RMK Akuntansi Keperilakuan Aspek Keperilakuan Akuntansi Pertanggungjawaban
April 18, 2018 | Author: Henrikus Hendriko Rajagukguk | Category: N/A
Short Description
RMK Akuntansi Keperilakuan Aspek Keperilakuan Akuntansi Pertanggungjawaban...
Description
RMK SEMINAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN
ASPEK KEPERILAKUAN DALAM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
DISUSUN OLEH :
HENDRIKO RAJAGUKGUK (P3400216003)
MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017
ASPEK KEPERILAKUAN DALAM
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Pendahuluan
Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) merupakan istilah yang digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi kinerja organisasi sepanjang garis pertanggungjawaban. Garis pertanggungjawaban ini meliputi pendapatan, serta biaya-biaya yang diakumulasikan dan dilaporkan oleh pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian dalam organisasi yang diakumulasikan secara menyeluruh untuk kepentingan pencatatan. Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban akuntansi manajemen terhadap pengetahuan umum
bahwa
masalah-masalah
bisnis
dapat
dikendalikan
seefektif
mungkin
dengan
mengendalikan orang-orang yang bertanggung jawab untuk menjalankan operasi tersebut. Salah satu tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk memastikan bahwa individuindividu pada seluruh tingkatan di perusahaan telah memberikan kontribusi yang memuaskan terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara menyeluruh. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu bidang dari akuntansi manajemen yang dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh setiap manajer atau dengan kata lain akuntansi pertanggungjawaban
merupakan
media
pengendalian
biaya
atau
pendapatan
dengan
menghubungkan biaya atau pendapatan dengan tempat dimana biaya atau pendapatan tersebut dikeluarkan atau diperoleh oleh penanggungjawab dari tempat tersebut. Jadi Akuntansi pertanggungjawaban adalah komponen yang penting dari sistem pengendalian ke suatu perusahaan. Yang dimana manfaatnya memberikan suatu kerangka kerja yang berari untuk melakukan perencanaan, agregasi data, dan peaporan hasil kinerja operasi disepanjang jalur pertanggungjawaban dan pengendalian.
A. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban
Secara umum akuntansi pertanggungjawaban dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang meliputi perencanaan, pengukuran, dan evaluasi informatika atau laporan akuntansi dalam suatu organisasi yang terdiri dari beberapa pusat pertanggungjawaban dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dipimpinnya. (Siegel & Marconi, 1989:96) Tujuan lain diterapkannya akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut : 1. Dengan akuntansi pertanggungjawaban, pengelompokkan dan pelaporan biaya dilakukan untuk tiap tingkatan manajemen hanya dibebani dengan biaya – biaya yang berada dibawah pengendaliannya atau yang berada dibawah tanggungjawabnya. Dengan demikian biaya dapat dikendalikan dan diawasi secara efektif dan efisien. 2. Untuk pengendalian biaya, karena selain biaya – biaya dan pendapatan diklasifikasikan menurut pusat pertanggungjawaban, biaya dan pendapatan yang dilaporkan juga harus dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Sehingga akuntansi pertanggungjwaban juga memungkinkan beroperasinya suatu sistem anggaran dengan baik. 3. Membantu manajemen dalam pengendalian dengan melihat penyimpangan realisasi dibandingkan dengan anggaran yang ditetapkan. 4. Dapat digunakan sebagai salah satu alat perencanaan untuk mengetahui kriteria – kriteria penilaian prestasi unit usaha tertentu. 5. Dapat digunakan sebagai pedoman penting langkah yang harus dibuat oleh perusahaan dalam rangka pencapaian sasaran perusahaan. 6. Dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam rangka penilaian kinerja (performance) bagian
– bagian yang ada dalam perusahaan, karena secara berkala top manajemem menerima laporan pertanggungjawaban dari setiap tingkatan manajemen dan top manajer dapat menilai performance dari setiap bagian dilihat dari ditetapkan untuk setiap bagian menjadi tanggungjawabnya.
yang
B. Perbedaan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Akuntansi Konvensional
Perbedaan mendasar akuntansi pertanggungjawaban dan akuntansi konvesional adalah terletak pada perencanaan, klasifikasi, dan pengumpulan data. Akuntansi konvesional mengklasifikasikan data berdasarkan pada sifat atau fungsi dari biaya, sedangkan akuntansi pertanggungjawaban lebih menitik beratkan pada pertanggungjawaban atas kejadian dan kontrol secara individual. Akuntansi pertanggungjawaban juga memperhatikan aspek manusia dalam perancanaan, akumulasi data dan pelaporan, karena perencanaan biaya dilakukan dengan sistem anggaran dan diakumulasikan
berdasarkan
pertanggungjawabannya,
dengan
demikian
akuntansi
pertanggungjawaban mendorong manajer untuk mencapai tujuan. Akuntansi pertanggung jawaban tidak mengalokasikan biaya gabungan ke segmen-segmen yang memperoleh manfaat dari padanya melainkan membebankan biaya tersebut kepada individu di segmen yang menganisiasi dan mengendalikan terjadinya biaya tersebut. Misalnya saja, manajer dari departemen jasa perbaikan dan pemeliharaan yang bertanggung jawab untuk memelihara peralatan di departemen-departemen lain sebaiknya dianggap bertanggung jawab terhadap biaya yang berkaitan dengan tugasnya itu. Akuntansi konvensional akan mengalokasikan gaji ini berdasarkan waktu yang digunakan untuk setiap aktifitas. Sebaliknya, akuntansi pertanggung jawaban akan membebankan total gaji tersebut kepada atasan yang bertanggung jawab atas aktifitas orang tersebut.
C. Tipe – Tipe Pusat Pertanggungjawaban
Istilah pusat pertanggungjawaban digunakan untuk menunjukkan unit organisasi yang dikelola oleh seorang manajer yang bertanggungjawab. Penentuan pusat - pusat pertanggungjawaban memerlukan desentralisasi. Desentralisasi berati pendelegasian wewenang pembuatan keputusan pada tingkatan manajemen yang lebih rendah. Suatu pusat pertanggungjawaban dibentuk untuk mencapai salah satu atau beberapa tujuan. Tujuan suatu pusat pertanggungjawaban secara individual diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan suatu oraganisasi sebagai suatu keseluruhan. Dalam prakteknya suatu pusat pertanggungjawaban diserahi tanggungjawab yang spesifik dan melihat dari luas tanggungjawab yang dipikulnya. Pusat Pertanggungjawaban merupakan suatu segmen bisnis yang managernya bertanggungjawab terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu. (Hansen dan Mowem 2009). Pusat pertnggungjawaban adalah organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Pusat
pertanggungjawaban
dikelompokan
dalam
empat
kategori.
Setiap
kategori
mencerminkan rentang dan diskresi atas pendapatan dan/atau biaya serta lingkup pengendalian dari manajer yang bertanggungjawab. Umumnya pusat pertanggungjawaban diklasifikasikan ke dalam : 1.Cost Center (Pusat Biaya)
Merupakan pusat pertanggungjawaban atau suatu unit organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Pusat biaya merupakan bidang tanggungjawab yang menghasikan suatu produk atau memberikan suatu jasa. Manajer uang bertanggung jawab atas pusat biaya memiliki kendali hanya atas penggunaan sumber daya fisik dan manusia yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Selama proses perencanaan para manajer pusat biaya hanya diberikan kuota produksi dan dapat berpartisipasi dalam menentukan tujuan biaya yang realistis dan adil untuk tingkat output yang diantisipasi. Hasil kinerja yang dilaporkan secara periodik dalam bentuk laporan yang membandingkan biaya actual yang terjadi dan biaya yang dianggarkan. Frekuensi dari umpan balik bergantung pada sensifitas dan materialitas dari faktor-faktor operasional yang berada dibawa kendalinya. Pusat-pusat biaya merupakan bentuk pusat pertanggungjawaban yang digunakan secara luas. Secara umum pusat biaya dapat dibedakan menjadi pusat biaya teknik atau pusat biaya standart dan pusat biaya kebijakan.
2.Revenue Center (Pusat Pendapatan)
Merupakan pusat pertanggungjawaban atau suatu unit organisasi yang prestasi menajernya dinilai atas dasar pendapatan dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Jika tangungjawab utama seorang menejer adalah penghasilan pendapatan, maka segmennya sebaiknya diperlakukan sebagai pusat pendapatan. Contoh-contoh dari pusat pendapatan meliputi departemen pemasaran, pusat distribusi, bagian barang jualan di toko serba ada atau tenaga penjualan individual. Manajer hanya memiliki kendali terhadap biaya pemasaran langsung dan kinerja mereka akan diukur dalam hal kemampuan mereka mencapai target penjualan yang ditentukan sebelumnya dalam batasan beban
untuk
tertentu. Untuk
memperoleh manfaat motivasional dan pengendalian yang efektif, manajer pusat pendapatan sebaiknya berpartisipasi dalam proses penentuan tujuan dan menerima umpan balik yang tepat waktu atas hasil kinerja mereka.
3.Profit Center (Pusat Laba)
Merupakan pusat pertanggungjawaban atau suatu unit organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan, biaya dan sekaligu aktiva atau modal atau investasi pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Jadi prestasi manajer ini dinilai atas dasar laba dan investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba. Pusat laba adalah segmen dimana manajer memiliki kendali, baik atas pendapatan maupun biaya. Tanggung jawab mereka lebih luas dibandingkan dengan tanggung jawab pendapatan dan pusat biaya karena mereka bertanggung jawab atas fungsi manufaktur. Contoh-contoh umum dari pusat laba adalah divisi korporat dan menjual produknya. Kinerja manajer pusat laba dievaluasi direncanakan seperti tingkat pengembalian minimum yang untuk laba residual. Untuk meningkatkan keprihatinan
dari pusat distribusi dan
yang memproduksi
berdasarkan target laba yang diharapkan dan tingkat halangan
manajer terhadap aspek-aspek ini, sistem
penghargaan dan evaluasi kinerja sebaiknya juga
memasukan ukuran-ukuran untuk
mengevaluasi kinerja mereka dalam hal aspek jangka
panjang dan tingkat keberhasilan yang
dalam hal ini sebaiknya mempengaruhi alokasi 4. Pusat Investasi
penghargaan.
Manajer pusat investasi bertanggung jawab terhadap investasi dalam asset serta pengendalian atas pendapatan dan biaya. Mereka diharapkan mencapai keseimbangan
yang
sehat antara laba yang dicapai dan investasi dalam sumber daya yang digunakan.
Kriteria
yang digunakan dalam mengukur kinerja mereka dan menentukan penghargaan
mereka
meliputi tingkat pengembalian atas asset, hasil perputaran, dan laba residual. Karena mereka bertanggung jawab terhadap setiap aspek dari operasi, manajer pusat investasi ini dievaluasi dengan cara yang sama seperti eksekutif puncak. Karakteristik Akuntansi pertanggungjawaban antara lain : Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban,
Standar
ditetapkan
sebagai
tolak
ukur
kinerja
manajer
yangbertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu, Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan anggaran, Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi.
D. Perencanaan, Akumulasi Data, dan Pelaporan Berdasarkan Pusat Pertanggungjawaban
Setelah struktur network dari pertanggungjawaban ditetapkan maka dilakukan perencanaan, akumulasi data dan pelaporan. Elemen cost danrevenue keduanya ada dalam anggaran dan dalam akumulasi hasil aktual. 1. Responsibility Budget (Anggaran Pertanggungjawaban)
Secara kronologis kita akan membandingkan antara anggaran yang telah ditetapkan dengan pendapatan dalam segmen network. Hal ini akan menjadi dasar untuk
mengevaluasi
kinerja karyawan dengan unit organisasi. Karakteristik
dari
anggaran
pertanggungjawaban
adalah
tujuan
kinerja
pusat
pertanggungjawaban hanya untuk mengontrol cost danrevenue yang dikontrolnya, setelah mempertimbangkan biayacontrollable yang spesifik dalam pusat pertanggungjawaban. Controllable cost tidak sama dengan direct cost, banyak yang termasuk direct cost seperti misalnya depresiasi peralatan, dimana tidakcontrollable dalam level pusat biaya dan seharusnya tidak bertanggungjawab atas deperesiasi atau biaya lainnya yang formulanya tidak berdampak pada tindakan supervisor, hanya contorllable yang ditetapkan oleh kepada pusat biaya, sehingga manajemen memiliki dasar untuk membandingkan antara aktual denngan kinerja yang diharapkan
untuk menjudgement efektivitas supervisor pusat biaya dengan semua level serta untuk mengidentifikasikan
sebab-sebab tidak efisiensi.
Proses anggaran yang efektif dimulai dari level yang paling bawah dalam organisasi untuk memperbandingkan antara anggaran yang diestimasikan untuk semua biaya yang diestimasi untuk semua biaya yang dikontrolnya. Untuk otoritas yang lebih tinggi mereview estimasi,cooperative
dan
memodifikasi
bila
diperlukan,
sampai
pada
akhirnya
mengkombinasikan semua anggaran untuk level top manajemen. 2.
Data Accumulation (Akumulasi Data)
Akumulasi data merupakan fasilitas perbandingan secara periodik dari berbagai
macam
rencana anggaran. Akumulasi dari aktual incomedan item expense sangat perlu
untuk
bentuk dari networkpertanggungjawaban. Ada tiga dimensi dari pengklasifikasian antara biaya dan pendapatan selama proses akumulasi data: (1) cost diklasifikasikan oleh pusat pertanggungjawaban (2) pusat yang
lainnya
yang terdiri daricontrollable dan noncontrollable (3) tipe cost atau line item seperti gaji, perlengkapan, bahan baku dan sewa. Disini tipe akumulasi data yang disediakan manajemen yang sebagian berdimensi operasi, dahulu tiga dimensi akumulasi data tersebut tidak dapat digunakan karena secara teknis tidak praktis sebab hanya manual dan semi manual untuk akumulasi data.
3.
Responsibility Reporting (Pelaporan pertanggungjawaban)
Hasil
akhir
dari
sistem
akuntansi
pertanggungjawaban
adalah
pelaporan
pertanggungjawaban secara periodik atau laporan kinerja. Laporan merupakan media
untuk
melaporkan biaya yang dikontrol, pengukuran efisiensi manajemen serta pencapaian Untuk
efisiensi
laporan
hendaknya
berbentuk
piramid
artinya
tujuan. manajer
pertanggungjawaban menerima hanya satu laporan, laporan yang sifatnya detail ada pada
level
tingkat paling bawah yang diterbitkan pertama lalu yang dilaporkan pada level yang lebih tinggi, hasil yang dilaporkan pada level yang lebih tinggi isinya semakin ringkas. Major akuntansi pertanggungjawaban memberikan kontribusi bagi manajemen dalam mengontrol biaya dan efisiensi dari pertanggungjawaban yang telah ditetapkan.
E. Asumsi Keprilakuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban
Rencana pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan semuanya berdasarkan pada asumsi operasi dan prilaku manusia, termasuk : 1. Management By Exception (MBE) / Manajemen berdasarkan perkecualian yaitu adanya kecukupan kontrol operasi yang efektif.
MBE sangat efektif untuk mengatur dan mengontrol aktivitas organisasi, manajer harus berkonsentrasi pada deviasi anggaran atau tujuan dasar. Karakteristik laporan periodik dari akuntansi pertanggungjawaban yang ideal adalah menggambarkan manajemen dalam area deviasi dari aturan yang telah ditentukan dan termasuk menentukan tindakan perbaikan untuk penguatan atau perbaikan perilaku. Manajemen berdasarkan perkecualian mengasumsikan bahwa untuk mengelola dan mengendalikan aktivitas organisasi dengan paling efektif, manajer sebaiknya mengonsntrasikan perhatian mereka pada bidang – bidang dimana hasil aktual men yimpang secara substansional dari tujuan yang dianggarkan atau standar Hal diatas mengasumsikan bahwa untuk mengatur dan men gendalikan kegiatan organisasi secara efektif, manajer hanya perlu memusatkan perhatiannya pada wilayah dimana hasil nyata berbeda dengan target atau standar anggaran. Sayangnya, hanya perbedaan yang tidak diinginkan dan titik masalah yang telah jelas yang menerima perhatian segera. Oleh karena itu, pusat tanggung jawab seringkali menganggap laporan kinerja sebagai alat yang menekankan kegagalan. Manajer tingkat bawah cenderung melihat laporan semacam ini sebagai hukuman dan bukan sebagai informasi. Untuk mengubah pandangan semacam ini, maka sistem penghargaan perusahaan haruslah mensejajarkan pencapaian target dengan kinerja sukses.
2.
Management By Objective (MBO) / Manajemen berdasarkan tujuan
Dalam akuntansi pertanggungjawaban, manajemen mengontrol dirinya sendiri. Disini orang – orang melakukan tugas sendiri sebab mereka percaya mereka mampu mengarahkan sendiri dalam pekerjaan
mereka. MBO memberi fasilitas kepada
memformulasikan
tujuan
dan
aktivitas
untuk
pusat
manajer dan
bawahannya
pertanggungjawaban.
untuk
Akuntansi
pertanggungjawaban menyediakan kerangka yang ideal untuk memformulasikan tujuan secara detail. Akuntansi pertanggungjawaban memfasilitasi management by objective. Hal ini merupakan pendekatan manajemen yang dirancang untuk mengatasi keslahan tanggapan manusiawi yang yang sering timbul oleh usaha untuk mengendalikan operasi berdasarkan dominasi. Sebagai sebuah cara pengendalian manajemen, MBO memfasilitasi keinginan untuk tidak didominasi dengan memberi manajer dan bawahannya sebuah kesempatan untuk secara bersama merumuskan pencapaian dan kegiatan bagi pusat tanggung jawab masing – masing. 3. Coincidence Between Responsibility Network And Organizational Structure / Kesesuaian antara jaringan pertanggung jawaban dan struktur organisasi
Akuntansi pertanggungjawaban mengasumsikan pengendalian organisasi ditingkatkan melalui penciptaan sebuah jaringan pusat tanggungjawab yang selaras dengan struktur organisasi. Niat manejemen tingkat atas untuk mendelegasikan dijelaskan melalui hierarki kewenangan atau struktur organisasi. Namun demikian, banyak organisasi yang dilanda kelemahan yang hebat mengenai delegasi. Hal ini berakibat pada usaha saling melewati tugas dan tanggung jawab. Karena pusat pertanggung jawaban merupakan dasar dari keseluruhan sitem akuntansi pertanggung jawaban, kerangka kerja untuk seharusnya di desain secara hati-hati. Struktur organisasi harus di analisis terhadap kelemahan dalam pendelegasian dan penyebaran. 4.
Acceptance of Responsibility / Penerimaan tanggung jawab
Unsur
yang
terpenting
dalam
keberhasilan
penerapan
sistem
akuntansi
pertanggungjawaban adalah bahwa manajer pusat pertanggungjawaban menerima tanggungjawab dan tugas yang diberikan kepadanya dengan layak dan kesediaan mereka melaksanakannya. Para manajer akan merasa bersedia menerima tugas dan tanggungjawab tersebut dengan baik jika mereka merasa dibutuhkan secara fisik dan sumber daya. Mereka akan melaksanakannya dengan baik jika budaya organisasi dimana tempat mereka menjalankan tugas memberikan kebebasan untuk melaksanakan tugas dengan cara-cara mereka sendiri. Budaya organisasi yang ada juga harus dapat memberikan toleransi jika mereka mengalami kegagalan. Dan para manajer hendaknya diberikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dan pandangan mereka sendiri tanpa adanya rasa takut.
Ketika sistem akuntansi pertanggungjawaban mengukur keberhasilan mereka atau kegagalan mereka, ada suatu kepercayaan bahwa mereka diawasi dan dikendalikan oleh para atasannya. Penentuan pencapaian sasaran yang dihubungkan dengan akuntansi pertanggungjawaban akan meningkatkan komunikasi diantara mereka dengan terbuka, dan mereka dapat menentukan ukuran dan strategi yang hendak dicapai. Oleh karena itu hal yang paling menentukan dalam sistem akuntansi tanggung jawab adalah penerimaan dari manajer tanggung jawab atas tanggung jawab yang dilimpahkan secara adil serta keinginannya untuk tetap dijaga akuntabilitasnya. Keinginan manajer untuk menerima tanggung jawab bergantung atas bagaimana mereka mempersepsikan penentuan dan pengendalian atas manusia dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas. 5.
Capability of Inducing Cooperation / kapasitas untuk mendorong kerja sama
Akuntansi pertanggungjawaban mampu meningkatkan kerjasama organisasi yang memperlihatkan
para
manajer
bekerja
untuk
mencapai
tujuan
bersama.
Akuntansi
pertanggungjawaban juga menunjukan tingkat loyalitas mereka, kemampuan mereka dalam membuat keputusan mereka sendiri di dalam kerangka tanggungjawab yang didelegasikan kepad a mereka. Mereka merasa menjadi bagian penting dalam organisasi sehingga mereka merasa dihargai dan akan bersama-sama mempunyai keinginan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Semangat kerjasama mereka akan tercipta dan meningkat dan men yakinkan mereka bahwa mereka sedang mencapai tujuan yang dirumuskan bersama. Mereka merasa menjadi sesuatu hal yang penting, dan tentu saja mereka akan berpikir bahwa jika terjadi kegagalan tentulah akan mempengaruhi masa depan. Akuntansi pertanggung jawaban meningkatkan kerja sama organisasional dengan menunjukkan kepada manajer bagaimana aktifitas merka sesuai dengan gambaran keseluruhan dan bahwa setiap orang bekerja untuk tujuan bersama. Akuntansi pertanggungjawaban memperbaiki kerjasama organisasi dengan menunjukkan manajer dimana kegiatan mereka dan juga semua bekerja menuju tujuan bersama.Hal ini juga meningkatkan loyalitas, percaya diri, dan perasaan untuk merasa penting. Jiwa kerjasama yang ditimbulkan akan meningkat karena mereka akan percaya bahwa mereka bekerja menuju tujuan bersama dan sebagai sebuah bagian penting dari organisasi.
F. Korelasi Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban Dengan Struktur Organisasi
Untuk berfungsinya dengan memadai, pusat pertanggungjawaban seharusnya serupa mungkin dengan struktur organisasi. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mendisain struktur organisasi dan membebankan tanggungjawab bervariasi dari perusahaan ke perusahaa bergantung pada pemilihan manajemen puncak dan gaya kepemimpinan. Berbagai pendekatan tersebut dapat dklasifikasikan sebagai struktur vertikal dan horizontal. Selanjutnya kaitannya dengan pertanggungjawaban, Siegel (1989), menyatakan pendekatan yang digunakan untuk mendesain struktur organisasi dan pemberian tanggungjawab pada perusahaan tergantung kepada pilihan manajemen puncak dan gaya kepemimpinan. Beberapa struktur organisasi meliputi : 1. Vertical Structure : Organisasi di bentuk berdasarkan fungsi-fungsi yang ada. Misalnya terdapatnya fungsi produksi, penjualan, dan keuangan. Masing-masing fungsi yang ada dapat dibagi dalam beberapa pusat pertanggungjawaban. Fungsi produksi menggunakan cost center, fungsi penjualan menggunakan revenue center, sedangkan top manajemen berfungsi sebagai control dan pembuat kebijakan terhadap investasi. 2. Horizontal Structure : Organisasi di bentuk berdasarkan area geografis. Setiap pimpinan bagian
melakukan
control
terhadap
pusat
laba
ataupun
investasi.
Mereka
bertanggungjawab terhadap produksi, penjualan, dan keuangan dan semua fungsi yang ada di grup/wilayah masing-masing.
KESIMPULAN
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu kajian dalam akuntansi yang lebih memfokuskan diri pada aspek-aspek tanggung jawab dari satu atau lebih anggota organisasi atas suatu pekerjaan, bagian, atau segmen tertentu. Tidak hanya hal itu saja, akuntansi pertanggungjawaban juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari anggota organisasi. Hal ini disebabkan karena akuntansi pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai alat pengendalian bagi organisasi. Masing-masing individu, kelompok, maupun divisi dapat dijelaskan kinerjanya dari laporan-laporan yang diungkapkan dalam akuntansi pertanggungjawaban. Oleh karena itu,
aspekaspek
keperilakuan
juga
menjadi
sorotan
penting
dalam
implementasi
akuntansipertanggungjawaban. Permasalahan yang terkait keperilakuan dalam akuntansi pertanggungjawaban dapat berdampak serius, baik bagi individu maupun organisasi. Perilaku menyimpang dari yang apa diharapkan, rendahnya motivasi, dan tidak layaknya para manajer pusat pertanggungjawaban adalah contoh-contoh dari dampak yang dihasilkan akibat gagalnya pusat pertanggungjawaban untuk mengakomodasi aspek-aspek keperilakuan secara tepat. Dengan demikian, aspek keperilakuan menjadi aspek penting lain di samping aspek perancangan jaringan pusat pertanggungjawaban.
View more...
Comments