif individu yang dihadapkan pada fenomena akuntansi manajemen.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF