Rks Pustu Mersak

July 13, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Rks Pustu Mersak...

Description

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

BAB I DATA PROYEK

Pasal 1 : Nama pekerjaan : PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Pasal 2 :Tempat dan lokasi pekerjaan : Mersak Kec. Kluet Tengah  Kab. Aceh Selatan  Selatan   – 

Pasal 3 :Tahun Angaran : 2019

Pasal 4 : Item-Item Pekerjaan yang harus dikerjakan dan diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana ditentukan oleh Owner dalam : Kontrak Kerja Dan Bill of Quantity  

Page 1 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

BAB II SPEKSIFIKASI UMUM

Pasal 1

:

Penanggung Jawab Pelaksanaan ( Kontraktor Pelaksana ) 

1.  Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi, maka Kontraktor Pelaksana untuk proyek seperti yang disebutkan dalam BAB I di atas adalah Perusahaan seperti yang disebutkan dalam Kontrak Kerja Fisik. 2.  Kontrakto Kontraktorr Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan secara seluruhnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Dokumen Kontrak. 3.  Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah seperti yang disebutkan dalam Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau menurut perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja Fisik. 4.  Kontraktor Pelaksana harus mengajukan struktur organisasi pelaksana lapangan proyek kepada Owner yang didalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Kontraktor Pelaksana dengan posisi minimal seperti berikut atau sesuai yang diajukan: 1.  Site Manager 2.  3.  4.  5.  6.  7.  8.  9. 

Quality Engineer Quantity Engineer  Arsitek Supervisor Lapangan Surveyor Drafman  Administrasi  Administra si Proyek Operator Computer

5.  Jumlah personil atau tenaga ahli yang ditempatkan harus sesuai dengan bobot pekerjaan yang ditangani dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner. 6.  Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi lapangan proyek yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan minimal selama jam kerja. 7.  Penggantian tenaga ahli oleh Kontraktor Pelaksana selama proses pelaksanaan pekerjaan harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan Supervisi. 8.  Project Manager harus mengajukan ijin tertulis kepada Owner dan diketahui oleh Konsultan Supervisi jika hendak meninggalkan lokasi pekerjaan dalam jangka waktu lebih dari 3 hari. 9.  Konsultan Supervisi berhak mengajukan kepada Owner dan Konsultan Supervisi untuk penggantian tenaga ahli Kontraktor Pelaksana yang berada di lokasi pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. 10.  Tenaga ahli yang ditempatkan di lokasi pekerjaan oleh Kontraktor Pelaksana harus mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis dan administratif di lokasi pekerjaan.

Page 2 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

Pasal 2   :

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Sub Pelaksana Pekerjaan / Sub Kontrakto Kontraktorr  

1.  Penunjukkan Sub Pelaksana pekerjaan / Sub Kontraktor hanyalah dapat dilakukan dengan sepengetahuan dan rekomendasi tertulis dari Konsultan Supervisi serta mendapat persetujuan dari Owner. 2.   Apabila hasil pekerjaan Sub Pelaksana tidak memenuhi semua persyaratan di dalam

3. 

4. 

5. 

6. 

7. 

kontrak Kerja ataupun tidak memenuhi target prestasi yang harus dicapai pada suatu tahap pekerjaan, maka Konsultan Supervisi berhak menginstruksikan kepada Kontraktor Pelaksana untuk menganti Sub Pelaksana pekerjaan tersebut dengan yang lain, dan yang disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Kontraktor Pelaksana harus menjalankan instruksi tersebut. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan untuk meninggalkan kewajibannya dengan cara menyerahkan Kontrak Kerja sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain (Sub Pelaksana Pekerjaan) tanpa seijin atau persetujuan Owner.  Apabila tidak disebutkan dalam Kontrak Kerja, maka Kontrakto Kontraktorr Pelaksana tidak dibenarkan untuk men-sub-kan sebagian pekerjaan yang menjadi kewajibanya tanpa persetujuan Owner dan Konsultan Supervisi. Dalam hal sudah mendapat persetujuan Owner dan Konsultan Supervisi, maka Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab penuh atas segala kelalaian dan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh Sub Kontraktor, sehingga kesalahan dan kelalaian tersebut merupakan kesalahan dan kelalaian Kontraktor Kontraktor Pelaksana sendiri. Sub Kontraktor adalah pihak-pihak yang mempunyai Kontrak Kerja langsung dengan Kontraktor Pelaksana, yaitu dalam menyediakan dan mengerjakan bagian-bagian pekerjaan khusus sesuai dengan keahlian keahliannya. nya. Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil pekerjaan Sub Kontraktor.

Pasal 3   :

Gambar Pelaksanaan ( Shop Drawing ) 

1.  Kontraktor Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya memerlukannya,, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang Gambar Detailnya tidak dijelaskan dalam Gambar Bestek. 2.  Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan Shop Drawing ditentukan oleh Konsultan Supervisi dalam masa konstruksi. 3.  Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan sebelum Shop Drawing yang menjadi kewajibannya disetujui oleh Konsultan Supervisi. 4.  Shop Drawing tidak boleh merubah/merevisi Gambar Bestek kecuali atas persetujuan Konsultan Konsul tan Perencana. 5.  Shop Drawing Drawing tidak bol boleh eh mer merubah, ubah, mem memperbesar perbesar dan memperkecil memperkecil kuantitas maupun kualitas pekerjaan. Pasal 4

:

Gambar Lapangan Dan Dokumen Lapangan  

1.  Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu set Gambar Bestek /Gambar Revisi dalam format kertas A3, satu set Shop Drawing, satu set Speksifikasi Teknis dan satu set Bill of Quantity di lokasi pekerjaan pada setiap kantor lapangan.

Page 3 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

2.  Gambar Bestek, Gambar Revisi, Shop Drawing, Speksifikasi Teknis, dan Bill of Quantity di tempatkan pada tempat yang baik dan dalam kedaan yang rapi. Pasal 4

:

Gambar Hasil Pelaksa Pelaksanaan naan ( Asbuilt Drawing )  

1.  Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Hasil Pelaksanaan (Asbuilt

2. 

3.  4.  5. 

Drawing) yang sesuai dengan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan sebelum serah terima tahap pertama dilakukan dilakukan.. Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan As Built Drawing adalah pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, Site Plan, Landscaping dan pekerjaan  –pekerjaan lain yang ditentukan oleh Konsultan Supervisi.  As Built Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Kontraktor Pelaksan Pelaksana a harus disetujui oleh Konsul Konsultan tan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set As Built Drawing yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi, Supervisi, Owner dan Konsulta Konsultan n Perencana kepada Owner. Satu set As Built Drawing yang telah disetujui harus disimpan di tempat yang baik pada bangunan oleh Owner atau pengguna bangunan.

Pasal 5   :

Rencana Waktu Pelaksanaan 

1.  Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan (time schedule) keseluruhan kepada Konsultan Supervisi dan Owner sebelum dimulainya pelaksanaan pelaksanaa n pekerjaan kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja. 2.  Kontraktor Pelaksana harus menyelesaiankan pekerjaan sesuai dengan rencana waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja. 3.  Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan rencana waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner . 4.  Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan mingguan pada tahap pelaksanaan pekerjaan kepada Konsul Konsultan tan Supervisi. 5.  Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana penyelesaian pekerjaan mingguan yang diajukan oleh Kontrakto Kontraktorr Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis. 6.  Keterlambatan Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena kesalahan dalam menyusun waktu penyelesaian pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktorr Pelaksana. Kontrakto 7.  Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena faktor cuaca seperti hujan yang lebih dari 1 hari kerja dan dibuktikan dengan catatan cuaca dalam Laporan Harian yang disetujui oleh Konsultan Supervisi harus diperhitungkan untuk penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan. 8.  Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena faktorfaktor non teknis yang lebih dari 3 hari kerja dan diketahui oleh Konsultan Supervisi seperti permasalahan dengan tanah/lahan pekerjaan sehingga Kontraktor pelaksanan tidak bisa memasuki dan memulai pekerjaan, gangguan keamanan dari masyarakat setempat harus diperhitungkan untuk penambahan p enambahan waktu pelaksanaan pekerjaan. 9.  Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena permasalahan yang berhubungan dengan Speksifikasi Teknis, Gambar Desain, Bill of Quantity dan Kontrak Kerja dimana tidak ada keputusan yang pasti dari Konsultan Page 4 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner lebih dari 3 hari kerja harus diperhitungkan untuk penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan. 10.  Keterla Keterlambatan mbatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan yang disebabkan oleh hal-hal selain seperti yang disebutkan dalam point 6, point 7 dan point 8 tidak boleh diperhitungkan untuk penambahan waktu pelaksanaan kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja dengan persetujuan Konsultan Manajemen dan Owner. 11.  Lamanya penambahan waktu atau jumlah hari kerja tambahan yang diberikan kepada Kontraktorr Pelaksana karena alasan-alasan seperti yang disebutkan Kontrakto d isebutkan pada point 6, point 7 dan point 8 adalah menurut keputusan Konsultan Supervisi dan Owner. Pasal 6   :

Request Material Dan Request Pekerjaan 

1.  Kontraktor Kontraktor Pelaksan Pelaksana a harus mengaj mengajukan ukan permohon permohonan an penggunaan semua material material bangunan (request material) sebelum material bangunan tersebut dipakai dan dimasukan ke lokasi pekerjaan. 2.  Request Material yang diajukan Kontraktor Pelaksana harus disertai dengan contoh material dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner. 3.  Persetujuan Request Material yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dianggap sah dan diakui apabila disetujui minimal oleh Konsultan Supervisi. 4.  Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan menyerahkan satu set contoh material yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi. 5.  Material bangunan yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan Owner tidak boleh dipakai sebagai material bangunan dan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. 6.  Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan (request pekerjaan) untuk pekerjaan yang akan dikerjakan. 7.  Request Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. 8.  Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan tanpa Request Material atau jika Request Pekerjaan yang diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi. 9.  Item-item pekerjaan yang memerlukan Request Pekerjaan ditentukan oleh Konsultan Supervisi. Pasal 11   :

Laporan Pelaksanaan 

1.  Kontraktor Pelaksana wajib membuat laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan kepada Konsultan Supervisi dan diketahui serta diperiksa oleh Konsultan Supervisi tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan. 2.  Format laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. 3.  Konsultan Supervisi berhak untuk melakukan pemeriksaan langsung kelapangan akan kebenaran data yang ada dalam laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana. 4.  Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan dibuat dalam rangkap 4 (empat). Salah satu tembusan laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan harus berada pada lokasi pekerjaan. Masing-masing Laporan harian, laporan mingguan dan bulanan harus diserahkan kepada Konsultan Supervisi, Konsultan Supervisi dan Owner. Page 5 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

Pasal 14   :

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Wewenang Owner (Pemberi Tugas) Memasuki Lokasi Pekerjaan 

1.  Owner (Pemberi Tugas) dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki lokasi pekerjaan dan bengkel kerja atau tempat-tempat lain dimana Kontraktor Pelaksana melaksanakan pekerjaan untuk Kontrak. 2.  Jika pekerjaan dilakukan pada tempat-tempat lain yang dilakukan oleh Sub Kontraktor Pelaksana menurut ketentuan dalam Sub Pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus memberikan jaminan agar supaya Owner dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel kerja dan tempat-tempat lain kepunyaan Sub Pelaksana pekerjaan. 3.  Owner atau Staf Ahli ( Enggineer ) berhak memberikan instruksi langsung dilapangan kepada Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Supervisi untuk suatu perbaikan atau perubahan jika dalam proses pelaksanaan pekerjaan ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan Gambar Bestek, Speksifikasi Teknis, Bill of Quantity dan Kontrak Kerja. 4.  Owner atau Staf Ahli ( Enggineer ) berhak memerintahkan Konsultan Supervisi secara tertulis untuk menghentikan proses pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana sementara waktu jika ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan Gambar Bestek, Speksifikasi Teknis, Bill of Quantity dan Kontrak Kerja. 5.  Kontraktor Pelaksana harus menjamin dan bertangung jawab penuh akan keselamatan Owner dan para wakilnya selama berada dilokasi pekerjaan. Pasal 16   :

Kesalahan Pekerjaan Dan Pekerjaan Cacat 

1.  Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki dengan biaya sendiri semua kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan baik pada tahap pelaksanaan maupun pada saat sebelum Serah Terima Tahap Pertama (PHO) dan pekerjaan dinyatakan selesai 100%. 2.  Kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan adalah hasil pemeriksaan bersama antara Kontraktor Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Owner sebelum Serah Terima Tahap Pertama (PHO) dan pekerjaan p ekerjaan dinyatakan selesai 100%. 100%. 3.  Kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan dari hasil pemeriksaan oleh Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Owner dicantumkan dalam sebuah Daftar Pekerjaan Cacat yang ditandatangani oleh ketiga pihak tersebut. 4.  Konsultan Manajemen atau Owner harus membuat Berita Acara Hasil Pemeriksaan Pekerjaan untuk ditandatangani oleh Kontraktor Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Owner. 5.  Semua kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan yang ada dalam Daftar Pekerjaan Cacat menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana memperbaikinya dengan biaya sendiri. 6.  Kesalahan-kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana dikarenakan kurang memahami Gambar dan kurangnya kontrol terhadap pekerja sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaiki dengan biaya sendiri. 7.  Kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana karena lemahnya pengawasan dan kontrol oleh Konsultan Supervisi dan bukan atas dasar perintah tertulis dari Konsultan Supervisi tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya.

Page 6 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

8.  Kerusakan dan cacat pada bangunan akibat pemakaian atau sebab-sebab lain tanpa ada unsur-unsur kesengajaan yang dapat dibuktika dibuktikan n dalam masa pemeliharaan bangunan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya dengan biaya sendiri kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja. 9.  Konsultan Supervisi berhak setiap saat memerintahkan Kontraktor Pelaksana untuk memperbaiki kesalahan pekerjaan atau pekerjaan cacat pada masa pelaksanaan. 10.  Hasil perbaikan perbaikan terha terhadap dap kesalahan peke pekerjaan rjaan dan pekerjaan cacat harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. Pasal 19   :

Penyelesaian Dan Serah Terima Pekerjaan 

1.  Setelah pekerjaan dianggap terlaksana 100% berdasarkan Progress 100% yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dan telah disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Supervisi dan Owner , maka pihak Konsultan Supervisi, Konsultan Supervisi, Kontraktor Pelaksana dan Owner bersama-sama menandatangani Berita Acara Serah Terima Pertama ( PHO ) kecuali ditentukan lain oleh Owner. 2.  Sebelum Berita Acara Serah Terima Pertama ditandatangani berdasarkan klaim progress 100% yang diajukan Kontraktor Pelaksana, maka Konsultan Supervisi, Kontraktorr Pelaksana dan Owner bersama-sama melakukan Pemeriksaan Lapangan .  Kontrakto 3.  Pekerjaan-pekerjaan cacat, tidak sempurna dan tidak sesuai kualitas maupun kuantitas terutama dari segi fungsi bangunan yang ditemukan dalam Pemeriksaan Lapangan adalah menjadi kewajiban Kontraktor Pelaksana memperbaikinya sebelum Serah Terima Pertama ditandatangani dan hal ini harus dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pemeriksaa n dalam bentuk Daftar Pekerjaan Cacat. 4.  Kontraktor pelaksana juga harus menyerahkan Asbuilt Drawing dan Buku Petunjuk Penggunaan Bangunan (Hand Book) yang telah disetujui oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Owner sebelum Berita Acara Serah Terima Pertama ditandatangani. 5.  Konsultan Supervisi akan mengeluarkan rekomendasi tertulis akan realisasi perbaikan dari semua item dalam Daftar Pekerjaan Cacat dan Asbuilt Drawing yang telah selesai dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana untuk keperluan penandatanganan Berita  Acara Serah Terima Pert Pertama ama (PHO). 6.  Setelah masa pemeliharaan dilampaui dan sesudah semua perbaikan-perbaikan dilaksanakan dengan baik, Konsultan Supervisi akan mengeluarkan rekomendasi tertulis mengenai selesainya pekerjaan dan perbaikan yang berarti Serah Terima Kedua ( FHO ) kedua dari pihak Kontraktor Pelaksa Pelaksana na kepada Owner. Pasal 21   :

Penanggung Jawab Pengawasan

1.  Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia Jasa Konsultasi, maka Konsultan Supervisi untuk proyek seperti yang disebutkan dalam BAB I di atas adalah Perusahaan seperti yang disebutkan dalam Kontrak Kerja Konsultan Supervisi. 2.  Tugas dan kegiatan Konsultan Supervisi adalah seperti yang disebutkan dalam Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pengawas Konstruksi atau menurut perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja konsultan Supervisi.

Page 7 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

3.  Konsultan Supervisi harus mengajukan struktur organisasi pengawasan lapangan proyek kepada Konsultan Supervisi dan Owner dimana di dalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Konsultan Konsultan Supervisi Supervisi dengan posisi minimal se seperti perti berikut atau seperti yang diajukan : Site Enggineer/Lea Enggineer/Leader; der; Chief Inspector; Inspector; Tenaga Administrasi; dan Operator Computer. 4.  Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi pengawasan lapangan proyek yang diajukan oleh Konsultan Supervisi harus berada di lokasi pekerjaan minimal selama jam kerja. 5.  Konsultan Supervisi harus menyerahkan Struktur Organisasi pengawasan lapangan proyek yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner kepada Kontraktor Pelaksana. 6.  Penggantian tenaga ahli oleh Konsultan Supervisi selama proses pelaksanaan pekerjaan harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner. 7.  Leader harus mengajukan ijin tertulis kepada Owner dan diketahui oleh Konsultan Supervisi jika hendak meninggalkan lokasi pekerjaan dalam jangka waktu lebih dari 3 hari. 8.  Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan kepada Konsultan Supervisi dan Owner untuk pengantian tenaga ahli Konsultan Supervisi yang berada dilokasi pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. 9.  Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Konsultan Supervisi harus mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis di lokasi pekerjaan. 10.  Konsultan Supervisi harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan kepada Konsultan Supervisi dan diketahui oleh Owner atas segala hal yang menyangkut pelaksanaan pelaksanaa n pekerjaan oleh Kontraktor pelaksana. 11.  Bentuk, format, dan isi laporan Konsultan Supervisi adalah berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi dengan Konsultan Supervisi dan Owner. Pasal 22   :

Instruksi Konsultan Supervisi

1.  Kontraktor Pelaksana harus mematuhi dan melaksanakan semua instruksi atau perintah yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi yang berhubungan dengan pelaksanaan pelaksanaa n pekerjaan. 2.  Semua instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi harus dalam bentuk tulisan. 3.  Instruksi Konsultan Supervisi dalam bentuk lisan dibenarkan dan harus diikuti oleh Kontraktor Pelaksana selama disertai oleh alasan-alasan yang jelas dan sesuai dengan Speksifikasi Teknis. 4.  Instruksi dari Konsultan Supervisi dapat berupa hal-hal seperti disebutkan dibawah ini : Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga membahayakan bagi konstruksi, atau pekerjaan finishing yang kurang baik atau hal-hal lain yang menyimpang dari Speksifikasi Teknis dan Gambar Bestek.

Page 8 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Perintah untuk menyingkirkan material/bahan bangunan yang tidak sesuai dengan Speksifikasi Teknis. Perintah untuk menggantikan Pelaksana lapangan dari Kontraktor Pelaksana yang dianggap kurang mampu. Perintah untuk melakukan penambahan tenaga kerja dengan alasan untuk mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan. Perintah untuk melakukan perubahan-perubahan pada metode pelaksanaan Kontraktor Pelaksana yang dianggap tidak tepat sehingga dapat mengurangi kualitas dan memperlambat proses penyelesaian pekerjaan.

Page 9 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

BAB III SPEKSIFIKASI TEKNIS

1. 

LINGKUP PEKERJAAN

Bangunan yang dilaksanakan adalah Pembangunan Puskesmas Pembantu Mersak Kec. Kluet Tengah dengan perincian pekerjaan sebagai berikut : 1.1  1.2  1.3  1.4 

PEKERJAAN PERSIAPAN PEKERJAAN TANAH & GALIAN PEKERJAAN PONDASI PEKERJAAN BANGUNAN STANDAR 1.4.1  Pekerjaan Struktur Beton 1.4.2  Pekerjaan Pasangan Bata & Plesteran 1.4.3  Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela dan Ventila Ventilasi si 1.4.4  Pekerjaan Kunci dan Kaca 1.4.5  Pekerjaan Atap 1.4.6  Pekerjaan Plafon 1.4.7  1.4.8  1.4.9  1.4.10  1.4.11  1.4.12  1.4.13 

Pekerjaan Lantai Pekerjaan Pengecatan Pekerjaan Elektrikal Pekerjaan Sanitasi Pekerjaan Pembuatan Logo dan Huruf Timbul Pekerjaan Paving Block Pekerjaan Lain – Lain

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

2. 

PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut di bawan ini termasuk segala perubahan dan tambahannya. 2.1  Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober 2018 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. 2.2  Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5. 2.3  Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa SNI 1726 - 2012. 2.4  Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI-0225 SNI-0225-2011. -2011. 2.5  Tata Cara Perencanaan Tangki Septik SNI 03-2398-1991. 2.6  Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Kerja. 2.7  Peraturan Pumbling Indonesia Indonesia.. 2.8  Tata Cara Pengecetan Kayu Untuk rumah dan Gedung SNI-2407-2008. 2.9  Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI-03-2847-2002. 2.10  Tata cara Pengadukan dan d an Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995. 2.11  2.12 

Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995. Ubin semen polos SNI 03-0028-1987. Page 10 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

2.13  2.14  2.15  2.16  2.17 

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Peraturan Semen Portland Indonesia SNI-15-2049-2004. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan NI 10. Tata Cara Pengecetan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI-3564-2009. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang besangkuan dengan permasalah bangunan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 28/PRT/M/2016 tentang Analisa Harga Satuan

2016.  Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai mana ketentu ketentuan an dan syarat dalam peraturan di atas, maka Kontraktor Wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan di atas.

3. 

PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku b erlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya. Persyaratan Umum Peralatan, bahan pendukung dan mesin mesin untu untuk k pelaksanaan pe pekerjaan kerjaan di lapangan 1.  Generator 2.  Stamper 3.  Mesin Molen 4.   Vibrator 5.  Pompa Air 6.  Dump Truk 7.  Peralatan Ukur (Theodolit dan Waterpas) 8.  Scafolding. 9.  Mesin Potong (Kayu Dan Besi) 10.  Peralatan Tukang

4. 

PEKERJAAN PERSIAPAN

4.1 

Lingkup Pekerjaan Meliputi :

4.1.1. 

Lapangan Pekerjaan 4.1.1.1.   Pekerjaan Persiapan, Kontraktor harus menyediakan gudang, bangsalbangsal kerja kecuali tempat kerja yang akan ditetapkan pada waktu penunjukan setempat (BUILDING PLOT). 4.1.1.2.   Semua benda-benda tak berguna, tumbuh-tumbuhan, akar, alang-alang dan lain-lain harus dibersihkan/disingkar dari lapangan dan apabila perlu dengan menggalinya. 4.1.1.3.   Semua lapisan atas dari tanah dan tumbuh-tumbuhan di lapangan disingkirkan, kemudian permukaan tanahnya disesuaikan dengan tinggi dugaan yang dikehendaki. 4.1.1.4.   Bila Kontraktor membutuhkan bangunan sementara, maka Kontraktor diberi kesempatan untuk mendirikannya atas beban sendiri dengan persetujuan pengawas

4.1.2.   Pengukur dan Opname Page 11 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

4.1.2.1.  

4.1.2.2.  

4.1.2.3.  

4.1.2.4.  

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Lingkup Pekerjaan a.  Meliputi : Pekerja-pekerja, ahli, bahan, peralatan dan kegiatankegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan gambar-gambar. g ambar-gambar. b.  Pekerjaan pengukuran antara lain : -  Penentuan lokasi bangunan, jalan, land scaping dan lain-lain. -  Penentuan dugaan Syarat-syarat a.  Pengukuran harus dilakukan tenaga yang betul-betul ahli dalam bidangnya dan berpengalaman. b.  Pemeriksaa Pemeriksaan n hasil pengukuran segera dilaporkan kepada konsultan Pengawas dan dimintai persetujuan Konsultan. c.  Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh Instansi yang berwenang dalam pengurusan IMB Bahan-bahan dan peralatan : Theodolit, water pass serta peralatan dan patok-patok yang kuat yang diperlukan untuk pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki Pemborong dan harus selalu ada apabila sewaktu-waktu sewaktu-wa ktu memerlukan pemeriksaan. Tata Kerja : a.  Segera setelah diterima Surat Perintah Kerja dari Pimpinan Proyek, Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pengukuran dan opname pada setiap pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan yang telah direncanakan. b.  Setiap tahap pengukuran dan opname harus disetujui oleh Direksi sebelum pekerja pengukuran berikutnya dilanjutkan, setiap kesalahan/ keraguan hasil pengukuran harus diluangkan kembali. c.  Dalam hal Direksi tidak dapat hadir pada saat pengukuran, Direksi dapat menunjuk/menguasakan wakilnya secara tertulis dan mempunyai hak yang sama dengan Direksi. Pelaksanaan pengukuran dan opname dianggap benar dan setelah dibuat berita acara serta ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan disetujui oleh Pihak Proyek. d.  Sesudah perkejaan pemerataan tanah selesai dikerjakan,

e. 

f. 

pemborong diharuskan melakukan pengukuran situasi tanah lokasi lengkap. Untuk diplotkan tata letak bangunan sesuai dengan gambar rencana. Perletakan bangunan baru supaya dicocokkan dengan ukuranukuran pada rencana, akan tetapi apabila ada. Selisih/perbedaan maka perletakan dapat diubah dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi tanah yang ada berdarkan petunjuk-petunjuk serta persetujuan Bouwhee Bouwheer/Direksi. r/Direksi. Perubahan mengenai tata letak bangunan maupun ukuranukurannya harus diterapkan pada gambar rencana yang ada lengkap dengan tanda-tandanya serta harus di legalisir oleh Direksi dan disetujui oleh Bouwheer/Pemberi Tugas.

4.1.3.   Gudang/Pondok Kerja dan Fasilitas Penunjang Page 12 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

4.1.3.1.   Barak/Tempat Kerja  Apabila tenaga tenaga kerja mengin menginap ap di lapangan (ha (harus rus dengan seizin seizin Direksi), Kontraktor harus menyediakan barak dengan fasilitas lengkap tanpa menganggu fasilitas Direksi Keet. Tempat kerja harus disiapkan oleh Kontraktor untuk keperluan pekerjaan besi, pekerjaan kayu, dan sebagainya. 4.1.3.2.   Kontraktor harus menyediakan fasilitas penerangan pada waktu malam hari. Penerangan tersebut harus terdapat pada setiap bagian bangunan permanent dan bangunan b angunan sementara. 4.2 

Persyaratan Bahan

4.2.1  4.2.2  4.2.3  4.2.4  4.2.5  4.2.6 

4.3 

Untuk Gudang dan Bangsal Kerja; digunakan Rangka kayu, dinding papan dan atap seng. Untuk Direksi Keet; digunakan bahan rangka kayu, dinding bata plesteran dan papan dicat tembok, atap seng BJLS 020, lantai beton tumbuk. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi kualitas yang ditentukan dalam SK SNI T-15. 1919.03 Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu meranti dan triplek dicat putih. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu meranti 5/7 dan papan meranti ukuran 2/20 cm. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak g erobak dorongan dan lain-lain lain-lai n digunakan bahan kayu setempat.

Pedoman Pelaksanaan

4.3.1 

4.3.2 

4.3.3 

4.3.4 

Pembersihan Lokasi Sekeliling Bangunan Meliputi pembersihan pembersihan semua tanaman tumbuhan termasuk pembongkaran akar  –  akar pohon yang terkena bangunan. Selain itu juga termasuk perataan tanah atau pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil bongkaran tersebut di atas dibuang ke luar lokasi pekerjaan pekerjaan.. Direksi Keet Untuk Direksi Keet, dibuat dengan konstruksi permanent untuk masing-masing lokasi dengan ukuran sesuai gambar, luas sesuai BQ. Dilengkapi kursi tamu dan meja + kursi rapat. Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementera yang dapat melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan. Pemasangan Bouwplank   Tiang bouwplank  harus   harus terpasang kuat, papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut  –  sudutnya harus siku. Pembuatan Papan Nama Proyek Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. didirikan tegak diata kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat   Nama Proyek   Pemilik Proyek 



Page 13 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

           

     

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Lokasi Proyek Jumlah biaya (kontrak) Nama Konsultan Perencana Nama konsultan Pengawas Nama Pelaksana (Kontraktor) Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun

4.3.5 

Pengukuran Manual Chek Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat yang sesuai dengan standart yang telah di tentukan.

4.3.6 

Timbunan Lahan Timbunan Lahan menggunakan tanah urug yang telah disetujui oleh Direksi. Juga harus diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut, tanah keras keras (batuan), tanah liat dan la lain in sebagainnya.

5. 

PEKERJAAN TANAH GALIAN

5.1 

Lingkup Pekerjaan

Meliputi semua pekerjaan, peralatan, bahan-bahan yang berhubungan dengan galian dan urugan untuk konstruksi seperti tercantum dalam Speksifikasi dan gambar-gambar rencana yang terdiri dari   Galian Tanah Pondasi Batu Belah/Gunung 

5.2 

Galian Tanah Pondasi Batu Belah / Gunung

5.2.1  5.2.2 

Dasar Pondasi secara keseluruhan harus di gali sesuai dengan gambar. Dalam dan bentuk galian Pondasi dan letaknya sesuai dengan gambar, tanah galian harus ditempatkan pada kondisi tertentu, sehingga tidak menggangu  jalannya pekerjaan. pekerjaan. 5.2.3  Setelah dilakukan Pengalian dilakukan pengurukan kembali dengan mengunakan tanah Urugan sisa galian dan dipadatkan. 5.2.4  5.2.5 

5.3 

Pasir urug dan tanah timbun tidak mengandung kotoran-kotoran akar-akar kayu serta sampah-sampah. Pengurugan kembali dengan tanah bekas galian pondasi dapat dipergunakan atas persetujuan Direksi Pengawas.

Pedoman Pelaksanaan

5.3.1 

Galian pondasi boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertata dalam gambar. Apabila di tempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya memberitahukan memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Page 14 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

 Apabila pada waktu penggalia penggalian n ditemuka ditemukan n benda-benda purbakala, maka kontraktor wajib wajib melaporka melaporkannya nnya kepada Pemeri Pemerintah ntah Daerah setempat. Galian tanah dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail. Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai. 5.3.2  5.3.3  5.3.4 

5.3.5 

5.3.6 

Galian di luar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam gambar. Penggalian ini dimaksud untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam site plan. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug. Pengurugan dengan tanah timbunan di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan 10 cm atau sesuai gambar kerja di bawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk dibuat maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut. Di bawah lantai urug dengan pasir pasangan dan dipadatkan. Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan pemadatan. Dibawah pondasi, dan dibawah saluran air diurug dengan pasir pasangan setebal 5 cm dan dipadatkan.



PEKERJAAN TANAH URUGAN

6.1 

Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus diperhitungkan  jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu : 6.1.1  Timbunan Tanah Bawah Lantai 6.1.2  Urugan tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil yang disyaratkan. 6.2 

Persyaratan Bahan

6.2.1  6.2.2 

Untuk timbunan Tanah digunakan tanah urugan pilihan. Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya.



PEKERJAAN PONDASI BATU GUNUNG

7.1 

Lingkup Pekerjaan

Meliputi semua pekerjaan, peralatan, bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan Pondasi, sesuai dengan gambar-gambar denah, gambar-gambar potongan dan gambar detail

Page 15 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

7.2 

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Bahan yang harus disediakan

Batu gunung, kerikil dan pasir harus bermutu baik, tidak mengandung bahan organik, lumpur dan sejenisnya menurut PBI-1997 kerikil yang digunakan mempunyai ukuran butir lebih besar dari 5 mm (PBI-1997). 7.3 

Tata Laksana Kerja

7.3.1 

7.3.2 

Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti (ketebalan dasar dan puncak, tinggi serta panjang) bersih dari segala macam kotoran (bekas tumbuh-tumbuhan dan akar-akar), bersih dari lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pemasangan Kontraktor harus memberitahukan dahulu kepada Pengawas Lapangan. Batu Gunung dengan ketebalan di tentukan dalam gambar kerja.



SYARAT-SYARAT UMUM STRUKTUR BETON

8.1 

Lingkup Pekerjaan Beton bertulang dengan perbandingan 1Pc : 2Ps : 3Kr 3K r harus dibuat untuk : a.  Sloof (20/25) cm b.  Kolom (15 x 20) cm c.  Kolom (13 x 30) cm d.  Kolom Praktis (13 x 13) cm e.  Balok latai (13/18) cm f.  Ring Balok (15/20) cm g.  Plat Kanopi Beton, tebal 10 cm h.  Balok Meja Beton (13/25) cm i.  Plat Meja Beton, tebal 10 cm

8.2 

Persyaratan Bahan

8.2.1 

Penulangan

8.2.2 

a.  Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Perhitungan Struktur Beton Bertulang disesuaikan dengan SNI 03 -2847 -2002. b.  Tulangan harus bersih dari kotoran-kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang dapat merusak beton dan tulangan. Baja Tulangan Deform ( ulir ) adalah dari jenis BJTD 40 dengan Kuat Tarik minimal 4000 kg/cm2 atau 400 Mpa, Baja Tulangan Polos adalah dari jenis BJTP 30 dengan Kuat Tarik minimal 3000 kg/cm2 atau 300 Mpa dan hanya dipakai untuk Begel atau Sengkang dengan diameter minimal 8 mm dan maksimal 10 mm, kecuali ditentukan lain dalam gambar bestek. c.  Pelaksanaan penyambungan/pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai dengan persyaratan dalam Perhitungan Struktur Beton Bertulang Indonesia disesuaikan dengan SKSNI-T-5-1991-0.3. Semen

Page 16 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

a.  Semen kecuali tercantum lain dalam Speksifikasi harus digunakan semen Portland dengan persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-2004. b.  Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada tempat-tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen terlindung dari kelembaman hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1 (satu) merk semen. Pemakaian semen menurut urutan kedatangannya untuk mengindari mengerasnya semen yang datang lebih awal. 8.2.3   Agregrat Beton a.  Batu alam hasil disintegrasi alami batuan atau batu pecah yang diperoleh dari mesin pemecah batu (stone crusher). b.   Agregat yang digunakan digunakan harus se sesuai suai dengan Speksifikasi me menurut nurut PBI-1997 PBI-1997.. c.  Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar 5 mm (PBI-1997 (PBI-1997). ). d.  System penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan dan sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan tanah. 8.2.4   Agregat Kasar a.   Aggregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya lebih berat tidak boleh melebihi 20% dari jumlah berat seluruhnya. b.   Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50% kehilangan berat menurut test. 8.2.5   Agregat a.   Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasil dihasilkan kan dari mesin pemecah batu. b.  Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansisubtansi yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut lebih dari 5 % (PBI-1997). c.  Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton d.  Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar. e.  Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjamin agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan, sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampuran dengan tanah. 8.2.6   Air.  Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung minyak, garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja. 8.2.7  Bekisting (Cetakan Beton) a.  Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya. b.  Bahan bekisting yang dipakai kayu kelas II dan Multiplek 9 mm yang cukup kering dan keras serta untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan. c.  Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton yang diinginkan oleh pihak perencana. p erencana.

Page 17 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

d.  Cetakan harus sedemikian rupa, kokoh dan kaku untuk menghasilkan muka Beton yang rata dan tahan terhadap getaran dan kejutan gaya yang diterima tanpa berubah bentuk. e.  Celah-celah antara sambungan harus rapat agar pada waktu pengecoran air tidak merembes keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran.

8.2.8  8.2.9 

8.3 

f.  Permukaan cetakan dapat diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form oil) untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. g.  Sebelum pemasangan bekisting, pastikan sudah terpasang beton tahu / penahan setebal selimut beton yang disyaratkan disyaratkan.. h.  Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penyerapan air beton oleh permukaan cetakan yang dapat menyebabkan menurunnya daya lekat besi dan beton tersebut. Mutu Beton Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan 1Pc : 2Ps : 3Kr. Peraturan a.  Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syaratsyarat pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen ini. b.  Kecuali tercantum lain dalam Speksifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standar di bawah ini : - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03 2847 -2002 - Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan. - Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1 (PBI-1971) 971) - Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982 (PUBI-1982))

Syarat-syarat Pelaksanaan

8.3.1 

Persiapan Pengecoran a.  B e t o n Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu perbandingan yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik (sesuai dengan kekuatan design). b.  Perlengkapan Mengaduk 1.  Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan. 2.  Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diadukkan dalam mesin pengaduk beton, yaitu “Batch Mixer” atau Portable Continious Mixer selama sedikitnya 1,5 menit sesudah semuanya bahan dan air dicampur sekaligus dalam mixer. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi dari kapasitas yang telah ditetapkan. 3.  Pengangkutan Adukan. Pengangkutan adukan dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus diatur sedemikian rupa sehingga waktu antara pengadukan dan Page 18 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

8.3.2 

8.3.3 

8.3.4 

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

pengecoran tidak lebih dari 1 jam dan tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah di cor dengan yang akan di cor. Pengecoran Beton a.  Memberitahuk Memberitahukan an Direksi Lapangan selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Direksi Lapangan untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. b.   Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi  jika Direksi Direksi Lapangan mengaggap pe perlu rlu berdas berdasarkan arkan kondis kondisii tertentu. c.  Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan material (segregagation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute dsb, harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan. d.  Semua pengecoran bagian dasar konstruksi menyentuh tanah harus diberi lantai kerja setebal 5 cm agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan untuk menghindar penyerapan air semen oleh tanah. e.  Bila pengecoran beton harus berhenti sementara dan beton sudah menjadi keras, dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitance) partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tercapai beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang melekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan dibersihkan.. Construction Joint (Sambungan Beton) a.  Rencana atau Schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk menyelesaikan suatu struktur secara menyeluruh. Dalam schedule itu Direksi Lapangan akan memberikan persetujuan dimana letak Construction Joint tersebut. b.  Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton, sesudah 2  jam tetapi kurang kurang dari 4 jjam am sejak beton dituang. c.  Bila cara tersebut tidak berhasil, maka dapat digunakan cara lain yang disetujui Direksi Lapangan seperti dipahat. d.  Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi lapisan grout segera sebelum beton dituang. Grout terdiri dari 1 bagian semen dan 2 bagian pasir. e.  Construction Joint harus diusahakan semaksimal mungkin berbentuk garis tegak atau horizontal. Bila Construction Joint tegak diperlukan, tulangan harus menonjol sedemikian rupa sehingga dipadatkan suatu struktur yang monolit. Sedapat mungkin dihindarkan pada Construction Joint yang horizontal, walaupun ada prosedurnya harus disetujui oleh Direksi Lapangan. Pengeringan Beton a.  Semua pekerjaan beton harus dirawat dengan baik cara yang disetujui oleh Direksi Lapangan. Segera setelah beton di cor dan difinis, maka permukaanpermukaan yang tidak tertutup oleh cetakan harus dijaga kehilangan kelembabannya dengan menjadi agar tetap basah secara terus menerus selama 7 (tujuh) hari.

Page 19 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

b.  Permukaan-permukaan yang dibongkar cetakannya sedang masa perawatan beton belum melampaui harus dirawat dan dilindungi seperti permukaanpermukaan beton yang tidak tertutup oleh cetakan. c.  Cetakan beton yang dilindungi terhadap penguapan dan tidak dibongkar selama masa perawatan. Beton harus selalu dibasahi dengan air untuk mengurangi retak, terjadinya celah-celah pada sambungannya. d.  Lantai beton dan permukaan beton lainnya yang tidak tersebut di atas harus dirawat dengan air atau ditutupi dengan membran yang basah. e.  Melapisi permukaan beton dengan bahan khusus perawat beton (curring compound) hanya diperbolehkan pada bagian-bagian beton yang tidak ditonjolkan secara estika. Kecuali dapat dibuktikan pada Direksi Lapangan bahwa bahan-bahan tersebut tidak memberi pengaruh buruk pada permukaan beton. 8.4 

Persyaratan Bahan

8.4.1 

8.4.2 

8.4.3 

8.4.4 

8.4.5 

Semen Digunakan Portland Cement jenis I menurut SNI-15-2049-2004. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman. Pasir Beton Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi. Butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.30. Kerikil Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.19 T-15.1919.03. 19.03.  A i r  Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Besi Beton Baja Tulangan Polos adalah dari jenis BJTP 30 dengan Kuat Tarik minimal 3000 kg/cm2 atau 300 Mpa yang dipakai untuk Besi utama, Begel atau Sengkang dengan diameter 12 mm, 10 mm dan 8 mm, kecuali ditentukan lain dalam gambar bestek. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.

Page 20 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan : Harus ada persetujuan Direksi, Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang kurang dari yang ttertera ertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibakan oleh 8.4.6 

8.4.7 

8.5 

penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong. Cetakan dan Acuan Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam SK SNI T-15.1919.03 Mutu Beton Mutu beton yang digunakan adalah K-175

Pedoman Pelaksanaan

8.5.1  8.5.2  8.5.3 

Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03 Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.  Adukan beton Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :   Tidak berakibat pemisahab dan kehilangan bahan-bahan   Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-15.1919.03. Pengecoran Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai 



8.5.4 

8.5.5 

harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kakikaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.  Apabila pengecoran pengecoran beton harus dihentikan, dihentikan, maka tempat penghen penghentiannya tiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi 1,5 cm. Perawatan Beton Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan lembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :   Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup 

beton.

Page 21 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

 



PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.



PEKERJAAN PASANGAN BATA

9.1 

Lingkup Pekerjaan

9.1.1 

Dinding Bata Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk seluruh pembatas ruangan seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

9.2 

9.1.2 

Pasangan Bata 1 : 2 (transram)

9.1.3 

Pasangan Bata 1 : 4

9.1.4 

Plasteran batu Bata 1 : 2

9.1.5 

Plasteran batu Bata 1 : 4

Persyaratan Bahan

9.2.1 

Bata Mutu bata yang digunakan dari jeis klas I menurut NI 10 dengan bentuk standart batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.

9.2.2 

Pasir Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5% berat

9.2.3 

Semen dan Air Untuk persyartan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.

9.3 

Pedoman Pelaksanaan

9.3.1 

Pekerjaan Dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu : a.  Pasangan Kedap air ( 1Pc : 2 Ps) Page 22 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20 cm diatas lantai atau sesuai gambar bestek Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm diatas permukaan lantai b.  Pasangan adukan (1Pc : 4Ps) berada di atas pasangan kedap air tersebut 9.3.2 

Persyaratan Adukan  Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

9.3.3 

Pengukuran harus dilakukan dilakukan secara teliti dan sesuai gambar dengan syarat : Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang. Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangn bata yang telah selesai.

9.3.4 

Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

9.3.5 

Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertanggamenurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom –kolom prkatis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

9.3.6 

Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditaman didalam dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

9.3.7 

Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi perhitungan dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus deiberi perawatan dengan cara membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

9.3.8 

Pasangan dinding papan harus diserut pada kedua sisinya, dengan sambungan yang ditentukan dalam gambar detail. Pasangan dinding triplek dilaksanakan dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar.

9.3.9 

Dinding papan dipasang pada tiang pokok ukuran 10/10 cm dan tiang pembantu ukuran 5/10 cm, bahan dari kayu ulin berkualitas baik cukup tua dan tidak cacat.

Page 23 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Untuk bagian luar papan dipergunakan alur lidah dan diketam halus. Tiang pokok dan tiang pembantu diketam halus dipasang sesuai gambar.

10 

PEKERJAAN PLESTERAN

10.1 

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata dan beton bertulang. 10.2 

Persyaratan Bahan

Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton bertulang. 10.3 

Pedoman Pelaksanaan

10.3.1  Sebelum plesteran dilakukan, dilakukan, maka : Dinding dibersihkan dari semua kotoran Dinding dibasahi dengan air Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan b ahan plesteran dapat merekat dengan baik. 10.3.2   Adukan plesteran pasangann bata kedap air dipakai campuran 1 PC:3 PS, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC:3 P C:3 KPR:10 PSR. 10.3.3  Ketebalan pleseran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakan secara horisontal horisontal dan vertikal vertikal.. 10.3.4  Bilamana

terdapat

bidang

plesteran

yang

berombak

harus

diusahakan

memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya. 10.3.5  Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan plesteran. 10.3.6  Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

Page 24 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

11 

PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN VENTILASI

11.1 

Referensi 1. 

Seluruh pekerjaan Kusen, Pintu , Jendela dan Ventilasi sesuai denga Gambar Bestek dan Bill Of Quantity

2.

Semua Ruangan menggunakan Kusen Kayu kecuali Kamar mandi menggunakan Kusen UPvc.

 

11.2 

Persyaratan Material

1.  Peraturan yang dipedomani adalah standard pabrik dan peraturan umum yang berlaku 2.  Bahan-bahan tersebut di atas dipesan pada tempat penjualan khusus UPvc dengan bentuk sesuai gambar. 3.  Pemasangan Kusen, pintu harus baik tegak lurus, siku-siku diambil ukuran atas dan bawah sama, setelah dipasang pintu dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. 4.  Kusen Upvc dipasang pada pasangan batu bata dengan menggunakan Mor/Fiser Mor/Fiser 5.  Kusen dan pintu UPvc semua yang dirakit sedemikian rupa sesuai gambar rencana dan tata letak dengan ukuran disesuaikan pada posisi yang akan di pasangi.

12 

PEKERJAAN KUNCI DAN KACA

12.1 

Ruang Lingkup

Pekerjaan kunci dan pengantung ini meliputi semua pekerjaan pintu, jendela dan ventilasi yang dapat dibuka dan ditutup. d itutup. 12.2 

Kunci Dan Pengantung

1.  Kunci dan pegantung pintu dan jendela Kayu seperti disebutkan dibawah ini : a.  Kunci Pintu Silinder : Merk Cisa / Setaranya b.  Mortise Lock / Body Kunci Lidah & Pelor : Merk Deksson / Setaranya c.  Engsel Pintu 3”   : Merk SES d.  Engsel Jendela 3”   : Merk SES e.  Handle Jendela Pengunci tarikan : Merk SES f.  Handle Stainless Steel : Merk SES g.  Grendel Jendela : Merk SES h.  Hak Angin Lipat Stainless : Merk SES 2.  Kontraktor Pelaksana harus mengajukan brosur dan cara pemasangan minimal dari dua merk yang berbeda kepada Konsult Konsultan an Supervisi untuk disetujui. 3.  Kunci dan peggantung pintu dan jendela harus dipasang menurut aturan pemasangan yang diajurkan oleh pabrik pembuat yang tercantum pada brosur yang diajukan oleh Kontraktorr Pelaksana. Kontrakto 4.  Kunci 2 x putar untuk pintu dipasang dengan ketinggian 100 cm dari permukaan lantai.   5. Pegangan pintu dipasang dengan ketinggian 110 cm dari permukaan lantai atau 10 cm di atas posisi pemasangan kunci. Page 25 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

6.  Engsel pintu harus dipasang minimal 3 engsel untuk satu daun pintu dengan jarak pemasangan engsel pertama setinggi 40 cm dari muka lantai dan jarak pemasangan engsel ke tiga sejarak 40 cm turun dari permukaan Kusen teratas sedangkan engsel kedua adalah pada posisi pertengahan antara engsel pertama dan ketiga. 7.  Grendel Pintu harus dipasang minimal 2 grendel untuk satu daun pintu. Grendel dipasang pada rangka jendela dan ventilasi bagian bawah. 8.  Penggangan jendela dipasang pada posisi tengah dari rangka daun jendela yaitu di rangka bagian bawah jendela. 12.3 

Material Kaca

1.  2. 

Kaca mempunyai ukuran ketebalan minimal 5 mm dari Merk ASAHIMA dengan warna Bening / Ryban sesuai Gambar Bestek. Kaca yang didatangkan kelokasi pekerjaan atau Bengkel Kerja harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

13 

PEKERJAAN STRUKTUR ATAP 

  13.1

Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat  –  alat bantu yang diperlukan,, sehingga rangka kayu selesai dilaksanakan. Adapun pekerjaannya adalah : diperlukan 1.  Membuat dan memasang kuda – kuda kayu kelas 1 2.  Membuat dan memasang sambungan – sambungan titik buhul serta memasang baut  –  baut sambungan kayu kuda - kuda 3.  Gording Uk. (5/7) cm 4.  Listplank kayu (2 x 3/20) cm 5.  Kuda  – kuda terbuat dari bahan kayu dengan ukuran kayu 6/12, 5/10 dan 5/7 untuk nok dan ikatan angin. 6.  Penutup Atap 7.  Pemasangan Rabung Atap 13.2 

Persyaratan Bahan

1.  Untuk semua rangka kuda-kuda termasuk menggunakan Kualitas baik pada darah tersebut yang telah disetujui direksi. 2.  Untuk gording, listplank digunakan kayu klas II kualitas terbaik 3.  Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata 13.3 

Material Penutup Atap

1.  Bahan utama penutup atap adalah dari Baja Lapis Aluminium Seng Multiroof. 2.  Ketebalan material atap Baja Lapis Aluminium Seng Multiroof adalah 0,30 mm. 3.  Pada setiap lembar material atap harus dicantumkan Merk Dagang, Type Produksi, Jenis Produksi dan Ketebalan Material. 4.  Kontrakto Kontraktorr Pel Pelaksana aksana harus me memperlihatkan mperlihatkan dan menye menyediakan diakan contoh mat material erial penutup atap untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi. Page 26 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

5.  Setiap lembaran material atap yang didatangkan ke lokasi pekerjaan harus dalam keadaan baik tidak cacat permukaan catnya dan tidak melengkung lapisan aluminium sengnya. 6.  Material Atap harus disimpan dalam Gudang material jika tidak langsung digunakan. Material Atap tidak boleh basah/lembab dan berhubungan langsung dengan tanah. 13.4 

Material Rabung/Bubungan Penutup Atap

1.  Bahan utama rabung atap adalah dari Baja Lapis Aluminium Seng Multiroof. 2.  Ketebalan material Baja Lapis Aluminium Seng Multiroof adalah 0,35 mm. 3.  Pada setiap lembar material rabung/bubungan atap harus dicantumkan Merk Dagang, Type Produksi, Jenis Produksi dan Ketebalan Materi Material. al. 4.  Kontrakto Kontraktorr Pela Pelaksana ksana har harus us mempe memperlihatkan rlihatkan dan men menyediakan yediakan contoh material penutup atap untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi. 5.  Setiap lembaran material rabung/bubungan atap yang didatangkan kelokasi pekerjaan harus dalam keadaan baik tidak cacat permukaan catnya dan tidak melengkung lapisan aluminium sengnya. 6.  Bentuk material rabung/bubungan atap harus sesuai dan serasi dengan bentuk dan model atap. 7.  Material Rabung/Bubungan harus disimpan dalam Gudang material jika tidak langsung digunakan. Material Rabung/Bubungan tidak boleh basah/lembab dan berhubungan langsung dengan tanah. 13.5 

Warna Material Rabung/Bubungan Dan Penutup Atap

1.  Warna Material Rabung/Bubungan dan penutup atap adalah hasil perwarnaan di Pabrik. 2.  Penwarnaan kembali dilokasi pekerjaan akibat adanya material rabung/bubungan dan atap yang rusak serta terkelupas karena proses pengakutan kelokasi pekerjaan harus dengan material cat yang direkomendasikan direkomendasikan oleh Pabrik. 13.6 

Pemasangan Atap Dan Rabung/Bubungan

1.  Pemasangan Atap dan Rabung/Bubun Rabung/Bubungan gan harus mengikuti petunjuk-petunj petunjuk-petunjuk uk dan cara pemasangan yang dianjurkan oleh Pabrik. 2.  Material Atap dan Rabung/Bubungan adalah material yang dipesan khusus pada Pabrik oleh Kontraktor Pelaksana oleh karena itu tidak dibenarkan adanya penyambunganpenyambungan material atap dalam arah panjangn p anjangnya ya ketika pemasangan. 3.  Material Atap dan Rabung/Bubungan yang telah sekali dipasang dan kemudian dibongkar karena kesalahan pemasangan dengan alasan apapun tidak boleh dipergunakan lagi sebagai penutup atap pada tempat yang lain atau tempat yang sama. 4.  Proses pemasangan Atap dan Rabung/Bubungan tidak boleh merusak material, merusak permukaan cat dan menyebabkan kebocoran pada atap dan rabung / bubungan.

Page 27 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

14 

PEKERJAAN PLAFON 

14.1 

Material Plafon PVC 6 mm

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

1.  Material Plafon adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas terbaik dan harus mempunyai Merk Dagang. 2.  Pada setiap lembaran PVC harus dicantumkan merk dagang, ukuran lembar dan ketebalan lembaran. 3.  Ketebalan PVC minimum 6 mm. 4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi. 5. Material Plafon yang didatangkan ke llokasi okasi pekerjaan tidak boleh dalam keadaan cacat dan rusak. Material PVC yang dinyatakan cacat/rusak oleh Konsultan Supervisi dalam waktu 24 jam harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. 14.2   Alat Sambung

1.   Alat Sambung Plafon untuk rangka Plafon dari Furring adalah Paku Skrup dengan ukuran 1/2 inchi.   2. Jarak maksimum antaraharus paku adalah 15 cm. contoh material untuk 3.  Kontraktor Pelaksana mengajukan disetujui oleh Konsultan Supervisi 14.3 

Penggantung Rangka Plafon

1.  Penggantung rangka Plafon adalah dari rangka Furring dengan ketebalan minimum 0.35 mm. 2.  Pengantung rangka Plafon adalah dari rangka furring juga. 6.  Pegantung rangka Plafon dijangkarkan lansung pada rangka Plafon dengan tumpuan pegantung adalah balok-balok bint kuda-kuda dan rangka kuda  –  kuda lainnya. Alat sambung adalah paku skrup. 7.  Pegantung rangka Plafon dijangkarkan lansung pada plat lantai dengan perkuatan paku ramset. 8.  Setiap 1 m2 luas rangka Plafon harus terdapat minimal 4 buah pengantung Plafon atau dalam setiap 1 m’ panjang balok bint kuda -kuda harus ditempatkan minimal 2 pengantung Plafon. 9.  Pengantung Plafon harus menjamin kebenaran akan elevasi/kedataran permukaan rangka Plafon. 14.4 

Pemasangan Plafon

1.  Pemasangan Plafon baru boleh dilakukan jika pekerjaan rangka Plafon sudah mencapai 100 %. 2.  Pemasangan Plafon PVC 6 mm dilakukan langsung pada rangka Plafon dengan alat sambung paku PVC atau paku Skrup. 3.  Jika diperlukan oleh Konsultan Supervisi maka Kontraktor Pelaksana harus membuat Shop Drawing untuk pekerjaan pemasangan material Plafon. 4.  Cara pemasangan harus mengikuti denah Plafon yang ada dalam Gambar Bestek. Page 28 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

5.  Hasil pemasangan Plafon harus menghasilkan permukaan akhir yang rata dan tidak melendut. 6.  Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan Plafon dengan pekerjaan instalasi listrik dan instalsi AC sehingga Plafon yang telah dipasang tidak dibongkar kembali. 7.  Tidak dibenarkan mengerjakan Instalasi Listrik dan Instalasi AC, setelah pekerjaan pemasangan Plafon selesai kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi. 8.  Plafon yang telah selesai dipasang kalau terpasa dibongkar karena alasan-alasan yang disetujui oleh Konsultan Supervisi tidak boleh dibongkar sembarangan tetapi harus dibongkar perlembar standarnya pada posisi penjangkaranya pada rangka Plafon.

15 

PEKERJAAN LANTAI

15.1 

Pasir Urug Bawah Lantai

1. Sebelum pekerjaan lantai dilakukan pekerjaan timbunan tanah dalam ruangan harus sudah selesai 100%. 2. Diatas timbunan tanah dilakukan pekerjaan lapisan pasir urug setebal minimal 15 cm kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek. 3. ur urug ug yangu dipaka dipakai i harus benar-benar me mempunyai mpunyai sus susunan unan butir butiran anyang yangdiinginkan ser seragam. agam. 4. Pasir Lapisan pasir urug rug harus dipadatkan sa sampai mpai mencapai kepadatan diingi nkan dengan alat Stemper atau alat pemadat mekanik lain. Tidak dibenarkan melakukan pemadatan secara manual. 5. Hasil pekerjaan lapisan pasir urug harus benar-benar rata dan elevasi hal ini harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing. 15.2 

Pasir Pasang / Pasir Halus

1.  Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran halus dan tidak lagi memerlukan memerluka n proses penyaringan penyaringan/ayakan /ayakan jika hendak digunakan. 2.  Pasir Pasang/Pasir Halus adalah apsir yang dipakai untuk keperluan Pasangan Batu Gunung, Pasangan Batu Bata, Pasangan Keramik, dan Plasteran Dinding. 3.  Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering, apabila

4.  5.  6. 

15.3 

pasir pasang tersebut mengandung Lumpur lebih dari 5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan d ipergunakan.. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam dan keras. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan bukan Pasir yang berasal dari laut.

Beton Cor Bawah Lantai

1. Beton cor bawah lan lantai tai Keramik/ dibu dibuat at dari campuran beton 1 Semen Semen Portland : 3 Pasir Beton : 5 Kerikil Beton dengan ketebalan minimal 5 cm atau sesuai dengan Gambar Bestek. 2. Hasil pekerjaan beton cor bawah lantai harus benar-benar benar-b enar elevasi dan hal ini harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

Page 29 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

3. Hasil pekerjaan pengecoran beton bawah lantai harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. 15.4 

Keramik Lantai Toilet Dan Kamar Mandi

1. Keramik lantai Toilet dan Kamar Mandi adalah ukuran 25 x 25 cm dengan permukaan

2. 

3.  4.  5.  6. 

motif Kulit Jeruk dari Merk Roman   atau merk lain yang setara dengannya dari segi harga dan kualitas. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif, ukuran dan Brosur keramik untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan Supervisi untuk disetujui. Keramik lantai Toilet dan Kamar Mandi dipasang langsung di atas beton cor bawah lantai dengan memakai spesi campuran campuran 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 2,5 cm. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus. Pemasangan Keramik Toilet dan Kamar Mandi harus mengikuti Gambar Pola Lantai yang ada dalam Gambar Bestek. Warna Keramik lantai Toilet dan Kamar Mandi dapat diganti oleh Konsultan Perencana dalam tahap pelaksanaan dengan alasan warna yang telah ditentukan dalam Gambar Bestek atau Bill of Quantity sulit didapatkan dan tidak dikeluarkan lagi oleh pabrik.

  7. Warna keramik lantai Toilet dan Kamar Mandi harus seragam untuk setiap jenis warna yang sama. 8.  Keramik lantai harus mempunyai tebal minimal 5 mm. 9.  Bentuk dan dimensi keramik lantai Toilet dan Kamar Mandi harus benar-benar siku dan d an standar untuk semua ukuran yang sama. 10.  Potongan-potongan keramik yang terpasak dilakukan karena mengikuti pola lantai harus sama di dimensinya mensinya sepanjang bidang llantai antai yang mem memerlukan erlukan potongan. Potongan-potongan Potongan-poto ngan tersebut harus sama dengan d dimensi imensi pada gambar pola lantai. 11.  Pemasangan lantai keramik harus memperhatikan elevasi lantai antar ruang dan harus mengikuti elevasi lantai pada Gambar Bestek. 12.  Elevasi hasil pemasangan keramik lantai Toilet dan Kamar Mandi harus lebih rendah dari lantai ruang lain kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek. 13.  Hasil pemasangan keramik lantai harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan tidak melengkung ke atas. Elevasi lantai keramik hasil pemasangan harus diperiksa kedatarannya dengan pekerjaan waterpassi waterpassing. ng. 15.5 

Keramik Lantai Ruangan

1.  Keramik lantai ruangan menggunakan Granite tile ukuran 40 x 40 cm dengan permukaan motif polished / Unpolished sesuai dengan gambar bestek, dengan contoh Merk Masterina  atau  atau sesuaikan dengan segi harga dan d an kualitas. 2.  Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif, ukuran dan Brosur keramik untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan Supervisi untuk disetujui. 3.  Keramik lantai dipasang langsung di atas beton cor bawah lantai dengan memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 2,5 cm. 4.  Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.   5. Pemasangan Keramik Lantai harus mengikuti Gambar Pola Lantai yang ada dalam Gambar Bestek. Page 30 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

6.  Warna Keramik lantai dapat diganti oleh Konsultan Perencana dalam tahap pelaksanaan p elaksanaan dengan alasan warna yang telah ditentukan dalam Gambar Bestek atau Bill of Quantity sulit didapatkan dan tidak dikeluarkan lagi oleh pabrik. 7.  Warna keramik lantai harus seragam untuk setiap jenis warna yang sama. 8.  Keramik lantai harus mempunyai tebal minimal 5 mm. 9.  Bentuk dan dimensi keramik lantai harus benar-benar siku dan standar untuk semua ukuran yang sama. 10. Potongan-potongan Potongan-potongan keramik yang terpasak dilakukan karena mengikuti pola lantai harus sama dimensinya sepanjang bidang lantai yang memerlukan potongan. Potongan-potongan Potongan-poto ngan tersebut harus sama dengan d dimensi imensi pada gambar pola lantai. 11. Celah-celah/Nat Celah-celah/Nat yang terbentuk antar kerami keramik k dalam bidang tebalnya adalah maksimal 3 mm. 12. Pemasangan Pemasangan lantai keramik harus memperhatikan elevasi lantai antar ruang dan harus mengikuti elevasi lantai pada Gambar Bestek. 13. Hasil Hasil pemasangan keramik lantai harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan tidak melengkung ke atas. Elevasi lantai keramik hasil pemasanga pemasangan n harus diperiksa kedatarannya dengan pekerjaan p ekerjaan waterpassin waterpassing. g.

  16

PEKERJAAN PENGECATAN

16.1 

Referensi

1. Seluruh Pekerjaan C Cat at harus sesuai den dengan gan standard-stan standard-standard dard sebagai ber berikut ikut : a.  Petunjuk-petunj Petunjuk-petunjuk uk yang diajukan oleh pabrik pembuat. b.  SNI-3564-2009 16.2 

Persyaratan Material

1.  Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik. 2.  Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang, Speksifikasi, dan aturan pakai. 3.  Cat yang dipakai adalah dari Merk Nipo Paint atau merk lain yang setara dengannya dengan standar yang sama. 4.  Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua merk yang berbeda b erbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana. 5.  Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi bangunan kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dan Owner dalam masa pelaksanaan atau dalam Gambar Bestek 6.  Jenis, Warna dan Type Cat dapat diganti oleh Konsultan Perencana dengan persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan. 7.  Jika terjadi perbedaan antara pemakaian warna dan Speksifikasi cat yang ada dalam Speksifikasi Teknis dengan yang ada dalam Gambar Bestek maka acuan yang dipakai adalah menurut keputusan Konsultan Perencana. 8.  Perubahan-peru Perubahan-perubahan bahan warna cat yang dilakukan oleh Owner harus disertai keterangan tertulis dan diketahui oleh Konsultan Supervisi dan Konsultan Perencana.   9. Perubahan-perubahan warna cat yang tidak disertai keterangan tertulis adalah kesalahan Kontraktor Pelaksana dan dengan biaya sendiri Kontraktor Pelaksana harus Page 31 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

mengantinya dengan warna cat seperti yang telah ditentukan, termasuk biaya yang harus dikeluarkan untuk pengelupasan dan pembersih pembersihan an apabila pekerjaan pengecatan telah terlanjur selesai dikerjakan. 16.3 

Pelaksanaan

1.  Kontraktor Pelaksana harus membersihkan permukaan dinding pasangan bata dan beton lama dari cat lama, kotoran dan lumut. Hasil pekerjaan pembersihan ini harus disetujui oleh Konsultan Supervisi sebelum pekerjaan pengecatan dimulai. 2.  Kontraktor harus memastikan permukaan dinding bata dan permukaan beton benarbenar kering sebelum dilakukan pekerjaan pengecatan. 3.  Semua pekerjaan pengecatan dilakukan dengan cara manual oleh tukang ahli. Pengecatan dengan alat seperti Kompresor harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi tanpa adanya penambahan biaya pelaksanaan 4.  Dinding dan permukaan beton harus didempul atau diplamur terlebih dahulu sebelum dilakukan pekerjaan cat dasar. 5.  Dinding yang telah diplamur harus digosok sampai rapi dan rata permukaanya dengan kertas amplas. 6.  Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain dalam Bill of Quantity atau Konsultan Supervisi : a.  Cat Tembok Exterior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat Dasar, dan 2 Kali Cat Warna. b.  Cat Tembok Interior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat Dasar, dan 2 Kali Cat Warna. c.  Cat Permukaan Kayu : 1 Kali Dempul, 1 Kali Cat Menie Kayu, 1 Kali Cat Dasar dan 2 Kali Cat Warna.

17 

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

17.1 

Lingkup Pekerjaan 

Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di dalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN (Perusahaan Listrik Negara) atau Genset, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC, tiang listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuaikan dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik Lampu dan Stop Kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut. 17.1.1  Box Sekering / MCB 17.1.2  Box Meteran 17.1.3  Lampu hemat energi Downlight 23 Watt 17.1.4  Lampu hemat energi Downlight 11 Watt 17.1.5  Stop Kontak 17.1.6  Saklar Tunggal, Ganda dan Triple Page 32 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

17.1.7  Instalasi titik Penerangan, instalasi termasuk kabel NYM 2,5 mm dalam Pipa PVC fiting lampu dan kelengkapan instalasi terpasang. 17.1.8  Instalasi titik Stop Kontak, Instalasi termasuk kabel NYM 2,5 mm dalam pipa PVC, kotak kontak dan kelengkapan instalasi terpasang   17.2

Bahan-bahan yang digunakan  17.2.1  Kabel NYWGBY  

Kabel dengan 4 inti Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti . Lapisan metal yang menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor. 17.2.2  Kabel NYM  Kabel dengan 3 inti untuk satu pass Inti copper dibungkus dengan isolasi PVS Isolasi 2 lapis menyelubungi inti  17.2.3  Kabel NYA Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5mm 2. Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang. 17.2.3  Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik. 17.2.4  Bola lampu armaturnya adalah produksi Nasional merk Philips, Hannocs, Toshiba, Tungsram atau yang sekualitas : 17.2.5  Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan instalasi listrik, Produksi Dalam Negeri (nasional) atau sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C. Macam-macam switch/outlet yang digunakan untuk tegangan 220 volt adalah : Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet) Pole : Phase + Neutral + Earth Tegangan

:

220 volt, 1 phase, 50 Hz

Rating arus

:

16 ampere

Type Bahan

: :

Pemasangan sistem tanam Ebonit warna putih

Plug dan socket 1 phase untuk power Pole : Phase + Neutral + Earth Tegangan

:

220 volt, 1 phase, 50 Hz

Rating arus

:

minimum 25 amper

Type

:

Pemasangan di luar diberi landasan kayu

Bahan

:

Ebonit warna putih

Sekering BOX Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu induk PLN ataupun Genset. Bahan :

Rangka profil 30 mm Page 33 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

Cover Module Potongan Warna

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

: : : :

Besi plat 2 mm Minimum (30X40)tinggimaksimum 175 cm Puc Standing kuat tidak bergetar Abu-abu

  17.2.6  Apabila jaringan PLN berjarak 200 m’ dari lokasi maka Kontraktor wajib menambah tiang listrik dari beton pra cetak.

17.3 

Penggunaan

17.3.1  Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main panel digardu induk kedistribution panel ditiap-tiap bangunan. Diluar bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatikan peraturanperaturan yang berlaku.  17.3.2  Kabel NYM dipergunakan sebagai instalasi penerangan di dalam dinding.   17.3.3  Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi penerangan.  

17.4 

Pedoman Pelaksanaan

17.4.1  Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta  jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafon diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafon tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah). 17.4.2  Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponenkomponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt. Daya yang digunakan adalah 10 ampere Bila belum ada arus dari PLN dipergunakan Genset kapasitas 3000 watt. 17.4.3  Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong boleh menunjuk pihak ketida (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap dipergunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN. 17.4.4  Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh selama 1 X 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor

Page 34 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari instalasi PLN. Pemasukan arus ini bila harus menambah tiang maka Kontraktor harus menambah tiang beton pracetak. Biaya penambahan tiang dan kabel listrik menjadi beban kontraktor.

18 

PEKERJAAN UTILITAS

PERKERJAAN PEMIPAAN 18.1 

Umum

a.  Ruang Lingkup 1. Speksifikasi ini meruapakan persyaratan minimal untuk seluruh pekerjaan pemipaan pada pekerjaan mekanikal. b.  Standard dan Code 1. Standard dan peraturan ya yang ng    ASTM :    ANS :   BS :   JIS :   SII : 









18.2 

berlak berlaku u dalam pe pekerjaan kerjaan iini ni antar antara a lain adal adalah ah : American So Society ciety of Tes Testing ting Materia Material. l. American N National ational Sta Standard ndard Institute Institute.. Birmingh Birmingham am Standard. Japan Industrial Standard. Standard Industri Indonesi Indonesia. a.

Persyaratan Material

a.  Poly Vinyl Chloride (PVC) 1.  Pipa ini digunakan untuk :   Pipa air kotor dari WC dia. 4” .   Pipa air buangan floor drain dia. 3” .   Pipa Air Bersih dia. ½ “ dan ¾”   





2.  standard Ranting yang digunakan.   PVC ASTM D2665 kelas 10 kg. 

18.3 

Persyaratan pemasangan

a.  Pipa PVC 1.  System sambungan yang dipakai adalah : a.  Sambungan lem (perekat) untuk 80 mm (3”) ke bawah.  b.  Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (dengan ring dari karet). c.  Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman, kemiringan dan elevasi yang tepat. d.  Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak/tertumpu terletak/ter tumpu d dengan engan baik.   e. Pipa yanggnya. ditanam tanah diberi bebas lapisandari pasir kurang lebih 10 cm disekelilingnya. disekelilin Pasirdalam adalah pasirharus urug yang batu.

Page 35 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

f.  Selama pemasangan berkala, Kontraktor Pelaksana harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, kotoran dan lain-lain. g.  Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) dibuat dengan cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air mempunyai kemiringan minimal 1% dan maksimal 2%.

(Dop) debu, harus hujan

h.  Pipa-pipa pembuangan air hujan dan bangunan disambungkan kesaluran utama diluar bangunan dengan bak kontrol (juncti (junction on box) dari beton. i.  Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada pengantung atau angker yang dipergunak d ipergunakan an harus cukup kokoh (rigid).  j.  Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan temperatur. k.  Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable) dengan dengan jarak antar antara a tidak lebih dari 3 meter. l.  Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Konstruksi dari pengantung untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi. Supervisi. Pegantung terbuat dari kawat, rantai, sstrap trap ataupun perforated strip tidak boleh digunakan.   m. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau penembokan, atau dengan baut tembok (Ramset Bolt). n.  Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar Collar)) U U-Bolt. -Bolt. o.  Penggantung/penum Penggantung/penumpu pu pipa dan peralatan-peralata peralatan-peralatan n logam lainnya yang akan tertutup oeh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau cat penahan karat. 18.4 

Merk Yang Digunakan

PVC

: Pralon, Rucika, Polyunggu Polyunggul, l, Vinilon/Sinar Lucky, Awe

PEKERJAAN SANITARY 18.5 

Lingkup Pekerjaan

1.  Pekerjaan sanitary meliputi semua pekerjaan yang berhubungan dengan peralatan : a.  Pemasangan Closet Jongkok; b.  Kloset Duduk; c.  Pemasangan Kran Air; dan d.  Pemasangan Floor Drain. 18.6 

Material

1.  Merk material ditentukan ditentukan seperti berikut ini atau yang setara denganya : a.  Closet Duduk : Merk TOTO/ setara b.  Kran Air : Merk TOTO/ setara c.  Floor Drain

:

Merk TOTO / setara

Page 36 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

2.  Kontraktor harus mengajukan contoh material dan brosur minimal dua merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.

SUMUR BOR   18.7 

Ruang Lingkup

Speksifikasi sumur bor ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi sumur yang digunakan dlam pekerjaan mekanikal proyek ini. 18.8 

Persyaratan

1.  Kedalam Sumur Bor adalah sampai ditemukan air yang layak untuk dikosumsi sebagai air bersih kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek dan Bill of Quantity. 2.   Air hasil hasil galian sumu sumurr bor harus me mempunyai mpunyai syara syarat-syarat t-syarat seperti berikut ini : a. Jernih dan tidak berwarna. a.  Tidak berbau. b.  Tidak mengandung lumpur.   c. Tidak mengandung zat-zat kimia yang berbahaya. d.  Tidak berasa (tawar). 3.  Ukuran Pipa cashing pertama adalah diameter 100 mm dengan kedalam pemasangan minimal 10 m sedangkan ukuran pipa cashing kedua adalah diameter 50 mm sampai kepermukaan tanah. 4.  Pipa yang dipakai untuk chasing adalah pipa PVC Merk AWE UNITED atau merk lain yang setara dengannya. 5.  Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengeboran sampai ditemukan jenis air seperti disebutkan pada point 1 dengan kapasitas yang cukup dan disetujui oleh Konsultan Supervisi. 6.  Sumur bor harus dapat mengeluarkan air secara kontinyu dengan kapasitas yang sama seperti awal dilakukan pengeboran selama minimal 1 tahun terhitung sejak awal ditemukan air bersih. 7.  Posisi galian sumur harus sesuai dengan Lay Out Instalasi Air Bersih yang ada dalam Gambar Bestek kecuali ditentukan lain dalam masa pelaksanaan oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Owner. 8.  Jika dalam pengalian sumur bor tidak ditemukan sumber air Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengalian kembali pada minimal dua titik lain yang berbeda sesuai dengan petunjuk Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan Owner. 9.  Jika pengalian pada dua titik yang berbeda tetap tidak ditemukaan sumber air maka keputusan akan pekerjaan galian sumur adalah berdasarkan kesepakatan baru antara Kontraktor Pelaksana dengan Owner. Artinya Owner harus menyediakan biaya tambahan jika Kontraktor Pelaksana melakukan pekerjaan galian sumur lebih dari tiga titik galian dengan syarat pekerjaan tersebut dilakukan berdasarkan ketentuanketentuan diatas. 10.  Kontarktor Pelaksana harus membuat gambar Shop Drawing akan Lay Out Instalasi Air Bersih jika pengalian sumur mengharuskan Kontraktor Pelaksana bekerja lebih dari satu titik galian atau jika titik sumur galian dengan alasan-alasan tertentu dipindahkan oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner. Page 37 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

11.  Pemanfaatan dan perbaikan sumur lama atau yang telah ada dilokasi pekerjaan menjadi sumur baru tidak dibenarkan dan bukan pekerjaan yang diakui dalam Bill of Quantity kecuali ditentukan lain oleh Owner. SEPTICTANK 18.9 

Ruang Lingkup

Speksifikasi Septictank ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi Septictank yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini. 18.10  Persyaratan

1.  Septictank hanya diperuntukan untuk tampungan limbah padat yang berasal dari Kloset Jongkok / duduk pada bangunan KM/WC. 2.  Konstruksi utama Septictank adalah Beton Pracetak berupa beton cincin sumuran Ø100 cm. 3.  Plat dasar septictank terbuat dari beton cor K-175 sebagai lantai kerja dengan ketebalan minimal 10 cm.   4. Plat atas septictank terbuat dari plat beton bertulang dengan de ngan 1 lapis tulangan diameter 10 mm dengan jarak minimal 150 mm dan tebal 10 mm. 5.  Pada bagian atas permukaan septictank harus diberi lubang control ukuran 30 x 30 cm untuk keperluan penyedotan limbah dan pipa pelepas hawa dari besi diameter 2” yang dicat dengan baik agar tidak berkarat. 6.  Posisi permukaan septictank harus sejajar dengan posisi permukaan plat lantai beton bertulang pada kecuali lubang control dan pipa hawa yang harus muncul kepermukaan dan disembunyikan sedemikian rupa. 7.  Kedalaman, dimensi dan posisi posisi septictank sesuai dengan Gambar Bestek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan Perencana karena alasan seperti keterbatasan lahan penempatan dan alasan teknis lainnya lainnya.. 8.  Tidak boleh mendirikan dan membangunan bangunan lain diatas Ground Resevoir tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan Konsultan Perencana. 9.  Kontrakto Kontraktorr Pelaksana harus menjamin bahwa bangunan septictank benar-benar kedap air dan hal ini harus dibuktikan dengan Test Rendam Air selama 24 jam. 10.  Jika air dalam septictank berkurang setelah 24 jam maka dipastikan bahwa ada kebocoran pada bangunan tersebut dan Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri berkewajiban berkewaji ban untuk memperbaikinya.

SUMUR RESAPAN 18.11  Ruang Lingkup

Speksifikasi Saluran Resapan ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi Saluran Resapan yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.

Page 38 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

18.12  Persyaratan

1.  Bangunan resapan dipergunakan sebagai media serapan air kotor cair yang berasal dari septictank. 2.  Kedalaman, dimensi dan posisi posisi saluran resapan sesuai dengan Gambar Bestek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan

3.  4. 

5. 

6. 

Perencana karena alasan seperti keterbatasan lahan penempatan dan alasan teknis lainnya. Tidak boleh mendirikan dan membangunan bangunan lain diatas saluran resapan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan Konsultan Perencana. Kontraktor Pelaksana harus menjamin dan bahwa bangunan saluran resapan dapat bekerja dengan baik ketika dialiri air dan air dapat meresap dengan sempurna kedalam tanah. Hal ini harus dibuktikan dengan cara mengisi septictank dengan air melebihi kapasitas tampungannya dan selama 24 jam diamati apakah volume air yang tidak tertampung dalam septictank dapat diserap oleh saluran resapan atau tidak. Jika setelah 24 jam air diisi kembali kedalam kloset dan air tidak dapat mengalir dengan sempurna dalam dalam kloset maka dipastikan sal saluran uran resapan tidak tidak bekerja dengan baik (tidak dapat menyerap air). Untuk itu Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri

berkewajiban berkewaji ban untuk memperbaikinya. 7.  Kontraktor Pelaksana dibolehkan mengajukan metode pembuktian lain yang dapat dipercaya secara teknis untuk membuktikan bahwa Saluran Resapan bekerja dengan baik.

19 

PEKERJAAN PEMBUATAN LOGO DAN HURUF TIMBUL

19.1 

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Finising akhir dari bangunan yaitu pembuatan logo dan huruf instansi terkait sebagai identitas bangunan tersebut. Ukuran dan bentuk objek ini harus sesuai dengan gambar bestek atau jika ada perubahan karena disebabkan hal lain, bisa dikonsultasikan ke konsultan supervisi dan owner. 19.2 

BAHAN

1.  Bahan yang digunakan untuk pembuatan logo yaitu Acrilyc semacam plastik yang menyerupai kaca, namun memiliki sifat yang membuatnya lebih unggul daripada kaca, akrilik itu lembaran plastik yang super keras. Warnanya yang tak cepat pudar dan bobotnya yang ringan menjadi keunggulan akrilik hingga menjadi bahan baku. bak u.   2.  Bahan yang digunakan untuk pembuatan Huruf Timbul yaitu Plat Stainless Steel yang dirangkaian sedemikian sedemikian rupa oleh ahli dibidangnya 3.  Kontraktor harus mengajukan contoh material dan brosur minimal dua merk / contoh yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Page 39 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

19.3 

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

Persyaratan

1.  Lambang / Logo harus sesuai dengan peraturan PERMENKES No. 75 Tahun 2014 yang sudah dituangkan kedalam gambar bestek. 3.   Adapun Ukuran logo yang direncanaka direncanakan n 40 / 50 cm. Jika terjadi perubahan ukuran lambang dikemudian hari dikarenakan terbatasnya area pemasangan, maka harus 4.  5.  6.  7. 

dikoordinasikan dengan konsultan supervisi dan owner. Dalam rencana ini, didalam lambang logo yang berbahan acrylic juga dipasang lampu sebagai penerang utnuk memperjelas pencahayaan lambang / logo dimalam hari Sedangkan untuk Signage atau huruf dibuat timbul minimal 1,5 cm. Terdapat 2 tipe huruf timbul ini yakni, tipe dengan tinggi 25 cm berjumlah 5 huruf dan 16 cm berjumlah 15 huruf. Jika terjadi perubahan ukuran huruf timbul dikemudian hari dikarenakan terbatasnya area pemasangan, maka harus dikoordinasikan dengan konsultan supervisi dan owner.

20 

PEKERJAAN PAVING BLOCK

20.1 

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan landscape atau pekerjaan diluar bangunan utama. Adapun item – item pekerjaan pemasangan Paving Block adalah sebagai berikut : 1.  Galian tanah 2.  Urugan Pasir 3.  Pemasangan Paving Block 4.  Casteen dan Ramp 5.  Plasteran 1:4  jika ada perubahan karena disebabkan hal lain, bisa dikonsultasikan dikonsultasikan ke konsultan supervi supervisi si dan owner. 20.2 

Persyaratan

1.  Paving Block dikerjakan pada posisi perkerasan halaman dan landscape atau sesuai dengan Gambar Bestek. 2.  Paving Block dibuat dari beton tidak bertulang bertulang dari campuran 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dengan tebal 6 cm dan berbentuk segi 6, kecuali di tentukan lain pada waktu pelaksanaan atau sesuai dengan Gambar Bestek. 3.  Bentuk dan dimensi Paving Block sesuai dengan gambar bestek,paving block tidak boleh cacat / pecah. 4.  Paving Block disusun rapi dan langsung di atas lapisan pasir urug yang telah dipadatkan. 5.  Permukaan Paving Block harus rata, rapi dan tidak berlubang, celah  –  celah / nat pasangan di isi dengan pasir. 6.  Pada posisi akhir pemasangan Paving Block, diperkuat dengan casteen dengan mutu beton K175 yang berfungsi sebagai pengunci pasangan. 7.  Permukaan hasil pekerjaan Paving Block harus benar-bena rata, tidak bergelombang dan tidak melengkung keatas. Elevasi permukaan Paving Block harus diperiksa kedatarannya dengan pekerjaan waterpassi waterpassing. ng. Page 40 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

8.  Selain itu juga, untuk mempermudah akses masuk ke area lantai paving block dibuat ramp sesuai gambar bestek. 9.   Akhir pekerjaan paving block, casteen dilakukan plasteran pada permukaan yang terlihat saja.

21 

PEKERJAAN LAIN - LAIN

21.1 

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Finising akhir dari bangunan yaitu : 6.  Relief Dinding 7.  Relief Lubang Angin 8.  Rlief Pelebaran Kolom, tebal 5 cm  jika ada perubahan karena disebabkan hal lain, bisa dikonsultasikan dikonsultasikan ke konsultan supervi supervisi si dan owner. 21.2 

BAHAN

  1. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah pasangan batu bata dan bahan  –  bahan plasteran atau acian dengan campuran 1pc : 2ps. 2ps .  21.3 

Persyaratan

1.  Pasangan batu bata dipergunakan untuk penebalan dinding depan bangunan dengan ketebalan 10 cm dari permukaan dinding bangunan teras. 2.  Kemudian setelah penebalan dinding, dilakukan relief less dinding timbul 3 cm dengan lebar relief less 6 cm atau sesuai gambar kerja. 3.  Bahan  – bahan yang digunakan untuk plasteran 1:2 dan acian untuk bangunan utama  juga dipergunakan dipergunakan untuk relief relief kolom te teras ras depan. 4.  Untuk pelebaran kolom teras depan dengan tebal 5 cm 5.  Untuk relief less lubang anging timbul 2 cm

Page 41 of 42

 

  Rencana Kerja dan Syarat –  syarat  syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS PEMBANTU MERSAK KEC. KLUET TENGAH

BAB IV.  ATURAN KHUSUS

Pasal 1

: Semua hal yang tidak ditentukan dalam Speksifikasi ini akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Perencana bersama Konsultan Supervisi dalam masa

pelaksanaan konstruksi konstruksi dengan persetujuan Owner dan menjadi suatu ketentuan yang mengikat serta harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Hal-hal yang ditentukan kemudian tersebut harus didasarkan pada Kontrak Kerja. Pasal 2

: Jika ada item-item pekerjaan dimana tidak ada penjelasan dalam Gambar Bestek, Bill of Quantity dan Speksifikasi Teknis maka penjelasan teknis terhadap item pekerjaan tersebut adalah berdasarkan keputusan Konsultan Supervis dengan persetujuan Konsultan Perencana dan Owner.

Pasal 3  

: Maksud dan tujuan  setiap aturan dalam Speksifikasi Teknis ini adalah menurut penjelasan Konsultan Supervis dengan persetujuan Konsultan Perencana dan Owner.

Tapaktuan,

April 2019

Dibuat Oleh : Konsultan Perencana CV. MOMEN ENGINEERING CONSULTANT

 ARIZON, ST Direktur

Page 42 of 42

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF