RKS KSLL seri 3 RSUD SAMPANG.pdf

September 12, 2017 | Author: anol | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download RKS KSLL seri 3 RSUD SAMPANG.pdf...

Description

KONSTRUKSI SARANG LABA – LABA seri 3

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN BAWAH dengan sistim KONSTRUKSI SARANG LABA – LABA seri 3 Proyek

: Gedung Rawat Inap Paviliun RSUD Sampang ( 3 lt )

Lokasi

: Sampang – Madura

I. LINGKUP & URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN : I – 01. Pekerjaan Pengukuran. I – 02. Pekerjaan Galian Tanah. I – 03. Pekerjaan Lantai Kerja untuk RIB. I – 04. Pekerjaan Acuan untuk RIB. I – 05. Pekerjaan Pembesian untuk RIB. I – 06. Pekerjaan Pemasangan Pipa Pengarah Settlement. I – 07. Pengecoran Beton untuk RIB. I – 08. Pekerjaan Urugan Tanah dan Pemadatan. I – 09. Pekerjaan Urugan Pasir dan Pemadatan. I – 10. Pekerjaan Lantai Kerja untuk Plat Penutup. I – 11. Pekerjaan Pembesian untuk Plat Penutup. I – 12. Pekerjaan Pengecoran Beton Plat Penutup. I – 13. Pekerjaan Pemancangan Pipa Pancang. I – 14. Finishing II. PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN SESUAI URUTAN PELAKSANAAN II – 01. Pekerjaan Pengukuran : 01 – 1. Pekerjaan pengukuran harus menggunakan alat ukur dan alat ukur waterpass. 01 – 2. Peil plat KSLL = + 0.00 m Peil halaman final = – 0.80 m Peil jalan existing = ……… m

1|Page

II – 02. Galian Tanah : 02 – 1. Pekerjaan galian tanah untuk lubang pondasi hendaknya dilaksanakan setelah papan patok (bouwplank) dengan penandaan sumbu dan ketinggian selesai dikerjakan serta telah disetujui oleh Direksi Pengawas. 02 – 2. Galian tanah tahap I : seluruh luasan untuk kebutuhan KSLL digali sampai kedalaman peil – 1.45 m & – 0.80 m ( dasar rib konstruksi ) 02 – 3. Galian tanah II : dilaksanakan setelah galian tahap I untuk pekerjaan rib settlement (rib anti penurunan). Sepanjang jalur rib settlement digali selebar yang dibutuhkan sampai dengan kedalaman peil – 2.25 m sehingga menjamin keleluasaan pemasangan pembesian dan acuan serta keamanan pekerja. 02 – 4. Untuk daerah – daerah yang muka air tanahnya cukup tinggi, hendaknya galian tahap II tidak dilaksanakan sekaligus, melainkan diatur setahap demi setahap, agar tidak menyulitkan pemompaan. II – 03. Pekerjaan Lantai Kerja untuk RIB : 03 – 1. Dibawah rib konstruksi maupun rib settlement harus dibuat lantai kerja. Untuk mencapai effisiensi yang tinggi, maka bentuk, ukuran dan mutunya agar dibuat sedemikian rupa, sehingga bisa berfungsi ganda : a. Sebagai lantai kerja, dan b. Sebagai penahan acuan rib, sehingga ketebalan rib bisa dijamin terlaksana sesuai seperti yang ditentukan. 03 – 2. Apabila muka air tanah tinggi, disarankan agar lantai kerja dibuat prefab. II – 04. Pekerjaan Acuan untuk RIB : 04 – 1. Bahan untuk acuan bisa berupa kayu, multiplex atau baja, asalkan memenuhi persyaratan / ketentuan – ketentuan dalam PUBI 1970 dan PBI 1971. 04 – 2. Konstruksi acuan harus sedemikian rupa, sehingga baik ukuran, bentuk maupun posisi rib – rib tidak berubah selama pengecoran berlangsung. 04 – 3. Acuan harus dibersihkan dari segala kotoran, sehingga memenuhi persyaratan pengecoran seperti yang diatur dalam PBI 1971. 04 – 4. Acuan bisa dibuka 8 jam setelah pengecoran beton. 2|Page

04 – 5. Untuk mencapai effisiensi yang tinggi, maka hendaknya acuan di desain sedemikian rupa, sehingga bisa dipasang dan dibongkar dengan mudah tanpa menimbulkan kerusakan. II – 05. Pekerjaan Pembesian untuk RIB : 05 – 1.

Besi beton yang digunakan adalah besi ulir U32 untuk rib dan U22 untuk plat KSLL seri 3.

05 – 2.

Besi Beton harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari cacat – cacat seperti serpih dan lain sebagainya, serta berpenampang bulat dan memenuhi persyaratan yang ditentukan di dalam PBI 1971.

05 – 3.

Pemasangan besi beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.

05 – 4.

Besi beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja, dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971.

05 – 5.

Prinsip dari sistem hubungan pembesian pada pertemuan antara : a. Rib dengan rib, baik rib konstruksi, rib settlement maupun rib pembagi. b. Rib dengan kolom. c. Rib dengan plat penutup. Seluruhnya harus bersifat jepitan sempurna : d. Karenanya, harus selalu ada panjang penyaluran pada hubungan pertemuan tersebut. e. Detil, pelajari gambar.

II – 06. Pekerjaan Pemasangan Pipa Pengarah Settlement : 06 – 1.

Pipa pengarah settlement adalah pipa baja dengan diameter 8" atau 20 cm. ( lihat gambar ) setinggi 90 cm

06 – 2.

Pada pipa pengarah settlement sisi luar dipasang sirip – sirip yang jumlah dan posisinya sesuai dengan jumlah dan posisi rib yang dihubungkan. Sirip terbuat dari plat strip tebal 6 mm, lebar 6 cm, tinggi 90 cm dilas ke pipa pengarah settlement dengan las konstruksi tinggi las 2 cm jarak antar titik 10 cm. Sirip – sirip dari pipa pengarah settlement akan menjadi tempat pengelasan pembesian dari rib – rib KSLL. 3|Page

06 – 3.

Seluruhnya jumlah pipa pengarah settlement adalah 4 buah.

II – 07. Pekerjaan Pengecoran Beton untuk RIB : 07 – 1.

Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang, berlaku peraturan sebagai berikut : a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971 N2). b. Perturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI3).

07 – 2.

Gambar – gambar Konstruksi : a. Pelaksanaan harus sesuai dengan gambar konstruksi. b. Apabila ternyata ada yang tidak sesuai antara gambar potongan dan gambar detil, maka Pelaksana / Direksi Pengawas berkewajiban untuk segera berkonsultasi dengan pihak perencana KSLL.

07 – 3.

Bahan – bahan untuk adukan beton : a. Semen 

Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merk dari mutu yang baik dan atas persetujuan Direksi Pengawas, antara lain merk – merk Holcim, Semen Indonesia, Semen Bosowa atau setara.



Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya, tidak diperkenankan untuk dipergunakan.



Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga semen bebas dari kelembaban.

b. Pasir dan Koral 

Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butir – butir yang bersih dan bebas dari bahan – bahan organis, lumpur dan lain sebagainya; serta memenuhi komposisi butir dan kekerasan seperti yang tercantum di dalam PBI 1971.



Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi serta kekerasan sesuai dengan persyaratan yang dicantumkan dalam PBI 1971. Untuk

pengecoran

rib,

harap

dipergunakan

koral

/

steenslag ukuran 1 / 2 ; sedangkan untuk pengecoran plat, bisa dipergunakan koral / steenslag ukuran 2 / 3.

4|Page

c. Air 

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, garam alkalis serta bahan – bahan organis / bahan lain yang dapat merusak beton.



Apabila dipandang perlu, Direksi Pengawas dapat minta kepada Pemborong, supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium Pemeriksaan Bahan yang resmi dan sah atas biaya Pemborong.

07 – 4.

Pengecoran Beton : a.

Mutu beton yang digunakan adalah : 

Untuk rib : K250



Untuk plat : K250

Dengan ketentuan – ketentuan lain mengikuti PBI 1971. b.1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen, yang paling sedikit harus ada 2 (dua) buah yang baik serta ada di lapangan / site jika diputuskan dilaksanakan dengan metoda cor in situ. b.2. Apabila menggunakan readymix maka persyaratan b.1. tidak berlaku. c.

Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Pemborong dengan mengambil benda – benda uji berupa kubus beton atau silinder beton, yang pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Pengawas. Jumlah benda uji dibuat sesuai dengan ketentuan – ketentuan dalam PBI 1971.

d.

Pengecoran beton harus dan hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi Pengawas.

e.

Pengecoran

harus

dilaksanakan

sebaik

mungkin,

dengan

menggunakan alat penggetar (vibrator), yang minimal harus tersdia 3 (tiga) buah di lapangan / site. f.

Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat penghentian pengecoran yang diperkenankan adalah : -

Untuk rib : ± 1/3 bentang ( 1/3 panjang rib dihitung dari titik buhul).

-

Untuk plat : tepat diatas rib. 5|Page

g.

Beton setelah dicor, selama dalam masa pengecoran, harus selalu dibasahi (curing) selama 2 (dua) minggu.

II – 08. Pekerjaan Urugan Tanah dan Pemadatan : 08 – 1.

Untuk pengurugan kembali lubang galian pondasi sampai dengan peil – 0.98 m & – 0.55 m ( 40 cm dibawah peil lantai kerja ) dapat digunakan tanah bekas galian / atau tanah yang didatangkan dari luar, yang tidak mengandung bahan – bahan organis.

08 – 2.

Urugan tanah dipadatkan lapis demi lapis dengan tamping rammer atau alat – alat yang disetujui oleh Direksi Pengawas dan setiap lapisan tidak boleh lebih tebal dari 20 cm.

08 – 3.

Pemadatan baru boleh dilakukan setelah beton rib berumur minimal 3 (tiga) hari.

08 – 4.

Pelaksanaan pemadatan tanah untuk tiap lapis (setebal 20 cm’) dilaksanakan sampai tanah tidak tampak turun lagi pada saat pemadatan dan tamping rammer bisa bergerak dengan lincah.

08 – 5.

Mengingat bahwa pemadatan tanah ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan KSLL, maka diminta perhatian / konsentrasi yang tinggi dari team pelaksana maupun Direksi Pengawas di dalam pelaksanaan pemadatan ini.

08 – 6.

Untuk pekerjaan pemadatan tanah / sirtu, tidak diperlukan test kepadatan. Pekerjaan sudah bisa dilanjutkan dengan lapis berikutnya, apabila akibat dari pemadatan dengan tamping rammer sudah tidak menunjukkan pemampatan lagi atau tamping rammer sudah tampak bisa bergerak dengan lincah.

08 – 7.

Pemadatan disekeliling tepi luar pondasi selebar minimum 2,00 m harus dilakukan lapis demi lapis, namun tidak perlu ditest.

II – 09. Pekerjaan Urugan Pasir dan Pemadatan : 09 – 1.

Untuk urugan pasir lapis bawah antara peil – 0.78 m sampai dengan peil – 0.98 m & – 0.35 m s/d peil – 0.55 m dituntut kepadatan minimal 90% dari kepadatan optimal (standard proctor test).

6|Page

Sedangkan untuk urugan pasir pada peil – 0.58 m sampai dengan peil – 0.78 m & – 0.15 m s/d peil – 0.35 m dituntut kepadatan minimal

95% dari kepadatan optimal. 09 – 2.

Untuk test kepadatan, disarankan agar Pemborong bekerja sama dengan Laboratorium Mekanika tanah yang bisa dipertanggungjawabkan.

09 – 3.

Pada saat melakukan pengurugan tanah atau pasir, mengingat umur beton yang masih muda, maka harus dijaga agar perbedaan tinggi urugan antara petak yang bersebelahan tidak lebih dari 20 cm.

II – 10. Pekerjaan Lantai Kerja untuk Plat Penutup : Setelah kepadatan pengurugan pasir ditest dan melampui batas persyaratan yang ditentukan, maka sebelum pekerjaan pembesian plat penutup dilaksanakan, seluruh luasan diberi lapisan lantai kerja dengan campuran 1PC : 3Ps : 5Kr atau campuran 1PC : 6Ps setebal 3 cm. II – 11. Pekerjaan Pembesian untuk Plat Penutup : Hendaknya dilaksanakan mengikuti persyaratan umum seperti pada butir II – 04 di atas, tanpa meninggalkan persyaratan yang diatur di dalam PBI 1971. II – 12. Pekerjaan Pengecoran Beton Plat Penutup : Berlaku aturan –aturan seperti yang diatur dalam butir II – 05 di atas, tanpa meninggalkan persyaratan yang diatur di dalam PBI 1971. II – 13. Pekerjaan Pemancangan Pipa Pancang : 13 – 1.

Pipa pancang harus pipa baja galvanis diameter 6" atau 15 cm. Tinggi pipa 4 m. Pada bagian luar pipa harus diberi sabuk – sabuk dari plat strip tebal 6 mm, tinggi 4 cm, di las titik sebanyak 10 titik las per sabuk. Sabuk dipasang berjarak 40 cm satu dengan yang lain. Untuk 1 batang pipa ada 11 sabuk.

13 – 2.

Pembuatan pipa lengkap dengan sabuk – sabuknya harus dikerjakan di bengkel yang bisa dipertanggung jawabkan.

7|Page

13 – 3.

Pamancangan pipa pancang melalui pipa pengarah settlement yang telah terpasang dilakukan setelah plat KSLL selesai di cor.

13 – 4.

Alat pancang yang dipergunakan cukup alat pancang sederhana. Alat pancang diperkenankan naik ke atas plat KSLL.

13 – 5.

Pipa pancang di pancang sampai permukaan atas pipa pancang mencapai peil – 0.55 m & – 0.98 m

II – 14. Pekerjaan Finishing 14 – 1.

Setelah pekerjaan pemancangan pipa pancang selesai, di atas bibir atas pipa pengarah settlement diberi multiplek 9 mm (28cm x 28cm). Posisi bibir atas pipa pengarah settlement harus dibawah peil dasar plat KSLL ( peil – 0.48 m & – 0.15 m ).

14 – 2.

Pembesian plat KSLL di atas lubang pipa pengarah settlement di pasang.

14 – 3.

Cor plat di posisi pipa pengarah settlement rata dengan plat KSLL ( peil 0.00 & – 0.30 ).

14 – 4.

Selesai.

8|Page

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF