RMK Akuntansi Forensik Dan Audit Investigatif
March 12, 2019 | Author: Septi Swastika Rahardini | Category: N/A
Short Description
rmk...
Description
RMK Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif Investigatif Bab 4 Atribut dan Kode Etik Akuntan Forensik serta Standar Audit Investigatif
Kelompok 3 : Andini Novita Ayu (F1313006) Farid Hasnan Ellyas (F1313033) Linda Meganita (F1313053) Septi Swastika Rahardini (F1313092)
S1 AKUNTANSI TRANSFER UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
RMK Atribut dan Kode Etik Akuntan Forensik serta Standar Audit Investigatif
Anggota profesi harus memiliki ciri-ciri khas sesuai tuntutan profesinya termasuk tunduk pada kode etik profesinya. Akuntan forensik memiliki ciri-ciri seorang akuntan d an auditor dimana kekhususannya dalam fraud audit menambah ciri atau atribur seorang a kuntan forensik.
Atribut seorang akuntan forensik Untuk seorang auditor pemula, terdapat lima nasihat yang diberikan oleh Howard R. Davia, yaitu : 1.
Upayakan menduga siapa pelakunya atau yang mempunyai potensi sebagai pelaku, hindari pengumpulan data dan fakta yang berlebihan secara prematur. Dalam pengembangan investigasi, daftar pelaku yang diduga dapat diperpanjang atau diperpendek sesuai dengan bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan.
2.
Fokus pada pengumpulan bukti dan barang bukti untuk proses pengadilan. Dalam hal ini fraud auditor harus mampu membuktikan niat pelaku agar kasus-kasus kecurangan tidak kandas di pengadilan karena tidak kuatnya bukti yang dimiliki penyidik dan saksi ahli (akuntan forensik)
3.
Kreatif dalam menerapkan teknik investigasi, berfikir seperti pelaku fraud , jangan dapat ditebak. Seorang fraud auditor harus kreatif bisa berfikir seperti pelaku, dapat mengantisipasi langkah-langkah yang harus ditempuh oleh pelaku misalnya ketika terungkap kejahatannya. Namun perlu diperhatikan bahwa langkahnya sendiri jangan sampai ditebak oleh lawan.
4.
Auditor harus tau bahwa banyak kecurangan dilakukan dengan persekongkolan (collusion, conspiracy). Investigator harus memiliki indra atau instuisi yang tajam untuk merumuskan teori mengenai persekongkolan. Ada dua macam persekongkolan, yaitu persekongkolan yang sifatnya sukarela dan memang sengaja mempunyai niat jahat (ordinary conspiracy) dan ada persekongkolan yang mana pihak-pihak terkait tidak menyadari bahwa keluguannya dimanfaatkan (pseudo conspiracy)
5.
Kenali pola fraud . Dalam memilih strategi untuk menemukan kecurangan, auditor harus mempertimbangkan pola fraud , apakah kecurangan dilakukan di dalam pembukuan atau di luar pembukuan.
Karakteristik seorang pemeriksa fraud
Menurut Allah Pinkerton, kualitas yang harus dimiliki oleh seorang detektif yaitu hati-hati (tidak gegabah), menjaga kerahasiaan pekerjaan, kreatif dalam menemukan hal baru, pantang menyerah, berani, jujur, kemampuan dalam pendekatan manusia dan menca ri informasi seluas-luasnya yang memungkinkan menerapkan dengan segera dan secara ef ektif kemahirannya sebagai seorang detektif. Seorang pemeriksa fraud harus memiliki kemampuan yang unik, harus mampu m empunyai kepribadian yang menarik dan mampu memotivasi orang lain untuk membantn ya, karena setiap kasus yang berbeda akan berbeda pula pendekatannya. Selain itu pemeri ksa fraud juga harus mempunyai kemampuan teknis misalnya untuk mengerti konsep-kon sep laporan keuangan dan menarik kesimpulan terhadapnya. Kasus fraud seringkali terlih at rumit, padahal sebenarnya kebanyakan fraud sangat sederhana, hanya metode penyemb unyian dan penyamaran yang membutanya terlihat rumit .
Kualitas Akuntan Forensik Berikut adalah hasil kuisioner yang diajukan oleh Robert J. Lindquist kepada staf Peat Marwick Lindquist Holmes terkait dengan kualitas yang harus dimiliki oelh seorang akuntan forensik : 1. Kreatif 2. Rasa ingin tahu 3. Tak menyerah 4. Akal sehat 5. Business sense 6. Percaya diri
Independen, Objective, dan Skeptis Independe, objektif, dan skeptis adalah tiga hal yang tidak boleh terlepas dari seo rang akuntan forensik.
Kode Etik Akuntan Forensik Kode etik berisi nilai-nilai luhur yang penting bagi eksistensi profesi. Kode etik mengatur hubungan antar anggota profesi, dengan pemakai jasa dan stakeholder lainnya, dan dengan masyarakat luas. Profesi bisa eksis karena ada integritas (sikap jujur), rasa hor mat dan kehormatan, dan nilai-nilai luhur lainnya yang menciptakan rasa percaya dari pen gguna dan stakeholder lainnya.
Standar Audit Investigatif Standar adalah ukuran mutu. Dengan adanya standar, pihak auditee, pihak yang memakia laporan audit, dan pihak-pihak lain yang terkait dapat mengukur kinerja auditor. K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Pickett merumuskan beberapa standar untuk melakuka n investigasi terhadap fraud sebagai berikut : 1.
Seluruh investigasi harus dilandasi praktik terbaik yang diakui (accepted best practices)
2.
Kumpulkan bukti-bukti dengan prinsip kehati-hatian (due care) sehingga bukti-bukti tadi dapat diterima di pengadilan.
3.
Pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi, dan diindeks; dan jejak audit tersedia.
4.
Pastika bahwa para investigator mengerti hak-hak asasi pegawai dan senantiasa menghormatinya.
5.
Beban pembuktian ada pada yang “menduga” pegawainya melakukan kecurangan, dan pada penuntut umum yang mendakwa pegwai tersebut, baik dalam kasus hukum administratif maupun hukum pidana.
6.
Cakup seluruh substansi investigasi dan “kuasai” seluruh target yang sangat kritis ditinjau dari segi waktu.
7.
Liput seluruh tahapan kunci dalam proses investigasi, termasuk perencanaan, pengumpulan bukti, wawancara, kontak dengan pihak ketiga, pengamanan mengenai hal-hal yang bersifat rahasia, ikuti tata cara atau protokol, dokumentasi dan penyelenggaraan catatan, melibatkan dan/ melapor ke polisi, kewajiban hukum, dan persyaratan mengenai pelaporan.
Standar Akuntansi Forensik Berikut adalah ringkasan standar umum dan khusus akuntansi forensik yang dida pat dari ringkasan dan saduran dari buku Willian T. Thronhill, Forensic Accounting: How to investigate financial fraud.
100
Independensi akuntan dorensik harus independen dalam melaksanakan tugas
120
Objektivitas
200
Kemahiran profesi 210
Sumber Daya Manusia
300
220
Pengetahuan, pengalaman, keahlian, dan disiplin
230
Supervisi
240
Kepatuhan terhadap standar perilaku
250
Hubungan manusia
260
Komunikasi
270
Pendidikan berkelanjutan
280
Kehati-hatian profesional
Lingkup penugasan 310
Keandalan informasi
320
Keptuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, dan ketentuan perundang-undangan.
400
330
Pengamanan Aset
340
Penggunaan sumber daya secara efisien dan ekonomis
350
Penggunaan sumber daya secara efisien dan ekonomis
Pelaksanaan tugas telaahan 410
Perumusan masalah dan evaluasinya
420
Perencanaan
430
Pengumpulan bukti
440
Evaluasi bukti
450
Komunikasikan hasil penugasan
View more...
Comments